Upload
rizky-firmansyah
View
86
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Etika Bisnis
Citation preview
The Corporation and Internal Stakeholders(Value-Based Moral Leadership, Culture, Strategy, and Self Regulation)
Kelompok: 4
Aulia Pinto Atami
Rizky Firmansyah
Leadership and Stakeholder Management Pemimpin merupakan hal yang
penting didalam perusahaan. Pemimpin dapat mempengaruhi yang lain untuk dapat ikut visi organisasi, misi organisasi, Strategi dan untuk meraih tujuan.
Kepemimpinan perusahaan biasanya disebut dengan CEO perusahaan dalam hal ini melaporkan dan menerima saran dari berbagai dewan direksi yang melayani kepemimpinan dan peran tata kelola.
Pendekatan Dasar Kepemimpinan Pendekatan dasar kepemimpinan
menentukan apa organisasi atau budaya itu 1) terintergrasi atau terpisah, 2) Toleran atau membangun hubungan, 3) mengisolasi organisasi atau membuat keuntungan mutual dan peluang, 4)apakah mengembangkan dan melanjutkan dalam tujuan jangka pendek atau jangka panjang, dan 5) meningkatkan implementasi hasil yang istimewa yang berdasarkan divisi, fungsi, struktur bisnis, dan kepentingan dan gaya seseorang atau meningkatkan dengan pendekatan yang logis yang berdasarkan perusahaan, visi, misi, nilai, dan strategi.
Kemampuan Inti yang Harus dimiliki oleh manejer manajer atau pemimpin harus memiliki
kemampuan inti yaitu 1)mendefinisikan dan memimpin secara sosial, etis, dan misi yang kompetitif dari organisasi, 2) membangun dan menjaga hubungan yang akuntabel dengan stakeholder,3) berdialog dan bernegosiasi dengan stakeholder dengan menghargai kepentingan dan kebutuhan mereka, 4) mendemonstrasikan kolaborasi dan kepercayaan dalam sesi pengambilan keputusan dan strategi, 5) menunjukkan kepedulian dan konsen terhadap pegawai dan stakeholder lain didalam kebijakan dan praktek perusahaan.
Empat Style Kepemimpinan Ada empat style kepemimpinan
yaitu manipulator leader yang cendrung untuk mencari keuntungan dan mengikuti emosi, 2 administrasi birokratik yang pemimpin cenderung untuk menaati peraturan yang ada, 3) manejer profesional yang cenderund efektif dan melakukan hal yang terbaik, dan 4) Transforming leadership yang cenderung berdasarkan nilai etika yang ada didalam dirinya.
Organizational Culture, Compliance, and Stakeholder Management Budaya organisasi merupakan suatu hal
yang penting yang harus dimiliki oleh organisasi. Budaya organisasi inilah yang membedakan antar perusahaan dan juga menjadi pedoman bagi pemimpin untuk dapat melakukan kepemimpinan yang baik yang sesuai dengan nilai yang ada dalam organisasi.
Budaya organisasi mengandung nilai-nilais seperti nilai dan gaya kepemimpinan yang dapat menyokong pemimpin dan prakteknya, nilai perjuangan yang merupakan penghargaan bagi perusahaan, nilai mitos dan simbol yang ada dalam organisasi, dan merupakan suatu jalan bagi pemimpin utuk berkomunikasi dengan stakeholder yang baik.
Perusahaan yang memiliki kepatuhan terhadap tingkat Etika yang Tinggi Pastin mengembangkan tolok ukur untuk
mengukur perusahaan yang memiliki budaya etis yang tinggi, yaitu 1)Perusahaan yang memiliki tingkat etis yang tinggi cenderung mudah berinteraksi dengan berbagai stakeholder, 2)Peusahaan yang etis cenderung untuk melakukan kejujuran dalam prakteknya,3) Perusahaan yang memiliki tingkat etis yang tinggi ini disebabkan oleh adanya tanggung jawab individual yang ada daripada tanggung jawab kolaboratif, 4) Perusahaan yang etis cenderung melihat aktivitas sebagai sebuah tujuan untuk sebuah cara mengoperasikan anggota untuk dapat mencapai nilai perusahaan.
Leading and Managing Srategy and Structure Apabila budaya organisasi dapat
merekatkan hubungan antara anggota dalam organisasi maka dibutuhkan sebuah strategi untuk dapat menerapkan kepemimpinan yang etis. Dalam hal ini strategi penting karena dengan adanya strategi maka akan menyebabkan setiap orang termotivasi untuk dapat mengimplementasikan strategi.
Selain itu yang perlu dipertimbangkan adalah dimensi struktur organisasi. Struktur organisasi yang berbeda akan menyebabkan perbedaan masalah etis yang ada didalam perusahaan.
Leading and Balancing Internal Stakeholder Dalam hal ini menurut R Edward Freeman dan
Daniel Gilbert J mengatakan bahwa pemimpin harus dapat memahami berbagai nilai dan nilai yang berbeda berdasarkan tindakan stakeholder dalam memahami keputusan perusahaan yang dibuat. Akan tetapi berusaha untuk menyeimbangkan kepentingan dari para stakeholder merupakan sebuah tantangan bagi pemimpin karena adanya keberagaman bakground profesional dan fungsional, pelatihan, tujuan, batasan waktu, dan sistem penghargaan perusahaan.
Menurut pendekatan manajemen stakeholder pemimpin harus mendukung para profesional, untuk mempercayai integritas internal dan keefektifan pasar yang berdasarkan tipe hubungan dan nilai yang dibentuk dari kepercayaan, kolaborasi, dan tujuan yang menguntungkan secara bersama antara stakeholder dan stokholder.
Corporate Self Regulation and Ethics Programs: Chalange and Issues Pendekatan nilai yang berdasarkan etika bukan merupakan
pendekatan nilai berdasarkan hukum dan Perundangan yang dikemukan oleh Paine sangat disukai oleh pegawai. Dalam hal ini disebabkan oleh dengan etika berasal dari dalam diri seorang individu untuk dapat melakukan hal yang menurut mereka baik dan buruk.
Sedangkan pendekatan manajemen stakeholder memiliki mengansumsikan bahwa perusahaan memiliki nilai yang instrisik terhadap kepentingan dari stakeholder.
Dalam hal ini pentingnya bagi perusahaan secara sendirinya untuk membuat peraturan sendiri untuk meningkatkan kepemimpinan dan mengurangi biaya akibat pengendalian birokrasi.
Yang menjadi dasar perusahaan untuk mengatur perilaku etis dengan membuat peraturan sendiri yaitu : manajemen terdiri dari pemimpin merupakan moral agent dalam hal ini pemimpin mengembangkan nilai-nilai yang menjadi fundamental didalam organisasi dan yang harus diikuti oleh anggota organisasi,2) kode etik, 3) Code Of Conduct, dan 4) Ombusmen dan peer review yang dilakukan oleh karyawan perusahaan
Pemangku Kepentingan Karyawan Dalam Perubahan Tenaga Kerja
The Aging Tenaga Kerja
Salah satu akibat dari perlambatan pertumbuhan penduduk adalah bahwa jumlah posisi kepemimpinan manajerial akan melebihi bakat yang tersedia.
Pekerja yang lebih tua akan diperlukan keterampilan dan pengalaman mereka, dan juga karena kekurangan pekerja muda untuk menggantikan mereka.
Langkah-langkah untuk Mengintegrasikan Tenaga Kerja Multigenerasi
Mengidentifikasi area masalah. Kenali individu dalam peran dan posisi
mereka. Memahami dan mengantisipasi harapan
dari generasi yang berbeda. Mengembangkan pertumbuhan pribadi
dan rencana pengembangan untuk setiap karyawan.
Terlibat dan berkomunikasi. Menjadi pemimpin, bukan teman.
Perempuan dalam Workforce
Perempuan mewakili 46,5 % dari tenaga kerja AS pada tahun 2002, dengan 50,5 % di manajemen dan posisi khusus profesional. Angka ini diproyeksikan pada 48 % pada tahun 2008 dan 10 juta pada 2010. Dua - pertiga dari pendatang baru antara tahun 1985 dan 2000 adalah perempuan.
Pernikahan Sesama Jenis, Serikat Sipil, Domestik Kemitraan, dan Hak Tenaga Kerja
Pernikahan Gay [sesama jenis] masih belum diakui di bawah hukum federal, yang mendefinisikan pernikahan sebagai persatuan antara seorang pria dan seorang wanita.
Tahun 2004 Massachusetts menjadi negara bagian pertama yang memberikan gay dan lesbian hak untuk menikah.
Pengarusutamaan Pekerja Penyandang Cacat Sebuah survei yang dilakukan oleh Pusat
Internasional untuk Penyandang Cacat ditemukan bahwa dua pertiga dari cacat usia kerja tidak dalam angkatan kerja, meskipun sebuah "mayoritas" mengatakan mereka lebih suka bekerja.
Cacat dikategorikan sebagai permanen (misalnya, cacat fisik), sementara (seperti yang dihasilkan dari cedera atau stres), dan progresif (misalnya, AIDS, alkohol dan kecanduan narkoba, kanker).
Perubahan Kontrak Sosial Antara Perusahaan dan Karyawan
Prinsip Pengecualian Itikad Baik Prinsip Pengecualian Kebijakan
Publik Pengecualian Kontrak Tersirat
Hak dan Kewajiban Pekerja dan Pemberi Kerja Karyawan mengklaim hak konstitusionalnya atas
kebebasan individu, kebebasan, dan kontrol atas kehidupan pribadi mereka. Pengusaha berusaha untuk memaksimalkan produktivitas dan keuntungan, untuk mempertahankan pertumbuhan dan stabilitas keuangan, untuk meminimalkan biaya, untuk meningkatkan kualitas, untuk meningkatkan pangsa pasar, dan untuk menstabilkan upah. Karyawan berusaha untuk meningkatkan upah dan tunjangan mereka, untuk memperbaiki kondisi kerja, untuk meningkatkan mobilitas, dan untuk menjamin keamanan kerja sambil menunjukkan saling menghormati nilai kerja mereka.
Diskriminasi , Kesempatan Kerja Sama, dan Tindakan Afirmatif Praktek diskriminasi dalam hubungan majikan-
pekerja termasuk perlakuan tidak adil atau berbeda dari individu dan groups, tidak merata atau perlakuan istimewa didasarkan pada kriteria yang tidak relevan, seperti jenis kelamin, ras, warna kulit, agama, oriorigin nasional, atau cacat.
Program affirmative action merupakan upaya proaktif untuk merekrut pelamar dari kelompok minoritas untuk menciptakan peluang bagi mereka yang, jika tidak, karena kerja praktek diskriminasi masa lalu dan sekarang, akan dikecualikan dari pasar kerja.
Whistle Blowing Whistle blowing adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau beberpa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasanya kepada pihak lain.
whistle blowing dapat kita bedakan menjadi 2;
1. Whistle blowing internal : terjadi ketika seorang atau bebera orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu pada pimpinan yang lebih tinggi.
2. Whistle blowing eksternal : menyangkut kasus dimana seseorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaanya lalu membocorkanya kapada masyarakat.
TERIMA KASIH