Upload
dewa-rhadea
View
129
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 1/12
1
PERTEMUAN KEDUA
RISIKO
DAN
PENGEMBALIAN INVESTASI
1.1 Pendahuluan
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan
diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yang diharapkan atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat
pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.
Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat
pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital
gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada
surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kekayaan (wealth)
para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Investor akan sangat senang
apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena
itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka.
Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat
risiko tertentu. Melihat bahwa keberadaan return selalu bergandengan dengan risiko, maka
investor dan para manajer hendaknya memahami konsep-konsep yang terkandung dalam
return dan risiko karena pemahaman konsep tersebut akan membantu dalam pengembangan
rencana yang akan membentuk perusahaan di masa mendatang.
1.2 Pengembalian Investasi
Pengembalian investasi (http://www.mediabpr.com, diakses pada tanggal 7 Maret
2012) yaitu jumlah pendapatan dinyatakan dalam persen terhadap modal perusahaan, yaitu
modal dibagi pendapatan sebelum pendapatan bunga, pajak, dan dividen, ditujukan untuk
menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk mengarahkan perhatian manajemen
kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan.
Dalam bisnis dan investasi dikenal istilah " High Risk, High Return
". Istilah ini terkaitdengan aksioma nomor 1 yaitu harus ada pertukaran antara resiko dan return. Maksud dari
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 2/12
2
hal ini adalah apabila resiko bertambah maka return seharusnya turut bertambah. Hal ini
dimaksudkan sebagai harus ada pertambahan return sebagai kompensasi dari pertambahan
resiko yang akan ditanggung oleh investor. Oleh karena itu, suatu hal yang wajar apabila
terdapat istilah high risk, high return.
1.3 Stand Alone Risk
Risiko (risk) pada kamus Webster (dalam Brigham, 2010:323) didefinisikan sebagai
“suatu halangan, gangguan, eksposur terhadap kurigian atau kecelakaan”. Jadi, risiko
diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Risiko suatu
asset dapat dianalisis dengan dua cara, yakni :
1. Dalam basis berdiri sendiri dimana asset dilihat secara terpisah, yakni risiko yang akan
dihadapi oleh investor jika ia hanya memiliki satu asset.
2. Dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah asset
lainnya dalam suatu portofolio.
Asset yang berisiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada
umumnya, asset yang berisiko memberikan pengemblian yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang diperkirakan. Jika asset selalu menghasilkan pengembalian yang diharapkan, maka
asset itu bukanlah asset yang berisiko. Jadi risiko investasi berhubungan dengan probabilitas
( probability) mendapatkan pengembalian actual yang rendah atau negatif, dimana makin
besar peluang dihasilkannya pengembalian yang rendah atau negatif, maka investasi tersebut
semakin berisiko.
Probabilitas suatu peristiwa (Brigham, 2010:324) didefinisikan sebagai peluang
terjadinya perististiwa tersebut, dimisalkan seorang pembaca ramalan cuaca mengatakan,
“Terdapat peluang 40 persen terjadi hujan hari ini dan 60 persen peluang tidak terjadi hujan”.
Jika seluruh kemungkinan peristiwa atau hasilnya disusun dalam suatu daftar tersebut disebut
sebagai distribusi probabilitas. Untuk ramalan cuaca tersebut, dapat dibuat distribusiprobabbilitasnya sebagai berikut.
Hasil
(1)
Probabilitas
(2)
Hujan 0.4 = 40%
Tidak Hujan 0.6 = 60%
1.0 = 100%
Hasil yang mungkin terjadi dicantumkan dalam Kolom 1. Sementara itu,
kemungkinan terjadinya hasil tersebut yang disajikan dalam bentuk desimal dan persentase
dicantumkan dalam Kolom 2.
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 3/12
3
Probabilitas juga dapat diberikan untuk kemungkinan hasil (dalam hal ini
pengembalian) dari suatu investasi, seperti dicontohkan jika sebuah perusahaan berencana
untuk membeli obligasi satu tahun dan memegangnya selama satu tahun, perusahaan tersebut
akan berharap untuk menerima bunga atas obligasi ditambah pengembalian atas investasi
awal perusahaan, dan pembayaran tersebut akan menjadi tingkat pengembalian dari investasi
perusahaan. Makin tinggi probabilitas kegagalan bayar, makin besar risiko obligasi, sehingga
dengan kata lain, makin tinggi risiko, maka makin tinggi tingkat pengembalian yang diminta.
Kemungkinan hasil dari investasi ini adalah sebagai berikut.
Planning ActionKemungkinan Hasil dari Planning
Action
1) Pembelian atas obligasi satu tahun dengan
waktu kepemilikan selama satu tahun olehsebuah Perusahaan X
a. Emiten akan melakukan
pembayaran atas pembelianobligasi dari perusahaan X
b. Emiten tidak akan
melakukan/gagal melakukan
pembayaran atas pembelian
obligasi dari perusahaan X
Dalam pengukurannya, risiko berdiri sendiri atau risiko tunggal dapat diukur dengan
menggunakan tiga alat ukur, yakni dengan expected rate of return, standar deviasi, dan
koefisien variasi.
1.3.1 Expected Rate of Return (Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan)
Tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate Of Return) merupakan
kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, yakni dengan
perhitungan rata-rata tertimbang dari distribusi probabilitas hasil-hasil yang mungkin terjadi.
Tingkat pengembalian yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan
eksternal perusahaan(www.google.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2012).
a. Kondisi internal perusahaan.
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin
tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian yang diharapkan.
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 4/12
4
b. Kondisi eksternal perusahaan.
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestik maupun internasional serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan tentang
masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi
meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan
kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat
investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat
permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik
juga menentukan gairah investasi, karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya
juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).
Tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate of Return) dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Brigham, 2010:327).
N
i
Pirir diharapkan yangan pengembaliTingkat 1
dengan, ri = kemungkinan hasil ke-i
Pi = probabilitas hasil ke-i
N = jumlah kemungkinan hasil
r = tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate of Return)
Makin rapat (atau makin tinggi) distribusi probabilitas, makin besar kemungkinan
hasil aktual akan mendekati nilai yang diharapkan sehingga makin kecil kemungkinan
pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan. Jadi, makin rapat
distribusi probabilitas, makin rendah risiko yang dihadapi oleh pemegang saham.
1.3.2 Standar deviasi
Standar deviasi merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi-deviasi nilai yang
diharapkan, dan nilai tersebut memberikan gambaran tentang seberapa jauh kemungkinan
pengembalian aktual dibandingkan pengembalian yang diharapkan, dimana makin kecil
standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko
sahamnya. Adapun perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut.
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 5/12
5
N
i
iir Pr diharapkan yangan pengembaliTingkat 1
ˆ
r r Deviasi iˆ
i
N
i
i Pr r Varians
2
1
2ˆ
1tan
1
2
N
r r
deviasidar S
N
i
rata Ratat
1.3.3 Koefisien variasi
Apabila perusahaan harus memilih diantara dua investasi yang memiliki ekspektasi
pengembalian yang sama, tetapi dengan standar deviasi yang berbeda, kebanyakan
perusahaan akan memilih investasi yang standar deviasinya lebih rendah sehingga berisiko
lebih kecil. Begitu pula jika menghadapi pilihan diantara dua investasi dengan risiko (standar
deviasi) yang sama, tetapi dengan ekspektasi pengembalian yang berbeda, investor umumnya
akan memilih investasi dengan ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi. Bagi kebanyakan
perusahaan, pilihan ini adalah pilihan yang masuk akal, dengan asumsi bahwa pengembalian
adalah hal yang baik dan risiko adalah hal yang buruk sehingga investor akan menginginkan
pengembalian sebesar mungkin dan risiko sekecil mungkin. Namun, ketika perusahaan akan
memilih diantara dua investasi jika salah satu memiliki ekspektasi pengembalian yang lebih
tinggi, tetapi yang lain memiliki standar deviasi yang lebih rendah, maka perusahaan
disarankan untuk menggunakan ukuran risiko yang lain, yaitu dengan menggunakan
koefisien variasi (coefficient of variaton – CV), yang merupakan pembagian antara standar
deviasi dengan pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Koefisien variasi
menunjukkan risiko per unit pengembalian, dan nilai ini memberikan ukuran risiko yang
lebih bermakna ketika dua alternatif memiliki ekspektasi pengembalian yang tidak sama,
dengan rumus sebagai berikut.
r
sCV iasiKoefisien
ˆ
var
1.4 Risiko Dalam Konteks Portofolio
Sebuah aset yang dimiliki dalam portofolio risikonya akan lebih kecil jika
dibandingkan dengan asset yang sama dimiliki secara terpisah. Investor tidak menyukai
risiko, dan karena risiko dapat dikurangi dengan portofolio, yakni dengan melakukan
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 6/12
6
diversifikasi, maka sebagian besar asset keuangan dimiliki dalam bentuk portofolio. Bahkan,
investor individual paling tidak yang kepemilikan efeknya menjadi bagian yang signifikan
dari seluruh kekayaan mereka, umumnya memiliki portofolio dan bukan hanya saham satu
perusahaan. Jadi, fakta bahwa saham akan naik atau turun menjadi tidak begitu penting, yang
penting adalah pengembalian protofolio investor dan risikonya. Karena itu, secara logis,
risiko dan pengembalian dari efek tertentu sebaiknya dianalisis dari sisi bagaimana efek
tersebut memengaruhi risiko dan pengembalian portofolio dimana efek tersebut menjadi
bagian didalamnya (Brigham, 2010:338).
Dalam dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan
investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portofolio seringkali
merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut
diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Portofolio, diakses pada tanggal 6 Maret 2012). Dalam konteks
portofolio, risiko dari suatu asset dibagi menjadi dua komponen yakni:
1. Diversifiable Risk (Risiko yang dapat didiversifikasi) merupakan bagian dari risiko suatu
efek yang terkait dengan peristiwa-peristiwa acak, seperti gugatan hukum, mogok kerja,
program pemasaran yang berhasil dan tidak berhasil, memenangkan atau kehilangan
kontrak penting, dan peristiwa-peristiwa lainnya yag unik bagi setiap perusahaan.
Peristiwa ini terjadi secara acak, pengaruhnya pada suatu portofolio dapat dihilangkan
melalui diversifikasi, dimana peristiwa buruk yang menimpa suatu perusahaan akan
ditutupi oleh peristiwa baik yang dialami perusahaan lainnya.
2. Market Risk (Risiko pasar) merupakan bagian dari risiko suatu efek yang tidak dapat
dihilangkan oleh diversifikasi, yakni risiko pasar muncul akibat faktor-faktor yang secara
sistematis memengaruhi sebagian besar perusahaan seperti perang, inflasi, resesi, dan
tingkat bunga yang tinggi. Sebagian besar saham dipengaruhi secara negative oleh faktor-
faktor tersebut sehingga risiko pasar tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi.
Seperti yang telah diketahui, investor menginginkan premi karena menanggung risiko,
yaitu makin tinggi tingkat risiko suatu efek, pengembalian yang diharapkan juga harus makin
tinggi untuk menarik investor supaya membeli (atau memiliki) efektersebut. Namun investor
yang rasional khususnya berkepentingan dengan tingkat risiko portofolio mereka dan bukan
tingkat risiko setiap saham di dalam portofolio. Jadi, tingkat risiko setiap saham seharusnya
dinilai pengaruhnya pada tingkat risiko portofolio yang dimilikinya. Untuk kasus ini,
pemecahannya adalah dengan Model Penetapan Asset Modal (Capital Asset Pricing Model –
CAPM ), yang merupakan suatu modal yang didasarkan atas usulan bahwa setiap saham
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 7/12
7
meminta tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko
ditambah premi risiko yang hanya mencerminkan risiko yang tersisa setelah diversifikasi.
Menurut CAPM, tingkat risiko setiap saham yang relevan merupakan kontribusinya pada
tingkat risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik.
1.4.1 Pengembalian Portofolio yang Diharapkan
Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (Brigham, 2010:338) sederhananya
adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap asset
dalam portofolio dengan pembobotan berdasarkan persentase setiap asset dari total
portofolio, dengan rumusan persamaan sebagai berikut.
N
i
ii p r wr 1
ˆˆ
Dengan,i
r ̂ adalah pengembalian yang diharapkan dari setiap saham, w i adalah
pembobotan, dan terdapat N saham dalam portofolio.
1.4.2 Risiko Portofolio
Meskipun tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan hanyalah rata-rata
tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan atas setiap asset di dalam portofolio,
tingkat risiko portofolio, p bukanlah merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi
setiap asset. Risiko portofolio umumnya lebih kecil dari rata-rata asset.
Apa yang akan terjadi jika melibatkan lebih dari dua saham dalam portofolio? sesuai
peraturan, risiko portofolio akan menurun jika jumlah saham portofolio meningkat. Jika
sebuah perusahaan menambahkan sejumlah saham yang berkorelasi sebagian, dapatkah
perusahaan tersebut mengeliminasi risiko? Pada umumnya, jawabannya adalah tidak, tetapi
penambahan saham ke portofolio dapat mengurangi risiko tergantung pada tingkat korelasi di
antara saham-saham tersebut : semakin kecil koefisien korelasi yang positif, semakin rendah
risiko dalam portofolio yang besar. Dalam dunia nyata, dimana korelasi di antara saham-
saham individu pada umumnya adalah positif tetapi lebih kecil dari +1,0 beberapa, tetapi
tidak semua, risiko dapat dieliminasi (Brigham, 2010:341).
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 8/12
8
1.4.3 Konsep Beta
Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam
koefisien beta (b) yang merupakan unsure kunci dari CAPM. Rata-rata risiko saham
didefinisikan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar
umum yang di ukur oleh beberapa indeks seperti Dow Jones Industrial, S&P 500, New York
Stock Exchange. Menurut definisinya, saham ini akan mempunyai beta (b) sebesar 1,0 yang
mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak ke atas 10 persen, maka saham
juga akan naik sebesar 10 persen, sementara jika pasar turun 10 persen, maka saham akan
turun 10 persen. Portofolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik dan turun sesuai dengan
rata-rata pasar, dan akan memiliki risiko yang sama dengan rata-rata pasar. Jika b = 0,5 maka
perubahan saham hanya separuh dari perubahan pasar saham itu akan naik dan turun hanya
separuhnya dan portofolio saham seperti ini memiliki setengah resiko portofolio b = 1,0.
Disamping itu, jika b = 2,0, maka perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-
rata saham. Nilai portofolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek, dan
jika anda memegang portofolio seperti itu, maka anda yang sebelumnya adalah milyader
dapat menjadi fakir miskin dengan cepat.
Beta mengukur perubahan relative saham terhadap rata-rata saham, yang menurut
definisinya menjadi b = 1,0. Kemiringan garis menunjukan bagaimana setiap saham bergerak
dalam menanggapi pergerakan pasar. Kemiringan koefisien dari “garis regresi” semacam itu
didefinisikan sebagai koefisien beta. Ingatlah bahwa saham dalam tahun tertentu mungkin
bergerak berlawanan dengan pasar secara keseluruhan, walaupun beta saham positif. Jika
sebuah saham mempunyai beta yang positif, maka kita akan mengharapkan pengembalian
yang meningkat apabila pasar saham secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan
dapat menyebabkan pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah
positif.
Kemudian beta portofolio, dan sebagai konsekuesi risikonya akan meningkat.
Sebaliknya, jika saham yang betanya kurang dari 1,0 ditambahkan ke b = 1,0 portofolio,
maka beta dan risikonya akan menurun. Jadi, karena beta saham mengukur kontribusinya
pada risiko portofolio, maka beta adalah ukuran risiko saham yang benar secara teori.
Analisis risiko sebelumnya dalam konteks portofolio merupakan bagian dari CAPM,
dan kita dapat mengikhtisarkan pembahasan kita pada bagian ini sebagai berikut :
1. Risiko saham terdiri dari dua komponen, risiko pasar dan risiko yang dapat
didiversifikasi.
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 9/12
9
2. Risiko yang dapat didiversifikasi bisa dieliminasi oleh diversifikasi, dan hampir semua
investor melakukan diversifikasi, dengan memiliki portofolio yang besar atau dengan
membeli saham dalam reksadana (mutual fund).
3. Para investor harus diberi kompensasi dalam menanggung risiko. Semakin besar risiko
saham, semakin tinggi pengembalian yang diminta.
4. Risiko pasar saham di ukur oleh koefisien beta, yang merupakan indeks dari volatilitas
relative saham. Beberapa tolak ukur atau benchmark beta adalah sebagai berikut :
b = 0,5 : Risiko saham hanya setengah perubahan, atau risiko rata-rata saham.
b = 1,0 : Risiko saham merupakan dari risiko rata-rata.
b = 2,0 : Risiko saham adalah dua kali risiko rata-rata saham.
5. Karena koefisien beta saham menentukan bagaimana saham mempengaruhi risiko
portofolio yang didiversifikasi, maka beta adalah ukuran yang paling relevan dari setiap
risiko saham.
1.5 Hubungan Antara Risiko dan Return
Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti
perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal.
Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham
perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang
mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat
pengembalian (return) dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sebagai biaya
kesempatan dana (opportunity cost of fund). Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan
kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa?
Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung resiko operasi yang lebih besar ,
mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi
dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selainitu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang
besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang
diartikan sebagai risiko yang lebih besar. Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang
yang lebih baik), perusahaan harus mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang
berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai
investor atas resiko yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat
mengikuti peningkatan resiko (http://rumahtugasekonomi.wordpress.com, diakses pada
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 10/12
10
tanggal 7 Maret 2012). Adapun perhitungan atas kompensasi yang didapatkan oleh investor
tersebut akibat risiko yang diderita adalah sebagai berikut (Brigham, 2010:355-358)
ir ̂ = tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham i.
ri = tingkat pengembalian yang diperlukan atas saham i. Jika ri lebih kecildaripada ri , maka anda tidak akan membeli saham ini, atau anda akan
menjualnya jika anda memilikinya. Jika ri lebih besar daripada ri , maka
anda ingin membeli saham ini, karena kelihatannya seperti sebuah
tawaran. Anda tidak akan tertarik jika ri = ri .
r = pengembalian yang direalisasi, setelah terjadi.
rRF = tingkat pengembalian bebas risiko.
bi = koefisien beta saham ke-i. Beta rata-rata saham adalah bA = 1,0.k M = tingkat pengembalian yang diperlukan atas portofolio yang terdiri dari
semua saham, yang disebut dengan portofolio pasar. k M juga merupakan
tingkat pengembalian yang diperlukan atas rata-rata saham (bA = 1,0).
RPM = (rM – rRF) = Premi risiko atas “pasar”, dan juga atas rata-rata saham (b =
1,0). Ini merupakan tambahan pengembalian terhadap tingkat
pengembalian bebas risiko yang diperlukan untuk mengkompensasi
investor rata-rata untuk menghadapi jumlah risiko rata-rata. Risiko rata-
rata saham berarti bi = bA = 1,0.
RPi = (rM – rRF)bi = (RPM)bi = premi risiko atas saham ke-i.
Premi risiko pasar (market risk premium), RPM , menunjukan premi yang diminta
investor untuk menghadapi risiko saham rata-rata, dan hal itu tergantung pada tingkat
penolakan risiko oleh para investor. Jika satu saham memiliki risiko dua kali lipat daripada
lainnya, maka premi risikonya akan menjadi dua kali lebih tinggi, sementara jika risikonya
hanya setengahnya, maka premi risiko juga hanya akan menjadi setengah lebih besar.
i) Premi risiko utuk saham i = RPi = (RPM) bi
Pengembalian yang diminta dari saham secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut.
ii) Pengembalian yang diminta dari saham = pengembalian bebas risiko + premi
risiko
iii) Pengembalian yang diperlukan atas saham i = tingkat pengembalian bebas risiko +
(premi risiko pasar) + (beta saham i)
ri = rRF + (rM – rRF) bi
= rRF + (RPM) bi
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 11/12
11
Security Market Line (SML) adalah garis grafik yang menunjukan hubungan antara
risiko yang di ukur oleh beta dan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk sekuritas
individual. Menunjukan SML ketika k RF = 6% dan k M =11%, perhatikan hal-hal berikut :
1. Tingkat pengembalian yang diperlukan ditunjukkan pada sumbu vertical, sementara
risiko yang diukur oleh beta ditunjukkan pada sumbu horizontal.
2. Efek tanpa risiko mempunyai bi = 0. Jika kita dapat membuat portofolio yang nilai
betanya nol, maka pengembalian yang diharapkan dari portofolio tersebut akan sama
dengan tingkat bebas resiko.
3. Kemiringan SML 5% mencerminkan tingkat penghindaran risiko dalam
perekonomian, dimana makin besar rata-rata penghindaran risiko investor, maka (a)
kemiringan garis akan makin curam, (b) makin besar premi risiko untuk setiap, dan
(c) tingkat pengembalian yang diminta dari seluruh saham akan makin tinggi.
4. Nilai-nilai yang kita kerjakan untuk saham dengan bi =0,5, bi = 1,0, dan bi = 2,0 sama
dengan nilai untuk rrendah, rrata, dan rtinggi.
1.5.1 Dampak Inflasi
Tingkat bebas risiko seperti yang diukur dari tingkat efek Pemerintah AS disebut
sebagi tingkat nominal, dan terdiri atas dua unsur yakni (1) tingkat pengembalian nyata,
bebas inflasi, r* dan (2) suatu premi inflasi (inflation premium), yang nilainya sama dengan
tingkat inflasi yang diantisipasikan akan terjadi, dengan rumusan persamaan sebagai berikut.
rRF = r* + IP
Tingkat nyata obligasi pemerintah jangka panjang selama ini berada di rentang 2
hingga 4 persen dengan nilai rata-rata sekitar 3 persen. Jadi, jika diperkirakan tidak ada
inflasi, obligasi pemerintah jangka panjang akan memberikan imbal hasil sekitar 3 persen.
Namun, seiring dengan naiknya tingkat pengembalian yang diharapkan, harus ada premi yang
ditambahkan ke tingkat pengembalian nyata bebas risiko untuk memberikan kompensasi
kepada investor atas hilangnya daya beli yang diakibatkan oleh inflasi.
Kenaikan nilai rRF menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat pengembalian dari
seluruh risiko yang berisiko dalam jumlah yang sama, ini dikarenakan terdapat premi inflasi
yang sama dalam tingkat pengembalian yang diminta dari asset tanpa risiko dan dengan
risiko.
5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 12/12
12
MANAJEMEN KEUANGAN
MATERI KEDUA
RISIKO DAN PENGEMBALIAN INVESTASI( RISK AND RETURN)
OLEH :
Eka Putra Sukarsana, SE (11.9066.2005)
I Dewa Gede Rhadea Prana Prabawa, SE (11.9066.2006)
I Made Wendi Karnata, SE (11.9066.2007)
Devatty Ari Ayi Suendra (11.9066.2008)
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2012