Upload
mnasirulkariem
View
1.458
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI
UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Disusun oleh :Muhammad Nasirul Karim
200815980
AKADEMI KEPERAWATAN KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG
TAHUN 2011
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI
UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Diploma III Keperawatan
Disusun oleh :Muhammad Nasirul Karim
200815980
AKPER KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG2010 / 2011
Karya Tulis Ilmiah
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TETANG AI SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI UPT PUSKESMAS
MERTOYUDAN IIKECAMATAN METOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Oleh
Muhammad nasirul karim
NIM 200815980
Disetujui untuk diseminarkan
Pembimbing Utama
(HJ. Rusminah, S.Pd, S.Kep. Ns)
KARYA TULIS ILMIAH
ii
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS
MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Oleh
Muhammad Nasirul karim
200815980
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 24 september 2011
Penguji
Ns. Budi Ekanto,S.kp. M. Sc
Pembimbing
Hj.Rusminah, S.Pd. S.kep, Ns
Mengetahui Direktur Akademi Keperawatan
Karya Bhakti Nusantara Magelang
H. Syamsudin, S.Kep, Ns
PERNYATAAN
iii
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah dengan judul
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU
EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS
MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN
KABUPATEN MAGELANG ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar Diploma lll / lV/ kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan di sebutkan dalam daftar pustaka.
Magelang…………..
Muhammad Nasirul Karim
NIM 200815980
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan
segala hikmat dan karunuiaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Riset
Penelitian ini.
Riset Penelitian ini berjudul “ Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Air
Susu Ibu Eksklusif Pada Bayi usia 0 – 6 Bulan Di UPT Puskesmas Mertoyudan II
Kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang” disusun dan diajukan untuk memenuhi
syarat kelulusan Program D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan Karya Bhakti
Nusantara Magelang.
Riset Penelitian ini tidak akan terwujud adanya kebaikan, bantuan dan
dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagi pihak. Maka dari itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. H. Syamsudin, S.Kp, Ns., direktur AKPER Karya Bhakti Nusantara Magelang
yang telah memberikan kesempatan belajar memberi ijin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian
2. Hj. Rusminah S.Pd., S.Kp., Ns., pembimbing dalam pembuatan Riset Penelitian
yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Air Susu Ibu Eksklusif
Pada Bayi usia 0 – 6 Bulan Di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang.
3. Kedua orang tua yang telah mendukung baik materi maupun spiritual sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik.
4. Teman – teman Angkatan XV Akper KBN Magelang yang telah mendukung dan
bersedia untuk berbagi ilmu.
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya Riset Penelitian iniv
Penulis menyadari bahwa penulisan Riset Penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari
pembaca demi kesempurnaan Riset Penelitian ini.
Semoga Riset Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, Amin .
Magelang, ... Februari 2011
Penulis
MOTTO
vi
Jadilah seperti air dalam mencapai tujuan hidupmu, sebagaimana air mengalir,
dia tidak pernah berhenti hanya karena ada batu dihadapanya. Dengan luwesnya air
itu berbelok arah menghindari halangan tersebut, tanpa marah, protes, maupun
berontak. Begitu penghalangnya dilewati, kembali air itu masuk kejalur semula,
sehingga akhirnya sampai tujuan.
Tak ada kesuksesan instan, penolakan dan kegagalan sering kali mewarnai
perjalanan hidup kita tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti ( Steve- rip
Steve Job).
Halaman Persembahan
vii
Ibuku yang tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan pengorbanan kepada
penulis baik dalam bentuk materi maupun secara psikologis.
Kakak, kalian adalah taufik dalam hidupku dari-Nya.
Kekasihku tersayang yang menemaniku saat suka maupun duka
Ibu Hj.Rusminah yang telah sabar membimbing dan memberi semangat sehingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini
Teman-temanku angkatan XV “Keep For Shining Our Day In Life”
INTISARIviii
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN di UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II
KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
MUHAMMAD NASIRUL KARIM
ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit).
Data di Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang sampai dengan bulan januari ,dari 35% ibu hanya yang memberikan ASI Eksklusif ( data KIA puskesmas mertoyudan II kabupaten magelang).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui di UPT Puskesmas mertoyudan II
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 12 reponden (40 %), tentang cara pemberian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 14 reponden (47 %), tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 18 reponden (60%) dan tentang waktu pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 22 responden (73%) dari 30 responden (100%).
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Bayi Usia 0-6 Bulan
DAFTAR ISI
ix
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... iv
MOTTO............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN............................................................................................. vi
INTISARI......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR...................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
E. Keaslian Penelitian............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKAx
Konsep Pengetahuan ........................................................................................ 6
A. Pengertian ............................................................................................ 6
B. Tingkat Pengetahuan............................................................................ 7
C. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan............................................ 8
D. Cara Memperoleh Pengetahuan .......................................................... 9
E. Anatomi Payudara................................................................................ 10
F. Laktasi................................................................................................... 13
G. Fisiologis Laktasi.................................................................................. 13
H. Yang dapat Meningkatkan Pengeluaran ASI........................................ 17
I. Yang dapat Menghambat Pengeluaran ASI.......................................... 17
J. Manfaat ASI Eksklusif......................................................................... 18
K. Posisi dan Teknik Menyusui yang Benar............................................. 21
L. Gangguan Laktasi dan Penanganannya................................................ 26
M. Mastitis................................................................................................. 28
N. Sindrom ASI Kurang............................................................................ 28
O. Ibu Sakit................................................................................................ 29
P. Ibu yang Bekerja................................................................................... 29
Q. Masalah dari Faktor Bayi...................................................................... 30
R. ASI Eksklusif........................................................................................ 31
S. Pertumbuhan Bayi yang Menyusu Secara Eksklusif............................ 32
T. Tujuh Langkah Kebersihan ASI Eksklusif........................................... 33
U. ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan............................................ 34
V. Kerangka Pemikiran............................................................................. 34xi
BAB III METODELOGI PENELITIAN
1. Deasin Penelitian ................................................................................. 35
2. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 35
3. Populasi dan Sampel............................................................................. 35
4. Variable Penelitian................................................................................ 36
5. Definisi Operasional ............................................................................ 36
6. Instrumen Penelitian............................................................................. 37
7. Pengumpulan Data................................................................................ 38
8. Pengolahan Data................................................................................... 38
9. Analisis Data......................................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian..................................................................................... 40
a. Tabel hasil penelitian................................................................ 40
2. Pembahasan.......................................................................................... 43
3. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan........................................................................................... 47
2. Saran..................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Tingkat Pengertian Ibu Menyusui......................................................... 40xii
2. Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif...... 41
3. Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI Eksklusif................... 41
4. Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif. . . 42
5. Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif pada Bayi
Usia 0-6 Bulan....................................................................................................... 43
DAFTAR GAMBARxiii
1. Gambar 1 : Anatomi Payudara................................................................ 12
2. Gambar 2 : Reflek Prolaktin................................................................... 15
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
xiv
2. Lembar Konsultasi Kuisioner
3. Lembar Kuisioner Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
xv
A.Latar belakang
Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam
kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI), terutama pemberian ASI
Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja (termasuk kolostrum) sesegera mungkin
setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain seperti air,
air gula, madu, pisang dan sebagainya (DepKes, 2003).
ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, dimana kandungan
gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. ASI juga mengandung
zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai
penyakit). Konvensi hak-hak anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh
kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak, berarti ASI selain
merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi oleh
orang tuanya. Hal ini telah dipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2000 dengan
tema : “Memberi ASI adalah hak azasi ibu, Mendapat ASI adalah hak azasi bayi”
(Depkes,RI,2001)
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan keluarga, padanya harus sudah
tertanam suatu keyakinan : “Saya harus menyusui bayi saya, karena menyusui adalah
realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu”. Di indonesia terutama, di
kota kota besar, terlihat adanya tendensi penurunan pemberian ASI, Dikota besar
sering kita melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, yang akan
dikawatirkan akan meluas dipedesan. Adanya kecendurangan dan masyarakat untuk
1
meniru sesuatu yang dianggap modern atau yang datang dari kota besar.
Memberikan susu botol sebagai tambahan dengan dalih apapun juga pada bayi
baru lahir harus dihindarkan (Suharyono,1992).Menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI )1997 dan 2002 lebih dari 95% ibu pernah menyusui
bayinya. Namun yang menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan cenderung
menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.Cakupan ASI
Eksklusif 6 bulan menurun dari 42,4% pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun
2002.
Pedoman menyusui ( WHO/UNICEF, Breast fending Promotion and
suport,2005):
- Mulai menyusui setelah lahir ( dalam waktu satu jam)
- Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi ( misalnya air, madu,
larutan air gual atau pengati susu ibu ) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas
alasan alasan medis; sangat jarang untuk tidak memiliki air susu yang cukup
sehingga mermelukan susu tambahan ( Ekin, et al, 2000)
- Berikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan
untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setalah periode eksklusif
tersebut.
- Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam ( 8
– 10 kali atau lebih dalam 24 jam ) selama bayi menginginkanya.
Promosi pemberian ASI masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan ibu
tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling
3
laktasi dari petugas kesehatan, masa cuti yang terlalu singkat bagi ibu yang
bekerja, persepsi sosial budaya dan keagresifan produsen susu formula
mempromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas kesehatan. Padahal ASI
merupakan makanan sempurna yang dapat melindungi bayi dari berbagai jenis
penyakit termasuk Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), diare, gangguan
pencernaan kronis, kegemukan, alergi, diabetes dan tekanan darah tinggi (Depkes RI,
2006).
ASI selain memberikan keuntungan bagi ibu dan anak, juga memberikan
keuntungan bagi ekonomi keluarga dan lingkungan. Dengan pemberian ASI
Eksklusif dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang
sebenarnya tidak lebih baik dari ASI.
Data di Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten
Magelang sampai dengan bulan januari ,dari 35% ibu hanya yang memberikan ASI
Eksklusif ( data KIA puskesmas mertoyudan II kabupaten magelang).
Mengingat pentingnya ASI eksklusif bagi bayi, ibu dan keluarga, maupun
negara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat
pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif pada bayi Usia 0 – 6 bulan di UPT
Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka rumusan masalah penelitiaan ini
4
adalah sejauh mana tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada
Bayi Usia 0 – 6 Bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan
kabupaten Magelang”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Pada Bayi
Usia 0 – 6 Bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian,
cara pemberian, manfaat pemberian, waktu pemberian ASI Eksklusif di UPT
Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang asi aksklusif
pada bayi usia 0 – 6 bulan UPT Puskesmas Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang diharapkan memiliki manfaat,yaitu :
1. Secara Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan dalam penerapan
ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif.Penelitian ini diharapkan juga sebagai bahan perbandingan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatan kualitas pelayanan KIA di
5
desa UPT Puskesmas Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang,
khususnya dalam memberikan infromasi tentang arti pentingnya pemberian ASI
Eksklusif pada bayi di Desa Bondowoso UPT Puskesmas Mertoyudan
E. Keaslian Penelitian
Peneliti belum pernah menemukan penelitian yang sama dengan. Penelitian
yang hampir sama yang ditemukan oleh peneliti adalah penelitian yang pernah diteliti
oleh Mahasiswa Kebidanan Diploma III yaitu tentang Gambaran Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang ASI Eksulisif. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan adalah pada
variabel terikatnya peneliti sebelumnya meneliti tentang gambaran pengetahuan ibu
hamil, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang varibelnya adalah
tingkat pengetahuan ibu menyusui . Desain penelitian dalam penelitian sebelumnya
menggunakan penelitian observasional ,pengambilan sampel secara purposive
sampling dan menggunakan instrumen angket dan metode analisa data manggunakan
uji chi-square untuk uji kebebasan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pengetahuan
A. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindran terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kongnitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Penelitian Rogers ( 1974) dalam Notoatmodjo bahwa sebelum seseorang mengadopsi
perilaku baru, di dalam dirinya terjadi suatu proses yang beruntun, yaitu :
1. Amareness (kesadaran) dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahui
telebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (tertarik) diimana seseorang mulai tertarik kepada stimulus
3. Evalution (menimbang – menimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus
baginya
4. Trial (mencoba) dimana seseorang telah berperilaku baru
5. Adotion (adaptasi) dimana seseorang telah berperilaku yang sesuai pengetahuan,
kesadaran, motivasi, dan sikapnya terhadap stimulus.
B. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, tingakt pengetahuan terdiri : 6
7
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, contohnya dapat menyebutkan pengertian dan manfaat ASI Eksklusif.
2. Memahami ( comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar, misalnya dapat menjelaskan manfaat tentang ASI Eksklusif.
3. Aplikasi (application)
Apllikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Disini dapat diartikan sebagai
aplikasi dalam pengunaan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain, misalnya mengaplikasikan pemberian Asi
Eksklusif.
4. Analis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam
komponen – komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan ada kaitan
satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Menujukan kepada kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat merencankan,
meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –
rumusan yamg telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi yang
berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada pengukuran
pengetahuan dapat dilakuakn dengan wawancara atau angket yang menayakan
tentang isi mater yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
C. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
Dalam karya tulis ilmiah ini umur diartikan sebagai umur ibu menyusui yang
dihitung pada saat penelitian dilakukan. Menurut Notoatmodjo, terbentuknya
perilaku dapat terjadi karena proses interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu,
semakin cukup umur maka semakin dewasa dan matang dalam berfikir dan
bertindak. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan
lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Dari
pernyataan di atas, semakin bertambahnya umur ibu akan berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah segala usah untuk membina kepribadian dan
mengembangakan kemampuan manusia baik jasmani maupun rohani yang
berlangsung seumur hidup di luar sekolah. Dalam karya tulis ilmiah ini pendidikan
diartikan sebagai pendidikan formal yang telah diselesaikaan oleh ibu menyusui
8
dan dibuktikan dengan ijazah, Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses
kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi
individu dengan lingkunganya, baik secara formal maupun informal. Proses dalam
kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun
kelompok. Kegiatan formal maupun informal berfokus pada proses belajar
mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi
dapat.
3. Sumber informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia
cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
D. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu :
1. Cara Tradisional
1) Cara coba – coba dan salah (trial and error)
Cara coba – coba ini dilakukan dengan mengunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama
2) Cara kekuasaan (otoritas)
Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas
9
10
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun otoritas ahli ilmu
pengetahuan
Berdasarkan pengalaman, hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu, melalui jalan pikiran manusia telah mampu mengunakan
penalaranya dalam memperoleh pengetahuan
3) Cara Modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan alamiah, cara ini disebut dengan metode penelitian.
Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip - prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, kriteria metode ilmiah yaitu :
1) Berdasarkan fakta
2) Bebas dari prasangka
3) Mengunakan prinsip analisis
4) Mengunakan hipotesis
5) Mengunakan ukurun objektif
E. Anatomi Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas otot dada.
Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara. Payudara dewasa
berat kira – kira 200 gram yang kiri umumnya lebih besar dari pada yang kanan, Pada
waktu hamil payudara membesar mencapai berat ± 600 gram dan pada waktu
menyusui mencapai ± 800 gram ( Perinasia, 2000).
Payudara wanita disebut juga glandula masusun atau mamaria adalah alat
reproduksi tambahan. Terletak pada setiap sisi strenum dan meluas setingi antara
costa kedua dan ke enam. Pada fasia superisial dinding rongga dada di atas musculus
fectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum spensorium. Masing – masing
payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor ( cauda ) dari
jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris spence ). Ukuran payudara
berbeda untuk setiap individu, juga tergantung pada stadium perkembangan dan
umur.
a. Struktur makroskopis
1) cauda axilaries spence : jaringan payudara yang meluas ke axilla
2) Papilla mamae : terletak di pusat aerola mamae setinggi iga (cost ke4).Suatu
tonjolan dengan panjang ± 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan
sangat peka. Permukaanya berlubang, berupa ostium papilare kecil yang
merupakan muara ductus lactifer, ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.
3) Areola : daerah lingkar dari kulit yang longar dan mengalami pigmentasi dan
masing masing payudara bergaris tengah ± 2.5 cm. Berwarna merah muda
pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit coklat,
dan menjadi lebih gelap pada waktu hamil. Terletak 20 glandula sebacea. Pada
kehamilan ini membesar dan disebut tuberculum Montgomery.
b. Struktur mikroskopis
11
12
1) Alveoli ; mengandung sel yang menyekresi air susu. Dilapisi oleh acini
yang mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu, disekeliling terdapat sel – sel mioepitel, yang
apabila sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga
mengalirkan air susu ke dalam duktus laktifer
2) Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli
3) Duktus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus
lactifer.
4) Ampula ; bagian dari ductus lactifer yang melebar, merupakan tempat
menyimpan air susu, terletak di bawah areola.
Gambar 1 : anatomi payudara
F. Laktasi
Laktasi adalah sekresi oleh payudara ibu. Laktasi merupakan fase transisi
bayi untuk tumbuh kembang. Salah satu proses fisiologis dalam masa puerperium.
Terdiri dari produksi dan sekresi ASI, proses ini dimulai sejak kelahiran
placenta. Kadar estrogen dan progesterone dalam darah menurun, kadar prolaktin
meningkat dan produksi ASI dimulai.
G. Fisiologi laktasi
Laktasi terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan
galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan
penurunan estrogen, progesterone, dan mungkin HPL dari sirkulasi ibu saat
persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin,
yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam
penyemprotan (ejeksi) susu.
Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara
bertambah besar. Ini disebabkan proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar
pembuat ASI. Karena pengaruh hormon yang dibuat placenta yaitu laktogen,
prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesterone. Pembesaran juga
disebabkan oleh bertambahnya pembuluh darah.
Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung puting mulai
keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh
hormone laktogen dari placenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise.
Produksi cairan tidak berlebihan karena meskipun selama hamil kadar prolaktin
13
cukup tinggi, pengaruhnya dihambat oleh estrogen.progesteron menurun,
sedangkan prolaktin tetap tinggi. Karena tidak ada hambatan oleh estrogen
maka terjadi sekresi ASI. Pada saat mulai menyusu, maka dengan segera,
rangsangan isapan bayi memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang
memperlancar sekresi ASI. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon
dan refleks. Ada 3 Reflek,yaitu :
1. Reflek Laktasi
Pada waktu bayi mulai mengisap ASI, akan terjadi dua reflek yang
menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat
pula, yaitu reflek pembentukan ASI atau reflek prolaktin yang dirangsang
hormon prolaktin dan reflek pengaliran / pelepasan ASI (let down reflex).
Pengetahuan tentang reflek ini dapat membantu ibu untuk berhasil menyusui karena
akan menerangkan mengapa dan bagaimana seorang ibu dapat memproduksi ASI.
2. Reflek Prolaktin : Hormon perangsang produksi ASI
Kelenjar hipofise bagian depan yang berada di dasar otak menghasilkan
hormon prolaktin. Prolaktin akan merangsang kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Prolaktin ini akan keluar kalau terjadi pengosongan ASI dari
gudang ASI.Makin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara
maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi. Bila bayi menghisap ASI maka ASI
akan dikeluarkan dari gudang ASI. Proses pengosapan ini akan merangsang ujung
saraf di sekitar payudara. Selanjutnya, saraf ini akan membawa pesan ke bagian
depan kelenjar hipofise untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin kemudian akan
14
dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara guna merangsang pembuatan ASI.
Jadi pengosongan gudang ASI merupakan perangsang diproduksinya ASI.
Kejadian dari perangsang payudara sampai pembuatan ASI disebut reflek
pembentukan / produksi ASI atau reflek prolaktin. Fungsi lain dari prolaktin yang
juga penting adalah menekan fungsi indung telur (ovarium). Efek penekanan ini
pada ibu yang menyusui secara eksklusif adalah memperlambat kembalinya
fungsi kesuburan dan haid. Dengan kata lain, memberikan ASI Eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan
Gambar 2 : Reflek Prolaktin
15
3. Reflek Oksitosin
Adalah Hormon yang mengeluarkan ASI, hormon kasih saying setelah
diproduksi oleh pabrik susu, ASI akan dikeluarkan dari pabrik susu dan
dialirkan ke gudang susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus
disekitar kelenjar payudara mengerut sehingga memeras ASI keluar. Yang
membuat otot-otot itu mengerut adalah suatu horman yang dinamakan Oksitosin.
Banyak wanita merasakan payudaranya terperas saat mulai menyusui. Hal ini
menjelaskan bahwa ASI mulai mengalir dari pabrik susu ke gudang susu. Hormon
Oksitosin berasal dari belakang kelenjar hipofisa. Seperti halnya prolaktin,
oksitosin juga dihasilkan bila ujung saraf sekitar payudara dirangsang oleh isapan.
Oksitosin masuk kedalam darah menuju payudara. Kejadian ini disebut refleks
pengeluaran ASI atau pengeluaaran oksitosin (let down refleks). Bayi tidak akan
mendapatkan ASI cukup bila hanya mengandalkan refleks pembentukan ASI atau
refleks prolaktine saja, tetapi harus dibantu refleks oksitosin. Bila refleks ini
tidak bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun
produksi ASI cukup. Oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim,
sehingga mempercepat keluarnya placenta dan mengurangi perdarahan setelah
persalinan. Let down refleks dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi
seorang ibu, perasaan ibu dapat meningkatkan dan juga menghambat pengeluaran
oksitosi.
16
Menurut Depkes RI, beberapa tanda adanya refleks oksitosin:
a. Rasa diperas atau “tingling” pada payudara sebelum dan selama menyusui
b. ASI keluar bila ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisannya.
c. ASI menetes pada payudara yang lain bila bayi menetek.
d. Rasa sakit karena kontraksi rahim, kadang-kadag disertai dengan keluarnya
darah waktu menyusui
e. Isapan pelan dan dalam serta menelan menunjukkan ASI mengalir ke dalam
mulut bayi.
H. Yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI
1.Bila melihat bayi
2.Memikirkan bayinya dengan penuh kasih sayang
3.Mendengarkan bayinya menangis
I. Yang dapat menghambat pengeluaran ASI
Semua pikiran negative akan menghambat refleks oksitosin adalah:
1.Ibu yang sedang bingung atau pikirannya sedang kacau
2.Apabila ibu kawatir atau takut ASInya tidak cukup
3.Apabila seorang ibu merasakan kesakitan, terutama saat menyusui
4.Apabila ibu merasa sedih, cemas, marah, atau kesal
5.Apa bila ibu malu menyusui
17
J. Manfaat ASI Eksklusif
1. Manfaat pemberian ASI bagi bayi :
Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau
lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi
air susu khusus untuk makanan bayinya. ASI secara khusus disesuaikan untuk
bayinya. Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada
saat kelahiran sampai hari ke 4 atau ke 7 (kolostrum), berbeda dengan ASI transisi
jaga berbeda dengan ASI matur. ASI yang keluar pada menit – menit pertama
menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir
menyusui disebut hindmilk. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tunbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi
harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih.
2. Manfaat pemberian ASI bagi ibu :
1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan
terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu
menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk
kontraksi/penutupan pembuluh darah sehinggaperdarahan akan lebih cepat
18
berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.
2) Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena
kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
3) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup
berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,98% tidak akan
hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% akan hamil sampai
bayi berusia 12 bulan
4) Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat
dibanding pada ibu yang tidak menyusui.
5) Lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan
mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian
berat badan ibu yang menyusui akan cepat kembali ke berat badan sebelum
hamil.
6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kemungkinan menderita
kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian
menunjukkan menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
19
payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai
bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan
berkurang sampai sekitar 25%.
7) Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu,
pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya
jasa dokter, biaya pembelian obat - obatan, bahkan mungkin biaya perawatan
di rumah sakit.
8) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, juga tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu
tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama
pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita
harus repot mencarinya.
9) Portabel dan praktis
Mudah dibawa kemana – mana (portable), sehingga bepergian tidak perlu
membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu
membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu
dapat dfiberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan /
minum, serta dalam suhu yang selalu tepat.
10) Memberikan kepuasan bagi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan,
20
kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam.
3. Manfaat ASI bagi negara
Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara yaitu
penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui,
penghematan untuk biaya sakit terutama muntah mencret dan sakit saluran nafas,
penghematan obat–obatan, tenaga, dan saranakesehatan.Menciptakan generasi
penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara, langkah
awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang
hilang khususnya bagi indonesia.
K. Posisi dan Teknik Menyusui yang benar
Walaupun menyusui merupakan proses yang alamiah tetapi tetap saja
memerlukan persiapan dan keterampilan untuk mencegah timbulnya berbagai
masalah menyusui dikemudian hari. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada saat menyusui, yaitu :
1. Posisi menyusui menurut Depkes RI yang baik dan benar yaitu:
1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
2) Memegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3) Memutar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
4) Merapatkan dada bayi dengan dada ibu/bagian bawah payudara ibu
5) Menempelkan dagu bayi pada payudara ibu
6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan
21
leher dan lengan bayi.
7) Menjauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu bagian dalam
2. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
1) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari
2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
menyentuh sisi mulut bayi dengan puting susu
3) Menunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
4) Dengan cepat mendekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan
bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala
5) Memposisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap - hadapan
dengan hidung bayi
6) Kemudian memasukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi
7) Mengusahakan sebagian areola masuk ke mulut bayi sehingga bayi dapat
menghisap secara maksimal
8) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferus yang terletak di bawah areola
9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi
22
10) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi
3. Macam – macam posisi menyusui
1) Menggendong dengan topangan menyilang
Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan memegang payudara
sedangkan tangan kiri menopang badan bayi, dan sebaliknya. Posisi ini ideal
untukmemantapkan menyusui dan memiliki kendali yang lebih besar
terhadap bayi, cara ini berguna untuk bayi baru lahir dan bayi sakit.
2) Gendongan football
Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan yang menopang
badan bayi, pegang kepala bayi dengan telapak tangan dan tempatkan tubuh
dan kaki bayi di bawah lengan dari sisi yang sama dari payudara. Posisi ini ideal
untuk persalinan dengan operasi caesar, bayi kembar, dan bagi ibu yang memiliki
payudara besar.
3) Gendongan biasa
Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan yang menopang
badan bayi dengan lekukan lengannya dan tangan satunya memegang
payudara. Posisi ini biasanya digunakan pada bayi yang sudah lebih besar.
4) Posisi berbaring miring
Posisi ini paling cocok untuk menyusui pada malam hari dan setelah
persalinan dengan operasi caesar.
23
4. Teknik menyusui yang benar
Seorang ibu dengan bayi pertamanya, mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak tahu cara-cara sebenarnya yang sederhana, seperti
cara meletakkan bayi pada payudara ketikamenyusui, Keadaan ketika bayi walau
sudah dapat menghisap tetapi mengakibatkan puting terasa nyeri, dan masih
banyak lagi masaalah yang lain.
5. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai
teknik-teknik yang benar :
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan sekitar areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan
dan menjaga kelembaban putting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara dengan posisi yang benar
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
menyentuh pipi bayi dengan putting susu,menyenyuh sisi mulut bayi dengan
putting susu.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu lalu putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
6) Setalah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya ganti
payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu
24
dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke
bawah.
7) Setelah selesai menyusui, ASI dukeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan sekitar areola, biarkan kering dengan sendirinya,
8) Menyendawakan bayi, tujuannya adalah mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusu, dengan cara bayi
digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan atau dengan cara bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu,
kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
6. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI. Untuk
mengetahui bayi menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat dengan cara :
1) Bayi tampak tenang
2) Badan bayi menempel pada perut ibu
3) Mulut bayi terbuka lebar
4) Dagu menempel pada payudara ibu
5) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi
6) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7) Putting susu ibu tidak terasa nyeri
8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9) Kepala bayi tidak menengadah
25
10) Sebagian besar areola tidak tampak
11) Terkadang terdengar suara bayi menelan
12) Putting susu tidak terasa sakit atau lecet
7. Lama dan frekwensi menyusui
Sebaiknya menyusui tanpa dijadwal (on demand) karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak
teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
L. Gangguan laktasi dan penanganannya
Meskipun menyusui merupakan proses alamiah, namun beberapa kendala
atau gangguan dalam laktasi masih sering dialami oleh ibu menyusui sehingga
memerlukan penanganan yang tepat agar pemberian ASI dapat mencukupi
kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang normal. Masalah menyusui dapat
terjadi baik dari faktor ibu maupun bayi. Masalah laktasi atau menyusui dari faktor
ibu diantaranya, antara lain :
1. Putting susu lecet
Puting susu dapat mengalami lecet, retak atau berbentuk celah-celah. Biasanya
keadaan ini dapat hilang dengan sendirinya, jika ibu nyeri atau lecet lakukan
cara berikut untuk mengatasinya :
26
1) Mengolesi putting susu dengan ASI setiap sebelum dan sesudah menyusui.
Hal ini untuk mempercepat sembuhnya lecet dan menghilangkan rasa perih.
2) Mengenakan BH yang tidak terlalu ketat.
3) Tidak membersihkan putting susu dan daerah areola dengan sabun, alkohol,
dan obat-obatan yang merangsang kulit / putting susu.
4) Posisi menyusui sebaiknya bervariasi. Jika selalu menyusu dengan posisi
yang sama dapat membuat trauma yang terus menerus di tempat yang sama
sehingga memudahkan terjadinya luka lecet. Mulai menyusukan dari putting
yang sehat, menyusukan sering dan singkat, betulkan teknik menyusui.
5) Melepaskan isapan setelah selesai menyusui dengan benar, yaitu dengan
menekan dagu bayi / meletakkan jari kelingking ibu ke sudut mulut bayi dan
menekannya sampai lepas dari payudara.
2. Payudara bengkak
Payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar
getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara.Kejadian ini timbul karena
produksi susu yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari-hari pertama
setelah lahir masih sedikit. Selain itu dapat terjadi karena bayi menyusu secara
terjadwal, bayi yang tidak menyusu dengan kuat, posisi menyusu yang salah,
atau karena putting susu datar atau terbenam, untuk mengatasinya lakukan
langkah-langkah berikut :
1) Mengompres payudara dengan handuk hangat, lalu massage kearah putting
sehingga payudara teraba lebih lemas dan ASI dapat keluar melalui putting
2) Menyusukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong.
27
3) Mengurut payudara mulai dari tengah, lalu kedua telapak tangan ke samping,
ke bawah dengan sedikit tekanan ke atas dan lepaskan dengan tiba-tiba.
Menyusukan bayi lebih sering, demikian juga pada malam hari, meskipun
bayi harus dibangunkan.
M. Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi
merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu tubuh ibu meningkat, kadang-kadang
disertai menggigil. Biasanya kejadian ini terjadi pada masa 1-3 minggu setelah
melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi. Cara
mengatasinya adalah dengan berkonsultasi pada dokter untuk mendapat terapi
antibiotic dan obat penghilang rasa sakit selama pengobatan, ibu harus cukup
istirahat dan banyak minum. Dalam keadaan ini, ibu dapat tetap menyusui bayinya.
N. Sindrom ASI kurang
Ibu sering mengeluh bahw ASInya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan
bayi. Umumnya, keluhan ini timbul karena kurangnya informasi dan
pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jika keluhan - keluhan seperti
di atas, perlu dilakukan evaluasi apakah benar produksi ASI kurang. Ada
kemungkinan ASI berkurang karena ibu merokok, melakukan diet untuk
mengurangi berat badan, menggunakan cara KB hormonal, menyusui dalam
keadaan kecemasan atau tidak nyaman, kurang istirahat, atau ibu telah
memberikan tambahan susu formula pada bayinya. Tentunya semua
28
kemungkinan tersebut perlu di hindari. Pemecahannya adalah :
1. Mengatakan kepada ibu bahwa semakin sering ia meneteki, semakin banyak
air susu di produksi.
2. Menetekan bayi setiap minta, jangan biarkan lebih dari 4 jam tanpa
meneteki, sampai payudara kosong. Berikan ASI dari kedua payudara.
3. Menghindari pemberian makanan atau minuman selain ASI
O. Ibu sakit
Pada umumnya, ibu sakit masih tetap dapat menyusui bayinya karena bayi telah
dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu.
Disamping itu, antibody ibu yang diterima bayi melalui ASIakan
melindungi bayi dari penyakit.
P. Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui,
sebenarnya ada beberapa cara yang dapat di anjurkan pada ibu menyusui yang
bekerja :
1. Menyusui bayi sebelum ibu bekerja
2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
3. Pengosongan payudara di tempat bekerja, setiap 3 – 4 jam.
4. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi
saat ibu bekerja.
29
5. Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui
Q. Masalah laktasi dari faktor bayi
1. Bayi bingung putting
Bayi bingung putting (nipple confusion) yaitu suatu keadaan bayi yang terjadi
karena diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu.
Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting susu ibu berbeda
dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot
pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol bayi secara pasif
dapat memperoleh air susu buatan, karena lubang yang terdapat pada dot.
Berikut tanda-tanda bayi bingung putting :
a. Bayi mengisap putting seperti mengisap dot.
b. Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar.
c. Bayi menolak menyusu
Untuk mencegah bayi bingung putting lakukan langkah-langkah :
a. Jangan mudah menggunakan susu formula tanpa indikasi yang kuat.
b. Apabila terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok,
jangan sekali-kali menggunakan botol atau bahkan diberi kempeng.
2. Bayi sering menangis
Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi sehingga jika seorang bayi
menangis pasti ada sebabnya dan perlu ditolong. Oleh karena itu perlu dicari
30
penyebabnya. Mungkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah
atau kotor atau sakit. Jika kondisi ini terjadi segera ambil tindakan yang tepat.
Delapan puluh persen dari penyebab tersebut dapat ditanggulangi dengan cara
menyusui bayi dengan teknik yang benar sampai tangis bayi dapat
dihentikan. Gendong bayi, mungkin perlu perhatian, teteki bayi, beberapa
bayi membutuhkan lebih banyak minum dari pada yang lainnya.
R. ASI Eksklusif
1. Pengertian
ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpatanbahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini
dianjurkan untuk waktu sampai 6 bulan.Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus
mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan
sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Pemberian makanan tambahan yang
terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta beresiko
membahayakan kesehatan bayi dan meningkatkan resiko terkena penyakit. Selain
itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan
tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya,
hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan
tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.
31
S. Pertumbuhan bayi yang menyusu secara eksklusif
Keuntungan bayi yang disusui secara eksklusif adalah kecukupan zat gizi
yang dikandung dalam ASI sehingga dapat menjamin pertumbuhan yang
normal. Menyusui secara eksklusif dilakukan sampai umur 6 bulan, pada bayi
cukup bulan maupun bayi premature atau berat lebih rendah. Penelitian
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu
banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi dengan ASI eksklusif normal. ASI
menghindarkan kegemukan kelak bila ia besar. ASI dapat meningkatkan IQ bayi
sampai 12,9 poin. Bayi ASI eksklusif memiliki bentuk rahang dan gigi yang
bagus, dan mempunyai penglihatan yang lebih baik.
Alasan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan ASI mengandung lebih dari
200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzime, zat kekebalan, dan sel darah
putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan yang
lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat,
yang tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia. Komposisi ASI sesuai secara
alamiah dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang secara khusus bagi bayi.
Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang
sempurna belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI mengandung
32
beberapa enzim yang memudahkan pemecahan makanan selanjutnya.
Ginjal bayi masih muda belum mampu bekerja dengan baik.Makanan
tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang dapat
memberatkan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna.
Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi
bayi, misalnya zat warna dan zat pengawet. Makanan tambahan bagi bayi yang belum
berumur 6 bulan mungkin menimbulkan alergi.
ASI sudah didisain sedemikian rupa oleh Tuhan sehingga mudah dicerna,
karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, ASI juga disertai oleh zat-zat
yang mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan zat-zat gizi
yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas
tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain
mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whei dan kasein
yang sesuai untuk bayi.
T. Tujuh langkah kebersihan ASI eksklusif
Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara
eksklusif adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan payudara bila diperlukan.
2. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui.
3. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya.
4. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi”.
33
5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif.
6.Mencari ahli persoalan menyusui seperti Klinik laktasi.
7.Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
U. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
menjamin tercapainya pengembangan kecerdasan anak secara optimal. Hal ini
karena selain sebagai nutrient yang ideal. Dengan komposisi yang tepat, serta
disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrient-nutrient khusus
yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrient-nutrient khusus
tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrient yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat
pada susu sapi, antara lain :
V. Kerangka Pemikiran
Ibu menyusui
Pengetahuan tentang ASI Eksklusif :- Pengertian ASI Eksklusif- Cara pemberian ASI Eksklusif- Manfaat ASI Eksklusif- Waktu pemberian ASI Eksklusif
Pemberiaan ASI Ekslusif pada bayi
usia 0 – 6 bulan
34
Bagan 1. kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang ASI
Eksklusif pada ibu menyusui di UPT Puskesmas mertoyudan II
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukuan di wilayah kerja UPT Puskesmas Mertoyudan II
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang
3. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Yang menjadi populasi
pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang ada di UPT Puskesmas
mertoyudan II pada tahun 2011 sejumlah 30 orang.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling, yaitu seluruh populasi
menjadi sampel penelitian dengan mengambil kasus atau responden
kebetulan dan tersedia.Dari seluruh jumlah estimasi ibu menyusui selama
1 tahun di UPT Puskesmas Mertoyudan II selama penelitian berlangsung
terdapat 30 ibu menyusui Dalam penelitian ini sampel yaitu ibu menyusui
yang menjalani pemeriksaan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten Magelang pada tanggal 23 Agustus 2011.
4. Variable Penelitian
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif
Pada Bayi Usia 0 – 6 Bulan
5. Definisi operasional
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia setelah melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Dimana sebagaian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata atau telinga. Pengetahuan atau kongitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Ibu menyusui adalah Ibu
yang sedang memberikan asupan ASI kepada anaknya.
ASI Eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan
35
36
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makan padat
seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
Pemberian ASI Eksklusif ini dianjurkan untuk waktu sampai 6 bulan. Setelah
bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makana padat, sedangkan
ASI dapat diberikan sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih.
Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi adalah memberikan nutrisi dan
meningkatkan daya tahan tubuh sedangkan manfaat bagi ibu adalah mengurangi
perdarahan setelah melahirkan, mencegah animia, mengecilkan rahim, mencegah
kanker, ekonomis hemat dan praktis.
Waktu pemberian ASI Eksklusif pada bayi adalah tanpa dijadwalkan atau jika
bayi mau.
6. Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian mengunakan
sesuatu metode. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner
tertutup. Responden hanya menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang
telah disediakan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner (angket tertutup)
dengan jawaban benar (+) dan salah (-), kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan
tertutup. Adapun setiap jawaban memiliki skor tersendiri sesuai dengan positif atau
negatifnya item itu. Jawaban positif skor setiap pilihan jawaban yang benar
adalah 1 dan yang salah nilainya 0, sedang kategori jawaban negatif jumlah
jawaban yang benar nilainya 0 dan jawaban yang salah nilainya 1. Jawaban atas
37
pernyataan tersebut dijumlahkan kemudian dengan menggunakan distribusi
frekuensi dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
1.Pengetahuan Baik (76 – 100% jawaban benar)
2.Pengetahuan cukup (56 – 75 % jawaban benar)
3.Pengetahuan kurang (< 55 % jawaban benar)
7. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
secara langsung didapat dari subyek penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan angket atau kuesioner dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan
berupa formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah responden untuk
mendaapatkan informasi jawaban.
8. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data secara manual
melalui beberapa tahapan untuk menghasilkan data yang berguna dan benar yaitu :
a. Editing yaitu dilakukan pengecekkan kelengkapan data yang telah terkumpul.
Bila terdapat kekurangan daalam pengisian angket maka akan dilakukan
pengurangan sampel penelitian (angket yang pengisiannya kurang atau tidak
lengkap) dianggap gagal menjadi responden dalam penelitian.
38
b. Coding (pengkodean), yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan variabel yang
diteliti dengan cara memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan
selanjutnya melakukan pengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti.
c. Entry (pemindahan data), yaitu kegiatan memasukkan data yang telah
dilakukan coding sebelumnya memakai fasilitas komputer.
d. Cleaning ( pembersihan ) merupakan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan, dilakukan bila terdapat kesalahan dalam memasukkan data.
9. Analisis data
Data yang diperoleh, dianalisis dengan cara univariat, yang
Menggambarkan karakteristik ibu menyusui dengan pengetahuan tentang ASI
Eksklusif melalui table distribusi frekuensi.Sedangkan prosentase untuk karakteristik
mengunakan rumus :
P = F X 100%
N
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden 100% : Bilangan tetap
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil angket yang dibagikan pada responden pada tanggal 23
Agustus 2011 di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang
tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif akan diuraikan
dalam bab ini.
A. Hasil Penelitian
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif meliputi Pengertian,
Cara, Manfaat dan Waktu Pemberian
a. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang
pengertian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
Tingkat Pengetahuan Frekuensi ProsentaseBaik 12 40 %
Cukup 8 27 %Kurang 10 33 %Jumlah 30 100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui
tentang pengertian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan
baik adalah 12 responden (40 %), yang memiliki pengetahuan cukup 8
responden (27 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 10 responden (33
%).
b. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang
cara pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
Tingkat Pengetahuan Frekuensi ProsentaseBaik 3 10 %
Cukup 14 47 %Kurang 13 43 %Jumlah 30 100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui
tentang cara pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan
pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan
cukup 14 responden (47 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 13
responden (43 %).
c. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang
manfaat pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Manfaat ASI Eksklusif di UPT
40
41
Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
Tingkat Pengetahuan Frekuensi ProsentaseBaik 3 10 %
Cukup 9 30 %Kurang 18 60 %Jumlah 30 100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui tentang
manfaat pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik
adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 9 responden
(30 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 18 responden (60 %).
d. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang
waktu pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Jadwal Pemberian ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
Tingkat Pengetahuan Frekuensi ProsentaseBaik 3 10 %
Cukup 5 17 %Kurang 22 73 %Jumlah 30 100 %
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui
tentang waktu pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan
pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan
cukup 5 responden (17 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 22
42
responden (73 %).
e.Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 -
6 bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang
Tahun 2011.
Berdasarkan jumlah hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden
tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif
pada bayi 0 – 6 di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab.
Magelang Tahun 2011 dapat dideskripsikan dalam tabel berikut:
Table 4.5 Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
No Sub Variable Jumlah Mean Presentase (%) Kategori1 Pengertian ASI Eksklusif 122 4,1 82% Baik2 Pemberian ASI Eksklusif 50 1,7 56% Cukup3 Manfaat ASI Eksklusif 45 1,5 50% Kurang4 Waktu pemberian ASI Eksklusif 41 1,5 45% Kurang5 Total 258 8.8 58,25% Cukup
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif
Hasil penelitian pengetahuan ibu Menyusui tentang pengertian ASI
Eksklusif diperoleh diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 12
43
responden (40 %), yang memiliki pengetahuan cukup 8 responden (27 %),
sedangkan yang berpengetahuan kurang 10 responden (33 %).
Hal ini tidak sesuai dengan teori bertambahnya tingkat pengetahuan
adalah kita harus Tahu (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya, contohnya dapat menyebutkan pengertian
ASI eksklusif. Akan tetapi tingkat kesadaran bahwa pemberian ASI sangat
penting bagi bayinya maka rata-rata ibu memiliki pengetahuan yang baik
tentang pengertian ASI Eksklusif.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah
sumber informasi yaitu Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak
memperoleh informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih
luas. Walaupun ada responden yang berpendidikan SD dan tidak tamat sekolah
tetapi mereka tahu pentingnya ASI Eksklusif melalui media baik media massa
maupun elektronik sehingga responden dapat memperoleh pengetahuan
(Notoatmodjo).
2. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian pengetahuan ibu Menyusui tentang manfaat ASI
Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3 responden
(10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 14 responden (47 %), sedangkan
yang berpengetahuan kurang 13 responden (43 %).
Hal ini sesuai dengan teori bahwa tahap kedua tentang tingkatan
pengetahuan adalah memahami (comprehension) yang diartikan sebagai
44
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat
menjelaskan cara pemberian ASI eksklusif. Dengan tingkat pemahaman yang
baik tentang ASI eksklusif maka pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI
eksklusif rata-rata memiliki pengetahuan cukup (Notoatmodjo).
3. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian ASI
Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3 responden (10
%), yang memiliki pengetahuan cukup 9 responden (30 %), sedangkan yang
berpengetahuan kurang 18 responden (60 %).
Hal ini sesuai dengan tidak teori bahwa tahap kedua tentang tingkatan
pengetahuan adalah memahami (comprehension) yang diartikan sebagai
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat
menjelaskan manfaat pemberian ASI eksklusif. Walaupun tingkat pemahaman
yang baik tentang ASI eksklusif namun secara ilmiah ibu masih banyak
yang belum memahami tentang manfaat pemberian ASI eksklusif maka
pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif rata-rata memiliki
pengetahuan kurang (Notoatmodjo).
4. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian pengetahuan ibu menyusui tentang jadwal pemberian
ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3
45
responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 5 responden (17 %),
sedangkan yang berpengetahuan kurang 22 responden (73 %).
Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tahap ketiga tentang tingkatan
pengetahuan adalah aplikasi (Application) yang diartikan sebagai kemampuan
untuk menguraikan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
sebenarnya. Disini dapat diartikan sebagai aplikasi dalam penggunaan metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya waktu
pemberian ASI eksklusif. Dikarenakan kesibukan, kebiasaan yang umum di
masyarakat sehingga ibu menyusui selain memberikan ASI juga memberikan
makanan tambahan sebelum bayinya berusia 6 bulan maka pengetahuan ibu
tentang waktu pemberian ASI eksklusif rata-rata memiliki pengetahuan kurang
(Notoatmodjo).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan Peneliti.
Peneliti baru melakukan penelitian pertama kali sehingga pelaksanaan dan
penyusunan hasil penelitian masih jauh dari sempurna, disamping itu dasar
penguasaan penelitian yang dimiliki oleh peneliti juga masih kurang.
2. Keterbatasan Metode Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang
pemberian ASI Eksklusif usia 0 – 6 bulan, karena keterbatasan dalam dasar
penguasaan penelitian peneliti merasa keterbatasan dalam menggunakan metode
deskriptif .
46
3. Keterbatasan Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini tidak diadakan validitas statistik karena
peneliti hanya menggunakan penelitian deskriptif saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif di
UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang
Tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang
pengertian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 12 reponden (40 %),
tentang cara pemberian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 14
reponden (47 %), tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang
yaitu sebanyak 18 reponden (60%) dan tentang waktu pemberian ASI Eksklusif
dikategorikan kurang yaitu sebanyak 22 responden (73%) dari 30 responden (100%).
2. Saran
a. Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang
Bagi tenaga kesehatan diharapkan agar dapat memberikan informasi tentang
ASI Eksklusif dengan cara memberikan pendkes dan konseling terhadap ibu
menyusui dan ibu hamil. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan cakupan ASI
Eksklusif di Puskesmas Mertoyudan II khususnya di Kec. Mertoyudan yang masih
jauh dari target.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Agar para Mahasiswa Diploma III Keperawatan supaya terampil dalam
memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif
kepada ibu menyusui terutama manfaat kolostrum. Pengertian dan informasi
yang baik dapat memberikan motivasi kepada ibu menyusui dalam memberikan
ASI secara eksklusif terhadap bayinya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Anidar. 2008. Manfaat dan Keunggulan ASI.
Asuhan Persalinan Normal & Insiasi Menyusui Dini Buku Acuan,-Ed.3(Revisi) -Jakarta: Jaringan Pelatihan Klinik, 2007
Azwar. A, 2003. Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. Jakarta:Warta Kesehatan Masyarakat.Arief Tq, Mochammad. 2008.Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS Press
Depkes RI, 2001. Memberi ASI adalah hak azazi ibu. Jakarta. Available online: www.asiku.wordpress.com. 18 April 2009
DEPKES RI. 2003. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas. Available online : www.depkes.go.id/berita. 20 Maret 2009
DEPKES RI. 2006. Promosi pemberian ASI masih terkendala.Availabel online: www.depkes.go.id. 20 Maret 2009.
Purwanti, Sri Hubertin. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.
Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
47
Suharyono ,1992 . Air Susu Ibu. Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta.
Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Available online: www .gizi.net 25 Maret 2009.
Utami Roesli. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo
WHO/UNICEF, Breast fending Promotion and suport,2005. Pedoman menyusui.
I. KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS
MERTOYUDAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Disusun oleh :
Muhammad Nasirul Karim
200815980
AKADEMI KEPERAWATAN KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG
TAHUN 2011
Lampiran 1
II. LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Calon Responden Penelitian
Di UPT PUSKESMAS Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Nasirul Karim
Jabatan : Mahasiswa AKPER Karya Bhakti Nusantara
Magelang
NIM : 200815980
Sedang melakukan penelitian dengan judul “ TINGKAT PENGETAHUAN
IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UASI 0 – 6 BULAN DI
UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KEC. MERTOYUDAN KAB. MAGELANG “
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Diharapkan saudara menjawab dengan
jawaban yang jujur tanpa menutupi hal yang sebenarnya. Jika saudara tidak bersedia
menjadi responden maka tidak ada ancaman bagi saudara. Dan jika saudara telah
menjadi responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan untuk mengundurkan diri,
maka saudara diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak ikut dalam penelitian ini.
Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang saya buat.
Atas perhatian dan kesediaan saudara sebagai responden, saya ucapkan terima
kasih.
Peneliti
Muhammad Nasirul Karim
III. LAMPIRAN 2IV.V. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : ...........................................................
Alamat : ...........................................................
Telah diminta untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
Mahasiswa Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang yang bernama
Muhammad Nasirul Karim dengan judul “ TINGKAT PENGETAHUAN IBU
MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 – 6
BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KECAMATAN MERTOYUDAN
KABUPATEN MAGELANG “
Saya memahami bahwa dalam penelitian tidak ada unsur yang merugikan,
untuk itu saya setuju dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani
persetujuan ini.
Mertoyudan, 23 Agustus 2011
Responden
( …………………)
Lampiran 3
VI. KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KEC.
MERTOYUDAN KAB. MAGELANG
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Bacalah pertanyaan yang ada dengan baik.
2. Pilih jawaban menurut pendapat saudara dengan memberi tanda centang () pada
kolom jawaban yang terdiri dari 2 pilihan : benar ( + ) atau salah ( - )
3. Jawaban akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk penelitian
ini.
4. Mohon kuesioner ini diisi dengan sejujur-jujurnya.
5. Terima kasih atas kesediaan ibu dalam menjawab pertanyaan ini dan jika telah
selesai dalam mengisi jawaban mohon dikembalikan kepada kami.
A. IDENTITAS RESPONDEN :
1. No. Responden : .............................................(Diisi oleh peneliti)
2. Nama : (Diisi oleh peneliti)
3. Umur :
4. PendidikanTIDAK SEKOLAH : ..............................TAMAT SD : ..............................TAMAT SLTP : ..............................TAMAT SMA : ..............................TAMAT UNIVERSITAS : ..............................
B. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN
NO PERTANYAANBENAR
( + )SALAH
( - )1. ASI Eksklusif adalah Air Susu Ibu ( kolostrum)
yang diberikan pada bayi tanpa tambahan cairan dan tanpa tambahan makanan padat
2. ASI Eksklusif diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir
3. ASI Eksklusif diperkenalkan sejak bayi usia 0 - 6 bulan
4. ASI Eksklusif dapat diberikan sampai usia bayi 2 tahun tanpa cairan dan makanan tambahan lain
5. ASI bukan merupakan makan utama bagi bayi dan perlu tambahan makanan lain
6. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan ke puting
7. Posisi bayi saat akan disusui yaitu ibu duduk dan berbaring dengan santai kemudian memegang bayi pada dasar kepala
8. Cara melepas isapan saat bayi menyusu yaitu dengan cara puting susu ditarik langsung
9. Manfaat pemberian ASI Ekslusif pada bayi yaitu hanya untuk menghilangkan rasa haus saja
10. ASI dapat mempengaruhi kecerdasan, perkembangan dan pertumbuhan bayi
11. ASI tidak mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi
12. Apakah pemberian ASI Eksklusif tanpa dijadwalkan ?
13. Setiap 2 jam sekali bayi harus disusui agar bayi tenang dan tidak haus atau kelaparan
14. Apabila Ibu bekerja ASI Ekslusif dapat disimpan dengan cara Air Susu Ibu diperas kemudian dimasukan didalam botol dan disimpan dikulkas
DAFTAR HADIR
CALON RESPONDEN
NO NAMA ALAMATTANDA
TANGAN123456789
101112131415
161718192021222324252627282930
1. Karakteristik Responden
a. Menurut Golongan Umur
Grafik 1.1 Karakteristik Responden menurut Golongan Umur
UMUR
19-35 thn>35 thn
67%
33%
Dari grafik 1.1 didapatkan bahwa responden yang berumur 19 s/d 35 tahun
sebanyak 20 responden (67%) sedangkan >35 tahun sebanyak 10 responden
(33%). Berarti sebagian besar responden berumur antara 19-35 tahun.
Lampiran 4
b. Menurut tingkat pendidikan
Grafik 1.2 Karakteristik Responden menurut tingkat pendidikan
73%
20%
7%
Pendidikan
SDSMPSMA
Dari grafik 1.2 didapatkan bahwa responden yang lulus SD sebanyak 22
responden (73%), yang lulus SMP 6 responden (20%), dan yang lulus SMA 2
responden (7%).
c. Menurut jenis Pekerjaan
Grafik 1.3 Karakteristik Responden menurut jenis pekerjaan
6%
27%
67%
PEKERJAAN
PNSSwastaIRT
Dari grafik 1.3 didapatkan bahwa responden yang bekerja sebagai PNS
sebanyak 2 responden (6%), yang bekerja swasta sebanyak 8 responden (27%),
dan yang bekerja sebagai IRT sebanyak 20 responden (67%).