Upload
duongdat
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA YANG
MELAKUKAN SLACKTIVISM
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Febiola Yulientin Rafles
139114116
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
TINGKAT PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA YANG
MELAKUKAN SLACKTIVISM
Disusun oleh :
Febiola Yulientin Rafles
139114116
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. Tanggal :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
TINGKAT PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA YANG
MELAKUKAN SLACKTIVISM
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Febiola Yulientin Rafles
139114116
Telah dipertanggungjawabkan di depan penguji
pada tanggal 22 Maret 2018
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
Penguji I : Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. ……………....
Penguji II : Drs. Hadrianus Wahyudi, M.Si. ………………
Penguji III : Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph.D. ……………....
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Titik Kristiyani, M. Psi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
So remember to look up at the stars and not down at your feet.
Try to make sense of what you see and wonder about what makes a universe exist.
Be curious and however difficult life may seem,
there is always something you can do and succeed at.
It matters that you don’t just give up.
+Stephen Hawking+
This is my simple religion.
There is no need for temples, no need for complicated phylosophy.
Our own brain, our own heart is our temple,
The phylosophy is kindness.
+Dalai Lama+
Time is relative, sometimes it runs fast sometimes it runs slow and sometimes it’s ticking
with our own rhythm but it never runs backward. So spend every bit of it with love,
kindness, joy, and dedication with the ones we care and love, and never take anything
for granted.
Make the most of it.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Karya ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kuasa dan jalan yang selalu Ia berikan
Keluargaku terkasih, Ibu, Papa, kedua kakakku Florentina Rafles dan Octaviena
Rafles yang selalu mendoakan dan mendukung dengan penuh kesabaran
Sahabat dan teman-teman yang selalu ada dengan dukungan, semangat, kasih dan
sukacita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan dengan sejujurnya dan sesungguhnya bahwa
skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, selain yang
telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana selayaknya suatu karya ilmiah.
Yogyakarta,……………
Penulis
Febiola Yulientin Rafles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
TINGKAT PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA YANG
MELAKUKAN SLACKTIVISM
Febiola Yulientin Rafles
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku prososial pada mahasiswa yang
melakukan Slacktivism. Slacktivism adalah merupakan suatu bentuk dukungan dengan biaya atau
usaha yang relatif lebih sedikit untuk suatu permasalahan atau isu sosial yang juga dilakukan melalui
internet dengan sedikit usaha untuk membuat suatu perubahan yang berarti. Subjek dalam penelitian
ini sebanyak 174 mahasiswa yang terdiri dari 47 subjek laki-laki dan 127 subjek perempuan yang
merupakan mahasiswa yang tersebar dari angkatan 2013 sampai 2017. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku prososial dengan bentuk skala Likert yang
disusun oleh peneliti. Reliabilitas dalam skala penelitian ini menggunakan koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach sebesar 0,86 (α=0,86). Metode analisis menggunakan kuantitatif deskriptif dan uji
normalitas dengan analisis menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji
normalitas menunjukkan bahwa skala perilaku prososial memiliki distribusi yang tidak normal
dengan nilai 0,000 (p<0,05). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mean empiris pada
perilaku prososial sebesar 107,63 dan lebih besar daripada mean teoretis sebesar 92 pada uji-t, hal
tersebut menunjukkan bahwa tingkat perilaku prososial pada subjek cenderung tinggi. Berdasarkan
analisis tersebut, subjek dengan tingkat perilaku prososial rendah sebanyak 20 subjek (11,5%),
subjek dengan tingkat perilaku prososial sedang sebanyak 125 subjek (71,8%), dan subjek dengan
tingkat perilaku prososial tinggi sebanyak 29 subjek (16,7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
mahasiswa yang melakukan slacktivism cenderung memiliki perilaku prososial yang sedang atau
cukup.
Kata kunci : Perilaku Prososial, Slacktivism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
LEVEL OF PROSOCIAL BEHAVIOR IN COLLEGE STUDENTS WHO
DO SLACKTIVISM
Febiola Yulientin Rafles
ABSTRACT
This research was aimed to determine the level of prosocial behavior in students who do
Slacktivism. Slacktivism is a form of support with relatively less cost or effort for a social issue or
issue that is also done via the internet with little effort to make a meaningful change. Subjects in this
research as many as 174 students consisting of 47 male subjects and 127 female subjects who are
students from class of 2013 to 2017. The data measurement used to collect the data in this research
was prosocial behavior scale in Likert scale form which was prepared by the researcher. Reliability
in this scale using Alpha Cronbach reliability coefficient of 0.86 (α = 0.86). The analysis method
used was descriptive quantitative and normality test analysis using One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Normality test results indicate that prosocial behavior scale has an abnormal
distribution with a value of 0.000 (p <0.05). The result of descriptive analysis shows that the
empirical mean score on prosocial behavior is 107,63 and greater than the theoretical mean score
which is 92 with t-test analysis, it shows that the level of prosocial behavior in the subject tends to
be high. Based on the analysis, subjects with low prosocial level are 20 subjects (11.5%), subjects
with moderate prosocial level are 125 subjects (71.8%), and subjects with high prosocial behavior
level are 29 subjects (16.7 %). The results show that students who do slacktivism tend to have
moderate prosocial behavior level.
Keywords : Prosocial Behavior, Slacktivism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Febiola Yulientin Rafles
NIM : 139114116
Guna pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :
TINGKAT PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA YANG
MELAKUKAN SLACKTIVISM
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Saya mengizinkan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis.
Demikian pernyataan ini saya buat.
Yogyakarta, …………….
Yang menyatakan,
Febiola Yulientin Rafles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi).
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., selaku Dekan tahun 2018 Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan periode tahun 2013-
2017.
3. Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah mendampingi, membimbing, dan memberi masukan dalam proses
penulisan skripsi.
5. Bapak T. M Raditya Hernawan, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing
Akademik tahun 2013-2017 dan Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya, selaku
Dosen Pembimbing Akademik tahun 2017-2018 yang telah memberikan
dukungan, masukan dan arahan selama menjalani masa studi.
6. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
7. Keluarga tercinta, Ibu, Papa, dan kedua kakakku yang selalu menyertai
setiap langkah dengan doa, dukungan, sukacita, dan kesabaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Teman-temanku terkasih, Venny, Koleta, Desi, Karla, Ray, Dito, Gera,
Heidy, Andre, Randy, Wira, Dita, Cyus, Bama, Niko, Ellen, dan Vian.
Teman-teman yang telah memberikan banyak pembelajaran dan
pengalaman, yang telah memberikan kegembiraan, berbagi suka dan duka,
serta yang selalu mendukung dan hadir bagiku.
9. Teman-teman divisi Medis AKSI 2017, Nathasa, Kornelia, dan Fiyo yang
telah berdinamika bersama selama menjalani proses penulisan skripsi
sekaligus menjalani kepanitiaan.
10. Seluruh teman-teman kelas D Psikologi angkatan 2013 yang telah
berdinamika bersama.
11. Seluruh teman-teman Psikologi, khususnya Psikologi angkatan 2013.
12. Setiap pihak yang telah membantu dan mendukung selama proses
berdinamika di Fakultas Psikologi dan dalam proses pembuatan skripsi yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Yogyakarta, ………..
Penulis
Febiola Yulientin Rafles
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 14
1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 14
2. Manfaat Praktis .................................................................................... 14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Perilaku Prososial ....................................................................................... 16
1. Definisi Perilaku Prososial ................................................................... 16
2. Dimensi Perilaku Prososial .................................................................. 22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial ........................ 24
B. Slacktivism.................................................................................................. 28
C. Mahasiswa ................................................................................................. 31
D. Dinamika Variabel ..................................................................................... 31
E. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 33
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 34
B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 35
C. Definisi Operasional................................................................................... 35
D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 36
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 38
1. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 38
2. Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 39
F. Koefisien Korelasi Item ............................................................................. 41
G. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 42
1. Validitas ............................................................................................... 42
2. Reliabilitas ........................................................................................... 44
H. Metode Analisis Data ................................................................................. 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 46
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 46
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 51
1. Uji Normalitas ...................................................................................... 51
2. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 52
D. Pembahasan ................................................................................................ 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 62
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skor Skala Likert Perilaku Prososial ....................................................... 39
Tabel 2. Blueprint Skala Perilaku Prososial ........................................................... 40
Tabel 3. Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Sebelum Uji Coba ...................... 40
Tabel 4. Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Setelah Uji Coba ........................ 42
Tabel 5. Korelasi Item Total Dimensi Skala Perilaku Prososial ............................ 42
Tabel 6. Indeks Validitas Isi-Item (IVI-I) Skala Perilaku Prososial ...................... 44
Tabel 7. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial........................................................ 45
Tabel 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ........................................ 47
Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 47
Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Daerah Asal ......................... 48
Tabel 11. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Universitas ........................... 48
Tabel 12. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan
Angkatan Kuliah .................................................................................... 49
Tabel 13. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Media Sosial
yang Digunakan ..................................................................................... 49
Tabel 14. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Bentuk Dukungan
Token yang Pernah Dilakukan ............................................................... 50
Tabel 15. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Cara
Memberikan Dukungan .......................................................................... 51
Tabel 16. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov .................................................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 17. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................... 53
Tabel 18. Deskripsi Data Perilaku Prososial .......................................................... 53
Tabel 19. Kategori Tingkat Perilaku Prososial ...................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian ................................................................................. 70
Lampiran 2. Reliabilitas Item Skala Perilaku Prososial Sebelum dan
Sesudah Uji Coba ............................................................................... 79
Lampiran 3. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 82
Lampiran 4. Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 83
Lampiran 5. Hasil Uji One Sample T-Test ............................................................. 86
Lampiran 6. Validitas Isi ........................................................................................ 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia perkembangan teknologi dan penggunaan internet
semakin meningkat. “Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) baru saja merilis survei jumlah pengguna internet di Indonesia
untuk tahun 2016. Dalam hasil survei tersebut, terungkap jika jumlah
pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. Jika pada tahun 2014
lalu pengguna internet 88,1 juta, tahun 2016 meningkat 14,4 persen atau
menjadi 132,7 juta pengguna” (Jamaludin, 2016). Hal tersebut berarti
bahwa masyarakat Indonesia semakin terpapar internet dan mudah dalam
mengaksesnya, sehingga masyarakat Indonesia semakin mudah dalam
berbagi dan menerima informasi secara lebih cepat dan terkini.
Berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 tercatat sebesar 132,7 juta
penduduk Indonesia menggunakan internet dari total jumlah penduduk
Indonesia sebesar 256,2 juta jiwa. Penetrasi pengguna internet di Indonesia
tertinggi merupakan mahasiswa (89.7%) dan konten yang paling sering
diakses pengguna internet adalah konten media sosial (97.4%). Selain itu,
media sosial juga merupakan media yang sering digunakan untuk
melakukan aktivitas berbagi informasi (97.5%). Media sosial yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering digunakan antara lain seperti facebook, instagram, twitter, youtube,
whatsapp, dan line. Di Indonesia penetrasi pengguna internet terbesar
menyasar pada mahasiswa yaitu sebesar 89,7% (APJII, 2016).
Pada tahun 2013 muncul kampanye UNICEF Swedia yaitu “Likes
Don’t Save Lives” yang mana mengajak orang-orang untuk tidak sekadar
memberikan likes pada laman facebook UNICEF, melainkan untuk
mendonasikan uang yang akan digunakan untuk membeli vaksin
(O’Mahony, 2013). Pada kampanye UNICEF tersebut menekankan pada
tindakan prososial yang berkelanjutan yaitu ketika seseorang memberikan
likes pada laman kampanye online UNICEF, orang-orang juga ikut
mendonasikan sejumlah uang, sehingga kampanye tersebut dapat
direalisasikan dalam bentuk bantuan nyata dan berkelanjutan.
Pergerakan sosial yang marak muncul di media sosial cenderung
tidak menghasilkan bentuk nyata bagi perubahan melainkan hanya sekedar
konten yang diunggah untuk disebarkan secara lebih luas. Lim (2013)
mengungkapkan bahwa aktivisme di media sosial memiliki beberapa
kecenderungan yaitu cepat, tipis, dan banyak, dengan kata lain kampanye
online muncul setiap waktu dan sering menghilang dengan cepat tanpa
jejak. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya orang yang menggunakan
media sosial hanya memberikan click pada isu atau kampanye online tanpa
adanya komitmen untuk menindaklanjuti tindakan mereka tersebut.
Dalam aktivisme online perlu diketahui seberapa rumit suatu
permasalahan yang dihadapi dan waktu serta usaha yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
membuat perubahan nyata karena semakin rumit suatu permasalahan dan
semakin membutuhkan penanganan yang segera, maka semakin mengebu-
gebu pula para “likers” melakukan like saja tapi enggan bertindak (Hirsch,
2014). Sehingga, semakin besar usaha yang diperlukan untuk berpartisipasi,
maka semakin mudah bagi orang-orang atau para sukarelawan untuk
memberikan kontribusi yang kecil (Sproull, 2011). Selain itu, konteks dan
kedekatan suatu permasalahan dengan seseorang juga mempengaruhi
keterlibatan mereka dalam aktivisme online. Konten yang dibagikan di
internet dipengaruhi oleh konteks, terutama konteks yang secara situasional
dan spesifik mempengaruhi sukarelawan (Sproull, 2011).
Aktivisme online berkaitan dengan kesukarelaan (Sproull, 2011)
dan kesukarelaan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
berkaitan dengan perilaku prososial (Ma, Li, & Pow, 2011; Liu, Huang, Du,
& Wu, 2014). Menurut Baron dan Branscombe (2012), perilaku prososial
merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu orang
lain tanpa keuntungan langsung yang diterima si penolong. Perilaku
prososial merupakan tindakan-tindakan yang didefinisikan oleh masyarakat
sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi orang lain dan system
politik yang sedang berjalan (Piliavin, Dovio, Gaertner, & Clark dalam
Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner, 2006).
Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner (2006) juga
mengungkapkan bahwa perilaku prososial merupakan tindakan
interpersonal, sehingga perlu ada orang yang melakukan atau memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
manfaat (benefaktor) dan orang yang menerima manfaat dari tindakan
prososial yang muncul. Perilaku prososial bukan perilaku yang diturunkan
dan dipandang sama secara universal, melainkan dinilai atau didefinisikan
oleh masyarakat.
Menurut Sproull (2011) perilaku prososial juga bisa ditemukan di
internet, perilaku prososial yang muncul di internet memiliki lingkup yang
kecil, tapi berpengaruh secara signifikan. Perilaku Prososial online memiliki
sisi positif antara lain untuk mengurangi biaya kegiatan sukarela dan
organisasi sukarela offline; memperluas jangkauan dan dampak dari
organisasi sukarela offline dan menguntungkan bagi mereka yang kesulitan
menjangkau organisasi sukarela secara offline; menawarkan cara baru bagi
orang-orang untuk memperkuat institusi sosial yang penting; serta dapat
secara sosial menghasilkan informasi mengenai barang dan pelayanan yang
menguntungkan yang jarang terdapat di pasaran.
Namun, terdapat pula sisi negatif dari perilaku prososial online
tersebut yaitu dukungan token (suatu simbol yang menyatakan perasaan
atau tindakan) yang mengarah pada slacktivism (Kristofferson, White, &
Peloza, 2014). Aktivisme online dapat dilihat dari dua macam bentuk
dukungan yaitu dukungan bermakna atau yang disebut pula sebagai
meaningful support dan dukungan token atau yang disebut pula sebagai
token support. Dukungan bermakna (meaningful support) yaitu kontribusi
nyata yang membutuhkan biaya tertentu, usaha, atau perubahan perilaku
bagi suatu pergerakan. Sedangkan dukungan token (token support) berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bergabungnya seseorang dengan suatu pergerakan untuk menunjukkan
dukungan kepada diri sendiri dan orang lain dengan sedikit usaha dan biaya
misalnya menandai petisi, memberi like atau share pada suatu konten
tertentu (Kristofferson, White, & Peloza, 2014).
