174
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA BERDASARKAN GRAFIK FRY SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun oleh: Epifania Yuliati Suwanika 141224014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT KETERBACAAN BUKU TEKS BIPA LEVEL 2A · TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAMBUKU TEKS BIPA LEVEL2A DI WISMABAHASAYOGYAKARTA BERDASARKAN GRAFIKFRY Dengan demikian saya memberikan

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA

LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

BERDASARKAN GRAFIK FRY

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Epifania Yuliati Suwanika

141224014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

i

TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA

LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

BERDASARKAN GRAFIK FRY

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Epifania Yuliati Suwanika

141224014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS

BIPA LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

BERDASARKAN GRAFIK FRY

Oleh:

Epifania Yuliati Suwanika

141224014

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

ii

Tanggal 1/11/2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BIPA

LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

BERDASARKAN GRAFIK FRY

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Epifania Yuliati Suwanika

141224014

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal 3 Desember 2019

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Lengkap

Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Anggota I : Dr. B. Widharyanto, M.Pd.

Anggota II : Septina Krismawati, S.S., M.A.

Anggota III : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesuatu yang baik adalah sesuatu yang dikerjakan, apapun itu.”

(Penulis)

Persembahan

1. Kedua orang tua, Bapak Yohanes Suri dan Ibu S.Wanti yang

selalu memberi masukan, semangat dan doa selama ini.

2. Florentina Riski Dwi Wahyuni dan Pulina Triya, kedua

adikku yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

3. Bu Rishe selaku dosen pembimbingan yang telah memberikan

motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi.

4. Sevina Nugarani, teman seperjuangan yang selalu menemani

saat pengerjaan skripsi.

5. Mbak Angel, terima kasih atas dukungan dan saran serta

motivasi selama ini.

6. Semua teman-teman seperjuanganku di PBSI 2014 yang telah

berproses bersama selama kuliah di Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Desember 2019

Penulis,

Epifania Yuliati Suwanika

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBARPERNYATAANPERSETUJUAN

PUBLlKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Nama : Epifania Yuliati Suwanika

Nomor Mahasiswa : 141224014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS

BIPA LEVEL 2A DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

BERDASARKAN GRAFIK FRY

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media cetak lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun royalty kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 3 Desember 2019

Ymgme~~

Epifania Yuliati Suwanika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

vii

ABSTRAK

Suwanika, Epifania Yuliati. 2019. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam

Buku Teks BIPA Level 2A Di Wisma Bahasa Yogyakarta

Berdasarkan Grafik Fry. Skripsi. Yogyakarta : Program Studi

Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan tingkat

keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa

Yogyakarta dengan Grafik Fry, (2) Wacana apa saja yang sesuai untuk

pembelajar BIPA Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan

grafik Fry.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Sumber

data dalam penelitian ini adalah buku teks BIPA Level 2A yang

diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta. Data penelitian ini berasal

dari wacana dalam buku teks Tingkat 2A BIPA, yang berjumlah enam

belas wacana. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

bagi para guru BIPA dalam memilih buku teks yang tepat sebagai sumber

pengajaran dalam proses belajar mengajar dan bahan evaluasi untuk

penulis dalam penyusunan buku teks.

Ada dua hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini.

Pertama, tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA untuk Level

2A yang diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan Grafik

Fry, dari enam belas wacana hanya terdapat dua wacana yang sesuai.

Kedua, berdasarkan perhitungan grafik Fry untuk wacana di buku teks

BIPA Level 2A yang diterbitkan oleh Wisma Bahasa Yogyakarta, tidak

cocok jika digunakan untuk pelajar BIPA Level 2A. Ini karena,

berdasarkan perhitungan grafik Fry hanya ada dua wacana yang sesuai.

Wacana tersebut berjudul "Jalan-jalan ke Jogja" dan "Komodo".

Kata kunci: keterbacaan, tingkat keterbacaan, grafik Fry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

viii

ABSTRACT

Suwanika, Epifania Yuliati. 2019. Level of Readability of Discourse in

BIPA Level 2A Textbooks in Wisma Bahasa Yogyakarta Based

on Fry Graph. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and

Literature Study Program. Faculty of Teacher Training and

Education. Sanata Dharma University.

This study aims to (1) describe the level of readability of discourse

in BIPA Level 2A textbooks at Wisma Bahasa Yogyakarta with Fry

Graphs, (2) Any discourse that is suitable for BIPA Level 2A learners at

Wisma Bahasa Yogyakarta based on the Fry graph.

This type of research is quantitative descriptive research. The data

source in this study is the BIPA Level 2A textbook published by Wisma

Bahasa Yogyakarta. The data of this study came from discourses in the

BIPA Level 2A textbook, which amounted to sixteen discourses. This

research is useful to increase knowledge for BIPA teachers in choosing

the right textbook as a source of teaching in the teaching and learning

process and evaluation material for writers in the preparation of

textbooks.

There are two research results obtained in this study. First, the

reading level of discourse in the BIPA textbook for Level 2A published by

Wisma Bahasa Yogyakarta based on the Fry Graph, of the sixteen

discourses there are only two discourses that are appropriate. Secondly,

based on the Fry graph calculation for discourse in the BIPA Level 2A

textbook published by Wisma Bahasa Yogyakarta, it is not suitable if it is

used for BIPA Level 2A students. This is because, based on the Fry graph

calculation there are only two discourses that are appropriate. The

discourse is entitled "Traveling to Jogja" and "Komodo".

Keywords: readability, readability level, Fry graph.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat,

berkat dan cinta kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari

dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa selalu menyertai dan

memberkati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program

Studi Bahasa Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing

yang dengan sabar dan bijaksana dalam meluangkan waktu

untuk membimbing, menasehati, dan mendukung penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

x

4. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang telah

membantu penulis dalam melakukan pengecekkan terhadap hasil

penelitian.

5. Rusmiati, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI, yang telah

memberikan bantuan dan pelayanan yang berkaitan dengan

kesekretariatan kepada penulis selama ini.

6. Segenap Dosen dan Karyawan Prodi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan

dan bantuan kepada penulis selama ini.

7. Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta dan segenap Karyawan di

Wisma Bahasa Yogyakrta yang telah memberi izin dan

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Agung Siswanto, S. Pd, selaku guru pembimbing yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di Wisma

Bahasa Yogyakarta.

9. Orang tuaku, Bapak Yohanes Suri dan Ibu S.Wanti yang selalu

memberi masukan serta dukungan demi terselesaikannya skripsi

ini.

10. Kedua adikku, Florentina Riski Dwi Wahyuni dan Paulina Triya

atas dukungan dan semangat untuk penulis agar lekas

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Keluarga besar PBSI angkatan 2014, yang telah berkenan

menjadi teman baik dan selalu memberikan semangat selama

proses perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

13. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang

selalu mendoakan dan memberikan dukungan, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan baik berupa kritik maupun

saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

dan semua pihak.

Yogyakarta, 3 Desember 2019

Epifania Yu1@~wanika

xl

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............... vii

ABSTRAK ................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1.5 Batasan Istilah ......................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

xiii

1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 8

2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan ........................................................ 8

2.2 Kajian Teori .......................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Buku Teks ........................................................................ 13

2.2.2 Fungsi Buku Teks .............................................................................. 14

2.2.3 Penyusunan Buku Teks ....................................................................... 15

2.2.4 Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ................................... 16

2.2.5 Level BIPA (2A) ................................................................................. 17

2.2.6 Pengertian Keterbacaan ...................................................................... 18

2.2.7 Grafik Fry ........................................................................................... 19

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 23

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN ........................... 25

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 25

3.2 Sumber Data dan Data ........................................................................... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................. 27

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 27

3.6 Triangulasi.............................................................................................. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

xiv

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 31

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 31

4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 32

4.2.1 Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk Level 2A Terbitan

Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry .......................... 33

4.2.2 Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta

yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry ......................... 48

4.3 Pembahasan ........................................................................................... 50

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 50

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 54

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 54

5.2 implikasi ................................................................................................. 54

5.3 Saran ...................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57

BIOGRAFI ................................................................................................. 59

LAMPIRAN ................................................................................................ 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis Data Penelitian ................................................................. 28

Tabel 2 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks

Berdasarkan Grafik Fry .................................................................. 29

Tabel 3 Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A

terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta ............................................... 31

Tabel 4 Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk Level 2A

terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry ........ 33

Tabel 5 Analisis Wacana Buku Teks BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta

yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry ................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Alur Kerangka Berpikir ................................................................. 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Contoh Gambar Grafik Fry ........................................................ 22

Grafik 2 Grafik 1 Fry untuk Kode Teks W1 ............................................ 34

Grafik 3 Grafik 2 Fry untuk Kode Teks W2 ............................................ 35

Grafik 4 Grafik 3 Fry untuk Kode Teks W4 ............................................ 36

Grafik 5 Grafik 4 Fry untuk Kode Teks W5 ............................................ 37

Grafik 6 Grafik 5 Fry untuk Kode Teks W6 ............................................ 38

Grafik 7 Grafik 6 Fry untuk Kode Teks W7 ............................................ 39

Grafik 8 Grafik 7 Fry untuk Kode Teks W8 ............................................ 40

Grafik 9 Grafik 8 Fry untuk Kode Teks W9 ............................................ 41

Grafik 10 Grafik 9 Fry untuk Kode Teks W10 .......................................... 42

Grafik 11 Grafik 10 Fry untuk Kode Teks W11 ........................................ 43

Grafik 12 Grafik 11 Fry untuk Kode Teks W13 ........................................ 44

Grafik 13 Grafik 12 Fry untuk Kode Teks W14 ........................................ 45

Grafik 14 Grafik 13 Fry untuk Kode Teks W15 ........................................ 46

Grafik 15 Grafik 14 Fry untuk Kode Teks W16 ........................................ 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

xviii

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Wacana Berdasarkan Jumlah Kalimat

dan Suku Kata ........................................................................ 61

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................... 73

Lampiran 3 Wacana Buku Teks BIPA level 2A

Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta ..................................... 74

Lampiran 4 Surat Permohonan Triangulasi .............................................. 96

Lampiran 5 Triangulasi ............................................................................. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan ini berisi beberapa pokok pembicaraan, antara lain

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah dan sistematika penulisan yang telah tersusun dengan masing-

masing penjelasannya. Berikut penjelasan dari setiap bagian yang terdapat dalam

pendahuluan tersebut.

1.1 Latar Belakang

Buku teks ada untuk menunjang suatu program pengajaran. Ada yang

menunjang pengajaran kesasatraan, pengajaran tata bahasa, pengajaran

keterampilan bahasa, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 2009: 13). Buku teks

merupakan pegangan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Buku teks

mutlak harus ada di setiap lembaga atau wisma bahasa yang menyelenggarakan

program BIPA. Pembelajar membutuhkan buku teks guna kelancaraan

pembelajarannya. Penggunaan buku teks BIPA masih beragam sesuai dengan

karakteristik siswanya (Muliastuti, 2016: 5). Lebih terperinci lagi, Bacon (1935

dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12) mengemukakan bahwa buku teks

merupakan sebuah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas, dengan cermat

disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli yang berpengalaman dan

memahami bidang tersebut dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang

sesuai dan serasi.

Penulisan sebuah buku teks harus memperhatikan bahasa yang digunakan

agar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami isi bahan pelajaran,

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

tetapi jangan membuat mereka sukar memahaminya. Agar bahan pelajaran dapat

dipahami dengan baik dan memotivasi siswa dalam mempelajarinya, penulis

buku teks pelajaran hendaknya menyesuaikan bahasa yang dipergunakan dengan

kemampuan membaca siswa. Unsur-unsur yang memengaruhi tingkat

keterbacaan, seperti susunan kata dan kalimat, tata cara penulisan kata/ejaan,

struktur paragraf, dan pilihan kata dapat memengaruhi tingkat keterbacaan.

Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa

pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012: 120, 123).

Untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA,

diperlukan alat ukur yang mampu menilai keterbacaan dan tepat untuk

digunakan, salah satunya Grafik Fry. Hal ini dikarenakan, dalam perhitungan

tingkat keterbacaan Grafik Fry mudah digunakan. Grafik Fry ialah tes yang

menggunakan perhitungan panjang kalimat dan tingkat kesulitan kata. Kesulitan

kata disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah suku kata dan kesulitan kalimat

disebabkan oleh terlalu kompleksnya kalimat. Kalimat yang sederhana lebih

mudah dipahami daripada kalimat yang kompleks (Hardjasujana, 1999: 5).

Penerapan penelitian ini dilaksanakan di Wisma Bahasa Yogyakarta, hal

itu dikarenakan buku yang diteliti merupakan buku dari Wisma Bahasa

Yogyakarta. Wisma Bahasa menyediakan kursus tidak hanya bahasa, tetapi juga

ada fieldtrip, city tour dan studi budaya (culture class), seperti lukisan batik,

tarian tradisional, dan memasak. Program kursus bahasa Indonesia terdiri dari

kursus intensif dan khusus, yang akan dilakukan untuk individu maupun kelas

kelompok. Wisma Bahasa menyediakan program-program terkemuka seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

kursus bahasa Indonesia dan kursus bahasa Jawa. Bagi mereka yang ingin belajar

jarak jauh, juga disediakan program e-learning atau belajar bahasa Indonesia

secara online. Selain itu Wisma Bahasa Yogyakarta juga menyediakan kelas di

Jakarta dan Bali.

Pada penelitian ini, fokus peneliti adalah mengenai tingkat keterbacaan

wacana dalam buku teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta. Topik

ini dipilih karena pembelajaran BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta sangat sering

menggunakan buku teks BIPA untuk menunjang proses belajar mengajar. Dalam

hal ini, wacana dalam buku teks BIPA Level 2A harus sesuai untuk pembelajar

Level 2A. Jika wacana tidak sesuai, dapat mengakibatkan pembelajar kesulitan

dalam memahami wacana yang terdapat dalam buku teks.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini mengarah pada

tingkatan keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level 2A di Wisma Bahasa

Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry yang digunakan pada tingkat

menengah/intermediete. Latihan yang terdapat dalam buku teks 2A akan

dianalisis berdasarkan Grafik Fry dan mengetahui kesesuaian wacana yang ada

dalam buku teks BIPA berdasarkan tingkat yang ingin dicapai sebagai dasar

penyusunan buku teks.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1) Bagaimana tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level 2A di

Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2) Wacana apa sajakah dalam buku teks BIPA level 2A di Wisma Bahasa

Yogyakarta yang sesuai untuk pembelajar BIPA Level 2A Berdasarkan

Grafik Fry?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu:

1) Mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA level

2A di Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry.

2) Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk pembelajar BIPA level 2A di

Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terhadap tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks

BIPA Level 2A di Wisma Bahasa berdasarkan Grafik Fry sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Sebagai acuan bagi peneliti lain dan untuk dapat menambah pengetahuan

dan wawasan bagi peneliti lain serta dapat memberikan masukan bagi

pengembangan keilmuan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama di bidang

BIPA.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi

pengajar BIPA, pembelajar BIPA, dan peneliti. Adapun manfaatnya

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

a) Bagi Pengajar BIPA

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi

pengajar BIPA dalam memilih buku teks BIPA yang sesuai dengan

tingkat kemampuan pembelajar.

b) Bagi Pembelajar BIPA

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pembelajar BIPA.

Masukan yang dimaksud ialah pembelajar BIPA dapat memahami isi

buku teks dengan mudah sesuai dengan levelnya.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi peneliti dalam

mengukur tingkat keterbacaan buku teks BIPA dan dapat mengetahui

tingkatan buku teks BIPA yang sesuai untuk BIPA level 2A.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah ini perlu dicantumkan agar tidak terjadi penyimpangan

dalam penulisannya.

a. Keterbacaan

Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa

pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012:

120, 123).

b. Tingkat Keterbacaan

Tingkat keterbacaan dinyatakan dengan peringkat kelas. Setelah

mengukur tingkat kesulitan sebuah wacana, dapat diketahui kecocokan

materi yang sesuai untuk peringkat kelas tersebut (Abidin, 2012: 52).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

c. Buku Teks

Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan

cermat disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli dalam bidang itu

dan diperlengkapai dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan

serasi menurut Bacon (dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12).

d. BIPA

BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) adalah istilah untuk

program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk warga

negara asing (Azizah, dkk., 2012: 1).

e. Level 2A

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam pembelajarannya

dibagi menjadi beberapa tingkatan atau level yaitu, A1, A2, B1, B2, C1,

dan C2. Keenam tingkatan ini memiliki istilah yaitu A sebagai pemula, B

sebagai madya, dan C sebagai lanjut. Penulisan pelevelan buku ajar di

Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan kurikulum Wisma Bahasa

Yogyakarta dan menyesuaikan dengan teori CEFR 1A (pemula), 1B

(pasca pemula), 2A (pra-menengah), 2B (menengah), 3A (pasca

menengah), 3B (pra-mahir), dan 4 (lanjutan).

f. Grafik Fry

Grafik Fry ialah tes yang menggunakan perhitungan panjang kalimat dan

tingkat kesulitan kata. Kesulitan kata disebabkan oleh terlalu banyaknya

jumlah suku kata dan kesulitan kalimat disebabkan oleh terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

kompleksnya kalimat. Kalimat yang sederhana lebih mudah dipahami

daripada kalimat yang kompleks (Hardjasujana, 1999: 5).

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri atas beberapa bab. Hal ini bertujuan

untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian ini. Bab I adalah bab

pendahuluan. Bab ini mengkaji latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah kajian pustaka. Bab ini berisi seputar tinjauan terhadap

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini sedang

dilakukan oleh peneliti. Selain itu, juga ada kerangka teoritis yaitu teori-teori

yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian.

Bab III adalah metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar

pendekatan penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan

data, serta teknik analisis data.

Bab IV adalah deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Dalam

bab ini peneliti mendeskripsikan data penelitian, cara menganalisis data, dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian. Selain

itu juga, peneliti menyajikan daftar pustaka yang digunakan untuk referensi

dalam menunjang penelitian. Dan yang terakhir adalah berisi lampiran-lampiran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab kedua ini meliputi uraian kajian teori yang berisi tentang penelitian

terdahulu yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir.

2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian tentang keterbacaan

wacana dalam buku teks. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh

B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan

topik “Keterbacaan Wacana Buku Teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK

dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan SMOG:Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan

SMK N 4 Yogyakarta”. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha

Basundoro (2015) dengan topik “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Kelas X

di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test dan SMOG.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) dengan topik “Tingkat

Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia dan

Buku Teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk

SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry”.

Penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan

Septina Krismawati (2016), keterbacaan diuji pada wacana dalam buku teks

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan

SMOG:Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarta. Penelitian

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan wacana buku teks “Ekspresi Diri”

dan “ Akademik” terbitan Kemendikbud tahun 2014. Hal yang penting dalam

penelitian ini adalah (1) memberikan informasi tingkat keterbacaan buku teks

kepada para guru, dan (2) para guru dalam proses pembelajaran dapat memilih

metode pembelajaran teks yang sesuai bagi siswanya. Jenis penelitian ini adalah

penelitian kasus, dan paduan antara deskripsi kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari

penelitian ini adalah menunjukkan bahwa ada wacana yang sesuai dan ada

wacana yang tidak sesuai jika diberikan kepada para siswa SMK.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe

Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan penulis adalah kesamaan

dalam mengujicobakan keterbacaan wacana dalam buku teks. Namun demikian,

terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh B.Widharyanto, Rishe

Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016) dengan penulis yaitu buku teks

yang digunakan serta tes yang digunakan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

B.Widharyanto, Rishe Purnama Dewi, dan Septina Krismawati (2016)

menggunakan buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik

Fry, Tes Cloze, dan SMOG, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA

terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry.

Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015)

bertujuan untuk mengetahui (1) medeskripsikan tingkat kesesuaian wacana buku

teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan untuk para siswa kelas X di SMK Negeri 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test dan SMOG, (2) mendeskripsikan

wacana yang sesuai untuk para siswa di kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta

berdasarkan grafik Fry, Cloze Test dan SMOG.

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian campuran atau Mixed

Methods Research. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif dalam pengumpulan dan analisis data. Data penelitian ini

berasal dari wacana-wacana dalam buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan

Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan yang berjumlah 22 wacana. Ada dua hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Wedha. Pertama, tingkat keterbacaan dalam buku teks Ekspresi

Diri dan Akademik untuk SMA/SMK Kelas X terbitan kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG, kurang sesuai

jika digunakan dalam pembelajaran untuk siswa SMK kelas X di SMK Negeri 4

Yogyakarta. Hal ini disebabkan oleh penghitungan Grafik Fry hanya terdapat

enam wacana yang sesuai. Berdasarkan penghitungan Cloze Test, wacana-

wacana yang terdapat dalam buku teks tersebut termasuk dalam kategori

instruksional dengan nilai rata-rata persentase sebesar 42%. Adapun demikian,

perhitungan SMOG dari tiga teks hanya ada satu yang sesuai. Hal ini semakin

menjelaskan bahwa siswa membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru

untuk memahami isi bacaan dalam proses belajar mengajar disekolah.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro

(2015) dengan penulis adalah kesamaan dalam mengujicobakan keterbacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

wacana dalam buku teks. Namun demikian, terdapat perbedaan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015) dengan penulis yaitu

buku teks yang digunakan serta tes yang digunakan. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Yohanes Wedha Basundoro (2015) menggunakan buku teks

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Cloze, dan

SMOG, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta berdasarkan Grafik Fry.

Penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) bertujuan untuk

mengetahui (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana dalam dua buku

teks bahasa Indonesia, yaitu buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan

Erlangga, buku teks Panduan Belajar dan Sastra Indonesia terbitan Esis dan

wacana yang sesuai untuk para siswa yang ditujukan untuk siswa SMA kelas XI.

Ada tiga pokok permasalahan dalam penelitian ini, yakni (a) apakah wacana pada

buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia sesuai untuk siswa kelas XI SMA

berdasarkan Grafik Fry, (b) apakah wacana pada buku teks Panduan Belajar dan

Sastra Indonesia sesuai untuk siswa kelas XI SMA berdasarkan Grafik Fry, dan

(c) bagaimana perbandingan wacana dalam buku teks Kompeten Berbahasa

Indonesia dan buku teks Panduan Belajar dan Sastra Indonesia sebagai bahan

pembelajaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian

ini berasal dari wacana-wacana yang terdapat di dalam dua buku teks bahasa

Indonesia yang keseluruhannya berjumlah 38. Ada empat langkah yang ditempuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

oleh peneliti setelah memperoleh data penelitian, yaitu (a) mengelompokkan

wacana dari dua buku teks, (b) menghitung jumlah kalimat dan suku kata pada

setiap wacana, (c) memasukan jumlah kalimat dan suku kata untuk masing-

masing wacana pada Grafik Fry, dan (d) menafsirkan tingkat keterbacaan wacana

berdasarkan Grafik Fry. Untuk memperoleh hasil penelitian yang memuaskan

maka dilakukan triangulasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa hanya

terdapat dua wacana yang cocok untuk siswa SMA kelas XI dari buku teks

Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga. Dari buku teks Panduan

Belajar dan Sastra Indonesia terbitan Esis hanya ditemukan satu wacana yang

cocok untuk siswa SMA kelas XI. Melalui hasil penelitian ini, peneliti

menyarankan kepada guru maupun calon guru Bahasa Indoneisa untuk selalu

memperhatikan wacana yang hendak digunakan sebagai bahan ajar. Selain itu,

guru juga dituntun untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber bahan bacaan

dari media surat kabar, internet, majalah, dan sumber pembelajaran lainnya.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Merryta (2013) dengan penulis

adalah kesamaan dalam mengujicobakan keterbacaan wacana dalam buku teks.

Namun demikian, terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Merryta (2013) dengan penulis yaitu buku teks yang digunakan. Dalam penelitian

yang dilakukan oleh Merryta (2013) menggunakan buku teks Kompeten

Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga, buku teks Panduan Belajar dan Sastra

Indonesia terbitan Esis dan wacana yang sesuai untuk para siswa yang ditujukan

untuk siswa SMA kelas XI, sementara penulis menggunakan buku teks BIPA

terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Persamaan ketiga penelitian dengan penelitian peneliti adalah sama-sama

meneliti tingkat keterbacaan wacana buku teks dengan menggunakan Grafik Fry,

hal yang membedakan penelitian peneliti dengan ketiga penelitian tersebut yaitu

penggunaan Cloze Test, SMOG dan subjek yang diteliti.

2.2 Kajian Teori

Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengertian buku teks,

fungsi buku teks, penyusunan buku teks, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing

(BIPA), level BIPA (2A), keterbacaan, dan Grafik Fry. Beberapa teori tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

2.2.1 Pengertian Buku Teks

Buku teks ada untuk menunjang suatu program pengajaran. Ada yang

menunjang pengajaran kesasatraan, pengajaran tata bahasa, pengajaran

keterampilan bahasa, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 2009: 13). Buku teks

merupakan peganggan yang harus ada dalam proses pembelajaran. Buku teks

mutlak harus ada di setiap lembaga atau wisma bahasa yang menyelenggarakan

program BIPA. Pembelajar membutuhkan buku teks guna kelancaraan

pembelajarannya. Penggunaan buku teks BIPA masih beragam sesuai dengan

karakteristik siswanya (Muliastuti, 2016: 5). Lebih terperinci lagi, Bacon (1935

dalam Tarigan dan Tarigan, 2009: 12) mengemukakan bahwa buku teks

merupakan sebuah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas, dengan cermat

disusun dan disiapkan oleh pakar atau para ahli yang berpengalaman dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

memahami bidang tersebut dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang

sesuai dan serasi.

Secara garis besar, buku teks adalah buku pelajaran. Buku pelajaran yang

dibuat oleh para pakar atau ahli dibidang tertentu yang memahami bidang

tersebut, dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi guna

menunjang proses pembelajaran.

2.2.2 Fungsi Buku Teks

Buku teks memberikan kesempatan kepada pemiliknya untuk

menyegarkan ingatannya kembali. Kesempatan untuk membuka kembali suatu

buku terbuka dan bebas semua orang dapat melakukannya, dapat dilakukan

sesuka hati sesuai keinginan pembaca. Dengan memiliki buku teks, seseorang

dapat membuat catatan-catatan dalam buku tersebut. Catatan-catatan tersebut

akan memperbudah dalam mengingat kembali apa yang telah dipelajari (Tarigan

dan Djago Tarigan, 2009: 16).

Greene dan Petty dalam Tarigan (2009: 17) merumuskan beberapa

peranan atau fungsi dalam buku teks sebagai berikut.

a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran

yang disajikan;

b. Menyajikan suatu pokok sumber masalah yang kaya, mudah dibaca, dan

bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam

komunikasi;

d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk

memotivasi para siswa;

e. Menyajikan perasaan yang mendalam sebagai awal yang perlu dan

sebagai penunjang bagi pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis;

f. Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat

guna.

2.2.3 Penyusunan Buku Teks

Penulisan sebuah buku teks harus memperhatikan bahasa yang digunakan

agar dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami isi bahan pelajaran,

tetapi jangan membuat mereka sukar memahaminya. Agar bahan pelajaran dapat

dipahami dengan baik dan memotivasi siswa dalam mempelajarinya, penulis

buku teks pelajaran hendaknya menyesuaikan bahasa yang dipergunakan dengan

kemampuan membaca siswa.

Terdapat dua patokan yang digunakan dalam penyusunan buku teks.

Patokan pertama bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks meliputi

pendekatan, tujuan, pengajaran, program, metode, saran, dan sumber, penilaian,

dan bahasa. Patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu

saja, misalnya buku teks bahasa Indonesia. Patokan umum biasanya bersumber

dari kurikulum (Tarigan dan Djago Tarigan, 2009: 69). Dengan memperhatikan

dasar-dasar penyusunan buku teks di atas, diharapkan guru dapat lebih selektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dalam memilih dan menentukan buku teks yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Hal ini juga tentunya akan mendukung keberhasilan proses

pengajaran.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penyusunan buku teks ada

beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah ini dimaksudkan

untuk mempermudah penyusunan buku teks, yang kelak akan digunakan guru

dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Ada beberapa sumber acuan yang

dapat digunakan dalam penyusunan pedoman penelaahan buku teks, antara lain:

a. Kurikulum (yang berlaku);

b. Karakteristik mata pelajaran (ilmu yang relevan);

c. Hubungan antara kurikulum, mata pelajaran dan buku teks;

d. Dasar-dasar penyusunan buku teks;

e. Kualitas buku teks;

f. Prinsip-prinsip penyusunan buku teks;

g. Penyeleksian buku teks.

2.2.4 BIPA

BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) adalah istilah untuk

program pembelajaran bahasa Indonesia yang dikhususkan untuk warga negara

asing (Azizah, dkk., (2012: 1). Program BIPA menjadi populer dan semakin

diminati sejak terbukanya perdagangan bebas. Di Indonesia, program BIPA telah

diselenggarakan di hampir semua perguruan tinggi ternama baik negeri maupun

swasta. Sedangkan menurut data dari Pusat Bahasa di Jakarta, program

pembelajaran BIPA telah diselenggarakan oleh sekitar 46 negara di seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dunia, baik di lembaga perguruan tinggi maupun di kedutaan besar dan konsulat

jenderal RI di berbagai negara. Sebagaimana beberapa informasi yang terangkum

dari sejumlah fakta mengenai keadaan dan perwujudan pembelajaran BIPA,

lahirnya BIPA merupakan sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang perlu

diabadikan terutama dalam penelitian.

2.2.5 Level BIPA

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dalam pembelajarannya

dibagi menjadi beberapa tingkatan atau level yaitu, A1, A2, B1, B2, C1, dan C2.

Keenam tingkatan ini memiliki istilah yaitu A sebagai pemula, B sebagai madya,

dan C sebagai lanjut. Penulisan pelevelan buku ajar di Wisma Bahasa Yogyakarta

berdasarkan kurikulum Wisma Bahasa Yogyakarta dan menyesuaikan dengan

teori CEFR 1A (pemula), 1B (pasca pemula), 2A (pra-menengah), 2B

(menengah), 3A (pasca menengah), 3B (pra-mahir), dan 4 (lanjutan) .

Level 1A (Pemula) : memberikan peserta didik keterampilan yang diperlukan

untuk menggunakan rentang bahasa yang sangat terbatas untuk kebutuhan

bertahan hidup dasar dan segera. Panjangnya sekitar 23 sesi.

Level 1B (Pasca Pemula) : memberikan peserta dengan keterampilan yang

dibutuhkan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk

komunikasi dasar. Durasi kursus adalah sekitar 23 sesi.

Level 2A (Pra-Menengah) : memberikan peserta dengan keterampilan yang

dibutuhkan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk

komunikasi singkat, akrab dan tidak menekan. Panjangnya sekitar 23 sesi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Level 2B (Menengah) : memberikan peserta didik keterampilan yang

diperlukan untuk menggunakan berbagai bahasa yang memadai untuk situasi

yang akrab dan tidak menekan. Panjangnya sekitar 23 sesi.

Level 3A (Pasca Menengah) : memberikan peserta didik keterampilan yang

diperlukan untuk menggunakan bahasa secara efektif dalam berbagai situasi.

Panjangnya sekitar 23 sesi.

Level 3B (Pra-Mahir) : memberikan peserta didik keterampilan yang

diperlukan untuk menggunakan bahasa secara efektif dan lancar dalam

berbagai situasi. Panjangnya sekitar 23 sesi.

Level 4 (Lanjutan) : memberikan peserta didik keterampilan yang diperlukan

untuk menggunakan bahasa secara efektif dan mudah di sebagian besar

situasi. Panjangnya sekitar 30 sesi.

Muliastuti (2017: 37) mengungkapkan bahwa Pembelajar Level 2A

mampu memahami hal penting tentang hal-hal yang sering di jumpai di dunia

kerja, sekolah, bertamasya, dan lain-lain, mampu mengatasi banyak situasi yang

mungkin muncul ketika berpergian ke tempat/Negara, tempat bahasa tersebut

digunakan, dapat membuat tulisan sederhana yang berhubungan dengan topik

yang sering dijumpai atau yang menarik, dan mampu menggambarkan

pengalaman, peristiwa, impian, harapan, dan ambisi dengan singkat memberikan

alasan untuk opini dan rencana. Berkaitan dengan hal itu, standar kompetensi

untuk level B1 yang dikemukakan oleh Muliastuti sama dengan standar

kompetensi untuk level 2A di Wisma Bahasa.

2.2.6 Pengertian Keterbacaan

Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam memahami bahasa

pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis (Sitepu, 2012:120, 123).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Tampubolon (dalam Suladi, dkk. 2000: 4) mengungkapkan bahwa keterbacaan

(readability) adalah sesuai tidaknya suatu wacana bagi pembaca tertentu dilihat

dari aspek/tingkat kesukarannya. Rusyana (dalam Suladi, dkk. 2000: 4)

mengungkapkan bahwa keterbacaan juga dapat diartikan sebagai keseluruhan

unsur didalam materi cetak tertentu yang mempengaruhi keberhasilan pembaca

yang meliputi pemahaman dan kecepatan membaca yang optimal . Jika suatu

wacana terlalu sulit, pembaca akan membaca dengan sedikit agak lambat bahkan

kadang-kadang berulang-ulang agar dapat memahami isinya. Hal itu

kemungkinan dapat menyebabkan seorang pembaca menjadi frustasi karena apa

yang diharapkan mungkin tidak akan tercapai. Namun, jika suatu wacana itu

terlalu mudah, seorang pembaca akan cepat merasa bosan.

Salah satu cara untuk mendapatkan wacana yang sesuai dengan yang

diharapkan adalah dengan studi keterbacaan. Untuk mengukur tingkat

keterbacaan, perlu mempertimbangkan beberapa variabel, seperti struktur bahasa,

isi wacana, tipografi, dan minat baca. Pada umumnya cara mengukur keterbacaan

dilakukan dengan mempertimbangkan variabel struktur bahasanya. Struktur

bahasa terdiri atas dua variabel, yaitu faktor semantik dan faktor sintaksis. Faktor

semantik berhubungan dengan rata-rata jumlah suku kata dan faktor sintaksis

berhubungan dengan panjang kalimat.

2.2.7 Grafik Fry

Grafik Fry dirumuskan oleh Edward Fry. Grafik Fry merupakan hasil

upaya untuk menyederhanakan dan mengefisienikan dalam menentukan tingkat

keterbacaan wacana. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran

Grafik Fry meliputi panjang-pendek kalimat dan tingkat kesulitan kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Kesukaran kata diperkirakan dengan cara melihat jumlah suku kata. (Abidin,

2012: 53).

Langkah-langkah penggunaan Grafik Fry menurut Forgan dan Mangrum

II (1989) dalam Abidin (2012, 55) terdiri dari beberapa langkah-langkah yaitu.

a. Pilih wacana yang jumlahnya seratus kata. Jika didalam wacana tersebut

terdapat nama, deret angka, dan singkatan, ketiganya dihitung satu kata.

Kata dalam judul bab atau subbab tidak dihitung. Nama misalnya Tono,

singkatan misalnya SIM, 2012, masing-masing dihitung satu kata.

b. Hitung jumlah kalimat yang terdapat dalam seratus kata. Jika kalimat akhir

tidak tepat pada titik, perhitungannya adalah jumlah kalimat lengkap

ditambah jumlah kata pada kalimat terakhir yang masuk pada kata

keseratus dibagi jumlah keseluruhan kata kalimat akhir. Misalnya, jika

wacana sampel itu terdiri dari 7 kalimat lengkap dan kalimat terakhir kata

yang masuk keseratus kata ada 8 kata sedangkan jumlah kata dalam

kalimat itu seluruhnya terdiri dari 16 kata, jumlah kalimatnya 7 + 8/16 =

7,5.

c. Hitung jumlah suku kata dari seratus kata yang telah dipilih. Kata yang

berupa deret angka dan singkatan dianggap masing-masing

huruf/angkanya satu suku kata. Karena jumlah suku kata bahasa Indones

dan bahasa Inggris berbeda, jumlah suku kata yang telah dihitung tersebut

selanjutnya harus dikalikan 0,6 (Harjajsujana dan Mulyati, 1997).

Misalnya jumlah suku kata yang sebenarnya adalah 250 x 0,6 = 150 suku

kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

d. Plotkan hasil perhitungan kedalam grafik Fry. Pembacaan hasil akhir

merupakan pertemuan antara garis diagonal dan vertikal yang dihasilkan

dari jumlah suku kata dan jumlah kalimat. Jika hasilnya terletak pada satu

kolom tertentu, itulah tingkat kesulitan wacana tersebut.

e. Guna menghindari kesalahan, tentukanlah hasil akhir pengukuran dengan

mencantumkan satu kelas di bawah dan satu kelas di atas. Misalnya

pertemuan garis terletak pada kelas 12, wacana tersebut dianggap cocok

dibaca siswa kelas 11, 12, dan 13. Jika pertemuan garis tersebut jatuh pada

daerah yang diarsir tersebut dikategorikan wacana yang tidak valid.

Pengukuran di atas dilakukan pada sebuah wacana. Jika yang diukur

adalah buku, pengukuran harus dilakukan pada tiga bagian buku yakni bagian

awal, tengah dan akhir. Perhitungan kalimat akhirnya adalah jumlah rata-rata

kalimat pada wacana awal, tengah, dan akhir. Demikian pula suku kata yang

digunakan adalah rata-rata jumlah suku kata dari wacana awal, tengah dan akhir

(ingat jumlah suku kata pada masing-masing wacana harus sudah merupakan

hasil penyesuaian dengan dikalikan 0,6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Contoh Gambar Grafik Fry

Angka-angka yang berderet tegak lurus dalam grafik Fry merupakan

jumlah kalimat per seratus kata, sedangkan angka yangberderet pada garis

mendatar menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata. Angka-angka yang

berada di tengah grafik dan diantara garis-garis penyekat dari grafik tersebut

menujukkan perkiraan tingkatan (grade) dari keterbacaan wacana yang diukur.

Tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1,2,3 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1A, (b) angka 4,5,6 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1B, (c) angka 7,8 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2A, (d) angka 9,10 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2B, (e) angka 11,12 menunjukkan

tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3A, (f) angka 13,14,15

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3B. Dengan

demikian, penelitian ini hanya sesuai untuk BIPA Level 2A dengan wacana yang

berada pada tingkatan 7,8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2.3 Kerangka Berpikir

Keterbacaan merupakan ukuran tingkat kemudahan/kesukaran suatu teks

menurut pembacanya. Keterbacaan merupakan sejauh mana pembaca dalam

memahami bahasa pelajaran yang disampaikan dengan bahasa ragam tulis

(Sitepu, 2012: 120, 123). Keterbacaan memberi arah bagaimana suatu teks dapat

dipahami siswa sesuai dengan kemampuannya. Keterbacaan diukur dengan

menggunakan tes keterbacaan. Dalam penelitian ini penulis mnggunakan Grafik

Fry. Grafik Fry ialah tes yang menggunakan perhitungan panjang kalimat dan

tingkat kesulitan kata. Kesulitan kata disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah

suku kata dan kesulitan kalimat disebabkan oleh terlalu kompleksnya kalimat.

Kalimat yang sederhana lebih mudah dipahami daripada kalimat yang kompleks

(Hardjasujana, 1999: 5).

Analisis awal penelitian ini adalah dengan mencari data di lapangan berupa

wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA level 2A terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta. Setelah itu, peneliti akan mengolah data dan kemudian

menghitungnya dengan Grafik Fry, untuk melihat apakah wacana tersebut

cocok/tidak cocok digunakan di level 2A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Bagan 1 Alur Kerangka Berpikir

BUKU TEKS BIPA LEVEL 2A

TERBITAN WISMA BAHASA YOGYAKARTA

WACANA YANG SESUAI UNTUK PEMBELAJAR BIPA LEVEL 2A

DI WISMA BAHASA YOGYAKRTA

FORMULA GRAFIK FRY

Hardjasudjana (1999)

TINGKAT KETERBACAAN

PEMBELAJAR BIPA LEVEL 2A WACANA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ketiga ini meliputi uraian metodologi penelitian yang berisi tentang

jenis penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data dan triangulasi.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ali dan

Kadir (2014: 63), deskriptif merupakan penelitian yang melukiskan secara tepat

sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, dan sebagainya yang merupakan objek

penelitian. Menurut Martono (2014: 20), penelitian kuantitatif merupakan

penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka, atau data

berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang berbentuk

angka. Jadi, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang

menjelaskan objek yang diteliti berupa data yang berisi angka, kata-kata atau

kalimat yang di konversi menjadi data yang berbentuk angka. Dengan demikian

penelitian ini akan menyajikan data berupa kata-kata yang yang dikonversi

menjadi data berupa angka.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data dalam penilitian ini adalah buku teks BIPA terbitan Wisma

Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A. Data penelitian diperoleh dari buku teks

BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A. Data yang bersumber

dari buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta untuk Level 2A

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

berjumlah 16 teks antara lain: 1) Bagaimana Orangnya; 2) Keluarga Dewi

Setyawati; 3) Beatrice Menelepon Corina (di Homestay Wiwik) ; 4) Mbak Rina

Menelepon Pak Ari Sujito; 5) Beatrice Menelepon Mas Agung; 6) Hidup di

Yogyakarta; 7) Budaya Baru; 8) Periksa Dokter; 9) Puskesmas; 10) Nonton,

Yuk!; 11) Makan Malam, Yuk!; 12) Mampir Dulu, Mas!; 13) Jalan-jalan Ke

Jogja; 14) Adakah Taman Nasional di Jawa Barat?; 15) Pulau Komodo; 16) Stella

Mau Mengontrak Rumah. Data tersebut akan dianalisis menggunakan grafik Fry.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data,

yaitu teknik baca dan teknik catat. Menurut KBBI (2008), teknik adalah cara,

metode, atau sistem mengerjakan sesuatu, dan membaca adalah melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis (dengan mengisahkan atau hanya dalam

hati). Teknik baca adalah cara atau sistem dengan melihat buku atau bacaan

kemudian memahami isi bacaan tersebut dan teknik catat adalah teknik yang

dilakukan dengan cara meneliti buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang

akan dicari pemecahannya, kemudian hasil yang diperoleh dicatat.

Berdasarkan kedua teknik di atas, peneliti menggunakan sumber tertulis.

Sumber tertulis adalah buku teks buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma

Bahasa Yogyakarta. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menandai setiap

wacana yang terdapat dalam buku teks. Kemudian wacana yang termasuk dalam

kategori grafik Fry dihitung jumlah kata, kalimat, dan suku katanya. Hal ini

bertujuan agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti tidak membuat instrumen sendiri

karena data-data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam bentuk wacana-wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan (Suharsaputra,

2012:94). Peneliti merupakan key instrument dalam pengumpulan data, peneliti

harus terjun sendiri kelapangan secara aktif (Gunawan, 2013:80). Peneliti sendiri

adalah peneliti melakukan seluruh tahapan penelitian mulai dari perencanaan,

pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi

hasil penelitain. Alat pengumpul data atau instrumen penelitian ialah peneliti itu

sendiri (Moleong, 2007:168). Dengan demikian, instrumen penelitian dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan mengacu pada teori-teori yang ada di

bab II.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis

data kuantitatif menggunakan statistik. Setelah memperoleh data, peneliti akan

menganalisis secara kuantitatif. Adapun cara menganalisisnya akan dilakukan

menjadi beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut ini:

a. Menentukan buku teks yang dijadikan subjek penelitian, yaitu buku teks

BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.

b. Mengklasifikasikan wacana yang terdapat didalam buku teks BIPA

Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Wacana yang diperoleh

kemudian dikelompokkan berdasarkan landasan teori pada bab II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

c. Setelah wacana dikelompokkan sesuai dengan kalimat dan suku kata,

has

d. Mendeskripsikan hasil temuan berupa tingkat keterbacaan wacana dalam

buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta

menggunakan langkah-langkah grafik Fry.

e. Menarik kesimpulan dari hasil temuan.

f. Menyajikan dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tabe analisis data untuk

memudahkan dalam pengklasifikasian data. Tabel analisis data yang digunakan

peneliti yaitu:

Tabel 1.

Analisis Data Penelitian

NO TEKS JUMLAH

Kata Kalimat Suku

Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel 2.

Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Berdasakan Grafik Fry

Kode

Teks

Jumlah

Kata

Jumlah

Kalimat

Jumlah

Suku

Kata

Penafsiran

(Kelas)

Keterangan

3.6 Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:330). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi penyidik dan teori. Triangulasi

penyidik merupakan jalan pemanfaatan peneliti atau pengamat lain untuk

keperluan pengecekan kembali drajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat

lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari ahli yang kompeten

dibidang buku teks dan keterbacaan. Dalam hal ini, ahli atau pengamat lain

tersebut bernama Septina , S.S, M.A. selaku triangulator. Langkah kedua, peneliti

memberikan data penelitian berupa wacana yang telah dianalisis beserta hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

pemplotan ke dalam grafik Fry untuk masing-masing wacana yang terdapat

dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta.

Selain dari triangulasi penyidik, peneliti juga menggunakan triangulasi

teori dengan cara membandingkan hasil penelitiannya dengan teori-teori yang ada

pada teori-teori yang terdapat dalam bab II (Kajian Pustaka) untuk mengecek

kebenarannya. Triangulasi dilakukan untuk menghilangkan perbedaan konstruksi

kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data

tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai kejadian dan pandangan.

Pengecekkan dilakukan sebanyak satu kali. Pengecekan dilakukan pada

hari Selasa, 30 Juli 2019. Pada pengecekan ini, triangulator menemukan banyak

kesakahan pada perhitungan kata ke 100 dan perhitungan jumlah kalimat yang

masih kurang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab empat ini meliputi tiga bagian, yaitu deskripsi data, hasil penelitian,

dan pembahasan. Pada bagian pertama, dijelaskan mengenai dekripsi data. Pada

bagian kedua, dijelaskan hasil penelitian dari rumusan masalah “tingkat

keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa

dengan Grafik Fry”. Pada bagian ketiga, dipaparkan pembahasan hasil-hasil

temuan dari analisis data, yaitu tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks

BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa berdasarkan Grafik Fry.

4.1 Deskripsi Data

Data yang dikumpulkan berasal dari wacana-wacana yang terdapat dalam

buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta, yang jumlah

keseluruhan wacana ada 16 wacana. Wacana tersebut dianalisis berdasarkan

jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku kata. Berikut adalah wacana-

wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta.

Tabel 3.

Wacana dalam Buku Teks BIPA untuk Level 2A

Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta

NO Pelajaran Judul Teks Halaman

1 Pelajaran 1 Bagaimana

Orangnya?

Bagaimana Orangnya? 3-4

Keluarga Dewi Setyawati 5

2 Pelajaran 2 Menelpon Beatrice Menelpon Corina 18-19

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

( di Homestay Wiwik?

Mbak Rina Menelpon Pak

Ari Sujito

19

Beatrice Menelpon Pak

Agung

20

3 Pelajaran 3 Perasaan Hidup di Jogja 31-33

Budaya Baru 33-34

4 Pelajaran 4 Periksa Dokter Periksa Dokter 45-46

Puskesmas 46-47

5 Pelajaran 5 Mau Nonton,

Nggak?

Nonton, Yuk! 57

Makan Malam, Yuk! 58

Mampir Dulu, Mas! 58

Jalan-jalan Ke Jogja 59

6 Pelajaran 6 Tempat-tempat

Wisata di Jawa Barat

Adakah Taman Nasional

di Jawa Barat

68-69

Komodo 69-70

7 Pelajaran 7 Mengontrak

Rumah

Stella Mau Mengontrak

Rumah

78-80

4.2 Hasil Penelitian

Dalam subbab ini, peneliti memaparkan hasil temuan yang diperoleh dari

analisis data. Pemaparan dilakukan berdasarkan hasil data dengan menggunakan

metodologi pada bab III.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

4.2.1 Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Untuk Level

2A Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry

Tabel 4.

Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks BIPA untuk level 2A

terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry

Kode

Teks

Judul Teks Jumlah Penafsiran

Kalimat Suku

Kata

W1 Bagaimana Orangnya? 16,8 121 0,1,2

W2 Keluarga Dewi Setyawati 16,1 127 1,2,3

W3 Beatrice Menelpon Corina ( di

Homestay Wiwik?

- - -

W4 Mbak Rina Menelpon Pak Ari

Sujito

12,2 117 1,2,3

W5 Beatrice Menelpon Pak Agung 13,7 118 0,1,2

W6 Hidup di Jogja 8,7 123 3,4,5

W7 Budaya Baru 11,4 134 3,4,5

W8 Periksa Dokter 16,5 129 1,2,3

W9 Puskesmas 8,3 164 9,10,11

W10 Nonton, Yuk! 14,3 90 0,1,2

W11 Makan Malam, Yuk! 15 106 0,1,2

W12 Mampir Dulu, Mas! - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

W13 Jalan-jalan Ke Jogja 7,2 127 5,6,7

W14 Adakah Taman Nasional di Jawa

Barat

12,8 118 1,2,3

W15 Komodo 8,8 135 5,6,7

W16 Stella Mau Mengontrak Rumah 8,5 117 2,3,4

Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbaaan di atas menunjukkan hasil

perhitungan terhadap enam belas wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA

level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Wacana-wacana tersebut

merupakan hasil perhitungan jumlah rata-rata kalimat dan jumlah rata-rata suku

kata per seratus kata. Adapun hasil perhitungan enam belas wacana tersebut

sebagai berikut.

Wacana berkode teks W1 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Bagaimana

Orangnya?” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke 9 dari 11 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 9 : 11 = 0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 16 + 0,8 = 16,8. Dapat disimpulkan bahwa hasil

kalimat utuh menjadi 16,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku

kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 201 x

0,6 = 121. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan

jumlah suku kata sebesar 16,8 dan 121. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca

1. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 1 – 1 = 0 dan 1 + 1 = 2. Untuk

itu, wacana kode teks W1 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.

Grafik Fry 1 untuk Kode teks W1

Wacana berkode teks W2 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Keluarga Dewi

Setyawati” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana

jatuh pada kata ke 1 dari 7 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak

utuh adalah 1 : 7 = 0,14 dibulatkan menjadi 0,1. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 16 + 0,1 = 16,1. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 16,1. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata

dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 211 x 0,6 =

126,6 dibulatkan menjadi 127. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi

jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 16,1 dan 127. Grafik Fry berikut ini

menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini

dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 2 –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

1 = 1 dan 2 + 1 = 3. Untuk itu, wacana kode teks W2 berada pada tingkat

pembaca 1,2, dan 3.

Grafik Fry 2 untuk Kode teks W2

Wacana berkode teks W3 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Beatrice

Menelpon Corina (di Homestay Wiwik)” memiliki hasil analisis data kurang dari

seratus kata. Sehingga tidak dapat dimasukkan kedalam grafik Fry.

Wacana berkode teks W4 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Mbak Rina

Menelpon Pak Ari Sujito” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-

100 pada wacana jatuh pada kata ke 1 dari 5 kata. Dengan demikian, perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 1 : 5 = 0,2. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 12 + 0,2 = 12,2. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi

12,2. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus

grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 195 x 0,6 = 117. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar

12,2 dan 117. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Hasil yang diperoleh adalah 2 – 1 = 1 dan 2 + 1 = 3. Untuk itu, wacana kode teks

W4 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.

Grafik Fry 3 untuk Kode teks W4

Wacana berkode teks W5 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Beatrice

Menelpon Mas Agung” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100

pada wacana jatuh pada kata ke 10 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 10 : 14 = 0,71 dibulatkan menjadi 0,7. Kemudian,

jumlah perhitungan keseluruhan adalah 13 + 0,7 = 13,7. Dapat disimpulkan

bahwa hasil kalimat utuh menjadi 13,7. Untuk perhitungan suku kata, hasil

keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku

kata yakni 197 x 0,6 = 118,2 dibulatkan menjadi 118. Dari kedua hasil tersebut,

diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 13,7 dan 118.

Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori grafik Fry,

peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,

wacana kode teks W5 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.

Grafik Fry 4 untuk Kode teks W5

Wacana berkode teks W6 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Hidup Di

Yogyakarta” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada

wacana jatuh pada kata ke 22 dari 31 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 22 : 31 = 0,70 dibulatkan menjadi 0,7. Kemudian, jumlah

perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,7 = 8,7. Dapat disimpulkan bahwa hasil

kalimat utuh menjadi 8,7. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku

kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 205 x

0,6 = 123. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan

jumlah suku kata sebesar 8,7 dan 123. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca

4. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W6 berada pada tingkat

pembaca 3,4, dan 5.

Grafik Fry 5 untuk Kode teks W6

Wacana berkode teks W7 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Budaya Baru”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 6

: 14 = 0,42 dibulatkan menjadi 0,4. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 11 + 0,4 = 11,4. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi

11,4. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus

grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 223 x 0,6 = 134. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar

11,4 dan 134. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 4. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Untuk itu, wacana kode teks W7 berada pada tingkat pembaca 3,4, dan 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Grafik Fry 6 untuk Kode teks W7

Wacana berkode teks W8 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Periksa Dokter”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 6

: 11 = 0,54 dibulatkan menjadi 0,5. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 16 + 0,5 = 16,5. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi

16,5. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus

grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 215 x 0,6 = 129. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar

16,5 dan 129. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Untuk itu, wacana kode teks W8 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Grafik Fry 7 untuk Kode teks W8

Wacana berkode teks W9 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Puskesmas”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 5

: 19 = 0,26 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 8 + 0,3 = 8,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 8,3.

Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik

Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 274 x 0,6 = 164,4 dibulatkan

menjadi 164. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan

jumlah suku kata sebesar 8,3 dan 164. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik

temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca

10. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan

ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W9 berada pada tingkat

pembaca 3,4, dan 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Grafik Fry 8 untuk Kode teks W9

Wacana berkode teks W10 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Nonton, Yuk!”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 6 dari 14 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1

: 3 = 0,33 dibulatkan menjadi 0,3. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan

adalah 14 + 0,3 = 14,3. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi

14,3. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus

grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 150 x 0,6 = 90. Dari kedua

hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar

14,3 dan 90. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang

diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori

grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat.

Untuk itu, wacana kode teks W10 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Grafik Fry 9 untuk Kode teks W10

Wacana berkode teks W11 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Nonton, Yuk!”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 7 dari 7 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah 7 :

7 = 1. Kemudian, jumlah perhitungan keseluruhan adalah 15 + 1 = 16. Dapat

disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh menjadi 16. Untuk perhitungan suku kata,

hasil keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan

suku kata yakni 177 x 0,6 = 106,2 dibulatkan menjadi 106. Dari kedua hasil

tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 16 dan

106. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh.

Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 1. Mengacu pada teori grafik Fry,

peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,

wacana kode teks W11 berada pada tingkat pembaca 0,1, dan 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Grafik Fry 10 untuk Kode teks W11

Wacana berkode teks W12 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Mampir Dulu

Mas!” memiliki hasil analisis data kurang dari seratus kata. Sehingga tidak dapat

dimasukkan kedalam grafik Fry.

Wacana berkode teks W13 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Jalan-jalan Ke

Jogja” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana

jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak

utuh adalah 2 : 12 = 0,16 dibulatkan menjadi 0,2. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 7 + 0,2 = 7,2. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 7,2. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata dikalikan

rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 212 x 0,6 = 127,2

dibulatkan menjadi 127. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah

kalimat dan jumlah suku kata sebesar 7,2 dan 127. Grafik Fry berikut ini

menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh

pada tingkat pembaca 6. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks

W13 berada pada tingkat pembaca 5,6, dan 7.

Grafik Fry 11 untuk Kode teks W13

Wacana berkode teks W14 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Adakah Taman

Nasional di Jawa Barat” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100

pada wacana jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 9 : 11 = 0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian,

jumlah perhitungan keseluruhan adalah 12 + 0,8 = 12,8. Dapat disimpulkan

bahwa hasil kalimat utuh menjadi 12,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil

keseluruhan suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku

kata yakni 196 x 0,6 = 117,6 dibulatkan menjadi 118. Dari kedua hasil tersebut,

diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah suku kata sebesar 12,8 dan 118.

Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik

temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 2. Mengacu pada teori grafik Fry,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu,

wacana kode teks W14 berada pada tingkat pembaca 1,2, dan 3.

Grafik Fry 12 untuk Kode teks W14

Wacana berkode teks W15 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Komodo”

memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100 pada wacana jatuh pada

kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan kalimat tidak utuh adalah

11 : 13 = 0,84 dibulatkan menjadi 0,8. Kemudian, jumlah perhitungan

keseluruhan adalah 7 + 0,8 = 7,8. Dapat disimpulkan bahwa hasil kalimat utuh

menjadi 12,8. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan suku kata

dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni 225 x 0,6 =

135. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat dan jumlah

suku kata sebesar 7,8 dan 135. Grafik Fry berikut ini menunjukkan titik temu

kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat pembaca 6.

Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu tingkat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W15 berada pada tingkat

pembaca 5,6, dan 7.

Grafik Fry 13 untuk Kode teks W15

Wacana berkode teks W16 (Lihat Tabel 4) dengan judul “Stella Mau

Mengontrak Rumah” memiliki hasil analisis data sebagai berikut. Kata ke-100

pada wacana jatuh pada kata ke 2 dari 12 kata. Dengan demikian, perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 8 : 15 = 0,53 dibulatkan menjadi 0,5. Kemudian,

jumlah perhitungan keseluruhan adalah 8 + 0,5 = 8,5. Dapat disimpulkan bahwa

hasil kalimat utuh menjadi 8,5. Untuk perhitungan suku kata, hasil keseluruhan

suku kata dikalikan rumus grafik Fry sebesar 0,6. Perhitungan suku kata yakni

195 x 0,6 = 117. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh informasi jumlah kalimat

dan jumlah suku kata sebesar 8,5 dan 117. Grafik Fry berikut ini menunjukkan

titik temu kedua hasil yang diperoleh. Titik temu tersebut jatuh pada tingkat

pembaca 3. Mengacu pada teori grafik Fry, peringkat baca ini dikurangi satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

tingkat dan ditambah satu tingkat. Untuk itu, wacana kode teks W16 berada pada

tingkat pembaca 2,3, dan 4.

Grafik Fry 14 untuk Kode teks W16

4.2.2 Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta yang

sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry

Tabel 5

Analis Wacana Buku Teks BIPA Terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta yang sesuai untuk Level 2A Berdasarkan Grafik Fry

Kode

Teks

Judul Wacana Jumlah Penafsiran Keterangan

Kalimat Suku

Kata

W1 Bagaimana Orangnya? 16,8 121 0,1,2 Tidak Sesuai

W2 Keluarga Dewi Setyawati 16,1 127 1,2,3 Tidak Sesuai

W3 Beatrice Menelpon - - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Corina ( di Homestay

Wiwik)

W4 Mbak Rina Menelpon

Pak Ari Sujito

12,2 117 1,2,3 Tidak Sesuai

W5 Beatrice Menelpon Pak

Agung

13,7 118 0,1,2 Tidak Sesuai

W6 Hidup di Jogja 8,7 123 3,4,5 Tidak Sesuai

W7 Budaya Baru 11,4 134 3,4,5 Tidak Sesuai

W8 Periksa Dokter 16,5 129 1,2,3 Tidak Sesuai

W9 Puskesmas 8,3 164 9,10,11 Tidak Sesuai

W10 Nonton, Yuk! 14,3 90 0,1,2 Tidak Sesuai

W11 Makan Malam, Yuk! 15 106 0,1,2 Tidak Sesuai

W12 Mampir Dulu, Mas! - - - -

W13 Jalan-jalan Ke Jogja 7,2 127 5,6,7 Sesuai

W14 Adakah Taman Nasional

di Jawa Barat

12,8 118 1,2,3 Tidak Sesuai

W15 Komodo 8,8 135 5,6,7 Sesuai

W16 Stella Mau Mengontrak

Rumah

8,5 117 2,3,4 Tidak Sesuai

Tabel analisis diatas menunjukkan adanya 16 wacana dalam buku teks

BIPA untuk Level 2A terbitan Wisma Bahasa Yogyakarta. Sebanyak dua wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

menunjukkan hasil yang sesuai digunakan untuk BIPA Level 2A. Pada penelitian

ini, kedua wacana tersebut ialah W13 bejudul “Jalan-jalan Ke Jogja” dengan

tingkatan 5,6,7, dan W15 berjudul “Komodo” dengan tingkatan 5,6,7.

Dua wacana yang sesuai digunakan untuk Level 2A di atas, telah

dianalisis dan dilakukan perhitungan berdasarkan teori grafik Fry. Hal itu

mengacu pada teori tingkatan (grade) diuraikan sebagai berikut: (a) angka 1,2,3

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1A, (b) angka 4,5,6

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 1B, (c) angka 7,8

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2A, (d) angka 9,10

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 2B, (e) angka 11,12

menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3A, (f) angka

13,14,15 menunjukkan tingkat (grade) yang sesuai untuk BIPA Level 3B.

Dengan demikian, penelitian ini hanya sesuai untuk BIPA Level 2A dengan

wacana yang berada pada tingkatan 7,8.

4.3 Pembahasan

Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis dari penelitian

yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A

di Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan grafik Fry”.

4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA Level 2A,

diperoleh temuan mengenai tingkat keterbacaan wacana sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

1. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan jumlah wacana yang

sesuai dan wcana yang tidak sesuai untuk pembelar BIPA Level 2A.

Berdasarkan enam belas wacana yang dianalisis, hanya terdapat dua

wacana yang sesuai untuk pembelajar BIPA Level 2A. Wacana tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut. Wacana yang berjudul “Jalan-jalan Ke Jogja”

dengan peringkat baca 5,6,7, “Komodo” dengan peringkat baca 5,6,7.

Menurut Hardjasujana, dkk., dalam Merryta (2013), sebagai pegangan

pembelajar, buku teks harus memiliki tingkat keterbacaan yang sesuai dengan

tingkat kemampuan pembelajar. Menurut Naga dalam Suladi (2000:13), banyak

hal yang turut mempengaruhi keterbacaan suatu tulisan. Salah satunya adalah

panjang kalimat dan panjang kata. Semakin panjang suatu kalimat, semakin sulit

pula untuk memahami kalimat tersebut, begitu pula dengan kata. Oleh karena itu,

agar suatu wacana mudah untuk dipahami oleh pembelajar panjang kalimat dan

katanya diperhatikan kembali. Peneliti memperoleh dua wacana yang sesuai. Hal

tersebut mungkin disebabkan karena wacana tersebut memiliki jumlah kalimat

yang tidak terlalu panjang dan kata-katanya mudah untuk dipahami. Semakin

panjang suatu kalimat dan disertai kata-kata yang sukar, wacana tersebut makin

sulit untuk dipahami oleh pembelajar. Menurut Tampubolon ( dalam Suladi,

2000:13), untuk mengukur keterbacaan berbagai faktor perlu dipertimbangkan,

seperti struktur bahasa (kosakata dan kalimat), jenis isi bacaan, tipografi, dan

minat baca. Keterbacaan pada dasarnya sesuai tidaknya suatu bacaan bagi

pembaca dilihat dari tingkat kesukaraannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Hasil analisis berdasarkan jumlah kalimat dan jumlah suku kata

menunjukkan bahwa, terdapat dua wacana yang dianggap sesuai. Adapun wacana

tersebut memiliki jumlah kalimat yang terdiri dari 7 sampai 9 kalimat dan jumlah

suku kata sekitar 127 sampai 135 suku kata per seratus kataan. Dengan demikian,

karena jumlah kalimat yang tidak terlalu banyak, siswa lebih mudah untuk

memahami isi wacana. Kata-kata yang digunakan dalam dua wacana tersebut

juga bukan merupakan kata-kata yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah suku

katanya.

Adapun keempat belas wacana yang tidak sesuai untuk pembelajar BIPA

Level 2A, contohnya wacana dengan kode teks W1 dan teks W8. Masing-

masingdari wacana tersebut berdasarkan pengeplotan grafik Fry jatuh pada

peringkat baca 0,1,2 dan 1,2,3. Artinya wacana tersebut sesuai untuk pembelajar

BIPA Level 1A. Ketidaksesuaian wacana-wacana tersebut diperkirakan karena

bahan bacaan yang tersedia merupakan pengetahuan yang sudah lama dipelajari

sehingga sukar untuk dipahami.

2. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan variasi kemunculan

tingkat/kelas baca

Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbacaan wacana (lihat tabel 5),

ditemukan ada enam peringkat baca dari masing-masing wacana. Peringkat-

peringkat baca yang muncul adalah kelas baca 0,1,2 dari empat wacana, peringkat

baca 1,2,3 dari empat wacana, peringkat baca 2,3,4 dari satu wacana, peringkat

baca 3,4,5 dari dua wacana, peringkat baca 5,6,7 dari dua wacana, peringkat baca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

9,10,11 dari satu wacana, dan ada dua wacana yang tidak memenuhi syarat

perhitungan grafik fry sehingga tidak dapat dimasukkan dalam peringkat baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

BAB V

PENUTUP

Pada bab penutup, peneliti memaparkan simpulan dan saran dari hasil

penelitian “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A di

Wisma Bahasa Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry”. Pada penelitian ini sudah

memiliki hasil analisis data berdasarkan rumusan masalah yang ditemukan.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan di bab IV,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterbacaan wacana dalam buku

teks BIPA untuk Level 2A berdasarkan perhitungan grafik Fry dari enam belas

wacana, hanya terdapat dua wacana yang sesuai, yaitu wacana dengan kode teks

W13 bejudul “Jalan-jalan Ke Jogja” dan W15 berjudul “Komodo”. Hal ini

menjelaskan bahwa, wacana dalam buku teks BIPA Level 2A tidak sesuai untuk

digunakan dalam pembelajaran BIPA. Dalam hal ini pembelajar BIPA masih

membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari pengajar BIPA untuk

memahami isi bacaan selama proses belajar mengajar.

5.2 Implikasi

Setelah mengetahui tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks BIPA

Level 2A di Wisma Bahasa Yogyakarta berdasarkan grafik Fry, peneliti dapat

menarik implikasi sebagai berikut.

1. Sebelum memulai pembelajaran pengajar BIPA memastikan kembali

apakah wacana yang terdapat dalam buku teks BIPA sudah sesuai dengan

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

kemampuan pembelajar atau belum, agar tidak mengganggu proses

pembelajaran.

2. Pengajar BIPA dapat mengunakan sumber referensi lain seperti surat

kabar dan majalah untuk mendukung bahan ajar dan bacaan.

3. Pengajar BIPA dituntut untuk tidak hanya terfokus pada wacana yang

terdapat dalam buku teks BIPA tetapi dapat mengembangkannya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tingkat keterrbacaan ini, peneliti akan

menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pengajar

BIPA dan calon pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), para

editor maupun penulis naskah, dan bagi peneliti lain. Adapun kesimpulannya

sebagai berikut.

a. Bagi Pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)

Pengajar BIPA hendaknya memeriksa kembali wacana-wacana yang

terdapat di dalam buku teks, seperti bagaimana tipografi, kosa kata, kalimat,

paragraf, serta bahasa yang digunakan di dalamnya. Hal ini dilakukan, agar

pengajar dan pembelajar tidak mengalami kesulitan ketika menggunakan

wacana tersebut.

b. Bagi Penulis atau Editor

Bagi Penulis atau editor diharapkan dalam menyusun buku teks harus

memperhatikan kosa kata, struktur isi dan kalimat, isi, tipografi dan ilustrasi

yang digunakan. Buku teks merupakan media cetak dan tingkat

keterbacaannya dilihat dari hal-hal diatas. Apabila penulis atau editor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

merevisi kembali bahan ajar hendaknya disajikan menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang

sejenis yaitu mengenai tingkat keterbacaan wacana dengan jenis buku teks

BIPA. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan alat uji/ukur yang

lainnya karena sudah banyak sumber lain yang sejenis di dunia pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama.

Ali, Faried dan Gau Kadir. 2014. Manajemen Penelitian Berbasis Sasaran.

Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. 2010 . Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi 2010. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Azizah, dkk. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

Program CLS (Critical Language Scholarship). Malang: Fakultas

Sastra, Universitas Negeri Malang.

Basundoro, Yohanes Wedha. 2015 . Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku

Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk

SMK Kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry,

Cloze Test, dan SMOG. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI,

FKIP, Universitas Sanata Dharma.

Gunawan, Imam. 2013 . Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hardjasujana, dkk. 1999 . Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk

Sekolah Dasar di Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

pengembangan Bahasa.

Hamidi. 2004 . Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014 . Panduan Membuat Bahan Ajar (Buku

Teks Pelajaran Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.

Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder Edisi Revisi 2. Jakarta: Rajawali Pers 2014.

Merryta. 2013 . Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten

Berbahasa Indonesia dan Buku Teks Paduan Belajar Bahasa dan Sastra

Indonesia Tahun 2007 untuk SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry.

Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Moleong, Lexy J. 2006 . Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi 2006.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muliastuti, Liliana. 2017. Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Acuan Teori dan

Pendekatan Pengajaran. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Sitepu, B.P. 2012 . Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Soewandi, A. M. Slamet. 1991. “Pengembangan Instrumen Penelitian” Materi

Kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Yogyakarta:

PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Suharsaputra, Uhar. 2012 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama.

Suladi, dkk. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam Buku

Pelajaran SLTP. Jakarta: Pusat Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Tarigan, H. Guntur. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung:

Angkasa.

Widharyanto, B., Rishe., dan Septina (2017: 3). Keterbacaan Wacana Buku Teks

Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK dengan Grafik Fry, Tes Klos,

dan SMOG: Studi Kasus di SMK N 1 Cilacap dan SMK N 4 Yogyakarta.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma.

Program BIPA. Program Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di

Wisma Bahasa Yogyakarta. (online), (https://www.wisma-bahasa.com),

diakses tanggal 8 Januari 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

BIOGRAFI

Epifania Yuliati Suwanika lahir di Pontianak

pada tanggal 12 Juli 1996. Ia menyelesaikan SD

Negeri 11 Benuis dan lulus pada tahun 2008. Ia

menempuh pendidikan menengah di SMP Negeri 3

Selimbau lulus pada tahun 2011, lalu melanjutkan pendidikan di SMA

Swasta Panca Setya Sintang lulus pada tahun 2014. Setelah lulus SMA ia

melanjutkan studi ke Universitas Sanata Dharma dan tercatat sebagai

mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi

Bahasa Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta diakhiri dengan penulisan skripsi berjudul “Tingkat

Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A di Wisma Bahasa

Yogyakarta Berdasarkan Grafik Fry”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Lampiran 1

ANALISIS WACANA

BERDASARKAN JUMLAH KALIMAT DAN

SUKU KATA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Analisis Wacana dalam Buku Teks BIPA Level 2A terbitan Wisma Bahasa

Yogyakarta Berdasarkan Jumlah Kalimat Dan Jumlah Suku Kata

Kode Teks: W1

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Budi dan Rita adalah suami-istri. 1 12

Sore itu, ketika Budi pulang dari kantor, Rita bilang bahwa tadi

siang ada orang yang mencari Budi.

1 32

Rita : Mas, tadi siang ada orang yang mencarimu. 1 14

Budi : Oh, ya? 1 4

Siapa? 1 3

Rita : Tidak tau, ya, saya belum pernah melihatnya. 1 16

Budi : Tidak tanya namanya? 1 9

Rita : Wah, saya lupa. 1 7

Dia tidak mau masuk dan cepat-cepat pergi. 1 13

Budi : Bagaimana orangnya? 1 8

Laki-laki atau perempuan? 1 9

Rita : Laki-laki, masih muda, tinggi, berkulit putih, dan berambut

lurus.

1 23

Budi : Berambut gondrong? 1 7

Rita : Ya, rambutnya gondrong. 1 8

Budi : Dari mana dia? 1 7

Rita : Dia bilang bahwa dia 0,7 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Jumlah 16,8 121

Kode Teks: W2

Teks Jumlah

Kalimat Suku

kata

Nama saya Dewi Setyawati. 1 10

Saya orang Indonesia. 1 7

Ibu dan bapak saya berasal dari Yogyakarta. 1 16

Saya berdarah Belanda karena kakek, bapak dan ibu saya berasal

dari Belanda.

1 28

Kakek saya tinggi, berhidung mancung, bermata biru dan berkulit

putih, sama seperti ibu, tetapi ibu bermata coklat.

1 38

Ibu berwajah sangat cantik. 1 8

Bapak saya berdarah biru. 1 9

Dia punya hubungan keluarga dengan Raja Yogyakarta. 1 18

Bapak saya sudah tidak punya orang tua. 1 12

Bapak saya dua bersaudara. 1 9

Adik perempuannya sudah bersuami. 1 12

Suaminya orang Australia. 1 8

Mereka punya satu orang anak laki-laki bernama Tommy. 1 17

Dia selalu bersepatu sport. 1 9

Dia anak tunggal. 1 4

Sekarang bapak 0,3 6

Jumlah 16,1 127

Kode Teks: W3 tidak sampai seratus kata

Teks

Homestay : Selamat sore

Beatrice : Selamat sore.

Apakah benar ini Homestay Wiwik?

Homestay : Ya, benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Beatrice : Maaf, bisa bicara dengan Corina?

Homestay : Wah, Corina sedang keluar.

Maaf, saya bicara dengan siapa, ya?

Beatrice : Saya Beatrice, teman Corina.

Apakah saya bisa titip pesan?

Homestay : Tentu saja!

Beatrice : Tolong sampaikan kepada dia untuk menelpon saya.

Nomor telepon saya 897564.

Homestay : Sebentar, saya ambil kertas dan bolpoin.

Maaf, nama Anda siapa dan nomor telepon Anda berapa?

Beatrice : Nama saya Beatrice.

Nomor telepon saya 897564.

Homestay : ok.

Beatrice, nomor telepon Anda 897564.

Baik, nanti

Jumlah Kata : 96

Kode Teks: W4

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Mbak Rina menelpon Pak Ari Sujito di kantornya, di Universitas

Gadjah Mada.

1 26

Mbak Rina mau minta tolong Pak Ari untuk memberikan seminar

kepada murid-murid Wisma Bahasa.

1 33

UGM : Selamat siang, Universitas Gadjah Mada! 1 15

Mbak Rina : Selamat siang, bisa bicara dengan Pak Ari Sujito? 1 21

UGM : Oh, maaf, Bu, beliau tidak ada di tempat. 1 9

Ada yang bisa saya bantu? 1 9

Mbak Rina : Kapan beliau akan datang? 1 13

UGM : Maaf, saya kurang tahu. 1 9

Ada yang bisa saya sampaikan? 1 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Mbak Rina : Terima kasih, Bu! 1

Tolong sampaikan kepada beliau, saya Rina dari Wisma Bahasa

akan menelpon lagi kira-kira jam 12.30.

1 45

UGM : 0,2 1

Jumlah 12,2 117

Kode Teks: W5

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Hari ini Beatrice tidak bisa belajar karena sakit. 1 20

Dia menelpon Mas Agung untuk membatalkan kelasnya. 1 16

Mbak Prisca : Wisma Bahasa, selamat pagi! 1 14

Beatrice : Selamat pagi! 1 22

Saya Beatrice, murid Wisma Bahasa.

Maaf, saya bicara dengan siapa? 1 12

Mbak Prisca :Dengan Prisca, apa kabar Beatrice? 1 15

Beatrice :Oh, Mbak Prisca. 1 8

Saya sedikit sakit. 1 7

Apakah saya bisa bicara dengan Mas Agung? 1 15

Mbak Prisca :Tunggu sebentar, ya? 1 20

Saya sambungkan ke pesawat dia.

Mbak Prisca menelpon ke pesawat Mas Agung, tetapi Mas

Agung sibuk.

1 21

Mbak Prisca :Maaf Beatrice, pesawat Mas Agung sedang sibuk. 1 19

Ada yang bisa saya sampaikan. 1 11

Beatrice : Ya, tolong sampaikan kepada Mas Agung, 0,5 17

Jumlah 13,7 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Kode Teks:W6

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Sally berasal dari Skotlandia. 1 10

Dia datang ke Yogyakarta dua minggu yang lalu. 1 16

Dia tinggal di Homestay Ibu Heru. 1 12

Di homestay Ibu Heru itu ada beberapa orang asing. 1 20

Mereka berasal dari Australia, Belanda, Jepang, dan Amerika. 1 22

Sally dan teman-temannya senang dan kerasan tinggal di sana

karena Ibu Heru dan keluarganya sangat ramah dan suka

mengobrol dengan mereka dalam bahasa Indonesia.

1 55

Kamar-kamarnya bersih dan cukup luas. 1 12

Mereka merasa nyaman belajar dan membuat PR di dalam kamar

mereka sendiri.

1 26

Kadang-kadang Ibu Heru mengajak Sally dan beberapa temannya

berjalan-jalan di sekitar Yogyakarta supaya mereka tidak merasa

bosan dengan aktivitas yang rutin, yaitu belajar di

0,8 62

Jumlah 8,7 127

Kode Teks: W7

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Nama saya Martin. 1 6

Saya berasal dari Amerika. 1 11

Saya datang ke Indonesia untuk bekerja di sebuah kantor di

Jakarta.

1 25

Saya akan bekerja di sana selama dua tahun. 1 17

Terus terang, saya tidak tahu terlalu banyak tentang Indonesia. 1 22

Sebelum ini, saya belum pernah berkunjung ke Indonesia. 1 20

Saya banyak tahu sedikit tentang Pulau Bali. 1 16

Dulu saya pikir Pulau Bali bukan bagian dari Indonesia. 1 23

Itulah mengapa hari-hari pertama saya tinggal di Indonesia saya

sering bingung.

1 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kode Teks: W8

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Sudah tiga hari ini Tomoko merasa tidak enak badan. 1 20

Wajahnya pucat dan badannya sedikit demam. 1 14

Sebetulnya dia membawa obat dari Jepang, tetapi sayang, obat itu

sudah habis.

1 28

Hari ini dia tidak bisa datang karena sakitnya makin parah. 1 22

Sorenya, Siwi, seorang guru di WB, mendatangi rumahnya. 1 18

Siwi akan mengantarkan dia ke dokter. 1 13

Sebetulnya, Tomoko ragu-ragu pergi ke dokter. 1 16

Siwi : Mbak, mau periksa. 1 16

Petugas : Sudah pernah di sini? 1 10

Siwi : Belum pernah. 1 6

Petugas : Siapa yang sakit? 1 9

Siwi : Dia. Mbak Tomoko. 1 8

Petugas : Dari Jepang, ya? 1 8

Tomoko : Ya. 1 4

Petugas : Tolong isi formulir ini dulu, lalu silahkan

tunggu.

1 21

Tomoko : Ya. 1 4

Sesudah menandatangani formulir, Tomoko dan Siwi 0,5 18

Jumlah 16,5 129

Misalnya, ketika untuk kali pertama saya masuk ke kamar mandi,

saya tidak tahu bagaimana saya harus mandi.

1 39

Jadi saya mandi di dalam bak mandi. 1 12

Sebelum bekerja di Jakarta saya harus 0,4 14

Jumlah 11,4 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kode Teks: W9

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Dari setiap tahun kondisi kesehatan di Indonesia selalu menjadi

lebih baik.

1 30

Setiap tahun pemerintah membangun lebih banyak fasilitas

kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.

1 38

Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak terdapat di Indonesia

adalah Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.

1 43

Puskesmas tidak sama dengan rumah sakit karena Puskesmas

memiliki lebih sedikit dokter dan melayani lebih sedikit pasien.

1 43

Puskesmas berdiri pada tahun 1968. 1 10

Sebenarnya, sebelum tahun 1968 pemerintah telah membangun

beberapa fasilitas kesehatan dengan fungsi-fungsi khusus.

1 38

Namun, kemudian pemerintah memutuskan untuk menyatukan

beberapa fasilitas kesehatan tersebut menjadi Puskesmas.

1 41

Mula-mula Puskesmas melayani sekitar 50.000 orang di satu

daerah.

1 22

Namun, karena pemerintah terus menambah 0,3 14

Jumlah 8,3 164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Kode Teks: W10

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Butet mau menonton film Daun di Atas Bantal. 1 15

Dia mengajak Nonie untuk menonton bersama. 1 16

Butet : Non, kamu ngajar, nggak, besok? 1 10

Nonie : Nggak, kenapa? 1 7

Butet : Kamu mau nonton, nggak? 1 9

Nonie : Nonton apa? 1 7

Butet : Kamu udah nonton Film Daun di Atas Bantal,

belum? Ini film bagus, lho!

1 24

Nonie : Wah, sebetulnya aku mau, tapi gimana, ya, aku udah

ada janji sama Dewi mau beli buku.

1 36

Butet : Ah, itu bisa besok, kan? 1 10

Nonie : Iya, sih! Ok, deh, aku nelpon Dewi dulu, ya?

Mungkin dia mau ikut juga! Jam berapa kita pergi?

1 35

Butet : Nanti malam. 1 6

Jam 0,3 1

Jumlah 14,3 90

Kode Teks: W11

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Caroline mau makan malam. 1 10

Dia mengajak Geger dan guru yang lain, Emil dan Totok. 1 18

Caroline : Mas Geger, udah makan malam, belum? 1 15

Geger : Belum, kenapa? 1 7

Caroline : Makan malam, yuk! 1 9

Geger : Ok, aku juga udah lapar, tapi sebentar aku mau nanya

teman-teman yang lain karena mungkin mereka mau juga

makan bersama.

1 46

Hai, kalian mau makan malam, nggak? 1 12

Emil : Wah, maaf, aku nggak bisa. 1 10

Lagi sibuk, nih. Lain kali aja, ya? 1 12

Totok : Ok, aku sih, mau aja! Tapi di mana makannya? 1 18

Geger : Mungkin Caroline tahu tempat yang enak untuk

makan malam?

1 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Caroline : Wah, gimana, ya? 0,4 9

Jumlah 15 106

Kode Teks: W12 tidak sesuai tidak sampai seratus kata

TEKS

Michael dan guru-gurunya punya acara makan malam.

Sesudah makan malam, Michael mengantar Ika pulang ke rumah Ika.

Ika : Nggak masuk dulu, Mas?

Michael : Nggak, makasih!

Lain kali aja, Mbak!

Ika : Kok, keburu banget, sih?

Ada apa, sih?

Michael : Nggak ada apa-apa, kok!

Ika : Lalu, kenapa nggak mampir?

Michael : Gimana, ya?

Udah kemalaman, nih!

Ika : Ayo, dong!

Nanti aku buatin minum.

Kita minum sama-sama, ya!

Michael : Ya, deh!

Kali ini, boleh, deh!

Jumlah Kata:

Kode Teks: W13

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Jogja selalu jadi salah satu kota favorit untuk semua orang

yang suka jalan-jalan.

1 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Kode Teks: W14

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Gilles seorang ekolog dari Prancis. 1 12

Dia bekerja untuk Green Peace. 1 12

Dia sedang belajar bahasa Indonesia di Wisma Bahasa. 1 21

Gilles mau berlibur di Jawa Barat tetapi dia tidak tahu

banyak tentang Jawa Barat.

1 29

Dia bertanya pada gurunya. 1 10

Gilles : Gus, kabarnya di Jawa Barat ada banyak temppat

wisata yang indah yang sering dikunjungi orang, ya?

1 33

Agus : Ya betul. 1 5

Ada apa? 1 4

Gilles : Saya mau mengunjungi tempat-tempat wisata di

Jawa Barat.

1 22

Di mana saja tempat-tempat itu? 1 11

Agus : Wah, banyak sekali. 1 8

Kalau tempat wisata yang berudara sejuk ada di Puncak,

Cipanas, Pangalengan, dan Tangkuban Perahu.

1 34

Kalau yang berudara panas ada di 0,5 13

Di Jogja, orang bisa belanja apa saja dan jalan-jalan ke mana

aja.

1 24

Jadi, kalau hari libur, kota Jogja selalu penuh turis-turis dari

mana-mana.

1 28

Kalau kamu suka belanja, kamu bisa pergi ke Jalan

Malioboro.

1 24

Jalan Malioboro itu jalan yang populer banget di Jogja. 1 20

Di sana, kamu bisa beli macam-macam barang, mulai dari

baju batik, tas batik, sandal, makanan khas Jogja, aksesoris

sampai oleh-oleh khas Jogja.

1 49

Tapi, kalau kamu beli barang di Jalan Malioboro, lebih baik

kamu nawar karena penjual biasanya kasih harga yang mahal

untuk turis.

1 48

Di Jalan 0,2 3

Jumlah 7,2 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Jumlah 12,5 128

Kode Teks: W15

Teks Jumlah

Kalimat Suku

kata

Apakah anda sudah berkunjung ke Pulau Komodo? 1 17

Pulau eksotis yang telah menjadi Taman Nasional ini terkenal

di seluruh Indonesia dan di dunia.

1 37

Setiap tahun Pulau Komodo di kunjungi banyak wisatawan,

baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik.

1

39

Meskipun transportasi ke Pulau Komodo yang terletak di

Nusa Tenggara Timur ini mahal dan makan banyak waktu,

wisatawan-wisatawan tersebut tidak keberatan untuk

berkunjung ke sana.

1 62

Pulau ini didatangi oleh banyak orang dari berbagai negara

karena ada binatang komodo di sana.

1 38

Pulau inilah satu-satunya habitat binatang komodo yang

masih ada di dunia.

1 29

Komodo adalah binatang besar yang berukuran 2-3 meter

dengan berat hingga 100 kg.

1 24

Jumlah 8 148

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

Stella adalah relawan yang berasal dari Australia. 1 19

Dia baru saja datang dari Australia. 1 15

Dua bulan yang akan datang dia akan mulai bekerja sebagai

dosen di Universitas Sanata Dharma.

1 36

Stella akan tinggal di Yogya selama 2 tahun. 1 14

Di Yogya ada banyak cara untuk tinggal, antara lain

mengontrak rumah, tinggal di homestay, rumah kos atau di

hotel dan losmen.

1 41

Namun, dia merencanakan akan mengontrak rumah. 1 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Kode Teks: W16

Dia memerlukan rumah yang tidak terlalu besar karena dia

akan tinggal seorang sendirian.

1 32

Stella ingin mengontrak rumah yang terletak di pinggiran

kota yang tidak terlalu jauh dengan tempat bekerjanya.

1 35

Rumah itu tidak harus besar, yang terpenting ada 0,5 16

Perhitungan 8,5 134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Lampiran 3

WACANA BUKU TEKS BIPA

LEVEL 2A WISMA BAHASA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

W1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

W2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

W3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

W4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

W5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

W6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

W7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

W8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

W9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

W10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

W11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

W12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

W13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

W14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

W15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

W16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TRIANGULASI DATA

Triangulasi Data dan Hasil Penelitian Dengan Judul "Tingkat Keterbacaan Wacana Dalam Buku Teks BIPA Level 2A Di Wisma Bahasa

Yogyakarta Dengan Gtafik Fry"

Oleh Epifania Yuliati Suwanika/141224014

Pembimbing Rishe Pumama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Petunjuk Triangulasi:

1. Berilah tanda centang ( ) pada kolom SETUJU atau TIDAK SETUJU yang menggambarkan penilaian anda terhadap hasil analisis

tingkat keterbacaan wacana pada buku teks BIPA terbitan Wisma Bahasa.

2. Berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis tingkat keterbacaan wacana padabuku teks BIPA

terbitan Wisma Bahasa.

3. Setelah mengisi tabulasi data, triangulator membubuhi tanda tangan pada akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NO WACANA PERHITUNGAN GRAFIK FRY TRIANGULASI KETERANGANSetuju Tidak

1 Bagaimana OrangnyaSetuju

l • <. ~ ~ r; '- Teks JumlahIJ \b-~I~' r~,

Budi dan RIta adalah suami-istri.

Sore itu, ketika Budi pulang dari kantor, Kalimat Suku l<..--l~ g-~

Rita bilang bahwa tadi siang ada orang Kata~1A;1v~~

yang mencari Budi. Budi dan Rita adalah suami- 1 13~~~4

Rita : Mas, tadi siang ada orang yang istri. ~v""J ~.

mencarimu. Sore itu, ketika Budi pulang 1 35 klil~ ~.\..;~!)

Budi : Oh, ya? Siapa? dari kantor, Rita bilang ~~

Rita Tidak tau, ya, saya belum bahwa tadi siang ada orang

pemah melihatnya. yang mencari Budi.

Budi : Tidak tanya namanya? Rita : Mas, tadi siang ada 1 16

Rita : Wah, saya lupa. Dia tidak mau orang yang mencarimu.

masuk dan cepat-cepat pergi. Budi : Oh, ya? 1 4

Budi Bagaimana orangnya? Laki- Siapa? 1 3

laki atau perempuan? Rita Tidak tau, ya, saya 1 17

Rita : Laki-laki, masih muda, tinggi, belum pemah melihatnya.

berkulit putih, dan berambut lurus. Budi Tidak tanya 1 9

Budi : Berambut gondrong? namanya?

Rita : Ya, rambutnya gondrong. Rita : Wah, saya lupa. 1 7

Budi : Dari mana dia?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rita Dia bilang bahwa dia dari Dia tidak mau masuk dan

Jakarta. Sekarang dia sedang berlibur di '~D cepat-cepat pergi.

Yogya dan menginap di rumah Budi Bagaimana

temannya. orangnya?

1

1

15

10

Budi : Ehm... mungkin Dik Wanto,

keponakan saya. Dia bilang apa?

Rita : Ya, dia bilang bahwa dia mau

datang lagi nanti malam, kira-kira jam

delapan.

Budi Oh, ya, Dik Wanto itu anak

sulung Mbak Rani, sepupu saya yang

tinggal di Bandung.

Rita Oh, begitu. Dia berapa

bersaudara?

Budi Dia tiga bersaudara, kedua

adiknya perempuan, tinggal di Bandung.

Rita : Dia masih belajar atau sudah

bekerja?

Budi Masih belajar di Universitas

Indonesia.

Rita : Dia belajar apa?

Budi : Dia belajar Teknik Sipil (di

Laki-laki atau perempuan?

Rita Laki-laki, masih

muda, tinggi, berkulit putih,

dan berambut lurus.

Budi : Berambut gondrong?

Rita Ya, rambutnya

gondrong.

Budi : Dari mana dia?

Rita : Dia bilang bahwa dia

Jumlah

Perhitungan

1

1

1

1

1

0,7

15,7

15,7

11

23

7

8

8

10

196

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fakultas Teknik).

Budi : Saya kira ada beberapa. Dia

suka bermain tenis, sepak bola dan

bermain basket"

Rita : Wah, Dik Wanto pintar, ya?

Budi : Ya, dia rajin dan berotak encer.

Dia juga senang berolahraga.

Rita : Apa olahraga kesukaannya?

: Dia suka berenangjuga?Rita

{R~'~*~~.t.~ .~um1b.:*.~dtu. ··k.*~·· PB·,1QOkttt.:'AV'ift.AGE NV-M$&Rt;W $YJ;.t.Mf;.;I'$l"';.·tOO~O$

loa llZH($ l~$ 1~4t:l& 1~13$· l~ ) .... ' • .,..'l.,.,.-lo. l"'l)G>llO:t_~y." ..."" ",*,,;

~, ~..sit :t:·81·~~~· '~I 'l::~lfa ft;~~•.~i~: ~~~I,,; i:I,.M··..~~i+iE ~: H'~~~~~~ '$6 ~~*'+~~~!5 :::'~~~~fOcI-+;~

li·;e· ~~~"*'*~~:;g ,:~";_ ,4?

A~ t:#" $;1

!I i:&3·$..0

Budi : Tidak hanya berenang. Dia i::"'w . . . . . . .'.,'f" 'U711$ t~V l~ J.t.l;o t:)$ t<UJl441" ..:sa:t5ll "'ti.U .... '164 .~Z1t,..l.l...

juga suka berlari bahkan bertiniu, Sdwat:6Fry\ ·~·etapb·for~;~l#n..Un9ANd.bin'l1-=EJt••n_.~':J (<Jra:t:ikF;t<y)

Rita : Wah, bagus, ya? Wacana yang berkode W 1 dengan judulBudi : Ya bagus. Kita berharap anak. " ", , "Bagaimana Orangnya" analisis datanya dapat

kita nanti seperti Dik Wanto. dilih t d 1" D" 1"" d t1 1 a pa a ampiran. an ana ISIS a a

menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut

jatuh pada kata ke-2 dari 7 kata. Perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 5:7=0,71 dibulatkan menjadi 0,7.

Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah

13+0,7=13,7. Berdasarkan jumlah perhitungan suku

katanya adalah 196 x 0,6 = 117,6 dibulatkan menjadi

118. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

adalah 13,7 dan 118.

Dengan demikian, angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 1

dengan judul "Bagaimana Orangnya?", dari kolom

jumlah suku kata yaitu 13,5 pada baris tegak lurus

ditarik gans bertemu dengan garis dari baris

mendatar yaitu 118 pada kolom jumlah kalimat

sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan

atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 1 cocok untuk

kelas 0,1,2 (IA,IB), tetapi tidak cocok untuk kelas

7,8 (2A).

2 Keluarga Dewi Setyawati

Nama saya Dewi Setyawati. Saya

orang Indonesia. Ibu dan bapak saya

berasal dari Yogyakarta. Saya berdarah

Belanda karena kakek, bapak dan ibu

saya berasal dari Belanda. Kakek saya

tinggi, berhidung mancung, bermata

Wacana

Nama saya Dewi Setyawati.

Saya orang Indonesia.

Jumlah

Kalimat Suku

kata

1 10

1 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

fer~(t(.A~

~4t1 k-(£,OC(;~- ~~t' ~Cv1

~t-€.f~ t-

tv~"t~ ~.

M;, k';\IW'~

'tj \A(~~ ~~

VV4kvk. ~(tvr..J"'" .

~('e,t~

ci~\~ u\~r'j

Jt.~" (Jrt'N"-1 ,

9

11

13

14

9

19

29

16

28

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Adik perernpuannya sudah

Bapak saya dua bersaudara.

Bapak saya sudah tidak

punya orang tua.

Ibu berwajah sangat cantik.

Bapak saya berdarah biru.

Dia punya hubungan

keluarga dengan Raja

Yogyakarta.

Ibu dan bapak saya berasal

dari Yogyakarta.

Saya berdarah Belanda

karena kakek, bapak dan ibu

saya berasal dari Belanda.

Kakek saya tinggi, berhidung

rnancung, bermata biru dan

berkulit putih, sarna seperti

ibu, tetapi ibu bermata coklat.

biru dan berkulit putih, sarna seperti ibu,

tetapi ibu bermata coklat. Ibu berwajah

sangat cantik. Bapak saya berdarah biru,

Dia punya hubungan keluarga dengan

Raja Yogyakarta. Bapak saya sudah

tidak punya orang tua. Bapak saya dua

bersaudara. Adik perernpuannya sudah

bersuarni. Suarninya orang Australia.

Mereka punya satu orang anak laki-Iaki

bemarna Tommy. Dia selalu bersepatu

spo~ sa;--~i~an')L------------I------+----1kakak. -rna anak tun~

bapak dan ibu tinggal di ~~arta. ~vJ-\J'~(ff)

Saya tiga bersaudara. Saya punya

satu kakak laki-Iaki dan satu adik

perernpuan. Kakak laki-Iaki saya

bermarna Dewa. Dia berarnbut lurus dan

berwama coklat. Dia sudah beristri dan

beranak satu, narnanya Lusi. Ita, istrinya bersuarni.

berasal dari Bandung. Kakak saya Suaminya orang Australia.

bekerrja di Bandung sebagai dokter. Mereka punya sam orang

Adik saya bemarna Dewi Anggraini,

1

1

11

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tetapi kami memanggil dia Anggi. Dia

berkacamata. Dia belajar antropologi di

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Dia selalu bersepeda motor kalau pergi

ke kampus Universitas Gajah Mada.

Anggi sangat pandai di kampus karena

dia selalu belajar. Kalau membaca

buku-buku antropologi dia bisa

membaca berjam-jam tanpa berhenti.

Sekarang saya bekerja di

Yogyakarta sebagai dosen biologi di

Universitas Gajah Mada. Saya tinggal

berdua dengan adik saya di Jalan

Parangtritis. Di depan rumah kami ada

pohon rambutan. Pohon itu selalu

berbuah banyak ketika musim buah

rambutan.

anak Iaki-laki bemama

Tommy.

Dia selalu bersepatu sport.

Sekarang bapak

Jumlah

Perhitungan

1

1

0,3

15,3

15,3

10

6

5

218

131

Wacana yang berkode W 2 dengan judul

"Keluarga Dewi Setyawati" analisis datanya dapat

dilihat pada lampiran. Dari analisis data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut

jatuh pada kata ke-2 dari 7 kata. Perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 2:7==0,28, dibulatkan menjadi 0,3.

Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah

15+0,7==15,7. Berdasarkan jumlah perhitungan suku

katanya adalah 218xO,6==130,8 dibulatkan menjadi

131. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry

adalah 15,3 dan 131.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 2

dengan judul "Keluarga Dewi Setyawati", dari

kolom jumlah suku kata yaitu 15,3 pada baris tegak

Iurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris

mendatar yaitu 131 pada kolom jumlah kalimat

sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan

atau kelas pembaca 2. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

2-1==1 dan 2+1==3. Jadi wacana W 1 cocok untuk

kelas 1,2,3 (lA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8

(2A).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Maaf, bisa bicaraApakah benar ini Homestay

Wiwik?

Hornestay : Wah, Corina

sedang keluar.

Beatrice Maaf, bisa

bicara dengan Corina?

~;-IwJ'h

4 k. -«(.0

'N.rrng te t4 '

~i\q f,." cith I~V--,

~~)

Jumlah

1 7

1 15

1 11

1 13

1 16

1 9

1 12

1 12

1 8

1 6

Kalimat Suku

Kata

Saya

: Tentu saja!

: Va, benar.

: Selamat

: Selarnat sore

Teks

Homestay

Beatrice, ternan Corina.

Beatrice

Maaf, saya bicara dengan

siapa, ya?

Apakah saya bisa titip

pesan?

Hornestay

Beatrice

Homestay

sore.

Beatrice Menelpon Corina ( di

Beatrice Saya Beatrice, ternan

Corina. Apakah saya bisa titip pesan?

Homestay : Tentu saja!

Beatrice Tolong sarnpaikan

kepada dia untuk menelpon saya.

Nomor telepon saya 897564.

Homestay Sebentar, saya ambil

kertas dan bolpoin. Maaf, nama Anda

siapa dan nomor telepon Anda berapa?

Beatrice Nama saya Beatrice.

Nomor telepon saya 897564.

Beatrice

dengan Corina?

Homestay Wah, Corina sedang

keluar. Maaf, saya bicara dengan siapa,

ya?

Homestay Wiwik)

Homestay : Selarnat sore

Beatrice Selarnat sore. Apakah

benar ini Homestay Wiwik?

Homestay : Ya, benar.

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Homestay ok. Beatrice, nomor

telepon Anda 897564. Baik, nanti saya

sampaikan.

Beatrice : Terirna kasih.

Hornestay : sarna-sarna.

Beatrice Tolong

sarnpaikan kepada dia untuk

rnenelpon saya.

Nornor telepon saya

897564.

Hornestay Sebentar,

saya arnbil kertas dan

bolpoin.

Maaf, nama Anda siapa dan

nomor telepon Anda berapa?

Beatrice : Nama saya

Beatrice.

Nornor telepon saya 897564.

Hornestay : ok.

Beatrice, nornor telepon

Anda 897564.

Baik, nanti

Jumlah

Perhitungan

1

1

1

1

1

1

1

1

0,8

18,8

18,8

22

7

16

20

12

7

4

11

4

223

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wacana yang berkode W 3 dengan judul

"Beatrice Menelpon Corina ( di Homestay

Wiwik)" analisis datanya dapat dilihat pada

lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke­

100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-9 dari

11 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah

9:11=0,81 dibulatkan menjadi 0,8. Jadi, pehitungan

kalimat utuhnya adalah 18+0,8=18,8. Berdasarkan

jumlah perhitungan suku katanya adalah 223 x 0,6 =

133,8 dibulatkan menjadi 134. Angka yang

dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 18,8 dan 134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 3

dengan judul "Beatrice Menelpon Corina ( di

Homestay Wiwik)", dari kolom jumlah suku kata

yaitu 18,8 pada baris tegak lurus ditarik garis

bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 134

pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

pembaca 2. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

hasil yang diperoleh adalah 2-1==1 dan 2+1==3. Jadi

wacana W 3 cocok untuk kelas 1,2,3 (IA), tetapi

tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Teks

Mbak Rina mau minta

Ada yang bisa saya bantu?

~V"h; +Vf\.jWl

r~ ~-\090

~ ~~\}-vn~.,

J'A~ ~~ ~~~~

\Jl ./tp <4 .

J

9

9

21

15

Jumlah

1

1

1

1

1 33

1 26

Kalimat Suku

Kata

Selamat

SelamatMbakRina

UGM Oh, maaf,

Bu, beliau tidak ada di

tempat.

UGM

siang, Universitas Gadjah

Mada!

slang, bisa bicara dengan

Pak Ari Sujito?

Mbak Rina menelpon Pak

Ari Sujito di kantomya, di

Universitas Gadjah Mada.

tolong Pak Ari untuk

memberikan seminar

kepada murid-murid Wisma

Bahasa.

Mbak Rina Menelpon Pak Ari Sujito

Mbak Rina menelpon Pak Ari

Sujito di kantorrnya, di Universitas

Gadjah Mada. Mbak Rina mau minta

tolong Pak Ari untuk memberikan

seminar kepada murid-murid Wisma

Bahasa.

UGM Selamat slang,

Universitas Gadjah Mada!

Mbak Rina Selamat siang, bisa

bicara dengan Pak Ari Sujito?

UGM Oh, maaf, Bu, beliau

tidak ada di tempat. Ada yang bisa saya

bantu?

Mbak Rina Kapan beliau akan

datang?

UGM : Maaf, saya kurang tahu.

Ada yang bisa saya sampaikan?

Mbak Rina Terima kasih, Bu!

Tolong sampaikan kepada beliau, saya

Rina dari Wisma Bahasa akan menelpon

lagi kira-kira jam 12.30.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

13

45

11

1

1

Kapan

UGM Maaf, saya 1

kurang tahu.

Ada yang bisa saya 1

sampaikan?

MbakRina Terima 1

MbakRina

beliau akan datang?

kasih, Bu!

Tolong sampaikan kepada

beliau, saya Rina dari

Baik, nanti saya

: Sarna-sarna.

: Ya, saya sendiri.

UGM

sampaikan.

Mbak Rina : Terima kasih, Bu!

Pak Ari

UGM

Jam 12.30, Mbak Rina menelpon

Pak Ari Sujito.

Pak Ari : Selamat siang!

Mbak Rina Selamat siang, bisa

bicara dengan Pak Ari?

Mbak Rina : Saya Rina dari Wisma

Bahasa, Pak. Kami akan membuat menelpon lagi kira-kira jam

12.30.seminar untuk murid-murid kami.

Wisma Bahasa akan

1

102

170

0,2

10,2

10,2Jumlah

UGM

Perhitungan

: Jam berapa?

: Jam 10 sampai jam 12MbakRina

Apakah Bapak bisa menjadi pembicara

dalam seminar itu?

Pak Ari : Hari apa, Mbak?

Mbak Rina Hari Selasa, minggu

depan, Pak.

Pak Ari

di Wisma Bahasa.

Pak Ari : Topiknya apa, ya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memberikan seminar kepada mereka.

MbakRina

saat ini.

Pak Ari

MbakRina

Pak Ari

kembali.

MbakRina

Pak Ari

: Situasi politik Indonesia

Baiklah, saya bisa

: Terima kasih, Pak.

Baik, terima kasih

: Mari, Pak!

: Mari-mari.

Wacanayang berkode W 4 dengan judul "Mbak

Rina Menelpon Pak Ari Sujito" analisis datanya

dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data

menyebutkan kata ke-IOO pada wacana tersebut

jatuh pada kata ke-l dari 4 kata. Perhitungan kalimat

tidak utuh adalah 1:4=0,25 dibulatkan menjadi 0,2.

Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah

10+0,2=10,2. Berdasarkan jumlah perhitungan suku

katanya adalah 170 x 0,6 = 102. Angka yang

dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 10,2 dan 102.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan judul "Mbak Rina Menelpon Pak Ari

Sujito", dari kolorn jurnlah suku kata yaitu 10,2

pada baris tegak lurus ditarik garis berternu dengan

garis dari baris mendatar yaitu 102 pada kolom

jumlah kalirnat sehingga titik pertemuannya jatuh

pada tingkatan atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan

teori penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 4 cocok untuk

kelas 0,1,2 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8

(2A).

5 Beatrice Menelpon Mas Agung

Hari ini Beatrice tidak bisa belajar

karena sakit. Dia rnenelpon Mas Agung

untuk rnernbatalkan kelasnya.

Mbak Prisca Wisarna Bahasa,

selarnat pagi!

Beatrice Selarnat pagi! Saya

Beatrice, rnurid Wisrna Bahasa. Maaf,

saya bicara dengan siapa?

Mbak Prisca Dengan Prisca, apa

Teks

Hari ini Beatrice tidak bisa

belajar karena sakit.

Dia menelpon Mas Agung

untuk membatalkan kelasnya.

Mbak Prisca Wisrna

Bahasa, selamat pagi!

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

1 20

1 16

1 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebentar, ya?

Beatrice : Selamat pagi!

Mbak Prisca :Tunggu

Saya Beatrice, rnurid Wisrna

Bahasa.

$(VI\ \l--t\

~lJ'.t~ cJPJYn

~t;l.

M~ ~~lV'#~

'(UJ ~ "'~\ G-l)

~"l( ~h,1~.

8

7

21

12

15

20

15

22

1

1

1

1

1

1

1

1

o

Mbak:Oh,Beatrice

Prisca.

Mbak Prisca :Dengan

Prisca, apa kabar Beatrice?

Mbak Prisca rnenelpon ke

pesawat Mas Agung, tetapi

Mas Agung sibuk.

Maaf, saya bicara dengan

siapa?

Apakah saya bisa bicara

dengan Mas Agung?

Saya sambungkan ke pesawat

dia.

Saya sedikit sakit.

kabar Beatrice?

Beatrice : Oh, Mbak Prisca. Saya

sedikit sakit. Apakah saya bisa bicara

dengan Mas Agung?

Mbak Prisca Tunggu sebentar, ya?

Saya sarnbungkan ke pesawat dia.

Mbak Prisca rnenelpon ke pesawat Mas

Agung, tetapi~Mbak Prisca : Maaf Beatnee, pesawat

Mas Agung sedang sibuk. Ada yang

bisa saya sarnpaikan.

Beatrice : Ya, tolong sarnpaikan

kepada Mas Agung, hari ini saya

membatalkan kelas karena sakit.

Mbak Prisca Baik, nanti saya

sampaikan kepadaMas Agung.

Beatrice Terirna kasih Mbak

Prisca.

Mbak Prisca : Sarna-sarna.

Mbak Prisca :Maaf

Beatrice, pesawat Mas Agung

1 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sedang sibuk.

yang bisa saya 1

sampaikan?

Beatrice Ya, tolong 0,5

sampaikan kepada Mas

Agung,

11

17

Jumlah

Perhitungan

13,5

13,5

217

130

(If.t:a'''''t'"aq. .jU~.b.·.$:liklij:.· k.~.·~r .:.1,(:10 it_ta)AV£~Aoe·HUM$E*,QF$""L~LE$:p.EJ\l.woaO$

t~ ·'"~l'$ \'0124 1~al$2l~<140~4414.1.·t"~",l~l.nal"1.'•.• 0"':'" . ... . ..,*,

'.~Q.t+++oo+-I-i-'M-~.-Ff'~~~~i!~::i 'r+-+zt.-+-t-f-i~'F+'+-+~~""""'~

:{5·1 .~:1'~·.8 l~O

~,:; ::~.~r 15'i~ 7~1:f8 :g..~: ..... &;.--e at1i.~ $.2.~? $,:0 .f..4-+--++4~~htr+l++Z!if~~r++-ti~~~~~if4H-i~++"i·

iii g .J.4-~--b4~!-+-~,,"*"'H-HJ~~~--M~~il .~}.;....~i-+-~~+*

A~ t:.~,~ &1

e.~ i;i3:.,a1Q:';.,,$ .

~O';;U'f'1&.ltO 12-4l28 1)'2 ;'36 .1>JtO·l44 148 ·1~.·1."60 "" ' •. \7'11'1$ ·1.'··;'

Eowr.lf.dFty~'~GtaPh tOfE.~tjmati"gRead.!:rili.y-EX1f~nde4"'·

(Grat'1k Yr.:y)

Wacana yang berkode W 5 dengan judul

"Beatrice Menelpon Mas Agung" analisis datanya

dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut

jatuh pada kata ke-7 dari 14 kata. Perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 7:14=0,5. Jadi, pehitungan

kalimat utuhnya adalah 13+0,5=13,5. Berdasarkan

jumlah perhitungan suku katanya adalah 217 x 0,6 =

130,2 dibulatkan menjadi 130. Angka yang

'dilaporkan ke dalam grafik fryadalah 13,5 dan 130.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 5

dengan judul "Beatrice Menelpon Mas Agung",

dari kolom jumlah suku kata yaitu 13,5 pada baris

tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari

baris mendatar yaitu 130 pada kolomjumlah kalimat

sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan

atau kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

3-1=2 dan 3+1=4. Jadi wacana W 5 cocok untuk

kelas 2,3,4 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8

(2A).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 Hidup Di Yogyakarta

Sally berasal dari Skotlandia. Dia

datang ke Yogyakarta dua minggu yang

lalu. Dia tinggal di Homestay Ibu Heru.

Di homestay Ibu Heru itu ada beberapa

orang asing. Mereka berasal dari

Australia, Belanda, Jepang, dan

Amerika. Sally dan teman-temannya

senang dan kerasan tinggal di sana

karena Ibu Hero dan keluarganya sangat

ramah dan suka mengobrol dengan

mereka dalam bahasa Indonesia. Kamar­

kamamya bersih dan cukup luas.

Mereka merasa nyaman belajar dan

membuat PR di dalam kamar mereka

sendiri.

Kadang-kadang Ibu Hero mengajak

Sally dan beberapa temannya berjalan­

jalan di sekitar Yogyakarta supaya

mereka tidak merasa bosan dengan

aktivitas yang rutin, yaitu belajar di

kelas dan tinggal di homestay. Kalau

Teks

Sally berasal dari Skotlandia.

Dia datang ke Y ogyakarta

dua minggu yang lalu.

Dia tinggal di Homestay Ibu

Heru.

Di homestay Ibu Hero itu

ada beberapa orang asing.

Mereka berasal dari

Australia, Belanda, Jepang,

dan Amerika.

Sally dan teman-temannya

senang dan kerasan tinggal

di sana karena Ibu Heru dan

keluarganya sangat ramah

dan suka mengobrol dengan

mereka dalam bahasa

Indonesia.

Kamar-kamamya bersih dan

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

1 10

1 16

1 12

1 20

1 22

1 55

1 12

~~'+{j~

~.o--~ ~ ~(~

~(fV~ ~tp~ .

\~~(A~

Jik,'tu') ul...."" !

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sally atau teman-temannya rindu

kepada keluarganya, mereka bisa

berkomunikasi lewat skype karena di

homestay itu ada fasilitas intemetnya.

Dua hari yang lalu, Sally dan Jane

pergi ke Malioboro naik sepeda motor.

Sally menyewa sepeda motor di rental

IRA. Sebenamya, Jane takut naik

sepeda motor karena mendengar ada

banyak kecelakaan dengan sepeda

motor. Menurut Jane, naik mobil lebih

aman daripada naik sepeda motor. Jane

juga khawatir karena dia baru pertama

kali naik sepeda motor dan dia tahu

Sally belum biasa naik sepeda motor

berdua. Di sepanjang jalan Jane merasa

gelisah, jangan-jangan ada polisi yang

menghentikan mereka karena

sebenamya Sally belum punya SIM

Indonesia.

Mereka lewat di Jalan Solo. Di

beberapa perempatan Jane heran merasa

cukup luas.

Mereka merasa nyaman

belajar dan membuat PR di

dalam kamar mereka sendiri.

Kadang-kadang Ibu Heru

mengajak Sally dan beberapa

temannya berjalan-jalan di

sekitar Yogyakarta supaya

mereka tidak merasa bosan

dengan aktivitas yang rutin,

yaitu belajar di

Jumlah

Perhitungan

1

0,8

8,8

8,8

26

62

235

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

beberapa sepeda motor tidak berhenti

meskipun lampu lalu lintas berwama

merah. Di negaranya hal itu tidak ada

karena bisa membahayakan diri sendiri

dan orang lain. Kadang-kadang dia

terkejut ketika sepeda motor atau mobil

di sekitamya mengklakson keras. Dia

pikir orang di Yogyakarta suka

membunyikan klakson.

\;'aa~"",~~;~~",3~~~h .~k.k.*.,p..r;:100:"'.), " . ,'. , ,.' ... .~VIM'AG£ NVM&~R,OF$y~,t.AfjU£S,e.;ft1.WO~b$

'2S.<i~! H~' n6i U:Ol24· l'3~' 1;)$ 140 :~44~4$'<~~:.$4lGO·J~,t.l?21:~.~•. 1.

! ;2()J);,: ....'

'.1 }g:;:X :~~ ........~i, .~~~'~.It::~~=: fI.;l~~ 1~'fit3 ,~.

~r:! ~~."J ·~S.5

if': ~~.

'~.'.~ :-~~= 4.5

fl s~.,w 40

j.! i;!~ ~~

$03­3.0:t«&~~() ...

•ei> »'" "11 '20 __ >3% >:l$ .oa f.... ,.... tR ... ·_ tlIol .... tn nil _~

Sesudah berjalan-jalan di E~l'ry'''ll\t~::'~u.r~~''

Malioboro, Sally mengajak Jane makan Wacana yang berkode W 6 dengan judul

malam di warung lesehan di Jalan "Hidup Di Yogyakarta" analisis datanya dapat

Sultan Agung. Mereka mau makan dilihat pada 1ampiran. Dari analisis data

makanan Indonesia. Mereka makan menyebutkan kata ke-lOO pada wacana tersebut

sambil duduk di lantai trotoar. Ketika jatuh pada kata ke-24 dari 29 kata. Perhitungan

Jane mencoba berbicara bahasa kalimat tidak utuh adalah 24:29=0,82 dibulatkan

Indonesia dengan penjual, dia sedikit menjadi 0,8. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya

bingung karena dia tidak mengerti adalah 8+0,8=8,8. Berdasarkan jumlah perhitungan

penjual berbicara apa. Kemudian Sally suku katanya adalah 235 x 0,6 = 141. Angka yang

menerjemahkannya ke dalam bahasa dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 8,8 dan 141.

Inggris. Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Sesudah makan, mereka pergi ke Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

apotek karena Sally mgm membeli dengan judul "Hidup Di Yogyakarta", dari kolom

lotion anti nyamuk. Ketika mau jumlah suku kata yaitu 8,8 pada baris tegak lurus

membayar, Sally terkejut sekali karena ditarik gans bertemu dengan garis dari baris

dompetnya tidak ada di dalam tas dia. mendatar yaitu 141 pada kolom jumlah kalimat

Dia curiga jangan-jangan orang yang sehingga titikpertemuannya jatuh pada tingkatan

duduk di samping kanannya ketika atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori

mereka makan di warung telah mencuri penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

dompetnya. Sally bingung bagaimana pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

dia bisa membayar lotion itu. Jane satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

segera memberikan uangnya kepada 1-1=0 dan 1+1=2. Jadi wacana W 6 cocok untuk

Sally. Jane bilang, sebaiknya Sally pergi kelas 0,1,2 (IA), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8

ke kantor polisi untuk melaporkan (2A).

hilangnya dompet itu. Di dalam dompet

itu ada uang rupiah, uang dolar

Amerika, kartu kredit, dan dokumen

penting lainnya.

Sally berpikir bahwa Kota

Yogyakarta kurang aman. Dia cemas dia

tidak punya cukup uang untuk hidup di

Yogyakarta sampai bulan depan. Malam

harinya dia sulit tidur dan gelisah.

Pagi harinya Ibu Heru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membangunkan Sally. Katanya ada dua

orang yang mencan Sally. Mereka

memberikan sebuah dompet kepada

Sally sambil bercerita bahwa keduanya

menemukan dompet itu di Jalan Sultan

Agung, dekat dari warung lesehan.

Mereka tahu homestay Ibu Heru karena

di dalam dompet Sally ada kartu nama

Ibu Hero dan beberapa dokumen Sally.

Sally menerima dompet itu lalu

membukanya. Dia senang sekali karena

tidak ada uang dan dokumen yang

hilang. Tidak ada orang yang mencuri

dompetnya. Kemudian Sally mengambil

uang dan memberikannya kepada kedua

orang itu. Namun, keduanya tidak mau

menerima uang Sally. Wah, jujumya

mereka!

7 Budaya Baru

Nama saya Martin. Saya berasal

dari Amerika. Saya datang ke Indonesia

untuk bekerja di sebuah kantor di

Teks Jumlah

Kalimat Suku

Kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jakarta. Saya akan bekerja di sana

selama dua tahun. Terns terang, saya

tidak tahu terlalu banyak tentang

Indonesia. Sebelum ini, saya belum

pemah berkunjung ke Indonesia.

Saya banyak tahu sedikit tentang

Pulau Bali. Dulu saya pikir Pulau Bali

bukan bagian dari Indonesia. Itulah

mengapa hari-hari pertama saya tinggal

di Indonesia saya sering bingung.

Misalnya, ketikaa untuk kali pertama

saya masuk ke kamar mandi, saya tidak

tahu bagaimana saya harus mandi. Jadi

saya mandi di dalam bak mandi.

Sebelum bekerja di Jakarta saya

harus belajar bahasa Indonesia di

Wisma Bahasa di Y ogyakarta. Saya

tinggal di rumah sebuah keluarga

Indonesia di dekat Wisma Bahasa.

Mereka keluarga yang ramah sekali.

Tetapi, terns terang, hal itu membuat

saya merasa tidak nyaman. Mereka

Nama saya Martin.

Saya berasal dari Amerika.

Saya datang ke Indonesia

untuk bekerja di sebuah

kantor di Jakarta.

Saya akan bekerja di sana

selama dua tahun.

Terns terang, saya tidak tahu

terlalu banyak tentang

Indonesia.

Sebelum im, saya belum

pemah berkunjung ke

Indonesia.

Saya banyak tahu sedikit

tentang Pulau Bali.

Dulu saya pikir Pulau Bali

bukan bagian dari Indonesia.

Itulah mengapa hari-hari

pertama saya tinggal di

Indonesia saya sering

bingung.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

6

11

25

17

22

20

16

23

29

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EdWald Fry. ~·Gt:aphfo,..E~~lmtltlng· R~ifj.y...-Sj(tetWSe~r(lra:tiok. 'WY)

sering menanyakan hal-hal yang pribadi.

Saya pikir mereka selalu mau tahu

tentang saya dan aktivitas saya. Hal itu

tidak berarti bahwa mereka cerewet.

Tetapi, mungkin mereka ingin

mengobrol saja.

Selama satu minggu pertama tinggal

di rumah itu saya hanya melakukan

aktivitas rutin. Belajar bahasa Indonesia

dari pagi sampai sore. Pada waktu

malam saya membaca koran, belajar,

menenonton TV, mendengarkan radio,

mengobrol dengan keluarga homestay,

dan kemudian tidur. Itulah yang

akhimya membuat saya merasa bosan

untuk tetap tinggal di rumah. Karena itu,

saya memutuskan untuk pergi melihat­

lihat kota Yogyakarta. Saya belum tahu

tentang kota Yogya. Siapa tahu saya

bisa menemukan sesuatu yang menarik.

Saya tidak tahu akan pergi ke mana dan

naik apa sehingga saya berjalan kaki.

Misalnya, ketika untuk kali

pertama saya masuk ke kamar

mandi, saya tidak tahu

bagaimana saya harus mandi.

Jadi saya mandi di dalam bak

mandi.

Sebelum bekerja di Jakarta

saya harus

Jumlah

Perhitungan

1

1

0,4

11,4

11,4

39

12

14

234

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suasana kota Yogya menyenangkan Wacana yang berkode W 7 dengan judul "

saya. Budaya Baru" analisis datanya dapat dilihat pada

Saya akhirnya memutuskan untuk lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke­

berjalan-jalan ke Malioboro. Di jalan 100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-6 dari

Malioboro saya masuk ke sebuah toko. 14 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah

Di depan kasir saya melihat beberapa 6:14=0,42 dibulatkan menjadi 0,4. Jadi, pehitungan

orang tidka mau antre untuk membayar. kalimat utuhnya adalah 11+0,4=11,4. Berdasarkan

Saya merasa heran melihat situasi jumlah perhitungan suku katanya adalah 234 x 0,6 =

tersebut karena di negara saya hal itu 129. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry

akan memarahkan banyak orang. adalah 11,4 dan 140.

Kemudian saya pergi ke sebuah toko Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

swalayan untuk membeli beberapa Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 7

barang. Saya sangat terkejut ketika dengan judul " Budaya Baru", dari kolom jumlah

petugas kasir memberikan uang kembali suku kata yaitu 11,4 pada baris tegak lurus ditarik,<

kepada saya, dan diantara uang kembali garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu

ada sebuah permen. Ternyata di 140 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

Indonesia, itu hal yang biasa jika tidak pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

ada uang kecil untuk uang kembali. pembaca 4. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

Biasanya, permen menggantikan uang Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

kecil yang tidak ada. satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

Setelah saya berjalan-jalan selama hasil yang diperoleh adalah 4-1=3 dan 4+1=5. Jadi

beberapa jam di Jalan Malioboro, saya wacana W 7 cocok untuk kelas 3,4,5 (lA, IB),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merasa capai lalu saya memutuskan tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).

untuk pulang ke homestay. Saya

memanggil taksi, dan sopir langsung

mengantar saya ke homestay. Selama di

jalan, saya berbicara sendiri temyata

saya belum mengerti banyak budaya

baru di Indonesia dan masih perlu

belajar banyak lagi.

Periksa Dokter

Sudah tiga hari ini Tomoko merasa

tidak enak badan. Wajahnya pucat dan

badannya sedikit demam. Sebetulnya

dia membawa obat dari Jepang, tetapi

sayang, obat itu sudah habis. Hari ini dia

tidak bisa datang karena sakitnya makin

parah. Sorenya, Siwi, seorang guru di

WB, mendatangi rumahnya. Siwi akan

mengantarkan dia ke dokter.

Sebetulnya, Tomoko ragu-ragu pergi ke

dokter.

8

Siwi

Petugas

: Mbak, mau periksa.

: Sudah pemah di sini?

TEKS JUMLAH \IKalimat Suku

Kata

Sudah tiga hari ini Tomoko 1 20

merasa tidak enak badan.

Wajahnya pucat dan 1 14

badannya sedikit demam.

Sebetulnya dia membawa 1 28

obat dari Jepang, tetapi

sayang, obat itu sudah habis.

Hari ini dia tidak bisa datang 1 22

karena sakitnya makin

parah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Siwi : Dia. Mbak Tomoko.

Siwi : Belum pemah.

Siwi : Mbak, mau periksa.

Petugas Siapa yang

sakit?

8

4

4

8

9

6

21

18

16

10

13

16

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

:Ya.

:Ya.

: Dari Jepang,

Tolong isi

mi dulu, lalu

tunggu.

Sorenya, Siwi, seorang guru

di WB, mendatangi

rumahnya.

Petugas

fonnulir

silahkan

Petugas Sudah

pemah di sini?

Petugas

ya?

Sebetulnya, Tomoko ragu­

ragu pergi ke dokter.

Tomoko

Siwi akan mengantarkan dia

ke dokter.

Tomoko

Siwi : Belum pemah.

Petugas : Siapa yang sakit?

Siwi : Dia. Mbak Tomoko.

Petugas : Dari Jepang, ya?

Tomoko : Va.

Petugas : Tolong isi fonnulir ini

dulu, lalu silahkan tunggu.

Tomoko : Va.

Sesudah menandatangani fonnulir,

Tomoko dan Siwi kemudian duduk di

ruang tunggu. Di sana, ada beberapa

pasien. Mereka harus menunggu.

Petugas memanggil nama pasien satu

per satu. Lema belas menit kemudian,

petugas memanggil Tomoko untuk

masuk ke kamar periksa. Siwi ikut

memasuki ruang periksa. Dia menemani

Tomoko karena Tomoko masih

khawatir dengan bahasa Indonesianya.

Dokter : Bagaimana? Sakit apa?

Tomoko : Saya tidak tahu, Dok.

