21

Click here to load reader

thoha.files. Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

  • Upload
    lykien

  • View
    232

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

OPEN SOURCE

Disusun Oleh:

1. Agung Widagdo NIM : 110902732. Andi Agus S NIM : 110902733. Feri Alib M NIM : 110902764. Kusmujanto NIM : 110902765. M Sodiq NIM : 110902416. Ngatmin NIM : 110902437. Tristanto NIM : 11090269

STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA

2010

Page 2: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

BAB I

Pengertian Opensource

Opensource software adalah istilah yang digunakan untuk software yang membuka atau

membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain

mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang

ada pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open

source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi.

Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet. Salah satu open source software yang

terkenal yaitu Linux.

Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang

berinteraksi melalui internet. Maka bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat

berbasis open source ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah

melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.

Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh internet. Mula-mula Open source

software diambil dari internet kemudian digunakan oleh orang dan diperbaiki apabila ada

kesalahan. Hasil perbaikan dari open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui

internet yang memungkinkan orang lain menggunakan dan memperbaikinya. Dan begitulah

seterusnya. Saat ini sangat mudah mendapatkan open source software di internet.

Dengan pola open source orang dapat membuat dan mengembangkan apa yang disebut dengan

free software. Software ini dapat digunakan tanpa perlu membayar lisensi atau hak cipta karena

memang dikembangkan dengan pola open source. Jadi, dengan pola open source orang dapat

mengembangkan software dan mempublikasikannya dengan bebas melalui internet. Maka tidak

heran apabila kita akan banyak menemukan free software ini di internet dan bisa secara bebas

mendownloadnya tanpa perlu membayar kepada pengembang software.

Secara umum software open source membawa konsep pengembangan software secara terbuka

dan bebas, siapapun boleh mengembangkan software dengan lisensi open source, dan tentu

dengan tidak meninggalkan etika dan aturan yang telah ditentukan oleh peraturan open source

yang berlaku.

Page 3: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

BAB IOpen Source di Indonesia

A. Perkembangan

Perkembangan open source sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1960 dengan adanya projek

ARPANET yang kemudia berkembang hingga saat ini kita kenal dengan internet. Walapun

projek ini awalya bersifat rahasia namun projek ini adalah sebuah konsep network yang

dibangun secara bersama dan dilakukan oleh orang bannyak secara gratis.

Mengikuti perkembangan zaman akhinya open source telah di resmikan dalam sebuah

organisasi dengan nama Open Source Initiative yang kini adalah pemegang hak atas lisensi

open source secara internasional sejak tahun 1997. Oganisasi ini adalah organisasi resmi di

tingkat internasional yang mengelolan perijinan label “Open Source” dengan kata lain semua

software yang akan mengklaim dirinya sebagai open source. Ada kurang lebih 66 lisensi

dengan 9 kategori lisensi yang telah dikeluarkan kepada publik. Yang termasuk didalamnya

adalah linux yang memliki dengan lisensi GNU/GPL (General Public Lisence).

Perkembangan Open Source pun juga telah mulai merambah Indonesia. Secara resmi

Indonesia telah memulai secara resmi era open source pada tahun 2004 yaitu dengan adanya

kesepakatan IGOS (Indonesia Go Open Source). Pada tanggal 30 Juni 2004 penandatangan

kesepakatan mengenai IGOS dilakukan oleh 5 Kementrian Republik Indonesia yaitu :

Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi dan Informatika,

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Departemen Pendidikan Nasional.

B. Permasalahan Open Source

Pengembangan software berbasiskan open source selain memberikan beberapa buah

keuntungan sebagaimana yang telah disebutkan di bagian terdahulu artikel juga memiliki

beberapa permasalahan sebagai berikut :

Dengan banyaknya orang yang terlibat dalam pembuatan proyek software tidak menjamin

bahwa proyek akan selesai dengan lebih cepat. Ada kemungkinan proyek bahkan tidak dapat

Page 4: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

terlaksana. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya orang maka perbedaan akan sering

terjadi, oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu bekerja sama dengan

rekan-rekannya yang lain untuk membuat suatu arahan yang jelas tentang proyek.

Menurut Alan Cox dalam papernya "Cathedrals, Bazaars and the Town Council" [Ala98],

permasalahan akan muncul ketika tibanya banyak orang yang tidak paham dan mereka mulai

mengemukakan opininya, bukan memberikan kodenya. Mereka berdebat tentang hal-hal

yang tidak berguna. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan karena perdebatan tersebut

tidak akan menghasilkan apa-apa.

Konflik di antara para pengembang. Terkadang dalam model open source sebagaimana juga

terjadi dalam model pengembangan ilmiah, terjadi konflik antara para pengembang. Hal ini

dapat terjadi bila satu atau beberapa pengembang merasa tidak puas dengan pengembang

lainnya, baik dalam hal pencapaian ataupun masalah-masalah teknis dalam proyek yang

sedang mereka kerjakan. Bilamana hal ini telah terjadi dapat mengakibatkan tertundanya

proyek yang sedang mereka kerjakan, bahkan tidak tertutup kemungkinan proyek tersebut

menjadi gagal.

Pemilihan software. Umumnya software-software yang dikembangkan disebabkan karena

menarik minat pengembang baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya

kecendrungan model open source yang dimulai oleh seorang individu maka

pengembangannya akan lebih bersifat developer oriented, yang berarti software yang lebih

kompleks, namun belum tentu lebih bermanfaat. Pengembang akan membuat software-

software yang terlihat menyenangkan, seperti membuat themes untuk GNOME, KDE

maupun editor, dibandingkan dengan membuat aplikasi-aplikasi yang dianggap

membosankan seperti Office Suites. Tanpa adanya insentif lain maka akan banyak proyek

mati karena pengembang awal telah kehilangan minat dan tidak ada yang meneruskan.

Fragmentasi. Dengan tersedianya kode sumber untuk setiap aplikasi, maka seseorang dapat

saja merubah sebagian kode sumber asli dan mengeluarkan aplikasi yang sama dengan nama

baru atau mengeluarkan aplikasi sama dengan versi baru. Jika seorang pengembang merasa

tidak puas dengan para pengembang lain dalam membuat suatu proyek, maka ia dapat

Page 5: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

berpisah dan mengeluarkan proyek baru, lihatlah yang terjadi pada NetBSD dan OpenBSD.

Selain itu jika lisensi yang melingkupi suatu aplikasi dirasakan tidak memuaskan maka akan

terbentuk pula suatu aplikasi baru, lihat KDE dengan GNOME. GNOME dikembangkan

karena ketidakpuasan beberapa orang dalam masyarakat free software terhadap lisensi library

Qt dari Troll Tech yang digunakan dalam KDEtypeset@protect @@footnote

SF@gobble@opt Qt toolkit tersedia secara free dalam bentuk kode sumber bagi

pengembangan free software dan dapat didistribusikan secara bebas.Berdasarkan informasi

yang ada di homepage KDE, ada dua hal yang perlu diingat dalam menggunakan Qt yaitu

jika anda ingin menjual aplikasi Anda yang dibuat dengan menggunakan Qt dan tidak

bersedia menyediakan kode sumber maka Anda perlu membeli lisensi Qt, jika anda

memperbaiki Qt maka perbaikan harus dikirimkan pada Troll Tech dan jika bagus maka

dapat disertakan dalam versi Qt berikutnya.(http://www.kde.org/whatiskde/qt.html) .

Ketergantungan pada satu orang pemimpin. Proyek-proyek open source biasanya dimulai

oleh satu atau beberapa orang, sehingga ketergantungan menjadi sangat tinggi. Dengan

berlalunya waktu, para pemimpin tersebut mungkin menjadi bosan, burn-out, dipekerjakan

oleh organisasi lain. Akibatnya proyek-proyek yang mereka tangani dapat menjadi tertunda

atau bahkan mungkin hilang. Sebagai contoh dua orang pembuat aplikasi GIMP, aplikasi

open source untuk image editing seperti Adobe Photoshop, setelah mereka lulus dari

Universitas California di Berkeley dan bekerja di organisasi lain, maka aplikasi GIMP yang

mereka tulis sewaktu masih menjadi mahasiswa tertunda selama dua tahun pada saat versi

0.9, sebelum akhirnya diteruskan oleh para pengembang baru lain.

Penjiplakan. Dengan tersedianya kode sumber bagi setiap software, tidak tertutup

kemungkinan ada pihak-pihak yang memanfaatkan hal tersebut demi kepentingan dirinya,

misalnya saja seorang mahasiswa ilmu komputer mendapat tugas untuk membuat suatu

program, ia kemudian mencarinya di Internet dan mendapatkan versi open sourcenya. Lalu ia

memodifikasi sedikit program tersebut dan menyerahkan pada dosennya untuk dinilai. Bila

dosen tidak waspada maka program tersebut akan lolos dan si mahasiswa akan mendapat

nilai dengan mudah dan tidak adil bagi mahasiswa yang membuatnya sendiri.

Page 6: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

C. Manfaat Open Source Bagi Indonesia

Open source tidak hanya bermanfaat bagi negara-negara maju namun justru ia dapat

memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi negara-negara berkembang seperti

Indonesia, karena umumnya program-program open source tersedia dengan biaya yang relatif

jauh lebih murah dibandingkan program-program closed source dan lebih handal, sehingga

akan mampu menghemat devisa yang ke luar. Secara khusus, open source pun memberikan

manfaat bagi dunia pendidikan, bisnis dan pemerintahan.

1. Bagi Dunia Pendidikan

Dengan adanya open source maka pelajar, mahasiswa ataupun pendidik tidak lagi

mempelajari sesuatu secara teoritis namun mereka pun dapat mempraktikkannya. Sebagai

contoh dalam bidang ilmu komputer, pada saat mempelajari mata kuliah Sistem Operasi,

maka mahasiswa dan dosen dapat secara bersama-sama mempelajarinya dengan cara

mengupas secara tuntas Sistem Operasi GNU/Linux ataupun sistem operasi open source

lainnya, sehingga mahasiswa dan dosen tidak hanya tahu teori, namun juga tahu

penerapannya dalam dunia nyata. Kemudian dengan menginstalasi sistem operasi open

source, misalnya GNU/Linux, seseorang umumnya telah memperoleh aplikasi-aplikasi

yang cukup lengkap, sehingga ia tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membelinya.

2. Bagi Dunia Bisnis

Dengan memanfaatkan program-program open source, dunia bisnis akan memperoleh

manfaat yaitu rendahnya biaya instalasi program, reliabilitas yang tinggi, keamanan yang

tinggi, sehingga total cost of ownership-nya menjadi rendah. Dunia bisnis sangat

memerlukan program yang bereliabilitas tinggi, karena kegiatan-kegiatan dunia bisnis

telah amat tergantung pada komputer dan kesalahan kecil akan mengakibatkan kerugian

yang sangat besar. Bagaimana jadinya jika server yang digunakan untuk menangani web

page harus di-reboot satu minggu sekali. Selain itu dengan menggunakan program-

program open source maka perusahaan tidak perlu terikat pada satu vendor, baik vendor

hardware maupun software. Jika perusahaan menemui permasalahan, ia dapat

menghubungi pembuat program ataupun mencari perusahaan-perusahaan jasa untuk

menangani masalah tersebut.

Page 7: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

3. Bagi Pemerintah

Seiring dengan makin berkibarnya tuntutan akan otonomi daerah, maka penggunaan

program-program open source patut menjadi pertimbangan dalam perencanaan sistem

informasi pemerintahan. Dengan menggunakan program-program open source, anggaran

yang dibutuhkan relatif lebih rendah dibandingkan dengan program-program closed

source dengan tingkat reliabilitas dan keamanan yang lebih tinggi. Selain itu dengan

memanfaatkan program-program open source pemerintah dapat mendukung

perkembangan teknologi informasi di daerahnya dan juga dapat memberikan kesempatan

kerja pada masyarakat. Dengan tersedianya kode sumber maka pemerintah dapat

memastikan bahwa program yang digunakannya tidak memiliki suatu backdoor ataupun

trojan horse yang dapat membahayakan pemanfaatannya dalam bidang yang sensitif,

seperti bidang pertahanan keamanan

Page 8: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

Bab IIIStruktur dan Jenis Open Source

A. Kriteria Open Source

Open source bukan hanya berarti terbuka terhadap kode-kode program yang ada namun

secara internasional open source haruslah memenuhi beberapa criteria berikut.

1. Pendistribusian Ulang Secara Bebas

Lisensi tidak akan membatasi pihak manapun dari untuk menjual atau membeli dan dan

pihak pengembang tidak akan mendapat royalti dari pendistribusian ulang.

2. Menyertakan Kode Sumber

Sebuah program haruslah menyertakan kode sumber yang telah dibuat baik itu dalam

bentuk kode sumber murni ataupun dalam bektuk yang telah dikompilasi. Dan sebaiknya

disebarluaskan dengan metode dan media yang bersifat gratis, semisal dengan

mempublikasikan melalui internet dimana para pengembang dapat mendownload dan

melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

3. Dikerjakan Secara bersama-sama

Lisensi Open Source haruslah diperbolehkan untuk dimodifikasi dan dikerjakan secara

bersama-sama dan kemudian didisrtribusikan dengan kesepakatan yang sesuai dengan

lisensi yang ada.

4. Integritas Terhadap Pembuat

Lisensi dapat membatasi kode sumber untuk didistribusikan dalam bentuk termodifikasi

hanya jika lisensi mengizinkan distribusi "file patch" dengan kode sumber untuk tujuan

memodifikasi program tersebut pada waktu pembangunan. Lisensi harus secara eksplisit

mengizinkan distribusi software yang dibangun dari modifikasi kode sumber. Lisensi

mungkin mensyaratkan hasil kerja turunan untuk menggunakan nama atau versi yang

berbeda dari perangkat lunak asli.

5. Tidak ada Diskriminasi terhadap Orang atau Kelompok

Lisensi tidak boleh mendiskriminasikan sebuah kelompok atau personal tertentu.

6. Tidak ada Diskriminasi Terhadap Tujuan Tertentu

Lisensi ini tidak boleh mendiskriminasikan profesi atau tujuan tertentu untuk

menggunakan software tersebut.

Page 9: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

7. Distribusi Lisensi

Untuk melakukan distribusi ulang sebuah software haruslah memiliki lisensi atau aturan

tertentu yang itu akan digunakan untuk mendistribusikan ulang program-program open

source, dan ketika software tersebut dimodifikasi dan didistribusikan kembali software

tersebut harus menggunakan Lisensi Distribusi yang Telah dibuat sebelumnya.

8. Lisensi Tidak Boleh Mendukung Produk Tertentu

Lisensi Sebuah software tidak diperbolehkan untuk mendukung secara penuh sebuah

produk tertentu baik itu produk berupa software maupun berupa Hardware.

9. Lisensi tidak boleh menolak integritas software lain

Dalam hal ini lisensi sebuah software tidak diperbolehkan untuk menolak lisensi dari

software lain.

10. Lisensi haruslah bersifat netral

Tidak ada penghususan dalam sebuah lisensi dimana semua lisensi bersifat terbuka dan

netral sehingga tidak ada pengkhususan terhadap seseorang tertentu ataupun gaya

tertentu.

B. Jenis-Jenis Lisensi Open Source

Berikut adalah beberapa jenis lisesi yang telah di resmikan sebagai Open Source berdasarkan

tujuan dan kegunaan tertentu.

1. Lisensi yang banyak digunakan oleh Komunitas Pengembang Resmi

a. Apache License, 2.0

b. New and Simplified BSD licenses

c. GNU General Public License (GPL)

d. GNU Library or "Lesser" General Public License (LGPL)

e. MIT license

f. Mozilla Public License 1.1 (MPL)

g. Common Development and Distribution License

h. Eclipse Public License

Page 10: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

2. Lisensi Bertujuan Khusus

a. Educational Community License

b. IPA Font License

c. NASA Open Source Agreement 1.3

d. Open Font License 1.1 (OFL 1.1)

3. Lisensi Lain

a. Adaptive Public License

b. Artistic license 2.0

c. Open Software License

d. Qt Public License (QPL)

e. zlib/libpng license

4. Lisensi yang berlebihan dengan lisensi yang lebih popular

a. Academic Free License

b. Attribution Assurance Licenses

c. Eiffel Forum License V2.0

d. Fair License

e. Historical Permission Notice and Disclaimer

f. Lucent Public License Version 1.02

g. University of Illinois/NCSA Open Source License

h. X.Net License

5. Lisensi yang tidak dapat digunakan kembali

a. Apple Public Source License

b. Computer Associates Trusted Open Source License 1.1

c. CUA Office Public License Version 1.0

d. EU DataGrid Software License

e. Entessa Public License

f. Frameworx License

g. IBM Public License

h. Motosoto License

i. Multics License

j. Naumen Public License

Page 11: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

k. Nethack General Public License

l. Nokia Open Source License

m. OCLC Research Public License 2.0

n. PHP License

o. Python license (CNRI Python License)

p. Python Software Foundation License

q. RealNetworks Public Source License V1.0

r. Ricoh Source Code Public License

s. Sleepycat License

t. Sun Public License

u. Sybase Open Watcom Public License 1.0

v. Vovida Software License v. 1.0

w. W3C License

x. wxWindows Library License

y. Zope Public License

6. Lisensi yang di nonaktifkan

a. Apache Software License 1.1

b. Common Public License 1.0

c. Artistic license 1.0

d. Eiffel Forum License V1.0

e. Lucent Public License (Plan9)

f. Mozilla Public License 1.0 (MPL)

7. Lisensi yang telah secara sukarela nonaktif

a. Intel Open Source License

b. Jabber Open Source License

c. MITRE Collaborative Virtual Workspace License (CVW License)

d. Sun Industry Standards Source License (SISSL)

8. Lisensi Yang tidak terkategorikan

a. Affero GNU Public License

b. Boost Software License (BSL1.0)

c. Common Public Attribution License 1.0 (CPAL)

Page 12: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

d. European Union Public License (link to every language's version on their site)

e. GNU General Public License version 3.0 (GPLv3)

f. GNU Library or "Lesser" General Public License version 3.0 (LGPLv3)

g. ISC License

h. Microsoft Public License (Ms-PL)

i. Microsoft Reciprocal License (Ms-RL)

j. MirOS Licence

k. Non-Profit Open Software License 3.0

l. NTP License

m. The PostgreSQL License

n. Reciprocal Public License 1.5 (RPL1.5)

o. Simple Public License 2.0

Page 13: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

Bab IVAspek Hukum Open Source

Jika mengacu pada undang-undang hakcipta tahun 2002 dan Undang-Undang ITE tahun 2008 Open Source secara umum tidak banyak disinggung karena melihat letak dasar sistem lisensi yang ada open source di indonesia tidak banyak menimbulkan masalah. Sehingga belum dirasa perlu untuk memasukkannya kedala Undang-undang tersebut.

Dengan adanya kesepakatan yang telah dibuat pada tahun 2004 terserbut sudah cukup memperjelas posisi opensource di Indonesia bahwa sistem apapun dengan Label Open Source akan digunakan dan dikembangkan di Indonesia.

Page 14: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

Bab VKesimpulan

Open Source yang sangat identik dengan program yang bersifat gratis sebearnya tidaklah selalu dapat dipandang sebelah mata, dan tidak semua program yang bersifat gratis itupun jelek. Perspektif dikalangan umum yang masih memandang demikianlah yang menyebabkan opensource kurang dapat diminati oleh banyak kalangan. Pahal opensource memliki banyak seklai kelebihan baik dari segi keamanan sistem hingga kemudahan penggunaan.

Untuk dapat menumbuhkan perkembangan opensource di Indonesia mungkin perlu lebih di Intensifkan mengenai kampanye akan penggunaan opensource secara umum dan Freeware, dengan demikian akan dapat menumbuhkan pula komunitas para pengembang opensource.

Page 15: thoha.files.   Web viewRicoh Source Code Public License. Sleepycat License. Sun Public License. Sybase Open Watcom Public License 1.0. Vovida Software License v. 1.0. W3C License

Sumber