6
1. Teori Motivasi Berdasarkan hasil analisis yang disesuaikan dengan penjelasan yang diberikan bapak maka ada hal-hal yang perlu direvisi pada pembahasan motivasi kerja yaitu : 1. Pada halaman 100 paragraf ke 2, terdapat bagian epistimologi karena pada kalimat tersebut ada kata merupakan, seharusnya bagian daripada bangunan teori epistimologi ini barada setelah bangunan teori ontology. 2. Pada halaman 101 paragraf ke 3, terdapat bagian ontology. Seharusnya pargraf ini berada pada paragraph pertama. 3. Pada halaman 102 terdapat bagian epestimologi dan paragraph selanjutnya bagian ontology, seharusnya bagian ontology dulu baru epistimilogi. 4. Pada halaman 103 setelah gambar bagan terdapat gabungan antara epeistomologi dan aksiologi, seharusnya paragrap ini berada setelah bagian aksiologi. 5. Pada halaman 104 terdapat gabungan antara ontology dan epistimologi, seharusnya begian ini berada setelah bagian epistimologi. 1

Teori Motivasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Motivasi

1. Teori Motivasi

Berdasarkan hasil analisis yang disesuaikan dengan penjelasan yang diberikan bapak maka

ada hal-hal yang perlu direvisi pada pembahasan motivasi kerja yaitu :

1. Pada halaman 100 paragraf ke 2, terdapat bagian epistimologi karena pada kalimat

tersebut ada kata merupakan, seharusnya bagian daripada bangunan teori

epistimologi ini barada setelah bangunan teori ontology.

2. Pada halaman 101 paragraf ke 3, terdapat bagian ontology. Seharusnya pargraf ini

berada pada paragraph pertama.

3. Pada halaman 102 terdapat bagian epestimologi dan paragraph selanjutnya bagian

ontology, seharusnya bagian ontology dulu baru epistimilogi.

4. Pada halaman 103 setelah gambar bagan terdapat gabungan antara epeistomologi

dan aksiologi, seharusnya paragrap ini berada setelah bagian aksiologi.

5. Pada halaman 104 terdapat gabungan antara ontology dan epistimologi, seharusnya

begian ini berada setelah bagian epistimologi.

6. Pada halaman 105 terdapat bagian ontology, seharusnya alenia ini berada pada

alenia pertama.

7. Pada halaman 106 terdapat bagian aksiologi dan setelah paragraph yang

mengandung kata aksiologi dibawahnya terdapat gabungan antara ontology dan

aksiologi. Setelah paragraph ini terdapat bagian epistimologi, seharusnya bagian

epistimologi tidek berada setelah bagaian aksiologi.

8. Pada halaman 107 paragraf ke 2 , 109 , 110, 114 dan 122 terdapat bagian

epistimologi sedangkan pada halaman 109, 112 dan 114 setelah bagian epistimologi

terdapat bangunan teori ontology seharusnya bangunan teori ontology dulu baru

1

Page 2: Teori Motivasi

bangunan teori epistimologi, dan pada halaman 116 dan 119 terdapat bangunan

teori aksiologi padahal setelah paragraph ini ada paragraph yang mengandung

kalimat ontology, seharusnya paragraph yang mengandung teori ontology berada

pada paragraph pertama.

Hasil analisis yang perlu di perbaiki pada bagian motivasi kerja :

1. Seperti yang dikemukakan oleh Husaini 1, motivasi merupakan salah satu alasan agar

bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai dengan yang diharapkan.

Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer memahami sikap kerja

pegawai masing-masing. Manajer dapat memotivasi pegawainya dengan cara yang

berbeda-beda sesuai dengan pola masing-masing yang paling menonjol.

penjelasan :

a. ini adalah defenisi secara epistemology seharusnya tidak diletakkan diawal tapi

setelah defenisi motivasi kerja secara ontology

b. Peletakan footnote bukan pada nama pemberi pernyataan tetapi pada apa yang

dinyatakan. Seharusnya footnote itu diletakkan di akhir kalimat pernyataan yang

dikutip, yakni pola masing-masing yang paling menonjol.

2. Menurut Mathis dan Jackson, motivasi (motivation) adalah keinginan dalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena

satu alasan: untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur

oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan.2

penjelasan :

a. ini adalah defenisi secara ontology seharusnya tidak diletakkan setelah defenisi

motivasi kerja secara epistemology tetapi diletakkan diawal.

1 Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T., Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), p.222-223.2 Mathis and Jackson, op.cit., p.114.

2

Page 3: Teori Motivasi

b. Peletakan footnote bukan pada kesimpulan dari apa yang dikutip, tapi pada kata di

akhir kutipan yang dikutip tersebut.

3. Hal ini didukung oleh Winardi yang dikutip Anoraga3 bahwa motivasi merupakan

keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan

tindakan-tindakan.

Penjelasan :

a. ini adalah defenisi motivasi kerja secara epistemology yang seharusnya diletakkan

secara sistematis setelah defenisi kerja secara ontology.

b. Peletakan footnote bukan pada nama pemberi pernyataan tetapi pada apa yang

dinyatakan. Seharusnya footnote itu diletakkan di akhir kalimat pernyataan yang

dikutip, yakni pola masing-masing yang paling menonjol.

4. Defenisi tidak diletakkan secara sistematis, tidak berurutan, sehinga ditemukan peletakan

beberapa defenisi motivasi kerja yang acak. Misalnya, Pada bagian diawal sudah

dijelaskan defenisi secara ontology tetapi ditengah dijelaskan lagi. begitu juga defenisi

secara epistemology sudah dijelaskan di tengah tapi dijelaskan juga diakhir.

5. Pengertian defenisi motivasi secara bahasa seharusnya dijelaskan diawal. Contohnya,

Istilah motif dalam motivasi menggunakan beberapa kata yang berbeda seperti motives,

drives and needs yang berarti keinginan, dorongan dan kebutuhan.4 Motif dimengerti

sebagai ungkapan kebutuhan seseorang; karenanya motif bersifat pribadi dan internal.

Dilain pihak, insentif berasal dari luar. Insentif dijadikan sebagai lingkungan kerja oleh

pimpinan untuk mendorong karyawan melakukan tugasnya.5 Motif cenderung menurun

kekuatannya apabila sudah terpenuhi atau terhambat pemenuhannya. Pemuasan terhadap

suatu kebutuhan mungkin terhambat dan orang itu kemudian putus asa (frustasi). Akan

tetapi, ada pula yang ulet untuk mengatasi hambatan itu dan akhirnya berhasil.6

Pernyataan ini terdapat pada halaman 98 namun dijelaskan lagi pada halaman lain.

3 Anoraga dan Suyati, op.cit., p.854 Usman Effendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi (Bandung: Angkasa), p.60.5 Keith Davis and John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga,1985), p. 67.6 Husaini, op.cit.,p.223.

3

Page 4: Teori Motivasi

Menurut Steers, Ungson dan Mowday, istilah motivasi berasal dari bahasa latin, dimana

arti movere adalah menggerakkan. Ini terdapat pada halaman 101 padahal sebelumnya

ada defenisi secara epistemology.

6. Sintesis tidak diletakkan di akhir seperti hirarki yang seharusnya dan tidak ada

kesimpulan dari hasil defenisi-defenisi yang telah dipaparkan, yang ada hanya

kesimpulan dari masing-masing defenisi namun tidak ada kesimpulan dari keseluruhan

defenisi.

4