Dokter : Bagaimana gejalannya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tomoko : Mula-mula saya merasa

tidak enak badan, lalu batuk dan pilek.

Dokter : Anda demam juga?

Tomoko : Ya, Saya demam, Dok.

Tenggorokkan saya juga sakit. Kadang­

kadang perut saya mual dan kepala

daya pusing sekali.

Dokter Coba berbaring

sebentar! Sudah berapa hari sakitnya?

Tomoko : Tiga han.

Dokter : Coba buka muut!

Tomoko : Ya.

Dokter : Bagaimana kalau Anda

istirahat di rumah sakit/

Sesudah menandatangani

formulir, Tomoko dan Siwi

Jumlah

Perhitungan

0,5

16,5

16,5

18

235

141

Tomoko .. Saya sakit serius, Dok? EdwatdFry. ·"<Gt"$ph.'or:~s.Uf.lUl:tb'9·A,,(labiUlY-&'t.nd.<Sk"«JNt"i.kFry)

Dokter : Anda kena flu berat. Wacana yang berkode W 8 dengan judul "

Tidak terlalu senus, tetapi kalau di Periksa Dokter" analisis datanya dapat dilihat pada

rumah sakit, Anda bisa istirahat lebih lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke-

baik. 100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-6 dari

Tomoko . Kalau bisa, saya obat 11 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah

jalan saja, Dok. 6:11=0,54 dibulatkan menjadi 0,5. Jadi, pehitungan

Dokter Ya, bisa saja. Minum kalimat utuhnya adalah 16+0,5=16,5. Berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

obat dan istirahat ya! Jangan terlalu jumlah perhitungan suku katanya adalah 235 x 0,6 =

banyak hekerja. Semoga cepat sembuh. 141. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry

Tomoko masih berbaring, ketika adalah 16,5 dan 141.

dokter berbicara dengan Siwi. Dengan Demikian angka yang dilaporkan pada

Dokter Anda yang Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 8

mengantarkan dia ke sini? dengan judul "Periksa Dokter", dari kolom jumlah

Siwi : Ya, Dok! suku kata yaitu 16,5 pada baris tegak lurus ditarik

Dokter : Untung Anda cepat garis bertemu dengan garis dari haris mendatar yaitu

mengantarkan dia ke sini. Kalau tidak, 141 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

keadaannya akan makin serius. pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

Sebetulnya lebih baik istirahat di rumah pembaca 3. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

sakit, tetapi kelihatannya dia keberatan. Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

Ini resep untuk membeli obat di apotek. satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

Makan dulu sebelum minum obat ini. hasil yang diperoleh adalah 3-1=2 dan 3+1=4. Jadi

Oh, ya kocok dulu sebelum mmum. wacana W 8 cocok untuk kelas 2,3,4 (lA, 1B),

Minum obat ini sehari tiga kali. tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9 Puskesmas

Dari setiap tahun kondisi

kesehatan di Indonesia selalu menjadi

lebih baik. Setiap tahun pemerintah

membangun lebih banyak fasilitas

kesehatan di berbagai daerah di

Indonesia. Salah satu fasilitas kesehatan

yang banyak terdapat di Indonesia

adalah Pusat Kesehatan Masyarakat atau

Puskesmas. Puskesmas tidak sama

dengan rumah sakit karena Puskesmas

memiliki lebih sedikit dokter dan

melayani lebih sedikit pasien.

Puskesmas berdiri pada tahun 1968.

Sebenamya, sebelum tahun 1968

pemerintah telah membangun beberapa

fasilitas kesehatan dengan fungsi-fungsi

khusus. Namun, kemudian pemerintah

memutuskan untuk menyatukan

beberapa fasilitas kesehatan tersebut

menjadi Puskesmas. Mula-mula

Puskesmas melayani sekitar 50.000

Teks

Dari setiap tahun

kondisi kesehatan di

Indonesia selalu

menjadi lebih baik.

Setiap tahun pemerintah

membangun lebih

banyak fasilitas

kesehatan di berbagai

daerah di Indonesia.

Salah satu fasilitas

kesehatan yang banyak

terdapat di Indonesia

adalah Pusat Kesehatan

Masyarakat atau

Puskesmas.

Puskesmas tidak sarna

dengan rumah sakit

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

1 30

1 38

1 43

1 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang di satu daerah. Namun, karena

pemerintah terns menambah jum1ah

Puskesmas di seluruh Indonesia

sekarang Puskesmas hanya melayani

sekitar 30.000 pasien satu daerah.

Fungsi utama dari Puskesmas

adalah memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Di

Puskesmas pasien dapat bertemu dengan

dokter umum, dokter gigi, dokter

kandungan , dokter ku1it, dan kadang­

kadang psikolog juga. Mula-mula pasien

harus melakukan registrasi untuk

mendapat kartu pasien kemudian

membust janji untuk menemui dokter.

Dokter di Puskesmas akan

memeriksa pasien dan memberikan obat

kepada pasien. Beberapa Puskesmas

besar memiliki kamar untuk pasien

sehingga dokter bisa meminta pasien

untuk menginap di Puskesmas jika

kondisi pasien cukup parah. Dokter juga

karena Puskesmas

memiliki 1ebih sedikit

dokter dan me1ayani

lebih sedikit pasien.

Puskesmas berdiri pada

tahun 1968.

Sebenamya, sebelum

tahun 1968 pemerintah

te1ah membangun

beberapa fasi1itas

kesehatan dengan

fungsi-fungsi khusus.

Namun, kemudian

pemerintah memutuskan

untuk menyatukan

beberapa fasilitas

kesehatan tersebut

menjadi Puskesmas.

Mula-mula Puskesmas

melayani sekitar 50.000

orang di satu daerah.

1

1

1

1

10

38

41

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bisa mengirimkan pasien ke rumah sakit Namun, karena 0,3 14

Wacana yang berkode W 9 dengan judul

"Puskesmas" analisis datanya dapat dilihat pada

lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke­

100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-5 dari 9

yang lebih besar untuk mendapatkan

pelayanan yang lebih lengkap kalau

Puskesmas tidak bisa menangani pasien

yang kondisinya lebih parah.

Ongkos periksa dokter di

Puskesmas jauh lebih murah daripada

ongkos periksa dokter di rumah sakit.

Namun, puskesmas tidak memiliki alat­

alat kesehatan yang lengkap seperti di

rumah sakit. Oleh karena itu,

pemerintah membuat sistem asuransi

keshatan untuk masyarakat Indonesia

yang bemama Jaminan Kesehatan

Nasional atau JKN. Dengan JKN orang

di Indonesia bisa pergi ke Puskesmas

atau juga ke rumah sakit yang lebih

lengkap untuk mendapat pelayanan

kesehatan yang lebih baik.

pemerintah terus

menambah

Jumlah

Perhitungan

8,3

8,3

279

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 5:9=0,26

dibulatkan menjadi 0,3. Jadi, pehitungan kalimat

utuhnya adalah 8+0,3=8,3. Berdasarkan jumlah

perhitungan suku katanya adalah 279 x 0,6 = 167,4

dibulatkan menjadi 167. Angka yang dilaporkan ke

dalam grafik fry adalah 8,3 dan 167.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 9

dengan judul "Puskesmas", dari kolom jumlah suku

kata yaitu 8,3 pada baris tegak lurus ditarik garis

bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 167

pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

pembaca 11. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

hasil yang diperoleh adalah 11-1=10 dan 11+1=12.

Jadi wacana W 9 cocok untuk kelas 10,11,12 (2B,

3A), tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 Nonton,Yuk! Teks~

teV:~1tL/~hButet mau menonton film Daun di Atas Kalimat Suku

Bantal. Dia mengajak Noni untuk Kata ~~'~t-

menonton bersama. Butet mau menonton film 1 15 furc:;.,:, ~~t.Butet Non, kamu ngajar, nggak, Daun di Atas Bantal.

~\t&, for"'besok? Dia mengajak Nonie 1 16

~'" t'fvv>Nonie : Nggak, kenapa? untuk menonton bersama. U-lc,':) 1~

Butet : Kamu mau nonton, nggak? Butet Non, kamu 1 10

Nonie : Nonton apa? ngajar, nggak, besok?

Butet : Kamu udah nonton Film Daun Nonie : Nggak, kenapa? 1 7

di Atas Bantal, belum? Ini film bagus, Butet Kamu mau 1 9

lho! nonton, nggak?

Nonie : Wah, sebetulnya aku mau, tapi Nonie : Nonton apa? 1 7---- ---gimana, ya, aku udah ada janji sarna ~: Kamu udah ) 1 24v

Dewi mau beli buku. nonton Film Daun di AtasButet : Ah, itu bisa besok, kan? Bantal, belum? Ini fiNonie : Iya, sih! Ok, deh, aku n lpon bagus,lho!

Dewi dulu, ya? Mungkin dia mau i"ll.T --:.e--:wah, sebetulnya 1 36

juga! Jam berapa kita pergi? aku mau, tapi gimana, ya,

Butet : Nanti malam. Jam setengah aku udah ada janji sarnatujuh. Dewi mau beli buku.Nonie : Eh, habis itu kita makan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Warung Steak, ya? Butet Ah, itu bisa 1 10

Butet : Ok, deh, tapikamu yang besok, kan?

ntraktir, ya? Nonie · ya, sih! Ok, deh, 1 35

Nonie : Bisa, itu sih, gampang! u nelpon Dewi dIu,

ya? Mungkin dia m ikut

juga! Jam be pa kita

pergi?

Butet : Nanti malam. 1 6

Jam 0,3 1

Jumlah 11,3 176

Perhitungan 11,3 105

(J{~u-ra't~; ;ju~a~.· .•s~k~ .k~~·.~r· ..l()O ..k.. ,,-)AV:it(AG:£HUM:IHtR()P$YLt.A"L.P..Jtl00:WO~OS

t~ \t~ 'H$ 11;0 l~:4 12. l~~' \3:5 t4l)\44 t~.'t.·",_ ~.·l"·_ n:t·I~l.'.~: 1::"'....,.,. . '.' ." ;.... .:*'

is .~::~ 'J-lo-~~,si ;i~ ...........~~::.~ l::~&.=: u~.... ',.1

I·e :i:j ...~ ..~ ~3'~..~. ~~~~

~:i ~. J,..4-4-J,..~~~~~~l~::l·t.:~J,..4~~+hb~.f.+.~~~+~obf.+Tofoif--H~pto1H-f·

.el :~ ttf±ti~~~EtIJ:tia!J:i~IIHglSiliEl~w .i4~ IJ! ~1!i ~

u3,..~$

U),09'll2H6 1~ l241H 13lt36 HQ 14414. '$115$"$))04 ,. ·'.nn. llO·t•.

edwaf:Q Fry. "'Gtapb "Of ~.bmatl:n9R:.-.l>ifiW-Eltttttt4e:d··'<.G:t"alt:1k .Fry)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wacana yang berkode W 10 dengan judul "

Nonton, Yuk!" analisis datanya dapat dilihat pada

lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke­

100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-l dari 3

kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1:3=0,33

dibulatkan menjadi 0,3. Jadi, perhitungan kalimat

utuhnya adalah 11+0,3=11,3. Berdasarkan jumlah

perhitungan suku katanya adalah 176 x 0,6 = 105,5

dibulatkan menjadi 118. Angka yang dilaporkan ke

dalam grafik fry adalah 11,3 dan 105.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 10

dengan judul "Nonton, Yuk!", dari kolom jumlah

suku kata yaitu 11,3 pada baris tegak lurus ditarik

garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu

105 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

pembaca 1. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

hasil yang diperoleh adalah 1-1=0 dan 1+1=2. Jadi

wacana W 10 cocok untuk kelas 0,1,2 (lA, IB),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tetapi tidak cocok untuk kelas 7,8 (2A).

Caroline Mas 1 15

Geger, udah makan

malam, belum?

Geger Belum, 1 7

kenapa?

Caroline Makan 1 9

malam, yukI

Geger : Ok, aku juga 1 46

udah lapar, tapi sebentar

aku mau nanya teman-

ternan yang lain karena

mungkin mereka mau

Teks Junllah

Kalimat Suku

Kata

Mas Geger, udah malam.

~lfki fu ~c".

