Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    1/15

    TERAPI PADA AKNE VULGARIS

    Deartemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

    FK Unsri/RSMH Palembang

    2009

    PENDAHULUAN

    Akne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit

    peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul, pustul

    ataupun nodul. Biasanya terjadi pada kulit yang banyak mengandung kelenjar sebasea.,

    seperti: muka, dada dan punggung (400-900 kelenjar/cm2).1,2 Penyakit ini biasanya

    muncul pada usia pubertas baik pada pria (usia 16-19 tahun) maupun wanita (usia 14-17

    tahun) dan biasanya gejalanya lebih berat pada pria. Sekitar 85% populasi di United

    States (USA) menderita akne vulgaris dan angka ini hampir sama dengan negara-negara

    lain didunia.1

    Jerawat pada kebanyakan orang dianggap sebagai suatu penyakit yang

    mengganggu, terutama pada penampilan mereka. Karena itu terkadang jerawat juga

    menjadi keluhan psikologis penderita terhadap lingkungan sosial sekelilingnya., bahkan

    dapat menyebabkan rasa kurang percaya diri pada penderita.Akne merupakan penyakit yang muktifaktorial, karena banyak faktor yang

    menyebabkan dan mempengaruhi timbulnya akne. Dengan demikian, terapi yang

    digunakan harus berdasarkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit ini. Selain

    itu penggunaan dosis yang tepat dan kepatuhan penderita dalam menggunakan obat juga

    sangat berperan penting dalam proses penyembuhan penyakit ini.

    Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyak penelitian dibidang

    ini, maka terapi yang digunakan semakin berkembang. Refrat ini terutama akan

    membahas berbagai macam terapi yang digunakan pada penyakit akne vulgaris.

    1

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    2/15

    PEMBAHASAN

    Definisi

    Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi kronik dari kelenjar pilosebaseus

    yang ditandai dengan lesi berupa komedo, papul, pustul, kista, nodul dan juga jaringan

    parut.2 Tempat predileksi di muka, leher, dada bagian atas dan lengan bagian atas. Akne

    merupakan penyakit yang sering terjadi pada orang-orang yang beranjak dewasa, 90%

    remaja pada umumnya menderita penyakit ini.2 Kasus paling sering terjadi pada

    pertengahan remaja sampai akhir remaja dan menurun setelahnya.3

    Gradasi

    Gradasi yang menunjukkan berat ringannya suatu penyakit diperlukan untuk

    pilihan pengobatan. Adanya berbagai pola pembagian gradasi akne vulgaris, salah

    satunya berdasarkan gradasi berat ringannya, yaitu: 4

    1. Akne ringan

    Pada tipe akne yang ringan, lesi yang dominan berbentuk komedo tetapi

    terkadang terdapat pula pustula.

    2. Akne sedang

    Pada akne dengan derajat sedang didapatkan pustula dan papula sebagai lesi

    yang dominan, biasanya akan meninggalkan scar sebagai bekas jerwat.

    3. Akne berat

    Pada akne berat dapat ditemukan bentuk kista yang berisi pus.

    Bila dilihat dari lesinya, maka akne dapat dibagi menjadi inflamasi dan non-

    inflamasi:4

    1. Inflamasi.

    Pada lesi inflamasi ditandai dengan terdapatnya satu atau lebih dari papul,

    pustule, dan nodul (cyst). Papul berukuran kurang dari 5mm, pustule terdapat

    materi yang purulen, dan nodul beruuran lebih dari 5mm.

    2. Non-inflamasi

    Pada lesi non-inflamasi ditandai dengan komedo yang terbuka dan tertutup.

