Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP
EFEK RADIASI SINAR-X SAAT KEHAMILAN
DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
FARISAH KINASIH ADISTY S
NIM: 170600105
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2021
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Radiologi Kedokteran Gigi
Tahun 2021
Farisah Kinasih Adisty S
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Efek Radiasi Sinar-X saat Kehamilan di
Kota Medan.
xi+34 halaman
Masa kehamilan merupakan masa terjadinya perubahan hampir pada seluruh organ
tubuh, termasuk pada rongga mulut. Sebagian perubahan rongga mulut seperti karies
serta penyakit periodontal membutuhkan pemeriksaan radiografi sebagai pemeriksaan
penunjang untuk menentukan diagnosis. Pengambilan gambar radiografi selama
kehamilan dapat menimbulkan ancaman besar bagi janin. Tujuan penelitian untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-X saat
kehamilan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 ibu hamil yang memenuhi kriteria
inklusi, selanjutnya responden diminta mengisi lembar kuesioner. Pengukuran
pengetahuan berdasarkan jawaban responden yang diklasifikasikan menjadi 3
kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan
ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-x di kota Medan dikategorikan kurang (72%).
Jawaban benar terbanyak adalah mengenai jumlah dosis radiasi yang diterima di area
dekat dengan permukaan tubuh berbeda dengan jumlah dosis yang diterima di area
permukaan rongga mulut. Jawaban salah terbanyak adalah mengenai efek radiasi
memiliki hubungan terhadap timbulnya masalah pada rongga mulut. Kesimpulannya,
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada ibu hamil di 7 tempat
penilitian, dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi
sinar-x di kota Medan dikategorikan kurang 72%, dan dimana kategori cukup
sebanyak 24%, dan kategori baik sebanyak 4%.
Kata Kunci: Pengetahuan, efek radiasi, proteksi radiasi, ibu hamil
Daftar rujukan: 25 (2004-2020)
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal Maret 2021
Medan, Maret 2021
Pembimbing: Tanda tangan
Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG(K)
NIP. 196502141902032004
Universitas Sumatera Utara
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
pada tanggal 01 April 2021
TIM PENGUJI
KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp. RKG(K)
ANGGOTA : 1. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG(K)
2. Dewi Kartika, drg., MDSc
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Efek Radiasi Sinar-X saat Kehamilan di Kota
Medan”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ayahanda Juriadi S, Ibunda Salamah, serta adik penulis Faris Alwafi S atas
segala doa dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaga serta memberi ilmu dan arahan dalam membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
2. Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG dan Dewi Kartika, drg., MDSc selaku dosen
penguji skripsi atas waktu yang telah diberikan dan saran yang bermanfaat buat
penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
3. Siti Salmiah,drg., Sp.KGA selaku dosen pembimbing akademik yang telah
banyak membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Bang Fajar dan seluruh staf bagian Radiologi Dental yang selama ini sangat
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama
menjalani masa pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
6. Sahabat-sahabat tersayang penulis yaitu, Syanindita, Shabrina, Meidina,
Almarhumah Dhea, Rafley, Dinda Tryana, Trip Kalimantung, Pemicu Kelompok 6
yang telah membantu selama penelitian serta memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis selama penulisan skripsi.
7. Para pejuang skripsi unit radiologi yaitu, Echa, Regina, Wahyu Dani,
Rahmahadis, Vidy, Suwita, dan Dessy.
8. Para pejuang skripsi Matauli di Fakultas Kedokteran Gigi yaitu, Gieska,
Rizki Ramaliah, Nurul Ulfa, Dwita.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan memohon maaf bila terdapat
kesalahan selama melakukan penelitian ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran
gigi.
Medan, Maret 2021
Penulis,
Farisah Kinasih Adisty S
NIM. 170600105
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
HALAMAN TIM PENGUJI ............................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiasi dan Kehamilan ...................................................................... 4
2.2 Efek Radiasi ....................................................................................... 5
2.3 Efek Radiasi Pada Wanita Hamil ....................................................... 6
2.4 Dosis Radiasi ..................................................................................... 7
2.5 Proteksi Radiasi ................................................................................. 8
2.5.1 Alat Monitoring dan Pengukuran Dosis Radiasi............................. 9
2.5.2 Proteksi Pasien Terhadap Radiasi .................................................. 10
2.5.3 Proteksi Dokter dan Operator Terhadap Radiasi ............................ 11
2.5.4 Proteksi Wanita Hamil Terhadap Radiasi ....................................... 12
2.5.5 Proteksi Masyarakat Umum Terhadap Radiasi ............................... 12
2.6 Pengetahuan ...................................................................................... 13
2.7 Kerangka Teori .................................................................................. 14
2.8 Kerangka Konsep ............................................................................... 15
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 16
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 16
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 16
3.3.1 Populasi ........................................................................................... 16
3.3.2 Sampel ............................................................................................. 16
3.3.3 Besar Sampel .................................................................................. 17
Universitas Sumatera Utara
viii
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ..................................................... 18
3.5 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 18
3.6 Aspek Pengukuran ............................................................................. 19
3.7. Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 20
3.7.1. Pengolahan Data ............................................................................. 20
3.7.2. Analisis Data ................................................................................... 20
3.8. Etika Penelitian ................................................................................. 20
BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................
4.1 Responden Berdasarkan Usia............................................................. 21
4.2 Pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x pada saat
kehamilan di kota Medan ................................................................... 22
4.3 Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x saat
kehamilan di kota Medan ................................................................... 23
BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................ 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 31
6.2 Saran .................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Batasan dosis yang berdasarkan ionising radiations regulations
(IRR 1999) .............................................................................................. 7
2. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi .............................................. 7
3. Prevalensi responden berdasarkan usia .................................................. 22
4. Pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x saat kehamilan
di kota Medan ......................................................................................... 22
Universitas Sumatera Utara
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Film Badge ............................................................................................ 9
2. Thermoluminescent Dosemeters (TLD) ............................................... 9
3. Ionization Chamber .............................................................................. 10
4. Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x saat
kehamilan di kota Medan ..................................................................... 23
Universitas Sumatera Utara
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat persetujuan komisi etik (ethical clearance)
2. Lembar kuesioner penelitian
3. Lembar penjelasan kepada subjek penelitian
4. Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent)
5. Rincian biaya penelitian
6. Jadwal pelaksanaan skripsi
7. Curriculum vitae
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sinar-X ditemui pertama kali oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895 dan
semakin berkembang menjadi bagian yang berguna dalam bidang medis. Radiasi
sinar-X ialah suatu bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat mendispersikan
energi serta dapat melewati ruang hampa. Dampak dispersi energi bergantung pada
struktur anatomi suatu objek serta dari energi sinar-X nya. Pemanfaatan radiasi sinar-
X sudah digunakan di dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Radiasi dalam
bidang kedokteran dapat berfungsi sebagai radioterapi dan membantu penegakan
diagnosis, sedangkan dalam bidang kedokteran gigi manfaat dari radiasi ialah untuk
penegakan diagnosis.1,2
Tidak hanya bermanfaat, radiasi sinar-X juga dapat menimbulkan efek berupa
kerusakan pada sel, jaringan, serta organ. Efek dari radiasi dikelompokkan menjadi 2
jenis, yaitu efek deterministik serta efek stokastik. Efek deterministik merupakan efek
yang berhubungan pada kematian sel serta memiliki hubungan dengan dosis ambang.
Apabila paparan dosis radiasi yang diberikan berada di bawah ambang batas maka
tidak menimbulkan efek klinis. Apabila dosis radiasi yang diberikan melewati
ambang batas, maka efek kerusakan yang timbul bertambah sesuai dosis nya.
Sedangkan efek stokastik merupakan efek yang muncul tanpa dipengaruhi besar dosis
paparan. Oleh sebab itu dampak dari paparan radiasi pada saat kehamilan perlu
dilakukan evaluasi untuk mempertimbangkan dosis yang diterima karena embrio dan
janin sangat sensitif terhadap radiasi pengion.3
Ibu hamil mengalami perubahan hampir pada seluruh organ tubuhnya, termasuk
pada rongga mulut, hal ini diakibatkan karena adanya perubahan hormon. Perubahan
rongga mulut yang berkaitan dengan kehamilan antara lain karies gigi, gingivitis,
penyakit periodontal, erosi, epulis kehamilan, serta gigi goyang. Perubahan pada
rongga mulut ini mengharuskan ibu hamil untuk melakukan perawatan dental.
Universitas Sumatera Utara
2
Sebagian perubahan rongga mulut seperti karies serta penyakit periodontal
membutuhkan pemeriksaan radiografi sebagai pemeriksaan penunjang untuk
menentukan diagnosis. Pengambilan gambar radiografi selama kehamilan dapat
menimbulkan ancaman besar bagi janin.2
Waktu paparan radiasi terhadap fase perkembangan janin sangat berpengaruh.
Setelah terjadi pembuahan serta saat sebelum terjadi implantasi, ovum sangatlah
rentan dan sangat menentukan apakah janin akan berkembang atau tidak.
Organogenesis utama berlangsung pada periode embrionik (2- 8 minggu). Dalam fase
ini embrio sangat rentan terhadap paparan radiasi. Gangguan pada fase ini dapat
menimbulkan gangguan pembentukan kongenital seperti anencephaly, gangguan
jantung serta anggota gerak. Selanjutnya pada periode janin (fetal periode) yaitu usia
kehamilan 8 minggu hingga lahir, paparan radiasi dapat mengakibatkan celah bibir
dan langit-langit, serta gangguan tumbuh kembang janin. Terjadinya kemungkinan
kelainan pada kehamilan dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang efek radiasi pada saat kehamilan.4
Hasil riset yang diteliti oleh Ishaq et al (2018) tentang pengetahuan, perilaku serta
aplikasi ibu hamil tentang kesehatan mulut memperoleh hasil 86,8% responden
mengatakan pemeriksaan radiografi tidak nyaman untuk ibu hamil.5 Hayati et al
(2019) melakukan riset terhadap pengetahuan ibu hamil tentang dampak radiasi
sinar–X di bidang kedokteran gigi pada saat kehamilan di Banda aceh. Hasil riset
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil sebanyak 30 subjek tentang
dampak radiasi sinar-X di bidang kedokteran gigi pada saat kehamilan di praktek
bidan swasta desa Suka Damai Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh dengan hasil
memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 20%, cukup 36,7%, kurang 16,7%, serta
kurang baik 26,7%, sehingga bisa disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil
di desa tersebut adalah cukup.2
Ashok et al (2020) melaksanakan riset tentang anggapan penderita tentang
radiografi gigi di India memperoleh hasil 80% merasa radiografi seharusnya dihindari
oleh ibu hamil. Persentase sebanyak 11% tidak mengetahui adanya hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
3
efek radiasi dan ibu hamil, 9% merasa bila perawatan sangat diperlukan maka dapat
dilakukan pemeriksaan radiografi. 6
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-X saat kehamilan di kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-X saat
kehamilan di kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap efek radiasi sinar-X saat kehamilan di kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis:
Hasil penelitian akan memberikan gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap efek radiasi sinar-X saat kehamilan di kota Medan.
Manfaat aplikatif:
Hasil penelitian ini sebagai pedoman dokter gigi dan radiografer untuk mengetahui
teknik dalam pengambilan radiografi pada ibu hamil di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Radiasi dan Kehamilan
Pemeriksaan dengan radiografi pada ibu hamil harus mempertimbangkan dosis
radiasi dan usia kehamilan. Masa yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan
radiografi gigi adalah pada saat trimester dua kehamilan. Dua risiko utama yang
menjadi perhatian dalam pembuatan radiografi dental pada ibu hamil adalah risiko
retardasi mental dan induksi kanker pada janin. Jaringan saraf janin sangat rentan
terhadap radiasi pada usia 8 hingga 15 minggu setelah konsepsi di mana pada masa
ini terjadi migrasi sel-sel saraf dan organogenesis. Namun pemeriksaan radiografi
pada ibu hamil dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal seperti proteksi
dengan cara menggunakan apron serta pelindung tiroid di leher, dilakukan dalam
waktu yang cepat dan dengan prosedur yang benar serta mengikuti prinsip utama
ALARA (As Low As Reasonably Achievable). ALARA menyebut bahwa paparan
radiasi sinar-X harus diberi serendah mungkin yang bisa dicapai tetapi tetap mampu
memberikan hasil gambaran radiografi yang representatif.4
Ionisasi radiasi sinar-X dengan dosis kurang dari 5 rad tidak meningkatkan risiko
gangguan tumbuh kembang pada janin. Oleh karena itu, pemeriksaan radiografi gigi
pada ibu hamil aman dilakukan jika dibutuhkan. Namun, meskipun radiografi gigi
aman dilakukan pada ibu hamil, pemeriksaan radiografi pada ibu hamil harus
dilakukan secara selektif, benar-benar dibutuhkan, sesuai dengan tujuan dan rencana
perawatan serta diusahakan untuk tidak dilakukan pengulangan paparan radiasi.4
Apabila pemeriksaan dengan radiografi untuk menentukan diagnosis dan rencana
perawatan pada ibu yang sedang hamil, maka penyinaran diarahkan sebagian besar
pada area kepala dan leher sehingga menjauhi bagian perut. Penyinaran dengan
teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi paparan radiasi pada janin,
sehingga hanya sekitar 1 Gy saja yang diterima janin untuk pemeriksaan full mouth.3
Universitas Sumatera Utara
5
2.2 Efek Radiasi
Efek radiasi terbagi menjadi dua, yaitu:7
a. Reaksi pada jaringan (efek deterministik), merupakan reaksi kerusakan non
kanker pada tubuh orang yang terpapar radiasi dosis yang tinggi. Keparahan reaksi
yang timbul sebanding dengan dosis yang diterima oleh pasien. Reaksi pada jaringan
ini tidak hanya timbul setelah paparan radiasi, tetapi juga dapat timbul setelah jangka
waktu yang cukup lama. Reaksi pada jaringan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Reaksi jaringan akut, yaitu reaksi yang segera timbul setelah terpapar radiasi.
Biasanya menimbulkan reaksi eritema pada mukosa atau mukositis.
Reaksi jaringan kronis, yaitu reaksi yang timbul setelah berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun setelah terpapar radiasi. Contoh reaksi yang ditimbulkan
seperti osteoradionekrosis.
b. Efek stokastik, merupakan efek yang perkembangan timbulnya secara acak
tanpa dipengaruhi oleh besarnya dosis paparan radiasi. Jadi dapat dikatakan bahwa
tidak adanya ketentuan dosis ambang batas terhadap penurunan timbulnya efek
stokastik karena setiap paparan radiasi pengion memiliki kemungkinan menginduksi
efek stokastik. Efek stokastik dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Induksi kanker, paparan radiasi dengan dosis yang tinggi memiliki peluang
besar terhadap timbulnya kanker.
Efek genetik, mutasi terjadi karena adanya perubahan gen atau kromosom
yang bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti efek dari radiasi yang dapat
merusak sel telur sehingga mengakibatkan kelainan bawaan pada keturunan dari
orang yang terpapar radiasi. Janin yang sedang berkembang sangat sensitif terhadap
efek radiasi, terutama selama periode organogenesis (2-8 minggu setelah
pembuahan). Dapat menimbulkan kelainan bahkan kematian pada janin,
keterbelakangan mental, penurunan Intelligence Quotient (IQ), dan kanker.
Universitas Sumatera Utara
6
2.3 Efek Radiasi Pada Wanita Hamil
Paparan radiasi selama kehamilan masih diperdebatkan sampai saat ini, namun
berbagai penelitian terus menunjukkan bahwa ada efek negatif yang semakin
meningkat pada janin yang sedang tumbuh serta efeknya dikemudian hari. Wanita
berisiko tinggi terpapar radiasi akibat prosedur medis, paparan radiasi ditempat kerja,
dan intervensi diagnostik atau terapeutik sebelum kehamilan. Paparan in utero
terhadap radiasi bersifat karsinogenik atau mutagenik. Efeknya berhubungan
langsung dengan tingkat paparan dan tahap perkembangan janin. Janin paling rentan
terhadap radiasi selama organogenesis.8
Beberapa risiko yang dapat terjadi akibat radiasi pada wanita hamil, yaitu:8
Kematian pada janin, paparan yang sangat dini bahkan radiasi 10 rad pada
trimester pertama kehamilan membawa risiko tinggi kematian janin. Karena embrio
pada tahap ini hanya terdiri dari beberapa sel, kerusakan terhadap satu sel bisa
membahayakan. Sinar-X normal menghasilkan radiasi yang jauh lebih sedikit dari 10
rad. Namun untuk pengobatan hipertiroidisme dapat terjadi sebelum seorang wanita
mengetahui bahwa dirinya hamil. Karena dosis yang diterima dalam prosedur
pengobatan ini sangat tinggi, ada kemungkinan besar terjadinya kerusakan janin.
Deformitas pada janin, trimester pertama kehamilan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Dosis rata-rata radiasi dalam prosedur
diagnostik adalah 5 rad. Risiko kanker dikemudian hari, paparan radiasi sebelum lahir
dalam jumlah yang tinggi dapat meningkatkan kemungkinan janin terkena kanker
dikemudian hari.
2.4 Dosis Radiasi
Satuan dari dosis yang diserap disebut gray (Gy) yang seratus kali lebih besar dari
satuan lama yaitu rad. Untuk proteksi radiasi selanjutnya digunakan dosis biologis
yang diserap yaitu sievert (Sv), yang mempunyai hubungan yang sama dengan satuan
yang lama yaitu rem. Dalam dunia kedokteran gigi biasa menggunakan 1 sievert = 1
Gy. Sievert merupakan satuan yang dimana dosis diukur dalam milisievert (mSv).9
Universitas Sumatera Utara
7
Tabel 1. Batasan dosis yang berdasarkan Ionising Radiations Regulations10
Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99)
Kelompok pekerja 50 mSv 20 mSv
Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv
Masyarakat umum 5 mSv 1 mSv
Tabel 2. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi10
Jenis foto Dosis efektif (mSv)
Skull/Kepala/ Posteroanterior 0,03 mSv
Lateral 0,01 mSv
Bitewing/periapikal 0,001-0,008 mSv
Oklusal 0,008 mSv
Panoramik 0,004-0,03 mSv
Lateral sefalometri 0,002-0,003 mSv
CT mandibula 0,36-1,2 mSv
CT maksila 0,1-3,3 mSv
2.5 Proteksi Radiasi
Penetapan Nilai Batas Dosis (NBD) menurut Peraturan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN) Nomor 01 Tahun 1999 adalah usaha untuk melindungi
seseorang, keturunannya, dan juga masyarakat secara keseluruhan terhadap
kemungkinan terjadinya akibat yang merugikan dari radiasi. Proteksi radiasi yang
dilakukan bertujuan untuk mengurangi pengaruh radiasi akibat paparan radiasi. Nilai
Batas Dosis (NBD) untuk pekerja radiasi yang memperoleh penyinaran seluruh tubuh
ditetapkan paparan dosis sebanyak 20 mSv per tahun, sedangkan NBD untuk
masyarakat dalam penyinaran seluruh tubuh, NBD untuk masyarakat umum adalah 1
mSv dalam setahun. Sedangkan NBD untuk para magang dan siswa yang berumur
sekurang-kurangnya 18 tahun, yang sedang melaksanakan latihan atau kerja praktek,
Universitas Sumatera Utara
8
atau yang karena keperluan pendidikannya yang menggunakan sumber radiasi
pengion, sama dengan NBD yang berlaku untuk pekerja radiasi.11
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) radiasi adalah untuk mencegah efek
non stokastik (deterministik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik yang
timbul sampai pada tingkat yang dapat diterima. Setiap paparan penyinaran pada
seluruh tubuh menyebabkan efek yang berbeda pada berbagai macam jaringan, maka
untuk perlindungan terhadap efek stokastik terhadap Nilai Batas Dosis atau NBD
yang berdasarkan pada risiko total dari semua jaringan yang mendapat penyinaran
perlu ditetapkan.11
Ada tiga prinsip dalam proteksi radiasi sebagai kontrol dan pengawasan yang
harus selalu dilakukan yaitu:3
1. Prinsip justifikasi
Prinsip ini mewajibkan dokter gigi untuk membandingkan manfaat yang diperoleh
dan risiko yang diterima dalam pemeriksaan dengan radiografi. Dokter gigi harus
mengidentifikasi situasi di mana paparan diagnostik memberi manfaat kepada pasien
lebih besar daripada risiko bahaya yang akan diterima pasien. Prinsip ini berguna
untuk memilih secara tepat pasien seperti apa yang memerlukan pemeriksaan
radiografi serta jenis pemeriksaan radiografi yang dibutuhkan.
2. Prinsip optimasi
Prinsip ini mengharuskan dokter gigi harus mengurangi paparan yang tidak perlu
diterima pasien dan dokter gigi itu sendiri. Filosofi proteksi radiasi sering disebut
sebagai prinsip ALARA (dosis yang diberi serendah mungkin yang bisa dicapai).
Prinsip optimasi meliputi pemilihan alat, pemilihan teknik, pengoperasian alat,
pemrosesan dan pembacaan gambaran radiografi.
3. Prinsip limitasi
Nilai batas dosis yang digunakan pada penyinaran tidak boleh melampaui batas
dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan pemerintah. Dokter gigi memiliki
tanggung jawab untuk pelaksanaan proteksi terhadap radiasi.
Universitas Sumatera Utara
9
2.5.1 Alat Monitoring dan Pengukuran Dosis Radiasi
Deteksi radiasi untuk operator yang digunakan, yaitu:
A. Film badge, fungsi film badge ialah untuk mencatat dosis radiasi yang diterima
oleh personil (petugas) yang terkena berbagai jenis radiasi. Oleh sebab itu, film badge
yang dipakai harus cukup mampu untuk mencatat dosis radiasi yang berasal dari
sumber-sumber radiasi yang berlainan kualitas.11
Gambar 1. Film Badge10
B. Thermoluminescent dosemeters (TLD), TLD adalah jenis dosimeter radiasi
yang mengukur paparan radiasi pengion dengan mengukur besarnya cahaya tampak
yang dipancarkan dari kristal di detektor saat kristal dipanaskan. Jumlah cahaya yang
dipancarkan tergantung pada besarnya paparan radiasi. Kekurangan dari TLD adalah
pembacaan dan kalibrasi cukup memakan waktu yang lama.12
Gambar 2. Thermoluminescent dosemeters (TLD)13
Universitas Sumatera Utara
10
C. Ionization chamber, adalah jenis dosimeter yang pembacaan dan kalibrasi lebih
singkat dibandingkan dengan dosimeter radiasi jenis TLD. Ionization chamber di
rekomendasikan untuk kalibrasi sinar dan memiliki hasil yang tepat dan akurat.
Penggunaannya memerlukan kabel dan suplai bertegangan tinggi.12
Gambar 3. Ionization chamber13
2.5.2 Proteksi Pasien Terhadap Radiasi
Pasien menerima radiasi dari dua sumber, yaitu dari radiasi primer yang langsung
berasal dari tabung sinar-X dan radiasi sekunder atau hamburan radiasi sebagai akibat
luasnya volume jaringan yang tidak teradiasi dari sinar primer. Cara mengurangi
paparan radiasi dari sinar primer:9
1. Pemeriksaan dengan radiograf tidak boleh dilakukan tanpa permintaan dari
dokter gigi.
2. Mengurangi paparan radiasi sebanyak mungkin dengan menggunakan film
yang berkualitas baik. Hal ini termasuk penggunaan film kecepatan tinggi yang akan
memberikan kontras dan detail yang baik. Untuk radiografi ekstraoral, dapat
digunakan intensifying screen.
3. Usahakan teknik yang digunakan tepat dan benar agar terhindar dari
pengulangan penyinaran. Bila menggunakan seorang asisten maka asisten harus
seorang yang sudah terlatih..
4. Jika memungkinkan, pilih kolimator yang bersatu dengan kepala tabung sinar-
X.
Universitas Sumatera Utara
11
Cara mengurangi paparan radiasi yang memencar:9
Jaringan yang tidak terpapar radiasi primer dapat terkena radiasi sekunder ke
segala arah disekitar pasien. Radiasi yang memencar ini sulit untuk di proteksi.
Bagian tubuh yang perlu mendapat perlindungan adalah gonad dan dalam kehamilan
adalah janin. Tindakan harus dilakukan dengan hati-hati bila sinar terarah ke gonad,
misalnya pada penyinaran pada gigi insisivus atas dan penyinaran pada bagian
oklusal. Tetapi radiasi yang tersebar mempunyai daya tembus yang lebih lemah bila
dibandingkan dengan radiasi primer dan juga pelindung dari timah setebal 0,25 mm
mampu memberikan perlindungan yang cukup baik. Karena sulit untuk
membedakannya maka setiap pasien di ajurkan:9
1. Semua pasien harus menggunakan apron untuk pemeriksaan gigi dengan
sinar-X. Bila pasien adalah seorang anak kecil maka ibunya harus menggunakan
apron juga. Apron harus disimpan dengan hati-hati bila tidak digunakan karena timah
dapat mengalami keretakan.
2. Film holder harus digunakan agar pasien tidak perlu memegang film.
2.5.3 Proteksi Dokter dan Operator Terhadap Radiasi
Peraturan dasar bagi operator adalah menghindari berdiri didalam atau dekat
dengan sinar radiasi primer yang berasal dari tabung sinar-X. Operator tidak boleh
memegang film didalam mulut pasien selama pemotretan atau berdiri di daerah
kontrol. Perlindungan operator terhadap radiasi sekunder yang memencar dapat
dicegah dengan mengatur jarak atau dengan menggunakan perisai radiasi.9
1. Jarak
Jarak merupakan proteksi radiasi yang bermanfaat karena intensitas radiasi akan
berkurang sesuai dengan jarak yang jauh. Memperbesar jarak dua kali akan
mengurangi bahaya radiasi sebesar empat kali. Pada daerah kontrol di mana alat
beroperasi sampai 70 kVp harus berjarak minimal 1,5 m dari tabung sinar-X dan
pasien.9
Alat pengatur waktu lebih baik dioperasikan dari tempat jauh yang berada diluar
daerah kontrol. Bila ini tidak memungkinkan, maka alat pengatur waktu tersebut
Universitas Sumatera Utara
12
harus diletakkan diatas timah yang panjangnya 2 m dan operator harus berdiri
dibelakang kepala tabung sinar-X.9
2. Perisai dari timah/apron
Bila proteksi dengan menggunakan jarak tidak dapat dilakukan karena sempit nya
ruangan, penggunaan apron yang terdiri dari lapisan timah 0,5 mm dapat digunakan
untuk menghindari bahaya radiasi. Dalam hal ini, operator harus menggunakan apron
pada waktu pemotretan. Tentunya keadaan yang paling ideal adalah bila panel kontrol
dapat ditempatkan dibelakang perisai timah tersebut.9
2.5.4 Proteksi Wanita Hamil Terhadap Radiasi
Periode organogenesis, yaitu akhir minggu ke-2 hingga minggu ke-8 pasca
konsepsi adalah periode yang sangat sensitif terhadap efek radiasi. Sel radiosensitif
pada periode tersebut contohnya sel-sel sistem saraf pusat (SSP), meskipun periode
pembentukan utamanya adalah antara minggu ke-8 dan 15 kehamilan yang
merupakan periode sangat radiosensitif. Jaringan saraf pada janin sangat rentan
terhadap radiasi pada usia 8 hingga 15 minggu setelah konsepsi di mana pada masa
ini terjadi migrasi sel-sel saraf dan organogenesis.4
Maka masa yang terbaik untuk melakukan perawatan gigi dengan sinar-X adalah
pada trimester dua kehamilan dengan memperhatikan dosis yang akan diterima,
paparan radiasi sinar-X diarahkan sebagian besar pada area kepala dan leher. Hal ini
bertujuan untuk meminimalkan paparan pada janin, sehingga hanya sekitar 1 Gy saja
yang diterima janin untuk pemeriksaan full mouth. Penggunaan apron serta pelindung
tiroid di leher pada saat sebelum dilakukan penyinaran penting dilakukan. Perawatan
dilakukan dalam waktu yang cepat dan dengan prosedur yang benar.3
2.5.5 Proteksi Masyarakat Umum Terhadap Radiasi
Penempatan dari alat sinar-X kedokteran gigi sangat penting bagi kepentingan
umum. Setiap orang harus berada diluar daerah kontrol. Radiasi bisa menembus ke
ruang disebelahnya, juga ke ruang yang berada di atas dan di bawah instalasi. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
13
contoh, bahaya akan dapat terjadi pada orang yang selalu bekerja dimeja ruang
sebelah, yang berada dekat dari sinar radiasi primer dan orang yang duduk pada ruang
tunggu unit radiologi memiliki risiko terpapar juga. Hal ini dapat diatasi dengan
meletakkan timah pada lapisan dinding ruangan unit sinar-X dan memperkuat dinding
tersebut dengan menambah batu bata atau memberi plester barium. Maka penting
untuk memperhatikan perencanaan dan persyaratan fasilitas yang harus ditetapkan
pada setiap bangunan radiologi.9,14
2.6 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Pengetahuan tiap orang akan berbeda-beda tergantung dari bagaimana
penginderaannya masing-masing terhadap objek atau sesuatu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba dengan sendiri.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Pengetahuan seseorang dapat diketahui atau diinterpretasikan dengan
skala yang bersifat kualitatif, yaitu tingkat pengetahuan: 1) baik bila skor atau nilai
76-100%, 2) cukup bila skor atau nilai 56-75%, 3) kurang bila skor atau nilai <
56%.15
Universitas Sumatera Utara
14
2.7 Kerangka Teori
Radiasi dan
Kehamilan Dosis Radiasi
Radiografi Kedokteran
Gigi
Proteksi Radiasi
Efek Radiasi
Universitas Sumatera Utara
15
2.8 Kerangka Konsep
Variabel Dependen Variabel Independen
Tingkat pengetahuan ibu
hamil terhadap efek radiasi
sinar-X saat kehamilan
Efek radiasi pada saat
kehamilan
Universitas Sumatera Utara
16
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional dengan alat bantu kuesioner yang bertujuan untuk melihat tingkat
pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-X saat kehamilan di kota Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Sundari, Rumah Sakit Sarah,
Klinik Pratama Rosni Alizar, Klinik Pratama Nirmala, Praktik Bidan Mandiri Norma
Ginting Am.Keb, Praktik Bidan Mandiri Risna Tarigan Am.Keb, Praktik Bidan
Mandiri Hj. Ramini Supardi Am.Keb. Penelitian dilakukan dari bulan Desember
2020 sampai dengan bulan Maret 2021.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil di kota Medan.
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
rumah sakit atau klinik bersalin di kota Medan. Pengambilan sampel pada penelitian
ini dengan teknik purposive sampling. Teknik dengan cara ini tidak memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap populasi tetapi pengambilan sampel dilihat dari
kriteria inklusi dan eksklusi agar dapat menjadi sampel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
17
Kriteria inklusi:
1. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di rumah sakit atau klinik
bersalin kota Medan.
2. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi:
1. Ibu hamil yang tidak lengkap mengisi data diri dan kuesioner.
3.3.3 Besar Sampel
Untuk menentukan jumlah sampel ibu hamil yang diambil pada penelitian ini
digunakan rumus:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z 1-α/2 = Derajat kepercayaan 95% (Z 1-α/2=1,96)
P = Perkiraan proporsi populasi penelitian
d = Selisih proporsi (Presisi) = 10%
Sehingga didapati hasil:
n = 1,962 * 0,5 * (1-0,5)
0,12
n = 96,04 97
Jumlah minimal sampel pada penelitian ini adalah 97 sampel, dan pada penelitian ini
menggunakan sampel sebesar 100 sampel.
Universitas Sumatera Utara
18
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Pengetahuan
terhadap efek
radiasi sinar-
X pada saat
kehamilan.
Hasil tahu ibu hamil
terhadap suatu objek
melalui indera yang
dimilikinya tentang efek
radiasi sinar-X pada saat
kehamilan.
Meliputi:
Radiografi dental secara
umum, bahaya radiasi,
radiografi dental pada ibu
hamil, hubungan antara
efek radiasi dengan
timbulnya masalah pada
rongga mulut, efek radiasi
pada janin, efek radiasi
terhadap terjadinya BBLR,
waktu yang paling
berbahaya dan paling
aman untuk ibu hamil
melakukan pemeriksaan
radiografi, dosis radiasi,
proteksi radiasi.
Dengan
pengisian
kuesioner
Hasil
pengetahuan
dikategorikan
menjadi:
- 76%-100%
= tingkat
pengetahuan
baik.
- 56%-75%
= tingkat
pengetahuan
cukup.
- <56 =
tingkat
pengetahuan
kurang.
Ordinal
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
1. Mengurus surat izin penelitian dan surat izin penelitian dari Komisi Etik
Penelitian Bidang Kesehatan.
2. Setelah surat izin diperoleh, dilakukan penelitian ke beberapa rumah sakit dan
klinik bersalin di Medan dan menyebarkan lembaran penjelasan penelitian kepada
calon responden.
3. Informed Consent (lembar persetujuan) ditandatangani jika calon responden
setuju untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
19
4. Kuesioner diisi oleh responden selama 10-15 menit dan kemudian
dikumpulkan kembali ke peneliti.
5. Peneliti memeriksa kembali kuesioner tiap responden agar tidak ada data diri
dan jawaban yang tidak diisi.
6. Pengolahan dan analisis data.
3.6 Aspek Pengukuran
Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi sinar-X pada
saat kehamilan adalah dengan memberikan skor pada kuesioner yang telah diisi oleh
responden. Jumlah pertanyaan 10, setiap pertanyaan berbentuk pilihan ganda dan
essai dengan memilih jawaban yang paling tepat. Pemberian skor pada setiap
pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Jawaban dan alasan yang ditulis benar memiliki skor 1
b. Jawaban benar tetapi alasan yang ditulis salah memiliki skor 0
c. Jawaban dan alasan yang ditulis salah memiliki skor 0.
Pengukuran pengetahuan berdasarkan jawaban responden yang diberikan dengan
total skor maksimal 10, maka pengetahuan dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori,
yaitu:
a. Termasuk kategori pengetahuan baik apabila total skor berada di antara 8-10
(76-100% dari total skor maksimal)
b. Termasuk kategori pengetahuan cukup apabila total skor berada di antara 6-7
(56-75% dari total skor maksimal)
c. Termasuk kategori pengetahuan kurang apabila total skor berada di antara 0-5
(<56% dari total skor maksimal).
3.7. Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual, melalui proses:
Universitas Sumatera Utara
20
a. Editing (penyuntingan data)
Dilakukan pemeriksaan kembali apakah data yang terkumpul sudah lengkap,
terbaca dengan jelas dan tidak meragukan serta apakah ada kesalahan dan sebagainya.
b. Membuat lembaran kode
Membuat kode pada lembaran kuesioner yang tujuannya untuk memberi nomor
responden, memberi bobot kepada setiap jawaban yang diberikan responden.
c. Memasukkan data
Memasukkan data ke dalam kolom-kolom yang telah disesuaikan dengan jawaban
masing-masing pertanyaan.
d. Tabulasi
Membuat tabel data sesuai dengan tujuan penelitian.
3.7.2. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara univariat dan kemudian data diolah secara
deskriptif dalam bentuk persentase.
3.8. Etika Penelitian
1. Kelayakan Etik
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara dengan nomor surat 34/KEP/USU/2021 yang didasarkan
pada ketentuan etika baik bersifat internasional maupun nasional.
2. Informed Consent
Peneliti memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden sebelum
melakukan penelitian. Jika subjek bersedia, maka reponden akan menandatangani
lembar persetujuan.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini sudah dilaksanakan di 7 tempat dengan responden yang berjumlah
100 orang. Responden berasal dari Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
rumah sakit atau klinik bersalin di kota Medan. Penelitian dilakukan di 7 tempat yaitu
Rumah Sakit Umum Sundari, Rumah Sakit Umum Sarah, Klinik Pratama Rosni
Alizar, Klinik Pratama Nirmala, Praktik Bidan Mandiri Norma Ginting Am.Keb,
Praktik Bidan Mandiri Risna Tarigan Am.Keb, Praktik Bidan Mandiri Hj. Ramini
Supardi Am.Keb.
Dalam melakukan penelitian terdapat kendala yang dihadapi yaitu saat
membagikan kuesioner peneliti kesulitan menentukan tempat penelitian terutama
menentukan tempat penelitian di klinik bersalin. Ada kalanya responden di klinik
bersalin lebih sedikit daripada responden yang berada di rumah sakit karena dokter
spesialis kandungan di rumah sakit sudah terjadwal sedangkan di klinik bersalin
tidak. Banyak diantara responden menolak untuk mengisi kuesioner dengan alasan
tidak ingin di ganggu. Peneliti juga merasa kesulitan dalam membagikan kuesioner
karena adanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak rumah sakit dikarenakan
kondisi pandemi Covid-19.
4.1 Responden Berdasarkan Usia
Pada tabel 3, menunjukkan bahwa responden yang berusia 26-35 tahun lebih
banyak dibandingkan responden yang berusia 17-25 tahun dan 36-47 tahun. Dapat
dilihat bahwa jumlah responden yang berusia 26-35 tahun dalam penelitian ini
sebanyak 75%, responden yang berusia 17-25 tahun sebanyak 15%, dan responden
yang berusia 36-47 tahun sebanyak 10%.
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 3. Prevalensi responden berdasarkan usia
Usia Prevalensi Persentase (%)
17-25 15 15
26-35 75 75
36-47 10 10
Total 100 100
4.2 Pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x pada saat
kehamilan di kota Medan
Tabel 4. Pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x pada saat kehamilan di
kota Medan
No Pertanyaan
Jawaban
Total
Benar Salah
n % n %
1 Ibu hamil yang mengetahui tentang foto
rontgen dalam pemeriksaan gigi
100
52 52 48 48
2
Radiasi sinar-X dapat menimbulkan efek
berupa kerusakan pada sel, jaringan, serta
organ tubuh
53 53 47 47
3
Pemeriksaan dengan radiografi boleh
dilakukan pada ibu hamil dengan
mempertimbangkan dosis radiasi, usia
kehamilan, dan proteksi terhadap radiasi
26 26 74 74
4 Efek radiasi memiliki hubungan terhadap
timbulnya masalah pada rongga mulut 5 5 95 95
5
Pemeriksaan radiografi pada ibu hamil dapat
berdampak pada janin seperti risiko retardasi
mental dan induksi kanker pada janin
58 58 42 42
6
Efek dari radiasi berpengaruh terhadap berat
badan lahir rendah pada bayi dikarenakan
terjadinya gangguan perkembangan pada janin
11 11 89 89
7 Trimester satu merupakan tahap/masa yang 57 57 43 43
Universitas Sumatera Utara
23
paling berbahaya untuk pemeriksaan radiasi
pada wanita hamil
100
8
Trimester 2 merupakan masa yang paling
aman untuk pemeriksaan foto rontgen pada
ibu hamil
24 24 76 76
9
Jumlah dosis radiasi yang diterima di area
dekat dengan permukaan perut berbeda
dengan jumlah dosis yang diterima di area
permukaan rongga mulut
99 99 1 1
10
Penggunaan apron dan pelindung tiroid dileher
pada saat sebelum penyinaran penting
dilakukan
56 56 44 44
4.3 Tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x saat
kehamilan di kota Medan
72%
24%
4%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
kurang cukup Baik
Persentase
(%)
Kategori tingkat pengetahuan Ibu hamil
Gambar 4. Grafik tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai efek radiasi sinar-x saat
kehamilan di kota Medan
Universitas Sumatera Utara
24
Pada Gambar 4, dapat dilihat grafik tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai efek
radiasi sinar-x saat kehamilan di kota Medan yang termasuk dalam kategori kurang
sebesar 72%, yang termasuk dalam kategori cukup sebesar 24%, dan yang termasuk
dalam kategori baik sebesar 4%.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini telah dilakukan terhadap 100 responden dari rumah sakit dan klinik
bersalin di kota Medan, untuk mendapatkan data responden dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner ke masing-masing rumah sakit dan klinik bersalin.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil 75% ibu hamil berusia
26-35 tahun, 15% ibu hamil berusia 17-25 tahun, dan 10% ibu hamil berusa 36-47
tahun (Tabel 3), sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hayati et al (2019)
diperoleh 66,7% ibu hamil berusia 26-35 tahun, 23,3% ibu hamil berusia 21-25 tahun,
dan 10% ibu hamil berusia 36-40 tahun, memperlihatkan bahwa ibu hamil yang
memeriksa kehamilan di rumah sakit atau klinik bersalin berusia 26-35 tahun.2
Ibu hamil yang mengetahui tentang foto rontgen dalam pemeriksaan gigi adalah
sebanyak 52% (Tabel 4). Beberapa responden menjawab benar dengan alasan
mengetahui foto rotgen dalam pemeriksaan gigi dengan mendapatkan informasi dari
dokter gigi, membaca artikel, dan sebagian besar sudah pernah melakukan perawatan
gigi dengan pemeriksaan foto rontgen, sedangkan beberapa responden menjawab
salah dengan alasan tidak pernah mendapatkan informasi tentang foto rontgen dalam
pemeriksaan gigi dan belum pernah melakukan pemeriksaan gigi dengan foto
rontgen. Penelitian yang sama dilakukan oleh Ashok et al (2020) terdapat 99% pasien
mengetahui tentang foto rontgen dalam pemeriksaan gigi dari informasi yang didapat
dari dokter gigi, anggota keluarga, koran dan majalah, dan sebagian besar sudah
memiliki pengalaman menjalani perawatan gigi dengan pemeriksaan radiografi. Hal
ini dapat terjadi karena tidak adanya pelayanan kesehatan yang membahas mengenai
radiasi sinar-X dan pengaruhnya terhadap kehamilan. Selain itu, dapat juga
disebabkan karena kurangnya minat masyarakat untuk mencari informasi mengenai
radiasi sinar-X atau foto rontgen di bidang kedokteran gigi serta pengaruhnya
terhadap kehamilan.6
Universitas Sumatera Utara
26
Prevalensi ibu hamil yang mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari radiasi
adalah sebanyak 53% (Tabel 4). Responden menjawab benar dengan alasan bahaya
yang ditimbulkan dari radiasi dapat merusak jaringan tubuh seseorang dan juga dapat
berpengaruh pada janin. Beberapa responden menjawab salah dengan alasan radiasi
tidak berbahaya sama sekali (Tabel 4). Penelitian yang sama dilakukan oleh Ashok et
al (2020) terdapat sekitar 68% pasien merasa radiografi aman dan 32% lainnya
mengatakan bahwa radiografi berbahaya bagi kesehatan tubuh. Pengaruh sinar X
dapat menyebabkan kerusakan haemopoetik (kelainan darah) seperti anemia,
leukimia, dan leukopeni yaitu menurunnya jumlah leukosit. Selain itu, efek
determinisitik yang dapat ditimbulkan pada organ reproduksi atau gonad adalah
strerilitas atau kemandulan serta menyebabkan menopause dini sebagai akibat dari
gangguan hormonal sistem reproduksi. Terdapat dua resiko utama yang menjadi
perhatian dalam pemeriksaan dengan radiografi pada ibu hamil adalah resiko
retardasi mental dan induksi kanker pada janin.4,6,16
Ibu hamil yang mengetahui pemeriksaan dengan foto rontgen boleh dilakukan
pada saat kehamilan adalah sebanyak 26% (Tabel 4). Beberapa responden menjawab
salah dengan alasan pengambilan foto rontgen dapat berdampak buruk pada
kesehatan tubuh ibu dan gangguan perkembangan pada janin. Sebagian responden
menjawab benar dengan alasan foto rontgen boleh dilakukan dengan
mempertimbangkan usia kehamilan dan jumlah dosis radiasi. Penelitian yang sama
dilakukan oleh Ishaq et al (2018) terdapat sebanyak 13,2% menganggap foto rontgen
aman pada saat kehamilan dan 86,8% lainnya menganggapnya berbahaya.
Kemampuan yang dimiliki oleh sinar-X dalam mengionisasi benda yang dilaluinya
dapat menimbulkan efek seperti kerusakan pada sel atau DNA. Kerusakan pada sel-
sel dapat mengakibatkan keguguran, cacat lahir, atau gangguan mental karena embrio
dan janin jauh lebih radiosensitif dibandingkan dengan orang dewasa sehingga rentan
terhadap efek samping yang diakibatkan oleh paparan radiasi. Efek radiasi yang
ditimbulkan tergantung pada usia pada janin, jumlah dosis radiasi, dan proteksi
terhadap radiasi. Beberapa pencegahan dapat dilakukan untuk melindungi janin yaitu
melakukan pengambilan foto rontgen pada saat usia kehamilan sudah memasuki masa
Universitas Sumatera Utara
27
trimester kedua, memperhatikan jumlah dosis radiasi, paparan radiasi pada janin tidak
boleh melebihi dari 0,20 Gy karena dapat menyebabkan mikrosefali dan
keterbelakangan mental, menggunakan alat pelindung diri seperti apron pada pasien,
menggunakan sinar yang terkolimasi dengan benar, dan menggunakan film
berkecepatan tinggi sehingga dapat mengurangi paparan radiasi pada janin.4,5,20
Prevalensi ibu hamil yang mengetahui efek radiasi pada ibu hamil memiliki
hubungan terhadap timbulnya masalah pada rongga mulut adalah sebanyak 5%
(Tabel 4). Hampir seluruh responden menjawab salah dengan alasan efek yang
ditimbulkan dari radiasi tidak menimbulkan masalah apapun pada rongga mulut dan
sebagian responden mengaku tidak mengetahui dan memahami hal tersebut.
Responden yang menjawab benar dengan alasan akibat terpaparnya dosis yang terlalu
tinggi sehingga menimbulkan reaksi yang menyebabkan ketidaknyamanan pada
rongga mulut. Penelitian yang dilakukan oleh Cullen L et al (2018) terdapat 20
responden mengetahui salah satu efek radiasi yang berhubungan dengan timbulnya
masalah pada rongga mulut adalah mukositis, dan para responden juga mengetahui
gejala serta cara mencegah mukositis. Efek deterministik merupakan reaksi kerusakan
non kanker pada tubuh orang yang terpapar radiasi dosis yang tinggi. Keparahan
reaksi yang timbul sebanding dengan dosis yang diterima oleh pasien. Efek yang
ditimbulkan seperti kehilangan indra perasa, timbulnya mukositis, hiposalivasi, dan
osteoradionecrosis. Osteoradionecrosis merupakan komplikasi klinis paling serius
yang terjadi pada tulang. Vaskularisasi yang menurun membuat rongga mulut mudah
terinfeksi oleh mikroorganisme. Hal ini lebih sering terjadi di mandibula daripada
maksila.7,17,24
Ibu hamil yang mengetahui pemeriksaan dengan foto rontgen pada ibu hamil dapat
berdampak pada janin adalah sebanyak 58% (Tabel 4). Sebagian responden
menjawab benar dengan alasan dosis yang diberikan memiliki efek yang dapat
menyebabkan kelainan pada janin dan bahkan menyebabkan kematian pada janin.
Responden yang menjawab salah dengan alasan pemeriksaan gigi dengan foto
rontgen tidak berdampak pada janin dan sebagian lainnya menjawab tidak
mengetahui tentang hal ini. Abdalla I et al (2015) melakukan eksperimen dengan
Universitas Sumatera Utara
28
hewan yang sedang hamil mendapatkan hasil 50% hewan tersebut sensitif terhadap
radiasi sehingga menyebabkan cacat lahir dan kematian. Paparan in utero terhadap
radiasi pengion bersifat karsinogenik atau mutagenik. Efeknya berhubungan langsung
dengan tingkat paparan dan tahap perkembangan janin. Janin paling rentan terhadap
radiasi selama organogenesis. Efek terhadap timbulnya penyakit non kanker belum
terdeteksi pada setiap tahap kehamilan setelah terpapar radiasi pengion yang kurang
dari 0,05 Gy (5 rad). Aborsi spontan, hambatan pertumbuhan dapat terjadi pada
tingkat paparan yang lebih tinggi.8
Prevalensi ibu hamil yang mengetahui efek dari radiasi berpengaruh terhadap berat
badan lahir rendah pada bayi adalah sebanyak 11% (Tabel 4). Sebagian responden
menjawab salah dengan alasan tidak adanya hubungan pemeriksaan gigi dengan foto
rontgen yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan beberapa
responden lainnya mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Responden yang
menjawab benar dengan alasan efek yang ditimbulkan dari radiasi menyebabkan
janin tidak berkembang yang mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan dibawah
normal. Penelitian yang dilakukan oleh Prasad M et al (2016) mendapatkan hasil
48,4% responden mengetahui adanya hubungan efek radiasi terhadap berat badan
lahir rendah dan 51,6% responden lainnya menjawab tidak adanya hubungan tentang
hal tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa kelenjar tiroid sangat dekat lokasinya
dengan gigi dan jika ibu hamil melakukan pengambilan foto radiografi dikhawatirkan
terpaparnya kelenjar tiroid oleh sinar radiasi sehingga menyebabkan terjadinya
disfungsi tiroid, yaitu hipotiroid dan hipertiroid. Hipotiroid merupakan keadaan
dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup banyak hormon tiroid. Kurangnya
asupan hormon tiroid dalam tubuh wanita hamil akan mengganggu proses tumbuh
kembang janin, padahal di usia dini hormon tiroid sangat bermanfaat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, jika hipotiroid dibiarkan dalam jangka
panjang maka bukan tidak mungkin janin yang dilahirkan akan menjadi generasi yang
lambat dalam merespon, mengalami keterbelakangan mental, berat badan lahir
rendah, bahkan mengalami cacat fisik.21-23
Universitas Sumatera Utara
29
Ibu hamil yang mengetahui masa trimester 1 merupakan masa yang paling
berbahaya untuk pemeriksaan foto rontgen pada ibu hamil adalah sebanyak 57%
(Tabel 4). Responden menjawab benar dengan alasan pada masa trimester 1 janin
dalam proses pembentukan sehingga masih sangat berbahaya jika melakukan
pengambilan foto radiografi pada saat trimester 1. Responden yang menjawab salah
dengan alasan pengambilan foto radiografi boleh dilakukan kapan saja dan sebagian
lainnya menjawab tidak mengetahui tentang hal ini. Penelitian yang sama dilakukan
oleh Sajjan P et al (2015) mendapatkan hasil sebanyak 15,7% responden yang
mengetahui bahwa masa trimester 1 merupakan masa yang paling beresiko dalam
pengambilan foto radiografi. Trimester pertama kehamilan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Karena embrio pada tahap ini hanya terdiri
dari beberapa sel, kerusakan terhadap satu sel pun bisa membahayakan. Oleh karena
itu pengambilan foto radiografi pada masa trimester 1 sebisa mungkin harus
dihindari. 8,18
Prevalensi ibu hamil yang mengetahui masa trimester 2 merupakan masa yang
paling aman untuk pemeriksaan foto rontgen pada ibu hamil adalah sebanyak 24%
(Tabel 4). Responden yang menjawab salah dengan alasan pengambilan foto rontgen
boleh dilakukan kapan saja dan sebagian responden lainnya mengaku tidak
mengetahui hal ini. Responden yang menjawab benar dengan alasan masa trimester 2
sudah cukup aman untuk melakukan pengambilan foto radiografi karena janin sudah
mulai terbentuk. Penelitian yang sama dilakukan oleh Temur KT et al (2019)
mendapatkan hasil sebanyak 66% mengetahui bahwa trimester kedua adalah waktu
terbaik untuk pengambilan foto radiografi pada ibu hamil. Trimester kedua
merupakan waktu terbaik untuk melakukan perawatan gigi dan mulut pada ibu hamil
(usia kehamilan 14-20 minggu) karena tidak terdapat resiko teratogenesis, rasa mual
dan muntah sudah menurun, dan uterus belum cukup besar untuk menyebabkan
ketidaknyamanan. Tujuan perawatan pada masa ini adalah merawat penyakit pada
gigi yang sedang aktif dan melakukan perawatan pencegahan terhadap penyakit yang
mungkin timbul pada trimester ketiga.4,25
Universitas Sumatera Utara
30
Ibu hamil yang mengetahui jumlah dosis radiasi yang diterima di area dekat
dengan permukaan perut ibu hamil sama dengan jumlah dosis yang diterima di area
permukaan rongga mulut adalah sebanyak 99% (Tabel 4). Responden yang menjawab
benar dengan alasan jarak antara rongga mulut dengan bagian perut cukup jauh
sehingga jumlah dosis radiasi yang terpapar pada rongga mulut berbeda dengan
jumlah dosis yang terkena pada bagian perut, dan beberapa responden juga menjawab
bahwa bagian perut sedikit kemungkinannya untuk terpapar karena adanya proteksi
yang dilakukan seperti pemakaian alat pelindung seperti apron. Penelitian yang
dilakukan oleh Prasad M et al (2016) terdapat hanya 36% responden yang
mengetahui jumlah paparan dosis radiasi yang aman untuk janin pada saat
pengambilan foto radiografi gigi. Pemeriksaan dengan radiografi untuk menentukan
diagnosis dan rencana perawatan pada ibu yang sedang hamil dengan melakukan
penyinaran yang diarahkan sebagian besar pada area kepala dan leher sehingga
menjauhi bagian perut. Penyinaran dengan teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi paparan radiasi pada janin, sehingga hanya sekitar 1 Gy saja yang
diterima janin untuk pemeriksaan full mouth.3,21
Prevalensi ibu hamil yang mengetahui penggunaan apron (celemek untuk
melindungi bagian depan tubuh) dan pelindung tiroid dileher pada saat sebelum
penyinaran penting dilakukan adalah sebanyak 56% (Tabel 4). Sebagian responden
menjawab benar dengan alasan apron merupakan alat perlindungan diri yang
bertujuan untuk mengurangi bagian anggota tubuh lain termasuk janin terpapar dari
radiasi sinar-X. Penelitian yang sama dilakukan oleh Bargale S et al (2017)
mendapatkan hasil yang buruk yaitu sekitar 87% responden menjawab bahwa
penggunaan apron tidak perlu dipakai sebelum pengambilan foto radiografi. Jawad F
et al (2016) menyatakan bahwa meskipun dosis dari foto radiografi gigi rendah,
penggunaan apron atau celemek bertimbal penting untuk digunakan terutama pada
ibu hamil untuk meminimalkan paparan radiasi ke perut. Penggunaan apron juga
sesuai dengan prinsip justifikasi yaitu memberikan manfaat lebih besar kepada pasien
daripada risiko bahaya yang akan diterima pasien.1,19
Universitas Sumatera Utara
31
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada ibu hamil di 7 tempat
penelitian, dapat disimpulkan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi
sinar-x di kota Medan dikategorikan kurang 72%, dan dimana kategori cukup
sebanyak 24%, dan kategori baik sebanyak 4%.
6.2 Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas kesehatan,
Puskesmas, dan Rumah sakit dalam memberikan layanan dan edukasi mengenai efek
radiasi sinar-x saat kehamilan terhadap wanita hamil.
2. Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan subjek yang lebih banyak agar
lebih mencerminkan populasi serta diharapkan akan memberikan hasil yang lebih
baik.
Universitas Sumatera Utara
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Bargale S, Ardeshana A, Patel N, Karri A, Sikligar S, Tailor B. Assessment of
digital and conventional radiographic practice amongst the private dental
practitioner of vadodara city. Int J Oral Health Med Res 2017; 3(6):27-9.
2. Hayati K, Zuliati R. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang efek radiasi sinar-x
di bidang kedokteran gigi pada saat kehamilan. Cakradonya Dental Journal 2019;
11(2): 91-6.
3. Woroprobosari NR. Efek stokastik radiasi sinar-x dental pada ibu hamil dan
janin. Odonto Dental Journal 2016; 3(1): 61-5.
4. Wijaksana IKE. Dental treatment consideration in pregnant women. Jurnal
Kesehatan Gigi 2019; 6(2): 119-21.
5. Ishaq Z, Rasul Z, Ahmaed A, Tanveer S. Knowledge, attitude and practices of
pregnant females regarding oral health. Pakistan Journal of Medical Health
Sciences 2018; 12(4): 1557.
6. Ashok NG, Kumar VJ. Patients perception on dental radiographs: a questionnaire
based study. International Journal Orofacial Biology 2017; 1(1): 29-30.
7. Whaites E, Drage N. Essentials of dental radiography and radiology. 5th ed., New
York: Churchill Livingstone Elsevier. 2013: 66-8.
8. Abdalla I, Elshikh M. Effect of radiation on pregnancy. International Journal of
Medicine and Medical Sciences 2015; 7(5): 98-9.
9. Mason RA. Radiografi kedokteran gigi. Alih Bahasa. Wiriawan E. Jakarta: EGC,
4-12.
10. Boel T. Dental radiografi prinsip dan teknik. Medan: Usu Press. 2018: 11-3.
11. Dasril DN, Sari OP. Pengukuran dosis eksternal yang diterima oleh mahasiswa
praktikum teknik radiografi di laboratorium radiologi universitas baiturrahmah
padang. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 2020; 8(1): 36-7.
12. Asha ML, Chatterjee I, Patil P. Dosimetry in dentistry. Indian Journal of Dental
Research 2015; 26(2): 120-1.
Universitas Sumatera Utara
33
13. Rajan G, Izewska J. Radiation monitoring instruments. Vienna: International
Atomic Energy Agency (IAEA), 2005: 104-14.
14. Mardiyantoro F, Pratamawari DNP, Fuadiyah D, dkk. Dasar-dasar keselamatan
pasien pada praktik dokter gigi. Malang: Universitas Brawijaya Press, 2019: 89-
91.
15. Masturoh I, Anggita N. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2018: 51-2.
16. Dianasari T, Koesyanto H. Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit. Unnes Journal of Public Health 2017; 6(3):
175.
17. White, Stuart C, Pharoah, Michael J. Oral Radiology E-book: Principles and
Interpretation. 6 th ed., Canada: Elsevier Health Sciences. 2014: 24-6.
18. Sajjan P, Pattanshetti J , Padmini C, Nagathan V, Sajjanar M, Siddiqui T. Oral
Health Related Awareness and Practices Among Pregnant Women in Bagalkot
District, Karnataka, India. Journal of International Oral Health 2015; 7(2): 2-3.
19. Jawad F, Aljammali DZM. Survey on Dental X-Rays for Teeth During
Pregnancy. International Journal of Medicine 2016; 2(1): 11.
20. Hemalatha VT, Manigandan T, Sarumathi T, Aarthi NV, Amudhan A. Dental
considerations in pregnancy-a critical review on the oral care. Journal of clinical
and diagnostic research 2013; 7(5): 950.
21. Prasad M, Gupta R, Patthi B, Singla A, Pandita V, Kumar JK, Vashishtha V.
Imaging more imagining less: an insight into knowledge, attitude and practice
regarding radiation risk on pregnant women among dentists of
Ghaziabad. Journal of clinical and diagnostic research 2016; 10(7): 22.
22. Ratnasari D, Suhartono S, Rahfiludin MZ. Faktor risiko kejadian berat badan
lahir rendah di area pertanian (studi di kabupaten Brebes). Jurnal gizi dan pangan
2017; 12(1): 44.
23. Yunus B. Tingkat kepatuhan mahasiswa profesi dalam proteksi diri terhadap
paparan radiasi. Makassar Dental Journal 2020; 9(1): 42.
24. Cullen L, Baumler S, Farrington M, Dawson C, Folkmann P, Brenner L. Oral
care for head and neck cancer symptom management. The American Journal of
Nursing 2018; 118(1): 31-2.
Universitas Sumatera Utara
34
25. Temur KT, Temur İ, Hatipoğlu Ö. The knowledge, attitude and practices of
Turkish general dentists on dental x-rays in pregnant women. International
Dental Research 2019; 9(1): 13.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
SURAT PERSETUJUAN KOMISI ETIK
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2
DEPARTEMEN RADIOLOGI DENTAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP EFEK RADIASI
SINAR-X SAAT KEHAMILAN DI KOTA MEDAN
No. Responden :
Tanggal :
Umur :
Jenis Kelamin : L / P
1. Apakah ibu mengetahui tentang foto rontgen dalam pemeriksaan gigi?
a. Ya, Berikan alasannya,...............................................................................................
b. Tidak
2. Apakah ibu mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari radiasi?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
3. Apakah ibu hamil boleh dilakukan pemeriksaan dengan foto rontgen?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
4. Apakah efek radiasi pada ibu hamil memiliki hubungan terhadap timbulnya
masalah pada rongga mulut?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
5. Apakah pemeriksaan dengan foto rontgen pada ibu hamil dapat berdampak pada
janin?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
6. Apakah efek dari radiasi berpengaruh terhadap berat badan lahir rendah pada bayi?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
7. Apakah pada masa trimester 1 merupakan masa yang paling berbahaya untuk
pemeriksaan foto rontgen pada ibu hamil?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
8. Apakah pada masa trimester 2 merupakan masa yang paling aman untuk
pemeriksaan foto rontgen pada ibu hamil?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
9. Apakah jumlah dosis radiasi yang diterima di area dekat dengan permukaan perut
ibu hamil sama dengan jumlah dosis yang diterima di area permukaan rongga mulut?
a. Ya, Berikan alasannya,................................................................................................
b. Tidak
10. Apakah penggunaan apron (celemek untuk melindungi bagian depan tubuh) dan
pelindung tiroid dileher pada saat sebelum penyinaran penting dilakukan?
a. Ya, Berikan alasannya,.............................................................................................
b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi/siang/malam Bu,
Perkenalkan saya Farisah Kinasih Adisty mahasiswi yang sedang menjalani
Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Sumatera Utara memohon kesediaan ibu agar
ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Efek Radiasi Sinar-X Saat Kehamilan di
Kota Medan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
terhadap efek radiasi sinar-X saat kehamilan di kota Medan. Manfaat dari penelitian
ini adalah memberikan gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap efek radiasi
sinar-X dan juga sebagai pedoman dokter gigi dan radiografer untuk mengetahui
teknik pengambilan foto rontgen pada ibu hamil di kota Medan.
Pada penelitian ini Ibu diminta untuk mengisi kuesioner yang akan saya berikan.
Ibu tidak dikenakan biaya dan tidak terdapat risiko pada subjek yang diteliti.
Penelitian utama dilakukan oleh saya sendiri Farisah.
Jika Ibu bersedia, surat penyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir
harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada pihak
peneliti.
Demikianlah penjelasan tentang penelitian ini, semoga keterangan yang saya
sampaikan dapat dimengerti oleh Ibu. Atas kesediaan Ibu dalam penelitian ini saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
(Farisah Kinasih Adisty S)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Setelah mendapat penjelasan dan keterangan secara lengkap mengenai penelitian
yang berjudul:
“TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP EFEK RADIASI
SINAR-X SAAT KEHAMILAN DI KOTA MEDAN”
dan saya memahaminya, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Alamat : ............................................................................................
No. Telp/HP : ............................................................................................
Dengan ini saya bersedia berpartisipasi sebagai subjek penelitian dalam penelitian
tersebut. Saya akan memberikan informasi yang benar sesuai apa yang saya ketahui.
Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak dituntut apapun. Demikian
surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Medan, ............................
Yang menyetujui,
Subjek Penelitian
(......................................)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
RINCIAN BIAYA PENELITIAN
“Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Efek Radiasi Sinar-X Saat Kehamilan
di Kota Medan”
Besar biaya yang diperlukam untuk melaksanakan penelitian ini sebesar dengan
rincian sebagai berikut:
1. Biaya penyiapan proposal Rp 150,000,00
2. Biaya alat tulis, kertas, tinta printer Rp 700,000,00
3. Biaya penjilidan dan penggandaan proposal Rp 150,000,00
4. Biaya pembuatan dan penggandaan kuesioner Rp 300,000,00
5. Biaya suvenir untuk subjek penelitian Rp 500,000,00
6. Biaya sebelum memulai penelitian di rumah sakit Rp 250,000,00
7. Biaya melakukan rapid tes sebelum memulai penelitian Rp 200,000,00
8. Biaya Transportasi Rp 250,000,00
Total Rp 2,500,000
Rincian biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.
Peneliti
(Farisah Kinasih Adisty S)
NIM: 170600105
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI
No Kegiatan
Waktu
2020 2021
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1
Persiapan
pencarian
judul
2 Persetujuan
judul
3 Pembuatan
proposal
4 Seminar
proposal
5
Perbaikan
proposal dan
persiapan
penelitian
6
Penelitian
dan
pengumpulan
data
7 Hasil
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7
CURRICULUM VITAE
Riwayat Peneliti
Nama Lengkap : Farisah Kinasih Adisty S
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 02 Desember 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 1 (Satu) dari 2 (Dua) bersaudara
Alamat : Jl. Setia Gg. Balai Desa No 13C Kota Medan
No. HP : 085760746768
Alamat Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2004-2005 : Menjalani pendidikan TK di Perguruan Islam An-
nizam Medan
2005-2011 : Menjalani pendidikan SD di Perguruan Islam An-
nizam Medan
2011-2014 : Menjalani pendidikan SMP di Yayasan Perguruan
Harapan Mandiri Medan
2014-2017 : Menjalani pendidikan SMA di SMAN 1 Matauli
Pandan
2017-Sekarang : Menjalani Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter
Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara Medan
Universitas Sumatera Utara