21
TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006). Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2007). Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA - repository.usu.ac.idrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19718/4/Chapter II.pdf · dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah

Embed Size (px)

Citation preview

TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain

seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi

pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk

banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda

pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut

di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar

tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara

pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk

anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup

yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,

misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa

tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik

mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap

jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya

sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh

pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan

persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil

(Novizan, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun

mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme

pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam

proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk

organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah

terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus larut dalam air

sehingga mudah diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman. Bentuk senyawa

tersebut antara lain amonium dan nitrat. Beberapa mikroorganisme penting antara

lain : ganggang (mikroorganisme berklorofil), fungi (mikroorganisme tidak

berklorofil yang memperoleh energi dan karbon dari bahan organik),

actinomycetes (merupakan golongan mikroorganisme antara fungi dan bakteri),

dan bakteri. Bakteri berperan penting dalam proses penguraian seperti proses

nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen (Musnamar, 2009).

Pupuk organik sangat penting terutama karena sebagai berikut.

1. Memperbaiki struktur tanah.

Pada waktu penguraian bahan organik oleh organisme di dalam tanah

dibentuk produk yang mempunyai sifat sebagai perekat, yang lalu

mengikat butir-butir pasir menjadi butiran yang lebih besar. Lagipula di

dalam tanah tumbuh sistem tali-temali yang terdiri dari benang-benang

jamur yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air

Bahan organik mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air tanah.

Karena itu pupuk organik sering kali mempunyai pengaruh positif

terhadap hasil tanaman, apalagi pada musim panas yang kering.

Universitas Sumatera Utara

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah

Hal ini terutama disebabkan karena organisme di dalam tanah dapat

memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Berbagai organisme di

dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.

Berbagai organisme itu di dalam tanah mempunyai fungsi penting yang

beraneka ragam sifatnya.

4. Mengandung zat makanan tanaman

Berbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh

tanaman. Bagian yang penting daripadanya baru tersedia sesudah

terurainya bahan organik itu. Pupuk organik biasanya menunjukkan

pengaruh reaksi reaksi nitrogen yang jelas terlihat. Pengaruh dari fosfat

dan kalium biasanya tidak begitu jelas

( Rinsema, 1993).

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran

padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas.

Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang

dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara

makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun

mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).

Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat,

sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari kotoran cair (Santoso, 2002).

Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah

pupuk organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara

alami berbentuk serbuk kasar atau gumpalan. Pupuk organik padat tersebut masih

Universitas Sumatera Utara

tercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam, jerami, serbuk gergaji, dan

lain-lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam kondisi relatif basah.

Dengan demikian, pupuk tersebut terkesan kotor. Bentuk pupuk organik padat

saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini

bentuk pupuk organik padat yang ditawarkan antara lain serbuk, butiran, pelet,

dan tablet. Pupuk organik bentuk butiran, pelet, dan tablet merupakan bentuk

pupuk organik konsentrat yang dibentuk dengan mesin pencetak bertekanan tinggi

(Musnamar, 2005).

Kompos dan Pengomposan

Akhir-akhir ini kompos semakin populer di kalangan penggemar tanaman,

khususnya di kota-kota besar. Dibanding pupuk kandang, kompos seakan akrab

dengan masyarakat pertanian. Dugaan sementara orang memilh kompos karena

mudah didapatkan, mudah dibuat, dan banyak diperjualbelikan di toko-toko

saprotan (sarana produksi pertanian). Kompos merupakan hasil dari pelapukan

bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alng, rumput, kotoran hewan,

sampah kota dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat

dipercepat melalui bantuan manusia. Secara garis besar, membuat kompos berarti

merangsang perkembangan bakteri (jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau

menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa

lain. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa

organik sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman

(Marsono dan Lingga, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Pupuk organik yang sering digunakan adalah kompos. Kompos merupakan

hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,

sampah, rumput, dan bahan lain sejenisnya yang proses pelapukannya dipercepat

oleh bantuan manusia. Pupuk ini berwarna coklat dengan tekstur sedikit lebih

kasar daripada pupuk kandang. Kandungan unsur hara nya biasanya rendah, tetapi

kompos yang diperjualbelikan di pasaran biasanya sudah ditambah dengan pupuk

buatan yang mengandung N, P, dan K. Pupuk organik lainnya yang sifatnya mirip

dengan kompos adalah humus. Bedanya hanya terletak pada proses palapukannya.

