3
We still have problem Seorang matematikawan amerika yang terkemuka, Presiden Comission On Mathematics Instruction yang telah banyak menulis dan berbicara mengenai matematika kepada anak-anak muda beberapa tahun belakangan ini menjelaskan Dalam beberapa dekade terakhir kita masih melihat peningkatan kesalahan yang terjadi dalam pendidikan matematika di sekolah, meskipun usaha-usaha secara terus menerus telah dilakukan dalam berbagai aspek untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Tampak jelas bahwa kita kehilangan sesuatu yang fundamental tentang proses pendidikan matematika di sekolah. Tetapi kita justru tidak pernah tampak sungguh-sungguh dalam memperhatikan kehilangan tersebut. Kita terus memaksakan agar mutu pendidikan terus meningkat tanpa memperhitungkan penyebab dari kesalahan-kesalahan atau dampak dari berbagai hal yang mempengaruhinya. Kita memang mencoba untuk memperbaiki gejala-gejala dari masalah yang mendasar tetapi kita justru berfokus hanya pada bagaimana caranya untuk lulus dalam ujian- ujian yang tidak jelas tujuannya. Situasi yang sama juga terjadi di Inggris, sejak awal tahun 1960 an, ada banyak usaha intensif yang sudah dilakukan untuk memperbaiki pendidikan matematika oleh para pakar/ahli pendidikaan matematika yang bekerja keras dengan pendanaan yang memadai. Meskipun demikian beberapa kelompok penelitian di London University belakangan masih melaporkan bahwa Pemahaman anak-anak tentang beberapa topik terpenting di matematika tidak lebih baik dari pemahaman mereka ketika mereka baru memasuki sekolah smp sekitar dua atau tiga tahun yang lalu. Kita tidak hanya gagal dalam mengajarkan matematika, tetapi kita justru mengajarkan mereka untuk tidak menyukainya. Perhatian pada tataran pemerintahan tentang keadaan matematika bermula sejak 1978 sampai pada pembentukan committee of inquiry yang terus menerus melakukan pertemuan selama lebih dari satu periode dalam tiga tahun. Langkah awal dari penyelidikan ini adalah mengadakan beberapa wawancara terhadap beberapa orang yang terpilih untuk mewakili sampel di beberapa jenjang/tingkatan dalam populasi. Salah satu hal (masalah) yang mencolok dalam sesi wawancara ini adalah tidak adanya minat orang-orang untuk terlibat di dalamnya.

terjemahan psikologi pendidikan matematika bab 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikologi pendidikan matematika bab 1 terjemahan skemp

Citation preview

Page 1: terjemahan psikologi pendidikan matematika bab 1

We still have problem

Seorang matematikawan amerika yang terkemuka, Presiden Comission On Mathematics Instruction yang telah banyak menulis dan berbicara mengenai matematika kepada anak-anak muda beberapa tahun belakangan ini menjelaskan

Dalam beberapa dekade terakhir kita masih melihat peningkatan kesalahan yang terjadi dalam pendidikan matematika di sekolah, meskipun usaha-usaha secara terus menerus telah dilakukan dalam berbagai aspek untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Tampak jelas bahwa kita kehilangan sesuatu yang fundamental tentang proses pendidikan matematika di sekolah. Tetapi kita justru tidak pernah tampak sungguh-sungguh dalam memperhatikan kehilangan tersebut. Kita terus memaksakan agar mutu pendidikan terus meningkat tanpa memperhitungkan penyebab dari kesalahan-kesalahan atau dampak dari berbagai hal yang mempengaruhinya. Kita memang mencoba untuk memperbaiki gejala-gejala dari masalah yang mendasar tetapi kita justru berfokus hanya pada bagaimana caranya untuk lulus dalam ujian-ujian yang tidak jelas tujuannya.

Situasi yang sama juga terjadi di Inggris, sejak awal tahun 1960 an, ada banyak usaha intensif yang sudah dilakukan untuk memperbaiki pendidikan matematika oleh para pakar/ahli pendidikaan matematika yang bekerja keras dengan pendanaan yang memadai. Meskipun demikian beberapa kelompok penelitian di London University belakangan masih melaporkan bahwa Pemahaman anak-anak tentang beberapa topik terpenting di matematika tidak lebih baik dari pemahaman mereka ketika mereka baru memasuki sekolah smp sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.

Kita tidak hanya gagal dalam mengajarkan matematika, tetapi kita justru mengajarkan mereka untuk tidak menyukainya. Perhatian pada tataran pemerintahan tentang keadaan matematika bermula sejak 1978 sampai pada pembentukan committee of inquiry yang terus menerus melakukan pertemuan selama lebih dari satu periode dalam tiga tahun. Langkah awal dari penyelidikan ini adalah mengadakan beberapa wawancara terhadap beberapa orang yang terpilih untuk mewakili sampel di beberapa jenjang/tingkatan dalam populasi. Salah satu hal (masalah) yang mencolok dalam sesi wawancara ini adalah tidak adanya minat orang-orang untuk terlibat di dalamnya.

Baik pendekatan secara langsung maupun tidak langsung yang telah dicoba misal, kata matematika diganti dengan “aritmatika” atau “angka dalam keseharian”, meskipun demikian nampak sekali bahwa alasan orang-orang menolak untuk diwawancarai sangat sederhana, yaitu karena subyeknya adalah matematika. Setengah dari mereka yang termasuk mewakili sampel ini menolak untuk terlibat di dalamnya.

Itu telah menjadi hasil dari apa yang mereka sebut sebagai pendidikan matematika selama 10 tahun berada di sekolah.

Kabar dari jepang tidaklah lebih baik.

Masalah paling serius mengenai pendidikan matematika di negara kita adalah tingginya angka dropout. Seorang berkata bahwa 30% dari siswa-siswa di negara ini keluar dari sekolah ketika mereka berada di pendidikan sekolah dasar, 50% di sekolah menengah pertama, dan 70% di sekolah menengah atas.

Page 2: terjemahan psikologi pendidikan matematika bab 1

Jadi apa yang masih hilang (salah) dalam gerakan pembaharuan pendidikan yang telah ada? Tanpa kita bisa menemukan setidaknya sebagian jawaban atas pertanyaan tersebut, maka tidak ada alasan kita untuk berharap bahwa usaha-usaha lain yang akan dilakukan kedepannya akan lebih berhasil dari pada yang sudah-sudah, sehingga dampaknya bagi negara dan anak-anak kita terlalu serius untuk diabaikan. Hanya meningkatkan tekanan kepada mereka (anak-anak) akan membuat hal (masalah) ini semakin memburuk.

Siswa-siswa ini tidak mampu memahami apa itu yang dimaksud dengan matematika dengan alasan yang cukup jelas. Sehingga mereka sekarang secara keliru disebut sebagai “usaha yang tidak memberikan hasil” dan terus menurus diminta untuk melakukan pekerjaan yang sama berulang kali. Hal ini menyebabkan meningkatnya kegelisahan-kegelisahan dalam pendidikan matematika yang akan berubah menjadi beberapa masalah yang serius.

Jadi dimana letak kesalahan kita selama ini?

Saya tidak berfikir akan ada satu jawaban pasti mengenai masalah ini, bahkan tak seorangpun yang mampu memberikan semua jawaban atas pertanyaan ini. Sebagai sumbangan saya atas jawaban pertanyaan ini, saya memiliki 2 jawaban, dan di akhir bab pengenalan ini saya mencoba menunjukkan ke arah mana seharusnya kita melihat agar kita dapat menemukan jawaban-jawaban lain atas pertanyaan ini.

Saya membedakan antara siapa yang termasuk sebagai learner-teacher relationship atas dasar keadaan pilihan mereka sendiri dan atas dasar mereka yang masuk ke sekolah karena kewajibannya. Untuk yang pertama mereka saya menyebutnya sebagai murid dan mentor, dan yang kedua saya menyebutnya siswa dan mahasiswa.

Saya tiba pada jawaban pertama saya melalui jalan yang panjang dan berliku. Ini adalah sedikit paragraf mengenai otobiografi yang penting.

Perjalanan saya – dalam menemukan jawaban, menyita waktu selama 30 tahun. Itu dimulai di kelas matematika dan berakhir pula pada kelas matematika. Tapi meskipun perjalanan tersebut membawa saya pada psikologi perkembangan, motivasi, emosi manusia sampai kecerdasan manusia ternyata pada suatu titik justru membawa saya kembali pada pendidikan matematika.

Perjalanan ini sebagaian besar bertujuan untuk mencari solusi dari dua masalah saya. Yang pertama adalah masalah professional dan yang berikutnya adalah masalah teoritikal. Masalah pertama muncul ketika saya bekerja menjadi seorang guru yang tengah mencoba mengajarkan matematika dan fisika kepada anak-anak usia sebelas tahun keatas.