    2

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    3/15

    (a)

    (b)

    Gambar 1. Klasifikasi akne (a). Berdasarkan berat ringan (b). Berdasarkan lesi.4

    Etiologi dan patogenesis

    Meskipun etiologi yang pasti dari akne belum diketahui, namun ada beberapa

    faktor yang berkaitan dengan penyakit ini. Ada beberapa faktor yang saling berkaitan

    dalam patogenesis terjadinya akne, yaitu:1,5

    1. Produksi sebum (lemak) yang meningkat

    2. Perubahan dalam komposisi lemak permukaan kulit.

    3. Penyumbatan saluran kelenjar sebasea

    4. Kolonisasi bakteri pada tempat tersebut.

    3

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    4/15

    Gambar 2. Evolusi perubahan lesi akne

    Terapi topikal

    Penggunaan obat-obatan sebagai terapi topikal merupakan satu cara yang banyak

    dipilih dalam mengatasi penyakit akne vulgaris. Tujuan diberikan terapi ini adalah untuk

    mengurangi jumlah akne yang telah ada, mencegah terbentuknya spot yang baru dan

    mencegah terbentuknya scar (bekas jerawat). Terapi topikal diberikan untuk beberapa

    bulan atau tahun, tergantung dari tingkat keparahan akne. Obat-obatan topikal tidak

    hanya dioleskan pada daerah yang terkena jerawat, tetapi juga pada daerah disekitarnya.

    Ada berbagai macam obat-obatan yang dipakai secara topikal, yaitu:

    4

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    5/15

    1. Benzoil Peroksida

    Gambar 3. struktur kimia Benzoil peroksida

    Benzoil peroksida adalah suatu zat kimia gabungan antara 2 kelompok

    benzoil (benzaldehyde) dengan kelompok peroksida. Mempunyai sifat bleaching

    yang kuat dan dalam konsentrasi yang tinggi mudah terbakar dan meledak.6

    Efek benzoil peroksida dalam ekskresi sebum masih belum jelas. Lake

    (1942) melakukan penelitian dengan menggunakan benzoil peroksida pada kulit,didapatkan efek antiseptik tanpa menimbulkan iritasi pada kulit dengan efek lain

    berupa mempercepat penyembuhan, lokal anestesi, menghilangkan nyeri dan iritasi

    lokal.6 Beberapa penelitian lain telah menunjukkan bahwa zat ini dapat mengurangi

    pembentukan sebum. Zat ini juga mempunyai efek antiseptik, dapat mengurangi

    jumlah bakteri pada permukaan kulit tetapi tidak menyebabkan resistensi bakteri

    terhadap antibiotik. Selain itu, benzoil peroksida juga dapat mengurangi jumlah

    yeasts, bertindak sebagai agen pengoksidasi, mengeringkan komedo pada

    permukaan kulit dan bertindak sebagai anti inflamasi. Efek anti inflamasinya dapat

    mengurangi pembengkakan pada papul yang terinfeksi dan meringankan rasa nyeri

    yang kadang muncul sebagai akibat adanya akne. Faktor oksidasi dapat

    mengeluarkan sebum yang tersumbat dan membantu membebaskan pori-pori yang

    tersumbat sehingga akne dapat teratasi tanpa menimbulkan trauma karena

    penekanan pada akne. Zat ini bisa berdifusi ke bawah kulit memasuki pori-pori dan

    melepaskan radikal bebas yang dapat membunuh bakteri.2,6

    Zat ini digunakan sebagai terapi topikal pada akne vulgaris sejak 20 tahun

    terakhir dan mungkin menjadi terapi topikal pertama yang terbukti efektif.l Benzoil

    peroksida digunakan untuk pengobatan akne ringan sampai sedang dan juga

    komedo.1,4 Benzoil peroksida tersedia dalam berbagai macam formula yang berbeda-

    beda di setiap negara, dapat berupa zat tunggal atau berupa carnpuran dengan zat

    5

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    6/15

    lain seperti sulfur, hidrokuinolon. Sediaannya dapat berupa gel, krim, lotion dan

    pembersih muka dengan konsentrasi 2,5%, 5%, l0% ,20%.Beberapa penelitian

    menyatakan bahwa konsentrasi 5% dan l0% tidak memberikan peningkatan

    efektifitas yang nyata jika dibandingkan dengan konsentrasi 2,5% (konsentrasi

    dengan toleransi yang lebih baik).2,6

    2. Asam retinoid (tretionin)

    Tretionin adalah bentuk asam dari vitamin A dan juga dikenal sebagai all-trans

    retinoic acid (ATRA). Obat ini telah dikembangkan untuk pengobatan akne sejak tahun