Kalau kompos pelapukannya dibantu oleh manusia, pelapukan humus terjadi

secara alami. Pupuk organik ini biasanya lebih mahal daripada kompos karena

lebih sulit diperoleh (Najiyati dan Danarti, 1996).

Istilah kompos lazim digunakan untuk pupuk organik yang berasal dari

daun atau bagian tanaman lainnya. Setelah dilapukkan, daun atau bagian tanaman

lain akan menjadi bahan yang berbeda dengan asalnya dan sebagai penyedia unsur

hara bagi tanaman. Selain sisa tanaman, untuk membuat kompos dapat juga

digunakan sampah kota atau sampah rumah tangga. Secara alamiah, bagian atas

tanah yang disebut serasah merupakan kompos hasil pelapukan sisa tanaman.

Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan yang cukup

dengan dicirikan warna sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak

berbau, kadar air rendah dan mempunyai suhu ruang (Sarwono, 2001).

Kandungan zat hara dalam kompos sangat bervariasi tergantung dari bahan

yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Secara umum

kandungan zat hara dalam kompos terdiri dari : karbon 8,2%, nitrogen 0,09%,

fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri dari cairan 41% dan

Universitas Sumatera Utara

bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23. C/N merupakan

perbandingan karbon dan nitrogen. Pupuk dengan C/N yang tinggi kurang baik

diberikan ke tanaman karena proses peruraian selanjutnya akan terjadi di dalam

tanah. CO2 yang dihasilkan dari peruraian tersebut akan berpengaruh kurang baik

terhadap pertumbuhan tanaman. Seperti halnya pupuk kandang, pupuk kompos

yang akan digunakan haruslah kompos yang baik. Secara fisik sulit dilihat

kompos yang baik dengan kompos yang kurang baik. Namun, secara umum

pupuk tersebut mempunyai butiran yang lebih halus dan berwarna coklat agak

kehitaman. Dengan kompos maka kultur pertanian akan kembali ke bahan-bahan

organik. Bahan organik akan memperbaiki struktur jaringan tanaman, artinya

tanaman yang diberi kompos tidak lagi perlu disemprot dengan pestisida karena

hama tidak tertarik untuk memangsanya (Prihmantoro, 2003).

Pembuatan kompos ada berbagai cara, tetapi semua cara tersebut

mempunyai konsep dasar yang sama. Konsep dasar ini dapat juga disebut

pembuatan kompos secara umum sehingga cara pembuatan ini perlu diketahui

agar dalam memodifikasi cara pembuatan kompos tidak terjadi kesalahan. Dalam

pembuatan kompos, waktu yang diperlukan umumnya sekitar 3-4 bulan. Namun,

waktu ini dapat dipercepat menjadi 4-6 minggu dengan diberinya tambahan atau

aktivator bagi bakteri pengurai. Tahapan pembuatan kompos dimulai dengan

persiapan, baik bahan maupun tempatnya. Setelah itu penyusunan tumpukan

kompos, pemantauan suhu dan kelembapan tumpukan, pembalikan dan

penyiraman, pematangan, pengayakan kompos, pengemasan dan penyimpanan

(Indriani, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Pembuatan kompos dapat dilakukan di dalam ruangan (beratap) walaupun

tidak berdinding. Dalam pembuatan kompos ada beberapa persyaratan yang harus

dipenuhi agar dihasilkan kompos yang baik, yaitu :

1. Campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi

dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-bahan mentah perlu

dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

2. Temperatur awal harus tinggi untuk membunuh pathogen biji rumput-

rumputan dan lalat atau telur-telur dan larva hama lainnya serta penyakit

(cendawan) yang terbawa ke dalam tumpukan.

3. Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup banyak untuk

mengimbangi penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.

Adapun ciri-ciri kompos yang baik :

a. berwarna coklat

b. berstruktur remah

c. berkonsistensi gembur

d. berbau daun yang lapuk

(Budhiwidiyastuti, 2001).

Pengomposan merupakan proses biologi oleh mikroorganisme secara

terpisah atau bersama-sama dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan

semacam humus. Bahan yang terbentuk mempunyai berat volume yang lebih

rendah daripada bahan dasarnya, bersifat stabil, kecepatan proses dekomposisi

lambat dan sumber pupuk organik. Dengan demikian pengomposan menyiapkan

makanan untuk untuk tanaman di luar petak pertanaman dan sekaligus

menghilangkan senyawa yang mudah teroksidasi dan keberadaannya tidak

Universitas Sumatera Utara

dikehendaki. Apabila residu ini diberikan langsung ke tanah tanpa proses

pengomposan maka akan merugikan tanaman karena memanfaatkan hara nitrogen

yang ada dalam tanah (Sutanto, 2002).

Apabila proses pengomposan telah selesai maka secara fisik terlihat antara

lain; jika dipegang terasa dingin tidak lagi panas, jika diremas terasa rapuh, bau

dan warnanya sudah tidak sebagaimana asalnya. Sebenarnya pupuk padat ini siap

digunakan sebagai pupuk organik. Perbandingan C/N rasio bahan ini mendekati

perbandingan C/N rasio tanah yaitu berkisar 12-15. Bahan organik hasil

pengomposan ini biasanya berbentuk serbuk kasar atau sedikit bergumpal

tergantung kadar air bahan. Pupuk ini sudah dapat digunakan untuk pemupukan

tanaman. Untuk tujuan tertentu bahan-bahan organik yang sudah matang ini dapat

diproses lebih lanjut menjadi pupuk padat dengan berbagai bentuk, misalnya

berbentuk butiran pecah atau butiran seragam, serbuk kasar, pelet atau tablet

tergantung alat pencetaknya. Proses pencetakannya secara umum didahului

dengan penghancuran dan pencampuran bahan organik hasil pengomposan supaya

homogen dan baru setelah itu di cetak sesuai kebutuhan dan bentuk yang

diinginkan (Isnaini, 2006).

Kelebihan Kompos

Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan

beberapa manfaat sebagai berikut :

• Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.

• Mengemburkan tanah.

• Memperbaiki struktur dan tekstur tanah.

• Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah.

Universitas Sumatera Utara

• Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air.

• Memudahkan pertumbuhan akar tanaman.

• Menyimpan air tanah lebih lama.

• Mencegah lapisan kering pada tanah.

• Mencegah beberapa penyakit akar.

• Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan.

• Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia

• Menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena

harganya lebih murah, berkualitas, dan akrab lingkungan.

• Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaiannya yang lebih hemat.

• Bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk

organik yang diperkaya dengan mineral, inokulum bakteri pengikat N,dan

inokulum bakteri pemfiksasi P; media tanam dalam bentuk pelet; biofilter

pada sistem pengomposan tertutup; dan untuk briket bahan bakar

• Bersifat multilahan karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan,

reklamasi lahan kritis, padang golf, dan lain-lain

(Hadisumitro, 2009).

Pupuk Organik Yang Berasal Dari Hasil Ikutan Hewan

Pupuk organik yang berasal dari hasil ikutan hewan :

1. Pupuk Bubuk Tulang,

Mengandung 10% N, 2,1% P (5% P2O5) dan K 1%.

Daerah penghasilnya Bagan Siapi-Api.

Dapat digunakan sebagai makanan ternak, sering pula di ekspor, seperti :

hyponex untuk pemupukan tanaman anggrek.

Universitas Sumatera Utara

2. Pupuk Bubuk Darah,

Didapat dari tempat-tempat pemotongan ternak, darah yang cair diletakkan

dalam tempat pengumpulan yang diberi uap sehingga terjadi koagulasi,

bagian yang cair kemudian dibuang.

Pupuk ini mengandung 10-12% N, 0,6% P (2% P2O5) dan 0,4-0.6% K.

Dapat juga digunakan sebagai makanan ternak.

3. Pupuk Bubuk Tulang Ikan,

Banyak mengandung fosfor, merupakan campuran dari sepertiga pupuk

organik dan dua per tiga anorganik

(Sutedjo, 2008).

Beberapa tahun belakangan ini, bahan pangan, terutama sayuran yang

dibudidayakan secara organik mulai digandrungi masyarakat. Mereka memilih

makanan ini karena lebih sehat dan lebih aman dari residu pestisida yang

mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan pangan organik dihasilkan dari budi

daya yang dilakukan secara organik, yaitu hanya dipupuk menggunakan kompos

dan pupuk organik lainnya. Kandungan hara kompos terbilang lengkap karena

mengandung unsur hara makro sekaligus unsur hara mikro. Namun, jumlahnya

relatif kecil sehingga untuk bisa memenuhi kebutuhan tanaman diperlukan

kompos dalam jumlah banyak. Kadar unsur hara dalam kompos, terutama unsur

hara makro bisa ditingkatkan dengan cara menambahkan tepung tulang, tepung

darah, tepung kerabang, atau abu hasil dari pembakaran sekam padi. Agar kompos

yang kita produksi memiliki kualitas bagus tidak ada salahnya kita melakukan

inovasi dengan menambahkan bahan tepung tadi (Simamora dan Salundik, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Selama 2 pekan sampah-sampah organik biasanya telah menjadi kompos

