TINJAUAN PUSTAKA NEPHRO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Npehrolithiasis

Citation preview

BAB III TINJAUAN PUSTAKAI. ANATOMI

GinjalGinjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur struktur pembuluh darah, system limfatik, system saraf, dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsy klinis didapatkan bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11,5 cm (panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal). Beratnya bervariasi antara 120-170 gram, atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.Struktur disekitar ginjalGinjal dibungkus oleh jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah cranial ginjal terdapat glandula adrenal / suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah ekstravasasi urin pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia gerota dapat pula berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ disekitarnya. Diluar fasia gerota terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak pararenal.Di sebelah posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI dan XII sedangkan di sebelah anterior di lindungi oleh organ-organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon dan duodenum sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pancreas, jejunum, dan kolon. Jika ginjal di bagi dua dari atas kebawah, dua daerah utama yang dapat digambarkan yaitu korteks dibagian luar dan medula dibagian dalam. Medula ginjal terbagi menjadi beberapa masa jaringan berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal. Dasar dari setiap piramida dimulai pada perbatasan antara korteks dan medula serta di akhiri pada papila, yang menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal yaitu sambungan berbentuk cerobong dari ujung akhir ureter. Perbatasan pelvis sebelah luar terbagi menjadi kantong dengan ujung terbuka yang disebut kalises mayor, yang meluas kebawah dan terbagi menjadi kalix minor, yang mengumpulkan urin dari tubulus setiap papila. Dinding kalises, pelvis, dan ureter terdiri dari elemen elemen kontraktil yang mendorong urin menuju kandung kemih, dimana urin disimpan sampai dikeluarkan melalui mikturitis. Dalam setiap pyramid ginjal terdapat berjuta- juta nefron.

Struktur ginjalSecara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis, dan duktus koligentes.Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolism tubuh difiltrasi di dalam glomeruli kemudian di dalam tubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolism mengalami sekresi bersama air membentuk urin. Setiap hari tidak kurang dari 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan 1-2 liter. Urin yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke system pelvikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.System pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan pielum/pelvis renalis. Mukosa system pelvikalises terdirri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.Vaskularisasi ginjalGinjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena di alirkan melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. System arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini akan berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.UreterUreter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang lebih 20cm. dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltic (berkontraksi) guna mengeluarkan urin ke buli-buli.Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urin, terjadi kontraksi otot polos yang berlebihan yang bertujuan untuk mendorong/mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang dating secara berkala, sesuai dengan irama peristaltic ureter.Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relative lebih sempit daripada di tempat lain sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat itu. Tempat-tempat penyempitan itu antara lain :1. Pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction.2. Tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis.3. Pada saat ureter masuk ke buli-buli.Ureter masuk ke buli-buli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli (intramural); keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluks vesiko-ureter pada saat buli-buli berkontraksi.Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi menjadi dua bagian yaitu; ureter pars abdominalis, yaitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka, dan ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli.

Vesica UrinariaVesica Urinaria adalah rongga, organ berotot yang beradabtasi untuk menyimpan dan mengeluarkan urin. Ketika kosong, kandung kemih terletak di posterior simfisis pubis dalam pelvis dan ekstraperitoneal. Kubah kandung kemih ditutupi oleh peritoneum, dan ketika kandung kemih terisi penuh ia dapat naik ke abdomen dan dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Kandung kemih normal dapat menyimpan sekitar 350-450 mL. Suplai darah arteri untuk kandung kemih berasal dari arteri vesicalis superior, medialis, dan inferior , yang semuanya merupakan cabang dari arteri iliaca interna. Vena kembali dari saluran kandung kemih ke vena iliaka interna. Vesica urinaria adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman. Disebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah merupakan otot sirkuler, dan yang paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa vesica urinaria terdiri atas sel-sel transitional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar vesica urinaria kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum vesica urinaria.Secara anatomi bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1) permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, (2) dua permukaan inferiolateral, dan (3) permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi. Dalam menampung urin, buli-buli mempunyai batas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300-450 ml.Pada saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat di palpasi dan di perkusi. Buli-buli yang terisis penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan relaksasi sfringter uretra sehingga terjadi proses miksi.

UretraUretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra diperlengkapi dengan sfringter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfringter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfringter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh system simpatik sehingga pada saat buli-buli penuh, sfringter ini terbuka. Sfringter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris di persarafi oleh system somatic yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada saat kencing sfringter ini akan terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing.Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 23-25 cm. perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urin lebih sering terjadi pada pria.Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan uretra pars membranasea. Di bagian posterior lumen uretra pars prostatika, terdapat suatu tonjolan verumontanum, sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktus prostatikus yang tersebar di uretra prostatika.Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses reproduksi, yaitu kelenjar cowperi berada did lam diafragma urogenitalis dan bermuara di uretra pars bulbosa, serta kelenjar Littra yaitu kelenjar parauretrralis yang bermuara di uretra pars pendularis.Panjang uretra wanita kurang lebih 4 cm dengan diameter 8 mm. berasa dibawah simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra, di antaranya adalah kelenjar skene. Kurang lebih sepertiga medial uretra, terdapat sfringter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot sfringter uretra eksterna dan tonus otot Levator ani berfungsi mempertahankan agar urin tetap berada di dalam buli-buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intravesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot detrusor, dan relaksasi sfringter uretra eksterna.

II. Fisiologi dan FungsiBagian-bagian yang dibahas dalam uropoetika adalah ginjal, ureter, vesika urinaria, uretra.Ginjal Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.Fungsi utama ginjal terbagi menjadi :1. Fungsi ekskresi. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah ekskresi air. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea, asam urat dan kreatinin.2. Fungsi non ekskresi. Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah. Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang. Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya. Degradasi insulin. Menghasilkan prostaglandin.Fungsi dasar nefronAdalah membersihkan atau menjernihkan plasma darah dan substansi yang tidak diperlukan tubuh sewaktu darah melalui ginjal. Substansi yang paling penting untuk dibersihkan adalah hasil akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan lain-lain. Selain itu ion-ion natrium, kalium, klorida dan hidrogen yang cenderung untuk berakumulasi dalam tubuh secara berlebihan.Mekanisme kerja utama nefron dalam membersihkan substansi yang tidak diperlukan dalam tubuh adalah :1. Nefron menyaring sebagian besar plasma di dalam glomerulus yang akan menghasilkan cairan filtrasi.2. Jika cairan filtrasi ini mengalir melalui tubulus, substansi yang tidak diperlukan tidak akan direabsorpsi sedangkan substansi yang diperlukan direabsorpsi kembali ke dalam plasma dan kapiler peritubulus.Mekanisme kerja nefron yang lain dalam membersihkan plasma dan substansi yang tidak diperlukan tubuh adalah sekresi. Substansi-substansi yang tidak diperlukan tubuh akan disekresi dan plasma langsung melewati sel-sel epitel yang melapisi tubulus ke dalam cairan tubulus. Jadi urine yang akhirnya terbentuk terdiri dari bagian utama berupa substansi-substansi yang difiltrasi dan juga sebagian kecil substansi-substansi yang disekresi.Fungsi bagian-bagian nefronKomponen vaskuler Arteriol aferen : mengangkut darah ke glomerulus. Glomerulus : berkas kapiler yang menyaring plasma bebas protein kedalam komponen tubulus. Kapiler peritubulus : memperdarahi jaringan ginjal. Berperan dalam pertukaran dengan cairan di lumen tubulus.Komponen vaskuler atau tubulusApparatus jukstaglomerulus mensekresikan zat-zat yang berperan dalam mengontrol fungsi ginjal.Komponen tubulus : Kapsul bowman : mengumpulkan filtrate glomerulus. Tubulus proksimal dan distal : reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol zat-zat tertentu berlangsung disini. Ansa henle : membentuk gradient osmotic di medulla ginjal yang penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan berbagai konsentrasi. Tubulus pengumpul : reabsorpsi H2O dalam jumlah bervariasi berlangsung disini, cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul menjadi urin yang kemudian masuk kedalam pelvis ginjal.Filtrasi glomerulusPada saat darah mengalir melalui glomerulus,terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus menembus kapiler bowman,proses ini lah yang disebut filtrasi glomerulus,yang merupakan langkah pertama pembentukan urin.Tenaga filtrasi glomerulus: Tekanan kapiler glomerulus (55). Tekanan osmotik koloid plasma (30). Tekanan hidrostatik kapsul Bowman (15). tekanan filtrasi netto (mmHg) = 55 (30 + 15) = 10 mmHg.GFR (Glomerulus Filtration Rate) : GFR = Koefisien filtrasi (Kf) X tek. filtrasi netto. 20% Plasma mel glomerulus difiltrasi pada tekan an filtrasi netto 10 mmHg = 125 ml/menit. = 180 liter/ 24 jam. Perubahan GFR terutama disebabkan perubahan tekanan kapiler glomerulus.Proses pembentukan urin1. Proses Filtrasi ,di Glomerulus.Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.2. Proses Reabsorbsi.Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.3. Proses sekresi. Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.

Pembentukan UrinPembentukan urin dimulai dalam korteks dan berlanjut selama bahan pembentukan urine tersebut mengalir melalui tubulus dan duktus pengumpul. urin yang terbentuk kemudian mengalir dalam duktus papilaris Belini, masuk kaliks minor, kaliks mayor, pelvis ginjal, dan akhirnya meninggalkan ginjal melalui ureter menuju vesika urinaria. dinding kaliks, pelvis dan ureter mengandung otot polos yang dapat berkontraksi secara berirama dan membantu mendorong urine melalui saluran kemih dengan gerakan peristaltik.Pembentukan urin dimulai dengan proses filtrasi glomerulus plasma. sekitar seperlima dari plasma atau 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR). Proses filtrasi pada glomerulus dinamakan ultrafiltrasi glomerulus. sel-sel darah dan molekul protein yang besar atau protein bermuatan negatif (albumin) secara efektif akan tertahan oleh seleksi ukuran dan seleksi muatan oleh sawar membran filtrasi glomerular, sedangkan molekul kecil atau dengan beban yang netral atau positif (air dan kristaloid) sudah langsung tersaring. perhitungan menunjukan bahwa 173 L cairan berhasil disaring melalui glomerulus dalam waktu sehari. saat filtrat mengalir melalui tubulus, ditambahkan atau diambil berbagai zat dari filtrat sehingga akhirnya hanya sekitar 1,5 L/hari yang diekskresikan sebagai urin. Tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi. Tiga kelas zat yang difiltrasi dalam glomerulus adalah elektrolit, nonelektrolit dan air. beberapa elektrolit yang palin penting adalah natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), bikarbonat (HCO3-), klorida (Cl-), dan fosfat (HPO4=). nonelektrolit yang penting adalah glukosa, asam amino, dan metabolit protein ; urea, asam urat, dan kreatinin.Langkah kedua dalam proses pembentukan urin setelah filtrasi adalah reabsorpsi selektif zat-zat yang sudah di filtrasi. sebagian besar zat yang difiltrasi direabsorbsi melalui pori-pori kecil yang terdapat dalam tubulus sehingga akhirnya zat tersebut kembali lagi kedalam kapiler peritubulus yang mengelilingi tubulus. Disamping itu beberapa zat disekresi pula dari pembuluh darah peritubulus sekitar kedalam tubulus.Proses reabsorbsi dan sekresi ini berlangsung melalui mekanisme transpor aktif dan pasif. Suatu mekanisme disebut aktif bila zat berpindah melawan perbedaan elektrokimia (yaitu melawan potensial listrik, potensial kimia, atau keduanya). kerja langsung ditunjukan pada zat yang direabsorbsi atau disekresi oleh tubulus-tubulus tersebut dan energi ini dikeluarkan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP) (misalnya 3Na+ /2K+ ATPase). mekanisme traspor disebut pasif bila zat yang direabsorbsi atau disekresi bergerak mengikuti perbedaan elektrokimia yang ada. Selama proses perpindahan zat tersebut tidak dibutuhkan energi.Glukosa dan asam amino direabsorbsi seluruhnya sepanjang tubulus proksimal melalui transpor aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya direabsorbsi secara aktif dan keduanya disekresi ke dalam tubulus distal. Sedikitnya dua pertiga dari jumlah natrium yang difiltrasi akan direabsorbsi secara aktif dalam tubulus proksimal. Proses reabsorbsi natrium berlanjut dalam lengkung henle, tubulus distal dan pengumpul, sehingga kurang dari 1% beban yang difiltrasi diekskresikan dalam urin. Sebagian besar Ca+ dan HPO4= direabsorbsi dalam tubulus proksimal dengan cara transpor aktif. air, klorida dan urea direabsorbsi dalam tubulus proksimal melalui transpor pasif. Keluarnya sejumlah besar ion dan nonelektrolit dari cairan tubulus proksimal menyebabkan cairan mengalami pengenceran osmotik dan akibatnya air berdifusi ke luar tubulus dan masuk ke darah peritubular urea kemudian berdifusi secara pasif mengikuti perbedaan konsentrasi yang terbentuk oleh reabsorbsi air. Ion hidrogen (H+), asam organik seperti para-amino-hipurat (PAH) dan penisilin, juga kreatinin (suatu basa organik) semuanya secara aktif disekresi kedalam tubulus proksimal. sekitar 90% dari bikarbonat direabsorpsi secara tak langsung dari tubulus proksimal melalui pertukaran Na+--H+ . H+ yang disekresi kedalam lumen tubulus (sebagai penukar Na+) akan berikatan dengan HCO3- yang terdapat dalam filtrat glomerulus sehingga terbentuk asam karbonat (H2CO3). H2CO3 akan berdisosiasi menjadi air dan karbondioksida (CO2). CO2 maupun H2O akan berdifusi keluar lumen tubulus masuk ke sel tubulus. dalam sel tubulusbtersebut sekali lagi, karbonik anhidrase mengatalisis reaksi CO2 dengan H2O untuk membentuk H2CO3 sekali lagi. disosiasi H2CO3 menghasilkan HCO3 dan H+. H+ disekresi kembali dan HCO3- akan masuk ke dalam darah peritubular bersama dengan Na+.Dalam lengkung Henle, Cl- ditranspor keluar secara aktif dari bagian asenden dan diikuti secara pasif oleh Na+. NaCl selanjutnya akan berdifusi secara pasif masuk bagian lengkung desenden. Proses ini penting dalam pemekatan urin. Proses sekresi dan reabsorbsi selektif selesaikan dalam tubulus distal dan duktus pengumpul. Dua fungsi penting tubulus distal adalah pengaturan tahap akhir dari keseimbangan air dan asam-basa. Pada fungsi sel yang normal, pH ECF harus dapat dipertahankan dalam batas sempit antara 7,35 sampai 7,45.Mekanisme BerkemihSensasi pertama ingin berkemih biasanya timbul pada saat volume kandung kemih mencapai antara 150-350 ml. Kapasitas kandung kemih normal bervariasi sekitar 300-600 ml. Umumnya kandung kemih dapat menampung urin sampai lebih kurang 500 ml tanpa terjadi kebocoran.Bila proses berkemih terjadi otot-otot destrusor dari kandung kemih berkontraksi, di ikuti relaksasi dari sfingter dan uretra (Van der Cammen dkk). Secara sederhana dapat digambarkan, saat proses berkemih dimulai dari tekanan otot-otot destrusor kandung kemih meningkat melebihi tahanan dari muara uretra dan urin akan memancar keluar (Reuben dkk).Proses berkemih secara garis besar diatur oleh pusat refleks kemih didaerah sakrum. Jaras aferen lewat persyarafan somatik dan otonom membawa informasi tentang isi kandung kemih ke medula spinalis sesuai pengisian kandung kemih.Tonus simpatik akan menyebabkan penutupan kandung kemih dan menghambat tonus parasimpatik. Pada saat proses berkemih berlangsung, tonus simpatik menurun dan peningkatan rangsang parasimpatik mengakibatkan kontraksi kandung kemih. Semua proses ini berlangsung di bawah koordinasi dari pusat yang lebih tinggi pada batang otak, otak kecil dan korteks serebri.Mekanisme Destrusor : Otot destrusor merupakan otot-otot yang beranyaman yang bersifat kontraktil. Mekanisme destrusor melibatkan otot destrusor, persyarafan pelvis, medula spinalis dan pusa-pusat diotak yang mengatur proses berkemih. Bila kandung kemih makin terisi dengan urin, sensai syaraf diteruskan lewat persyarafan pelvis dan medulla spinalis ke pusat-pusat sub-kortikal dan korteks. Pusat subkortikal di ganglia basalais pada serebellum memerintahkan kandung kemih untuk relaksasi dengan demikian proses pengisian berlanjut tanpa orang mengalami sensasi untuk berkemih. Bila proses berlanjut perasaan regangan kandung kemih mencapai pusat kesadaran.Pusat korteks di lobus frontalis akan mengatur untuk menunda berkemih. Gangguan pada pusat-pusat dikorteks atau subkortikal ini akibat penyakit atau obat-obatan dapat menurunkan kemampuan untuk menunda berkemih.Bila dikehendaki berkemih rangsang dari korteks diteruskan lewat medulla spinalis dan persyarafan pelvis ke otot-otot detrusor. Kerja kolinergik dari persyarafan pelvis mengakibatkan kontraksi dari otot-otot detrusor. Otot mempunyai reseptor untuk prostaglandin, sehingga obat yang menghambat prostaglandindapat mengganggu kerja destrusor. Kontraksi kandung kemih juga tergantung pada kerja ion kalsium.Mekanisme Sfingter : Inervasi dari sfingter interna dan eksterna juga kompleks. Aktifitas alfa adrenergik menyebabkan sfingter uretra berkontraksi. Karena obat-obat yang bersifat alfa adrenergik agonis, misal : pseudoefedrin dapat memperkuat kontraksi sfingter. Sedangkan obat-obat penghambat alfa adrenergik misal : terozazin dapat pengaruhi penutupan sfingter. Inervasi beta adrenergik menyebabkan relaksasi dari sfingter uretra dan mengakibatkan aktifitas kontraksi dari obat-obat alfa adrenergik tidak ada yang menghambat.Hubungan anatomik antara uretra dengan kandung kemih dan rongga perut. Mekanisme sfingter yang terkendali membutuhkan sudut yang tepat antara uretra dan kandung kemih. Fungsi sfingter yang normal juga tergantung dari posisi yang tepat dari uretra, sehingga peningkatan tekanan intra abdominal dapat secara efektif diteruskan ke uretra. Bila uretra dalam posisi yang tepat urin tidak akan keluar dengan mengejan, batuk,dan lain lain gerakan yang meningkatkan tekanan dalam perut.

1. 1. III. DEFINISIBatu perkemihan dapat timbul dari berbagai tingkat dari system perkemihan ( ginjal, ureter, kandung kemih ) tetapi yang paling sering ditemukan adalah di dalam ginjal Nefrolitiasis adalah adanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks organik Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.

Gambar: Batu ginjal pada kaliks mayor dan kaliks minor ginjalIV. EPIDEMIOLOGINefrolitiasis adalah kasus yang sering dijumpai dengan prevalensi 10% pada pria dan 5% pada wanita. Dari penelitian didapatkan bahwa prevalensi penyakit ini semakin meningkat di Amerika Serikat, dimana survei pada tahun 1988-1994 menunjukkan bahwa orang dewasa yang berusia 20-74 tahun memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan survei pada tahun 1976-1980 (5,2% vs 3,2%). Peningkatan terjadi pada orang kulit putih tetapi tidak pada ras Afrika maupun Meksiko di Amerika, lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, dan meningkat seiring dengan pertambahan usia.

V. FAKTOR RISIKOa. KristaluriaPasien yang sebelumnya dengan batu oksalat, lebih sering mengeksresi kristal kalsium oksalat dan kristal tersebut ukurannya lebih besar dari ukuran normal ( >12 mikro meter). Produksi kristal ditentukanoleh penyerapan tiap garam dan konsentrasi inhibitor dan promotor urin. . Sampel urin harus fresh, disentrifused dan hasil optimum harus segera dinilai. Kristal kistin bentuknya hexagonal, batu struvit muncul sebagai coffinlids, batu brushite (CaHPO4) seperti serpihan, kalsium apatit, kristal asam urat seperti serbuk karena partikelnya sangat keci, kalsium oxalate dihidrat seperti bipyramids, dan kalsium oxalate monohidrat seperti dumbbell. Kristal cysteine dan struvit tidak normal, dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. b. Sosial EkonomiBatu ginjal umumnya ditemukan pada social ekonomi yang baik pada negara industri. Tetapi pada imgran yang berasal dari daerah berkembang sedikit-demi sedikit insidensi terjadinya batu pada mereka meningkat dan akhirnya sebanding dengan penduduk asli sana. Konsumsi air tidak menurunkan insidensi dari batu saluran kemihc. Diet/Konsumsi/AsupanDiet memiliki dampak yang signifikan terhadap batu saluran kemih. Meningkatnya pendapatan perkapita, menyebabkan perubahan diet standar, seperti meningkatnya konsumsi asam lemak jenuh dan tak jenuh, meningkatnya konsumsi protein hewani, dan gula, berkurangnya konsumsi serat, protein nabati, iunrefined carbohydrates. Mengurangi diet padat energy dapat menurunkan insidensi batu. Vegetarian diketahui insidensi batu rendah. Konsumsi makanan tinggi sodium berhubungan dengan peningkatan sodium urn, kalsium dan pH, dan menurnkan eksresi citrate; peningkatan ini kemungkinan dari kristalisasi garam kalsium karena meningkatnya absorbsi dari monosodium urate dan kalsium phosphate. Intake cairan, dan pengeluaran urin kemungkinan memiliki efek terhadap penyakit batu saluran kemih. Rata-rata urin output harian dari penderita yang pernah mengalami batu yaiu 1.6 L/d.d. PekerjaanBatu saluran kemih lebih sering terjadi pada tenaga edis dan pekerja kantoran dibandingkan dengan buruh. Hal tersebut mungkin karena perbedaan dari makanannya, tetapi bisa juga dikarenakan aktivitas fisiknya. Aktivitas fisik dapat merangsang pipis dan mengeluarkan kumpulan kristal. Orang yang terpapar suhu yang tinggi, konsentrasi zat terlarutnya dapat meninggi oleh karena dehidrasi yang berdampak terhadap insidensi batu.e. IklimOrang yang tinggal di iklim panas cenderung mengalami dehidrasi, yang berdampak terhadap peningkatan kejadian batu, Meski panas dapat meningkatkan intake cairan, hilangnya keringat mengakibatkan rendahnya volume buang air. Pada iklim panas, menyebabkan seseorang terpapar cahaya ultraviolet lebih banyak, sehingga produksi vitamin D3 meningkat, sehingga eksresi kalsium dan oxalate menjadi meningkat, hal tersebut lebih sering berpengaruh pada orang yang berkulit terang dibanding gelap,f. Riwayat KeluargaPasien dengan keluarga yang menderita batu saluran kemih cenderung 2 kali berisiko mengalami batu saluran kemih. Orang-orang dengan riwayat keluarga mengalami batu saluran kemih meningkatkan kejadia rekurensi awal dan batu multiple. Pasangan dari pasien yang memiliki batu oksalat berisiko terkena batu, hal tersebut mungkin berhubungan dengan factor diet.g. PengobatanObat antihipertensi triamterene diketahui memiliki komponen dari beberapa obat, termasuk Dyazide dimana berhubungan dengan batu saluran kemih. Penggunaan antacid yang mengandung silica jangka panjang berhubungan dengan pembentukan batu silica. Inhibitor karbonik anhydrase berhubungan dengan penyakit batu saluran kemih. Efek panjang penggunaan obat yang mengandum sodium dan kalsium terhadap terjadinya batu ginjal masih belum diketahui. Inhibitor protease pada pasien imunocompromised berhubungan dengan batu radiolusens.VI. MACAM-MACAM BATUa. Batu Kalsium80-85% batu saluran kemih yaitu batu kalsium. Calcium Nephrolithiasis umumnya disebabkan karena peningkatan kalsium urin, asam urat urin, urin oxalat, atau penurunan nilai urin citrat. Calcium oxalate menyebabkan urin menjadi asam (pH < 6.0). Sedangkan kalisum phosphate menyebabkan urin menjadi basa (>7.5). Adanya kalsium phosphate menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih.Kalsifikasi yang terjadi di dalam parenkim ginjal, disebut sebagai nephrocalcinosis. Biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi gangguan ini tidak dapat ditangani dengan terapi traditional batu saluran kemih. Biasanya nephrocalcinosis ditemukan dengan asidosis renal tubular, dan hyperparatiroidisme.Batu kalsium menyebabkan hipercalciuria, hypocitraturia, dan hiperuricosuria, hyperoxaluria.Sebesar 30-60% pasien hipercaluciria muncul pada batu kalsium oxalate. Terjadinya hipercalciuria disebabkan oleh 3 macam:1. Absorbtive hyperalciuria nephrolithiasis (Independent of diet)Disebabkan karena terjadinya reabsobsi usus berlebih oleh usus, yang kemungkinan karena adanya peningkatan serum calcitrol dan meningkatnya snsitivitas resptor vitamin D. Reabsorbsi berlerbihan terjadi di jejunum. Sehingga beban filtrasi kalsium dari glomerulus meningkat. Penekanan dari hormone parathyroid menyebabkan penurunan reabsorbsi calcium oleh tubulus, yang berujung ke hipercalciuri. Absorbtive hipercalciuri dibagi menjadi tiga tipe. Absortive tipe I hipercaluciria, dia tidak bergantung dari die, pada tipe ini terjadi peningkatan kalsium urin (> 150 200 mg/24 h; 4 mg/kg) meski dilakukan die ketat kalsium.Absortive tipe II hipercalciuria merupakan penyebab umum dari batu saluran kemih. Bila dilakukan diet rendah kalsium, maka eksresi kalsium dapat berkurang. Pasien harus membatasi konsumsi kalsium sebesar 400-600 mg/hari. Tipe ini tidak seberat tipe I.Absortive tipe III hipercalciuria merupakan penyebab sekunder dari kebocoran renal phosphate, sehingga serum phosphate menjadi menurun. Penurunan serum tersebut memicu peningkatan sintesis 1,25-dihydroxyvitamin D.Temuan Laboratorium Absortive HypercalciuriAH-IAH-IIAH-III

Serum CaNNN

Serum PoNN

Serum PTHN/N/N/

Urine Ca/N

Urinary Ca (fasting)NNN

Urinary Ca(1 g Ca load)

Urine uric acidN/N/N

Bone densityNNN

2. Resorptive hypercalciuric nephrolithiasis Dikarakteristikan dengan adanya peningkatan resorpsi tulang yang disebabkan oleh hypertirosime primer dengan peningkatan hormone parathyroid yang jelas. Hiperparatiroidisme secara langsung meningkatkan absorbsi kalsium pada saluran cerna dengan cara menstimulasi produksi calcitrol. Sehingga calcium urin meningkat melebihi kemampuan absorbsi tubular. Sekitar setengah pesien yang jelas secara klinis dengan hyperparathyroidism perimer mengalami nephrolithiasis. Kelompok ini mewakili 5-10% pasien dengan batu saluran kemih. Pasien dengan batu kalsium phosphate, wanita dengan batu kalsium rekurens, dan yang mengalami nephrocalcinosis dan nephrolithiasis harus dicurigai mengalami hypeparatiroidsm. Hipercalcemia merupakan tanda yang sesuai terhadap hiperparathyroidsm. 3. Renal induced hypercalciuric nephrolithiasisDikarakteristikan dengan terganggunya tubulus proximal mereabsorbsi kalsium dan terjadi peningkatan serum hormone parathyroid., yang kemudian meningkatkan sintesis 1,25(OH)2D, menghabat homeostasis calcium serum. Hypercalciuria tetap muncul meski saat puasa.4. HypocitraturiaDalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan batu kalsium. Etio lagi dari hypocitrauria adalah asidosis, kaeina mengurangi urin sitrat dengan cara meningkatkan reabsorbso citrate di tubulus dan memetabolisme menjadi bicarbonate. Biasanya terjadi karena sindrom diare kronik yang berhubungan dengan enteric hyperoxalaruria, asidosis tubulus renal distal (type I RTA), diet tinggi garam dan protein hewani, hypokalemia, penggunaan thiazide, infeksi saluran kemih oleh bakteri yang menurunkan sitrat.5. HyperuricosuriaKadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen. Pasien dengan batu kalsium hiperurikosuria memiliki pH > 5,5.6. HyperoxalaturiaPasien dengan batu kalsium hiperurikosuria biasanya karena gangguan utama di usus, pasien memiliki sejarah dari diare kronik yang sering dikaitkan dengan inflammatory bowel disease atau steatorrhea. Asam askorbat lebih dari 2 g/hari akan meningkatkan kadar oksalat urin. Ekskresi oksalat urin melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti the, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.

b. Batu StruvitBatu struvit tersusun dari magnesium, ammonium, dan phosphate (MAP). Umumnya ditemukan pada perempuan dan dapat kambuh dengan cepat. Seringnya muncul sebagai batu ginjal staghorn, jarang sekali muncul sebagai batu ureter kecuali setelah tindakan operasi. Batu struvit merupakan batu infeksi yang berhubungan dengan organisme yang memecah urea seperti Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella, Staphylococci, dan Mycoplasma. Mikrorganisme tersebt menghasilkan enzim urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

c. Batu Asam UratBatu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

d. Batu SistineBatu jenis ini jarang ditemukan pada pasien batu saluran kemih. Penyakit batu jenis inadalah suatu penyakit yang diturunkan.

e. XantineBatu santin penyebab defisiensi kongenital sekunder dari oksidasi xantin. Normalnya enzim ini mengkatalis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi asam urat. Penggunaan allopurinol untuk tatalaksana batu asam urat menyebabkan xanthinuria iatrogenic. Kadar asam urat urin dan darah berkurang, dan kadar hypoxantin dan xantin meningkat. Hal tersebut kemungkinan allopurinol menghambat oksidase xanthin. Batu radiolucents dan berwana kuning-tannish.

f. IndinacirProtease inhibitors sangat popular sebagai terapi dari sindrom immunodefisiensi. Indinavir merupakan protease inhibitor yang umunya menyebabkan batu radiolusents. Batu indinavir merupakan satu-satunya batu yang radiolusen pada CT scans tanpa kontras. Hal tersebut mungkin karena komponen kalsiun, dan sehingga pada situasi ini dapay yampak pada gambaran CT scans tanpa kontras.

VII. MANIFESTASI KLINISa. NyeriNyeri merupakan gejala umum yang sering mincul, mulai dari ringan hingga berat hingga harus dilakukan perawatan di rumah sakit dan pemberian analgesic. Nyeri yang terjadi bisa beruka nyeri kolik renal ataupun nyeri renal non kolik. Nyeri renal non kolik disebabkan oleh distensi kapsula renalis. Sedangkan nyeri kolik renal biasanya muncul apabila terjadi obstruksi, umumnya terjadi tiba-tiba di pagi hari, dan nyeri dapat bertahan selama 15-30 menit sehingga bisa menyebabkan mual dan muntah. Renal kolik terjadi karena tarikan dari collecting system atau ureter. Obstruksi saluran kemih merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab terhadap kolik renal. Terjadinya nyeri kolik renal dapat terlihat dari mimik pasien ketika dilakukan ureteropyelogram retrograde dengan menggunakan anastesi local, adanya tekanan yang terus menerus menghasilkan distensi berlebih pada collective system. Nyeri ini terjadi karena peningkatan langsung dalam tekanan intra lumina dan peregangan ujung saraf. Gejala dari renal kolik akut bergantung dari lokasi batunya :1. Calyx ginjal, batu atau benda lain di calyx atau calicel diventrikula bisa disebabkan obstruksi dan kolik ginjal. Nyeri yang dirasakan dalam, nyeri dirasakan tumpul dibagian panggul yang intensitanya dari berat hingga sedang.2. Pelvis ginjal, batu di pelvis ginjal diameter > 1 cm biasanya menghalangi percabangan urteropelvic, umumnya nyeri dirasakan berat di costovertebral, lateral otot sacrospinalis tepat di bawah tulang rusuk ke 12.3. Ureter bawah atau tengah, nyeri dirasakan hebat, tajam kebelakang di costovetebral atau nyeri pinggang. Nyeri yang dirasakan lebih berat dan intermiten jika batu turun ke bawah dan menyebabkan obstruksi intermiten.

b. HematuriaBiasanya pasien menyatakan adanya darah pada air seni, atau air seni tampak seperti teh (old blood). Mikroskopik hematuria atau gross hematuria ditemukan bila batu menyebabkan obstruksi komplit.c. InfeksiMagnesium ammonium phosphate (struvit) bisa dikatankan sebagai batu infeksi. Mikroorganisme yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu Proteous, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella, dan Staphylocooccus.d. DemamBatu saluran kemih yang disertai dengan demam merupakan kegawatdaruratan medis. Tanda klinis sepsis diantaranya demam, takikardia, hipotensi dan vasodilatasi kutaneous .e. Mual dan Muntah (Nausea dan Vomitus)Nausea dan vomitus berhubungan dengan kolik renal. Cairan intravena dibutuhkan untuk mengembalikan tahap eufolemik. Cairan intravena tidak boleh digunakan sebagai diuresis.

VIII. PATOFISIOLOGINefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat.Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidrinefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).

IX. DIAGNOSISa. AnamnesisEvaluasi sifat nyeri, termasuk onset, karakter, potensi radiasi, aktivitas yang menyebabkan nyeri dan yang dapat mengurangi nyeri, tanyakan adanya mual, muntah, darah pada urin dan riwayat mengalami nyeri yang sama. Pasien yang sebelumnya mengalami batu sering sekali memiliki tipe nyeri yang sama dengan nyeri sebelumnya, tetapi tidak selalu. Tanyakan mengenai kronologi ada batu, dari kapan mulai adanya, batu yang keluar sebanyak apa, ukurannya bagai mana, keluar spontan atau butuh tekanan. Tanyakan adanya penyakit sistemik atau penyakit metabolic yang bisa menyebabkan batu (Crhons disease, colectomy, sarcodosis, hyperparathyroidism, hyperparathyroidism, RTA, gout), tanyakan adanya keluarga yang mpernah mengalami batu, penggunaan obat, pekerjaan, dan gaya hidup.b. Pemeriksaan FisikPasien dengan kolik renal biasanya mengalami nyeri yang berat, sering meminta bantuan untuk mencari posisi yang nyaman, biasanya posisi yang nyaman tampak aneh, hal ini bisa digunakan untuk membedakan peritonitis yang biasanya pasien tidak berani untuk bergerak. Sistemik kolik renal biasanya menunjukan gejala yang jelas, takikardi, berkeringat, mual yang biasanya prominen. Terdapat nyeri pada costovetrebral angel. Teraba massa abdominal apabila terjadi obstruksi batu saluran kemih yang lama atau pada hidronefrosis berat.Pada pasien urosepsis biasanya demam, hipotensi, dan terjadi vasodilateasi kutaneus.c. Pemeriksaan LaboratoriumUrinalisaPada urinalisa pH urun rendah ( kurang dari 5.5) pada batu asam urat, pH urin tinggi ( 7.2) pada pasien renal tubulus asidosis dan batu struvit. Mikroskopik dan gross hematuria. Adanya sel leukodit mrnunjukan adanya infeksi. Kristaluria dapat membantu menentukan jenis batu.Kultur UrinDeteksi dini infeksi saluran kemih untuk menentukan adanya produksi urease dari bakteriSkreening BatuAdanya sodium nitroprussida pada urin dengan konsentrasi cysteine >75 mg/L, menyebabkan warna urin menjada merah keunguan.Pemeriksaan DarahPemeriksaan darah lengkap dapat menunjukan leukositosis sedang, WBC >15.000/mm3 kemungkinan infeksi aktif. Kimia darah seperti serum kalsium, phosphate, asam urat, potassium, klorida, bikarbonat, dan serum kreatinin. Bila terjadi peningkatan serum kreatini, hormone parathyroid perlu dievaluasiAnalisis batuDilakukan untuk mengetahui jenis batu guna mencegah terjadinya kekambuhan. Pencegahan dapat berupa pengaturan diet atau pemberian obat-obatan.d. Pemeriksaan Radiologi1. Foto Polos AbdomenPembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya baru radio-opak disaluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain. Sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen).Tabel. Urutan Radio-opasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih

Jenis batuRadioopasitas

Kalsium.Opak.

MAP.Semiopak.

Urat/sistin.Non opak.

2. Pielografi Intra Vena (PIV)Pielografi Intra Vena (PIV) adalah foto yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radio-opak. Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non-opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos perut. Bahan kontras yang dipakai adalah jodium dengan dosis 300 mg/kgbb atau 1 ml/kgbb (sediaan komersial). 3. USG (Ultrasonografi)Prinsip pemeriksaan ultrasonografi adalah menangkap gelombang bunyi ultra yang dipantulkan oleh organ-organ jaringan yang berbeda kepadatannya. Pemeriksaan ini tidak invasif dan tidak menimbulkan efek radiasi. USG dapat membedakan antara massa padat (hiperekoik) dengan massa kistus (hipoekoik), sedangkan batu non opak yang tidak dapat dideteksi dengan foto rontgen akan terdeteksi dengan USG sebagai echoic shadow.USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IPV, yaitu pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG diginjal dipergunakan : (1) untuk mendeteksi keberadaan dan keadaan ginjal (hidronefrosis, kista, massa atau pengkerutan ginjal) yang pada pemeriksaan PIV menunjukkan non visualized, (2) sebagai penuntun pada saat melakukan pungsi ginjal atau nefrostomi perkutan, dan (3) sebagai pemeriksaan penyaring pada dugaan adanya trauma ginjal derajat ringan. Pada buli-buli untuk menghitung sisa urine pasca miksi dan melakukan deteksi adanya baru atau tumor dibuli-buli. Pada kelenjar prostat melalui pendekatan transrektal (TRUS) dipakai untuk mencari nodul pada keganasan prostat dan menentukkan volume/besarnya prostat. Jika didapatkan adanya dugaan keganasan prostat TRUS dapat dipakai sebagai penuntun dalam melakukan biopsi kelenjar prostat.4. SintigrafiDengan menyuntikkan bahan isotop (radioaktif) yang telah diikat dengan radiofarmaka tertentu, keberadaan isotop didalam organ dideteksi dengan alat kamera gama. Sintigrafi mampu menunjukkan keadaan anatomi dan fungsi suatu organ. Pemeriksaan ini banyak digunakan untuk mengetahui faal ginjal (renografi), mengetahui anatomi ginjal pada pielonefritis kronika, untuk mencari adanya refluks vesiko-ureter pada refluks study, varikokel, torsio testis, dan dibidang onkologi untuk mencari metastasis karsinoma prostat pada tulang. 5. TomographyBerguna untuk mengidentifikasi kalkuli dalam ginjal ketika dengan posisi obliq tidak membantu. Ginjal terlihat pada bidang koronal pada jarak tertentu dari tabel X Ray.6. Retrograde pyelographyKadang-kadang diperlukan untuk menggambarkan anatomi dan menentukan lokasi batu. Melihat lokasi saluran kemih bagian atas dan lokasi kecil atau radiolusen pada batu kemih.X. TATALAKSANAa. Medikamentosa : Alkalinizing pH agents, gastrointestinal absorption inhibitor, phosphate supplementation, diuretics, calcium supplementation, uric acid lowering medications, urease inhibitor, prevention of cysteine calculi.b. Non Medikamentosa1. Observasi Konservatif , banyaknya batu uretra tidak perlu dilakukan intervensi. Dapat bergerak secara spontan bergantung dari ukuran, bentuk, lokasi dan hal yang berhubungan dengan adema uretra. Batu uretra ukuran 4-5mm sekitar 40 %- 50% berhail karena pergerakan secara spontan. 2. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) , alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal dan distal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah dengan gelombang kejut menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.3. Percutaneous Nephrolhitotomy yaitu mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu. Batu yang dikelluarkan cenderung lebih besar dan resisten terhadap ESWL.4. Bedah terbuka, pembedahan terbuka ini meliputi pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu di saluran ginjal, ureterolitotomi untuk batu di ureter, vesikolitotomi untuk batu vesika urinaria, uretrolitotomi untuk batu di uretra. Tidak jarang pasien juga harus menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis) akibat dari batu saluran kemih yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.

XI. PROGNOSISPrognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60% dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik ditentukan pula oleh pengalaman operator.