~~

~~~~.

kl4~~

~ \A.~f'LN)18

10

1

1Caroline mau makan

Dia mengajak Geger dan

guru yang lain, Emil dan

Totok.

Caroline

Makan Malam, Yuk!

Caroline mau makan malam. Dia

mengajak Geger dan guru yang lain,

Emil dan Totok.

makan malam, belum?

Geger : Belum, kenapa?

Caroline : Makan malam, yukI

Geger : Ok, aku juga udah lapar, tapi

sebentar aku mau nanya ternan-ternan

yang lain karena mungkin mereka mau

juga makan bersama. Hai, kalian mau

makan malam, nggak?

Emil : Wah, maaf, aku nggak bisa.

Lagi sibuk, nih. Lain kali aja, ya?

Totok : Ok, aku sih, mau aja! Tapi di

mana makannya?

Geger : Mungkin Caroline tahu tempat

yang enak untuk makan malam?

Caroline : Wah, gimana, ya? Aku

belum tau banyak warung di sini.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Geger: Hmm, gimana kalau Sate juga makan bersama.

Samirono?

Hai, kalian mau makan

malam, nggak?

Emil : Wah, maaf, aku

nggak bisa.

12

10

18

12

1

1

1

1~' nih.-car kali

II aja.ya. ~

I\r-J'~~aku s~a

aja! Tapi di ana

rna nnya?

Totok : Wah, itu sih, aku mau. Aku

udah lamanggak makan sate kambing!

Caroline : Baiklah, kalau semua mau,

aku juga mau. Siapa takut?

Totok : Ok, kita berangkat, yuk!

Geger : Mungkin

Caroline tahu tempat yang

enak untuk makan

malam?

1 21

Caroline

gimana, ya?

Wah, 0,4 9

Jumlah 11,4 187

Perhitungan 11,4 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

~~:~~;i~~.i=~:Y=~:~=·'1r:~: .k.ta:)lOO 'll~'l$ l~tO t2.t~ 1$21j;$ ·lett" \44. .~.:.,'1.·t$$, '~$).,. ,.,."". t·n,w;: lao· t.,

:~'O:';w .. ..'~ib:o"'t-i-;~I-+-~+--i! .:::1 ..J-+;.~~+-0: ¢ 1,a$ ~~7"F+~li' tl~l8 1¢ o

:&: ::;....... "x1

I·~ ~j~d.~ $.3

~.'.~ :~: .~~w+-=:= $.2 .~~-t-'~O ..~O r-+--II-+-+--+

~: :::'~~~i! ~~~~~.w U~~+"1t:).;

,!!i;!i t;

13­:&07.:5

2.~:;;;, 11211& 12:0 lUll. ~32 13&:140: l44 t4S 1.'. :tao 'IMt.- l:n,U* UI'1';.EdwbrO FtY~··Gtap.J.tIOfE~~lmati(\9'A.adabfnt,-b.nde<t~:·

{d~.:t'$k:.·'N"Y)

Wacana yang berkode W 11 dengan judul "

Makan Malam, Yuk!" analisis datanya dapat

dilihat pada lampiran. Dan analisis data

menyebutkan kata ke-l00 pada wacana tersebut

jatuh pada kata ke-4 dan 11 kata. Perhitungan

kalimat tidak utuh adalah 4:11=0,36 dibulatkan

menjadi 0,4. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya

adalah 11+0,4=11,4. Berdasarkan jumlah

perhitungan suku katanya adalah 187 x 0,6 = 112,2

dibulatkan menjadi 112. Angka yang dilaporkan ke

dalam grafik fry adalah 11,4 dan 112.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 11

dengan judul "Makan Malam, Yuk!", dari kolom

jumlah suku kata yaitu 11,4 pada baris tegak lurus

ditarik gans bertemu dengan gans dari baris

mendatar yaitu 112 pada kolom jumlah kalimat

sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan

atau kelas pembaca 1. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

1-1==0 dan 1+1==2. Jadi wacana W 11 cocok untuk

kelas 0,1,2(IA, IB), tetapi tidak cocok untuk kelas

7,8 (2A).

W.12 tidak sesuai tidak sampai seratus kata

JUMLAH

Kalimat Suku

Kata

12 Mampir Dulu Mas

Michael dan guru-gurunya punya

acara makan malam. Sesudah makan

malam, Michael mengantar Ika pulang

ke rumah Ika.

Ika : Nggak masuk dulu, Mas?

Michael Nggak, makasih! Lain

kali aja, Mbak!

TEKS

Michael dan guru­

gurunya punya acara

makan malam.

1 18

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lain kali aja, Mbak!

Michael

Nggak, makasih!

Ika : Nggak masuk

dulu, Mas?

Ika : Kok, keburu

banget, sih?

8

9

7

7

22

1

1

1

1

1makanSesudah

malam, Michael

mengantar Ika pulang

ke rumah Ika.

Ika : Kok, keburu banget, sih? Ada

apa, sih?

Michael Nggak ada apa-apa,

kok!

Ika : Lalu, kenapa nggak mampir?

Michael Gimana, ya? Udah

kemalaman, nih!

Ika : Ayo, dong! Nanti aku buatin

minum. Kita minum sarna-sarna, ya!

Michael : Ya, deh! Kali ini, boleh,

deh!

Ada apa, sih? 1 5

Michael

Nggak ada apa-apa,

kok!

1 11

Ika : Lalu, kenapa

nggak mampir?

1 10

Michael

Gimana, ya?

1 7

Udah kemalaman, nih! 1 7

Ika : Ayo, dong! 1 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nanti aku buatin 1 9

minum.

Kita minum sama- 1 9

sama, ya!

Michael Ya, 1 5

deh!

Kali ini, boleh, deh! 1 7

Jumlah 16 146

Teks Jumlah0

Kalimat Suku

Kata

13 Jalan-Jalan Ke Jogja

Jogja selalu jadi salah satu kota

favorit untuk semua orang yang suka

jalan-jalan. Di Jogja, orang bisa belanja

apa saja dan jalan-jalan ke mana aja.

Jadi, kalau han libur, kota Jogja selalu

penuh tuns-tuns dan mana-mana.

Kalau kamu suka belanja, kamu bisa

pergi ke Jalan Malioboro. Jalan

Malioboro itu jalan yang populer banget

di Jogja. Di sana, kamu bisa beli

macam-macam barang, mulai dan baju

batik, tas batik, sandal, makanan khas

Jogja selalu jadi salah satu

kota favorit untuk semua

orang yang sukajalan-jalan.

Di Jogja, orang bisa belanja

apa saja dan jalan-jalan ke

mana aja.

Jadi, kalau han libur, kota

Jogja selalu penuh tuns-tuns

1

1

1

30

24

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

49

24

20

48

136

226

1

1

1

1

0,2

7,2

7,2Jumlah

Perhitungan

Jalan Malioboro itu jalan

yang populer banget di Jogja.

Kalau kamu suka belanj a,

kamu bisa pergi ke Jalan

Malioboro.

dari mana-mana.

Di Jalan

Di sana, kamu bisa beli

macam-macam barang, mulai

dari baju batik, tas batik,

sandal, makanan khas Jogja,

aksesoris sampai oleh-oleh

khas Jogja.

biasanya kasih harga yang

mahal untuk turis.

Tapi, kalau kamu beli barang

di Jalan Malioboro, lebih baik

kamu nawar karena penjual

sebaiknya juga

setengah harga.

Sesudah belanja dan jalan-jalan

mungkin kamu lapar dan mau makan.

Kamu gak perlu khawatir karena di

sepanjang Jalan Malioboro ada banyak

warung lesehan yang buka di waktu

malam. Warung lesehan adalah warungL ----l ----'--_=,yang nggak punya kursi. Jadi, orang- I

I Jogja, aksesoris sampai oleh-oleh khas

Jogja. Tapi, kalau kamu beli barang di

Jalan Malioboro, lebih baik kamu nawar

karena penjual biasanya kasih harga

yang mahal untuk turis.

Di Jalan Malioboro juga ada pasar

tradisional yang paling. besar di Jogja.

Namanya Pasar Beringharjo. Setiap hari

ada banyak orang pergi ke pasar itu

untuk belanja macam-macam barang,

mulai dari sayuran sampai baju batik.

Sarna seperti belanja di Jalan

Malioboro, di Pasar Beringharjo kamu

nawar mulai dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang makan sambil duduk di lantai. Di

warung ini kamu bisa pesan apa saja.

Kamu bisa makan sambil ketemu ternan

atau ngobrol. Asik, kan?

Di Jalan Malioboro juga ada banyak

pengamen. Biasanya mereka main

musik pakai gitar atau perkusi sambil

nyanyi. Kamu bisa minta lagu khusus ke

mereka dan kasi uang lima ratus atau

seribu rupiah. Selain pengamen, juga EdwardFtY. ·+Gt~J:~;:~n:~fR.adat>int~etlendettt';

ada pelukis wajah. Mereka bisa buat Wacana yang berkode W 13 dengan judul "

lukisan wajah yang bagus banget. Jalan-jalan Ke Jogja" analisis datanya dapat dilihat

Ongkosnya juga murah. Kira-kira dua pada lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata

puluh lima ribu untuk satu wajah. ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-2

Murah, kan? dari 12 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah

Jogja adalah kota yang unik karena 2:12=0,16 dibulatkan menjadi 0,2. Jadi, pehitungan

ada hal-hal yang tradisional dan juga kalimat utuhnya adalah 7+0,2=7,2. Berdasarkan

hal-hal yang modern. Contohnya, kamu jumlah perhitungan suku katanya adalah 226 x 0,6 =

bisa nonton film di bioskos XXI yang 135,6 dibulatkan menjadi 136. Angka yang

modern atau kamu juga bisa cuci mata dilaporkan ke dalam grafik fry adalah 7,2 dan 136.

di Plaza Ambarukmo yang besar banget. Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Di malam hari, kamu juga bisa pergi ke Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kafe-kafe. Jadi, gak perlu khawatir dengan judul "Jalan-Jalan Ke Jogja", dari kolom

tentang tinggal di Jogja karena kamu jumlah suku kata yaitu 7,2 pada baris tegak Iurus

nggak akan bosan di Jogja. ditarik gans bertemu dengan garis dari baris

mendatar yaitu 136 pada kolom jumlah kalimat

sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan

atau kelas pembaca 6. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

6-1==5 dan 6+1==7. Jadi wacana W 13 cocok untuk

kelas 6,7,8 (2A).

14 Adakah Taman Nasional Di JawaBarat

Gilles seorang ekolog dari Prancis.

Dia bekerja untuk Green Peace. Dia

sedang belajar bahasa Indonesia di

Wisma Bahasa. Gilles mau berlibur di

Jawa Barat tetapi dia tidak tahu banyak

tentang Jawa Barat. Dia bertanya pada

gurunya.

Gilles : Gus, kabamya di Jawa Barat

ada banyak temppat wisata yang indah

Teks

Gilles seorang ekolog

dari Prancis.

Dia bekerja untuk Green

Peace.

Dia sedang belajar

bahasa Indonesia di

Wisma Bahasa.

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

1 12

1 12

1 21

fevtt: fU(\3""''''

f~\-v 4r (LP

~f\~ ~~<:(t-,

Sl ((Af~ d,\~ )u~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang sering dikunjungi orang, ya?

Agus : Ya betul. Ada apa?

Gilles : Saya mau mengunjungi tempat­

tempat wisata di Jawa Barat. Di mana

saja temp at-tempat itu?

Agus Wah, banyak sekali. Kalau

tempat wisata yang berudara sejuk ada

di Puncak, Cipanas, Pangalengan, dan

Tangkuban Perahu. Kalau yang

berudara panas ada di Pangandaran,

Pelabuhan Ratu dan Cirebon.

Gilles Sudahkah kamu mendatangi

tempat-tempat itu/

Agus Ya, sudah semua kecuali

Tangkuban Perahu.

Gilles : Adakah taman nasional di Jawa

Barat?

Agus : Ya, di Jawa Barat ada banyak

taman nasional, antara lain Taman

Nasional Ujung Kulon, Taman

Nasional Cibodas, dan Taman Nasional

Pangandaran.

Gilles mau berlibur di

Jawa Barat tetapi dia

tidak tahu banyak

tentang Jawa Barat.

Dia bertanya pada

gurunya.

Gilles Gus, kabamya

di Jawa Barat ada

banyak temppat wisata

yang indah yang sering

dikunjungi orang, ya?

Agus : Ya betul.

Ada apa?

Gilles Saya mau

mengunjungi tempat­

tempat wisata di Jawa

Barat.

Di mana saja tempat­

tempat itu?

Agus Wah, banyak

sekali.

1

1

1

1

1

1

1

1

29

10

33

5

4

22

11

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gilles : Di Taman Nasional Ujung

Kulon ada apa?

Agus : Di sana ada konservasi badak

bercula satu. Di sanalah satu-satunya

tempat di Indonesia yang punya badak

cula satu.

Gilles : Sulitkah untuk sampai ke tiap

taman nasional di sana?

Agus · Tidak sulit. Jalannya sudah

beraspal dan di sepenjang jalan yang

kita lewati kita bisa melihat perkebunan

teh.

Gilles : Wah, kedengarannya menarik

sekali. Apakah di sana ada tempat untuk

menginap?

Agus : Ya, ada losmen, penginapan,

atau rumah penduduk, tetapi tidak ada

hotel berbintang.

Gilles : Kalau mau ke sana, lebih baik

lewat mana?

Agus : Lewat darat bisa, lewat laut pun

Kalau tempat wisata 1 34

yang berudara sejuk ada

di Puncak, Cipanas,

Pangalengan, dan

Tangkuban Perahu.

Kalau yang berudara 0,5 13

panas ada di

Jumlah 12,5 214

12,5 128

Wacana yang berkode W 14 dengan judul "

Adakah Taman Nasional Di Jawa Barat" analisisbisa. Kalau lewat Iaut, Anda bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyewa perahu moor. Kalau lewat datanya dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis

darat, Anda bisa menyewa Land Rover. data menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut

Sebaiknya bawalah satu orang jatuh pada kata ke-6 dari 11 kata. Perhitungan

penduduk di sana sebagai pemandu kalimat tidak utuh adalah 6:11=0,54 dibulatkan

jalan. menjadi 0,5. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya

Gilles : Berapa saya harus membayar adalah 12+0,5=12,5. Berdasarkan jumlah

dia? Banyakkah? perhitungan suku katanya adalah 214 x 0,6 = 128,4

Agus : Saya tidak tahu pasti, tetapi dibulatkan menjadi 128. Angka yang dilaporkan ke

tidak banyak. dalam grafik fry adalah 12,5 dan 128.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 14

dengan judul "Adakah Taman Nasional Di Jawa

Barat", dari kolomjumlah suku kata yaitu 12,5 pada

baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis

dari baris mendatar yaitu 128 pada kolom jumlah

kalimat sehingga titik pertemuannya jatuh pada

tingkatan atau kelas pembaca 3. Sesuai dengan teori

penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

3-1=2 dan 3+1=4. Jadi wacana W.13 cocok untuk

kelas 2,3,4 (lA, 1B), tetapi tidak cocok untuk kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7,8 (2A).

Indonesia dan di dunia.

Tenggara Timur ini

mahal dan makan

Meskipun transportasi ke

Pulau Komodo yang

terletak di Nusa

Pulau eksotis yang telah

menjadi Taman Nasional

ini terkenal di seluruh

~~lA: rfAJ-­~~ \e.-(to

~ ~~ttvr'-~

<)V(J\I\\t;.l... ~. t"',..~

h.--~') ~ \'~ t .

~tI:t\~ 9t~~tdrJ

v.lP-" I,.

JJumlah

1 17

1 39

1 37

1 62

Kalimat Suku

kata

sudah

Pulau

Apakah anda

berkunjung ke

Komodo?

Teks

Setiap tahun Pulau

Komodo di kunjungi

banyak wisatawan, baik

wisatawan asing maupun

wisatawan domestik.

KOMODO

Apakah anda sudah berkunjung ke

Pulau Komodo? Pulau eksotis yang

telah menjadi Taman Nasional ini

terkenal di seluruh Indonesia dan di

dunia. Setiap tahun Pulau Komodo di

kunjungi banyak wisatawan,' baik

wisatawan asing maupun wisatawan

domestik. Meskipun trransportasi ke

Pulau Komodo yang terletak di Nusa

Tenggara Timur ini mahal dan makan

banyak waktu, wisatawan-wisatawan

tersebut tidak keberatan untuk

berkunjung ke sana.

Pulau ini didatangi oleh banyak

orang dan berbagai negara karena ada

binatang komodo di sana. Pulau inilah

satu-satunya habitat binatang komodo

yang masih ada di dunia. Komodo

adalah binatang besar yang berukuran 2­

3 meter dengan berat hingga 100 kg.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Meskipun berkaki pendek, komodo bisa

berlari hingga 20 km/jam, berenang,

menyelam, dan juga naik pohon. Selama

bertahun-tahun binatang ini telah hidup

di Pulau Komodo. Saat itu masih ada

beribu-ribu komodo yang tinggal di

sana. Namun, sebenamya komodo

adalah binatang yang hampir punah.

Oleh karena itu, binatang tnt harus

dilindungi.

Tidak hanya binatang komodo,

pantai-pantai di pulau ini pun indah dan

menarik untuk dikunjungi. Anda bisa

berjalan-jalan di sepanjang pantai,

berenang, snorkling ataupun menyelam.

Dalam beberapa tahun terakhir ini,

menyelam telah menjadi salah satu

aktivitas wisata populer yang sering

dilakukan oleh banyak wisatawan di

Pulau Komodo. Ekosistem bawah

lautnya kaya dengan bermacam-macam

ikan dan karang yang menarik untuk

banyak waktu,

wisatawan-wisatawan

tersebut tidak keberatan

untuk berkunjung ke

sana.

Pulau ini didatangi oleh

banyak orang dari

berbagai negara karena

ada binatang komodo di

sana.

Pulau inilah satu-satunya

habitat binatang komodo

yang masih ada di dunia.

Komodo adalah binatang

besar yang berukuran 2­

3 meter dengan berat

hingga 100 kg.

Jumlah

Perhitungan

1

1

1

8

8

38

29

24

246

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilihat langsung. Di sana juga ada cukup

banyak kapal dan alat selam yang dapat

disewa dengan harga yang masuk akal.

Pada tahun 2009, Taman Nasional

Pulau Komodo menjadi salah satu dari

"New Seven Wonders of Nature"di

dunia. Sejak saat itu, Pulau Komodo

pun terus dikembangkan supaya

menjadi lebih baik. Hotel dan restoran

dibangun, fasilitas transportasi

ditingkatkan, dan kampanye wisata

ekologis pun terus dilakukan.

Pemerintah berharap bahwa wisata

Taman Nasional Pulau Komodo akan

berpengaruh baik untuk ekosistem

komodo dan juga untuk ekonomi

masyarakat setempat.

(R~'t~::.,.~.·t.a. j~$h" .~k_ •••.,~r·~o()lm~).AV$:AAG£ HUM:IHiAOfSVl;.:t.;AaLUP•• ltJi(fWOMbS

tUS H:t 1t~ lZ~t~-4 'tu 1321a$. l4nl4"'~•• 1.·l$$ 1$).".:". tn1-$:l$O: ,#~::,,- .~.

:1'8:::1 'i-4-l~~~~~~~~si· .~~ tt~:ti;ntt~r=tJ~Xti:1!:1 .~&~. a.a~.1:! 1.'1I:Rl: 1.1

;:'! aJi ~ ~~~d+~r+-l!-f-f~;..r,.+~++~~~~~""""""1-f

!.~ ,.~~ ~~++-~'-Ho+Ie: 4,,$ 'l-+-i-+--';"~~~+:~~ "'S·:·I-+-+~~~~~¥"'"

'ii:~, E~ajffrff(~~eataaf£Stl1~g$BUlWWit·.~ S:: fI'::!: ~1!~, ~

uu?;,Su~ " '. .•

If)B:H~ 'U$ *20 1Z~1~. ),32' 136 J~O l44 148 1sa 1$$ latJl6tl lea ):nu. teot.'

EOW&ld·ftY. ··Graph .tOt·e$li~tin9·R..a.t>m~y-~le~d·:'(Gr.-ti:k:hy)

Wacana yang berkode W 15 dengan judul "

Komodo" analisis datanya dapat dilihat pada

lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke­

100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-13 dari

13 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah

13:13=1. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya adalah

7+1=8. Berdasarkan jumlah perhitungan suku

katanya adalah 246 x 0,6 = 147,6 dibulatkan menjadi

148. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik fry

adalah 8 dan 148.

Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan judul "Komodo", dari kolom jumlah suku

kata yaitu 8 pada baris tegak lurus ditarik garis

bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 148

pada kolom jumlah kalimat sehingga titik

pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas

pembaca 7. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik

Fry, maka peringkat kelas pembaca ini dikurangi

satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga,

hasil yang diperoleh adalah 7-1=6 dan 7+1=8. Jadi

wacana W 15 cocok untuk kelas 6,7,8 (2A).

16 Stella Mau Mengontrak Rumah

Stella adalah relawan yang berasal

dari Australia. Dia baru saja datang dari

Australia. Dua bulan yang akan datang

dia akan mulai bekerja sebagai dosen di

Universitas Sanata Dharma. Stella akan

tinggal di Yogya selama 2 tahun. Di

Yogya ada banyak cara untuk tinggal,

antara lain mengontrak rumah, tinggal

di homestay, rumah kos atau di hotel

dan losmen. Namun, dia merencanakan

akan mengontrak rumah. Dia

Teks

Stella adalah relawan

yang berasal dari

Australia.

Dia baru saja datang

dari Australia.

Dua bulan yang akan

datang dia akan mulai

Jumlah

Kalimat Suku

Kata

1 19

1 15

1 36

J

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memerlukan rumah yang tidak terlalu

besar karena dia akan tinggal seorang

sendirian.

Stella ingin mengontrak rumah

yang terletak di pinggiran kota yang

tidak terlalu jauh dengan tempat

bekerjanya. Rumah itu tidak harus

besar, yang terpenting ada halamannya

dan tempatnya terbuka sehingga banyak

udara.

Sebelum mengontrak rumah Stella

tinggal di homestay. Dia bertanya pada

orang-orang di homestay tentang

informasi rumah yang akan

dikontrakkan. Ibu di homestay

menyarankan agar Stella mencan

informasi rumah kontrakan di koran.

Lalu, mulailah Stella mencari informasi

lewat iklan yang ada di koran. Ketika

dia membaca sebuah koran pagi,

dilihatnya ada informasi tentang rumah

yang dikontrakan. Begitu melihat iklan

bekerja sebagai dosen

di Universitas Sanata

Dharma.

Stella akan tinggal di

Yogya selama 2 tahun.

Di Yogya ada banyak

cara untuk tinggal,

antara lain mengontrak

rumah, tinggal di

homestay, rumah kos

atau di hotel dan

losmen.

Namun, dia

merencanakan akan

mengontrak rumah.

Dia memerlukan rumah

yang tidak terlalu besar

karena dia akan tinggal

seorang sendirian.

Stella ingin

mengontrak rumah

1

1

1

1

1

14

41

16

32

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tentang rumah itu, dia langsung

menghubungi pemiliknya.

Pemilik : Selamat pagi!

Stella Selamat pagi, nama

saya Stella. Saya

membaca iklan di koran

tentang rumah yang akan

dikontrakan. Apakah

betul rumah Anda akan

dikontrakan?

Pemilik : Oh, ya, benar Mbak!

Stella : Maaf, Pak, kalau boleh

tahu rumah itu terletak di mana, ya?

Pemilik Oh, tentu saja boleh!

Rumah itu terletak di

daerah Condong Catur,

di utara Yogya, tidak

jauh dari Jalan Ring

Road Utara, dekat

dengan universitas

terkenal di Yogya.

Stella Wah, kelihatannya

yang terletak di

pmggiran kota yang

tidak terlalu jauh

dengan tempat

bekerjanya.

Rumah itu tidak harus

besar, yang terpenting

ada

Jumlah

Perhitungan

0,5

8,5

8,5

16

224

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anda mau melihat rumah itu?

menarik sekali. Boleh saya melihat

rumah itu, Pak?

satu bisa, Pak?

Pemilik : Oh, bisa! Kalau begitu,

silahkan datang! Saya tunggu Anda di

rumah.

loa 1t;t 1Hi 'tt<Q· '~41.2.• ,~:..,:,.....,-,~-r-t:'~~~__..or--

i ~'~:::~ .t-t-iri-+~~~~~~~

si~~:~ t-'iH~~-++~~~~Cl-£~

~<I '::~ t."'T'1bri-i~~"r~~~~~~~&g &3 ~~,:~3~.~=;tf~ftt:t:~=tI~'+1*-" 1~·' r;;;,t-r1~9-t~"bt"H-1t+1+f.~~-L4-~~~

!'I~··~::a"~~'·~4:i~;$~t~~~~~~~~~~~~e~~~iit~tjEEEJ·--i ~:', " t ,e''I:: $;2'H~'"'T'tT1:~~rN~--H+t-~r+,~~,++...u;....J,..b~J~ ::: .rH'-H-H;~irl-t+i~~#f++i#T+~~~J14..f.o.+..+4-kI'n,= u '~~ri-f~~

~i :~.~~~~~~.w ... 0 ..~~""""''f.!''''~~A~ aei~ =::'-< 3,.$

U),;QZ,5'2'.:Q~

'loti'l"tt 11&.\20 l,:4·l2{t.3t 1$ 140 l<4$:1:lQ .,. ,160: UM lq;·'.,nlN twi.,EdW&f:O f:ry~ ~~Gtapbfot E~~.malJn9.Readal>fU~y-et:l:.ndedt'

\,ar.1"ilt F'r:Y}Baik, Pak! Selamat

Siang ini, kira-kira jam

· Oh silahkan! Kapan

Stella

Pemilik

Stella

pagi! Wacana yang berkode W 16 dengan judul "

Jam satu siang Stella pergi mencari-cari Stella Mau Mengontrak Rumah" analisis datanya

rumah itu. Beberapa waktu kemudian, dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data

dia menemukan rumah itu. Rumah itu menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut

terletak di utara Yogya. Daerah utara jatuh pada kata ke-8 dari 15 kata. Perhitungan

Yogya merupakan daerah baru yang kalimat tidak utuh adalah 8:15=0,53 dibulatkan

disukai banyak orang. Rurnah itu menjadi 0,5. Jadi, pehitungan kalimat utuhnya

kelihatan masih barn, halamannya luas adalah 8+0,5=8,5. Berdasarkan jumlah perhitungan

dan bersih. Segera dia menemui pemilik suku katanya adalah 224 x 0,6 = 134,4 dibulatkan

rumah menjadi 134. Angka yang dilaporkan ke dalam

Stella : Permisi! grafik fry adalah 8,5 dan 134.

Pak Santosa Ya, mari! Silahkan Dengan demikian angka yang dilaporkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masuk! Anda pasti Mbak Stella! Grafik Fry di atas untuk wacana berkode W 16

Stella : Ya, betul Pak! dengan judul "Stella Mau Mau Mengontrak

Pak Santosa Namma saya Sntosa. Rumah", dari kolom jumlah suku kata yaitu 8,5

Mari, silahkan masuk! pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan

Stella Terima kasih, Pak garis dari baris mendatar yaitu 134 pada kolom

Santosa. Kita bisa langsung lihat-ihat jumlah kalimat sehingga titik pertemuannya jatuh

rumah ini, Pak? pada tingkatan atau kelas pembaca 6. Sesuai dengan

Pak Santosa : Oh, ya, rumah ini terdiri teori penggunaan Grafik Fry, maka peringkat kelas

dari lima ruang besar. lni pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah

ruang tamu sekaligus satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah

ruang keluarga. Di 6-1==5 dan 6+1==7. Jadi wacana W 16 cocok untuk

sebelah kiri ruang tamu kelas 5,6,7 (2A).

ada dua kamar tidur.

Yang satu ini kamar tidur

terbesar dengan kamar

mandi di dalam dan ber-

AC. Kalau Anda buka

jendelanya, di pagi hari

Merapi terlihat indah dari

kamar ini. Di sebelah

kanan ruang tamu ada

satu ruang kecil yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bisa dipakai sebagai

ruang baca. Di

sebelahnya ada kamar

mandi.

Stella Wah, bagus sekali!

Bagaimana dengan dapumya, Pak?

Pak Santosa : Dapur ada di belakang,

menyatu dengan ruang makan.

Mereka lalu berjalan ke ruang belakang.

Pak Sentosa : Ini dapur yang menyatu

dengan ruang makan. Di

sebelahnya ada satu

kamar yang bisa dipakai

untuk kamar pembantu.

Stella Wah, ruang belakang

ini indah sekali! Ada

taman kecil dan kolam

ikan. Saya pikir, begitu

melihat rumah ini saya

tidak mau keluar lagi dari

rumah. Oh, ya Pak!

Bagaimana dengan arr

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Stella

rekening

dan listriknya?

Pak Sentosa Listriknya 1300 watt

dan aimya dari air ledeng

dan air sumur dengan

pompa listrik. Di rumah

ini juga ada telepon dan

faksnya.

Wah, saya tertarik

dengan rumah ini, Pak! Berapa sewanya

setahun, Pak?

Pak Sentosa Sewanya 20 juta, itu

sudah termasuk perabot.

Stella Berapa

listriknya per bulan?

Pak Sentosa Biasanya sekitar Rp

120.000,00.

Stella : Baik, Pak! Saya pikir,

rumah..

sesuai denganInI yang saya

inginkan.

Sesudah berbicara beberapa

waktu, Stella setuju untuk mengontrak

rumah itu selama dua tahun. Mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Juga akan membuat surat perjanjian

kontrak rumah.

Yogyakarta, 30 Juli 2019

Mengetahui,

Triangulator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI