Upload
tio-saputro
View
52
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Organisasi
Citation preview
JUDUL BUKU : TEORI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENGARANG : SONDANG P. SIANGIAN
PENERBIT : PT. BUMI AKSARA
TAHUN TERBIT : 2007
BAB II
PERANAN DAN GAYA KONSULTAN PENGEMBANG ORGANISASI
Dalam bab ini dijelaskan bahwa untuk kepentingan perwujudan perubahan
terencana, manajemen memerlukan bantuan konsultan selaku agen pengubah yang
dapat berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan sendiri atau dengan
menggunakan jasa – jasa konsultan profesional yang berasal dari luar organisasi.
Konsultan PO harus menumbuhkan kesadaran bagi kliennya bahwa perubahan
baik itu perubahan internal maupun perubahan eksternal bukanlah peristiwa
organisasional yang terjadi secara kebetulan melainkan harus direncanakan dan
dilaksanakan dengan tujuan yang spesifik yang memerlukan gaya kepemimpinan
yang tepat agar tujuan perubahan tecapai. Perubahan internal yang terjadi dapat
menyangkut berbagai segi seperti proses manajemen, cara kerja kelompok,
hubungan antar kelompok dan bahkan juga cara pandang para anggota kelompok
tentang diri mereka sendiri. Bentuk-bentuk intervensi konsultan pun dapat
beraneka ragam seperti pendidikan, pelatihan dan pengenalan serta pemahaman
cara kerja baru.
Paradigma PO berangkat dari konsep pertumbuhan manusia dan
organisasi, proses kerja sama dan partisipasi serta semnagat mencari, menemukan
dan menerapkan hal-hal baru. Konsultan PO mempunyai titik tolak pandangan
adalah kerjasama dan partisipasi, logis apabila konsultan PO menonjolkan nilai –
nilai tertentu dalam seluruh upayanya :
1. Mengakui dan menghargai harkat dan martabat manusia.
2. Saling mempercayai dan saling mendukung.
3. Pemerataan kekuasaan artinya konsultan PO harus memahami struktur
kekuasaan dan kewenangan dalam suatu organisasi.
4. Kesiapan menghadapi masalah secara terbuka.
5. Partisipasi yang selanjutnya akan berakibat pada tumbuhnya rasa tanggung
jawab yang lebih besar dalam melaksanakan keputusan yang diambil dan
kecenderungan menolak pun dapat diperkecil.
PERANAN KONSULTAN INTERNAL DAN EKSTERNAL.
Konsultan PO adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memimpin
atau membantu organisasi dalam melalui proses perubahan dalam organisasi.
Terdapat dua macam konsultan, yaitu:
1. Konsultan Eksternal
Jika manajemen memperkerjakan konsultan eksternal, tindakan tersebut
diambil karena pertimbangan:
1. Karena konsultan eksternal bukan anggota organisasi, tindakan yang akan
diambil diharapkan tepat karena melihat permasalahn yang dihadapi
kliennya dari kaca mata yang berbeda.
2. Cara pandang demikian akan berakibat positif dalam pemecahan masalah
karena tingkat objektivitas yang tinggi.
3. Karena orofesionalismenya, konsultan eksternal dihargai tinggi dan
menikamti status terhormat dimata kliennya.
4. Kebebasan bergerak yang lebih besar ketimbang konsultan internal.
5. Peranan yang lebih besar dalam melksanakan perubahan berskala besar.
6. Konsultan eksternal tidak terpengaruh oleh kekuasaan orang – orang
tertentu dalam organisasi.
7. Sikap yang lebih independen dalam mengambil risiko dalam pemecahan
masalah karena konsultan tidak bergantung pada kliennya untuk kemajuan
karir dan peningkatan panghasilan.
Penggunaan konsultan eksternal memiliki kelemahan antara lain :
1. Pada umumnya, konsultan tidak mengenal organisasi kliennya dengan
sempurna.
2. Upaya mengenal organisasi klien memerlukan waktu dalam bentuk
orientasi yang pada gilirannya menambah biaya klien.
3. Ada saja segi –segi tertentu dalam organisasi klien tidak akan sepenuhnya
dikuasai.
4. Konsultan tidak sepenuhnya memahami struktur organisasi
5. Konsultan tidak mengenali sepenuhnya jaringan komunikasi formal dan
informal yang terdapat dalam organisasi.
6. Apabila hanya memepelajari organ-organ, konsuiltan tidak akan
mengetahui mendalam permainan yang lumrah terjadi dalam hal
pencaturan kekuatan atau kekuasaan dalam organisasi.
7. Keenganan berbagai pihak berbagi informasi dengan orang luar.
Konsultan Internal
Penugasan oleh manajemn puncak kepada para anggotanya menjadi
konsultan internal dapat ditunjukkan kepada seorang eksekutif tingkat
tinggi,manajemen sumber daya manusi, ahli perubahan atau seorang karyawan
yang dipandang mampu sebagai agen perubahan. Dapat dipastikan bahwa
menggunakan konsultan internal mempunyai manfaat antara lain :
1. Konsultan sudah memahami kultur organisasi sehingga memudahkan
baginya untuk menyusun rencana perubahan yang diperkirakan.
2. Konsultan sudah mengenal dengan baik norma – norma yang berlaku dan
akan lebih mudah mengidentifikasi kultur oraganisasi yang perlu diubah.
3. Tidak perlu menggunakan waktu yang panjang untuk menjalani periode
orientasi dalam rangka memahami seluk beluk organisasi.
4. Konsultan internal sudah memahami struktur kekuasaan dan kewenangan
dalam organisasi.
5. Konsultan sudah mengenal orang – orang yang memainkan peranan yang
strategis dalam organisasi.
6. Konsultan sudah dikenal oleh para anggota organisasi yang lain.
7. Konsultan adalah pihak yang berkepentingan untuk melihat organisasi
meraih keberhasilan.
Terdapat berbagai kelemahan dalam penggunaaan konsultan internal seperti :
1. Kemungkinan kurangnya ketrampilan khusus dalam teori dan teknik PO.
2. Karena keterkaitan psikologisnya kepada organisasi , konsultan internal
mungkin tidak bebas dai subjektivitas dalam menganalisi permasalahan
dan menyarankan perubahan.
3. Konsultan internal akan terpukau oleh sistem operasioanl yang berlaku
dan menyesuaikan saran- sarannya dengan selera manajemen.
4. Hubungan denpan para karyawan lain akan diwarnai oleh sifat interaksi
yang sudah terjalin dimasa lalu.
5. Konsultan internal tidak memiliki kekuasaan dan kewenangan tertentu
yang sebetulnya diperlukan dalam melaksanakan berbagai intervensi yang
harus dilakukan.
Kerja Sama Tim Eksternal dan Internal
Jika di dalam suatu organisasi terdapat konsultan internal tetapi
manajemen puncak memutuskan menggunakan jasa konsultan eksternal , para
konsultan internal harrus mampu bekerja sama sebagai suatu tim dengan
konsultan eksternal. Kerjasama antara konsultan eksternal dan konsultan internal
menghasilakan berbagai integrasi kamampuan, ketrampilan dan daya. Pendekatan
tim mempunyai manfaat lain :
1. Pembagian kerja dalam pelaksanaan program perubahan.
2. Berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan diagnosis dan
penentuan strategi perubahan.
3. Mengurangi perlunakan saran perubahan karena satupihak mendukung
pihak lain.
4. Adanya jaminan bahwa perubahan yang diberlakukan berlangsung secara
berkelanjutan.
5. Tim eksternal dan internal dapat memberikan stimulasi dan motivasi dalam
pasang surut PO.
TIPOLOGI KONSULTAN
Konsultan PO adalah seseorang atau sekelompok orang yang
memprakasai, mendorong dan memperlancar jalannya program perubahan yang
bisa saja berasal dari dalam organisasi sendiri,akan tetapi mukin juga dari luar.
Dapat dipastikan bahwa konsultan menggunakan berbagai gaya dalam membantu
kliennya. Berdasarkan penelitian para ahli, tipologi gaya konsultan yang umum
dikenal dewasa ini ialah :
a. Gaya Stabilisator
Konsultan dengan gaya ini biasanya bersikap lunak dan merendahkan diri
dalam arti tujuannya tidak terletak pada efektivitas perubahan dan tidak pula
penekanan pada kepuasan pelakunya. Artinya sasaran utama kegiatannya adalah
membuat organisasi sekedar mampu mempertahankan eksistensianya, bukan
unntuk meningktkan efektivitas organisasi menghadapi masa depan dengan segala
tantanganya. Jika konsultan menggunakan gaya ini , yang sesungguhnya terjadi
ialah bahwa manajemen melakukan penenkanan terhadap para bawahannya yang
demi karier, nasib dan penghasilan mereka. Konsultan sebenarnya tanduk pada
rekayasa manajemen. Dari ciri – ciri tersebut terlihat bahwa gaya stabilisator
hanya tepat digunakan apabila manajemen ingin memperthankan status quo,bukan
untuk kepentingan perubahan yang bersifat transformasional.
b. Gaya Penggembira
Gaya ini diambil dari peranan sekelompok pemberi semangat dalam suatu
pertandingan olah raga, seperti bola basket dan sepak bola gaya Amerika. Dengan
analogi itu terlihat bahwa konsultan yang menggunakan gaya pengembira ini
memberikan penekanan pada kepuasan para anggota organisasi. Gaya ini
ditunjukan pada peningkatan semnagat kerja,memelihara keserasian hubungan
dengan menghindari penonjolan perbedaan yang mungkin terdapat pada para
anggota organisasi. Gaya berpikir konsultan didasarkan pada asumsi bahwa
apabila kepuasan para pelaku tinggi,efektivitas kerjanya pun akan tinggi pula.
c. Gaya Analisi
Ciri utama seorang analisis adalah rasionalitasnya. Konsultan yang
menggunakan gaya ini biasanya sangat peka terhadap pentingnya penekanan
pendekatan efisinsi, tetapi sangat kurang memperhatikan kepuasan para pelaku
yang terlibat. Konsultan dengan gaya ini menunjukkan sikap yang konfrontasional
dalam arti jika dalam pemecahan masalah secara rasional timbul konflik
manajemen yang harus menyelesaikannya. Konsultan bergaya analis berpendapat
bahwa tugasnya dalah memecahkan masalah yang mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan dalam organisasi klien dan bukan menyelesaikan konflik yang
bukan ciptaanya.
d. Gaya Pembujuk
Ciri utama konsultan yang menggunakan gaya pembujuk ialah
kemampuannya mengabungkan dua dimensi pelaksanaan tugas yang sudah yang
sudah disebut dimuka, yaitu peningkatan efektivitas organisasi sekaligus
membangkitkan semangat kerja, tetapi tanpa optimalisasi keduanya. Konsultan
seperti ini akan menggunakan strategi dengan resiko rendah dan akan berupaya
untuk menghindari situasi konfrontasional dengan semua pihak terhadap siapa
perubahan akan diberlakukan. Dengan gaya demikian pemecahan masalah pun
akan dilakukan dengan penggunaaan model pengambilan keputusan yang dikenal
dengan istilah dengan cukup memadai.
e. Gaya Pandu
Konsultan dengan gaya ini benar-benar mampu membantu organisasi
kliennya memusatkan perhatian pada pemecahan masalah secara mendasar dan
mampu menemukan jawaban yang tepat terhadap berbagai pertanyaan
fundamental yang dihadapi oleh organisasi. Dalam menyelesaikan tugasnya
konsultan yang menggunakan gaya pandu biasanya memberikan perhatian pada
enam hal yang dioandang sangat penting dalam peningkatan efektivitas dan
kinerja suatu organisasi. Keenam hal itu adalah, pertama, komunikasi yang
efektif; kedua, peranan dan fungsi individu dalam kegiatan kelompok; ketiga,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh kelompok; keempat, norma-
norma dan nilai-nilai kelompok; kelima, kepemimpinan dan kewenangan;
keenam, kerjasama dan kompetisi antar kelompok.
Kesiapan Klien Melakukan PO
Ada ungkapan yang sering digunakan oleh para konsultan yaitu : jika
sesuatu tidak rusak, tidak perlu diperbaiki. Relevansi ungkapan tersebut terletak
pada kenyataan bahwa pada umumnya organisasi cenderung melaksanakan PO
tanpa didasarkan pada penelitian perlu tidaknya PO dilakukan dan dalam bentuk
apa. Untuk mengukur kesiapan klien melaksanakan PO, seorang konsultan harus
menanyakan terhadap 4 hal berikut :
1. Apakah sasaran pelajaran yang akan dipetik dari PO sudah tepat ?
2. Apakah kultur organisasi mendudkung PO ?
3. Apakah orang – orang kunci dalam organisasi sudah siap terlibat ?
4. Apakah orientasi para anggota organisasi sudah mendukung pelaksanaan
PO?
Apabila keempat pertanyaan tersebut terjawab dengan memuaskan,
konsultan secara profesional dan moral dibenarkan untuk melanjutkan
keterlibatannya. Apabila tidak, etika profesionalisme konsultan akan memberikan
petunjuk bahwa karena organisasi belum siap melaksanakan PO. Harus
ditekankan bahwa manajemen puncaklah yang pada akhirnya berwenang untuk
memutuskan apakah intervensi konsultan diperlukan atau tidak.