Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA
LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
BERDASARKAN GRAFIK FRY
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Epifania Yuliati Suwanika
141224014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
i
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA
LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
BERDASARKAN GRAFIK FRY
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Epifania Yuliati Suwanika
141224014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS
BIPA LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
BERDASARKAN GRAFIK FRY
Oleh:
Epifania Yuliati Suwanika
141224014
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
ii
Tanggal 1/11/2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA
LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
BERDASARKAN GRAFIK FRY
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Epifania Yuliati Suwanika
141224014
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 3 Desember 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Lengkap
Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Anggota I : Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Anggota II : Septina Krismawati, S.S., M.A.
Anggota III : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesuatu yang baik adalah sesuatu yang dikerjakan, apapun itu.”
(Penulis)
Persembahan
1. Kedua orang tua, Bapak Yohanes Suri dan Ibu S.Wanti yang
selalu memberi masukan, semangat dan doa selama ini.
2. Florentina Riski Dwi Wahyuni dan Pulina Triya, kedua
adikku yang selalu mendukung dan memberikan semangat.
3. Bu Rishe selaku dosen pembimbingan yang telah memberikan
motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.
4. Sevina Nugarani, teman seperjuangan yang selalu menemani
saat pengerjaan skripsi.
5. Mbak Angel, terima kasih atas dukungan dan saran serta
motivasi selama ini.
6. Semua teman-teman seperjuanganku di PBSI 2014 yang telah
berproses bersama selama kuliah di Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Desember 2019
Penulis,
Epifania Yuliati Suwanika
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN
PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama : Epifania Yuliati Suwanika
Nomor Mahasiswa : 141224014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS
BIPA LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA
BERDASARKAN GRAFIK FRY
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalty kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 3 Desember 2019
Ymgme~~
Epifania Yuliati Suwanika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
ABSTRAK
Suwanika, Epifania Yuliati. 2019. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam
Buku Teks BIPA Level 2A Di Wisma Bahasa Yogyakarta
Berdasarkan Grafik Fry. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi
Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat
keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa
Yogyakarta dengan Grafik Fry, (2) Wacana apa saja yang sesuai untuk
pembelajar BIPA Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan
grafik Fry.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah buku teks BIPA Level 2A yang
diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta. Data penelitian ini berasal
dari wacana dalam buku teks Tingkat 2A BIPA, yang berjumlah enam
belas wacana. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para guru BIPA dalam memilih buku teks yang tepat sebagai sumber
pengajaran dalam proses belajar mengajar dan bahan evaluasi untuk
penulis dalam penyusunan buku teks.
Ada dua hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini.
Pertama, tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA untuk Level
2A yang diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan Grafik
Fry, dari enam belas wacana hanya terdapat dua wacana yang sesuai.
Kedua, berdasarkan perhitungan grafik Fry untuk wacana di buku teks
BIPA Level 2A yang diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta, tidak
cocok jika digunakan untuk pelajar BIPA Level 2A. Ini karena,
berdasarkan perhitungan grafik Fry hanya ada dua wacana yang sesuai.
Wacana tersebut berjudul "Jalan-jalan ke Jogja" dan "Komodo".
Kata kunci: keterbacaan, tingkat keterbacaan, grafik Fry.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
ABSTRACT
Suwanika, Epifania Yuliati. 2019. Level of Readability of Discourse in
BIPA Level 2A Textbooks in Wisma Bahasa Yogyakarta Based
on Fry Graph. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and
Literature Study Program. Faculty of Teacher Training and
Education. Sanata Dharma University.
This study aims to (1) describe the level of readability of discourse
in BIPA Level 2A textbooks at Wisma Bahasa Yogyakarta with Fry
Graphs, (2) Any discourse that is suitable for BIPA Level 2A learners at
Wisma Bahasa Yogyakarta based on the Fry graph.
This type of research is quantitative descriptive research. The data
source in this study is the BIPA Level 2A textbook published by Wisma
Bahasa Yogyakarta. The data of this study came from discourses in the
BIPA Level 2A textbook, which amounted to sixteen discourses. This
research is useful to increase knowledge for BIPA teachers in choosing
the right textbook as a source of teaching in the teaching and learning
process and evaluation material for writers in the preparation of
textbooks.
There are two research results obtained in this study. First, the
reading level of discourse in the BIPA textbook for Level 2A published by
Wisma Bahasa Yogyakarta based on the Fry Graph, of the sixteen
discourses there are only two discourses that are appropriate. Secondly,
based on the Fry graph calculation for discourse in the BIPA Level 2A
textbook published by Wisma Bahasa Yogyakarta, it is not suitable if it is
used for BIPA Level 2A students. This is because, based on the Fry graph
calculation there are only two discourses that are appropriate. The
discourse is entitled "Traveling to Jogja" and "Komodo".
Keywords: readability, readability level, Fry graph.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat,
berkat dan cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa selalu menyertai dan
memberkati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program
Studi Bahasa Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar dan bijaksana dalam meluangkan waktu
untuk membimbing, menasehati, dan mendukung penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
4. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang telah
membantu penulis dalam melakukan pengecekkan terhadap hasil
penelitian.
5. Rusmiati, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI, yang telah
memberikan bantuan dan pelayanan yang berkaitan dengan
kesekretariatan kepada penulis selama ini.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Prodi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan
dan bantuan kepada penulis selama ini.
7. Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta dan segenap Karyawan di
Wisma Bahasa Yogyakrta yang telah memberi izin dan
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Agung Siswanto, S. Pd, selaku guru pembimbing yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di Wisma
Bahasa Yogyakarta.
9. Orang tuaku, Bapak Yohanes Suri dan Ibu S.Wanti yang selalu
memberi masukan serta dukungan demi terselesaikannya skripsi
ini.
10. Kedua adikku, Florentina Riski Dwi Wahyuni dan Paulina Triya
atas dukungan dan semangat untuk penulis agar lekas
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Keluarga besar PBSI angkatan 2014, yang telah berkenan
menjadi teman baik dan selalu memberikan semangat selama
proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
13. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang
selalu mendoakan dan memberikan dukungan, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan baik berupa kritik maupun
saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan semua pihak.
Yogyakarta, 3 Desember 2019
Epifania Yu1@~wanika
xl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............... vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 8
2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................................ 8
2.2 Kajian Teori .......................................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Buku Teks ........................................................................ 13
2.2.2 Fungsi Buku Teks .............................................................................. 14
2.2.3 Penyusunan Buku Teks ....................................................................... 15
2.2.4 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ................................... 16
2.2.5 Level BIPA (2A) ................................................................................. 17
2.2.6 Pengertian Keterbacaan ...................................................................... 18
2.2.7 Grafik Fry ........................................................................................... 19
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 23
BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN ........................... 25
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 25
3.2 Sumber Data dan Data ........................................................................... 25
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26
3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 27
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 27
3.6 Triangulasi.............................................................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 31
4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 31
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 32
4.2.1 Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk Level 2A Terbitan
Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry .......................... 33
4.2.2 Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta
yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry ......................... 48
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 50
4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 50
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 54
5.2 implikasi ................................................................................................. 54
5.3 Saran ...................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57
BIOGRAFI ................................................................................................. 59
LAMPIRAN ................................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Data Penelitian ................................................................. 28
Tabel 2 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks
Berdasarkan Grafik Fry .................................................................. 29
Tabel 3 Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A
terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta ............................................... 31
Tabel 4 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk Level 2A
terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry ........ 33
Tabel 5 Analisis Wacana Buku Teks BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta
yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry ................... 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Contoh Gambar Grafik Fry ........................................................ 22
Grafik 2 Grafik 1 Fry untuk Kode Teks W1 ............................................ 34
Grafik 3 Grafik 2 Fry untuk Kode Teks W2 ............................................ 35
Grafik 4 Grafik 3 Fry untuk Kode Teks W4 ............................................ 36
Grafik 5 Grafik 4 Fry untuk Kode Teks W5 ............................................ 37
Grafik 6 Grafik 5 Fry untuk Kode Teks W6 ............................................ 38
Grafik 7 Grafik 6 Fry untuk Kode Teks W7 ............................................ 39
Grafik 8 Grafik 7 Fry untuk Kode Teks W8 ............................................ 40
Grafik 9 Grafik 8 Fry untuk Kode Teks W9 ............................................ 41
Grafik 10 Grafik 9 Fry untuk Kode Teks W10 .......................................... 42
Grafik 11 Grafik 10 Fry untuk Kode Teks W11 ........................................ 43
Grafik 12 Grafik 11 Fry untuk Kode Teks W13 ........................................ 44
Grafik 13 Grafik 12 Fry untuk Kode Teks W14 ........................................ 45
Grafik 14 Grafik 13 Fry untuk Kode Teks W15 ........................................ 46
Grafik 15 Grafik 14 Fry untuk Kode Teks W16 ........................................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
xviii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Wacana Berdasarkan Jumlah Kalimat
dan Suku Kata ........................................................................ 61
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................... 73
Lampiran 3 Wacana Buku Teks BIPA level 2A
Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta ..................................... 74
Lampiran 4 Surat Permohonan Triangulasi .............................................. 96
Lampiran 5 Triangulasi ............................................................................. 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan ini berisi beberapa pokok pembicaraan, antara lain
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah dan sistematika penulisan yang telah tersusun dengan masing-
masing penjelasannya. Berikut penjelasan dari setiap bagian yang terdapat dalam
pendahuluan tersebut.
1.1 Latar Belakang
Buku teks ada untuk menunjang suatu program pengajaran. Ada yang
menunjang pengajaran kesasatraan, pengajaran tata bahasa, pengajaran
keterampilan bahasa, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 2009: 13). Buku teks
merupakan pegangan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Buku teks
mutlak harus ada di setiap lembaga atau wisma bahasa yang menyelenggarakan
program BIPA. Pembelajar membutuhkan buku teks guna kelancaraan
pembelajarannya. Penggunaan buku teks BIPA masih beragam sesuai dengan
karakteristik siswanya (Muliastuti, 2016: 5). Lebih terperinci lagi, Bacon (1935
dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12) mengemukakan bahwa buku teks
merupakan sebuah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas, dengan cermat
disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli yang berpengalaman dan
memahami bidang tersebut dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang
sesuai dan serasi.
Penulisan sebuah buku teks harus memperhatikan bahasa yang digunakan
agar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami isi bahan pelajaran,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tetapi jangan membuat mereka sukar memahaminya. Agar bahan pelajaran dapat
dipahami dengan baik dan memotivasi siswa dalam mempelajarinya, penulis
buku teks pelajaran hendaknya menyesuaikan bahasa yang dipergunakan dengan
kemampuan membaca siswa. Unsur-unsur yang memengaruhi tingkat
keterbacaan, seperti susunan kata dan kalimat, tata cara penulisan kata/ejaan,
struktur paragraf, dan pilihan kata dapat memengaruhi tingkat keterbacaan.
Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa
pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012: 120, 123).
Untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA,
diperlukan alat ukur yang mampu menilai keterbacaan dan tepat untuk
digunakan, salah satunya Grafik Fry. Hal ini dikarenakan, dalam perhitungan
tingkat keterbacaan Grafik Fry mudah digunakan. Grafik Fry ialah tes yang
menggunakan perhitungan panjang kalimat dan tingkat kesulitan kata. Kesulitan
kata disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah suku kata dan kesulitan kalimat
disebabkan oleh terlalu kompleksnya kalimat. Kalimat yang sederhana lebih
mudah dipahami daripada kalimat yang kompleks (Hardjasujana, 1999: 5).
Penerapan penelitian ini dilaksanakan di Wisma Bahasa Yogyakarta, hal
itu dikarenakan buku yang diteliti merupakan buku dari Wisma Bahasa
Yogyakarta. Wisma Bahasa menyediakan kursus tidak hanya bahasa, tetapi juga
ada fieldtrip, city tour dan studi budaya (culture class), seperti lukisan batik,
tarian tradisional, dan memasak. Program kursus bahasa Indonesia terdiri dari
kursus intensif dan khusus, yang akan dilakukan untuk individu maupun kelas
kelompok. Wisma Bahasa menyediakan program-program terkemuka seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kursus bahasa Indonesia dan kursus bahasa Jawa. Bagi mereka yang ingin belajar
jarak jauh, juga disediakan program e-learning atau belajar bahasa Indonesia
secara online. Selain itu Wisma Bahasa Yogyakarta juga menyediakan kelas di
Jakarta dan Bali.
Pada penelitian ini, fokus peneliti adalah mengenai tingkat keterbacaan
wacana dalam buku teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta. Topik
ini dipilih karena pembelajaran BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta sangat sering
menggunakan buku teks BIPA untuk menunjang proses belajar mengajar. Dalam
hal ini, wacana dalam buku teks BIPA Level 2A harus sesuai untuk pembelajar
Level 2A. Jika wacana tidak sesuai, dapat mengakibatkan pembelajar kesulitan
dalam memahami wacana yang terdapat dalam buku teks.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini mengarah pada
tingkatan keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level 2A di Wisma Bahasa
Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry yang digunakan pada tingkat
menengah/intermediete. Latihan yang terdapat dalam buku teks 2A akan
dianalisis berdasarkan Grafik Fry dan mengetahui kesesuaian wacana yang ada
dalam buku teks BIPA berdasarkan tingkat yang ingin dicapai sebagai dasar
penyusunan buku teks.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1) Bagaimana tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level 2A di
Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2) Wacana apa sajakah dalam buku teks BIPA level 2A di Wisma Bahasa
Yogyakarta yang sesuai untuk pembelajar BIPA Level 2A Berdasarkan
Grafik Fry?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:
1) Mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level
2A di Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry.
2) Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk pembelajar BIPA level 2A di
Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terhadap tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks
BIPA Level 2A di Wisma Bahasa berdasarkan Grafik Fry sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Sebagai acuan bagi peneliti lain dan untuk dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi peneliti lain serta dapat memberikan masukan bagi
pengembangan keilmuan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama di bidang
BIPA.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi
pengajar BIPA, pembelajar BIPA, dan peneliti. Adapun manfaatnya
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
a) Bagi Pengajar BIPA
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi
pengajar BIPA dalam memilih buku teks BIPA yang sesuai dengan
tingkat kemampuan pembelajar.
b) Bagi Pembelajar BIPA
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pembelajar BIPA.
Masukan yang dimaksud ialah pembelajar BIPA dapat memahami isi
buku teks dengan mudah sesuai dengan levelnya.
c) Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dalam
mengukur tingkat keterbacaan buku teks BIPA dan dapat mengetahui
tingkatan buku teks BIPA yang sesuai untuk BIPA level 2A.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah ini perlu dicantumkan agar tidak terjadi penyimpangan
dalam penulisannya.
a. Keterbacaan
Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa
pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012:
120, 123).
b. Tingkat Keterbacaan
Tingkat keterbacaan dinyatakan dengan peringkat kelas. Setelah
mengukur tingkat kesulitan sebuah wacana, dapat diketahui kecocokan
materi yang sesuai untuk peringkat kelas tersebut (Abidin, 2012: 52).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Buku Teks
Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan
cermat disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli dalam bidang itu
dan diperlengkapai dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan
serasi menurut Bacon (dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12).
d. BIPA
BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) adalah istilah untuk
program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk warga
negara asing (Azizah, dkk., 2012: 1).
e. Level 2A
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam pembelajarannya
dibagi menjadi beberapa tingkatan atau level yaitu, A1, A2, B1, B2, C1,
dan C2. Keenam tingkatan ini memiliki istilah yaitu A sebagai pemula, B
sebagai madya, dan C sebagai lanjut. Penulisan pelevelan buku ajar di
Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan kurikulum Wisma Bahasa
Yogyakarta dan menyesuaikan dengan teori CEFR 1A (pemula), 1B
(pasca pemula), 2A (pra-menengah), 2B (menengah), 3A (pasca
menengah), 3B (pra-mahir), dan 4 (lanjutan).
f. Grafik Fry
Grafik Fry ialah tes yang menggunakan perhitungan panjang kalimat dan
tingkat kesulitan kata. Kesulitan kata disebabkan oleh terlalu banyaknya
jumlah suku kata dan kesulitan kalimat disebabkan oleh terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kompleksnya kalimat. Kalimat yang sederhana lebih mudah dipahami
daripada kalimat yang kompleks (Hardjasujana, 1999: 5).
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri atas beberapa bab. Hal ini bertujuan
untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Bab I adalah bab
pendahuluan. Bab ini mengkaji latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II adalah kajian pustaka. Bab ini berisi seputar tinjauan terhadap
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini sedang
dilakukan oleh peneliti. Selain itu, juga ada kerangka teoritis yaitu teori-teori
yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian.
Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar
pendekatan penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan
data, serta teknik analisis data.
Bab IV adalah deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Dalam
bab ini peneliti mendeskripsikan data penelitian, cara menganalisis data, dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian. Selain
itu juga, peneliti menyajikan daftar pustaka yang digunakan untuk referensi
dalam menunjang penelitian. Dan yang terakhir adalah berisi lampiran-lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab kedua ini meliputi uraian kajian teori yang berisi tentang penelitian
terdahulu yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir.
2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tentang keterbacaan
wacana dalam buku teks. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh
B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan
topik “Keterbacaan Wacana Buku Teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK
dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan SMOG:Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan
SMK N 4 Yogyakarta”. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha
Basundoro (2015) dengan topik “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Kelas X
di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test dan SMOG.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) dengan topik “Tingkat
Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia dan
Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk
SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry”.
Penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan
Septina Krismawati (2016), keterbacaan diuji pada wacana dalam buku teks
Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan
SMOG:Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarta. Penelitian
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan wacana buku teks “Ekspresi Diri”
dan “ Akademik” terbitan Kemendikbud tahun 2014. Hal yang penting dalam
penelitian ini adalah (1) memberikan informasi tingkat keterbacaan buku teks
kepada para guru, dan (2) para guru dalam proses pembelajaran dapat memilih
metode pembelajaran teks yang sesuai bagi siswanya. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kasus, dan paduan antara deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari
penelitian ini adalah menunjukkan bahwa ada wacana yang sesuai dan ada
wacana yang tidak sesuai jika diberikan kepada para siswa SMK.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe
Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan penulis adalah kesamaan
dalam mengujicobakan keterbacaan wacana dalam buku teks. Namun demikian,
terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe
Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan penulis yaitu buku teks
yang digunakan serta tes yang digunakan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016)
menggunakan buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik
Fry, Tes Cloze, dan SMOG, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA
terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry.
Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015)
bertujuan untuk mengetahui (1) medeskripsikan tingkat kesesuaian wacana buku
teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk para siswa kelas X di SMK Negeri 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test dan SMOG, (2) mendeskripsikan
wacana yang sesuai untuk para siswa di kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta
berdasarkan grafik Fry, Cloze Test dan SMOG.
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian campuran atau Mixed
Methods Research. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis data. Data penelitian ini
berasal dari wacana-wacana dalam buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan yang berjumlah 22 wacana. Ada dua hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh Wedha. Pertama, tingkat keterbacaan dalam buku teks Ekspresi
Diri dan Akademik untuk SMA/SMK Kelas X terbitan kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG, kurang sesuai
jika digunakan dalam pembelajaran untuk siswa SMK kelas X di SMK Negeri 4
Yogyakarta. Hal ini disebabkan oleh penghitungan Grafik Fry hanya terdapat
enam wacana yang sesuai. Berdasarkan penghitungan Cloze Test, wacana-
wacana yang terdapat dalam buku teks tersebut termasuk dalam kategori
instruksional dengan nilai rata-rata persentase sebesar 42%. Adapun demikian,
perhitungan SMOG dari tiga teks hanya ada satu yang sesuai. Hal ini semakin
menjelaskan bahwa siswa membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru
untuk memahami isi bacaan dalam proses belajar mengajar disekolah.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro
(2015) dengan penulis adalah kesamaan dalam mengujicobakan keterbacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
wacana dalam buku teks. Namun demikian, terdapat perbedaan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015) dengan penulis yaitu
buku teks yang digunakan serta tes yang digunakan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015) menggunakan buku teks
Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan
SMOG, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry.
Penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) bertujuan untuk
mengetahui (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana dalam dua buku
teks bahasa Indonesia, yaitu buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan
Erlangga, buku teks Panduan Belajar dan Sastra Indonesia terbitan Esis dan
wacana yang sesuai untuk para siswa yang ditujukan untuk siswa SMA kelas XI.
Ada tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini, yakni (a) apakah wacana pada
buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia sesuai untuk siswa kelas XI SMA
berdasarkan Grafik Fry, (b) apakah wacana pada buku teks Panduan Belajar dan
Sastra Indonesia sesuai untuk siswa kelas XI SMA berdasarkan Grafik Fry, dan
(c) bagaimana perbandingan wacana dalam buku teks Kompeten Berbahasa
Indonesia dan buku teks Panduan Belajar dan Sastra Indonesia sebagai bahan
pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian
ini berasal dari wacana-wacana yang terdapat di dalam dua buku teks bahasa
Indonesia yang keseluruhannya berjumlah 38. Ada empat langkah yang ditempuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
oleh peneliti setelah memperoleh data penelitian, yaitu (a) mengelompokkan
wacana dari dua buku teks, (b) menghitung jumlah kalimat dan suku kata pada
setiap wacana, (c) memasukan jumlah kalimat dan suku kata untuk masing-
masing wacana pada Grafik Fry, dan (d) menafsirkan tingkat keterbacaan wacana
berdasarkan Grafik Fry. Untuk memperoleh hasil penelitian yang memuaskan
maka dilakukan triangulasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa hanya
terdapat dua wacana yang cocok untuk siswa SMA kelas XI dari buku teks
Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga. Dari buku teks Panduan
Belajar dan Sastra Indonesia terbitan Esis hanya ditemukan satu wacana yang
cocok untuk siswa SMA kelas XI. Melalui hasil penelitian ini, peneliti
menyarankan kepada guru maupun calon guru Bahasa Indoneisa untuk selalu
memperhatikan wacana yang hendak digunakan sebagai bahan ajar. Selain itu,
guru juga dituntun untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber bahan bacaan
dari media surat kabar, internet, majalah, dan sumber pembelajaran lainnya.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) dengan penulis
adalah kesamaan dalam mengujicobakan keterbacaan wacana dalam buku teks.
Namun demikian, terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Merryta (2013) dengan penulis yaitu buku teks yang digunakan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Merryta (2013) menggunakan buku teks Kompeten
Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga, buku teks Panduan Belajar dan Sastra
Indonesia terbitan Esis dan wacana yang sesuai untuk para siswa yang ditujukan
untuk siswa SMA kelas XI, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA
terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Persamaan ketiga penelitian dengan penelitian peneliti adalah sama-sama
meneliti tingkat keterbacaan wacana buku teks dengan menggunakan Grafik Fry,
hal yang membedakan penelitian peneliti dengan ketiga penelitian tersebut yaitu
penggunaan Cloze Test, SMOG dan subjek yang diteliti.
2.2 Kajian Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengertian buku teks,
fungsi buku teks, penyusunan buku teks, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA), level BIPA (2A), keterbacaan, dan Grafik Fry. Beberapa teori tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
2.2.1 Pengertian Buku Teks
Buku teks ada untuk menunjang suatu program pengajaran. Ada yang
menunjang pengajaran kesasatraan, pengajaran tata bahasa, pengajaran
keterampilan bahasa, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 2009: 13). Buku teks
merupakan peganggan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Buku teks
mutlak harus ada di setiap lembaga atau wisma bahasa yang menyelenggarakan
program BIPA. Pembelajar membutuhkan buku teks guna kelancaraan
pembelajarannya. Penggunaan buku teks BIPA masih beragam sesuai dengan
karakteristik siswanya (Muliastuti, 2016: 5). Lebih terperinci lagi, Bacon (1935
dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12) mengemukakan bahwa buku teks
merupakan sebuah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas, dengan cermat
disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli yang berpengalaman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
memahami bidang tersebut dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang
sesuai dan serasi.
Secara garis besar, buku teks adalah buku pelajaran. Buku pelajaran yang
dibuat oleh para pakar atau ahli dibidang tertentu yang memahami bidang
tersebut, dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi guna
menunjang proses pembelajaran.
2.2.2 Fungsi Buku Teks
Buku teks memberikan kesempatan kepada pemiliknya untuk
menyegarkan ingatannya kembali. Kesempatan untuk membuka kembali suatu
buku terbuka dan bebas semua orang dapat melakukannya, dapat dilakukan
sesuka hati sesuai keinginan pembaca. Dengan memiliki buku teks, seseorang
dapat membuat catatan-catatan dalam buku tersebut. Catatan-catatan tersebut
akan memperbudah dalam mengingat kembali apa yang telah dipelajari (Tarigan
dan Djago Tarigan, 2009: 16).
Greene dan Petty dalam Tarigan (2009: 17) merumuskan beberapa
peranan atau fungsi dalam buku teks sebagai berikut.
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran
yang disajikan;
b. Menyajikan suatu pokok sumber masalah yang kaya, mudah dibaca, dan
bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam
komunikasi;
d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk
memotivasi para siswa;
e. Menyajikan perasaan yang mendalam sebagai awal yang perlu dan
sebagai penunjang bagi pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis;
f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.
2.2.3 Penyusunan Buku Teks
Penulisan sebuah buku teks harus memperhatikan bahasa yang digunakan
agar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami isi bahan pelajaran,
tetapi jangan membuat mereka sukar memahaminya. Agar bahan pelajaran dapat
dipahami dengan baik dan memotivasi siswa dalam mempelajarinya, penulis
buku teks pelajaran hendaknya menyesuaikan bahasa yang dipergunakan dengan
kemampuan membaca siswa.
Terdapat dua patokan yang digunakan dalam penyusunan buku teks.
Patokan pertama bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks meliputi
pendekatan, tujuan, pengajaran, program, metode, saran, dan sumber, penilaian,
dan bahasa. Patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu
saja, misalnya buku teks bahasa Indonesia. Patokan umum biasanya bersumber
dari kurikulum (Tarigan dan Djago Tarigan, 2009: 69). Dengan memperhatikan
dasar-dasar penyusunan buku teks di atas, diharapkan guru dapat lebih selektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dalam memilih dan menentukan buku teks yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Hal ini juga tentunya akan mendukung keberhasilan proses
pengajaran.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penyusunan buku teks ada
beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah ini dimaksudkan
untuk mempermudah penyusunan buku teks, yang kelak akan digunakan guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Ada beberapa sumber acuan yang
dapat digunakan dalam penyusunan pedoman penelaahan buku teks, antara lain:
a. Kurikulum (yang berlaku);
b. Karakteristik mata pelajaran (ilmu yang relevan);
c. Hubungan antara kurikulum, mata pelajaran dan buku teks;
d. Dasar-dasar penyusunan buku teks;
e. Kualitas buku teks;
f. Prinsip-prinsip penyusunan buku teks;
g. Penyeleksian buku teks.
2.2.4 BIPA
BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) adalah istilah untuk
program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk warga negara
asing (Azizah, dkk., (2012: 1). Program BIPA menjadi populer dan semakin
diminati sejak terbukanya perdagangan bebas. Di Indonesia, program BIPA telah
diselenggarakan di hampir semua perguruan tinggi ternama baik negeri maupun
swasta. Sedangkan menurut data dari Pusat Bahasa di Jakarta, program
pembelajaran BIPA telah diselenggarakan oleh sekitar 46 negara di seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dunia, baik di lembaga perguruan tinggi maupun di kedutaan besar dan konsulat
jenderal RI di berbagai negara. Sebagaimana beberapa informasi yang terangkum
dari sejumlah fakta mengenai keadaan dan perwujudan pembelajaran BIPA,
lahirnya BIPA merupakan sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang perlu
diabadikan terutama dalam penelitian.
2.2.5 Level BIPA
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam pembelajarannya
dibagi menjadi beberapa tingkatan atau level yaitu, A1, A2, B1, B2, C1, dan C2.
Keenam tingkatan ini memiliki istilah yaitu A sebagai pemula, B sebagai madya,
dan C sebagai lanjut. Penulisan pelevelan buku ajar di Wisma Bahasa Yogyakarta
berdasarkan kurikulum Wisma Bahasa Yogyakarta dan menyesuaikan dengan
teori CEFR 1A (pemula), 1B (pasca pemula), 2A (pra-menengah), 2B
(menengah), 3A (pasca menengah), 3B (pra-mahir), dan 4 (lanjutan) .
Level 1A (Pemula) : memberikan peserta didik keterampilan yang diperlukan
untuk menggunakan rentang bahasa yang sangat terbatas untuk kebutuhan
bertahan hidup dasar dan segera. Panjangnya sekitar 23 sesi.
Level 1B (Pasca Pemula) : memberikan peserta dengan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk
komunikasi dasar. Durasi kursus adalah sekitar 23 sesi.
Level 2A (Pra-Menengah) : memberikan peserta dengan keterampilan yang
dibutuhkan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk
komunikasi singkat, akrab dan tidak menekan. Panjangnya sekitar 23 sesi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Level 2B (Menengah) : memberikan peserta didik keterampilan yang
diperlukan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk situasi
yang akrab dan tidak menekan. Panjangnya sekitar 23 sesi.
Level 3A (Pasca Menengah) : memberikan peserta didik keterampilan yang
diperlukan untuk menggunakan bahasa secara efektif dalam berbagai situasi.
Panjangnya sekitar 23 sesi.
Level 3B (Pra-Mahir) : memberikan peserta didik keterampilan yang
diperlukan untuk menggunakan bahasa secara efektif dan lancar dalam
berbagai situasi. Panjangnya sekitar 23 sesi.
Level 4 (Lanjutan) : memberikan peserta didik keterampilan yang diperlukan
untuk menggunakan bahasa secara efektif dan mudah di sebagian besar
situasi. Panjangnya sekitar 30 sesi.
Muliastuti (2017: 37) mengungkapkan bahwa Pembelajar Level 2A
mampu memahami hal penting tentang hal-hal yang sering di jumpai di dunia
kerja, sekolah, bertamasya, dan lain-lain, mampu mengatasi banyak situasi yang
mungkin muncul ketika berpergian ke tempat/Negara, tempat bahasa tersebut
digunakan, dapat membuat tulisan sederhana yang berhubungan dengan topik
yang sering dijumpai atau yang menarik, dan mampu menggambarkan
pengalaman, peristiwa, impian, harapan, dan ambisi dengan singkat memberikan
alasan untuk opini dan rencana. Berkaitan dengan hal itu, standar kompetensi
untuk level B1 yang dikemukakan oleh Muliastuti sama dengan standar
kompetensi untuk level 2A di Wisma Bahasa.
2.2.6 Pengertian Keterbacaan
Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa
pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012:120, 123).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tampubolon (dalam Suladi, dkk. 2000: 4) mengungkapkan bahwa keterbacaan
(readability) adalah sesuai tidaknya suatu wacana bagi pembaca tertentu dilihat
dari aspek/tingkat kesukarannya. Rusyana (dalam Suladi, dkk. 2000: 4)
mengungkapkan bahwa keterbacaan juga dapat diartikan sebagai keseluruhan
unsur didalam materi cetak tertentu yang mempengaruhi keberhasilan pembaca
yang meliputi pemahaman dan kecepatan membaca yang optimal . Jika suatu
wacana terlalu sulit, pembaca akan membaca dengan sedikit agak lambat bahkan
kadang-kadang berulang-ulang agar dapat memahami isinya. Hal itu
kemungkinan dapat menyebabkan seorang pembaca menjadi frustasi karena apa
yang diharapkan mungkin tidak akan tercapai. Namun, jika suatu wacana itu
terlalu mudah, seorang pembaca akan cepat merasa bosan.
Salah satu cara untuk mendapatkan wacana yang sesuai dengan yang
diharapkan adalah dengan studi keterbacaan. Untuk mengukur tingkat
keterbacaan, perlu mempertimbangkan beberapa variabel, seperti struktur bahasa,
isi wacana, tipografi, dan minat baca. Pada umumnya cara mengukur keterbacaan
dilakukan dengan mempertimbangkan variabel struktur bahasanya. Struktur
bahasa terdiri atas dua variabel, yaitu faktor semantik dan faktor sintaksis. Faktor
semantik berhubungan dengan rata-rata jumlah suku kata dan faktor sintaksis
berhubungan dengan panjang kalimat.
2.2.7 Grafik Fry
Grafik Fry dirumuskan oleh Edward Fry. Grafik Fry merupakan hasil
upaya untuk menyederhanakan dan mengefisienikan dalam menentukan tingkat
keterbacaan wacana. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran
Grafik Fry meliputi panjang-pendek kalimat dan tingkat kesulitan kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kesukaran kata diperkirakan dengan cara melihat jumlah suku kata. (Abidin,
2012: 53).
Langkah-langkah penggunaan Grafik Fry menurut Forgan dan Mangrum
II (1989) dalam Abidin (2012, 55) terdiri dari beberapa langkah-langkah yaitu.
a. Pilih wacana yang jumlahnya seratus kata. Jika didalam wacana tersebut
terdapat nama, deret angka, dan singkatan, ketiganya dihitung satu kata.
Kata dalam judul bab atau subbab tidak dihitung. Nama misalnya Tono,
singkatan misalnya SIM, 2012, masing-masing dihitung satu kata.
b. Hitung jumlah kalimat yang terdapat dalam seratus kata. Jika kalimat akhir
tidak tepat pada titik, perhitungannya adalah jumlah kalimat lengkap
ditambah jumlah kata pada kalimat terakhir yang masuk pada kata
keseratus dibagi jumlah keseluruhan kata kalimat akhir. Misalnya, jika
wacana sampel itu terdiri dari 7 kalimat lengkap dan kalimat terakhir kata
yang masuk keseratus kata ada 8 kata sedangkan jumlah kata dalam
kalimat itu seluruhnya terdiri dari 16 kata, jumlah kalimatnya 7 + 8/16 =
7,5.
c. Hitung jumlah suku kata dari seratus kata yang telah dipilih. Kata yang
berupa deret angka dan singkatan dianggap masing-masing
huruf/angkanya satu suku kata. Karena jumlah suku kata bahasa Indones
dan bahasa Inggris berbeda, jumlah suku kata yang telah dihitung tersebut
selanjutnya harus dikalikan 0,6 (Harjajsujana dan Mulyati, 1997).
Misalnya jumlah suku kata yang sebenarnya adalah 250 x 0,6 = 150 suku
kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Plotkan hasil perhitungan kedalam grafik Fry. Pembacaan hasil akhir
merupakan pertemuan antara garis diagonal dan vertikal yang dihasilkan
dari jumlah suku kata dan jumlah kalimat. Jika hasilnya terletak pada satu
kolom tertentu, itulah tingkat kesulitan wacana tersebut.
e. Guna menghindari kesalahan, tentukanlah hasil akhir pengukuran dengan
mencantumkan satu kelas di bawah dan satu kelas di atas. Misalnya
pertemuan garis terletak pada kelas 12, wacana tersebut dianggap cocok
dibaca siswa kelas 11, 12, dan 13. Jika pertemuan garis tersebut jatuh pada
daerah yang diarsir tersebut dikategorikan wacana yang tidak valid.
Pengukuran di atas dilakukan pada sebuah wacana. Jika yang diukur
adalah buku, pengukuran harus dilakukan pada tiga bagian buku yakni bagian
awal, tengah dan akhir. Perhitungan kalimat akhirnya adalah jumlah rata-rata
kalimat pada wacana awal, tengah, dan akhir. Demikian pula suku kata yang
digunakan adalah rata-rata jumlah suku kata dari wacana awal, tengah dan akhir
(ingat jumlah suku kata pada masing-masing wacana harus sudah merupakan
hasil penyesuaian dengan dikalikan 0,6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Contoh Gambar Grafik Fry
Angka-angka yang berderet tegak lurus dalam grafik Fry merupakan
jumlah kalimat per seratus kata, sedangkan angka yangberderet pada garis
mendatar menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata. Angka-angka yang
berada di tengah grafik dan diantara garis-garis penyekat dari grafik tersebut
menujukkan perkiraan tingkatan (grade) dari keterbacaan wacana yang diukur.
Tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1,2,3 menunjukkan
tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1A, (b) angka 4,5,6 menunjukkan
tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1B, (c) angka 7,8 menunjukkan
tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2A, (d) angka 9,10 menunjukkan
tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2B, (e) angka 11,12 menunjukkan
tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3A, (f) angka 13,14,15
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3B. Dengan
demikian, penelitian ini hanya sesuai untuk BIPA Level 2A dengan wacana yang
berada pada tingkatan 7,8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.3 Kerangka Berpikir
Keterbacaan merupakan ukuran tingkat kemudahan/kesukaran suatu teks
menurut pembacanya. Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam
memahami bahasa pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis
(Sitepu, 2012: 120, 123). Keterbacaan memberi arah bagaimana suatu teks dapat
dipahami siswa sesuai dengan kemampuannya. Keterbacaan diukur dengan
menggunakan tes keterbacaan. Dalam penelitian ini penulis mnggunakan Grafik
Fry. Grafik Fry ialah tes yang menggunakan perhitungan panjang kalimat dan
tingkat kesulitan kata. Kesulitan kata disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah
suku kata dan kesulitan kalimat disebabkan oleh terlalu kompleksnya kalimat.
Kalimat yang sederhana lebih mudah dipahami daripada kalimat yang kompleks
(Hardjasujana, 1999: 5).
Analisis awal penelitian ini adalah dengan mencari data di lapangan berupa
wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA level 2A terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta. Setelah itu, peneliti akan mengolah data dan kemudian
menghitungnya dengan Grafik Fry, untuk melihat apakah wacana tersebut
cocok/tidak cocok digunakan di level 2A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Bagan 1 Alur Kerangka Berpikir
BUKU TEKS BIPA LEVEL 2A
TERBITAN WISMA BAHASA YOGYAKARTA
WACANA YANG SESUAI UNTUK PEMBELAJAR BIPA LEVEL 2A
DI WISMA BAHASA YOGYAKRTA
FORMULA GRAFIK FRY
Hardjasudjana (1999)
TINGKAT KETERBACAAN
PEMBELAJAR BIPA LEVEL 2A WACANA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ketiga ini meliputi uraian metodologi penelitian yang berisi tentang
jenis penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data dan triangulasi.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ali dan
Kadir (2014: 63), deskriptif merupakan penelitian yang melukiskan secara tepat
sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya yang merupakan objek
penelitian. Menurut Martono (2014: 20), penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka, atau data
berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk
angka. Jadi, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang
menjelaskan objek yang diteliti berupa data yang berisi angka, kata-kata atau
kalimat yang di konversi menjadi data yang berbentuk angka. Dengan demikian
penelitian ini akan menyajikan data berupa kata-kata yang yang dikonversi
menjadi data berupa angka.
3.2 Sumber Data dan Data
Sumber data dalam penilitian ini adalah buku teks BIPA terbitan Wisma
Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A. Data penelitian diperoleh dari buku teks
BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A. Data yang bersumber
dari buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
berjumlah 16 teks antara lain: 1) Bagaimana Orangnya; 2) Keluarga Dewi
Setyawati; 3) Beatrice Menelepon Corina (di Homestay Wiwik) ; 4) Mbak Rina
Menelepon Pak Ari Sujito; 5) Beatrice Menelepon Mas Agung; 6) Hidup di
Yogyakarta; 7) Budaya Baru; 8) Periksa Dokter; 9) Puskesmas; 10) Nonton,
Yuk!; 11) Makan Malam, Yuk!; 12) Mampir Dulu, Mas!; 13) Jalan-jalan Ke
Jogja; 14) Adakah Taman Nasional di Jawa Barat?; 15) Pulau Komodo; 16) Stella
Mau Mengontrak Rumah. Data tersebut akan dianalisis menggunakan grafik Fry.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data,
yaitu teknik baca dan teknik catat. Menurut KBBI (2008), teknik adalah cara,
metode, atau sistem mengerjakan sesuatu, dan membaca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan mengisahkan atau hanya dalam
hati). Teknik baca adalah cara atau sistem dengan melihat buku atau bacaan
kemudian memahami isi bacaan tersebut dan teknik catat adalah teknik yang
dilakukan dengan cara meneliti buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang
akan dicari pemecahannya, kemudian hasil yang diperoleh dicatat.
Berdasarkan kedua teknik di atas, peneliti menggunakan sumber tertulis.
Sumber tertulis adalah buku teks buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma
Bahasa Yogyakarta. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menandai setiap
wacana yang terdapat dalam buku teks. Kemudian wacana yang termasuk dalam
kategori grafik Fry dihitung jumlah kata, kalimat, dan suku katanya. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti tidak membuat instrumen sendiri
karena data-data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam bentuk wacana-wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan (Suharsaputra,
2012:94). Peneliti merupakan key instrument dalam pengumpulan data, peneliti
harus terjun sendiri kelapangan secara aktif (Gunawan, 2013:80). Peneliti sendiri
adalah peneliti melakukan seluruh tahapan penelitian mulai dari perencanaan,
pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi
hasil penelitain. Alat pengumpul data atau instrumen penelitian ialah peneliti itu
sendiri (Moleong, 2007:168). Dengan demikian, instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan mengacu pada teori-teori yang ada di
bab II.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis
data kuantitatif menggunakan statistik. Setelah memperoleh data, peneliti akan
menganalisis secara kuantitatif. Adapun cara menganalisisnya akan dilakukan
menjadi beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut ini:
a. Menentukan buku teks yang dijadikan subjek penelitian, yaitu buku teks
BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.
b. Mengklasifikasikan wacana yang terdapat didalam buku teks BIPA
Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Wacana yang diperoleh
kemudian dikelompokkan berdasarkan landasan teori pada bab II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Setelah wacana dikelompokkan sesuai dengan kalimat dan suku kata,
has
d. Mendeskripsikan hasil temuan berupa tingkat keterbacaan wacana dalam
buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta
menggunakan langkah-langkah grafik Fry.
e. Menarik kesimpulan dari hasil temuan.
f. Menyajikan dalam bentuk laporan.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tabe analisis data untuk
memudahkan dalam pengklasifikasian data. Tabel analisis data yang digunakan
peneliti yaitu:
Tabel 1.
Analisis Data Penelitian
NO TEKS JUMLAH
Kata Kalimat Suku
Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2.
Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Berdasakan Grafik Fry
Kode
Teks
Jumlah
Kata
Jumlah
Kalimat
Jumlah
Suku
Kata
Penafsiran
(Kelas)
Keterangan
3.6 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330). Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi penyidik dan teori. Triangulasi
penyidik merupakan jalan pemanfaatan peneliti atau pengamat lain untuk
keperluan pengecekan kembali drajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat
lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari ahli yang kompeten
dibidang buku teks dan keterbacaan. Dalam hal ini, ahli atau pengamat lain
tersebut bernama Septina , S.S, M.A. selaku triangulator. Langkah kedua, peneliti
memberikan data penelitian berupa wacana yang telah dianalisis beserta hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pemplotan ke dalam grafik Fry untuk masing-masing wacana yang terdapat
dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.
Selain dari triangulasi penyidik, peneliti juga menggunakan triangulasi
teori dengan cara membandingkan hasil penelitiannya dengan teori-teori yang ada
pada teori-teori yang terdapat dalam bab II (Kajian Pustaka) untuk mengecek
kebenarannya. Triangulasi dilakukan untuk menghilangkan perbedaan konstruksi
kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data
tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai kejadian dan pandangan.
Pengecekkan dilakukan sebanyak satu kali. Pengecekan dilakukan pada
hari Selasa, 30 Juli 2019. Pada pengecekan ini, triangulator menemukan banyak
kesakahan pada perhitungan kata ke 100 dan perhitungan jumlah kalimat yang
masih kurang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab empat ini meliputi tiga bagian, yaitu deskripsi data, hasil penelitian,
dan pembahasan. Pada bagian pertama, dijelaskan mengenai dekripsi data. Pada
bagian kedua, dijelaskan hasil penelitian dari rumusan masalah “tingkat
keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa
dengan Grafik Fry”. Pada bagian ketiga, dipaparkan pembahasan hasil-hasil
temuan dari analisis data, yaitu tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks
BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa berdasarkan Grafik Fry.
4.1 Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan berasal dari wacana-wacana yang terdapat dalam
buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta, yang jumlah
keseluruhan wacana ada 16 wacana. Wacana tersebut dianalisis berdasarkan
jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku kata. Berikut adalah wacana-
wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta.
Tabel 3.
Wacana dalam Buku Teks BIPA untuk Level 2A
Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta
NO Pelajaran Judul Teks Halaman
1 Pelajaran 1 Bagaimana
Orangnya?
Bagaimana Orangnya? 3-4
Keluarga Dewi Setyawati 5
2 Pelajaran 2 Menelpon Beatrice Menelpon Corina 18-19
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
( di Homestay Wiwik?
Mbak Rina Menelpon Pak
Ari Sujito
19
Beatrice Menelpon Pak
Agung
20
3 Pelajaran 3 Perasaan Hidup di Jogja 31-33
Budaya Baru 33-34
4 Pelajaran 4 Periksa Dokter Periksa Dokter 45-46
Puskesmas 46-47
5 Pelajaran 5 Mau Nonton,
Nggak?
Nonton, Yuk! 57
Makan Malam, Yuk! 58
Mampir Dulu, Mas! 58
Jalan-jalan Ke Jogja 59
6 Pelajaran 6 Tempat-tempat
Wisata di Jawa Barat
Adakah Taman Nasional
di Jawa Barat
68-69
Komodo 69-70
7 Pelajaran 7 Mengontrak
Rumah
Stella Mau Mengontrak
Rumah
78-80
4.2 Hasil Penelitian
Dalam subbab ini, peneliti memaparkan hasil temuan yang diperoleh dari
analisis data. Pemaparan dilakukan berdasarkan hasil data dengan menggunakan
metodologi pada bab III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4.2.1 Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Untuk Level
2A Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry
Tabel 4.
Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk level 2A
terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry
Kode
Teks
Judul Teks Jumlah Penafsiran
Kalimat Suku
Kata
W1 Bagaimana Orangnya? 16,8 121 0,1,2
W2 Keluarga Dewi Setyawati 16,1 127 1,2,3
W3 Beatrice Menelpon Corina ( di
Homestay Wiwik?
- - -
W4 Mbak Rina Menelpon Pak Ari
Sujito
12,2 117 1,2,3
W5 Beatrice Menelpon Pak Agung 13,7 118 0,1,2
W6 Hidup di Jogja 8,7 123 3,4,5
W7 Budaya Baru 11,4 134 3,4,5
W8 Periksa Dokter 16,5 129 1,2,3
W9 Puskesmas 8,3 164 9,10,11
W10 Nonton, Yuk! 14,3 90 0,1,2
W11 Makan Malam, Yuk! 15 106 0,1,2
W12 Mampir Dulu, Mas! - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
W13 Jalan-jalan Ke Jogja 7,2 127 5,6,7
W14 Adakah Taman Nasional di Jawa
Barat
12,8 118 1,2,3
W15 Komodo 8,8 135 5,6,7
W16 Stella Mau Mengontrak Rumah 8,5 117 2,3,4
Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbaaan di atas menunjukkan hasil
perhitungan terhadap enam belas wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA
level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Wacana-wacana tersebut
merupakan hasil perhitungan jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku
kata per seratus kata. Adapun hasil perhitungan enam belas wacana tersebut
sebagai berikut.
Wacana berkode teks W1 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Bagaimana
Orangnya?” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada
wacana jatuh pada kata ke 9 dari 11 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat
tidak utuh adalah 9 : 11 = 0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian, jumlah
perhitungan keseluruhan adalah 16 + 0,8 = 16,8. Dapat disimpulkan bahwa hasil
kalimat utuh menjadi 16,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku
kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 201 x
0,6 = 121. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan
jumlah suku kata sebesar 16,8 dan 121. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik
temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca
1. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 1 – 1 = 0 dan 1 + 1 = 2. Untuk
itu, wacana kode teks W1 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.
Grafik Fry 1 untuk Kode teks W1
Wacana berkode teks W2 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Keluarga Dewi
Setyawati” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana
jatuh pada kata ke 1 dari 7 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak
utuh adalah 1 : 7 = 0,14 dibulatkan menjadi 0,1. Kemudian, jumlah perhitungan
keseluruhan adalah 16 + 0,1 = 16,1. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh
menjadi 16,1. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata
dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 211 x 0,6 =
126,6 dibulatkan menjadi 127. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi
jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 16,1 dan 127. Grafik Fry berikut ini
menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh
pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini
dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 2 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1 = 1 dan 2 + 1 = 3. Untuk itu, wacana kode teks W2 berada pada tingkat
pembaca 1,2, dan 3.
Grafik Fry 2 untuk Kode teks W2
Wacana berkode teks W3 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Beatrice
Menelpon Corina (di Homestay Wiwik)” memiliki hasil analisis data kurang dari
seratus kata. Sehingga tidak dapat dimasukkan kedalam grafik Fry.
Wacana berkode teks W4 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Mbak Rina
Menelpon Pak Ari Sujito” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-
100 pada wacana jatuh pada kata ke 1 dari 5 kata. Dengan demikian, perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 1 : 5 = 0,2. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan
adalah 12 + 0,2 = 12,2. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi
12,2. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus
grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 195 x 0,6 = 117. Dari kedua
hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar
12,2 dan 117. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori
grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.
Hasil yang diperoleh adalah 2 – 1 = 1 dan 2 + 1 = 3. Untuk itu, wacana kode teks
W4 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.
Grafik Fry 3 untuk Kode teks W4
Wacana berkode teks W5 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Beatrice
Menelpon Mas Agung” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100
pada wacana jatuh pada kata ke 10 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 10 : 14 = 0,71 dibulatkan menjadi 0,7. Kemudian,
jumlah perhitungan keseluruhan adalah 13 + 0,7 = 13,7. Dapat disimpulkan
bahwa hasil kalimat utuh menjadi 13,7. Untuk perhitungan suku kata, hasil
keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku
kata yakni 197 x 0,6 = 118,2 dibulatkan menjadi 118. Dari kedua hasil tersebut,
diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 13,7 dan 118.
Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori grafik Fry,
peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,
wacana kode teks W5 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.
Grafik Fry 4 untuk Kode teks W5
Wacana berkode teks W6 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Hidup Di
Yogyakarta” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada
wacana jatuh pada kata ke 22 dari 31 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat
tidak utuh adalah 22 : 31 = 0,70 dibulatkan menjadi 0,7. Kemudian, jumlah
perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,7 = 8,7. Dapat disimpulkan bahwa hasil
kalimat utuh menjadi 8,7. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku
kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 205 x
0,6 = 123. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan
jumlah suku kata sebesar 8,7 dan 123. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik
temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca
4. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W6 berada pada tingkat
pembaca 3,4, dan 5.
Grafik Fry 5 untuk Kode teks W6
Wacana berkode teks W7 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Budaya Baru”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 6
: 14 = 0,42 dibulatkan menjadi 0,4. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan
adalah 11 + 0,4 = 11,4. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi
11,4. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus
grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 223 x 0,6 = 134. Dari kedua
hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar
11,4 dan 134. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang
diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 4. Mengacu pada teori
grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.
Untuk itu, wacana kode teks W7 berada pada tingkat pembaca 3,4, dan 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Grafik Fry 6 untuk Kode teks W7
Wacana berkode teks W8 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Periksa Dokter”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 6
: 11 = 0,54 dibulatkan menjadi 0,5. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan
adalah 16 + 0,5 = 16,5. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi
16,5. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus
grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 215 x 0,6 = 129. Dari kedua
hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar
16,5 dan 129. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang
diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori
grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.
Untuk itu, wacana kode teks W8 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Grafik Fry 7 untuk Kode teks W8
Wacana berkode teks W9 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Puskesmas”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 5
: 19 = 0,26 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan
adalah 8 + 0,3 = 8,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 8,3.
Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik
Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 274 x 0,6 = 164,4 dibulatkan
menjadi 164. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan
jumlah suku kata sebesar 8,3 dan 164. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik
temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca
10. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan
ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W9 berada pada tingkat
pembaca 3,4, dan 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Grafik Fry 8 untuk Kode teks W9
Wacana berkode teks W10 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Nonton, Yuk!”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1
: 3 = 0,33 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan
adalah 14 + 0,3 = 14,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi
14,3. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus
grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 150 x 0,6 = 90. Dari kedua
hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar
14,3 dan 90. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang
diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori
grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.
Untuk itu, wacana kode teks W10 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Grafik Fry 9 untuk Kode teks W10
Wacana berkode teks W11 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Nonton, Yuk!”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 7 dari 7 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 7 :
7 = 1. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 15 + 1 = 16. Dapat
disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 16. Untuk perhitungan suku kata,
hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan
suku kata yakni 177 x 0,6 = 106,2 dibulatkan menjadi 106. Dari kedua hasil
tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 16 dan
106. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh.
Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori grafik Fry,
peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,
wacana kode teks W11 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Grafik Fry 10 untuk Kode teks W11
Wacana berkode teks W12 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Mampir Dulu
Mas!” memiliki hasil analisis data kurang dari seratus kata. Sehingga tidak dapat
dimasukkan kedalam grafik Fry.
Wacana berkode teks W13 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Jalan-jalan Ke
Jogja” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana
jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak
utuh adalah 2 : 12 = 0,16 dibulatkan menjadi 0,2. Kemudian, jumlah perhitungan
keseluruhan adalah 7 + 0,2 = 7,2. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh
menjadi 7,2. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan
rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 212 x 0,6 = 127,2
dibulatkan menjadi 127. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah
kalimat dan jumlah suku kata sebesar 7,2 dan 127. Grafik Fry berikut ini
menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh
pada tingkat pembaca 6. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks
W13 berada pada tingkat pembaca 5,6, dan 7.
Grafik Fry 11 untuk Kode teks W13
Wacana berkode teks W14 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Adakah Taman
Nasional di Jawa Barat” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100
pada wacana jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 9 : 11 = 0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian,
jumlah perhitungan keseluruhan adalah 12 + 0,8 = 12,8. Dapat disimpulkan
bahwa hasil kalimat utuh menjadi 12,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil
keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku
kata yakni 196 x 0,6 = 117,6 dibulatkan menjadi 118. Dari kedua hasil tersebut,
diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 12,8 dan 118.
Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik
temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori grafik Fry,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,
wacana kode teks W14 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.
Grafik Fry 12 untuk Kode teks W14
Wacana berkode teks W15 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Komodo”
memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada
kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah
11 : 13 = 0,84 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian, jumlah perhitungan
keseluruhan adalah 7 + 0,8 = 7,8. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh
menjadi 12,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata
dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 225 x 0,6 =
135. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah
suku kata sebesar 7,8 dan 135. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu
kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 6.
Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W15 berada pada tingkat
pembaca 5,6, dan 7.
Grafik Fry 13 untuk Kode teks W15
Wacana berkode teks W16 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Stella Mau
Mengontrak Rumah” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100
pada wacana jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 8 : 15 = 0,53 dibulatkan menjadi 0,5. Kemudian,
jumlah perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,5 = 8,5. Dapat disimpulkan bahwa
hasil kalimat utuh menjadi 8,5. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan
suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni
195 x 0,6 = 117. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat
dan jumlah suku kata sebesar 8,5 dan 117. Grafik Fry berikut ini menunjukkan
titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat
pembaca 3. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W16 berada pada
tingkat pembaca 2,3, dan 4.
Grafik Fry 14 untuk Kode teks W16
4.2.2 Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta yang
sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry
Tabel 5
Analis Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry
Kode
Teks
Judul Wacana Jumlah Penafsiran Keterangan
Kalimat Suku
Kata
W1 Bagaimana Orangnya? 16,8 121 0,1,2 Tidak Sesuai
W2 Keluarga Dewi Setyawati 16,1 127 1,2,3 Tidak Sesuai
W3 Beatrice Menelpon - - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Corina ( di Homestay
Wiwik)
W4 Mbak Rina Menelpon
Pak Ari Sujito
12,2 117 1,2,3 Tidak Sesuai
W5 Beatrice Menelpon Pak
Agung
13,7 118 0,1,2 Tidak Sesuai
W6 Hidup di Jogja 8,7 123 3,4,5 Tidak Sesuai
W7 Budaya Baru 11,4 134 3,4,5 Tidak Sesuai
W8 Periksa Dokter 16,5 129 1,2,3 Tidak Sesuai
W9 Puskesmas 8,3 164 9,10,11 Tidak Sesuai
W10 Nonton, Yuk! 14,3 90 0,1,2 Tidak Sesuai
W11 Makan Malam, Yuk! 15 106 0,1,2 Tidak Sesuai
W12 Mampir Dulu, Mas! - - - -
W13 Jalan-jalan Ke Jogja 7,2 127 5,6,7 Sesuai
W14 Adakah Taman Nasional
di Jawa Barat
12,8 118 1,2,3 Tidak Sesuai
W15 Komodo 8,8 135 5,6,7 Sesuai
W16 Stella Mau Mengontrak
Rumah
8,5 117 2,3,4 Tidak Sesuai
Tabel analisis diatas menunjukkan adanya 16 wacana dalam buku teks
BIPA untuk Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Sebanyak dua wacana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menunjukkan hasil yang sesuai digunakan untuk BIPA Level 2A. Pada penelitian
ini, kedua wacana tersebut ialah W13 bejudul “Jalan-jalan Ke Jogja” dengan
tingkatan 5,6,7, dan W15 berjudul “Komodo” dengan tingkatan 5,6,7.
Dua wacana yang sesuai digunakan untuk Level 2A di atas, telah
dianalisis dan dilakukan perhitungan berdasarkan teori grafik Fry. Hal itu
mengacu pada teori tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1,2,3
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1A, (b) angka 4,5,6
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1B, (c) angka 7,8
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2A, (d) angka 9,10
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2B, (e) angka 11,12
menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3A, (f) angka
13,14,15 menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3B.
Dengan demikian, penelitian ini hanya sesuai untuk BIPA Level 2A dengan
wacana yang berada pada tingkatan 7,8.
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis dari penelitian
yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A
di Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan grafik Fry”.
4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A,
diperoleh temuan mengenai tingkat keterbacaan wacana sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan jumlah wacana yang
sesuai dan wcana yang tidak sesuai untuk pembelar BIPA Level 2A.
Berdasarkan enam belas wacana yang dianalisis, hanya terdapat dua
wacana yang sesuai untuk pembelajar BIPA Level 2A. Wacana tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut. Wacana yang berjudul “Jalan-jalan Ke Jogja”
dengan peringkat baca 5,6,7, “Komodo” dengan peringkat baca 5,6,7.
Menurut Hardjasujana, dkk., dalam Merryta (2013), sebagai pegangan
pembelajar, buku teks harus memiliki tingkat keterbacaan yang sesuai dengan
tingkat kemampuan pembelajar. Menurut Naga dalam Suladi (2000:13), banyak
hal yang turut mempengaruhi keterbacaan suatu tulisan. Salah satunya adalah
panjang kalimat dan panjang kata. Semakin panjang suatu kalimat, semakin sulit
pula untuk memahami kalimat tersebut, begitu pula dengan kata. Oleh karena itu,
agar suatu wacana mudah untuk dipahami oleh pembelajar panjang kalimat dan
katanya diperhatikan kembali. Peneliti memperoleh dua wacana yang sesuai. Hal
tersebut mungkin disebabkan karena wacana tersebut memiliki jumlah kalimat
yang tidak terlalu panjang dan kata-katanya mudah untuk dipahami. Semakin
panjang suatu kalimat dan disertai kata-kata yang sukar, wacana tersebut makin
sulit untuk dipahami oleh pembelajar. Menurut Tampubolon ( dalam Suladi,
2000:13), untuk mengukur keterbacaan berbagai faktor perlu dipertimbangkan,
seperti struktur bahasa (kosakata dan kalimat), jenis isi bacaan, tipografi, dan
minat baca. Keterbacaan pada dasarnya sesuai tidaknya suatu bacaan bagi
pembaca dilihat dari tingkat kesukaraannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hasil analisis berdasarkan jumlah kalimat dan jumlah suku kata
menunjukkan bahwa, terdapat dua wacana yang dianggap sesuai. Adapun wacana
tersebut memiliki jumlah kalimat yang terdiri dari 7 sampai 9 kalimat dan jumlah
suku kata sekitar 127 sampai 135 suku kata per seratus kataan. Dengan demikian,
karena jumlah kalimat yang tidak terlalu banyak, siswa lebih mudah untuk
memahami isi wacana. Kata-kata yang digunakan dalam dua wacana tersebut
juga bukan merupakan kata-kata yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah suku
katanya.
