Upload
hakhuong
View
235
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PEMAHAMAN GURU GEOGRAFI TERHADAP PENILAIAN
HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
Nurul Fadhilah Tsani
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
TINGKAT PEMAHAMAN GURU GEOGRAFI TERHADAP PENILAIAN
HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
Oleh:
Nurul Fadhilah Tsani (1113034054)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara usia
dengan pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum
2013, (2) Hubungan antara pendidikan terakhir dengan pemahaman guru terhadap
penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013, (3) Hubungan antara lama
masa kerja dengan pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan
Kurikulum 2013
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru geografi SMA di Kota Bandar Lampung. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan tes pengetahuan. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis statistik-deskriptif dalam bentuk tabulasi silang
dan chi kuadrat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara umur dengan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian hasil
belajar berdasarkan kurikulum 2013, (2) Terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pendidikan dengan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian
hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013, (3) Tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara masa kerja dengan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian
hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013.
Kata kunci : mata pelajaran geografi, guru geografi, penilaian hasil belajar,
kurikulum 2013
iii
ABSTRACT
THE LEVELS OF GEOGRAPHY TACHERS’ UNDERSTANDING OF
LEARNING OUTCOME EVALUATION BASED ON CURRICULUM 2013 IN
BANDAR LAMPUNG
By
Nurul Fadhilah Tsani (1113034054)
This study aims to investigate: (1) is there any significant difference
between ages and the level of the teachers’ understanding of learning outcome
evaluation based on Curriculum 2013, (2) is there any significant difference
between educational levels and the level of the teachers’ understanding of
learning outcome evaluation based on Curriculum 2013, (3) is there any
significant difference between service terms and the level of the teachers’
understanding of learning outcome evaluation based on Curriculum 2013.
The study employed the quantitative approach. The research population
comprised geography teachers at Senior High Schools in Bandar Lampung. The
data were collected through a knowledge test. The data were analyzed by means
of descriptive statistics using cross tabulation and chi square test.
The results of the study are as follows: (1) There is no significant difference
between ages and the level of the teachers’ understanding of learning outcome
evaluation based on Curriculum 2013, (2) There is significant difference between
educational levels and the level of the teachers’ understanding of learning
outcome evaluation based on Curriculum 2013, (3) There is no significant
difference between service terms and the level of the teachers’ understanding of
learning outcome evaluation based on Curriculum 2013.
Keyword : geography, geography teachers, learning outcome evaluation,
curriculum 2013
TINGKAT PEMAHAMAN GURU GEOGRAFI TERHADAP PENILAIAN
HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
Nurul Fadhilah Tsani
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sekampung Kabupaten Lampung Timur
Provinsi Lampung pada tanggal 20 November 1993. Anak kedua
dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Sokhib dan Ibu
Sringatun.
Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis yaitu:
1. TK PGRI 1 Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
diselesaikan pada tahun 1999.
2. SD Negeri 3 Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
diselesaikan pada tahun 2005.
3. SMP Negeri 2 Metro Kota Metro diselesaikan pada tahun 2008.
4. SMA Negeri 4 Metro Kota Metro diselesaikan pada tahun 2011.
5. Pada tahun 2011, penulis di terima di Program Studi Pendidikan Geografi
Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
tertulis.
ix
MOTTO
“Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”
(At-Taubah:40)
“Be So Good They Can’t Ignore You”
-Steve Martin-
x
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah Swt, ku persembahkan karya sederhanaku ini
untuk mereka yang ku sayangi
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sokhib dan Ibu Sringatun yang telah
dengan sabar menyayangi dan mendoakan demi kebahagiaan dan
keberhasilanku.
Kakak dan adikku tersayang, Fajar Angriawan dan M. Khusni Abdillah
yang selalu hadir memberikan tawa, semangat dan dukungan.
Keluarga besar Pendidikan Geografi Unila yang telah memberikan
pelajaran dan pengalaman baru.
Almamater Universitas Lampung.
xvi
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, karena atas Rahmat dan Hidayah-
Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul “Tingkat Pemahaman
Guru Geografi terhadap Penilaian Hasil Belajar berdasarkan Kurikulum
2013 di Kota Bandar Lampung” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
kepada Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Pembimbing Akademik sekaligus Dosen
Pembimbing I, Dedy Miswar, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, serta Dr.
Sumadi, M.S. selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan bimbingan
dalam penyusuan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tulus
kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Sunyono, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Dan Kerjasama
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan izin dan pelayanan administrasi kepada penulis.
xvii
3. Drs. Supriyadi, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan Dan Umum
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan
Alumni Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMA/MA di Kota Bandar Lampung atas
bantuan dan izin penelitian yang telah diberikan.
7. Orang tua dan saudara-saudaraku atas cinta dan doa yang tak pernah henti
diberikan kepada penulis.
8. Teman-teman Pendidikan Geografi 2011 yang telah menjadikan hidup
semakin hidup.
9. Keluarga Besar Pendidikan Geografi Universitas Lampung.
Akhirnya penulis berharap semoga kebaikan yang telah diberikan mendapatkan
balasan dari Allah Swt.
