20
1 LAPORAN TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA PENYELENGARAAN IBADAH HAJI (BPIH) KOMISI VIII DPR RI TERHADAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI TAHUN 1441H/2020 M DI ARAB SAUDI PADA TANGGAL 18-24 JANUARI 2020 JAKARTA TAHUN 1441 H/2020 M

TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

1

LAPORAN

TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA PENYELENGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)

KOMISI VIII DPR RI TERHADAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

TAHUN 1441H/2020 M DI ARAB SAUDI PADA TANGGAL 18-24 JANUARI 2020

JAKARTA TAHUN 1441 H/2020 M

Page 2: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

2

LAPORAN

TIM PENGAWASAN TAHAP I PANJA BPIH KOMISI VIII DPR RI

TERHADAP PERSIAPAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

TAHUN 1441 H/2020 M DI ARAB SAUDI

TANGGAL, 18 – 24 JANUARI 2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia dari tahun ke tahun semakin

membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah. Apalagi, jumlah jamaah haji

dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat dan masa tunggu bagi calon

jamaah haji juga semakin panjang. Untuk tahun lalu jumlah jamaah indonesia yang

reguler mencapai 204.000 jamaah. Sedangkan untuk tahun ini sesuai MOU yang

sudah ditandatangani oleh kementerian agama dan kementerian haji arab saudi,

untuk jumlah calon jamaah haji tahun 2020 ini jumlahnya adalah sama dengan

tahun lalu atau tetap di angka 204.000 untuk reguler dan 17.000 untuk jamaah haji

khusus.

Organisasi penyelenggara ibadah haji meliputi organisasi permanen dan

organisasi kepanitiaan. Organisasi Permanen terdiri dari Ditjen Penyelenggaraan

Haji dan Umroh Kementerian Agama RI, Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) kabupaten/ Kota, dan Staf

Teknis Urusan Haji di Arab Saudi. Organisasi kepanitiaan terdiri dari Panitia

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di tingkat Pusat, Embarkasi, dan Arab Saudi.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat terdiri atas unsur

Kementerian Agama RI yang diangkat oleh Menteri Agama sebelum pelaksanaan

ibadah haji dimulai. Adapun personil Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)

Pusat terdiri dari unsur Kementerian Agama RI, Kementerian Kesehatan RI,

Page 3: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

3

Kementerian Perhubungan RI, Imigrasi, Bea Cukai, TNI, POLRI, dan instansi

terkait lainnya.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No 18 tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah bahwa penyelenggaraan ibadah haji

merupakan tugas nasional yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab

pemerintah dan upaya untuk meningkatkan kualitas seluruh aspek

penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441H/2020 M, tentu terkait besaran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, , disebutkan

bahwa, “Besaran BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah

mendapat persetujuan DPR RI” Komisi VIII DPR RI memiliki tugas untuk

membahas BPIH setiap tahunnya sebagai representasi dari lembaga DPR RI

sesuai dengan amanat undang-undang.

B. Maksud dan Tujuan

Kunjungan kerja TIM II Panja BPIH Komisi VIII DPR RI ke Arab Saudi

dimaksudkan untuk menjalan fungsi pengawasan persiapan penyelenggaraan

ibadah haji 1441H/2020M. Adapun tujuannya antara lain untuk mengetahui

progres dan tindak lanjut penyedian pelayanan:

a. Akomodasi di Makkah dengan sistem zonasi berdasarkan asal Embarkasi.

b. Bus shalawat disediakan untuk akomodasi yang berjarak minimal 1.000

meter dari Masjidil Haram.

c. Menu katering cita rasa Nusantara sesuai zonasi penempatan jemaah.

d. bus shalawat dari pemondokan/akomodasi ke Masjidil Haram atau

sebaliknya hanya ditempuh 1 kali naik bus.

e. Pelaksanaan teknis pemberian makan 50 kali di Makkah khususnya 2 hari

sebelum dan 3 hari setelah wukuf.

C. Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441 H /2020 M

1. Kuota Jemaah Haji Indonesia 1441H/2020M

Kebijakan mengenai besaran kuota Jemaah haji suatu Negara, termasuk Indonesia,

merupakan salah satu butir yang disepakati dalam MoU persiapan penyelenggaraan

ibadah haji, antara Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi dengan Perwakilan

Pemerintah yang akan mengirimkan Jemaah hajinya, yang dalam hal ini, untuk

delegasi Indonesia dikoordinasikan oleh Kementerian Agama RI.

Dalam penyusunan rencana umum penyelenggaraan ibadah haji dan rancangan BPIH

Page 4: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

4

tahun 1441H/2020M, kami menggunakan asumsi besaran kuota haji reguler sebanyak

204.000 jemaah, dan kuota Haji khusus sebanyak 17.000 jemaah, atau sama dengan

realisasi kuota haji tahun 1439H/2018M.

2. Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441 H/2020M

2.1. Pengisian Kuota

Sistem pengisian kuota dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu kuota tahun

1441H/2020M ditambah dengan cadangan sebesar 5 (lima) persen dari jemaah

yang diperkirakan berangkat pada tahun 1441H/2020M. Sistem ini cukup efektif,

dalam mengoptimalkan pemanfaatan kuota pada penyelenggaraan ibadah haji

tahun 1441H/2020M dan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karenanya, pada

penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441H/2020M, sistem yang sama akan kami

terapkan kembali.

Pengisian kuota dalam rangka pelunasan BPIH tahun 1441H/2020M akan

dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama, diberikan kepada jemaah lunas

tunda tahun sebelumnya, jemaah yang masuk kuota tahun 1441H/2020M yang

belum berhaji dan ditambah 5% jemaah cadangan yang merupakan jemaah

daftar tunggu tahun 1441H/2020M.

Sedangkan pada pelunasan tahap kedua diprioritaskan kepada jemaah yang

sudah berhaji (masuk porsi), penggabungan mahram, suami-istri dan anak-

orang tua, gagal sistem pada tahap sebelumnya, jemaah lansia minimal

berumur6 tahun beserta pendamping, serta penggantian terhadap jemaah haji

yang masuk kuota tahun 1441H/2020M dan telah melunasi, namun meninggal

sebelum berangkat ke Arab Saudi.

2.2. Transportasi Udara

Kebijakan rute penerbangan pada musim haji tahun 1441H/2020M tidak

mengalami perubahan dibandingkan dengan penerbangan pada musim haji

tahun 1441H/2020M, yaitu dengan rute penerbangan jemaah haji gelombang I

semuanya mendarat di Madinah dan gelombang II di Jeddah pada masa

pemberangkatan. Sedangkan untuk masa pemulangan gelombang I semuanya

melalui Jeddah dan gelombang II seluruhnya melalui Madinah. Sistem ini

selama ini kami nilai cukup efektif dalam proses penyelenggaraan penerbangan

jemaah haji Infonesia. Kebijakan rute penerbangan tersebut memberikan

kontribusi positif dalam mengurangi kelelahan jemaah, efisiensi biaya, dan

waktu perjalanan sebagian jemaah haji yang semula dari Jeddah ke Madinah

menggunakan bus dengan waktu tempuh 5-6 jam saat kedatangan dan saat

pemulangan.

Page 5: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

5

2.3. Akomodasi di Makkah dan Madinah

a. Sesuai ketentuan PMA nomor 9 tahun 2016 tentang penyediaan barang/jasa

penyelenggaraan haji Indonesia di Arab Saudi yang pelaksanaannya

ditetapkan dalam keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

b. Akomodasi bagi jemaah haji selama tinggal di Makkah dan Madinah, dalam

proses pemilihannya harus memenuhi persyaratan legalitas, kualitas dan

kenyamanan, kesehatan, kemudahan akses, kelengkapan sarana dan

prasarana, serta keamanan. Selain itu, beberapa akomodasi yang memiliki

kualitas dan memberikan pelayanan yang baik pada tahun 1441H/2020M

akan menjadi pertimbangan dalam proses pemilihan akomodasi Jemaah haji

tahun 1441H/2020M.

c. Penyediaan akomodasi di Madinah diupayakan berada di wilayah Markaziah

yaitu jarak terjauh ±650 meter dari Masjid Nabawi. Untuk itu, dalam

penyelenggaraan ibadah haji tahun 1441H/2020M, pola penyewaan

akomodasi di Madinah dilakukan dengan sistem gabungan antara blocking

time dan Full Musim. Penggunakan sistem gabungan dimaksud dinilai lebih

baik karena dari awal sudah dapat dipastikan penempatan jemaahnya dan

memudahkan petugas dalam berkoordinasi serta melakukan persiapan-

persiapan.

d. Dalam rangka memberikan kepastian di tengah tengah situasi tata ruang di

dua kota suci (Makkah dan Madinah), serta kompetisi dengan negara lain

sangat diperlukan pola kontrak dengan sistem repeat order dan/atau dengan

sistem jangka panjang. Dengan adanya kontrak jangka panjang dimaksud,

diharapkan dapat mempertahankan kualitas pemondokan, memberikan

kepastian serta menciptakan efisiensi pembiayaan.

2.4. Pelayanan Katering dan Transportasi

a. Peningkatan kualitas makanan di Embarkasi dan di Arab Saudi, peningkatan

pengawasan katering, pemanfaatan juru masak Indonesia di Arab Saudi,

penggunaan bumbu masak cita rasa nusantara, dan pelayanan catering di

Makkah sebanyak 40 kali, sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan

yang maksimal kepada jemaah haji.

b. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi antar kota perhajian (upgrade

naqobah) sebagaimana yang telah dilaksanakan pada tahun 1439H/2018M.

Terjadi kenaikan biaya Naqobah yang semula SAR555 per jemaah menjadi

SAR896 per jemaah.

Page 6: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

6

2.5. Pelayanan Embarkasi di Tanah Air

Terus berupaya meningkatkan pelayanan embarkasi antara lain melalui

peningkatan fasilitas sarana dan prasarana asrama haji, perekaman data

Biometrik Jemaah, penerapan Fast Track di seluruh embarkasi haji, dan

pelayanan barang bawaan jemaah di embarkasi.

3. Prinsip Penyusunan BPIH Tahun 1441H/2020M

BPIH tahun 1441H/2020M disusun dengan prinsip sebagai berikut:

a. Komponen direct cost disusun sebagaimana tahun lalu yang mencakup

komponen penerbangan, akomodasi di Arab Saudi, dan living cost.

b. Biaya komponen penerbangan haji disusun per embarkasi dengan

memperhatikan jarak (dekat/jauh) dari masing-masing embarkasi ke Arab Saudi.

c. Pemerintah mengusulkan penetapan besaran BPIH dalam bentuk US Dolar,

mengingat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yaitu US

Dolar/SAR yang senantiasa mengalami perubahan, disamping itu sebagian besar

komponen biaya dibayarkan dalam mata uang asing.

d. Dalam menyusun komponen BipiH meliputi sebagaian biaya penerbangan, living

cost, dan biaya Visa. Asumsi rata-rata biaya penerbangan per jemaah

Rp30.764.781.00, namun yang dibebankan kepada jemaah sebesar

Rp28.419.596,00,, sehingga sisa Rp2.345.185,00 dibebankan kepada dana nilai

manfaaat dan dana efisiensi operasional haji.

4. Asumsi Penyusunan BPIH1441H/2020M

Dalam rangka penyusunan rancangan BPIH Tahun 1441H/2020M, kami telah

mempertimbangkan asumsi-asumsi berikut:

Asumsi nilai tukar (kurs) dollar Amerika terhadap rupiah adalah sebesar

Rp14.200,- per USD (kurs APBN Tahun 2020). Sedangkan untuk asumsi kurs

SAR terhadap USD sebesar SAR3,75 per USD, dan asumsi kurs SAR terhadap

rupiah sebesar Rp3.786,67 per SAR.

Kuota Jemaah haji reguler sebanyak 214.000 yang dialokasikan dalam 529 kloter.

Dana optimalisasi/nilai manfaat setoran awal dalam rangka membiayai beban

indirect cost sebesar Rp8.061.971.321.812,02.

Berdasarkan prinsip dan asumsi tersebut, besaran direct cost BPIH tahun

1441H/2020M yang dibebankan kepada jemaah haji (BipiH) maupun besaran indirect

cost BPIH tahun 1441H/2020M yang bersumber dari hasil optimalisasi dana setoran

awal jemaah.

Page 7: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

7

5. Biaya Yang Dibebankan Langsung Kepada Jamaah Haji /BipiH (Direct Cost)

Dengan penjelasan sebagaimana diuraikan di atas, Pemerintah mengusulkan

besaran direct cost BPIH tahun 1441H/2020M terdiri atas komponen:

No Komponen Direct

Cost

Nilai Dalam

Rupiah

Nilai Ekuivalen Dalam

USD

a. Penerbangan PP Rp28.419.596,00- USD 2.001.38

b. LivingAllowance/Cost SAR1.500 USD 399,81

c. Visa Rp1.136.001,00 USD 80.00

Rata-Rata

USD 2,481.00

6. Biaya Yang Bersumber Dari Hasil Optimalisasi Dana Setoran Awal Jamaah

(Indirect Cost).

Pemerintah mengusulkan pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji tahun

1441H/2020M yang bersumber dari hasil optimalisasi dana setoran awal jamaah

(indirect cost) sebesar Rp8.061.971.321.812,00

D. Komponen BPIH

Komponen Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) terdiri dari biaya

penerbangan Indonesia-Arab Saudi PP, biaya operasional di Arab Saudi (dalam bentuk

SAR), dan biaya operasional dalam negeri (dalam bentuk rupiah).

1. Biaya penerbangan Indonesia-Arab Saudi PP

Biaya penerbangan adalah biaya yang harus dibayar oleh pemerintah kepada pihak

penerbangan yang bertugas mengangkut jamaah haji secara charter. Biaya

penerbangan merupakan komponen paling besar dalam komposisi Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

2. Biaya operasional di Arab Saudi

Biaya operasional di Arab Saudi merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh

Pemerintah Indonesia kepada penyedia pelayanan haji di Arab Saudi untuk

operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji (PIH). Biaya ini dibedakan menjadi biaya

Page 8: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

8

wajib (direct cost), meliputi maslahah ammah (general service), akomodasi di Makkah,

Madinah, dan Hotel Transito Jedah, Konsumsi, dan transportasi darat (naqobah) dan

biaya operasional (indirect cost), meliputi belanja pegawai atau honorarium petugas,

akomodasi petugas, konsumsi petugas, transportasi darat petugas, ATK dan

perlengkapan operasional pemeliharaan dan langganan daya jasa, perjalanan petugas

keluar daker, sewa kantor dan wisma, dan biaya penunjang operasional.

3. Biaya operasional dalam negeri

Biaya operasional dalam negeri merupakan biaya yang dipergunakan untuk PIH di

Indonesia. Biaya ini juga dibedakan menjadi biaya wajib (direct cost) dan biaya

operasional (indirect cost), Biaya direct cost meliputi asuransi jiwa dan paspor jamaah

haji. Biaya indirect cost meliputi konsumsi jamaah haji di embarkasi, konsumsi petugas

di embarkasi, akomodasi jamaah haji di embarkasi, akomodasi petugas di embarkasi,

passanger service charge, operasional pusat, operasional embarkasi, operasional di

Propinsi, Kab/Kota, penanganan jamaah sakit pasca operasional Pusat dan Daerah,

penanganan barang bawaan tertinggal Pusat dan Daerah serta pengadaaan blangko

bawaan, dan lawyer serta konsultan Dalam Negeri.

Page 9: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

9

BAB III

PEMBAHASAN BPIH 1441 H/2020 M

Pada Rapat Konsinyering Panja Komisi VIII DPR RI tentang Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji Tahun 1441 H/2020 M dengan Panja BPIH Kementerian Agama RI dan

Kepala Badan Pelaksana BPKH membahas “Masukan atas Komponen Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1441 H/2020 M”, disimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Panja Komisi VIII DPR RI tentang BPIH Tahun 1441 H/2020 M dan Panja BPIH

Kementerian Agama RI menyepakati:

a. Besaran BIPIH / Biaya yang dibebankan Langsung kepada Jemaah sebesar

Rp35.235.602,- atau tidak mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

b. Besaran Living Cost sebesar SAR 1.500 dan diserahkan kepada jemaah haji

dalam mata uang Saudi Arabia Riyal (SAR).

2. Panja Komisi VIII DPR RI tentang BPIH Tahun 1441 H/2020 M meminta Panja BPIH

Kementerian Agama RI untuk melakukan penyisiran seluruh komponen BPIH yang

bersumber dari Dana Nilai Manfaat dan Dana Efisiensi yang dapat dilakukan efisiensi

serta hasilnya disampaikan pada rapat selanjutnya.

3. Panja Komisi VIII DPR RI tentang BPIH Tahun 1441 H/2020 M menyetujui BPKH

untuk melakukan pengadaan valas dengan harga terbaik.

4. Panja Komisi VIII DPR RI tentang BPIH Tahun 1441 H/2020 M meminta Pemerintah

untuk membuka kesempatan kepada maskapai penerbangan lainnya dalam

pelayanan ibadah haji Tahun 1441 H/2020 M.

USULAN BIAYA KOMPONEN PELAYANAN JEMAAH HAJI TAHUN 2020 M.

KOMPONEN BIAYA KOMPONEN 2020

Kuota Haji 214.000

Nilai Tukar Rupiah/USD Rp 14.200

Nilai Tukar Rupiah/SAR Rp 3.787

Biaya Visa/Jemaah Rp. 1,13 juta

Biaya Avtur Penerbangan/Usc per liter ---

Sewa Hotel Mekkah/Jemaah SAR 4.300

Page 10: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

10

Sewa Hotel Madinah/Jemaah

Sewa Hotel Cadangan Madinah/Jemaah

SAR 1.250

SAR 5.000

Living Cost/Biaya Hidup per Jemaah SAR 1.500

Sewa Bis Mekkah (Shuttle)/Jemaah 86,10

Sewa Bis Antar Kota/Jemaah 133

Jumlah Katering (Mekkah) /Jemaah 50

Harga Katering Per Jemaah SAR 13,23-15.00

Page 11: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

11

Page 12: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

12

BAB IV

HASIL PENGAWASAN

1. TARGET LAYANAN AKOMODASI MADINAH

a. Akomodasi Jemaah Haji Indonesia di Madinah seluruhnya diupayakan berada di

wilayah Markaziah”

b. Target sistem penyewaan akomodasi di Madinah

c. Direncanakan dengan system sewa full musim 100 %

Page 13: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

13

2. TARGET LAYANAN AKOMODASI MAKKAH

a. Rencana Akomodasi di Mekkah sejumlah 173 Hotel

No Wilayah Jumlah Hotel Kapasitas

1 Jarwal 9 35.147

2 Misfalah 27 40.002

3 Rei Bakhs 15 13.077

4 Mahbas Jin 19 33.254

5 Aziziah 1 5.225

6 Raudhoh 33 33.960

7 Syisyah 69 57.893

b. Kebijakan Peningkatan Layanan Akomodasi Tahun 2020

1) Zonasi, Penempatan pemondokan jemaah haji berdasarkan zona embarkasi di

Makkah.

2) Penempatan Armina, Mapping penempatan jemaah haji dilakukan oleh

Kementerian Agama RI

3) AC di Arafah, Seluruh tenda jemaah haji di Arafah menggunakan AC

4) Sistem Zonasi

SYISYAH

RAUDHAH

MAHBAS JIN

AZIZIAH

JARWAL

MISFALAH

REI BAKHSY

Penempatan SistemZonasi

Page 14: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

14

c. Kebijakan Peningkatan Layanan TransportasiTahun 2020

Layanan Bus Antarkota

•Disyaratkan Bus tahun pembuatan 2015

•Memiliki tempat bagasi/penyimpanan tas Jemaah yang luas.

•Ada 36 perusahaan yang bergerak dibidang layanan bus antar kota

Bus

Sholawat

•Bus Sholawat digunakan untuk layanan Jemaah dari hotel ke masjidil haram

•Kebijakan pemerintah Arab Saudi Bus Sholawat dikhususkan bagi perusahaanyang memiliki izin masuk tunel menuju masjid haram

•Beroperasi selama 24 jam

•Ada 2 perusahaan yang memiliki izin masuk tunel menuju masjid haram yaitu :Perusahaan Saftco dan Rahawil

Page 15: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

15

BAB V

REKOMENDASI

Tim Pengawas Tahap I Panja Komisi VIII DPR RI setelah melalui pertemuan di

KUH, Makkah, bahwa progres penyiapan pelayanan jemaah haji belum dilakukan kontrak

dan TIM PENGAWAS TAHAP I PANJA BPIH KOMISI VIII DPR RI merekomendasikan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Tim Pengawas Tahap I Panja BPIH Komisi VIII DPR RI berpendapat bahwa

Kementerian Agama RI perlu segera menyusun road map penyediaan

akomodasi, transportasi dan katering di Makkah dan Madinah

2. Tim Pengawas Tahap Panja BPIH Komisi VIII DPR RI berpendapat bahwa

setelah melakukan penyewaan hotel di Makkah kualitas gedung harus

sesuai standar/tasrih serta tidak ada pemadatan dan meminta agar dalam

satu kamar ditempati 3 orang.

3. Tim Pengawas Tahap Panja BPIH Komisi VIII DPR RI berpendapat bahwa

dalam kontrak dan penyediaan akomodasi, transportasi dan katering

dilakukan secara transparan dan akuntabel.

4. Pelayanan katering bercita rasa Indonesia dan meminta bahan baku dikirim

dari Indonesia.

Page 16: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

16

BAB IV

PENUTUP

Demikian laporan hasil Tim Pengawas Tahap I Panja BPIH Komisi VIII DPR RI ke

Arab Saudi Arab yang dilaksanakan pada tanggal 18-24 Januari 2020. Laporan ini

diharapkan dapat dimanfaatkan dalam melakukan perbaikan pelayanan

Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1441 H/2020 M dan musim haji tahun-tahun yang

akan datang.

Jakarta, 27 Januari 2020

KETUA TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI (BPIH)

KOMISI VIII DPR RI/ WAKIL KETUA,

H. MARWAN DASOPANG

Page 17: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

17

JADWAL KUNJUNGAN KERJA PANJA KOMISI VIII DPR RI TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN

IBADAH HAJI (BPIH) TAHAP I

TAHUN 1441 H/2020 M

KE ARAB SAUDI

TANGGAL 18 - 24 JANUARI 2020

No Hari,Tanggal Acara Keterangan

1 Sabtu,18/01/2020

Garuda Indonesia 13.30 WIB Anggota tim berkumpul di Bandara Soekarno Hatta

terminal III Gate II

15.25 WIB Take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah

21.20 WAS Rombongan tiba di Bandara Prince Mohammad Bin Abdul Aziz Madinah.

22.00 WAS Menuju hotel, istirahat Hilton

Madinah

2 Minggu,19/01/2020

Madinah 08.00 WAS

Sarapan pagi

09.30 Rapat internal

12.00 – 14.00 Istirahat, sholat, makan siang

14.00 – 17.00 Peninjauan lapangan ke penyedia Catering dan

Pemondokan yang akan ikut kontrak dan atau sudah

dikontrak yang akan memberikan pelayanan jemaah

haji 1441 H/2020 M

17.00 Kembali ke Hotel

21.00 Rapat Internal

3 Senin, 20/01/2020

Madinah - Makkah

08.00 WAS

Sarapan pagi

09.00-11.30 Rapat Internal

Page 18: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

18

12.00-13.00 Istirahat, sholat dan makan siang

13.00-14.00 Check out dari Hotel Madinah

14.00 Perjalanan menuju Makkah (Umrah)

22.00 – 23.00 Check in di Hotel Makkah

23.00 – 01.00 Umrah

4 Selasa, 21/01/2020

08.00 WAS

Sarapan Pagi

Fairmount Hotel

10.00 Rapat internal

12.00-14.00 Istirahat,sholat dan makan siang

14.00 Perjalanan menuju Kantor Misi Haji Makkah

14.30 – 17.00 Rapat Internal

5 Rabu, 22/01/2020

Tempat dan waktu diatur oleh KJRI

Jeddah/ Dirjen PHU

08.00-09.30 Sarapan pagi

10.00 Rapat internal

14.00-15.00 Menuju tempat pertemuan dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi

15.00-17.00 PertemuanTim Panja BPIH Tahap I dan Tahap II

dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi

17.00- 20.00 Ishoma

20.00- 22.00 PertemuanTim Panja BPIH Tahap I dan Tahap II

dengan Duta besar RI untuk Arab Saudi, Konsul

Jenderal RI di Arab Saudi, Dirjen PHU Kementerian

Agama, dan Staf Teknis Urusan Haji Indonesia

beserta jajarannya, membicarakan Komponen BPIH

1441 H/2020 M dalam rangka persiapan penyediaan

pelayanan catering, perumahan dan kesehatan

Jemaah Haji di Makkah untuk jemaah Haji 1441

H/2020 M

6 Kamis, 23/01/2020

06.30 Tawaf wada

08.00 Sarapan pagi

14.00 Chek out dari hotel menuju Jeddah

16.00 Menuju Bandara King Abdul Aziz di Jeddah

17.00 Chek in bandara

Makkah- Jeddah

19.40 Take off dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah menuju Jakarta

Jumat, 24/01/20 Jakarta

Page 19: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

19

7 09.30 WIB Tiba di Bandara Soekarno Hatta

DAFTAR NAMA

KUNKER PANJA KOMISI VIII DPR RI TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN

IBADAH HAJI

TAHUN 1441 H/2020 M KE ARAB SAUDI

TANGGAL 18 S.D. 24 JANUARI 2020

NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL

URUT ANGG

1 509 YANDRI SUSANTO KETUA KOMISI P A N BANTEN II

2 3 MARWAN DASOPANG KASANI WAKIL KETUA P K B SUMUT II

3 166 DIAH PITALOKA WAKIL KETUA PDI P JABAR III

4 218 INA AMMANIA ANGGOTA PDI P JATIM VII

5 172 SELLY ANDRIANY GANTINA ANGGOTA PDI P JABAR VIII

6 272 JOHN KENEDY AZIS ANGGOTA P G SUMBAR II

7 304 ENDANG MARIA ASTUTI ANGGOTA P G JATENG IV

8 125 SAIFUL RASYID ANGGOTA GERINDRA KALSEL I

9 351 DELMERIA HARUN RAJA MANSUR ANGGOTA NASDEM SUMUT II

10 559 HASANI BIN ZUBER ANGGOTA P D JATIM XI

11 440 BUKHORI USUP BINI ANGGOTA P K S JATENG I

12 AGUS WIDIJATMOKO KASUBAG RAPAT SET. KOMISI VIII

13 - SRI LESTARI WALUYO STAF SET. KOMISI VIII

14 - MARDIYANA WIRYO REJO STAF SET. KOMISI VIII

Page 20: TIM PENGAWAS TAHAP I PANITIA KERJA (PANJA) BIAYA

20

15 - SURATMAN MARTO WIYADI TENAGA AHLI KOMISI VIII

16 - VICKY HARSA TANAJA IBUNDA BU DIAH PITALOKA

17 - KHAERUNISAH MARGANDI ALI LUBIS ISTRI PAK SAIFUL RASYID

18 - AULIA OKTAFIANDI SAIFUL PUTRA PAK SAIFUL RASYID

19 - MUHAMMAD SYARFI HUTAURUK SUAMI BU DELMERIA