Adapun keempat belas wacana yang tidak sesuai untuk pembelajar BIPA
Level 2A, contohnya wacana dengan kode teks W1 dan teks W8. Masing-
masingdari wacana tersebut berdasarkan pengeplotan grafik Fry jatuh pada
peringkat baca 0,1,2 dan 1,2,3. Artinya wacana tersebut sesuai untuk pembelajar
BIPA Level 1A. Ketidaksesuaian wacana-wacana tersebut diperkirakan karena
bahan bacaan yang tersedia merupakan pengetahuan yang sudah lama dipelajari
sehingga sukar untuk dipahami.
2. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan variasi kemunculan
tingkat/kelas baca
Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbacaan wacana (lihat tabel 5),
ditemukan ada enam peringkat baca dari masing-masing wacana. Peringkat-
peringkat baca yang muncul adalah kelas baca 0,1,2 dari empat wacana, peringkat
baca 1,2,3 dari empat wacana, peringkat baca 2,3,4 dari satu wacana, peringkat
baca 3,4,5 dari dua wacana, peringkat baca 5,6,7 dari dua wacana, peringkat baca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
9,10,11 dari satu wacana, dan ada dua wacana yang tidak memenuhi syarat
perhitungan grafik fry sehingga tidak dapat dimasukkan dalam peringkat baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
PENUTUP
Pada bab penutup, peneliti memaparkan simpulan dan saran dari hasil
penelitian “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A di
Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry”. Pada penelitian ini sudah
memiliki hasil analisis data berdasarkan rumusan masalah yang ditemukan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan di bab IV,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterbacaan wacana dalam buku
teks BIPA untuk Level 2A berdasarkan perhitungan grafik Fry dari enam belas
wacana, hanya terdapat dua wacana yang sesuai, yaitu wacana dengan kode teks
W13 bejudul “Jalan-jalan Ke Jogja” dan W15 berjudul “Komodo”. Hal ini
menjelaskan bahwa, wacana dalam buku teks BIPA Level 2A tidak sesuai untuk
digunakan dalam pembelajaran BIPA. Dalam hal ini pembelajar BIPA masih
membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari pengajar BIPA untuk
memahami isi bacaan selama proses belajar mengajar.
5.2 Implikasi
Setelah mengetahui tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA
Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan grafik Fry, peneliti dapat
menarik implikasi sebagai berikut.
1. Sebelum memulai pembelajaran pengajar BIPA memastikan kembali
apakah wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA sudah sesuai dengan
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kemampuan pembelajar atau belum, agar tidak mengganggu proses
pembelajaran.
2. Pengajar BIPA dapat mengunakan sumber referensi lain seperti surat
kabar dan majalah untuk mendukung bahan ajar dan bacaan.
3. Pengajar BIPA dituntut untuk tidak hanya terfokus pada wacana yang
terdapat dalam buku teks BIPA tetapi dapat mengembangkannya.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat keterrbacaan ini, peneliti akan
menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengajar
BIPA dan calon pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), para
editor maupun penulis naskah, dan bagi peneliti lain. Adapun kesimpulannya
sebagai berikut.
a. Bagi Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)
Pengajar BIPA hendaknya memeriksa kembali wacana-wacana yang
terdapat di dalam buku teks, seperti bagaimana tipografi, kosa kata, kalimat,
paragraf, serta bahasa yang digunakan di dalamnya. Hal ini dilakukan, agar
pengajar dan pembelajar tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan
wacana tersebut.
b. Bagi Penulis atau Editor
Bagi Penulis atau editor diharapkan dalam menyusun buku teks harus
memperhatikan kosa kata, struktur isi dan kalimat, isi, tipografi dan ilustrasi
yang digunakan. Buku teks merupakan media cetak dan tingkat
keterbacaannya dilihat dari hal-hal diatas. Apabila penulis atau editor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
merevisi kembali bahan ajar hendaknya disajikan menggunakan bahasa yang
mudah dipahami.
c. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang
sejenis yaitu mengenai tingkat keterbacaan wacana dengan jenis buku teks
BIPA. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan alat uji/ukur yang
lainnya karena sudah banyak sumber lain yang sejenis di dunia pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
Ali, Faried dan Gau Kadir. 2014. Manajemen Penelitian Berbasis Sasaran.
Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 2010 . Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi 2010. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Azizah, dkk. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Program CLS (Critical Language Scholarship). Malang: Fakultas
Sastra, Universitas Negeri Malang.
Basundoro, Yohanes Wedha. 2015 . Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku
Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk
SMK Kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry,
Cloze Test, dan SMOG. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI,
FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Gunawan, Imam. 2013 . Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hardjasujana, dkk. 1999 . Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk
Sekolah Dasar di Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
pengembangan Bahasa.
Hamidi. 2004 . Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan
Proposal dan Laporan Penelitian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014 . Panduan Membuat Bahan Ajar (Buku
Teks Pelajaran Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder Edisi Revisi 2. Jakarta: Rajawali Pers 2014.
Merryta. 2013 . Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten
Berbahasa Indonesia dan Buku Teks Paduan Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia Tahun 2007 untuk SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry.
Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Moleong, Lexy J. 2006 . Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi 2006.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muliastuti, Liliana. 2017. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Acuan Teori dan
Pendekatan Pengajaran. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sitepu, B.P. 2012 . Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Soewandi, A. M. Slamet. 1991. “Pengembangan Instrumen Penelitian” Materi
Kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta:
PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Suharsaputra, Uhar. 2012 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.
Suladi, dkk. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam Buku
Pelajaran SLTP. Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tarigan, H. Guntur. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung:
Angkasa.
Widharyanto, B., Rishe., dan Septina (2017: 3). Keterbacaan Wacana Buku Teks
Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Klos,
dan SMOG: Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarta.
Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma.
Program BIPA. Program Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di
Wisma Bahasa Yogyakarta. (online), (https://www.wisma-bahasa.com),
diakses tanggal 8 Januari 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BIOGRAFI
Epifania Yuliati Suwanika lahir di Pontianak
pada tanggal 12 Juli 1996. Ia menyelesaikan SD
Negeri 11 Benuis dan lulus pada tahun 2008. Ia
menempuh pendidikan menengah di SMP Negeri 3
Selimbau lulus pada tahun 2011, lalu melanjutkan pendidikan di SMA
Swasta Panca Setya Sintang lulus pada tahun 2014. Setelah lulus SMA ia
melanjutkan studi ke Universitas Sanata Dharma dan tercatat sebagai
mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta diakhiri dengan penulisan skripsi berjudul “Tingkat
Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa
Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 1
ANALISIS WACANA
BERDASARKAN JUMLAH KALIMAT DAN
SUKU KATA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Analisis Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa
Yogyakarta Berdasarkan Jumlah Kalimat Dan Jumlah Suku Kata
Kode Teks: W1
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Budi dan Rita adalah suami-istri. 1 12
Sore itu, ketika Budi pulang dari kantor, Rita bilang bahwa tadi
siang ada orang yang mencari Budi.
1 32
Rita : Mas, tadi siang ada orang yang mencarimu. 1 14
Budi : Oh, ya? 1 4
Siapa? 1 3
Rita : Tidak tau, ya, saya belum pernah melihatnya. 1 16
Budi : Tidak tanya namanya? 1 9
Rita : Wah, saya lupa. 1 7
Dia tidak mau masuk dan cepat-cepat pergi. 1 13
Budi : Bagaimana orangnya? 1 8
Laki-laki atau perempuan? 1 9
Rita : Laki-laki, masih muda, tinggi, berkulit putih, dan berambut
lurus.
1 23
Budi : Berambut gondrong? 1 7
Rita : Ya, rambutnya gondrong. 1 8
Budi : Dari mana dia? 1 7
Rita : Dia bilang bahwa dia 0,7 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jumlah 16,8 121
Kode Teks: W2
Teks Jumlah
Kalimat Suku
kata
Nama saya Dewi Setyawati. 1 10
Saya orang Indonesia. 1 7
Ibu dan bapak saya berasal dari Yogyakarta. 1 16
Saya berdarah Belanda karena kakek, bapak dan ibu saya berasal
dari Belanda.
1 28
Kakek saya tinggi, berhidung mancung, bermata biru dan berkulit
putih, sama seperti ibu, tetapi ibu bermata coklat.
1 38
Ibu berwajah sangat cantik. 1 8
Bapak saya berdarah biru. 1 9
Dia punya hubungan keluarga dengan Raja Yogyakarta. 1 18
Bapak saya sudah tidak punya orang tua. 1 12
Bapak saya dua bersaudara. 1 9
Adik perempuannya sudah bersuami. 1 12
Suaminya orang Australia. 1 8
Mereka punya satu orang anak laki-laki bernama Tommy. 1 17
Dia selalu bersepatu sport. 1 9
Dia anak tunggal. 1 4
Sekarang bapak 0,3 6
Jumlah 16,1 127
Kode Teks: W3 tidak sampai seratus kata
Teks
Homestay : Selamat sore
Beatrice : Selamat sore.
Apakah benar ini Homestay Wiwik?
Homestay : Ya, benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Beatrice : Maaf, bisa bicara dengan Corina?
Homestay : Wah, Corina sedang keluar.
Maaf, saya bicara dengan siapa, ya?
Beatrice : Saya Beatrice, teman Corina.
Apakah saya bisa titip pesan?
Homestay : Tentu saja!
Beatrice : Tolong sampaikan kepada dia untuk menelpon saya.
Nomor telepon saya 897564.
Homestay : Sebentar, saya ambil kertas dan bolpoin.
Maaf, nama Anda siapa dan nomor telepon Anda berapa?
Beatrice : Nama saya Beatrice.
Nomor telepon saya 897564.
Homestay : ok.
Beatrice, nomor telepon Anda 897564.
Baik, nanti
Jumlah Kata : 96
Kode Teks: W4
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Mbak Rina menelpon Pak Ari Sujito di kantornya, di Universitas
Gadjah Mada.
1 26
Mbak Rina mau minta tolong Pak Ari untuk memberikan seminar
kepada murid-murid Wisma Bahasa.
1 33
UGM : Selamat siang, Universitas Gadjah Mada! 1 15
Mbak Rina : Selamat siang, bisa bicara dengan Pak Ari Sujito? 1 21
UGM : Oh, maaf, Bu, beliau tidak ada di tempat. 1 9
Ada yang bisa saya bantu? 1 9
Mbak Rina : Kapan beliau akan datang? 1 13
UGM : Maaf, saya kurang tahu. 1 9
Ada yang bisa saya sampaikan? 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Mbak Rina : Terima kasih, Bu! 1
Tolong sampaikan kepada beliau, saya Rina dari Wisma Bahasa
akan menelpon lagi kira-kira jam 12.30.
1 45
UGM : 0,2 1
Jumlah 12,2 117
Kode Teks: W5
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Hari ini Beatrice tidak bisa belajar karena sakit. 1 20
Dia menelpon Mas Agung untuk membatalkan kelasnya. 1 16
Mbak Prisca : Wisma Bahasa, selamat pagi! 1 14
Beatrice : Selamat pagi! 1 22
Saya Beatrice, murid Wisma Bahasa.
Maaf, saya bicara dengan siapa? 1 12
Mbak Prisca :Dengan Prisca, apa kabar Beatrice? 1 15
Beatrice :Oh, Mbak Prisca. 1 8
Saya sedikit sakit. 1 7
Apakah saya bisa bicara dengan Mas Agung? 1 15
Mbak Prisca :Tunggu sebentar, ya? 1 20
Saya sambungkan ke pesawat dia.
Mbak Prisca menelpon ke pesawat Mas Agung, tetapi Mas
Agung sibuk.
1 21
Mbak Prisca :Maaf Beatrice, pesawat Mas Agung sedang sibuk. 1 19
Ada yang bisa saya sampaikan. 1 11
Beatrice : Ya, tolong sampaikan kepada Mas Agung, 0,5 17
Jumlah 13,7 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kode Teks:W6
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Sally berasal dari Skotlandia. 1 10
Dia datang ke Yogyakarta dua minggu yang lalu. 1 16
Dia tinggal di Homestay Ibu Heru. 1 12
Di homestay Ibu Heru itu ada beberapa orang asing. 1 20
Mereka berasal dari Australia, Belanda, Jepang, dan Amerika. 1 22
Sally dan teman-temannya senang dan kerasan tinggal di sana
karena Ibu Heru dan keluarganya sangat ramah dan suka
mengobrol dengan mereka dalam bahasa Indonesia.
1 55
Kamar-kamarnya bersih dan cukup luas. 1 12
Mereka merasa nyaman belajar dan membuat PR di dalam kamar
mereka sendiri.
1 26
Kadang-kadang Ibu Heru mengajak Sally dan beberapa temannya
berjalan-jalan di sekitar Yogyakarta supaya mereka tidak merasa
bosan dengan aktivitas yang rutin, yaitu belajar di
0,8 62
Jumlah 8,7 127
Kode Teks: W7
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Nama saya Martin. 1 6
Saya berasal dari Amerika. 1 11
Saya datang ke Indonesia untuk bekerja di sebuah kantor di
Jakarta.
1 25
Saya akan bekerja di sana selama dua tahun. 1 17
Terus terang, saya tidak tahu terlalu banyak tentang Indonesia. 1 22
Sebelum ini, saya belum pernah berkunjung ke Indonesia. 1 20
Saya banyak tahu sedikit tentang Pulau Bali. 1 16
Dulu saya pikir Pulau Bali bukan bagian dari Indonesia. 1 23
Itulah mengapa hari-hari pertama saya tinggal di Indonesia saya
sering bingung.
1 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kode Teks: W8
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Sudah tiga hari ini Tomoko merasa tidak enak badan. 1 20
Wajahnya pucat dan badannya sedikit demam. 1 14
Sebetulnya dia membawa obat dari Jepang, tetapi sayang, obat itu
sudah habis.
1 28
Hari ini dia tidak bisa datang karena sakitnya makin parah. 1 22
Sorenya, Siwi, seorang guru di WB, mendatangi rumahnya. 1 18
Siwi akan mengantarkan dia ke dokter. 1 13
Sebetulnya, Tomoko ragu-ragu pergi ke dokter. 1 16
Siwi : Mbak, mau periksa. 1 16
Petugas : Sudah pernah di sini? 1 10
Siwi : Belum pernah. 1 6
Petugas : Siapa yang sakit? 1 9
Siwi : Dia. Mbak Tomoko. 1 8
Petugas : Dari Jepang, ya? 1 8
Tomoko : Ya. 1 4
Petugas : Tolong isi formulir ini dulu, lalu silahkan
tunggu.
1 21
Tomoko : Ya. 1 4
Sesudah menandatangani formulir, Tomoko dan Siwi 0,5 18
Jumlah 16,5 129
Misalnya, ketika untuk kali pertama saya masuk ke kamar mandi,
saya tidak tahu bagaimana saya harus mandi.
1 39
Jadi saya mandi di dalam bak mandi. 1 12
Sebelum bekerja di Jakarta saya harus 0,4 14
Jumlah 11,4 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kode Teks: W9
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Dari setiap tahun kondisi kesehatan di Indonesia selalu menjadi
lebih baik.
1 30
Setiap tahun pemerintah membangun lebih banyak fasilitas
kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.
1 38
Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak terdapat di Indonesia
adalah Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.
1 43
Puskesmas tidak sama dengan rumah sakit karena Puskesmas
memiliki lebih sedikit dokter dan melayani lebih sedikit pasien.
1 43
Puskesmas berdiri pada tahun 1968. 1 10
Sebenarnya, sebelum tahun 1968 pemerintah telah membangun
beberapa fasilitas kesehatan dengan fungsi-fungsi khusus.
1 38
Namun, kemudian pemerintah memutuskan untuk menyatukan
beberapa fasilitas kesehatan tersebut menjadi Puskesmas.
1 41
Mula-mula Puskesmas melayani sekitar 50.000 orang di satu
daerah.
1 22
Namun, karena pemerintah terus menambah 0,3 14
Jumlah 8,3 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kode Teks: W10
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Butet mau menonton film Daun di Atas Bantal. 1 15
Dia mengajak Nonie untuk menonton bersama. 1 16
Butet : Non, kamu ngajar, nggak, besok? 1 10
Nonie : Nggak, kenapa? 1 7
Butet : Kamu mau nonton, nggak? 1 9
Nonie : Nonton apa? 1 7
Butet : Kamu udah nonton Film Daun di Atas Bantal,
belum? Ini film bagus, lho!
1 24
Nonie : Wah, sebetulnya aku mau, tapi gimana, ya, aku udah
ada janji sama Dewi mau beli buku.
1 36
Butet : Ah, itu bisa besok, kan? 1 10
Nonie : Iya, sih! Ok, deh, aku nelpon Dewi dulu, ya?
Mungkin dia mau ikut juga! Jam berapa kita pergi?
1 35
Butet : Nanti malam. 1 6
Jam 0,3 1
Jumlah 14,3 90
Kode Teks: W11
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Caroline mau makan malam. 1 10
Dia mengajak Geger dan guru yang lain, Emil dan Totok. 1 18
Caroline : Mas Geger, udah makan malam, belum? 1 15
Geger : Belum, kenapa? 1 7
Caroline : Makan malam, yuk! 1 9
Geger : Ok, aku juga udah lapar, tapi sebentar aku mau nanya
teman-teman yang lain karena mungkin mereka mau juga
makan bersama.
1 46
Hai, kalian mau makan malam, nggak? 1 12
Emil : Wah, maaf, aku nggak bisa. 1 10
Lagi sibuk, nih. Lain kali aja, ya? 1 12
Totok : Ok, aku sih, mau aja! Tapi di mana makannya? 1 18
Geger : Mungkin Caroline tahu tempat yang enak untuk
makan malam?
1 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Caroline : Wah, gimana, ya? 0,4 9
Jumlah 15 106
Kode Teks: W12 tidak sesuai tidak sampai seratus kata
TEKS
Michael dan guru-gurunya punya acara makan malam.
Sesudah makan malam, Michael mengantar Ika pulang ke rumah Ika.
Ika : Nggak masuk dulu, Mas?
Michael : Nggak, makasih!
Lain kali aja, Mbak!
Ika : Kok, keburu banget, sih?
Ada apa, sih?
Michael : Nggak ada apa-apa, kok!
Ika : Lalu, kenapa nggak mampir?
Michael : Gimana, ya?
Udah kemalaman, nih!
Ika : Ayo, dong!
Nanti aku buatin minum.
Kita minum sama-sama, ya!
Michael : Ya, deh!
Kali ini, boleh, deh!
Jumlah Kata:
Kode Teks: W13
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Jogja selalu jadi salah satu kota favorit untuk semua orang
yang suka jalan-jalan.
1 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kode Teks: W14
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Gilles seorang ekolog dari Prancis. 1 12
Dia bekerja untuk Green Peace. 1 12
Dia sedang belajar bahasa Indonesia di Wisma Bahasa. 1 21
Gilles mau berlibur di Jawa Barat tetapi dia tidak tahu
banyak tentang Jawa Barat.
1 29
Dia bertanya pada gurunya. 1 10
Gilles : Gus, kabarnya di Jawa Barat ada banyak temppat
wisata yang indah yang sering dikunjungi orang, ya?
1 33
Agus : Ya betul. 1 5
Ada apa? 1 4
Gilles : Saya mau mengunjungi tempat-tempat wisata di
Jawa Barat.
1 22
Di mana saja tempat-tempat itu? 1 11
Agus : Wah, banyak sekali. 1 8
Kalau tempat wisata yang berudara sejuk ada di Puncak,
Cipanas, Pangalengan, dan Tangkuban Perahu.
1 34
Kalau yang berudara panas ada di 0,5 13
Di Jogja, orang bisa belanja apa saja dan jalan-jalan ke mana
aja.
1 24
Jadi, kalau hari libur, kota Jogja selalu penuh turis-turis dari
mana-mana.
1 28
Kalau kamu suka belanja, kamu bisa pergi ke Jalan
Malioboro.
1 24
Jalan Malioboro itu jalan yang populer banget di Jogja. 1 20
Di sana, kamu bisa beli macam-macam barang, mulai dari
baju batik, tas batik, sandal, makanan khas Jogja, aksesoris
sampai oleh-oleh khas Jogja.
1 49
Tapi, kalau kamu beli barang di Jalan Malioboro, lebih baik
kamu nawar karena penjual biasanya kasih harga yang mahal
untuk turis.
1 48
Di Jalan 0,2 3
Jumlah 7,2 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Jumlah 12,5 128
Kode Teks: W15
Teks Jumlah
Kalimat Suku
kata
Apakah anda sudah berkunjung ke Pulau Komodo? 1 17
Pulau eksotis yang telah menjadi Taman Nasional ini terkenal
di seluruh Indonesia dan di dunia.
1 37
Setiap tahun Pulau Komodo di kunjungi banyak wisatawan,
baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik.
1
39
Meskipun transportasi ke Pulau Komodo yang terletak di
Nusa Tenggara Timur ini mahal dan makan banyak waktu,
wisatawan-wisatawan tersebut tidak keberatan untuk
berkunjung ke sana.
1 62
Pulau ini didatangi oleh banyak orang dari berbagai negara
karena ada binatang komodo di sana.
1 38
Pulau inilah satu-satunya habitat binatang komodo yang
masih ada di dunia.
1 29
Komodo adalah binatang besar yang berukuran 2-3 meter
dengan berat hingga 100 kg.
1 24
Jumlah 8 148
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
Stella adalah relawan yang berasal dari Australia. 1 19
Dia baru saja datang dari Australia. 1 15
Dua bulan yang akan datang dia akan mulai bekerja sebagai
dosen di Universitas Sanata Dharma.
1 36
Stella akan tinggal di Yogya selama 2 tahun. 1 14
Di Yogya ada banyak cara untuk tinggal, antara lain
mengontrak rumah, tinggal di homestay, rumah kos atau di
hotel dan losmen.
1 41
Namun, dia merencanakan akan mengontrak rumah. 1 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kode Teks: W16
Dia memerlukan rumah yang tidak terlalu besar karena dia
akan tinggal seorang sendirian.
1 32
Stella ingin mengontrak rumah yang terletak di pinggiran
kota yang tidak terlalu jauh dengan tempat bekerjanya.
1 35
Rumah itu tidak harus besar, yang terpenting ada 0,5 16
Perhitungan 8,5 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 3
WACANA BUKU TEKS BIPA
LEVEL 2A WISMA BAHASA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRIANGULASI DATA
Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Dengan Judul "Tingkat Keterbacaan Wacana Dalam Buku Teks BIPA Level 2A Di Wisma Bahasa
Yogyakarta Dengan Gtafik Fry"
Oleh Epifania Yuliati Suwanika/141224014
Pembimbing Rishe Pumama Dewi, S.Pd., M.Hum.
Petunjuk Triangulasi:
1. Berilah tanda centang ( ) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian anda terhadap hasil analisis
tingkat keterbacaan wacana pada buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa.
2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat keterbacaan wacana padabuku teks BIPA
terbitan Wisma Bahasa.
3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO WACANA PERHITUNGAN GRAFIK FRY TRIANGULASI KETERANGANSetuju Tidak
1 Bagaimana OrangnyaSetuju
l • <. ~ ~ r; '- Teks JumlahIJ \b-~I~' r~,
Budi dan RIta adalah suami-istri.
Sore itu, ketika Budi pulang dari kantor, Kalimat Suku l<..--l~ g-~
Rita bilang bahwa tadi siang ada orang Kata~1A;1v~~
yang mencari Budi. Budi dan Rita adalah suami- 1 13~~~4
Rita : Mas, tadi siang ada orang yang istri. ~v""J ~.
mencarimu. Sore itu, ketika Budi pulang 1 35 klil~ ~.\..;~!)
Budi : Oh, ya? Siapa? dari kantor, Rita bilang ~~
Rita Tidak tau, ya, saya belum bahwa tadi siang ada orang
pemah melihatnya. yang mencari Budi.
Budi : Tidak tanya namanya? Rita : Mas, tadi siang ada 1 16
Rita : Wah, saya lupa. Dia tidak mau orang yang mencarimu.
masuk dan cepat-cepat pergi. Budi : Oh, ya? 1 4
Budi Bagaimana orangnya? Laki- Siapa? 1 3
laki atau perempuan? Rita Tidak tau, ya, saya 1 17
Rita : Laki-laki, masih muda, tinggi, belum pemah melihatnya.
berkulit putih, dan berambut lurus. Budi Tidak tanya 1 9
Budi : Berambut gondrong? namanya?
Rita : Ya, rambutnya gondrong. Rita : Wah, saya lupa. 1 7
Budi : Dari mana dia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rita Dia bilang bahwa dia dari Dia tidak mau masuk dan
Jakarta. Sekarang dia sedang berlibur di '~D cepat-cepat pergi.
Yogya dan menginap di rumah Budi Bagaimana
temannya. orangnya?
1
1
15
10
Budi : Ehm... mungkin Dik Wanto,
keponakan saya. Dia bilang apa?
Rita : Ya, dia bilang bahwa dia mau
datang lagi nanti malam, kira-kira jam
delapan.
Budi Oh, ya, Dik Wanto itu anak
sulung Mbak Rani, sepupu saya yang
tinggal di Bandung.
Rita Oh, begitu. Dia berapa
bersaudara?
Budi Dia tiga bersaudara, kedua
adiknya perempuan, tinggal di Bandung.
Rita : Dia masih belajar atau sudah
bekerja?
Budi Masih belajar di Universitas
Indonesia.
Rita : Dia belajar apa?
Budi : Dia belajar Teknik Sipil (di
Laki-laki atau perempuan?
Rita Laki-laki, masih
muda, tinggi, berkulit putih,
dan berambut lurus.
Budi : Berambut gondrong?
Rita Ya, rambutnya
gondrong.
Budi : Dari mana dia?
Rita : Dia bilang bahwa dia
Jumlah
Perhitungan
1
1
1
1
1
0,7
15,7
15,7
11
23
7
8
8
10
196
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fakultas Teknik).
Budi : Saya kira ada beberapa. Dia
suka bermain tenis, sepak bola dan
bermain basket"
Rita : Wah, Dik Wanto pintar, ya?
Budi : Ya, dia rajin dan berotak encer.
Dia juga senang berolahraga.
Rita : Apa olahraga kesukaannya?
: Dia suka berenangjuga?Rita
{R~'~*~~.t.~ .~um1b.:*.~dtu. ··k.*~·· PB·,1QOkttt.:'AV'ift.AGE NV-M$&Rt;W $YJ;.t.Mf;.;I'$l"';.·tOO~O$
loa llZH($ l~$ 1~4t:l& 1~13$· l~ ) .... ' • .,..'l.,.,.-lo. l"'l)G>llO:t_~y." ..."" ",*,,;
~, ~..sit :t:·81·~~~· '~I 'l::~lfa ft;~~•.~i~: ~~~I,,; i:I,.M··..~~i+iE ~: H'~~~~~~ '$6 ~~*'+~~~!5 :::'~~~~fOcI-+;~
li·;e· ~~~"*'*~~:;g ,:~";_ ,4?
A~ t:#" $;1
!I i:&3·$..0
Budi : Tidak hanya berenang. Dia i::"'w . . . . . . .'.,'f" 'U711$ t~V l~ J.t.l;o t:)$ t<UJl441" ..:sa:t5ll "'ti.U .... '164 .~Z1t,..l.l...
juga suka berlari bahkan bertiniu, Sdwat:6Fry\ ·~·etapb·for~;~l#n..Un9ANd.bin'l1-=EJt••n_.~':J (<Jra:t:ikF;t<y)
Rita : Wah, bagus, ya? Wacana yang berkode W 1 dengan judulBudi : Ya bagus. Kita berharap anak. " ", , "Bagaimana Orangnya" analisis datanya dapat
kita nanti seperti Dik Wanto. dilih t d 1" D" 1"" d t1 1 a pa a ampiran. an ana ISIS a a
menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut
jatuh pada kata ke-2 dari 7 kata. Perhitungan kalimat
tidak utuh adalah 5:7=0,71 dibulatkan menjadi 0,7.
Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah
13+0,7=13,7. Berdasarkan jumlah perhitungan suku
katanya adalah 196 x 0,6 = 117,6 dibulatkan menjadi
118. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah 13,7 dan 118.
Dengan demikian, angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 1
dengan judul "Bagaimana Orangnya?", dari kolom
jumlah suku kata yaitu 13,5 pada baris tegak lurus
ditarik gans bertemu dengan garis dari baris
mendatar yaitu 118 pada kolom jumlah kalimat
sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan
atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 1 cocok untuk
kelas 0,1,2 (IA,IB), tetapi tidak cocok untuk kelas
7,8 (2A).
2 Keluarga Dewi Setyawati
Nama saya Dewi Setyawati. Saya
orang Indonesia. Ibu dan bapak saya
berasal dari Yogyakarta. Saya berdarah
Belanda karena kakek, bapak dan ibu
saya berasal dari Belanda. Kakek saya
tinggi, berhidung mancung, bermata
Wacana
Nama saya Dewi Setyawati.
Saya orang Indonesia.
Jumlah
Kalimat Suku
kata
1 10
1 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fer~(t(.A~
~4t1 k-(£,OC(;~- ~~t' ~Cv1
~t-€.f~ t-
tv~"t~ ~.
M;, k';\IW'~
'tj \A(~~ ~~
VV4kvk. ~(tvr..J"'" .
~('e,t~
ci~\~ u\~r'j
Jt.~" (Jrt'N"-1 ,
9
11
13
14
9
19
29
16
28
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Adik perernpuannya sudah
Bapak saya dua bersaudara.
Bapak saya sudah tidak
punya orang tua.
Ibu berwajah sangat cantik.
Bapak saya berdarah biru.
Dia punya hubungan
keluarga dengan Raja
Yogyakarta.
Ibu dan bapak saya berasal
dari Yogyakarta.
Saya berdarah Belanda
karena kakek, bapak dan ibu
saya berasal dari Belanda.
Kakek saya tinggi, berhidung
rnancung, bermata biru dan
berkulit putih, sarna seperti
ibu, tetapi ibu bermata coklat.
biru dan berkulit putih, sarna seperti ibu,
tetapi ibu bermata coklat. Ibu berwajah
sangat cantik. Bapak saya berdarah biru,
Dia punya hubungan keluarga dengan
Raja Yogyakarta. Bapak saya sudah
tidak punya orang tua. Bapak saya dua
bersaudara. Adik perernpuannya sudah
bersuarni. Suarninya orang Australia.
Mereka punya satu orang anak laki-Iaki
bemarna Tommy. Dia selalu bersepatu
spo~ sa;--~i~an')L------------I------+----1kakak. -rna anak tun~
bapak dan ibu tinggal di ~~arta. ~vJ-\J'~(ff)
Saya tiga bersaudara. Saya punya
satu kakak laki-Iaki dan satu adik
perernpuan. Kakak laki-Iaki saya
bermarna Dewa. Dia berarnbut lurus dan
berwama coklat. Dia sudah beristri dan
beranak satu, narnanya Lusi. Ita, istrinya bersuarni.
berasal dari Bandung. Kakak saya Suaminya orang Australia.
bekerrja di Bandung sebagai dokter. Mereka punya sam orang
Adik saya bemarna Dewi Anggraini,
1
1
11
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tetapi kami memanggil dia Anggi. Dia
berkacamata. Dia belajar antropologi di
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Dia selalu bersepeda motor kalau pergi
ke kampus Universitas Gajah Mada.
Anggi sangat pandai di kampus karena
dia selalu belajar. Kalau membaca
buku-buku antropologi dia bisa
membaca berjam-jam tanpa berhenti.
Sekarang saya bekerja di
Yogyakarta sebagai dosen biologi di
Universitas Gajah Mada. Saya tinggal
berdua dengan adik saya di Jalan
Parangtritis. Di depan rumah kami ada
pohon rambutan. Pohon itu selalu
berbuah banyak ketika musim buah
rambutan.
anak Iaki-laki bemama
Tommy.
Dia selalu bersepatu sport.
Sekarang bapak
Jumlah
Perhitungan
1
1
0,3
15,3
15,3
10
6
5
218
131
Wacana yang berkode W 2 dengan judul
"Keluarga Dewi Setyawati" analisis datanya dapat
dilihat pada lampiran. Dari analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut
jatuh pada kata ke-2 dari 7 kata. Perhitungan kalimat
tidak utuh adalah 2:7==0,28, dibulatkan menjadi 0,3.
Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah
15+0,7==15,7. Berdasarkan jumlah perhitungan suku
katanya adalah 218xO,6==130,8 dibulatkan menjadi
131. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry
adalah 15,3 dan 131.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 2
dengan judul "Keluarga Dewi Setyawati", dari
kolom jumlah suku kata yaitu 15,3 pada baris tegak
Iurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris
mendatar yaitu 131 pada kolom jumlah kalimat
sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan
atau kelas pembaca 2. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
2-1==1 dan 2+1==3. Jadi wacana W 1 cocok untuk
kelas 1,2,3 (lA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8
(2A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maaf, bisa bicaraApakah benar ini Homestay
Wiwik?
Hornestay : Wah, Corina
sedang keluar.
Beatrice Maaf, bisa
bicara dengan Corina?
~;-IwJ'h
4 k. -«(.0
'N.rrng te t4 '
~i\q f,." cith I~V--,
~~)
Jumlah
1 7
1 15
1 11
1 13
1 16
1 9
1 12
1 12
1 8
1 6
Kalimat Suku
Kata
Saya
: Tentu saja!
: Va, benar.
: Selamat
: Selarnat sore
Teks
Homestay
Beatrice, ternan Corina.
Beatrice
Maaf, saya bicara dengan
siapa, ya?
Apakah saya bisa titip
pesan?
Hornestay
Beatrice
Homestay
sore.
Beatrice Menelpon Corina ( di
Beatrice Saya Beatrice, ternan
Corina. Apakah saya bisa titip pesan?
Homestay : Tentu saja!
Beatrice Tolong sarnpaikan
kepada dia untuk menelpon saya.
Nomor telepon saya 897564.
Homestay Sebentar, saya ambil
kertas dan bolpoin. Maaf, nama Anda
siapa dan nomor telepon Anda berapa?
Beatrice Nama saya Beatrice.
Nomor telepon saya 897564.
Beatrice
dengan Corina?
Homestay Wah, Corina sedang
keluar. Maaf, saya bicara dengan siapa,
ya?
Homestay Wiwik)
Homestay : Selarnat sore
Beatrice Selarnat sore. Apakah
benar ini Homestay Wiwik?
Homestay : Ya, benar.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Homestay ok. Beatrice, nomor
telepon Anda 897564. Baik, nanti saya
sampaikan.
Beatrice : Terirna kasih.
Hornestay : sarna-sarna.
Beatrice Tolong
sarnpaikan kepada dia untuk
rnenelpon saya.
Nornor telepon saya
897564.
Hornestay Sebentar,
saya arnbil kertas dan
bolpoin.
Maaf, nama Anda siapa dan
nomor telepon Anda berapa?
Beatrice : Nama saya
Beatrice.
Nornor telepon saya 897564.
Hornestay : ok.
Beatrice, nornor telepon
Anda 897564.
Baik, nanti
Jumlah
Perhitungan
1
1
1
1
1
1
1
1
0,8
18,8
18,8
22
7
16
20
12
7
4
11
4
223
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wacana yang berkode W 3 dengan judul
"Beatrice Menelpon Corina ( di Homestay
Wiwik)" analisis datanya dapat dilihat pada
lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke
100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-9 dari
11 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
9:11=0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Jadi, pehitungan
kalimat utuhnya adalah 18+0,8=18,8. Berdasarkan
jumlah perhitungan suku katanya adalah 223 x 0,6 =
133,8 dibulatkan menjadi 134. Angka yang
dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 18,8 dan 134.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 3
dengan judul "Beatrice Menelpon Corina ( di
Homestay Wiwik)", dari kolom jumlah suku kata
yaitu 18,8 pada baris tegak lurus ditarik garis
bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 134
pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
pembaca 2. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
hasil yang diperoleh adalah 2-1==1 dan 2+1==3. Jadi
wacana W 3 cocok untuk kelas 1,2,3 (IA), tetapi
tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teks
Mbak Rina mau minta
Ada yang bisa saya bantu?
~V"h; +Vf\.jWl
r~ ~-\090
~ ~~\}-vn~.,
J'A~ ~~ ~~~~
\Jl ./tp <4 .
J
9
9
21
15
Jumlah
1
1
1
1
1 33
1 26
Kalimat Suku
Kata
Selamat
SelamatMbakRina
UGM Oh, maaf,
Bu, beliau tidak ada di
tempat.
UGM
siang, Universitas Gadjah
Mada!
slang, bisa bicara dengan
Pak Ari Sujito?
Mbak Rina menelpon Pak
Ari Sujito di kantomya, di
Universitas Gadjah Mada.
tolong Pak Ari untuk
memberikan seminar
kepada murid-murid Wisma
Bahasa.
Mbak Rina Menelpon Pak Ari Sujito
Mbak Rina menelpon Pak Ari
Sujito di kantorrnya, di Universitas
Gadjah Mada. Mbak Rina mau minta
tolong Pak Ari untuk memberikan
seminar kepada murid-murid Wisma
Bahasa.
UGM Selamat slang,
Universitas Gadjah Mada!
Mbak Rina Selamat siang, bisa
bicara dengan Pak Ari Sujito?
UGM Oh, maaf, Bu, beliau
tidak ada di tempat. Ada yang bisa saya
bantu?
Mbak Rina Kapan beliau akan
datang?
UGM : Maaf, saya kurang tahu.
Ada yang bisa saya sampaikan?
Mbak Rina Terima kasih, Bu!
Tolong sampaikan kepada beliau, saya
Rina dari Wisma Bahasa akan menelpon
lagi kira-kira jam 12.30.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
13
45
11
1
1
Kapan
UGM Maaf, saya 1
kurang tahu.
Ada yang bisa saya 1
sampaikan?
MbakRina Terima 1
MbakRina
beliau akan datang?
kasih, Bu!
Tolong sampaikan kepada
beliau, saya Rina dari
Baik, nanti saya
: Sarna-sarna.
: Ya, saya sendiri.
UGM
sampaikan.
Mbak Rina : Terima kasih, Bu!
Pak Ari
UGM
Jam 12.30, Mbak Rina menelpon
Pak Ari Sujito.
Pak Ari : Selamat siang!
Mbak Rina Selamat siang, bisa
bicara dengan Pak Ari?
Mbak Rina : Saya Rina dari Wisma
Bahasa, Pak. Kami akan membuat menelpon lagi kira-kira jam
12.30.seminar untuk murid-murid kami.
Wisma Bahasa akan
1
102
170
0,2
10,2
10,2Jumlah
UGM
Perhitungan
: Jam berapa?
: Jam 10 sampai jam 12MbakRina
Apakah Bapak bisa menjadi pembicara
dalam seminar itu?
Pak Ari : Hari apa, Mbak?
Mbak Rina Hari Selasa, minggu
depan, Pak.
Pak Ari
di Wisma Bahasa.
Pak Ari : Topiknya apa, ya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memberikan seminar kepada mereka.
MbakRina
saat ini.
Pak Ari
MbakRina
Pak Ari
kembali.
MbakRina
Pak Ari
: Situasi politik Indonesia
Baiklah, saya bisa
: Terima kasih, Pak.
Baik, terima kasih
: Mari, Pak!
: Mari-mari.
Wacanayang berkode W 4 dengan judul "Mbak
Rina Menelpon Pak Ari Sujito" analisis datanya
dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data
menyebutkan kata ke-IOO pada wacana tersebut
jatuh pada kata ke-l dari 4 kata. Perhitungan kalimat
tidak utuh adalah 1:4=0,25 dibulatkan menjadi 0,2.
Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah
10+0,2=10,2. Berdasarkan jumlah perhitungan suku
katanya adalah 170 x 0,6 = 102. Angka yang
dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 10,2 dan 102.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan judul "Mbak Rina Menelpon Pak Ari
Sujito", dari kolorn jurnlah suku kata yaitu 10,2
pada baris tegak lurus ditarik garis berternu dengan
garis dari baris mendatar yaitu 102 pada kolom
jumlah kalirnat sehingga titik pertemuannya jatuh
pada tingkatan atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan
teori penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 4 cocok untuk
kelas 0,1,2 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8
(2A).
5 Beatrice Menelpon Mas Agung
Hari ini Beatrice tidak bisa belajar
karena sakit. Dia rnenelpon Mas Agung
untuk rnernbatalkan kelasnya.
Mbak Prisca Wisarna Bahasa,
selarnat pagi!
Beatrice Selarnat pagi! Saya
Beatrice, rnurid Wisrna Bahasa. Maaf,
saya bicara dengan siapa?
Mbak Prisca Dengan Prisca, apa
Teks
Hari ini Beatrice tidak bisa
belajar karena sakit.
Dia menelpon Mas Agung
untuk membatalkan kelasnya.
Mbak Prisca Wisrna
Bahasa, selamat pagi!
Jumlah
Kalimat Suku
Kata
1 20
1 16
1 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebentar, ya?
Beatrice : Selamat pagi!
Mbak Prisca :Tunggu
Saya Beatrice, rnurid Wisrna
Bahasa.
$(VI\ \l--t\
~lJ'.t~ cJPJYn
~t;l.
M~ ~~lV'#~
'(UJ ~ "'~\ G-l)
~"l( ~h,1~.
8
7
21
12
15
20
15
22
1
1
1
1
1
1
1
1
o
Mbak:Oh,Beatrice
Prisca.
Mbak Prisca :Dengan
Prisca, apa kabar Beatrice?
Mbak Prisca rnenelpon ke
pesawat Mas Agung, tetapi
Mas Agung sibuk.
Maaf, saya bicara dengan
siapa?
Apakah saya bisa bicara
dengan Mas Agung?
Saya sambungkan ke pesawat
dia.
Saya sedikit sakit.
kabar Beatrice?
Beatrice : Oh, Mbak Prisca. Saya
sedikit sakit. Apakah saya bisa bicara
dengan Mas Agung?
Mbak Prisca Tunggu sebentar, ya?
Saya sarnbungkan ke pesawat dia.
Mbak Prisca rnenelpon ke pesawat Mas
Agung, tetapi~Mbak Prisca : Maaf Beatnee, pesawat
Mas Agung sedang sibuk. Ada yang
bisa saya sarnpaikan.
Beatrice : Ya, tolong sarnpaikan
kepada Mas Agung, hari ini saya
membatalkan kelas karena sakit.
Mbak Prisca Baik, nanti saya
sampaikan kepadaMas Agung.
Beatrice Terirna kasih Mbak
Prisca.
Mbak Prisca : Sarna-sarna.
Mbak Prisca :Maaf
Beatrice, pesawat Mas Agung
1 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedang sibuk.
yang bisa saya 1
sampaikan?
Beatrice Ya, tolong 0,5
sampaikan kepada Mas
Agung,
11
17
Jumlah
Perhitungan
13,5
13,5
217
130
(If.t:a'''''t'"aq. .jU~.b.·.$:liklij:.· k.~.·~r .:.1,(:10 it_ta)AV£~Aoe·HUM$E*,QF$""L~LE$:p.EJ\l.woaO$
t~ ·'"~l'$ \'0124 1~al$2l~<140~4414.1.·t"~",l~l.nal"1.'•.• 0"':'" . ... . ..,*,
'.~Q.t+++oo+-I-i-'M-~.-Ff'~~~~i!~::i 'r+-+zt.-+-t-f-i~'F+'+-+~~""""'~
:{5·1 .~:1'~·.8 l~O
~,:; ::~.~r 15'i~ 7~1:f8 :g..~: ..... &;.--e at1i.~ $.2.~? $,:0 .f..4-+--++4~~htr+l++Z!if~~r++-ti~~~~~if4H-i~++"i·
iii g .J.4-~--b4~!-+-~,,"*"'H-HJ~~~--M~~il .~}.;....~i-+-~~+*
A~ t:.~,~ &1
e.~ i;i3:.,a1Q:';.,,$ .
~O';;U'f'1&.ltO 12-4l28 1)'2 ;'36 .1>JtO·l44 148 ·1~.·1."60 "" ' •. \7'11'1$ ·1.'··;'
Eowr.lf.dFty~'~GtaPh tOfE.~tjmati"gRead.!:rili.y-EX1f~nde4"'·
(Grat'1k Yr.:y)
Wacana yang berkode W 5 dengan judul
"Beatrice Menelpon Mas Agung" analisis datanya
dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut
jatuh pada kata ke-7 dari 14 kata. Perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 7:14=0,5. Jadi, pehitungan
kalimat utuhnya adalah 13+0,5=13,5. Berdasarkan
jumlah perhitungan suku katanya adalah 217 x 0,6 =
130,2 dibulatkan menjadi 130. Angka yang
'dilaporkan ke dalam grafik fryadalah 13,5 dan 130.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 5
dengan judul "Beatrice Menelpon Mas Agung",
dari kolom jumlah suku kata yaitu 13,5 pada baris
tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari
baris mendatar yaitu 130 pada kolomjumlah kalimat
sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan
atau kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
3-1=2 dan 3+1=4. Jadi wacana W 5 cocok untuk
kelas 2,3,4 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8
(2A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Hidup Di Yogyakarta
Sally berasal dari Skotlandia. Dia
datang ke Yogyakarta dua minggu yang
lalu. Dia tinggal di Homestay Ibu Heru.
Di homestay Ibu Heru itu ada beberapa
orang asing. Mereka berasal dari
Australia, Belanda, Jepang, dan
Amerika. Sally dan teman-temannya
senang dan kerasan tinggal di sana
karena Ibu Hero dan keluarganya sangat
ramah dan suka mengobrol dengan
mereka dalam bahasa Indonesia. Kamar
kamamya bersih dan cukup luas.
Mereka merasa nyaman belajar dan
membuat PR di dalam kamar mereka
sendiri.
Kadang-kadang Ibu Hero mengajak
Sally dan beberapa temannya berjalan
jalan di sekitar Yogyakarta supaya
mereka tidak merasa bosan dengan
aktivitas yang rutin, yaitu belajar di
kelas dan tinggal di homestay. Kalau
Teks
Sally berasal dari Skotlandia.
Dia datang ke Y ogyakarta
dua minggu yang lalu.
Dia tinggal di Homestay Ibu
Heru.
Di homestay Ibu Hero itu
ada beberapa orang asing.
Mereka berasal dari
Australia, Belanda, Jepang,
dan Amerika.
Sally dan teman-temannya
senang dan kerasan tinggal
di sana karena Ibu Heru dan
keluarganya sangat ramah
dan suka mengobrol dengan
mereka dalam bahasa
Indonesia.
Kamar-kamamya bersih dan
Jumlah
Kalimat Suku
Kata
1 10
1 16
1 12
1 20
1 22
1 55
1 12
~~'+{j~
~.o--~ ~ ~(~
~(fV~ ~tp~ .
\~~(A~
Jik,'tu') ul...."" !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sally atau teman-temannya rindu
kepada keluarganya, mereka bisa
berkomunikasi lewat skype karena di
homestay itu ada fasilitas intemetnya.
Dua hari yang lalu, Sally dan Jane
pergi ke Malioboro naik sepeda motor.
Sally menyewa sepeda motor di rental
IRA. Sebenamya, Jane takut naik
sepeda motor karena mendengar ada
banyak kecelakaan dengan sepeda
motor. Menurut Jane, naik mobil lebih
aman daripada naik sepeda motor. Jane
juga khawatir karena dia baru pertama
kali naik sepeda motor dan dia tahu
Sally belum biasa naik sepeda motor
berdua. Di sepanjang jalan Jane merasa
gelisah, jangan-jangan ada polisi yang
menghentikan mereka karena
sebenamya Sally belum punya SIM
Indonesia.
Mereka lewat di Jalan Solo. Di
beberapa perempatan Jane heran merasa
cukup luas.
Mereka merasa nyaman
belajar dan membuat PR di
dalam kamar mereka sendiri.
Kadang-kadang Ibu Heru
mengajak Sally dan beberapa
temannya berjalan-jalan di
sekitar Yogyakarta supaya
mereka tidak merasa bosan
dengan aktivitas yang rutin,
yaitu belajar di
Jumlah
Perhitungan
1
0,8
8,8
8,8
26
62
235
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa sepeda motor tidak berhenti
meskipun lampu lalu lintas berwama
merah. Di negaranya hal itu tidak ada
karena bisa membahayakan diri sendiri
dan orang lain. Kadang-kadang dia
terkejut ketika sepeda motor atau mobil
di sekitamya mengklakson keras. Dia
pikir orang di Yogyakarta suka
membunyikan klakson.
\;'aa~"",~~;~~",3~~~h .~k.k.*.,p..r;:100:"'.), " . ,'. , ,.' ... .~VIM'AG£ NVM&~R,OF$y~,t.AfjU£S,e.;ft1.WO~b$
'2S.<i~! H~' n6i U:Ol24· l'3~' 1;)$ 140 :~44~4$'<~~:.$4lGO·J~,t.l?21:~.~•. 1.
! ;2()J);,: ....'
'.1 }g:;:X :~~ ........~i, .~~~'~.It::~~=: fI.;l~~ 1~'fit3 ,~.
~r:! ~~."J ·~S.5
if': ~~.
'~.'.~ :-~~= 4.5
fl s~.,w 40
j.! i;!~ ~~
$033.0:t«&~~() ...
•ei> »'" "11 '20 __ >3% >:l$ .oa f.... ,.... tR ... ·_ tlIol .... tn nil _~
Sesudah berjalan-jalan di E~l'ry'''ll\t~::'~u.r~~''
Malioboro, Sally mengajak Jane makan Wacana yang berkode W 6 dengan judul
malam di warung lesehan di Jalan "Hidup Di Yogyakarta" analisis datanya dapat
Sultan Agung. Mereka mau makan dilihat pada 1ampiran. Dari analisis data
makanan Indonesia. Mereka makan menyebutkan kata ke-lOO pada wacana tersebut
sambil duduk di lantai trotoar. Ketika jatuh pada kata ke-24 dari 29 kata. Perhitungan
Jane mencoba berbicara bahasa kalimat tidak utuh adalah 24:29=0,82 dibulatkan
Indonesia dengan penjual, dia sedikit menjadi 0,8. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya
bingung karena dia tidak mengerti adalah 8+0,8=8,8. Berdasarkan jumlah perhitungan
penjual berbicara apa. Kemudian Sally suku katanya adalah 235 x 0,6 = 141. Angka yang
menerjemahkannya ke dalam bahasa dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 8,8 dan 141.
Inggris. Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Sesudah makan, mereka pergi ke Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
apotek karena Sally mgm membeli dengan judul "Hidup Di Yogyakarta", dari kolom
lotion anti nyamuk. Ketika mau jumlah suku kata yaitu 8,8 pada baris tegak lurus
membayar, Sally terkejut sekali karena ditarik gans bertemu dengan garis dari baris
dompetnya tidak ada di dalam tas dia. mendatar yaitu 141 pada kolom jumlah kalimat
Dia curiga jangan-jangan orang yang sehingga titikpertemuannya jatuh pada tingkatan
duduk di samping kanannya ketika atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori
mereka makan di warung telah mencuri penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
dompetnya. Sally bingung bagaimana pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
dia bisa membayar lotion itu. Jane satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
segera memberikan uangnya kepada 1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 6 cocok untuk
Sally. Jane bilang, sebaiknya Sally pergi kelas 0,1,2 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8
ke kantor polisi untuk melaporkan (2A).
hilangnya dompet itu. Di dalam dompet
itu ada uang rupiah, uang dolar
Amerika, kartu kredit, dan dokumen
penting lainnya.
Sally berpikir bahwa Kota
Yogyakarta kurang aman. Dia cemas dia
tidak punya cukup uang untuk hidup di
Yogyakarta sampai bulan depan. Malam
harinya dia sulit tidur dan gelisah.
Pagi harinya Ibu Heru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membangunkan Sally. Katanya ada dua
orang yang mencan Sally. Mereka
memberikan sebuah dompet kepada
Sally sambil bercerita bahwa keduanya
menemukan dompet itu di Jalan Sultan
Agung, dekat dari warung lesehan.
Mereka tahu homestay Ibu Heru karena
di dalam dompet Sally ada kartu nama
Ibu Hero dan beberapa dokumen Sally.
Sally menerima dompet itu lalu
membukanya. Dia senang sekali karena
tidak ada uang dan dokumen yang
hilang. Tidak ada orang yang mencuri
dompetnya. Kemudian Sally mengambil
uang dan memberikannya kepada kedua
orang itu. Namun, keduanya tidak mau
menerima uang Sally. Wah, jujumya
mereka!
7 Budaya Baru
Nama saya Martin. Saya berasal
dari Amerika. Saya datang ke Indonesia
untuk bekerja di sebuah kantor di
Teks Jumlah
Kalimat Suku
Kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jakarta. Saya akan bekerja di sana
selama dua tahun. Terns terang, saya
tidak tahu terlalu banyak tentang
Indonesia. Sebelum ini, saya belum
pemah berkunjung ke Indonesia.
Saya banyak tahu sedikit tentang
Pulau Bali. Dulu saya pikir Pulau Bali
bukan bagian dari Indonesia. Itulah
mengapa hari-hari pertama saya tinggal
di Indonesia saya sering bingung.
Misalnya, ketikaa untuk kali pertama
saya masuk ke kamar mandi, saya tidak
tahu bagaimana saya harus mandi. Jadi
saya mandi di dalam bak mandi.
Sebelum bekerja di Jakarta saya
harus belajar bahasa Indonesia di
Wisma Bahasa di Y ogyakarta. Saya
tinggal di rumah sebuah keluarga
Indonesia di dekat Wisma Bahasa.
Mereka keluarga yang ramah sekali.
Tetapi, terns terang, hal itu membuat
saya merasa tidak nyaman. Mereka
Nama saya Martin.
Saya berasal dari Amerika.
Saya datang ke Indonesia
untuk bekerja di sebuah
kantor di Jakarta.
Saya akan bekerja di sana
selama dua tahun.
Terns terang, saya tidak tahu
terlalu banyak tentang
Indonesia.
Sebelum im, saya belum
pemah berkunjung ke
Indonesia.
Saya banyak tahu sedikit
tentang Pulau Bali.
Dulu saya pikir Pulau Bali
bukan bagian dari Indonesia.
Itulah mengapa hari-hari
pertama saya tinggal di
Indonesia saya sering
bingung.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
11
25
17
22
20
16
23
29
J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EdWald Fry. ~·Gt:aphfo,..E~~lmtltlng· R~ifj.y...-Sj(tetWSe~r(lra:tiok. 'WY)
sering menanyakan hal-hal yang pribadi.
Saya pikir mereka selalu mau tahu
tentang saya dan aktivitas saya. Hal itu
tidak berarti bahwa mereka cerewet.
Tetapi, mungkin mereka ingin
mengobrol saja.
Selama satu minggu pertama tinggal
di rumah itu saya hanya melakukan
aktivitas rutin. Belajar bahasa Indonesia
dari pagi sampai sore. Pada waktu
malam saya membaca koran, belajar,
menenonton TV, mendengarkan radio,
mengobrol dengan keluarga homestay,
dan kemudian tidur. Itulah yang
akhimya membuat saya merasa bosan
untuk tetap tinggal di rumah. Karena itu,
saya memutuskan untuk pergi melihat
lihat kota Yogyakarta. Saya belum tahu
tentang kota Yogya. Siapa tahu saya
bisa menemukan sesuatu yang menarik.
Saya tidak tahu akan pergi ke mana dan
naik apa sehingga saya berjalan kaki.
Misalnya, ketika untuk kali
pertama saya masuk ke kamar
mandi, saya tidak tahu
bagaimana saya harus mandi.
Jadi saya mandi di dalam bak
mandi.
Sebelum bekerja di Jakarta
saya harus
Jumlah
Perhitungan
1
1
0,4
11,4
11,4
39
12
14
234
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suasana kota Yogya menyenangkan Wacana yang berkode W 7 dengan judul "
saya. Budaya Baru" analisis datanya dapat dilihat pada
Saya akhirnya memutuskan untuk lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke
berjalan-jalan ke Malioboro. Di jalan 100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-6 dari
Malioboro saya masuk ke sebuah toko. 14 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
Di depan kasir saya melihat beberapa 6:14=0,42 dibulatkan menjadi 0,4. Jadi, pehitungan
orang tidka mau antre untuk membayar. kalimat utuhnya adalah 11+0,4=11,4. Berdasarkan
Saya merasa heran melihat situasi jumlah perhitungan suku katanya adalah 234 x 0,6 =
tersebut karena di negara saya hal itu 129. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry
akan memarahkan banyak orang. adalah 11,4 dan 140.
Kemudian saya pergi ke sebuah toko Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
swalayan untuk membeli beberapa Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 7
barang. Saya sangat terkejut ketika dengan judul " Budaya Baru", dari kolom jumlah
petugas kasir memberikan uang kembali suku kata yaitu 11,4 pada baris tegak lurus ditarik,<
kepada saya, dan diantara uang kembali garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu
ada sebuah permen. Ternyata di 140 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
Indonesia, itu hal yang biasa jika tidak pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
ada uang kecil untuk uang kembali. pembaca 4. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
Biasanya, permen menggantikan uang Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
kecil yang tidak ada. satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
Setelah saya berjalan-jalan selama hasil yang diperoleh adalah 4-1=3 dan 4+1=5. Jadi
beberapa jam di Jalan Malioboro, saya wacana W 7 cocok untuk kelas 3,4,5 (lA, IB),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merasa capai lalu saya memutuskan tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).
untuk pulang ke homestay. Saya
memanggil taksi, dan sopir langsung
mengantar saya ke homestay. Selama di
jalan, saya berbicara sendiri temyata
saya belum mengerti banyak budaya
baru di Indonesia dan masih perlu
belajar banyak lagi.
Periksa Dokter
Sudah tiga hari ini Tomoko merasa
tidak enak badan. Wajahnya pucat dan
badannya sedikit demam. Sebetulnya
dia membawa obat dari Jepang, tetapi
sayang, obat itu sudah habis. Hari ini dia
tidak bisa datang karena sakitnya makin
parah. Sorenya, Siwi, seorang guru di
WB, mendatangi rumahnya. Siwi akan
mengantarkan dia ke dokter.
Sebetulnya, Tomoko ragu-ragu pergi ke
dokter.
8
Siwi
Petugas
: Mbak, mau periksa.
: Sudah pemah di sini?
TEKS JUMLAH \IKalimat Suku
Kata
Sudah tiga hari ini Tomoko 1 20
merasa tidak enak badan.
Wajahnya pucat dan 1 14
badannya sedikit demam.
Sebetulnya dia membawa 1 28
obat dari Jepang, tetapi
sayang, obat itu sudah habis.
Hari ini dia tidak bisa datang 1 22
karena sakitnya makin
parah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siwi : Dia. Mbak Tomoko.
Siwi : Belum pemah.
Siwi : Mbak, mau periksa.
Petugas Siapa yang
sakit?
8
4
4
8
9
6
21
18
16
10
13
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
:Ya.
:Ya.
: Dari Jepang,
Tolong isi
mi dulu, lalu
tunggu.
Sorenya, Siwi, seorang guru
di WB, mendatangi
rumahnya.
Petugas
fonnulir
silahkan
Petugas Sudah
pemah di sini?
Petugas
ya?
Sebetulnya, Tomoko ragu
ragu pergi ke dokter.
Tomoko
Siwi akan mengantarkan dia
ke dokter.
Tomoko
Siwi : Belum pemah.
Petugas : Siapa yang sakit?
Siwi : Dia. Mbak Tomoko.
Petugas : Dari Jepang, ya?
Tomoko : Va.
Petugas : Tolong isi fonnulir ini
dulu, lalu silahkan tunggu.
Tomoko : Va.
Sesudah menandatangani fonnulir,
Tomoko dan Siwi kemudian duduk di
ruang tunggu. Di sana, ada beberapa
pasien. Mereka harus menunggu.
Petugas memanggil nama pasien satu
per satu. Lema belas menit kemudian,
petugas memanggil Tomoko untuk
masuk ke kamar periksa. Siwi ikut
memasuki ruang periksa. Dia menemani
Tomoko karena Tomoko masih
khawatir dengan bahasa Indonesianya.
Dokter : Bagaimana? Sakit apa?
Tomoko : Saya tidak tahu, Dok.
Dokter : Bagaimana gejalannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tomoko : Mula-mula saya merasa
tidak enak badan, lalu batuk dan pilek.
Dokter : Anda demam juga?
Tomoko : Ya, Saya demam, Dok.
Tenggorokkan saya juga sakit. Kadang
kadang perut saya mual dan kepala
daya pusing sekali.
Dokter Coba berbaring
sebentar! Sudah berapa hari sakitnya?
Tomoko : Tiga han.
Dokter : Coba buka muut!
Tomoko : Ya.
Dokter : Bagaimana kalau Anda
istirahat di rumah sakit/
Sesudah menandatangani
formulir, Tomoko dan Siwi
Jumlah
Perhitungan
0,5
16,5
16,5
18
235
141
Tomoko .. Saya sakit serius, Dok? EdwatdFry. ·"<Gt"$ph.'or:~s.Uf.lUl:tb'9·A,,(labiUlY-&'t.nd.<Sk"«JNt"i.kFry)
Dokter : Anda kena flu berat. Wacana yang berkode W 8 dengan judul "
Tidak terlalu senus, tetapi kalau di Periksa Dokter" analisis datanya dapat dilihat pada
rumah sakit, Anda bisa istirahat lebih lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke-
baik. 100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-6 dari
Tomoko . Kalau bisa, saya obat 11 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
jalan saja, Dok. 6:11=0,54 dibulatkan menjadi 0,5. Jadi, pehitungan
Dokter Ya, bisa saja. Minum kalimat utuhnya adalah 16+0,5=16,5. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
obat dan istirahat ya! Jangan terlalu jumlah perhitungan suku katanya adalah 235 x 0,6 =
banyak hekerja. Semoga cepat sembuh. 141. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry
Tomoko masih berbaring, ketika adalah 16,5 dan 141.
dokter berbicara dengan Siwi. Dengan Demikian angka yang dilaporkan pada
Dokter Anda yang Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 8
mengantarkan dia ke sini? dengan judul "Periksa Dokter", dari kolom jumlah
Siwi : Ya, Dok! suku kata yaitu 16,5 pada baris tegak lurus ditarik
Dokter : Untung Anda cepat garis bertemu dengan garis dari haris mendatar yaitu
mengantarkan dia ke sini. Kalau tidak, 141 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
keadaannya akan makin serius. pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
Sebetulnya lebih baik istirahat di rumah pembaca 3. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
sakit, tetapi kelihatannya dia keberatan. Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
Ini resep untuk membeli obat di apotek. satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
Makan dulu sebelum minum obat ini. hasil yang diperoleh adalah 3-1=2 dan 3+1=4. Jadi
Oh, ya kocok dulu sebelum mmum. wacana W 8 cocok untuk kelas 2,3,4 (lA, 1B),
Minum obat ini sehari tiga kali. tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 Puskesmas
Dari setiap tahun kondisi
kesehatan di Indonesia selalu menjadi
lebih baik. Setiap tahun pemerintah
membangun lebih banyak fasilitas
kesehatan di berbagai daerah di
Indonesia. Salah satu fasilitas kesehatan
yang banyak terdapat di Indonesia
adalah Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas. Puskesmas tidak sama
dengan rumah sakit karena Puskesmas
memiliki lebih sedikit dokter dan
melayani lebih sedikit pasien.
Puskesmas berdiri pada tahun 1968.
Sebenamya, sebelum tahun 1968
pemerintah telah membangun beberapa
fasilitas kesehatan dengan fungsi-fungsi
khusus. Namun, kemudian pemerintah
memutuskan untuk menyatukan
beberapa fasilitas kesehatan tersebut
menjadi Puskesmas. Mula-mula
Puskesmas melayani sekitar 50.000
Teks
Dari setiap tahun
kondisi kesehatan di
Indonesia selalu
menjadi lebih baik.
Setiap tahun pemerintah
membangun lebih
banyak fasilitas
kesehatan di berbagai
daerah di Indonesia.
Salah satu fasilitas
kesehatan yang banyak
terdapat di Indonesia
adalah Pusat Kesehatan
Masyarakat atau
Puskesmas.
Puskesmas tidak sarna
dengan rumah sakit
Jumlah
Kalimat Suku
Kata
1 30
1 38
1 43
1 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang di satu daerah. Namun, karena
pemerintah terns menambah jum1ah
Puskesmas di seluruh Indonesia
sekarang Puskesmas hanya melayani
sekitar 30.000 pasien satu daerah.
Fungsi utama dari Puskesmas
adalah memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Di
Puskesmas pasien dapat bertemu dengan
dokter umum, dokter gigi, dokter
kandungan , dokter ku1it, dan kadang
kadang psikolog juga. Mula-mula pasien
harus melakukan registrasi untuk
mendapat kartu pasien kemudian
membust janji untuk menemui dokter.
Dokter di Puskesmas akan
memeriksa pasien dan memberikan obat
kepada pasien. Beberapa Puskesmas
besar memiliki kamar untuk pasien
sehingga dokter bisa meminta pasien
untuk menginap di Puskesmas jika
kondisi pasien cukup parah. Dokter juga
karena Puskesmas
memiliki 1ebih sedikit
dokter dan me1ayani
lebih sedikit pasien.
Puskesmas berdiri pada
tahun 1968.
Sebenamya, sebelum
tahun 1968 pemerintah
te1ah membangun
beberapa fasi1itas
kesehatan dengan
fungsi-fungsi khusus.
Namun, kemudian
pemerintah memutuskan
untuk menyatukan
beberapa fasilitas
kesehatan tersebut
menjadi Puskesmas.
Mula-mula Puskesmas
melayani sekitar 50.000
orang di satu daerah.
1
1
1
1
10
38
41
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bisa mengirimkan pasien ke rumah sakit Namun, karena 0,3 14
Wacana yang berkode W 9 dengan judul
"Puskesmas" analisis datanya dapat dilihat pada
lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke
100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-5 dari 9
yang lebih besar untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih lengkap kalau
Puskesmas tidak bisa menangani pasien
yang kondisinya lebih parah.
Ongkos periksa dokter di
Puskesmas jauh lebih murah daripada
ongkos periksa dokter di rumah sakit.
Namun, puskesmas tidak memiliki alat
alat kesehatan yang lengkap seperti di
rumah sakit. Oleh karena itu,
pemerintah membuat sistem asuransi
keshatan untuk masyarakat Indonesia
yang bemama Jaminan Kesehatan
Nasional atau JKN. Dengan JKN orang
di Indonesia bisa pergi ke Puskesmas
atau juga ke rumah sakit yang lebih
lengkap untuk mendapat pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
pemerintah terus
menambah
Jumlah
Perhitungan
8,3
8,3
279
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 5:9=0,26
dibulatkan menjadi 0,3. Jadi, pehitungan kalimat
utuhnya adalah 8+0,3=8,3. Berdasarkan jumlah
perhitungan suku katanya adalah 279 x 0,6 = 167,4
dibulatkan menjadi 167. Angka yang dilaporkan ke
dalam grafik fry adalah 8,3 dan 167.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 9
dengan judul "Puskesmas", dari kolom jumlah suku
kata yaitu 8,3 pada baris tegak lurus ditarik garis
bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 167
pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
pembaca 11. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
hasil yang diperoleh adalah 11-1=10 dan 11+1=12.
Jadi wacana W 9 cocok untuk kelas 10,11,12 (2B,
3A), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Nonton,Yuk! Teks~
teV:~1tL/~hButet mau menonton film Daun di Atas Kalimat Suku
Bantal. Dia mengajak Noni untuk Kata ~~'~t-
menonton bersama. Butet mau menonton film 1 15 furc:;.,:, ~~t.Butet Non, kamu ngajar, nggak, Daun di Atas Bantal.
~\t&, for"'besok? Dia mengajak Nonie 1 16
~'" t'fvv>Nonie : Nggak, kenapa? untuk menonton bersama. U-lc,':) 1~
Butet : Kamu mau nonton, nggak? Butet Non, kamu 1 10
Nonie : Nonton apa? ngajar, nggak, besok?
Butet : Kamu udah nonton Film Daun Nonie : Nggak, kenapa? 1 7
di Atas Bantal, belum? Ini film bagus, Butet Kamu mau 1 9
lho! nonton, nggak?
Nonie : Wah, sebetulnya aku mau, tapi Nonie : Nonton apa? 1 7---- ---gimana, ya, aku udah ada janji sarna ~: Kamu udah ) 1 24v
Dewi mau beli buku. nonton Film Daun di AtasButet : Ah, itu bisa besok, kan? Bantal, belum? Ini fiNonie : Iya, sih! Ok, deh, aku n lpon bagus,lho!
Dewi dulu, ya? Mungkin dia mau i"ll.T --:.e--:wah, sebetulnya 1 36
juga! Jam berapa kita pergi? aku mau, tapi gimana, ya,
Butet : Nanti malam. Jam setengah aku udah ada janji sarnatujuh. Dewi mau beli buku.Nonie : Eh, habis itu kita makan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Warung Steak, ya? Butet Ah, itu bisa 1 10
Butet : Ok, deh, tapikamu yang besok, kan?
ntraktir, ya? Nonie · ya, sih! Ok, deh, 1 35
Nonie : Bisa, itu sih, gampang! u nelpon Dewi dIu,
ya? Mungkin dia m ikut
juga! Jam be pa kita
pergi?
Butet : Nanti malam. 1 6
Jam 0,3 1
Jumlah 11,3 176
Perhitungan 11,3 105
(J{~u-ra't~; ;ju~a~.· .•s~k~ .k~~·.~r· ..l()O ..k.. ,,-)AV:it(AG:£HUM:IHtR()P$YLt.A"L.P..Jtl00:WO~OS
t~ \t~ 'H$ 11;0 l~:4 12. l~~' \3:5 t4l)\44 t~.'t.·",_ ~.·l"·_ n:t·I~l.'.~: 1::"'....,.,. . '.' ." ;.... .:*'
is .~::~ 'J-lo-~~,si ;i~ ...........~~::.~ l::~&.=: u~.... ',.1
I·e :i:j ...~ ..~ ~3'~..~. ~~~~
~:i ~. J,..4-4-J,..~~~~~~l~::l·t.:~J,..4~~+hb~.f.+.~~~+~obf.+Tofoif--H~pto1H-f·
.el :~ ttf±ti~~~EtIJ:tia!J:i~IIHglSiliEl~w .i4~ IJ! ~1!i ~
u3,..~$
U),09'll2H6 1~ l241H 13lt36 HQ 14414. '$115$"$))04 ,. ·'.nn. llO·t•.
edwaf:Q Fry. "'Gtapb "Of ~.bmatl:n9R:.-.l>ifiW-Eltttttt4e:d··'<.G:t"alt:1k .Fry)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wacana yang berkode W 10 dengan judul "
Nonton, Yuk!" analisis datanya dapat dilihat pada
lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke
100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-l dari 3
kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1:3=0,33
dibulatkan menjadi 0,3. Jadi, perhitungan kalimat
utuhnya adalah 11+0,3=11,3. Berdasarkan jumlah
perhitungan suku katanya adalah 176 x 0,6 = 105,5
dibulatkan menjadi 118. Angka yang dilaporkan ke
dalam grafik fry adalah 11,3 dan 105.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 10
dengan judul "Nonton, Yuk!", dari kolom jumlah
suku kata yaitu 11,3 pada baris tegak lurus ditarik
garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu
105 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
pembaca 1. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
hasil yang diperoleh adalah 1-1=0 dan 1+1=2. Jadi
wacana W 10 cocok untuk kelas 0,1,2 (lA, IB),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).
Caroline Mas 1 15
Geger, udah makan
malam, belum?
Geger Belum, 1 7
kenapa?
Caroline Makan 1 9
malam, yukI
Geger : Ok, aku juga 1 46
udah lapar, tapi sebentar
aku mau nanya teman-
ternan yang lain karena
mungkin mereka mau
Teks Junllah
Kalimat Suku
Kata
Mas Geger, udah malam.
~lfki fu ~c".
~~
~~~~.
kl4~~
~ \A.~f'LN)18
10
1
1Caroline mau makan
Dia mengajak Geger dan
guru yang lain, Emil dan
Totok.
Caroline
Makan Malam, Yuk!
Caroline mau makan malam. Dia
mengajak Geger dan guru yang lain,
Emil dan Totok.
makan malam, belum?
Geger : Belum, kenapa?
Caroline : Makan malam, yukI
Geger : Ok, aku juga udah lapar, tapi
sebentar aku mau nanya ternan-ternan
yang lain karena mungkin mereka mau
juga makan bersama. Hai, kalian mau
makan malam, nggak?
Emil : Wah, maaf, aku nggak bisa.
Lagi sibuk, nih. Lain kali aja, ya?
Totok : Ok, aku sih, mau aja! Tapi di
mana makannya?
Geger : Mungkin Caroline tahu tempat
yang enak untuk makan malam?
Caroline : Wah, gimana, ya? Aku
belum tau banyak warung di sini.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Geger: Hmm, gimana kalau Sate juga makan bersama.
Samirono?
Hai, kalian mau makan
malam, nggak?
Emil : Wah, maaf, aku
nggak bisa.
12
10
18
12
1
1
1
1~' nih.-car kali
II aja.ya. ~
I\r-J'~~aku s~a
aja! Tapi di ana
rna nnya?
Totok : Wah, itu sih, aku mau. Aku
udah lamanggak makan sate kambing!
Caroline : Baiklah, kalau semua mau,
aku juga mau. Siapa takut?
Totok : Ok, kita berangkat, yuk!
Geger : Mungkin
Caroline tahu tempat yang
enak untuk makan
malam?
1 21
Caroline
gimana, ya?
Wah, 0,4 9
Jumlah 11,4 187
Perhitungan 11,4 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
~~:~~;i~~.i=~:Y=~:~=·'1r:~: .k.ta:)lOO 'll~'l$ l~tO t2.t~ 1$21j;$ ·lett" \44. .~.:.,'1.·t$$, '~$).,. ,.,."". t·n,w;: lao· t.,
:~'O:';w .. ..'~ib:o"'t-i-;~I-+-~+--i! .:::1 ..J-+;.~~+-0: ¢ 1,a$ ~~7"F+~li' tl~l8 1¢ o
:&: ::;....... "x1
I·~ ~j~d.~ $.3
~.'.~ :~: .~~w+-=:= $.2 .~~-t-'~O ..~O r-+--II-+-+--+
~: :::'~~~i! ~~~~~.w U~~+"1t:).;
,!!i;!i t;
13:&07.:5
2.~:;;;, 11211& 12:0 lUll. ~32 13&:140: l44 t4S 1.'. :tao 'IMt.- l:n,U* UI'1';.EdwbrO FtY~··Gtap.J.tIOfE~~lmati(\9'A.adabfnt,-b.nde<t~:·
{d~.:t'$k:.·'N"Y)
Wacana yang berkode W 11 dengan judul "
Makan Malam, Yuk!" analisis datanya dapat
dilihat pada lampiran. Dan analisis data
menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut
jatuh pada kata ke-4 dan 11 kata. Perhitungan
kalimat tidak utuh adalah 4:11=0,36 dibulatkan
menjadi 0,4. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya
adalah 11+0,4=11,4. Berdasarkan jumlah
perhitungan suku katanya adalah 187 x 0,6 = 112,2
dibulatkan menjadi 112. Angka yang dilaporkan ke
dalam grafik fry adalah 11,4 dan 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 11
dengan judul "Makan Malam, Yuk!", dari kolom
jumlah suku kata yaitu 11,4 pada baris tegak lurus
ditarik gans bertemu dengan gans dari baris
mendatar yaitu 112 pada kolom jumlah kalimat
sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan
atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
1-1==0 dan 1+1==2. Jadi wacana W 11 cocok untuk
kelas 0,1,2(IA, IB), tetapi tidak cocok untuk kelas
7,8 (2A).
W.12 tidak sesuai tidak sampai seratus kata
JUMLAH
Kalimat Suku
Kata
12 Mampir Dulu Mas
Michael dan guru-gurunya punya
acara makan malam. Sesudah makan
malam, Michael mengantar Ika pulang
ke rumah Ika.
Ika : Nggak masuk dulu, Mas?
Michael Nggak, makasih! Lain
kali aja, Mbak!
TEKS
Michael dan guru
gurunya punya acara
makan malam.
1 18
J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lain kali aja, Mbak!
Michael
Nggak, makasih!
Ika : Nggak masuk
dulu, Mas?
Ika : Kok, keburu
banget, sih?
8
9
7
7
22
1
1
1
1
1makanSesudah
malam, Michael
mengantar Ika pulang
ke rumah Ika.
Ika : Kok, keburu banget, sih? Ada
apa, sih?
Michael Nggak ada apa-apa,
kok!
Ika : Lalu, kenapa nggak mampir?
Michael Gimana, ya? Udah
kemalaman, nih!
Ika : Ayo, dong! Nanti aku buatin
minum. Kita minum sarna-sarna, ya!
Michael : Ya, deh! Kali ini, boleh,
deh!
Ada apa, sih? 1 5
Michael
Nggak ada apa-apa,
kok!
1 11
Ika : Lalu, kenapa
nggak mampir?
1 10
Michael
Gimana, ya?
1 7
Udah kemalaman, nih! 1 7
Ika : Ayo, dong! 1 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nanti aku buatin 1 9
minum.
Kita minum sama- 1 9
sama, ya!
Michael Ya, 1 5
deh!
Kali ini, boleh, deh! 1 7
Jumlah 16 146
Teks Jumlah0
Kalimat Suku
Kata
13 Jalan-Jalan Ke Jogja
Jogja selalu jadi salah satu kota
favorit untuk semua orang yang suka
jalan-jalan. Di Jogja, orang bisa belanja
apa saja dan jalan-jalan ke mana aja.
Jadi, kalau han libur, kota Jogja selalu
penuh tuns-tuns dan mana-mana.
Kalau kamu suka belanja, kamu bisa
pergi ke Jalan Malioboro. Jalan
Malioboro itu jalan yang populer banget
di Jogja. Di sana, kamu bisa beli
macam-macam barang, mulai dan baju
batik, tas batik, sandal, makanan khas
Jogja selalu jadi salah satu
kota favorit untuk semua
orang yang sukajalan-jalan.
Di Jogja, orang bisa belanja
apa saja dan jalan-jalan ke
mana aja.
Jadi, kalau han libur, kota
Jogja selalu penuh tuns-tuns
1
1
1
30
24
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
49
24
20
48
136
226
1
1
1
1
0,2
7,2
7,2Jumlah
Perhitungan
Jalan Malioboro itu jalan
yang populer banget di Jogja.
Kalau kamu suka belanj a,
kamu bisa pergi ke Jalan
Malioboro.
dari mana-mana.
Di Jalan
Di sana, kamu bisa beli
macam-macam barang, mulai
dari baju batik, tas batik,
sandal, makanan khas Jogja,
aksesoris sampai oleh-oleh
khas Jogja.
biasanya kasih harga yang
mahal untuk turis.
Tapi, kalau kamu beli barang
di Jalan Malioboro, lebih baik
kamu nawar karena penjual
sebaiknya juga
setengah harga.
Sesudah belanja dan jalan-jalan
mungkin kamu lapar dan mau makan.
Kamu gak perlu khawatir karena di
sepanjang Jalan Malioboro ada banyak
warung lesehan yang buka di waktu
malam. Warung lesehan adalah warungL ----l ----'--_=,yang nggak punya kursi. Jadi, orang- I
I Jogja, aksesoris sampai oleh-oleh khas
Jogja. Tapi, kalau kamu beli barang di
Jalan Malioboro, lebih baik kamu nawar
karena penjual biasanya kasih harga
yang mahal untuk turis.
Di Jalan Malioboro juga ada pasar
tradisional yang paling. besar di Jogja.
Namanya Pasar Beringharjo. Setiap hari
ada banyak orang pergi ke pasar itu
untuk belanja macam-macam barang,
mulai dari sayuran sampai baju batik.
Sarna seperti belanja di Jalan
Malioboro, di Pasar Beringharjo kamu
nawar mulai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
orang makan sambil duduk di lantai. Di
warung ini kamu bisa pesan apa saja.
Kamu bisa makan sambil ketemu ternan
atau ngobrol. Asik, kan?
Di Jalan Malioboro juga ada banyak
pengamen. Biasanya mereka main
musik pakai gitar atau perkusi sambil
nyanyi. Kamu bisa minta lagu khusus ke
mereka dan kasi uang lima ratus atau
seribu rupiah. Selain pengamen, juga EdwardFtY. ·+Gt~J:~;:~n:~fR.adat>int~etlendettt';
ada pelukis wajah. Mereka bisa buat Wacana yang berkode W 13 dengan judul "
lukisan wajah yang bagus banget. Jalan-jalan Ke Jogja" analisis datanya dapat dilihat
Ongkosnya juga murah. Kira-kira dua pada lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata
puluh lima ribu untuk satu wajah. ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-2
Murah, kan? dari 12 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
Jogja adalah kota yang unik karena 2:12=0,16 dibulatkan menjadi 0,2. Jadi, pehitungan
ada hal-hal yang tradisional dan juga kalimat utuhnya adalah 7+0,2=7,2. Berdasarkan
hal-hal yang modern. Contohnya, kamu jumlah perhitungan suku katanya adalah 226 x 0,6 =
bisa nonton film di bioskos XXI yang 135,6 dibulatkan menjadi 136. Angka yang
modern atau kamu juga bisa cuci mata dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 7,2 dan 136.
di Plaza Ambarukmo yang besar banget. Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Di malam hari, kamu juga bisa pergi ke Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kafe-kafe. Jadi, gak perlu khawatir dengan judul "Jalan-Jalan Ke Jogja", dari kolom
tentang tinggal di Jogja karena kamu jumlah suku kata yaitu 7,2 pada baris tegak Iurus
nggak akan bosan di Jogja. ditarik gans bertemu dengan garis dari baris
mendatar yaitu 136 pada kolom jumlah kalimat
sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan
atau kelas pembaca 6. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
6-1==5 dan 6+1==7. Jadi wacana W 13 cocok untuk
kelas 6,7,8 (2A).
14 Adakah Taman Nasional Di JawaBarat
Gilles seorang ekolog dari Prancis.
Dia bekerja untuk Green Peace. Dia
sedang belajar bahasa Indonesia di
Wisma Bahasa. Gilles mau berlibur di
Jawa Barat tetapi dia tidak tahu banyak
tentang Jawa Barat. Dia bertanya pada
gurunya.
Gilles : Gus, kabamya di Jawa Barat
ada banyak temppat wisata yang indah
Teks
Gilles seorang ekolog
dari Prancis.
Dia bekerja untuk Green
Peace.
Dia sedang belajar
bahasa Indonesia di
Wisma Bahasa.
Jumlah
Kalimat Suku
Kata
1 12
1 12
1 21
fevtt: fU(\3""''''
f~\-v 4r (LP
~f\~ ~~<:(t-,
Sl ((Af~ d,\~ )u~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sering dikunjungi orang, ya?
Agus : Ya betul. Ada apa?
Gilles : Saya mau mengunjungi tempat
tempat wisata di Jawa Barat. Di mana
saja temp at-tempat itu?
Agus Wah, banyak sekali. Kalau
tempat wisata yang berudara sejuk ada
di Puncak, Cipanas, Pangalengan, dan
Tangkuban Perahu. Kalau yang
berudara panas ada di Pangandaran,
Pelabuhan Ratu dan Cirebon.
Gilles Sudahkah kamu mendatangi
tempat-tempat itu/
Agus Ya, sudah semua kecuali
Tangkuban Perahu.
Gilles : Adakah taman nasional di Jawa
Barat?
Agus : Ya, di Jawa Barat ada banyak
taman nasional, antara lain Taman
Nasional Ujung Kulon, Taman
Nasional Cibodas, dan Taman Nasional
Pangandaran.
Gilles mau berlibur di
Jawa Barat tetapi dia
tidak tahu banyak
tentang Jawa Barat.
Dia bertanya pada
gurunya.
Gilles Gus, kabamya
di Jawa Barat ada
banyak temppat wisata
yang indah yang sering
dikunjungi orang, ya?
Agus : Ya betul.
Ada apa?
Gilles Saya mau
mengunjungi tempat
tempat wisata di Jawa
Barat.
Di mana saja tempat
tempat itu?
Agus Wah, banyak
sekali.
1
1
1
1
1
1
1
1
29
10
33
5
4
22
11
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gilles : Di Taman Nasional Ujung
Kulon ada apa?
Agus : Di sana ada konservasi badak
bercula satu. Di sanalah satu-satunya
tempat di Indonesia yang punya badak
cula satu.
Gilles : Sulitkah untuk sampai ke tiap
taman nasional di sana?
Agus · Tidak sulit. Jalannya sudah
beraspal dan di sepenjang jalan yang
kita lewati kita bisa melihat perkebunan
teh.
Gilles : Wah, kedengarannya menarik
sekali. Apakah di sana ada tempat untuk
menginap?
Agus : Ya, ada losmen, penginapan,
atau rumah penduduk, tetapi tidak ada
hotel berbintang.
Gilles : Kalau mau ke sana, lebih baik
lewat mana?
Agus : Lewat darat bisa, lewat laut pun
Kalau tempat wisata 1 34
yang berudara sejuk ada
di Puncak, Cipanas,
Pangalengan, dan
Tangkuban Perahu.
Kalau yang berudara 0,5 13
panas ada di
Jumlah 12,5 214
12,5 128
Wacana yang berkode W 14 dengan judul "
Adakah Taman Nasional Di Jawa Barat" analisisbisa. Kalau lewat Iaut, Anda bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyewa perahu moor. Kalau lewat datanya dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis
darat, Anda bisa menyewa Land Rover. data menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut
Sebaiknya bawalah satu orang jatuh pada kata ke-6 dari 11 kata. Perhitungan
penduduk di sana sebagai pemandu kalimat tidak utuh adalah 6:11=0,54 dibulatkan
jalan. menjadi 0,5. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya
Gilles : Berapa saya harus membayar adalah 12+0,5=12,5. Berdasarkan jumlah
dia? Banyakkah? perhitungan suku katanya adalah 214 x 0,6 = 128,4
Agus : Saya tidak tahu pasti, tetapi dibulatkan menjadi 128. Angka yang dilaporkan ke
tidak banyak. dalam grafik fry adalah 12,5 dan 128.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 14
dengan judul "Adakah Taman Nasional Di Jawa
Barat", dari kolomjumlah suku kata yaitu 12,5 pada
baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis
dari baris mendatar yaitu 128 pada kolom jumlah
kalimat sehingga titik pertemuannya jatuh pada
tingkatan atau kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
3-1=2 dan 3+1=4. Jadi wacana W.13 cocok untuk
kelas 2,3,4 (lA, 1B), tetapi tidak cocok untuk kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7,8 (2A).
Indonesia dan di dunia.
Tenggara Timur ini
mahal dan makan
Meskipun transportasi ke
Pulau Komodo yang
terletak di Nusa
Pulau eksotis yang telah
menjadi Taman Nasional
ini terkenal di seluruh
~~lA: rfAJ-~~ \e.-(to
~ ~~ttvr'-~
<)V(J\I\\t;.l... ~. t"',..~
h.--~') ~ \'~ t .
~tI:t\~ 9t~~tdrJ
v.lP-" I,.
JJumlah
1 17
1 39
1 37
1 62
Kalimat Suku
kata
sudah
Pulau
Apakah anda
berkunjung ke
Komodo?
Teks
Setiap tahun Pulau
Komodo di kunjungi
banyak wisatawan, baik
wisatawan asing maupun
wisatawan domestik.
KOMODO
Apakah anda sudah berkunjung ke
Pulau Komodo? Pulau eksotis yang
telah menjadi Taman Nasional ini
terkenal di seluruh Indonesia dan di
dunia. Setiap tahun Pulau Komodo di
kunjungi banyak wisatawan,' baik
wisatawan asing maupun wisatawan
domestik. Meskipun trransportasi ke
Pulau Komodo yang terletak di Nusa
Tenggara Timur ini mahal dan makan
banyak waktu, wisatawan-wisatawan
tersebut tidak keberatan untuk
berkunjung ke sana.
Pulau ini didatangi oleh banyak
orang dan berbagai negara karena ada
binatang komodo di sana. Pulau inilah
satu-satunya habitat binatang komodo
yang masih ada di dunia. Komodo
adalah binatang besar yang berukuran 2
3 meter dengan berat hingga 100 kg.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meskipun berkaki pendek, komodo bisa
berlari hingga 20 km/jam, berenang,
menyelam, dan juga naik pohon. Selama
bertahun-tahun binatang ini telah hidup
di Pulau Komodo. Saat itu masih ada
beribu-ribu komodo yang tinggal di
sana. Namun, sebenamya komodo
adalah binatang yang hampir punah.
Oleh karena itu, binatang tnt harus
dilindungi.
Tidak hanya binatang komodo,
pantai-pantai di pulau ini pun indah dan
menarik untuk dikunjungi. Anda bisa
berjalan-jalan di sepanjang pantai,
berenang, snorkling ataupun menyelam.
Dalam beberapa tahun terakhir ini,
menyelam telah menjadi salah satu
aktivitas wisata populer yang sering
dilakukan oleh banyak wisatawan di
Pulau Komodo. Ekosistem bawah
lautnya kaya dengan bermacam-macam
ikan dan karang yang menarik untuk
banyak waktu,
wisatawan-wisatawan
tersebut tidak keberatan
untuk berkunjung ke
sana.
Pulau ini didatangi oleh
banyak orang dari
berbagai negara karena
ada binatang komodo di
sana.
Pulau inilah satu-satunya
habitat binatang komodo
yang masih ada di dunia.
Komodo adalah binatang
besar yang berukuran 2
3 meter dengan berat
hingga 100 kg.
Jumlah
Perhitungan
1
1
1
8
8
38
29
24
246
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilihat langsung. Di sana juga ada cukup
banyak kapal dan alat selam yang dapat
disewa dengan harga yang masuk akal.
Pada tahun 2009, Taman Nasional
Pulau Komodo menjadi salah satu dari
"New Seven Wonders of Nature"di
dunia. Sejak saat itu, Pulau Komodo
pun terus dikembangkan supaya
menjadi lebih baik. Hotel dan restoran
dibangun, fasilitas transportasi
ditingkatkan, dan kampanye wisata
ekologis pun terus dilakukan.
Pemerintah berharap bahwa wisata
Taman Nasional Pulau Komodo akan
berpengaruh baik untuk ekosistem
komodo dan juga untuk ekonomi
masyarakat setempat.
(R~'t~::.,.~.·t.a. j~$h" .~k_ •••.,~r·~o()lm~).AV$:AAG£ HUM:IHiAOfSVl;.:t.;AaLUP•• ltJi(fWOMbS
tUS H:t 1t~ lZ~t~-4 'tu 1321a$. l4nl4"'~•• 1.·l$$ 1$).".:". tn1-$:l$O: ,#~::,,- .~.
:1'8:::1 'i-4-l~~~~~~~~si· .~~ tt~:ti;ntt~r=tJ~Xti:1!:1 .~&~. a.a~.1:! 1.'1I:Rl: 1.1
;:'! aJi ~ ~~~d+~r+-l!-f-f~;..r,.+~++~~~~~""""""1-f
!.~ ,.~~ ~~++-~'-Ho+Ie: 4,,$ 'l-+-i-+--';"~~~+:~~ "'S·:·I-+-+~~~~~¥"'"
'ii:~, E~ajffrff(~~eataaf£Stl1~g$BUlWWit·.~ S:: fI'::!: ~1!~, ~
uu?;,Su~ " '. .•
If)B:H~ 'U$ *20 1Z~1~. ),32' 136 J~O l44 148 1sa 1$$ latJl6tl lea ):nu. teot.'
EOW&ld·ftY. ··Graph .tOt·e$li~tin9·R..a.t>m~y-~le~d·:'(Gr.-ti:k:hy)
Wacana yang berkode W 15 dengan judul "
Komodo" analisis datanya dapat dilihat pada
lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke
100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-13 dari
13 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
13:13=1. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah
7+1=8. Berdasarkan jumlah perhitungan suku
katanya adalah 246 x 0,6 = 147,6 dibulatkan menjadi
148. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry
adalah 8 dan 148.
Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan judul "Komodo", dari kolom jumlah suku
kata yaitu 8 pada baris tegak lurus ditarik garis
bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 148
pada kolom jumlah kalimat sehingga titik
pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas
pembaca 7. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik
Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi
satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,
hasil yang diperoleh adalah 7-1=6 dan 7+1=8. Jadi
wacana W 15 cocok untuk kelas 6,7,8 (2A).
16 Stella Mau Mengontrak Rumah
Stella adalah relawan yang berasal
dari Australia. Dia baru saja datang dari
Australia. Dua bulan yang akan datang
dia akan mulai bekerja sebagai dosen di
Universitas Sanata Dharma. Stella akan
tinggal di Yogya selama 2 tahun. Di
Yogya ada banyak cara untuk tinggal,
antara lain mengontrak rumah, tinggal
di homestay, rumah kos atau di hotel
dan losmen. Namun, dia merencanakan
akan mengontrak rumah. Dia
Teks
Stella adalah relawan
yang berasal dari
Australia.
Dia baru saja datang
dari Australia.
Dua bulan yang akan
datang dia akan mulai
Jumlah
Kalimat Suku
Kata
1 19
1 15
1 36
J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memerlukan rumah yang tidak terlalu
besar karena dia akan tinggal seorang
sendirian.
Stella ingin mengontrak rumah
yang terletak di pinggiran kota yang
tidak terlalu jauh dengan tempat
bekerjanya. Rumah itu tidak harus
besar, yang terpenting ada halamannya
dan tempatnya terbuka sehingga banyak
udara.
Sebelum mengontrak rumah Stella
tinggal di homestay. Dia bertanya pada
orang-orang di homestay tentang
informasi rumah yang akan
dikontrakkan. Ibu di homestay
menyarankan agar Stella mencan
informasi rumah kontrakan di koran.
Lalu, mulailah Stella mencari informasi
lewat iklan yang ada di koran. Ketika
dia membaca sebuah koran pagi,
dilihatnya ada informasi tentang rumah
yang dikontrakan. Begitu melihat iklan
bekerja sebagai dosen
di Universitas Sanata
Dharma.
Stella akan tinggal di
Yogya selama 2 tahun.
Di Yogya ada banyak
cara untuk tinggal,
antara lain mengontrak
rumah, tinggal di
homestay, rumah kos
atau di hotel dan
losmen.
Namun, dia
merencanakan akan
mengontrak rumah.
Dia memerlukan rumah
yang tidak terlalu besar
karena dia akan tinggal
seorang sendirian.
Stella ingin
mengontrak rumah
1
1
1
1
1
14
41
16
32
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tentang rumah itu, dia langsung
menghubungi pemiliknya.
Pemilik : Selamat pagi!
Stella Selamat pagi, nama
saya Stella. Saya
membaca iklan di koran
tentang rumah yang akan
dikontrakan. Apakah
betul rumah Anda akan
dikontrakan?
Pemilik : Oh, ya, benar Mbak!
Stella : Maaf, Pak, kalau boleh
tahu rumah itu terletak di mana, ya?
Pemilik Oh, tentu saja boleh!
Rumah itu terletak di
daerah Condong Catur,
di utara Yogya, tidak
jauh dari Jalan Ring
Road Utara, dekat
dengan universitas
terkenal di Yogya.
Stella Wah, kelihatannya
yang terletak di
pmggiran kota yang
tidak terlalu jauh
dengan tempat
bekerjanya.
Rumah itu tidak harus
besar, yang terpenting
ada
Jumlah
Perhitungan
0,5
8,5
8,5
16
224
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anda mau melihat rumah itu?
menarik sekali. Boleh saya melihat
rumah itu, Pak?
satu bisa, Pak?
Pemilik : Oh, bisa! Kalau begitu,
silahkan datang! Saya tunggu Anda di
rumah.
loa 1t;t 1Hi 'tt<Q· '~41.2.• ,~:..,:,.....,-,~-r-t:'~~~__..or--
i ~'~:::~ .t-t-iri-+~~~~~~~
si~~:~ t-'iH~~-++~~~~Cl-£~
~<I '::~ t."'T'1bri-i~~"r~~~~~~~&g &3 ~~,:~3~.~=;tf~ftt:t:~=tI~'+1*-" 1~·' r;;;,t-r1~9-t~"bt"H-1t+1+f.~~-L4-~~~
!'I~··~::a"~~'·~4:i~;$~t~~~~~~~~~~~~e~~~iit~tjEEEJ·--i ~:', " t ,e''I:: $;2'H~'"'T'tT1:~~rN~--H+t-~r+,~~,++...u;....J,..b~J~ ::: .rH'-H-H;~irl-t+i~~#f++i#T+~~~J14..f.o.+..+4-kI'n,= u '~~ri-f~~
~i :~.~~~~~~.w ... 0 ..~~""""''f.!''''~~A~ aei~ =::'-< 3,.$
U),;QZ,5'2'.:Q~
'loti'l"tt 11&.\20 l,:4·l2{t.3t 1$ 140 l<4$:1:lQ .,. ,160: UM lq;·'.,nlN twi.,EdW&f:O f:ry~ ~~Gtapbfot E~~.malJn9.Readal>fU~y-et:l:.ndedt'
\,ar.1"ilt F'r:Y}Baik, Pak! Selamat
Siang ini, kira-kira jam
· Oh silahkan! Kapan
Stella
Pemilik
Stella
pagi! Wacana yang berkode W 16 dengan judul "
Jam satu siang Stella pergi mencari-cari Stella Mau Mengontrak Rumah" analisis datanya
rumah itu. Beberapa waktu kemudian, dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data
dia menemukan rumah itu. Rumah itu menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut
terletak di utara Yogya. Daerah utara jatuh pada kata ke-8 dari 15 kata. Perhitungan
Yogya merupakan daerah baru yang kalimat tidak utuh adalah 8:15=0,53 dibulatkan
disukai banyak orang. Rurnah itu menjadi 0,5. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya
kelihatan masih barn, halamannya luas adalah 8+0,5=8,5. Berdasarkan jumlah perhitungan
dan bersih. Segera dia menemui pemilik suku katanya adalah 224 x 0,6 = 134,4 dibulatkan
rumah menjadi 134. Angka yang dilaporkan ke dalam
Stella : Permisi! grafik fry adalah 8,5 dan 134.
Pak Santosa Ya, mari! Silahkan Dengan demikian angka yang dilaporkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masuk! Anda pasti Mbak Stella! Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 16
Stella : Ya, betul Pak! dengan judul "Stella Mau Mau Mengontrak
Pak Santosa Namma saya Sntosa. Rumah", dari kolom jumlah suku kata yaitu 8,5
Mari, silahkan masuk! pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan
Stella Terima kasih, Pak garis dari baris mendatar yaitu 134 pada kolom
Santosa. Kita bisa langsung lihat-ihat jumlah kalimat sehingga titik pertemuannya jatuh
rumah ini, Pak? pada tingkatan atau kelas pembaca 6. Sesuai dengan
Pak Santosa : Oh, ya, rumah ini terdiri teori penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas
dari lima ruang besar. lni pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah
ruang tamu sekaligus satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah
ruang keluarga. Di 6-1==5 dan 6+1==7. Jadi wacana W 16 cocok untuk
sebelah kiri ruang tamu kelas 5,6,7 (2A).
ada dua kamar tidur.
Yang satu ini kamar tidur
terbesar dengan kamar
mandi di dalam dan ber-
AC. Kalau Anda buka
jendelanya, di pagi hari
Merapi terlihat indah dari
kamar ini. Di sebelah
kanan ruang tamu ada
satu ruang kecil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bisa dipakai sebagai
ruang baca. Di
sebelahnya ada kamar
mandi.
Stella Wah, bagus sekali!
Bagaimana dengan dapumya, Pak?
Pak Santosa : Dapur ada di belakang,
menyatu dengan ruang makan.
Mereka lalu berjalan ke ruang belakang.
Pak Sentosa : Ini dapur yang menyatu
dengan ruang makan. Di
sebelahnya ada satu
kamar yang bisa dipakai
untuk kamar pembantu.
Stella Wah, ruang belakang
ini indah sekali! Ada
taman kecil dan kolam
ikan. Saya pikir, begitu
melihat rumah ini saya
tidak mau keluar lagi dari
rumah. Oh, ya Pak!
Bagaimana dengan arr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Stella
rekening
dan listriknya?
Pak Sentosa Listriknya 1300 watt
dan aimya dari air ledeng
dan air sumur dengan
pompa listrik. Di rumah
ini juga ada telepon dan
faksnya.
Wah, saya tertarik
dengan rumah ini, Pak! Berapa sewanya
setahun, Pak?
Pak Sentosa Sewanya 20 juta, itu
sudah termasuk perabot.
Stella Berapa
listriknya per bulan?
Pak Sentosa Biasanya sekitar Rp
120.000,00.
Stella : Baik, Pak! Saya pikir,
rumah..
sesuai denganInI yang saya
inginkan.
Sesudah berbicara beberapa
waktu, Stella setuju untuk mengontrak
rumah itu selama dua tahun. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI