Click here to load reader
Upload
vodat
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
TUGAS KELOMPOK
“ BERFIKIR“
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN : NOVI WAHYU H. S.Psi. M.Pd
DISUSUN OLEH :
ARIS GUNAWAN : 611000249
HERLIN NATILA : 611000015
LILI SUHARTIKA : 611000337
MICHAEL RONALD : 611000082
YULIANA : 611000182
PRODI : P.TIK
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK 2011 / 2012
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Pendidikan dengan judul “BERFIKIR”
Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu
kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Novi Wahyu H. S.Psi. M.Pd. Selaku pengajar Psikologi Pendidikan.
2. Tema-teman satu kelompok yang bekerjasama dalam membantu menyelesaikan masalah ini.
Dari pembuatan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyusunan
makalah selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Pontianak, April 2012
Tim Penyusun
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................iDaftar Isi.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN1.1..............................................................................................Latar
Belakang................................................................................11.2..............................................................................................Rumusan
Masalah.................................................................................21.3..............................................................................................Tujuan
..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN2.1..............................................................................................Pengertian
Berfikir ..................................................................................32.2..............................................................................................Proses
Befikir....................................................................................42.3..............................................................................................Macam-
Macam Berfikir.......................................................................52.4..............................................................................................Tingkatan-
Tingkatan Berfikir..................................................................72.5..............................................................................................Hambatan-
Hambatan Dalam Proses Berfikir...........................................8
BAB III PENUTUP3.1..............................................................................................Kesimpulan
..............................................................................................9
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
DAFTAR PUSTAKA........................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas berpikir, tapi tak jarang manusia yang
ketika ditanyakan depinisi dari berpikir itu apa, malah kelimpungan, sikut kiri sikut kanan karna
memang tak bisa menjawabnya. Bila di lihat dari aktifitas berpikir itu sendiri, dapat kita lihat
bahwa dalam berpikir itu pertama membutuhkan adanya fakta, hal yang jadi objeknya adalah
nyata, bisa berupa benda ataupun yang lainnya, kedua membutuhkan adanya indra, bisa berupa
indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), pengecap (lidah), dan
peraba (kulit), ketiga membutuhkan adanya otak untuk berpikir, tentunya otak disini adalah otak
yang normal/tidak terganggu, yang bisa di gunakan untuk berpikir, keempat adanya informasi
sebelumnya, ini juga merupakan hal penting dalam proses berpikir, karena informasi sebelumnya
ini akan menjadi faktor penentu pada kesimpulan. misalkan di hadapan kita ada dua buah benda
(fakta), misal benda 1 dan benda 2, kemudian ada suatu pertanyaan "apa nama kedua benda
tersebut?" maka segera mata (indra) kita melihat terhadap benda tersebut, kemudian selanjutnya
otak kita akan segera berpikir apa benda yang ada di hadapan kita tersebut, dalam pengambilan
kesimpulan, setiap orang akan berbeda - beda, si A menyebutkan bahwa benda 1 adalah koran
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
dan benda 2 adalah komputer, dan si B menyebutkan benda 1 itu majalah dan benda 2 itu TV, hal
ini dikarnakan adanya pengaruh informasi sebelumnya. si A akan tetap menyebutkan benda 1 itu
koran maski pada kenyataannya itu adalah majalah, begitupun si B akan tetap menyebutkan
bahwa benda 2 itu TV meski pada kenyataannya adalah komputer. Dari paparan diatas bisa kita
simpulkan bahwa berpikir itu adalah suatu proses transfer/memindahkan fakta(benda) melalui
indra, ke otak untuk kemudian di olah dan di hasilkan data sesuai dengan informasi yang di
peroleh sebelumnya. Dalam proses mencari akidah, seseorang akan mengatakan bahwa tuhan itu
adalah materi bila sebelumnya ia berpandangan dan berkyakinan tuhan itu materi, dan seseorang
akan berpandangan bahwa tuhan itu Allah bila keyakinannya seperti itu. akidah akan kokoh bila
di tempuh melalui proses berpikir yang benar, para sahabat rosul mempunya keimanan yang
begitu kokoh dan kuat dikarnakan dalam proses pencarian akidahnya adalah melalui proses
berpikir yang benar, karna memang akidah islam akan selalu senantiasa selaras dengan fitrah
manusia, memuaskan akal pikiran, dan menenangkan jiwa, sehingga tak akan ada yang bisa
menyangkalnya.
Tetapi dijaman sekarang ini berfikir digunakan untuk kejahatan, banyak sekali hasil –
hasil pemikran yang tidak sesuai dengan etika dan tata norma agama dan norma – norma bangsa,
dan juga banyak orang – orang yang hebat dan pintar salah menggunakan pemikirannya untuk
kepentingannya sendiri, misalnya adanya para DPRD yang korupsi dan lain – lain. Bahkan
apabila tidak pernah mengenyam pendidikan maka banyak orang yang tersesat dan tidak sesuai
dengan etika, norma – norma yang sesuai dengan agama. Misalnya anak jalanan yang tidak
mengalami masa pendidikan dan pengarahan baik dari orang tua maupun suatu instansi maka
mereka akan berfikir sesuai dengan apa yang mereka lihat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian berfikir ?
2. Bagaimana proses berfikir ?
3. Apa saja macam – macam berfikir ?
4. Apa saja tingkatan – tingkatan berfikir ?
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
5. Adakah hambatan – hambatan dalam proses berfikir?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini mempunya tujuan, adapun tujuan yang menjadi dasar penulisan makalah
ini adalah :
1. Mengetahui pengertian berfikir
2. Mencari tahu cara atau proses berfikir
3. Mengetahui dan mempelajari macam – macam berfikir
4. Mengetahui tingkatan – tingkatan berfikir yang dilakukan setiap individu
5. Mengetahui dan mempelajari tentang hambatan – hambatan berfikir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Berfikir
Pengertian berfikir itu sangat banyak dan luas, diantaranya yaitu :
a. Pikiran mempunyai pengertian yaitu sebagai salah satu kondisi letak hubungan antara bagian
pengetahuan yang telah ada dalam diri seseorang yang telah dikontrol oleh akal (rasio) dan
melibatkan kerja otak. Akal merupakan sebagian kekuatan yang mengendalikan pikiran.
b. Berfikir adalah meletakan hubungan antar bagian dari pengetahuan yang diperoleh manusia
dengan akal (rasio) yang dimiliki dirinya, pengetahuan yang dimaksud disini yaitu mencakup
segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki dan diperoleh oleh manusia.
c. Berfikir mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional maksudnya dimana
seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan pengertian yang satu dengan
yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar (pemecahan masalah) yang sedang dihadapinya.
Di dalam setiap diri manusia memiliki aktivitas mental, aktivitas kognitif yang yang
berwujud mengolah atau memanipulasi informasi dari lingkungan sekitar dengan simbol –
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
simbol atau materi – materi yang disimpan dalam ingatannya atau otaknya khususnya yang ada
di dalam long term memory.
Pengertian diatas merupakan sebagian dari pengertian berfikir, menurut sudut pandang
biharviorisme khususnya fungsionalis akan mengandung berfikir itu sebagai pengutana antara
stimulus dan respon, dengan demikian sebagai asosiasi pandangan antara tanggapan atau
bayangan satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan. Berfikir pun mempunyai sifat, salah
satu sifat berfikir yaitu goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu untuk memperoleh berbagai
pemecahan masalah bahkan sampai mendapatkan sesuatu yang baru. Jadi berfikir dapat
dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan
masalah (finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat dikemukakan bahwa berfikir
merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon.
Sebagai ilustari yang menunjukan seseorang berfikir ketika seseorang akan mengadakan
transaksi jual beli, misalnya membeli HP, si penjual menawarkan berbagai merek hp dari mulai
esia sampai blackbarry, dengan memberitahukan keunggulan dan kekurangan yang dimiliki dari
aplikasi – aplikasi yang ada pada HP tersebut. Setelah si penjual menerangkan semuanya maka si
pembeli telah mendapatkan berbagai informasi dan akhirnya si pembeli memutuskan untuk
membeli salah satu merek hp dengan aplikasi yang bagus dan terpercaya.
2.2. Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari berfikir,
yakni :
1. Membentuk Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berfikir
(dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat
hakikat sesuatu, ataupun bisa diartikan sebagai proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang
sejenis dan mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri – ciri
khas dari spidol, spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan untuk menulis di white board,
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan jelas apabila digunakan untuk menulis pada white
board.
2. Membentuk Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan pikiran (otak) dalam
meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu dengan yang lainnya, antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lainnya dan dikatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk Kesimpulan
Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk pendapat baru yang berdasarkan
pendapat – pendapat lain yang sudah ada.
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam – macam cara
yang secara kronologis meliputi hal – hal berikut:
a. Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi
Yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha mencari hubungan dari peristiwa –
peristiwa atas dasar adanya persamaan – persamaan atau kemiripan – kemiripannya.
b. Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis
Yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian yang rendah melompat kepada
pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Berangkat dari
pengetahuan yang khusus dan fakta sampai pada pengertian yang lebih umum dengan ciri
yang umum.
c. Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis
Yaitu metode berfikir yang bertolak belakang dari pengertian lebih tinggi / umum,
melompat kepada pengertian yang lebih rendah, dimana seseorang berangkat dari anggapan
/ proposisi umum menuju pada anggapan yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan secara
deduktif adalah dengan silogisme.
2.3. Macam – Macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berfikir, diantaranya yaitu:
1. Berfikir Autistik
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
Berfikir autistik ini sering disebut sebagai melamun, maksudnya dengan berfikir autistik,
seseorang melarikan diri dari kenyataan dan melihat hidup sebagai gambaran – gambaran
fantastis. Contoh berfikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi.
2. Berfikir Realistik
Berfikir realistik atau sering pula disebut berfikir reasoning (nalar) adalah berfikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga
macam berfikir realistik, diantaranya:
i. Berfikir Deduktif
Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir (penalaran) yang bertolak dari proposisi
baru yang berbentuk kesimpulan, dari umum ke khusus, sering disebut dengan silogisme.
Contonya:
Manusia mempunyai akal
Ajri adalah manusia Jadi, ajri mempunyai akal
ii. Berfikir Induktif
Berfikir Induktif adalah proses berfikir (penalaran) dari khusus sehingga mendapat
kesimpulan yang umum, semua fenomena yang akan ditarik kesimpulannya harus diteliti dan
dievaluasi, proses berfikir ini juga disebut dengan corak berfikir ilmiyah.
iii. Berfikir Evaluatif
Yang dimaksud dengan berfikir evaluatif yaitu berfikir kritis menilai baik – buruknya,
tepat atau tidaknya suatu gagasan. Kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita
menilainya menurut kriteria tertentu.
Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam berfikir diantaranya yaitu:
1. Berfikir Negatif
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
Yang dimaksud dengan berfikir negatif adalah pola atau cara berfikir yang lebih condong
pada sisi – sisi negatif dibandingkan dengan sisi positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari
keyakinan atau pandangan yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari – hari.
2. Berfikir Positif
Berfikir positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat kepribadian atau
karakter, dengan kita berfikir positif maka menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih
matang dan lebih berani menghadapi tantangan.
3. Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif mempunyai makna tentang proses cara penalaran untuk mendapatkan
sesuatu ide – ide atau gagasan – gagasan dan hal – hal yang baru, dan munculnya ide – ide
tersebut dengan car tiba – tiba, dan ini semua berkaitan dengan insight (wawasan).
1) Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif
Di dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan – tingkatannya, diantaranya:
a. Persiapan (preparation), merupakan tingkatan seseorang memformulasikan masalah dan
mengumpulkan fakta – fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh
pemecahan hal – hal yang baru.
b. Tingkat inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah didalam jiwa seseorang.
c. Tingkat pemecahan atau iluminasi, adalah tingkat dimana seseorang mendapatkan
pemecahan masalah, dimana seseorang akan mengucapkan kata “aha”, “oh iya”, dan
sebagainya secara tiba – tiba.
d. Tingkat evaluasi, merupakan tingkat berfikir dimana tingkat ini digunakan untuk
mengecek adanya kesinambungan antara tingkat pemecahan dengan masalah yang
dihadapinya.
e. Tingkat revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap apa yang diperolehnya.
2) Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif
Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami berfikir kreatif, maka ada beberapa macam
sifat – sifat mengenai pribadinya, diantaranya yaitu:
a. Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
b. Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang luas
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
c. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
d. Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol
2.4.Tingkatan – Tingkatan Berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:
1. Berfikir Konkret
Didalam tingkatan berfikir isini memerlukan adanya situasi – situasi yang konkret/ nyata,
tetapi tidak membutuhkan pengertian yang konkret, karena pada umumnya berfikir konkret ini
dimiliki oleh anak – anak kecil, dan harus disjikan dengan peragaan secara langsung.
2. Berfikir Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan data – data, kenyataan, ataupun
pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan dat – data yang disusun secara sistematis dan
dapat memperlihatkan hubungan antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan kesimpulan.
3. Berfikir Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan – bagan, skema – skema, simbo –
simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan ingatan sendiri serta kecerdasan pikir
sendirilah yang berperan memecahkan masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi.
2.5.Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir
Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berfikir diantaranya
yaitu:
1. Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh
2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang
lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berfikir dapat dipandang sebagai pemprosesan informasi dari stimulus (starting pasition),
sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa berfikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan
respon.
a. Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga langkah atau proses dari berfikir,
yakni :
Membentuk Pengertian
Membentuk Pendapat atau Opini
Membentuk Kesimpulan
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat menggunakan bermacam – macam cara
yang secara kronologis meliputi hal – hal berikut:
Kesimpulan yang ditarik atas dasar analogi
Kesimpulan yang ditarik atas dasar induksi sintesis
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
Kesimpulan yang ditarik atas dasar deduksi analitis
b. Macam – Macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berfikir, diantaranya yaitu:
a. Berfikir Autistik
b. Berfikir Realistik
Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga
macam berfikir realistik, diantaranya:
Berfikir Deduktif
Berfikir Induktif
Berfikir Evaluatif
Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam berfikir diantaranya yaitu:
Berfikir Negatif
Berfikir Positif
Berfikir Kreatif
a. Tingkat – tingkat dalam berfikir kreatif
Di dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan – tingkatannya, diantaranya:
Persiapan (preparation)
Tingkat inkubasi
Tingkat pemecahan atau iluminasi
Tingkat evaluasi
Tingkat revisi
b. Sifat – sifat orang yang berfikir kreatif
Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami berfikir kreatif, maka ada beberapa macam
sifat – sifat mengenai pribadinya, diantaranya yaitu:
Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
Mempunyai psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang luas
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
Dalam judgment – nya lebih mandiri
Dominan dan lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol
c. Tingkat – Tingkat Berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:
Berfikir Konkret
Berfikir Skematis
Berfikir Abstrak
d. Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir
Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berfikir diantaranya
yaitu:
Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh
Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain,
sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) PONTIANAKJl. Prof. DR M. Yamin / Jl. Ilham-Kotabaru. Telp. (0561) 748219, Pontianak 78116
DAFTAR PUSTAKA
http://Bahan Makalah Psi/makalah-psikologi-umum-berfikir.html, diunduh (8 April 2012)
http://Bahan Makalah Psi/berfikir-kritis-dalam-keperawatan.html, diunduh (8 April 2012)