12
 1 PERTEMUAN KEDUA RISIKO DAN PENGEMBALIAN INVESTASI 1.1 Pendahuluan Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika. Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian ) sebesar-besa rnya dengan risiko tertentu.  Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan  pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang.  Return tersebut yang menjadi  indikator untuk meningkatkan kekayaan ( wealth) para investor, termasuk di dalamnya para  pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor memiliki kepentinga n untuk mampu memprediksi berapa besar i nvestasi mereka. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Melihat bahwa keberadaan return selalu bergandengan dengan risiko, maka investor dan para manajer hendaknya memahami konsep-konsep yang terkandung dalam return dan risiko karena pemahaman konsep tersebut akan membantu dalam pengembangan rencana yang akan membentuk perusahaan di masa mendatang. 1.2 Pengembalian Investasi Pengembalian investasi (http://www.mediabpr.com, diakses pada tanggal 7 Maret 2012) yaitu jumlah pendapatan dinyatakan dalam persen terhadap modal perusahaan, yaitu modal dibagi pendapatan sebelum pendapatan bunga,  pajak, dan dividen, ditujukan untuk menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk mengarahkan perhatian manajemen kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan. Dalam bisnis dan investasi dikenal istilah "  High Risk, High Return". Istilah ini terkait dengan aksioma nomor 1 yaitu harus ada pertukaran antara resiko dan return. Maksud dari

Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 1/12

 

1

PERTEMUAN KEDUA

RISIKO

DAN

PENGEMBALIAN INVESTASI

1.1 Pendahuluan

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam

pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)

keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan

diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan

yang diharapkan atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat

pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan

statistika.

Ekspetasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat

pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu.  Return tersebut dapat berupa capital

gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada

surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kekayaan (wealth) 

para investor, termasuk di dalamnya para  pemegang saham. Investor akan sangat senang

apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena

itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka.

Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat

risiko tertentu. Melihat bahwa keberadaan return selalu bergandengan dengan risiko, maka

investor dan para manajer hendaknya memahami konsep-konsep yang terkandung dalam

return dan risiko karena pemahaman konsep tersebut akan membantu dalam pengembangan

rencana yang akan membentuk perusahaan di masa mendatang.

1.2  Pengembalian Investasi

Pengembalian investasi (http://www.mediabpr.com, diakses pada tanggal 7 Maret

2012) yaitu jumlah pendapatan dinyatakan dalam persen terhadap modal perusahaan, yaitu

modal dibagi pendapatan sebelum pendapatan bunga,  pajak, dan dividen, ditujukan untuk 

menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk mengarahkan perhatian manajemen

kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan.

Dalam bisnis dan investasi dikenal istilah " High Risk, High Return

". Istilah ini terkaitdengan aksioma nomor 1 yaitu harus ada pertukaran antara resiko dan return. Maksud dari

Page 2: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 2/12

 

2

hal ini adalah apabila resiko bertambah maka return seharusnya turut bertambah. Hal ini

dimaksudkan sebagai harus ada pertambahan return sebagai kompensasi dari pertambahan

resiko yang akan ditanggung oleh investor. Oleh karena itu, suatu hal yang wajar apabila

terdapat istilah high risk, high return.

1.3  Stand Alone Risk

Risiko (risk) pada kamus Webster  (dalam Brigham, 2010:323) didefinisikan sebagai

“suatu halangan, gangguan, eksposur terhadap kurigian atau kecelakaan”. Jadi, risiko

diartikan sebagai peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan. Risiko suatu

asset dapat dianalisis dengan dua cara, yakni :

1.  Dalam basis berdiri sendiri dimana asset dilihat secara terpisah, yakni risiko yang akan

dihadapi oleh investor jika ia hanya memiliki satu asset.

2.  Dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagai salah satu dari sejumlah asset

lainnya dalam suatu portofolio.

Asset yang berisiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan. Pada

umumnya, asset yang berisiko memberikan pengemblian yang lebih tinggi atau lebih rendah

dari yang diperkirakan. Jika asset selalu menghasilkan pengembalian yang diharapkan, maka

asset itu bukanlah asset yang berisiko. Jadi risiko investasi berhubungan dengan probabilitas

( probability) mendapatkan pengembalian actual yang rendah atau negatif, dimana makin

besar peluang dihasilkannya pengembalian yang rendah atau negatif, maka investasi tersebut

semakin berisiko.

Probabilitas suatu peristiwa (Brigham, 2010:324) didefinisikan sebagai peluang

terjadinya perististiwa tersebut, dimisalkan seorang pembaca ramalan cuaca mengatakan,

“Terdapat peluang 40 persen terjadi hujan hari ini dan 60 persen peluang tidak terjadi hujan”.

Jika seluruh kemungkinan peristiwa atau hasilnya disusun dalam suatu daftar tersebut disebut

sebagai distribusi probabilitas. Untuk ramalan cuaca tersebut, dapat dibuat distribusiprobabbilitasnya sebagai berikut.

Hasil

(1)

Probabilitas

(2)

Hujan 0.4 = 40%

Tidak Hujan 0.6 = 60%

1.0 = 100%

Hasil yang mungkin terjadi dicantumkan dalam Kolom 1. Sementara itu,

kemungkinan terjadinya hasil tersebut yang disajikan dalam bentuk desimal dan persentase

dicantumkan dalam Kolom 2.

Page 3: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 3/12

 

3

Probabilitas juga dapat diberikan untuk kemungkinan hasil (dalam hal ini

pengembalian) dari suatu investasi, seperti dicontohkan jika sebuah perusahaan berencana

untuk membeli obligasi satu tahun dan memegangnya selama satu tahun, perusahaan tersebut

akan berharap untuk menerima bunga atas obligasi ditambah pengembalian atas investasi

awal perusahaan, dan pembayaran tersebut akan menjadi tingkat pengembalian dari investasi

perusahaan. Makin tinggi probabilitas kegagalan bayar, makin besar risiko obligasi, sehingga

dengan kata lain, makin tinggi risiko, maka makin tinggi tingkat pengembalian yang diminta.

Kemungkinan hasil dari investasi ini adalah sebagai berikut.

Planning ActionKemungkinan Hasil dari Planning

Action

1) Pembelian atas obligasi satu tahun dengan

waktu kepemilikan selama satu tahun olehsebuah Perusahaan X

a.  Emiten akan melakukan

pembayaran atas pembelianobligasi dari perusahaan X

b.  Emiten tidak akan

melakukan/gagal melakukan

pembayaran atas pembelian

obligasi dari perusahaan X

Dalam pengukurannya, risiko berdiri sendiri atau risiko tunggal dapat diukur dengan

menggunakan tiga alat ukur, yakni dengan expected rate of return, standar deviasi, dan

koefisien variasi.

1.3.1  Expected Rate of Return (Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan)

Tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate Of Return) merupakan

kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, yakni dengan

perhitungan rata-rata tertimbang dari distribusi probabilitas hasil-hasil yang mungkin terjadi.

Tingkat pengembalian yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan

eksternal perusahaan(www.google.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2012).

a.  Kondisi internal perusahaan.

Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya

tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut

berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin

tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat

pengembalian yang diharapkan.

Page 4: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 4/12

 

4

b.  Kondisi eksternal perusahaan.

Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan

investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi

domestik maupun internasional serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan tentang

masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi

meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan

kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat

investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat

permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik 

 juga menentukan gairah investasi, karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya

 juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).

Tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate of Return) dapat dinyatakan

dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Brigham, 2010:327).

 N 

i

Pirir diharapkan yangan pengembaliTingkat 1

 

dengan, ri = kemungkinan hasil ke-i

Pi = probabilitas hasil ke-i

N = jumlah kemungkinan hasil

r  = tingkat pengembalian yang diharapkan ( Expected Rate of Return)

Makin rapat (atau makin tinggi) distribusi probabilitas, makin besar kemungkinan

hasil aktual akan mendekati nilai yang diharapkan sehingga makin kecil kemungkinan

pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan. Jadi, makin rapat

distribusi probabilitas, makin rendah risiko yang dihadapi oleh pemegang saham.

1.3.2 Standar deviasi

Standar deviasi merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi-deviasi nilai yang

diharapkan, dan nilai tersebut memberikan gambaran tentang seberapa jauh kemungkinan

pengembalian aktual dibandingkan pengembalian yang diharapkan, dimana makin kecil

standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya, dan makin rendah tingkat risiko

sahamnya. Adapun perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut.

Page 5: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 5/12

 

5

 N 

i

iir Pr diharapkan yangan pengembaliTingkat 1

ˆ  

r r  Deviasi iˆ  

i

 N 

i

i Pr r Varians

2

1

    

1tan

1

2

 N 

r r 

deviasidar S

 N 

i

rata Ratat 

    

1.3.3  Koefisien variasi

Apabila perusahaan harus memilih diantara dua investasi yang memiliki ekspektasi

pengembalian yang sama, tetapi dengan standar deviasi yang berbeda, kebanyakan

perusahaan akan memilih investasi yang standar deviasinya lebih rendah sehingga berisiko

lebih kecil. Begitu pula jika menghadapi pilihan diantara dua investasi dengan risiko (standar

deviasi) yang sama, tetapi dengan ekspektasi pengembalian yang berbeda, investor umumnya

akan memilih investasi dengan ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi. Bagi kebanyakan

perusahaan, pilihan ini adalah pilihan yang masuk akal, dengan asumsi bahwa pengembalian

adalah hal yang baik dan risiko adalah hal yang buruk sehingga investor akan menginginkan

pengembalian sebesar mungkin dan risiko sekecil mungkin. Namun, ketika perusahaan akan

memilih diantara dua investasi jika salah satu memiliki ekspektasi pengembalian yang lebih

tinggi, tetapi yang lain memiliki standar deviasi yang lebih rendah, maka perusahaan

disarankan untuk menggunakan ukuran risiko yang lain, yaitu dengan menggunakan

koefisien variasi (coefficient of variaton  – CV), yang merupakan pembagian antara standar

deviasi dengan pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Koefisien variasi

menunjukkan risiko per unit pengembalian, dan nilai ini memberikan ukuran risiko yang

lebih bermakna ketika dua alternatif memiliki ekspektasi pengembalian yang tidak sama,

dengan rumus sebagai berikut.

sCV iasiKoefisien

ˆ

var  

1.4 Risiko Dalam Konteks Portofolio

Sebuah aset yang dimiliki dalam portofolio risikonya akan lebih kecil jika

dibandingkan dengan asset yang sama dimiliki secara terpisah. Investor tidak menyukai

risiko, dan karena risiko dapat dikurangi dengan portofolio, yakni dengan melakukan

Page 6: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 6/12

 

6

diversifikasi, maka sebagian besar asset keuangan dimiliki dalam bentuk portofolio. Bahkan,

investor individual paling tidak yang kepemilikan efeknya menjadi bagian yang signifikan

dari seluruh kekayaan mereka, umumnya memiliki portofolio dan bukan hanya saham satu

perusahaan. Jadi, fakta bahwa saham akan naik atau turun menjadi tidak begitu penting, yang

penting adalah pengembalian protofolio investor dan risikonya. Karena itu, secara logis,

risiko dan pengembalian dari efek tertentu sebaiknya dianalisis dari sisi bagaimana efek 

tersebut memengaruhi risiko dan pengembalian portofolio dimana efek tersebut menjadi

bagian didalamnya (Brigham, 2010:338).

Dalam dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan

investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portofolio seringkali

merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut

diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi

(http://id.wikipedia.org/wiki/Portofolio, diakses pada tanggal 6 Maret 2012). Dalam konteks

portofolio, risiko dari suatu asset dibagi menjadi dua komponen yakni:

1.  Diversifiable Risk (Risiko yang dapat didiversifikasi) merupakan bagian dari risiko suatu

efek yang terkait dengan peristiwa-peristiwa acak, seperti gugatan hukum, mogok kerja,

program pemasaran yang berhasil dan tidak berhasil, memenangkan atau kehilangan

kontrak penting, dan peristiwa-peristiwa lainnya yag unik bagi setiap perusahaan.

Peristiwa ini terjadi secara acak, pengaruhnya pada suatu portofolio dapat dihilangkan

melalui diversifikasi, dimana peristiwa buruk yang menimpa suatu perusahaan akan

ditutupi oleh peristiwa baik yang dialami perusahaan lainnya.

2.  Market Risk (Risiko pasar) merupakan bagian dari risiko suatu efek yang tidak dapat

dihilangkan oleh diversifikasi, yakni risiko pasar muncul akibat faktor-faktor yang secara

sistematis memengaruhi sebagian besar perusahaan seperti perang, inflasi, resesi, dan

tingkat bunga yang tinggi. Sebagian besar saham dipengaruhi secara negative oleh faktor-

faktor tersebut sehingga risiko pasar tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi.

Seperti yang telah diketahui, investor menginginkan premi karena menanggung risiko,

yaitu makin tinggi tingkat risiko suatu efek, pengembalian yang diharapkan juga harus makin

tinggi untuk menarik investor supaya membeli (atau memiliki) efektersebut. Namun investor

yang rasional khususnya berkepentingan dengan tingkat risiko portofolio mereka dan bukan

tingkat risiko setiap saham di dalam portofolio. Jadi, tingkat risiko setiap saham seharusnya

dinilai pengaruhnya pada tingkat risiko portofolio yang dimilikinya. Untuk kasus ini,

pemecahannya adalah dengan Model Penetapan Asset Modal (Capital Asset Pricing Model –  

CAPM ), yang merupakan suatu modal yang didasarkan atas usulan bahwa setiap saham

Page 7: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 7/12

 

7

meminta tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko

ditambah premi risiko yang hanya mencerminkan risiko yang tersisa setelah diversifikasi.

Menurut CAPM, tingkat risiko setiap saham yang relevan merupakan kontribusinya pada

tingkat risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik.

1.4.1 Pengembalian Portofolio yang Diharapkan

Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (Brigham, 2010:338) sederhananya

adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap asset

dalam portofolio dengan pembobotan berdasarkan persentase setiap asset dari total

portofolio, dengan rumusan persamaan sebagai berikut.

 N 

i

ii p r wr 1

ˆˆ  

Dengan,i

r ̂ adalah pengembalian yang diharapkan dari setiap saham, w i adalah

pembobotan, dan terdapat N saham dalam portofolio.

1.4.2 Risiko Portofolio

Meskipun tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan hanyalah rata-rata

tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan atas setiap asset di dalam portofolio,

tingkat risiko portofolio,  p   bukanlah merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi

setiap asset. Risiko portofolio umumnya lebih kecil dari rata-rata    asset.

Apa yang akan terjadi jika melibatkan lebih dari dua saham dalam portofolio? sesuai

peraturan, risiko portofolio akan menurun jika jumlah saham portofolio meningkat. Jika

sebuah perusahaan menambahkan sejumlah saham yang berkorelasi sebagian, dapatkah

perusahaan tersebut mengeliminasi risiko? Pada umumnya, jawabannya adalah tidak, tetapi

penambahan saham ke portofolio dapat mengurangi risiko tergantung pada tingkat korelasi di

antara saham-saham tersebut : semakin kecil koefisien korelasi yang positif, semakin rendah

risiko dalam portofolio yang besar. Dalam dunia nyata, dimana korelasi di antara saham-

saham individu pada umumnya adalah positif tetapi lebih kecil dari +1,0 beberapa, tetapi

tidak semua, risiko dapat dieliminasi (Brigham, 2010:341).

Page 8: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 8/12

 

8

1.4.3 Konsep Beta

Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam

koefisien beta (b) yang merupakan unsure kunci dari CAPM.  Rata-rata risiko saham

didefinisikan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sejalan dengan pasar

umum yang di ukur oleh beberapa indeks seperti Dow Jones Industrial, S&P 500, New York 

Stock Exchange. Menurut definisinya, saham ini akan mempunyai beta (b) sebesar 1,0 yang

mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak ke atas 10 persen, maka saham

 juga akan naik sebesar 10 persen, sementara jika pasar turun 10 persen, maka saham akan

turun 10 persen. Portofolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik dan turun sesuai dengan

rata-rata pasar, dan akan memiliki risiko yang sama dengan rata-rata pasar. Jika b = 0,5 maka

perubahan saham hanya separuh dari perubahan pasar saham itu akan naik dan turun hanya

separuhnya dan portofolio saham seperti ini memiliki setengah resiko portofolio b = 1,0.

Disamping itu, jika b = 2,0, maka perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-

rata saham. Nilai portofolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek, dan

 jika anda memegang portofolio seperti itu, maka anda yang sebelumnya adalah milyader

dapat menjadi fakir miskin dengan cepat.

Beta mengukur perubahan relative saham terhadap rata-rata saham, yang menurut

definisinya menjadi b = 1,0. Kemiringan garis menunjukan bagaimana setiap saham bergerak 

dalam menanggapi pergerakan pasar. Kemiringan koefisien dari “garis regresi” semacam itu

didefinisikan sebagai koefisien beta. Ingatlah bahwa saham dalam tahun tertentu mungkin

bergerak berlawanan dengan pasar secara keseluruhan, walaupun beta saham positif. Jika

sebuah saham mempunyai beta yang positif, maka kita akan mengharapkan pengembalian

yang meningkat apabila pasar saham secara keseluruhan naik. Akan tetapi, faktor perusahaan

dapat menyebabkan pengembalian saham menurun, meskipun pengembalian pasar adalah

positif.

Kemudian beta portofolio, dan sebagai konsekuesi risikonya akan meningkat.

Sebaliknya, jika saham yang betanya kurang dari 1,0 ditambahkan ke b = 1,0 portofolio,

maka beta dan risikonya akan menurun. Jadi, karena beta saham mengukur kontribusinya

 pada risiko portofolio, maka beta adalah ukuran risiko saham yang benar secara teori. 

Analisis risiko sebelumnya dalam konteks portofolio merupakan bagian dari CAPM,

dan kita dapat mengikhtisarkan pembahasan kita pada bagian ini sebagai berikut :

1.  Risiko saham terdiri dari dua komponen, risiko pasar dan risiko yang dapat

didiversifikasi.

Page 9: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 9/12

 

9

2.  Risiko yang dapat didiversifikasi bisa dieliminasi oleh diversifikasi, dan hampir semua

investor melakukan diversifikasi, dengan memiliki portofolio yang besar atau dengan

membeli saham dalam reksadana (mutual fund).

3.  Para investor harus diberi kompensasi dalam menanggung risiko. Semakin besar risiko

saham, semakin tinggi pengembalian yang diminta.

4.  Risiko pasar saham di ukur oleh koefisien beta, yang merupakan indeks dari volatilitas

relative saham. Beberapa tolak ukur atau benchmark beta adalah sebagai berikut :

b = 0,5 : Risiko saham hanya setengah perubahan, atau risiko rata-rata saham.

b = 1,0 : Risiko saham merupakan dari risiko rata-rata.

b = 2,0 : Risiko saham adalah dua kali risiko rata-rata saham.

5.  Karena koefisien beta saham menentukan bagaimana saham mempengaruhi risiko

 portofolio yang didiversifikasi, maka beta adalah ukuran yang paling relevan dari setiap

risiko saham. 

1.5  Hubungan Antara Risiko dan Return 

Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti

perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal.

Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham

perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang

mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat

pengembalian (return) dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sebagai biaya

kesempatan dana (opportunity cost of fund). Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan

kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa?

Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung resiko operasi yang lebih besar ,

mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi

dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selainitu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang

besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang

diartikan sebagai risiko yang lebih besar. Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang

yang lebih baik), perusahaan harus mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang

berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai

investor atas resiko yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat

mengikuti peningkatan resiko (http://rumahtugasekonomi.wordpress.com, diakses pada

Page 10: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 10/12

 

10

tanggal 7 Maret 2012). Adapun perhitungan atas kompensasi yang didapatkan oleh investor

tersebut akibat risiko yang diderita adalah sebagai berikut (Brigham, 2010:355-358)

ir ̂ = tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham i.

ri = tingkat pengembalian yang diperlukan atas saham i. Jika ri lebih kecildaripada ri , maka anda tidak akan membeli saham ini, atau anda akan

menjualnya jika anda memilikinya. Jika ri lebih besar daripada ri , maka

anda ingin membeli saham ini, karena kelihatannya seperti sebuah

tawaran. Anda tidak akan tertarik jika ri = ri .

r  = pengembalian yang direalisasi, setelah terjadi.

rRF = tingkat pengembalian bebas risiko.

bi = koefisien beta saham ke-i. Beta rata-rata saham adalah bA = 1,0.k M = tingkat pengembalian yang diperlukan atas portofolio yang terdiri dari

semua saham, yang disebut dengan  portofolio pasar. k M  juga merupakan

tingkat pengembalian yang diperlukan atas rata-rata saham (bA = 1,0).

RPM = (rM  –  rRF) = Premi risiko atas “pasar”, dan juga atas rata-rata saham (b =

1,0). Ini merupakan tambahan pengembalian terhadap tingkat

pengembalian bebas risiko yang diperlukan untuk mengkompensasi

investor rata-rata untuk menghadapi jumlah risiko rata-rata. Risiko rata-

rata saham berarti bi = bA = 1,0.

RPi = (rM  – rRF)bi = (RPM)bi = premi risiko atas saham ke-i.

Premi risiko pasar (market risk premium), RPM , menunjukan premi yang diminta

investor untuk menghadapi risiko saham rata-rata, dan hal itu tergantung pada tingkat

penolakan risiko oleh para investor. Jika satu saham memiliki risiko dua kali lipat daripada

lainnya, maka premi risikonya akan menjadi dua kali lebih tinggi, sementara jika risikonya

hanya setengahnya, maka premi risiko juga hanya akan menjadi setengah lebih besar.

i)  Premi risiko utuk saham i = RPi = (RPM) bi 

Pengembalian yang diminta dari saham secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut.

ii)  Pengembalian yang diminta dari saham = pengembalian bebas risiko + premi

risiko

iii)  Pengembalian yang diperlukan atas saham i = tingkat pengembalian bebas risiko +

(premi risiko pasar) + (beta saham i)

ri = rRF + (rM  – rRF) bi 

= rRF + (RPM) bi 

Page 11: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 11/12

 

11

Security Market Line (SML) adalah garis grafik yang menunjukan hubungan antara

risiko yang di ukur oleh beta dan tingkat pengembalian yang diperlukan untuk sekuritas

individual. Menunjukan SML ketika k RF = 6% dan k M =11%, perhatikan hal-hal berikut :

1.  Tingkat pengembalian yang diperlukan ditunjukkan pada sumbu vertical, sementara

risiko yang diukur oleh beta ditunjukkan pada sumbu horizontal.

2.  Efek tanpa risiko mempunyai bi = 0. Jika kita dapat membuat portofolio yang nilai

betanya nol, maka pengembalian yang diharapkan dari portofolio tersebut akan sama

dengan tingkat bebas resiko.

3.  Kemiringan SML 5% mencerminkan tingkat penghindaran risiko dalam

perekonomian, dimana makin besar rata-rata penghindaran risiko investor, maka (a)

kemiringan garis akan makin curam, (b) makin besar premi risiko untuk setiap, dan

(c) tingkat pengembalian yang diminta dari seluruh saham akan makin tinggi.

4.  Nilai-nilai yang kita kerjakan untuk saham dengan bi =0,5, bi = 1,0, dan bi = 2,0 sama

dengan nilai untuk rrendah, rrata, dan rtinggi.

1.5.1  Dampak Inflasi

Tingkat bebas risiko seperti yang diukur dari tingkat efek Pemerintah AS disebut

sebagi tingkat nominal, dan terdiri atas dua unsur yakni (1) tingkat pengembalian nyata,

bebas inflasi, r* dan (2) suatu premi inflasi (inflation premium), yang nilainya sama dengan

tingkat inflasi yang diantisipasikan akan terjadi, dengan rumusan persamaan sebagai berikut.

rRF = r* + IP

Tingkat nyata obligasi pemerintah jangka panjang selama ini berada di rentang 2

hingga 4 persen dengan nilai rata-rata sekitar 3 persen. Jadi, jika diperkirakan tidak ada

inflasi, obligasi pemerintah jangka panjang akan memberikan imbal hasil sekitar 3 persen.

Namun, seiring dengan naiknya tingkat pengembalian yang diharapkan, harus ada premi yang

ditambahkan ke tingkat pengembalian nyata bebas risiko untuk memberikan kompensasi

kepada investor atas hilangnya daya beli yang diakibatkan oleh inflasi.

Kenaikan nilai rRF menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat pengembalian dari

seluruh risiko yang berisiko dalam jumlah yang sama, ini dikarenakan terdapat premi inflasi

yang sama dalam tingkat pengembalian yang diminta dari asset tanpa risiko dan dengan

risiko.

Page 12: Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2

5/17/2018 Tgs Menkeu-RISK & RETURN Kelompok 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-menkeu-risk-return-kelompok-2 12/12

 

12

MANAJEMEN KEUANGAN

MATERI KEDUA

RISIKO DAN PENGEMBALIAN INVESTASI( RISK AND RETURN)

OLEH :

Eka Putra Sukarsana, SE (11.9066.2005)

I Dewa Gede Rhadea Prana Prabawa, SE (11.9066.2006)

I Made Wendi Karnata, SE (11.9066.2007)

Devatty Ari Ayi Suendra (11.9066.2008)

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

2012