Upload
dananjaya-junior
View
34
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
brit
Citation preview
The Ensyclopedia Brittanica says that: “Muhammad is the most successful of all Prophets and religious
personalities”.
Itulah sosok Rasulullah yang sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat dalam
kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya Nabi Muhammad Saw datang sebagai rahmatan lil’aamin.
Nabi Muhammad Saw melahirkan peradaban baru yang demokratis, egaliter dan manusiawi[1].
Perjuangan dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang membela rakyat kecil dan
mendahulukan kepentingan public, patut kita aplikaskan.
Kebesaran Nabi Muhammad Saw sebagai seorang tokoh dunia yang berhasil mengubah keadaan
masyarakatnya melalui pemerintahan beliau dan perubahan sosial yang dilakukan beliau sudah diakui
oleh seluruh dunia dan tertoreh dalam tulisan pujangga dan filosofis dunia. Seperti Muhammad Iqbal,
Thomas carley, Arnold Toynbee, Will Durant dan Michael Hart yang menuliskan pujian yang sangat
agung. Bahkan M. Hart meletakkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor satu di antra seratus
tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Will Durant menganggap Nabi Muhammad Saw sebagai pribadi
yang lengkap, karena beliau adalah seorang sosiolog, psikolog, politisi, agamawan juga seorang
pemimpin besar. Asghar Ali Enginger juga menegaskan bahwa sosok pemimpin yang sangat redah hati,
tapi berhati luhur dan berotak luar biasa cerdas. Dan meminjam istilah Antonio Gramsci dan Ali Syari’ati
beliau adalah sosok intelektual organic dan rausyan fikr yang ideal. Karena dalam perjalanan hidupnya,
beliau berhasil menyatukan idealisme intelektual dan aktivisme sosial sebagai pemandu perjuangan dan
visi gerakan langkahnya dalam menjalani kehidupan ini.
Berangkat dari pemahaman itu saya mengawali pembahasan saya dari situasi pemerintahan Nabi
Muhammad Saw dan situasi masyarakat Arab menjelang lahirnya Islam dengan penekanan khusus pada
aspek politik, ekonomi, sosial, agama dan sastra.. Lalu dilanjutkan dengan berbagai peran Nabi
Muhammad Saw baik itu sebagai nabi, rasul, pendiri bangsa, pemimpin masyarakat, politik, militer,
pendidikan dan sebagai perancang ekonomi. Dan di akhiri dengan sajian kondisi masyarakat dan
perubahan sosial yang terjadi. Dengan mengkaji aspek-aspek itu maka akan jelas bahwa Islam lahir
dalam suasana politik yang didominasi oleh dua kekuatan raksasa, yaitu Sasania (Persia) di Timur dan
Bizantium (Romawi) di Barat[2].
Dan dalam waktu yang relative singkat, Islam berkembang pesat menjadi suatu kekuatan politik yang
menentukan perjalanan sejarah. Di sini pun akan disajikan bagaimana peran Islam dalam menanmkan
bentuk kepercayaan baru yang melahirkan sisterm sosial dan gaya hidup yang baru. Pemerintahan Islam
yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw kekuasaan tertinggi ada pada syari’at Islam sebagaimana yang
terkandung dalam Al-Qur’an, berlaku bagi seluruh ummat Islam termasuk Nabi Muhammad Saw sebagai
pemimpin. Apabila ada masalah yang tidak ditetapkan dalam Al-Qur’an maka keputusannya berada di
tangan Nabi.
Di sini Nabi Muhammad Saw menjabat peran ganda yaitu sebagai Nabi dan sebagai kepala
pemerintahan. Walau Nabi Muhammad Saw menjabat otoritas tertinggi, namun beliau sering mengajak
musyawarah para sahabat untuk memutuskan masalah-masalah penting.
Kebijakan pertama yang dilakukan Nabi Muhammad Saw di Madinah adalah membangun masjid yang
dikenal sebagai Masjid Nabawi, yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan Islam. Selain sebagai tempat
ibadah, juga berfungsi sebagai kantor pemerintah pusat dan peradilan. Perjanjijan dan jamuan terhadap
delegasi asing, penetapan surat perintah kepada para gubernur dan pengumpulan pajak pun
diselenggarakan di masjid. Sebagai hakim, Nabi memeriksa dan memutuskan perkara di masjid. Nabi
Muhammad Saw merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan kepada masyarakat Arab tentang
sisterm pendapatan dan pembelanjaan pemerintahan. Beliau mendirikan lembaga kekayaan masyarakat
di Madinah. Lima sumber utama pendapat Negara Islam yaitu zakat, jizyah[3], kharaj[4], ghanimah[5],
dan al-fay[6]. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim atas harta kekekayaan yang berupa
binatang ternak, hasil pertanian, emas, perak, harta perdagangan dan pendapatan lainnya yang diperoleh
seseorang.
Nabi Muhammad Saw juga merupakan pimpinan tertinggi tentara muslim. Beliau turut serta dalam
peperangan dan ekspedisi militer. Bahkan memimpin beberapa perang besar seperti perang
Badar[7],Uhud, Khandaq[8], Hunayn[9], Tabuk[10] dan dalam penaklukan kota Makkah. Peperangan dan
ekspedisi yang lebih kecil diserahkan kepada para komandan yang ditunjuk oleh Nabi.
Nabi Muhammad Saw juga selalu mendorong masyarakat untuk giat belajar. Setelah hijrah ke Madinah,
Nabi mengambil prakasa mendirikan lembaga pendidikan. Pasukan Quraisy yang tertawan dalam perang
Badar dibebaskan dengan syarat setiap mereka mengajarkan baca tulis kepada sepuluh anak-anak
muslim. Sejak saat itu kegiatan belajar baca tulis dan kegiatan pendidikan lainnya berkembang dengan
pesat di kalangan masyarakat. Dan ketika Islam telah tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arab, Nabi
mengatur pengiriman guru-guru untuk ditugaskan mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat suku-suku
terpencil. Selain sebagai Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi
menduduki peranan yang sangat penting, di antaranya:
Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
Sebagai Nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai
dengan Al-Qur’an. Sebagiai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah lembut, toleransi, tega dan
istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas
dakwah dengan dedikasi yang sangat tinggi.
Nabi Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
Nabi Muhammad Saw tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad Saw
juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar. Nabi berjuang pada tahap awal dengan mendrikan
sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang sebuah imperium
yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal
ini, Nabi Muhammad Saw berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari
suatu kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhana. Maka dengan
hadirnya Nabi Muhammad Saw masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan Negara Madinah.
Selajutnya Nabi Muhammad Saw memberlakukan beberapa ketentuan hukum untuk semua tanpa
pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas
sosial dan lain sebagainya.
Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
Peran Nabi Muhammad Saw dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika beliau sampai di
Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara suku Aus dan Khazraj yang keduanya
digabungkan oleh Nabi Muhammad Saw menjadi golongan Anshar. Setelah itu, golongan Anshar ini
digabungkan pula dengan orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan
Muhajirin. Dengan demikian keberhasilan Baginda merupakan tokoh pertama yang menyatukan bangsa
Arab yang berasal dari keturunan yang berbeda menjadi satu umat yang kuat dan kokoh. Selain itu,
sebagai pemimpin, beliau telah menentukan beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya.
Antara lain: ibadah, munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.
Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
Keunggulan Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal, antaranya:
- Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi Muhammad Saw menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan masalah yang
timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kabilah Quraisy yang merebutkan hak untuk meletakkan
hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah
dilanda banjir dan sebagiian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajar aswad ketempat
semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling memperebutkannya. Karena batu itu
dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja
yang layak meletakkan batu itu ke tempat semula. Akhrnya mereka memililih Nabi Muhammad Saw
sebagai hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad Saw meletakkan batu
tersebut di atas sehelai kain. Setelah itu setiap wakil Bani memegang bagian ujung kain tersebut dan
bersama-sama mengangkatnya. Nabi Muhammad Saw sendiri meletakkan batu tersebut ke tempat
asalnya di sudut Ka’bah. Solusi dari Nabi Muhammad Saw menyebabkan seuruh pihak yang terlibat
konflik itu merasa puas.
- Membentuk Piagam Madinah
Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil melahirkan piagam Madinah[11] yang
merupakan perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan
sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat dan ragam agama.
Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat
majemuk yang ingin hidup aman dan damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini
adalah teori dan aplikasi toleransi yang pertama kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai
pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh masyarakatnya baik yang telah
memeluk Islam maupun yang belum.
- Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
Perhanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah
merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin yang
sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa
perjanjian Husaibiah yang dianggap kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy
dalam semua bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan Quraisy
yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Osman bin Talba memeluk Islam, umat Islam bertambah
sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja. Serta tewasnya Mekkah tanpa pertumpahan darah
dua tahun kemudian. Jelaslah sudah bahwa Nabi Muhammad Saw membuktikan kebijaksanaannya
dalam dunia percaturuan politik tanah Arab.
- Mengadakan Hubungan Diplomat
Walaupun Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai seorang
pemimpin sebuah kerajaan. Beliau mengadakan hubungan diplomatic dan mengirim utusan-utusan ke
berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan
lain sebagainya.
Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Militer
Nabi Muhammad Saw meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas
kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang seperti: tidak
memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita, tidak memusnahkan harta benda. Beliau
juga mengaplikasikan sifat amanah dalam melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam
dalam memimpin. Nabi Muhammad Saw bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan
membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak mengejar musuh yag
sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad Saw adalah panglima tentara dan ahli strategi.
Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.
Nabi Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi
System ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitasis dan absolutistic yang
berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad Saw datang untuk memperkenalkan system
ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi zaman Jahiliah. Beliau menggalakkan icon kerja keras
dan rajin dalam bidang perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad Saw telah membangun ekonomi
umat Islam seperti menebus blik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.
Kondisi Sosial Masyarakat Dan Perubahan Sosial Yang Terjadi
Periode Madinah adalah pekerjaan besar yang di lakukan oleh Rasulullah Saw berupa pembinaan
terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Karena masyarakat merupakan wadah dari
pengembangan suatu kebudayaan maka diletakkan pula dasar-dasar Islam[12]. Ini merupakan
representasi dari sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang
berkaitan dengan ibadah, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-qur’an dan sunnah.
Ada banyak hal yang dirubah pada masa pemerintahan Nabi Muhammad Saw khususnya dalam era
periodisasi Islam, antara lain:
Politik
Seperti yang kita ketahui bahawa Arab pra Islam didominasi oleh dua kerajaan besar yaitu Bizantium dan
Persia sehingga secara geografis Mekkah tidak hanya sulit dijangkau tapi juga sikap pemimpinnya yang
menjalankan politik non-blok sehingga Negara-negara Asing menaruh hormat terhadap bangsa Arab
pada saat itu. Setelah datangnya Islam, kebijakan politik itu pada awanya tetap dipertahankan, namun
dengan berkembangnya Islam kebijakan itu mengalami perubahan menjadi sebuah kebijakan yang tidak
hanya sekedar memihak salah satu Negara adi kuasa yang ada saat itu, tapi sudah mulai menancapkan
pengaruhnya ke dalam daerah-daerah di bawah kekuasaannya[13]. Selain itu, tentang pemilihan
pemimpin, bangsa Arab sudah memilliki nilai-nilai demokratis dengan dipraktikannya musyawarah.
Mereka memilih pemimpin yang bijaksana dan adil dan menekanan senioritas serta pengalaan
berdasarkan kesepakatan bersama.
Kemudian model kepemimpinan tersebut dilanjutkan dan disempurnakan oleh Islam sebagaimana dapat
kita lihat pada model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dan Khilafa Rasyidin. Yaitu model pemilihan
yang tidak hanya didominasi oleh salah satu kaum atau suku Arab. Islam mengajarkan bahwa
kepemimpinan bisa diperoleh oleh kaum atau suku manapun asaka ia memenuhi kuaifikasi adil, egalite
dan fraternity[14].
Demikian pula dengan ghanimah yang pembagiannya disempurnakan oleh Islam dengan bervisi adil dan
pemerataan yaitu nabi, keluarga, memelihara anak yatim da administrasi Negara mendapat seperlima
sedangkan sisanya di bagi sesuai dengan kualitas tentara.[15]
Ekonomi
Dua ratus tahun sebelum masa kenabian Nabi Muhammad Saw, Arab sudah mengenal peralatan
pertaniah semi modern[16]. Mereka pun mampu membuat bendungan raksasa yang dinamakan al-
ma’arib. Mereka menggunakan tiga sistem dalam mengelola pertanian yaitu sewa menyewa, bagi hasil
produk, dan sistem pandego.
Mekkah juga merupakan jalur persilangan ekonomi internasional sehinggga Mekkah memiliki peranan
penting dan strategis untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian. Mereka digolongkan menjadi tiga
yaitu, kolongmerat yang memiliki modal, pedagang yang mengolah modal dan para perampok dan rakyat
biasa yang memberikan jaminan keamanan kepada para khafilah pedagang.[17] Dapat dipahami bahwa
tradisi pertanian dan perdagangan di Arab sebenarnya sudah ada jauh sebelum Islam, namun tidak ada
landasan keadilan dan persamaan di dalamnya. Ini bisa kita lihat dietika permodalan dikuasai oleh elite
politik penguasa permodalan.
Islam lalu memasukkan nilai-nilai keadilan dan persamaan dalam perekonomian masyarakat Arab.
Sehingga tidak ada lagi monopoi perekonomian dan perbudakan serta mengimplementasikan niai
keadilan,kejujuran dan kesamaan sehingga tidak ada yang dirugikan.
Sosial
Tidak disesalkan apabila masyarakat arab mempunyai sifat keras dan perilaku yang kasar, karena hal ini
dipengarhi oleh factor geografis negaranya yang bertanah tandus, berdebu, berpasir dan berbatu.
Dikenalnya masyarakat arab sebagai masyarakat jahiliyyah lebih tepatnya karena mereka memiliki moral
yang rendah. Walaupun tidak semuanya, tapi kepala sukulah yang memiliki muru’ah. Strategi perng
mereka terdiri dari lima pasukan inti, yaitu al-Muqaddam (pasukan pembawa bendera), al-Maimanah
(sayap kanan), al-Maisarah (sayap kiri), al-saqaya (pasukan pembawa obat-obatan serta sukarelawan)
dan al-Qalb (pasukan inti). Strategi ini diadopsi total oleh Nabi Muhammad Saw dalam melakukan
peperangan melawan orang-orang kafir Quraisy[18].
Mereka juga memiliki fanatis terhadap suku yang sangat tinggi sehingga kesenjangan perekonomian pun
Nampak sangat mencolok. Selain itu, terdapat pula tradisi penguburan anak perempuan hidup-hidup
pada beberapa suku. Juga menganut tradisi perkawinan mut’ah, zawaq, istibda, khadn, mutadamidah,
badal, syighar, maq, saby, hamba sahaya, antar saudara lelaki dan saudara wanitanya atau ayah dan
putrinya, atau suami istri[19].
Kondisi sosial arab tidak semuanya jelek, hanya saja ada beberapa yang perlu diperbaiki khususnya
tatanan kehidupan sosialnya.karena itu setelah Islam datang kebiasaan mengubur anak perempuan
hidup-hidup, tradisi perkawinan yang sama sekali tidak menghargai perempuan serta perlakuan yang
tidak manusiawi terhadap budak-budak, Islam mengarahkan masyarakat arab tentang kemanusiaan dan
memberikan world view yang luas tentang keberagamaan, kesamaan dan penghargaan terhadap gender.
Konkritnya Islam mengajarkan agar memiliki istri maksimal empat, itupun jika suami bisa berbuat adil.
Perlu digaris bawahi bahwa dalam konteks sekarang sangat perlu tafsiran yang baru dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini.
Sastra
Sastra jahiliyyah adalah cermin langsung bagi seluruh kehidupan bangsa arab pra Islam, karena di
dalamnya dapat kita lihat kehidupan, alam, budaya dan peradaban yang murni maupun yang telah
dipengaruhi oleh bangsa asing.
Namun demikian ada beberapa syair arab yang sangat imaginer dan simbolis sehingga sulit dicerna oleh
kalangan umum. Sastra Arab telah melahirkan penyair-penyair yang handal sehingga tidak heran jika
umat Islam dikenal dengan kemahirannya membuat syair dan puisi yang mengandung unsur spiritual
theologs dan humanism yang kental.[20]
Agama
Mesikpun tidak berpengaruh besar, namun Yahudi dan Nasrani telah berkembang jauh sebelum Islam
lahir di Mekkah. Melainkan kuatnya paganisme[21] yang bercokol dalan keberagamaan mereka. Ini
merupakan pengkomparasian antara vetieisme[22], toteisme[23] dan animisme[24]. Namun adapula yang
menganut ajaran hanif dari nabi Ibrahim a.s.
Di sinilah Islam membawa dan mengarahkan bangsa arab untuk memiliki keimanan yang proporsional
kepada Allah SWT. Islam meluruskan keimanan dan aqidah mereka yang tidak bisa disamakan dengan
semua jenis makhluk di dunia ini. Di sinlah peran vital Islam memberikan pemahaman tentang tauhid
yang tidak hanya sekedar terbatas pada pengesaan Tuhan, tapi juga kemanusiaan yag kemudian
diwujudkan dalam bentuk persamaan dan keadilan.
Bargaining Position Islam Terhadap Peradaban Dunia Pasca Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw
Sejarah telah mencatat sekian prestasi gemilang Muhammad. Bangsa Arab yang mula-mula hanya
kabilah-kabilah yang saling memerangi satu sama lain, mudah dipecah-belah dan tidak menjadi subjek
terhadap antroposentris sejarah bangsa-bangsa besar di Dunia. Walhasil, ajaran-ajaran Islam menjadi
titik tolak semangat eksplorasi dan kejayaan bangsa Arab. Sangat bijak kiranya Michael H. Hart
memposisikan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Apakah
pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah umat manusia? Seperti halnya
agama yang lain, Islam punya pengaruh luar biasa besrnya terhadap para penganutnya. Jika diukur dari
jumlah banyaknya pemeluk agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk agama Islam, dengan
sendirinya timbul tanda Tanya apa alas an menempatkan urutan Nabi Muhammad Saw lebih tinggi dari
Nabi Isa dalam daftar tokoh yang paling berpengaruh?
Ada dua alasan pokok, menurut Michael H. Hart. Pertama, Nabi Muhammad Saw memainkan peranan
jauh lebih pentin dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap agama Nasrani.
Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen. Sebaliknya
dengan Nabiyullah Muhammad bukan saja bertanggungjawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga
terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Di samping itu pula dia pencatat Kitab Suci al-Qur’an,
kumpulan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian
terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan hingga kini. Dengan demikian al-Qur’an
berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Nabi Muhammad serta ajaran-ajarannya karena beliau
bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya tak ada satupun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-
ajaran Nabi Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena al-Qur’an bagi kaum Muslim sedikit
banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan al-
Qur’an teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Nabi Muhammad dalam Islam lebih besar dari
pengaruh Nabi Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu.
Kedua, berbeda dengan Nabi Isa, Nabi Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin
duniawi. Fakta menunjukkan selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan
bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang berstu, bukan semata berkat
anutan agama Islam tapi juga dari sudut bahasa Arabnya , sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral al-
Qur’an di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, merupakan sebab yang sangat
rasional mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantakan.
Hingga Nabi kita Muhammad Saw telah wafat, ajaran-ajarannya senantiasa menjiwai dada kaum
muslimin. Beliaulah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan
Allah, pasukan Arab yang kecil mampu melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam
sejarah manusia.
Perlu dicatat pula bahwwa Islam bukanlah agama haus darah . Hal ini jelas sekali kita ketahui ketika
Beliau memberi amnesty kepada kaum kafir Quraisy ketika kembali ke Mekkah. Sebuah penaklukan yang
sangat indah dalam sejarah. Tanpa adanya pertumpahan darah, meskipun secara manusiawi balas
dendam adalah hal yang sangat mendasar, namun beliau tidak melakukannya. Di era media global dan
komunisasi instant saat ini, bermunculan banyak statemen sensasional yang menyudutkan Islam. Islam
yang dihadirkan media Barat sebagai teroris, pembunuh berdarah dingin, rasial, dan lainnya. Hal ini
sebagai titik distorsi pemahaman Barat tentang Islam. Paradigma Islam yang dideskripsikan Nabi dalam
periode penaklukan Mekkah menjadi sanggahan yang sangat kuat untuk itu.
Dari beberapa uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa pemerintahan Nabi Muhammad Saw adalah
suatu karya cipta pemerintahan yang sempurna melalui usaha yang tidaklah mudah. Dan merupakan
reperesentasi dari pemerintahan yang berdaulat.. Modal intelektual kepemimpinan Nabi Muhammad Saw
adalah pelajaran bagaimana meneumbuhkan rasa kebersaman dan optimisme dala bingkai ketaatan.
Perjalanan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw adalah suatu proses kreatif dan berlangsung secara
continue, berkembang dan beradaptasi denga kebutuhan. Intelektual capital merupakan konsep yang
tidak dapat ditawar lagi dalam membangun sebuah tim menjadi lebih baik. Dengan kalimat lain,
intelektual capital ini berfungsi untuk learn how to learn da sebagai uatan utama dalam membangun
performance management of war. Selain itu, sebenarnya bangsa arab memiliki khasanah tersendiri di
bidang politik, ekonomi, sosial, sastra dan agama. Lalu proses interaksi yang dilalui Islam melahirkan
pemeliharaan dan pengembangan beberapa hal seperti system moral, tata pergaulan strategi perang dan
hokum keluarga. Islam juga memperbaiki dan menyempurnakan system tersebut dengan kadar dan
kodrat manusia. Dan dengan didukung oleh kreatifitas umat Islam, al –qur’an dan sunah memberikan
perubahan yang nyata tentang pandangan dunia, tujuan hidup, peribadatan dan sebagainya yang
mejadikannya sebagai core system dari pemikiran dan peradaban Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sejarah Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997
Aqqod, Abbas Mahmod, Keagungan Muhammah Saw, Solo: pustaka Mantik 1994
Ar-raziq, Ali Abd, Islam Dasar-Dasar Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2002.
Esposito, John, Dinamika Kebangkitan Islam, Jakarta: Rajawali, 1987.
Hart, Michael H., Seratus Tokoh yang paling Berpengaruh dalam Sejarah, Terj. H. Mahbub Djunaidi,
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982.
Karim,Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: pustaka Book Publisher, 2007
Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002
Nurhakim, Muhammad, , Malang: UMM Press, 2004
Team Penyusun Text Book Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang Proyek
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IA IN “Alauddin” Ujung Pandang, 1981/1982
Yatim, Bari, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Widjan, Aden, dkk, Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: PSI UII, 2007
Endnote
[1] Tentunya hal ini seharusnya bisa kita transfer ke Negara kita yang sedang sakit ini
[2] Sebagai catatan bahwa pemikiran Timur (Persia-India) bercorak isoteris sedangkan pemikiran Barat
(Bizantium) bercorak eksoteris. Datangnya Islam menyerap dua konsep pemikiran tersebut sehingga
pemikiran Islam menjadi berimbang/ummatan washatan. Lihat, Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan
Peradaban Islam, (Yogyakarta: pustaka Book Publisher, 2007), h. 38-41.
[3] Jizyah merupakan pajak yang dipungut dari masyarakat non muslim sebagai biaya penggantian atas
jaminan keamanan jiwa dan harta benda mereka. Penguasa Islam wajib mengembalikan jizyah jika tidak
berhasil menjamin dan melindungi jiwa dan harta kekayaan masyarakat non muslim.
[4] Kharaj merupakan pajak atas kepemilikan tanah yang dipungut kepada masyarakat non muslim yang
memiliki tanah pertanian.
[5] Ghanimah adalah hasil rampasan perang yang 4/5 dari ghanimah tersebut dibagikan kepada pasukan
yang turut berperang dan sisanya yaitu 1/5 didistribusikan untuk keperluan keluarga Nabi, anak-anak
yatim, fakir miskin dan untuk kepentingan masyarakat umum.
[6] Al-Fay’ pada umumnya diartikan sebagai tanah-tanah yang berada di wilaya negeri yang ditaklukkan,
kemudian menjadi harta milik Negara. Dan pada masa Nabi Muhammad Saw, Negara memiliki tanah-
tanah pertaniah yang luas yang hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan umum masyarakat.
[7] Perang Badar adalah perang pertama yang sangat menentukan masa depan Negara Islam. Ini
merupakan perang antara kaum Muslimin dengan musyrik Quraisy. Pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke
2 Hijriah. Nabi bersama 305 orang Muslim bergerak keluar kota membawa perlengkapan yang sedehana.
Di daerah badar, kurang lebih 120 km dari Madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan Quraisy
yang berjumlah sekitar 900 samapi 1000 orang, dan nabi sendiri sebagai komandan. Dalam perang ini
kaum Muslimin keluar sebagai pemenang. Lihat, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah
Islamiyyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 27.
[8] Perang ini disebut juga perang Ahzab karena musuh yang menyerang Madinah terdiri dari berbagai
golongan yang bersekutu. Disebut khandaq karena menggunakan parit sebagai benteng pertahanan.
Lihat juga dalam Al-Qur’an surat ke 33. dalam perang ini gugur enam orang sahabat Rasulullah dan dari
pihak lawan tiga orang. Dari sini rasulullah belajar bahwa taktik bertahan tidak menguntungkan sehingga
perang-perang berikutnya Rasulullah menggunakan taktik menyerang ketika musuh sudah jelas siap
akan menyerang. Sehingga serangan yang dilakukan tetap dalam rangka pembelaan diri. Lihat, Siti
Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002), h. 37.
[9] Perang Hunain merupakan perang umat Islam yang melawan Bani Tsaqif di Taif dan Bani Hawazin di
antara Taif dan Makkah yang berkomplot untuk memerangi Islam. Dalam perang ini Nabi mengerahkan
kira-kira 12.000 tetara menuju Hunayn untuk menghadapi mereka. Tentara Islam memenangkan
pertempurang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Lihat, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah
Islamiyyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 32
[10] Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rauslullah Saw. Perang ini melawan pasukan
Heraklius yang mundur melihat banyak pahlawan Islam yag siap berperang melawan nabi. Namun nabi
tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Lihat: Badri, Sejarah, h. 32.
[11] Piagam Madinah menyepakati lima perjanjian, yaitu: tiap kelompok dijamin kebebasannya dalam
beragama, tiap kelompok berhak menghukum anggota kelompoknya yang bersalah, tiap kelompok arus
saling membantu dalam mempertahankan Madinah, baik yang muslim maupun yang non muslim,
penduduk Madinah semuanya sepakat mengangkat Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpinnya dan
memberi keputusan hokum segala perkara yang dihadapkan kepadanya dan meletakkan landasan
berpolitik, ekonomi dan kemasyarakatan bagi negeri Madinah yang baru terbentuk. Lihat, Abdul Karim,
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 70.
[12] Team Penyusun Text Book Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN “Alauddin” Ujung Pandang, 1981/1982), h. 46. Lihat
juga, , Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002), h. 30.
[13] Arab pada saat itu terbagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah selatan (Himayar), daerah utaa (Petra,
Gazah) dan di tengah (Kindi). Lihat. Aden Widjan, dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: PSI
UII, 2007), h. 7-9.
[14] Lihat, Q. S. 49: 10, 13 dan 49.
[15] Aden, Pemikiran, h. 9
[16] M. Abdul, Sejarah, h. 54
[17] Aden, Pemikiran, h. 10-11
[18] Karim, Sejarah, , h. 53
[19] Aden, Pemikiran,, h. 15
[20] Karim, Sejarah, h. 59
[21] Paganisme adalah penyembahan terhadap berhala
[22] Vetieisme adalah kepercayaan yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan terhadapa benda
seperti batu dan kayu.
[23] Toteisme adalah pengkultusan terhadap hewan atau tumbuh-tumbuhan yang dianggap suci.
[24] Animisme adalah kepercayaan terhadap roh baik dan jahat yang berpengaruh dalam kehidupan
manusia.
"Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya,
Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka,
seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya.
Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya.
(HR Bukhari)
Beberapa kriteria kepemimpinan dalam islam :
1. Menggunakan Hukum Allah
Dalam berbagai aspek dan lingkup kepemimpinan, ia senantiasa menggunakan hukum yang
telah di tetapkan oleh Allah, hal ini sebagaimana ayat ;
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamuberlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya". (Qs : 4:59)
Melalui ayat di atas ta'at kepada pemimpin adalah satu hal yang wajib dipenuhi, tetapi
dengan catatan, para pemimpin yang di ta'ati, harus menggunakan hukum Allah, hal ini
sebagaimana di nyatakan dalam ayat-Nya yang lain :
"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran
(daripadanya)". (Qs: 7 :3)
"..Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang kafir..." (Qs :5:44)
"..Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang zalim..." (Qs: 5 45)
"..Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik.." (Qs: 5 :47)
" Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Qs : 5 :50)
Dan bagi kaum muslimin Allah telah dengan jelas melarang untuk mengambil pemimpin
sebagaimana ayat;
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (Qs : 5 : 51)
Dari beberapa ayat diatas, bisa disimpulkan, bahwa pemimpin dalam islam adalah mereka
yang senantiasa mengambil dan menempatkan hukum Allah dalam seluruh aspek
kepemimpinannya.
2. Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu..
"Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang
memintanya, tidak pula kepada orang yang sangat berambisi untuk mendapatkannya" (HR
Muslim).
"Sesungguhnya engkau ini lemah (ketika abu dzar meminta jabatan dijawab demikian oleh
Rasulullah), sementara jabatan adalah amanah, di hari kiamat dia akan mendatangkan
penyesalan dan kerugian, kecuali bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan
melaksanakan apa yang menjadi kewajiban atas dirinya". (HR Muslim).
Kecuali, jika tidak ada lagi kandidat dan tugas kepemimpinan akan jatuh pada orang yang
tidak amanah dan akan lebih banyak membawa modhorot daripada manfaat, hal ini
sebagaimana ayat ;
"Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang
pandai menjaga dan berpengetahuan". (Qs : Yusuf :55)
Dengan catatan bahwa amanah kepemimpinan dilakukan dengan ;
1. Ikhlas.
2. Amanah.
3. Memiliki keunggulan dari para kompetitor lainnya.
4. Menyebabkan terjadinya bencana jika dibiarkan jabatan itu diserahkan kepada orang lain.
3. Kuat dan amanah
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (Qs : 28: 26).
4. Profesional
"Sesungguhnya Allah sangat senang pada pekerjaan salah seorang di antara kalian jika
dilakukan dengan profesional" (HR : Baihaqi)
5. Tidak aji mumpung karena KKN
Rasulullah SAW, "Barang siapa yang menempatkan seseorang karena hubungan kerabat,
sedangkan masih ada orang yang lebih Allah ridhoi, maka sesungguhnya dia telah
mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin". (HR Al Hakim).
Umar bin Khatab; "Siapa yang menempatkan seseorang pada jabatan tertentu, karena rasa
cinta atau karena hubungan kekerabatan, dia melakukannya hanya atas pertimbangan itu,
maka seseungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin".
6. Menempatkan orang yang paling cocok
"Rasulullah menjawab; jika sebuah perkara telah diberikan kepada orang yang tidak
semestinya (bukan ahlinya), maka tunggulah kiamat (kehancurannya)". (HR Bukhari).
Dalam konteks hadits ini, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita cermati,
1. Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi seseorang.
Setiap manusia tentunya diberikan kelebihan dan kekurangan.Kesalahan terbesar bagi
seorang pemimpin adalah ketika dirinya tidak bisa melihat potensi seseorang dan
menempatkannya pada tempat yang semestinya. Begitu pentingnya perhatian bagi
seorang pemimpin terhadap hal ini, maka Rasulullah saw bersabda sebagaiman hadits pada
poin 5 di atas.
Ketidakmampuan pemimpin dalam hal ini hanya akan membuat jama'ah atau organisasi
yang di pimpinnya menjadi tidak efektif dan efisien, bahkan tidak sedikit kesalahan
pemimpin dalam hal ini menimbulkan kekacauan yang membawa kepada kehancuran.
2. Bisa mengasah potensi seseorang.
Selain ia bisa melihat potensi pada diri seseorang, seorang pemimpin dengan caranya yang
paling baik, ia bisa mengasah potensi mereka yang berada dalam kepemimpinannya.
Mengasah potensi seseorang berbeda dengan "memaksa" seseorang untuk menjadi
seseorang yang tidak di inginkannya.
3. Menempatkan seseorang sesuai dengan potensi yang ia miliki.
"Right man in the right place", adalah ungkapan yang seringkali kita dengar. Bahwa
menempatkan seseorang itu harus berada pada tempat yang paling tepat bagi orang
tersebut serta penugasannya.
4. Mengatur setiap potensi dari mereka yang di pimpinnya menjadi satu kekuatan
yang kokoh.
Bangunan yang baik, kokoh dan indah tentunya tidak hanya terdiri dari satu elemen, tetapi
terdiri dari berbagai elemen yang ada di dalamnya. Tentunya, penempatan dan penggunaan
masing-masing elemen itulah yang sangat mempengaruhi bagaimana sebuah bangunan
itu. Perumpamaan sederhana ini bisa kita gunakan untuk memahami tugas seorang
pemimpin dalam menempatkan, menggunakan mereka yang berada dalam
kepemimpinannya.
A. Latar Belakang Masalah
Pengaruh Tokoh Islam Terhadap Kepemimpinanindonesia sangatlah penting terutama untuk mendidik kepemimpinan di Indonesia. Untuk melahirkan pemimpin masa depan, karena kepemimpinan merupakan salah satu persoalan yang penting (importn).
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Krisis dalam berbagai bidang yang menimpa kita disebabkan oleh tidak adanya tujuan yang menjadi orientasi (peninjauan) bahwasannya sistem kepemimpinan yang dianut oleh kita banyak yang menyimpang dari kepercayaan dan keyakinan.Banyak pemerintah kita menerapkan sistem kepemimpinan yang modern, dan jarang sekali pemerintah kita yang mencontoh kepemimpinan pada zaman dahulu dari khalifah-khalifah di zaman Rasul SAW.
Untuk melahirkan pemimpin masa depan harus diterapkan sejak dini sampai benar-benar paham dan mempunyai rasa tanggung jawab, apabila dunia ini tidak ada pemimpin maka dunia ini akan kacau tidak akan beraturan karena tidak ada aturan contohnya kepemimpinan Negara, perusahaan, sekolah dan keluarga, sehingga Rosulullah SAW menegaskan untuk mendirikan pemimpin agar dunia ini tidak kacau apabila tidak ada pemimpin maka hidup didunia ini tidak akan teratur karena tidak ada aturan.
Presiden sebagai contoh pemimpin semua anggota dan masyarakat, apabila sang presiden tidak menerapkan sistem pemimpin dari tanggung jawabnya kepada Anggota dan masyarakat dengan baik, pasti menimbulkan dampak negatif.
Jadi untuk mengatasi masalah dalam penerapan sistem kepemimpinan Ini tidak hanya diterapkan oleh kepemimpinan di indonesia saja, akan tetapi semua pihak yang bersangkutan dengan teori kepemimpinan menjadi contoh dan patokan untuk generasi mendatang.
B. Perumusan dan identifikasi Masalah
Melihat kompleksitasnya (kerumitan) masalah tersebut terutama yang berkenaan denganpengaruh tokoh islam terhadap kepemimpinan di Indonesia, dimana terdiri dari berbagai sikap danperilaku dari setiap pemimpin yang tentu saja dapat berpengaruh pada proses penerapan sistem kepemimpinan yang diterapkan di Indonesia
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan dan pembahasan masalah pada pengaruh tokoh islam terhadap kepemimpinan di Indonesia dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Siapakah SBY?
2. Siapakah tokoh islam berpengaruh pada kepemimpinan di indonesia?
3. Bagaimana pengaruh tokoh islam pada presiden SBY?
C. Maksud danTujuan Penelitian
Mengenai permasalahan di atas, maka penulis mempunyai tujuan untuk melakukan penelitian karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh islam
2. Untuk mengetahui tokoh Islamyang berpengaruh pada kemimpinan di Indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tokoh islam pada presiden SBY
D. Metode Penulisan
Untuk mengetahui permasalahannya diperlukan data-data yang lengkap dan aktual (betul-betul ada), maka dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
Library Study (Studi pustaka)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang mendukung pembahasan karya tulis ilmiah ini. Dalam hal inipenulis mengumpulkan berbagai referensi yang menunjang, seperi informasi dan teori-teori tenting rancangan sistem dari buku referensi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulis dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini, penulis membuat sistematika penulis yang terdiri dari 4 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan membahas permasalahan yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis mengumpulkan data-data yang di perlukan dan referensi-referensi dalam menyelesaikan karya tulisilmiah ini.
BAB III : PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdiri dari biografi presiden susilo bambang yudhiono, tokoh-tokoh islam berpengaruh pada kepemimpinan indonesia dan pengaruh tokoh islam terhadap era kepemimpinan SBY.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini penulis mencatat kesimpulan dan saran dari beberapa pembaca yang sudah dibahas pada karya tulis ilmiah ini dan kata penutup serta saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTER RIWAYAT HIDUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Arti Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para pengikut atau para bawahan) sehingga orang lain mau mengikuti apa yang menjadi kehendaknya. Orang yang mampu mempengaruhi orang lain sehingga mengikuti kehendaknya disebut pemimpin atau leader. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung dari sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mau bekerja semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efesien dan efektif.[1]
Manusia memiliki tugas yang haruss diemban sebagai seorang khalifah, yaitu menggali dan menggali potensi kepemimpinannya untuk memberikan pelayanan serta pengabdian yang diniatkan semata-mata karena amanah Allah.
Rasulullah SAW. Bersabda untuk mempertegas penciptaan pemimpin:
“Saat bepergian, meskipun kalian bertiga, hendaklah salah seorang dari kalian menjadi pemimpin. (H.R Muslim)
Manusia terlahir sebagai pemimpin dan manusia pulalah yang harus menghidupkan nilai kepemimpinan.[2]
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi yang dimaksud disini adalah kemampuan seseorang mengajak orang lain untuk mengikuti semua ucapannya guna mencapai suatu tujuan yang akan diraih.
Karena itu kepemimpinan juga merupakan proses menggerakan manusia untuk mencapai tujuan.
Ada 3 (tiga) unsur yang harus ada dalam sebuah kepemimpinan, yaitu:
1. Adanya tujuan yang menggerakan manusia
2. Adanya sekelompok orang.
3. Adanya pemimpin yang mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia.
Sebuah kepemimpinan akan terlaksana apabila ada seorang pemimpin yang mengarahkan dan member! pengaruh, kemudian ada orang (objek) yang diarahkan dan ada tujuan yang akan dicapai.[3]
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Prestasi kerja merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap pekerja. Hal ini merupakan satu cermin kualitas seorang pekerja. Semakin bagus prestasi kerja seorang pekerja,karyawan, maka semakin berkualitas pekerja atau karyawan tersebut.Pada sisi lainnya, bagaimana seorang pemimpin mengarahkan dan membimbing para pekerja ternyata mempunyai andil yang sangat besar keberhasilan pekerja atau karyawan menyelesaikan tugas dan kewajibannya. Dengan kata lain, ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja.Pemimpin adalah sosok panutan yang secara sepakat dijadikan sebagai orang terdepan dari kegiatan hidup. Sosok ini mempunyai tugas dan kewajiban untuk memberikan perlindungan dan bantuan secara pribadi dan mengelola kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang sudah diprogramkan. Dan, selanjutnya hal tersebut dapat menentukan tingkat karier pekerja atau karyawan.Setiap pemimpin mempunyai gaya tersendiri dalam menyelenggarakan kegiatan dalam kelompoknya. Gaya memimpin seseorang sangat menentukan tingkat keberhasilan kerja dari pekerja atau karyawannya. Semakin baik gaya memimpinnya, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan kerja karyawannya.Berdasarkan konsep dasar kepemimpinan, ada banyak gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Dan, dari sekian gaya, salah satunya yang kita bahas dalam hal ini adalah gaya demokratis
seorang pemimpin. Diakui bahwa pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pada model ini sangat tinggi.Hal ini karena sang pemimpin bukan sebagai orang lain bagi para pekerja. Dalam interaksi antar personil, pemimpin dan anak buah berada pada satu kondisi yang saling membutuhkan dan menguntungkan.Kita dapat mengatakan bahwa gaya kepemimpinan demokratis memberikan hasil prestasi kerja yang maksimal. Artinya pimpinan yang demokratis, pada umumnya kinerja pekerja, karyawan meningkat. Pemimpin yang demokratis memberikan kesempatan seluasnya kepada anak buah untuk mengembangkan diri dan kemampuan terkait dengan bidang kerjanya.Peningkatan karier karyawan serta prestasi kerjanya dapat tercapai sebab seorang pimpinan yang demokratis menerapkan beberapa konsep, di antaranya :
a.1 Keberhasilan Adalah Tujuan BersamaSeorang pemimpin yang demokratis memberikan pengaruh kepada anak buahnya dalam hal kemajuan karier dan kepercayaan diri atas hasil kerjanya. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja karyawannya karena sikapnya yang penuh toleransi sehingga anak buah merasa nyaman.Seorang pemimpin yang demokratis melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan satu tujuan untuk semua. Artinya, pemimpin tidak hanya memikirkan kebutuhannya pribadi, melainkan juga bagaimana membuat anak buahnya bahagia.Dalam pola kepemimpinannya, pemimpin yang demokratis memberikan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja anak buahnya karena adanya saling percaya di antara semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan. Tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lainnya. Semua pihak saling melengkapi dan saling menghormati peran masing-masing. Dengan demikian, maka kinerja menjadi lebih nyaman dan maksimal
a.2 Setiap Orang Mempunyai Kemungkinan MajuSeorang pemimpin yang bergaya demokratis memberikan pengaruh kepada anak buahnya, terutama pada kesempatan untuk maju. Dengan pola pikir seperti ini, maka anak buah mempunyai sumber motivasi terbesar. Bahwa pimpinan yang memberikan kesempatan maju pada anak buahnya, menjadikan anak buah merasa termotivasi untuk maju.Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja yang dipancarkan oleh pemimpin demokratis sedemikian rupa sehingga kesempatan maju terbuka luas. Hal ini sangat memungkinkan sebab pemimpin yang demokratis membuka diri untuk kesempatan belajar
anak buahnya. Mereka tidak segan memberikan bimbingan kepada anak buahnya hingga kompetenpada bidangnya.Konsep yang diterapkan oleh pemimpin bergaya demokratis adalah beranggapan bahwa setiap orang mempunyai kemungkinan maju. Oleh karena itulah, jika diberi kesempatan yang sama, maka kemungkinan maju semakin terbuka lebar. Orang-orang yang bekerja di bawah kepemimpinan gaya demokratis lebih realitis dan menerima kondisi sebagai konsekuensi kegiatan.
a.3 Peranan Setiap Orang Adalah PentingSetiap orang adalah penting! Itu merupakan sikap dan polapemikiran pimpinan demokratis. Mereka tidak membedakan satu orang terhadap orang lainnya berdasarkan peranannya dalam kegiatan. Hal ini karena, jika mereka berperan aktif, maka posisi mereka sama-sama penting.Pemimpin yang demokratis memposisikan setiap orang sebagai sosok yang penting dalam perjalanan kerja organisasi. Mereka selalu melibatkan anak buah dalam kegiatan yang dilakukan di organisasi. Akibatnya, setiap anak buah mempunyai pengalaman yang sama dalam menangani kegiatan dan ini merupakan bentuk pengakuan atas eksistensi setiap orang dalam organisasi.Memang, seharusnya seorang pimpinan memandang anak buah dan seluruh orang yang berada dalam lingkungan kepemimpinannya sebagai sosok yang penting. Jika kondisi tersebut dapat tercipta, maka setiap orang akan merasa diorangkan dalam interaksi personal dan organisasi. Pada akhirnya, mereka bekerja maksimal sehingga hasilnya juga maksimal, yaitu prestasi terbaik.Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja memang sangat menentukan tingkat keberhasilan program kerja. Dan, untuk menciptakan keberhasilan dalam pekerjaan, setiap orang harus terlibat secara aktif dalam kegiatan kerja. Jika tidak, maka bagaimanapun gaya kepemimpinannya, tidak akan berpengaruh pada kinerja.Apalagi jika ada orang-orang yang merasa tersisih dalam proses pekerjaannya. Maka dari itu, kita harus terapkan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan kita.[4]
B. Kepemimpinan Islam di IndonesianKepemimpinan berasal dari kata dasar pimpindari kata dasar ini, lahir beberapa istilah, antara lain: kepemimpinan (orang yang memimpin), kepemimpinan(gaya atau sifat pemimpin), pimpinan (kelompok pemimpin), terpimpin (orang yang dipimpin atau pengikut) dan keterpimpinan( sifat orang yang dipimpin).Dalam Islam prinsip kepemimpinan dirumuskan dalam prinsip khalifah. Dalam prinsip khalifah, manusia diturunkan ke bumi untuk memimpin sekaligus pemelihara alam semesta. Walau menjadi pemimpin namun
tidak diperkenankan untuk berbuat seenaknya terhadap alam dan seiisinya.Dari prinsip tersebut, Islam memberi saran agar memilih pemimpin yang membimbing kehidupannya. Imam Mawardi memberikan sejumlah kriteria pemimpin yang baik, yakni memiliki ilmu, sehat panca indra, serta dapat menangkap masalah masyarakat dengan benar dan cepat.Dalam setiap kelompok manusia selalu dibutuhkan pemimpin, sebab disatu pihak terdapat mereka yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk memimpin dan dipihak yang lain ada orang yang mempunyai kelebihan untuk memimpin.Pemimpin didefinisikan sebagai orang yang secara formal diberi setatus tertentu melalui pemilihan, pengangkatan keturunan, revolusi, atau cara-cara lain.Ralph M. Stogdillmengemukakan beberapa definisi tentang kepemimpinan, yaitu:1. Kepemimpinan sebagai fokus dari proses-proses kelompok.
2. Kpemimpinan sebagai kepribadian beserta efeknya.3. Kepemimpinan sebagai seni mengupayaan pemenuhan.3. Kepemimpinan sebagai pelaksaan mempengaruhi.4.Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku.5. Kepemimpinan sebagai bentuk persuai.6. Kepemimpinan sebagai hubungan kekuasaan.7. Kepemimpinan sebagai alat untuk mencapai tujuan.8. Kepemimpinan sebagai penerapan yang berbeda.9. Kepemimpinan sebagaipemrakarsa struktur.Kepemimpinan dalan islam dikemukakan dalan beberapa istilah yang beragam yaitu : imamah, khalifah, waliy, rais dan malik. Kepemimpinan merupakan keniscayaan dan menjadi unsur strategis bagi pengembangan peradaban. Islam tidak membenarkan kelompok apapun yang hidup tanpa pemimpin.isalm membenarkan umat islam untuk taat kepada pemimpinnya, seperti yang disebutkan dalam surat an-Nisa : 59.??????????? ??????????????? ??????????? ??? ????? ?????????Artinya:Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah SWT. Dan taatilah Rasulnya dan ulil amri di antara kalian (QS. An-Nisa : 59).
C. Tujuan Kepemimpinan1. Menjaga eksisten agama dengan berpegangan pada dasar-dasar yang telah disepakati para ulama.2. Pelaksana hukum dengan pelaksana keadilan..
3. Penjaga lingkungan hidup untuk kelangsungan kehidupan.4. Menegakan saksi hukum secara tegas untuk mengurangi kriminalitas.5. Memperkokoh pertahanan negara dari serangan musuh.
6. Menyebarkan ajaran islam.7. Mengembangkan keuangan negara untuk kemakmuran rakyat.8. Mengatue kebijakan fisik dan moneter.9. Memberikan kesejahteraan untuk pegawai pemerintah.10. Membeuat prioritas kerja dan perencana pembangunan yang seimbang.[5]
D. Syarat-syarat Pemimpin1. Sehat jasmani maupun rohani (fisik maupun mental)2. Bertanggung jawab dan obyektif dalam sikap, tindakan dan perbuatan adil terhadap yang di pimpin3. Jujur yang meliputi :
a) Jujur terhadap diri sendirib) Jujur terhadap atasanc) Jujur terhadap bawahan, dand) Jujur terhadap sesama pegawai
4. Suka melindungi5. Semangat untuk mencapai tujuan6. Cerdas7. Percaya pada diri sendiri
8. Mudah dan cepat dalam mengambil keputusan9. Memiliki kecakapan tekhnis
10. Mempunyai daya tarik11. Berwibawa
E. Fungsi Kepemimpinan1. Kegiatan menyusun perencanaan (palnning)2. Pengorganisasian (organizing)3. Memberi motivasi (motivating)4. Pengawasan (controlling)5. Pengambilan keputusan (decision making)
F. Tipe-tipe Pemimpinterdapat berbagai teori tentang organisasi dan kepemimpinan yang dikembangkan oleh cendikiawan.Diantara ragam model kepemimpinan itu, yang paling relevan dalam buku ini adalah kepemimpinan visioner dan kepemimpinan passionerVisi memiliki arti kekmampuan untuk melihat inti persoalan, perdagangan, wawasan, apa yang tampak dalam khayal penglihatan dan pengamatan. Visi merupakan alat yang diguanakan setiap orang untuk menciptakan sesuatu. Kepemimpinan visioner akan mencapai puncak kehebatannya bila diterapkan pada sebuah organisasi atau jamiyah yang bersendikan kesamaan keyakinan ajaran (agama)Kepemimpinan passioner cenderung menumbuhkan kecintaan dan pembelaan (fanatik) dari yang terpimpin pada sang pemimpin.Meskipun perpaduan dari kepemimpinan visioner dan kepemimpinan passioner memiliki kekuatan hebat dalam menggerakkan roda sebuah organisasi atau jamiyah.[6]G. Sistem Pemerintahan Di Indonesia
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi suatu himpunanatau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatukebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.Sistem pemerintahan di indonesia pada dasarnya mengacu pada rumusan Undand-Undang Dasar1945. UUD1945 telah menggariskan sistem politik, ekonomi, sosial dan budaya, sehingga menjadi sebuah acuan dalam menjalankan roda pemerintahan.Secara konstisional, negara kita berdasarkan atas hukum yang demokratis. Begitu pula sistem pemerintahan indonesia. UUD 1945 telah secara tegas menyatakan bahwa sistem negara indonesia adalah republik yang berbentuk satuan, yang kemudian dikenal dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Para ahli mempunyai perinsipsebagai berikut:
Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Merupakan pandangan dasar dan bersifat primer yang secara substansialmenjiwai keseluruhan wawasan kenegara bangsa indonesia.Citra Negara Hukum. Bentuk pemerintahan indonesia adalah republik.Paham Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi. Negara indonesia menganut paham kedaulatan rakyat, artinya pemilik kekuasaan tertinggi sesungguhnya dalam negara indonesia adalah rakyat. Kekuasaan harus disadari bahwa kekuasaan berasal dari rakyat.Demokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilan. Kedaulatan rakyat indonesia di selenggarakan secara lngsung dan melalui sistem perwakilan.Pemisah Kekuasaan dan Prinsip.kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif bersifat sama dan sederajat serta saling mengontrol satu sama lain sesuai dengan prinsip.Sistem Pemerintahan Predensial. Sesuai dengan UUD1945, Indonesia adalah negara yang menganut sistam presidensial.Persatuan dan Keragaman. Keragaman merupakan kekayaan yang harus dipersatukan (united), tetapi tidak boleh disatukan atau diseragamkan (uniformed).Pahan Demokrasi Ekonomi dan Pasar Ekonomi. Dalam paham demokrasi sosial, negara berfungsi sebagai alat kesejahtraan .Cirta Masyarakat Madani. Merupakan sebuah cita-cita setiap negara, yakin untuk membentuk masyarahat yang adil, makmur serta sejahtera. Seperti halnya menjadi cita-cita bangsa indonesia.
Sistem Pemerintahan Indonesia yang Dianut Oleh UUD1945a. Hakasasi Manusia Dalam UUD 1945b. Kekuasaan Pemerintahc. Kekuasaan Parlemend. Kekuasaan Kehakiman.[7]
BAB III
PEMBAHASAN
A. Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhiono ( SBY)
Pria berperawakan tinggi besar ini lahir sesuai azan dzuhur 9 september 1949, di rumah kakeknya di desa tremas. Susilo bambang yudhiono atau lebih di kenal dengan sby adalah sebuah nama yang sangat penominal dalam dunia politik di indonesia. Betapa tidak? Pada presiden pemilu tahun 2004, ia keluar sebagai pemenang dan menjadi presiden pertama indonesia yang di pilih langsung oleh rakyat. Kemenangan itu di luar pemikiran bayak pihak termasuk di mata para pengamat dan analis politik sekalipun. Pasalnya, partai demokrat merupakan kendaraan politiknya masalah terhitung sangat belia.Kini pada pemilu legislatif 2009, partai demokrat yang kembali mengusung sby sebagai calon presiden mengalami lonjakan perolehan suara yang sangat fantastis. Partai demokrat keluar sebagai pemenang pemilu legislatif 2009 dengan perolehan suara 20,85%.Dengan perolehan suara yang sangat signifikan itu, kini sby kembali maju sebagai calon presiden 2009.Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004.Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir diPacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).Pendidikan adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut
10 November Surabaya (ITS).Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri
(1983-1985)Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6, tapi pad era sekarang bukan jusuf kala lagi yang mendampinggi SBY tetapi Budiono.
a.1 Pendidikan :* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983* Jungle Warfare School, Panama, 1983* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984* Kursus Komando Batalyon, 1985* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989* Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS* Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
a.2 Karier :* Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)* Dosen Seskoad (1989-1992)* Korspri Pangab (1993)* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)* Asops Kodam Jaya (1994-1995)* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di
Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)* Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)* Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid)* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri)
a.3 Penghargaan :* Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)* Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan
Intelek), 1973* Satya Lencana Seroja, 1976* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983* Satya Lencana Dwija Sista, 1985* Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
* Dosen Terbaik Seskoad, 1989* Satya Lencana Santi Dharma, 1996* Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996* S Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996atya Lencana United
Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia,* Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998* Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998* Wing Penerbang TNI-AU, 1998* Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998* Bintang Kartika Eka Paksi.[8]
B. Tokoh Islam Berpengaruh Terhadap kepemimpinan Indonesia
a.1 Biografi Ahmad Syafii Maarif
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA (lahir diTemanggung, Jawa Tengah, 8 Oktober 1952; umur 58 tahun) adalah seorang politikus,ekonom, dan akademisi Indonesia. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan keislaman yang kental. Lulus dari Ibtidaiyah Sumpurkudus, ia melanjutkan ke Madrasah Muallim Lintau, yang kemudian pindah ke Yogyakarta di sekolah yang sama. Ia memang mengambil seluruhpendidikan menengahnya di Mualimin Muhammadiyah. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto, Solo, hingga memperoleh gelar sarjana muda. Setamat dari Fakultas Hukum, ia melanjutkan pendidikannya ke IKIP Yogyakarta, dan memperoleh gelar sarjana sejarah.
Selanjutnya bekas aktivis Himpunan Mahasiswa Islam ini, terus meneruskan menekuni ilmu sejarah dengan mengikuti Program Master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, AS. Sementara gelar doktornya diperoleh dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Universitas Chicago, AS, dengan disertasi Islam as the Basis of State: A Study of the Islamic Political Ideas as Reflected in the Constituent Assembly Debates in Indonesia.
Selama di Chicago inilah, anak bungsu di antara empat bersaudara ini, terlibat secara intensif melakukan pengkajian terhadap Al-Quran, dengan bimbingan dari seorang tokoh pembaharu pemikiran Islam, Fazlur Rahman. Di sana pula, ia kerap terlibat diskusi intensif dengan Nurcholish Madjid dan Amien Rais yang sedang mengikuti pendidikan doktornya.
Setelah meninggalkan posisnya sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, kini ia aktif dalam komunitas Maarif Institute. Di
samping itu, guru besar IKIP Yogyakarta ini, juga rajin menulis, di samping menjadi pembicara dalam sejumlah seminar. Sebagian besar tulisannya adalah masalah-masalah Islam, dan dipublikasikan di sejumlah media cetak. Selain itu, ia juga menuangkan pikirannya dalam bentuk buku. Bukunya yang sudah terbit, antara lain, berjudulDinamika Islam dan Islam, Mengapa Tidak?, kedua-duanya diterbitkan oleh Shalahuddin Press, 1984. Kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan, yang diterbitkan oleh LP3ES, 1985. Atas karya-karyanya, pada tahun 2008 Syafii mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysaydari pemerintah Filipina.[9]
a.2 Biografi Bambang Sudibyo
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA (lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 8 Oktober 1952; umur 58 tahun) adalah seorangpolitikus, ekonom, dan akademisi Indonesia. Ia adalahMenteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional danMenteri Pendidikan pada Kabinet Indonesia Bersatu.[10]
a.3 Biografi Abdul Karim AmrullahHAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Ia dilahirkan pada tanggal 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Hindia Belanda (saat itu). Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama diPadang Panjang pada tahun 1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi meletakkan jabatan itu ketika Sukarno
menyuruhnya memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).Hamka adalah seorang otodidiak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden MasSoerjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Ia menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31 diYogyakarta pada tahun 1950.Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai ketua umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudiannya meletak jawatan pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan. Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Ia menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudiannya diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena
dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional, Indonesia.Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar.Hamka juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan sahaja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam Nusantara, termasuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.[11] Tidak berpengaruh di kepemimpinan sby.a.4 Biografi Ismet AbdullahIsmeth Abdullah adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta pada tahun 1974. Pada tahun 1979, beliau melanjutkan pendidikan di Economic Development Institute of the World Bank, Washington DC, Amerika Serikat.Saat ini menjabat sebagai Gubernur Kepri Pertama periode 2006 - 2010. Ismeth Abdullah pernah ditunjuk sebagai Ketua Batam Industrial Development Authority(BIDA) oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 29 Juni 1998. Badan ini dibentuk oleh Pemerintah Indonesiapada tahun 1971. Dibawah kepemimpinan Ismeth Abullah,Batam telah menarik lebih dari 400 Penanam Modal Asing(PMA) senilai US$ 1,4 milyar dimana jumlah perusahaan asing tersebut meningkat dua kali lebih banyak
(dari 300 hingga 700) selama lima tahun, ketika Indonesia tengah pulih dari krisis ekonomi.Pencapaian ini terwujud berkat usaha beliau dalam mempromosikan pelayanan BIDA yang professional dan transparan kepada seluruh pihak baik swasta maupun investor.Sebelum mengukir prestasi di Batam, Ismeth Abdullah pernah menjadi Pimpinan Harian (Administrator)Dewan Penunjang Ekspor (Export Support Board) (Oktober 1989 hingga Juli 1998) yang merupakan badan nasional yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia dalam rangka penyediaan bantuan teknis di bidang produksi, pemasaran, dan tenaga ahli kepada Usaha Kecil dan Menengah sebagai komoditas ekspor. Selama periode kepemimpinan Ismeth Abdullah, lebih dari 1.000 Usaha Kecil dan Menengah memperoleh keuntungan atas program tersebut. Disamping itu, beliau juga memiliki wawasan yang luas di berbagai sektor, dari kebijakan keuangan, termasuk empat tahun sebagai Direktur Pemasaran di Bank Bukopin, bank yang cukup kredibel di Indonesia. Kontribusi terpenting beliau terhadap beberapa asosiasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), telah membawa keseimbangan terhadap kepemimpinannya di sektor publik dan swasta. Berdasarkan pengalamannya yang cukup banyak, Ismeth Abdullah seringkali diminta untuk berbicara dalam beberapa seminar dan konferensi nasional maupun internasional.Berkat peran beliau dalam mempromosikan usaha kecil dan menengah secara kooperatif, Ismeth Abdullah dianugerahi Medali Penghormatan Satyalancana Pembangunan (Medali Penghargaan Pembangunan), yakni medali dalam bidang pelayanan pemerintahan atas kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi dan pembangunan, pada tanggal 14 September 2000 oleh Pemerintah Indonesia.Pada tanggal 14 Agustus 2003, dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-58, Presiden Republik Indonesia menganugerahi Bintang Jasa Utama kepada Ismeth Abdullah. Penghargaan terhormat ini merupakan penghargaan tertinggi yang menandai kemajuan visi beliau dan pencapaiannya dalam mengembangkan industri berbasisteknologi di Batam.Setelah kesuksesan beliau dalam menciptakan iklim bisnisyang kondusif di Batam, Presiden Republik Indonesia mengangkat Ismeth Abdullah sebagai Penjabat Gubernur Kepulauan Riau yang merupakan provinsi baru yang ke-32 di Indonesia, terhitung sejak 1 Juli 2004. Pada tahun berikutnya, bulan Juni 2005, Ismeth Abdullah dipilih sebagai Gubernur Kepulauan Riau pertama berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Berkat pengalamannya dalam memimpin Batam Industrial Development
Authority (BIDA), Ismeth Abdullah juga terpilih sebagai anggota Badan Penasehat BIDA pada tahun 2005 oleh Presiden Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian.Jabatan yang diemban saat ini sebagai Gubernur Kepulauan Riau dan Anggota Badan Penasehat BIDA telah membuktikan keahlian dan kemampuannya yang meyakinkan dalam memimpin dan melaksanakan tugas serta tanggungjawabnya demi kepentingan masyarakat.[12]a.5 Biografi Muhammad Imaduddin AbdulrahimMuhammad Imaduddin Abdulrahim atau Bang Imad (lahir diTanjung Pura, Langkat, 21 April 1931 - meninggal di Jakarta,2 Agustus 2008 pada umur 77 tahun) adalah salah satu penggagas ICMI, penggagas Bank Muamalat Indonesia, pendiri Masjid Salman ITB dan sesepuh Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung.Bang Imad dilahirkan di sebuah kota kecil TanjungpuraKabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang dikenal dengan tradisi keislaman dan keulamaan yang kuat. Ia terlahir sebagai anak ke-5 dari 13 bersaudara.Namanya populer melalui kuliah tauhidnya di Kampus ITB. Pihak Salman berinisiatif merekam dan membukukan Kuliah Subuh Bang Imad pada Ramadan 1397H/1977 di Masjid Salman ITB. Isi Kuliah Subuh ini seputar Ilmu Tauhid, Definisi Tuhan, Kepercayaan kepada Tuhan dan mentauhidkan Tuhan, Tauhid dan Kemerdekaan, Tauhid dan Ikhlas, Tauhid dan Konsekuensinya.Gelar Doktor Filsafat Teknik Industri dan Engineering Valuation diperolehnya dari Iowa State University, Ames, Iowa, Amerika Serikat. Ia adalah penerima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden B.J. Habibie pada tanggal 13 Agustus 2000 sebagai pakar dan guru besar dalam bidangnya.Bang Imad meninggal dunia pada tanggal 2 Agustus 2008, pada pukul 09.15 WIB dan dimakamkan keesokan harinya di TMP Kalibata, dipimpin oleh Mensesneg Hatta Rajasa.[13]
C.Pengaruh Tokoh Islam Kepada Pemerintahan di Era Kepemimpinan SBYa.1 Pengaruh Ahmad Syafii Maarif
Pengaruhnya adalah harus menindak tegas korupsi dan menindak tegas HAM.
a.2 Pengaru Bambang Sudibyo
Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional, mengatakan Bahwa Bangsa yang pendidikannya jelek tidak
maju, Bangsa yang maju adalah bangsa yang produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki akhlak dan kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani dan rukun satu sama lain.Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat tercapai melalui peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua, tenaga pendidik, siswa-siswi, pemerintah, dan masyarakat, serta keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di Indonesia, proses pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk yang sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum maksimalnya peran serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang dapat memperlambat proses pembangunan pendidikan nasional.
Namun berbagai upaya signifikan telah dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan pendidikan dimulainya percepatan peningkatan mutu pendidikan Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga pendidik yang simultan dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan berdaya saing tinggi.
Maka Pengaruhnya Bambang Sudibyo mengatakan, pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Pernyataan itu akan termanifestasikan dalam 3 hal yaitu:1. Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)2. Estetika (Seni)3. Moral dan EtikaDengan demikian jelaslah bahwa Pendidikan itu juga harus belajar tentang etika-moral dan mental anak didik.
BAB IVPENUTUP
A. KesimpulanSetelah mengkaji dari pembahasan-pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat
2. Tokoh Islam Berpengaruh Terhadap kepemimpinan Indonesia
Ahmad Syafii MaarifBambang sudibyo
Abdul Karim Amrullah
3. Pengaruh tokoh islam terhadap pemerintahan era SBYadalah menindak tegas korupsi, manindak tegas HAM dan menciptakan pendidikan Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), . Estetika (Seni),Moral dan Etika
Saran
1. Terapkanlah sistem kepemimpinan yang berbasis islam agar negara Indonesia makmur baik para pemimpinnya maupun rakyatnya dan tidak ada lagi korupsi.
2.Pilihlah pemimpin yang berahlak mulia dan menjungjung tinggi kaidah-kaidah islam agar tidak ada penyimpangan-penyimpangandalam melaksanakan pemerintahan.
3. Berikanlah kesejahteraan rakyat yang layak.
Konsep Kepemimpinan Dalam Islam (Administrasi dan
Supervisi Pendidikan) Posted on 1 Juni 2012 by Yogi Lukmana Wardani
Latar Belakang
Pemimpin adalah orang yang menjalani kepemimpinan. Selama ini banyak sekali kekeliruan pemahaman
tentang arti kepemimpinan. Pada umumnya orang melihat pemimpin adalah sebuah kedudukan atau
posisi semata. Akibatnya banyak orang yang mengejar untuk menjadi seorang pemimpin dengan
menghalalkan berbagai cara dalam mencapai tujuan tersebut. Mulai dari membeli kedudukan dengan
uang, menjilat atasan, menyikut pesaing / teman. Ataupun cara lain demi mengejar posisi pemimpin.
Akibatnya, hal tersebut melahirkan pemimpin yang tidak dicintai, tidak disenangi, tidak ditaati dan bahkan
dibenci.
Dalam Al-Qur’an banyak dijumpai istilah-istilah kepemimpinan antara lain : Amir, Khalifah, Imamah dsb.
Hal ini berarti Islam telah lebih dahulu mengetahui dan menetapkan mengani asas-asas kepemimpinan
jauh sebelum para ahli Barat membahasnya. Namun, berbagai teori yang digambarkan para ahli
mengenai kepemimpinan tak jarang membuat orang tidak memahami akan arti sebenarnya tentang
kepemimpinan dalam Islam. Sehingga pemimpin masa kini, tak jarang telah lari dari arti kepemimpinan
dlaam Islam.
Gaya kepemimpinan yang melanggar garis ketetapan Allah tersebut, hanyalah menumbuhkan anarkisme
dan keganasan hawaniah sebagaimana disebutkan oleh Thomas Hobbes ”Homo Homini Lupus, Bulkum
Omhium Contra Omnus” ”Manusia Akan Menjadi Pemangsa Manusia Yang Lainnya”.
Semua orang ingin jadi pemimpin ! Ribuan orang mengharapkan dirinya menjadi seorang pemimpin.
Mereka tidak pernah merasa bahwa sebenarnya dirinya adalah seorang pemimpin. Hampir setiap orang
menjadi pemimpin di lingkungannya masing-masing. Terlepas dari besar kecilnya jumlah orang dalam
kelompok tersebut. Bahkan seorang manusia pun harus memimpin dirinya sendiri untuk mengarahkan
hidupnya.
Seringkali orang memahami kepemimpinan dalam arti sempit sekali. Sehingga mereka mengetahui
kepemimpinan adalah para pemimpin negara, wilayah, perusahaan dsb. Ketidak sadaran inilah yang
mengakibatkan orang tidak mau mengembangkan ilmu kepemimpinannya. Ditambah dengan jargon-
jargon seperti : ”Saya ini rakyat kecil”, padahal ia adalah seorang tukang becak hebat yang memimpin
keluarganya dirumah. Yang bisa menciptakan anak-anaknya untuk menjadi pemimpin yang besar.
Sebagai seorang khalifah (pemimpin) dimuka bumi, sebagaimana Firman Allah ”Dan tatkala Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat ’Aku hendak jadikan Khalifah di muka bumi’”. (QS. Al-Baqarah Ayat 30)
Dalam ayat tersebut, Allah SWT tealh menggambarkan bahwasanya mausia telah diciptakan untuk
menjadi pemimpin dimuka bumi (dalam arti sempit dipahami sebagai pemimpin diri sendiri). Namun,
permasalahan yang terjadi, sudahkah semua pemimpin di dunia ini mencerminkan konsep kepemimpinan
sebagaimana yang digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam tingkah laku dan keteladanan
hidupnya ? Lalu, sebenarnya bagaimana konsep kepemimpinan yang ditawarkan dalam Islam ?
Ruang Lingkup Pembahasan
Adapun yang akan menjadi ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah :
a. Dasar Kepemimpinan Dalam Islam
b. Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
c. Tipe-Tipe Kepemimpinan Dalam Islam
d. Pemimpin yang Didambakan Ummat
Kepemimpinan Adalah Sunatullah
Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan Sunnatullah / ketetapan dari Allah SWT. Hal ini termaktub
dalam Al-Qur’an :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al-Baqarah 30.
Kemudian dalil dari Al-Hadiost : “Ketahuilah bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Setiap kepala negara adalah pemimpin dan ia bertanggung
jawab atas kepemimpinannya (rakyat). Seorang perempuan/ibu adalah pemimpin dalam rumah tangga
suaminya dan anak-anaknya; ia bertanggung atas kepemimpinannya. Seorang pelayan/hamba sahaya
adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Ketahuilah
bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan masing-masing mempertanggungjawabkan atas
kepemimpinannya.” (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)
Melalui dua dalil ini dapat kita pahami bahwasanya kepemimpinan adalah suatu ketetapan dari Allah
SWT yang keberadaannya tidak mungkin ditawar lagi. Adanya kepemimpinan dalam Islam di dunia ini
merupakan suatu jeharusan yang mutlak.
Dasar Kepemimpinan Dalam Islam
Allah menciptakan manusia sebagai master piece dan sesempurnanya ciptaan (ahsani taqwim), bahkan
malaikat tidak memiliki potensi Allah pada manusia. Hal ini tersirat dari kisah Kosmos Teologis tentang
bagaimana Allah menciptakan Adam sebagai pemimpin di muka bumi (QS. Al-Baqarah 30-33).
Manusia bisa dikatakan makhluk intelektual karena dilengkapi dengan otak, kemudian juga bisa
dikatakan makhluk berkarakter karena memiliki akhlak. Manusia terlahir sebagai KHALIFAH FIL ARDH,
tugasnya adalah menggali potensi kepemimpinan untuk memberikan pelayanan serta pengabdian yang
diniatkan semata-mata karena amanah Allah. Sabda Rasulullah SAW ”Setiap orang adalah pemimpin
dan kelak akan dimintakan pertanggungjawabannya berkaitan dengan kepemimpinannya”.
Rasulullah SAW bersabda : ”Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka” (HR. Abu Na’im).
Pemimpin adalah pelayan ummat, orang yang bertugas dan diamanahkan untuk melaksanakan tugas-
tugas dalam memimpin, membimbing dan mengajak umat kearah yang lebih baik dalam artian sama-
sama membangun.
Pemimpin juga diartikan sebagai perisai bagi rakyat, yang akan melindungi rakyat, sebagaimana Sabda
Nabi Muhammad SAW : Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya seorang
pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia
memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh
pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya”.
Dalil lain juga menyatakan akan kewajiban adanya kepemimpinan dalam Islam, seperti : “Jika keluar tiga
orang dalam satu perjalanan, maka hendaklah salah seorang dari mereka menjadi pemimpinnya.” (HR.
Abu Dawud dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah).
Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Konsep kepemimpinan adalah konsep yang dimiliki oleh Islam dalam memandang kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam Islam mencakup beberapa aspek :
1. Aspek Pengaruh
Dalam Islam, pemimpin yang tidak berpengaruh akan menyebabkan hilangnya kepercayaan ummat pada
pemimpin tersebut. Bisa dicontohkan seperti Shahabat Rasulullah, Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Ibn
Khattab, dll. Mereka memilik pengaruh sangat besar dalam mewujudkan konsep kepemimpinan ditengah
ummat Islam.
2. Aspek Kerohanian
Pemimpin dalam Islam, selain sebagai pemimpin ummat, ia juga bertindak sebagai pemimpin agama. Hal
ini ditunjukkan langsung oleh pribadi Nabi Muhammad SAW, yang selain sebagai pemimpin masyarakat
juga sebagai pemimpin agama. Kalau kita contohkan dalam kehidupan sekarang adalah Paus Benediktus
XII, sebagai pemimpin Ummat Katolik.
3. Aspek Karakteristik
Aspek karakteristik merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk menilai konsep kepemimpinan
seseorang. Aspek ini meliputi karakter pemimpin, baik baik maupun buruk.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Secara umum, ada beberapa tipe kepemimpinan / Basic Leadership Style :
1. Pemimpin adalah Direktur / DIRECTING.
Dalam tipe kepemimpinan ini, leader memberikan arahan-arahan dan mengawasi penyelesaian seluruh
aktivitas secara dekat. Kepemimpinan directing adalah tipe kepemimpinan berkompetensi rendah namun
berkomitmen tinggi. Konsep kepemimpinannya adalah menggunakan pola instruksi dengan sedikit
support. Kepemimpinan seperti ini sering dipandang sebagai kepemimpinan semi diktator, namun tingkat
keberhasilan pengaruh pemimpin sangat kuat.
2. Pemimpin adalah Pelatih / COACHING.
Pada tipe ini, leader disamping memberikan arahan dan mengawasi penyelesaian aktivitas, juga
memberikan penjelasan cara mengambil sikap, memberikan usulan yg tepat dan mensupport setiap
progress. Kepemimpinan ini memiliki tingkat kompetensi sedang, namun rendah komitmen. Banyak
support pada bawahan, namun sedikit instruksi, dan menggunakan pola pendampingan. Pada tipe ini,
pemimpin seringkali mudah untuk ”diambil hatinya”.
3. Pemimpin adalah Pendukung / SUPPORTING.
Pada tipe Supporting, leader memfasilitasi dan mensupport upaya anggotanya dalam menyelesaikan
tugas serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan. Tipe ini berkompetensi tinggi namun
memiliki komitment sedang. Banyak support sedikit instruksi dan pola pengembangannya adalah
dukungan.
4. Pemimpin adalah Delegasi / DELEGATING.
Pada tipe delegasi, leader melakukan rotasi / pendelegasian tanggungjawab dalam pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah. Memiliki kompetensi tinggi dan komitmen tinggi, sedikit support
dan sedikit instruksi, dan pola pengembangannya adalah delegasi.
Dalam menjalankan kepemimpinan, seorang leader yang baik hendaknya memiliki empat keahlian
khusus, yaitu :
? Interpreting, mampu menginterpretasikan atau memvisualisasikan suatu kondisi internal maupun
external yang akan berdampak pada tim.
? Shaping, mampu memberikan gambaran tentang visi dan strategi untuk memberikan arti kerja tim.
? Mobilising, mampu memobilisasi para individu dalam tim dengan ide, kemampuan dan nilai masing-
masing anggota yg berbeda untuk membangun sebuah tim.
? Inspiring, mampu memberikan inspirasi kepada orang dalam mencapai hasil.
Kepemimpinan Yang Didambakan
Kepemimpinan yang didambakan dalam Islam adalah sosok pemimpin yang memiliki kejiwaan dan pola
sesuai dengan tuntunan Nabi SAW (khalifatu ‘ala minhaji nubuwwah) / pemimpin sesuai dengan metode
kenabian. Dan pemimpin itu haruslah sesuai dengan tuntutan dari Ummat sekarang yang amat
merindukan sosok pemimpin.
Sebenarnya seperti apakah sosok pemimpin dambaan ummat ? Pemimpin dambaan ummat adalah
sosok pemimpin yang bisa membawa ummat kembali merintis dan menciptakan peradaban mulia
sebagaiman telah digambarkan Nabi SAW. Karena hanya kepemimpinan yang sesuai dengan metode
kenabianlah, Ridha Allah akan didapat. Kepemimpinan yang dapat membawa ummat kedalam Ridha
Allah adalah :
1. Pemimpin yang menerapkan hukum Syari’ah
(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di
dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya. QS.
Annur 1.
Al-Qur’an dan hadist telah diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi sebagai way of life / jalan hidup /
dasar hukum bagi segala perkara ummat manusia. Yang berwenang membuat hukum hanyalah Allah
SWT. Pemimpin yang diRidhai Allah SWT adalah pemimpin yang memnggunakan dasar hukum dari nash
Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW bukan hukum buatan manusia.
2. Pemimpin sebagai pembela Ummat
Pemimpin juga diartikan sebagai perisai bagi rakyat, yang akan melindungi rakyat, sebagaimana Sabda
Nabi Muhammad SAW : Dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya seorang
pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia
memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh
pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya”.
Pemimpin yang mendapatkan Ridha Allah SWT adalah pemimpin yang mampu melindungi dan menjaga
kehormatan Ummatnya dari pihak luar.
3. Pemimpin yang mampu membawa Peradaban Mulia kembali ke muka bumi
Islam merupakan sebuah sistem pemerintahan, sistem hukum, sistem politik, sistem sosial, sistem
kemasyarakatan, sistem pendidikan, sistem keagamaan, sistem ekonomi, sistem pertahanan keamanan,
dsb. Maka untuk menciptakan kembali peradaban mulia Islam dimuka bumi diperlukan sebuah sistem
pengaturan Islam / A Global Imperium of System, dalam rangka mewujudkan Novus Ordo Scrotum
(Tatanan Dunia Baru) seperti yang dihembuskan oleh kaum Yahudi.
Sistem Islam telah terbukti menciptakan peradaban selama 14 abad tanpa terkalahkan, termasuk
peradaban Romawi, Bizantium, dan peradaban Imperialisme sekarang ini.
4. Pemimpin yang sesuai dengan metode kenabian
Pemimpin dambaan ummat tentu saja adalah al-khalifah ‘ala minjahi nubuwwah / pemimpin berdasarkan
atas metode kenabian. Ini tidak bisa ditawar lagi.
Kesimpulan
Kepemimpinan dalam Islam merupakan Sunnatullah / ketetapan Allah SWT, yang telah menjadikan
manusia sebagai pemimpin. Kepemimpinan telah terlebih dahulu diperkenalkan dalam Islam jauh
sebelum para ahli mengemukakannya. Kepemimpinan dala Islam adalah kepemimpinan yang didasarkan
atas metode kenabian dalam rangka menciptakan kultur masyarakat madani memperoleh Ridha Illahi.