Tipe Isi Bidang Studi Dan Keefektifan Pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Tipe Isi Bidang Studi Dan Keefektifan PembelajaranTIPE ISI BIDANG STUDI DAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN

Tipe Isi Bidang StudiBerbagai pemikiran mengenai taksonomi hasil pembelajaran yang didasarkan pada tipe isi bidang studi telah berkembang dewasa ini. Bloom (1956) telah mengklasifikasi hasil pembelajaran menjadi tiga, yaitu:1. 2. 3. Kognitif. Sikap. Psikomotorik

intelektual.

Kognitif: Ranah yang menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan ketrampilan Sikap: Ranah yang berkaitan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi. Psikomotorik: Ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau ketrampilan

motorik.

Ranah KognitifBloom mengklasifikasi lebih lanjut ranah kognitif menjadi enam, dan tiap-tiap klasifikasi dikembangkan lagi menjadi bagian-bagian klasifikasi yang lebih khusus. Semua klasifikasi diurut secara hirarkhis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Keenam klasifikasi ranah kognitif Bloom adalah sebagai berikut:1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

Pengetahuan: Klasifikasi yang menekankan pada mengingat, apakah dengan mengungkapkan atau mengenal kembali sesuatu yang telahpernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

Pemahaman: Klasifikasi ini menekankan pada pengubahan informasi ke bentuk yang lebih mudah dipahami. Penerapan: Menggunakan abstraksi pada situasi tertentu dan konkrit. Tekanannya adalah untuk memecahkan suatu masalah. Analisis: Memilah informasi ke dalam satuan-satuan bagian yang lebih rinci sehingga dapat dikenali fungsinya, kaitannya dengan bagian yanglebih besar, serta organisasi keseluruhan bagian.

Sintesis: Penyatuan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru dan unik. Penilaian: Pertimbangan-pertimbangan tentang nilai dari sesuatu untuk tujuan tertentu.

Gagne (1977;1985) mengklasifikasi hasil pembelajar-an menjadi lima, dan dari lima klasifikasi ini tiga di antaranya termasuk ranah kognitif. Ketiga klasifikasi yang termasuk ranah kognitif adalah:1. 2. 3. Ketrampilan intelektual Informasi verbal Strategi kognitif

Ketrampilan intelektual dikembangkan lagi menjadi lima kategori yang diurut dengan menggunakan hubungan prasyarat belajar:1. 2. 3. 4. 5. Diskriminasi Konsep konkrit Konsep abstrak Kaidah Kaidah tingkat tinggi

Merrill (1983) mengembangkan suatu model pembelajaran yang disebut dengancomponent display theory (CDT). Dalam model ini, hasil pembelajaran diklasifikasi ke dalam dua dimensi: tingkat unjuk-kerja dan tipe isi. Klasifikasi ini hanya diterapkan dalam belajar ranah kognitif. Dimensi tingkat unjuk-kerja dibagi menjadi tiga, yaitu:1. 2. 3. Mengingat Menggunakan Menemukan,

sedangkan tipe isi pembelajaran dibedakan menjadi empat, yaitu:1. 2. 3. 4. Fakta Konsep Prosedur Prinsip

Ranah KognitifBloom mengklasifikasi lebih lanjut ranah kognitif menjadi enam, dan tiap-tiap klasifikasi dikembangkan lagi menjadi bagian-bagian klasifikasi yang lebih khusus. Semua klasifikasi diurut secara hirarkhis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Keenam klasifikasi ranah kognitif Bloom adalah sebagai berikut: (Klasifikasi lengkap dapat diperiksa dalam lampiran 1)1. 2. 3. 4. 5. 6. Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

Pengetahuan: Klasifikasi yang menekankan pada mengingat, apakah dengan mengungkapkan atau mengenal kembali sesuatu yang telahpernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

Pemahaman: Klasifikasi ini menekankan pada pengubahan informasi ke bentuk yang lebih mudah dipahami. Penerapan: Menggunakan abstraksi pada situasi tertentu dan konkrit. Tekanannya adalah untuk memecahkan suatu masalah. Analisis: Memilah informasi ke dalam satuan-satuan bagian yang lebih rinci sehingga dapat dikenali fungsinya, kaitannya dengan bagian yanglebih besar, serta organisasi keseluruhan bagian.

Sintesis: Penyatuan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru dan unik. Penilaian: Pertimbangan-pertimbangan tentang nilai dari sesuatu untuk tujuan tertentu.

Gagne (1977;1985) mengklasifikasi hasil pembelajar-an menjadi lima, dan dari lima klasifikasi ini tiga di antaranya termasuk ranah kognitif. Ketiga klasifikasi yang termasuk ranah kognitif adalah:1. 2. 3. Ketrampilan intelektual Informasi verbal Strategi kognitif

Ketrampilan intelektual dikembangkan lagi menjadi lima kategori yang diurut dengan menggunakan hubungan prasyarat belajar:1. 2. 3. 4. 5. Diskriminasi Konsep konkrit Konsep abstrak Kaidah Kaidah tingkat tinggi

Merrill (1983) mengembangkan suatu model pembelajaran yang disebut dengancomponent display theory (CDT). Dalam model ini, hasil pembelajaran diklasifikasi ke dalam dua dimensi: tingkat unjuk-kerja dan tipe isi. Klasifikasi ini hanya diterapkan dalam belajar ranah kognitif. Dimensi tingkat unjuk-kerja dibagi menjadi tiga, yaitu:1. 2. 3. Mengingat Menggunakan Menemukan,

sedangkan tipe isi pembelajaran dibedakan menjadi empat, yaitu:1. 2. 3. 4. Fakta Konsep Prosedur Prinsip

Kombinasi dimensi unjuk-kerja dan tipe isi melahirkan matriks dua dimensi, seperti telah diuraikan dalam Bab 2.

Ranah SikapRanah sikap dikembangkan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964). Dikemukakan ada lima klasifikasi ranah sikap, dan tiap klasifikasi dibagi lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih khusus. Kelima klasifikasi utama mereka adalah: (Klasifikasi lebih rinci ditunjukkan dalam lampiran 2)1. 2. 3. 4. 5. Menerima Merespon Menghargai Mengorganisasi Bertindak konsisten

Menerima: Ranah ini berkaitan dengan keinginan siswa untuk terbuka (atau, peka) pada perangsang atau pesan-pesan yang berasal darilingkungannya. Pada tingkat ini muncul keinginan menerima perangsang, atau, paling tidak, menyadari bahwa perangsang itu ada.

Merespon: Pada tingkat ini muncul keinginan untuk melakukan tindakan sebagai respon pada perangsang. Tindakan-tindakan ini dapat disertaidengan perasan puas dan nikmat.

Menghargai: Penyertaan rasa puas dan nikmat ketika melakukan respon pada perangsang, menyebabkan individu ingin secara konsistenmenampilkan tindakan itu dalam situasi yang serupa. Pada tahap ini individu dikatakan menerima suatu nilai, dan mengembang-kannya, serta ingin terlibat lebih jauh ke nilai itu.

Mengorganisasi: Individu yang sudah secara konsisten dan berhasil menampilkan suatu nilai, pada suatu saat akan menghadapi situasi dimana lebih dari satu nilai yang bisa ditampilkan. Bila ini terjadi, maka individu akan mulai ingin menata nilai-nilai itu ke dalam suatu sistem nilai, menetukan keterkaitan antar nilai, dan menetapkan nilai mana yang paling dominan.

Bertindak konsisten sesuai dengan nilai yang dimilikinya. Ini adalah tingkat tertinggi dari ranah sikap. Di mana individu akanberperilaku secara konsisten berdasarkan nilai yang dijunjungnya.

Klasifikasi ranah afektif ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku tingkat yang lebih rendah merupakan prasyarat bagi perilaku tingkat yang lebih tinggi. Itulah sebabnya, ranah ini diurut dalam suatu garis kontinum dalam bentuk hirarkhis, dan pencapaiannya bersifat kumulatif. Mulai dari tahap pertama, yaitu menerima suatu nilai, keinginan untuk merespon, kepuasan yang didapat ketika merespon akan memunculkan penghargaan pada nilai itu, selanjutnya mengorganisasi nilai-nilai ke suatu sistem nilai yang sifatnya amat pribadi, dan akhirnya berperilaku secara konsisten berdasarkan nilai yang dimiliki dan dijunjungnya.

Ranah PsikomotorikSimpson (1966) mengembangkan klasifikasi ranah psikomotorik menjadi lima. Mulai dari tingkat yang paling rendah, yaitu persepsi, sampai pada tingkat penguasaan ketrampilan yang terpola. Simpson masih mempertanya-kan satu tingkat lagi setelah tingkat kelima, yaitu penyesuaian dan keaslian. Tingkat ini belum dimasukkan secara sistematik dalam klasifikasinya. Klasifikasi ranah psikomotorik adalah sebagai berikut:1. 2. 3. 4. 5. Persepsi Kesiapan Respon terbimbing Mekanisme Respon terpola Penyesuaian dan Keaslian

6.

Persepsi: Proses munculnya kesadaran tentang adanya objek dan karakteristik-karakteristiknya melalui indra. Kesiapan: Pada tigkat ini, siswa siap untuk melakukan suatu tindakan, baik secara mental, fisik, atau emosional. Respon terbimbing: Siswa melakukan tindakan dengan mengikuti suatu model. Ini dapat dilakukan dengan meniru model dan coba-gagalsampai tindakan yang benar dikuasai.

Mekanisme: Pada tingkat ini siswa telah mencapai tingkat kepercayaan tertentu dalam menampilkan ketrampilan yang dipelajari. Respon terpola: Pada tingkat ini, siswa telah mencapai tingkat ketrampilan yang tinggi. Ia dapat menampilkan suatu tindakan motorik yangmenuntut pola tertentu, dengan tingkat kecermatan dan/atau keluwesan, serta efisiensi yang tinggi.

Penyesuaian dan Keaslian: Tingkat ini masih dipersoalkan oleh Simpson, perlu dimasukkan atau tidak. Pada tingkat ini, siswa telah begitutrampil sehingga ia dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang menuntut persyaratan tertentu. Ia juga dapat mengembangkan pola tindakan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.