berwarna kecokelatan. Kemudian kompos itu dihancurkan dengan mesin

penggiling. Hasil gilingan berupa serbuk kompos halus merupakan bahan baku

blok pembenihan. Untuk membuat blok pembenihan, serbuk kompos sebanyak 7

kilogram dicampur dengan 200 ml perekat terbuat dari tepung kanji. Fungsi

perekat agar kompos tetap utuh dan tak mudah berhamburan. Bahan yang

tercampur sempurna itu lalu dimasukkan ke dalam cetakan dan ditekan dengan

mesin penekan manual. Persis membuat briket. Tujuannya supaya padatan blok

yang terbentuk menjadi lebih kuat. Kompos yang sudah dicetak menjadi blok itu

kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1-2 pekan (Admin, 2009).

Effective Microorganisme 4 (EM-4)

EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan

bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme bakteri

penghasil asam laktat (Lactobacillus sp.), serta dalam jumlah sedikit bakteri

fotosintetik (Streptomyces sp.) dan ragi (yeast). EM-4 mampu meningkatkan

dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi

tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.

EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi

mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat

meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman

secara berkelanjutan. EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat

pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah,

serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan.

Universitas Sumatera Utara

Keuntungan dan Manfaat Em-4

• Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

• Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas

serangga hama dan mikroorganisme patogen.

• Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga

kestabilan produksi.

• Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos. Kompos yang

dibuat dengan teknologi EM disebut dengan BOKASHI

(Marsono dan Sigit, 2001).

Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi

kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk

tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi

masing-masing unsur tersebut :

Nitrogen ( N )

-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri

-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman

-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun

-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun

hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning

dan mati.

Universitas Sumatera Utara

Phospat ( P )

-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

-Merangsang pembungaan dan pembuahan

-Merangsang pertumbuhan akar

-Merangsang pembentukan biji

-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji

berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )

Kalium ( K )

-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan

mineral termasuk air.

-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,

ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun

(Rioardi, 2009).

Rasio C/N adalah salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas

kompos. Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah kompos sudah cukup

‘matang’ atau belum. Rasio C/N ini juga diatur di dalam SNI ataupun

KepMenTan tentang kualitas kompos. Di dalam SNI rasio C/N kompos yang

diijinkan adalah 10 – 20, sedangkan di dalam KepMenTan rasio C/N kompos

yang diijinkan berkisar antara 20 (Isroi, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Dongkrak dan prinsip kerjanya

Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah dengan memanfaatkan hukum

Pascal, "Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup akan

diteruskan ke segala arah sama rata". Dongkrak hidrolik terdiri dari dua tabung

yang berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda ukurannya. Jika kita

memberikan gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter kecil maka tekanan

akan disebarkan merata ke segala arah termasuk ke tabung besar (Admin, 2009).

Alat ini bekerja dengan memanfaatkan gaya tekanan yang diakibatkan oleh

gerakan ujung dongkrak hidrolik yang terus memanjang. Semakin kecil luas

permukaan bidang sentuhan antara ujung dongkrak hidrolik dengan luas

permukaan maka tekanan yang dihasilkan semakin besar

(Permatasari, dkk, 2004).

Tekanan Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, dimana arah gaya tegak

lurus dengan luas permukaan. Karena tekanan adalah gaya per satuan luas maka

satuan tekanan adalah N/m2. Secara matematis, tekanan dapat dinyatakan dengan

persamaan berikut ini :

=PAF ………................................................. (1)

Dimana:

P = tekanan (N/m2)

F = gaya (kgm/s2)

A = luas (m2)

Universitas Sumatera Utara

Cara menghitung gaya tekan yang bekerja pada dongkrak adalah sebagai berikut :

P1 = P2 ...................................................................... (2)

Dimana:

P1 = tekanan pada alat

P2 = tekanan pada dongkrak hidrolik adalah tekanan pada tabung kecil

Dari persamaan tekanan di atas, sehingga rumus di atas dapat dijabarkan menjadi

sebagai berikut :

2

2

1

1

AF

AF

= …………………………………………………. (3)

Dimana:

F1 = gaya yang diberikan pada penampang alat

F2 = gaya yang diberikan pada penampang dongkrak hidrolik

A1 = luas penampang alat

A2 = luas penampang dongkrak hidrolik

Sehingga dengan mengetahui gaya berat yang diberikan pada alat maka dapat

dihitung gaya minimal yang diberikan pada pompa hidrolik untuk menekan alat

tersebut (Yohanes, 2009).

Pegas

Pegas diterapkan pada berbagai bentuk dan dalam banyak konstruksi.

Pegas digunakan agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik, sifat pegas ialah

kemampuannya menerima kerja lewat perubahan bentuk elastik dan ketika

mengendur, menyerahkan kembali kerja tersebut. Pegas yang dibebani gaya tarik

atau gaya tekan jarang terjadi karena perpanjangan atau pemendekan elastik oleh

gaya tarik atau gaya tekan pada bahan pegas yang biasa dipakai terlalu kecil untuk

Universitas Sumatera Utara

dipergunakan secara praktis. Pegas dibuat dari berjenis-jenis bahan tapi baja

dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai. Fungsi pegas

adalah :

1. Menerima dan menyerahkan kembali kerja

2. Mengerjakan gaya

3. Memberikan gaya

4. Menampung tumbukan dan meredam getaran

5. Mengukur gaya dan perpindahan

(Sulaso dan Suga, 2004).

Engkol

Engkol merupakan bahan yang dibuat dari besi dan sering disebut karter.

Berbentuk dasar silinder, engkol memiliki pemutar terdiri dari dua bagian yang

dipasang di kedua ujung poros pemutar. Ruang yang berada di dalam poros terdiri

dari batang torak atau pluyer, poros engkol, dan pemegang batang pluyer. Untuk

pergerakannya poros engkol memerlukan Pelumas (oil) yang derajat

kekentalannya sama dengan oli mobil (SAE 30). Kaki engkol dapat ditautkan pada

landasan atau kerangka penyangga dengan sistem ulir. Cara kerja engkol adalah :

1. Engkol digerakkan oleh tangan

2. Engkol dapat mengerakkan poros dan menaikkan tungku

(Hardjosentoso, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus

dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat

diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat

diperhitungkan

Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin (alsin) yang umum

dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap tidak

dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat dipengaruhi

oleh kegiatan alsin.

Pengukuran Biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya

yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok )4......(..............................CBTTx

BT

+=

dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x = total jam kerja per tahun (jam/tahun)

C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)

1. Biaya Tetap

Dalam beberapa literature tidak banyak perbedaan dalam mengelompokkan

biaya tetap. Lazimnya biaya tetap itu terdiri dari biaya penyusutan, biaya bunga

modal, biaya asuransi, biaya pajak dan biaya gedung atau gudang. Masing-masing

jenis biaya ini ada cara perhitungannya baik dengan rumus atau dengan

pendekatanpenelitian (pengalaman).

Universitas Sumatera Utara

Biaya tetap terdiri dari :

- Biaya penyusutan (metode garis lurus)

( )n

SPD −=

………...………………………………(5)

dimana :

D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)

S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)

n = Umur ekonomi (tahun)

- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:

( )( )nnPiI

21+

=...………………………………….(6)

dimana :

i = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

- Biaya pajak

Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk

mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur

menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2%

pertahun dari nilai awalnya.

- Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata

diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

Universitas Sumatera Utara

2. Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari :

- Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan :

( )jam

SPreparasiBiaya1000

%2,1 −=

…………………..(7)

- Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini

tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau

gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

3. Break Event Point (Perhitungan Titik Impas)

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui

batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang

dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh

hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

)8.(..............................VR

FN−

=

Dimana:

N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)

F : biaya tetap per tahun (rupiah)

R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah)

V : biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak

tetap per tahun (rupiah/unit)

Universitas Sumatera Utara

4. Net Present Value (NPV)

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan

metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah

kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk

diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah di

diskon dengan discount factor. Secara singkat rumusnya :

………………………………..(9)

Dimana:

B = manfaat penerimaan tiap tahun

C = manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun

t = tahun kegiatan usaha (t = 1,2,...n)

i = tingkat discount yang berlaku

Dengan Kriteria:

- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan dan

dikembangkan;

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak

menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan;

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan (Darun, 2002)

2. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan

lama (umur) pemilikan suatau alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu.

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana

diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif)

Universitas Sumatera Utara

atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah

harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:

……………...(10)

Dan

………………..(11)

dimana : p = suku bunga bank paling atraktif

q = suku bunga coba-coba ( > dari p)

X = NPV awal pada p

Y = NPV awal pada q

(Purba, 1997).

Universitas Sumatera Utara