    1969 dan mulai banyak digunakan pada tahun 70-an. 2,6

    Tretionin merupakan obat yang menyebabkan deskuamasi, menyerupai efek sinar

    matahari, melepaskan prostaglandin, menyebabkan pengelupasan (peeling) dan

    eritema.4 Meskipun mekanisme kerja yang pasti dari obat ini belum diketahui,

    beberapa penelitian menunjukkan bahwa tretionin topikal dapat menurunkan

    penyatuan folikel-folikel sel epitelial dengan mengurangi pembentukan komedo

    (blackheads) sehingga dapat menekan jumlah lesi yang terinflamasi. Sebagai efek

    sekunder dari komedogenesis, tretionin mungkin dapat mengurangi P.aknes karena

    tretionin mampu mengubah lingkungan duktus menjadi tempat yang asing bagi

    petumbuhanP.aknes.6

    Pemilihan sediaan tergantung pada lokasi timbulnya akne. Biasanya lotio yang

    digunakan untuk akne di punggung, sedangkan gel untuk akne di muka. Sediaan

    tretionin dapat berupa gel, krim, lotio denga konsentrasi 0,025% - 0,05%. Terapi

    terutama pada wajah, harus dimulai perlahan untuk menghindari reaksi iritan yang

    berlaebihan. Pada penggunaan topikal, berbagai macam efek samping dapat timbul.

    Tretionin dapat menyebabkan kulit menjadi kering, bahkan pada beberapa orang yang

    sensitif dapat timbul kemerahan, gatal dan rasa panas sepeti terbakar.6

    Kesimpulannya terapi menngunakan retinoid (tretionin) aman, efektif, ekonomis

    dalam mengatasi semua bentuk akne terutama pada kasus-kasus yang berat. Retinoid

    sebaiknya diberikan sebagai terapi awal, baik secara tunggal ataupun kombinasi dengan

    topikal atau oral antibiotik dan benzoil peroksida.6

    6

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    7/15

    3. Antibiotika

    Antibiotika topikal banyak digunakan sebagai terapi akne. Mekanisme kerja

    antibiotik topikal yang utama adalah sebagai antimikroba. Hal ini telah terbukti pada

    efek klindamisin 1% dalam mengurangi jumlah P.aknes baik dipermukaan atau dalam

    saluran kelenjar sebasea.Lebih efektif diberikan pada pustul dan lesi papulopustular

    yang kecil. Eritromisin 3% dengan kombinasi benzoil peroksida 5% tersedia dalam

    bentuk gel. Thomas dkk melakukan penelitian dengan membandingkan eritromisin

    1,5% dengan klindamisin 1% mendapatkan hasil yang sama-sama efektif, duapertiga

    pasien mendapatkan respon yang sangat baik dalam waktu 12 minggu, tetapi

    penggunaan eritromisin secara tunggal tidak direkomendasikan karena dapat

    menyebabkan resistensi. Penggunaan eritromisin kombinasi dengan benzoil peroksida

    lebih direkomendasikan.2,6

    Keefektifan antibiotik topikal pada akne terbatas karena mekanisme kerja dalam

    mengeliminasi bakteri membutuhkan jangka waktu yang panjang. Bakteri dapat timbul

    di mana-mana dan tidak secara langsung menyebabkan akne. Pada keadaan di mana

    kelenjar sebasea memproduksi sebum berlebihan, pori-pori kulit juga akan lebih

    mudah terbuka sehingga banyak bakteri yang akan masuk dan berkembang. Adanya sel

    kulit mati juga bisa memperburuk keadaan. Bila kelenjar sebasea tidak memproduksi

    sebum berlebihan, maka bakteri tidak mudah masuk ke dalam kulit. Dengan kata lain,

    jumlah produksi sebum menjadi masalah utama dalam akne. Antibiotik topikal

    kerjanya terbatas, karena tidak mengatasi masalah dalam jumlah produksi sebum.2,6

    4.Azelaic acid

    Azelaic acid adalah derivat asam dekarboksilat dari Pityrosporum ovale,

    ditemukan beberapa tahun lalu. Beberapa peneliti dari Italia dan United Kingdom (UK)

    menemukan bahwa azelaic acidini efektif sebagai terapi akne, bahkan pada akne yang

    berat.

    Penelitian klinis menunjukkan bahwa azelaic aciddapat mengurangi jumlah lesi

    non inflamasi. Mekanisme yang mungkin dari penelitian klinis ini adalah perubahan

    pada granula keratohialin, yang merupakan tanda morfologis dari filaggrin, keratin

    7

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    8/15

    aggregating protein. Efek azelaic aciddalam terapi akne adalah sebagai komedolitik

    dan antibakteri.6

    5. Sulfur, resorsin dan asam salisilat

    Walaupun benzoil peroksida, retinoid, dan antibiotik topikal lebih banyak

    digunakan, tetapi preparat sulfur, resorsin, dan asam salisilat masih digunakan sebagai

    terapi terutama ketika jenis terapi-terapi terbaru tidak memberikan respon yang baik.2

    6. Anti-androgen

    Sejak diketahui bahwa akne merupakan salah satu penyakit yang berhubungan

    dengan aktivitas hormon androgen, beberapa dermatologis dan industri farmakologi

    mengembangkan anti androgen topikal sebagai salah satu terapi akne yang tidak

    mempunyai efek sistemik. Studi yang dikembangkan adalah tentang penggunaan

    topikal dari 17-propylmesterolone, akan tetapi preparat ini belum tersedia secara

    komersial.1,5

    Terapi oral

    Terapi oral diberikan pada kasus akne sedang sampai berat. Terkadang terapi oral

    juga diberikan pada beberapa pasien yang secara psikologis merasa sangat terganggu

    dengan adanya jerawat pada wajah mereka atau pada pasien yang merasa jerawat dapat

    mengganggu pekerjaan meskipun jerawat pada wajah mereka relatif ringan. Pada

    orang-orang dengan kulit berwarna cendrung mengalami masalah dengan bekas

    jerawat yang berwarna kehitaman yang bisa bertahan selama beberapa bulan. Pada

    kasus seperti ini juga diberikan terapi oral sebagai terapi tambahan meskipun tergolong

    akne ringan.

    Dosis pemberian terapi oral minimal selama 6-8 bulan. Ada tiga kelompok utama

    dalam terapi oral pada akne vulgaris, yaitu: antibiotika, hormon dan retinoid.

    Antibiotik biasanya digunakan sebagai terapi oral lini pertama.

    1. Antibiotik

    Antibiotik bekerja dengan beberapa mekanisme terutama dalam

    mengurangi jumlah bakteri di dalam dan disekitar folikel. Selain itu, antibiotik

    8

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    9/15

    juga mengurangi zat-zat kimia yang mengiritasi yang diproduksi oleh sel darah

    putih, pada akhrnya antibiotik dapat mengurangi konsentrasi asam lemak bebas

    dalam sebum dan berguna sebagai anti inflamasi. Beberapa antibiotik yang sering

    digunakan adalah:

    Tetrasiklin. Merupakan jenis antibiotik yang sering digunakan sebagai

    terapi akne. Dosis awal biasanya 250-500mg, satu-empat kali sehari dan

    dilanjutkan sampai terlihat penurunan jumlah lesi. Dosis dapat diturunkan secara

    perlahan tergantung dari respon terapi pada pasien. Tetrasiklin lebih efektif

    diiberikan 30 menit sebelum makan dan sebaiknya tidak diberikan pada wanita

    hamil. Tetrasiklin dapat membunuh P.acne dan menurunkan kadar asam lemak

    pada folikel sebasea. Tetrasiklin berespon baik pada 70% pasien. Terapi dengan

    tetrasiklin akan terlihat hasilnya setelah 4-6 minggu.2

    Eritromisin. Antibiotik jenis ini biasanya digunakan sebagai terapi akne dan

    mempunyai beberapa kelebihan dibanding tetrasiklin yaitu dapat mengurangi

    kemerahan pada lesi dan dapat diberikan bersama dengan makanan. Eritromisin

    juga dapat digunakan pada pasien yang tidak bisa mengkonsumsi tetrasiklin

    seperti pada wanita hamil. Dosis yang diberikan bervariasi tergantung dari tipe

    lesi, biasanya berkisar antara 250-500mg, dua-empat kali sehari. Karena sering

    menimbulkan resistensi pada P.acne maka eritromisin sering dikombinasikan

    dengan benzoil peroksida.2,5,6

    Minosiklin. Merupakan derivat dari tetrasiklin yang digunakan secara

    efektif sebagai terapi akne selama beberapa dekade, khususnya untuk akne tipe

    pustular. Absorbsi obat ini dapat menurun bila dicampur dengan makanan dan

    susu, tetapi tidak seperti penurunan absorbsi pada tetrasiklin. 1,2,6 Dosis awal

    antara 50 sampai 100mg, dua kali sehari. Efek samping utama berupa pusing

    (vertigo), lemah, mual, perubahan pigmen kulit, dan perubahan warna gigi.

    Perubahan pada kulit dan gigi lebih sering dijumpai pada orang-orang yang

    mengkonsumsi minosiklin dalam waktu yang lama.

    Doksisiklin. Antibiotik ini sering diberikan pada orang-orang yang tidak

    dapat merespon pemberian eritromisin atau tetrasiklin. Dosis yang digunakan

    antara 50-100mg. Dua kali dalam sehari dan dapat dikonsumsi bersama dengan

    9

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    10/15

    makanan (mudah diabsorbsi). Harisson melaporkan 50mg doksisiklin satu kali

    perhari sama efektifnya dengan 50mg minosiklin dua kali perhari. Sebaiknya

    tidak dikonsumsi bersama antasida, tablet besi, kalsium dan tidak dikonsumsi

    selama masa menyusui atau wanita hamil. Doksisiklin akan kembuat kulit lebih

    sensitif terhadap sinar matahari. Karena itu harus disertai dengan penggunaan

    tabir surya.2,8,9

    Klindamisin. Klindamisin berguna sebagai antibiotik oral untuk terapi akne.

    tetapi antibiotika ini banyak digunakan dalam bentuk topikal. Dosis awal 150 mg,

    tiga kali sehari. Efek samping utama berupa infeksi intestinal yang dinamakan

    kolitis pseudomembran yang disebabkan oleh bakteri.1,2,9

    Kotrimoksazol. Antibiotika ini diindikasikan pada penderita yang intoleran

    dengan tetrasiklin atau eritromisin, atau pada penderita yang tidak ada respon

    terhadap terapi lain. Kotrimoksazol juga digunakan pada folikulitis gram negatif.1

    2. Hormonal

    Terapi hormonal diindikasikan pada wanita yang tidak mempunyai respon

    terhadap terapi konvensional. Mekanisme kerja obat-obat hormonal ini secara

    sistemik mengurangi kadar testosteron dan dehidroepiandrosterone, yang pada

    akhirnya dapat mengurangi produksi sebum dan mengurangi terbentuknya

    komedo. Ada tiga jenis terapi hormonal yang tersedia, yaitu: estrogen dengan

    prednisolon, estrogen dengan cyproterone acetate (Diane, Dianette) dan

    spironolakton. Terapi hormonal harus diberikan selama 6-12 bulan dan penderita

    harus melanjutkan terapi topikal. Seperti halnya antibiotik, tingkat respon obat-

    obat hormonal juga lambat, dalam bulan pertama terapi tidak didapatkan

    perubahan dan perubahan kadang-kadang baru dapat terlihat pada bulan ke enam

    pemakaian. Terapi setelah itu akan terlihat perubahan yang nyata. Perubahan yang

    dihasilkan pada penggunaan diane hampir mirip dengan tetrasiklin 1 g/hari.

    Diane merupakan kombinasi antara 50 g ethinylestradioldan 2 mg cyproterone

    acetate. Pada wanita usia tua (> 30 tahun) dengan kontraindikasi relatif terhadap

    pil kontrasepsi yang mengandung estrogen, salah satu terapi pilihan adalah

    10

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    11/15

    dengan penggunaan spironolakton. Dosis efektif yang diberikan antara 100-200

    mg.2,10

    3. Isotretionin

    Isotretionin (13-cis-retinoic acid) telah digunakan sebagai terapi pada

    akne yang berat. Bebearapa penelitian yang berat menunjukkan bahwa

    isotretinoin lebih baik dari pada terapi konvensional berupa eritromisin 1g/hari,

    5% benzoil peroksida, tetrasiklin dan asam retinoat topikal. Pilihan dosis obat ini

    masih diperdebatkan. Di Switzerland dosis yang digunakan adalah

    0,5mg/kgbb/hari, sementara di USA dan UK digunakan dosis yang lebih tinggi

    yaitu 1mg/kgbb/hari. Kebanyakan penderita membutuhkan waktu 4 bulan dalam

    terapi bahkan 13% penderita membutuhkan waktu yang lebih lama. Bila pada

    waktu tersebut hanya sedikit lesi yang tersisa, maka penggunaan obat ini dapat

    dihentikan. Salah satu keunggulan obat ini adalah sedikitnya kekambuhan yang

    terjadi bila pengobatan tidak dilanjutkan. Isotretion dapat menekan eksresi sebum

    secara cepat, sehingga dapat mencegah komedogenesis. Isotretionin tidak secara

    langsung mempengaruhi P.akne tetapi menekan bakteri dipermukaan secara in

    vivo dengan cara mengurangi suplai nutrisi untukP.akne dan mengurangi ukuran

    daerah folikular yang merupakan tempat P.akne tumbuh. Isotretionin juga

    mempengaruhi inflamasi akibat akne dengan mengurangi kemotaksis dari

    polymorphonucleocytes dan monocytes serta mengurangi pembentukan pustul. 1

    Secara ringkas, mekanisme kerja dari obat-obat yang digunakan sebagai terapi

    akne vulgaris dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    11

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    12/15

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    13/15

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    14/15

    hijau setiap hari sampai kulit bersih. Paling efektif jika minuman teh hijaunya baru dibuat

    dan bebas gula. Pengawet dan gula akan menetralisir banyak manfaat dari teh hijau.

    Sebagai pil, teh hijau mirip dengan vitamin untuk jerawat yang berfokus pada

    detoksifikasi kulit melalui aktivitas antioksidan. Kelemahannya, cara ini tidak bekerja

    sebaik teh hijau yang diminum karena nutrisi lebih banyak diserap dengan mudah bila

    berbentuk cairan dibanding pil.11

    Menurut hasil studi saat ini yang dipresentasikan oleh Dr. Jennifer Gan-Wong

    dalam pertemuan tahunan the American Academy of Dermatology 2003, suatu krim

    topikal dengan ekstrak teh hijau 3% memberikan hasil yang sama dengan larutan yang

    mengandung benzoil peroksida 4%. Studi tersebut dilakukan secara acak dan double

    blind terhadap 108 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok dimana satu kelompok

    mendapat krim benzoil peroxide 2 kali sehari selama 12 minggu dan kelompok yang lain

    mendapat krim ekstrak teh hijau 2 kali sehari selama 12 minggu juga. Kemudian

    dilakukan pemeriksaan dan pengambilan foto oleh dokter kulit setiap minggu.11

    14

  • 8/8/2019 Terapi+Pada+Akne+Vulgaris

    15/15