Bandar Lampung, November 2018
Penulis
Nurul Fadhilah Tsani
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 3
1.3. Pembatasan Masalah........................................................................ 4
1.4. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.7. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ........................... 8
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 8
2.1.1. Pemahaman Guru ................................................................. 8
2.1.2. Konsep Penilaian Pembelajaran .......................................... 10
2.1.3. Penilaian Autentik ............................................................... 12
2.1.4. Prinsip Penilaian Autentik ................................................... 14
2.1.5. Ruang Lingkup Penilaian .................................................... 15
2.1.6. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar ..................................... 20
2.2. Kerangka Pikir ................................................................................. 31
2.3. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32
III. METODE PENELTIIAN....................................................................... 34
3.1. Metode Penelitian ............................................................................ 34
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 34
3.3. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel .................. 35
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 35
2. Devinisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 35
3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37
1. Wawancara ..................................................................................... 37
2. Tes Pengetahuan............................................................................. 38
xii
3.5. Instrumen Penelitian ........................................................................ 38
3.6. Teknik Analisis Data ....................................................................... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 42
4.1. Tinjauan Umum Wilayah Penelitian ............................................... 42
4.2. Hasil Penelitian ................................................................................ 47
4.3. Pebahasan ........................................................................................ 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 64
5.2. Saran ................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ruang Lingkup Kompetensi Sikap ............................................................ 17
2. Ruang Lingkup Kompetensi Pengetahuan-Kemampuan Berpikir ............. 17
3. Ruang Lingkup Kompetensi Pengetahuan ................................................. 19
4. Ruang Lingkup Kompetensi Keterampilan-Keterampilan Abstrak ........... 19
5. Ruang Lingkup Kompetensi Keterampilan-Keterampilan Kongkret ........ 20
6. Nilai Ketuntasan Kompetensi Sikap .......................................................... 21
7. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan ...................................... 22
8. Waktu Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar .............................................. 30
9. Kisi-kisi Soal Tes ....................................................................................... 38
10. Pengkategorian Skor .................................................................................. 40
11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Kota Bandar Lampung.......... 44
12. Jumlah Sekolah dan Perguruan Tinggi di Kota Bandar Lampung ............. 45
13. Data Curah Hujan Tahun 2008-2017 Kota Bandar Lampung ................... 46
14. Klasifikasi Zona Iklim menurut Schmidth-Fergusson ............................... 47
15. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................... 48
16. Distribusi Responden Berdasarkan Umur .................................................. 48
17. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ......................................... 49
18. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ......................................... 50
xiv
19. Distribusi Tingkat Pemahaman Guru berdasarkan Umur .......................... 52
20. Distribusi X2 ............................................................................................... 54
21. Distribusi Tingkat Pemahaman Guru berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 55
22. Distribusi Tingkat Pemahaman Guru berdasarkan Masa Kerja ................. 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................ 32
2. Peta Lokasi SMA Negeri Kota Bandar Lampung Tahun 2016.................. 43
3. Diagram Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Kurikulum 2013 .................................................................... 51
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya globalisasi mengakibatkan terjadinya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih
tentunya perlu diimbangi dengan sumberdaya manusia yang berkompetensi
agar bisa terus selaras dengan perkembangan jaman. Pada kondisi inilah
pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia yang ada.
Pendidikan yang diterapkan di Indonesia masih belum sesuai, sehingga
peserta didik yang dihasilkan belum memiliki kompetensi seperti yang
diharapkan dalam masyarakat. Hal ini mengakibatkan belum mampunya
peserta didik untuk menghadapi masalah yang ada di tengah-tengah
masyarakat. Karenanya, pemerintah terus berusaha melakukan perbaikan
pada sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia.
Dalam rangka memperbaiki sistem pendidikan inilah, pemerintah terus
melakukan inovasi pada kurikulum yang digunakan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, melalui departemen pendidikan dan
2
kebudayaan, pemerintah melakukan pembaharuan dari Kurikulum 2006
menjadi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 lahir sebagai penyempurna Kurikulum 2006 yang belum
memenuhi tuntutan fungsi dan pendidikan nasional. Kompetensi yang ada
dalam kurikulum 2006 belum menggambarkan secara nyata unsur sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Selain itu proses pembelajaran yang
diterapkan masih terpusat pada guru.
Salah satu perubahan yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah pada
aspek penilaiannya. Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014
penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian autentik
dan non-autentik. Perubahan ini yang kemudian menuntut guru untuk
melakukan perubahan pada proses penilaian yang selama ini telah
digunakan.
Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014, standar kompetensi yang
harus dicapai peserta didik dalam Kurikulum 2013 harus mencakup
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Selain siswa dalam pembelajaran yang berlangsung, penilaian hasil belajar
yang dilakukan guru juga harus mencakup ketiga aspek kompetensi
tersebut.Oleh karenanya, tenaga pendidik harus memahami secara betul
prosedur penilaian yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 ini.
Berdasarkan website Okezone News bulan Oktober 2014, dalam Dialog dan
Konsultasi Nasional terkait Kurikukum 2013, staf khusus menteri
pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) bidang pengawasan dan
3
pengendalian pembangunan (UKMP3), Agnes Tuti Rumiati
mengungkapkan bahwa terdapat banyak hal yang belum dipahami oleh
tenaga didik terkait dengan kurikulum 2013. Salah satu aspek yang belum
dipahami oleh guru yaitu pelaksanaan proses penilaian belajar. Tuti
mengungkapkan bahwa banyak yang belum paham dalam memberikan
penilaian dalam implementasi kurikulum 2013.
Berdasarkan jurnal studi tentang studi pemahaman guru terhadap penilaian
autentik pada kurikulum 2013 pada guru Pkn di SMPN 1 Bandar Lampung,
diketahui bahwa guru-guru masih banyak mengagunakan cara-cara
konvensional, dengan masih hanya menggunakan tes tertulis dan bukan tes
non-tertulis.
Mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang diajarkan Sekolah
Menengah Atas pada kelas X sampai kelas XII. Berdasarkan Permendikbud
No 64 Tahun 2014, geografi merupakan mata pelajaran peminatan pada
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dengan beberapa perubahan yang ada pada Kurikulum 2013, maka belum
semua tenaga pendidik mampu mengimplementasikan standar yang telah
diterapkan pada Kurikulum 2013 tersebut.Berdasarkan penjabaran tersebut,
peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pemahaman
Guru Geografi SMA terhadap Penilaian Hasil Belajar berdasarkan
Kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung”.
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Kurikulum 2013 menggunakan aspek-aspek penilaian yang lebih
kompleks dibandingkan dengan aspek-aspek penilaian yang
digunakan pada Kurikulum 2006.
2. Masih beragamnya pehamanan guru geografi terhadap hasil
penilaian hasil belajar yang diterapkan pada Kurikulum 2013.
3. Masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan yang
diidentifikasikan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan
masalah diperlukan untuk memperjelas masalah yang akan diteliti agar hasil
penelitian lebih terfokus dan mendalam serta untuk menghindari penafsiran
yang berbeda. Pada penelitian ini difokuskan pada “Tingkat Pemahaman
Guru Geografi SMA terhadap Penilaian Hasil Belajar berdasarkan
Kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung”.
1.4. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini
adalah:
5
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan pemahaman
guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan
pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum
2013?
3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara lama masa kerja dan
pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum
2013?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara usia dengan pemahaman guru terhadap
penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013.
2. Mengetahui hubungan antara pendidikan terakhir dengan pemahaman guru
terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013.
3. Mengetahui hubungan antara lama masa kerja dengan pemahaman guru
terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi:
1. Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
6
2. Sumber informasi oleh instansi terkait mengenai tingkat pemahaman
guru Geografi terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan
Kurikulum 2013. Informasi tersebut kemudian diharapkan dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan.
3. Masukan pada guru untuk meningkatkan kemampuan penilaian hasil
belajar sesuai dengan Kurikulum 2013.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini antara lain:
1. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah guru geografi SMA
Negeri yang telah menggunakan Kurikulum 2013 di Kota Bandar
Lampung.
2. Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah seluruh SMA Negeri
yang menggunakan Kurikulum 2013 Kota Bandar Lampung.
3. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2018.
4. Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Evaluasi Pendidikan
Ralph Tyler (1950), mengatakan bahwa evaluasi pendidikan
merupakan sebuah proses mengumpulkan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa
sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli
lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut
adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
7
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan
(Suharsimi Arikunto, 2012: 3).
Dalam penelitian ini, Evaluasi Pendidikan digunakan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan
guru dalam mengaplikasikan Kurikulum 2013. Pengaplikasian
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran dikhususkan pada
kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran sesusai dengan
Kurikulum 2013.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pemahaman Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata paham sebagai asal kata dari
pemahaman diartikan sebagai mengerti benar atau tahu benar. Jadi, pemahaman dapat
diartikan sebagai proses, perbuatan, cara untuk mengerti benar atau mengetahui benar.
Seseorang dapat dikatakan paham mengenai sesuatu apabila orang tersebut sudah
mengerti benar mengenai hal tersebut.
Pemahaman didefinisikan proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian karena
untuk menuju ke arah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berpikir.
Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami. Sedangkan menurut
Yusuf Anas, yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan yang sudah diingat lebih-kurang sama dengan yang sudah
diajarkan dan sesuai dengan maksud penggunaannya (Lihin: 2013).
Menurut Bloom dalam Sudjiono (2009:50), pemahaman adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu atau dapat
melihatnya dari berbagai segi. Daryanto (2012:106-108) bependapat bahwa
kemampuan memahami ini dapat diabarkan dalam tiga bentuk, yaitu menerjemahkan,
9
menginterpretasi, dan mengeksploraasi. Menurut Djamarah (2010:36), guru adalah
figur seorang pemimpin, arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak peserta
didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian
peserta didik menjadi seorang manusia Indonesia yang memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diartikan bahwa pemahaman guru yaitu
kemampuan guru untuk menggunakan pengetahuan berdasarkan suatu konsep
maupun prinsip tertentu dalam melaksanakan proses pembelajaran serta kemampuan
menyampaikannya kepada peserta didik untuk membentuk dan membangun
kepribadian peserta didik yang mampu berkontribusi dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Pemahaman guru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1) Usia Guru
Berdasarkan Wikipedia umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
Sehingga dapat diartikan bahwa usia guru yaitu satuan waktu yang mengukur
keberadaan guru sejak dia lahir hingga saat ini.
Kategori penggolongan umur berdasarkan Depkes RI 2009:
1. Masa balita : 0-5 tahun
2. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun
3. Masa remaja awal : 12-16 tahun
4. Masa remaja akhir : 17-25 tahun
5. Masa dewasa awal : 26-35 tahun
6. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
10
7. Masa lansia awal : 46-55 tahun
8. Masa lansia akhir : 56-65 tahun
9. Masa manula : 65 sampai atas
2) Tingkat Pendidikan
Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut
dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang
tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti sebuah
perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit banyak,
sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi, secara
Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu (Silabus.Org: 2016).
Menurut Suhardjo, 2007 dalam Dini Komala Sari, tingginya rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi
tantangan global di masa depan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya
dalam hal kesehatan. Tingkat pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang
terutama dalam menerima hal baru.
Menurut Suhardjo, 2007 dalam Dini Komala Sari, tingkat pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau
masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam
11
perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan. Pendidikan
formal membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal baru.
Menurut Notoatmojo (2003) dalam Dini Komala Sari tingkat pendidikan dapat
dibedakan berdasarkan tingkat-tingkat tertentu seperti:
1. Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD/sederajat, SLTP/sederajat.
2. Pendidikan lanjut: a) Pendidikan menengah minimal 3 tahun meliputi SMA
atau sederajat dan; b) Pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister,
doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
3) Masa Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masa kerja adalah jangka waktu
orang sudah bekerja (pada suatu kantor, badan dan sebagainya). Berdasarkan
definisi tersebut maka masa kerja guru adalah jangka waktu seorang guru bekerja
pada satuan pendidikan tertentu.
2.1.2. Konsep Penilaian Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud No 23 Tahun 2016, standar penilaian pendidikan adalah
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. Sedangkan, berdasarkan Permendikbud No 104
Tahun 2014, penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap
12
spiritual dan sosial, kompetensi pengetahuan, dam kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
a. Fungsi Peniliaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya penilaian hasil
belajar oleh pendidik meliputi:
1) Penilaian formatif
Penilaian formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik
dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian
selama proses pembelajaran dalam satu semester, sesuai dengan prinsip
Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu dan mau. Hasil dari kajian
terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan
guru untuk pertemuan berikutnya.
2) Penilaian sumatif
Penilaian sumatif yaitu menentu keberhasilan belajar peserta didik pada akhir
suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan
nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang
peserta didik.
13
b. Tujuan Penilain Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014, tujuan penilaian hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program
pengayaan.
2) Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
3) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4) Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
c. Acuan Penilaian Pembelajaran
1) Penilaian menggunakan acuan kriteria yang merupakan penilaian kemajuan
peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.
Skor yang diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif
seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya
namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan.
2) Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti
pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di
akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka
14
yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia
baik secara individual maupun kelompok. Program pengayan merupakan
pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.
3) Kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian
optimum untuk keterampilan.
2.1.3. Penilaian Autentik
Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014, penilaian autentik adalah bentuk
penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan
tugas pada situasi yang sesungguhnya. Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal
pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dam keterampilan meliputi ketuntasan
penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Nurgiyantoro dalam Yunus (2014: 77) menyatakan bahwa pada hakikatnya penilaian
autentik merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk
menilai hasil belajar siswa, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain
kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya berdasarkan informasi yang
diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan baik penilaian terhadap kegiatan
yang dilakukan. Dalam definisi yang lebih terfokus, Hart menyatakan bahwa
penilaian autentik yaitu penilaian yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas
autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna selanjutnya yang dapat dikatakan
sebagai penilaian performa.
Wormeli dalam Yunus (2014: 78) penilaian autentik mengacu pada dua aspek.
Pertama penilaian autentik berhubungan dengan bagaimanasiswa mampu
15
mengaplikasikan hasil belajarnya di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, penilaian
autentik merupakan penilaian yang mampu mengetahui secara jelas bagaimana siswa
belajar dan hal-hal apa yang menyebabkan siswa terdorong untuk belajar.
Abidin (2014: 83) menyatakan bahwa penilaian autentik memiliki sifat berpusat pada
peserta didik, terintegrasi dengan pembelajaran, autentik, berkelanjutan, dan
individual. Sifat penilaian autentik yang komprehensif juga dapat membentuk unsur-
unsur metakognisi dalam diri peserta didik seperti kemauan mengambil risiko, kreatif,
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan berpikir kreatif, tanggung
jawab terhadap tugas dan karya, dan rasa kepemilikan.
2.1.4. Prinsip Penilaian Autentik
Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014, penilaian hasil belajar oleh pendidik
diterapkan berdasarkan prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam
penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut:
a) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosiak ekonomi, dan gender.
d) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang
tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
16
e) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f) Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
g) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
i) Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta
didik dalam belajar.
Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip-prinsip
penilaian autentik sebagai berikut:
a) Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum
b) Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran
c) Berkaitan dengam kemampuan peserta didik
d) Berbasis kinerja peserta didik
e) Memotivasi belajar peserta didik
f) Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik
g) Memeberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksikan responnya
h) Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
i) Mengembangkan kemampuan berpikir divergen
j) Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran
k) Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus
l) Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata
17
m) Terkait dengan dunia kerja
n) Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata
o) Menggunakan berbagai cara dan instrumen
2.1.5. Ruang Lingkup Penilaian
Berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014, lingkup penilaian hasil belajar oleh
pendidik mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial, kompetensi pengetahuan,
dan kompetensi keterampilan.
a) Sikap (Spiritual dan Sosial)
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap
sosial adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Ruang Lingkup Kompetensi Sikap Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian
terhadap nilai tersebut
Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam
membicarakan nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut;
dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai
dirinya
Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam
berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
b) Pengetahuan
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampun berpikir adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. Ruang Lingkup Kompetensi Pengetahuan-Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir Deskripsi
Mengingat:
Mengemukakan kembali apa yang
dipelajari dari guru, buku, sumber
Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan, kebenaran
pengetahuan yang diingat dan digunakan ketika menjawab
pertanyaan tentang fakta, definisi konsep, prosedur, hukum,
18
lainnya sebagaimana aslinya, tanpa
melakukan perubahan
teori dari apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa
diubah/berubah.
Memahami:
Sudah ada proses pengolahan dari
bentuk aslinya tetapi arti dari kata,
istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar,
foto tidak berubah.
Kemampuan mengolah pengetahuan yang dipelajari menjadi
suatu yang baru seperti menggantikan suatu kata/istilah
dengan kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis
kembali suatu kalima/paragraf/tulisan dengan
kalimat/paragraf/ tulisan sendiri dengan tanpa mengubah arti
informasi aslinya; mengubah bentuk komunikasi dari bentuk
kalimat ke bentuk grafik/tabel/visual atau sebaliknya;
memberi tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai
dengan kemampuan peserta didik; memperkirakan
kemungkinan yang terjadi dari suatu informasi yang
terkandung dalam suatu kalimat/paragraf/tulisan/data.
Menerapkan:
Menggunakan informasi, konsep,
prosedur, prinsip, hukum, teori yang
sudah dipelajari untuk sesuatu yang
baru/belum dipelajari
Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti konsep
massa, cahaya, suara, listrik, hukum penawaran dan
permintaan, hukum boyle, hukun archimedes,
membagi/menggali/menambah/ mengurangi/menjumlah,
menghitung modal dan harga, hukum persamaan kuadrat,
menentukan arah kiblat, menggunakan jangka, menghitung
tempat jarak di peta, menerapkan prinsip kronologi dalam
menentukan waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya
dalam mempelajari sesuatu yang belum pernah dipelajari
sebelumnya.
Menganalisis:
Menggunakan keterampilan yang
telah dipelajarinya terhadap suatu
informasi yang belum diketahuinya
dalam mengelompokkan informasi,
menentukan keterhubungan antara
satu kelompok/ informasi dengan
kelompok/informasi lainnya, antara
fakta dengan konsep, antara
argumentasi dengan kesimpulan,
benang merah pemikiran antara satu
karya dengan karya lainnya
Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri-cirinya, memberi nama bagi
kelompok tersebut, menetukan apakah suatu kelompok
sejajajr/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan
mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan muncul,
menentukan mana yang memberikan pengaruh dan mana
yang menerima pengaruh, menemukan keterkaitan antara
fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa
yang dikemukakan dibagian awal dengan bagian berikutnya,
menemukan pikiran pokok penulis/ pembicara/nara sumber,
menemukan kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya.
Mengevaluasi:
Menentukan nilai suatu benda atau
informasi berdasarkan suatu kriteria
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan
berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/
menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari
kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih berdasarkan
kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya
suatu hasil kerja berdasarkan kriteria
Mencipta:
Membuat sesuatu yang baru dari apa
yang sudah ada sehingga hasil
tersebut merupakan satu kesatuan
utuh dan berbeda drai komponen
yang digunakan untuk
membentuknya
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai
sumber ynag dibacanya, membuat suatu benda dari bahan
yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu
benda, mengembangkan berbagai bentuk kreatifitas lainnya.
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah
sebagai berikut.
19
Tabel 3. Ruang Lingkup Kompetensi Pengetahuan Dimensi pengatahuan Deskripsi
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka,
tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata
pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu
kategori lainnya, hukum kausalita, definisi, teori.
Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari suatu mata
pelajaran seperti algoritma, teknik, metode, dan kriteria untuk
menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur
metakognitif Pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan,
menentukan pengetahuan yang penting dan tidak penting
(strategic knowledge), pengetahuan yang sesuai dengan konteks
tertentu, dan pengetahuan diri (self-knowledge).
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
c) Keterampilan
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak berupa
kemampuan belajar adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Ruang Lingkup Kompetensi Keterampilan-Keterampilan Abstrak Kemampuan Belajar Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat
tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang
digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta
didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan
hipotetik)
Mengumpulkan informasi/
mencoba
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan,
dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menalar/mengasosiasi Mengembangkan interpretasi, argumentasi, dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan
lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi
serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis
fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi
struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukan
hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang
tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang
berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar)
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multimedia dan
lain-lain.
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
20
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan kongkret adalah
sebagai berikut.
Tabel 5. Ruang Lingkup Kompetensi Keterampilan-Keterampilan Kongkret
Keterampilan Kongkret Deskripsi
Persepsi (Perception) Menunjukkan perhatian untuk melakukan suatu gerakan
Kesiapan (set) Menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan
suatu gerakan
Meniru (Guided response) Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan
(Mechanism)
Melakukan gerakan mekanistik
Mahir (Complex or overt
response)
Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi
Menjadi gerakan alami
(Adaption)
Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar
gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal
(Origination)
Menjadi gerakan baru yang original dan sukar ditiru oleh
orang lain dan menjadi ciri khasnya
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
2.1.6. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar
1) Tingkat Kompetensi
Tingkat kompetensi merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pencapaian kompetensi sikap dinyatakan dalam
deskripsi kualitas tertentu, sedangkan pencapaian kompetensi pengetahuan
dinyatakan dalam skor tertentu untuk kemampuan berpikir dan dimensi
pengetahuannya, sedangkan untuk kompetensi keterampilan dinyatakan dengan
deskripsi kemahiran dan/atau skor tertentu.
Pencapaian tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan
dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu. Tingkat pencapaian KI
dan KD berbeda untuk setiap satuan tingkat pendidikan mulai dari SD/MI kelas
21
awal (I - III) dan kelas atas (IV – VI), SMP/MTs kelas VII – IX, dan SMA/MA
kelas X – XII.
2) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan
belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi
yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik
atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan belajar dalam setiap tahun adalah keberhasilan peserta didik
pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam
tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yaitu
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) sebagaimana
tertera pada tabel berikut.
Tabel 6. Nilai Ketuntasan Kompetensi Sikap
Nilai Ketuntasan Sikap (Predikat)
Sangat Baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
22
Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen dengan
huruf A sampai dengan D sebagaimana te
rtera pada tabel berikut.
Tabel 7. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3, 85 – 400 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk
keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
Khusus untuk SD/MI ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan ditetapkan
dalam bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus, rerata dan capaian
optimum.
3) Teknik Dan Instrumen Penilaian
Kurikulum menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta
didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
23
Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan.
a. Penilaian Kompetensi Sikap
Sikap bermula pada perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang
diharapkan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik,
antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftra cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung
berdasarkan modus (Yunus Abidin: 2014).
1. Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan
menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,
baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan
terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan
oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung,
seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan,
kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungin, dan selama peserta didik
berada di sekolah atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat
diamati guru.
24
2. Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan
penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke
peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous
learning).
Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu
tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas
dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.
b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
d) Merumuskan format penilaian, dapat beruoa daftar tanda cek, atau
skala penilaian.
3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)
Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. Instrunen yang digunakan berupa lembar
pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh
peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.
25
4. Penilaian jurnal (anecdotal record)
Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau
negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1. Tes tertulis
Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a) Memilih jawaban, dapat berupa:
Pilihan ganda
Dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
Menjodohkan
Sebab-akibat
b) Mensuplai jawaban, dapat berupa:
Isian atau melengkapi
Jawaban singkat atau pendek
Uraian
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-
soal uaraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan
atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat,
berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan tes tertulis bentuk uraian
26
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan
waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.
2. Observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan
Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap
diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari
penilaian autentik.
3. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c. Penilaian kompetensi keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret.
Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan:
1. Unjuk kerja/kinerja/praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik
ibadah, praktik olahraga, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi.
27
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktek perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut.
a) Langkah-langkah kerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk
menunujukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas.
d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat
diamati.
e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan
langkah-langkah pekerjaan yang akan diamati.
Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Misalnya untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan
pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok
kecil, berpidato, bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran
kemampuan peserta didik akan lebih utuh.
Untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat
menggunakan instrumen sebagai berikut:
a) Daftar cek
Dengan menggunakan daftar cek peserta didik mendapat nilai bila
kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
28
b) Skala penilaian (Rating scale)
Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi niali tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu,
karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai
lebih dari dua. Skala penilaian tertentang dari sempurna sampai sangat
sempurna. Misalnya: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
2. Projek
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan
menginformasi suatu hal secara jelas.
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai
pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu
disiapkan kriteria penilaian atau rubrik.
3. Produk
Penilaiaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan, pakaian, sarana
kebersihan, alat-alat teknologi, hasil karya seni, dan barang-barang terbuat
dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
29
a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik.
c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya
berdasarkan tampilan, fungsi dan estetika.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik.
a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan (tahap:persiapan, pembuatan produk, penilaian
produk)
b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.
4. Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode
hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik
sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta
didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan
terus menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperhatikan dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui
30
sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis
dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian
portofolio.
a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri
b) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan
c) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau
folder
d) Beri tanggal pembuatan
e) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik
f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka secara
berkesinambungan
g) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka
waktunya.
h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua.
5. Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surta.
4) Waktu
Tabel 8. Waktu Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
No Penilaian Waktu
1 Ulangan Harian Setiap akhir pembelajaran suatu KD
atau beberapa bagian KD
31
2 Ujian Tengah
Semester
Pada minggu 7 suatu semester
3 Ujian Akhir Semester Pada akhir suatu semester
4 Ujian Sekolah Pada akhir tahun belajar Satuan
Pendidikan
5 Penilaian Proses Dilaksanakan selama proses
pembelajaran sepanjang tahun ajaran
6 Penilaian Diri Dilaksanakan pada akhir setiap
semester
Sumber: Permendikbud No 104 Tahun 2014
5) Pengolahan
Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan dilakukan secara terpisah, karena karakternya
berbeda. Namun demikian, dapat menggunakan instrumen yang sama seperti
tugas, portofolio, dan penilaian autentik lainnya. Hasil pekerjaan peserta didik
harus segera dianalisis untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang
diukur oleh instrumen tersebut sehingga diketahui apakah seorang peserta didik
memerlukan atau tidak memerlukan pembelajaran remedial atau program
pengayaan.
2.2. Kerangka Pikir
Dalam upaya menyempurnakan Kurikulum 2006 yang telah digunakan sebelumnya,
pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan Kurikulum
2013. Dengan penetapan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang
berkompeten. Sehingga dalam prakteknya nanti mampu ikut serta dan memberikan
kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam Kurikulum 2013 bentuk penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik,
yaitu mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio,
32
projek, produk, jurnal, kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri.
Penilaian hasil belajar yang diterapkan harus mencakup tiga kompetensi yaitu
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar dapat ditinjau dari tiga aspek dalam
diri guru tersebut. Pemahaman guru dilihat dari tingkat pendidikan guru, masa kerja
guru, dan usia guru.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
2.3. Hipotesis Penelitian
Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Janah (2005: 76), hipotesis merupakan
proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian.
1. Usia (X1)
2. Tingkat Pendidikan (X2)
3. Masa Kerja (X3)
Kurikulum 2013
Penilaian Autentik
1. Kompetensi sikap
2. Kompetensi pengetahuan
3. Kompentensi keterampilan
Tingkat Pemahaman Guru terhadap
Penilaian Hasil Belajar
berdasarkan Kurikulum 2013 (Y)
33
Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Terdapat hubungan antara usia dengan pemahaman guru terhadap penilaian hasil
belajar berdasarkan Kurikulum 2013.
2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemahaman guru terhadap
penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013.
3. Terdapat hubungan antara lama masa kerja dengan pemahaman guru terhadap
penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum 2013.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Meode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2010: 14)
Berdasarkan teori di atas, penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung dan observasi. Data
yang digunakan dalam penelitian kuantitatif merupakan data hasil survei yang berupa
data statistik.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
35
Populasi dari penelitian yaitu seluruh Guru Geografi di Bandar Lampung yang
berjumlah 64 guru.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteiti. Penarikan sampel diambil
karena jumlah populasi yang cukup besar dan peneliti memiliki keterbatasan
untuk menjangkau seluruh populasi.
Sampel yang diteliti pada penelelitian ini berjumlah 29 sampel. Teknik
pengambilan sampel pada penilitian ini menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Sampel pada penelitian ini
diambil secara acak atau menggunakan teknik simple random sampling, tanpa
memerhatikan tingkatan dalam populasi.
3.3. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional Variabel
3.3.1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman guru.
3.3.2. Devinisi Operasional Variabel Penelitian
a. Pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013
(Y) adalah kemampuan guru untuk melaksanakan penilaian hasil belajar
36
berdasarkan prinsip umum dan prinsip khusus serta telah menggunakan acuan
kriteria berdasarkan Permendikbud No 104 Tahun 2014.
Tingkat pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan kurikulum
2013 diukur menggunakan tes pengetahuan sebanyak 40 pertanyaan pilihan
ganda. Skor penilaian dari tes ini 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban
salah, dengan demikian skor maksimal 40 dan skor minimal 0. Berdasarkan data
tersebut dapat diperoleh;
M = ½ ( skor ideal tertinggi + skor ideal terendah )
= ½ ( 40 + 0)
= ½ (40) = 20
SD = 1/6 (skor ideal tertinggi - skor ideal terendah )
= 1/6 ( 40 – 0)
= 1/6 (40)
= 6,7 => 7
Berdasarkan rumus kategori yang ada, hasil tingkat pemahaman guru terhadap
penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
Tinggi, apabila skor ≥ 27
Sedang, apabila skor ≥ 13 atau < 27
Rendah, apabila skor < 13
b. Usia guru (X1) merupakan satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
seseorang guru. Usia guru dibedakan berdasarkan seberapa lama keberadaan guru
pada saat penelitian dilaksanakan.
Guru yang berusia kurang dari 40 Tahun
Guru yang berusia 40 sampai 50 Tahun
Guru yang berusia lebih dari 50 Tahun
37
c. Tingkat pendidikan (X2) merupakan suatu usaha individu untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan.
d. Masa kerja (X3) adalah pengalaman kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga
yang berwenang.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data nerupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan (Sugiyono, 2011:224).
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010: 194), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik
wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur,
yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan
datanya (Sugiyono, 2010: 197).
Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai
alasan diterapkan atau tidak diterapkannya Kurikulum 2013 di sekolah, dan untuk
38
mengetahui kendala yang ditemui oleh guru dan proses penilaian menggunakan
standar Kurikulum 2013.
2. Tes Pengetahuan
Pada penelitian ini, digunakan tes pengetahuan guru untuk mengetahui tingkat
pemahaman guru terhadap konsep penilaian, prinsip-prinsip penilaian, lingkup
penilaian, ketuntasan belajar peserta didik, teknik dan instrumen penilaian, pedoman
peskoran, dan pedoman nilai akhir dan rapor.
3.5. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes.
Tabel 9. Kisi-kisi soal tes
Variabel Sub Variabel Indikator Item
Tingkat
pemahaman guru
terhadap penilaian
kurikulum 2013
Konsep penilaian
1. Pengertian
2. Fungsi penilaian
3. Tujuan penilaian
4. Acuan penilaian
1, 2
3
4
5, 6
Prinsip-prinsip
penilaian
1. Prinsip umum
2. Prinsip khusus
7
8
Lingkup penilaian
1. Lingkup penilaian sikap
2. Lingkup penilaian pengetahuan
3. Lingkup penilaian keterampilan
9
10
11
Ketuntasan nilai
belajar peserta didik 1. Nilai ketuntasan belajar peserta didik 12, 13
39
Teknik dan instrumen
penilaian
1. Penilaian kompetensi sikap
a. Observasi
b. Penilaian diri
c. Penilaian teman sebaya
d. Penilaian jurnal
2. Penilaian kompetensi pengetahuan
a. Tes tertulis
b. Tes lisan
c. Penugasan
3. Penilaian kompetensi keterampilan
a. Unjuk kerja
b. Projek
c. Produk
d. Portofolio
e. Tertulis
14, 15
16
17
18
19, 20
21, 22
23, 24
25, 26
27, 28
29, 30
31, 32, 33
34, 35
Pedoman penskoran
1. Penskoran kompetensi sikap
2. Penskoran kompetensi pengetahuan
3. Peskoran kompetensi keterampilan
36
37
38
Pedoman nilai dalam
rapor
1. Format hasil belajar peserta didik dalam
rapor 39, 40
3.6. Teknik Analisis Data
Menurut Nanang Martono (2012: 143), analisis data merupakan proses pengolahan,
penyajian, interpretasi, dan analisis data yang diperoleh dari lapangan, dengan tujuan
agar data yang disajikan mempunyai makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil
penelitian kita
1. Analisis Deskriptif
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif.
Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan tentang
gambaran yang diteliti berdasarkan data dari variabel yang diperoleh, dan tidak
dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Penyajian hasil analisis deskriptif biasanya
berupa frekuensi dan presentase, tabulasi silang, berbagai bentuk grafis dan chart
40
pada data yang bersifat kategorikal, serta berupa statistik-statistik kelompok seperti
nilai rata-rata (mean) (Saifuddin Azwar, 2012:126).
Pengkategorian skor dari masing-masing aspek tersebut kemudian dikelompokan
kedalam tiga kategori. Pengkategorian dilakukan berdasarkan rata-rata ideal (M),
dan standar deviasi (SD) pada masing-masing aspek. Saifuddin Azwar (2012:149),
membagi kecenderungan tiap aspek menjadi tiga kategori sebagai berikut:
Tabel 10. Pengkategorian Skor
No. Kategori Skor
1 Tinggi X ≥ M + SD
2 Sedang M – SD ≤ X < M + SD
3 Rendah X < M - SD
Keterangan:
M ( Mean Ideal) = ½ ( skor tertinggi + skor terendah )
SD ( Stansar Deviasi Ideal ) = 1/6 (skor tertinggi - skor terendah )
X = skor yang dicapai peserta tes
2. Chi Kuadrat (X2)
Uji kai kuadrat (dilambangkan dengan "X2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan
"Kai") digunakan untuk menguji dua kelompok data baik variabel independen
maupun dependennya berbentuk kategorik atau dapat juga dikatakan sebagai uji
proporsi untuk dua peristiwa atau lebih, sehingga datanya bersifat diskrit.
Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan frekuensi hasil
observasi (O) dengan frekuensi yang diharapkan (E). Perbedaan tersebut
meyakinkan jika harga dari Kai Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang
ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel X2).
41
Sebagai rumus dasar dari uji Kai Kuadrat adalah :
∑
Keterangan :
O = frekuensi hasil observasi
E = frekuensi yang diharapkan
Nilai E = (Jumlah sebaris x Jumlah Sekolom) / Jumlah data
db = (b-1) (k-1)
Tes Chi Kuadrat yang dilakukan, bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan pada variabel yang diteliti. Hasil X2 hitung yang didapat kemudian
dihubungkan dengan X2 tabel yang telah ditentukan dengan taraf signifikansi yang
digunakan sebesar 95% atau batas kritis 5%.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan Chi Kuadrat didapatkan bahwa H0
diterima atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur
dengan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar
berdasarkan kurikulum 2013.
2. Berdasarkan hasil perhitungan Chi Kuadrat didapatkan bahwa H0 ditolak
atau terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
tingkat pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar berdasarkan
kurikulum 2013.
3. Berdasarkan hasil perhitungan Chi Kuadrat didapatkan bahwa H0
diterima atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja
dengan tingkat pemahaman guru terhadap penilaian hasil belajar
berdasarkan kurikulum 2013.
65
5.2. Saran
1. Bagi sekolah, sekolah bisa lebih memberikan fasilitas terhadap guru
untuk mengembangkan pemahaman terhadap penilaian hasil belajar
berdasarkan Kurikulum 2013.
2. Bagi guru, guru dapat lebih aktif lagi dalam mencari informasi terkait
penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 dengan membaca
literatur yang ada atau dengan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
oleh pemerintah terkait dengan penilaian hasil belajar berdasarkan
Kurikulum 2013.
3. Bagi dinas terkait, dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelatihan
maupun sebagainya tentang penilaian hasil belajar berdasarkan
Kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Drajat Suhardjo.2007. Arti Penting Pendidikan Mitgasi Bencana Dalam
Mengurangi Resiko Bencana. Universitas Islam Indonesia Yoyakarta Press.
Yogyakarta
Emzir.2012.Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif &
Kualitatif.Rajawali.Jakarta.
Hendry.Populasi dan Sampel.diakses dari
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/
pada 8 November 2018
Indah Pratiwi.2015.Tingkat Pemahaman Guru terhadap Penilaian Hasil Belajar
berdasarkan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah
Menengah Atas Negeri se-Kabupaten Sleman (Skripsi).Program Studi
Pedidikan Ekonomi.Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta.Jogjakarta
Kunandar.2010.Guru Profesional Implementasi Kurikulum dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru.PT Raja Grafindo Persada.Jakarta
Lihin.Pengertian Pemahaman dalam Pembelajaran.Diakses dari
http://www.referensimakalah.com/2013/05/pengertian-pemahaman-dalam-
pembelajaran.html pada 17 Januari 2018
Masnur Muslich.2007.Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.Bumi
Aksara.Jakarta
Molanda.Uji Kai Kuadrat (Chi Square Test). Diakses dari http://statistik-
kesehatan.blogspot.com/2011/04/uji-kai-kuadrat-chi-square-test.html pada
10 November 2018
Nanang Martono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif.Rajawali.Jakarta.
Saifudin Azwar.2012.Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2.Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualiitatif dan
R&B.Alfabeta.Bandung
Suharsimi Arikunto.2012.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Bumi Aksara.Jakarta.
Yunus Abidin.2014.Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013.Refika Aditama.Bandung
_______. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta
_______.2014.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Jakarta
_______.Pengertian Pemahaman Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Diakses dari http://www.lepank.com/2014/05/pengertian-
pemahaman-konsep-menurut.html pada 17 Januari 2018
_______.Umur.Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Umur pada 17 Januari
2018
_______.Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Secara Umum.Diakses
dari https://silabus.org/pengertian-pendidikan/ pada 17 Januari 2018
_______.Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013.Diakses
dari https://news.okezone.com/read/2014/10/16/65/1052959/tiga-masalah-
guru-dalam-implementasi-kurikulum-2013 pada 17 Januari 2018