Peningkatan penggunaan media sosial (APJII, 2016) dan munculnya
organisasi kemanusiaan di media sosial memicu munculnya Slacktivism
atau yang terkadang disebut pula sebagai Clicktivism (Kristofferson, White,
& Peloza, 2014). Slacktivism merupakan keinginan untuk melakukan aksi,
tindakan, atau dukungan melalui internet dengan biaya, usaha, waktu, dan
keterlibatan yang relatif lebih kecil bahkan tidak sama sekali untuk
mendukung atau melakukan perubahan yang berarti terhadap suatu
permasalahan atau isu sosial maupun politik, serta tidak membuka risiko
ancaman bagi partisipannya, tapi juga dapat meningkatkan usaha enerjik
secara intens untuk periode waktu yang terbatas (Davis, 2011 & Morozov,
2009 dalam Kristofferson dkk (2014); Schudson, 2006 dalam Christensen,
2012). Aktivisme dengan risiko yang rendah cenderung menarik lebih
banyak partisipan (Lim, 2013).
Slaktivisme dianggap merupakan bentuk ideal dari aktivisme bagi
generasi malas yang tidak perlu lagi mengikuti demonstrasi ketika
munculnya internet jauh lebih menarik (Morozov, 2009 dalam Christensen,
2012). Aktivisme online dianggap merupakan bentuk slacktivism karena
dilakukan oleh masyarakat yang kurang memiliki kompetensi politik pusat
dan oleh karenanya tidak dapat melaksanakan secara penuh dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
lingkungan politik (Christensen & Bengtsson, 2011 dalam Christensen,
2012). Selain itu, beberapa aktivitas online dianggap merupakan bentuk
slacktivism karena aktivitas tersebut benar-benar mungkin untuk dilakukan
dengan hanya sekali menekan tombol saja (Christensen, 2011 dalam
Christensen, 2012).
Kristofferson, White, & Peloza (2014) membuat kerangka konsep
mengenai slacktivism. Slacktivism muncul karena adanya faktor observasi
sosial, dalam hal ini semakin terobservasi secara sosial maka semakin
kurangnya keterlibatan nyata dalam aktivisme online. Sebaliknya, semakin
kurang terobservasi secara sosial maka keterlibatan dalam aktivisme online
menjadi semakin tinggi. Aktivisme online juga berkaitan dengan melakukan
tindakan bermoral. Bertindak secara tidak bermoral memiliki pengaruh
negatif pada persepsi terhadap penghargaan diri dan orang-orang terlibat
dalam perilaku yang bermoral dengan tujuan untuk meningkatkan
penghargaan diri yang hilang tersebut. Hal ini juga diistilahkan dengan
pembersihan moral (moral cleansing) yang merujuk pada tindakan-tindakan
di mana orang-orang terlibat di dalamnya ketika mereka merasa bahwa
penghargaan diri mereka terancam (Sachdeva, Iliev, & Medin, 2009).
Dalam proses pembingkaian perlu adanya motivasi bagi orang-
orang untuk bertindak (Snow & Benford, 1988 dalam Schroeder dkk., 2014)
untuk mengalahkan ketakutan terhadap risiko yang sering diasosiasikan
dengan tindakan kolektif dan permasalahan pendompleng. Misalnya
mengapa seseorang berpartisipasi dalam sebuah pergerakan yang berisiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dan atau membutuhkan banyak biaya ketika ia tahu bahwa orang lain akan
melakukan hal tersebut dan apakah ia akan mendapatkan keuntungan dari
tindakan aktivisme yang mereka lakukan (Olson, 1965 dalam Schroeder
dkk., 2014; Snow & Byrd, 2007 dalam Schroeder dkk., 2014).
Kehadiran tindakan awal token dukungan prososial mempengaruhi
tingkat di mana orang-orang selanjutnya akan berkontribusi terhadap suatu
permasalahan atau pergerakan. Khususnya, orang-orang yang melakukan
tindakan token dukungan awal secara pribadi untuk suatu permasalahan
menyumbangkan lebih banyak uang untuk tujuan tersebut ketika diminta
untuk melakukannya daripada mereka yang terlibat dalam dukungan token
secara publik atau mereka yang terlibat dalam dukungan tanpa token.
Individu yang memberikan dukungan token publik untuk suatu
permasalahan cenderung tidak memberikan dukungan yang berarti daripada
orang-orang yang tidak melakukan tindakan dukungan awal (Kristofferson,
White, & Peloza, 2014).
Partisipan yang berpola pikir secara sosial melakukan sedikit
kontribusi karena mereka berasumsi bahwa jutaan anggota lain akan
melakukannya (Oliver, 1984). Ketika membahas tentang keterlibatan
masyarakat pada internet, aktivisme digital tidak lain hanyalah merupakan
slacktivism karena aktivitas yang dihadirkan hanya sebatas untuk
meningkatkan faktor perasaan baik dari para partisipan (Morozov, 2009
dalam Christensen, 2012; Christensen, 2011 dalam Christensen, 2012).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan Merlyna Lim (2013) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penelitiannya didapat sebuah implikasi bahwa seseorang akan terlihat keren
dengan menunjukkan partisipasinya dalam dinding facebook.
Kecenderungan seseorang termotivasi oleh hasrat untuk
menampilkan diri secara positif kepada orang lain inilah yang disebut
sebagai motif impresi-manajemen (Kristofferson, White, & Peloza, 2014).
Kristofferson, dkk (2014) juga menjelaskan bahwa slacktivism juga muncul
karena adanya motif impresi-manajemen. Motif ini akan terpuaskan apabila
dukungan token terobservasi secara publik. Motif impresi-manajemen
merupakan suatu upaya untuk mengatur impresi yang dibentuk orang lain
terhadap seseorang. Sehingga, motif ini berkaitan dengan penerimaan,
evaluasi, dan perlakuan orang lain terhadap seseorang (Leary & Kowalski,
1990).
Manajemen impresi merupakan sebuah studi mengenai bagaimana
orang-orang mencoba untuk mengatur atau mengontrol persepsi yang
dibentuk oleh orang lain mengenai mereka (Bozeman & Kacmar, 1997
dalam Paliszkiewicz & Madra-Sawicka, 2016; Drory & Zaidman 2007,
dalam Paliszkiewicz & Madra-Sawicka, 2016) yang juga disebut sebagai
presentasi diri (Leary & Kowalski, 1990 dalam Salleh, Mustaffa, & Ariffin,
2013). Presentasi diri dijelaskan sebagai “diri” yang ditampilkan kepada
orang lain yang cenderung ditunjukkan orang secara sengaja dan ingin
dilihat oleh orang lain (Wong, 2012).
Wong (2012) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang erat antara
presentasi diri dan citra yang disampaikan kepada orang-orang sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mereka cenderung memproyeksikan perilaku tertentu agar dapat
menyampaikan citra yang diinginkan secara online. Dengan adanya
pertukaran budaya dan identitas dalam internet, dan khusunya pada situs
jejaring sosial, maka sangat mungkin bahwa presentasi diri online
mempengaruhi pembentukan identitas offline (Kosanovic, 2006 dalam
Zarghooni, 2007).Menurut Rosenfeld, Giacalone, dan Riordan (2002, dalam
Paliszkiewicz & Madra-Sawicka, 2016) dalam kehidupan nyata dan online,
representasi diri menghubungkan ide mengenai diri kita kepada dunia luar.
Paliszkiewicz dan Madra-Sawicka (2016) mengemukakan bahwa
tujuan utama manajemen impresi atau presentasi diri secara online adalah
untuk mengarahkan impresi orang lain dengan cara mengontrol informasi,
foto, dan video dan menghadirkannya dalam cara yang layak di media
sosial. Selain itu, orang-orang yang tergabung dalam jejaring sosial
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula. Paliszkiewicz dan Madra-
Sawicka (2016) mengungkapkan bahwa orang-orang memiliki kebutuhan
misalnya untuk mengekspresikan diri, komunikasi, atau promosi. Berbagai
cara dilakukan orang-orang untuk menampilkan diri mereka di media sosial.
Salah satunya adalah dengan taktik representasi diri yang merupakan
perilaku yang digunakan untuk mengatur impresi untuk mencapai tujuan
tertentu atau tujuan interpersonal jangka pendek yang dapat diperkirakan
(Lee dkk, 1999 dalam Paliszkiewicz & Madra-Sawicka, 2016).
Media sosial menjadi sarana yang sesuai untuk memenuhi motif
tersebut. Saat ini para pengguna media sosial dapat membuat dan berbagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
konten mereka dengan mudah serta berinteraksi dengan pengguna lain
dengan lancar dalam jaringan teman, seringkali dalam waktu yang nyata dan
cara yang berkesinambungan (Paltoglou, 2014). Media sosial merujuk pada
interaksi di antara orang-orang yang mana mereka menciptakan,
membagikan, dan atau bertukar informasi dan ide-ide dalam komunitas dan
jejaring virtual. Media sosial merupakan sebuah grup aplikasi berbasis
internet (Paltoglou, 2014). Internet juga telah menjadi sebuah wadah yang
penting bagi kegiatan politik dan pelaksaannya bagi demokrasi telah
menjadi topik yang diperdebatkan (Noris, 2001 dalam Christensen, 2012;
Coleman & Blumer, 2009 dalam Christensen, 2012; /Loader & Mercea,
2012 dalam Christensen, 2012).
Media sosial yang merupakan wadah yang tepat dan cepat untuk
berbagi informasi dan komunikasi kemudian menjadi sarana yang
dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan prososial. Connick-Keefer, Hill,
dan Hammond (2017) melakukan penelitian pada mahasiswa dan
menemukan bahwa media sosial digunakan untuk kegiatan prososial karena
dapat ditampilkan secara publik walaupun kegiatan prososial yang
dilakukan tersebut tidak mendalam. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristofferson, White, dan
Peloza (2014) pada mahasiswa pula bahwa tindakan prososial yang
dilakukan secara online cenderung tidak mendalam. Dalam penelitiannya,
tindakan prososial yang dilakukan secara online hanya sampai pada
memberikan dukungan token saja sebagai bentuk simbol bantuan dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
ada tindakan prososial lanjutan untuk menindaklanjuti dukungan token
tersebut.
Dari penelitian Kristofferson, White, dan Peloza (2014) serta
penelitian Connick-Keefer, Hill, dan Hammond (2017) tersebut dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa memegang peran dalam kegiatan prososial
online yang cenderung tidak berkelanjutan dalam wujud tindakan nyata.
Padahal mahasiswa merupakan kaum muda yang umumnya lebih peka
terhadap isu yang ada di masyarakat dan sekaligus kaum intelektual
penggerak masyarakat (Dewantara & Widhyharto, 2015). Selain itu, dalam
kaitannya dengan penggunaan media sosial, mahasiswa merupakan
pengguna internet terbesar yaitu sebesar 89,7% (APJII, 2016). Gerakan
sosial baru menggunakan media sosial yang digerakan oleh mahasiswa ini
menjadi kekuatan baru dengan kemudahan yang ditawarkan oleh media
sosial dalam hal penyebaran informasi dan untuk mencari dukungan publik
untuk suatu gerakan (Dewantara & Widhyharto, 2015).
Jika dilihat dari sisi psikologi perkembangan, mahasiswa sedang
berada dalam tahap emerging adult (Arnett, 2000). Dalam tahap ini
emerging adult sedang mengalami kebimbangan dalam mengambil peran
dan tanggung jawab orang dewasa (Arnett, 2007). Hal tersebut dapat
menjadi alasan mengapa mahasiswa cenderung tidak melakukan tindakan
prososial nyata yang berkelanjutan setelah melakukan tindakan prososial
online melalui media internet. Sehingga para mahasiswa memilih untuk
sekadar melakukan prososial online. Di sisi lain, mahasiswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memiliki persepsi terhadap tanggung jawab dan kewajiban sosial yang
tinggi cenderung memiliki perilaku prososial dengan menunjukkan empati
terhadap mereka yang membutuhkan tanpa meminta imbalan (Kosek,
1995). Pada penelitian yang dilakukan oleh Durfeld, Martin, Washburn, dan
Wilson (2016) ditemukan bahwa mahasiswa yang memiliki perilaku
prososial tinggi cenderung memiliki nilai tradisional dan pandangan
terhadap politik yang lebih konservatif.
Mahasiswa memiliki peran penting dalam suatu pergerakan sosial
dengan menunjukkan perilaku prososial. Perilaku prososial tersebut kini
dapat dilakukan secara online. Namun, perilaku prososial secara online
memiliki sisi positif dan sisi negatif. Dalam penelitian yang dilakukan
Sproull (2011) menunjukkan bahwa perilaku prososial yang dilakukan
secara online memberikan manfaat terutama karena kecepatannya dalam
menyebarkan informasi. Hal ini sejalan pula dengan Dewantara dan
Widhyharto (2015) bahwa ranah online menjadi ruang publik baru untuk
masyarakat dalam berinteraksi dan berdiskusi mengenai suatu isu sehingga
mempermudah masyarakat untuk melakukan dukungan.
Tapi hal ini justru bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan Kristofferson, White, dan Peloza (2014) bahwa perilaku prososial
online cenderung tidak berlanjut pada tindakan nyata perilaku prososial.
Connick-Keefer, Hill, dan Hammond (2017) juga menemukan hal yang
serupa bahwa perilaku prososial yang dilakukan online tidaklah mendalam
dan hanya karena dapat ditampilkan secara publik. Dari beberapa penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut mengenai perilaku prososial, khususnya di internet melalui media
sosial, lalu apakah perilaku tersebut dapat menjadi dukungan yang berarti
atau malah sebaliknya, yaitu menjadi dukungan token saja seperti halnya
pada perilaku slacktivist.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
Seberapakah tingkat perilaku prososial mahasiswa yang melakukan
slacktivism?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku prososial
mahasiswa yang melakukan slacktivism.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai perilaku prososial mahasiswa yang melakukan slacktivism.
Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian dengan
topik dan konteks yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
mahasiswa yang melakukan slacktivism dan pengelola media prososial.
Ada pun manfaat tersebut antara lain:
a. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan dapat memiliki gambaran
mengenai tindakan slacktivism yang dilakukan dan dari hal
tersebut dapat mahasiswa dapat melakukan atau memberikan
kontribusi yang berkelanjutan terhadap kegiatan slacktivism
yang telah dilakukan seperti memberikan bantuan secara
nyata yang lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh pihak
yang diberi bantuan.
b. Bagi pengelola media prososial
Manfaat hasil penelitian ini bagi pengelola media
prososial yaitu agar pengelola dapat mengembangkan media
yang digunakan dalam menyebarkan konten prososial,
misalnya dengan setiap dukungan token yang diberikan
maka akan ada sejumlah bantuan lanjutan yang dapat
diberikan seperti uang atau tenaga sukarela.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Prososial
1. Definisi Perilaku Prososial
Perilaku prososial merupakan perilaku membantu, berbagi, dan
perilaku positif sejenisnya yang dilakukan secara sengaja dan sukarela
dengan motif yang tidak spesifik dan tidak diketahui, serta dilakukan
dengan atau tanpa imbalan dari penerima bantuan (Eisenberg, 1982).
