7
PENUGASAN INDIVIDU BLOK UROPOETIKA JOURNAL READING Metallic Full-Length Ureteral Stents: Does Urinary Tract Infection Cause Obstruction (Terkait dengan analisis case report kode A18) Disusun Oleh Jondra Widodo | 10711142 Tutor : dr. Edi Fitriyanto KELOMPOK TUTORIAL 14 FAKULTAS KEDOKTERAN

TERJEMAHAN ABSTRAK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TERJEMAHAN ABSTRAK

Citation preview

Page 1: TERJEMAHAN ABSTRAK

PENUGASAN INDIVIDU BLOK UROPOETIKA

JOURNAL READING

Metallic Full-Length Ureteral Stents: Does Urinary

Tract Infection Cause Obstruction

(Terkait dengan analisis case report kode A18)

Disusun Oleh

Jondra Widodo | 10711142

Tutor : dr. Edi Fitriyanto

KELOMPOK TUTORIAL 14

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

2012

Page 2: TERJEMAHAN ABSTRAK

PENUGASAN INDIVIDU BLOK UROPOETIKA

JOURNAL READING

Judul Asli Metallic Full-Length Ureteral Stents: Does Urinary Tract

Infection Cause Obstruction

Penulis James A. Brown, Christoper L. Powell, Kristopher R.

Carlson

Sumber The Scientific World Journal (2010) 10, 1566-1573,

diunduh dari www.thescientificworld.com

A. TERJEMAHAN ABSTRAK

Metallic ureteral stents menjanjikan keberhasilan kelas superior untuk

membantu drainase pada traktus urinaria dengan cara memberi jarak dan

membebaskan ureter dari penekanan eksternal yang bisa berasal dari

keganasan tingkat lanjut atau proses obstruksi lainnya yang berasal dari pelvis

atau retroperitoneal. Literatur yang sudah ada mengindikasikan adanya

variabel pengalaman dengan alat yang relatif baru ini, dengan beberapa

investigator yang melaporkan hasil yang sangat baik dan interval yang

panjang dari keadaan bebas masalah, dan lainnya yang melaporkan keluaran

yang kurang dapat diterima. Kami melaporkan review retrospectif dari sebuah

seri yang runtut dari lima pasien yang telah dipasangi Resonance® (Cook

Medical, Bloomington, IN) salah satu merk metallic ureteral stents untuk

penanganan penekanan ureter secara eksternal yang tidak mempan terhadap

pemasangan ureteral stents tradisional (polimer). Dari 5 pasien, 3 di

antaranya (60%) membutuhkan intervensi operasi tambahan untuk

memindahkan stent atau malposisi. Empat pasien (80%) kemudian meninggal

akibat keganasan yang dideritanya <12 bulan setelah pemasangan metallic

ureteral stent. Empat dari lima pasien (80%) mengalami obstruksi pada stent

Page 3: TERJEMAHAN ABSTRAK

yang mereka punya, terlihat dari renografi nuklir dan/atau pencitraan lain, dan

tiga orang (60%) membutuhkan tindakan pelepasan dan alternatif untuk

drainase traktus urinaria selama 4 bulan dari pemasangan karena obstruksi,

nyeri tak tertahankan, atau pemindahan. Empat pasien mengalami infeksi

saluran kemih selama 4 bulan pemasangan stent. Tidak ada obstruksi

tambahan yang diakibatkan oleh penekanan eksternal setelah pemasangan.

Metallic ureteral stents bisa jadi mempunyai efek yang memuaskan untuk

pasien dengan proses patologis yang menyebabkan kompresi ureter eksternal

yang tidak bisa ditangani lagi dengan ureteral stents polimer tradisional.

Walaupun begitu, metallic ureteral stents tidak serta merta kebal dari

obstruksi, migrasi, dan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan

pemasangan. Obstruksi akibat stent meningkat pada pasien dengan status

postoperatif ISK.

B. KORELASI DENGAN KASUS

Pada laporan kasus yang diberikan (kode A18), pasien mengalami

gangguan ginjal akut postrenal yang disebabkan oleh obstruksi ureter dari

kompresi ovarium yang membesar. Pembesaran ovarium tersebut disebabkan

oleh ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS) karena saat ini pasien

sedang menjalani tindakan in vitro fertilization (IVF). Tatalaksana terhadap

kasus ini salah satunya adalah pemasangan metallic ureteral stents atau yang

lebih sering disebut dengan double-J stents. Karena hal inilah, jurnal di atas

dirasa dapat menjadi tambahan informasi karena memiliki beberapa korelasi.

Alasan pertama karena dalam jurnal ini menyebutkan bahwa metallic ureteral

stents biasa dipakai pada obstruksi ureter akibat penekanan/kompresi

eksternal, yang pada kasus ini disebabkan oleh pembesaran ovarium. Alasan

berikutnya, karena dari analisis kasus muncul pertanyaan apakah instrumen

ini aman digunakan dan apa saja yang perlu dilakukan untuk memantau

keberadaan stent di dalam ureter.

Jurnal ini membahas tentang kemungkinan pemasangan alat ini yang

dapat menimbulkan beberapa efek lanjutan seperti obstruksi,

ketidaknyamanan, dan infeksi traktus urinaria. Berdasarkan pengalaman

Page 4: TERJEMAHAN ABSTRAK

medis, sebenarnya alat ini dapat memberi hasil yang memuaskan dalam

drainase ureter, karena ia dapat meregangkan ureter yang tertekan oleh faktor

eksternal dan tahan terhadap tekanan tersebut. Infeksi dan obstruksi lebih

lanjut bisa saja terjadi rata-rata setelah 4 bulan, namun pada kasus kami toh

hanya dipasang selama beberapa hari sehingga tidak menimbulkan efek

tersebut. Justru pemasangan double-J stents pada pasien memberi hasil positif

terhadap peningkatan keluaran urin, seperti yang telah diuraikan pada awal

jurnal.

Pada pemasangan alat ini kemudian dilaporkan bahwa monitoring dan

follow up secara berkala perlu dilakukan, untuk memantau apakah terjadi

pemindahan letak stent yang justru akan menyebabkan obstruksi lebih lanjut,

rasa nyeri/tidak nyaman, atau infeksi akibat perlukaan yang disebabkan oleh

gesekan alat tersebut. Jika migrasi terjadi, maka perlu dilakukan operasi

penataan letak kembali atau bahkan pengangkatan alat untuk mengurangi

risiko terjadinya komplikasi yang sudah disebutkan sebelumnya. Metode

pemantauan dapat dilakukan dengan pielogram antegrade, renografi nuklir

diuretik, dan CT-urogram.

Pada beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan hasil penggunaan

stent toleransi tubuh terhadap keberadaan instrumen tersebut di dalam ureter.

Tidak semua pasien menunjukkan intoleransi terhadapi ureteral stents,

Gambar 1. Contoh hasil pemeriksaan nefrostogram antegrad beberapa bulan setelah penempatan stent

Page 5: TERJEMAHAN ABSTRAK

bahkan ada yang mencapai angka 100% tanpa keluhan atau komplikasi dan

rata-rata terpasang selama 8,5 bulan. Untuk lebih jelasnya, kita lihat pada

tabel di bawah ini :

Kesimpulannya, untuk menghindari komplikasi dari pemasangan stent

pada obstruksi ureteral, harus dilakukan pemantauan berkala dan pemakaian

tanpa keluhan rata-rata maksimal 3 bulan.