Upload
truongkiet
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila
ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.
Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain
seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi
pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk
banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda
pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut
di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar
tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara
pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).
Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,
misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa
tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya
sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan
persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil
(Novizan, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Di dalam tanah terdapat banyak organisme pengurai, baik makro maupun
mikro. Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme
pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah dalam
proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan pupuk
organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur yang sudah
terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus larut dalam air
sehingga mudah diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman. Bentuk senyawa
tersebut antara lain amonium dan nitrat. Beberapa mikroorganisme penting antara
lain : ganggang (mikroorganisme berklorofil), fungi (mikroorganisme tidak
berklorofil yang memperoleh energi dan karbon dari bahan organik),
actinomycetes (merupakan golongan mikroorganisme antara fungi dan bakteri),
dan bakteri. Bakteri berperan penting dalam proses penguraian seperti proses
nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen (Musnamar, 2009).
Pupuk organik sangat penting terutama karena sebagai berikut.
1. Memperbaiki struktur tanah.
Pada waktu penguraian bahan organik oleh organisme di dalam tanah
dibentuk produk yang mempunyai sifat sebagai perekat, yang lalu
mengikat butir-butir pasir menjadi butiran yang lebih besar. Lagipula di
dalam tanah tumbuh sistem tali-temali yang terdiri dari benang-benang
jamur yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan.
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air
Bahan organik mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air tanah.
Karena itu pupuk organik sering kali mempunyai pengaruh positif
terhadap hasil tanaman, apalagi pada musim panas yang kering.
Universitas Sumatera Utara
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah
Hal ini terutama disebabkan karena organisme di dalam tanah dapat
memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Berbagai organisme di
dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
Berbagai organisme itu di dalam tanah mempunyai fungsi penting yang
beraneka ragam sifatnya.
4. Mengandung zat makanan tanaman
Berbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh
tanaman. Bagian yang penting daripadanya baru tersedia sesudah
terurainya bahan organik itu. Pupuk organik biasanya menunjukkan
pengaruh reaksi reaksi nitrogen yang jelas terlihat. Pengaruh dari fosfat
dan kalium biasanya tidak begitu jelas
( Rinsema, 1993).
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran
padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan unggas.
Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara
makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun
mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).
Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat,
sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari kotoran cair (Santoso, 2002).
Pupuk organik padat (konvensional) yang biasa dipakai petani adalah
pupuk organik dari kompos atau pupuk kandang yang terdekomposisi secara
alami berbentuk serbuk kasar atau gumpalan. Pupuk organik padat tersebut masih
Universitas Sumatera Utara
tercampur dengan bahan-bahan lain seperti sekam, jerami, serbuk gergaji, dan
lain-lain dengan bau yang masih menyengat dan dalam kondisi relatif basah.
Dengan demikian, pupuk tersebut terkesan kotor. Bentuk pupuk organik padat
saat ini semakin beragam disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Saat ini
bentuk pupuk organik padat yang ditawarkan antara lain serbuk, butiran, pelet,
dan tablet. Pupuk organik bentuk butiran, pelet, dan tablet merupakan bentuk
pupuk organik konsentrat yang dibentuk dengan mesin pencetak bertekanan tinggi
(Musnamar, 2005).
