89
i KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS WANAPATI KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Putri Rahmaningsih 1401413015 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS V SD GUGUS WANAPATI

KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Putri Rahmaningsih

1401413015

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

ii

Page 3: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

iii

Page 4: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

iv

Page 5: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

1. “Man Jadda Wa Jadda, Man Shabara Zhafira, Man Saara ala darbi washala

(siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, siapa yang bersabar akan

beruntung, siapa yang berjalan di jalanNya akan sampai di tujuan)”

2. “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.” (QS.Al-Baqarah 286)

PERSEMBAHAN

1. Ibunda Masfufah dan Ayahanda Sabar Suyatno.

2. Adik Maharani Ardiyanti Astutiningtyas.

3. Teman-teman dan sahabat saya.

4. Almamater PGSD FIP UNNES

Page 6: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia,

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus Wanapati

Karangsambung Kabupaten Kebumen”. Skripsi ini merupakan syarat akademis

dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi

berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi. Maka

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih, kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar;

4. Dra. Wahyuningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing Utama;

5. Nursiwi Nugraheni, S.Si., M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping;

6. Dr. Deni Setiawan, S.Sn.,M.Hum., Dosen Penguji Utama;

7. Drs. Umar Samadhy, M.Pd., Dosen Wali;

8. Muhrodi, S.Pd., Kepala SDN Kedungwaru dan Ketua Gugus Wanapati

Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen;

9. Warisno, M.Pd., Kepala SDN Pencil dan SDN 1 Widoro;

10. Slamet, S.Pd., Kepala SDN 2 Widoro;

Page 7: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

vii

11. Tursinah,S.Pd., Kepala SDN Seling;

12. Maryono, S.Pd.SD., Kepala SDN 1 Kalikudu;

13. Sutarman, A.Ma., Guru Kelas V SDN Pencil

14. Ngadimah, S.Pd.SD., Guru Kelas V SDN 1 Kalikudu

15. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat

berkah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, ……………………2017

Peneliti

Putri Rahmaningsih

1401413015

Page 8: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

viii

ABSTRAK

Rahmaningsih, Putri. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Team Assisted

Individualization terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD

Gugus Wanapati Karangsambung Kabupaten Kebumen. Skripsi, Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Wahyuningsih, M.Pd., Pembimbing II

Nursiwi Nugraheni, S.Si., M.Pd.

Berdasarkan hasil observasi di SD Gugus Wanapati dalam pembelajaran

matematika guru menggunakan model pembelajaran mirip dengan sintaks model

STAD namun dalam pelaksanaannya belum optimal. Dilihat dari hasil belajar siswa

sebanyak 0,9% mencapai KKM dan 99,1% tidak mencapai KKM yang telah

ditetapkan yaitu 75. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model

TAI. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui hasil belajar matematika siswa

kelas V SD Gugus Wanapati dengan model pembelajaran TAI dapat mencapai

KKM, (2) mengetahui model pembelajaran TAI lebih efektif daripada model

pembelajaran di kelas kontrol terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD

Gugus Wanapati, (3) mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas V SD Gugus

Wanapati pada mata pelajaran matematika, (4) mendeskripsikan aktivitas guru

kelas V SD Gugus Wanapati pada mata pelajaran matematika.

Jenis penelitian adalah quasi experimental bentuk nonequivalent control

group design. Populasinya adalah semua siswa kelas V SD Gugus Wanapati

Karangsambung Kabupaten Kebumen. Sampel menggunakan teknik cluster

random sampling didapat SDN 1 Kalikudu sebanyak 23 siswa sebagai kelas

eksperimen dengan model TAI dan SDN Pencil sebanyak 25 siswa dengan model

seperti yang biasa guru lakukan di kelas.

Hasil penelitian (1) hasil belajar siswa kelas eksperimen 87,29 dan kelas

kontrol 76,98 serta keduanya mencapai KKM. (2) keefektifan model TAI diperoleh

nilai thitung (3,976)>ttabel (2,021) serta didukung menggunakan nilai gain thitung

(5,792) > ttabel (2,021) dan nilai N-gain thitung (5,221)>ttabel (2,021). Dari hasil uji

keefektifan, rata-rata gain pada kelas eksperimen 69,3 dan kelas kontrol 49,1.

Sedangkan rata-rata N-gain pada kelas eksperimen 0,84 dan kelas kontrol 0,68

sehingga peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

dikategorikan tinggi. (3) persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol setiap pertemuan meningkat. (4) persentase aktivitas guru kelas

eksperimen dan kelas kontrol setiap pertemuan meningkat dengan rata-rata 70%

dan 64%.

Dari keempat hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa model TAI dan kelas kontrol mencapai KKM serta model

pembelajaran TAI lebih efektif daripada model di kelas kontrol. Saran dari peneliti

model TAI dapat diterapkan pada pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Kata Kunci: Hasil Belajar; Pembelajaran Matematika; TAI.

Page 9: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 7

1.3 Pembatasan Masalah........................................................................ 8

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

1.6.1 Manfaat Teroritis ............................................................................. 10

1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 10

1.6.2.1 Guru ................................................................................................. 10

1.6.2.2 Siswa ................................................................................................ 11

1.6.2.3 Sekolah ............................................................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 12

2.1 Kajian Teori ..................................................................................... 12

2.1.1 Hakikat Belajar ................................................................................ 12

2.1.1.1 Pengertian Belajar............................................................................ 12

2.1.1.2 Ciri-ciri Belajar ................................................................................ 13

2.1.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ..................................................................... 15

2.1.2 Hakikat Pembelajaran ...................................................................... 17

Page 10: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

x

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran ................................................................. 17

2.1.2.2 Komponen-komponen Pembelajaran .............................................. 19

2.1.3 Pembelajaran Efektif ....................................................................... 21

2.1.4 Pembelajaran Matematika ............................................................... 24

2.1.4.1 Pembelajaran Matematika di SD ..................................................... 24

2.1.4.2 Ruang Lingkup Matematika di SD .................................................. 26

2.1.5 Materi-materi Pembelajaran Matematika SD .................................. 27

2.1.5.1 Kesebangunan .................................................................................. 27

2.1.5.2 Simetri Lipat dan Simetri Putar ....................................................... 30

2.1.5.2.1 Simetri Lipat .................................................................................... 30

2.1.5.2.2 Simetri Putar .................................................................................... 30

2.1.6 Aktivitas Siswa ................................................................................ 32

2.1.7 Aktivitas Guru ................................................................................. 33

2.1.8 Hasil Belajar .................................................................................... 34

2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 36

2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif.................................... 36

2.1.9.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 37

2.1.9.3 Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 39

2.1.9.4 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ......................................... 41

2.1.9.5 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 43

2.1.10 Model Pembelajaran TAI ................................................................. 44

2.1.10.1 Pengertian Model Pembelajaran TAI ............................................... 44

2.1.10.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran TAI .................................... 46

2.1.10.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TAI .................... 51

2.1.10.3.1 Kelebihan Model Pembelajaran TAI................................................ 51

2.1.10.3.2 Kekurangan Model Pembelajaran TAI ............................................ 52

2.1.11 Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran TAI ................ 52

2.1.11.1 Teori Kontruktivisme ...................................................................... 52

2.1.11.2 Teori Polya ...................................................................................... 53

2.1.11.3 Teori Van Hiele ............................................................................... 55

2.2 Kajian Empiris ................................................................................. 56

Page 11: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xi

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................... 59

2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 62

2.4.1 Hipotesis 1 ....................................................................................... 62

2.4.2 Hipotesis 2 ....................................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 63

3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 63

3.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 64

3.2.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 64

3.2.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 65

3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 66

3.3.1 Variabel Bebas ................................................................................. 66

3.3.2 Variabel Terikat ............................................................................... 66

3.4 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 67

3.4.1 Hasil Belajar .................................................................................... 67

3.4.2 Keefektifan pembelajaran ................................................................ 67

3.4.3 Team Assisted Individualization ...................................................... 67

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................................... 67

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 67

3.5.1.1 Teknik Tes ....................................................................................... 67

3.5.1.2 Teknik Non Tes ............................................................................... 67

3.5.1.2.1 Observasi ......................................................................................... 68

3.5.1.2.2 Wawancara ...................................................................................... 68

3.5.1.2.3 Dokumentasi .................................................................................... 69

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 69

3.5.2.1 Instrumen Tes .................................................................................. 69

3.5.2.1.1 Uji Validitas Butir Soal ................................................................... 69

3.5.2.1.2 Uji Reliabilitas ................................................................................. 70

3.5.2.1.3 Daya Pembeda ................................................................................. 71

3.5.2.1.4 Indeks Kesukaran ............................................................................ 73

3.5.2.2 Instrumen Non Tes .......................................................................... 74

3.6 Teknik Analisis Data ....................................................................... 75

Page 12: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xii

3.6.1 Analisis Uji Prasyarat Soal Kemampuan Awal Siswa .................... 75

3.6.1.1 Uji Normalitas Data Nilai Soal Kemampuan Awal Siswa C1-C6 .. 75

3.6.1.2 Uji Homogenitas Data Nilai Soal Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 .............................................................................................. 77

3.6.2 Analisis Data Awal .......................................................................... 79

3.6.2.1 Uji Normalitas Data Tes Awal ........................................................ 79

3.6.2.2 Uji Homogenitas Data Tes Awal ..................................................... 80

3.6.3 Analisis Data Akhir ......................................................................... 81

3.6.3.1 Uji Normalitas Data Akhir .............................................................. 81

3.6.3.2 Uji Homogenitas Data Akhir ........................................................... 83

3.6.3.3 Uji Hipotesis .................................................................................... 83

3.6.3.3.1 Uji Hipotesis 1 ................................................................................. 83

3.6.3.3.2 Uji Hipotesis 2 ................................................................................. 85

3.6.4 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ................................. 89

3.6.4.1 Penilaian Aktivitas Guru ................................................................. 89

3.6.5 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................ 91

3.6.5.1 Penilaian Aktivitas Siswa ................................................................ 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 93

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 93

4.1.1 Analisis Data Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa C1-C6 .............. 94

4.1.1.1 Uji Normalitas Data Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa ............... 94

4.1.1.2 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa ............ 96

4.1.2 Analisis Data Awal .......................................................................... 97

4.1.2.1 Analisis Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 98

4.1.2.2 Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen

dan Kontrol ...................................................................................... 98

4.1.2.3 Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen

dan Kontrol ...................................................................................... 99

4.1.3 Analisis Data Akhir ......................................................................... 101

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 101

4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 103

Page 13: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xiii

4.1.3.3 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 104

4.1.3.3.1 Uji Hipotesis 1 ................................................................................. 104

4.1.3.3.2 Uji Hipotesis 2 ................................................................................. 105

4.1.3.4 Hasil Analisis Lembar Aktivitas Guru ............................................ 112

4.1.3.5 Hasil Analisis Lembar Aktivitas Siswa ........................................... 113

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 114

4.3 Implikasi .......................................................................................... 120

4.3.1 Implikasi Teoritis ............................................................................. 121

4.3.2 Implikasi Praktis .............................................................................. 122

4.3.3 Implikasi Paedagogis ....................................................................... 123

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 124

5.1 Simpulan .......................................................................................... 124

5.2 Saran ............................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127

LAMPIRAN .................................................................................................... 132

Page 14: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kurikulum Matematika SD Kelas V semester 2 .................... 27

Tabel 2.2 : Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ................................. 43

Tabel 3.1 : Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen .................... 70

Tabel 3.2 : Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ................ 71

Tabel 3.3 : Kriteria Daya Pembeda Instrumen ......................................... 72

Tabel 3.4 : Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen..................................... 73

Tabel 3.5 : Uji Normalitas Data Nilai Tes Kemampuan Awal

Siswa C1-C6 ........................................................................... 76

Tabel 3.6 : Uji Homogenitas Data Nilai Tes Kemampuan Awal

Siswa C1-C6 ........................................................................... 78

Tabel 3.7 : Kriteria Nilai gain .................................................................. 87

Tabel 3.8 : Kriteria Nilai N-gain .............................................................. 89

Tabel 3.9 : Kriteria Aktivitas Guru ........................................................... 90

Tabel 3.10 : Kriteria Aktivitas Siswa ......................................................... 92

Tabel 4.1 : Data Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa SD Gugus

Wanapati Karangsambung Kabupaten Kebumen .................. 94

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Data Nilai Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SD Gugus Wanapati Tahun Ajaran 2016/2017 .......... 95

Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Data Nilai Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SD Gugus Wanapati Tahun Ajaran 2016/2017 .......... 96

Tabel 4.4 : Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 98

Tabel 4.5 : Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen

dan Kontrol ............................................................................ 99

Tabel 4.6 : Uji Homogenitas Data Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen

dan Kontrol ............................................................................ 100

Tabel 4.7 : Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 101

Tabel 4.8 : Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen

dan Kontrol ............................................................................ 102

Tabel 4.9 : Uji Homogenitas Data Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen

dan Kontrol ............................................................................ 103

Page 15: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xv

Tabel 4.10 : Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ......... 105

Tabel 4.11 : Uji Perbedaan Rata-rata Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol .................................................................. 106

Tabel 4.12 : Uji gain dan N-gain Kelas Eksperimen .................................. 107

Tabel 4.13 : Uji gain dan N-gain Kelas Kontrol ........................................ 108

Tabel 4.14 : Uji Varian dan gain dan N-gain ............................................. 109

Tabel 4.15 : Uji Perbedaan Rata-rata Data gain Kelas Eksperimen dan

Kontrol ................................................................................... 110

Tabel 4.16 : Uji Perbedaan Rata-rata Data N-gain Kelas Eksperimen dan

Kontrol ................................................................................... 111

Tabel 4.17 : Hasil Analisis Penilaian Aktivitas Guru ................................. 112

Tabel 4.18 : Hasil Analisis Penilaian Aktivitas Siswa ............................... 113

Page 16: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Bangun Datar Segitiga Siku-siku ........................................... 28

Gambar 2.2 : Sisi-sisi yang Bersesuaian ...................................................... 29

Gambar 2.3 : Sisi-sisi yang Bersesuaian ...................................................... 29

Gambar 2.4 : Persegi Panjang beserta lipatannya ........................................ 30

Gambar 2.5 : Bangun Datar Segitiga Sama Sisi ........................................... 31

Gambar 2.6 : Bangun Datar segitiga Sama Sisi dan Hasil Perputarannya ... 31

Gambar 2.7 : Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 61

Gambar 3.1 : Desain Nonequivalent Control Group Design ....................... 63

Gambar 3.2 : Bagan Hubungan Variabel Bebas, Variabel Terikat .............. 66

Page 17: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Awal Siswa C1-C6 ....................... 133

Lampiran 2 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN Kedungwaru ......................................................... 135

Lampiran 3 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN 01 Widoro ............................................................ 137

Lampiran 4 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN 02 Widoro ............................................................ 139

Lampiran 5 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN Pencil ................................................................... 141

Lampiran 6 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN Seling ................................................................... 143

Lampiran 7 Uji Normalitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal Siswa

C1-C6 SDN 01 Kalikudu.......................................................... 145

Lampiran 8 Uji Homogenitas Data Nilai Soal Tes Kemampuan Awal

Siswa C1-C6 SD Gugus Wanapati Karangsambung ................ 147

Lampiran 9 Kisi-kisi Uji Coba ..................................................................... 149

Lampiran 10 Analisis Soal Uji Coba ............................................................. 150

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba .............................. 154

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Uji Coba ........................... 156

Lampiran 13 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba ..................... 157

Lampiran 14 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal Uji Coba ................ 161

Lampiran 15 Rekapitukasi Hasil Analisis Soal Uji Coba .............................. 164

Lampiran 16 Uji Normalitas Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen................... 165

Lampiran 17 Uji Normalitas Nilai Tes Awal Kelas Kontrol ......................... 167

Lampiran 18 Uji Homogenitas Nilai Tes Awal Kelas Kontrol ...................... 169

Lampiran 19 Uji Normalitas Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen .................. 170

Lampiran 20 Uji Normalitas Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol......................... 172

Lampiran 21 Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir............................................. 174

Lampiran 22 Uji Hipotesis 1 .......................................................................... 175

Lampiran 23 Uji Hipotesis 2 .......................................................................... 177

Page 18: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

xviii

Lampiran 24 Uji gain dan N-gain Hasil Belajar Kognitif Kelas

Eksperimen ............................................................................... 179

Lampiran 25 Uji gain dan N-gain Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol ...... 181

Lampiran 26 Uji Kesamaan Dua Varians Data gain...................................... 183

Lampiran 27 Uji Kesamaan Dua Varians Data N-gain.................................. 184

Lampiran 28 Uji Keefektifan Pembelajaran Anatara Kelas Eksperimen

dan Kontrol dengan Data gain .................................................. 185

Lampiran 29 Uji Keefektifan Pembelajaran Anatara Kelas Eksperimen

dan Kontrol dengan Data N-gain .............................................. 187

Lampiran 30 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ........................................ 189

Lampiran 31 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ....................................... 193

Lampiran 32 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Kelas Eksperimen ... 197

Lampiran 33 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Kelas Kontrol ......... 198

Lampiran 34 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen . 199

Lampiran 35 Rekap Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ........ 202

Lampiran 36 RPP Kelas Eksperimen Model TAI .......................................... 206

Lampiran 37 RPP Kelas Kontrol Model STAD ............................................. 243

Lampiran 38 Dokumentasi Foto Kelas Eksperimen ...................................... 278

Lampiran 39 Dokumentasi Foto Kelas Kontrol ............................................. 281

Lampiran 40 Lembar Jawaban Uji Coba, Tes Awal dan Tes Akhir .............. 283

Lampiran 41 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen ..................................................................... 292

Lampiran 42 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ...................... 296

Lampiran 43 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ......................................... 297

Lampiran 44 Surat Bukti Telah Melaksanakan Penelitian............................. 302

Page 19: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, agar memperoleh

pengetahuan serta pengalaman yang akan diperlukan sebagai bekal untuk

melangsungkan hidupnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggungjawab.

Guru memiliki peran penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

terutama dalam melaksanakan suatu pembelajaran yang di dalamnya memuat

berbagai mata pelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Salah satu mata pelajaran

pendidikan dasar yang harus disampaikan adalah matematika. Hal ini sesuai dengan

Bab X Pasal 37 Ayat 1 bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat mata pelajaran matematika.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, matematika

merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, dan

Page 20: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

2

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin, serta memajukan daya pikir

manusia. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika menjadi salah satu mata

pelajaran yang penting dan perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah

dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerjasama. Adapun tujuan dari mata

pelajaran matematika di Sekolah Dasar menurut Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar BSNP (2006:148) adalah agar peserta didik memiliki

kemampuan untuk :

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien

dan tepat, dalam pemecahan masalah matematika; (2) Menggunakan

penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika dengan benar; (3) Memecahkan masalah yang

meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh; (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,

diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5)

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Agar tujuan mata pelajaran matematika tercapai, guru harus mampu

mengorganisir semua komponen dalam proses pembelajaran sedemikian rupa

sehingga antar komponen satu dengan yang lain dapat berinteraksi secara harmonis.

Proses pembelajaran yang guru terapkan harus mengacu pada Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 Pasal 19 Ayat 1 bahwa :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Page 21: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

3

Agar proses pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan Peraturan

Pemerintah tersebut, guru dapat melakukan kegiatan salah satunya dengan

menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Penerapan model pembelajaran

inovatif dapat membantu kemampuan berpikir siswa dalam pemecahan masalah

khusunya dalam pembelajaran matematika.

Dewasa ini telah banyak diciptakan model pembelajaran inovatif yang bisa

guru terapkan. Namun, kenyataannya terdapat kendala dalam pelaksanaanya

sehingga model inovatif tersebut tidak diterapkan secara optimal yang berdampak

pada hasil belajar siswa yang rendah.

Hal ini diperkuat dengan data hasil temuan Depdiknas (2007 : 16) terdapat

permasalahan dalam aspek pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu proses

pembelajaran matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan, upaya guru

ke arah peningkatan kualitas proses belajar mengajar belum optimal. Metode,

pendekatan dan evaluasi yang dikuasai guru kurang bervariasi dan hal ini

berdampak negatif terhadap daya serap siswa yang masih tetap lemah.

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran matematika dan wawancara

dengan guru kelas V tentang pembelajaran matematika kelas V SD Gugus Wanapati

Kabupaten Kebumen masih dijumpai permasalahan dalam proses pembelajaran

matematika. Melalui langkah-langkah dengan diawali guru menyampaikan materi

yang akan dipelajari kepada siswa, kemudian membentuk kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya. Guru dalam

membagi kelompok tidak heterogen karena berdasarkan tempat duduk yang

berdekatan saja agar lebih mudah dan praktis. Setelah siswa berada pada

Page 22: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

4

kelompoknya masing-masing, kemudian setiap kelompok diberikan tugas. Tugas

yang diberikan guru didiskusikan bersama dengan kelompoknya. Dalam kegiatan

berdiskusi semua anggota kelompok masih mengerjakan tugas yang diberikan

secara individu belum mencerminkan sikap kerjasama. Setelah selesai mengerjakan

tugas, setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya. Pada saat mempresentasikan hasil pekerjaan semua kelompok tidak

kompak dengan anggotanya masing-masing. Ada yang paham dan tidak karena

dalam berdiskusi masih mengerjakan sendiri-sendiri. Berdasarkan langkah-langkah

yang dilakukan guru dalam pembelajaran dapat disimpulkan bahwa model tersebut

setara dengan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

Permasalahan tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa SD Gugus

Wanapati Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Dilihat dari data nilai

UAS Matematika semester satu terdapat permasalahan bahwa hasil belajar siswa

rendah yang disebabkan siswa kesulitan dalam pemecahan masalah soal yang

dihadapi, serta belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah

ditetapkan. Data nilai UAS tersebut antara lain, SDN Kedungwaru dari 20 siswa

sebanyak 9 siswa (45%) mencapai KKM sedangkan 11 siswa (55%) mendapat nilai

di bawah KKM. SDN 1 Widoro dari 16 siswa sebanyak 8 siswa (50%) mencapai

KKM sedangkan 8 siswa (50%) mendapat nilai di bawah KKM. SDN 2 Widoro

dari 13 siswa sebanyak 4 siswa (44%) mencapai KKM sedangkan 9 siswa (56%)

mendapat nilai di bawah KKM. SDN Seling dari 12 siswa sebanyak 6 siswa (50%)

mencapai KKM sedangkan 6 siswa (60%) mendapat nilai di bawah KKM. SDN

Pencil dari 25 siswa sebanyak 14 siswa (56%) mencapai KKM sedangkan 11 siswa

Page 23: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

5

(44%) mendapat nilai di bawah KKM. SDN 1 Kalikudu dari 23 siswa sebanyak 17

siswa (74%) mencapai KKM sedangkan 6 siswa (26%) mendapat nilai di bawah

KKM.

Rendahnya hasil belajar juga ditunjukkan dari hasil tes kemampuan awal

siswa yang dilakukan oleh peneliti di SD Gugus Wanapati Karangsambung. Dari

109 siswa hanya 0,9% siswa yang mencapai KKM sedangkan sisanya 99,1% siswa

belum mencapai KKM. Tes yang diberikan siswa berupa tes uraian yang sesuai

dengan ranah kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Berdasarkan analisis

hasil tes, peneliti menemukan beberapa permasalahan seperti banyak siswa yang

kesulitan dalam mengerjakan soal uraian terutama bentuk soal C3, C4, dan C5.

Siswa dalam mengerjakan soal tidak menyertakan dengan langkah penyelesaian,

hanya jawaban saja bahkan ada yang tidak dikerjakan. Selain itu siswa dalam

memahami permasalahan yang ada pada soal juga masih kurang. Sehingga peneliti

dapat menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih

rendah. Siswa hanya terbatas pada kemampuan menghafal dan belum menguasai

soal yang berbentuk aplikasi, analisis, dan evaluasi.

Menurut Djamarah (2010:108) pembelajaran dapat dinyatakan berhasil

apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar

dapat mencapai taraf keberhasilan minimal atau mencapai KKM yang telah

ditetapkan oleh satuan pendidikan, apabila kurang dari 75% maka harus diadakan

remedial. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

Page 24: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

6

dilakukan oleh guru kelas V di SD Gugus Wanapati Karangsambung Kabupaten

Kebumen masih tergolong rendah.

Dari permasalahan tersebut, perlu adanya variasi suatu model pembelajaran

lain dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar yang didapat

meningkat. Peneliti ingin memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI). Alasan

peneliti memilih model pembelajaran TAI karena model tersebut memiliki

keunggulan yang dapat memperbaiki hasil belajar matematika siswa SD Gugus

Wanapati yaitu siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya

dengan bimbingan guru dan teman satu kelompok atau tutor sebaya. Selain itu siswa

yang membantu teman yang lemah dapat mengembangkan kemampuan serta

keterampilannya. Sehingga dengan adanya tutor sebaya akan terjadi suatu diskusi

kelompok yang optimal (Shoimin 2014:202)

Penelitian yang menguatkan dalam memecahkan masalah ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Mahmudi (2014:102-115)

menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI efektif ditinjau dari

prestasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil

belajar yang signifikan dari sebelumnya.

Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh

Nurissa (2016: 336-334) bahwa kelas yang diberi perlakuan model TAI memiliki

prestasi belajar lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian

psikologis yang baik.

Page 25: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

7

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Awofala, et.al. (2013:1-22)

menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen yang diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

(TAI) lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran tradisional. Model pembelajaran TAI paling efisien dan berpengaruh

terhadap startegi pembelajaran.

Oleh karena itu berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti

ingin mengetahui keefektifan suatu model pembelajaran terhadap hasil belajar

matematika di SD Gugus Wanapati Karangsambung Kebumen melalui model TAI

dengan melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Keefektifan Model

Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V SD Gugus Wanapati Karangsambung Kabupaten Kebumen”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Gugus Wanapati

tentang pembelajaran matematika, diperoleh kecenderungan masalah antara lain :

1.2.1 Selama ini terdapat guru yang menggunakan model pembelajaran mirip

dengan sintaks model Student Team Achievement Division (STAD), namun

dalam pelaksanaan diskusi siswa masih mengerjakan tugas kelompok secara

individu (sendiri-sendiri).

1.2.2 Pembentukan kelompok belajar tidak heterogen hanya berdasarkan tempat

duduk siswa yang saling berdekatan.

Page 26: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

8

1.2.3 Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa pada setiap kelas

yang sebagian besar siswanya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

1.2.4 Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal aplikasi, analisis, dan evaluasi

masih kurang. Siswa hanya menuliskan jawaban saja tanpa menyertakan

langkah-langkah pengerjaan soal.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di

atas, peneliti fokus pada masalah hasil belajar matematika kelas V yang rendah

karena guru saat proses pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal pada

pelaksanaan diskusi yang berdampak pada siswa kurang tertarik dan termotivasi

untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika. Selain itu juga karena

rendahnya keterampilan pemecahan masalah pada siswa. Oleh karena itu, peneliti

ingin memberikan sebuah solusi dengan menerapkan model pembelajaran untuk

melihat efektivitas model pembelajaran inovatif terhadap hasil belajar matematika

kelas V. Model pembelajaran inovatif yang peneliti terapkan yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Jadi, batasan

dan ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah keefektifan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap

hasil belajar matematika kelas V SD Gugus Wanapati Kabupaten Kebumen.

Page 27: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

9

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.4.1 Apakah hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati dengan

menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization dapat

mencapai KKM?

1.4.2 Apakah model pembelajaran Team Assisted Individualization lebih efektif

dari model pembelajaran di kelas kontrol terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas V SD Gugus Wanapati?

1.4.3 Bagaimanakah aktivitas guru kelas V SD Gugus Wanapati dalam

pembelajaran Matematika?

1.4.4 Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas V SD Gugus Wanapati dalam

pembelajaran Matematika?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.5.1 Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus

Wanapati dengan menerapan model pembelajaran Team Assisted

Individualization dapat mencapai KKM.

1.5.2 Untuk mengetahui model pembelajaran Team Assisted Individualization

lebih efektif dari model pembelajaran di kelas kontrol terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati.

Page 28: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

10

1.5.3 Untuk mendeskripsikan aktivitas guru kelas V SD Gugus Wanapati dalam

pembelajaran Matematika.

1.5.4 Untuk mendeskripsikan aktivitas belajar siswa kelas V SD Gugus Wanapati

dalam pembelajaran Matematika.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis

maupun praktis. Adapun manfaat tersebut meliputi:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yang diharapkan adalah dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa sekolah dasar. Selain

itu, dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya

yang berkaitan dengan pembelajaran matematika.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Guru

Memberikan wawasan tentang model pembelajaran sesuai materi yang

diberikan serta menanamkan kreativitas dalam usaha pembenahan proses

pembelajaran sehingga guru dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan bervariasi. Selain itu, guru dapat memberdayakan diri dalam

mengambil tindakan agar bisa menjadi guru yang profesional, semakin terampil

dalam mengelola kegiatan pembelajaran, semakin kreatif dalam memilih model

pembelajaran yang inovatif.

Page 29: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

11

1.6.2.2 Siswa

Dengan penerapan model TAI dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar pada

pembelajaran matematika. Diharapkan siswa mampu memanfaatkan pengetahuan

yang sudah dimiliki untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.6.2.3 Sekolah

Hasil penelitian bermanfaat bagi sekolah untuk menerapkan model yang

bervariasi dalam pembelajaran. Dengan menerapkan model TAI, digunakan sebagai

pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran

yang efektif dan efisien dengan menerapkan pembelajaran yang lebih baik. Selain

itu, mampu memberikan sumbangan baik serta mendorong sekolah untuk selalu

melakukan inovasi dalam rangka perbaikan hasil belajar muatan matematika.

Page 30: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Sesungguhnya sebagian besar aktivitas

di dalam kehidupan sehari- hari merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian

belajar tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu. Menurut Sumiati dan Asra

(2009:38) belajar adalah proses perubahan tingkah laku, akibat interaksi individu

dengan lingkungan. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar jika ia dapat

melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Contohnya adalah

kebiasaan membaca, mendengar, dan sebagainya. Suatu proses belajar harus

bersifat praktis dan langsung, artinya jika seseorang ingin mempelajari sesuatu,

maka diri sendiri yang harus melakukannya, tanpa melalui “perantara” orang lain.

Meskipun demikian karena individu tidak pernah lepas hubungannya dengan

lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar, dan suasana sekitar dapat

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Menurut Hamalik (dalam Susanto, 2013:3) belajar adalah suatu proses

kegiatan memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman yang

Page 31: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

13

menghasilkan perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam

kebiasaan (habit), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Menurut W.S

Winkel (dalam Susanto, 2013:4) belajar adalah suatu aktivitas mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Contohnya

seseorang dikatakan belajar matematika apabila pada diri seseorang terjadi suatu

kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan

matematika. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu menjadi tahu konsep matematika,

dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut atau dalam kehidupan sehari-

hari.

Dari pengertian belajar menurut pendapat para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang

dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun

bertindak.

2.1.1.2 Ciri-ciri Belajar

Suatu kegiatan disebut belajar jika ditandai dengan ciri-ciri berikut

menurut Mohammad Suryadi (dalam Kosasih, 2015:2).

Page 32: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

14

a. Perubahan yang disadari dan disengaja

Perubahan perilaku itu dilakukan sebagai usaha sadar dan disengaja dari

seseorang. Begitu juga dengan hasilnya, orang itu menyadari bahwa dalam

dirinya telah terjadi perubahan.

b. Perubahan yang berkesinambungan

Belajar ditandai dengan hasil perubahan perilaku yang berkesinambungan

bukan sesuatu yang diperoleh secara tiba-tiba. Perubahan sebagai hasil dari

kegiatan belajar didasari oleh pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan

pengetahuan baru itu juga menjadi dasar diperoleh pengetahuan berikutnya

yang lebih kompleks.

c. Perubahan yang fungsional

Perubahan perilaku harus bermanfaat bagi kepentingan seseorang. Belajar

tidak sekedar ditandai oleh penambahan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Perubahan tersebut harus memiliki makna bagi orang yang mempelajarinya,

seperti kemampuan dalam memecahkan masalah, mencari penghidupan, dan

lain sebagainya.

d. Perubahan yang bersifat positif

Kegiatan belajar menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik. Hal itu

ditandai pada sikap orang yang memperolehnya menjadi lebih bersyukur, bijak,

toleransi, dan sebagainya.

e. Perubahan yang bersifat aktif

Agar belajar menghasilkan perubahan tingkah laku, seseorang harus sengaja

aktif untuk melakukan sejumlah aktivitas. Misalnya dengan kegiatan diskusi.

Page 33: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

15

f. Perubahan yang relatif permanen

Belajar yang menghasilkan perubahan permanen misalnya kemampuan

berenang dan kepandaian berhitung. Perubahan tersebut bertahan lama dan

melekat pada diri seseorang.

g. Perubahan yang bertujuan

Perubahan belajar memiliki arah atau tujuan yang jelas. Kejelasan tujuan di

dalam perubahan itu penting dirumuskan agar prosesnya menjadi lebih efektif.

h. Perubahan perilaku secara keseluruhan

Idealnya perubahan yang terjadi setelah melaksanakan kegiatan belajar

mencapai seluruh aspek kehidupan pada diri seseorang. Perubahan itu tidak

sekedar pada aspek pengetahuan, tetapi pada aspek lainnya seperti sikap dan

keterampilan.

Berdasarkan uraian tentang ciri-ciri belajar tersebut dapat disimpulkan

bahwa seseorang dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan yang disadari

dan disengaja, bekesinambungan, fungsional, bersifat positif, bersifat aktif,

permanen, bertujuan, serta perilaku secara keseluruhan.

2.1.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Di dalam prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih

tindakan yang tepat serta berguna dalam mengembangkan sikap yang diperlukan

untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Wingo (dalam Sumiati dan Asra,

2009:41) belajar didasarkan atas prinsip-prinsip umum sebagai berikut:

Page 34: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

16

a. Belajar sepatutnya menjangkau banyak segi

Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai, meliputi

pengetahuan, pemahaman dan menerapkan konsep, menjabarkan dan menarik

kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi

respon yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan

melakukan suatu kegiatan tertentu.

b. Belajar diperoleh berkat pengalaman

Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui

pengalaman melakukan suatu kegiatan. Kemauan dan dorongan untuk

melakukan kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar sepatutnya

muncul dari dalam diri sendiri. Kemunculan hal tersebut disebabkan oleh

adanya rangsangan yang datang dari luar lingkungan.

Menurut Sumiati dan Asra (2009:41), prinsip-prinsip belajar yang

menekankan pada aktivitas siswa antara lain.

a. Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Hanya belajar yang

berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman, dapat menyebabkan terjadinya

perubahan tingkah laku. Siswa dapat belajar dengan baik jika dia dihadapkan

dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real atau

minatnya.

b. Belajar merupakan transaksi aktif. Untuk berpikir logis, seseorang tidak hanya

menggunakan argumentasi logis, atau menguasai suatu materi pembelajaran

yang disusun secara logis, melainkan perlu melakukan kegiatan yang bersifat

aktif.

Page 35: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

17

c. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat

berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.

d. Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga

mencapai pemecahan atau tujuan.

e. Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya

motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang

bertujuan.

Menurut Hamdani (2011:22) prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran

adalah a) kesiapan belajar; b) perhatian; c) motivasi; d) keaktifan siswa; e)

mengalami sendiri; f) pengulangan; g) materi pelajaran yang menantang; (8)

balikan dan penguatan; h) perbedaan individual.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar

didapat seseorang melalui pengalaman suatu kegiatan agar mampu mengatasi suatu

hambatan dan masalah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak

dapat dipisahkan. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun suatu

pengaruh pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan

biasanya lebih mudah diamati. Begitu juga antara siswa yang belajar dengan guru,

dimana guru berperan sebagai fasilitator agar siswa memperoleh perubahan ke arah

yang lebih baik. Menurut Undang-Undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 36: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

18

No.20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Siregar dan Hartini Nara (2015:13), Pembelajaran merupakan

usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang

telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya

terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Sedangkan

Rusman (2014:1) pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut

meliputi: tujuan, materi, metode, evaluasi yang harus diperhatikan guru dalam

memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.

Gagne dan Bringgs (dalam Uno dan Nurdin Mohamad 2015:144),

pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang internal.

Menurut Anitah (2009:18) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, yang terdiri

atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa.

Page 37: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

19

2.1.2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang

memiliki peran dalam berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan belajar

mengajar. Menurut Sugandi (dalam Hamdani, 2011:48) pembelajaran dalam

prosesnya akan melibatkan berbagai komponen berikut:

a. Tujuan, secara eksplisit, diupayakan melalui kegiatan pembelajaran

instructional effect, biasanya berupa pengetahuan dan keterampilan atau sikap

yang dirumuskan secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran.

b. Subjek belajar, dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama

karena berperan sebagai subjek sekaligus objek.

c. Materi pelajaran, merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran

karena materi pembelajaran akan memberikan warna dan bentuk kegiatan

pembelajaran.

d. Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses

pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

e. Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan guru dalam

proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

Media pembelajaran berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.

f. Penunjang, dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, sumber belajar,

alat pelajaran, bahan pelajaran, dan semacamnya. Penunjang berfungsi

memperlancar dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran.

Page 38: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

20

Menurut Fathurrohman (2015:20) kegiatan pembelajaran merupakan

kegiatan yang melibatkan beberapa komponen sebagai berikut:

a. Peserta didik. seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan

penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Guru. Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran

lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang

efektif.

c. Tujuan. Pernyataan tentang perubahan tingkah laku (kognitif, psikomotorik,

dan afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

d. Materi pelajaran. Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang

diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Metode. Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mendapat informasi yang dibutuhkan mereka mencapai tujuan.

f. Media. Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk

menyajikan informasi kepada siswa.

g. Evaluasi. Cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan

hasilnya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa komponen

pembelajaran meliputi peserta didik, guru, tujuan, materi pelajaran, metode, media,

dan evaluasi. Semua komponen pembelajaran tersebut harus saling berhubungan

dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pengajaran.

Page 39: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

21

2.1.3 Pembelajaran Efektif

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru memiliki

tugas utama untuk membelajarkan peserta didik, yaitu mengkondisikan peserta

didik agar belajar aktif, menciptakan lingkungan kondusif agar belajar menjadi

efektif dan menyenangkan.

Yusuf Hadi Miarso (dalam Uno dan Nurdin Mohamad 2015:173)

menyatakan bahwa pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat

menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered)

melalui penggunaan prosedur yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa

pembelajaran yang efektif terdapat dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada

siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya.

Menurut Wotruba dan Wright (dalam Uno dan Nurdin Mohamad

2015:174 indikator yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif, yaitu :

a. Pengorganisasian materi yang baik

Pengorganisasian adalah bagaimana cara mengurutkan materi yang akan

disampaikan secara logis dan teratur, sehingga dapat terlihat kaitan yang jelas

antara topik satu dengan topik lainnya selama pertemuan berlangsung.

Pengorganisasian materi terdiri dari perincian materi, urutan materi yang

mudah ke yang sukar, kaitannya dengan tujuan. Faktor lain yang perlu

dipertimbangkan dalam penyajian materi adalah bagaimana kemampuan daya

serap peserta didik.

Page 40: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

22

b. Komunikasi yang efektif

Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang

jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh,

kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi) dan kemampuan untuk

mendengar. Kemampuan komunikasi tidak hanya diwujudkan melalui

penjelasan secara verbal, tetapi dapat juga berupa rencana pembelajaran yang

jelas dan mudah dimengerti. Jenis komunikasi lain yang sangat penting adalah

komunikasi interpersonal. Bagi seorang guru, membangun suasana hangat

dengan para siswa dan antara sesama siswa sangatlah penting. Suasana saling

menerima, saling percaya akan meningkatkan efektivitas komunikasi.

c. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran

Seorang guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan benar,

jika telah menguasainya maka materi dapat diorganisasikan secara sistematis

dan logis. Seorang guru harus mampu menghubungkan materi yang

diajarkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki para siswanya, mampu

mengaitkan materi dengan perkembangan yang sedang terjadi sehingga proses

belajar mengajar menjadi “hidup”.

d. Sikap positif siswa

Sikap positif siswa dapat ditunjukkan baik kepada kelas kecil maupun

kelas besar. Dalam kelas kecil ditunjukkan dengan cara memberikan perhatian

pada orang per orang, sedangkan dalam kelas besar diberikannya kepada

kelompok yang mengalami kesulitan.

Page 41: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

23

e. Pemberian nilai yang adil

Keadilan dalam pemberian nilai tercermin dari adanya : kesesuaian soal

tes dengan materi yang diajarkan merupakan salah satu tolak ukur keadilan,

sikap konsisten terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, usaha yang

dilakukan siswa untuk mencapai tujuan, kejujuran siswa dalam memperoleh

nilai, pemberian umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa.

f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran

Pendekatan yang luwes dalam pembelajaran dapat tercermin dengan

adanya kesempatan waktu yang berbeda diberikan kepada siswa yang memang

mempunyai kemampuan yang berbeda. Dengan demikian, siswa memperoleh

pelayanan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

g. Hasil Belajar Siswa yang Baik

Indikator pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang

baik. Petunjuk keberhasilan belajar siswa dapat dilihat bahwa siswa tersebut

menguasai materi pelajaran yang diberikan. Berdasarkan konsep belajar tuntas,

maka pembelajaran yang efektif adalah apabila setiap siswa sekurang-

kurangnya dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

efektif adalah usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, yang

terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain

yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang bermanfaat dan terfokus

pada siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat.

Page 42: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

24

2.1.4 Pembelajaran Matematika

2.1.4.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Seorang guru SD atau calon guru SD perlu mengetahui beberapa

karakteristik pembelajaran matematika di SD. Usia siswa SD berada pada usia 7

hingga 12 tahun masih berada pada tahap operasional konkrit yang belum dapat

berpikir formal. Oleh karena itu guru hendaknya harus paham pembelajaran

matematika di SD yang tidak terlepas dari hakikat matematika dan karakteristik

siswa SD. Menurut Aisyah dkk (20017 : 1.4), pembelajaran matematika adalah

proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana

lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan

belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika.

Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha

dan mencari pengalaman tentang matematika. Menurut Suwangsih (2010:25), ciri-

ciri pembelajaran matematika di SD antara lain :

a. Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan

dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan

atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya dapat

menjadi prasyarat untuk dapat memahami dan mempelajari suatu topik

matematika. Konsep diberikan dimulai dengan benda-benda konkrit kemudian

konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abstrak

dengan menggunakan notasi yang lebih umum digunakan dalam matematika.

Page 43: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

25

b. Pembelajaran matematika bertahap

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari

konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu

pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, ke semi konkret dan

akhirnya kepada konsep abstrak. Untuk mempermudah siswa memahami objek

matematika maka benda-benda konkrit digunakan pada tahap konkrit,

kemudian ke gambar-gambar pada tahap semi konkrit dan akhirnya ke simbol-

simbol pada tahap abstrak.

c. Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai tahap

perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD

digunakan pendekatan induktif. Contoh: Pengenalan bangun-bangun ruang

dengan memperhatikan contoh-contoh dari menentukan sifat-sifat yang

terdapat pada pemahaman konsep bangun-bangun ruang itu. tidak dimulai dari

definisi, tetapi dimulai bangun tersebut, sehingga didapat pemahaman konsep

bangun ruang itu.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten artinya tidak ada

pertentangan antara kebenaran yang satu dengan kebenaran yang lainnya.

Suatu pernyataan dianggap benar jika didasarkan kepada pernyataan-

pernyataan sebelumnya yang telah diterima kebenarannya. Meskipun di SD

pembelajaran matematika dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang

selanjutnya generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

Page 44: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

26

e. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran

yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam belajar bermakna

aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi,

tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil ditemukan oleh siswa

melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara

deduktif pada jenjang selanjutnya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana,

yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

lain yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang sengaja dirancang

dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan

seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses

tersebut berpusat pada guru mengajar matematika.

2.1.4.2 Ruang Lingkup Matematika Sekolah Dasar

Ruang Lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan

SD/MI meliputi aspek: a) Bilangan; b) Geometri dan pengukuran; c) Pengolahan

Data. Ketiga aspek tersebut menjadi materi pokok pembelajaran matematika di

SD/MI yang diwujudkan dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

(KD) mata pelajaran matematika. Standar kompetensi adalah kualifikasi

kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester;

Page 45: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

27

standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang

harus dicapai dan berlaku secara nasional (Depdiknas, 2006:148)

Materi pelajaran kelas V Semester 2 yang tercantum dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Kurikulum Matematika SD Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

5. Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan

antar bangun

5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

5.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

5.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun

ruang sederhana.

5.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan

simetri

5.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan bangun datar dan bangun ruang

sederhana

Dalam penelitian ini Kompetensi Dasar yang diambil adalah KD 5.4

yaitu menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri.

2.1.5 Materi Pembelajaran Matematika SD

2.1.5.1 Kesebangunan

Menurut Guntoro (2011:5) menyatakan bahwa bangun datar dikatakan

sebangun jika ada korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut kedua bangun datar

tersebut, berlaku :

1. Sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar, dan

2. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (berkorespondensi)

sama.

Page 46: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

28

A B

C

D E

F

13 cm 39 cm

12 cm

36 cm

Kesebangunan dilambangkah dengan “~”

Kata “ada” dalam pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru

disini kunci kemampuan dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang

bersesuaian. Jangan sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak

sebangun hanya karena tidak menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.

Contoh :

Diberikan bangun dua segitiga siku-siku seperti pada gambar di bawah ini!

Dibentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segitiga

tersebut, yaitu : A↔D, B↔E, C↔F.

Pengaitan seperti ini disebut korespondensi satu-satu. Korespondensi satu-satu

menghasilkan :

1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu :

- m<ABC = m<DEF

- m<ACB = m<DFE

- m<BAC = m<EDF

Gambar 2.1 Bangun datar segitiga siku-siku

Page 47: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

29

A

B

C

D E

F

2. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama, yakni,

𝐴𝐵

𝐷𝐸 =

𝐴𝐶

𝐷𝐹 =

𝐵𝐶

𝐸𝐹 =

1

3

Semua definisi dapat disimpulkan bahwa segitiga siku-siku ABC

sebangun dengan segitiga siku-siku DEF dan dapat ditulis dengan segitiga siku-siku

ABC~DEF. Untuk lebih jelasnya, amatilah ilustrasi di bawah ini:

Perhatikan bahwa korespondensi yang menjadikan dua bangun datar

sebangun tidak dipengaruhi oleh posisi kedua bangun. Sekali telah ditemukan

korespondensi satu-satu maka posisi apapun tetap sebangun. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Posisi 1 Posisi 3

Posisi 2 Posisi 4

Gambar 2.2 sisi-sisi yang bersesuaian

Gambar 2.3 sisi-sisi yang bersesuaian

Page 48: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

30

B C

D A E

F

g

g

E

F

A’=D

B’=C

dilipat

2.1.5.2 Simetri Lipat dan Simetri Putar

2.1.5.2.1 Simetri Lipat

Misalkan g adalah garis yang posisinya seperti pada Gambar 2.4. Jika

persegi panjang ABCD dilipat sepanjang garis g, maka proses ini disebut gerak

lipat.

Jika persegi panjang ABCD dilipat sepanjang garis g, maka titik sudut A

berhimpit dengan titik sudut D, titik sudut B berhimpit dengan titik sudut C, titik E

berhimpit dengan titik E, dan titik F berhimpit dengan titik F. Demikian juga ruas

garis AB berhimpit dengan ruas garis DC, ruas garis AE berhimpit dengan ruas

garis ED, dan ruas garis BF berhimpit dengan ruas garis FC. Jika gerak lipat yang

dilakukan menghasilkan dua bangun datar yang kongruen (seperti pada gambar

sebelah kanan) maka dikatakan persegi panjang ABCD mempunyai simetri lipat

dan g disebut sumbu simetri. Banyaknya simetri lipat suatu bangun adalah

banyaknya gerak lipat yang menghasilkan dua buah bangun datar yang kongruen.

2.1.5.2.2 Simetri Putar

Menurut Karim (2005:3.20) suatu bangun datar dikatakan mempunyai

simetri putar jika terdapat suatu gerak putar yang bukan identitas sehingga bangun

Gambar 2.4 Persegi panjang beserta lipatannya

Page 49: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

31

A

B C

C

A B

A

B C

F

E

Diputar 120o

datar tersebut menempati tempatnya semula. Suatu benda putar dikatakan tidak

mempunyai simetri putar jika benda putar tersebut hanya mempunyai gerak putar

identitas. Jika α adalah besarnya sudut putar, maka α harus memenuhi hubungan

0<α≤360o. Suatu bangun gerak putar disebut gerak putar identitas jika α = 360o.

Perhatikan gambar bangun datar segitiga sama sisi di bawah ini :

Penyelesaian

Misalkan titik E adalah titik tengah ruas garis BC dan F titik tengah ruas

garis AB. Hubungkan titik A dan E, serta C dan F. Misalkan titik P adalah titik

perpotongan antara ruas garis AE dan CF. Jika bangun datar pada gambar di atas

diputar dengan pusat putar di P sebesar 120o searah jarum jam, maka titik A

menempati titik C, titik B menempati titik C, dan titik C menempati titik A.

o P o P

Gambar 2.5 Bangun datar segitiga sama sisi

Gambar 2.6 Segitiga sama sisi dan hasil perputarannya

Page 50: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

32

2.1.6 Aktivitas Siswa

Setiap siswa pasti selalu memiliki kegiatan dalam pembelajaran untuk

dapat menunjang prestasi belajar. Menurut Sardiman (2014: 100) aktivitas siswa

adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa bersifat fisik maupun mental.

Kadar daya serap anak didik terhadap materi pelajaran bervariasi sesuai tingkat

keberhasilannya. Ada beberapa aspek untuk membedakan peserta didik, yaitu:

perbedaan biologis (ciri-ciri individu anak didik yang dibawa sejak lahir),

intelektual (kemampuan yang bersifat bawaan), dan psikologis (perbedaan

karakteristik yang dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan).

Paul D. Dierich (dalam Sardiman, 2014:101) membagi aktivitas siswa

dalam 8 kelompok:

a. Visual activities, termasuk membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau

bermain.

b. Lisan (Oral activities), mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Mendengarkan (Listening activities), mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu

permainan, mendengarkan radio.

d. Menulis (Writing activities), menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

Page 51: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

33

e. Menggambar (Drawing activities), menggambar, membuat grafik, chart,

diagram peta dan pola.

f. Metrik (Motor pameran), melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

menari dan berkebun.

g. Mental (Mental activities), merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat

keputusan.

h. Emosional (Emotional activities), minat, membedakan, berani tenang, dan lain-

lain.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa

merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru

dan siswa yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan

emosional dari siswa itu sendiri yang terjadi dalam proses pembelajaran.

2.1.7 Aktivitas Guru

Aktivitas guru merupakan kegiatan yang dilakukan guru selama proses

pembelajaran. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya

berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu adalah guru

tersebut senantiasa melaksanakan aktivitas dalam pembelajaran yang baik dan

profesional sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh.

Aktivitas guru yang harus dilakukan menurut Lestari dan Yudhanegara (2015:50)

berdasarkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah

sebagai berikut:

Page 52: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

34

a. Guru menganalisis kekurangan dan kelebihan siswa dalam bidang tertentu

dengan mencermati nilai harian yang telah dilakukan.

b. Guru mengadakan pembentukan kelompok secara heterogen untuk

menanamkan sikap kooperatif siswa.

c. Guru memberikan materi secara garis besar untuk membekali pengetahuan

peserta didik.

d. Guru menguji pengetahuan siswa dengan memberikan latihan dan penugasan

kelompok.

e. Guru membimbing jalannya diskusi dengan dibantu siswa yang dianggap

pandai untuk mengajarkan siswa yang masih kurang.

f. Guru menilai hasil belajar siswa, membetulkan kesalahan-kesalahan, dan

memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok yang unggul.

g. Guru menyajikan kembali materi dengan strategi pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru

adalah kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dengan menuntun

murid-murid serta memberikan bimbingan dan menganalisis kesulitan yang dialami

siswa agar diberikan perbaikan yang diharapkan hasil belajar siswa meningkat.

2.1.8 Hasil Belajar

Perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor merupakan wujud dari hasil belajar yang

diperoleh selama siswa mengikuti pembelajaran. Menurut Susanto (2013:5) hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

Page 53: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

35

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan

pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru menetapkan tujuan belajar. Anak

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran, begitu juga hasil belajar yang diperoleh siswa juga berhasil.

Bloom (dalam Rusmono, 2012:8) hasil belajar merupakan perubahan perilaku

yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah

kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang berhubungan dengan memanggil

kembali pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan

keterampilan. Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan

perubahan sikap, minat, nilai-nilai dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian.

Ranah psikomotorik mencakup perubahan perilaku yang menunjukkan bahwa

siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu. Anitah (2009:2.19)

menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah

dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak

lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau

perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif,

dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara

komprehensif.

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut beberapa para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi

ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh

setelah siswa menyelesaikan program pembelajaran melalui interaksi dengan

berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

Page 54: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

36

2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.9.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam situasi belajar sering terlihat sifat individualistis siswa. Siswa

cenderung berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman,

kurang memberi perhatian ke teman sekelas, bergaul hanya dengan orang tertentu,

ingin menang sendiri dan sebagainya. Jika keadaan ini dibiarkan tidak mustahil

dihasilkan warga negara yang egois, introvert, kurang bergaul dalam masyarakat,

acuh tak acuh, kurang menghargai orang lain. Untuk itu disinilah peran guru SD

dalam membangun karakter siswa melalui model pembelajaran kooperatif.

Menurut Rusman (2014:202) model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning)

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam

pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu

interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication)

Slavin (2014:4) model pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Diharapkan siswa dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Trianto (2011:41) model

pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang muncul dari konsep bahwa

Page 55: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

37

siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka

saling berdiskusi dengan temannya untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks.

Menurut Sukardi (2013:139) model pembelajaran kooperatif adalah

model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif bertukar pikiran sesamanya

dalam memahami suatu materi pelajaran, siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang struktur

heterogen. Inti pembelajaran kooperatif adalah konsep sinergi. Yakni energi atau

tenaga yang terhimpun melalui kerja sama sebagai salah satu fenomena kehidupan

masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini

melatih peserta didik untuk bekerja sama dalam belajar seperti halnya anggota

masyarakat yang berarti kelas seharusnya mencerminkan keadaan masyarakat luas

dan menjadi laboratorium untuk belajar kehidupan nyata (Fathurrohman, 2015:46).

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) adalah model

pembelajaran yang terdiri dari kelompok-kelompok heterogen dengan setiap

kelompok empat sampai enam orang yang memiliki tugas serta tanggung jawab

bersama dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dan diharapkan dapat

mengubah perilaku positif peserta didik.

2.1.9.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran

lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih

menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Adanya kerjasama inilah

Page 56: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

38

yang menjadi ciri khas dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Rusman

(2014:206) karakteristik model pembelajaran kooperatif antara lain :

a. Pembelajaran secara tim

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus

mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling

membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen yang dimaksud mempunyai tiga fungsi, yaitu: a) fungsi

manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan, dan langkah-langkah

pembelajaran yang sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,

bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai

tujuan, dan lain sebagainya. b) fungsi manajemen sebagai organisasi,

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang

matang agar proses pembelajaran kooperatif berjalan dengan efektif. c) fungsi

manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes

maupun nontes.

c. Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan keberhasilan secara

kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau bekerja sama yang baik,

pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang optimal.

Page 57: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

39

d. Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong

untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan

penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif

didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan

mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam

penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu

sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.

2.1.9.3 Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok belum tentu

mencerminkan pembelajaran kooperatif. Memang secara teknis tampak ada proses

belajar bersama, tetapi terkadang hanya merupakan belajar yang dilakukan secara

bersama dalam waktu yang sama, namun tidak mencerminkan kerjasama antar

anggota kelompok. Agar benar-benar mencerminkan pembelajaran kooperatif,

maka perlu diperhatikan unsur-unsur utama pembelajaran kooperatif. Menurut

Anita Lie (dalam Sukardi, 2013:142) unsur-unsur utama model pembelajaran

kooperatif antara lain sebagai berikut :

a. Saling ketergantungan positif

Dalam suatu kelompok pencapaian tujuan akan terjadi jika ada sinergi dari

setiap anggota kelompok. Agar kerjasama dalam kelompok siswa efektif,

Page 58: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

40

pendidik perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota

kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai

tujuan bersama. Artinya setiap anggota diberikan tugas yang berlainan, setelah

itu semua anggota berkumpul dan bertukar informasi sehingga adanya sifat

saling ketergantungan positif untuk mencapai tujuan bersama.

b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

Dalam hal ini kunci keberhasilan kerja kelompok terletak pada persiapan guru

dalam penyusunan tugasnya. Guru yang kompeten dan efektif akan membuat

persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing

anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas

selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Tatap muka

Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan

untuk bertemu muka dan berdiskusi. Ini adalah kegiatan interaksi yang akan

diberikan siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Asumsinya bahwa hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya

daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Hasil kerjasama juga jauh lebih

besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota.

d. Komunikasi Antar Anggota

Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik perlu dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi. Pengajar perlu mengajarkan siswa cara-cara

berkomunikasi sebelum siswa diberi tugas dalam kelompok. Tentu saja tidak

Page 59: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

41

setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Oleh karena

itu keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi

Agar pada kegiatan berikutnya kerja sama lebih efektif, maka proses kerja

kelompok dan hasil kerja sama mereka perlu dievaluasi. Untuk itu guru perlu

menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi tiap kelompok. Waktu

evaluasi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar

terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif.

2.1.9.4 Tujuan Model Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai

tujuan bersama. Menurut Johnson dan Johnson (dalam Ibnu Badar, 2014:109)

tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara

kelompok. Karena siswa bekerja sama dalam suatu tim, maka dengan sendirinya

dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis

dan kemampuan, mengembangkan keterampilan proses kelompok dan pemecahan

masalah.

Menurut Ibrahim et al (dalam Sukardi, 2013:140) terdapat tiga tujuan

model pembelajaran kooperatif, yaitu :

Page 60: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

42

a. Hasil belajar bersifat akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-

tugas akademis. Model pembelajaran ini cukup unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep sulit serta dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil

belajar. Selain itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik

pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Model pembelajaran kooperatif juga memiliki tujuan lain yang bersifat

sosiologis, yaitu agar siswa memiliki sikap menerima perbedaan dalam sebuah

komunitas dengan beragam latar belakang dan kondisi yang didorong untuk

bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui

struktur penghargaan kooperatif.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa keterampilan

bekerja sama, kolaborasi dan keterampilan tanya-jawab. Siswa perlu memiliki

keterampilan-keterampilan sosial karena saat ini banyak anak muda masih

kurang dalam keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif meningkatkan

kerjasama karena menghargai dan mendukung perkembangan intelegensi

interpersonal.

Page 61: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

43

2.1.9.5 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran, banyak guru hanya membagi peserta didik dalam

kelompok kemudian memberi tugas untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman

mengenai hal yang dikerjakan. Akhirnya peserta didik ditelantarkan. Karena

mereka belum berpengalaman, mereka merasa bingung dan tidak tahu bagaimana

harus bekerja sama menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya kelas gaduh. Supaya

hal ini tidak terjadi, sebagai guru wajib memahami sintak model pembelajaran

kooperatif. Menurut Suprijono (2012:65) sintak model pembelajaran kooperatif

terdiri dari enam fase.

Tabel 2.2 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Fase – fase Perilaku Guru

Fase 1 : Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar

Fase 2 : Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara verbal

Fase 3 : Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik ke

dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang cara

pembentukan tim belajar selama

peserta didik mengerjakan

tugasnya

Fase 4 : Assist team work and study Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan

tugasnya

Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan peserta

didik mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fas 6 : Provide recognition Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok

Page 62: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

44

Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif.

Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas

prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase kedua, guru menyampaikan

informasi. Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh karena itu transisi

pembelajaran dari kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat.

Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam menstrukturisasi tugasnya. Guru

harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam

kelompok. Fase keempat. Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan

tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan.

Bantuan yang diberikan guru berupa petunjuk, pengarahan. Fase kelima, guru

melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan

tujuan pembelajaran. Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan

diberikan kepada peserta didik. variasi struktur reward bersifat individualistis,

kompetitif, dan kooperatif.

2.1.10 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

2.1.10.1 Pengertian Model Pembelajaran TAI

TAI dirancang khusus untuk mengajarkan matematika kepada siswa

kelas 3-6 (atau siswa pada kelas lebih tinggi). Menurut Slavin (2014:15) model

pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran dimana setiap anggota

kelompok mengerjakan soal tes yang berbeda lalu mengoreksi jawaban mereka dan

hasil yang masih kurang diberikan bantuan antar sesama teman.

Menurut Aris Shoimin (2014:200) model pembelajaran TAI adalah

model pembelajaran yang memiliki dasar pemikiran untuk mengadaptasi

Page 63: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

45

pembelajaran terhadap perbedaan individual yang berkaitan dengan kemampuan

maupun pencapaian prestasi siswa. Dalam model pembelajaran TAI, siswa

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen

dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang

memerlukannya.

Menurut Robert Slavin (dalam Miftahul Huda, 2014: 200) TAI

merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan

pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Sedangkan

menurut Fathurrohman (2015:74) model pembelajaran TAI merupakan model

pembelajaran yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan

pembelajaran individual. Setiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap

yang harus siswa kerjakan sendiri terlebih dahulu, lalu mereka mengecek hasil

kerjanya sendiri terlebih dahulu, setelah itu mereka mengecek hasil kerjanya

dengan anggota lain. Jika soal tahap tadi sudah diselesaikan dengan benar, siswa

dapat menyelesaikan soal lainnya di tahap selanjutnya. Akan tetapi, jika siswa

mengalami kekeliruan, dia harus menyelesaikan soal lainnya di tahap tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran TAI adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok

dengan anggotanya berjumlah 4-5 siswa yang heterogen dimana setiap siswa secara

individual mengerjakan soal yang berbeda dan memeriksa jawaban masing-masing

lalu saling membantu bagi anggota yang kurang.

Page 64: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

46

2.1.10.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran TAI

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan langkah-langkah model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) menurut Slavin (2014:195)

yaitu:

a. Teams

Para siswa dalam TAI dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5

orang.

b. Placement Tes

Para siswa diberikan tes program dalam bidang matematika pada permulaan

pelaksanaan program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam

program individual berdasarkan kinerja dalam tes ini. Placement tes juga dapat

berupa hasil tes sebelumnya, pretes ataupun lainnya.

c. Kelompok Pengajaran

Setiap hari guru memberikan pengajaran selama sepuluh sampai lima belas

menit kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang terdiri dari siswa-siswa

dari tim berbeda yang tingkat pencapaian kurikulumnya sama. Tujuannya

adalah mengenalkan konsep-konsep utama kepada para siswa. pelajaran

dirancang untuk membantu para siswa memahami hubungan antara pelajaran

matematika yang mereka kerjakan dengan soal-soal yang sering ditemui dan

juga soal-soal dalam kehidupan nyata. Secara umum para siswa tersebut

menerima pengenalan konsep-konsepnya dalam kelompok pengajaran sebelum

mereka mengerjakan soal tersebut dalam unit-unit individual.

Page 65: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

47

d. Materi-materi Kurikulum

Para siswa bekerja dalam materi-materi kurikulum individual yang mencakup

matematika. Masalah-masalah kata dan strategi penyelesaian masalah

ditekankan pada seluruh materi.

e. Belajar Kelompok

Para siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit matematika individual.

Para siswa mengerjakan unit-unit mereka dalam kelompok mereka. Unit

berupa LKS yang berisi soal-soal yang berkaitan dengan materi yang dibahas.

Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang sudah ditetapkan untuk

menyelesaikan suatu permasalahan. Masing-masing siswa dalam kelompok

berusaha membantu temannya. Jika ada siswa yang mendapat kesulitan

disarankan untuk meminta bantuan dalam kelompok sebelum meminta bantuan

kepada guru.

f. Unit Seluruh Kelas

Pada tahap ini dilakukan diskusi kelas, setiap anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Ketika ada kelompok yang

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, tugas kelompok lain adalah

menanggapi jawaban dari hasil kerja kelompok yang dipresentasikan. Setelah

diskusi selesai guru melakukan evaluasi terhadap jalannya diskusi serta

membebani atau menyempurnakan jawaban siswa. Di akhir diskusi guru

meminta siswa untuk membuat kesimpulan.

Page 66: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

48

g. Tes Fakta

Diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi yang

sudah dibahas. Tes fakta berupa tes akhir yang diberikan kepada siswa pada

akhir pembelajaran.

h. Skor Tim dan Rekognisi Tim

Pada akhir tiap minggu guru, guru menghitung jumlah skor tim. Skor ini

didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang bisa dicakupi oleh tiap anggota tim

dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya

dibangun dari kinerja tim.

Langkah-langkah model pembelajaran TAI menurut Lestari dan

Yudhanegara (2015:50) antara lain :

a. Placement Tes

Tes penempatan berdasarkan nilai raport atau nilai ulangan sebelumnya guna

mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa.

b. Teams

Pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa dimana dalam

setiap kelompok terdapat minimal satu siswa yang diunggulkan (pandai).

c. Student Creative

Melaksanakan tugas dalam suatu kelompok menciptakan situasi dimana

keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya.

Page 67: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

49

d. Team Study

Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok

tersebut secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi

diskusi. Guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang

membutuhkan.

e. Team Scorer and Team Recognition

Pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria

penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan unggul

f. Teaching Group

Guru memberikan materi secara singkat.

g. Fact Test

Pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

h. Whole Class Unit

Pemberian rangkuman materi oleh guru di akhir pembelajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran TAI menurut Fathurrohman

(2015: 74)

a. Teams

Kelompok yang dibentuk beranggotakan 4-5 orang yang sifatnya heterogen

mewakili hasil akademis. Fungsi kelompok adalah untuk memastikan bahwa

semua anggota kelompok ikut belajar dan memiliki kesempatan yang sama

untuk sukses khususnya dalam mengerjakan tes dengan baik. Tiap siswa

mengembangkan kemampuan masing-masing untuk berpikir tentang objek

Page 68: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

50

yang dipermasalahkan sehingga ada interaksi kelompok yang diperoleh dari

sumbangsih seluruh anggota kelompok.

b. Placement Test

Sebagai dasar pertimbangan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok

kooperatif.

c. Teaching Group

Guru mengajar materi pokok secara klasikal pada siswa, yaitu dengan

memperkenalkan konsep-konsep utama pada siswa dengan menggunakan

demonstrasi yang menyeluruh. Secara umum siswa memperoleh konsep-

konsep yang telah diberikan kepada mereka, yaitu kelompok-kelompok

pembelajaran sebelum mereka mengerjakan secara individu.

d. Student Creative

Sebelum siswa bekerja dalam kelompoknya, terlebih dahulu masing-masing

siswa berusaha membaca, memahami materi pelajaran, dan mencoba

mengerjakan tugas secara individu.

e. Team Study

Para siswa diberikan suatu unit perangkat pembelajaran. Unit tersebut

berisikan materi kemudian para siswa mengerjakan dan membahas unit-unit

tersebut dalam kelompok masing-masing.

f. Whole Class Unit

Pada tahap ini dilakukan diskusi kelas, setiap anggota kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Page 69: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

51

g. Facts Test

Diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima materi yang

sudah dibahas. Pada penelitian ini, facts test berupa tes akhir yang diberikan

pada siswa pada akhir pembelajaran.

h. Team Scorer and team Recognition

Di tiap akhir pembelajaran guru menghitung skor kelompok. Skor ini

didasarkan pada jumlah tugas yang diberikan dan keaktifan masing-masing

kelompok.

2.1.10.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TAI

Dalam model pembelajaran TAI terdapat kelebihan serta kekurangan.

Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut menurut Fathurrohman (2015:77).

2.1.10.3.1 Kelebihan model pembelajaran TAI antara lain :

a. Dapat meminimalisasi keterkaitan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan

rutin.

b. Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar

kelompok-kelompok kecil.

c. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhana sehingga para siswa

di kelas tiga ke atas dapat melakukannya.

d. Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila

siswa yang mengecek kemampuannya ada di bawah siswa yang dicek dalam

rangkaian pengajaran dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana dan

mengganggu si pengecek.

Page 70: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

52

e. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal,

fleksibel dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun guru tim.

f. Dengan membuat siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif dan

status sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap-

sikap positif terhadap siswa-siswa mainstream yang cacat secara akademik dan

di antara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda.

2.1.10.3.2 Kekurangan model pembelajaran TAI antara lain:

a. Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat

pembelajaran.

b. Jumlah siswa yang terlalu besar dalam kelas maka guru akan mengalami

kesulitan dalam memberikan bimbingan pada siswa.

2.1.11 Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran TAI

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu.

Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih

meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Dalam Penelitian ini teori

belajar yang mendasari model pembelajaran TAI dan STAD adalah :

2.1.11.1 Teori Kontruktivisme

Menurut Trianto (2011:13) teori kontruktivis menyatakan bahwa siswa

harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan

itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah. Menemukan segala

Page 71: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

53

sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Menurut teori

konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan

adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.

Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberi kesempatan siswa untuk

menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi

sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru

dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih

tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori kontruktivisme

merupakan teori belajar di mana siswa dalam pembelajaran menemukan konsep dan

masalah sendiri serta menarik kesimpulan berdasarkan masalah serta pengetahuan

yang diperoleh agar tingkat pemahaman siswa menjadi lebih tinggi.

2.1.11.2 Teori Polya

Menurut Polya (dalam Clara, 2008:9-3) menyatakan bahwa pemecahan

masalah adalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai

tujuan yang tidak dengan segera dapat dicapai. Menurut Polya dalam (Susanto,

2013 : 202) Polya menyebutkan ada empat langkah dalam pembelajaran pemecahan

masalah, antara lain :

a. Memahami masalah

Langkah ini meliputi : a) apa yang diketahui, keterangan apa yan diberikan,

atau bagaimana keterangan soal; b) apakah keterangan yang diberikan cukup

Page 72: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

54

untuk mencari apa yang ditanyakan; c) apakah keterangan tersebut tidak cukup,

atau keterangan itu berlebihan; dan d) buatlah gambar atau notasi yang sesuai.

b. Merencanakan penyelesaian

Langkah ini meliputi : a) pernahkah anda menemukan soal ini sebelumnya,

pernahkah ada soal yang serupa dalam bentuk lain; b) rumus mana yang dapat

digunakan dalam masalah ini; c) perhatikan apa yang ditanyakan; dan d)

dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan disini.

c. Melalui perhitungan

Langkah ini menekankan pada pelaksanaan rencana penyelesaian yang

meliputi : a) memeriksa setiap langkah apakah sudah benar atau belum; b)

bagaimana membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar; dan c)

melaksanakan perhitungan sesuai dengan rencana yang dibuat.

d. Memeriksa kembali proses dan hasil

Langkah ini menekankan pada bagaimana cara memeriksa kebenaran jawaban

yang diperoleh, yang terdiri dari : a) dapatkah diperiksa kebenaran jawaban; b)

dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain; c) dapatkah jawaban atau cara

tersebut digunakan untuk soal-soal lain.

Dengan mengikuti langkah-langkah atau strategi dari Polya itu, berarti

siswa akan dituntut mulai dari pemecahan masalah, memikirkan cara

pemecahannya, sampai siswa dapat melakukan pemecahannya. Dengan demikian,

strategi pemecahan masalah juga dapat diartikan sebagai suatu cara atau prosedur

pemecahan masalah yang langkah-langkahnya dirancang untuk memudahkan siswa

berpikir untuk menemukan pola pemecahan yang tepat. Karena itu, strategi

Page 73: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

55

pemecahan masalah dapat mempengaruhi proses berpikir seseorang dalam

memperoleh ide-ide baru yang berguna untuk pemecahan masalah.

2.1.11.3 Teori Van Hiele

Menurut Aisyah (2007:4.10, Fase-fase Van Hiele dalam Pembelajaran

antara lain:

Fase 1 : Informasi

Pada awal tingkat ini, guru dan siswa menggunakan tanya – jawab dan kegiatan

tentang objek – objek yang dipelajari pada tahap berpikir siswa. Guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa sambil melakukan observasi. Tujuan dari kegiatan ini

adalah : (1) guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik

yang dibahas. (2) guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka

mencantumkan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.

Fase 2 : Orientasi

Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat – alat yang dengan cermat telah

disiapkan guru. Aktivitas ini akan berangsur – angsur menampakkan kepada siswa

struktur yang memberi ciri – ciri sifat komponen dan hubungan antar komponen

suatu bangun segiempat. Alat atau pun bahan dirancang sehingga dapat

mendatangkan respon khusus.

Fase 3 : Penjelasan

Siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi.

Disamping itu, untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat,

guru memberi bantuan sesedikit mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem

hubungan pada tahap berpikir mulai nyata.

Page 74: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

56

Fase 4 : Orientasi Bebas

Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang

memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas

yang open-ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara

mereka sendiri, maupun di dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi di

antara para siswa dalam bidang investigasi,banyak hubungan antar objek menjadi

jelas.

Fase 5 : Integrasi

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat

membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara

global terhadap apa yang telah dipelajari. Pada tahap akhir fase kelima, siswa

mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap mengulangi fase-fase belajar pada

tahap sebelumnya.

2.2 Kajian Empiris

Beberapa penelitian yang mendukung dan menguatkan penelitian ini

diantaranya adalah penelitian yang dilakukan

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto, dkk (2014:67-76) tentang

efektivitas model pembelajaran TAI mengemukakan hasil penelitian sebagai

berikut. 1) Model pembelajaran kooperatif TGT dan TAI menghasilkan prestasi

belajar matematika yang sama baiknya, sedangkan model pembelajaran kooperatif

TGT dan TAI menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada model

pembelajaran langsung. 2) siswa dengan kecerdasan logika matematika tinggi

Page 75: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

57

mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada siswa dengan

kecerdasan logika matematika sedang dan rendah. 3) Siswa dengan kecerdasan

logika belajar matematika tinggi, sedang dan rendah, model pembelajaran TGT

menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan prestasi

belajar matematika yang dihasilkan dengan model pembelajaran TAI.

Penelitian yang dilakukan oleh Sumingan dan Juwariyah (2016:17-23)

tentang keefektifan model Team Assisted Individualization menunjukkan bahwa

dari hasil deskripsi data diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar matematika SDN

di Kecamatan Bendo pada sub pokok bahasan geometri dan pengukuran dengan

model pembelajaran TAI adalah 76,07, sedangkan pada siswa yang diberi

pembelajaran langsung mempunyai rata-rata 65,00. Berdasarkan uraian tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa untuk dapat menyelesaikan

soal pada kelas yang diberikan model pembelajaran TAI lebih baik dari siswa yang

diberikan pembelajaran langsung.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho, dkk (2013:1-10) tentang

pengaruh pembelajaran kooperatif TAI menunjukkan bahwa model pembelajaran

TAI terbukti cocok diterapkan pada mata pelajaran matematika khususnya SD serta

terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Tunas Daud.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnamayanti, dkk (2014:1-11) tentang

pengaruh model pembelajaran TAI berbantuan media kartu bilangan menunjukkan

bahwa kelompok eksperimen yang mengikuti model pembelajaran TAI berbantuan

media kartu bilangan memiliki rata-rata nilai hasil belajar operasi hitung mata

Page 76: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

58

pelajaran matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran di kelas kontrol

pada SD Gugus 8 Mengwi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramana, dkk (2014:1-10) tentang

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI menunjukkan bahwa rata-rata

hasil belajar dengan model pembelajaran TAI lebih besar dari rata-rata hasil belajar

siswa pada kelas kontrol. Sehingga model pembelajaran TAI lebih unggul daripada

model pembelajaran di kelas kontrol pada SD Wongaya Gede.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2017:32-40) tentang

pembelajaran kooperatif tipe TAI terhadap kemampuan pemecahan masalah pada

materi lingkaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan pada rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol yaitu 5,4 pada

kelas kontrol dan 6,5 pada kelas eksperimen. sehingga model pembelajaran

eksperimen lebih efektif daripada model pembelajaran kelas kontrol.

Selain itu penelitian dari Tinungki (2015:27-31) tentang pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi dalam matematika, mengemukakan bahwa kemampuan komunikasi

dalam matematika mempunyai hubungan yang signifikan dengan model

pembelajaran TAI. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran TAI saling

membantu satu sama lain dalam diskusi, memperdalam pengetahuan yang mereka

miliki dan memperkecil jarak siswa untuk memahami satu sama lain sehingga

komunikasi dalam matematika dapat berjalan dengan baik.

Page 77: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

59

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diketahui bahwa dalam

pembelajaran matematika pada siswa kelas V SD Gugus Wanapati Karangsambung

Kebumen belum optimal. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar matematika kelas

V yang masih di bawah KKM. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan dan

wawancara, guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar mirip dengan model

kooperatif tipe STAD namun dalam pelaksanaannya belum optimal. Dalam

pembagian kelompok seharusnya heterogen namun guru membagi kelompok

berdasakan tempat duduk yang berdekatan saja agar lebih mudah dan praktis. Selain

itu tugas kelompok yang diberikan guru tidak dikerjakan kelompok tetapi

dikerjakan sendiri, belum adanya tutor sebaya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu digunakan model

pembelajaran dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar

serta ativitas guru dan aktivitas belajar siswa meningkat. Peneliti menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI mampu memecahkan

permasalahan yang ada di SD Gugus Wanapati. Dalam penelitian ini, peneliti

mengujikan model pembelajaran TAI dan Model pembelajaran di kelas kontrol

yang telah diterapkan guru di kelas seperti biasanya. Langkah pertama yang

dilakukan adalah peneliti menentukan dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Kedua kelas tersebut dipilih berdasarkan uji normalitas dan uji

homogenitas dengan melihat kesetaraan kedua sampel tersebut. Setelah terpilih dua

kelas selanjutnya diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua

Page 78: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

60

kelas tersebut. Kedua kelas diberi perlakuan dengan menggunakan model TAI untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang biasa guru lakukan di kelas. Setelah

diberi perlakuan kedua kelas diberikan tes akhir untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Setelah dibandingkan hasil kedua

kelas tersebut hasil belajar matematika dapat mencapai KKM, aktivitas guru dan

aktivitas belajar siswa meningkat serta pembelajaran di kelas menjadi efektif dan

dapat diketahui juga model pembelajaran TAI lebih efektif daripada model

pembelajaran di kelas kontrol.

Berikut ini adalah kerangka berpikir keefektifan model pembelajaran TAI

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati

Karangsambung Kebumen yang disajikan dalam bentuk bagan.

Page 79: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

61

Gambar 2.7 Bagan Kerangka Berpikir

Tes Awal

Perlakuan

Kelas Eksperimen

pembelajaran TAI

Kelas Kontrol pembelajaran

mirip STAD

Tes Akhir

Nilai hasil tes eksperimen Nilai hasil tes kontrol

KONDISI AWAL

a. Selama ini terdapat guru yang menggunakan model pembelajaran mirip

dengan sintaks model Student Team Achievement Division (STAD),

namun dalam pelaksanaan diskusi kelompok belum optimal, siswa

masih mengerjakan tugas kelompok secara individu (sendiri-sendiri)

sehingga mempengaruhi keaktifan siswa.

b. Pembentukan kelompok belajar tidak heterogen hanya berdasarkan

tempat duduk siswa yang saling berdekatan.

c. Rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa pada setiap

kelas yang sebagian besar siswanya belum memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Aktivitas guru dan aktivitas siswa meningkat

Page 80: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

62

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Jawaban tersebut

dikatakan sementara karena jawaban yang dikemukakan baru berdasarkan pada

teori-teori yang relevan, namun belum didasarkan pada fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2015:96). Berdasarkan analisis

teoritis, tinjauan penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas, maka

peneliti merumuskan hipotesis yaitu :

1. Hipotesis 1

Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati dengan

menerapkan model pembelajaran TAI dapat mencapai KKM.

2. Hipotesis 2

Penerapan model pembelajaran TAI lebih efektif dari model pembelajaran

kelas kontrol terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus

Wanapati.

Page 81: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

124

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati dengan model

pembelajaran TAI dapat mencapai KKM mencapai ketuntasan secara klasikal

karena yang mendapat nilai di atas KKM (75) mencapai lebih dari 75%. Pada

kelas eksperimen diperoleh harga zhitung = 2,76 sedangkan harga z (0,5-α) dengan

peluang (0,5-α) adalah 1,64. Karena zhitung > z(0,5-α) maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

2. Model TAI terbukti lebih efektif daripada model kelas kontrol terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas V SD Gugus Wanapati. Hal tersebut dibuktikan

berdasarkan analisis uji t dari data tes akhir didapat harga thitung sebesar 3,976

dan ttabel sebesar 2,021 maka dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima maka hasil belajar siswa dengan model TAI lebih

efektif daripada model pembelajaran di kelas kontrol. Selanjutnya keefektifan

model TAI juga didukung dengan analisis uji t dari data gain dan N-gain.

Berdasarkan data gain didapat thitung =5,792 dan ttabel = 2,021, sedang data N-

gain didapat thitung =5,2214 dan ttabel = 2,021. Maka dari kedua data tersebut

dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar model TAI lebih efektif

daripada model pembelajaran di kelas kontrol.

Page 82: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

125

3. Aktivitas siswa pada kelas V SD Gugus Wanapati meningkat pada setiap

pertemuannya baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini diperoleh

dari hasil pengamatan aktivitas siswa, rata-rata persentase kelas eksperimen

pertemuan pertama 61%, pertemuan kedua 68%, pertemuan ketiga 81%,

pertemuan keempat 83%. Sedangkan rata-rata persentase kelas kontrol

pertemuan pertama 56%, pertemuan kedua 63%, pertemuan ketiga 74%,

pertemuan keempat 80%. Sehingga kriterianya adalah baik untuk kelas

eksperimen dan baik untuk kelas kontrol.

4. Aktivitas guru pada kelas V SD Gugus Wanapati meningkat pada setiap

pertemuannya baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini diperoleh

dari hasil pengamatan aktivitas guru, persentase kelas eksperimen pertemuan

pertama 61%, pertemuan kedua 64%, pertemuan ketiga 75%, pertemuan

keempat 79%. Sedangkan persentase kelas kontrol pertemuan pertama 57%,

pertemuan kedua 61%, pertemuan ketiga 68%, pertemuan keempat 71%.

Sehingga kriterianya adalah sangat baik untuk kelas eksperimen dan baik untuk

kelas kontrol.

5.2 Saran

5.2.1 Hendaknya guru kelas V dalam pembelajaran matematika menggunakan

model TAI sebagai variasi metode mengajar sehingga dapat memperoleh

hasil belajar yang optimal

5.2.2 Hendaknya guru kelas V dalam pembelajaran matematika

mengelompokkan siswa yang lebih heterogen lagi.

Page 83: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

126

5.2.3 Guru kelas V dalam pembelajaran matematika hendaknya memperhatikan

keaktifan siswa sehingga tidak siswa tertentu saja yang aktif.

Page 84: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

127

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk.2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta:

Dirjendikti.

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,

Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

------. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Awofala, dkk. 2013. Effect of Framing and Team Assisted Individualization

Instructional Strategies Senior Secondary School Students’ Attitudes Toward

Mathematics. Acta Didactica Napocensia. 6(1): 1-22.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

Matematika. Jakarta: Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Page 85: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

128

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Kosasih. 2015. Stretegi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya.

Lestari, Eka Karunia dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Nugroho, dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TAI terhadap Prestasi

Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas V SD

Tunas Daud. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha. 3 (1): 1-10.

Nurissa. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Muhammadiyah

Karangharjo. E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan. 5 (10): 336-344.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Pramana, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team

Assisted Individualization) dan yang Konvensional terhadap Hasil Belajar

Matematika Kelas IV di SD Wongaya Gede tahun Pelajaran 2012/2013. E-

Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (1): 1-10.

Purnamayanti, dkk. 2014. Model Pembelajaran TAI Berbantuan Media Kartu

Bilangan Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD

Gugus 8 Mengwi. E-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha. 2 (1): 1-11.

Purwanto, Ngalim. 2013. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Page 86: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

129

Rahmawati, Rina Dyah. & Ali Mahmudi. (2014). Keefektifan Pembelajaran

Kooperatif STAD dan TAI Ditinjau dari Aktivitas dan Prestasi Belajar

Matematika Siswa. Jurnal Prima Edukasia. 2(1): 102-115.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo

Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :

Ghalia Indonesia.

Slavin. 2014. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Ismail. 2013. Model-model Pembelajaran Modern: Bekal untuk Guru

Profesional. Palembang: Tunas Gemilang Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Page 87: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

130

Sumingan & Nunung Juwariyah. 2016. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran

Team Assisted Individualization (TAI) pada Pembelajaran Matematika untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN di Kecamatan

Bendo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Ilmiah Pendidikan. 4(1): 17-23

Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Pembelajaran PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Suwangsih. 2010. Model Pembelajaran Matematika (BBM). Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Tinungki. 2015. The Role Cooperative Learning Type Team Assisted

Individualization to Improve the Students’ Mathematic Communication

Ability in the Subject of Probability Theory. Journal of Education and

Practice. 6 (32): 27-31.

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B dan Nurdin Muhammad. 2015. Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,

Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, Putro Eko. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijaya. 2017. The Effectiveness of Cooperative Learning Model Type Team

Assisted Individualization (TAI) Using Contextual Teaching and Learning

(CTL) Approach on Mathematical Problem Solving Ability Grade VIII SMP

Negeri 1 Blado-Batang on the Subject of the Circles. Jurnal Pendidikan

Matematika. 6 (2): 32-39.

Page 88: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

131

Wijayanto, dkk. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Teams

Games Tournament (TGT) dan Team Assisted Individualization (TAI) pada

Materi KPK dan FPB Ditinjau dari Tingkat Kecerdasan Logika Matematika

Siswa Kelas V SD Negeri Se-Kecamatan Purwodadi Tahun 2013/2014.

Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 2 (1): 67-76.

Page 89: TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD …lib.unnes.ac.id/31028/1/1401413015.pdf · i . keefektifan model pembelajaran . team assisted individualization . terhadap hasil

306

SURAT BUKTI TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

SDN 2 WIDORO