277

The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 1/276

Page 2: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 2/276

KEPONAKAN PENYIHIR

aMR. Collection's

Page 3: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 3/276

KEPONAKAN PENYIHIR

C.S. Lewis

 Ilustrasi oleh Pauline Baynes

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Jakarta, 2005

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

[email protected]

a

Page 4: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 4/276

THE CHRONICLES OF NARNIA#1 THE MAGICIAN'S NEPHEW

Copyright © CS Lewis Pte Ltd 1955, 1950, 1954,1951, 1952, 1953, 1956

Inside illustrations by Pauline Baynes, copyright © CS Lewis Pte Ltd1955, 1950, 1954, 1951, 1952, 1953, 1956

Cover art by Cliff Nielsen, copyright © CS Lewis Pte Ltd 2002The Chronicles of Narnia®, Narnia® and all book titles, characters

and locales original to The Chronicles of Narnia,are trademarks of CS Lewis Pte Ltd

Use without permission is strictly prohibitedPublished by PT Gramedia Pustaka Utama under license from

the CS Lewis Company Ltd

All rights reservedwww.narnia.com 

THE CHRONICLES OF NARNIA#1 KEPONAKAN PENYIHIR

Alih Bahasa: Indah S. PratidinaGM 106 05 008

Hak Cipta Terjemahan Indonesia:PT Gramedia Pustaka Utama

Jl. Palmerah Barat '33-37Jakarta 10270

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,Anggota IKAPI,

Jakarta, Juni 2005

Cetakan kedua: September 2005

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

LEWIS, C.S.THE CHRONICLES OF NARNIA: KEPONAKAN PENYIHIR/

C.S. Lewis; alih bahasa: Indah S. Pratidina, Jakarta: GramediaPustaka Utama, 2005

280 hlm; ilustrasi; 18 cm

Judul asli: THE CHRONICLES OF NARNIA:THE MAGICIAN'S NEPHEW

ISBN 979-22-1457-7

I. Judul II. Pratidina, Indah S.

Dicetak oleh PT SUN, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 5: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 5/276

 Kepada Keluarga Kilmer

Untuk KMR, yang slalu menjadi inspirasiku

a

Page 6: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 6/276

DAFTAR ISI

1. Pintu yang Salah

2. Digory dan Pamannya 29

3. Hutan di Antara Dunia-Dunia 47

4. Bel dan Palu 645. Kata Kemalangan 83

6. Awal Segala Kesusahan

 Paman Andrew 101

7. Yang Terjadi di Pintu Depan 119

8. Pertarungan di Lampu Tiang 138

9. Membangkitkan Narnia 154

10. Lelucon Pertama dan Hal-hal Lain 174

11. Digory dan Pamannya

Sama-sama dalam Kesulitan 192

12. Petualangan Strawberry 209

13. Pertemuan Tak Terduga 228

14. Penanaman Pohon 246

15. Akhir Kisah Ini

dan Awal Kisah-kisah Lain 262

9

Page 7: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 7/276

I NI kisah tentang sesuatu yang terjadi dulu

sekali ketika kakek-nenekmu masih kanak-

kanak. Kisah ini penting karena mengungkap-

kan bagaimana pertama kali dimulainya berba-

gai hal bisa keluar-masuk dari dunia kita sendiri

ke tanah Narnia.

Di masa-masa itu, Mr Sherlock Holmes ma

sih tinggal di Baker Street dan keluarga Bastable

masih mencari harta terpendam di LewinshamRoad. Di masa-masa itu, kalau kau anak laki-

laki kau harus mengenakan kerah Eton yang

kaku setiap hari, dan sekolah-sekolah biasanya

lebih kejam daripada sekarang. Tapi makanan-

makanannya lebih lezat, dan kalau bicara soal

 permen-permennya, aku tidak akan bilang pada-

mu betapa murah dan nikmat semua jenisnya,

karena itu hanya akan membuat air liurmu

9

BAB  1

 Pintu yang Salah

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 8: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 8/276

menetes percuma. Dan di masa-masa itu, hidup-

lah di London anak perempuan bernama Polly

Plummer.Dia tinggal di salah satu rumah di deretan

 panjang rumah yang berdempetan. Di suatu

 pagi, dia sedang berada di kebun belakang

ketika seorang anak laki-laki datang berlari

dari kebun sebelah dan meletakkan kepalanya

di atas pagar tembok. Polly sangatlah terkejut

karena hingga saat ini belum pernah ada anak-

anak di rumah itu, hanya Mr Ketterly dan

Miss Ketterley, kakak-beradik, perjaka tua dan

 perawan tua, tinggal bersama. Jadi Polly men-

dongak, penuh rasa ingin tahu. Wajah anaklaki-laki asing itu sangat kotor. Nyaris tidak

akan bisa lebih kotor lagi bila dia menggosok-

kan tangan ke tanah dulu, menangis keras,

lalu mengeringkan wajah dengan kedua tangan-

nya. Bahkan sebenarnya, bisa dibilang itulahyang baru saja dia lakukan.

"Halo," sapa Polly.

"Halo," sapa anak laki-laki itu. "Siapa nama-

mu?"

"Polly," jawab Polly. "Kalau namamu?"

"Digory," jawab si anak laki-laki.

"Wah, namamu aneh sekali!" kata Polly.

"Lebih aneh mana dengan Polly?" kata Digory.

10

Page 9: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 9/276

"Namamu lebih aneh," kata Polly.

"Tidak," kata Digory.

"Yang pasti aku  akan  mencuci wajahku,"

kata Polly. "Itu perlu kaulakukan, terutama

setelah—" lalu dia berhenti. Dia berniat berkata

"Setelah kau menangis lama," tapi dia pikir

itu tidak sopan.

"Baiklah, aku akan mencuci muka," kata

11

Page 10: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 10/276

Digory dengan suara yang jauh lebih keras,

seperti anak lelaki yang saking sedihnya tidak

 peduli siapa saja yang tahu dia habis menangis."Tapi kau juga akan begini," dia melanjutkan,

"kalau sepanjang umurmu kau hidup di pe-

desaan dan memiliki kuda poni, juga sungai di

 bagian bawah taman, lalu dibawa untuk hidup

di gua kumuh mengerikan seperti ini."

"London bukan gua," kata Polly yakin. Tapi

anak lelaki itu terlalu marah untuk mendengar-

nya, dia pun melanjutkan—

"Dan kalau ayahmu berada jauh di India—

dan kau harus tinggal bersama Bibi dan Paman

yang gila (siapa yang bakal mau?)—dan kalau

alasannya adalah karena mereka harus menjaga

ibumu—dan jika ibumu sakit dan akan—

akan—meninggal." Kemudian wajahnya mulai

membentuk rupa aneh yang biasa muncul bila

kau berusaha menahan air mata."Aku tidak tahu itu. Maaf ya," kata Polly

lembut. Kemudian, karena dia hampir tidak

tahu apa yang harus diucapkan dan berusaha

mengalihkan pikiran Diggory ke topik-topik

menggembirakan, dia bertanya:

"Memangnya Mr Ketterly benar-benar gila,

ya?"

"Yah, kalau tidak gila," kata Digory, "pasti-

12

Page 11: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 11/276

nya dia menyimpan misteri lain. Dia punya

ruang kerja di lantai atas dan Bibi Letty bilang

 jangan sekali-kali aku berani ke sana. Nah, itusaja sudah terdengar mencurigakan, kan? Kemu-

dian ada satu hal lagi. Setiap kali pamanku

 berusaha mengatakan apa pun padaku saat

makan—dia bahkan tidak pernah berusaha bi-

cara pada  Bibi —Bibi Letty langsung menyuruh-

nya diam. Dia bilang, 'Tidak perlu mencemas-

kan anak itu, Andrew' atau 'Aku yakin Digory

tidak mau mendengar tentang  itu'   atau kalau

tidak 'Nah, Digory, tidakkah kau ingin main

keluar di taman?"'

"Biasanya pamanmu berusaha bicara tentang

apa?"

"Aku tidak tahu. Dia tidak pernah bisa

 bicara banyak. Tapi ada lagi yang lebih mem-

 buat penasaran. Suatu malam—bahkan sebenar-

nya, kemarin malam—waktu aku melewatitangga terbawah menuju loteng, saat mau pergi

tidur (dan biasanya aku tidak pernah terlalu

 peduli saat melewatinya), aku yakin aku men

dengar teriakan."

"Mungkin dia menyekap istrinya yang gila

di atas sana."

"Ya, aku sudah memikirkan kemungkinan

itu."

13

Page 12: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 12/276

"Atau mungkin dia sebenarnya pembuat uang

 palsu."

"Atau dia mungkin dulunya bajak laut, seper-ti pria yang ada di bagian awal buku  Treasure

 Island,  yang selalu bersembunyi dari teman-

teman sekapalnya."

"Seru sekali!" kata Polly. "Aku tidak pernah

menyangka rumahmu begitu menarik."

"Kau mungkin berpendapat rumah itu mena

rik," kata Digory. "Tapi kau tidak bakal me-

nyukainya kalau harus tidur di sana. Apakah

kau masih akan menyukainya kalau harus se

lalu terbaring dalam keadaan terjaga men-

dengarkan langkah kaki Paman Andrew yang

mengendap-endap sepanjang koridor menuju

rumahmu? Matanya juga mengerikan sekali."

Begitulah ceritanya bagaimana Polly dan

Digory bisa saling mengenal. Dan karena saat

itu masih permulaan liburan musim panas dantidak satu pun dari mereka yang pergi ke laut

tahun itu, mereka bertemu nyaris setiap hari.

Sebagian besar alasan dimulainya petualangan

mereka adalah karena saat itu musim panas

yang paling sering hujan dan dingin yang per

nah ada sejak bertahun-tahun. Keadaan ini

membuat mereka harus berpuas diri dengan

kegiatan-kegiatan di dalam rumah, bisa dibi-

14

Page 13: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 13/276

lang, petualangan di dalam rumah. Menakjub-

kan sekali betapa banyaknya petualangan yang

 bisa kaulakukan dengan sebongkah lilin disuatu rumah besar, atau di deretan rumah.

Polly telah lama menemukan bahwa jika kau

membuka pintu kecil tertentu di loteng yang

 berbentuk kotak di rumahnya, kita akan me

nemukan tempat penyimpanan air dan ruang

gelap di belakangnya yang bisa kaumasuki

dengan sedikit memanjat hati-hati. Ruang gelap

itu seperti terowongan panjang dengan dinding

 bata di satu sisi dan atap curam di sisi lainnya.

Di atap, berkas-berkas kecil cahaya menembus

di antara rongga-rongganya. Tidak ada lantaidi terowongan ini, kita bakal harus melangkah

dari kasau ke kasau, dan di antaranya hanya

ada plester. Kalau kita menginjak plester ini

kau akan mendapati dirimu terjatuh dari langit-

langit ruangan di bawahnya. Polly mengguna-kan sebagian kecil terowongan itu, tepat di

sebelah tempat penyimpanan air, sebagai gua

 penyelundup. Dia membawa bagian-bagian peti

 pakaian tua, beberapa bantalan kursi dapur

yang rusak, dan benda-benda sejenis lainnya,

lalu menyebar semua benda itu di atas kasau

demi kasau sehingga terbentuk semacam lantai.

Di sinilah dia menyimpan kotak uang yang

15

Page 14: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 14/276

 berisi berbagai harta, dan cerita yang sedang

ditulisnya, lalu biasanya beberapa apel. Dia

sering kali diam-diam meminum bir jahe disana, botol-botol lamanya membuat tempat itu

lebih kelihatan seperti gua penyelundup.

Digory lumayan menyukai gua itu (Pollytidak mengizinkannya melihat cerita yang di

tulisnya) tapi anak lelaki itu lebih suka ber-

tualang.

"Polly," kata Digory. "Sepanjang apa tero-

wongan ini sebenarnya? Maksudku, apakah

terowongan ini berakhir di ujung rumahmu?"

"Tidak," kata Polly. "Dinding-dindingnya ti

dak berakhir hingga atap rumah ini saja. Tapi

16

Page 15: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 15/276

terus memanjang. Aku tidak tahu hingga sejauh

apa."

"Kalau begitu kita bisa menjelajah sejauh panjangnya deretan rumah ini."

"Sepertinya begitu," kata Polly. "Dan oh,

astaga!"

"Apa?"

"Kita bisa  masuk ke  rumah-rumah lain.""Ya, dan dianggap perampok! Tidak, terima

kasih."

"Jangan sok tahu, dengar dulu. Yang ku-

maksud itu rumah di sebelah rumahmu."

"Ada apa di rumah itu?"

"Rumah itu kosong. Daddy bilang rumah

itu selalu kosong sejak kami pindah kemari."

"Berarti kurasa kita harus mencoba melihat-

nya," kata Digory. Kalau kau mendengarnya

 berbicara, kau tidak akan menduga sebenarnya

dia jauh lebih bersemangat daripada itu. Karenatentu saja dia sedang memikirkan, seperti yang

 juga akan kaulakukan, semua alasan kenapa

rumah itu kosong begitu lama. Begitu juga

Polly. Tidak satu pun di antara mereka yang

mengucapkan kata "berhantu". Dan keduanya

merasa bahwa sekali suatu ide tercetus, akan

 jadi tindakan pengecut bila tidak melakukan-

nya.

17

Page 16: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 16/276

"Jadi kita coba pergi ke sana sekarang?"

tanya Digory.

"Baiklah," jawab Polly."Tidak usah kalau kau tidak ingin," kata

Digory.

"Aku mau kalau kau juga mau," kata Polly.

"Bagaimana caranya kita bisa tahu kita su-

dah ada tepat di rumah sebelah rumahku?"

Mereka memutuskan harus keluar dari ruang

kotak dan berjalan menyeberanginya dengan

 berjalan sebanyak langkah yang dibutuhkan

untuk berpindah dari satu kasau ke kasau

lain. Tindakan ini akan bisa memberikan me

reka perkiraan ada berapa kasau yang harus

dilewati untuk melewati satu ruangan. Kemu-

dian mereka akan melebihkan kira-kira empat

kasau untuk memperkirakan lorong di antara

dua loteng di rumah Polly, kemudian jumlah

yang sama dengan ruang kotak untuk kamar

tidur pelayan perempuan. Perhitungan ini akanmembantu mereka mengira-ngira panjang ru

mah. Kalau mereka sudah melalui jarak itu

sejauh dua kalinya, mereka akan berada di

ujung rumah Digory. Pintu mana pun yang

mereka temui setelah itu akan membawa me

reka ke loteng rumah kosong tersebut.

"Tapi kurasa loteng itu tidak akan benar-

 benar kosong," kata Digory.

18

Page 17: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 17/276

"Memangnya menurutmu bakal ada apa di

sana?"

"Menurutku bakal ada seseorang tinggal se-cara diam-diam di sana, hanya keluar-masuk

di malam hari, dengan lentera temaram. Kita

mungkin akan menemukan geng penjahat yang

 putus asa dan mendapatkan hadiah untuk pe-

nangkapan mereka. Bisa dibilang mustahil se-

 buah rumah kosong selama bertahun-tahun se-

 perti itu tanpa ada misteri di baliknya."

"Menurut Daddy pasti pipa-pipanya yang

tidak beres," kata Polly.

"Huh! Orang dewasa selalu memikirkan pen-

 jelasan-penjelasan yang tidak menarik," kata

Digory. Karena mereka sekarang sedang ber-

 bicara di loteng dengan cahaya matahari siang

dan bukannya dengan sinar lilin di Gua Penye-

lundup, semakin tidak tampak adanya kemung-

kinan rumah kosong itu ada hantunya.Ketika selesai mengukur loteng, mereka harus

mengambil pensil dan melakukan penjumlahan.

Awalnya mereka berdua mendapatkan hasil

yang berbeda, dan bahkan ketika akhirnya

mereka sependapat, aku masih belum yakin

 perhitungan mereka benar. Mereka begitu ter-

 buru-buru ingin segera memulai petualangan.

"Kita tidak boleh bersuara," kata Polly ke-

19

Page 18: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 18/276

Page 19: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 19/276

dan sinar matahari siang yang mendadak meng-

hambur keluar membuat mata mereka me-

ngejap-ngejap. Lalu, bersama dengan rasa sa-ngat terkejut, mereka mendapati mereka sedang

melihat, bukan loteng terlantar, tapi ruangan

 berperabot lengkap. Namun ruangan itu seperti-

nya memang tak berpenghuni. Sepi sekali di

21

Page 20: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 20/276

dalamnya. Rasa ingin tahu Polly menguasainya.

Dia meniup lilinnya hingga padam dan masuk

ke ruangan asing itu, nyaris tanpa suara.Ruangan itu berbentuk, tentu saja, seperti

loteng, tapi dilengkapi perabotan ala ruang

duduk. Setiap sisi dinding ditutupi rak-rak dan

setiap sudut dalam rak itu dipenuhi buku. Api

menyala di perapian (kau pasti ingat bahwa

musim panas tahun itu begitu basah dan di-

ngin) dan di depan perapian, membelakangi

Digory dan Polly, ada kursi berlengan yang

 berpunggung tinggi. Di antara kursi dan Polly,

mengisi sebagian besar ruangan, ada meja besar

yang dipenuhi berbagai benda—buku-buku ce-

takan dan jenis buku-buku yang bisa kautulisi,

 juga beberapa botol tinta, pena, lilin segel,

dan mikroskop. Tapi yang langsung menarik

 perhatian Polly adalah baki kayu merah yang

di atasnya tergeletak beberapa cincin. Cincinitu masing-masing berpasangan—yang kuning

 berpasangan dengan yang hijau, lalu ada sedikit

 jarak, kemudian cincin kuning lagi dengan

cincin hijau lain. Cincin-cincin itu tidak lebih

 besar daripada cincin-cincin biasa, dan tidak

ada yang bisa mengalihkan perhatian dari

 benda-benda itu karena mereka bersinar terang

sekali. Benda-benda itu benda kecil bercahaya

22

Page 21: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 21/276

terindah yang bisa kaubayangkan. Kalau Polly

lebih muda usianya daripada saat itu, dia

 pasti bakal ingin memasukkan salah satunyake mulut.

Ruangan itu begitu sepi sehingga kau lang-

sung bisa mendengar bunyi detakan jam. Na-

mun, seperti yang kini Polly sadari, ruangan

itu juga tidak benar-benar sepi. Ada suara

 berdengung yang samar—amat sangat samar.

Kalau mesin penyedot debu sudah ditemukan

saat itu, Polly pasti akan berpikir itu suara

 penyedot debu yang sedang digunakan jauh

sekali—terpisah darinya beberapa ruangan di

 beberapa lantai di bawahnya. Tapi dengungan

itu lebih menyenangkan daripada suara mesin,

lebih bernada: hanya saja begitu samar sehingga

kau nyaris tidak bisa mendengarnya.

"Tidak apa-apa—tidak ada orang di sini,"

kata Polly ke balik bahunya ke Digory. Seka-rang dia bicara sedikit lebih keras daripada

 bisikan. Lalu Digory keluar, matanya mengejap-

ngejap, dan tubuhnya tampak kotor sekali—

 pasti Polly juga begitu.

"Ini bukan pertanda bagus," kata Digory.

"Ini sama sekali bukan rumah kosong. Sebaik-

nya kita cepat pergi sebelum ada orang da-

tang."

23

Page 22: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 22/276

"Menurutmu cincin-cincin apa itu?" kata

Polly sambil menunjuk cincin-cincin berwarna

tadi."Aduh,  ayolah,"   ajak Digory. "Semakin cepat

kita—"

Dia tidak pernah menyelesaikan kata-katanya

karena tepat pada saat itu sesuatu terjadi.

Kursi berpunggung tinggi di depan perapian

tiba-tiba bergerak dan berdiri dari bangkunya—

seperti iblis pantomim keluar dari pintu bawah

 panggung—sosok mengejutkan Paman Andrew.

Ternyata mereka tidak berada di rumah kosong,

mereka berada di rumah Digory dan di ruang

kerja yang terlarang dimasuki! Kedua anak itu

 berucap "O-o-oh" dan menyadari kekeliruan

 besar mereka. Mereka merasa seharusnya sudah

tahu mereka belum pergi cukup jauh.

Paman Andrew bertubuh tinggi dan sangat

kurus. Wajahnya bersih bercukur dengan hidung bengkok tajam, matanya luar biasa tajam, dan

rambutnya beruban lebat juga berantakan.

Digory tak mampu berkata-kata, karena kini

Paman Andrew tampak seribu kali lebih me-

ngerikan daripada sebelumnya. Polly belum me

rasa setakut itu, tapi tak lama lagi pasti begitu.

Karena tindakan pertama yang Paman Andrew

lakukan adalah berjalan menuju pintu ruangan,

24

Page 23: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 23/276

menutupnya, dan menguncinya. Lalu dia ber-

 balik, menatap lekat kedua anak itu dengan

matanya yang tajam, dan tersenyum, menunjuk-kan seluruh giginya.

"Nah!" katanya. "Sekarang kakakku yang

 bodoh tidak akan bisa membantumu!"

Tindakan itu sama sekali bukan tindakan

yang kita harapkan bakal dilakukan orang

dewasa. Jantung Polly rasanya mau melompat

keluar, dia dan Digory pun mulai berjalan

mundur ke pintu kecil yang mereka lalui tadi.

Tapi Paman Andrew terlalu cepat dibanding

mereka. Tahu-tahu dia sudah berada di bela-

kang mereka, menutup pintu itu juga, lalu berdiri menghalanginya. Kemudian dia meng-

gosok-gosokkan kedua tangannya dan membuat

 buku-buku jemari tangannya berderak. Jemari-

nya sangat panjang, putih, dan bagus.

"Aku senang sekali kalian datang," katanya."Tepat saat aku membutuhkan dua anak."

"Saya mohon, Mr Ketterly," kata Polly. "Saat

ini sudah hampir waktunya makan malam dan

saya harus segera pulang. Maukah Anda mem-

 biarkan kami keluar?"

"Belum," jawab Paman Andrew. "Ini kesem-

 patan yang terlalu bagus untuk dilewatkan.

Aku memang menginginkan dua anak. Jadi

25

Page 24: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 24/276

 begini, aku sedang melakukan suatu percobaan

 besar. Aku sudah mengetesnya pada hamster

dan tampaknya berhasil. Tapi masalahnyahamster tidak bisa memberitahumu apa-apa.

Dan kau tidak bisa menjelaskan cara kembali

kepadanya."

"Begini, Paman Andrew," kata Digory, "seka-

rang benar-benar saatnya makan malam danmereka akan segera mencari kami. Kau harus

membiarkan kami keluar."

"Harus?" tanya Paman Andrew.

Digory dan Polly bertukar pandang sekilas.

Mereka tidak berani mengatakan apa-apa, tapi

 pandangan itu berarti "Ini mengerikan sekali"

dan "Kita harus membujuknya."

"Kalau Anda membiarkan kami keluar untuk

makan malam sekarang," kata Polly, "kami

 bisa kembali lagi ke sini setelahnya."

"Ah, tapi bagaimana aku bisa yakin kalianakan melakukan itu?" tanya Paman Andrew

dengan senyum licik. Lalu tampaknya dia beru-

 bah pikiran.

"Yah, yah," katanya, "kalau kalian memang

harus pergi, kurasa kalian harus pergi. Aku

tidak bisa mengharapkan dua anak muda se-

 perti kalian bakal tertarik berbincang-bincang

dengan orang tua sepertiku." Dia mengembus-

26

Page 25: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 25/276

kan napas dan melanjutkan. "Kalian sama

sekali tidak akan bisa membayangkan betapa

terkadang aku sangat kesepian. Tapi tidak ma-salah. Pergilah makan malam. Tapi aku mem-

 beri kalian hadiah sebelum kalian pergi. Tidak

setiap hari aku bisa melihat gadis kecil di

ruang kerjaku yang membosankan ini, terutama,

kalau aku boleh berterus terang, wanita muda

yang sangat cantik sepertimu."

Polly mulai berpikir bahwa mungkin pria

ini tidaklah segila bayangannya.

"Apakah kau mau cincin, sayangku?" tanya

Paman Andrew ke Polly.

"Apakah maksudmu salah satu cincin kuning

atau hijau itu?" tanya Polly. "Kau baik se

kali!"

"Bukan yang hijau," kata Paman Andrew.

"Sayangnya aku tidak bisa memberimu cincin

yang hijau. Tapi aku akan senang sekali bila bisa memberimu salah satu cincin kuning itu,

 bersama rasa cintaku. Ayo, cobalah salah satu-

nya."

Kini Polly sudah cukup menguasai rasa

takutnya dan yakin pria tua ini tidaklah gila,

lagi pula pastinya memang ada sesuatu yang

anehnya menarik pada cincin-cincin bersinar

terang itu. Dia bergerak mendekati baki.

27

Page 26: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 26/276

28

"Wah! Astaga," katanya. "Suara dengungan

itu terdengar lebih keras di sini. Hampir seolah

cincin-cincin inilah yang mengeluarkannya.""Khayalanmu indah sekali, Sayang," kata

Paman Andrew sambil tertawa. Suara tawanya

terdengar seperti tawa yang sangat biasa, tapi

Digory sempat melihat ekspresi bersemangat,

hampir serakah, di wajahnya.

"Polly! Jangan ceroboh!" Digory berteriak.

"Jangan sentuh cincin-cincin itu."

Terlambat. Tepat saat Digory berbicara, ta-

ngan Polly terulur untuk menyentuh salah satu

cincin itu. Dan mendadak, tanpa kilatan ca-

haya, suara, atau peringatan apa pun, Polly

menghilang. Hanya tinggal Digory dan paman-

nya di ruangan itu.

Page 27: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 27/276

K EJADIAN itu begitu tiba-tiba dan men-

cekam, tidak seperti apa pun yang pernah

dialami Digory, bahkan dalam mimpi buruk

sekalipun, sehingga dia menjerit. Tangan Paman

Andrew langsung membekap mulutnya. "Henti-

kan itu!" desisnya di telinga Digory. "Kalau

kau terus membuat keributan, ibumu akan

mendengarnya. Dan kau tahu sendiri apa yang

 bisa terjadi bila dia terlalu terkejut."Seperti yang Digory ceritakan nanti,  jenis

kemarahan mengerikan yang ingin dilampias-

kannya ke pria itu hampir membuatnya muak.

Tapi tentu saja dia tidak menjerit lagi.

"Begitu lebih baik," kata Paman Andrew.

"Mungkin kau juga tidak bisa mencegahnya.

 Memang   mengejutkan bila kau melihat sese-

orang lenyap untuk pertama kalinya. Aku saja

 Digory dan Pamannya

BAB  2

29

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 28: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 28/276

 shock   waktu hamsterku menghilang kemarin

malam."

"Apakah itu yang terjadi waktu kau menjerittempo lalu?" tanya Digory.

"Oh, kau mendengar   itu,  ya? Kuharap kau

tidak sedang memata-mataiku?"

"Tidak, tentu tidak," jawab Digory penuh

gengsi. "Tapi apa yang terjadi pada Polly?"

"Beri aku selamat, keponakanku tersayang,"

kata Paman Andrew, menggosok kedua tangan-

nya. "Percobaanku telah berhasil. Gadis kecil

itu lenyap—menghilang—keluar dari dunia ini."

"Apa yang telah kaulakukan padanya?"

"Mengirimnya ke—yah—ke tempat lain."

"Apa  maksudmu?" tanya Digory.

Paman Andrew duduk dan menjawab, "Baik-

lah, aku akan menceritakan semuanya kepada-

mu. Kau sudah pernah dengar kisah tentang

Mrs Lefay yang tua?""Bukankah dia bibi buyutku atau semacam-

nya?" tanya Digory.

"Bukan juga," kata Paman Andrew. "Dia

ibu angkatku. Itu dia, di sana, di dinding."

Digory mendongak dan melihat foto yang

sudah buram: wajah wanita tua mengcnakan

topi  bonnet   yang berpita di bagian dagunya.

Dan dia kini bisa mengingat bahwa dia dulu

30

Page 29: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 29/276

 juga pernah melihat foto wajah yang sama di

laci tua di rumah, di desanya. Dia telah

 bertanya kepada ibunya siapa wanita itu danibunya tampak tidak terlalu berminat mem-

 bicarakan topik itu lebih lanjut lagi. Wajahnya

sama sekali tidak menyenangkan, pikir Digory,

tapi tentu saja dengan foto-foto zaman itu

kita tidak akan pernah bisa benar-benar tahu.

"Apakah ada—pernah ada—sesuatu yang sa-

lah padanya, Paman Andrew?" tanyanya.

"Yah," kata Paman Andrew sambil terkekeh,

"tergantung dengan apa yang kausebut sebagai

 salah.  Orang-orang begitu berpikiran sempit.

Dia memang sangat unik di masa hidupnya.

Melakukan berbagai tindakan tidak bijaksana.

Itulah sebabnya mereka membungkamnya."

"Di rumah sakit jiwa, maksudmu?"

"Oh bukan, bukan, bukan," kata Paman

Andrew, nada suaranya terkejut. "Bukan ditempat yang seperti itu. Maksudku hanya pen-

 jara."

"Astaga!" kata Digory. "Apa yang telah

dilakukannya?"

"Ah, wanita malang," kata Paman Andrew,

"dia telah bertindak tidak bijaksana. Sebaiknya

kita tidak membahas semua itu. Dia selalu

 bersikap baik padaku."

31

Page 30: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 30/276

"Tapi tunggu dulu, apa hubungannya semua

ini dengan Polly? Kenapa kau tidak langsung

saja—""Semua ada waktunya, anakku," kata Paman

Andrew. "Mereka membiarkan Mrs Lefay

keluar sebelum dia meninggal dan aku salah

satu dari sedikit orang yang dia izinkan me-

nemuinya di hari-hari terakhir sakitnya. Dia

 begitu membenci orang-orang biasa yang tidak

 pedulian, kau harus tahu itu. Aku sendiri juga

 begitu. Aku dan dia memiliki ketertarikan pada

hal-hal yang sama. Hanya beberapa hari sebe

lum kematiannya, dia menyuruhku menghampiri

meja rias tua di rumahnya, membuka laci

rahasia, lalu membawakan kepadanya kotak

kecil yang kutemukan di dalamnya. Saat aku

mengangkat kotak itu aku bisa menduga dari

rasa kesemutan di jemari tanganku bahwa aku

sedang memegang rahasia besar di tanganku.Dia memberikan kotak itu kepadaku dan me-

maksaku berjanji bahwa segera setelah dia

meninggal aku akan membakarnya, tetap dalam

keadaan tak pernah terbuka dan dengan upa-

cara tertentu. Aku tidak menepati janji itu."

"Yah, kalau begitu, kau jahat sekali," ko-

mentar Digory.

"Jahat?" kata Paman Andrew dengan wajah

32

Page 31: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 31/276

 bertanya-tanya. "Oh, aku mengerti. Maksudmu,

anak-anak lelaki harus menepati janji. Itu sa-

ngat benar: yang paling tepat dan pantas di-lakukan, aku yakin, dan aku lega kau sudah

diajar untuk bersikap begitu. Tapi tentu saja

kau harus memahami bahwa peraturan seperti

itu, betapa pun bagusnya untuk anak-anak

lelaki—pelayan—wanita—bahkan manusia pada

umumnya, tidak bisa diharapkan berlaku pada

siswa-siswa luar biasa, para pemikir dan ahli

 pengetahuan hebat. Tidak, Digory. Para pria

seperti aku, yang memiliki kebijakan tersem-

 bunyi, terbebaskan dari peraturan biasa seperti

 begitu juga kami terlepaskan dari kesenangan-kesenangan biasa. Takdir kami, anakku, adalah

takdir yang tinggi dan sepi."

Saat mengatakan ini dia mengembuskan na-

 pas dan tampak begitu muram, mulia, juga

misterius sehingga sesaat Digory benar-benar berpikir Paman Andrew sedang mengucapkan

sesuatu yang sangat menakjubkan. Tapi kemu-

dian dia teringat ekspresi buruk yang dilihatnya

di wajah sang paman beberapa saat sebelum

Polly menghilang. Dia pun langsung bisa me-

lihat apa yang ada di balik kata-kata luar

 biasa Paman Andrew. Semua itu hanya berarti,

katanya pada dirinya sendiri, bahwa Paman

33

Page 32: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 32/276

Andrew pikir dia bisa melakukan apa saja

untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan-

nya."Tentu saja," kata Paman Andrew, "aku

tidak berani membuka kotak itu lama sekali,

karena aku tahu bisa saja isinya sesuatu yang

sangat berbahaya. Karena ibu angkatku wanita

yang  amat   menakjubkan. Sebenarnya, dia satu

dari manusia-manusia terakhir yang memiliki

darah peri dalam tubuhnya. (Dia bilang ada

dua orang lain di masanya. Salah satunya

seorang bangsawan bergelar   duchess  dan satu

lagi wanita tukang bersih-bersih.) Bahkan,

Digory, saat ini kau sedang berbicara dengan

 pria terakhir (mungkin) yang benar-benar me

miliki ibu angkat peri. Nah! Itu akan jadi

sesuatu yang bakal kauingat ketika kau sendiri

sudah menjadi pria tua."

Aku berani bertaruh dia peri yang jahat, pikir Digory, lalu menambahkan dengan keras,

"Tapi bagaimana dengan Polly?"

"Kenapa kau terus-terusan meributkan ma-

salah itu?" kata Paman Andrew. "Seolah ma-

salah itulah yang paling penting! Tugas per-

tamaku adalah tentu saja mempelajari kotak

itu sendiri. Kotaknya kuno sekali. Dan bahkan

 pada saat itu aku tahu cukup banyak untuk

34

Page 33: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 33/276

yakin kotak tersebut bukan buatan Yunani,

Mesir kuno, Babilonia, Hittite, ataupun Cina.

Usianya lebih tua daripada negara-negara itu.Ah—benar-benar hari yang indah ketika akhir-

nya aku mengetahui kebenarannya. Kotak itu

 buatan bangsa Atlantis, datangnya dari ke-

 pulauan Atlantis yang hilang. Itu berarti kotak

itu jauh lebih tua berabad-abad daripada benda-

 benda Zaman Batu yang digali di Eropa. Dan

 benda itu juga tidaklah kasar dan mentah

seperti barang Zaman Batu. Karena di awal

masa, Atlantis sudah menjadi kota hebat de-

ngan istana-istana, kuil-kuil, dan orang-orang

terpelajar."

Paman Andrew berhenti sesaat seolah men-

duga Digory akan mengatakan sesuatu. Tapi

anak itu semakin tidak menyukai pamannya

sejalan dengan setiap menit yang berlalu, jadi

dia tidak mengucapkan apa-apa."Sementara itu," Paman Andrew melanjut-

kan, "aku sedang mempelajari banyak sihir

secara umum dengan berbagai cara (yang ku-

rasa tidaklah pantas bila dijelaskan kepada

anak kecil). Itu berarti aku mendapatkan ba-

yangan yang cukup jelas tentang benda-benda

macam apa saja yang mungkin berada di dalam

kotak itu. Dengan berbagai tes aku menyempit-

35

Page 34: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 34/276

kan berbagai kemungkinan. Aku harus menge-

nal beberapa—yah, sejumlah orang jahat aneh,

dan melalui berbagai pengalaman yang sangat

tidak menyenangkan. Semua itulah yang mem-

 buat rambutku beruban. Seseorang tidaklah

 begitu saja menjadi penyihir. Kesehatanku sem-

 pat ambruk. Tapi aku membaik. Dan aku

akhirnya  tahu."

Meski tidak ada kemungkinan, walau barang

sedikit pun, ada orang lain yang mendengarkan

 pembicaraan mereka, Paman Andrew mencon-dongkan tubuh ke depan dan hampir berbisik

ketika berkata:

"Kotak Atlantis itu berisi sesuatu yang telah

dibawa dari dunia lain ketika dunia kita baru

saja dimulai."

"Apa?" tanya Digory yang kini jadi sangat

tertarik, tanpa bisa menahan diri.

"Hanya debu," jawab Paman Andrew. "Debu

36

Page 35: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 35/276

 bagus dan kering. Tidak banyak yang bisa

dilihat. Bahkan bisa dibilang, tidak banyak

yang bisa ditunjukkan setelah kerja keras se-umur hidup. Ah, tapi waktu aku melihat debu

itu (aku benar-benar berhati-hati untuk tidak

menyentuhnya) dan berpikir bahwa setiap butir

 pernah berada di dunia lain—maksudku bukan

 planet lain tentunya, planet-planet itu juga

 bagian dari dunia kita dan kau bisa mencapai-

nya kalau kau pergi cukup jauh—tapi Dunia

Lain sungguhan—Alam Lain—

 jagat raya lain—suatu tempat

yang tidak akan pernah kau-

capai walaupun kau menjelajahiluar angkasa jagat raya ini se-

lama-lamanya—dunia yang hanya

 bisa dicapai dengan sihir—nah!"

Saat mengatakan itu Paman

Andrew menggosok-gosokkan ke-dua tangannya sampai buku-buku

 jemarinya berderak seperti

kembang api.

"Aku tahu," dia melan-

 jutkan, "hanya kalau kau

37

Page 36: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 36/276

 bisa menemukan bentuk tepatnya maka debu

itu bisa menarikmu ke tempat asalnya. Tapi

kesulitannya justru terletak pada mencari bentuk tepatnya itu. Pengalaman-pengalaman

terdahuluku semua adalah kegagalan. Aku men-

cobanya pada hamster. Beberapa di antaranya

hanya mati. Beberapa yang lain meledak seperti

 bom-bom kecil—"

"Itu tindakan yang kejam sekali," kata Digory,

yang dulu pernah punya kelinci.

"Kenapa kau selalu bisa mengalihkan topik

 pembicaraan?" kata Paman Andrew. "Itulah

gunanya makhluk-makhluk itu. Aku membeli-

nya sendiri. Sekarang sebentar—sampai di mana

aku tadi? Ah ya. Akhirnya aku berhasil mem-

 buat cincin-cincin itu: cincin yang warnanya

kuning. Tapi sekarang kesulitan baru muncul.

Aku cukup yakin saat ini, bahwa cincin yang

kuning bisa mengirimkan makhluk mana punyang menyentuhnya ke Tempat Lain. Tapi apa-

lah gunanya itu semua kalau aku tidak bisa

mengembalikan mereka untuk bercerita kepada-

ku apa yang telah mereka temukan di sana?"

"Dan bagaimana nasib  mereka?"   tanya

Digory. "Kekacauan yang bakal mereka temui

kalau mereka tidak bisa kembali!"

"Kau terus-menerus melihat segala sesuatunya

38

Page 37: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 37/276

dengan sudut pandang yang salah," kata Paman

Andrew dengan ekspresi tidak sabar. "Tidak

 bisakah kau mengerti semua ini pengalamanhebat? Tujuan utama mengirim siapa pun ke

Tempat Lain adalah supaya aku bisa tahu

 bagaimana rasanya."

"Kalau begitu, kenapa kau tidak pergi saja

sendiri ke sana?"Digory nyaris tidak pernah melihat seseorang

tampak begitu terkejut dan tersinggung seperti

Paman Edward sekarang hanya karena perta-

nyaan sederhana itu. "Aku? Aku?" dia berseru.

"Anak ini pasti gila! Pria dengan usiaku, dengan

keadaan kesehatan sepertiku, rela mengambil

risiko kejutan dan bahaya yang mungkin muncul

karena mendadak dilemparkan ke dunia lain?

Aku tidak pernah mendengar apa pun yang

 begitu tidak masuk di akal sepanjang hidupku!

Apakah kausadar dengan yang baru saja kau-katakan? Bayangkan apa arti kata Dunia Lain—

kau mungkin saja bertemu apa pun—apa pun."

"Tapi kurasa tidak masalah bagimu untuk

mengirim Polly ke sana," kata Digory. Pipinya

terbakar karena amarah sekarang. "Dan aku

hanya bisa berkata," dia melanjutkan, "biarpun

kau pamanku—kau telah bertindak pengecut,

mengirim anak perempuan ke tempat yang

39

Page 38: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 38/276

terlalu menakutkan bagimu untuk pergi sen-

diri."

"Diam kau!" kata Paman Andrew, sambilmemukul meja keras-keras. "Aku tidak akan

sudi diceramahi seperti itu oleh anak sekolahan

kecil yang kotor. Kau tidak mengerti. Aku

ilmuwan besar, sang penyihir, si pakar yang

sedang  melakukan  percobaan. Tentu saja aku

membutuhkan seseorang untuk menjadi  subjek

 percobaan. Demi jiwaku, jangan-jangan setelah

ini kau akan berkata bahwa seharusnya aku

meminta izin pada hamster-hamsterku sebelum

aku menggunakan  mereka! Tidak ada kebijakan

 besar yang bisa dicapai tanpa pengorbanan.

Tapi gagasan seharusnya aku pergi sendiri ada-

lah omong kosong. Itu seperti meminta jenderal

 berperang seperti prajurit biasa. Seandainya

aku terbunuh, apa jadinya kerja keras seumur

hidupku?""Oh, berhentilah membual," kata Digory.

"Kau akan membawa Polly kembali, tidak?"

"Aku baru saja akan memberitahumu soal

itu ketika dengan tidak sopan kau memotong-

ku," kata Paman Andrew, "Bahwa akhirnya

aku menemukan cara untuk melakukan perja-

lanan pulang. Cincin-cincin yang hijau akan

menarikmu pulang."

40

Page 39: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 39/276

"Tapi Polly tidak membawa cincin yang

hijau."

"Tidak," kata Paman Andrew dengan senyum jahat.

"Kalau begitu dia tidak akan bisa kembali,"

teriak Digory. "Dan itu sama saja dengan kau

sudah membunuhnya."

"Dia bisa saja kembali," kata Paman Andrew,"kalau ada orang yang menyusulnya, mengena-

kan cincin kuning sambil membawa dua cincin

hijau, satu untuk membawa orang itu sendiri

 pulang dan yang satu lagi untuk membawa

Polly pulang."

Dan saat ini tentu saja Digory sudah bisa

melihat jebakan yang menjeratnya. Dia meman-

dang Paman Andrew, tanpa mengatakan apa-

apa, dengan mulut ternganga lebar. Kedua pipi-

nya kini pucat sekali.

"Aku  berharap,"   kata Paman Andrew kinidengan suara yang sangat tinggi dan kuat,

seolah dia paman sempurna yang baru saja

memberi seseorang uang saku besar dan na-

sihat baik, "Aku berharap, Digory, kau tidak

akan mundur dan menyerah. Aku akan jadi

sangat menyesal bila ada anggota keluarga

kita yang tidak memiliki kehormatan dan ke-

 beranian yang cukup besar untuk bersedia pergi

41

Page 40: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 40/276

menyelamatkan—ngng— lady  yang dalam ke-

susahan."

"Oh, diamlah!" kata Digory. "Kalau kau punya kehormatan dan segala itu, kau sendiri

yang akan pergi. Tapi aku tahu kau tidak

akan melakukan itu. Baiklah. Aku mengerti

aku harus pergi. Tapi ternyata kau  memang

monster. Kurasa kau sudah merencanakan se-

mua ini supaya Polly pergi tanpa sepenge-

tahuannya sehingga kemudian aku harus pergi

menjemputnya."

"Tentu saja," kata Paman Andrew dengan

senyumnya yang menyebalkan.

"Baiklah. Aku akan pergi. Tapi sebelumnya

ada satu hal yang harus kukatakan. Aku tidak

 pernah percaya pada sihir hingga hari ini. Aku

lihat sekarang sihir adalah nyata. Yah, dan

kalau sihir memang ada, berarti kurasa segala

kisah tua tentang peri juga kurang-lebih benar.Dan kau tidak lain adalah penyihir licik yang

kejam seperti yang ada di dalam cerita-cerita.

 Nah, aku tidak pernah membaca cerita di

mana orang-orang seperti itu tidak mendapat

ganjaran di akhir kisah, dan aku berani ber-

taruh itulah yang juga akan kaualami. Kau

 pantas menerimanya."

Dari segala hal yang telah diucapkan Digory,

42

Page 41: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 41/276

kata-katanya yang ini merupakan yang pertama

yang mengenai sasaran. Paman Andrew terkejut

kemudian muncul awan ketakutan menaungiwajahnya yang, meskipun dia begitu kejam,

nyaris bisa membuatmu mengasihaninya. Tapi

sedetik kemudian dia mengusirnya pergi dan

 berkata ditemani tawa yang agak dipaksakan,

"Yah, yah, kurasa itu hal biasa yang bakal

muncul di benak seorang anak—terutama ka-

rena dibesarkan di antara wanita-wanita, seperti

dirimu. Kisah-kisah istri tua, hah? Kurasa kau

tidak perlu mencemaskan bahaya yang akan

mendatangiku, Digory. Bukankah lebih baik

kau mengkhawatirkan bahaya yang mengham- piri teman kecilmu itu? Dia sudah pergi cukup

lama. Kalau memang ada bahaya Di Sana—

yah, akan sangat disayangkan bila kau tiba

terlambat."

"Seolah  kau  peduli saja," kata Digory penuhamarah. "Tapi aku sudah muak mendengar

segala bualan ini. Apa yang harus kulaku-

kan?"

"Kau benar-benar harus belajar mengendali-

kan emosimu, anakku," kata Paman Andrew

tenang. "Kalau tidak kau akan tumbuh menjadi

seperti Bibi Letty. Sekarang. Kemarilah."

Paman Andrew bangkit, mengenakan sepa-

43

Page 42: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 42/276

sang sarung tangan, lalu berjalan menuju baki

tempat cincin-cincin itu berada.

"Cincin-cincin ini hanya berfungsi," katanya,"kalau mereka benar-benar menyentuh kulitmu.

Kalau memakai sarung tangan, aku bisa meng-

angkatnya—seperti ini—tanpa ada kejadian apa-

apa. Kalau kau membawa salah satunya di

sakumu juga tidak akan terjadi apa-apa, tapi

tentu saja kau harus berhati-hati untuk tidak

memasukkan tangan ke saku dan tanpa sengaja

menyentuhnya. Di saat menyentuh cincin ku-

ningmu, kau akan lenyap dari dunia ini. Waktu

kau berada di Tempat Lain, dugaanku—tentu

saja ini belum dites kebenarannya, tapi aku

menduga —saat kau menyentuh cincin hijau kau

akan menghilang dari dunia itu dan—perkiraan-

ku—muncul kembali di dunia ini. Sekarang.

Aku akan mengambil dua cincin hijau ini dan

memasukkan keduanya ke saku sebelah kanan-mu. Ingatlah dengan sangat hati-hati di mana

cincin yang hijau berada. Hijau sama dengan

Green. Kanan sama dengan Right. G untuk

Green dan R untuk Right. G.R. kau lihat:

adalah dua huruf pertama kata Green. Satu

untukmu dan satu lagi untuk si gadis kecil.

Dan sekarang kau ambillah sendiri cincin yang

kuning. Aku akan mengenakannya—di jariku—

44

Page 43: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 43/276

kalau aku jadi kau. Kemungkinan jatuhnya

akan lebih kecil bila kaulakukan itu."

Digory hampir saja mengambil cincin kuningketika tiba-tiba dia berhenti.

"Tunggu dulu," katanya. "Bagaimana dengan

Ibu? Bagaimana kalau dia menanyakan ke-

 beradaanku?"

"Semakin cepat kau pergi, semakin cepatkau akan kembali," kata Paman Andrew ceria.

"Tapi kau bahkan tidak benar-benar yakin

aku bisa kembali."

Paman Andrew mengangkat bahunya, ber-

 jalan menyeberangi ruangan menuju pintu,

membuka kunci, membukanya lebar-lebar de

ngan entakan, dan berkata:

"Oh, baiklah kalau begitu. Terserah kau

saja. Turunlah dan santap makan malammu.

Biarkan si gadis kecil itu dimakan binatang-

 binatang liar, tenggelam, kelaparan di DuniaLain, atau tersesat di sana selama-lamanya,

kalau itu yang kauinginkan. Semuanya sama

saja bagiku. Mungkin sebelum waktunya mi-

num teh sebaiknya kau mampir ke sebelah

dan menemui Mrs Plummer untuk menjelaskan

dia tidak akan pernah melihat anak perempuan-

nya lagi karena kau takut mengenakan sebentuk

cincin."

45

Page 44: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 44/276

"Ya ampun," kata Digory, "aku benar-benar

 berharap aku sudah cukup besar untuk meninju

kepalamu!"Lalu Digory mengancingkan mantelnya, me-

narik napas dalam-dalam, dan meraih cincin

itu. Dan saat itu dia berpikir, seperti yang

selalu dia lakukan setelahnya, bahwa kata hati-

nya tidak akan membiarkannya mengambil pi-

lihan lain.

46

Page 45: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 45/276

PAMAN ANDREW dan ruang kerjanya

langsung menghilang. Kemudian selama se-

saat, segalanya menjadi seolah bertumpuk-tum-

 puk. Hal selanjutnya yang Digory ketahui ada-

lah adanya cahaya hijau lembut yang menyi-

narinya dari atas dan kegelapan di bawahnya.

Dia tidak tampak seperti sedang berdiri atau

apa pun, atau duduk, atau berbaring. Seolah

tidak ada yang menyentuhnya. "Sepertinya akuada di dalam air," kata Digory. "Atau  di

bawah  air." Pemikiran ini sempat membuatnya

takut, tapi hampir seketika dia bisa merasakan

tubuhnya naik dengan cepat. Lalu kepalanya

tiba-tiba keluar di udara dan dia mendapati

dirinya berenang ke tepian, menuju daratan

 berumput lembut di pinggir suatu mata air.

Saat bangkit dia menyadari dirinya tidak

47

 Hutan di Antara Dunia-Dunia

BAB  3

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 46: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 46/276

 basah kuyup dan meneteskan air. Dia juga

tidak terengah-engah mencari udara seperti yang

akan diperkirakan semua orang bila habis ber-ada di bawah air. Pakaiannya sama sekali

kering. Dia sedang berdiri di pinggir mata air

kecil—tidak lebih dari tiga meter dari satu sisi

ke sisi lainnya—dalam suatu hutan. Pepohonan

tumbuh rapat dan berdaun lebat sehingga dia

 bahkan tidak bisa mengintip langit. Semua

cahaya berwarna hijau dan menyeruak di

antara dedaunan, tapi pastinya di atas sana

ada matahari yang bersinar sangat kuat karena

48

Page 47: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 47/276

sinar hijau yang dirasakannya begitu terang

dan hangat. Hutan itu hutan tersunyi yang

mungkin bisa kaubayangkan. Tidak ada burung-burung, tidak ada serangga, tidak ada

hewan-hewan, dan tidak ada angin. Kau nyaris

 bisa merasakan pepohonan tumbuh. Mata air

tempat Digory baru saja keluar ternyata bukan-

lah satu-satunya mata air di sana. Ada lusinan

mata air lain—satu mata air di setiap meter

sejauh matamu bisa memandang. Kau hampir

 bisa merasakan pepohonan mengisap air dengan

akar-akar mereka. Hutan itu sangat hidup.

Ketika berusaha melukiskannya nanti Digory

selalu berkata, "Tempat itu begitu  kaya,  sekayakue  plum.'"

Hal teranehnya, hampir sebelum dia meman

dang ke sekeliling, Digory separo lupa bagai-

mana dia bisa datang ke sana. Pada suatu

titik, dia pastinya tidak memikirkan Polly, Pa-man Andrew, atau bahkan ibunya. Dia sama

sekali tidak takut, bersemangat, atau penasaran.

Kalau ada yang bertanya kepadanya, "Dari

mana asalmu?" dia mungkin bakal menjawab,

"Tempat tinggalku dari dulu di sini." Seperti

itulah rasanya—seolah seseorang sudah berada

di tempat itu sejak lama dan tidak pernah

merasa bosan, walaupun tidak ada yang pernah

49

Page 48: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 48/276

terjadi di sana. Seperti yang diceritakannya

lama setelah itu, "Tempat itu bukan jenis

tempat di mana banyak hal terjadi. Pepohonanterus bertumbuh, itu saja."

Setelah lama memandangi hutan itu, Digory

menyadari ada gadis kecil berbaring telentang

di kaki pohon beberapa meter dari dirinya.

Mata gadis itu nyaris tertutup tapi tidak ter-

 pejam, seolah dia sedang berada di antara

keadaan tidur dan bangun. Jadi Digory me-

natapnya lama sekali dan tidak berkata apa-

apa. Dan akhirnya gadis itu membuka mata

dan memandangi Digory lama sekali, juga tan-

 pa berkata apa-apa. Lalu gadis itu bicara,

dengan suara yang pelan dan lembut seperti

orang mengantuk.

"Sepertinya aku pernah bertemu denganmu

sebelumnya," katanya.

"Menurutku juga begitu," kata Digory. "Kausudah lama berada di sini?"

"Oh, aku selalu ada di sini," kata si gadis.

"Setidaknya—entahlah—lama sekali."

"Aku juga," ucap Digory.

"Tidak ah," kata si gadis. "Aku baru saja

melihatmu keluar dari mata air itu."

"Ya, mungkin memang begitu," kata Digory

kebingungan. "Aku lupa."

50

Page 49: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 49/276

Kemudian untuk beberapa saat yang cukup

lama keduanya tidak saling bicara lagi.

"Tunggu dulu," kata si gadis tiba-tiba, "kira-kira kita memang pernah bertemu, tidak ya?

Aku punya sejenis bayangan—semacam gam-

 baran di kepalaku—tentang anak laki-laki dan

 perempuan seperti kita—tinggal di suatu tempat

yang agak berbeda—dan melakukan berbagai

hal. Mungkin itu hanya mimpi."

"Aku juga punya mimpi yang sama, seperti-

nya," kata Digory. "Tentang anak laki-laki

dan perempuan, tinggal bersebelahan—dan se-

suatu tentang merangkak di antara kerangka

rumah. Aku ingat anak perempuan itu mukanya

kotor."

"Sepertinya ingatanmu terbalik? Dalam mim-

 piku justru si anak laki-laki yang wajahnya

kotor."

"Aku tidak bisa mengingat wajah anak lelakiitu," kata Digory kemudian menambahkan,

"Wah! Apa itu?"

"Wah! Itu kan hamster," kata si gadis kecil.

Dan memang benar—di sana ada hamster gen-

dut, mengendus-endus rumput. Tapi di sekeliling

 perut hamster itu ada tali dan, terikat di tali

itu, cincin kuning yang bersinar terang.

"Lihat! Lihat!" teriak Digory. "Cincin itu!

51

Page 50: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 50/276

Dan lihat! Kau juga me-

ngenakan cincin seperti

itu di jarimu. Aku juga."

Si gadis kecil itu

kini duduk tegak, akhirnya benar-benar tertarik.

Mereka menatap satu sama lain lekat-lekat,

 berusaha mengingat. Kemudian di saat yang

tepat bersamaan, si gadis berteriak, "Mr

Ketterley," dan si anak lelaki berseru, "Paman

Andrew," lalu mereka pun tahu siapa diri

mereka dan mulai mengingat keseluruhan cerita.

Setelah banyak berbincang-bincang selama be-

 berapa menit, akhirnya mereka mengingat

semuanya. Digory menjelaskan betapa kejamnya

tindakan Paman Andrew.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

tanya Polly. "Membawa pulang hamster ini

dan kembali ke dunia kita?""Tidak perlu terburu-buru," kata Digory,

sambil menguap lebar sekali.

"Kurasa harus begitu," kata Polly. "Tempat

ini terlalu sunyi. Begitu—begitu seperti mimpi.

Kau sendiri nyaris tertidur. Sekali kita menyerah

terhadap pengaruhnya kita hanya akan ber-

 baring dan dalam keadaan setengah tertidur

selama-lamanya."

52

Page 51: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 51/276

"Tapi nyaman sekali berada di sini," kata

Digory.

"Ya, memang benar," kata Polly. "Tapi kitaharus kembali." Dia berdiri dan mulai berjalan

menghampiri si hamster dengan hati-hati. Tapi

kemudian dia berubah pikiran.

"Sebaiknya kita biarkan saja si hamster di

sini," kata Polly. "Dia tampak begitu bahagia

di tempat ini, dan pamanmu hanya akan me-

lakukan sesuatu yang buruk padanya kalau

kita membawanya pulang."

"Aku yakin dia akan melakukan itu," ko-

mentar Digory. "Lihat saja caranya memper-

lakukan  kita.  Omong-omong, bagaimana  cara

kita pulang?"

"Kurasa sih, lewat mata air itu lagi."

Mereka berjalan mendekati mata air dan

 berdiri berdampingan di tepinya, menunduk

menatap permukaan air yang datar. Pada per-mukaan itu terlihat bayangan cabang-cabang

 pohon yang hijau penuh dedaunan sehingga

tampak sangat dalam.

"Kita tidak punya perlengkapan berenang,"

kata Polly.

"Kita tidak butuh semua itu, bodoh," kata

Digory. "Kita akan menyelam ke dalamnya

dengan pakaian lengkap. Masa kau tidak ingat

53

Page 52: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 52/276

airnya sama sekali tidak membasahi kita ketika

kita naik ke sini?"

"Kau bisa berenang?""Sedikit. Kau bagaimana?"

"Yah—tidak terlalu bisa."

"Kurasa kita tidak akan perlu berenang,"

kata Digory. "Kita kan mau pergi ke  bawah-

nya, ya kan?"

Tidak satu pun di antara mereka menyukai

ide melompat ke mata air itu, tapi tidak ada

yang mengatakannya. Mereka bergandengan ta-

ngan dan berkata "Satu—Dua—Tiga—Lompat"

lalu melompat. Mereka merasakan cipratan be-

sar dan tentu saja mereka memejamkan mata.

Tapi ketika membuka mata lagi, mereka men-

dapati diri mereka masih berdiri, bergandengan

tangan di hutan hijau, dan nyaris hanya teren-

dam air hingga ke mata kaki. Mata air itu

ternyata beberapa sentimeter dalamnya. Mereka berjalan kembali ke daratan kering.

"Apa sebenarnya yang salah?" tanya Polly

dengan suara ketakutan, tapi tidaklah setakut

seperti yang kaubayangkan, karena sangatlah

sulit merasa sangat takut saat berada di hutan

itu. Tempat itu terlalu damai.

"Oh! Aku tahu," kata Digory. "Tentu saja,

ini tidak akan berhasil. Kita masih mengenakan

54

Page 53: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 53/276

cincin kuning kita. Cincin-cincin ini kan untuk

 perjalanan pergi. Cincin-cincin yang hijau akan

membawa kita pulang. Kita harus mengganticincin kita. Kau punya saku? Bagus. Simpan

cincin kuningmu di saku kiri. Aku punya dua

cincin hijau. Ini satu untukmu."

Mereka mengenakan cincin hijau dan kembali

ke mata air. Tapi sebelum mereka mencobamelompat lagi, Digory mengeluarkan "O-o-

oh!" yang panjang sekali.

"Ada apa?" tanya Polly.

"Aku baru saja mendapat ide bagus," kata

Digory. "Untuk apakah mata air-mata air lain-

nya?"

"Apa maksudmu?"

"Begini, kalau kita bisa kembali ke dunia

kita sendiri dengan melompat ke mata air

yang  ini,  bukankah berarti kita bisa pergi ke

tempat lain dengan melompat ke mata airlain? Mungkin saja ada dunia di bawah setiap

mata air."

"Tapi bukankah kita sudah berada di Dunia

Lain, Tempat Lain, atau apalah namanya itu

yang dibicarakan Paman Andrew? Bukankah

kau bilang—"

"Ah, lupakan Paman Andrew," potong

Digory. "Kurasa dia bahkan tidak tahu apa-

55

Page 54: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 54/276

apa tentang itu. Dia tidak pernah punya ke-

 beranian untuk datang ke sini sendiri. Dia

hanya bicara tentang  satu  Dunia Lain. Tapisiapa tahu ada lusinan?"

"Maksudmu, hutan ini mungkin hanya salah

satunya?"

"Tidak, menurutku hutan ini sama sekali

 bukan dunia lain. Menurutku tempat ini hanya-lah semacam tempat di antaranya."

Polly tampak bingung.

"Tidakkah kau lihat?" tanya Digory. "Tidak,

dengar dulu. Pikirkan terowongan kita di ba-

wah papan-papan di rumah. Tempat itu kan

 bukan ruangan di salah satu rumah. Bisa di-

 bilang, terowongan itu bahkan bukan benar-

 benar bagian dari rumah-rumah. Tapi sekalinya

kau berada di terowongan, kau bisa berjalan

di dalamnya dan datang ke rumah mana pun

di deretan rumah kita. Mungkin saja hutan ini juga sama, kan?—tempat yang bukanlah salah

satu dunia, tapi sekali kau menemukan tempat

ini kau bisa masuk ke dunia mana pun."

"Yah, kalaupun kau bisa—" Polly memulai,

tapi Digory melanjutkan seolah tidak mende-

ngar kata-katanya.

"Dan tentu saja itu menjelaskan segalanya,"

katanya. "Itulah sebabnya tempat ini begitu

56

Page 55: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 55/276

sepi dan kita selalu merasa mengantuk. Tidak

 pernah ada kejadian apa pun di sini. Seperti

di rumah. Di dalam rumah-rumahlah orang-orang berbicara, atau melakukan hal-hal, juga

tempat mereka makan. Tidak ada yang terjadi

di tempat-tempat perantara: di belakang din-

ding, di atas langit-langit, atau di bawah lantai,

 juga di dalam terowongan kita. Tapi ketika

kau keluar dari terowongan, kau akan men-

dapati dirimu berada di rumah  mana pun.

Kurasa kita bisa keluar dari tempat ini dan

menuju tempat mana pun! Kita tidak perlu

melompat ke dalam mata air yang sama dengan

yang kita lewati. Atau belum saatnya."

"Hutan di Antara Dunia-Dunia," kata Polly

menerawang. "Kedengarannya bagus juga."

"Ayo," kata Digory. "Kolam mana yang

akan kita coba?"

"Tunggu dulu," kata Polly, "Aku tidak akanmencoba mata air baru sebelum memastikan

kita memang  bisa  pulang melalui mata air

yang pertama. Kita bahkan tidak yakin  itu

cara yang benar."

"Benar," kata Digory sinis. "Kita akan di-

rangkap Paman Andrew dan harus menyerah-

kan cincin-cincin kita sebelum sempat ber-

senang-senang. Tidak, terima kasih."

57

Page 56: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 56/276

"Tidak bisakah kita sampai di setengah jalan

ke bawah mata air kita?" tanya Polly. "Hanya

untuk melihat cara ini benar-benar manjur.Lalu begitu kita tahu itu berhasil, kita ganti

cincin dan kembali naik sebelum benar-benar

sampai di ruang kerja Mr Ketterly."

"Bisakah kita pergi  separo  jalan ke bawah?"

"Yah, cukup lama waktu yang kita perlukanuntuk naik, kurasa bakal memakan waktu se-

dikit lama untuk kembali."

Digory agak sulit menyetujui rencana ini,

tapi akhirnya dia terpaksa setuju karena Polly

sama sekali menolak melakukan penjelajahan

ke dunia baru apa pun sebelum memastikan

dia bisa kembali ke dunia asalnya. Dia kurang-

lebih sama beraninya dengan Digory dalam

menghadapi beberapa bahaya (tawon, misal-

nya), tapi Polly tidaklah tertarik menemukan

hal-hal yang belum pernah didengar siapa pun.Sedangkan Digory tipe orang yang ingin menge-

tahui segalanya, dan ketika tumbuh dewasa

dia menjadi Profesor Kirke yang terkenal yang

akan muncul di buku-buku lain.

Setelah cukup lama berdebat, mereka sepen-

dapat untuk mengenakan cincin hijau mereka

("Hijau untuk keamanan," kata Digory, "jadi

kau tidak bisa tidak mengingat cincin yang

58

Page 57: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 57/276

mana untuk apa"), lalu mereka bergandengan

tangan dan melompat. Tapi segera ketika me

reka tampak akan kembali ke ruang kerjaPaman Andrew, atau bahkan dunia mereka

sendiri, Polly bertugas untuk berteriak, "Ganti"

dan mereka akan membuka cincin hijau lalu

memakai cincin kuning lagi. Digory ingin jadi

yang bertugas berteriak, "Ganti," tapi Polly

tidak juga mau setuju.

Mereka mengenakan cincin hijau, saling

menggamit tangan, dan sekali lagi berteriak

"Satu—Dua—Tiga—Lompat". Kali ini cara itu

manjur. Sangatlah sulit menceritakan pada

kalian bagaimana rasanya, karena segalanya

terjadi begitu cepat. Awalnya ada cahaya-cahaya

terang yang bergerak di langit hitam. Digory

selalu menganggap cahaya-cahaya itu bintang-

 bintang dan bersumpah melihat Planet Jupiter

cukup dekat—cukup dekat untuk melihat bulannya. Tapi hampir sekaligus terlihat oleh

mereka barisan demi barisan atap dan cerobong

asap di atas, mereka juga bisa melihat St Paul

sehingga tahu mereka sedang melihat peman-

dangan London. Tapi kau bisa melihat menem-

 bus dinding-dinding semua rumah. Lalu mereka

 bisa melihat Paman Andrew, sangat samar dan

 berbayang-bayang, tapi semakin lama semakin

59

Page 58: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 58/276

kelihatan jelas dan nyata, seolah dia kian men-

dekati fokus. Tapi sebelum Paman Andrew

menjadi benar-benar nyata, Polly berteriak"Ganti", dan mereka langsung mengganti cin-

cin, dunia kita pun mengabur seperti mimpi,

kemudian cahaya hijau di atas menjadi kian

terang dan terang, hingga kepala mereka keluar

dari mata air dan mereka berlari ke tepian.

Kini hutan mengelilingi mereka lagi hingga ke

atas, masih sehijau dan seterang dulu. Seluruh

 proses itu hanya mengambil waktu kurang

dari satu menit.

"Nah!" kata Digory. "Sudah bisa, kan? Seka-

rang mari kita bertualang. Mata air yang mana

 pun boleh. Ayolah. Ayo kita coba yang satu

itu."

"Stop!" kata Polly. "Tidakkah sebaiknya kita

tandai mata air yang  ini  dulu?"

Mereka bertatapan dan wajah mereka berduamemucat saat mereka menyadari hal mengeri-

kan yang baru saja akan Digory lakukan. Ada

 begitu banyak mata air di di hutan ini, dan

semua mata air tampak serupa, begitu juga

 pepohonannya. Kalau sekali saja mereka me-

ninggalkan mata air yang merupakan jalan

menuju dunia mereka sendiri tanpa membuat

semacam tanda, kemungkinannya seratus ban-

60

Page 59: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 59/276

ding satu bagi mereka untuk menemukannya

lagi.

Tangan Digory gemetaran saat dia membuka pisau lipatnya dan memotong sebongkah pan-

 jang rumput di tepian mata air. Tanah hutan

itu (yang wangi sekali) berwarna cokelat ke-

merahan gembur dan tampak kontras di antara

hijau rerumputan. "Untung salah satu di antara

kita berakal sehat," kata Polly.

"Yah, kau kan tidak perlu menyombongkan

diri hanya gara-gara masalah ini," kata Digory.

"Ayolah, aku ingin melihat ada apa di balik

mata air-mata air yang lain." Polly membalas

ucapan Digory dengan cukup pedas, Digory

 pun mengucapkan sesuatu yang lebih ketus

lagi sebagai balasannya. Pertengkaran itu ber-

langsung selama beberapa menit, tapi akan

membosankan bila ditulis semuanya. Marilah

kita langsung menuju saat ketika mereka berdiridengan jantung berdebar-debar dan wajah agak

ketakutan di pinggir mata air tak dikenal de

ngan cincin-cincin kuning mereka. Keduanya

 bergandengan dan sekali lagi berkata "Satu—

Dua—Tiga—Lompat!"

Byuurr! Sekali lagi cara ini tidak berhasil.

Mata air ini ternyata juga hanyalah sedalam

kubangan air. Bukannya mencapai dunia lain,

61

Page 60: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 60/276

mereka hanya mendapati kaki mereka basah

dan mengotori tungkai kaki mereka untuk ke-

dua kalinya pagi itu (kalau memang saat itu pagi: waktu tampak selalu sama di Hutan di

Antara Dunia-Dunia).

"Sial!" seru Digory. "Apa lagi yang salah

sekarang? Kita sudah mengenakan cincin kuning

kita kok. Dia bilang kuning untuk perjalanan

 pergi."

 Nah, sekarang diketahui ternyata Paman

Andrew, yang tidak tahu apa-apa tentang Hu

tan di Antara Dunia-Dunia, punya perkiraan

yang salah tentang kegunaan cincin-cincin itu.

Cincin yang kuning bukanlah cincin "pergi"

dan cincin yang hijau bukanlah cincin "pu-

lang", setidaknya bukan seperti yang dipikir-

kannya. Bahan-bahan yang membuat kedua

cincin itu berasal dari hutan itu. Bahan-bahan

dalam cincin kuning memiliki kekuatan untukmenarikmu ke hutan, bahan-bahan yang ingin

kembali ke tempatnya semula, tempat di antara.

Tapi bahan dalam cincin hijau adalah bahan

yang berusaha keluar dari tempatnya semula:

 jadi cincin hijau akan membawamu keluar

dari hutan ke sebuah dunia. Paman Andrew,

untuk kauketahui, sedang bereksperimen dengan

 benda-benda yang sebenarnya tidak terlalu dia

62

Page 61: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 61/276

mengerti, sebagian besar penyihir memang

 begitu. Tentu saja Digory juga tidak terlalu

menyadari kenyataan ini, setidaknya tidak hing-ga nanti. Tapi ketika mereka telah membicara-

kannya, mereka memutuskan mencoba cincin

hijau mereka ke mata air baru hanya untuk

melihat apa yang akan terjadi.

"Aku mau kalau kau juga mau," kata Polly.Tapi sebenarnya dia mengatakan ini karena di

hatinya yang paling dalam, dia kini merasa

yakin kedua cincin itu tidak akan berfungsi di

mata air baru, jadi tidak ada yang perlu lebih

ditakutinya selain cipratan air lagi. Aku tidak

terlalu yakin Digory punya perasaan yang sama.

Bagaimanapun, ketika mereka berdua telah me-

makai cincin hijau, kembali ke tepian mata

air, dan bergandengan, mereka kini jauh lebih

ceria dan tidak muram daripada pada kali

 pertama."Satu—Dua—Tiga—Lompat!" kata Digory.

Dan mereka pun melompat.

63

Page 62: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 62/276

SIHIR kali ini tidak perlu diragukan lagi.

Ke bawah dan terus ke bawah mereka

 berkelebat pergi, pertama melalui kegelapan

kemudian melewati kumpulan sosok samar yang

 berputar-putar, yang bisa jadi apa saja. Lalu

situasi menjadi lebih terang. Kemudian menda-

dak mereka berdiri di atas sesuatu yang padat.

Sesaat kemudian segalanya jadi lebih fokus dan

mereka mampu melihat ke atas mereka."Tempat ini aneh sekali!" kata Digory.

"Aku tidak menyukainya," kata Polly, sambil

agak merinding.

Yang pertama kali mereka sadari adalah

cahaya. Tidak seperti sinar mentari, tapi juga

tidak seperti cahaya listrik, lampu, lilin, atau

sumber cahaya apa pun yang pernah mereka

lihat. Cahayanya samar, agak kemerahan, sama

64

 Bel dan Palu

BAB  4

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

([email protected])

MR. Collection's

Page 63: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 63/276

sekali tidak cerah. Cahaya itu terangnya pasti

dan tidak meredup. Mereka sedang berdiri di

 permukaan datar berlapis bebatuan dan gedung-gedung berdiri di sekeliling mereka. Tidak ada

atap di atas mereka, mereka berada di semacam

halaman. Langit gelap secara tidak wajar—

 biru yang nyaris hitam. Kalau kau melihat

langit itu kau akan bertanya-tanya apakah

memang benar ada cahaya di sana.

"Cuaca tempat ini aneh sekali ya," kata

Digory. "Atau mungkin kita tiba tepat pada

saat akan datang badai petir, atau gerhana."

"Aku tidak menyukainya," kata Polly.

Keduanya, tanpa tahu pasti kenapa, berbicara

dengan berbisik. Dan walaupun tidak ada

alasan kenapa mereka masih terus bergan-

dengan setelah melompat, mereka tidak saling

melepaskan tangan.

Dinding-dinding gedung menjulang sangattinggi di sekeliling halaman. Dinding-dinding

itu juga memiliki banyak jendela, jendela-jendela

tanpa kaca, melaluinya kau tidak bisa melihat

apa pun kecuali kegelapan hitam. Di bagian

 bawah dinding ada area-area berpilar besar,

menganga lebar menampilkan lubang hitam

 besar seperti mulut terowongan kereta api.

Suasana jadi terasa agak dingin.

65

Page 64: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 64/276

Batu yang digunakan untuk membangun se-

gala hal sepertinya merah, tapi mungkin itu

hanya karena cahaya misterius yang menerangitempat tersebut. Yang pasti rasanya aneh sekali.

Banyak di antara bebatuan datar yang melapisi

 permukaan halaman, retak hingga terbelah. Ti-

dak satu pun menempel rapat satu sama lain

dan sudut-sudut tajamnya telah cacat semua.

Salah satu pintu yang diapit area setengahnya

tertutupi reruntuhan. Kedua anak itu terus-

menerus membalikkan tubuh untuk melihat ke

sudut-sudut berbeda di halaman. Salah satu

alasannya adalah karena mereka khawatir sese-

orang—atau sesuatu—sedang mengawasi merekadari jendela-jendela ketika mereka menghadap

ke depan.

"Menurutmu ada yang tinggal di sini, tidak?"

tanya Digory akhirnya, masih dengan berbisik.

"Tidak," jawab Polly. "Semua ini hanyareruntuhan. Kita belum mendengar suara apa

 pun sejak datang ke sini."

"Ayo kita coba berdiri diam sebentar dan

menajamkan pendengaran," saran Digory.

Mereka berdiri diam dan mendengarkan, tapi

satu-satunya yang mereka dengar hanyalah de-

takan jantung mereka sendiri. Tempat ini se-

tidaknya sesunyi Hutan di Antara Dunia-dunia.

66

Page 65: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 65/276

Tapi sepinya berbeda. Kesunyian di hutan terasa

kaya, hangat (kau nyaris bisa mendengar pe-

 pohonan bertumbuh), dan penuh kehidupan.Kali ini yang terasa kesunyian yang mati, di-

ngin, dan hampa. Kau tidak bisa membayang-

kan apa pun tumbuh di tempat ini.

67

Page 66: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 66/276

"Ayo pulang," kata Polly.

"Tapi kita belum melihat apa pun," kata

Digory. "Berhubung kita sudah sampai di sini,setidaknya kita harus melihat-lihat."

"Aku yakin sama sekali tidak ada yang

menarik di sini."

"Tidak ada gunanya menemukan cincin ajaib

yang bisa membawamu ke dunia lain kalau

kau takut menjelajahi dunia-dunia itii begitu

sudah sampai di sana."

"Siapa yang bilang aku takut?" kata Polly,

melepaskan tangan Digory.

"Aku hanya mengira kau tampak kurang

 berminat menjelajahi tempat ini."

"Aku akan pergi ke mana pun kau mau

 pergi."

"Kita bisa pergi dari sini kapan pun kita

mau," kata Digory. "Ayo kita lepas cincin

hijau kita dan menyimpannya di saku kanan.Yang perlu kita lakukan hanyalah mengingat

 bahwa cincin kuning kita ada di saku kiri.

Kau bisa meletakkan tangan sedekat yang kau-

inginkan dengan saku-saku itu, tapi jangan

kaumasukkan tanganmu ke saku karena kau

 bisa saja menyentuhnya dan lenyap."

Mereka melakukan itu dan berjalan tanpa

suara menuju salah satu gerbang lengkung besar

68

Page 67: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 67/276

yang membawa mereka ke dalam salah satu

gedung. Lalu ketika berdiri di depan pintu

dan bisa melihat ke dalam, mereka melihat bagian dalam gedung itu tidaklah terlalu gelap

seperti dugaan awal mereka. Pintu itu mem-

 perlihatkan ruang depan berbayang-bayang yang

tampaknya kosong, tapi di sisi ruang depan

yang lebih jauh tampak sederetan pilar dengan

lengkungan di bagian atas tiap dua pilar. Di

 balik lengkungan tersebut mengalir lebih banyak

cahaya temaram aneh yang sama. Mereka me-

nyeberangi ruang depan tersebut, berjalan de

ngan sangat hati-hati karena khawatir ada

lubang-lubang di lantai atau apa pun yangmungkin tergeletak di sana yang bisa membuat

mereka tersandung. Perjalanan itu rasanya lama

sekali. Ketika mencapai sisi lain ruang itu,

mereka melewati pilar-pilar dan mendapati diri

mereka berada di halaman lain yang lebihluas.

"Sepertinya tempat itu tidak terlalu aman,"

kata Polly sambil menunjuk ke suatu tempat

di mana dindingnya condong ke depan dan

tampak siap runtuh ke halaman. Di satu tempat

ada pilar yang hilang di antara dua lengkungan

dan bagian yang seharusnya berada di bagian

atas pilar, hanya bergantung di sana tanpa

69

Page 68: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 68/276

disangga apa pun. Tampak jelas, kota itu telah

diterlantarkan selama ratusan, bahkan mungkin

ribuan, tahun."Kalau tempat ini bertahan hingga saat ini,

kurasa akan bisa bertahan lebih lama lagi,"

kata Digory. "Tapi kita harus benar-benar ber-

gerak tanpa suara. Kau tahu bukan terkadang

suara pelan sekalipun bisa membuat segalanya

runtuh—seperti salju longsor di Pegunungan

Alpen."

Mereka keluar dari halaman itu menuju ger-

 bang lain, menaiki tangga besar nan tinggi,

dan melalui ruang-ruang luas yang terbuka

menuju ruang-ruang lain sampai kau merasa

 pusing hanya karena ukuran tempat itu. Se-

sekali mereka mengira bakal keluar ke tempat

terbuka dan melihat dataran macam apa yang

mengelilingi istana besar itu. Tapi setiap kali

 berjalan, mereka hanya mencapai halaman lain.Istana ini pastinya merupakan tempat yang

luar biasa saat penduduknya masih tinggal di

sini. Di salah satu sisi ada patung yang dulu

adalah air mancur. Monster batu besar dengan

sayap terentang lebar berdiri dengan mulut

terbuka dan kau bisa melihat pipa kecil di

 bagian belakang mulutnya, dari sanalah dulu

air keluar. Di bawah patung itu ada mangkuk

70

Page 69: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 69/276

 batu lebar untuk menadahi airnya, tapi kini

mangkuk itu kering bagaikan padang pasir.

Di tempat-tempat lain ada batang-batang

kering sejenis tanaman rambat yang telah tum-

 buh mengelilingi pilar-pilar dan membuat se-

 bagian pilar tersebut runtuh. Tapi tanaman itu

71

Page 70: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 70/276

sudah lama mati. Dan tidak ada semut, labah-

labah, atau makhluk hidup lain yang kaupikir

 bisa kautemui di antara reruntuhan. Tanahkering yang terdapat di antara batu lantai-

 batu lantai pun tidak ditumbuhi rumput atau

lumut.

Keadaan di tempat itu begitu mati di seluruh

sudutnya hingga bahkan Digory pun mulai berpikir sebaiknya mereka segera mengenakan

cincin kuning dan kembali ke hutan hidup

yang hangat dan hijau di tempat antara. Pada

saat itulah mereka menemukan dua daun pintu

raksasa yang terbuat dari sejenis logam yang

mungkin saja emas. Salah satu daun pintu itu

sedikit terbuka. Jadi tentu saja mereka masuk

untuk melihat ke dalam. Keduanya terkejut

dan menarik napas panjang: karena di sinilah

akhirnya ada sesuatu yang pantas dilihat.

Selama beberapa saat mereka berpikirruangan tersebut dipenuhi orang—ratusan

orang, semuanya sedang duduk, dan semuanya

 bergeming. Polly dan Digory juga, seperti yang

 bisa kautebak, berdiri tanpa bergerak cukup

lama karena melihat pemandangan di depan

mereka. Tapi akhirnya mereka memutuskan

yang sedang mereka pandangi tidaklah mungkin

orang sungguhan. Tidak ada gerakan maupun

72

Page 71: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 71/276

suara embusan napas di antara mereka semua.

Orang-orang itu seperti patung lilin terhebat

yang pernah kaulihat.Kali ini Polly yang berjalan duluan. Ada

sesuatu di ruangan ini yang menarik rasa ingin

tahunya dibanding rasa ingin tahu Digory:

semua sosok di sana mengenakan pakaian yang

menakjubkan. Kalau kau sedikit saja tertarik

 pada pakaian, kau tidak akan tahan untuk

tidak melihat lebih dekat. Berkas-berkas warna

 pada pakaian-pakaian ini pun membuat

ruangan itu tampak, meski tidak bisa dibilang

ceria, begitu kaya dan anggun setelah semua

debu dan kekosongan di tempat lain. Ruangan

itu juga memiliki lebih banyak jendela dan

 jauh lebih terang.

Aku nyaris tidak bisa melukiskan pakaian-

 pakaian mereka. Sosok-sosok itu semuanya ber-

 jubah dan mengenakan mahkota di kepalamereka. Jubah-jubah mereka berwarna merah

tua, abu-abu keperakan, ungu tua, dan hijau

gelap. Tampak pola-pola hias, juga gambar

 bunga, hewan liar ajaib, disulam di permukaan

 jubah-jubah tersebut. Batu-batu berharga dalam

ukuran dan kilau menakjubkan menatap dari

mahkota-mahkota mereka, juga dari kalung-

kalung yang menggantung di sekeliling leher

73

Page 72: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 72/276

mereka, mengintip dari segala tempat semuanya

terpasang.

"Kenapa semua pakaian itu tidak lapuk sejak

zaman dulu?" tanya Polly.

"Sihir," bisik Digory. "Tidakkah kau bisa

merasakannya? Aku berani bertaruh seluruh

ruangan ini beku karena mantra sihir. Aku

 bisa merasakannya sejak detik pertama kita

masuk."

"Satu saja pakaian ini bisa berharga ratusan pound"   komentar Polly.

Tapi Digory lebih tertarik pada wajah-wajah

mereka, dan memang semua wajah itu pantas

dipandangi. Orang-orang itu duduk di kursi

 batu mereka di masing-masing sisi ruangan,

 bagian tengahnya dibiarkan kosong. Kau bisa

 berjalan dan memandangi wajah-wajah itu ber-

giliran.

74

Page 73: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 73/276

"Mereka orang-orang  baik,  menurutku,"

ucap Digory.

Polly mengangguk. Semua wajah yang bisamereka lihat memang tampak baik. Baik para

 pria maupun wanitanya tampak ramah dan

 bijaksana, dan mereka tampaknya berasal dari

keturunan berwajah tampan. Tapi setelah anak-

anak itu berjalan beberapa langkah lebih jauh

di ruangan tersebut, mereka sampai pada

wajah-wajah yang tampak agak berbeda.

Wajah-wajah di sini begitu serius. Kau akan

merasa perlu memerhatikan etiket dan sopan

santun bila bertemu orang-orang seperti itu

dalam kehidupanmu. Ketika Polly dan Digory berjalan lebih jauh lagi, mereka mendapati diri

mereka berada di antara wajah-wajah yang

tidak mereka sukai: ini terjadi kira-kira di

tengah ruangan. Wajah-wajah itu tampak begitu

kuat, bangga, dan bahagia, tapi mereka tampakkejam. Dan saat mereka lebih jauh berjalan,

wajah-wajah di sana tampak lebih kejam. Lebih

 jauh lagi, mereka masih tampak kejam tapi

tidak lagi tampak bahagia. Wajah-wajah itu

 bahkan tampak penuh keputusasaan: seolah

 pemilik-pemiliknya telah melakukan hal-hal bu-

ruk dan menderita karena hal-hal buruk. Sosok

terakhir dari deretan orang itu adalah yang

75

Page 74: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 74/276

 paling menarik—wanita yang pakaiannya lebih

mewah daripada yang lainnya, sangat tinggi

(tapi semua sosok dalam ruangan itu memanglebih tinggi daripada orang-orang di dunia

kita), dengan ekspresi wajah yang begitu keras

dan penuh kebanggaan sehingga kau akan

menahan napas bila melihatnya. Namun wanita

itu juga cantik. Bertahun-tahun kemudian, saat

telah menjadi pria tua, Digory berkata dia

 belum pernah melihat orang secantik wanita

itu selama hidupnya. Tapi wajar juga bila

ditambahkan bahwa Polly berkata dia tidak

melihat apa pun yang spesial pada wanita itu.

Wanita ini, seperti yang kukatakan tadi, ada-

lah sosok terakhir, tapi ada banyak kursi ko-

song setelahnya, seolah ruangan itu telah di-

maksudkan untuk lebih banyak lagi koleksi

sosok.

"Aku ingin sekali tahu cerita di balik semuaini," kata Digory. "Ayo kembali dan melihat

meja di tengah ruangan ini."

Benda yang berada di tengah ruangan itu

sebenarnya bukanlah meja. Benda itu pilar

kotak setinggi kira-kira semeter lebih dan di

atasnya berdiri arca emas yang digantungi bel

emas kecil. Di samping pilar itu tergeletak

 palu emas kecil untuk membunyikan belnya.

76

Page 75: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 75/276

"Kira-kira apa ya... Hmmm... Apa ya...,"

kata Digory.

"Sepertinya ada sesuatu yang tertulis di sini,"kata Polly, menundukkan badan dan meman-

dangi salah satu pilar tersebut.

"Ya ampun, ternyata memang ada," ucap

Digory. "Tapi tentu saja kita tidak akan bisa

membacanya.""Benarkah begitu? Aku tidak yakin," kata

Polly.

Mereka berdua memandangi tulisan itu lekat-

lekat, seperti yang mungkin sudah kauduga,

huruf-huruf yang dipahat ke batu pilar itu

memang aneh. Tapi kini terjadi keajaiban besar:

karena saat mereka memandanginya, walaupun

 bentuk huruf-huruf aneh itu tidak berubah,

mereka mendapati diri mereka bisa memahami

semuanya. Kalau saja Digory ingat kata-katanya

sendiri beberapa saat lalu, bahwa ini ruanganyang tersihir, mungkin dia bakal bisa menebak

sihirnya mulai bekerja. Tapi rasa penasaran

terlalu menguasai dirinya, sehingga dia tidak

 bisa memikirkan itu. Dia semakin ingin tahu

apa yang tertulis di pilar tersebut. Dan tak

lama kemudian mereka berdua pun tahu. Yang

tertulis adalah sesuatu yang kira-kira begini

 bunyinya—setidaknya inilah yang bisa dicerna

77

Page 76: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 76/276

walaupun puisi itu sendiri, ketika kau mem-

 bacanya di sana, lebih bagus:

Tentukan pilihan, wahai petualang asing,

Bunyikan bel, dan hadapi bahaya genting,

Atau teruslah penasaran, hingga lenyap kewarasan,

Akan apa yang bakal terjadi

bila saja kaulakukan.

"Apa ini?" seru Polly. "Kita kan tidak mau

mendapatkan bahaya apa pun."

"Ah, tapi tidakkah kau sadar tidak ada

 pilihan lain?" tanya Digory. "Tidak mungkin

kita bisa menghindar sekarang. Kita bakal se-

lalu bertanya-tanya apa yang akan terjadi kalau

saja kita membunyikan bel ini. Aku tidak mau

 pulang lalu penasaran setengah mati karena

selalu mengingatnya. Tidak perlu takut!"

"Jangan konyol begitu," kata Polly. "Me-mangnya bakal ada orang yang mati karena

 penasaran? Siapa yang peduli apa yang bakal

terjadi?"

"Menurutku semua orang yang sudah pergi

sejauh ini bakal terus bertanya-tanya sampai

membuatnya tidak waras. Itulah Sihir yang

menguasai tempat ini. Aku bahkan bisa merasa-

kannya mulai bekerja pada diriku."

78

Page 77: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 77/276

"Yah, kalau aku tidak," kata Polly ketus.

"Dan aku tidak percaya kau merasakannya.

Kau hanya mengarang.""Karena memang hanya  itu  yang kau-

ketahui," kata Digory. "Soalnya kau perem

 puan. Perempuan tidak pernah mau tahu apa

 pun kecuali gosip dan meributkan orang-orang

yang bertunangan."

"Kau benar-benar mirip pamanmu waktu

 berkata begitu, tahu," kata Polly.

"Kenapa kau mengubah topik pembicaraan?"

kata Digory. "Kita kan sedang membicara-

kan—"

"Benar-benar seperti pria dewasa!" kata Polly

dengan suara yang begitu dewasa, tapi dia

 buru-buru menambahkan, dengan suara biasa-

nya, "Dan jangan bilang aku juga bersikap

seperti wanita, karena dengan begitu kau hanya

 peniru yang payah.""Aku bahkan tidak pernah bermimpi rae-

manggil anak kecil sepertimu wanita," kata

Digory angkuh.

"Oh, jadi aku anak kecil, ya?" tanya Polly,

yang kini benar-benar marah. "Yah, kalau

 begitu kau tidak perlu direpotkan dengan ke-

hadiran anak kecil lagi. Aku akan pergi. Aku

sudah muak dengan tempat ini. Dan aku juga

79

Page 78: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 78/276

sudah muak padamu—dasar payah, sombong,

keras kepala!"

"Jangan lakukan itu!" kata Digory dengansuara yang lebih galak daripada yang dimak-

sudkannya, karena dia melihat tangan Polly

 bergerak ke saku untuk mengambil cincin ku-

ningnya. Aku tidak bisa memaklumi apa yang

selanjutnya dia lakukan kecuali dengan me-

ngatakan Digory sangat menyesalinya di kemu-

dian hari (begitu juga begitu banyak orang

 baik lainnya). Sebelum tangan Polly sampai di

sakunya, Digory mencengkeram pergelangan ta

ngan Polly, menahan tubuh Polly dengan pung-

gungnya. Lalu, sambil menghalangi lengan Pollyyang satu lagi dengan siku lainnya, Digory

membungkuk ke depan, meraih palu, dan mem-

 bunyikan bel emas itu dengan pukulan pelan

tapi pasti. Kemudian dia melepaskan Polly dan

mereka berdua terjatuh sambil saling menatapdan terengah-engah keras. Polly mulai me-

nangis, bukan karena ketakutan, dan bahkan

 bukan karena Digory telah menyakiti perge

langan tangannya, tapi karena marah luar biasa.

 Namun dua detik kemudian, ada sesuatu yang

menyita pikiran mereka sehingga pertengkaran

itu pun terlupakan.

Begitu dipukul bel itu mengeluarkan nada,

80

Page 79: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 79/276

nada indah seperti yang mungkin sudah kau-

duga, tidak terlalu keras pula. Tapi bukannya

menghilang ditelan angin, nada itu terus ter-dengar, dan ketika itu terjadi bunyinya kian

mengeras. Sebelum semenit berlalu, bunyinya

kini telah menjadi dua kali lebih keras daripada

ketika kali pertama bersuara. Tak lama kemu-

dian suaranya kian mengeras sehingga jika

kedua anak itu berusaha berbicara (tapi mereka

tidak berniat berbicara saat ini—mereka hanya

 berdiri di sana dengan mulut ternganga) mereka

tidak bakal bisa mendengar satu pun ucapan

mereka. Beberapa saat kemudian bunyinya su

dah menjadi begitu keras sehingga mereka tidak bakal bisa mendengar satu sama lain bahkan

kalaupun mereka berteriak. Dan suaranya terus

saja mengeras: semua dalam satu nada, suara

indah yang tak berakhir, walaupun ada se-

sesuatu yang mengerikan dalam keindahan itu,

hingga semua udara dalam ruangan besar itu

seolah berdenyut karenanya dan mereka bisa

merasakan lantai batu di kaki mereka bergetar.

Kemudian akhirnya suara bel itu mulai ber-

campur dengan bunyi lain, suara samar me

ngerikan yang awalnya terdengar seperti ge-raman kereta yang datang dari kejauhan, kemu

dian seperti gebrakan pohon tumbang. Mereka

81

Page 80: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 80/276

mendengar sesuatu seperti benda-benda berat

 berjatuhan. Akhirnya, bersamaan dengan gemu-

ruh yang mendadak, dan guncangan yang nya-ris membuat mereka terbang di udara, sekitar

seperempat langit-langit di salah satu ujung

ruangan mulai runtuh, bongkahan-bongkahan

 batu besar berjatuhan di sekitar mereka, dan

dinding-dinding rontok. Suara bel berhenti.

Awan debu menipis dan akhirnya menghilang.

Segalanya menjadi sunyi kembali.

Tidak pernah diketahui apakah runtuhnya

langit-langit itu disebabkan Sihir, ataukah ka-

rena suara keras tak tertahankan dari bel itu

kebetulan mencapai not yang memecah perta-

hanan dinding-dinding rapuh itu.

"Nah! Kuharap kau puas sekarang," bentak

Polly.

"Yah, toh sekarang sudah berakhir," kata

Digory.Keduanya punya pikiran yang sama, namun

 belum pernah dalam seumur hidup mereka,

mereka begitu keliru.

82

Page 81: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 81/276

K EDUA anak itu berdiri berhadapan di

seberang pilar tempat bel tadi tergantung.

Benda itu masih bergetar walau tidak lagi

mengeluarkan suara apa pun. Mendadak me-

reka mendengar suara pelan dari ujung ruangan

yang masih tidak rusak. Mereka menoleh se-

cepat kilat untuk melihat suara apakah itu.

Salah satu sosok berjubah—sosok yang duduk

 paling jauh, wanita yang menurut Digory cantiksekali—berdiri dari kursinya. Ketika dia berdiri,

mereka menyadari wanita itu lebih tinggi dari-

 pada dugaan mereka. Dan kau bakal bisa

langsung melihat, bukan hanya dari mahkota

dan jubahnya, tapi dari kilatan mata juga

lekuk bibirnya, wanita ini ratu agung. Dia

melihat ke sekeliling ruangan dan kerusakan

yang terjadi di sana, lalu memandang kedua

83

BAB  5

 Kata Kemalangan

Page 82: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 82/276

anak itu, tapi kau tidak bakal bisa menebak

dari ekspresi wajahnya apa yang sedang dia

 pikirkan, apakah dia sedang terkejut atau tidak.Dia berjalan ke depan dengan langkah-langkah

 panjang dan cepat.

"Siapa yang telah membangunkanku? Siapa

yang telah mematahkan mantra?"

"Kurasa akulah orangnya," kata Digory."Kau!" kata sang ratu, meletakkan tangannya

di bahu Digory—tangannya putih dan indah,

tapi Digory bisa merasakan tangan itu juga

sekuat penjepit besi. "Kau? Tapi kau hanyalah

anak-anak, anak biasa. Hanya dengan pan-

84

Page 83: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 83/276

dangan sekilas, siapa pun bisa langsung tahu

kau tidak memiliki setetes pun darah bang-

sawan atau kemuliaan di nadimu. Kenapa anaksepertimu berani memasuki rumah ini?"

"Kami datang dari dunia lain, dengan Sihir,"

kata Polly, yang berpikir sudah saatnya sang

ratu menyadari kehadirannya seperti dia menya-

dari keberadaan Digory.

"Apakah ini benar?" tanya sang ratu, masih

memandangi Digory dan tidak melihat bahkan

sekilas pun ke Polly.

"Ya, itu benar," jawab Digory.

Sang ratu meletakkan tangannya yang lain

di bawah dagu Digory dan mengangkatnya

supaya bisa lebih jelas melihat wajah anak

lelaki itu. Digory berusaha balas menatap, tapi

tak lama kemudian dia harus menurunkan

 pandangannya. Ada sesuatu dalam mata sang

ratu yang menguasainya. Setelah sang ratumemerhatikan wajah Digory selama lebih dari

semenit, dia melepaskan dagu Digory dan ber-

kata:

"Kau bukan penyihir. Tiada tanda penyihir

 pada dirimu. Kau pasti hanya pelayan penyihir.

Karena Sihir lainlah kau bisa sampai di sini."

"Aku ada di sini karena pamanku, Paman

Andrew," kata Digory.

85

Page 84: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 84/276

Tepat pada saat itu—bukan di ruangan tem-

 pat mereka berada, tapi di suatu tempat yang

sangat dekat dari sana—terdengarlah suara run-tuh pertama, kemudian suara sesuatu retak,

lalu gemuruh bebatuan rubuh, dan lantai pun

 bergetar.

"Terlalu berbahaya berada di sini," kata

sang ratu. "Seluruh tempat ini akan hancur.

Kalau kita tidak keluar dari sini sekarang,

dalam hitungan menit kita akan terkubur di

dalam reruntuhannya." Dia berbicara dengan

tenang seolah hanya sedang memberitahu jam

 berapa sekarang. "Ayo," dia menambahkan

kemudian menjulurkan kedua tangannya ke

Digory dan Polly. Polly, yang tidak menyukai

sang ratu dan merasa agak merajuk, tidak

akan membiarkan tangannya diraih kalau saja

dia punya pilihan lain. Tapi walaupun sang

ratu berbicara dengan nada yang tenang, ge-rakannya secepat pikiran. Sebelum Polly menya-

dari apa yang sedang terjadi, tangan kirinya

telah ditangkap tangan yang jauh lebih besar

dan kuat daripada miliknya sehingga dia tidak

 bisa melakukan apa-apa.

Wanita ini mengerikan sekali, pikir Polly.

Dia cukup kuat untuk mematahkan lenganku

hanya dengan satu puntiran. Dan sekarang

86

Page 85: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 85/276

karena dia mencengkeram tangan kiriku, aku

tidak bisa mengambil cincin kuning. Kalau

aku berusaha menjulurkan tangan kananku kesaku kiriku, aku mungkin bakal bisa meraihnya

sebelum dia menanyakan apa yang sedang ku-

lakukan. Apa pun yang terjadi kami tidak

 boleh membiarkan dia tahu soal cincin-cincin

ini. Kuharap Digory masih berakal sehat dan

mampu menutup mulut. Kalau saja aku bisa

 berbicara hanya berdua dengannya.

Sang ratu membimbing mereka keluar dari

Aula Sosok menuju koridor panjang kemudian

melalui labirin aula-aula lain, tangga-tangga,

dan lapangan. Lagi-lagi mereka mendengar

suatu bagian istana besar itu runtuh, terkadang

cukup dekat dengan mereka. Pernah sekali,

area besar roboh bersamaan bunyi keras hanya

 beberapa saat setelah mereka berjalan melalui-

nya. Sang ratu berjalan cepat—kedua anak ituharus berlari kecil supaya bisa menyamai lang-

kahnya—tapi dia tidak menunjukkan tanda-

tanda ketakutan. Digory berpikir, dia berani

sekali. Juga kuat. Ini dia yang namanya ratu!

Mudah-mudahan dia mau menceritakan kisah

rempat ini.

Sang ratu memang memberitahu mereka be

 berapa hal saat mereka berjalan:

87

Page 86: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 86/276

88

Page 87: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 87/276

"Itu pintu menuju penjara bawah tanah,"

dia akan berkata, atau "Jalan itu menuju

ruang-ruang utama penyiksaan", atau "Di sinidulu aula jamuan pesta tempat kakek buyutku

menjamu tujuh ratus bangsawan untuk berpesta

 pora kemudian membunuh mereka semua se-

 belum mereka menghabiskan minuman mereka.

Mereka memiliki pikiran-pikiran memberontak."

Akhirnya mereka sampai ke suatu aula yang

lebih besar dan lengang daripada yang pernah

mereka lihat sebelumnya. Dari ukuran dan

 bentuk pintu-pintu besar di ujung jauhnya,

Digory berpikir akhirnya mereka telah sampai

di pintu masuk utama. Dalam kasus ini dia benar. Pintu-pintu itu berwarna hitam kelam,

mungkin terbuat dari kayu  ebony  atau semacam

logam hitam yang tidak ditemukan di dunia

kita. Pintu-pintu tersebut dipasung dengan

 palang-palang besar, yang sebagian besarnyaterlalu tinggi untuk diraih dan terlalu berat

untuk diangkat. Digory bertanya-tanya bagai-

mana caranya mereka akan keluar.

Sang ratu melepaskan pegangannya dan

mengangkat lengan. Dia menegakkan badan

dan berdiri bergeming. Kemudian dia mengata-

kan sesuatu yang tidak bisa dimengerti kedua

anak itu (yang pasti kedengarannya mengerikan)

89

Page 88: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 88/276

dan bergerak seolah melemparkan sesuatu ke

 pintu-pintu itu. Lalu kedua daun pintu yangtinggi dan berat itu bergetar beberapa detik

seolah keduanya terbuat dari sutra, kemudian

luluh lantak hingga tidak tersisa apa pun ke-

cuali tumpukan debu di ambang pintu.

"Fiuh!" siul Digory.

"Apakah majikan penyihirmu, pamanmu, pu-

nya kekuatan sepertiku?" tanya sang ratu, dia

mencengkeram keras tangan Digory lagi. "Tapi

90

Page 89: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 89/276

aku akan tahu sendiri nanti. Sementara itu,

ingatlah apa yang telah kaulihat. Inilah yang

terjadi pada benda-benda, juga orang-orang,yang menghalangi kehendakku."

Cahaya yang jauh lebih terang daripada yang

telah kedua anak itu lihat di negeri ini kini

meruah melalui lubang pintu yang terbuka

lebar, lalu ketika sang ratu membimbing mereka

melewatinya mereka tidak terkejut ketika men-

dapati diri mereka berada di udara terbuka.

Angin yang menerpa wajah mereka terasa di-

ngin, tapi entah kenapa lembap dan tidak

segar. Mereka kini berada di teras tinggi, di

 bawah mereka terbentang daratan luas.

Rendah di bawah dan di dekat horison,

 bergantung matahari merah besar, lebih besar

daripada matahari kita. Digory langsung merasa

matahari itu juga berusia lebih tua daripada

matahari kita: matahari yang mendekati ajal,lelah menatap dunia di bawahnya. Di sebelah

kiri matahari itu, lebih tinggi di atas, tampak

sebuah bintang, besar dan bersinar terang.

Hanya dua benda itu yang terlihat di langit

kelam, keduanya membentuk kelompok muram.

Dan di bumi, di setiap arah, sejauh mata bisa

memandang, terbentang kota luas tempat tidak

terlihat satu pun makhluk hidup di dalamnya.

91

Page 90: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 90/276

Dan semua kuil, menara, istana, piramid, juga

 jembatan menciptakan bayangan-bayangan pan-

 jang yang tampak mengancam di bawah sinarmatahari yang melemah itu. Sebuah sungai

 besar pernah mengalir menembus kota tersebut,

tapi airnya telah lama mengering, dan kini

yang tersisa tinggal selokan lebar abu-abu ber-

debu.

"Pandanglah baik-baik pemandangan yang

tidak akan pernah dilihat mata mana pun

lagi," kata sang ratu. "Begitulah Charn, kota

menakjubkan, kota Raja di antara para Raja,

keajaiban dunia, mungkin keajaiban semua du-

nia. Apakah pamanmu memerintah kota se-

hebat ini, Nak?"

"Tidak," kata Digory. Dia baru berniat men-

 jelaskan Paman Andrew tidaklah memerintah

kota apa pun, tapi sang ratu sudah melanjutkan:

"Kota ini sunyi sekarang. Tapi aku telah berdiri di sini ketika seluruh udara dipenuhi

suara Charn. Entakan langkah kaki, derak

roda, lecutan pecut, dan erangan para budak,

gemuruh kereta kuda, dan gendang-gendang

 pengorbanan ditabuh di kuil-kuil. Aku telah

 berdiri di sini (tapi saat itu akhir sudah begitu

dekat) ketika pekikan perang terdengar dari

setiap jalan dan air yang mengalir di Sungai

92

Page 91: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 91/276

Charn berwarna merah." Dia berhenti sejenak

lalu menambahkan, "Dalam satu detik, semua

itu telah dihapus oleh seorang wanita untukselama-lamanya."

"Siapa?" tanya Digory dengan suara pelan,

tapi dia telah menebak jawabannya.

"Aku," jawab sang ratu. "Aku, Jadis si ratu

terakhir, juga ratu seluruh dunia."Kedua anak itu berdiri dalam diam, tubuh

mereka gemetar dalam angin dingin.

"Semua karena salah saudariku," kata sang

ratu. "Dia yang membuatku melakukan itu.

Semoga kutukan segala Kekuatan mengikatnya

selamanya! Aku sudah siap berdamai kapan

saja—ya, juga untuk mengampuni jiwanya, ka-

lau saja dia membiarkan takhta menjadi milik-

ku. Tapi tidak. Keangkuhannya telah meng-

hancurkan seluruh dunia. Bahkan setelah perang

dimulai, ada perjanjian sah bahwa tidak ada pihak yang boleh menggunakan Sihir. Tapi

ketika dia melanggar janjinya itu, apa lagi

yang bisa kulakukan? Bodoh! Seolah dia tidak

tahu aku punya lebih banyak Sihir daripada

dirinya! Dia bahkan tahu aku memiliki rahasia

Kata Kemalangan. Apakah dia pikir—tapi dia

memang selalu jadi yang terlemah di antara

kami—aku tidak akan menggunakannya?"

93

Page 92: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 92/276

"Apa itu?" tanya Digory.

"Rahasia di antara semua rahasia," kata

Ratu Jadis. "Telah lama menjadi pengetahuansemua raja besar ras kami bahwa ada kata

yang, kalau diucapkan dengan upacara layak,

 bisa menghancurkan seluruh makhluk hidup

kecuali orang yang mengucapkannya. Tapi para

raja zaman dahulu lemah dan berhati lembek.

Mereka mengikat diri mereka sendiri dan semua

orang yang mendatangi mereka, dengan sumpah

 besar untuk tidak akan pernah bahkan ber-

usaha mencari pengetahuan tentang kata itu.

Tapi aku telah mempelajarinya di tempat ra

hasia dan membayar harga mahal untuk mem pelajarinya. Aku tidak menggunakannya hing-

ga saudaraiku memaksaku. Aku bertempur un

tuk mengatasinya dengan berbagai cara lain.

Aku menumpahkan darah pasukanku seperti

air—""Monster!" gumam Polly.

"Pertempuran besar terakhir," kata sang ratu,

"pecah selama tiga hari di Charn ini. Selama

tiga hari aku memandang ke bawah, menga-

wasinya dari tempat ini. Aku tidak mengguna-

kan kekuatanku hingga prajurit terakhirku ter-

 jatuh, lalu wanita terkutuk itu, saudariku, ber-

 jalan di depan para pemberontaknya dan sudah

94

Page 93: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 93/276

setengah jalan menaiki tangga-tangga besar

yang menghubungkan kota dengan teras ini.

Kemudian aku menunggu hingga kami begitudekat supaya kami bisa menatap wajah satu

sama lain. Dia membinarkan mata kejamnya

yang mengerikan saat memandangku dan ber-

kata, 'Kemenangan.' 'Ya,' aku berkata, 'Keme-

nangan, tapi bukan kemenanganmu.' Kemudian

aku mengucapkan Kata Kemalangan. Sedetik

kemudian aku adalah makhluk hidup terakhir

di bawah matahari."

"Tapi bagaimana dengan orang-orang lain?"

Digory terperangah.

"Orang-orang lain apa, Nak?" tanya sang

ratu.

"Semua rakyat biasa," kata Polly, "orang-

orang yang tidak pernah melukaimu. Dan se

mua wanita, anak-anak, juga hewan-hewan."

"Tidakkah kau mengerti?" tanya sang ratu(masih berbicara pada Digory). "Aku adalah

ratu. Mereka semua rakyatku. Untuk apa lagi

mereka ada kalau bukan untuk melaksanakan

kemauanku?"

"Tetap saja malang benar nasib mereka,"

kata Digory.

"Aku lupa kau hanyalah anak biasa. Bagai

mana mungkin kau mengerti logika sebuah

95

Page 94: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 94/276

 Negeri? Kau harus belajar, Nak, bahwa apa

yang mungkin salah bagimu dan rakyat biasa

lainnya tidaklah salah bagi ratu besar sepertidiriku. Beban dunia berada di bahu kami.

Kami harus dibebaskan dari segala peraturan.

Jalan nasib kami tinggi dan sepi."

Digory mendadak teringat Paman Andrew

 pernah menggunakan kata-kata yang persis

sama. Tapi kata-kata itu terdengar lebih anggun

ketika Ratu Jadis yang mengucapkannya, mung

kin karena Paman Andrew tidaklah setinggi

210 sentimeter dan cantik memesona.

"Kemudian apa yang kaulakukan setelah-

nya?" kata Digory.

"Aku telah memasang mantra-mantra kuat

di aula tempat patung-patung leluhurku duduk.

Dan kekuatan mantra-mantra itu akan mem-

 buatku tertidur bersama mereka, juga seperti

 patung dan tidak membutuhkan makanan mau- pun api, walaupun untuk ribuan tahun lama-

nya, sampai seseorang datang, memukul bel,

dan membangunkanku."

"Apakah Kata Kemalangan yang menjadikan

matahari begitu?" tanya Digory.

"Seperti apa?" kata Jadis.

"Begitu besar, begitu merah, dan begitu di-

ngin."

96

Page 95: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 95/276

"Sejak dulu selalu begitu," kata Jadis. "Se-

tidaknya, selama ratusan ribu tahun. Apakah

duniamu memiliki jenis matahari yang ber- beda?"

"Ya, matahari kami lebih kecil dan kuning.

Juga memberi lebih banyak panas."

Sang ratu mengeluarkan suara panjang. "A-a-

ah!" Dan di wajahnya Digory melihat ekspresi

lapar dan serakah yang sama dengan yang

 pernah dilihatnya pada wajah Paman Andrew.

"Jadi," katanya, "duniamu dunia yang lebih

muda."

Dia berhenti sejenak untuk melihat sekali

lagi kota terlantar itu—kalaupun dia merasakan

 penyesalan atas segala kejahatan yang telah

dilakukannya di sana, dia tidak menunjukkan-

nya sama sekali—kemudian berkata:

"Nah, ayo kita berangkat. Dingin di sini di

akhir segala zaman.""Berangkat ke mana?" tanya kedua anak

itu.

"Ke mana?" ulang Jadis terkejut. "Tentu

saja ke duniamu."

Polly dan Digory bersitatap, terpaku ke-

takutan. Sejak awal Polly sudah tidak menyukai

sang ratu, dan bahkan Digory, kini setelah dia

mendengar ceritanya, merasa telah cukup men-

97

Page 96: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 96/276

dengar tentang wanita itu. Jelas sekali, dia

 bukanlah sejenis orang yang ingin kita ajak

 pulang. Dan kalaupun mereka menyukainya,mereka tidak tahu bagaimana caranya. Mereka

sendiri ingin pergi dari sana, tapi Polly tidak

 bisa meraih cincinnya dan tentu saja Digory

tidak bisa pergi tanpanya. Wajah Digory men-

 jadi merah sekali dan dia berkata dengan ter-

 bata-bata.

"Oh—oh—dunia kami. Aku ti-tidak rae-

nyangka kau mau pergi ke sana."

"Untuk apa lagi kau dikirim ke sini kalau

 bukan untuk menjemputku?" tanya Jadis.

"Aku yakin kau tidak akan menyukai dunia

kami sama sekali," kata Digory. "Bukan tempat

yang pantas untukmu, ya kan, Polly? Mem-

 bosankan sekali di sana, benar-benar tidak

 pantas untuk dilihat."

"Tak lama lagi pasti akan jadi pantas dilihat begitu aku memerintahnya," jawab sang ratu.

"Oh, tapi kau tidak bisa melakukan itu,"

kata Digory. "Keadaannya berbeda. Mereka

tidak akan membiarkanmu."

Di wajah sang ratu terkembang senyum me-

remehkan. "Banyak raja hebat," katanya, "ber-

 pikir mereka bisa bertahan melawan Kerajaan

Charn. Tapi mereka semua terjatuh dan nama

98

Page 97: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 97/276

mereka dilupakan. Bocah bodoh! Apakah kau-

 pikir aku, dengan kecantikan dan Sihir-ku,

tidak akan memiliki seluruh duniamu di bawahkakiku sebelum satu tahun berlalu? Siapkan

mantramu dan segera bawa aku ke sana."

"Ini mengerikan sekali," kata Digory ke

Polly.

"Mungkin kau mengkhawatirkan pamanmu,"kata Jadis. "Tapi kalau dia menghormatiku

dengan tulus, dia diperkenankan menyimpan

nyawa dan takhtanya. Aku tidak datang untuk

 berperang  melawannya.  Dia pasti penyihir besar

karena telah menemukan cara mengirimmu ke

sini. Apakah dia raja seluruh duniamu atau

hanya sebagian?"

"Dia bukan raja daerah mana pun," jawab

Digory.

"Kau berbohong," kata sang ratu. "Bukan-

kah Sihir selalu diturunkan lewat darah bang-sawan? Siapa yang pernah mendengar rakyat

 biasa menjadi penyihir? Aku bisa melihat ke-

 benaran biarpun tidak kauucapkan. Pamanmu

adalah raja besar dan ahli sihir terhebat di

duniamu. Dan dengan kemampuannya dia telah

melihat bayangan wajahku, pada semacam cer-

min ajaib atau mata air bertuah. Lalu karena

kekagumannya akan kecantikanku dia telah

99

Page 98: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 98/276

membuat mantra kuat yang mengguncang

duniamu hingga ke akarnya, mengirimmu me-

lewati padang pasir luas di antara dunia dandunia untuk meminangku, membawaku ke ha-

dapannya. Jawablah: bukankah begitu kejadian-

nya?"

"Yah, tidak   juga  sih," jawab Digory.

"Tidak juga?" teriak Polly. "Semua itu benar-

 benar omong kosong sejak awal sampai akhir."

"Makhluk rendah!" teriak sang ratu, menoleh

 penuh kemarahan ke arah Polly dan menjam-

 bak rambutnya, di bagian paling atas kepala-

nya, di tempat yang paling menyakitkan. Tapi

dengan melakukan itu dia melepaskan kedua

tangan Digory dan Polly. "Sekarang," teriak

Digory, dan "Cepat!" teriak Polly. Mereka

membenamkan tangan kiri mereka ke saku.

Mereka bahkan tidak perlu mengenakan cincin-

cincin itu. Di detik mereka menyentuh cincin,keseluruhan dunia suram itu lenyap dari peng-

lihatan mereka. Mereka kini bergerak naik

dengan cepat dan cahaya hijau hangat semakin

mendekat di atas mereka.

100

Page 99: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 99/276

LEPASKAN! Lepaskan!" pekik Polly.

"Aku bahkan tidak menyentuhmu!" kata

Digory.

Kemudian kepala mereka keluar dari mata

air dan sekali lagi kesunyian terang Hutan di

Antara Dunia-dunia menyelimuti mereka. Hutan

itu terasa lebih kaya, hangat, dan damai dari-

 pada sebelumnya setelah mereka mengalami

sesak kematian dan reruntuhan di tempat yang baru saja mereka tinggalkan. Kurasa, bila diberi

kesempatan, mereka bakal sekali lagi lupa akan

siapa diri mereka dan dari mana mereka da-

rang, lalu berbaring menikmati ketenangan, se-

tengah tertidur, mendengarkan pepohonan tum-

 buh. Tapi kali ini ada sesuatu yang membuat

mata mereka terbuka selebar mungkin. Segera

setelah mereka menapakkan kaki ke rerum-

101

 Awal Segala Kesusahan Paman Andrew

BAB  6

Page 100: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 100/276

 putan, mereka mendapati bukan hanya mereka

 berdua yang ada di sana. Sang ratu atau sang

 penyihir (terserah kalian mau memanggilnyasiapa) telah muncul bersama mereka, menceng-

keram keras rambut Polly. Itulah sebabnya

Polly berteriak-teriak, "Lepaskan!"

Ini membuktikan, secara tidak sengaja, satu

hal lagi tentang cincin yang belum diberitahu-

kan Paman Andrew kepada Digory karena

 pria itu sendiri belum mengetahuinya. Untuk

melompat dari dunia ke dunia dengan salah

satu cincin itu, kau tidak perlu mengenakan

atau menyentuhnya sendiri, cukup menyentuh

seseorang yang sedang menyentuh cincin itu.

Dengan begitu cincin-cincin tersebut bekerja

seperti magnet, dan semua orang tahu kalau

kau mengangkat jarum dengan magnet, jarum

lain yang menyentuh jarum pertama juga akan

ikut terangkat.Sekarang setelah kau melihatnya di hutan,

Ratu Jadis tampak berbeda. Dia kelihatan lebih

 pucat daripada sebelumnya, begitu pucat se-

hingga nyaris tidak tersisa kecantikan pada

dirinya. Dia juga membungkuk dan tampak

kesulitan bernapas, seolah udara di tempat itu

mencekiknya. Kedua anak itu tidak sedikit

 pun merasakan takut padanya sekarang.

102

Page 101: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 101/276

"Lepaskan! Lepaskan rambutku," kata Polly.

"Mau apa kau sebenarnya?"

"Hei! Lepaskan rambutnya. Sekarang juga,"kata Digory.

Mereka berdua berbalik dan bergulat dengan

Jadis. Mereka lebih kuat daripada ratu itu dan

hanya dalam hitungan detik telah memaksanya

melepaskan cengkeraman. Sang ratu mundur

dengan langkah terhuyung-huyung, terengah-

engah, ada ketakutan dalam matanya.

"Cepat, Digory!" kata Polly. "Ganti cincin

dan pergi ke mata air dunia kita."

"Tolong! Tolong! Kasihanilah aku!" jerit sang

 penyihir dengan suara lemah, tergopoh-gopoh

mengejar mereka. "Bawalah aku bersama ka

lian. Kalian tidak bisa meninggalkanku di tem-

 pat mengerikan ini. Tempat ini akan mem-

 bunuhku."

"Tapi ini sesuai logika negerimu," kata Polly penuh kebencian. "Seperti ketika kau mem-

 bunuh semua orang di duniamu sendiri. Ayo

cepat, Digory." Mereka telah mengenakan cin

cin hijau mereka, tapi Digory berkata:

"Ah, sial! Apa yang  harus  kita lakukan?"

Dia tidak bisa mencegah dirinya merasa agak

kasihan pada sang ratu.

"Aduh, jangan begitu bodoh," kata Polly.

103

Page 102: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 102/276

Aku berani bertaruh sepuluh lawan satu dia

hanya bersandiwara.  Ayolah."   Kemudian kedua

anak itu melompat ke dalam mata air menujudunia mereka. Untung kami membuat tanda,

 pikir Polly. Namun ketika mereka melompat

Digory merasakan jari telunjuk dan ibu jari

 besar yang dingin menangkap telinganya. Dan

ketika mereka tenggelam dan sosok-sosok samar

dunia kita mulai muncul, cengkeraman jari

telunjuk dan ibu jari itu kian kuat. Tampaknya

kekuatan sang penyihir mulai pulih. Digory

meronta dan menendang-nendang, tapi sama

sekali tidak ada gunanya. Beberapa saat kemu

dian mereka mendapati diri mereka berada diruang kerja Paman Andrew. Dan di sana ber-

dirilah Paman Andrew sendiri, memandangi

makhluk menakjubkan yang telah dibawa

Digory dari dunia lain.

Paman Andrew punya alasan kuat untukterus menatap lekat. Digory dan Polly juga

melakukan hal yang sama. Tidak perlu diragu-

kan sang penyihir telah mengatasi rasa lemah-

nya, dan kini kalau ada orang yang melihatnya

di dunia kita, dengan berbagai benda lazim di

sekelilingnya, dia benar-benar bisa membuat

orang itu menahan napas. Di Charn dia tampak

cukup mengancam, di London, dia mengerikan.

104

Page 103: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 103/276

Dalam satu hal, mereka belumlah menyadari

hingga kini betapa besar tubuhnya. "Nyaris

 bukan manusia" adalah yang dipikirkan Digoryketika dia menatapnya, dan dia mungkin benar,

karena beberapa orang bilang ada darah rak-

sasa dalam keluarga kerajaan Charn. Tapi bah-

kan tinggi tubuhnya pun bukanlah apa-apa

 bila dibandingkan kecantikan, keganasan, dan

keliarannya. Dia kelihatan sepuluh kali lebih

hidup daripada sebagian besar orang yang bisa

ditemui di London. Paman Andrew menunduk-

nunduk dan menggosok-gosok tangannya dan

tampak, kalau mau jujur, amat sangat ke-

takutan. Dia tampak seperti makhluk kecilyang mengerut di samping sang penyihir.

Walaupun begitu, seperti yang dikatakan Polly

nanti, ada semacam kemiripan di antara wajah

sang penyihir dan Paman Andrew, sesuatu pada

ekspresi mereka. Itulah ekspresi yang dimilikisemua penyihir jahat, "Tanda" yang Jadis per-

nah katakan tidak bisa dia temukan pada

wajah Digory. Satu hal baik tentang melihat

mereka berdua bersama-sama adalah kau tidak

akan pernah lagi takut pada Paman Andrew,

seperti kau tidak akan takut pada ulat setelah

kau bertemu ular, atau takut pada sapi kalau

sudah bertemu banteng gila.

105

Page 104: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 104/276

Huh! sergah Digory dalam hati.  Dia  penyi

hir? Mendekati saja tidak.  Ratu  inilah penyihir

sesungguhnya.Paman Andrew terus-menerus menggosok ta-

ngan dan menunduk. Dia berusaha mengatakan

sesuatu yang sangat sopan, tapi mulutnya me-

ngering sehingga tak bisa bicara. "Percobaan-

nya" dengan cincin-cincin itu, begitu dia me-

nyebutnya, ternyata berbuah kesuksesan yang

lebih besar daripada harapannya; karena walau-

 pun dia telah berkutat dengan Sihir selama

106

Page 105: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 105/276

 bertahun-tahun, dia selalu meninggalkan bahaya

yang datang (sejauh yang bisa dilakukan sese-

orang) pada orang lain. Kejadian seperti initidak pernah dia alami sebelumnya.

Kemudian Jadis berkata, tidak terlalu keras,

tapi ada sesuatu dalam suaranya yang membuat

seluruh ruangan bergetar.

"Di mana sang penyihir yang telah memang-gilku ke dunia ini?"

"Ah—ah—Madam," Paman Andrew terpera-

ngah, "saya merasa begitu bangga—sangat ba-

hagia—kehormatan yang begitu tak terduga—

kalau saja saya punya kesempatan untuk mem

 buat persiapan—saya—saya—"

"Di mana penyihir itu, bodoh?" tanya Jadis.

"Sa-sayalah orangnya, Madam. Saya harap

Anda mau memaafkan segala—ngng—kelan-

cangan yang mungkin dilakukan anak-anak

nakal in i. Saya pastikan tidak ada niatan untuk—"

"Kau?" kata sang ratu dengan suara yang

lebih mengerikan. Lalu dengan satu langkah

lebar, dia menyeberangi ruangan, meraih segeng-

gam rambut beruban Paman Andrew dan me-

narik ke belakang kepalanya sehingga wajah

 pria itu mendongak ke wajahnya. Kemudian

dia memerhatikan wajahnya seperti yang dia

107

Page 106: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 106/276

lakukan sebelumnya pada Digory di istana

Charn. Paman Andrew terus mengejap-ngejap-

kan mata dan menjilati bibirnya dengan gugup.

Akhirnya Jadis melepaskan pria itu, begitu

mendadak sehingga dia terempas ke dinding."Ternyata begitu," katanya penuh peng-

hinaan, "kau memang penyihir—atau semacam-

nya. Berdirilah, budak, dan jangan duduk se-

olah sedang berbicara dengan orang yang se-

 jajar denganmu. Bagaimana kau bisa mengenal

Sihir?  Kau  bukanlah bangsawan, aku berani

 bersumpah."

"Yah—ah—mungkin memang bukan bila di-

108

Page 107: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 107/276

 pikir secara kaku," Paman Andrew terbata-

 bata. "Tidak benar-benar bangsawan, Ma'am.

Tapi keluarga Ketterley adalah keluarga tua.Keluarga tua Dorsetshire, Ma'am."

"Diam," kata sang penyihir. "Aku sudah

lihat siapa dirimu. Kau penyihir kecil murahan

yang berpraktik dengan peraturan dan buku-

 buku. Tidak ada Sihir sejati dalam darah dan

hatimu. Khalayakmu telah dimusnahkan di

duniaku seribu tahun lalu. Tapi di sini aku

akan membiarkanmu menjadi pelayanku."

"Saya akan sangat bahagia—gembira bisa

memberikan bantuan apa pun—mendapat ke-

kehormatan, saya bersungguh-sungguh."

"Diam! Kau terlalu banyak bicara. Dengar-

kan tugas pertamamu. Aku sudah melihat kita

 berada di kota besar. Siapkan segera untukku

kereta kuda, permadani terbang, naga yang

telah terlatih, atau apa pun yang biasa diguna-kan bangsawan di daratanmu. Lalu bawa aku

ke tempat-tempat aku bisa memperoleh pa-

kaian, perhiasan, dan budak yang cocok untuk

 posisiku. Besok aku akan memulai penjajahan

terhadap dunia."

"Sa-sa-saya akan memanggil kereta sewaan

segera," Paman Andrew tergagap.

"Stop," kata si penyihir, tepat pada saat

109

Page 108: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 108/276

Paman Andrew tiba di depan pintu. "Jangan

 pernah bermimpi berkhianat. Mataku bisa me-

lihat menembus tembok dan masuk ke pikiranmanusia. Mataku akan menyertaimu ke mana

 pun kau pergi. Pada tanda pertama ketidak-

 patuhan, aku akan memasang mantra padamu

supaya apa pun yang kaududuki akan terasa

seperti besi merah panas, dan setiap kali kau

 berbaring di tempat tidur akan ada balok-

 balok es tak kasat mata di kakimu. Sekarang

 pergi."

Pria tua itu pergi, tampak

seperti anjing dengan buntut

di antara dua kaki bela-

kangnya.

Digory dan Polly kini

ketakutan, Jadis mung-

kin punya rencana un-

tuk membalas apa yangterjadi di hutan itu. Tapi

ternyata dia tidak pernah

mengungki t -ungki tnya ,

 baik pada waktu itu

maupun nanti. Kurasa

(dan Digory juga berpikir begitu) benaknya

sejenis yang sama sekali tidak bisa mengingat

tempat sunyi itu. Betapapun seringnya kau

110

Page 109: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 109/276

mengajaknya ke sana dan betapapun lamanya

kautinggalkan dia di sana, dia tetap tidak

akan tahu apa-apa. Kini ketika hanya bertigadengan anak-anak itu, dia tidak memedulikan

keduanya. Dan ini memang sifatnya. Di Charn

dia tidak mengacuhkan Polly (hingga akhir)

karena Digory-lah yang ingin digunakannya.

Sekarang setelah dia memiliki Paman Andrew,

dia tidak memedulikan Digory. Dugaanku se-

 bagian besar penyihir seperti itu. Mereka tidak

tertarik pada benda atau orang kecuali mereka

 bisa menggunakannya, mereka sangat praktis.

Jadi ada kesunyian selama semenit atau dua

menit di ruangan itu. Tapi kau bisa menebakdari cara Jadis mengentak-entakkan kaki di

lantai bahwa dia mulai tidak sabar.

Akhirnya dia berkata, seolah pada dirinya

sendiri, "Apa yang dilakukan si tua bodoh

itu? Seharusnya aku membawa pecut." Dia berjalan keluar dari ruangan untuk mencari

Paman Andrew tanpa sekali pun melihat pada

kedua anak itu, bahkan untuk sekilas.

"Fiuh!" kata Polly, menyuarakan napas pan-

 jang lega. "Dan sekarang aku harus pulang.

Sudah larut sekali. Aku bisa pilek."

"Kalau begitu pulanglah, pulanglah secepat

mungkin," kata Digory. "Benar-benar mengeri-

111

Page 110: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 110/276

kan sang ratu ada di sini. Kita harus membuat

semacam rencana."

"Sekarang semua terserah pamanmu," kataPolly. "Dialah yang memulai segala kekacauan

dengan Sihir ini."

"Tetap saja, kau akan kembali, kan? Jangan

lepas tangan, kau tidak bisa meninggalkanku

dalam kesulitan seperti ini."

"Aku akan pulang lewat terowongan," kata

Polly agak dingin. "Itu jalan tercepat. Dan

kalau kau mau aku kembali, bukankah sebaik-

nya kau meminta maaf?"

"Minta maaf?" seru Digory. "Wah wah,

dasar anak perempuan! Memangnya apa yang

telah  kulakukan?"

"Oh, tidak ada yang penting tentu saja,"

kata Polly menyindir. "Hanya nyaris membuat

 pergelangan tanganku terkilir di ruang patung

lilin, seperti anak berandal yang pengecut. Hanya memukul bel dengan palu, seperti orang

 bodoh yang konyol. Hanya berbalik di hutan

sehingga dia punya kesempatan menangkap

telingamu sebelum kita melompat ke mata air

dunia kita. Hanya itu."

"Oh," kata Digory, sangat terkejut. "Yah,

 baiklah, aku minta maaf. Dan aku memang

sangat menyesali kejadian di ruang patung

112

Page 111: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 111/276

lilin. Nah, aku sudah minta maaf, kan? Dan

sekarang, berbaik hatilah dan kembali lagi

nanti. Kalau kau tidak kembali, aku akanterjerumus dalam lubang gelap yang mengeri-

kan."

"Aku tidak bisa membayangkan apa yang

akan terjadi padamu. Justru Mr Ketterley-lah

yang akan duduk di kursi merah panas dan

diganggu es di tempat tidur, ya kan?"

"Bukan itu maksudku," kata Digory. "Aku

 benar-benar mengkhawatirkan Ibu. Bagaimana

kalau makhluk itu masuk ke kamarnya? Ibu

 bisa mati ketakutan."

"Oh, begitu ya," kata Polly, dengan nada

suara yang agak berbeda. "Baiklah. Anggap

ini kesepakatan kita. Aku akan kembali—kalau

aku bisa. Tapi aku harus pergi sekarang."

Kemudian dia merangkak melewati pintu kecil

menuju terowongan. Tempat gelap di antarakasau-kasau yang tampak begitu menarik dan

menggugah jiwa petualangan beberapa jam lalu

kini tampak sangat jinak dan membuat betah.

Kita kini harus kembali pada Paman Andrew.

Jantung tua malangnya berdebar kencang saat

dia tergopoh-gopoh menuruni tangga loteng

dan dia terus-menerus mengelap dahi dengan

saputangan. Saat dia mencapai kamar tidurnya,

113

Page 112: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 112/276

yang ada tepat di bawah loteng, dia mengunci

diri di dalamnya. Lalu tindakan pertama yang

dilakukannya adalah mengacak-acak lemari,mencari botol dan gelas anggur yang selalu

disembunyikan di sana supaya tidak bisa di-

temukan Bibi Letty. Dia mengisi gelas hingga

 penuh dengan minuman orang dewasa yang

memuakkan, lalu meminumnya dalam satu te-

gukan. Kemudian dia menarik napas dalam-

dalam.

"Astaga," dia berkata pada dirinya sendiri.

"Aku benar-benar terguncang. Ini sangat me-

ngejutkan! Di usiaku yang seperti ini!"

Dia mengisi gelas kedua dan meminumnya

 juga, kemudian dia mulai berganti pakaian.

Kau mungkin belum pernah melihat pakaian

seperti itu, tapi aku bisa mengingatnya. Dia

mengenakan kerah yang sangat tinggi, mengilap,

dan kaku, sejenis yang membuat dagumu ter-angkat setiap saat. Dia memakai rompi berpola

dan memasang jam emasnya menyilang di de-

 pan. Dia memakai jas berekor terbaiknya, yang

disimpannya untuk pernikahan dan pema-

kaman. Dia mengeluarkan topi tinggi terbaiknya

dan menggosoknya hingga mengilap. Ada vas

 penuh bunga di meja rias (diletakkan di sana

oleh Bibi Letty). Dia mengambil setangkai bu-

114

Page 113: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 113/276

nga dan memasukkannya ke lubang kancing.

Dia mengambil saputangan bersih (saputangan

indah yang kini sudah tidak bisa kaubeli) darilaci kiri dan membubuhinya dengan beberapa

tetes wewangian. Dia mengeluarkan kacamata

tunggal, yang berpita hitam tebal, dan mema-

sangnya ke mata. Kemudian dia mematut diri

di cermin.

Anak-anak memiliki satu jenis kekonyolan,

seperti yang sudah kauketahui, dan orang de-

wasa punya jenis yang lain. Pada saat ini

Paman Andrew mulai bertingkah konyol dengan

cara yang sangat orang dewasa. Kini karena

sang penyihir tidak lagi berada di ruangan

yang sama dengannya, dengan cepat dia lupa

 betapa wanita itu telah membuatnya takut.

Dia malah terus-menerus berpikir tentang ke-

cantikan luar biasa wanita itu. Dia berkali-kali

 berucap pada dirinya sendiri, "Wanita yangcantik sekali, Sir, cantik sekali. Makhluk luar

 biasa." Entah bagaimana Paman Andrew juga

lupa bahwa anak-anak itulah yang membawa

sang "makhluk luar biasa". Dia merasa seolah

dia dengan Sihir-nya sendirilah yang memanggil-

nya dari dunia tak dikenal.

"Andrew, sobat," katanya pada dirinya sen

diri saat bercermin, "kau pria yang ketam-

115

Page 114: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 114/276

 panannya masih cukup terjaga untuk seseorang

seusiamu. Pria berpenampilan terhormat, Sir."

Jadi begini, si pria tua konyol itu benar- benar mulai membayangkan si penyihir bakal

 jatuh cinta kepadanya. Dua gelas minuman

tadi mungkin yang menjadi penyebabnya, begitu

 juga pakaian terbaiknya. Tapi dia, dilihat dari

sisi mana pun, secongkak dan sekosong burung

merak, itulah sebabnya dia menjadi penyihir.

Dia membuka kunci kamarnya, turun ke

lantai bawah, mengirimkan pelayan wanita un

tuk mencari kereta sewaan (pada masa-masa

itu semua orang memiliki banyak pelayan) dan

memeriksa ruang duduk. Di sana, seperti

dugaannya, dia mendapati Bibi Letty. Wanita

itu sedang sibuk memperbaiki kasur. Kasur

diletakkan di lantai di dekat jendela dan Bibi

Letty berlutut di atasnya.

"Ah, Letitia sayangku," kata Paman Andrew,"aku—ah—harus pergi keluar. Bisakah kau me-

minjamiku sekitar lima  pound?  Ada gadis can-

tik yang ingin kutemani."

"Tidak, Andrew sayang," kata Bibi Letty

dengan nada suaranya yang pelan namun tegas,

 bahkan tanpa mendongak dari pekerjaannya.

"Aku sudah sering kali mengatakan padamu

aku  tidak akan  meminjamimu uang."

116

Page 115: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 115/276

"Janganlah jadi begitu menyusahkan, sayang-

ku," kata Paman Andrew. "Ini penting sekali.

Kau akan menempatkanku pada posisi yang

amat canggung bila kau tidak melakukannya.""Andrew," kata Bibi Letty sambil menatap

lekat wajahnya, "aku heran kenapa  kau  tidak

malu meminta uang  dariku."

Ada cerita panjang membosankan ala orang

dewasa di balik kata-kata itu. Yang perlu

kauketahui adalah Paman Andrew, dengan se-

gala "mengatasi masalah bisnis Letty tersayang

demi dirinya", tidak pernah melakukan pe-

117

Page 116: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 116/276

kerjaan apa pun, dan menciptakan tagihan

 besar untuk brendi dan cerutu (yang harus

 berkali-kali dibayar Bibi Letty). Semua ini telahmembuat Bibi Letty jauh lebih miskin daripada

keadaannya tiga puluh tahun lalu.

"Gadis tersayangku," kata Paman Andrew,

"kau tidak mengerti. Aku harus melakukan

 beberapa pengeluaran tak terduga hari ini.Aku harus menjamu seseorang. Ayolah, jangan

menyulitkan begini."

"Dan kau, demi Tuhan, memangnya siapa

yang akan  kaujamu,  Andrew?" tanya Bibi Letty.

"Seorang—seorang tamu terhormat baru saja

tiba."

"Terhormat omong kosong!" kata Bibi Letty.

"Tidak terdengar deringan bel pintu dalam

satu jam terakhir ini."

Tepat pada saat itu pintu mendadak terbuka

lebar. Bibi Letty menoleh dan terkejut melihatwanita bertubuh besar, berpakaian indah, ber-

lengan telanjang, dan bermata berkilat, berdiri

di mulut pintu. Dia sang penyihir.

118

Page 117: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 117/276

HEI, budak, berapa lama aku harus me-

nunggu kereta kudaku?" bentak sang

 penyihir. Paman Andrew berjalan menjauhinya.

Sekarang ketika wanita itu benar-benar hadir,

segala pikiran konyol yang dimiliki Paman

Andrew saat bercermin langsung mengalir ke-

luar dari benaknya. Tapi Bibi Letty langsung

 berdiri dari berlututnya dan berjalan menuju

 bagian tengah ruangan."Dan siapa wanita muda ini, Andrew, kalau

 boleh aku bertanya?" tanya Bibi Letty dengan

nada dingin.

"Orang asing terhormat—or-orang yang sa-

ngat penting," jawab Paman Andrew terbata-

 bata.

"Omong kosong!" kata Bibi Letty, kemudian

dia menoleh ke si penyihir, "Keluar dari rumah-

Yang Terjadi di Pintu Depan

BAB  7

119

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

[email protected]

Page 118: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 118/276

ku sekarang juga, wanita tak tahu malu, atau

aku akan memanggil polisi." Dia pikir si pe-

nyihir pasti seseorang yang keluar dari sirkus,lagi pula dia tidak berkenan dengan wanita

 bertelanjang lengan.

"Siapa wanita ini?" tanya Jadis. "Berlututlah,

makhluk rendah, sebelum aku menghancurkan-

mu."

"Tidak boleh ada bahasa kasar di rumah ini

kalau kau tidak keberatan, wanita muda,"

kata Bibi Letty.

Dalam sekejap, begitu yang dirasakan Paman

Andrew, sang ratu meninggi hingga menjulang

sekali. Api berkobar dari matanya. Dia

mengangkat tangannya dan melakukan gerakan

 juga menyuarakan kata-kata sama yang se-

 belumnya telah mengubah gerbang istana men-

 jadi debu. Tapi tidak ada yang terjadi kecuali

Bibi Letty, yang mengira kata-kata mengerikanitu dimaksudkan sebagai bahasa Inggris biasa,

 berkata:

"Sudah kuduga. Wanita ini mabuk! Mabuk!

Dia bahkan tidak bisa bicara dengan jelas."

Saat itu pasti momen yang buruk bagi si

 penyihir, ketika dia mendadak menyadari ke-

kuatannya menjadikan orang debu, yang benar-

 benar nyata di dunianya, tidak akan berguna

120

Page 119: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 119/276

di dunia kita. Tapi dia bahkan tidak kehilangan

nyali barang sedetik pun. Tanpa membuang-

 buang waktu untuk memikirkan kekecewaan-nya, dia membungkuk, menangkap Bibi Letty

di leher dan mata kakinya, mengangkatnya

tinggi di atas kepala seolah Bibi Letty tidak

lebih berat daripada boneka, lalu melemparnya

ke seberang ruangan. Sementara Bibi Letty

sedang berputar-putar di udara, si pelayan wa-

nita (yang sedang mengalami pagi indah nan

seru) melongokkan kepalanya ke pintu dan

 berkata, "Kalau Anda sudah siap, Sir, keretanya

sudah datang."

"Pimpin jalan, budak," kata si penyihir ke

Paman Andrew. Pria itu mulai menggumamkan

sesuatu tentang "kekerasan yang tidak perlu—

harus benar-benar protes", tapi hanya dengan

tatapan sekilas Jadis, dia menjadi tak mampu

 berkata-kata. Jadis memaksanya keluar ruangandan rumah. Digory berlari menuruni tangga

tepat untuk melihat pintu depan tertutup di

 belakang mereka.

"Ya ampun!" katanya. "Dia lepas di London.

Dan dengan Paman Andrew. Kira-kira apa

yang akan terjadi sekarang."

"Oh, Master Digory," kata si pelayan wanita

(yang benar-benar sedang mengalami hari yang

121

Page 120: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 120/276

indah), "entah bagaimana, saya rasa Miss

Ketterley telah melukai dirinya sendiri." Jadi

mereka bergegas ke ruang duduk untuk mencaritahu apa yang telah terjadi.

Kalau Bibi Letty telah terjatuh pada lantai

 papan atau bahkan pada karpet, kurasa tulang-

tulangnya bakal patah, tapi dengan keberun-

tungan besar dia telah jatuh ke atas kasur.

Bibi Letty adalah wanita tua yang sangat kuat,

 para bibi sering kali begitu di masa-masa itu.

Setelah mencium bau keras  sal volatile  dan

duduk bergeming selama beberapa menit, dia

 berkata dia tidak apa-apa kecuali menderita

 beberapa memar. Tak lama kemudian dia mulai

mengambil alih situasi.

"Sarah," katanya pada si pelayan wanita

(yang belum pernah mengalami hari seperti

ini), "pergilah segera ke kantor polisi dan

 beritahu mereka ada orang gila berbahaya yang berkeliaran. Aku yang akan membawakan sen

diri makan siang Mrs Kirke." Mrs Kirke ada

lah, tentu saja, ibu Digory.

Ketika makan siang ibunya telah diurus,

Digory dan Bibi Letty menyantap makan siang

mereka. Setelah itu mereka berpikir keras.

Masalahnya adalah bagaimana cara mengem-

 balikan si penyihir ke dunianya sendiri, atau

122

Page 121: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 121/276

setidaknya keluar dari dunia kita, sesegera

mungkin. Apa pun yang terjadi, dia tidak

 boleh dibiarkan mengacau di rumah. IbuDigory tidak boleh melihatnya. Dan jika mung

kin, dia juga tidak boleh dibiarkan mengacau

di London. Digory memang tidak sedang ber-

ada di ruang duduk ketika si penyihir berusaha

"meledakkan" Bibi Letty, tapi dia telah melihat

nya "meledakkan" gerbang Charn. Jadi dia

tahu kekuatannya yang mengerikan tapi belum

tahu wanita itu telah kehilangan kekuatan itu

dengan datang ke dunia kita. Pada saat ini,

sejauh yang bisa dibayangkannya, si penyihir

mungkin sedang meledakkan Istana Buckinghamatau Gedung Parlemen, hampir pasti mengubah

sejumlah besar anggota kepolisian menjadi tum-

 pukan kecil debu. Dan tampaknya tidak ada

apa pun yang bisa dia lakukan untuk men-

cegahnya.Tapi cincin-cincin itu sepertinya bekerja se-

 perti magnet, pikir Digory. Kalau saja aku

 bisa menyentuhnya kemudian mengenakan cin-

cin kuningku, kami berdua bakal pergi ke

Hutan di Antara Dunia-dunia. Kira-kira dia

 bakal melemah lagi di sana, tidak ya? Apakah

tempat itu memberikan pengaruh tertentu pada-

nya atau kejadian itu sekadar akibat  shock

123

Page 122: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 122/276

karena dia ditarik keluar dari dunianya? Tapi

kurasa aku harus mengambil risiko. Sekarang

 bagaimana caranya aku menemukan monsteritu? Kurasa Bibi Letty tidak akan mengizinkan-

ku keluar sebelum aku memberitahunya ke

mana aku akan pergi. Lagi pula uangku tidak

lebih dari dua  pence.  Aku akan membutuhkan

lebih banyak uang untuk naik bus dan trem

kalau berniat mencarinya ke sekeliling London.

Tapi lagi-lagi aku sama sekali tidak punya

 bayangan ke mana dia pergi. Kira-kira Paman

Andrew masih bersamanya, tidak ya?

Tampaknya akhirnya hanya ada satu tin-

dakan yang bisa dia lakukan, yaitu menunggu

dan berharap Paman Andrew dan si penyihir

akan kembali. Kalau mereka kembali, dia harus

 bergegas dan memegang si penyihir lalu me-

ngenakan cincin kuningnya sebelum si penyihir

sempat masuk ke rumah. Ini berarti dia harusmengawasi pintu depan seperti kucing meng-

awasi lubang tikus, dia tidak berani meninggal-

kan posisinya bahkan untuk sesaat. Jadi dia

 pergi ke ruang makan dan "menempelkan wa-

 jahnya"—begitu biasanya istilah yang dipakai

orang—ke jendela. Jendelanya sejenis jendela

 busur yang dibangun melengkung keluar ber-

sama tembok hingga membentuk ceruk ba-

124

Page 123: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 123/276

ngunan sendiri dari dalam, melaluinya kau

 bisa melihat tangga menuju pintu depan juga

 jalanan. Tidak akan ada orang yang mencapai pintu depan tanpa sepengetahuanmu. Kira-kira

Polly sedang apa ya sekarang? pikir Digory.

Dia terus bertanya-tanya tentang ini dalam

setengah jam pertama yang berlalu sangat lam-

 bat. Tapi kau tidak perlu ikut bertanya-tanya

karena aku akan memberitahumu. Polly datang

terlambat untuk makan malam dengan sepatu

dan stoking basah kuyup. Dan ketika mereka

 bertanya kepadanya habis ke mana saja dan

apa saja yang telah dilakukannya, Polly men-

 jawab dia habis keluar bersama Digory Kirke.

Setelah ditanya lebih lanjut, Polly berkata dia

membasahi kakinya di mata air, dan bahwa

mata air itu ada di hutan. Waktu ditanya di

mana letak hutan itu, dia menjawab tidak

tahu. Ketika ditanya apakah hutan itu beradadi salah satu taman, Polly menjawab dengan

cukup jujur bahwa mungkin saja hutan itu

ada di semacam taman. Dari jawaban-jawaban

itu, ibu Polly berkesimpulan anaknya telah

 pergi, tanpa memberitahu siapa-siapa, ke suatu

 bagian London yang tidak dikenalinya dan

 bermain di taman asing juga bersenang-senang

dengan melompat-lompat ke dalam genangan

125

Page 124: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 124/276

air. Akibatnya Polly dimarahi karena telah sa-

ngat nakal dan dia tidak akan diperbolehkan

 bermain dengan "anak Kirke" lagi kalau ke- jadian seperti ini kembali terjadi. Kemudian

dia diberi makan malam tanpa bagian santapan

yang menyenangkan dan disuruh tidur selama

dua jam penuh. Perlakuan seperti ini sering

dialami seseorang pada masa-masa itu.

Jadi sementara Digory menatap ke luar jen-

dela ruang makan, Polly terbaring di tempat

tidur, tapi keduanya berpikir betapa lambatnya

waktu berjalan. Kalau menurutku pribadi, aku

akan lebih suka berada pada posisi Polly. Dia

hanya perlu menunggu dua jamnya berakhir,

sedangkan Digory akan mendengar kereta kuda

sewaan, gerobak tukang roti, atau anak penjual

daging di setiap beberapa menit dan berpikir,

si penyihir datang, kemudian mendapati

dugaannya salah. Lagi pula di antara beberapa peringatan keliru ini, yang rasanya berjam-

 jam, jam berdetak terus dan lalat besar—

terbang tinggi dan jauh sehingga tak bisa di-

raih—berdengung membentur jendela. Rumah

Digory sejenis rumah yang bakal menjadi sa-

ngat sunyi dan membosankan di sore hari dan

selalu berbau daging domba.

Selama pengawasan dan penantian panjang-

126

Page 125: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 125/276

nya sesuatu yang harus kusebutkan terjadi,

karena hal lain yang penting datang setelahnya.

Seorang wanita datang membawa buah angguruntuk ibu Digory, dan karena pintu ruang

makan terbuka, Digory tidak sengaja men-

dengarkan pembicaraan Bibi Letty dan wanita

itu di ruang depan.

"Anggurnya kelihatan lezat sekali!" terdengarsuara Bibi Letty. "Aku yakin kalau ada yang

 bisa membuatnya merasa lebih baik, buah ini-

lah jawabannya. Tapi Mabel cilik tersayangku

yang malang! Aku khawatir akan dibutuhkan

 buah dari tanah kebeliaan untuk membantunya

sekarang. Tidak ada apa pun dari dunia  ini

yang akan banyak membantunya." Kemudian

mereka berdua mengecilkan volume suara me-

reka dan mengatakan lebih banyak hal tanpa

 bisa didengar Digory.

Kalau saja dia sudah mendengar bagian ten-tang tanah kebeliaan itu beberapa hari lalu

dia akan berpikir Bibi Letty hanya bicara tanpa

merujuk pada apa pun secara khusus, seperti

yang biasa dilakukan orang dewasa, dan ini

tidak akan menarik minat Digory. Barusan ini

 pun dia hampir berpikir begitu. Tapi tiba-tiba

 berkelebat di benaknya bahwa dia kini tahu

(bahkan jika Bibi Letty tidak), memang ada

127

Page 126: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 126/276

dunia-dunia lain dan dia sendiri telah berada

di dalam salah satunya. Bagaimanapun ada

kemungkinan Tanah Kebeliaan memang ada disuatu tempat. Apa pun mungkin saja ada.

Mungkin ada buah di suatu dunia lain yang

 bisa benar-benar menyembuhkan ibunya! Dan

oh, oh—yah, kau tahulah bagaimana rasanya

kalau mulai mengharapkan sesuatu yang sangat

kauinginkan. Kau akan nyaris bertarung dengan

harapan itu karena terlalu indah untuk menjadi

kenyataan, karena kau telah begitu sering ke-

cewa sebelumnya. Itulah yang Digory rasakan.

Tapi tidak ada gunanya berusaha bergumul

dengan harapan ini. Karena mungkin—mungkinsaja benar-benar bisa jadi kenyataan. Telah

 begitu banyak hal aneh yang terjadi. Dan dia

 punya cincin-cincin ajaib. Pasti ada dunia-dunia

yang bisa dia datangi lewat setiap mata air di

hutan itu. Dia bisa menjelajahi dan berburuobat di sana. Kemudian— lbu akan sehat lagi.

Segalanya akan benar kembali. Digory sama

sekali lupa mengawasi sang penyihir. Tangannya

sudah mulai bergerak ke saku tempat dia me-

nyimpan cincin kuning, ketika mendadak ter-

dengar suara derap langkah kuda.

Wah! Apa itu? pikir Digory. Pasukan pema-

dam kebakaran? Kira-kira rumah mana yang

128

Page 127: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 127/276

terbakar ya? Astaga, suaranya menuju ke arah

sini. Ya ampun, itu kan dia.

Aku tidak perlu memberitahumu siapa yangDigory maksudkan dengan  dia.

Pertama tampaklah kereta sewaan. Tidak

ada siapa-siapa di kursi sais. Di atapnya—

tidak duduk, tapi berdiri di atasnya—berayun

dengan keseimbangan tubuh luar biasa, ketika

kereta melaju dengan kecepatan penuh di sudut

 jalan dengan satu roda di udara—tampak sosok

Jadis sang ratunya ratu dan Teror Charn.

Giginya penuh terlihat, matanya bersinar layak-

nya api, dan rambut panjangnya melambai di

 belakangnya seperti ekor komet. Dia memecut

kuda tanpa belas kasihan. Lubang hidung he-

wan itu lebar dan merah, sisi-sisinya dikotori

 buih putih. Kuda itu berlari kencang menuju

 pintu depan, melewati lampu tiang dengan

 jarak hanya seinci, kemudian berdiri dengankaki belakangnya. Kereta yang ditariknya me-

nabrak lampu tiang dan hancur menjadi be-

 berapa bagian. Sang penyihir, dengan lompatan

menakjubkan, telah menghindar tepat pada

waktunya dan mendarat di punggung kuda.

Dia memperbaiki posisi menunggangnya dan

mencondongkan tubuh ke depan, membisikkan

sesuatu pada telinga kuda itu.

129

Page 128: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 128/276

130

Page 129: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 129/276

Bisikan itu pastinya tidak dimaksudkan untuk

menenangkan tapi untuk membuatnya makin

gila. Kuda itu berdiri dengan kaki belakanglagi dan ringkikannya seperti jeritan. Kuda itu

meronta, meringkik, mengibas-ngibaskan kepala.

Hanya pengendara luar biasa yang bisa tetap

 berada di punggungnya.

Sebelum Digory menenangkan napas, cukup banyak hal lain mulai terjadi. Kereta kedua

 bergerak cepat, dekat di belakang kereta yang

 pertama. Keluar dari dalamnya pria gemuk

 bermantel panjang dan seorang polisi. Kemu-

dian datang kereta ketiga dengan dua polisi

lagi di dalamnya. Setelah itu datang sekitar

dua puluh orang (sebagian besar anak laki-laki

 petugas penyampai pesan) bersepeda, semuanya

membunyikan bel sepeda dan menyuarakan

sorakan juga siulan. Terakhir datang rom-

 bongan orang berjalan kaki: semua tampakterengah-engah karena habis berlari, tapi tam

 pak jelas sangat menikmati kejadian ini. Jen-

dela-jendela menjeblak terbuka di semua rumah

di jalan itu dan pelayan wanita maupun pria

muncul di setiap pintu depan. Mereka ingin

melihat keramaian ini.

Sementara itu seorang pria tua berusaha

keluar dari kereta kuda yang pertama dengan

131

Page 130: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 130/276

tubuh masih gemetar. Beberapa orang bergegas

menghampiri untuk menolongnya, tapi karena

satu orang menariknya ke satu arah dan orangyang lain menariknya ke arah lain, mungkin

dia bakal bisa keluar dari kereta itu jauh lebih

cepat bila tanpa bantuan. Digory menebak

 pria tua itu mungkin Paman Andrew tapi

wajahnya tidak terlihat. Topi tinggi yang di-

kenakan orang itu melesak menutupi wajahnya.

Digory berlari keluar dan bergabung dengan

kerumunan orang.

"Itu wanitanya, itu dia wanitanya," teriak

sang pria gemuk sambil menunjuk Jadis. "Laku-

kan tugasmu, Pak Polisi. Perhiasan seharga

ratusan dan ribuan  pound   telah diambilnya

dari tokoku. Lihatlah rantai mutiara di lehernya.

Itu milikku. Dia bahkan juga meninju mataku."

132

Page 131: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 131/276

"Itu dia, Pak," kata salah satu orang dalam

kerumunan. "Memar di mata yang paling bagus

yang pernah saya lihat. Pasti diperlukan ke-ahlian yang luar biasa untuk melakukannya.

Wah! Berarti dia kuat sekali!"

"Sebaiknya Anda mengompres memar itu

dengan daging  steak   mentah, Mister, itu peng-

obatan paling manjur," kata bocah tukang

daging.

"Tenang tenang," kata petugas polisi yang

 berpangkat paling tinggi, "ada kekacauan apa

ini?"

"Sudan kubilang dia—" mulai si pria gemuk,

ketika seseorang berteriak:

"Jangan biarkan pria tua di kereta itu melari-

kan diri. Dia yang menyuruh si wanita melaku-

kan semua ini."

Si pria tua, yang kini sudah pasti Paman

133

Page 132: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 132/276

Andrew, baru saja selesai berhasil berdiri dan

sedang rnenggosok-gosok memarnya. "Kalau

 begitu," kata si petugas polisi sambil menolehke arahnya, "apa maksud semua ini?"

"Hmph—pomi—shomf," terdengar suara

Paman Andrew dari balik topi.

"Hentikan sekarang juga," kata si polisi

tegas. "Ini bukan saatnya bergurau. Segeralepaskan topi itu!"

Permintaan ini lebih mudah dikatakan dari-

 pada dilakukan. Tapi setelah Paman Andrew

 bergulat sia-sia dengan topinya selama beberapa

saat, dua polisi lain menahan pinggirannya

dan menarik paksa topi itu.

"Terima kasih, terima kasih," kata Paman

Andrew dengan suara lemas. "Terima kasih.

Astaga, aku benar-benar terguncang. Kalau saja

seseorang bisa memberiku segelas brendi—"

"Saya harap sekarang Anda bersedia ber- bicara pada saya," kata sang petugas polisi,

sambil mengeluarkan buku notes yang sangat

 besar dan pensil yang sangat kecil. "Apakah

Anda bertanggung jawab atas wanita muda

itu?"

"Awas!" teriak beberapa suara, dan si polisi

melompat ke belakang tepat pada waktunya.

Kuda tadi telah menendang ke arahnya, ten-

134

Page 133: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 133/276

dangan yang mungkin bisa membunuhnya.

Kemudian sang penyihir mengarahkan kuda

itu supaya berputar sehingga dia bisa meng-hadap ke kerumunan orang. Kaki belakang

kuda berada di trotoar. Wanita itu membawa

 pisau panjang berkilap di tangannya dan sibuk

membebaskan kuda dari puing-puing kereta.

Sepanjang waktu ini Digory berusaha mencari posisi supaya dia bisa menyentuh sang penyihir.

Ini tidak mudah karena, di sisi yang paling

dekat dengannya, ada terlalu banyak orang.

Dan untuk memutar menuju sisi yang lain, dia

harus melewati jarak tendangan kuda dan pagar

suatu "area" yang mengelilingi rumahnya. Ru-

mah keluarga Ketterley punya ruang bawah

tanah. Kalau kau tahu apa pun tentang kuda,

terutama bila kau bisa melihat keadaan kuda

itu pada saat tersebut, kau akan menyadari ini

tindakan yang menggelikan. Digory tahu banyak tentang kuda, tapi dia merapatkan gigi

dan bersiap berlari cepat segera setelah melihat

kesempatan yang terbuka.

Seorang pria berwajah merah dan mengena-

kan topi bulat kini telah berhasil menepis

orang-orang hingga ke bagian depan keru

munan.

"Hei! Pak Polisi," panggilnya, "itu kudaku

135

Page 134: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 134/276

yang dikendarainya, begitu juga kereta yang

dia buat jadi serpihan kayu."

"Satu-satu, Bapak-bapak, saya mohon satu-satu," kata si polisi.

"Tapi tidak ada waktu lagi," ucap si kusir

kereta. "Aku lebih mengenal kuda itu dibanding

dirimu. Kuda itu bukan kuda biasa. Ayahnya

kuda pemimpin pasukan di kaveleri. Dan kalau

wanita muda itu terus-menerus membuatnya

kesal, bakal terjadi pembunuhan di sini. Biarkan

aku mendekatinya."

Si petugas polisi jelas-jelas merasa lega karena

 punya alasan kuat untuk menjauhi si kuda.

Sang kusir kereta melangkah mendekat, me-

natap Jadis, dan berkata tidak dengan nada

yang tidak ramah:

"Sekarang, Missie, biarkan aku memegang

kepalanya, segeralah kau turun. Kau kan seorang

lady,  dan kau tidak mau segala kekasaran inisampai melukaimu, kan? Kau pastinya mau

 pulang, minum segelas teh hangat, dan berbaring

tenang. Kau akan merasa lebih baik setelah

itu." Di saat yang sama dia mengulurkan ta-

ngannya ke kepala si kuda sambil mengucapkan,

"Tenang, Strawberry, teman lama. Tenang ya."

Lalu untuk pertama kalinya sang penyihir

 berbicara.

136

Page 135: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 135/276

"Budak!" terdengar suara dingin dan lantang-

nya, berdering keras di atas semua suara lain.

"Budak, jangan sentuh kuda perang kami yangmulia. Kami Maharani Jadis."

137

Page 136: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 136/276

HO! Jadi kau Maharani, ya? Kita lihat

saja nanti," kata sebuah suara. Kemu-

dian suara lain berkata, "Tiga sorakan untuk

Maharatu kota Colney Heath" dan sejumlah

suara lain bergabung. Wajah sang penyihir

menjadi cerah dan dia membungkuk sedikit.

Tapi sorakan itu kemudian mereda dan berganti

menjadi ledakan tawa. Sang penyihir pun me-

nyadari orang-orang itu hanyalah meledeknya.Ekspresinya mulai berubah dan dia mengganti

 pegangan pisaunya ke tangan kiri. Kemudian,

tanpa diduga-duga, dia melakukan sesuatu yang

 begitu mengerikan untuk dilihat. Dengan ringan

dan mudah, seolah tindakan itu tindakan paling

 biasa di dunia, dia meluruskan lengan kanannya

dan memutuskan salah satu lengan besi tiang

lampu itu. Kalaupun mungkin dia telah ke-

138

BAB  8

 Pertarungan di Lampu Tiang

Page 137: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 137/276

Page 138: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 138/276

lagi polisi tergeletak. Terdengar teriakan marah

dari kerumunan, "Hentikan dia. Ambil batu

dari trotoar. Panggil pasukan bersenjata." Tapisebagian besar dari mereka berusaha sebisa

mungkin menjauh. Tapi si kusir kereta yang

 pastinya orang paling berani dan baik hati di

sana, tetap berada di dekat kudanya, sambil

 berkali-kali menunduk menghindari ayunan ba-

tang besi. Dia masih berusaha menangkap ke-

 pala Strawberry.

Kerumunan orang mencemooh dan berteriak

lagi. Sebuah batu berdesing melewati kepala

Digory. Kemudian terdengar suara sang pe-

nyihir, keras dan jelas seperti bel besar, dan

kedengarannya seolah dia hampir bahagia untuk

 pertama kalinya.

"Sampah! Kalian akan membayar besar un

tuk ini kalau aku sudah menguasai dunia ka

lian. Tidak satu pun batu di kota kalian yangakan tersisa. Aku akan membuat kota ini

seperti Charn, Felinda, Solis, seperti Bra-

mandin."

Digory akhirnya menangkap mata kakinya.

Dia menendang berusaha melepaskan diri dan

memukul mulut Digory. Karena kesakitan, anak

itu melepaskan pegangannya. Bibirnya terluka

dan mulutnya penuh darah. Dari suatu tempat

140

Page 139: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 139/276

yang sangat dekat, terdengar suara Paman

Andrew dalam semacam teriakan yang bergetar.

"Madam—nona muda—demi Tuhan—kendali-kan dirimu." Digory kembali berusaha men-

cengkeram mata kakinya, dan sekali lagi pe-

gangannya dilepaskan. Semakin banyak orang

yang tergeletak karena ayunan batang besi.

Digory mencoba untuk ketiga kalinya, menang-

kap mata kaki sang penyihir, memegangnya

erat-erat, berteriak ke Polly, "Sekarang!" kemu-

dian—ah, syukurlah. Wajah-wajah marah dan

ketakutan menghilang. Suara-suara marah dan

ketakutan lenyap. Semua kecuali Paman

Andrew. Dekat di samping Digory dalam ke-gelapan, suaranya terus melengking, "Oh, oh,

apakah ini halusinasi? Apakah ini akhir zaman?

Aku tidak tahan. Ini tidak adil. Aku tidak

 pernah berniat menjadi penyihir. Semua ini

kesalahpahaman. Semua ini salah ibu angkatku,aku harus protes. Dalam kondisi kesehatanku

yang seperti ini pula. Aku anggota keluarga

Dorsetshire yang terhormat."

Sial! pikir Digory. "Kita tidak bermaksud

membawanya.  Bagus, hebat sekali. Kau di sana,

Polly?"

"Ya, aku di sini. Berhentilah berontak."

"Aku tidak berontak," Digory mulai berkata,

141

Page 140: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 140/276

tapi sebelum bisa berbicara lebih lanjut, kepala

mereka bersentuhan dengan sinar matahari

hijau yang hangat di hutan. Dan ketika merekakeluar dari mata air, Polly berteriak:

"Oh, lihat! Kita membawa serta kuda tua

itu.  Juga  Mr Ketterley.  Juga  si kusir kereta. Ini

kacau sekali!"

Segera setelah menyadari dia sekali lagi berada di hutan itu, sang penyihir memucat dan

membungkuk hingga wajahnya menyentuh surai

kuda yang dinaikinya. Kau bisa melihat dia

merasa sakit luar biasa. Paman Andrew geme-

taran. Tapi Strawberry, si kuda, menggeleng-

geleng, mengeluarkan ringkikan ceria, dan tam-

 pak merasa lebih baik. Hewan itu menjadi

tenang untuk kali pertama sejak Digory me-

lihatnya. Telinganya yang tadinya terbaring rata

di kepala, kini telah berada di posisi biasa dan

di matanya terlihat semangat."Bagus, teman tua," kata si kusir kereta

sambil menepuk-nepuk leher Strawberry. "Begi-

tu lebih baik. Tenanglah."

Strawberry melakukan tindakan yang sangat

alami di dunia. Karena haus (tidak heran juga

 bila dia merasa begitu) dia berjalan perlahan

menuju mata air terdekat dan masuk ke dalam-

nya untuk minum. Digory masih memegangi

142

Page 141: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 141/276

mata kaki sang penyihir dan Polly memegang

tangan Digory. Salah satu tangan kusir kereta

ada pada Strawberry. Dan Paman Andrew,masih gemetaran, baru saja memegang tangan

kusir kereta yang satu lagi.

"Cepat," kata Polly, dengan wajah penuh

arti ke Digory. "Hijau!"

Jadi si kuda tidak pernah mendapatkanminumannya. Seluruh rombongan itu malah

mendapati diri mereka tenggelam ke kegelapan.

Strawberry meringkik, Paman Andrew merintih.

Digory berkata, "Tadi kebetulan sekali."

Ada keheningan sesaat. Kemudian Polly ber

kata, "Bukankah seharusnya kita sudah sampai

sekarang?"

"Kita memang tampaknya berada di suatu

tempat," kata Digory. "Setidaknya aku berdiri

di atas sesuatu yang padat."

"Wah, setelah dipikir-pikir, aku juga begitu,"kata Polly. "Tapi kenapa begitu gelap di sini?

Ah, menurutmu kita masuk ke mata air yang

salah?"

"Mungkin ini  memang   Charn," kata Digory.

"Hanya saja kita kembali saat tengah malam."

"Ini bukan Charn," terdengar suara sang

 penyihir. "Ini dunia yang kosong. Ini Tiada."

Dan memang keadaannya seperti Tiada. Ti-

143

Page 142: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 142/276

dak ada bintang. Suasana begitu gelap sehingga

mereka sama sekali tidak bisa saling melihat

dan tidak ada bedanya apakah kau memejam-kan atau membuka mata. Di bawah kaki me

reka ada sesuatu yang dingin dan datar yang

mungkin saja tanah, tapi jelas tidak ada rumput

atau pohon. Udaranya dingin dan kering, juga

tidak ada angin.

"Kehancuran telah datang ke atasku," kata

sang penyihir dengan suara tenang yang namun

mengerikan.

"Ah, jangan berkata begitu," Paman Andrew

merepet. "Nona muda, kumohon jangan me-

ngatakan hal-hal seperti itu. Tidak mungkin

seburuk itu keadaannya. Ah—kusir kereta—

 pria baik—apakah kebetulan kau membawa

 botol berisi minuman keras? Tetesan semangat

itulah yang kita butuhkan."

"Sudahlah, sudahlah," terdengar suara si kusir. Suaranya tegas dan keras. "Tetaplah tenang,

semua, itulah yang selalu kukatakan. Tidak

ada yang tulangnya patah, kan? Bagus. Yah,

kalau begitu ada sesuatu yang bisa langsung

disyukuri, dan itu lebih daripada yang bisa

diperkirakan siapa pun setelah terjatuh sedalam

ini. Nah, kalau kita terjatuh ke dalam pe-

kerjaan penggalian atau semacamnya—seseorang

144

Page 143: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 143/276

akan datang dan segera mengeluarkan kita,

lihat saja! Dan kalau kita sudah mati—yang

tidak kumungkiri bisa saja terjadi—yah, kitaharus mengingat bahwa lebih banyak hal buruk

 bisa terjadi di lautan dan seseorang memang

harus mati suatu saat. Tidak ada yang perlu

ditakutkan kalau orang itu telah menjalani

hidup dengan semestinya. Kalau kau bertanya

 padaku, kurasa tindakan terbaik yang bisa

kita lakukan untuk melewatkan waktu adalah

menyanyikan himne."

Dan dia benar-benar melakukannya. Dia

langsung menyanyikan himne panen Thanks

giving, segala syair tentang hasil tanam telah

"dipanen dengan baik". Lagu itu sangat tidak

cocok dengan tempat yang rasanya tidak per-

nah ditumbuhi apa pun sejak permulaan waktu,

tapi lagu itulah yang paling bisa diingatnya.

Kusir itu punya suara bagus dan Digory jugaPolly ikut bernyanyi, suasana jadi sangat ceria.

Paman Andrew dan sang penyihir tidak ber-

gabung.

Ketika mendekati akhir himne, Digory merasa

seseorang menarik sikunya. Dan dari bau

 brendi juga cerutu yang keras, serta pakaian

mewah yang dikenakan, Digory memutuskan

orang itu pasti Paman Andrew. Paman Andrew

145

Page 144: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 144/276

menariknya menjauhi yang lain dengan hati-

hati. Saat mereka sudah agak jauh, pria tua

itu memajukan bibirnya begitu dekat ke telingaDigory sehingga terasa menggelitik, lalu dia

 berbisik:

"Sekarang, bocah. Pakai cincinmu. Ayo pergi

dari sini."

Tapi sang penyihir punya telinga yang bagus."Bodoh!" terdengar suaranya dan dia melompat

turun dari kuda. "Apakah kau lupa aku bisa

mendengar pikiran manusia? Lepaskan anak

itu. Kalau kau berniat berkhianat, aku akan

melakukan balas dendam yang begitu kejam

kepadamu dengan cara yang belum pernah

kaudengar ada di semua dunia sejak awal

zaman."

"Dan," Digory menambahkan, "kalau kau

 berpikir aku orang yang jahat sehingga tega

meninggalkan Polly—juga kusir kereta—sertakudanya—di tempat seperti ini, kau salah be-

sar."

"Kau benar-benar anak kecil yang nakal

dan tidak sopan," kata Paman Andrew.

"Sstt!" kata si kusir kereta. Mereka semua

mendengarkan.

Dalam kegelapan, akhirnya sesuatu terjadi.

Sebuah suara mulai bernyanyi. Suaranya ter-

146

Page 145: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 145/276

dengar jauh sekali dan Digory mendapati sulit

menentukan dari arah mana datangnya. Ter-

kadang suara itu seperti datang dari segalaarah sekaligus. Terkadang dia hampir mengira

suara itu keluar dari tanah di bawah mereka.

 Nada-nada rendahnya cukup dalam untuk men-

 jadi suara bumi itu sendiri. Tidak ada kata-

kata. Bahkan nyaris tidak ada nada. Tapi

suara itu, tak ada bandingannya, suara terindah

yang pernah dia dengar. Begitu indah sehingga

dia nyaris tidak tahan mendengarnya. Si kuda

tampaknya juga menyukai suara itu, hewan

tersebut mengeluarkan semacam ringkikan yang

 bakal disuarakan semua kuda jika setelah ber-tahun-tahun menjadi kuda kereta sewaan, dia

mendapati dirinya kembali berada di lapangan

luas tempatnya bermain semasa menjadi anak

kuda dulu, melihat seseorang yang diingat dan

dicintainya datang menyeberangi lapangan untuk membawakan sebongkah gula.

"Wow!" kata si kusir kereta. "Indah sekali,

ya?"

Kemudian dua keajaiban terjadi di saat yang

 bersamaan. Salah satunya adalah suara itu

tiba-tiba diikuti suara-suara lain, lebih banyak

suara daripada yang bisa kauhitung. Semua

suara baru itu berpadu harmonis dengan suara

147

Page 146: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 146/276

 pertama, tapi nada-nadanya lebih tinggi: suara-

suara dingin, menggelitik, keperakan. Keajaiban

kedua adalah kekelaman di atas, secara se-kaligus, diterangi bintang-bintang. Bintang-

 bintang itu tidak keluar perlahan dan satu per

satu, seperti yang biasa terjadi pada suatu

malam di musim panas. Pada suatu detik tidak

ada apa pun di sana kecuali kegelapan, di

detik berikutnya ribuan, ribuan titik cahaya

muncul keluar—bintang-bintang tunggal, konste-

lasi, dan planet-planet, lebih terang dan besar

daripada yang ada di dunia kita. Tidak ada

awan. Bintang-bintang baru dan suara-suara

 baru itu dimulai pada saat yang bersamaan.Kalau kau ikut melihat dan mendengarnya,

seperti yang dialami Digory, kau akan merasa

sangat yakin bintang-bintang itulah yang ber-

nyanyi, dan suara pertamalah, suara yang da-

lam tadi, yang membuat bintang-bintang itumuncul dan bernyanyi.

"Luar biasa!" kata si kusir kereta. "Aku

akan jadi pria yang lebih baik sepanjang hidup-

ku kalau aku tahu ada yang seperti ini."

Suara di bumi kini semakin keras dan lan-

tang, tapi suara-suara di langit, setelah ber

nyanyi keras bersamanya, mulai melemah. Dan

kini sesuatu yang lain sedang terjadi.

148

Page 147: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 147/276

Jauh sekali, di bawah kaki langit, langit

mulai berubah warna menjadi abu-abu. Angin

kecil, sangat segar, mulai bertiup. Langit, disatu tempat itu, perlahan tapi pasti memucat.

Kau bisa melihat sosok-sosok bukit berdiri

hitam membelakanginya. Sepanjang waktu itu

suara terus bernyanyi.

Tak lama kemudian ada cukup cahaya bagi

mereka untuk melihat wajah satu sama lain.

Mulut si kusir dan kedua anak itu terbuka

dan mata mereka bersinar, mereka menyerap

suara luar biasa itu, sepertinya suara tersebut

mengingatkan mereka akan sesuatu. Mulut Pa-

man Andrew juga terbuka, tapi bukan karena

kagum. Dia tampak seolah dagunya sekadar

terjatuh dari sisa wajahnya yang lain, bahunya

membungkuk dan lututnya gemetaran. Dia

149

Page 148: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 148/276

tidak menyukai suara itu. Kalau dia bisa

menghindarinya dengan merangkak masuk ke

lubang tikus, dia pasti akan melakukan itu.Tapi sang penyihir tampak, entah bagaimana,

 paling memahami musik itu daripada siapa

 pun di sana.

Mulutnya tertutup, bibirnya rapat, dan jema-

rinya erat tergenggam. Sejak lagu itu dimulaidia telah merasa seluruh dunia ini dipenuhi

Sihir yang berbeda dengan miliknya dan lebih

kuat. Dia membenci ini. Dia akan menghancur-

kan seluruh dunia ini, atau semua dunia yang

ada, menjadi serpihan-serpihan, kalau tindakan

itu akan bisa menghentikan nyanyian tersebut.

Si kuda berdiri dengan kedua telinga tegak

dan berkedut-kedut. Sesekali hewan itu men-

dengus dan mengentakkan kaki ke tanah. Dia

tidak lagi kelihatan seperti kuda kereta sewaan

yang tua dan lelah, sekarang kau bisa amat percaya ayahnya pernah memimpin pertem-

 puran.

Langit timur berubah dari putih ke merah

muda, dan dari merah muda ke emas. Suara itu

naik dan naik, sampai seluruh udara bergetar

 bersamanya. Dan ketika suara itu berkembang

menjadi suara paling kuat dan mulia yang

 pernah diperdengarkan, sang mentari terbit.

150

Page 149: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 149/276

Digory belum pernah melihat matahari seperti

itu. Matahari di atas reruntuhan Charn tampak

lebih tua daripada matahari dunia kita, yangini tampak lebih muda. Kau bisa membayang-

kan matahari itu tertawa bahagia saat terus

naik di langit. Dan ketika sinarnya menerangi

daratan, para penjelajah itu bisa melihat untuk

kali pertama tempat apa yang mereka kunjungi.

Sebuah lembah yang dibelah sungai lebar, deras,

dan mengalir ke timur menuju mentari. Di

sebelah selatan ada pegunungan, di sebelah

utara ada perbukitan yang lebih rendah. Tapi

lembah itu hanya terdiri atas tanah, batu, dan

air. Tidak ada pohon, sesemakan, tidak seba-tang rumput pun yang terlihat. Tanahnya terdiri

atas banyak warna: segar, panas, dan tegas.

Tanahnya membuat kau merasa bersemangat,

sampai kau melihat si penyanyi itu sendiri,

setelahnya kau akan melupakan segalanya.Si penyanyi adalah singa. Besar, berbulu le-

 bat, dan bercahaya, hewan itu berdiri meng-

hadap matahari terbit. Mulutnya terbuka lebar

menyanyikan lagu dan dia berdiri sekitar tiga

ratus meter jauhnya.

"Ini dunia yang mengerikan," kata sang

 penyihir. "Kita harus segera pergi. Siapkan

Sihir."

151

Page 150: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 150/276

"Aku setuju denganmu, Madam," kata Pa-

man Andrew. "Tempat yang sangat tidak rae-

nyenangkan. Sama sekali tidak beradab. Kalausaja aku lebih muda dan membawa senjata—"

"Astaga!" seru si kusir kereta. "Kau tidak

 berpikir untuk menembak nya,  kan?"

"Lagi pula siapa yang bisa berpikir begitu?"

kata Polly.

"Siapkan Sihir, pria tua bodoh," kata Jadis.

"Tentu saja, Madam," kata Paman Andrew

licik. "Aku harus membiarkan kedua anak ini

menyentuhku. Pakai cincin pulangmu segera,

Digory." Dia ingin pergi tanpa sang penyihir.

"Oh, jadi sihirmu  cincin,  ya?" teriak Jadis.

Dia bakal memasukkan tangannya ke saku

Digory sebelum kau bisa mengucapkan apa

 pun, tapi Digory menarik Polly dan berseru:

"Awas. Kalau salah satu dari kalian bahkan

mendekat barang seinci pun, kami berdua akanmenghilang dan kalian akan ditinggalkan di

sini untuk selama-lamanya. Ya, aku punya

cincin di sakuku yang bisa membawaku dan

Polly pulang. Dan lihat! Tanganku siap meraih-

nya. Jadi jaga jarak kalian. Aku menyesal

dengan nasibmu," (dia melihat ke arah kusir

kereta) "dan kudamu, tapi tak ada yang bisa

kulakukan. Sedangkan kalian berdua," (dia me-

152

Page 151: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 151/276

natap Paman Andrew dan sang ratu) "kalian

 berdua kan penyihir, jadi kalian pasti bahagia

hidup bersama.""Tahan suara kalian, semuanya," kata si

kusir. "Aku ingin mendengarkan musiknya."

Karena kini lagu telah berubah.

153

Page 152: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 152/276

SANG SINGA berderap maju dan mundur

di daratan kosong itu sambil menyanyikan

lagu barunya. Kali ini lebih halus dan bernada

daripada lagu yang dia gunakan untuk me-

manggil bintang dan matahari. Musiknya lem-

 but dan mengalir. Dan saat dia berjalan sambil

 bernyanyi, lembah menghijau karena rumput.

Rumput mengalir dari si singa seperti mata

air. Rumput menyapu sisi-sisi bukit seperti om- bak. Dalam beberapa menit rumput merayapi

lereng-lereng rendah pegunungan yang jauh,

membuat dunia baru itu lebih lembut setiap

saat. Angin sepoi bisa didengar menggemeresik-

kan rerumputan. Tak lama kemudian ada benda

lain selain rumput. Lereng-lereng tinggi meng-

gelap karena sesemakan  heather.  Bongkahan

tumbuhan yang lebih kasar dan berperdu mun-

154

 Membangkitkan Narnia

BAB  9

Page 153: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 153/276

cul di lembah. Digory tidak tahu apa tumbuhan

itu sampai salah satunya mulai tumbuh di

dekatnya. Tumbuhan itu kecil dan berpaku- paku, lusinan batangnya mencuat keluar, di-

tutupi daun, dan tumbuh semakin besar sekitar

satu inci setiap dua detik. Ada lusinan tum

 buhan ini di sekelilingnya sekarang. Ketika

tumbuhan-tumbuhan itu nyaris setinggi tubuh-

nya, Digory melihat apa sebenarnya benda-

 benda tersebut. "Pohon!" dia berseru.

Yang menyebalkan, seperti yang Polly kata-

kan setelah itu, adalah kau tidak dibiarkan

dalam ketenangan untuk memerhatikan kejadian

ini. Tepat setelah Digory berkata, "Pohon!"

dia harus melompat karena Paman Andrew

telah menyelinap ke dekatnya lagi dan berniat

mencopet isi sakunya. Tindakan ini sebenarnya

tidak akan membantu Paman Andrew kalaupun

dia berhasil, karena pria itu mengincar sakutangan kanan. Dia masih mengira cincin hijau

adalah cincin "pulang". Tapi tentu saja Digory

tidak mau kehilangan cincin itu juga.

"Stop!" teriak sang penyihir. "Mundur. Ti

dak, lebih jauh lagi. Kalau ada yang bahkan

 berdiri sejauh sepuluh langkah dari satu pun

anak itu, aku akan memecahkan kepalanya."

Dia mengacungkan batang besi yang telah di-

155

Page 154: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 154/276

 patahkan dari lampu tiang di tangannya, siap

melempar. Entah bagaimana tidak ada yang

ragu dia bakal melempar tepat sasaran."Jadi!" katanya lagi. "Kau berniat kabur ke

duniamu sendiri dengan anak itu dan mening-

galkanku di sini."

Emosi Paman Andrew akhirnya menguasai

rasa takutnya. "Ya, Ma'am, aku memang ber

niat begitu," katanya. "Tentu saja aku berniat

 begitu. Lagi pula ini hakku. Aku telah diper-

malukan dan diperlakukan dengan kejam. Aku

telah sebisanya berusaha menunjukkan sopan

santun. Dan apa balasanku? Kau telah meram-

 pok—aku harus mengulang kata ini— meram-

 pok   toko perhiasan yang sangat terkenal. Kau

telah bersikeras supaya aku menghiburmu de

ngan makan siang yang amat sangat mahal,

 belum lagi mewah, walaupun aku jadi terpaksa

menggadaikan jam dan rantaiku untuk melaku-kan itu (dan biar kuberitahu saja ya, Ma'am,

tidak seorang pun dari keluarga kami yang

 punya kebiasaan mengunjungi toko pegadaian,

kecuali sepupuku Edward, dan dia berada di

Yeonmary). Selama santapan yang tak bisa

dicerna itu—aku merasakan pengaruhnya yang

terburuk tepat pada saat ini—perilaku dan

 percakapanmu menarik perhatian yang tidak

156

Page 155: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 155/276

diinginkan dari semua orang yang ada di sana.

Aku merasa telah dipermalukan secara publik.

Aku tidak akan bisa menunjukkan wajahku direstoran itu lagi. Kau telah menyerang petugas

 polisi. Kau telah mencuri—"

"Oh, diamlah, pria tua, kumohon diamlah,"

kata kusir kereta. "Lebih baik melihat dan

mendengar yang sedang terjadi sekarang. Jangan

 bicara."

Dan memang banyak yang bisa dilihat dan

didengar saat itu. Pohon yang telah diperhati-

kan Digory kini sudah tumbuh menjadi pohon

beech  dewasa yang cabang-cabangnya berayun

lembut di atas kepala anak itu. Mereka kini

 berdiri di atas rumput hijau sejuk yang dihiasi

 bunga  daisy  dan  buttercup.  Lebih jauh sedikit,

di sepanjang tepi sungai, pohon  willow  tumbuh.

Di sisi lain bermunculan bunga-bunga  currant,

lilac,  mawar liar yang tumbuh saling melilit,dan dipagari sesemakan  rhododendron.  Si kuda

mencabik sejumput rumput segar yang lezat.

Sepanjang waktu itu lagu terus berlanjut

dan sang singa bergerak anggun, mondar-

mandir, berjalan maju-mundur. Yang agak

mengancam adalah pada setiap belokan dia

kian mendekat. Polly mendapati lagu itu men

 jadi semakin menarik karena dia pikir dia

157

Page 156: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 156/276

mulai bisa melihat hubungan antara musik itu

dan berbagai hal yang sedang terjadi. Ketika

sederet pohon  fir   gelap muncul pada tebingsekitar seratus meter dari mereka, dia merasa

 pohon-pohon  fir   itu berhubungan dengan seseri

nada dalam dan panjang yang dinyanyikan

sang singa sedetik lalu. Dan ketika dia me-

nyuarakan satu deret nada cepat yang lebih

ringan, Polly tidak terkejut melihat tumbuhan

 primroses  mendadak muncul di setiap arah.

Kemudian dengan rasa gembira yang tidak

terkatakan, dia merasa sangat yakin semua

 benda itu (menggunakan istilahnya) "keluar

dari kepala sang singa". Kalau kau menyimak

lagunya, kau akan mendengar benda-benda

158

Page 157: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 157/276

yang sedang dibuatnya, saat melihat ke sekeli-

lingmu kau akan melihat semua itu. Penga-

laman ini begitu menarik sehingga Polly tidak punya waktu untuk merasa takut. Tapi Digory

dan si kusir kereta tidak bisa mencegah diri

mereka merasa agak gugup karena setiap be-

lokan membuat sang singa semakin dekat de-

ngan mereka. Sedangkan Paman Andrew, gigi-

nya bergemeletuk, tapi lutut kakinya gemetaran

hebat sehingga dia tidak bisa melarikan diri.

Mendadak sang penyihir melangkah berani

menuju sang singa. Hewan itu berjalan men-

dekat, masih sambil bernyanyi, dengan langkah

lambat dan berat. Kini dia hanya dua belas

meter jauhnya. Sang penyihir mengangkat ta-

ngannya dan mengayunkan batang besi itu

langsung ke kepala si singa.

Tidak ada seorang pun, apalagi Jadis, yang

 bakal luput mengenai sasaran pada jarak itu.Batang besi itu menghantam sang singa tepat

di antara kedua matanya. Besinya mental dan

 jatuh berdebum di rerumputan. Sang singa

terus berjalan. Langkahnya tidaklah lebih lam

 bat ataupun lebih cepat daripada sebelumnya,

kau bakal tidak bisa menebak apakah dia

 bahkan menyadari dia sudah terkena pukulan.

Walaupun langkah-langkah lembutnya tidak

159

Page 158: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 158/276

membuat suara, kau bisa merasakan bumi ber-

getar di bawah tekanan beratnya.

Sang penyihir memekik dan lari, dalam be- berapa detik kemudian dia menghilang di

antara pepohonan. Paman Andrew berbalik

untuk melakukan hal yang sama, tersandung

akar, terjatuh dan mendarat dengan wajahnya

di aliran sungai kecil yang mengalir menuju

sungai besar. Digory dan Polly tidak bisa ber-

gerak. Mereka bahkan tidak yakin mereka

ingin melakukan itu. Sang singa tidak meng-

acuhkan mereka. Mulut besar merahnya ter-

 buka, tapi untuk menyuarakan lagu, bukan

untuk menunjukkan seringaian. Hewan itu me

lewati mereka begitu dekat sehingga mereka

 bisa saja menyentuh surainya. Mereka takut

sekali sang singa akan menoleh dan menatap

mereka, namun anehnya mereka juga berharap

dia melakukan itu. Tapi bila melihat besarnya perhatian yang dia berikan kepada Digory dan

Polly, mereka seolah tidak kasat mata dan

tidak berbau. Ketika lewat dan berjalan be-

 berapa langkah menjauhi mereka, sang singa

 berbelok, melewati mereka lagi, lalu melanjut-

kan langkahnya ke arah timur.

Paman Andrew berusaha berdiri sambil ter-

 batuk-batuk dan megap-megap.

160

Page 159: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 159/276

"Nah, Digory," katanya, "kita telah menying-

kirkan wanita itu, singa ganas itu juga sudah

 pergi. Ulurkan tanganmu dan pakai cincinmusegera."

"Jangan sentuh aku," kata Digory, berjalan

mundur menjauhinya. "Menyingkirlah darinya,

Polly. Mendekatlah ke sini. Aku memperingat-

kanmu, Paman Andrew, jangan mendekat ba-rang selangkah pun, atau kami akan menghi-

lang."

"Lakukan yang sudah kuperintahkan kepada-

mu, Sir," kata Paman Andrew. "Kau benar-

 benar anak kecil yang sangat tidak patuh dan

luar biasa bandel."

"Jangan takut," kata Digory. "Kami ingin

tinggal dan melihat apa yang terjadi. Lagi

 pula bukankah kau ingin tahu tentang dunia-

dunia lain? Tidakkah kau bahagia akhirnya

 bisa berada di sini?""Bahagia!" seru Paman Andrew. "Lihat saja

keadaanku sekarang. Dan ini jas juga rompi

terbaikku." Paman Andrew memang peman-

dangan yang menyedihkan saat ini. Karena

tentu saja, semakin rapi kau pada awalnya,

semakin buruk penampilanmu setelah kau me-

rangkak keluar dari kereta sewaan yang luluh

lantak dan terjatuh ke dalam sungai kecil

161

Page 160: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 160/276

 berlumpur. "Bukannya aku berkata," dia me-

nambahkan, "tempat ini sama sekali tidak me-

narik. Kalau aku pria yang lebih muda, bedalagi—mungkin aku akan menyuruh pemuda-

 pemuda bersemangat untuk pergi lebih dulu

ke sini. Sejenis pemburu-pemburu profesional

itu. Sesuatu mungkin bisa diusahakan di negeri

ini. Cuacanya menyenangkan sekali. Aku belum

 pernah merasakan udara seperti ini. Aku yakin

udara seperti ini akan berakibat baik buatku

 jika—jika saja keadaannya lebih menguntung-

kan. Kalau saja aku membawa senjata."

"Senjata tidak ada gunanya," kata si kusir

kereta. "Kurasa aku akan pergi dan melihat

apakah aku bisa menggosok tubuh Strawberry.

Kuda itu lebih punya akal sehat daripada

 beberapa manusia yang bisa kusebutkan." Dia

 berjalan menghampiri Strawberry dan mulai

mengeluarkan suara berdesis yang biasa disuara-kan tukang kuda.

"Kau masih berpikir singa  itu  bisa dibunuh

dengan senjata?" tanya Digory. "Dia tidak

terlalu memedulikan pukulan batang besi Jadis."

"Dari semua kesalahannya," kata Paman

Andrew, "itu tindakan yang paling berani,

anakku. Benar-benar tindakan yang penuh nya-

li." Dia menggosok-gosokkan kedua tangannya

162

Page 161: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 161/276

dan meregangkan buku-buku jari, seolah sekali

lagi dia lupa betapa sang penyihir membuatnya

takut setiap kali wanita itu benar-benar beradadi dekatnya.

"Itu tindakan kejam," kata Polly. "Kejahatan

apa yang telah singa itu lakukan padanya?"

"Wah! Apa itu?" tanya Digory. Dia bergegas

memeriksa sesuatu yang berada hanya beberapameter di depannya. "Astaga, Polly," dia ber-

teriak ke belakang. "Cepat ke sini dan lihat."

Paman Andrew datang bersama Polly, bukan

karena dia juga ingin melihat, tapi karena

ingin tetap berada di dekat kedua anak itu—

mungkin ada kesempatan baginya untuk men-

curi cincin-cincin mereka. Tapi ketika melihat

apa yang diperhatikan Digory, minatnya pun

mulai tergugah. Benda itu model kecil sempurna

lampu tiang, tingginya sekitar satu meter tapi

semakin panjang dan tebal saat mereka meng-awasinya. Bahkan lampu tiang pun tumbuh

seperti pepohonan tadi.

"Lampu ini juga hidup—maksudku, lampu-

nya menyala," kata Digory. Dan memang benar

 begitu, walau tentu saja terangnya sinar mata-

hari membuat api kecil di dalam lenteranya

sulit dilihat kecuali ketika ada bayangan yang

menutupinya.

163

Page 162: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 162/276

"Menakjubkan, menakjubkan sekali," gumam

Paman Andrew. "Bahkan aku tidak pernah

memimpikan Sihir seperti ini. Kita berada didunia di mana segalanya, bahkan lampu tiang,

menjadi hidup dan bertumbuh. Sekarang aku

 jadi ingin tahu bibit macam apa lampu tiang

 berasal?"

"Tidakkah kau sadar?" tanya Digory. "Disinilah batang besi tadi jatuh—batang besi yang

dipatahkan Jadis dari lampu tiang di rumah

kita. Batang itu tenggelam ke dalam tanah

dan kini dia tumbuh menjadi lampu tiang

muda." (Tapi tidak terlalu muda lagi sekarang,

karena saat Digory mengucapkan ini kini lampu

tiang tersebut sudah setinggi anak itu.)

"Benar juga! Luar biasa, luar biasa," kata

Paman Andrew, menggosok tangannya lebih

keras daripada kapan pun. "Ho ho! Mereka

telah menertawakan Sihir-ku. Kakak perempuan bodohku itu menganggapku gila. Kira-kira apa

yang akan mereka katakan sekarang? Aku telah

menemukan dunia di mana segalanya muncul

 penuh kehidupan dan pertumbuhan. Columbus,

ya mereka selalu membicarakan Columbus. Tapi

apalah Amerika dibandingkan ini? Kemung-

kinan perdagangan dalam negeri ini tidak ter-

 batas. Bawa beberapa bagian kecil besi tua ke

164

Page 163: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 163/276

sini, tanam, dan semuanya akan muncul kem-

 bali sebagai mesin-mesin kereta baru, kapal

 perang, apa pun yang kauinginkan. Tanpa me-ngeluarkan biaya sepeser pun, dan aku bisa

menjualnya dengan harga penuh di Inggris.

Aku akan jadi jutawan. Kemudian iklim di

sini! Belum-belum aku sudah merasa lebih

muda. Aku bisa menjadikan tempat ini sebagai

tempat pemulihan kesehatan. Sanatorium yang

 bagus di sini mungkin bisa berharga dua puluh

ribu setahun. Tentu saja aku jadi harus mem-

 biarkan beberapa orang tahu rahasia dunia

lain ini. Tapi hal pertama yang harus dilakukan

adalah menembak si singa."

"Kau sama saja dengan sang penyihir," kata

Polly. "Yang kalian pikirkan hanyalah bagai-

mana cara membunuh makhluk lain."

"Kemudian untuk keuntungan pribadiku,"

Paman Andrew melanjutkan mimpi bahagianya,"tidak ada yang bisa memastikan berapa lama

aku bisa hidup bila aku menetap di sini. Dan

ini pertimbangan penting kalau seseorang telah

mencapai usia enam puluh tahun. Aku tidak

akan terkejut bila aku tidak pernah menua

 barang sehari pun di negeri ini! Luar biasa!

Tanah Kebeliaan!"

"Oh!" seru Digory. "Tanah Kebeliaan! Apa-

165

Page 164: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 164/276

kah menurutmu tempat ini benar-benar Tanah

Kebeliaan?" Karena tentu saja dia ingat kata-

kata Bibi Letty kepada wanita yang membawa-kan mereka anggur. Harapan manis itu pun

kembali mengaliri tubuhnya. "Paman Andrew,"

katanya, "apakah menurutku ada sesuatu di

sini yang bisa menyembuhkan Ibu?"

"Kau ini sedang bicara apa?" tanya PamanAndrew. "Tempat ini kan bukan toko obat.

Tapi seperti yang kukatakan tadi—"

"Kau tidak sedikit pun peduli padanya,"

 bentak Digory. "Kukira kau akan peduli, ka

rena bagaimana pun selain ibuku dia juga

saudaramu. Yah, tidak masalah. Lebih baik

aku bertanya pada sang singa sendiri, siapa

tahu dia bisa menolongku." Lalu Digory ber-

 balik dan berjalan cepat menjauhi yang lain.

Polly menunggu sebentar kemudian mengejar-

nya."Hei! Stop! Kembali! Anak itu sudah gila,"

kata Paman Andrew. Dia mengikuti kedua anak

itu dengan jarak aman di belakang mereka,

karena dia tidak mau berada terlalu jauh dari

cincin hijau dan tidak mau terlalu dekat dengan

sang singa.

Dalam beberapa menit, Digory tiba di ujung

hutan dan dia berhenti di sana. Sang singa

166

Page 165: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 165/276

masih bernyanyi. Tapi kini lagunya sekali lagi

 berganti. Lagunya kini lebih terdengar seperti

yang biasa kita sebut nada, tapi juga jauhlebih liar. Suaranya membuatmu ingin berlari,

melompat, dan memanjat. Membuatmu ingin

 berteriak. Membuatmu ingin segera mengham-

 piri orang lain lalu memeluk atau berkelahi

dengan orang itu. Lagunya membuat wajah

Digory merah dan panas. Lagu itu juga me-

mengaruhi Paman Andrew karena Digory bisa

mendengarnya berkata, "Wanita yang penuh

semangat, Sir. Sayangnya dia tidak bisa mengen-

dalikan emosi, tapi tetap saja dia wanita yang

cantik sekali, cantik luar biasa." Tapi pengaruhlagu sang singa pada kedua manusia itu tidak

ada apa-apanya dibandingkan pengaruhnya

 pada negeri tersebut.

Bisakah kau membayangkan sebidang tanah

 berumput menggelegak seperti air dalam panci?Karena itulah deskripsi paling tepat untuk

menggambarkan apa yang sedang terjadi. Dari

segala arah daratan menggembung menjadi gun-

dukan. Gundukan-gundukan itu berbeda

ukurannya, beberapa tidak lebih besar daripada

 bukit tikus tanah, beberapa sebesar gerobak

 berkebun, dua sebesar rumah peristirahatan.

Dan gundukan-gundukan itu bergerak dan

167

Page 166: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 166/276

membengkak hingga meledak, reruntuhan tanah

tumpah keluar dan dari tiap

gundukan muncul seekor hewan.Tikus tanah-tikus tanah keluar

dari tanah tepat seperti yang

 biasa mereka lakukan di Inggris.

Anjing-anjing muncul, menggonggong begitu

kepala mereka bebas, kemudian bergulat sepertiyang biasa kaulihat mereka lakukan ketika

 berusaha melewati lubang sempit di pagar.

Rusa-rusa jantan adalah pemandangan yang

 paling aneh, karena tentu saja tanduk mereka

muncul jauh lebih dahulu daripada sisa tubuh

mereka, jadi awalnya Digory mengira mereka

 pepohonan. Katak-katak, yang semuanya mun

cul di dekat sungai, langsung menuju ke dalam-

nya bersama suara plop-plop dan korekan

keras. Macam kumbang, macan tutul, dan

168

Page 167: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 167/276

hewan sejenisnya, langsung duduk untuk mem-

 bersihkan sisa-sisa tanah dari bokong mereka

kemudian berdiri di depan pohon untuk menga-sah cakar-cakar depan mereka. Hujan burung

keluar dari pepohonan. Sekelompok kupu-kupu

 beterbangan. Para lebah per-

gi bekerja pada bunga-bunga

seolah mereka tidak mau

membuang waktu.

Tapi momen terhebat di antara semuanya

adalah ketika gundukan terbesar membelah se-

 perti gempa bumi kecil dan keluar dari dalam-

nya punggung curam, kepala besar dan bijak,

lalu empat kaki berkulit longgar seekor gajah.

Dan kini kau nyaris tidak bisa mendengar

nyanyian sang singa. Terlalu banyak kaokan,

kukukan, embikan, ringkikan, lolongan, gong-

gongan, lenguhan, erangan, dan terompet belalai.

169

Page 168: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 168/276

Tapi walaupun tidak lagi bisa mendengar

suara sang singa, Digory masih bisa melihatnya.

Hewan itu begitu besar dan bersinar sehinggadia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Hewan-hewan lain tidak tampak takut padanya.

Bahkan tepat pada saat itu, Digory mendengar

suara derap kaki dari belakang, dan tak berapa

lama kemudian kuda tua kereta sewaan berlari

melewatinya dan bergabung dengan hewan-

hewan lain. (Udara di negeri itu tampaknya

cocok baginya seperti kepada Paman Andrew.

Dia tidak lagi kelihatan bagaikan budak tua

yang malang seperti dulu di London. Kakinya

terangkat mantap dan kepalanya mendongaktegak.) Dan kini, untuk pertama kalinya sang

singa diam. Dia berjalan mondar-mandir di

antara hewan-hewan.

Dan sesekali dia akan menghampiri dua ekor

di setiap jenis hewan (selalu dua sekaligus)dan menyentuh hidung mereka dengan hidung-

nya. Dia akan menyentuh dua berang-berang

di antara semua berang-berang, dua macan

tutul di antara semua macan tutul, satu rusa

 jantan dan satu rusa betina di antara rusa-

rusa, dan tidak mengacuhkan sisanya. Beberapa

 jenis hewan dilewatinya. Tapi pasangan yang

telah disentuhnya langsung meninggalkan

170

Page 169: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 169/276

teman-teman sebangsa mereka dan mengikuti-

nya.

Akhirnya sang singa berdiri diam dan semuamakhluk yang telah dia sentuh datang dan

 berdiri membentuk lingkaran besar mengelilingi-

nya. Hewan-hewan lain yang tidak disentuhnya

mulai berjalan pergi. Suara-suara mereka per-

lahan menghilang diteian jarak. Para hewan

 pilihan yang tertinggal, kini tidak bersuara

sama sekali, semua mata mereka terpaku lekat

 pada sang singa. Para hewan sejenis kucing

terkadang menggerakkan ekor mereka, tapi se-

lain itu semua bergeming. Untuk pertama kali-

nya di hari itu yang ada hanyalah keheningan

total, yang terdengar cuma suara aliran air.

Jantung Digory berdetak kencang, dia tahu

sesuatu yang sangat penting akan terjadi. Sesaat

171

Page 170: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 170/276

dia lupa tentang ibunya, tapi dia sangat tahu

dia tidak bisa mengganggu sesuatu yang se-

 penting ini, bahkan demi ibunya.Sang singa, yang matanya tidak pernah ber-

kedip, menatap para hewan begitu tegas seolah

dia hendak membakar mereka hanya dengan

 pandangan. Dan akhirnya suatu perubahan ter-

 jadi pada diri mereka. Hewan-hewan yang

kecil—kelinci, tikus tanah, dan sejenisnya—

tumbuh menjadi lebih besar. Hewan-hewan

yang sangat besar—kau akan paling menyadari-

nya pada gajah-gajah—mengecil. Banyak hewan

yang duduk pada kaki belakang mereka. Se-

 bagian besar meletakkan kepalanya ke salah

satu sisi, seolah mereka berusaha keras mema-

hami sesuatu. Sang singa membuka mulutnya,

tapi tak ada suara keluar dari dalam sana.

Dia mengembuskan napas panjang dan hangat

yang seolah menyapu semua hewan sepertiangin menyapu deretan pohon. Jauh di atas,

di balik lapisan langit biru yang menutupi,

 bintang-bintang bernyanyi lagi: musiknya murni,

dingin, dan sulit. Kemudian datanglah kilatan

cepat seperti api (tapi kilat itu tidak membakar

siapa pun) entah dari langit atau dari sang

singa sendiri. Lalu setiap tetes darah dalam

tubuh kedua anak itu tergelitik ketika suara

172

Page 171: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 171/276

yang paling dalam dan liar yang pernah mereka

dengar berkata:

"Narnia, Narnia, Narnia, bangkidah. Cintai.Pikir. Bicara. Jadilah pohon-pohon yang ber-

 jalan. Jadilah hewan-hewan yang bicara. Jadilah

air yang mulia."

173

Page 172: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 172/276

TENTU saja itu suara sang singa. Kedua

anak itu telah lama yakin dia bisa bicara,

tapi tetap saja menjadi kejutan yang indah

dan hebat ketika dia melakukannya.

Keluar dari pepohonan, orang-orang liar ber-

 jalan maju, begitu juga para dewa dan dewi

hutan. Bersama mereka datang juga faun, satyr

(=manusia bertanduk, bertelinga, berbuntut, dan

 berkaki seperti kambing), dan dwarf. Dari su-ngai muncul keluar dewa sungai bersama putri-

 putri naiad-nya. Lalu semua makhluk itu, para

hewan, juga burung dengan suara masing-

masing yang beragam, rendah, tinggi, tebal,

atau jelas, menjawab:

"Hormat pada Aslan. Kami dengar dan pa-

tuh. Kami bangkit. Kami mencintai. Kami ber-

 pikir. Kami bicara. Kami tahu."

 Lelucon Pertama

dan Hal-hal Lain

BAB  10

174

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

[email protected]

Page 173: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 173/276

"Tapi maaf, kami belum tahu terlalu ba-

nyak," kata suara yang agak nyaring dan

 penuh dengusan. Dan ini benar-benar mem- buat kedua anak itu melompat saking terkejut-

nya, ternyata kuda kereta sewaan itulah yang

 bicara.

"Strawberry memang hebat," kata Polly.

"Aku  sungguh  lega dia menjadi salah satuhewan yang dipilih menjadi Hewan yang Bisa

Berbicara." Dan si kusir kereta, yang kini

 berdiri di samping kedua anak itu, berkata,

"Ini mustahil. Tapi aku memang selalu bilang

kuda itu punya akal panjang."

"Para makhluk, aku memberi kalian diri

kalian," kata suara Aslan yang kuat dan gem-

 bira. "Aku memberi kalian selamanya tanah

 Narnia ini. Aku memberi kalian hutan, buah-

 buahan, sungai. Aku memberi kalian bintang-

 bintang dan aku memberi kalian diriku sendiri.Para hewan bodoh yang tidak kupilih juga

milik kalian. Perlakukan mereka dengan lembut

dan hargai mereka, tapi janganlah berbalik

mengikuti mereka karena dengan begitu kalian

tidak lagi akan menjadi Hewan yang Bisa

Berbicara. Karena kalian telah dikeluarkan dari

kaum mereka, kalian akan bisa kembali men

 jadi bagian mereka. Hindari itu."

175

Page 174: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 174/276

"Tidak, Aslan, kami tidak akan kembali,

tidak akan," kata semua orang. Tapi burung

Jackdaw yang bersemangat menambahkan de-ngan suara keras, "Jangan khawatir!" sedang-

kan semua makhluk sudah selesai berkata-kata

tepat sebelum dia mengucapkan ini. Kata-kata-

nya pun terdengar sangat jelas dalam ke-

heningan, dan mungkin kau pernah mendapati

 betapa memalukannya kejadian ini—misalnya

saja, di suatu pesta. Jackdaw itu menjadi begitu

malu sehingga dia menyembunyikan kepala di

 bawah sayap-sayapnya seolah hendak pergi

tidur. Dan semua hewan lain mulai mengeluar-

kan berbagai suara aneh yang adalah caratertawa masing-masing. Suara-suara yang tentu

saja belum pernah terdengar di dunia kita.

Awalnya mereka berusaha menahannya, tapi

kemudian Aslan berkata:

"Tertawalah dan jangan cemas, para makhluk.Kini kalian tidak lagi bodoh dan tanpa pikiran,

kalian tidak perlu selalu bersedih. Karena

lelucon, seperti juga keadilan, datang bersama

kata-kata."

Jadi mereka semua tidak lagi menahan diri.

Dan suasana menjadi begitu ceria sehingga

Jackdaw itu sendiri mengumpulkan kembali

keberaniannya dan bertengger pada kepala kuda

176

Page 175: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 175/276

kereta sewaan, di antara kedua telinganya,

mengepak-ngepakkan sayap, lalu berkata:

"Aslan! Aslan! Apakah aku telah mencipta-kan lelucon pertama? Apakah semua makhluk

akan diberitahu akulah yang membuat lelucon

 pertama itu?"

"Tidak, teman kecilku," kata sang singa.

"Kau belumlah  menciptakan  lelucon pertama,

kau hanya  menjadi  lelucon pertama." Kemudian

semua makhluk tertawa lebih keras, tapiJackdaw tidaklah keberatan dan ikut tertawa

sama kerasnya hingga si kuda menggoyangkan

kepala. Jackdaw pun kehilangan keseimbangan

177

Page 176: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 176/276

Page 177: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 177/276

Para makhluk yang dia sebut namanya maju

dan dia melangkah ke timur bersama mereka.

Makhluk-makhluk yang lain mulai berbicara,mengucapkan kata-kata seperti,  "Apa  yang

katanya telah memasuki dunia kita?—ke-

 bahatan—Apa itu kebahatan?—Bukan, dia tidak

 bilang kebahatan, dia bilang kegahatan—Tapi

apa itu?"

"Begini," kata Digory kepada Polly. "Aku

harus mengejarnya—Aslan, maksudku, sang

singa. Aku harus bicara padanya."

"Menurutmu kita bisa melakukan itu?" tanya

Polly. "Aku tidak akan berani."

"Aku harus melakukannya," kata Digory.

"Ini berhubungan dengan ibuku. Kalau ada

seseorang yang bisa memberiku sesuatu yang

 bisa menyembuhkan ibuku, dialah orangnya."

"Aku akan menemanimu," kata si kusir ke-

reta. "Aku menyukai  tampangnya.  Lagi pulakurasa hewan-hewan lain ini tidak akan mau

 pergi demi kita. Aku juga mau berbicara de

ngan Strawberry."

Jadi ketiga orang itu melangkah penuh ke-

 beranian—setidaknya dengan sebanyak mungkin

keberanian yang bisa mereka kumpulkan—me-

nuju rapat para makhluk Narnia. Para makhluk

itu sibuk bercakap dan berkenalan sehingga

179

Page 178: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 178/276

Page 179: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 179/276

muka, berhenti sesaat untuk berkata, "Yah,

kalaupun itu memang benar, mereka tidaklah

selucu lelucon yang pertama. Setidaknya,  akutidak melihat ada yang lucu pada diri mereka."

Macan Kumbang itu menguap dan meneruskan

cuci mukanya.

"Oh, aku mohon," kata Digory. "Aku se-

dang terburu-buru. Aku ingin bertemu sangsinga."

Sepanjang waktu Digory berkata-kata, si ku-

sir kereta berusaha menangkap pandangan

Strawberry. Sekarang dia berhasil. "Nah, Straw

 berry, teman lama," dia berkata. "Kau kenal

aku, kan? Kau tidak akan berdiri di sana dan

 berkata kau tidak mengenaliku, kan?"

"Apa yang makhluk itu bicarakan, Kuda?"

kata beberapa suara.

"Yah," kata Strawberry sangat perlahan.

"Aku juga tidak terlalu mengerti. Karena me-nurutku sebagian besar dari kita belum tahu

 banyak. Tapi aku punya semacam bayangan

aku pernah melihat makhluk seperti ini se-

 belumnya. Aku punya perasaan aku pernah

tinggal di tempat lain—atau sebagai sesuatu

yang lain—sebelum Aslan membangunkan kita

semua beberapa menit lalu. Semuanya sangat

membingungkan. Seperti mimpi. Tapi ada be-

181

Page 180: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 180/276

Page 181: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 181/276

ingat lebih banyak sekarang. Kau selalu duduk

di suatu tempat tinggi di belakang, dan akulah

yang selalu berlari di depan, menarikmu dan benda hitam itu. Aku tahu aku yang melakukan

semua pekerjaan."

"Di musim panas, memang berat pekerjaan-

mu," kata si kusir. "Bekerja dalam udara panas

untukmu dan tempat duduk sejuk untukku.Tapi bagaimana dengan musim dingin, teman

lama, ketika kau menjaga tubuhmu tetap ha-

ngat dan aku duduk di kursi kusir dengan

kakiku terasa seperti es, hidungku terus-menerus

seperti dicubit angin dingin, dan tanganku mati

rasa sehingga aku nyaris tidak bisa memegang

tali kendali?"

"Negeri itu keras dan kejam," kata Straw

 berry. "Tidak ada rumput. Semua batu keras."

"Benar sekali, sobat, benar sekali!" kata si

kusir. "Dunia itu memang dunia yang keras.Aku selalu berkata batu-batu jalanan itu tidak

adil bagi para kuda. London memang begitu.

Seperti dirimu, aku juga tidak terlalu menyukai-

nya. Kau kuda desa, dan aku orang desa.

Dulu aku biasa bernyanyi dalam kor, ya

sungguh, waktu di kampung halaman. Tapi

tidak ada penghasilan bagiku di sana."

"Oh, ayolah, aku mohon," kata Digory.

183

Page 182: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 182/276

Page 183: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 183/276

Tak lama kemudian Digory telah berada di

 punggung Strawberry dan merasa cukup nya-

man, karena dia sudah pernah mengendaraikuda tanpa pelana sebelumnya dengan kuda

 poninya.

"Sekarang, bisakah kita cepat-cepat, Straw

 berry?" tanyanya.

"Apakah ada kemungkinan kau kebetulanmembawa benda putih yang lezat itu?" tanya

Kuda.

"Tidak. Sayangnya tidak," jawab Digory.

"Yah, mau bagaimana lagi?" kata Straw

 berry dan berangkatlah mereka.

Pada saat itu, bulldog besar yang sejak tadi

mengendus dan menatap sangat tajam, berkata:

"Lihat! Ternyata ada satu lagi makhluk aneh

ini—di sana, di samping sungai, di bawah

 pepohonan."

Kemudian semua hewan menoleh dan melihatPaman Andrew, berdiri bergeming di antara

sesemakan  rhododendron  dan berharap ke-

hadirannya tidak akan diketahui.

"Ayo!" kata beberapa suara. "Ayo kita ke

sana dan melihatnya." Jadi, sementara Straw

 berry berlari cepat bersama Digory ke arah

lain (Polly dan si kusir kereta mengikuti mereka

dengan berjalan kaki) sebagian besar makhluk

185

Page 184: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 184/276

 bergegas menghampiri Paman Andrew dengan

auman, gonggongan, geraman, dan berbagai

suara ceria penuh minat.Kita harus mundur sedikit dan menjelaskan

 bagaimana seluruh kejadian ini tampak dari

sudut pandang Paman Andrew. Paman Andrew

sama sekali mengalami kesan yang berbeda

dengan kesan yang dirasakan si kusir kereta,

Digory, juga Polly. Karena apa yang kaulihat

dan dengar amat sangat bergantung pada di

mana posisimu, juga tergantung pada orang

yang bagaimanakah dirimu.

Sejak hewan-hewan itu pertama kali muncul,

Paman Andrew kian mengerut dan masuk ke

sesemakan. Dia mengawasi mereka lekat-lekat

tentu saja, tapi dia tidak terlalu tertarik melihat

apa yang sedang mereka lakukan, lebih untuk

melihat apakah mereka akan menyerangnya.

Seperti sang penyihir, Paman Andrew luar biasa praktis. Dia bahkan tidak menyadari Aslan

memilih satu pasang dari setiap jenis hewan.

Yang dia lihat hanyalah, atau setidaknya yang

dia pikir dia lihat, ada banyak hewan liar

 berbahaya yang berkeliaran. Dan dia terus

 bertanya-tanya kenapa hewan-hewan yang lain

tidak melarikan diri dari singa besar itu.

Ketika momen besar tiba dan para makhluk

186

Page 185: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 185/276

 berbicara, dia kehilangan keseluruhan inti pen-

ting, karena alasan yang agak menarik. Ketika

sang singa pertama kali mulai bernyanyi, dulusekali ketika negeri ini masih sangat gelap, dia

telah menyadari suara itu sebuah lagu. Dan

dia amat tidak menyukai lagu itu. Lagu itu

membuatnya memikirkan dan merasakan hal-

hal yang tidak ingin dia pikir dan rasakan.

Kemudian ketika matahari terbit dan dia me-

lihat sang singalah penyanyinya  ("hanya  singa,"

seperti katanya pada dirinya sendiri), dia ber-

usaha keras percaya suara itu bukan nyanyian

dan memang tidak pernah jadi nyanyian—

hanya auman seperti yang akan dikeluarkansinga mana pun di kebun bintang dunia kita.

Tentu saja tidak mungkin itu nyanyian, pikir-

nya, aku pasti hanya mengkhayalkannya. Aku

membiarkan saraf-sarafku tidak terkendali.

Siapa yang pernah mendengar singa menyanyi?Dan semakin panjang juga indah sang singa

 bernyanyi, semakin keras Paman Andrew ber-

usaha membuat dirinya percaya dia tidak bisa

mendengar apa pun kecuali auman. Sekarang

masalah dalam berusaha membuat dirimu lebih

 bodoh daripada keadaanmu sebenarnya adalah

sering kali kau akan berhasil. Paman Andrew

 pun begitu. Tidak lama kemudian dia tidak

187

Page 186: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 186/276

mendengar apa pun kecuali auman dalam lagu

Aslan. Selanjutnya dia juga tidak bisa men

dengar suara lain walaupun dia menginginkan-nya. Dan ketika akhirnya sang singa berbicara

dan berkata, "Narnia, bangkitlah," dia tidak

mendengar kata-kata apa pun: dia hanya men

dengar geraman. Dan ketika para hewan yang

lain berbicara untuk menjawab, dia hanya men

dengar gonggongan, geraman, lenguhan, dan

lolongan. Dan ketika mereka tertawa—yah,

 bisa kaubayangkan. Itu momen terburuk bagi

Paman Andrew dibandingkan semua kejadian

yang sudah lewat. Begitu banyak hewan buas

yang lapar dan marah mengeluarkan suarahaus darah yang paling mengerikan yang per-

nah dia dengar sepanjang hidupnya. Kemudian

 perasaan marah dan ketakutannya makin ter-

guncang ketika dia melihat tiga manusia lain

 berjalan menuju dataran terbuka untuk me-nemui hewan-hewan itu.

"Dasar orang-orang bodoh!" katanya pada

dirinya sendiri. "Sekarang hewan-hewan buas

itu akan memakan cincin-cincin ketika mereka

menyantap kedua anak itu, dan aku tidak

akan pernah bisa pulang lagi. Digory benar-

 benar anak yang egois! Dan dua orang yang

lain juga sama buruknya. Kalau mereka mau

188

Page 187: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 187/276

membuang nyawa, itu urusan mereka. Tapi

 bagaimana denganku?  Mereka sepertinya tidak

memikirkan itu. Tidak ada yang memikirkan-ku."

Akhirnya, ketika kerumunan hewan datang

menghampirinya, dia berbalik dan berlari me-

nyelamatkan diri. Dan kini semua orang bisa

melihat bahwa udara di dunia muda itu me-

mang sungguh-sungguh berakibat baik bagi si

 pria tua. Di London dia telah menjadi terlalu

renta untuk berlari. Kini, dia berlari dengan

kecepatan yang sudah pasti akan membuatnya

memenangi perlombaan lari seratus meter di

semua sekolah di Inggris. Jas berbuntutnya

yang berkibar di belakang menjadi peman-

dangan bagus. Tapi tentu saja tidak ada guna-

nya berlari. Banyak hewan di belakangnya

yang merupakan pelari hebat. Ini lari pertama

dalam hidup mereka dan semua tak sabarmenggunakan otot-otot mereka. "Kejar dia!

Kejar dia!" mereka berteriak. "Mungkin dialah

kebahatan itu! Ayo cepat! Kejar! Halangi dia!

Kepung dia! Jangan sampai ketinggalan! Hore!"

Dalam beberapa menit beberapa hewan itu

sudah mendahului Paman Andrew. Mereka

membentuk barisan dan menghalangi jalannya.

Yang lain mendesaknya dari belakang. Ke arah

189

Page 188: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 188/276

mana pun dia melihat teror. Rusa gunung

dengan tanduk-tanduk besar dan wajah besar

gajah membentenginya. Beruang-beruang dan

 babi hutan-babi hutan yang gemuk dan serius

menggeram di belakangnya.

Macan tutul dan macan kumbang yang ber- penampilan dingin dan berwajah menyindir (se-

 perti dalam bayangannya) menatapnya dan

mengayunkan ekor-ekor mereka. Yang paling

menggetarkan baginya adalah banyaknya jum-

lah mulut yang terbuka. Para hewan sebenarnya

membuka mulut karena terengah-engah, tapi

Paman Andrew berpikir mereka membuka mu

lut untuk memakannya.

190

Page 189: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 189/276

Paman Andrew berdiri gemetaran sambil me-

lemparkan pandangan ke sekelilingnya. Dia ti-

dak pernah membunuh hewan ketika berada

dalam keadaan menguntungkan, karena biasa-

nya dia agak takut pada mereka, dan tentu

saja bertahun-tahun melakukan percobaan ke-

 jam dengan hewan membuatnya semakin mem- benci dan takut pada mereka.

"Nah, Sir," kata Bulldog sangat serius, "kau

ini hewan, sayuran, atau mineral?" Itulah yang

sebenarnya dikatakan hewan itu, tapi yang

 bisa didengar Paman Andrew hanyalah, "Gr-r-

rarrh-ow!"

191

Page 190: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 190/276

K AU mungkin berpikir hewan-hewan sa-

ngatlah bodoh karena tidak melihat Pa-

man Andrew merupakan makhluk yang sejenis

dengan kedua anak itu dan si kusir kereta.

Tapi kau harus ingat para hewan belumlah

tahu tentang pakaian. Mereka berpikir rok

Polly, setelan Norfolk Digory, dan topi bulat si

kusir kereta adalah bagian tubuh seperti bulu

di tubuh mereka. Mereka bahkan tidak akantahu ketiga manusia itu berjenis sama kalau

Digory, Polly, dan si kusir belum bicara pada

mereka dan Strawberry tidak berpikir begitu.

Lagi pula Paman Andrew jauh lebih tinggi

daripada kedua anak itu dan lebih kurus dari-

 pada si kusir kereta. Dia mengenakan pakaian

serbahitam kecuali rompi putihnya (yang tidak

terlalu putih lagi sekarang). Rambut tebal ber-

192

 Digory dan Pamannya

Sama-sama dalam Kesulitan

BAB  11

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 191: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 191/276

ubannya (kini tampak kian berantakan) tidak

kelihatan seperti apa pun yang terdapat pada

ketiga manusia lain. Jadi wajar saja kalau para hewan kebingungan. Yang paling buruk,

Paman Andrew tampaknya tidak bisa bicara.

Dia berusaha melakukannya. Ketika Bulldog

 berbicara padanya (atau, seperti yang disangka-

nya, pertama menggeram kemudian menggong-gong kepadanya) dia mengulurkan tangannya

yang gemetar dan tergagap, "Anjing baik,

anjing manis." Tapi para hewan tidak bisa

mengerti ucapannya seperti dia tidak bisa me-

ngerti ucapan mereka. Mereka tidak mendengar

kata-kata apa pun, hanya suara berdesis yang

aneh. Mungkin lebih baik kalau mereka tidak

mengerti apa-apa, karena tidak ada anjing yang

kuketahui, apalagi Anjing yang Bisa Berbicara

 Narnia, senang dipanggil "Anjing Baik" seperti

kau suka bila dipanggil "Pria Kecil".Kemudian Paman Andrew terjatuh dan ping-

san.

"Nah!" kata Babi Hutan. "Ternyata hanya

 pohon. Sudah kuduga." (Ingat, mereka belum

 pernah melihat orang pingsan atau bahkan

sesuatu terjatuh.)

Bulldog, yang mengendusi seluruh tubuh

Paman Andrew, mendongak dan berkata, "Dia

193

Page 192: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 192/276

hewan. Tentu saja hewan. Dan mungkin jenis

yang sama dengan makhluk-makhluk yang

tadi."

"Aku tidak melihat kemiripannya," kata sa-

lah satu beruang. "Hewan tidak akan sekadar

 berbaring seperti itu. Kita kan hewan dan  kitatidak berbaring begitu. Kita berdiri. Seperti

ini." Dia berdiri dengan kaki belakangnya,

mundur selangkah, tersandung cabang rendah

dan terjatuh telentang.

"Lelucon ketiga, lelucon ketiga, lelucon ke-

tiga!" kata Jackdaw penuh semangat.

"Aku masih berpikir dia sejenis pohon,"

kata Babi Hutan.

194

Page 193: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 193/276

"Kalau dia memang pohon," kata beruang

yang lain, "mungkin ada sarang lebah di

dalamnya.""Aku yakin dia bukan pohon," kata Luak.

"Kurasa dia berusaha bicara sebelum dia ter-

geletak."

"Itu hanya suara angin di antara cabang-

cabangnya," kata Babi Hutan."Kau tidak bermaksud," kata Jackdaw ke-

 pada Luak, "bahwa kau berpikir dia hewan

yang bisa  bicara,  kan? Dia bahkan tidak me-

ngatakan sepatah kata pun."

"Namun, kalian tahu," kata Gajah (gajah

 betina tentu saja, karena suaminya, bila kau

ingat, telah dipanggil untuk rapat dengan

Aslan), "namun, kalian tahu, dia mungkin saja

memang sejenis hewan. Bukankah gumpalan

 putih di bagian ujung sini semacam wajah?

Dan bisakah lubang-lubang itu mata dan mu-lut? Tidak ada hidung, tentu saja. Tapi yah—

ehem—kita tidak boleh berpikiran sempit. Tidak

 banyak di antara kita punya sesuatu yang bisa

 benar-benar disebut sebagai Hidung." Dia me-

lirik belalai panjangnya dengan rasa bangga

yang pantas dimaklumi.

"Aku sangat keberatan dengan pernyataan

itu," kata Bulldog.

195

Page 194: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 194/276

"Gajah benar juga," kata Tapir.

"Ah, aku tahu!" kata Keledai ceria. "Mung

kin dia hewan yang tidak bisa bicara tapimengira dia bisa."

"Bisakah dia dibuat berdiri?" tanya Gajah

 berpikir keras. Dia meraih lembut sosok lunglai

Paman Andrew dengan belalainya dan mendiri-

kannya dengan salah satu sisi di atas. Sayang-

nya terbalik sehingga dua setengah  sovereign,

tiga setengah  crown,  dan enam  pence  terjatuh

dari sakunya. Tapi tidak ada gunanya. Paman

Andrew terjatuh lagi.

"Nah kan!" kata beberapa suara. "Dia sama

sekali bukan hewan. Dia bahkan tidak hidup."

"Aku yakin dia  memang   hewan," kata Bull

dog. "Cium saja dia sendiri."

"Penciuman bukan segalanya," kata Gajah.

"Lho," kata Bulldog, "kalau kita tidak bisa

memercayai hidung kita, apa lagi yang bisadipercayai?"

"Yah, otak mungkin," Gajah menjawab ri-

ngan.

"Aku sangat keberatan dengan pernyataan

itu," kata Bulldog.

"Yah, kita harus melakukan sesuatu tentang

dia," kata Gajah. "Karena mungkin saja dia

Kebahatan, dan dia harus ditunjukkan ke

196

Page 195: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 195/276

Aslan. Bagaimana pendapat sebagian besar ka

lian? Apakah dia hewan atau sejenis pohon?"

"Pohon! Pohon!" kata lusinan suara."Baiklah," kata Gajah. "Kalau begitu, jika

dia memang pohon berarti dia akan mau di-

tanam. Kita harus menggali lubang."

Dua tikus tanah membereskan masalah itu

dengan cukup cepat. Ada sedikit perdebatantentang ujung Paman Andrew yang mana yang

harus dimasukkan ke tanah, dan dia nyaris

sekali ditanam dengan kepala di bawah. Be-

 berapa hewan berkata kaki-kakinya pasti ca-

 bang dan karena itu benda abu-abu dan ber-

 bulu lebat (maksudnya kepalanya) pasti akar.

Tapi kemudian hewan-hewan lain berkata bah-

wa bagian ujung yang bercabang dua lebih

kotor berlumpur dan lebih menjulur panjang,

seperti selayaknya akar. Jadi akhirnya dia di

tanam dengan kepala di atas. Ketika merekamenutup lubang dengan tanah, badan Paman

Andrew terkubur hingga di atas lututnya.

"Dia kelihatan layu sekali," kata Keledai.

"Tentu saja dia butuh disiram," kata Gajah.

"Kurasa aku  bisa  bilang (tanpa bermaksud

menyinggung siapa pun yang hadir) bahwa

mungkin, untuk pekerjaan semacam  ini,  jenis

hidungku—"

197

Page 196: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 196/276

"Aku sangat keberatan dengan pernyataan

itu," kata Bulldog. Tapi Gajah tetap berjalan

 perlahan ke sungai, mengisi belalainya denganair, dan kembali untuk mengurus Paman

Andrew. Hewan cerdas itu terus melakukan ini

sampai bergalon-galon air telah disemprotkan

ke Paman Andrew, dan air mengalir dari bagian

 buntut jas panjangnya seolah dia mandi dengan

 pakaian lengkap. Akhirnya semprotan air itu

menyadarkannya. Dia terbangun dari pingsan-

nya, membuka mata dan melihat. Benar-benar

 pemandangan yang luar biasa!

198

Page 197: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 197/276

Tapi kita harus meninggalkan dia untuk me-

renungkan segala perbuatan jahatnya (kalau

dia memang mungkin melakukan sesuatu yang begitu masuk akal seperti itu) dan beralih ke

hal-hal yang lebih penting.

Strawberry berlari bersama Digory di pung-

gungnya sampai suara hewan-hewan lain tidak

terdengar lagi, dan kini grup kecil Aslan dan

 para anggota dewan yang dipilihnya sudah

cukup dekat. Digory tahu dia tidak bisa begitu

saja mengganggu pertemuan resmi tersebut, tapi

tidak perlu melakukan itu. Hanya dengan satu

kata dari Aslan, gajah jantan, gagak-gagak,

dan para makhluk sisanya menyingkir ke sam-

 ping. Digory turun dari kuda dan mendapati

dirinya bertatapan muka dengan Aslan. Dan

Aslan lebih besar, indah, bersinar keemasan,

dan mengerikan daripada perkiraannya. Dia

tidak berani menatap langsung matanya yangmenakjubkan.

"Saya mohon—Pak Singa—Aslan—Sir," kata

Digory, "bisakah Anda—bolehkan saya—saya

mohon, maukah Anda memberi saya buah

ajaib di negeri ini yang bisa menyembuhkan

ibu saya?"

Digory benar-benar berharap sang singa akan

menjawab "Ya". Dia sangat takut sang singa

199

Page 198: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 198/276

akan menjawab "Tidak". Tapi dia terkejut

sekali ketika Aslan tidak melakukan keduanya.

"Inilah anak laki-laki itu," kata Aslan, me-natap tidak pada Digory, tapi pada anggota

dewannya. "Inilah anak laki-laki yang melaku-

kannya."

Astaga, pikir Digory, apa yang telah kulaku-

kan?"Putra Adam," kata sang singa. "Ada pe-

nyihir jahat di negeri baruku Narnia. Ceritakan

kepada para makhluk agung ini bagaimana

dia bisa sampai di sini."

Lusinan hal berbeda yang bisa dia katakan

 berkelebat di benak Digory, tapi dia punya

akal sehat untuk tidak mengatakan apa pun

kecuali kejadian yang sebenar-benarnya.

"Aku yang membawanya, Aslan," dia men

 jawab dengan suara pelan.

"Untuk tujuan apa?""Aku ingin mengeluarkannya dari duniaku

sendiri dan mengembalikannya. Aku kira aku

sedang membawanya ke negerinya sendiri."

"Bagaimana dia bisa tiba di duniamu, Putra

Adam?"

"Dengan—dengan Sihir."

Sang singa tidak mengatakan apa-apa dan

Digory tahu ceritanya sudah cukup.

200

Page 199: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 199/276

"Sihir pamanku, Aslan," katanya. "Dia me

ngirim kami keluar dari dunia kami dengan

cincin-cincin ajaib, setidaknya aku terpaksa per-gi karena dia sudah mengirim Polly tanpa

 persetujuannya, kemudian kami bertemu sang

 penyihir di tempat bernama Charn dan dia

memegangi kami ketika—"

"Kau  bertemu  penyihir itu?" tanya Aslandengan suara rendah yang nyaris mengandung

geraman.

"Dia terbangun," kata Digory menyesal. Ke

mudian wajahnya memucat, "Maksudku, aku

membangunkannya. Karena aku ingin tahu apa

yang akan terjadi kalau aku memukul bel.

Polly tidak mau melakukannya. Bukan salahnya.

Aku—aku bertengkar dengannya. Aku tahu se-

harusnya aku tidak melakukan itu. Kurasa aku

agak terkena mantra tulisan di bawah bel itu."

"Benarkah?" tanya Aslan, masih dengan nadasangat rendah dan dalam.

"Tidak," kata Digory. "Sekarang aku tahu

aku tidak terkena mantra. Aku hanya berpura-

 pura."

Ada jeda lama. Dan sepanjang waktu itu

Digory berpikir, "Aku sudah mengacaukan se-

galanya. Sekarang tidak ada kesempatan mem-

 bawakan apa pun untuk Ibu."

201

Page 200: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 200/276

Ketika sang singa berbicara lagi, kata-katanya

 bukanlah untuk Digory.

"Kalian lihat, teman-teman," katanya, "bah-kan sebelum dunia baru dan bersih yang ku-

 berikan kepada kalian berusia tujuh jam, ke-

kuatan kejahatan telah memasukinya, dibangun-

kan dan dibawa ke sini oleh Putra Adam ini."

Para hewan, bahkan Strawberry, memutar mata

mereka ke Digory sampai anak itu berharap

tanah akan menelannya. "Tapi janganlah kalian

menjadi muram," kata Aslan, masih berbicara

 pada para makhluk Narnia. "Kejahatan akan

sampai pada kejahatan, tapi perjalanannya ma

sih sangat jauh, dan aku akan memastikan

yang terburuk hanya akan menimpa diriku

sendiri. Sementara itu, marilah kita menyusun

 peraturan sehingga untuk ratusan tahun tanah

ini tetap akan menjadi tanah bahagia di dunia

yang bahagia. Dan karena ras Adam telahmelakukan kerusakan, ras Adam-lah yang akan

membantu memperbaikinya. Mendekatlah, ka

lian berdua."

Kata-kata terakhir ditujukan kepada Polly

dan si kusir kereta yang kini telah tiba. Mata

dan mulut Polly terbuka lebar, dia menatap

lekat Aslan sambil menggenggam erat tangan

si kusir. Si kusir melihat sekilas ke sang singa,

202

Page 201: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 201/276

membuka topi bulatnya, belum ada yang per-

nah melihatnya tanpa topi itu. Ketika topi

telah dilepas, dia tampak lebih muda danramah, juga lebih seperti orang desa dan ku-

rang seperti kusir kereta sewaan London.

"Nak," kata Aslan kepada si kusir. "Aku

telah mengenalmu lama. Apakah kau menge-

naliku?"

"Yah, tidak, Sir," kata si kusir. "Setidaknya,

tidak dengan cara yang biasa. Namun entah

 bagaimana saya merasa, kalau saya boleh bebas

 bicara, sepertinya kita sudah pernah bertemu."

"Memang benar," kata sang singa. "Kau

tahu lebih banyak daripada yang kaukira, dan

kau akan hidup untuk mengenalku lebih dekat

lagi. Apakah tanah ini memuaskanmu?"

"Jamuan yang menyenangkan, Sir," jawaban

si kusir.

"Apakah kau ingin tinggal di sini selamanya?""Yah, begini, Sir, saya sudah menikah," kata

si kusir. "Saya pikir, kalau istri saya juga

 berada di sini, kami akan sama-sama tidak

mau kembali ke London. Karena kami sebenar-

nya orang-orang desa."

Aslan mendongakkan kepala bersurai lebat-

nya, membuka mulut, dan menyuarakan sebuah

nada panjang, tidak terlalu keras, tapi penuh

203

Page 202: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 202/276

kekuatan. Ketika mendengarnya, jantung Polly

melompat dalam dadanya. Dia yakin suara itu

 panggilan, dan siapa pun yang mendengarnyaakan mau mematuhi dan (terlebih lagi) akan

menjadi mampu mematuhi, sebanyak apa pun

dunia dan masa yang berada di antaranya.

Jadi walaupun Polly dipenuhi rasa takjub, dia

tidak benar-benar kaget atau terkejut ketika

tiba-tiba wanita muda berwajah ramah dan

 jujur keluar entah dari mana dan berdiri di

sampingnya. Polly langsung tahu dia istri si

kusir, dijemput dari dunia kita tidak dengan

cincin ajaib yang merepotkan, tapi dengan

 begitu cepat, sederhana, dan manis seperti bu-rung yang terbang ke sarangnya. "Wanita muda

itu sepertinya sedang mencuci karena dia me-

ngenakan celemek, lengan bajunya digulung

hingga ke siku, dan ada busa sabun di kedua

tangannya. Kalau dia punya waktu untuk me-ngenakan pakaian terbaiknya (topi terbaiknya

dihiasi buah ceri imitasi) dia akan tampak

 buruk. Begini saja seadanya, dia tampak manis.

Tentu saja dia mengira dia sedang bermimpi.

Itulah sebabnya dia tidak langsung berlari me-

nuju suaminya dan bertanya apa sebenarnya

yang telah terjadi pada diri mereka. Tapi ketika

melihat sang singa, dia tidak merasa cukup

204

Page 203: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 203/276

yakin ini mimpi, tapi entah bagaimana dia

tidak tampak ketakutan. Kemudian dia mem-

 bungkuk kecil memberi hormat, dengan carayang masih diketahui beberapa gadis desa pada

masa-masa itu. Setelah itu, dia menghampiri

suaminya dan melingkarkan tangan ke tangan

si kusir, lalu berdiri di sana melihat ke sekeli-

lingnya dengan agak malu-malu.

"Anak-anakku," kata Aslan, memaku mata-

nya pada kedua manusia itu, "kalian akan

menjadi raja dan ratu pertama Narnia."

Mulut si kusir ternganga karena terkejut,

wajah istrinya berubah menjadi sangat merah.

"Kalian akan memerintah dan memberi nama

 pada makhluk-makhluk ini, menjaga keadilan

205

Page 204: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 204/276

di antara mereka, juga melindungi mereka dari

musuh-musuh mereka ketika para musuh bang-

kit. Para musuh itu memang akan bangkit,karena ada penyihir jahat di dunia ini."

Dengan kesulitan, si kusir menelan ludah

dua-tiga kali dan berdeham.

"Maaf, Sir," katanya, "bukannya saya tidak

 berterima kasih sekali kepada Anda (istri saya pun akan melakukan hal yang sama), tapi

saya bukanlah orang yang cocok untuk pe-

kerjaan seperti itu. Begini, saya tidak pernah

dapat banyak pendidikan."

"Yah," kata Aslan, "bisakah kau mengguna-

kan cangkul, bajak, dan memanen makanan

dari bumi?"

"Ya, Sir, saya bisa melakukan pekerjaan se-

macam itu, karena dibesarkan untuk melaku-

kannya."

"Bisakah kau memerintah makhluk-makhlukini dengan lembut dan adil, mengingat bahwa

mereka bukanlah budak seperti hewan-hewan

 bodoh di dunia tempat kau dilahirkan, tapi

hewan-hewan yang bisa berbicara dan rakyat

 bebas?"

"Saya mengerti itu, Sir," jawab si kusir.

"Saya akan berusaha memperlakukan mereka

tanpa membeda-bedakan."

206

Page 205: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 205/276

"Dan apakah kau akan membesarkan anak-

anak juga cucu-cucumu untuk melakukan hal

yang sama?""Saya pasti akan berusaha melakukan itu,

Sir. Saya akan berusaha sebaik-baiknya: bukan-

kah begitu, Nellie?"

"Dan kau tidak akan menjadikan salah satu

anakmu sebagai favorit dibanding anak-anakmu

yang lain atau dibanding makhluk-makhluk

lain, atau membiarkan yang satu membawahi

yang lain atau menggunakannya dengan tidak

 benar?"

"Saya tidak akan pernah bisa membiarkan

hal seperti itu terjadi, Sir, dan itu kebenaran.

Saya akan menghukum mereka bila aku menge-

tahui mereka melakukan itu," kata si kusir.

(Sepanjang percakapan ini suaranya menjadi

kian lambat dan kaya. Lebih seperti suara

orang desa yang pasti dimilikinya saat diamasih kanak-kanak dan tidak seperti aksen

kelas rendahan yang tajam dan cepat.)

"Dan jika para musuh datang menantang

tanah ini (karena mereka akan datang) lalu

ada perang, apakah kau akan jadi yang per-

tama maju bertempur dan terakhir mengundur-

kan diri?"

"Yah, Sir," kata si kusir sangat lambat,

207

Page 206: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 206/276

"seseorang tidak akan tahu pasti apa yang

terjadi sebelum dia mencobanya. Yang bisa

saya katakan adalah saya mungkin akan jadi pria lembek di saat seperti itu. Saya tidak

 pernah berkelahi kecuali dengan tinju saya.

Tapi saya akan berusaha—setidaknya, saya ha-

rap saya akan berusaha—memenuhi bagian

saya."

"Kalau begitu," kata Aslan, "kau akan me-

lakukan segala tindakan yang harus dilakukan

seorang raja. Proses penobatanmu akan segera

dilakukan. Kau, anak-anakmu, dan cucu-cucu-

mu akan diberkahi, dan beberapa akan menjadi

raja-raja Narnia, yang lain akan menjadi raja-

raja Archenland yang terletak di pegunungan

selatan sana. Dan kau, putri kecil (di sini dia

menoleh ke arah Polly) dipersilakan tinggal.

Apakah kau sudah memaafkan anak laki-laki

itu karena telah menyakitimu di Aula Sosok diistana terlantar Charn yang terkutuk?"

"Ya, Aslan, kami sudah berbaikan," jawab

Polly.

"Bagus kalau begitu," kata Aslan. "Dan

sekarang untuk si anak laki-laki itu sendiri."

208

Page 207: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 207/276

DIGORY menutup mulutnya rapat-rapat.

Perasaannya kian tidak nyaman. Dia ber-

harap, apa pun yang terjadi, dia tidak akan

ceroboh atau melakukan apa pun yang konyol.

"Putra Adam," kata Aslan. "Apakah kau

siap memperbaiki kesalahan yang telah kaulaku-

kan pada negeri terindahku Narnia tepat di

hari kelahirannya?"

"Yah, aku tidak tahu apa yang bisa kulaku-kan," kata Digory. "Jadi begini, sang ratu

melarikan diri dan—"

"Aku tanya, apakah kau siap?" tanya sang

singa.

"Ya," jawab Digory. Dia sempat punya ide

gila untuk menjawab, "Aku akan berusaha

membantumu kalau kau berjanji mau menolong

ibuku," tapi dia sadar tepat pada waktunya

209

 Petualangan Strawberry

BAB  12

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 208: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 208/276

 bahwa sang singa bukanlah sejenis makhluk

yang bisa kauajak tawar-menawar. Tapi ketika

dia berkata "Ya", pikirannya melayang kepadaibunya dan dia mengingat kembali harapan-

harapan besar yang tadinya dia miliki, dan

 betapa semuanya akan terbang pergi. Teng-

gorokannya pun terasa tersumbat dan air mata

mengalir deras saat dia merepet:

"Tapi aku mohon, aku mohon—maukah

kau—bisakah kau memberiku sesuatu yang bisa

menyembuhkan ibuku?" Hingga saat itu dia

terus menatap kaki besar sang singa dan cakar-

cakar raksasa yang ada di sana, tapi kini

dalam keputusasaan, dia mendongak untuk me

natap wajahnya. Yang dia lihat membuatnya

sangat terkejut, lebih daripada apa pun di

dalam hidupnya. Karena ternyata wajah ke-

emasan itu kini menunduk di dekat wajahnya

sendiri dan (yang paling menakjubkan) air mata besar yang berkilauan tampak di mata sang

singa. Air mata itu begitu besar dan bercahaya

dibanding air mata Digory sehingga sesaat anak

itu merasa seolah sang singa pasti lebih sedih

karena keadaan ibunya daripada dirinya sendiri.

"Anakku, anakku," kata Aslan. "Aku tahu.

Kesedihan memang begitu menguasai. Baru kau

dan aku yang tahu soal itu di tanah ini.

210

Page 209: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 209/276

Marilah kita saling membantu. Tapi aku harus

memikirkan ratusan tahun hidup Narnia. Sang

 penyihir yang kaubawa ke dunia ini akankembali ke Narnia lagi. Tapi itu bisa dicegah.

Aku berniat menanam sebuah pohon di Narnia

yang akan melindungi Narnia dari penyihir itu

selama bertahun-tahun. Supaya tanah ini akan

memiliki pagi cerah yang lama sebelum ada

awan datang menutupi mataharinya. Kau harus

mengambilkan bibit yang bakal menjadi pohon

itu untukku."

"Ya, Sir," kata Digory. Dia tidak tahu bagai-

mana caranya tapi merasa sangat yakin kini

dia akan bisa melakukan itu. Sang singa me-

narik napas dalam-dalam, menundukkan kepala

lebih rendah dan memberi anak itu kecupan

singa. Dalam sekejap Digory merasakan ke-

kuatan dan keberanian baru mengalir ke dalam

tubuhnya."Anakku tersayang," kata Aslan, "aku akan

memberitahumu apa yang harus dilakukan. Ber-

 putar dan tataplah arah Barat, katakan kepada-

ku apa yang kaulihat?"

"Aku melihat pegunungan yang teramat be-

sar, Aslan," kata Digory. "Aku melihat sungai

menuruni tebing-tebing, menjadi air terjun. Dan

di balik tebing itu ada bukit-bukit hijau tinggi

211

Page 210: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 210/276

dengan hutan. Dan di balik semua itu daerah-

daerah lebih tinggi yang tampak hampir kelam.

Kemudian, jauh sekali, ada gunung-gunung ber-salju yang bertumpuk—seperti lukisan Pegu

nungan Alpen. Dan di belakang semua itu

tidak ada apa-apa kecuali cakrawala."

"Kau melihat dengan baik," kata sang singa.

"Sekarang daratan Narnia berakhir di manaair terjun jatuh, dan sekali kau mencapai ujung

tertinggi tebing kau akan keluar dari Narnia

dan masuk ke Daerah Barat yang Liar. Kau

harus menjelajahi pegunungan itu sampai rae-

nemukan lembah hijau dengan danau biru yang

dipagari pegunungan es. Di ujung danau ada

 bukit hijau yang curam. Di bagian atas bukit

itu ada taman. Di tengah taman itu terdapat

 pohon. Petik sebuah apel dari pohon itu dan

 bawalah kepadaku."

"Ya, Sir," kata Digory lagi. Dia sama sekalitidak punya bayangan bagaimana akan me-

manjat tebing dan menemukan jalan melewati

seluruh pegunungan itu, tapi dia tidak ingin

mengatakan itu karena takut akan terdengar

seperti sedang membuat-buat alasan. Tapi dia

akhirnya berkata, "Aku berharap, Aslan, kau

tidak tergesa-gesa. Aku tidak akan mampu

 pergi ke sana dan kembali dengan cepat."

212

Page 211: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 211/276

"Anak Adam kecil, kau akan mendapat ban-

tuan," kata Aslan. Dia kemudian berputar

menghadap Kuda yang sepanjang waktu ini berdiri diam di samping mereka, mengayun-

ayunkan ekornya untuk mengusir lalat, dan

mendengarkan dengan kepala dimiringkan ke

salah satu sisi karena percakapan itu agak

sulit dimengerti.

"Anakku," kata Aslan kepada Kuda, "apa-

kah kau mau menjadi kuda bersayap?"

Seharusnya kau melihat bagaimana si kuda

mengibaskan surainya dan betapa lubang hi-

dungnya mengembang, juga entakan pelan yang

dilakukannya dengan salah satu kaki belakang-

nya. Jelas sekali dia sangat ingin menjadi kuda

 bersayap. Tapi dia hanya berkata:

"Kalau kauinginkan itu, Aslan—kalau kau

 benar bersungguh-sungguh—aku tidak tahu

kenapa harus aku yang dipilih—aku bukanlahkuda yang sangat pintar."

"Bersayaplah. Jadilah ayah untuk semua kuda

 bersayap," aum Aslan dengan suara yang meng-

getarkan tanah. "Namamu kini Fledge."

Kuda itu mendadak melonjak, seperti yang

dilakukannya di hari-hari dulu yang melelahkan

ketika dia menarik kereta. Kemudian dia rae-

ringkik.

213

Page 212: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 212/276

Dia meregangkan leher-nya seolah ada lalat meng-

gigiti bahunya dan dia

ingin menggaruknya. Kemu-

dian, seperti ketika para he-

wan muncul dari tanah, keluar

dari bahu Fledge sayap-sayap

yang melebar dan

tumbuh, lebih besar

daripada sayap-sayap

elang, lebih besar

daripada sayap-sayapangsa, lebih besar dari

 pada sayap-sayap malaikat

di jendela gereja. Sayap

Fledge berwarna cokelat kemerahan tembaga

dan berkilau. Dia mengibaskan kedua sayap

itu kuat-kuat dan melompat ke udara. Sekitar

enam meter di atas Aslan dan Digory dia

mendengus, meringkik, dan mengangkat kaki

214

Page 213: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 213/276

depannya. Kemudian setelah mengelilingi me-

reka sekali, dia mendarat di bumi dengan

keempat kakinya, tampak canggung dan ter-kejut, tapi luar biasa bahagia.

"Apakah menyenangkan rasanya, Fledge?"

tanya Aslan.

"Luar biasa rasanya, Aslan," kata Fledge.

"Apakah kau bersedia membawa putra Adamkecil ini di punggungmu menuju lembah gunung

yang kuceritakan tadi?"

"Apa? Sekarang? Saat ini juga?" tanya Straw

 berry—atau Fledge, begitulah kita harus me-

manggilnya sekarang—"Hore! Ayolah, makhluk

kecil, aku sudah pernah membawa makhluk

sepertimu di punggungku. Dulu, dulu sekali.

Ketika ada lapangan hijau dan gula."

"Apa yang sedang dibisikkan dua putri

Hawa?" tanya Aslan, berbalik mendadak sekali

ke arah Polly dan istri si kusir, yang sudahmulai akrab.

"Kalau Anda tidak keberatan, Sir," jawab

Ratu Helen (karena itulah nama Nelle si istri

kusir sekarang), "saya rasa gadis kecil ini juga

ingin pergi, kalau itu tidak menyusahkan."

"Bagaimana pendapat Fledge tentang hal

ini?" tanya sang singa.

"Oh, aku tidak keberatan harus membawa

215

Page 214: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 214/276

Page 215: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 215/276

melihat ke bawah, Polly nyaris tidak bisa me

lihat sang raja dan ratu, bahkan Aslan hanyalah

tampak seperti titik kuning cerah di hamparanrumput hijau. Tak lama kemudian angin me-

nerpa wajah mereka dan sayap-sayap Fledge

mengepak dengan ritme teratur.

Seluruh Narnia, berbagai warna dari ladang,

 bebatuan, bunga  heather,  dan beragam jenis pohon terhampar di bawah mereka, sungai

meliuk melewatinya seperti pita perak. Belum-

 belum mereka sudah bisa melihat bagian pun-

cak perbukitan rendah yang terletak di arah

utara di sebelah kanan mereka. Di balik per

 bukitan itu tanah perawan yang luas berlekuk-

lekuk naik-turun hingga bertemu horison. Di

sebelah kiri mereka pegunungannya lebih tinggi,

tapi terkadang ada celah di antara hutan ce-

mara yang memberimu pemandangan sekilas

daratan selatan yang terhampar setelahnya. Da-ratan yang tampak begitu biru dan nun jauh

di sana.

"Pasti Archenland ada di sana," kata Polly.

"Ya, tapi lihat di depan!" kata Digory.

Karena kini tebing-tebing besar penghalang

 berdiri di depan dan mereka nyaris dibutakan

sinar matahari yang berdansa di permukaan

air terjun besar. Di sinilah sungai menggeram

217

Page 216: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 216/276

dan mengalir deras turun menuju Narnia dari

asalnya di daratan-daratan barat yang tinggi.

Mereka kini sudah terbang sangat tinggi se-hingga gemuruh air terjun itu hanya bisa ter-

dengar sebagai suara pelan yang tipis, tapi

mereka belumlah cukup tinggi untuk bisa ter

 bang melewati bagian puncak tebing-tebing.

"Kita harus sedikit berzig-zag di sini," kataFledge. "Berpeganglah erat-erat."

Dia mulai terbang ke kiri dan ke kanan,

semakin tinggi pada setiap belokan. Udara

terasa kian mendingin dan mereka mendengar

 pekikan elang-elang jauh di bawah mereka.

"Wah, lihat! Lihat ke belakang," kata Polly.

Di sana mereka bisa melihat seluruh lembah

 Narnia terhampar hingga menyentuh kilauan

laut, tepat sebelum langit timur. Dan kini me

reka sudah begitu tinggi sehingga bisa melihat

garis-garis tegas sosok pegunungan yang tampakkecil di balik tanah perawan barat laut, juga

daratan yang tampak seperti bentangan pasir

 jauh di selatan.

"Kalau saja ada seseorang yang bisa mem-

 beritahu kita apa saja tempat-tempat itu," kata

Digory.

"Tapi kurasa tempat-tempat itu memang be

lum ada," kata Polly. "Maksudku, belum ada

218

Page 217: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 217/276

219

Page 218: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 218/276

orang di sana, dan belum ada yang terjadi di

sana. Dunia ini baru dimulai hari ini."

"Memang, tapi orang-orang pasti  akan  sam- pai ke sana," kata Digory. "Lalu mereka akan

 punya sejarah, ya kan?"

"Yah, untunglah mereka belum punya sejarah

sekarang," kata Polly. "Karena tidak ada yang

 bisa benar-benar mempelajari sejarah. Segala

 pertempuran, tanggal-tanggal, dan hal-hal mem-

 bosankan itu."

Kini mereka berada di atas tebing-tebing

dan dalam beberapa menit kemudian dataran

lembah Narnia sudah hilang dari jangkauan

 pandangan. Mereka terbang di atas daerah liar

dengan perbukitan curam dan hutan-hutan ge-

lap, masih dengan mengikuti aliran sungai.

Sosok samar gunung-gunung yang luar biasa

 besar muncul di depan. Tapi matahari kini

tepat setinggi mata para pengelana sehinggamereka tidak bisa melihat dengan benar-benar

 jelas ke arah sana. Tapi kemudian matahari

terbenam lebih rendah dan lebih rendah lagi

hingga langit barat menjelma menjadi kuali

raksasa penuh emas leleh. Akhirnya matahari

 pun tenggelam di balik puncak bergerigi yang

 berdiri membatasi cahaya, puncaknya tampak

setajam dan sedatar seolah potongan karton.

220

Page 219: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 219/276

"Tidak terlalu hangat di atas sini," kata

Polly.

"Dan sayap-sayapku sudah mulai terasasakit," kata Fledge. "Tidak ada tanda-tanda

lembah dengan danau, seperti yang dikatakan

Aslan. Bagaimana kalau kita turun dan mencari

tempat yang enak untuk menginap? Sepertinya

kita tidak akan mencapai tempat itu malam

ini juga."

"Ya, lagi pula sepertinya ini waktunya makan

malam, kan?" kata Digory.

Jadi Fledge merendahkan terbangnya. Ketika

mereka sudah lebih dekat dengan daratan dan

 berada di antara perbukitan, udara menghangat

dan setelah berjalan berjam-jam tanpa men-

dengar apa pun kecuali kepakan sayap Fledge,

senang rasanya bisa mendengar suara-suara da

ratan yang familier lagi—suara percikan air

sungai di dasar bebatuannya dan derikan pe- pohonan yang ditiup angin sepoi-sepoi. Wangi

hangat dan nyaman tanah, rumput, dan bunga

yang telah disinari mentari mencapai hidung

mereka. Akhirnya Fledge mendarat. Digory ber-

 putar turun kemudian membantu Polly turun

dari punggung Fledge. Keduanya senang bisa

meregangkan kaki kaku mereka.

Lembah tempat mereka berada sekarang ber-

221

Page 220: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 220/276

ada di tengah pegunungan. Tebing-tebing tinggi

 bersalju, yang salah satunya tampak semerah

mawar karena memantulkan sinar matahariterbenam, menjulang di atas mereka.

"Aku lapar," kata Digory.

"Kalau begitu, makanlah," kata Fledge me-

lahap semulut penuh rumput. Kemudian dia

mendongak—masih sambil mengunyah, ujung-ujung rumput muncul di setiap sisi bibirnya

seperti kumis—dan berkata, "Ayolah, kalian

 berdua. Tak usah malu-malu. Ada cukup ba-

nyak untuk kita semua."

"Tapi kami tidak bisa makan rumput," kata

Digory.

"H'm, h'm," kata Fledge berbicara dengan

mulut penuh. "Yah—h'm—kalau begitu aku

tidak tahu apa yang harus kalian makan. Pada-

hal rumput ini lezat sekali."

Polly dan Digory bertukar pandangan bi-ngung.

"Yah, aku sih  yakin  seseorang mungkin su-

dah menyiapkan makanan kita," kata Digory.

"Aku yakin Aslan akan melakukan itu kalau

saja kau memintanya tadi," kata Fledge.

"Apakah tidak mungkin dia sudah tahu tan-

 pa diminta?" tanya Polly.

"Aku tidak ragu dia pasti sudah tahu," kata

222

Page 221: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 221/276

kuda itu (masih dengan mulut penuh). "Tapi

aku juga punya dugaan dia lebih suka bila

kau meminta terlebih dahulu.""Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?"

tanya Digory.

"Aku yakin aku tidak tahu," kata Fledge.

"Kecuali kau mau mencoba rumput ini. Siapa

tahu kau akan menyukainya, lebih daripada

dugaanmu."

"Oh, jangan konyol," kata Polly, mengentak-

kan kaki. "Tentu saja manusia tidak bisa raa-

kan rumput, sama seperti kau tidak bisa makan

daging domba."

"Kumohon jangan sebut-sebut daging domba

atau semacamnya," kata Digory. "Kau bakal

membuat keadaan lebih buruk."

Digory bilang sebaiknya Polly pulang sendiri

dengan cincinnya supaya bisa makan di sana.

Dia sendiri tidak bisa melakukan itu karenatelah berjanji akan pergi langsung memenuhi

 permintaan Aslan. Lagi pula kalau dia muncul

lagi di rumah, apa pun bisa terjadi untuk

mencegahnya kembali ke sini. Tapi Polly bilang

dia tidak akan meninggalkannya sendiri se-

hingga Digory pun memuji Polly baik sekali.

"Ah iya," kata Polly, "aku masih punya

kantong berisi sisa permen  toffee  di jaketku.

223

Page 222: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 222/276

Pastinya itu akan lebih baik daripada tidak

sama sekali."

"Jauh lebih baik," kata Digory. "Tapi ber-hati-hatilah memasukkan tangan ke sakumu,

 jangan sampai cincinnya tersentuh."

Ini tindakan yang sulit dan butuh ketelitian

namun akhirnya mereka berhasil melakukannya.

Kantong kertas kecil itu sudah tergencet dan

lengket ketika mereka mengeluarkannya, jadi

sekarang mereka terpaksa merobek dan mem-

 bersihkan kantong kertas yang menempel ke

 permen, bukannya tinggal mengeluarkan permen

dari kantong. Beberapa orang dewasa (kau

tahu sendiri betapa mereka bisa begitu ributnya

hanya karena hal-hal seperti ini) akan lebih

memilih tidak makan malam sama sekali dari

 pada memakan permen-permen  toffee  itu. Ma-

sih ada sembilan permen di dalam kantong.

Digory-lah yang punya ide cemerlang untukmembagi masing-masing empat dan menanam

toffee  kesembilan. Dia bilang, "Kalau batang

 besi dari lampu tiang berubah menjadi pohon

lampu kecil, bisa saja permen ini jadi pohon

toffee,  kan?" Jadi mereka menggali lubang

kecil di tanah yang berumput itu dan menanam

 permen tersebut. Kemudian mereka memakan

 bagian masing-masing, melakukannya selama

224

Page 223: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 223/276

mungkin yang mereka bisa. Makan malam ini

menyedihkan sekali, bahkan dengan semua ker-

tas yang mau tidak mau ikut termakan olehmereka.

Setelah menyelesaikan makan malamnya yang

luar biasa, Fledge berbaring. Kedua anak itu

menghampirinya dan berbaring di sisi yang

 berbeda, bersender di tubuh hangat kuda ter-

sebut. Lalu ketika Fledge melebarkan sayapnya

di atas Digory dan Polly, mereka merasa cukup

nyaman dan hangat. Saat bintang-bintang muda

yang terang keluar di dunia baru itu, mereka

membicarakan segalanya: tentang betapa Digory

 berharap mendapatkan sesuatu untuk ibunya

dan tentang bagaimana dia malah dikirim un

tuk memenuhi permintaan Aslan. Kemudian

mereka akan saling mengulangi semua tanda

225

Page 224: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 224/276

yang menunjukkan tempat yang mereka cari—

danau biru dan bukit dengan taman di atasnya.

Percakapan barulah memelan karena merekamulai mengantuk, ketika mendadak Polly du-

duk dengan mata terbuka lebar dan berkata,

"Sstt!"

Mereka bertiga memasang telinga setajam

mungkin."Mungkin hanya suara pohon yang ditiup

angin," kata Digory akhirnya.

"Aku tidak yakin," kata Fledge. "Yah pokok-

nya—tunggu! Suara itu terdengar lagi. Demi

Aslan,  memang   ada sesuatu."

Kuda itu bangkit dengan suara keras dan

lompatan besar, Digory dan Polly sudah lebih

dulu berdiri. Fledge berlari kecil ke sana

kemari, mengendus-endus dan meringkik. Kedua

anak itu berjingkat-jingkat ke kiri dan ke ka-

nan, memeriksa ke balik setiap semak dan pohon. Mereka terus menduga mereka telah

melihat sesuatu, bahkan ada satu saat ketika

Polly yakin sekali dia telah melihat sosok gelap

tinggi berjalan cepat menjauh ke arah barat.

Tapi mereka tidak menemukan apa pun dan

akhirnya Fledge berbaring lagi dan kedua anak

itu kembali menyelimuti diri (kalau penggunaan

kata ini memang tepat) di bawah sayapnya.

226

Page 225: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 225/276

Mereka pun langsung tertidur. Fledge terjaga

lebih lama, menggerakkan telinga maju-mundur

dalam kegelapan dan terkadang kulitnya geme-tar sedikit seolah ada lalat mendarat di tubuh-

nya, tapi akhirnya dia pun terlelap.

227

Page 226: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 226/276

BANGUN, Digory, bangun, Fledge," ter-

dengar suara Polly. "Permen yang kita

tanam semalam sudah menjadi pohon  toffee.

Pagi ini juga indah sekali."

Sinar rendah matahari pagi mengalir mem-

 banjiri hutan, rerumputan tampak kelabu ka-

rena embun, dan sarang labah-labah seperti

 perak. Tepat di sebelah mereka, berdiri pohon

kecil berbatang cokelat tua sekali, kira-kiraseukuran pohon apel. Dedaunannya keputihan

dan seperti kertas, seperti tanaman bernama

honesty.  Pohon itu dipenuhi buah-buah cokelat

kecil yang kelihatan seperti kurma.

"Hore!" kata Digory. "Tapi aku akan bere

nang dulu." Dia bergegas melewati satu atau

dua semak berbunga menuju tepi sungai. Apa-

kah kau pernah berenang di sungai gunung

228

 Pertemuan Tak Terduga

BAB   13

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 227: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 227/276

Page 228: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 228/276

Perjalanan kali ini lebih ringan daripada

kemarin, sebagian karena semua orang merasa

 begitu segar, dan sebagian karena matahari yangtelah terbit berada di belakang mereka, sebab

tentu saja, semua kelihatan lebih indah ketika

cahaya berada di belakangmu. Perjalanan itu

menyenangkan sekali. Gunung-gunung besar ber-

salju berdiri di atas mereka di setiap arah.

Lembah-lembahnya, jauh di bawah mereka,

tampak begitu hijau, dan semua aliran air yang

tercurah dari sungai es menuju sungai utama

tampak begitu biru, seolah mereka sedang terbang

di atas perhiasan raksasa. Mereka sebenarnya

ingin bagian petualangan ini berlangsung lebihlama. Tapi tak lama kemudian mereka semua

mengendus-endus udara dan berkata, "Apa ini?"

dan "Apakah kau mencium sesuatu?" dan "Dari

mana asalnya?" Karena saat itu tercium wangi

surgawi, begitu hangat dan keemasan, yangseolah berasal dari buah-buah paling lezat dan

 bunga-bunga paling indah di dunia, mendatangi

mereka dari suatu tempat di depan.

"Wangi ini datang dari lembah dengan danau

itu," kata Fledge.

"Kau benar," kata Digory. "Dan lihat! Ada

 bukit hijau di sisi jauh danau itu. Lihat, betapa

 biru airnya."

230

Page 229: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 229/276

"Pasti itu tempatnya," kata mereka bertiga.

Fledge terbang kian rendah dalam putaran

 besar. Puncak-puncak berlapiskan es berdiri

semakin tinggi di atas mereka. Udara kianterasa hangat dan manis setiap detiknya, begitu

manis sehingga hampir bisa membawa air mata

ke matamu. Fledge kini melayang dengan kedua

sayapnya terbentang diam di setiap sisi, kaki-

kakinya bersiap mencengkeram tanah. Bukit

hijau yang terjal berkelebat di sekeliling mereka.

Sedetik kemudian dia mendarat pada salah

satu tanjakannya, dengan agak canggung. Ke-

231

Page 230: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 230/276

Page 231: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 231/276

orang. Hanya orang bodoh yang bermimpi

masuk kecuali dia telah dikirim ke sana untuk

urusan yang sangat khusus. Digory sendiri lang-sung mengerti teman-temannya tidak akan dan

tidak bisa masuk bersamanya. Dia melanjutkan

 berjalan menghampiri gerbang sendirian.

Ketika dia sampai di sana dia melihat kata-

kata ditulis di emas dengan huruf-huruf perak.Kata-katanya kira-kira seperti ini:

Masuklah melalui gerbang emas

atau tidak sama sekali,

 Ambil buahku untuk orang lain

atau dirimu sendiri,

Karena bagi mereka yang mencuri

atau memanjat dindingku

 Akan mengetahui isi hati mereka

dan menemukan pilu.

 Ambil buahku untuk orang lain,  kata Digory

kepada dirinya sendiri. Yah, itulah yang ingin

kulakukan. Kurasa itu berarti aku sama sekali

tidak boleh memakannya untuk diriku sendiri.

Aku tidak mengerti kata-kata di barisan ter-

akhir.  Masuklah melalui gerbang emas.  Yah,

siapa yang mau memanjat dinding kalau kita

 bisa masuk lewat gerbang? Tapi bagaimana

233

Page 232: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 232/276

Page 233: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 233/276

haus dan lapar yang mengerikan langsung me-

nguasainya dan dia jadi ingin sekali merasakan

 buah tersebut. Cepat-cepat dia menyimpannyake saku, tapi masih banyak buah yang lain.

Apakah salah untuk mencicipi salah satunya?

Lagi pula, pikirnya, peringatan di gerbang itu

mungkin saja bukan benar-benar perintah, bisa

 jadi itu hanya nasihat—dan siapa yang peduli

 pada nasihat? Atau bahkan kalaupun itu me-

mang perintah, apakah memakan sebuah apel

 bakal berarti melanggarnya? Dia telah me-

matuhi bagian tentang mengambil satu untuk

"orang lain".

Sementara berpikir tentang semua ini, ke-

 betulan dia mendongak dan melihat ke antara

cabang-cabang yang menjulang hingga bagian

atas pohon itu. Di sana, pada cabang di atas

kepalanya, burung menakjubkan bersarang. Aku

menggunakan kata "bersarang" karena dia tam- pak nyaris tertidur, tapi tidak juga. Segaris

tipis pada kelopak salah satu matanya terbuka.

Burung itu lebih besar daripada elang, dadanya

 jingga, kepalanya dimahkotai bulu-bulu merah,

dan ekornya ungu.

"Dan ini jelas-jelas menunjukkan," kata

Digory setelahnya ketika dia menceritakan kisah

ini kepada orang lain, "bahwa kau tidak bisa

235

Page 234: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 234/276

236

Page 235: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 235/276

tidak terlalu berhati-hati di tempat-tempat ajaib

ini. Kau tidak akan pernah tahu apa yang

sedang memerhatikanmu." Tapi kurasa apa punyang terjadi Digory tidak akan mengambil apel

itu untuk dirinya sendiri. Hal-hal seperti Ja-

nganlah Kau Mencuri, menurutku tertanam

 jauh lebih dalam di kepala anak-anak lelaki di

masa-masa itu daripada sekarang. Tetap saja,

kita tidak pernah bisa yakin.

Digory baru saja hendak berbalik menuju

gerbang masuk ketika dia berhenti dan melihat

ke sekeliling untuk yang terakhir kalinya. Dia

terkejut luar biasa. Dia tidaklah sendirian. Di

sana, hanya beberapa meter dari dirinya, berdirisang penyihir. Dia baru saja melempar sisa

 bagian tengah apel yang dimakannya. Air buah

itu ternyata lebih gelap daripada dugaanmu

dan meninggalkan noda mengerikan di sekeli

ling mulutnya. Digory langsung menebak dia

telah memanjat dinding tumbuhan. Dan diamulai melihat mungkin kalimat terakhir pada

gerbang tadi ternyata ada artinya, tentang men-

dapatkail keinginan hatimu dan mendapatkan

kepiluan di saat yang sama. Karena sang penyi

hir tampak lebih kuat dan bangga daripada

sebelumnya, dan bahkan entah bagaimana, pe-

nuh kemenangan. Tapi wajahnya pucat seperti

mayat, seputih garam.

237

Page 236: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 236/276

Semua hal itu berkelebat sekaligus dalam

kepala Digory, kemudian dia beranjak dan

 berlari menuju gerbang secepat yang bisa di-lakukannya. Sang penyihir mengikutinya. Segera

setelah dia berada di luar, gerbang tertutup

sendiri di belakangnya. "Cepat, naik ke kuda,

Polly! Ayo, Fledge." Sang penyihir telah me-

manjat dinding, atau melompatinya, dan sudah

 berada dekat di belakangnya lagi.

"Tetap di situ," teriak Digory, berbalik untuk

 bertatapan dengannya, "atau kami semua akan

menghilang. Jangan mendekat barang satu senti-

meter pun."

"Anak bodoh," kata sang penyihir. "Kenapa

kau lari dariku? Aku tidak bermaksud menya-

kitimu. Kalau kau tidak berhenti dan mende-

ngarkanku sekarang, kau akan kehilangan pe-

ngetahuan yang bisa membuatmu bahagia se-

umur hidup.""Yah, aku tidak mau mendengarnya, trims,"

kata Digory. Padahal itu tidak benar.

"Aku tahu kesulitan apa yang membawamu

ke sini," sang penyihir melanjutkan. "Karena

akulah yang berada di dekatmu semalam di

hutan dan mendengar semua kegalauanmu. Kau

telah memetik buah di taman tadi. Kini kau

membawanya di sakumu. Dan kau akan mem-

238

Page 237: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 237/276

Page 238: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 238/276

lain. Gunakan sihirmu dan kembalilah ke

duniamu sendiri. Semenit kemudian kau bisa

 berada di samping tempat tidur ibumu, mem- berinya buah itu. Lima menit kemudian kau

akan melihat rona wajahnya kembali. Dia akan

 berkata kepadamu rasa sakit yang dideritanya

telah hilang. Tak lama kemudian dia akan

 bilang kepadamu dia merasa lebih kuat. Lalu

dia akan tertidur—pikirkan itu: berjam-jam ti

dur nyenyak yang alami, tanpa rasa sakit,

tanpa obat-obatan. Hari berikutnya semua

orang akan berkata betapa luar biasa kesem-

 buhannya. Tak lama setelah itu dia akan cukup

sehat kembali. Semua akan baik-baik lagi. Ru-mahmu akan bahagia lagi. Kau akan kembali

menjadi seperti anak laki-laki lain."

"Oh!" Digory terperangah seolah dia telah

dilukai, dan meletakkan tangan di kepala. Ka-

rena kini dia tahu pilihan paling buruk ada dihadapannya.

"Apa yang telah dilakukan sang singa

untukmu sehingga kau rela menjadi budaknya?"

tanya sang penyihir. "Apa yang bisa dilakukan-

nya padamu setelah kau kembali ke duniamu

sendiri? Dan apa yang akan ibumu pikir kalau

saja dia tahu kau  bisa saja  menghilangkan

rasa sakitnya, mengembalikan hidupnya, dan

240

Page 239: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 239/276

menyelamatkan hati ayahmu dari rasa sedih,

tapi kau  tidak melakukan itu —bahwa kau lebih

memilih memenuhi permintaan seekor binatangliar di dunia asing yang bahkan tidak ada

hubungannya denganmu?"

"Me-menurutku dia bukan binatang liar,"

kata Digory dengan suara yang seolah tertahan.

"Dia—entahlah—"

"Kalau begitu dia sesuatu yang lebih buruk,"

kata sang penyihir. "Lihatlah apa yang belum-

 belum sudah dilakukannya kepadamu, lihatlah

 betapa dia telah membuatmu tidak berhati.

Itulah ulahnya kepada semua orang yang rnen-

dengarkannya. Kau menjadi anak lelaki yang

kejam dan tak berbelas kasih! Kau lebih me

milih membiarkan ibumu sendiri mati dari-

 pada—"

"Oh, diamlah," kata Digory sebal, masih

dengan suara yang sama. "Kaupikir aku tidakmenyadari itu? Tapi aku—aku sudah berjanji."

"Ah, tapi kau tidak tahu apa yang kaujanji-

kan. Dan tidak ada seorang pun di sini yang

 bisa mencegahmu."

"Justru ibuku sendiri," kata Digory, agak

sulit baginya untuk mengucapkan kata-kata

itu, "tidak akan menyukainya—dia amat tegas

soal menepati janji—juga soal mencuri—dan

241

Page 240: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 240/276

hal-hal seperti itu.  Dia  akan melarangku me-

lakukannya—langsung tanpa ragu-ragu—kalau

saja dia ada di sini.""Tapi dia tidak akan pernah tahu," kata si

 penyihir, berbicara dengan nada yang begitu

manis sehingga kau bakal terkejut seseorang

dengan wajah begitu kejam bisa berbicara se

 perti itu. "Kau tidak akan memberitahunya

 bagaimana cara kau mendapatkan apel itu.

Ayahmu juga tidak perlu tahu. Tidak seorang

 pun di duniamu perlu tahu apa pun tentang

seluruh cerita ini. Kau tidak perlu membawa

 pulang gadis kecil itu pulang, ya kan?"

Di situlah sang penyihir membuat kesalahan

fatal. Tentu saja Digory tahu Polly bisa dengan

mudah pergi dengan cincinnya sendiri seperti

dirinya. Tapi tampaknya sang penyihir tidak

tahu soal itu. Dan kekejaman saran meninggal-

kan Polly di dunia itu mendadak membuatsegala hal yang sudah dikatakan sang penyihir

kepadanya terdengar begitu salah dan hampa.

Dan bahkan dalam selimut kabut kesedihan,

kepala Digory mendadak menjadi begitu jernih,

dan dia berkata (dengan nada suara yang

 berbeda dan lebih keras):

"Tunggu dulu, sebenarnya apa pedulimu  de

ngan semua ini? Kenapa mendadak   kau  begitu

242

Page 241: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 241/276

memerhatikan  ibuku?  Apa untungnya buatmu?

Apa permainanmu?"

"Bagus, Digory," bisik Polly di telinganya."Cepat! Kita harus pergi  sekarang."   Polly tidak

 berani berkata apa-apa sepanjang argumen itu

karena, kau harus mengerti, bukan ibunya  yang

sedang sekarat.

"Ayo naik kalau begitu," kata Digory, meng-angkat Polly ke punggung Fledge kemudian

ikut naik ke sana secepat yang dia biasa. Sang

kuda terbang membentangkan sayapnya.

"Pergilah kalau begitu, dasar bodoh," teriak

sang penyihir. "Ingatlah aku, Nak, saat kau

 berbaring tua, lemah, dan sekarat. Ingatlah

 bagaimana kau membuang begitu saja kesem-

 patan mendapatkan kemudaan abadi! Tidak

akan ada lagi tawaran itu untukmu."

Mereka sudah terlalu tinggi sehingga mereka

hanya bisa mendengar suara sang penyihir. Namun sang penyihir pun tidak membuat wak-

tu untuk mendongak dan menatap kepergian

mereka. Mereka melihatnya berjalan ke arah

utara, menuruni turunan bukit.

Mereka memulai perjalanan itu pagi-pagi

sekali dan kejadian di taman tidaklah memakan

waktu lama, sehingga Fledge dan Polly sama-

sama berkata mereka dapat dengan mudah

243

Page 242: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 242/276

Page 243: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 243/276

Page 244: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 244/276

BAGUS sekali," kata Aslan dengan suara

yang menggetarkan bumi. Kemudian

Digory tahu semua penghuni Narnia telah men-

dengar kata-kata itu dan kisah tentang merekaakan diceritakan dari orangtua ke anak di

dunia baru ini selama ratusan tahun dan mung-

kin selamanya. Tapi dia tidak terancam merasa

tinggi hati karena dia sama sekali tidak me-

mikirkannya kini, ketika berhadapan denganAslan. Kali ini dia mendapati dirinya mampu

 bertatapan langsung dengan sang singa. Dia

telah melupakan segala masalahnya dan merasa

sangat puas.

"Bagus sekali, Putra Adam," kata sang singa

lagi. "Karena buah ini kau telah merasa ke-

laparan, kehausan, dan kesedihan. Tiada tangan

lain selain tanganmu yang akan menumbuhkan

246

BAB   14

 Penanaman Pohon

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 245: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 245/276

Page 246: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 246/276

Page 247: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 247/276

"Ya ampun!" bisik Digory. "Paman Andrew!"

Untuk menjelaskan semuanya kita harus

mundur sedikit. Para hewan, kalau kau ingat,telah berusaha menanam dan menyirami Pa-

man Andrew. Ketika siraman itu menyadar-

kannya, dia mendapati dirinya basah kuyup,

terkubur hingga pahanya di dalam tanah (yang

dengan cepat berubah menjadi lumpur) dandikelilingi lebih banyak hewan liar daripada

yang pernah diimpikannya seumur hidup.

Mungkin tidaklah mengejutkan bila dia mulai

 berteriak dan menjerit. Kejadian ini bila dilihat

dari satu sisi adalah hal baik, karena ini akhir-

nya meyakinkan semua makhluk (bahkan Babi

Hutan) bahwa dia memang makhluk hidup.

Jadi mereka menggalinya lagi (keadaan celana

 panjangnya kini sangat buruk). Segera setelah

kakinya bebas, dia mencoba melarikan diri

tapi satu libatan cepat belalai Gajah di se-

keliling pinggangnya langsung menggagalkan

usaha itu. Semua makhluk kini berpikir dia

harus ditahan di suatu tempat sampai Aslan

 punya waktu untuk datang, melihatnya, dan

memberitahu mereka apa yang harus dilakukankepadanya. Jadi mereka membuat semacam

sangkar atau kurungan di sekelilingnya. Mereka

249

Page 248: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 248/276

kemudian menawarkan apa pun yang ada di

 benak mereka untuk makanannya.

Keledai mengumpulkan setumpuk tinggi perdu berduri kemudian melemparkannya ke da-

lam sangkar, tapi Paman Andrew tidak tampak

 peduli. Para tupai memborbardirnya dengan

hujan kacang-kacangan, tapi dia hanya me-

nutupi kepala dengan kedua tangannya dan

 berusaha menghindar. B eberapa burung terbang

 bolak-balik dengan rajin, menjatuhinya dengan

cacing-cacing. Beruang telah bersikap luar biasa

 baik hati. Sore itu dia menemukan sarang

lebah liar dan bukannya memakannya sendirian

(padahal dia ingin sekali melakukan itu),

250

Page 249: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 249/276

makhluk murah hati ini membawanya ke

Paman Andrew. Tapi tindakan ini ternyata

menjadi kegagalan yang paling parah. Beruangmenjatuhkan seluruh gumpalan lengket itu ke

lubang di atas sangkar dan sayangnya mengenai

Paman Andrew langsung di wajahnya (tidak

semua lebah di dalamnya sudah mati). Si

 beruang, yang sama sekali tidak akan keberatan

 bila wajahnya terbentur sarang lebah, tidak

 bisa mengerti kenapa Paman Andrew langsung

tergopoh-gopoh mundur, terjatuh, kemudian ter-

duduk. Dan benar-benar nasib buruk ketika

dia menduduki tumpukan perdu berduri. "Yah,

lagi pula," seperti kata Babi Hutan, "sudahcukup banyak madu masuk ke mulutnya dan

itu pasti ada gunanya." Mereka benar-benar

mulai menyukai piaraan aneh mereka dan ber-

harap Aslan akan mengizinkan mereka me-

meliharanya. Makhluk-makhluk yang lebih cer-das kini cukup yakin bahwa setidaknya se-

 bagian dari suara yang keluar dari mulut

 piaraan mereka itu punya arti. Mereka me-

namakan dia Brendi karena dia sering sekali

menyuarakan itu.

 Namun akhirnya mereka harus membiar-

kannya di dalam sangkar selama semalam.

Aslan sibuk sepanjang hari memberi pengarahan

251

Page 250: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 250/276

kepada raja dan ratu baru, juga melakukan

hal-hal penting lain, dan tidak bisa mengurusi

"Brendi yang malang". Dengan segala kacang-kacangan, buah pir, apel, dan pisang yang

dilemparkan kepadanya, Paman Andrew men-

dapatkan makan malam yang lumayan, tapi

tidak bisa dibilang dia melalui malam itu de

ngan cukup nyaman.

"B awa kemari makhluk i tu," kata Aslan .

Salah satu gajah mengangkat Paman Andrew

dengan belalainya dan meletakkannya di depan

kaki sang singa. Paman Andrew terlalu ke-

takutan untuk bergerak.

"Aku mohon, Aslan," kata Polly, "bisakah

kau mengatakan sesuatu untuk—untuk mem-

 buatnya lebih tenang? Kemudian bisakah kau

mengatakan sesuatu untuk mencegahnya datang

ke sini lagi?"

"Apakah menurutmu dia akan  mau  datangke sini lagi?" tanya Aslan.

"Yah, Aslan," kata Polly, "mungkin saja dia

mengirimkan orang lain. Dia begitu senang

melihat batang besi dari lampu tiang tumbuh

menjadi pohon lampu tiang, dan dia pikir—"

"Dia membuang tenaga memikirkan hal yang

 percuma, Nak," kata Aslan. "Dunia ini berlim-

 pah kehidupan selama beberapa hari ini karena

252

Page 251: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 251/276

lagu yang kugunakan untuk membangunkannya

masih mengalun di udara dan bergemuruh di

tanah. Lagu itu akan berakhir tidak lama lagi.Tapi aku tidak mengatakan itu pada pendosa

tua ini, aku juga tidak bisa menenangkannya,

dia telah membuat dirinya sendiri tak mampu

mendengar suaraku. Kalau aku berbicara pada-

nya, dia hanya akan mendengar auman dan

geraman. Oh, para putra Adam betapa pintar-

nya kalian mempertahankan diri kalian dari

segala yang mungkin berguna untuk kalian!

Tapi aku akan memberi satu-satunya hadiah

yang masih mampu diterimanya."

Aslan menundukkan kepala besarnya dengan

agak sedih, dan mengembuskan napasnya ke

wajah ketakutan si penyihir. "Tidurlah," kata-

nya. "Tidur dan terpisahlah selama beberapa

 jam dari segala siksaan yang telah kautimpakan

 pada dirimu sendiri." Paman Andrew langsung berguling dengan mata terpejam dan mulai

 bernapas teratur.

"Bawa dia ke sisi dan baringkan dia," kata

Aslan. "Sekarang, para dwarf! Tunjukkan  ke-

ahlian pandai besi kalian. Perlihatkan kepadaku

dua mahkota untuk raja dan ratu kalian."

Sekelompok besar dwarf yang jumlahnya

 bahkan tidak bisa kaubayangkan bergegas men-

253

Page 252: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 252/276

dekati Pohon Emas. Mereka mencabuti seluruh

daunnya, bahkan beberapa cabangnya juga di-

 patahkan, dengan kecepatan yang luar biasa.Dan kini Digory dan Polly bisa melihat bahwa

 bagian-bagian pohon itu tidak hanya tampak

seperti emas tapi memang emas lunak sung-

guhan. Pohon itu tentu saja tumbuh dari se-

tengah  sovereign  yang terjatuh dari saku Paman

Andrew ketika tubuhnya dibalikkan, seperti

 juga pohon perak tumbuh dari setengah  crown.

Seolah entah dari mana, tumpukan kayu kering

untuk bahan bakar, paron kecil, palu-palu,

tang penjepit besi, dan pengembus angin untuk

menjaga api tetap menyala muncul. Detik berikutnya (betapa para dwarf itu menyukai

 pekerjaan mereka!) api berkobar, pengembus

angin berembus, emas meleleh, dan palu

254

Page 253: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 253/276

mengentak. Dua tikus tanah, yang diperintah

Aslan untuk menggali (pekerjaan yang paling

mereka sukai) sebelumnya di hari itu, menuang-kan setumpuk batu berharga di kaki para

dwarf.

Di bawah jemari terampil para ahli besi

kecil itu, dua mahkota mulai terbentuk—bukan

 benda-benda jelek dan berat seperti mahkota

Eropa, tapi ringan, halus, dan lingkaran ber-

 bentuk indah yang benar-benar bisa kaukenakan

dan tampak lebih bagus saat dikenakan. Mah

kota raja dihiasi batu-batu rubi, sedangkan

mahkota ratu dengan zamrud.

Ketika kedua mahkota itu telah didinginkan

di sungai, Aslan menyuruh Frank dan Helen

 berlutut di depannya dan dia meletakkan mah

kota di masing-masing kepala mereka. Kemu-

dian dia berkata, "Berdirilah, Raja dan Ratu

 Narnia, ayah dan ibu banyak raja yang akanada di Narnia, Isles, dan Archenland. Bertindak-

lah adil, penuh ampun, dan berani. Doa-doa

ada bersama kalian."

Kemudian semua bersorak, menggongong,

meringkik, meniupkan belalai, atau mengepak-

ngepakkan sayap. Pasangan raja-ratu itu pun

 berdiri tampak hikmat juga sedikit malu, tapi

kian tampak mulia dengan rasa malu mereka

255

Page 254: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 254/276

itu. Dan sementara masih bersorak, Digory

mendengar suara dalam Aslan di sampingnya,

 berkata:"Lihat!"

Semua makhluk dalam kerumunan itu me-

noleh, kemudian semua menarik napas panjang

karena rasa takjub dan bahagia. Tak jauh dari

sana, berdiri menjulang hingga di atas kepala,

mereka melihat pohon yang pastinya tidak ada

di sana sebelumnya. Pohon itu pasti telah

tumbuh tanpa suara, namun semulus gerakan

 bendera jika kau menariknya naik di tiang

 bendera, sementara mereka semua disibukkan

acara penobatan. Cabang-cabangnya yang teren-tang seolah menyebarkan cahaya dan bukannya

 bayangan. Apel-apel perak mengintip keluar

seperti bintang di antara setiap daun. Tapi

wangi yang keluar dari pohon itulah, jauh

melebihi pemandangan yang ditampilkannya,yang membuat semua makhluk menarik napas.

Selama beberapa saat tidak ada yang bisa

memikirkan hal lain.

"Putra Adam," kata Aslan, "kau telah ber-

tanam dengan baik. Dan kalian, para penghuni

 Narnia, jadikanlah perhatian pertama kalian

untuk menjaga pohon ini, karena pohon ini

 pelindung kalian. Penyihir yang telah kucerita-

256

Page 255: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 255/276

257

Page 256: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 256/276

kan kepada kalian telah pergi ke utara dunia,

dia akan terus tinggal di sana, semakin kuat

dengan sihir hitamnya. Tapi selama pohon ituhidup, dia tidak akan pernah datang ke Narnia.

Dia tidak akan berani mendekat dalam jarak

seratus mil dari pohon itu, karena wanginya

yang tercium bagai kebahagiaan, kehidupan,

dan kesehatan bagi kalian, terasa seperti ke-

matian, ketakutan, dan kesedihan baginya."

Semua makhluk menatap lekat-lekat dalam

diam ke arah pohon itu ketika Aslan tiba-tiba

memutar kepalanya (menyebarkan berkas-berkas

cahaya keemasan dari surainya saat melakukan

itu) dan memaku mata besarnya pada Digory

dan Polly. "Ada apa, anak-anak?" tanyanya,

karena dia melihat mereka sedang berbisik-

 bisik dan saling menyikut.

"Oh—Aslan, Sir," kata Digory, wajahnya

memerah, "Aku lupa memberitahumu. Sang penyihir telah memakan salah satu apel itu,

apel yang sama dengan yang tumbuh dari

 pohon itu." Dia tidak benar-benar mengatakan

semua yang ada dalam pikirannya, tapi Polly

langsung mengungkapkannya untuknya. (Digory

selalu lebih takut bersikap konyol daripada

Polly.)

"Jadi kami pikir, Aslan," kata Polly, "pasti

258

Page 257: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 257/276

ada beberapa kesalahan dan dia tidak bisa

 benar-benar terganggu dengan wangi apel-apel

itu.""Kenapa kau berpikir begitu, Putri Hawa?"

tanya sang singa.

"Yah, dia sudah memakan sebuah."

"Nak," dia menjawab, "itulah sebabnya se

gala hal lain kini menjadi sesuatu yang me-

nakutkan baginya. Itulah yang terjadi pada

orang-orang yang memetik dan memakan buah

 pada saat yang salah dan dengan cara yang

salah. Buahnya berguna, tapi mereka membenci-

nya selamanya."

"Oh, begitu," kata Polly. "Dan kurasa karena

dia mengambilnya dengan cara yang salah buah

itu tidak akan berguna baginya. Maksudku

 buah itu tidak akan membuatnya terus muda

dan semacamnya?"

"Sayang sekali," kata Aslan, menggeleng-geleng. "Buahnya tetap akan berguna. Segala

hal selalu bekerja sesuai kodratnya. Dia telah

mendapatkan keinginan hatinya, dia memper-

oleh kekuatan tanpa kelemahan dan hari-hari

tak berakhir seperti dewi. Tapi perpanjangan

hari dengan hati yang jahat hanyalah perpan

 jangan penderitaan dan dia sudah mulai menge-

tahui itu. Setelah mendapatkan segala yang

259

Page 258: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 258/276

mereka inginkan, mereka tidak selalu menyukai-

nya."

"Aku—aku hampir memakan buah itu juga,Aslan," kata Digory. "Apakah aku akan—"

"Benar, Nak," kata Aslan. "Karena buah itu

selalu berfungsi—harus berfungsi—tapi buah itu

tidak akan berguna dengan baik bagi siapa pun

yang memetiknya karena keinginan sendiri. Kalau

ada penghuni Narnia yang tanpa diminta mencuri

apel dan menanamnya di sini untuk melindungi

 Narnia, pohon yang tumbuh akan melindungi

 Narnia. Tapi pohon itu akan melakukannya

dengan menjadikan Narnia kerajaan kuat dan

kejam seperti Charn, bukan tanah ramah yangkuinginan. Dan sang penyihir membujukmu

untuk melakukan hal lain, anakku, benar kan?"

"Ya, Aslan. Dia membujukku membawa pu-

lang apel untuk ibuku."

"Mengertilah kalau begitu, apel itu memangakan menyembuhkannya, tapi bukan demi ke-

 bahagiaanmu ataupun kebahagiaannya. Akan

datang suatu hari ketika kalian berdua bakal

melihat ke belakang dan berkata lebih baik

mati karena penyakit itu."

Dan Digory tidak bisa mengatakan apa pun,

karena air mata telah membuatnya tersedak

dan dia telah melepaskan semua harapan me-

260

Page 259: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 259/276

nyelamatkan nyawa ibunya. Namun di saat

yang sama dia tahu sang singa tahu apa yang

 bakal terjadi, dan bahwa mungkin ada hal-halyang lebih buruk bahkan daripada kehilangan

seseorang yang kaucintai karena dijemput ke-

matian. Tapi kini Aslan berkata lagi, hampir

dengan bisikan:

"Itulah yang  akan  terjadi, Nak, dengan apelcurian. Bukan itu yang akan terjadi sekarang.

Yang akan kuberikan kepadamu sekarang akan

membawa kebahagiaan. Apel ini tidak akan

membawa kehidupan abadi di duniamu, tapi

akan menyembuhkan. Pergilah. Petikkan ibumu

sebuah apel dari pohon itu."

Selama beberapa saat Digory nyaris tidak

 bisa mengerti. Seolah seluruh dunia telah jung-

kir balik dan tercampur baur. Kemudian, seperti

seseorang dalam mimpi, dia berjalan meng-

hampiri pohon itu. Raja dan Ratu Narnia bersorak untuknya, para makhluk lain juga

 berteriak menyemangati. Dia memetik apel dan

memasukkannya ke saku. Kemudian dia kem-

 bali ke Aslan.

"Aku mohon," katanya, "bolehkah kami pu-

lang sekarang?" Dia lupa mengucapkan "terima

kasih", tapi dia merasakannya dan Aslan tahu

itu.

261

Page 260: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 260/276

K ALIAN tidak membutuhkan cincin saat

aku bersama kalian," kata suara Aslan.

Kedua anak itu mengejap-ngejapkan mata dan

mendongak. Mereka sekali lagi berada di Hutan

di Antara Dunia-dunia, Paman Andrew ber-

 baring di rerumputan, masih terlelap. Aslan

 berdiri di samping mereka.

"Mari," kata Aslan, "sudah tiba saatnya

 bagi kalian untuk pulang. Tapi ada dua halyang terlebih dahulu harus diurus, peringatan

dan perintah. Lihat kemari, anak-anak."

Mereka mengikuti petunjuk Aslan dan melihat

lubang kecil di rerumputan dengan dasar yang

 juga ditumbuhi rumput, hangat dan kering.

"Terakhir kali kalian ke s ini," ka ta Aslan,

"lubang itu mata air, dan ketika kalian me-

lompat ke dalamnya kalian tiba di dunia tem-

262

BAB   15

 Akhir Kisah Ini

dan Awal Kisah-kisah Lain

eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.

MR. Collection's

Page 261: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 261/276

 pat matahari yang sekarat bersinar di atas

reruntuhan Charn. Tidak ada mata air seka-

rang. Dunia itu telah berakhir, seolah tidak pernah ada. B iarlah ras Adam dan Hawa men-

dapat peringatan."

"Ya, Aslan," kata kedua anak itu bersama-

sama. Tapi Polly menambahkan, "Tapi kami

tidaklah separah dunia itu ya kan, Aslan?"Belum, Putri Hawa," jawabnya. "Belum.

Tapi kalian akan menjadi seperti itu. Tidaklah

 pasti apakah orang-orang jahat pada rasmu

tidak akan menemukan rahasia sedahsyat Kata

Kemalangan dan menggunakannya untuk meng-

hancurkan semua makhluk hidup. Dan taklama lagi, amat sebentar lagi, sebelum kalian

menjadi pria tua dan wanita tua, negara-negara

 besar di dunia kalian akan dikuasai para tiran

yang tidak lebih peduli pada kebahagiaan, ke-

adilan, dan belas kasihan daripada MaharaniJadis. Biarkan duniamu waspada. I tulah

 peringatanku. Sekarang untuk perintahku. Se-

gera mungkin, ambillah cincin-cincin ajaib milik

 pamanmu ini dan kuburkan supaya tidak ada

yang bisa menggunakannya lagi."

Digory dan Polly mendongak dan menatap

wajah sang singa saat dia mengucapkan kata-

kata ini. Dan mendadak (mereka tidak pernah

263

Page 262: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 262/276

tahu pasti bagaimana semua itu bisa terjadi)

wajah itu menjelma menjadi lautan emas cair

dan mereka mengapung di dalamnya. Rasamanis dan kekuatan yang begitu besar berputar-

 putar di sekeliling mereka, di atas mereka,

dan memasuki mereka sehingga mereka merasa

tidak pernah benar-benar bahagia, bijaksana,

atau baik, atau bahkan hidup dan terjaga

sebelumnya. Dan kenangan momen itu selalu

tersimpan di dalam diri mereka, selamanya

sepanjang hidup keduanya. Kalau mereka me

rasa sedih, takut, atau marah, kenangan akan

segala kebaikan keemasan itu dan perasaan

 bahwa semua itu masih ada di sana, cukupdekat, hanya di suatu belokan, atau di bela-

kang suatu pintu, akan kembali dan membuat

mereka merasa yakin, jauh di dalam hati,

 bahwa segalanya baik-baik saja. Menit berikut-

nya mereka bertiga (Paman Andrew kini sudahterbangun) datang terlontar ke dalam ke-

 bisingan, panasnya, dan bau-bau pekat Lon

don.

Mereka berada di trotoar di luar pintu depan

rumah Ketterley, dan kecuali sang penyihir, si

kuda, dan kusir kereta, segalanya masih persis

seperti saat mereka meninggalkannya. Ada 1am-

 pu tiang yang salah satu tangannya menghilang,

264

Page 263: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 263/276

ada puing kereta kuda sewaan, begitu juga

kerumunan orang. Semua orang masih ber-

 bicara dan ada beberapa orang berlutut disamping para petugas polisi yang terluka, me-

ngatakan hal-hal seperti, "Dia mulai siuman"

atau "Bagaimana perasaanmu sekarang, te-

man?" atau "Ambulans akan segera sampai di

sini."

Wow! pikir Digory. Sepertinya seluruh pe-

tualangan itu sama sekali tidak memakan

waktu.

Banyak orang di antara kerumunan itu me-

nengok kiri-kanan untuk mencari Jadis dan

kudanya. Tidak ada yang memerhatikan ke-

hadiran kedua anak itu karena tidak ada yang

melihat mereka pergi ataupun menyadari ke-

 pulangan mereka. Sedangkan Paman Andrew,

dengan keadaan pakaiannya sekarang dan madu

yang berlepotan di wajahnya, tidak akan bisadikenali siapa pun. Untungnya pintu depan

terbuka dan sang pelayan wanita sedang berdiri

di depan pintu mengawasi yang terjadi (hari

ini benar-benar hari yang seru bagi gadis itu!)

 jadi Digory dan Polly tidak mendapatkan ke-

sulitan mendorong paksa Paman Andrew se-

 belum ada yang bertanya-tanya.

Paman Andrew berlari menaiki tangga men-

265

Page 264: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 264/276

dahului Digory dan Polly dan awalnya kedua

anak itu khawatir dia akan langsung menuju

lotengnya dan berniat menyembunyikan sisacincin yang dia miliki. Tapi mereka tidak perlu

cemas. Yang sedang dia pikirkan adalah botol

di dalam lemari pakaiannya. Kemudian dia

langsung menghilang di dalam kamar tidurnya

dan mengunci pintu. Ketika keluar lagi (tidak

terlalu lama setelah itu), dia mengenakan

mantel mandi dan langsung menuju kamar

mandi.

"Bisakah kau mengambil cincin-cincin lain-

nya, Poll?" tanya Digory. "Aku mau menengok

ibuku."

"Oke. Sampai ketemu nanti," kata Polly,

kemudian dia berlari dengan langkah-langkah

 berisik saat menaiki lantai loteng.

Digory diam sesaat untuk mengatur napas,

lalu dia berjalan pelan ke kamar ibunya. Dandi sanalah ibunya berbaring, seperti yang sering

dia lihat sebelumnya, bersandar pada bantal.

Wajahnya kurus dan pucat yang bisa membuat-

mu menangis bila melihatnya. Digory menge-

luarkan apel kehidupan dari sakunya.

Dan seperti sang penyihir Jadis yang tampak

 berbeda ketika kau melihatnya di dunia kita

dengan ketika kau melihatnya di dunianya

266

Page 265: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 265/276

sendiri, buah dari taman gunung itu pun tam-

 pak berbeda. Tentu saja ada berbagai macam

warna di kamar tidur itu, kain penutup tempattidur di ranjang, kertas dinding, sinar matahari

dari jendela, dan mantel tidur biru pucat yang

cantik milik Ibu. Tapi begitu Digory mengeluar-

kan apel yang dibawanya dari saku, semua

 benda itu seolah nyaris tidak memiliki warna.

Semuanya, bahkan sinar matahari, tampak pu-

dar dan suram. (Kau harus ingat saat itu

musim panas sehingga walaupun hari sudah

malam, matahari belumlah terbenam.) Kilau

terang apel itu menebarkan cahaya-cahaya aneh

di langit-langit. Tidak ada hal lain yang lebihmenarik untuk dilihat, kau tidak akan mampu

melihat yang lain. Dan harum apel kebeliaan

membuatmu berpikir ada jendela di ruangan

itu yang membuka ke Surga.

"Oh, Sayang, cantik sekali," kata ibu Digory."Ibu mau memakannya, kan? Aku mohon,"

kata Digory.

"Aku tidak tahu apa kata dokter nanti,"

dia menjawab. "Tapi sungguh—aku hampir

merasa mampu memakannya."

Digory mengupas, memotong-motong, dan

memberikan apel itu kepada ibunya seiris demi

seiris. Dan tak lama setelah selesai memakan-

267

Page 266: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 266/276

nya, ibu Digory tersenyum dan kepalanya kem- bali terbenam ke bantal. Dia pun tertidur:

tidur sungguhan, yang alami dan lembut, tanpa

obat-obatan memuakkan itu, sesuatu yang

Digory sudah tahu, hal yang paling diinginkan-

nya di dunia ini. Digory pun kini yakin wajahibunya tampak agak berbeda. Dia membungkuk

dan mencium ibunya dengan sangat lembut,

kemudian pelan-pelan keluar dari kamar itu

dengan hati berdebar sambil membawa bagian

tengah apel tadi. Sepanjang hari itu, setiap

kali dia melihat benda-benda di sekitarnya dan

melihat betapa biasa dan tidak ajaibnya benda-

 benda itu, dia nyaris tidak berani berharap.

268

Page 267: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 267/276

Tapi ketika dia mengingat wajah Aslan, ha-

rapan pun muncul.

Malam itu dia mengubur bagian tengah apelkehidupan di halaman belakang.

Pagi berikutnya ketika sang dokter melaku-

kan kunjungan rutin, Digory mencondongkan

tubuh di atas pagar tangga dan mendengarkan.

Dia mendengar sang dokter keluar bersama

Bibi Letty dan berkata:

"Miss Ketterley, ini kasus paling luar biasa

yang pernah kuketahui sepanjang karier ke-

dokteranku. Ini—ini seperti keajaiban. Aku ti

dak akan memberitahu anak lelakinya apa

 pun saat ini, kita tidak mau menimbulkan

harapan-harapan kosong. Tapi menurut pen-

dapatku—" Kemudian suaranya menjadi terlalu

 pelan untuk didengar.

Siang itu dia turun ke taman dan menyiulkan

sinyal rahasia yang sudah disepakatinya bersama Polly (gadis kecil itu belum bisa kembali

ke sana sejak kemarin).

"Bagaimana?" tanya Polly, melihat dari atas

dinding. "Maksudku, tentang ibumu?"

"Kurasa— kurasa  semua akan baik-baik saja,"

kata Digory. "Tapi kalau kau tidak keberatan

aku belum terlalu ingin membicarakannya. Ba

gaimana dengan cincin-cincinnya?"

269

Page 268: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 268/276

"Aku sudah mendapatkan semuanya," kata

Polly. "Lihat, tenang saja, aku memakai sarung

tangan. Ayo kita kubur.""Ya, ayo. Aku menandai tempat aku mengu

 bur sisa apel kemarin."

Kemudian Polly memanjat dinding dan me

reka pergi ke tempat itu bersama-sama. Tapi

ternyata Digory tidak perlu menandai tempat

itu. Sesuatu sudah muncul dari dalamnya. Se-

suatu itu tidaklah tumbuh seperti pohon-pohon

 baru di Narnia, di mana kau bisa melihatnya

 benar-benar bertambah besar, tapi ada pucuk

yang tampak muncul di permukaan. Mereka

mengambil sekop dan mengubur semua cincinajaib, termasuk cincin milik mereka, mengeli-

lingi pucuk tersebut.

Sekitar seminggu setelah kejadian ini sudah

 bisa dipastikan keadaan ibu Digory membaik.

Dua minggu kemudian dia sudah bisa dudukdi luar rumah di taman. Dan sebulan kemudian

seluruh rumah itu telah menjadi tempat yang

sama sekali berbeda. Bibi Letty melakukan

segalanya yang diinginkan ibu Digory. Jendela-

 jendela dibuka, gorden-gorden lusuh disingkap-

kan untuk membuat ruangan lebih terang. Kini

 juga ada bunga-bunga baru di mana pun, dan

lebih banyak makanan yang bisa disantap,

270

Page 269: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 269/276

 piano tua sudah diperbaiki, ibu Digory mulai

 bernyanyi lagi juga melakukan permainan-

 permainan bersama Digory dan Polly sehinggaBibi Letty akan berkata, "Sungguh, Mabel,

kaulah bayi terbesar di antara kalian bertiga."

Ketika hal-hal memburuk, biasanya kau akan

mendapati hal-hal itu bertambah buruk selama

 beberapa lama. Tapi sekalinya hal-hal membaik,

sering kali keadaan kian membaik dan mem

 baik. Setelah sekitar enam minggu kehidupan

indah ini berjalan, datanglah surat panjang

dari ayah Digory di India, yang mengabarkan

 berita gembira. Paman buyut Ayah, Paman

Kirke, telah meninggal dan tampaknya ini ber-arti ayah Digory menjadi kaya raya. Dia akan

 pensiun dan pulang dari India untuk tinggal

terus. Lalu rumah besar di pedesaan, yang

telah didengar Digory sepanjang hidupnya na-

mun belum pernah dia lihat, akan menjadirumah mereka. Rumah besar dengan deretan

 baju zirah, istal, rumah anjing, sungai, taman,

rumah kaca, kebun anggur, hutan, dan pegu-

nungan di belakangnya. Jadi Digory merasa

seyakin dirimu bahwa mereka semua akan

hidup bahagia selama-lamanya. Tapi mungkin

kau ingin tahu satu atau dua hal lagi.

Polly dan Digory seterusnya menjadi teman

271

Page 270: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 270/276

 baik dan hampir setiap liburan Polly akan

tinggal bersama keluarga Digory di rumah pe-

desaan mereka yang indah. Di sanalah duaanak itu belajar berkuda, berenang, memerah

susu, memasak, dan mendaki gunung.

Di Narnia, para hewan hidup dalam ke-

damaian dan kebahagiaan. Sang penyihir atau-

 pun musuh lain tidak datang mengacaukan

daratan tenteram itu selama ratusan tahun.

Raja Frank dan Ratu Helen juga anak-anak

mereka hidup bahagia di Narnia. Anak kedua

mereka menjadi Raja Archenland. Anak-anak

laki-laki menikahi nymph dan para anak perem-

 puan menikahi dewa hutan dan dewa sungai.Lampu tiang yang ditanam sang penyihir (se-

cara tak sengaja) bersinar siang dan malam di

hutan Narnia sehingga tempat lampu itu tum-

 buh dinamakan Area Lentera. Dan ketika, ber-

tahun-tahun kemudian, anak lain dari duniakita datang ke Narnia pada suatu malam ber-

salju, dia mendapati cahaya lampu itu masih

menyala. Dan petualangan itu, dengan suatu

cara, berhubungan dengan petualangan-pe-

tualangan yang baru saja kuceritakan kepada-

mu.

Jadi begini. Pohon yang tumbuh dari bagian

tengah apel yang ditanam Digory di halaman

272

Page 271: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 271/276

 belakang, terus tumbuh dan berkembang men-

 jadi pohon yang kokoh. Karena tumbuh di

tanah dunia kita, jauh dari suara nyanyianAslan dan udara bersih N arnia, p ohon itu

tidak berbuah apel yang bisa menyembuhkan

wanita sekarat seperti ibu Digory. Tapi pohon

itu tetap menghasilkan apel-apel yang lebih

cantik daripada pohon apel mana pun di

Inggris, buah-buahnya pun sangat baik untuk

tubuhmu, walaupun tidak sepenuhnya ajaib.

Tapi di dalam dirinya, dalam sarinya, pohon

itu (bisa dibilang) tidak pernah melupakan

 pohon lain di Narnia dari mana dirinya berasal.

Terkadang pohon itu akan bergerak secaramisterius walau tidak ada angin bertiup: kurasa

ketika ini terjadi ada angin kencang di Narnia

dan pohon di Inggris itu bergetar karena pada

saat itu pohon di Narnia sedang terguncang-

guncang dan berayun-ayun dalam tiupan anginkencang barat daya. Apa pun yang sebenarnya

terjadi, akan dibuktikan kemudian bahwa masih

ada sihir di dalam batangnya. Karena ketika

Digory sudah berusia paro baya (dan dia telah

menjadi pria terpelajar yang terkenal, seorang

 profesor dan petualang besar pada masa itu)

dan rumah tua Ketterley telah menjadi milik-

nya, ada badai besar di seluruh selatan Inggris

273

Page 272: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 272/276

yang menumbangkan pohon tersebut. Dia tidak

tega sekadar memotong-motongnya dan men-

 jadikannya kayu bakar, jadi dia menyuruhorang membuat lemari pakaian dari kayu po

hon itu, kemudian menaruhnya di rumah pe-

desaannya yang besar. Dan walaupun dia sen-

diri tidak menemukan kemampuan sihir pada

lemari pakaian tersebut, orang lain lebih berun-

tung. Itulah awalnya segala kedatangan dan

kepergian antara Narnia dan dunia kita, kisah

yang bisa karubaca di buku-buku lain dalam

seri ini.

Ketika Digory dan keluarganya datang untuk

tinggal di rumah besar di pedesaan, merekamembawa Paman Andrew untuk tinggal ber-

sama mereka, karena ayah Digory berkata,

"Kita harus berusaha menjauhkan orang tua

itu dari masalah, lagi pula tidak adil Letty

yang malang harus selalu kerepotan menjaga-nya." Paman Andrew tidak pernah mencoba

sihir apa pun lagi sepanjang hidupnya. Dia

telah mendapatkan pelajaran, dan sejalan de-

ngan bertambahnya usia, dia menjadi pria tua

yang lebih ramah dan tidak egois daripada

sebelumnya. Tapi dia selalu gemar menjamu

tamu di ruang biliar dan memberitahu mereka

cerita-cerita tentang wanita misterius, bang-

274

Page 273: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 273/276

sawan dari bangsa asing, dengan siapa dia

 berkeliling London. "Emosi wanita itu terlalu

meledak-ledak," dia akan berkata. "Tapi diawanita yang cantik sekali, Sir, cantik luar

 biasa."

275

"Dukung Penulis dan Penerbit

dengan membeli buku versi cetaknya"

Nurul Huda Kariem MR.

aMR. Collection's

Page 274: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 274/276

 Ikuti kelanjutan petualangan di Narnia!

The Chronicles of Narnia #2

SANG SINGA, SANG PENYIHIR,

DAN LEMARI

"Itu lemari ajaib. Ada hutan di dalamnya, dan

di sana sedang hujan salju! Ayo, mari lihat,"kata Lucy memohon.

Empat anak, Peter, Edmund, Susan, dan Lucy,

dievakuasi ke desa saat perang. Tapi, tak lama

kemudian mereka menemukan diri mereka

menghadapi bahaya yang sesungguhnya ketika

Lucy masuk ke dunia ajaib Narnia. Musim

salju dan Penyihir Putih adalah ancaman ter-

 besar dan hanya keempat anak serta singa

agung, Aslan, yang bisa mematahkan kutukan

 jahat itu.

Page 275: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 275/276

CLIVE STAPLES LEWIS  lahir di Belfast tahun 1898.

Dia pengajar Sastra Inggris di Magdalen

College, Oxford, kemudian menjadi Profesor

Sastra Abad Pertengahan dan Masa Renaisans

di Cambrige University. Dia tinggal di Cambrige

sampai wafat di tahun 1963. Dia menulis

 berbagai buku kritik sastra, yang paling ter-

kenal adalah  The Screwtape Letters,  juga empat

novel dewasa. Ketujuh buku  Chronicles of Narnia  adalah satu-satunya karya C.S. Lewis

untuk anak-anak.

PAULINE BAYNES  membuat ilustrasi untuk seluruh

 buku dalam seri The Chronicles of Narnia.Diawali dengan  Sang Singa, sang Penyihir, dan

 Lemari  di tahun 1949, kariernya sebagai ilustra-

tor pun kian berkembang.

Page 276: The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

8/12/2019 The Chronicles of Narnia Keponakan Penyihir Tamat

http://slidepdf.com/reader/full/the-chronicles-of-narnia-keponakan-penyihir-tamat 276/276