Kompos dan Pengomposan
Akhir-akhir ini kompos semakin populer di kalangan penggemar tanaman,
khususnya di kota-kota besar. Dibanding pupuk kandang, kompos seakan akrab
dengan masyarakat pertanian. Dugaan sementara orang memilh kompos karena
mudah didapatkan, mudah dibuat, dan banyak diperjualbelikan di toko-toko
saprotan (sarana produksi pertanian). Kompos merupakan hasil dari pelapukan
bahan-bahan berupa dedaunan, jerami, alang-alng, rumput, kotoran hewan,
sampah kota dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-bahan tersebut dapat
dipercepat melalui bantuan manusia. Secara garis besar, membuat kompos berarti
merangsang perkembangan bakteri (jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau
menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa
lain. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa
organik sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman
(Marsono dan Lingga, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Pupuk organik yang sering digunakan adalah kompos. Kompos merupakan
hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang,
sampah, rumput, dan bahan lain sejenisnya yang proses pelapukannya dipercepat
oleh bantuan manusia. Pupuk ini berwarna coklat dengan tekstur sedikit lebih
kasar daripada pupuk kandang. Kandungan unsur hara nya biasanya rendah, tetapi
kompos yang diperjualbelikan di pasaran biasanya sudah ditambah dengan pupuk
buatan yang mengandung N, P, dan K. Pupuk organik lainnya yang sifatnya mirip
dengan kompos adalah humus. Bedanya hanya terletak pada proses palapukannya.
Kalau kompos pelapukannya dibantu oleh manusia, pelapukan humus terjadi
secara alami. Pupuk organik ini biasanya lebih mahal daripada kompos karena
lebih sulit diperoleh (Najiyati dan Danarti, 1996).
Istilah kompos lazim digunakan untuk pupuk organik yang berasal dari
daun atau bagian tanaman lainnya. Setelah dilapukkan, daun atau bagian tanaman
lain akan menjadi bahan yang berbeda dengan asalnya dan sebagai penyedia unsur
hara bagi tanaman. Selain sisa tanaman, untuk membuat kompos dapat juga
digunakan sampah kota atau sampah rumah tangga. Secara alamiah, bagian atas
tanah yang disebut serasah merupakan kompos hasil pelapukan sisa tanaman.
Kompos yang baik adalah kompos yang sudah mengalami pelapukan yang cukup
dengan dicirikan warna sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak
berbau, kadar air rendah dan mempunyai suhu ruang (Sarwono, 2001).
Kandungan zat hara dalam kompos sangat bervariasi tergantung dari bahan
yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Secara umum
kandungan zat hara dalam kompos terdiri dari : karbon 8,2%, nitrogen 0,09%,
fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri dari cairan 41% dan
Universitas Sumatera Utara
bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23. C/N merupakan
perbandingan karbon dan nitrogen. Pupuk dengan C/N yang tinggi kurang baik
diberikan ke tanaman karena proses peruraian selanjutnya akan terjadi di dalam
tanah. CO2 yang dihasilkan dari peruraian tersebut akan berpengaruh kurang baik
terhadap pertumbuhan tanaman. Seperti halnya pupuk kandang, pupuk kompos
yang akan digunakan haruslah kompos yang baik. Secara fisik sulit dilihat
kompos yang baik dengan kompos yang kurang baik. Namun, secara umum
pupuk tersebut mempunyai butiran yang lebih halus dan berwarna coklat agak
kehitaman. Dengan kompos maka kultur pertanian akan kembali ke bahan-bahan
organik. Bahan organik akan memperbaiki struktur jaringan tanaman, artinya
tanaman yang diberi kompos tidak lagi perlu disemprot dengan pestisida karena
hama tidak tertarik untuk memangsanya (Prihmantoro, 2003).
Pembuatan kompos ada berbagai cara, tetapi semua cara tersebut
mempunyai konsep dasar yang sama. Konsep dasar ini dapat juga disebut
pembuatan kompos secara umum sehingga cara pembuatan ini perlu diketahui
agar dalam memodifikasi cara pembuatan kompos tidak terjadi kesalahan. Dalam
pembuatan kompos, waktu yang diperlukan umumnya sekitar 3-4 bulan. Namun,
waktu ini dapat dipercepat menjadi 4-6 minggu dengan diberinya tambahan atau
aktivator bagi bakteri pengurai. Tahapan pembuatan kompos dimulai dengan
persiapan, baik bahan maupun tempatnya. Setelah itu penyusunan tumpukan
kompos, pemantauan suhu dan kelembapan tumpukan, pembalikan dan
penyiraman, pematangan, pengayakan kompos, pengemasan dan penyimpanan
(Indriani, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan kompos dapat dilakukan di dalam ruangan (beratap) walaupun
tidak berdinding. Dalam pembuatan kompos ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi agar dihasilkan kompos yang baik, yaitu :
1. Campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi
dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-bahan mentah perlu
dipotong-potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Temperatur awal harus tinggi untuk membunuh pathogen biji rumput-
rumputan dan lalat atau telur-telur dan larva hama lainnya serta penyakit
(cendawan) yang terbawa ke dalam tumpukan.
3. Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup banyak untuk
mengimbangi penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.
Adapun ciri-ciri kompos yang baik :
a. berwarna coklat
b. berstruktur remah
c. berkonsistensi gembur
d. berbau daun yang lapuk
(Budhiwidiyastuti, 2001).
Pengomposan merupakan proses biologi oleh mikroorganisme secara
terpisah atau bersama-sama dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan
semacam humus. Bahan yang terbentuk mempunyai berat volume yang lebih
rendah daripada bahan dasarnya, bersifat stabil, kecepatan proses dekomposisi
lambat dan sumber pupuk organik. Dengan demikian pengomposan menyiapkan
makanan untuk untuk tanaman di luar petak pertanaman dan sekaligus
menghilangkan senyawa yang mudah teroksidasi dan keberadaannya tidak
Universitas Sumatera Utara
dikehendaki. Apabila residu ini diberikan langsung ke tanah tanpa proses
pengomposan maka akan merugikan tanaman karena memanfaatkan hara nitrogen
yang ada dalam tanah (Sutanto, 2002).
Apabila proses pengomposan telah selesai maka secara fisik terlihat antara
lain; jika dipegang terasa dingin tidak lagi panas, jika diremas terasa rapuh, bau
dan warnanya sudah tidak sebagaimana asalnya. Sebenarnya pupuk padat ini siap
digunakan sebagai pupuk organik. Perbandingan C/N rasio bahan ini mendekati
perbandingan C/N rasio tanah yaitu berkisar 12-15. Bahan organik hasil
pengomposan ini biasanya berbentuk serbuk kasar atau sedikit bergumpal
tergantung kadar air bahan. Pupuk ini sudah dapat digunakan untuk pemupukan
tanaman. Untuk tujuan tertentu bahan-bahan organik yang sudah matang ini dapat
diproses lebih lanjut menjadi pupuk padat dengan berbagai bentuk, misalnya
berbentuk butiran pecah atau butiran seragam, serbuk kasar, pelet atau tablet
tergantung alat pencetaknya. Proses pencetakannya secara umum didahului
dengan penghancuran dan pencampuran bahan organik hasil pengomposan supaya
homogen dan baru setelah itu di cetak sesuai kebutuhan dan bentuk yang
diinginkan (Isnaini, 2006).
Kelebihan Kompos
Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan
beberapa manfaat sebagai berikut :
• Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.
• Mengemburkan tanah.
• Memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
• Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah.
Universitas Sumatera Utara
• Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air.
• Memudahkan pertumbuhan akar tanaman.
• Menyimpan air tanah lebih lama.
• Mencegah lapisan kering pada tanah.
• Mencegah beberapa penyakit akar.
• Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupuk buatan.
• Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia
• Menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena
harganya lebih murah, berkualitas, dan akrab lingkungan.
• Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaiannya yang lebih hemat.
• Bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk
organik yang diperkaya dengan mineral, inokulum bakteri pengikat N,dan
inokulum bakteri pemfiksasi P; media tanam dalam bentuk pelet; biofilter
pada sistem pengomposan tertutup; dan untuk briket bahan bakar
• Bersifat multilahan karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan,
reklamasi lahan kritis, padang golf, dan lain-lain
(Hadisumitro, 2009).
Pupuk Organik Yang Berasal Dari Hasil Ikutan Hewan
Pupuk organik yang berasal dari hasil ikutan hewan :
1. Pupuk Bubuk Tulang,
Mengandung 10% N, 2,1% P (5% P2O5) dan K 1%.
Daerah penghasilnya Bagan Siapi-Api.
Dapat digunakan sebagai makanan ternak, sering pula di ekspor, seperti :
hyponex untuk pemupukan tanaman anggrek.
Universitas Sumatera Utara
2. Pupuk Bubuk Darah,
Didapat dari tempat-tempat pemotongan ternak, darah yang cair diletakkan
dalam tempat pengumpulan yang diberi uap sehingga terjadi koagulasi,
bagian yang cair kemudian dibuang.
Pupuk ini mengandung 10-12% N, 0,6% P (2% P2O5) dan 0,4-0.6% K.
Dapat juga digunakan sebagai makanan ternak.
3. Pupuk Bubuk Tulang Ikan,
Banyak mengandung fosfor, merupakan campuran dari sepertiga pupuk
organik dan dua per tiga anorganik
(Sutedjo, 2008).
Beberapa tahun belakangan ini, bahan pangan, terutama sayuran yang
dibudidayakan secara organik mulai digandrungi masyarakat. Mereka memilih
makanan ini karena lebih sehat dan lebih aman dari residu pestisida yang
mengandung bahan kimia berbahaya. Bahan pangan organik dihasilkan dari budi
daya yang dilakukan secara organik, yaitu hanya dipupuk menggunakan kompos
dan pupuk organik lainnya. Kandungan hara kompos terbilang lengkap karena
mengandung unsur hara makro sekaligus unsur hara mikro. Namun, jumlahnya
relatif kecil sehingga untuk bisa memenuhi kebutuhan tanaman diperlukan
kompos dalam jumlah banyak. Kadar unsur hara dalam kompos, terutama unsur
hara makro bisa ditingkatkan dengan cara menambahkan tepung tulang, tepung
darah, tepung kerabang, atau abu hasil dari pembakaran sekam padi. Agar kompos
yang kita produksi memiliki kualitas bagus tidak ada salahnya kita melakukan
inovasi dengan menambahkan bahan tepung tadi (Simamora dan Salundik, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Selama 2 pekan sampah-sampah organik biasanya telah menjadi kompos
berwarna kecokelatan. Kemudian kompos itu dihancurkan dengan mesin
penggiling. Hasil gilingan berupa serbuk kompos halus merupakan bahan baku
blok pembenihan. Untuk membuat blok pembenihan, serbuk kompos sebanyak 7
kilogram dicampur dengan 200 ml perekat terbuat dari tepung kanji. Fungsi
perekat agar kompos tetap utuh dan tak mudah berhamburan. Bahan yang
tercampur sempurna itu lalu dimasukkan ke dalam cetakan dan ditekan dengan
mesin penekan manual. Persis membuat briket. Tujuannya supaya padatan blok
yang terbentuk menjadi lebih kuat. Kompos yang sudah dicetak menjadi blok itu
kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1-2 pekan (Admin, 2009).
Effective Microorganisme 4 (EM-4)
EM-4 adalah kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan
bagi pertumbuhan tanaman. Sebagian besar mengandung mikroorganisme bakteri
penghasil asam laktat (Lactobacillus sp.), serta dalam jumlah sedikit bakteri
fotosintetik (Streptomyces sp.) dan ragi (yeast). EM-4 mampu meningkatkan
dekomposisi limbah dan sampah organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi
tanaman serta menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen.
EM-4 diaplikasi sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi
mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat
meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman
secara berkelanjutan. EM-4 juga dapat digunakan untuk mempercepat
pengomposan sampah organik atau kotoran hewan, membersihkan air limbah,
serta meningkatkan kualitas air pada tambak udang dan ikan.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungan dan Manfaat Em-4
• Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
• Meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta menekan aktivitas
serangga hama dan mikroorganisme patogen.
• Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga
kestabilan produksi.
• Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan kompos. Kompos yang
dibuat dengan teknologi EM disebut dengan BOKASHI
(Marsono dan Sigit, 2001).
Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi
kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk
tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi
masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
-Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
-Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
-Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
-Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun
hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning
dan mati.
Universitas Sumatera Utara
Phospat ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan
mineral termasuk air.
-Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
-Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi
lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,
ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun
(Rioardi, 2009).
Rasio C/N adalah salah satu parameter penting untuk mengetahui kualitas
kompos. Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah kompos sudah cukup
‘matang’ atau belum. Rasio C/N ini juga diatur di dalam SNI ataupun
KepMenTan tentang kualitas kompos. Di dalam SNI rasio C/N kompos yang
diijinkan adalah 10 – 20, sedangkan di dalam KepMenTan rasio C/N kompos
yang diijinkan berkisar antara 20 (Isroi, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Dongkrak dan prinsip kerjanya
Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah dengan memanfaatkan hukum
Pascal, "Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup akan
diteruskan ke segala arah sama rata". Dongkrak hidrolik terdiri dari dua tabung
yang berhubungan yang memiliki diameter yang berbeda ukurannya. Jika kita
memberikan gaya yang kecil pada tabung yang berdiameter kecil maka tekanan
akan disebarkan merata ke segala arah termasuk ke tabung besar (Admin, 2009).
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan gaya tekanan yang diakibatkan oleh
gerakan ujung dongkrak hidrolik yang terus memanjang. Semakin kecil luas
permukaan bidang sentuhan antara ujung dongkrak hidrolik dengan luas
permukaan maka tekanan yang dihasilkan semakin besar
(Permatasari, dkk, 2004).
Tekanan Tekanan diartikan sebagai gaya per satuan luas, dimana arah gaya tegak
lurus dengan luas permukaan. Karena tekanan adalah gaya per satuan luas maka
satuan tekanan adalah N/m2. Secara matematis, tekanan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini :
=PAF ………................................................. (1)
Dimana:
P = tekanan (N/m2)
F = gaya (kgm/s2)
A = luas (m2)
Universitas Sumatera Utara
Cara menghitung gaya tekan yang bekerja pada dongkrak adalah sebagai berikut :
P1 = P2 ...................................................................... (2)
Dimana:
P1 = tekanan pada alat
P2 = tekanan pada dongkrak hidrolik adalah tekanan pada tabung kecil
Dari persamaan tekanan di atas, sehingga rumus di atas dapat dijabarkan menjadi
sebagai berikut :
2
2
1
1
AF
AF
= …………………………………………………. (3)
Dimana:
F1 = gaya yang diberikan pada penampang alat
F2 = gaya yang diberikan pada penampang dongkrak hidrolik
A1 = luas penampang alat
A2 = luas penampang dongkrak hidrolik
Sehingga dengan mengetahui gaya berat yang diberikan pada alat maka dapat
dihitung gaya minimal yang diberikan pada pompa hidrolik untuk menekan alat
tersebut (Yohanes, 2009).
Pegas
Pegas diterapkan pada berbagai bentuk dan dalam banyak konstruksi.
Pegas digunakan agar suatu konstruksi berfungsi dengan baik, sifat pegas ialah
kemampuannya menerima kerja lewat perubahan bentuk elastik dan ketika
mengendur, menyerahkan kembali kerja tersebut. Pegas yang dibebani gaya tarik
atau gaya tekan jarang terjadi karena perpanjangan atau pemendekan elastik oleh
gaya tarik atau gaya tekan pada bahan pegas yang biasa dipakai terlalu kecil untuk
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan secara praktis. Pegas dibuat dari berjenis-jenis bahan tapi baja
dengan penampang lingkaran adalah yang paling banyak dipakai. Fungsi pegas
adalah :
1. Menerima dan menyerahkan kembali kerja
2. Mengerjakan gaya
3. Memberikan gaya
4. Menampung tumbukan dan meredam getaran
5. Mengukur gaya dan perpindahan
(Sulaso dan Suga, 2004).
Engkol
Engkol merupakan bahan yang dibuat dari besi dan sering disebut karter.
Berbentuk dasar silinder, engkol memiliki pemutar terdiri dari dua bagian yang
dipasang di kedua ujung poros pemutar. Ruang yang berada di dalam poros terdiri
dari batang torak atau pluyer, poros engkol, dan pemegang batang pluyer. Untuk
pergerakannya poros engkol memerlukan Pelumas (oil) yang derajat
kekentalannya sama dengan oli mobil (SAE 30). Kaki engkol dapat ditautkan pada
landasan atau kerangka penyangga dengan sistem ulir. Cara kerja engkol adalah :
1. Engkol digerakkan oleh tangan
2. Engkol dapat mengerakkan poros dan menaikkan tungku
(Hardjosentoso, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan
Ada dua kelompok biaya pemakaian alat atau mesin (alsin) yang umum
dibicarakan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Jumlah biaya tetap tidak
dipengaruhi oleh jam kerja alsin, sedangkan biaya tidak tetap sangat dipengaruhi
oleh kegiatan alsin.
Pengukuran Biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya
yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok )4......(..............................CBTTx
BT
+=
dimana :
BT = total biaya tetap (Rp/tahun)
BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam)
x = total jam kerja per tahun (jam/tahun)
C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)
1. Biaya Tetap
Dalam beberapa literature tidak banyak perbedaan dalam mengelompokkan
biaya tetap. Lazimnya biaya tetap itu terdiri dari biaya penyusutan, biaya bunga
modal, biaya asuransi, biaya pajak dan biaya gedung atau gudang. Masing-masing
jenis biaya ini ada cara perhitungannya baik dengan rumus atau dengan
pendekatanpenelitian (pengalaman).
Universitas Sumatera Utara
Biaya tetap terdiri dari :
- Biaya penyusutan (metode garis lurus)
( )n
SPD −=
………...………………………………(5)
dimana :
D = Biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = Nilai awal (harga beli/pembuatan) alsin (Rp)
S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = Umur ekonomi (tahun)
- Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya:
( )( )nnPiI
21+
=...………………………………….(6)
dimana :
i = Total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
- Biaya pajak
Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk
mesin-mesin dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur
menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2%
pertahun dari nilai awalnya.
- Biaya gudang/gedung
Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5-1%, rata-rata
diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari :
- Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan :
( )jam
SPreparasiBiaya1000
%2,1 −=
…………………..(7)
- Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini
tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau
gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.
3. Break Event Point (Perhitungan Titik Impas)
Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk mengetahui
batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang
dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh
hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.
Untuk menentukan produksi titik impas (BEP) maka dapat digunakan
rumus sebagai berikut:
)8.(..............................VR
FN−
=
Dimana:
N : jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F : biaya tetap per tahun (rupiah)
R : penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (rupiah)
V : biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak
tetap per tahun (rupiah/unit)
Universitas Sumatera Utara
4. Net Present Value (NPV)
Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan
metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah
kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk
diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah di
diskon dengan discount factor. Secara singkat rumusnya :
………………………………..(9)
Dimana:
B = manfaat penerimaan tiap tahun
C = manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun
t = tahun kegiatan usaha (t = 1,2,...n)
i = tingkat discount yang berlaku
Dengan Kriteria:
- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan dan
dikembangkan;
- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak
menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan;
- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan (Darun, 2002)
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan
lama (umur) pemilikan suatau alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu.
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana
diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif)
Universitas Sumatera Utara
atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah
harga IRR dengan menggunakan rumus berikut:
……………...(10)
Dan
………………..(11)
dimana : p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
(Purba, 1997).
Universitas Sumatera Utara