Sejalan dengan Eisenberg mengenai perilaku prososial, Carlo dan
Randall (2002) mendefinisikan perilaku prososial sebagai perilaku yang
ditujukan untuk memberi manfaat kepada orang lain. Selain itu, perilaku
prososial merupakan perilaku yang menunjukkan tindakan
interpersonal, sehingga perlu ada orang yang melakukan atau memberi
manfaat (benefaktor) dan orang yang menerima manfaat dari tindakan
prososial yang muncul.
Perilaku prososial bukan merupakan perilaku yang diturunkan
dan dipandang sama secara universal, tetapi merupakan perilaku yang
dinilai atau didefinisikan oleh masyarakat (Dovidio, Piliavin, Schroeder,
& Penner, 2006). Baron dan Branscombe (2012) mendefinisikan
perilaku prososial sebagai perilaku yang dilakukan oleh seseorang untuk
membantu orang lain tanpa keuntungan langsung yang diterima
penolong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Perilaku prososial dapat didefinisikan secara umum sebagai
perilaku seperti menolong atau berbagi yang mendukung kesejahteraan
orang lain tanpa memperhatikan kepentingan dirinya sendiri, adanya
keinginan untuk mengorbankan kesejahteraan diri sendiri demi orang
lain, serta perilaku yang dilakukan dengan niat untuk menguntungkan
orang lain lebih dari diriny sendiri (Hoffman, 1982; Krebs, 1982;
Underwood & Moore, 1982). Perilaku prososial memiliki beberapa
dimensi (Carlo & Randall, 2002; Carlo, Knight, McGinley, Zamboanga,
& Jarvis, 2010) antara lain yaitu perilaku prososial altruistik, perilaku
prososial compliant, perilaku prososial emosional, perilaku prososial
publik, perilaku prososial anonimus, dan perilaku prososial dire.
Sedangkan Liu dkk. (2014) berpendapat bahwa perilaku
prososial termasuk di dalamnya perilaku altruistik yang mana
merupakan perilaku prososial tingkat tinggi yang motifnya bersifat
sukarela, sehingga orang yang melakukan perilaku tersebut tidak
membantu orang lain demi mendapatkan hadiah materi atau sosial dan
sebagai gantinya orang tersebut melakukan hal ini untuk mendukung
kebahagiaan orang lain dan untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bar-
Tal dan Raviv (1982) yaitu bahwa altruisme sebagai salah satu tindakan
membantu yang mana berada pada kualitas tertinggi, yang didefinisikan
sebagai tindakan suka rela dan perilaku yang disengaja untuk
menguntungkan orang lain, sebagai hasilnya dari keyakinan moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dalam keadilan dan tanpa mengharapkan imbalan eksternal. Cialdini,
Kenrick, dan Baumann (1982) serta Zahn-Waxler dan Radke-Yarrow
(1982) berpendapat bahwa altruisme secara formal didefinisikan
sebagai penghormatan atau pengabdian kepada kepentingan orang lain
dan merupakan tindakan-tindakan yang diambil untuk menguntungkan
orang lain untuk berbagai alasan selain imbalan ekstrinsik.
Penner, Dovidio, Piliavin, dan Schroeder (2005) menyatakan
bahwa perilaku prososial mewakili kategori tindakan yang luas yang
didefinisikan oleh beberapa segmen masyarakat dan atau kelompok
sosial seseorang yang pada umumnya bermanfaat bagi orang lain.
Perilaku prososial juga dapat dilihat melalui perspektif multilevel antara
lain yaitu perilaku prososial dilihat dalam tingkat meso yaitu studi
mengenai penolong dan penerima (helper-recipient dyads) dalam
konteks situasi spesifik; perilaku prososial dilihat dari tingkat micro
yaitu studi mengenai asal kecendeungan prososial dan sumber dari
variasi kecenderungan-kecenderungan tersebut; perilaku prososial
dilihat dari tingkat macro yaitu studi mengenai tindakan-tindakan
prososial yang muncul di dalam konteks kelompok dan organisasi yang
besar. Perilaku prososial yang dilakukan oleh individu dengan fokus
utama pada perilaku sukarela dan perilaku terkait yang direncanakan
dan berlanjut untuk waktu yang lama.
Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner (2006) membedakan
perilaku prososial dalam tiga subkategori yaitu membantu (helping),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
altruisme (altruism), dan kerjasama (cooperation). Helping (membantu)
yaitu sebuah tindakan yang memiliki konsekuensi untuk menyediakan
keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan orang lain. Menurut
McGuire (1994, dalam Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner, 2006)
terdapat empat jenis membantu yaitu casual helping yaitu melakukan
bantuan kecil kepada kenalan biasa; substantial personal helping yaitu
mengeluarkan banyak usaha untuk memberi teman manfaat nyata;
emotional helping yaitu menyediakan dukungan emosional atau
personal bagi teman; serta emergency helping yaitu memberikan
bantuan bagi orang asing dengan permasalahan yang serius.
Situasi membantu dapat dibedakan pula berdasarkan apakah
membantu melibatkan pemberian pendampingan secara tidak langsung
misalnya memberikan donasi kepada dewan amal, sehingga si pemberi
bantuan tidak perlu datang dan kontak langsung dengan penerima
bantuan atau melakukan sesuatu secara langsung untuk membantu
seseorang yang membutuhkan. Menurut Pearce dan Amato (1980,
dalam Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner, 2006) helping atau
membantu memiliki empat aspek antara lain planned/ formal and
Spontaneous/ informal yaitu terencana/ formal dan spontan/ tidak
formal; serious and not serious yaitu serius dan tidak serius; serta direct
and indirect yaitu langsung dan tidak langsung.
Selain itu, perilaku prososial juga mencakup perilaku altruistik
(Dovidio, Piliavin, Schroeder, & Penner, 2006) yaitu suatu tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
memberikan manfaat atau bantuan untuk orang lain tanpa imbalan dari
sumber atau pihak eksternal untuk menyediakan pendampingan.
Menurut Smith, Lapinski, Bresnahan, dan Smith (2013) perilaku
altruistik memiliki lima aspek antara lain concern yaitu perhatian untuk
orang lain dan bukan untuk diri sendiri serta melakukan sesuatu untuk
yang lain dan demi kepentingan orang lain, dan bukan sebagai sarana
untuk mempromosikan diri atau kesejahteraan pribadi; cost yaitu
pengorbanan atau biaya; benefit to recipient yaitu manfaat bagi
penerimanya atau sesuatu yang benar-benar meningkatkan kehidupan
penerimanya dan dapat bersifat emosional, fisik, material, atau spiritual;
serta empathy yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi
orang lain dan merasakan kejadian dan emosi yang dialami orang
tersebut (Aronson, Wilson, dan Akert, 2013). Kemudian terdapat pula
ease of escape yaitu menyalahkan diri sendiri atau adanya emosi negatif
yang dirasakan seperti rasa bersalah atau malu.
Cooperation yaitu bertindak bersama dalam cara yang
terkoordinasi dalam pekerjaan, waktu luang, atau dalam hubungan
sosial untuk mengejar tujuan bersama, kenikmatan tindakan yang
dilakukan bersama atau sekedar mengembangkan hubungan serta
pengaturan yang tidak sekedar nonkompetitif tapi memerlukan orang-
orang untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut
Dovidio, Piliavin, Schroeder, dan Penner (2006) cooperation memiliki
empat aspek antara lain interdependent relationship yaitu tindakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
saling mempengaruhi keuntungan atau kerugian orang lain;
coordination yaitu mengkoordinasi tindakan yang dilakukan; common
goals yaitu mengejar tujuan bersama; serta mutually beneficial yaitu
meningkatkan hasil yang saling menguntungkan yang mungkin
mencakup penghargaan sosial dan material.
Berkaitan dengan perkembangan teknologi, perilaku prososial
pun mengikuti perkembangan tersebut. Beberapa penelitian telah
meneliti perilaku prososial dalam konteks online dan offline (Liu,
Huang, Du, & Wu, 2014; Bosancianu, Powell, & Bratovic, 2013; Ma,
Li, & Pow, 2011; Sproull, 2011). Liu, Huang, Du, & Wu (2014)
berpendapat bahwa internet digunakan sebagai alat untuk mengakses
informasi, mencari pertemanan, mencari rasa memiliki dan dukungan
emosional, dan merupakan sarana yang penting bagi seseorang untuk
mendapatkan pertolongan. Walaupun perilaku prososial di internet
hanya memiliki porsi yang kecil, tapi memiliki pengaruh yang
signifikan. Perilaku prososial online memiliki konteks yang dapat
dijelaskan berdasarkan karakteristik tugas dan struktur sosialnya
(Sproull, 2011). Perilaku prososial internet mencakup penggunaan
internet sebagai sarana dalam mengatur kegiatan altruistik dan kegiatan
sukarela untuk membantu orang-orang yang membutuhkan (Ma, Li, &
Pow, 2011). Sproull (2011) juga mengemukakan bahwa kesukarelaan
merupakan bentuk dari perilaku prososial yaitu seperti membantu,
menghibur, berbagi, dan bekerja sama untuk orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari berbagai penelitian yang telah dipaparkan mengenai
perilaku prososial, peneliti menggunakan definisi perilaku prososial
yang dikemukakan oleh Carlo dan Randall (2002) yaitu perilaku
prososial merupakan perilaku yang ditujukan untuk memberi manfaat
kepada orang lain. Perilaku prososial meliputi berbagai dimensi yaitu
perilaku prososial altruistik, perilaku prososial compliant, perilaku
prososial emosional, perilaku prososial publik, perilaku prososial
anonimus, dan perilaku prososial dire. Teori perilaku prososial Carlo
dan Randall (2002) memaparkan perilaku prososial secara lebih spesifik
dan jelas dari teori sebelumnya yang dikemukankan oleh Eisenberg
(1982). Selain itu, Carlo dan Randall (2002) juga memperjelas perilaku
prososial dengan enam dimensi yang ada.
2. Dimensi Perilaku Prososial
Perilaku prososial memiliki beberapa dimensi (Carlo & Randall,
2002; Carlo, Knight, McGinley, Zamboanga, & Jarvis, 2010) yaitu:
a. Perilaku prososial altruistik yaitu bantuan sukarela atas kepedulian
dan perhatian terhadap kebutuhan dan kesejahteraan orang lain,
yang mana dapat menimbulkan biaya dan pengorbanan bagi orang
yang melakukan atau yang menolong. Adanya respon simpati yang
berkaitan dengan norma-norma yang terinternalisasi dalam diri
individu sehingga menimbulkan empati. Selain itu, altruistik
memiliki hubungan signifikan antara variabel-variabel kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dan perilaku prososial melalui berbagai konteks yang berbeda.
b. Perilaku prososial compliant yaitu bantuan bagi orang lain untuk
menanggapi adanya permintaan bantuan secara verbal ataupun
nonverbal dengan kata lain membantu karena ada permintaan dari
pihak lain. Bantuan yang dilakukan secara komplian dengan
tingkatan yang lebih tinggi diasosiasikan dengan penggunaan mode
orientasi penerimaan penalaran moral dan tidak diasosiasikan
dengan pengambilan perspektif, simpati, atau penalaram moral yang
lebih tinggi. Selain itu, membantu secara komplian lebih sering
dilakukan secara tidak spontan.
c. Perilaku prososial emosional yaitu membantu orang lain yang
sedang dalam keadaan yang menggugah secara emosional. Bagi
beberapa individu situasi yang sangat menggugah secara emosional
dapat memicu tekanan pribadi, sehingga respon yang mungkin
muncul adalah simpati. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
regulasi emosi dan membantu tanpa pamrih atau membantu egoistik.
Bantuan yang dilakukan dalam keadaan yang sangat menggugah
secara emosional dikaitkan dengan respon simpati dan
kecenderungan orientasi personal terhadap orang lain.
d. Perilaku prososial publik yaitu perilaku prososial yang dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
depan orang lain atau khalayak dan cenderung termotivasi oleh
keinginan untuk mendapatkan persetujuan dan rasa hormat dari
orang lain, serta meningkatkan harga diri seseorang. Perilaku
prososial publik tidak berhubungan dengan penalaran moral yang
lebih tinggi dan kecenderungan orientasi personal terhadap orang
lain.
e. Perilaku prososial anonymous yaitu perilaku prososial yang
dilakukan tanpa diketahui oleh orang yang menerima bantuan atau
orang lain.
f. Perilaku prososial dire yaitu memberikan bantuan dalam situasi
krisis atau keadaan darurat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial
Baron dan Branscombe (2012) memaparkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku prososial antara lain:
a. Hipotesis empati-altruismee yaitu perilaku prososial secara
mendasar dimotivasi oleh keinginan untuk membantu orang yang
membutuhkan. Empati terdiri dari tiga komponen yang berbeda
antara lain emotional empathy, empathic accuracy, dan empathic
concerns. Perbedaan komponen ini berpengaruh pada aspek perilaku
prososial yang berbeda dan juga pada efek jangka panjang perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
prososial yang berbeda pula.
b. Negatif-state relief yaitu perilaku prososial muncul karena adanya
keinginan untuk mengurangi emosi negatif yang tidak nyaman.
Artinya, perilaku prososial yang dilakukan lebih untuk
menghilangkan perasaan tidak nyaman atau tidak menyenangkan
ketika melihat orang lain sedang menderita atau sedang
membutuhkan bantuan sehingga empati menjadi hal yang tidak
penting dalam situasi ini.
c. Hipotesis empathic-joy yaitu penolong akan menanggapi kebutuhan
orang lain yang membutuhkan karena adanya keinginan untuk
mencapai sesuatu dan dengan melakukan hal tersebut dapat
menghasilkan penghargaan diri bagi orang tersebut, sehingga
penting bagi penolong untuk mengetahui bahwa tindakannya
tersebut memberikan dampak positif bagi orang yang dibantu. Hal
tersebut mendorong seseorang untuk terlibat dalam perilaku
prososial.
d. Competitive altruism yaitu untuk meningkatkan status dan reputasi,
sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih dari sekedar
mengimbangi biaya untuk terlibat dalam tindakan prososial.
Pengakuan publik terhadap perilaku sosial dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
status sosial. Maka, semakin suatu tindakan prososial menghasilkan
peningkatan pada status sosial seseorang, maka semakin tinggi pula
perilaku prososial yang dilakukan orang tersebut.
e. Kin selection theory yaitu membantu orang lain yang berhubungan
secara genetik. Seseorang cenderung akan membantu orang lain
yang dekat dengannya. Namun, tidak semua tindakan membantu
berdasarkan pada kedekatan hubungan seseorang baik secara
genetik atau pun tidak. Perilaku prososial tentu dilakukan pada
orang yang tidak memiliki hubungan sama sekali, hal ini dapat
terjadi karena adanya kecenderungan seseorang untuk membantu
karena ada timbal baliknya. Jika seseorang telah membantu, maka
dikemudian hari dia akan mendapat bantuan pula.
f. Defensive helping yaitu bantuan diberikan kepada outgroup untuk
mengurangi ancaman pada status atau kekhasan suatu ingroup.
Dalam hal ini perilaku prososial muncul karena adanya keinginan
untuk melindungi kekhasan dan status suatu kelompok.
Perilaku prososial juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dalam
konteks informal. Orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
cenderung lebih melakukan perilaku prososial daripada mereka yang
memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah (Bekkers & de Graff, 2005;
Wilson & Musick, 1997). Selain itu, perilaku altruistik yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bagian dari perilaku prososial (Eisenberg & Miller, 1987) dipengaruhi oleh
karakteristik situasi (Wallace, 1999). Wallace (1999) menjelaskan ketika
seseorang mendapatkan permintaan untuk menolong dalam lingkungan
internet, mereka akan menginterpretasikan terlebih dahulu permintaan
tersebut dan biasanya mereka akan melihat keberadaan bystander dan
melihat apa yang mereka lakukan. Ketika jumlah orang yang melihat adanya
permintaan bantuan cukup banyak, maka akan timbul rasa tanggung jawab
yang kurang untuk menanggapi permintaan tersebut.
Dalam konteks online, perilaku prososial dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu untuk mengurangi biaya transaksi untuk organisasi dan aktivitas
sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien; jangkauan yang luas;
merupakan cara baru bagi institusi sosial; serta kemudahan dalam
menghasilkan layanan informasi yang bermanfaat secara sosial yang tidak
dapat didukung oleh pasar (secara offline) (Sproull, 2011). Selain itu,
Bosancianu, Powell, dan Bratovic (2013) berpendapat bahwa karakteristik
hubungan antara penolong dan penerima bantuan, serta pertimbangan biaya
dan manfaat sosial menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku prososial
yang akan dilakukan secara online atau offline.
Namun perilaku prososial dapat terhambat oleh beberapa hal, baik
perilaku prososial secara online maupun offline (secara langsung di luar
konteks internet). Misalnya pertimbangan biaya, manfaat sosial dari
tindakan membantu, atau karakteristik hubungan antara penolong dan
penerima, serta pertimbangan keputusan mengenai apakah akan membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
secara online atau offline (Bosancianu, Powell, & Bratovic, 2013). Penner,
Dovidio, Piliavin, & Schroeder (2005) juga mengemukakan hal yang serupa
bahwa orang relatif rasional dan prihatin pada kepentingan pribadi mereka
ketika berkaitan dengan pandangan ekonomi perilaku manusia yang mana
orang termotivasi untuk memaksimalkan penghargaan mereka dan
meminimalkan biaya yang mereka mungkin keluarkan. Baron dan
Branscombe (2012) menungkapkan bahwa eksklusi sosial, perasaan
anonimitas, dan memberikan nilai ekonomi pada waktu dan usaha yang
dikeluarkan dalam membantu dapat menghambat perilaku prososial.
B. Slacktivism
Kristofferson, White, dan Peloza (2014) menjelaskan mengenai
slacktivism yaitu suatu bentuk dukungan dengan biaya atau usaha yang
relatif sedikit untuk suatu permasalahan atau isu sosial yang dilakukan
secara langsung atau melalui internet. Davis (2011) dalam artikelnya juga
mengatakan bahwa slacktivism digunakan dalam pemasaran suatu produk
yang mendukung suatu pergerakan sosial yang justru tidak menyasar pada
konsumen untuk melakukan tindakan prososial. Selain itu, Schudson (dalam
Christensen, 2012) berpendapat bahwa slacktivism merupakan aktivitas
baru yang minim usaha dengan risiko ancaman yang sangat kecil bagi
partisipannya, tapi juga dapat meningkatkan usaha enerjik secara intens
untuk periode waktu yang terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teori yang dipaparkan oleh Kristofferson, White, dan Peloza
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(2014) mengenai slacktivism karena dalam penelitian tersebut Kristofferson
dkk (2014) mengkaji slacktivism dengan tindakan prososial.
Terdapat dua jenis dukungan yaitu dukungan token (token support)
dan dukungan berarti (meaningful support). Dukungan token (token
support) merupakan bentuk dukungan kecil yang membutuhkan sedikit
usaha dan biaya misalnya menandatangani petisi, memakai gelang atau pin
sebagai bentuk dukungan atau terlibat dalam dukungan online seperti
memberi “like” atau tergabung pada laman tertentu. Sedangkan dukungan
berarti (meaningful support) adalah bentuk dukungan yang membutuhkan
usaha dan biaya yang substansial misalnya memberikan donasi uang atau
menyediakan waktu (Kristofferson, White, & Peloza, 2014).
Dukungan token ini lah yang menjadi bentuk slaktivisme. Dukungan
token dipengaruhi oleh manajemen impresi sehingga orang-orang ingin
menunjukkan dirinya secara positif kepada orang lain. Dengan kata lain,
orang-orang melakukan dukungan token untuk membangun reputasi
(Kristofferson, White, & Peloza, 2014). Lane dan Cin (2017) juga
memaparkan bahwa motif manajemen impresi secara konsisten tinggi baik
pada awal dan setelah berbagi dan dalam lingkungan situs jejaring sosial
yang disimulasikan secara realis menimbulkan kekhawatiran mengenai
adanya manajemen impresi yang muncul terus-menerus. Aliran informasi
yang konstan berarti presentasi diri di Facebook adalah proses terus-
menerus yang tidak mudah diselesaikan dengan satu pesan, posting, atau
share, sehingga kaum milenial lebih berfokus pada diri sendiri dan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kecil kemungkinannya untuk berpartisipasi. Manajemen impresi yang tinggi
di awal dapat mencerminkan kecenderungan untuk tidak terlibat dalam
masalah sosial, namun kebutuhan untuk mengelola kesan seseorang saat ini
masih dapat beroperasi sebagai insentif kuat untuk terlibat dalam bantuan
offline.
Berbagi media prososial secara publik tidak mengarah pada
menurunnya keinginan ke depannya untuk terlibat dalam aktivitas prososial.
Terdapat efek signifikan yang positif mengenai berbagi secara publik pada
keinginan untuk bersuka rela, selain mengatur sejumlah variable untuk
mempengaruhi perilaku prososial (Lane dan Cin, 2017). Media prososial
tidak hanya berfungsi sebagai sarana katarsis untuk menunjukkan bahwa
seseorang adalah orang yang benar secara moral, namun juga berkontribusi
pada usaha presentasi diri yang berkelanjutan (Schau & Gilly, 2003).
Sehingga individu termotivasi untuk berbagi informasi untuk memperbaiki
reputasi mereka (Wasko & Faraj, 2005).
C. Mahasiswa
Berdasarkan survei yang dilakukan APJII pada tahun 2016,
mahasiswa merupakan pengguna internet terbesar di Indonesia. Mahasiswa
sendiri merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi (KBBI) yang
berusia antara 18-25 tahun. Dalam usia ini, mahasiswa sedang berada pada
masa emerging adult (Arnett, 2000) jika dilihat dari sisi perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
psikologinya. Arnett (2000) mengemukakan bahwa emerging adult adalah
periode pada masa akhir remaja sampai awal usia duapuluhan.
Dalam periode ini emerging adulthood sedang dalam masa
eksplorasi identitas yang berbeda jika dilihat secara subjektif dan secara
demografis. Selain itu, emerging adulthood merupakan masa di mana
seseorang berada di antara masa remaja tapi belum sepenuhnya memasuki
masa dewasa (Arnett, 2007). Dalam tahap ini emerging adult sedang
mengalami kebimbangan dalam mengambil peran dan tanggung jawab
orang dewasa (Arnett, 2007). Di sisi lain jika dilihat pada peran sosialnya,
mahasiswa memiliki peran penting dengan menunjukkan perilaku prososial
dan menjadi kekuatan baru dalam mencari dukungan publik untuk suatu
gerakan (Dewantara & Widhyharto, 2015).
D. Dinamika Perilaku Prososial, Slactivism, dan Mahasiswa
Perilaku prososial merupakan perilaku yang dilakukan secara
sukarela untuk memberi manfaat kepada orang lain tanpa mengharapkan
imbalan. Perilaku prososial kini semakin mudah dilakukan karena kehadiran
internet dan media prososial berbasis internet seperti yang dipaparkan oleh
Sproull (2011). Dalam konteks online terutama di media sosial, para
pengguna media sosial yang pernah melakukan aktivitas terkait pergerakan
sosial seperti memberi “like”, komentar, atau membagikan konten
pergerakan sosial tertentu diperkirakan memiliki kecenderungan presentasi
diri yang mendasari keputusan untuk melakukan tindakan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sehingga perilaku prososial yang muncul secara nyata untuk melanjutkan
hal tersebut menjadi kurang atau hanya sekedar menjadi dukungan token
saja dan akhirnya mengarah pada slacktivism seperti yang dipaparkan oleh
Kristofferson, White, dan Peloza (2014).
Seperti temuan yang diperoleh dari penelitian Lane dan Cin (2017)
bahwa manajemen impresi (disebut juga sebagai presentasi diri) yang tinggi
di awal dapat mencerminkan kecenderungan untuk tidak terlibat dalam
masalah sosial, tapi kebutuhan untuk mengelola impresi seseorang saat ini
masih dapat beroperasi sebagai insentif kuat untuk terlibat dalam bantuan
offline. Connick-Keefer, Hill, dan Hammond (2017) juga menemukan hal
yang serupa bahwa perilaku prososial yang dilakukan online tidaklah
mendalam dan hanya karena dapat ditampilkan secara publik. Dari
penelitian yang dilakukan Connick-Keefer, Hill, dan Hammond (2017)
tersebut perilaku prososial online yang dilakukan semacam itu kebanyakan
dilakukan oleh mahasiswa. Padahal mahasiswa dapat berperan penting
dengan menunjukkan perilaku prososial.
Penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah untuk melihat tingkat
perilaku prososial pada mahasiswa yang aktif di media sosial dan pernah
melakukan slacktivism atau memberikan dukungan token seperti memberi
“like”, komentar, menggunakan atribut tertentu seperti pin atau gelang, dan
membagikan konten yang berkaitan dengan pergerakan atau permasalahan
sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Pertanyaan Penelitian
Seberapakah tingkat perilaku prososial mahasiswa yang melakukan
slacktivism?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah pendekatan
untuk menguji teori objektif dengan memeriksa hubungan antara variabel-
variabel. Variabel-variabel tersebut dapat diukur secara umum atau
menggunakan alat ukur sehingga data angka dapat dianalisis menggunakan
prosedur statistik (Creswell, 2014). Penelitian kuantitatif digunakan dalam
penelitian ini karena dalam melakukan pengambilan data, jenis penelitian
ini dapat mencakup lebih banyak subjek dan juga dapat lebih mudah
menjangkau subjek dengan penyebaran skala yang lebih mudah pula.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Desain
penelitian survei menyediakan deskripsi numerik atau kuantitatif mengenai
tren, sikap, atau pendapat dari sebuah populasi dengan meneliti sampel
populasi tersebut, sehingga dari hasil sampel tersebut, peneliti
mengeneralisasi pada populasi (Creswell, 2014).
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Menurut Yusuf (2014) penelitian deskriptif kuantitatif merupakan suatu
usaha untuk menyajikan jawaban mengenai suatu masalah dan mencari
informasi secara lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena secara
sistematis dan melalui berbagai tahap pendekatan kuantitatif. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Sarwono (2013) juga menjelaskan bahwa penelitian deskriptif memiliki
fungsi untuk menggambarkan karakteristik atau gejala dari suatu populasi.
Lehmann (1979, dalam Yusuf, 2014) menjelaskan bahwa jenis penelitian
deskriptif kuantitatif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena secara mendalam dengan sistematis dan
faktual mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang mewakili nilai tertentu yang dapat
berupa konsep yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah yang
sedang dikaji dalam sebuah penelitian (Sarwono, 2013). Variabel dalam
penelitian ini adalah perilaku prososial.
C. Definisi Operasional
Perilaku prososial merupakan untuk membantu orang lain tanpa
keuntungan langsung yang diterima si penolong, mendukung
kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan kepentingan dirinya
sendiri, adanya keinginan untuk mengorbankan kesejahteraan diri
sendiri demi orang lain, serta perilaku yang dilakukan dengan niat untuk
menguntungkan orang lain lebih dari dirinya sendiri. Perilaku prososial
juga dapat hadir dalam konteks internet yaitu perilaku prososial online.
Perilaku prososial pada pelaku slacktivism diukur menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
skala perilaku prososial yang disusun oleh peneliti. Semakin tinggi skor
skala perilaku prososial pada pelaku slacktivism, maka semakin tinggi
pula tingkat perilaku prososial yang dimiliki pelaku slacktivism. Di sisi
lain, semakin rendah skor skala perilaku prososial pelaku slacktivism,
maka semakin rendah pula tingkat perilaku prososial yang dimiliki
pelaku slacktivism.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang berada
dalam tahap perkembangan emerging adult (Arnett, 2000) yang
menggunakan media sosial dan pernah melakukan slacktivism. Slacktivism
merupakan suatu bentuk dukungan dengan biaya atau usaha yang relatif
lebih sedikit untuk suatu permasalahan atau isu sosial yang juga dilakukan
melalui internet dengan sedikit usaha untuk membuat suatu perubahan yang
berarti.
Karakteristik subjek yang melakukan slacktivism dilihat
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kristofferson, White, dan
Peloza (2014) melalui bentuk dukungan token (token support) yang
dilakukan yaitu bentuk dukungan kecil yang membutuhkan sedikit usaha
dan biaya antara lain menandatangani petisi online ataupun offline,
memakai atribut tertentu (misalnya gelang atau pin) sebagai bentuk
dukungan, terlibat dalam dukungan online seperti memberi “like”,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tergabung pada laman tertentu, memberikan komentar, membagikan konten
tertentu, dan repost konten tertentu.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
mana tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi.
Dalam pengambilan sampel dengan nonprobability sampling, peneliti
menggunakan teknik quota sampling karena dianggap sesuai dengan
kriteria subjek yang akan diteliti. Quota sampling digunakan untuk
mengambil sampel dari populasi dengan kriteria tertentu sampai jumlah
yang diinginkan. Teknik ini efektif apabila jumlah anggota populasi tidak
diketahui dengan pasti dengan tetap mempertimbangkan kelayakan jumlah
sampel (Martono, 2014).
Mahasiswa menjadi subjek penelitian ini karena menurut survei
yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
pada tahun 2016, mahasiswa berada pada tingkat paling atas yang
terpengaruh penetrasi penggunaan internet di Indonesia (89,7%). Selain itu,
media sosial menjadi konteks penelitian karena menurut survei APJII
(2016) pula terdata bahwa media sosial (97,4%) menjadi jenis konten yang
paling sering diakses.
Kriteria subjek dalam penelitian ini antara lain:
1. Mahasiswa aktif dengan rentang usia antara 18- 25 tahun dan
menggunakan media sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Pernah melakukan slacktivism dengan memberikan dukungan token.
Dukungan token antara lain:
- menandatangani petisi online ataupun offline
- memakai atribut tertentu (misalnya gelang atau pin) sebagai bentuk
dukungan
- memberi “like” secara online
- tergabung pada laman online tertentu
- memberikan komentar secara online
- membagikan konten tertentu secara online
- repost konten tertentu secara online
E. Metode Dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
menyebarkan skala penelitian secara online kepada subjek yang telah
ditentukan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
perilaku prososial yang disusun dengan skala Likert. Skala Likert
merupakan skala yang digunakan untuk mengukur atribut psikologis
tertentu dalam sebuah kontinum yang terdiri atas beberapa respon
(Supratiknya, 2014).
Skala perilaku prososial dalam penelitian ini disusun dengan
empat respon jawaban yang tersedia antara lain Sangat Tidak Sesuai
(STS); Tidak Sesuai (TS); Sesuai (S); dan Sangat Sesuai (SS). Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menggunkan empat pilihan respon jawaban untuk menghindari
jawaban netral dari responden (Supraktinya, 2014). Pernyataan-
pernyataan dalam skala dibagi dalam dua kategori yaitu favorable yaitu
pernyataan yang menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait dan
unfavorable yaitu pernyataan yang menunjukkan sikap negatif
terhadap objek terkait (Supratiknya, 2014). Berikut merupakan skor
skala Likert pada skala perilaku prososial:
Tabel 1. Skor Skala Likert Perilaku Prososial
Respon Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sesuai (S) 3 2
Sangat Sesuai (SS) 4 1
2. Alat Pengumpulan Data
Skala Perilaku Prososial yang digunakan oleh peneliti disusun
berdasarkan dimensi perilaku prososial dari Carlo dkk. (2002, 2010).
Dimensi perilaku prososial tersebut antara lain altruistik; compliant,
emotional public, serta anonymous dan dire. Pada skala yang disusun
oleh peneliti, dimensi altruistic memiliki jumlah item paling banyak
karena dimensi ini memiliki definisi yang luas dan mencakup
beberapa hal seperti empati, concern, pengorbanan, dan kesukarelaan
(Carlo dkk., 2002). Skala Perilaku Prososial ini disusun oleh peneliti
dengan tujuan untuk melihat perilaku prososial pada mahasiswa yang
melakukan slacktivism. Selain itu, tujuan dari alat ukur ini adalah
untuk melihat tingkat perilaku prososial subjek berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
slacktivism yang dilakukan. Ada pun blueprint Skala Perilaku
Prososial adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Blueprint Skala Perilaku Prososial
Dimensi Perilaku Prososial Jumlah Item Persentase (%)
Altruistic 23 38,9%
Compliant 8 13,6%
Emotional 4 6,8%
Public 12 20,3%
Anonymous 6 10,2%
Dire 6 10,2%
Total 59 100%
Skala Perilaku Prososial ini terdiri dari 59 pernyataan dengan
empat pilihan respon yang disediakan. Pernyataan-pernyataan
tersebut mewakili keenam dimensi perilaku prososial yang menjadi
dasar penyusunan skala. Skala ini telah melalui proses validitas alat
ukur dan telah melalui proses uji coba untuk melihat reliabilitas dan
melakukan seleksi item pada alat ukur sebelum akhirnya disebarkan
sebagai alat pengumpulan data.
Tabel 3. Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Sebelum Uji Coba
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
item
Persentase
(%)
Altruistic 1,2,3,4,
9,10,11,15,
16,17,18,19
5,6,7,8,
12,13,14,20,
21,22,23
23 38,9%
Compliant 24,25,26,27 28,29,30,31 8 13,6%
Emotional 32,33 34,35 4 6,8%
Public 36,37,38,
39,40,41
42,43,44,
45,46,47
12 20,3%
Anonymous 48,49,50 51,52,53 6 10,2%
Dire 54,55,56 57,58,59 6 10,2%
Total 30 29 59 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Koefisien Korelasi Item Total
Suatu alat ukur tentunya perlu memiliki item-item yang dapat
mengukur dengan baik suatu konstruk yang sedang diukur. Hal ini dapat
dilihat melalui koefisien korelasi item total. Pengujian koefisien korelasi
item total dilakukan untuk mengetahui daya diskriminasi item. Daya
diskriminasi item merupakan kemampuan sebuah item untuk memicu
munculnya jawaban yang berbeda pada masing-masing subjek
(Supraktiknya, 2014).
Item yang dianggap baik dan memuaskan adalah item yang memiliki
koefisien korelasi di atas 0,3. Dalam penyeleksian item pada sebuah alat
ukur, jika suatu item memiliki koefisien kurang dari atau di bawah 0,3 maka
item tersebut digugurkan (Azwar, 2012). Alat ukur yang disusun oleh
peneliti yaitu Skala Perilaku Prososial memiliki koefisien korelasi item total
yang bergerak pada kisaran 0,314 sampai dengan 0,782. Hal ini
menunjukkan bahwa Skala Perilaku Prososial memiliki item-item dengan
koefisien korelasi item total yang baik yaitu di atas 0,3.
Pengujian koefisien korelasi item total dilakukan menggunakan data
yang didapatkan dari uji coba alat ukur. Uji coba alat ukur dilaksanakan
pada tanggal 27 dan 29 November 2017 yang diikuti oleh 70 mahasiswa.
Sebanyak enam data dari responden tidak dapat digunakan karena tidak diisi
dengan lengkap oleh responden, sehingga terdapat 64 data yang dapat
digunakan. Hasil pengujian koefisien korelasi item total dari data uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dilakukan terdapat 22 item yang memiliki koefisien korelasi item total
kurang dari 0,3 sehingga harus digugurkan.
Tabel 4. Sebaran Item Skala Perilaku Prososial Setelah Uji Coba
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
item
Persentase
(%)
Altruistic 2,4,10,11,
15,16,17,18
5,6,8,12,13,14,
20,21,22,23
18 48,7%
Compliant 26,27 28,29,30,31 6 16,2%
Emotional 32,33 34,35 4 10,8%
Public 38 44 2 5,4%
Anonymous 48,49 51 3 8,1%
Dire 55,56 58,59 4 10,8%
Total 17 20 37 100%
Berdasarkan uji coba alat ukur tersebut diperoleh kisaran rentang
korelasi item total Skala Perilaku Prososial sebagai berikut:
Tabel 5. Korelasi Item Total Dimensi Skala Perilaku Prososial
Dimensi Rentang rix
Altruistic 0,334 – 0,782
Compliant 0,381 – 0,671
Emotional 0,399 – 0,753
Public 0,443 – 0,473
Anonymous 0,314 – 0,363
Dire 0,478 – 0,559
G. Validitas Dan Reliabilitas
1. Validitas
Uji validitas merupakan kesesuaian antara isi tes dan konstruk
yang diukur yang dapat diperoleh melalui analisis logis atau empirirs
terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa
relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang
dimaksud (Supratiknya, 2014). Menurut Siregar (2010) terdapat empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
jenis validitas yaitu validitas rupa, validitas isi, validitas kriteria, dan
validitas konstruk. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
validitas isi. Validitas isi merupakan suatu kemampuan instrumen
mengukur isi atau konsep yang diukur. Validitas ini dipilih karena
dapat mengungkapkan isi suatu variabel yang diteliti. Hopkin (dalam
Siregar, 2010) menyatakan bahwa validitas isi menggunakan analisis
logis yang sistematis.
Uji validitas isi dilakukan dengan menghitung Indeks Validitas
Isi-Item (IVI-I) (Supratiknya, 2016). Skala Perilaku Prososial memiliki
validitas yang baik yaitu di atas 0,75. Pada setiap dimensi memiliki
nilai IVI-I yang berkisar antara 0,81 sampai 1. Validitas Skala Perilaku
Prososial juga dilihat dengan menghitung Indeks Validitas Isi- Skala
(IVI-S) untuk melihat validitas skala. Suatu skala dikatakan baik
apabila memiliki nilai IVI-S di atas 0,9. Skala Perilaku Prososial yang
disusun peneliti memiliki nilai IVI-S sebesar 0,92 sehingga skala ini
dapat dikatakan memiliki validitas yang baik dilihat dari itemnya dan
skalanya. Berdasarkan uji validitas isi tidak ada item yang gugur,
sehingga keseluruhan item yang berjumlah 59 buah item dapat
digunakan pada skala perilaku prososial yang diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 6. Indeks Validitas Isi- Item (IVI-I) Skala Perilaku
Prososial
Dimensi Rentang IVI-I
Altruistic 0,81 – 1
Compliant 0,81 – 1
Emotional 0,81 – 1
Public 0,81 – 1
Anonymous 0,81 – 1
Dire 0,81 – 1
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu konsistensi pengukuran tanpa
memperhatikan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Menurut
Guilford (1956, dalam Supratiknya, 2014) suatu alat ukur memiliki
reliabilitas yang baik apabila memiliki koefisien reliabilitas di atas
0,70. Reliabilitas dapat diketahui dengan menghitung koefisien
reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach (Supratiknya, 2014). Dalam
penelitian ini, pengujian reliabilitas skala dilakukan setelah didapatkan
data melalui uji coba skala yang kemudian diolah menggunakan IBM
SPSS versi 16 untuk mengetahui reliabilitasnya. Berdasarkan uji
reliabilitas yang dilakukan, Skala Perilaku Prososial dalam penelitian
ini memiliki reliabilitas sebesar 0,86 (α=0,86). Uji validitas dilakukan
kembali setelah dilakukan seleksi item terhadap item-item yang
memiliki koefisien di bawah 0,3. Berdasarkan uji reliabilitas kembali,
Skala Perilaku Prososial memiliki reliabilitas sebesar 0,92 (α=0,92).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 7. Reliabilitas Skala Perilaku Prososial
Alpha Cronbach (α)
Sebelum seleksi item 0,86
Setelah seleksi item 0,92
H. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif dan uji
normalitas pada data yang telah diperoleh. Analsis deskriptif digunakan
untuk mencari mean, standar deviasi, dan rentang skor pada variabel-
variabel yang ada (Creswell, 2014). Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data
berdistribusi normal apabila memenuhi nilai p > 0,05 dan data berdistribusi
tidak normal apabila memiliki nilai p < 0,05 (Santoso, 2010). Analisis
deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang diproses
menggunakan program IBM SPSS versi 16 untuk mengetahui mean, standar
deviasi, dan untuk menentukan rentang skor yang diperoleh subjek pada
skala perilaku prososial untuk menentukan kategorisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 4 Desember 2017
sampai dengan tanggal 28 Desember 2017. Subjek penelitian ini merupakan
mahasiswa aktif yang pernah melakukan salah satu atau berbagai bentuk
slacktivism antara lain yaitu menandatangani petisi online ataupun offline;
memakai atribut tertentu (misalnya gelang atau pin) sebagai bentuk
dukungan; memberi “like” secara online; tergabung pada laman online
tertentu; memberikan komentar secara online; membagikan konten tertentu
secara online; serta repost konten tertentu secara online. Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan penyebaran skala secara online untuk
memudahkan pengumpulan data dan memperluas jangkauan kepada subjek.
Dari penyebaran skala yang dilakukan secara online diperoleh data
yang berasal dari 175 subjek. Namun, satu subjek data harus digugurkan
karena subjek tidak mengisi dengan lengkap. Berdasarkan hal tersebut data
yang dapat diolah adalah sebanyak 174.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian sebanyak 174 merupakan mahasiswa yang masih
berkuliah di perguruan tinggi. Subjek merupakan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan berbagai macam media sosial dan pernah melakukan
slacktivism dengan memberikan dukungan token pada suatu konten yang
tersebar di internet. Ada pun deskripsi subjek penelitian adalah sebagai
berikut:
Subjek penelitian dibedakan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
Subjek merupakan mahasiswa yang berusia antara 17 – 23 tahun. Sebagian
besar subjek berusia 20 tahun yaitu sebanyak 46 subjek, sedangkan subjek
berusia 17 tahun berjumlah paling sedikit yaitu sebanyak 3 subjek.
Tabel 8. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
17 tahun 3
18 tahun 19
19 tahun 32
20 tahun 46
21 tahun 39
22 tahun 27
23 tahun 8
Total 174
Penelitian ini juga mengelompokkan subjek berdasarkan jenis
kelamin. Subjek berjenis kelamin perempuan terdapat 127 dan 47 subjek
berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 9. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 47
Perempuan 127
Total 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Subjek penelitian yang merupakan mahasiswa paling banyak berasal
dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebanyak 118 subjek.
Sedangkan, mahasiswa yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta
terdapat sebanyak 56 subjek.
Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Daerah Asal
Daerah Asal Jumlah
DIY 56
Luar DIY 118
Total 174
Subjek penelitian yang merupakan mahasiswa dilihat berdasarkan
asal universitas, jurusan yang diambil, dan angkatan masuk kuliah.
Berdasarkan universitas dari 174 subjek paling banyak berkuliah di
universitas swasta yaitu sebanyak 147 dan subjek yang berkuliah di
universitas negeri sebanyak 25 subjek. Namun, terdapat 2 subjek yang tidak
menyebutkan universitasnya.
Tabel 11. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Universitas
Universitas Jumlah
Negeri 25
Swasta 147
Tidak menyebutkan 2
Total 174
Berdasarkan angkatan masuk kuliah, subjek paling banyak
merupakan mahasiswa angkatan 2014 yaitu sejumlah 42 orang dan subjek
paling sedikit merupakan mahasiswa angkatan 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 12. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Angkatan
Kuliah
Angkatan Jumlah
2013 32
2014 42
2015 39
2016 35
2017 26
Total 174
Subjek penelitian dilihat dari aktivitasnya di internet. Subjek
penelitian dilihat berdasarkan media sosial yang digunakan dan bentuk
dukungan token yang pernah dilakukan. Dari data yang didapat, media
sosial yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp dengan 170
pengguna dari 174 subjek. Media sosial yang paling sering digunakan
berikutnya adalah Line (168 pengguna), Instagram (160 pengguna),
Facebook (91 pengguna), Twitter (69 pengguna), dan BBM (21 pengguna).
Tabel 13. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Media Sosial
yang Digunakan
Media Sosial Jumlah
WhatsApp 170
Line 168
Instagram 160
Facebook 91
Twitter 69
BBM 21
Lain-lain 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Subjek penelitian dilihat berdasarkan bentuk dukungan token yang
pernah dilakukan. Sebanyak 162 subjek melakukan dukungan token berupa
memberikan “like” secara online. Sebanyak 135 subjek pernah melakukan
dukungan token dengan membagikan konten tertentu secara online. Serta,
sebanyak 96 subjek pernah melakukan dukungan token token dengan
melakukan broadcast suatu pesan atau berita.
Tabel 14. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Bentuk
Dukungan Token yang Pernah Dilakukan
Bentuk Dukungan Jumlah
Menandatangani petisi online
ataupun offline
91
Memakai atribut tertentu
(misalnya gelang, pin, baju,
stiker, dll) sebagai bentuk
dukungan
65
Memberi “like” secara online 162
Tergabung pada laman online
tertentu
54
Memberikan komentar secara
online
74
Membagikan (share) konten
tertentu secara online
135
Repost konten tertentu secara
online
91
Melakukan broadcast sebuah
pesan atau berita
96
Subjek penelitian dilihat berdasarkan cara memberikan dukungan.
Subjek paling banyak memberikan dukungan secara online dan offline
yaitu sebanyak 155 subjek. Sedangkan, subjek paling sedikit memberikan
dukungan secara offline yaitu sebanyak 8 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 15. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Cara
Memberikan Dukungan
Cara Memberikan
Dukungan
Jumlah
Online 11
Offline 8
Keduanya 155
Total 174
C. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data yang
diperoleh memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Uji
normalitas dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov
melalui IBM SPSS 16. Data memiliki distribusi yang normal apabila
memenuhi nilai p > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal apabila
memiliki nilai p < 0,05 (Santoso, 2010).
Berikut data hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov pada Skala Perilaku Prososial.
Tabel 16. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Statistik Signifikansi Keterangan
Perilaku
prososial
0,102 0,000 Tidak normal
Altruistic 0,077 0,013 Tidak normal
Compliant 0,167 0,000 Tidak normal
Emotional 0,272 0,000 Tidak normal
Public 0,193 0,000 Tidak normal
Anonymous 0,214 0,000 Tidak normal
Dire 0,208 0,000 Tidak normal
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, semua dimensi
pada skala perilaku prososial memiliki distribusi yang tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hal tersebut diketahui dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05
(p<0,05). Dimensi altrusitic memiliki nilai signifikansi sebesar 0,013.
Sedangkan kelima dimensi lainnya yaitu compliant, emotional, public,
anonymous, dan dire memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000.
2. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan deskripsi data untuk mengetahui
gambaran subjek mengenai respon yang diberikan. Data
dideskripsikan dengan menghitung mean, median, skor minimal, skor
maksimal, dan juga standar deviasi yang diproses menggunakan
bantuan IBM SPSS 16. Hasil data yang diperoleh kemudian diolah
pula dengan menghitung mean empirik dan mean teoretis untuk
mengetahui kecenderung skor subjek dalam penelitian ini.
Kecenderungan skor subjek tersebut dapat diketahui dengan
membandingkan mean empirik dan mean teoretis yang dilakukan
dengan uji t. Apabila mean empirik memiliki nilai yang lebih tinggi
dari mean teoretis maka subjek cenderung memiliki perilaku prososial
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 17. Deskripsi Data Penelitian
Skor
Minimum
Skor
Maksimum
Mean
Empirik
Mean
Teoretis
Standar
Deviasi
Perilaku
Prososial
83 144 107,63 92 10,91
Altruistic 40 69 51,79 45 5,61
Compliant 14 23 17,97 15 1,99
Emotional 9 16 12,52 10 1,46
Public 2 8 4,68 5 1,37
Anonymous 3 12 9,02 7,5 1,35
Dire 6 16 11,63 10 1,56
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari 174 subjek,
deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa mean empirik tingkat
perilaku prososial mahasiwa yang melakukan slacktivism sebesar
107,63. Mean empirik tersebut lebih besar daripada mean teoretis
yaitu sebesar 92,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat perilaku
prososial mahasiswa yang melakukan slacktivism cenderung tinggi.
Tabel 18. Deskripsi Data Perilaku Prososial
Skor
Minimum
Skor
Maksimum
Mean
Empirik
Mean
Teoretis
Standar
Deviasi
Perilaku
Prososial
83 144 107,63 92,5 10,91
Dari hasil tersebut, perilaku prososial dibagi ke dalam tiga
tingkat kategori yaitu tingkat perilaku prososial rendah, tingkat
perilaku prososial sedang, dan tingkat perilaku prososial tinggi. Dari
174 subjek mahasiswa yang melakukan slacktivism diketahui bahwa
subjek yang memiliki tingkat perilaku prososial rendah sebanyak 20
subjek (11,5%), subjek yang memiliki tingkat perilaku prososial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sedang sebanyak 125 subjek (71,8%), dan subjek yang memiliki
tingkat perilaku prososial tinggi sebanyak 29 subjek (16,7%). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan slacktivism
cenderung memiliki perilaku prososial yang sedang atau cukup.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti mengkategorikan
hasil tersebut ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Kategori ini digunakan untuk melihat hasil yang diperoleh subjek dan
masuk dalam kategori yang mana tingkat perilaku prososial subjek.
Kategori ini didapatkan berdasarkan mean dan standar deviasi dari
data yang diperoleh. Ada pun penetapan rentang kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
Kategori rendah = mean – sd
Kategori sedang = batas atas kategori rendah sampai dengan
batas bawah kategori baik
Katergori tinggi = mean + sd
Tabel 19. Kategori Tingkat Perilaku Prososial
Perilaku Prososial Jumlah Persentase (%)
Rendah 20 11,5%
Sedang 125 71,8%
Tinggi 29 16,7%
Total 174 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kategori rendah = 107 – 10 = 97
Kategori sedang = antara 97 sampai dengan 117
Katergori tinggi = 107 + 10 = 117
Jika dilihat dari tiap-tiap dimensi perilaku prososial, dimensi
altrusitic, compliant, emotional, anonymous, dan dire memiliki mean
empirik yang lebih besar dari pada mean teoretisnya. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan slacktivism
memiliki tingkat perilaku prososial yang cenderung tinggi jika dilihat
dari dimensi-dimensi tersebut. Namun, pada dimensi public memiliki
mean empirik yang justru lebih kecil daripada mean teoretis. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang melakukan slacktivism
memiliki tingkat perilaku prososial yang cenderung rendah jika dilihat
dari dimensi tersebut.
Dimensi altruistic memiliki mean empirik sebesar 51,79 yang
lebih besar daripada mean teoretis yaitu sebesar 45. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat perilaku prososial cenderung tinggi bila
ditinjau dari dimensi altruistic. Hasil ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Liu, Huang, Du, dan Wu (2014)
bahwa perilaku altruistik yang dilakukan secara online cenderung
tinggi. Hal ini berkaitan dengan diri individu yang cenderung memiliki
diri sosial atau social self.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada dimensi compliant, mean empirik sebesar 17,97. Mean
empirik tersebut lebih besar daripada mean teoretis yaitu sebesar 15.
Jika ditinjau dari dimensi compliant, maka tingkat perilaku prososial
diketahui cenderung tinggi pula.
Dimensi emotional memiliki mean empirik sebesar 12,54 dan
mean teoretis sebesar 10. Tingkat perilaku prososial cenderung tinggi
bila ditinjau dari dimensi emotional. Hal tersebut dapat diketahui
karena mean empirik dimensi emotional lebih besar daripada mean
teoretis. Hasil ini didukung oleh penelitian Liu, Huang, Du, dan Wu
(2014) bahwa internet menjadi tempat yang penting di mana seseorang
mencari dukungan emosional dan mendapatkan bantuan. McGuire
(1994, dalam Dovidio, Piliavin, Schroeder, & Penner, 2006) juga
menjelaskan bahwa membantu secara emosional adalah dengan
memberikan dukugan emosional atau personal bagi orang lain.
Tingkat perilaku prososial cenderung rendah bila dilihat dari
dimensi public. Hal ini dapat diketahui dari mean empirik yang lebih
kecil daripada mean teoretis. Dimensi public memiliki mean empirik
sebesar 4,68 dan mean teoretis sebesar 5. Hasil ini bertolak belakang
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Connck-
Keefer, Hill, dan Hammond (2017) bahwa perilaku prososial publik
berhubungan dengan melakukan posting dan memberikan komentar
atau nasehat pada forum online yang mana ditujukan agar hal tersebut
dapat dilihat secara publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dimensi anonymous memiliki mean empirik sebesar 9,02
dan mean teoretis sebesar 7,5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
perilaku prososial cenderung tinggi bila dilihat dari dimensi
anonymous. Dimensi dire memiliki mean empirik sebesar 11,63 yang
lebih besar daripada mean teoretis yaitu sebesar 10. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat perilaku prososial cenderung tinggi bila
ditinjau dari dimensi dire. McGuire (1994, dalam Dovidio, Piliavin,
Schroeder, & Penner, 2006) menjelaskan bahwa situasi dalam
membantu dapat dilihat berdasarkan keterlibatan seseorang dalam
situasi tersebut.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa subjek yang
merupakan mahasiswa yang melakukan slacktivism memiliki tingkat
perilaku prososial yang cenderung cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat
dari nilai mean empirik yang lebih besar yaitu sebesar 107,63 daripada mean
teoretis yaitu sebesar 92,5. Menurut penelitian sebelumnya, mahasiswa
yang melakukan slacktivism justru tidak melakukan perilaku prososial
lanjutan setelah mereka melakukan tindakan slacktivism tersebut
(Kristofferson, White, & Peloza, 2014; Connick-Keefer, Hill, & Hammond,
2017). Hal ini dapat dikarenakan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian
ini lebih peka terhadap isu (Dewantara & Widhyharto, 2015) yang diangkat
dalam media prososial online. Sehingga, mahasiswa yang melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
slacktivism tetep melakukan perilaku prososial lanjutan dalam bentuk
tindakan nyata.
Jika dilihat dari dimensi-dimensinya, perilaku prososial yang
dimiliki mahasiswa juga cenderung cukup tinggi. Dimensi altruistic
memiliki mean empirik sebesar 51,79 yang lebih besar daripada mean
teoretis yaitu sebesar 45. Pada dimensi compliant, mean empirik sebesar
17,97 dan mean teoretis yaitu sebesar 15. Dimensi emotional memiliki mean
empirik sebesar 12,54 dan mean teoretis sebesar 10. Pada dimensi
anonymous memiliki mean empirik sebesar 9,02 dan mean teoretis sebesar
7,5. Selain itu, dimensi dire memiliki mean empirik sebesar 11,63 yang
lebih besar daripada mean teoretis yaitu sebesar 10. Menurut penelitian
sebelumnya, pada dimensi-dimensi tersebut mahasiswa juga cenderung
memiliki prososial yang tinggi (Carlo & Randall, 2002). Hal ini dikarenakan
mahasiswa memiliki tanggung jawab secara sosial dan terhadap diri mereka
sendiri. Sehingga, mahasiswa tetap melakukan perilaku prososial dalam
berbagai situasi termasuk situasi online dalam bentuk memberikan tindakan
bantuan nyata.
Namun, pada dimensi public memiliki mean empirik sebesar 4,68
dan mean teoretis sebesar 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa perilaku
prososial cenderung rendah jika ditinjau dari dimensi ini. Pada dimensi
public ini perilaku prososial dilakukan di depan orang lain atau khalayak.
Menurut penelitian sebelumnya, mahasiswa yang memiliki tingkat yang
tinggi pada dimensi ini cenderung melakukan perilaku prososial karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain dan menunjukkan dirinya
secara lebih positif kepada orang lain. Hal tersebut berbeda dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan peneliti karena mahasiswa merasa memiliki
tanggung jawab dan keinginan membantu yang bukan sekadar untuk
ditunjukkan kepada orang lain. Sehingga, mahasiswa yang memiliki tingkat
yang tinggi pada dimensi ini tetap melakukan perilaku prososial walaupun
tidak dilihat oleh orang lain.
Dari hasil analisis tersebut diketahui pula bahwa mahasiswa yang
melakukan slacktivism memiliki tingkat perilaku prososial yang cenderung
cukup. Berdasarkan hasil analisis data dan katerogi tingkat perilaku
prososial yang telah dibuat oleh peneliti, tingkat perilaku prososial dibagi
ke dalam tiga kategori yaitu tingkat perilaku prososial rendah (<97), tingkat
perilaku prososial sedang atau cukup (97-117), dan tingkat perilaku
prososial tinggi (>117). Sebanyak 20 subjek memiliki tingkat perilaku
prososial rendah (11,5%), 125 subjek memiliki tingkat perilaku prososial
sedang (71,8%), dan 29 subjek memiliki tingkat perilaku prososial tinggi
(16,7%).
Pada hasil penelitian ini, subjek yang melakukan slacktivism
memiliki tingkat perilaku prososial yang cenderung sedang. Hal tersebut
kurang sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai slacktivism dan
perilaku prososial yang dilakukan oleh Kristofferson, White, dan Peloza
(2014) yaitu bahwa orang yang melakukan slacktivism cenderung tidak
melakukan perilaku prososial dengan melakukan bantuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menindaklanjuti slacktivism atau pemberian dukungan token yang telah
dilakukan. Situasi yang terjadi di internet seperti kemudahan aksesnya
membuat orang-orang lebih sering membantu orang asing melalui internet
(Wallace, 1999). Namun, dalam penelitian ini mahasiswa menggunakan
internet untuk mendapatkan dan berbagi informasi mengenai isu yang
terjadi atau bantuan yang sedang dibutuhkan seseorang. Sehingga, dalam
penelitian ini subjek yang merupakan mahasiswa dapat melakukan tindakan
prososial lanjutan setelah melakukannya secara online melalui internet.
Hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh situasi yang terjadi. Individu
yang melakukan perilaku prososial yang termasuk di dalamnya yaitu
altruistik dipengaruhi oleh karakteristik dari situasi yang terjadi. Begitu pula
pada situasi yang terjadi di internet sehingga orang-orang lebih sering
membantu orang asing melalui internet (Wallace, 1999).
Selain itu, hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
subjek dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa
yang melakukan slacktivism. Bekkers dan de Graff (2005) menyatakan
bahwa orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung
lebih menunjukkan perilaku prososial daripada mereka yang memiliki
tingkat pendidikan lebih rendah. Penelitian Wilson dan Musick (1997) juga
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi
perilaku prososial dalam konteks informal.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat perilaku prososial pada
mahasiswa cenderung cukup walaupun subjek yang merupakan mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
melalukan slacktivism dengan memberikan dukungan token. Perilaku
prososial mahasiswa lebih dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku prososial pada
mahasiswa yang melakukan slacktivism cenderung masuk dalam kategori
sedang. Perilaku prososial dibagi ke dalam tiga tingkat kategori yaitu tingkat
perilaku prososial rendah (<97), sedang atau cukup (97-117), dan tinggi
(>117). Sebanyak 20 subjek memiliki tingkat perilaku prososial rendah
(11,5%), 125 subjek memiliki tingkat perilaku prososial sedang (71,8%),
dan 29 subjek memiliki tingkat perilaku prososial tinggi (16,7%). Mean
empirik perilaku prososial pada subjek yaitu sebesar 107,63 dan mean
teoretis sebesar 92,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki
perilaku prososial yang tinggi. Hasil pada dimensi-dimensi perilaku
prososial juga menunjukkan tingkat perilaku prososial yang tinggi yaitu
pada dimensi altruistic, compliant, emotional, anonymous, dan dire, tapi
tidak pada dimensi public karena memiliki mean empirik yang lebih kecil
dari mean teoretisnya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yaitu subjek memiliki tingkat perilaku
prososial yang cenderung cukup. Subjek yang merupakan mahasiswa yang
melakukan slacktivism diharapkan dapat meningkatkan perilaku prososial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
baik secara langsung atau lebih dapat memberikan bentuk dukungan nyata
dalam menindaklanjuti dukungan yang telah diberikan melalui media
internet. Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan internet dengan baik
dan dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana memperoleh
informasi dan penyebaran bantuan secara langsung dan nyata. Hal tersebut
tentunya harus diimbangi dengan tindakan lebih lanjut yaitu perilaku
prososial yang berkelanjutan bagi mereka yang meminta bantuan secara
online ataupun offline dan bagi masyarakat luas pula.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentunya memiliki kekurangan oleh karena itu saran
diberikan pula untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini dimensi
Publik bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya dan apa saja yang
sebenarnya menyebabkan seseorang melakukan slacktivism. Penyebab dari
hal tersebut belum dapat terjawab dalam penelitian ini sehingga penelitian
selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam mengenai perilaku
prososial beserta dimensi-dimensinya dan slacktivism serta motif-motif di
baliknya. Selain itu, metode yang digunakan dalam penelitian selanjutnya
dapat dilakukan dengan metode lain seperti eksperimen atau kualitatif
sehingga hasil yang didapat lebih spesifik, mendalam, dan lebih kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
APJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2016. Jakarta:
APJII.
Aronson, E., Wilson, T. D, & Akert, R. M. (2013). Social Psychology 8th ed. New
Jersey: Pearson.
Arnett, J. J.(2000). Emerging Adulthood A Theory of Development From the Late
Teens Through the Twenties. American Psychological Association, 55(5),
469-480.
Arnett, J. J.(2007). Emerging Adulthood: What Is It, and What Is It Good For?.
Journal Compilation, 1(2), 68-73.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R. A. & Branscombe, N. R. (2012). Social Psychology 13th ed. New Jersey:
Pearson.
Bar-Tal, D. & Raviv, A. (1982). A Cognitive-Learning Model of Helping Behavior
Development: Possibel Implications and Applications. In N. Eisenberg, The
Development of Prosocial Behavior (pp. 199-217). New York: Academic
Press.
Bekkers, R. & De Graff, N. D. (2005). Field of Education and Prosocial Behavior.
Marktdag Sociologie (pp. 1-23). Utrecht: Faculty of Social Sciences,
Utrecht University.
Bosancianu, C. M., Powell, S., & Bratovic, E. (2013). Social Capital and Pro-Sosial
Behavior Online and Offline. International Journal of Internet Science,
8(1), 49-68.
Carlo, G. & Randall, B. A. (2002). The Development of a Measure of Prosocial
Behaviors for Late Adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 31:1,
31-44.
Carlo, G., Knight, G.P., McGinley, M., Zamboanga, B.L., & Jarvis, L.H. (2010).
The Multidimensionality of Prosocial Behaviors and Evidence of
Measurement Equivalence in Mexican American and European American
Early Adolescents. Journal of Research on Adolescence, 20(2), 334-358.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Christensen, H. S. (2012). Simply Slacktivism? Internet Participation in Finland.
Journal of Democracy, 4(1), 1-23.
Cialdini, R. B., Kenrick, D. T., & Baumann, D. J. (1982). Effects of Mood on
Prosocial Behavior in Children and Adults. In N. Eisenberg, The
Development of Prosocial Behavior (pp. 339-359). New York: Academic
Press.
Connick-Keefer, S. J. A., Hill, R., Hammond, S.I.(2017). Emerging Adults &
Prosocial Behavior On- And Offline. University of Ottawa.
Creswell, J. W. (2014). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches 4th ed. California: Sage Publications.
Davis, J. (2011). Cause Marketing: Moving Beyond Corporate Slacktivism.
evidencebasedmarketing.com. Diakses pada 24 Maret 2018.
http://evidencebasedmarketing.net/cause-marketing-moving-beyond-
corporate-slacktivism
Dovidio, J. F., Piliaviin, J. A., Schroeder, D. A., & Penner, L. A. (2006). The Social
Psychology of Prosocial Behavior. Mahwah: Lawrence Erlbaum
Associates.
Dewantara, R. W. & Widhyharto, D. S.(2015). Aktivisme dan Kesukarelawanan
dalam Media Sosial Komunitas Kaum Muda Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 19(1), 40-52.
Durfeld, C., Martin, R., Washburn, A., & Wilson, A. (2016). An Analysis of
Prosocial Behavior in College Students. University of Montevallo.
Eisenberg, N. & Miller, P. A. (1987). The Relation of Empathy to Prosocial and
Related Behaviors. Psychological Bulletin, 101(1), 91-119.
Eisenberg, N. (1982). The Development of Prosocial Behavior. New York:
Academic Press.
Hirsch, P. B. (2014). Clicks or Commitment: Activism in the Age of Social Media.
Journal of Business Strategy, 35(5), 55-58.
Hoffman, M. L. (1982). Development of Prosocial Motivation: Empathy and Guilt.
In N. Eisenberg, The Development of Prosocial Behavior (pp. 281-313).
New York: Academic Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Jamaludin. (2016). Pengguna Internet Indonesia 2016 Mencapai 132,7 Juta.
Merdeka.com.. Diakses pada 19 Januari 2018.
https://www.merdeka.com/teknologi/pengguna-internet-indonesia -2016-
mencapai-1327-juta.html
KBBI.(2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring.
kbbi.kemedikbud.go.id. Diakses pada 29 April 2018.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Krebs, D. (1982). Altruism- A Rational Approach. In N. Eisenberg, The
Development of Prosocial Behavior (pp. 53-76). New York: Academic
Press.
Kristofferson, K., White, K., & Peloza, J. (2014). The Nature of Slacktivism: How
the Social Observability of an Initial Act of Token Support Affects
Subsequent Prosocial Action. Journal of Consumer Research , 40(6), 1149-
1166.
Lane, D. S. & Cin, S. D. (2017). Sharing Beyond Slacktivism: The Effect of
Socially Observable Prosocial Media Sharing on Subsequent Offline
Helping Behavior. Information, Communication, & Society, 1-18.
Leary, M. & Kowalski, R. (1990). Impression Management: A Literature Review
and Two-Component Model. Psychological Bulletin, 107(1), 34-47.
Lim, M. (2013). Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia.
Journal of Contemporary Asia, 1-22.
Liu, H., Huang, X., Du, B., & Wu, P. (2014). Correlation Study on Undergraduates'
Internet Altrusitic Behavior, Self-Concept and Inter-Personal Relation.
Advances in Applied Sociology, 4, 128-133.
Ma, H. K., Li, S. C., & Pow, J. W. C. (2011). The Relation of Internet Use to
Prosocial and Antisocial Behavior in Chinese Adolescents.
Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 14(3), 123-130.
Martono, N. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
O’Mahony, J.(2013). Likes don’t save lives: charity hits out at Facebook
‘slacktivists’. The Telegraph. Diakses pada 19 Januari 2018.
http://www.telegraph.co.uk/technology/facebook/10041713/Likes -dont-
save-lives-charity-hits-out-at-Facebook-slacktivists.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Oliver, P. (1984). "If You Don't Do It, Nobody Else Will": Active and Token
Contributors to Local Collective Action. American Sociological Review,
49(5), 601-610.
Paliszkiewicz, J. & Madra-Sawicka, M. (2016). Impression Management in Social
Media: The Example of LinkedIn. Management, 11(3), 203-2012.
Paltoglou, G. (2014). Sentiment Analysis in Social Media. In N. Agarwal, Online
Collective Action: Dynamics of the Crowd in Social Media (pp. 3-17).
Verlag Wien: Springer.
Penner, L. A., Dovidio, J. F., Piliavin, J. A., & Schroeder, D. A. (2005). Prosocial
Behavior: Multilevel Perspectives. Annual Review Psychology, 56:14, 1-28.
Sachdeva, S., Iliev, R., & Medin, D. L. (2009). Sinning Saints and Saintly Sinners
The paradox of Moral Self-Regulation. Psychological Science, 20(4), 523-
528.
Salleh, N. A. B., Mustaffa, C. S. B., & Ariffin, M. T. (2013). Proposing Instrument
to Measure Impression Management among Flood Victims. International
Journal of Social Science and Humanity, 3(6), 538-542.
Santoso, A. (2010). Statistika untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Sarwono, J. (2013). Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Schau, H. J. & Gilly, M. C. (2003). We Are What We Post? Self-Presentation in
Personal Web Space. Journal of Consumer Research, 30(3), 385-404.
Schroeder, R., Everton, S. F., & Sheperd, R. (2014). The Strength of Tweet Ties.
In N. Agarwal, Online Collective Action: Dynamics of The Crowd in Social
Media (pp. 179-195). Verlag Wien: Springer.
Siregar, S. (2010). Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Smith, S. W., Lapinski, M. K., Bresnahan, M. J., & Smith, S.L. (2013). Altruism in
Cross-Cultural Perspective. New York: Springer Science+Bussiness
Media.
Sproull, L. (2011). Prosocial Behavior on the Net. American Academy of Arts &
Sciences, 140-153.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Underwood, B. & Moore, B. S. (1982). The Generality of Altruism in Children. In
N. Eisenberg, The Development of Prosocial Behavior (pp. 25-52). New
York: Academic Press.
Wallace, P. M. (1999). The Psychology of the Internet. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wasko, M. M. & Faraj, S. (2005). Why Should I Share? Examining Social Capital
and Knowledge Contribution in Electronic Networks of Practice. MIS
Quarterly, 29(1), 35-57.
Wilson, J. & Musick, M. (1997). Who Cares? Toward An Integrated Theory of
Volunteer Work. American Sociological Review, 62, 694-713.
Wong, W. K. (2012). Faces on Facebook: A Study of Self-presentation and Social
Support on Facebook. SS Student E-Journal, 1, 184-214.
Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitaif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
Zahn-Waxler, C. & Radke-Yarrow, M. (1982). The Development of Altruism:
Alternative Research Strategies. In N. Eisenberg, The Development of
Prosocial Behavior (pp. 109-137). New York: Academic Press.
Zarghooni, S. (2007). A Study of Self-Presentation in Light of Facebook. University
of Oslo, 1-24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN 1:
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Disusun oleh:
Febiola Yulientin Rafles
139114116
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dengan hormat,
Saya, Febiola Yulientin Rafles mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa.
Dengan ini saya memohon bantuan dan kesediaan Anda untuk meluangkan waktu
dalam rangka mengisi skala penelitian yang telah saya buat. Skala penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran diri Anda mengenai kejadian di kehidupan
sehari-hari.
Skala ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah kuesioner singkat
mengenai diri Anda. Pada bagian kedua adalah skala pengukuran psikologis yang
berisi sejumlah pernyataan dan beberapa respon yang harus dipilih. Anda
diharapkan memilih salah satu respon dari setiap pernyataan yang disediakan. Anda
juga diharapkan untuk mengisi setiap pernyataan dengan respon yang paling sesuai
dengan diri Anda dan sejujur-jujurnya. Tidak ada respon jawaban benar atau salah
dalam pernyataan ini.
Saya menjamin kerahasiaan identitas dan respon yang Anda berikan dalam
skala penelitian ini. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bantuan dan kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Yogyakarta,
Febiola Yulientin Rafles
139114116/F. Psikologi
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya secara
sukarela untuk mengisi skala penelitian ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun
untuk membantu terlaksananya penelitian ini. Semua respon yang saya berikan
dalam setiap pernyataan adalah yang sejujur-jujurnya dan paling sesuai dengan diri
saya berkaitan dengan apa yang saya alami di kehidupan sehari-hari. Saya
mengijinkan peneliti untuk menggunakan semua respon yang saya berikan sebagai
data dalam penelitian ini.
Nama/ inisial :
Usia :
Asal daerah :
Suku bangsa :
Jurusan dan Universitas :
Angkatan :
Yogyakarta,………………………..2017
Menyetujui,
(………………………...)
Tanda tangan dan nama terang/inisial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan diri
Anda. Anda diharapkan untuk mengisi setiap pertanyaan dengan jawaban yang
sejujur-jujurnya dan paling sesuai dengan diri Anda.
Anda diharapkan untuk menjawab setiap pertanyaan dengan memberikan
“tanda silang” ( X ) pada pilihan jawaban yang telah disediakan.
1. Media sosial yang saya gunakan (boleh lebih dari satu):
a. Facebook
b. Instagram
c. Twitter
d. Line
e. WhatsApp
f. BBM
g. ………………… (boleh disebutkan jika ada yang lain)
2. Saya pernah memberikan dukungan dan/atau bantuan secara:
a. Online
b. Offline (tidak melalui internet)
c. Keduanya
3. Saya pernah memberikan dukungan dan/atau bantuan dalam bentuk:
a. Menandatangani petisi online ataupun offline,
b. Memakai atribut tertentu (misalnya gelang, pin, baju, stiker, dll) sebagai
bentuk dukungan,
c. Memberi “like” secara online
d. Tergabung pada laman online tertentu
e. Memberikan komentar secara online
f. Membagikan (share) konten tertentu secara online
g. Repost konten tertentu secara online
h. Melakukan broadcast sebuah pesan atau berita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan dengan empat pilihan
respon. Anda diharapkan untuk memberikan satu respon pada setiap
pernyataan yang ada dengan memberikan “tanda silang” ( X ) pada kolom
yang telah disediakan. Pilihlah respon yang paling sesuai dan paling
mewakili diri Anda berkaitan dengan DUKUNGAN DAN/ATAU
BANTUAN yang pernah Anda berikan berdasarkan jawaban Anda
pada kuesioner sebelumnya. Tidak ada respon jawaban benar atau
salah dalam skala ini. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan
respon yang disediakan antara lain:
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
Contoh pengisian respon :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya bermain setiap hari X
Jika Anda ingin mengganti respon, Anda dapat memberikan tanda
“sama dengan” ( = ) pada respon yang ingin Anda ganti, lalu berikanlah
tanda “silang” ( X ) pada respon yang sesuai dengan diri Anda.
Contoh mengganti respon :
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya bermain setiap hari X X
+SELAMAT MENGERJAKAN+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Saya lebih memilih menggunakan uang saya
untuk keperluan saya sendiri daripada untuk
membantu orang lain yang membutuhkan
2. Saya memberikan semangat dan dukungan
secara langsung kepada orang yang sedang
dalam kesulitan
3. Saya merasa nyaman membantu orang-orang
yang tidak saya kenal
4. Saya membantu orang-orang yang saya kenal
saja
5. Saya sungkan memberikan semangat dan
dukungan secara langsung kepada orang
yang sedang dalam kesulitan
6. Saya mengabaikan orang lain ketika diminta
pertolongan
7. Saya merasa biasa saja saat mengetahui
seseorang membutuhkan bantuan
8. Saya merasa iba jika mengetahui seseorang
membutuhkan bantuan
9. Saya lebih memperhatikan kebutuhan saya
sendiri daripada orang lain yang sedang
dalam kesulitan
10. Saya memberikan perhatian saya kepada
orang lain yang sedang mengalami kesulitan
11. Saya mengesampingkan kegiatan rutin saya
untuk membantu orang lain
12. Saya merasakan kesedihan orang lain yang
mengalami musibah
13. Saat mengetahui seseorang sedang dalam
keadaan terpuruk, saya merasa harus
memberikan bantuan kepadanya
14. Saya mendonasikan uang atau barang tanpa
memberikan identitas saya
15. Saya segera mencari bantuan setelah
mengetahui seseorang dalam keadaan darurat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. Pernyataan STS TS S SS
16. Saya pasif untuk mencari bantuan setelah
mengetahui seseorang dalam keadaan darurat
17. Saya mengabaikan keadaan seseorang
walaupun orang tersebut sedang dalam
keadaan terpuruk
18. Saya mengabaikan ajakan teman saya untuk
memberikan bantuan kepada orang yang
membutuhkan
19. Saya sulit merasakan kesedihan orang lain
yang mengalami musibah
20. Saya mementingkan kegiatan rutin saya
daripada membantu orang lain
21. Saya mengabaikan kesulitan yang sedang
dialami orang lain
22. Saya mengerahkan tenaga saya untuk
membantu orang lain walaupun saya lelah
23. Ketika seseorang mengalami musibah, saya
merasakan bagaimana keadaan di posisi
tersebut
24. Saya menjadi sukarelawan jika diminta untuk
bergabung
25. Saya menunjukkan bentuk dukungan saya
dengan menggunakan berbagai atribut
dukungan seperti gelang, pin, atau baju
26. Saya menyumbangkan uang saya melalui
kotak amal
27. Saya mengerahkan tenaga saya untuk
memberi bantuan dalam keadaan mendesak
28. Saya memilih beristirahat saat saya lelah
daripada membantu orang lain
29. Ketika seseorang mengalami musibah, saya
sulit merasakan bagaimana keadaan di posisi
tersebut
30. Saya ragu untuk menjadi sukarelawan
walaupun ketika diminta untuk bergabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan STS TS S SS
31. Saya rasa saya tidak perlu menggunakan
berbagai atribut untuk menunjukkan
dukungan saya
32. Saya kurang mengerahkan tenaga saya untuk
memberikan bantuan dalam keadaan
mendesak
33. Saya yakin kesejahteraan orang lain jauh
lebih penting daripada kesejahteraan saya
34. Saya rasa kesulitan yang dialami orang lain
adalah kesulitan saya juga
35. Saya memberikan bantuan setelah mendapat
ajakan melalui sebuah pesan (chat, broadcast,
post di internet, surel, surat, atau poster)
36. Saya yakin kesejahteraan saya jauh lebih
penting daripada kesejahteraan orang lain
37. Saya rasa kesulitan yang dialami orang lain
adalah kesulitan mereka sendiri
38.
Saya mengabaikan ajakan untuk memberikan
bantuan melalui sebuah pesan (chat,
broadcast, post di internet, surel, surat, atau
poster)
+TERIMA KASIH+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 2: Reliabilitas Item Skala Perilaku Prososial
Sebelum dan Sesudah Uji Coba
A. Reliabilitas sebelum seleksi item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.867 .880 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
item1 160.9219 106.613 .236 . .866
item2 160.7344 107.944 .152 . .867
item3 161.0156 104.587 .408 . .864
item4 161.2031 109.879 -.090 . .872
item5 160.6875 105.234 .362 . .864
item6 161.6875 109.933 -.092 . .872
item7 161.0312 104.824 .333 . .865
item8 161.0156 108.809 -.007 . .871
item9 160.8906 110.385 -.152 . .871
item10 160.8281 105.224 .352 . .864
item11 160.8125 107.171 .231 . .866
item12 160.9531 105.569 .302 . .865
item13 160.6562 103.499 .554 . .862
item14 160.8281 102.272 .607 . .860
item15 160.7812 105.285 .338 . .865
item16 160.9531 104.649 .449 . .863
item17 160.7344 105.151 .492 . .863
item18 161.1875 103.012 .534 . .861
item19 160.7188 105.189 .421 . .864
item20 161.2500 109.492 -.060 . .871
item21 160.7344 104.357 .536 . .862
item22 161.7656 109.389 -.051 . .871
item23 160.7656 106.531 .304 . .865
item24 160.8906 104.321 .413 . .863
item25 160.9844 102.555 .532 . .861
item26 160.7656 106.817 .239 . .866
item27 161.4844 108.889 -.007 . .870
item28 160.7031 102.942 .726 . .860
item29 160.7031 103.133 .640 . .861
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
item30 160.7031 102.498 .545 . .861
item31 160.9531 102.172 .532 . .861
item32 160.7031 102.625 .766 . .860
item33 160.8594 107.170 .122 . .868
item34 160.9375 105.425 .417 . .864
item35 160.8438 104.356 .536 . .862
item36 160.9375 103.202 .480 . .862
item37 161.4375 102.028 .497 . .861
item38 161.1875 105.456 .287 . .865
item39 160.8906 105.369 .439 . .864
item40 161.5156 107.238 .141 . .868
item41 160.9688 104.380 .503 . .863
item42 160.8594 105.329 .443 . .864
item43 160.9219 102.772 .503 . .862
item44 161.5625 100.631 .456 . .862
item45 161.7188 108.110 .065 . .869
item46 161.0469 103.601 .483 . .862
item47 161.2969 104.974 .315 . .865
item48 161.1250 104.968 .346 . .864
item49 161.2344 103.420 .433 . .863
item50 161.5000 109.492 -.060 . .872
item51 161.0781 103.565 .470 . .862
item52 160.8906 105.305 .371 . .864
item53 161.6406 110.329 -.125 . .873
item54 160.8125 106.218 .356 . .865
item55 162.0000 109.524 -.064 . .870
item56 161.9375 110.631 -.166 . .872
item57 161.9062 108.499 .037 . .869
item58 161.8438 109.309 -.044 . .871
item59 160.8438 102.928 .561 . .861
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Reliabilitas Sesudah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.922 .927 37
LAMPIRAN 3: Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
totalitem .102 174 .000 .980 174 .012
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
total_altruistik .077 174 .013 .980 174 .014
total_compliant .167 174 .000 .959 174 .000
total_emotional .272 174 .000 .892 174 .000
total_public .193 174 .000 .911 174 .000
total_anonymou
s .214 174 .000 .931 174 .000
total_dire .208 174 .000 .921 174 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN 4: Deskripsi Data Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Totalitem 174 83 144 107.63 10.191
Valid N
(listwise) 174
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17 3 1.7 1.7 1.7
18 19 10.9 10.9 12.6
19 32 18.4 18.4 31.0
20 46 26.4 26.4 57.5
21 39 22.4 22.4 79.9
22 27 15.5 15.5 95.4
23 8 4.6 4.6 100.0
Total 174 100.0 100.0
jenis_kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 47 27.0 27.0 27.0
Perempuan 127 73.0 73.0 100.0
Total 174 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
daerah_asal
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid DIY 56 32.2 32.2 32.2
luar DIY 118 67.8 67.8 100.0
Total 174 100.0 100.0
Universitas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid negeri 25 14.4 14.4 14.4
swasta 147 84.5 84.5 98.9
tidak
menyebutkan 2 1.1 1.1 100.0
Total 174 100.0 100.0
Angkatan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 2013 32 18.4 18.4 18.4
2014 42 24.1 24.1 42.5
2015 39 22.4 22.4 64.9
2016 35 20.1 20.1 85.1
2017 26 14.9 14.9 100.0
Total 174 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Bentuk Dukungan Token yang Pernah Dilakukan
Bentuk Dukungan Jumlah
Menandatangani petisi online
ataupun offline
91
Memakai atribut tertentu
(misalnya gelang, pin, baju,
stiker, dll) sebagai bentuk
dukungan
65
Memberi “like” secara online 162
Tergabung pada laman online
tertentu
54
Memberikan komentar secara
online
74
Membagikan (share) konten
tertentu secara online
135
Repost konten tertentu secara
online
91
Melakukan broadcast sebuah
pesan atau berita
96
Cara Memberikan Dukungan
Cara Memberikan
Dukungan
Jumlah
Online 11
Offline 8
Keduanya 155
Total 174
Media Sosial yang Digunakan
Media Sosial Jumlah
WhatsApp 170
Line 168
Instagram 160
Facebook 91
Twitter 69
BBM 21
Lain-lain 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN 5: Hasil Uji One-Sample T-Test
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
totalitem 174 107.63 10.191 .773
One-Sample Test
Test Value = 92
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
totalitem 20.233 173 .000 15.632 14.11 17.16
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_altruisti
k 174 51.7931 5.61612 .42576
One-Sample Test
Test Value = 45
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_altruisti
k 15.955 173 .000 6.79310 5.9528 7.6334
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_complian
t 174 17.9713 1.99545 .15127
One-Sample Test
Test Value = 15
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_complian
t 19.641 173 .000 2.97126 2.6727 3.2698
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_emotiona
l 174 12.5230 1.46522 .11108
One-Sample Test
Test Value = 10
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_emotiona
l 22.714 173 .000 2.52299 2.3037 2.7422
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_public 174 4.6839 1.37613 .10432
One-Sample Test
Test Value = 5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_public -3.030 173 .003 -.31609 -.5220 -.1102
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_anonymou
s 174 9.0230 1.35985 .10309
One-Sample Test
Test Value = 7
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_anonymous 19.624 173 .000 2.02299 1.8195 2.2265
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
total_dire 174 11.6322 1.56637 .11875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
One-Sample Test
Test Value = 10
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
total_dire 13.745 173 .000 1.63218 1.3978 1.8666
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 6: Validitas Isi
Skala Perilaku Prososial
ITEM-
ITEM
ra
te
r
1
ra
te
r
2
ra
te
r
3
ra
te
r
4
ra
te
r
5
ra
te
r
6
ra
te
r
7
ra
te
r
8
ra
te
r
9
ra
te
r
1
0
ra
te
r
1
1
s
k
o
r
to
ta
l
IVI
-I
IVI
-S
FAVORABL
E ITEM
1. Saya
memperhatik
an
kebutuhan
orang lain
lebih dari
kebutuhan
saya sendiri
4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
5
1 0.9
26
04
2. Saya
memberikan
perhatian
saya kepada
orang lain
yang sedang
mengalami
kesulitan
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3
7
1
3. Penting
bagi saya
untuk
membantu
orang lain
walaupun
saya sedang
dalam
kesulitan
4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
9
1
4. Saya
yakin
kesejahteraa
4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3
3
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
n orang lain
jauh lebih
penting
daripada
kesejahteraa
n saya
UNFAVORA
BLE ITEM
3 0.0
90
91
5. Saya
memperhatik
an
kebutuhan
saya sendiri
lebih dari
orang lain
4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3
1
0.9
09
09
6. Saya
merasa masa
bodoh
dengan
kesulitan
yang sedang
dialami
orang lain
2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3
0
0.8
18
18
7. Penting
bagi saya
untuk
mengatasi
kesulitan
saya sendiri
walaupun
orang lain
sedang
dalam
kesulitan
4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
5
1
8. Saya
yakin
kesejahteraa
n saya jauh
lebih penting
4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3
6
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
daripada
kesejahteraa
n orang lain
FAVORABL
E ITEM
9. Saya
bersedia
menyisihkan
uang saya
untuk
membantu
orang lain
4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
7
1
10. Saya
mengesampi
ngkan
kegiatan
rutin saya
untuk
membantu
orang lain
4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3
2
0.8
18
18
11. Saya
mengerahka
n tenaga
saya untuk
membantu
orang lain
walaupun
saya lelah
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
8
1
UNFAVORA
BLE ITEM
12. Saya
menggunaka
n uang saya
untuk
keperluan
saya sendiri
daripada
untuk
membantu
orang lain
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
8
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
13. Saya
mementingk
an kegiatan
rutin saya
daripada
membantu
orang lain
4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3
2
0.8
18
18
14. Saya
memilih
beristirahat
saat saya
lelah
daripada
untuk
membantu
orang lain
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
6
1
FAVORABL
E ITEM
15. Saya
merasa iba
jika
mengetahui
seseorang
membutuhka
n bantuan
2 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3
4
0.8
18
18
16. Saya
merasakan
kesedihan
orang lain
yang
mengalami
musibah
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
9
1
17. Ketika
seseorang
mengalami
musibah,
saya
merasakan
bagaimana
keadaan di
4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3
5
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
posisi
tersebut
18. Saya rasa
kesulitan
yang dialami
orang lain
adalah
kesulitan
saya juga
4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3
9
1
19. Saya
merasa
khawatir
ketika orang
lain sedang
dalam
kesulitan
3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3
2
0.9
09
09
UNFAVORA
BLE ITEM
20. Saya
merasa biasa
saja saat
mengetahui
seseorang
membutuhka
n bantuan
4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3
6
1
21. Saya
sulit
merasakan
kesedihan
orang lain
yang
mengalami
musibah
4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3
5
1
22. Ketika
seseorang
mengalami
musibah,
saya sulit
merasakan
bagaimana
4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3
5
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
keadaan di
posisi
tersebut
23. Saya rasa
kesulitan
yang dialami
orang lain
adalah
kesulitan
mereka
sendiri
4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
7
1
FAVORABL
E ITEM
24. Saya
membantu
segera
setelah
diminta
3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3
4
1
25. Saya
memberikan
bantuan
ketika diajak
oleh teman
saya
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3
6
1
26. Saya
menjadi
sukarelawan
ketika
diminta
untuk
bergabung
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
8
1
27. Saya
memberikan
bantuan
setelah
mendapat
ajakan
melalui
sebuah pesan
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
8
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
UNFAVORA
BLE ITEM
28. Saya
menunda
untuk
membantu
setelah
diminta
3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3
2
0.8
18
18
29. Saya
kurang
berminat
memberikan
bantuan
walaupun
diajak oleh
teman saya
4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 2 3
5
0.8
18
18
30. Saya
ragu untuk
menjadi
sukarelawan
walaupun
ketika
diminta
untuk
bergabung
3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 1 3
4
0.8
18
18
31. Saya
ragu
memberikan
bantuan
setelah
mendapat
ajakan
melalui
sebuah pesan
3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 1 3
5
0.8
18
18
FAVORABL
E ITEM
32. Saya
memberikan
semangat
dan
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3
9
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dukungan
secara
langsung
kepada
orang yang
sedang
dalam
kesulitan
33. Saat
mengetahui
seseorang
sedang
dalam
keadaan
terpuruk,
saya merasa
harus
memberikan
bantuan
kepadanya
3 3 1 4 4 4 4 3 3 4 4 3
3
0.9
09
09
UNFAVORA
BLE ITEM
34. Saya
sungkan
memberikan
semangat
dan
dukungan
secara
langsung
kepada
orang yang
sedang
dalam
kesulitan
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4
0.9
09
09
35. Bukan
suatu
keharusan
bagi saya
untuk
2 3 1 4 4 4 3 3 4 3 3 3
4
0.8
18
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
memberikan
bantuan
kepada
seseorang
yang sedang
dalam
keadaan
terpuruk
FAVORABL
E ITEM
36. Saya
dapat
membantu
dengan
maksimal
ketika
melakukann
ya bersama
orang-orang
3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 2
9
0.8
18
18
37. Saya
bergabung
dengan
lembaga/ko
munitas/kelo
mpok untuk
memberikan
bantuan
3 4 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3
2
0.8
18
18
38. Saya
menunjukka
n bentuk
dukungan
saya dengan
menggunaka
n berbagai
atribut
dukungan
seperti
gelang atau
pin
3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3
3
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
39. Saya
menunjukka
n dukungan
saya dengan
menyebarka
nnya melalui
berbagai
media
4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3
6
0.9
09
09
40. Saya
memberitahu
teman-teman
saya
mengenai
bantuan
yang saya
berikan
kepada
orang lain
4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3
6
0.9
09
09
41. Saya
memberikan
bantuan
secara
terang-
terangan
agar orang
lain dapat
mengetahuin
ya
4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3
5
0.9
09
09
UNFAVORA
BLE ITEM
42. Saya
kurang dapat
membantu
secara
maksimal
saat
melakukann
ya sendirian
4 4 1 2 3 3 3 3 3 3 4 2
9
0.8
18
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
43. Saya
memberikan
bantuan
secara
mandiri
daripada
bergabung
dengan
lembaga/ko
munitas/kelo
mpok
4 3 1 4 3 2 4 3 4 3 4 3
1
0.8
18
18
44. Saya rasa
saya tidak
perlu
menggunaka
n berbagai
atribut untuk
menunjukka
n dukungan
saya
3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3
4
0.9
09
09
45. Saya
memberikan
dukungan
saya tanpa
perlu
menyebarka
nnya melalui
berbagai
media
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
8
1
46. Saya
diam saja
mengenai
bantuan
yang saya
berikan
kepada
orang lain
4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3
6
0.9
09
09
47. Saya
memberikan
bantuan
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3
7
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
secara
tertutup
FAVORABL
E ITEM
48. Saya
nyaman
membantu
orang-orang
yang tidak
saya kenal
2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3
4
0.9
09
09
49. Saya
mendonasika
n uang atau
barang tanpa
memberikan
identitas
saya
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3
8
1
50. Saya
menyumban
gkan uang
saya melalui
kotak amal
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3
8
1
UNFAVORA
BLE ITEM
51. Saya
membantu
orang-orang
yang saya
kenal saja
2 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 3
2
0.8
18
18
52. Saya
mendonasika
n uang atau
barang
dengan
mencantumk
an identitas
saya
4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3
7
0.9
09
09
53. Saya
lebih
memilih
3 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 3
4
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menyumban
gkan uang
saya secara
langsung
FAVORABL
E ITEM
54. Saya
segera
memberikan
bantuan
dalam
keadaan
mendesak
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3
8
0.9
09
09
55. Saya
segera
mencari
bantuan
setelah
mengetahui
seseorang
dalam
keadaan
darurat
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
9
1
56. Saya
mengerahka
n tenaga
saya untuk
bantuan
dalam
keadaan
mendesak
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3
8
1
UNFAVORA
BLE ITEM
0
57. Saya
santai saat
mengetahui
seseorang
sedang
dalam
keadaan
4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 3 3
4
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mendesak
dan
membutuhka
n bantuan
58. Saya
menunda
mencari
bantuan
setelah
mengetahui
seseorang
dalam
keadaan
darurat
3 4 4 4 4 3 4 2 4 1 4 3
3
0.8
18
18
59. Saya
mengerahka
n sedikit
tenaga saya
untuk
memberikan
bantuan
dalam
keadaan
mendesak
4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3
5
0.9
09
09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI