12
12 Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate Professor of Civil Engineering California University, John Wiley & Sons. Varnes, D.J., 1958, Slope Movement Types and Processes, Special Report, Washington, D.C. Wesley, L.D. 1997. Mekanika Tanah. Jakarta Selatan: Badan Penerbit Pekerja Umum

Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

12

Todd, D.K. 1959. GroundwaterHydrology. New York :associate Professor of CivilEngineering CaliforniaUniversity, John Wiley & Sons.

Varnes, D.J., 1958, Slope MovementTypes and Processes, SpecialReport, Washington, D.C.

Wesley, L.D. 1997. Mekanika Tanah.Jakarta Selatan: Badan PenerbitPekerja Umum

Page 2: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

11

dengan beda tinggi tiap titip relatifsama. Titik pengukuran GL 4 dan GL6 berjarak total 92 meter sedangkanjarak titik pengukuran GL 4 ke GL 5sebesar 48 meter dan jarak titikpengukuran GL 5 ke GL 6 sejauh 44meter. Pada gambar di atas terlihatlapisan batulempung juga sangatmendominasi dengan ketebalan 9 –16 meter. Pada sayatan geolistrik B-B’ di atas terlihat adanya keretakanbatuan yang diindikasikan dengannaiknya nilai resistivitas pada lapisanlempung yang ditandai dengan garisbiru. Pada lapisan ini belum menjadibidang gelincir karena berdasarkankondisi permukaan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanyagerakantanah.

X. KesimpulanBerdasarkan dari pembahasan yangtelah dilakukan, maka dapat diambilbeberapa kesimpulan, yaitu :1. Litologi lokasi penelitian

berdasarkan hasil pengukurangeolistrik terdiri atas tanahurugan, lempung danbatulempung.

2. Jenis gerakantanah pada lokasipenelitian adalah gerakantanahrayapan (creep) dan gerakantanahrotasi.

3. Bidang gelincir sayatan geolistrikA-A’ terletak pada lapisanlempung berada pada kedalaman5 meter-15 meter.

4. Metode penanggulangangerakantanah yang disarankanpada lokasi penelitian adalahmetode sementasi (grouting).

Ucapan Terima KasihTerimakasih kepadaPT.Selimut BumiAdi Cipta yang telah mengizinkanuntuk penelitian. Terimakasih kepadaRicky Afrianda,Surya Murdani danRevy Chandra atas dukungan dalampembuatan naskah publikasi ini

DAFTAR PUSTAKAArief, Saifuddin. 2007. Dasar-dasar

Analisis Kestabilan Lereng.Sorowako:http://www.geologi2000.com/fil

es/DasarDasar%20Analisis%20Kestabilan%20Lereng.zip

Bemmelen, R.W.Van. 1949. TheGeology of Indonesia v IA, TheHague. Gov. Printinf Office,Martinus Nijhoff, 732p.

Boyd, T.M. 1996. Resistivity Rock.New York : McGray-Hill bookURL:http://galitzin.mines.edu/INTROGP/

Canonica, Lucio. 1991. MemahamiMekanika Tanah. Bandung :Offset Angkasa

Dunn, I.S., Anderson, L.R., Kiefer,F.W. 1980. Dasar-DasarAnalisis Geoteknik. Semarang:IKIP Semarang Press

Karnawati, D. 2002. Bencana AlamGerakan Tanah di Indonesia Th2001. Jakarta : BPPT

Karnawati, D. 2005. Bencana AlamGerakan Massa Tanah diIndonesia dan UpayaPenanggulangannya.Yogyakarta : Jurusan TeknikGeologi Fakultas TeknikUniversitas Gajah Mada..

Legget, Robert F. 1962. Geologi andEngineering. New York :McGray-Hill book company,inc.

Litbang Pekerjaan Umum . 2005 .Pedoman teknikpenanggulanngan keruntuhanLereng :http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/isisni/SNI%2003-2436-1991

Patra, H.P dan Nath, S.K. 1999.Schlumbereger GeoelectricSounding In Groundwater.Kharagpur West Bengal India :Department of Geology &Geophisics, Indian Institute ofTechnology.

Sulaiman, Firdaus. 2008. Geolistrik.Bandung : JatinagorURL:http://geolistrik/Firdaus%20Sulaiman%20Blog%20%C2%BB%20Geolistrik .htm

Thanden, Sumadirja. 1996. PetaGeologi lembar Magelang danSemarang. Direktorat Geologi.Bandung

Page 3: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

10

pengukuran GL 1, GL 2 dan GL 3membentang dari selatan ke utaradengan posisi GL 3 berada di ataslereng dan GL 1 berada di bawahlereng yang mempunyai beda tinggi ±5 meter. Titik pengukuran GL 1 danGL 3 berjarak total 66 metersedangkan jarak titik pengukuran GL2 ke GL 3 sebesar 48 meter dan jaraktitik pengukuran GL 2 ke GL 3sejauh 18 meter. Pada gambar di atasterlihat lapisan batulempung sangatmendominasi dengan ketebalan 15 –20 meter. Berdasarkan ukuran butir ,lempung dan batulempung memilikiukuran butir yang sama sehinggarentang nilai resistivitasnya pun akansama. Sulit membedakan lapisanlempung dan batulempung padalokasi penelitian hanya bersarkannilai resistivitas. Lapisan lempungdan batulempung dapat dibedakandengan salah satu cara melihat reaksinilai resistivitas tersebut. Padalapisan lempung di atas terdapat satulapisan yang mengalami kenaikan

nilai resistivitas pada bagianbawahnya. Hal ini dapatmengindikasikan adanya perubahanporositas batuan akibat keretakanpada lapisan lempung tersebut.Kemudian mengalami penurunankembali nilai resistivitas yang dapatdiindikasikan perubahan litologi yangukuran butirnya masih sama tetapilebih padat. Pada gambar di atasterlihat adanya 2 bidang gelincir.Bidang gelincir 2 terjadi akibatperkembangan dari bidang gelincir 1dan sudut kemiringan lereng ≥ 45°.Bidang gelincir 2 berpusat pada GL 1yang diindikasikan dengan kenaikanresistivitas sebanyak tiga kali padalapisan lempung. Kenaikanresistivitas resistivitas inimenunjukkan rongga-rongga yangsemakin membesar sehinggamengurangi kekuatan ikatan antarbutir batuan. Rongga ini terjadi akibatadanya keretakan dari lapisanlempung.

Sayatan Geolistrik B-B’

Gambar 9. Sayatan geolistrik B-B’

Berdasarkan gambar 4.12di atas terlihat 3 lapisan batuanpenyusun lokasi penelitian yaitu :tanah, urugan, lempung, dan

batulempung. Pada gambar di atasterlihat perbedaan jarak Titikpengukuran GL 4, GL 5 dan GL 6membentang dari barat ke timur

Page 4: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

9

IX. Hasil dan PembahasanKondisi Geologi Lokasi Penelitian

Kondisi geologi lokasipenelitian perlu dikaji dengan tujuanuntuk memberikan gambaranmengenai kondisi litologi, morfologidan struktur geologi di lokasipembangunan PT. Astra Otoparts(PERSERO). Berikut penjelasanmengenai kondisi faktor geologi padalokasi penelitian :

Litologi Lokasi PenelitianLitologi lokasi penelitian

sebagian besar tersusun atas litologiyang sudah tidak segar lagi ataulapuk. Kondisi litologi yang sudahtidak segar lagi tidak cukup kuat jikadi atasnya didirikan bangunan karenaikatan butir batuannya tidak kuat lagiatau rapuh. Litologi lokasi penelitianberupa breksi andesit yang diselingioleh batupasir. Breksi andesit padalokasi penelitian masih dalam kondisisegar. Sedangkan, batupasir padalokasi penelitian sudah mengalamipelapukan sehingga menyebabkan

batuan tersebut mudah hancur. Jikadiberi beban pada kondisi demikianmaka, dapat terjadi gerakantanahyang membahayakan.

Morfologi Lokasi PenelitianMorfologi sekitar lokasi

pembangunan PT.Astra Otoparts(PERSERO) adalah satuan bentangalam denudasional terlihat daribanyaknya pengurugan untukmendirikan bangunan-bangunanindustri seperti kantor, gudangataupun pabrik. Semula morfologisekitar lokasi pembangunan PT.AstraOtoparts (PERSERO) berupaperbukitan yang kemudian dikeprassehingga menjadi datar dan bisadidirikan bangunan. Morfologi datardianggap tidak menimbulkankekhawatiran terjadinya gerakantanahatau longsor dibandingkan morfologiyang mempunyai lereng karenagerakantanah dapat terjadi mengikutisudut kelerengan tersebut.

Sayatan Geolistrik A-A’

Gambar 8. Sayatan geolistrik A-A’

Berdasarkan gambar diatas terlihat 3 lapisan batuanpenyusun lokasi penelitian yaitu :

tanah, urugan, lempung, danbatulempung. Pada gambar di atasterlihat perbedaan jarak Titik

Page 5: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

8

bawah permukaan lokasi penelitian.Hasil pengukuran geolistrik inikemudian diolah denganmenggunakan software Ip2win untukmendapatkan nilai resistivitas padakedalaman tertentu. Pada tahap 2,pembuatan penampang geolistrikberdasarkan nilai resistivitas yangdiperoleh. Penampang geolistrik inidimaksudkan agar mengetahui jenislitologi penyusun bawah permukaanlokasi penelitian. Pembuatanpenampang geolistrik dalam bentuk 2dimensi yang dibuat menggunakan

software Corel Draw X5. Pada tahap3, menentukan letak dan kedalamanbidang gelincir dan menentukan jenisgerakantanah berdasarkanpenampang geolistrik. Pada tahap 4,memberikan rekomendasipenanggulangan gerakantanah padalokasi penelitian. Setelah mengetahuiletak dan kedalaman bidang gelincirdan mengetahui jenis gerakantanah,dapat mempermudah menentukanpenanggulangan gerakantanah yangefektif, biaya murah dan efisiensiwaktu.

VIII. Diagram Alir Kegiatan Penelitian

Gambar 7. Diagram Alir Kegiatan penelitian

Page 6: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

7

2. JungkiranJungkiran adalah jenis

gerakan memutar ke depan dari satuatau beberapa blok tanah/batuanterhadap titik pusat putaran di bawahmassa batuan oleh gaya gravitasi danatau gaya dorong dari massa batuandi belakangnya atau gaya yangditimbulkan oleh tekanan air yangmengisi rekahan batuan. Jungkiranini biasanya terjadi pada tebing-tebing yang curam dan tidakmempunyai bidang longsoran.

3. LongsoranLongsoran adalah gerakan

yang terdiri dari regangan geser danperpindahan sepanjang bidanglongsoran di mana massa berpindahmelongsor dari tempat semula danterpisah dari massa tanah yangmantap.

Jenis gerakantanah yangsering terjadi berupa tanah longsor.Ada 2 jenis tanah longsor, yakni:longsoran translasi dan longsoranrotasi. Jenis longsoran translasi danrotasi paling banyak terjadi diIndonesia. Jenis-jenis longsoran yaitu

a.Longsoran TranslasiLongsoran translasi adalahbergeraknya massa tanah dan batuanpada bidang gelincir berbentuk rataatau bergelombang landai. SedangkanPergerakan blok adalah perpindahanbatuan yang bergerak pada bidanggelincir berbentuk rata. Longsoran inidisebut juga longsoran blok batu.

b.Longsoran RotasiLongsoran rotasi adalah bergeraknyamassa tanah dan batuan pada bidanggelincir berbentuk cekung..4. Penyebaran Lateral

Penyebaran lateral adalahgerakan menyebar ke arah lateralyang ditimbulkan oleh retak geseratau retak tarik. Tipe gerakan inidapat terjadi pada batuan ataupuntanah.

5. AliranAliran adalah jenis

gerakantanah di mana kuat gesertanah kecil sekali atau bolehdikatakan tidak ada, dan materialyang bergerak berupa material kental.Termasuk dalam tipe ini adalahgerakan yang lambat, berupa rayapanpada massa tanah plastis yangmenimbulkan retakan tarik tanpabidang longsoran.

a. Rayapan TanahRayapan tanah adalah jenis

gerakantanah yang bergerak lambat.Jenis tanahnya berupa butiran kasardan halus. Jenis gerakantanah inihampir tidak dapat dikenali. Setelahwaktu yang cukup lama,gerakantanah rayapan ini bisamenyebabkan tiang-tiang telepon,pohon atau rumah miring ke bawah.

b. Aliran Bahan RombakanJenis gerakantanah ini

terjadi ketika massa tanah bergerakdidorong oleh air. Kecepatan alirantergantung pada kemiringan lereng,volume dan tekanan air, dan jenismaterialnya. Gerakannya terjadi disepanjang lembah dan mampumencapai ratusan meter jauhnya

6. MajemukMajemuk merupakan

gabungan dua atau lebih tipegerakantanah seperti diterangkan diatas. Menurut Pastuto dan Soldati(1997, dalam Hardiyatmo 2006),longsoran majemuk diantaranyaadalah bentangan lateral batuan,tanah maupun bahan rombakan

VII. Metode Penelitian

Penelitian analisisgerakantanah dengan geolistrik inidilakukan di PT. Astra Otoparts(PERSERO). Dalam penelitiangerakantanah dengan geolistrik ini,pekerjaan dilakukan dalam 4 tahap.Pada tahap 1, pengukuran geolistrikmetode Schlumberger untukmengetahui nilai resistivitas batuan.Resistivitas batuan ini digunakansebagai informasi awal kondisi

Page 7: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

6

yang menahan atau menambah gayayang meluncurkan akan menambahkemungkinan untuk terjadigerakantanah. Untuk daerahpermukiman yang dibangun yaitu φ(pada lereng yang terjal disarankanagar nilai FS nya >1.3. Nilai angkakemanan (FS) tergantung dari sifatfisik/mekanik tanah atau batuan ,yaitu :• Sudut geser dalam tahanan geser(φ).• Kohesi/daya ikat tanah (c).• Berat isi (γ).• Kedudukan muka airtanah dan• Susunan tanah/batuan serta sudutlereng.

Meskipun analisiskemantapan lereng selalu digunakandalam perhitungan tetapi analisis inimempunyai kelemahan disebabkananalisis kemantapan lereng biasanyadilakukan secara dua dimensi

sedangkan gerakantanah mempunyaikenampakan tiga dimensi, yangsangat memungkinkan di daerahdinding samping longsoranmempunyai mekanisme gaya lebihkecil bila dibandingkan denganbagian tengah. Selain itu sifat – sifattanah / batuan sangatlah bervariasiyang kadang – kadang sukar diukur,sehingga hasil 3 perhitungan akanmempunyai koreksi kesalahan,Sedangkan penyebaran daerah rawangerakantanah, yang mempunyaiangka kemantapan lereng kecilbiasanya perlu didukung denganmetode indentifikasi gerakantanahyang ada di daerah tersebut.

Berdasarkan Varnes, D.J,1978 klasifikasi gerakantanahdibedakan menadi 6 jenisgerakantanah seperti yang terlihatpada gambar berikut

Gambar 6. Klasifikasi Gerakantanah (Varnes,D.J, 1978)

Adapun keenam tipe gerakantanahdapat diuraikan sebagai berikut :1. Runtuhan

Runtuhan merupakangerakantanah yang disebabkankeruntuhan tarik yang diikuti dengantipe gerakan jatuh bebas akibatgravitasi. Pada tipe runtuhan inimassa tanah atau batuan lepas darisuatu lereng atau tebing curamdengan sedikit atau tanpa terjadipergeseran (tanpa bidang longsoran)kemudian meluncur sebagian besar di

udara seperti jatuh bebas, loncat ataumenggelinding.Runtuhan batuan adalah runtuhanmassa batuan yang lepas dari batuaninduknya. Runtuhan bahan rombakanadalah runtuhan yang terdiri darifragmen-fragmen lepas sebelumruntuh. Termasuk pada tipe runtuhanini adalah runtuhan kerikil (ukurankurang dari 20 mm), runtuhan kerakal(ukuran dari 20 mm - 200 mm), danruntuhan bongkah (ukuran lebih dari200 mm).

Page 8: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

5

Konfigurasi Elektroda WennerPada konfigurasi ini, jarak

antar elektroda a harus seragam untuksetiap pengukuran. Bila jarakelektroda AB 12 m, maka jarakelektroda MN 4 m dan demikianseterusnya. Sedangkan menurutreferensi yang diperoleh konfigurasiWenner-Schlumberger adalahkonfigurasi dengan sistem aturanspasi yang konstan dengan catatanfaktor “n” untuk konfigurasi iniadalah perbandingan jarak antaraelektroda C1-P1 (atau C2-P2) denganspasi antara P1-P2 seperti padaGambar 3. Jika jarak antar elektrodapotensial (P1 dan P2 adalah a makajarak antar elektroda arus(C1 dan C2)adalah 2na + a. Proses penentuanresistivitas menggunakan 4 buahelektroda yang diletakkan dalamsebuah garis lurus (Sakka, 2001).

Konfigurasi Wennerdikembangkan oleh Wenner diAmerika yang ke-empat buahelektroda-nya terletak dalam satugaris dan simetris terhadap titiktengah. Jarak MN pada konfigurasiWenner selalu sepertiga (1/3) darijarak AB. Bila jarak AB diperlebar,maka jarak MN juga harus diubahsehingga jarak MN tetap sepertigajarak AB.

Keunggulan dari konfigurasiWenner ini adalah ketelitianpembacaan tegangan pada elektrodaMN lebih baik dengan angka yangrelatif besar karena elektroda MNyang relatif dekat dengan elektrodaAB. Disini bisa digunakan alat ukurmultimeter dengan impedansi yangrelatif lebih kecil.

Pada konfigurasiSchlumberger idealnya jarak MNdibuat sekecil-kecilnya, sehinggajarak MN secara teoritis tidakberubah. Tetapi karena keterbatasankepekaan alat ukur, maka ketika jarakAB sudah relatif besar maka jarakMN hendaknya dirubah. Perubahanjarak MN hendaknya tidak lebihbesar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 5. Skema konfigurasi Wenner(Sakka,2001)

VI. GerakantanahGerakantanah adalah

perpindahan material pembentuklereng, berupa batuan, bahantimbunan, tanah atau materialcampuran tersebut, bergerak kearahbawah dan keluar lereng ( Varnes,D.J, 1978).

Gerakantanah adalah suatumassa tanah yang bergerak dari ataske bawah di sepanjang lereng.Gerakantanah terjadi apabila gayayang menahan (Resisting Forces)massa tanah di lereng tersebut lebihkecil dari pada gaya yangmendorong/ meluncurkan tanah disepanjang lereng.

Adapun gaya yang menahanmasa tanah di sepanjang lerengtersebut dipengaruhi oleh kedudukanmuka airtanah, sifat fisik /mekanisme tanah antara lain kohesi /daya ikat (c) dan sudut dalam tahanangeser tanah (φ) yang bekerjadisepanjang bidang luncuran.Sedangkan gaya pendorong inidipengaruhi diantaranya olehkandungan air, beban bangunan, beratmasa tanah itu sendiri. Kemantapanlereng biasanya dievaluasi denganmenghitung faktor keamanan (FS),yaitu perbandingan antara gaya yangmenahan dengan gaya yangmeluncurkan;GayapenahanGayapeluncur

Bila gaya menahan < darigaya peluncur, maka lereng akanmantap/stabil, nilai FS>1. tetapi bilaFS<1, maka lereng tersebut akanbergerak/tidak mantap. Pada dasarnyasetiap sesuatu perubahan yangmenyebabkan berkurangnya gaya

Page 9: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

4

dari 1000 atau 1500 kaki. Olehkarena itu metode ini jarangdigunakan untuk eksplorasi minyakbumi tetapi lebih banyak digunakandalam bidang geologi teknik sepertipenentuan kedalaman batuan dasar,pencarian reservoir air, jugadigunakan dalam eksplorasi panasbumi.

Faktor-faktor yangmempengaruhi daya hantar listrikpada batuan adalah :

a. Kandungan mineral logam, dimanakandungan mineral logam dapatmeningkatkan produktivitas batuansehingga menurunkan resistivitasbatuan.

b. Kandungan mineral nonlogamakan meningkatkan resistivitasbatuan.

c. Kandungan air akan menurunkannilai resistivitas batuan.

d. Tekstur, porositas, permeabilitasdan arus. Batuan yang porous akanmenyerap arus sehingga nilairesistivitasnya lebih tinggi.Temperatur yang tinggi akan

menyebabkan batuan lebihkonduktif. (Todd, 1959).

V. Jenis GeolistrikBerdasarkan letak

(konfigurasi) elektroda-elektrodaarus, dikenal beberapa jenis metoderesistivitas tahanan jenis, antara lain :

Konfigurasi SchlumbergerPada konfigurasi

Schlumberger idealnya jarak MNdibuat sekecil-kecilnya, sehinggajarak MN secara teoritis tidakberubah. Tetapi karena keterbatasankepekaan alat ukur, maka ketika jarakAB sudah relatif besar maka jarakMN hendaknya dirubah. Perubahanjarak MN hendaknya tidak lebihbesar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 4. Konfigurasi Schlumberger (Firdaus, 2008)

Kelemahan dari konfigurasiSchlumberger ini adalah pembacaantegangan pada elektroda MN adalahlebih kecil terutama ketika jarak AByang relatif jauh, sehingga diperlukanalat ukur multimeter yangmempunyai karakteristik 'highimpedance' dengan akurasi tinggiyaitu yang bisa mendisplay teganganminimal 4 digit atau 2 digit dibelakang koma. Atau dengan caralain diperlukan peralatan pengirimarus yang mempunyai teganganlistrik DC yang sangat tinggi.

Sedangkan keunggulankonfigurasi Schlumberger ini adalah

kemampuan untuk mendeteksiadanya non-homogenitas lapisanbatuan pada permukaan, yaitu denganmembandingkan nilai resistivitassemu ketika terjadi perubahan jarakelektroda MN/2.

Agar pembacaan teganganpada elektroda MN bisa dipercaya,maka ketika jarak AB relatif besarhendaknya jarak elektroda MN jugadiperbesar. Pertimbangan perubahanjarak elektroda MN terhadap jarakelektroda AB yaitu ketika pembacaantegangan listrik pada multimetersudah demikian kecil, misalnyakurang dari 1.0 miliVolt.

Page 10: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

3

III. Kerangka Pemikiran

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran

IV. GeolistrikGeolistrik adalah salah satu

metoda geofisika yang didasarkanpada penerapan konsep kelistrikanpada masalah kebumian. Tujuannyaadalah untuk memperkirakan sifatkelistrikan medium atau formasibatuan bawah-permukaan terutamakemampuannya untukmenghantarkan atau menghambatlistrik (konduktivitas atauresistivitas). (Legget, 1962).

Geolistrik dilakukan dengancara mengalirkan arus listrik DCyang mempunyai tegangan tinggi kedalam tanah. Injeksi arus listrik inimenggunakan dua buah elektrodaarus yang ditancapkan ke dalamtanah pada jarak tertentu. Semakin

panjang elektroda arus akanmenyebabkan aliran arus listrikmenembus lapisan batuan lebihdalam. Dengan adanya aliran aruslistrik tersebut akan menimbulkantegangan listrik di dalam tanah.Tegangan listrik yang terjadi didalam tanah diukur menggunakanmultimeter yang terhubung melaluidua buah elektroda tegangan.Resistivitas ditentukan dari suatutahanan jenis semu yang dihitung daripengukuran perbedaan potensi antaraelektroda yang ditempatkan di bawahpermukaan. (Todd, 1959).

Geolistrik lebih efektif jikadigunakan untuk eksplorasi yangsifatnya dangkal, jarang memberikaninformasi lapisan di kedalaman lebih

Page 11: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

2

berada di blok 17 kawasan industricandi, Kecamatan Ngaliyan, KotaSemarang, Provinsi Jawa Tengah.Waktu tempuh untuk mencapai lokasipembangunan kantor PT. AstraOtoparts (Persero) cabang Semarangdari Kampus Universitas DiponegoroTembalang adalah kurang lebih 40menit ke arah Kendal.

Secara administratif lokasi penelitianberbatasan dengan :Batas Utara :Kelurahan PurwoyosoBatas Barat :Kelurahan Bamban KerepBatas Selatan :Kecamatan MijenBatas Timur :Kelurahan Beringin

Gambar 1 Lokasi Penelitian analisis gerakantanah dengan geolistrik metode Schlumberger,PT. Astra Otoparts (PERSERO), Blok 17 Kawasan Industri Candi, Kecamatan Ngaliyan,

Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Gambar 2. Peta Lokasi Titik Pengukuran Geolistrik

Page 12: Todd, D.K. 1959. Groundwater Hydrology. New York : associate

1

ABSTRACT

Oleh : Joni FitraEmail : [email protected]

Geoelectric (resistivity) is a geophysical method used to determine the condition or subsurfacegeological structures based on the value variation of the resistivity of rock. Research sites locatedin some industrial area of Semarang Candi-block 17., located at Damar Formation (QTD). Thepurpose of the study was to determine subsurface lithology types based on the result ofmeasurements of Schlumberger Geoelectic method, type of mass movement, slip surface positionand mas movement control method.The method used in this study is the Schlumberger geoelectric method. Geoelectric measurementdone as much as 6 point spread among the sites, GL 3, GL 2 and GL 1 stretches from south tonorth. Meanwhile, GL 4, GL 5 and GL 6 stretches from west to east. Geoelectric data processingto determine the actual value of resistivity and thickness of each layer using IP 2 win Software.Based on the result of data processing geoelectric resistivity values obtained at the study site inthe form of rock urugan soil (10-56 Ωm), clay (2.5-10 Ωm), claystone (0-2.5 Ωm). Results ofresistivity value created geoelectric section and correlated to analyze the occurence of cracks in therock sites. From the results of which showed the rising value of geoelectric resistivity in the layerof cla, it can be analyzed that the presence of cracks in the clay layer. Slip plane looks at incisiongeoelectric A-A’ which consists of GL 3, GL 2 and GL 1 and 2 lies in the clay layer at depth 5-15meters. Type of mass movement at the study site is a creep along the sites and rotational slide thatare likely trending northeast between the measurement points GL 2 and GL 1.

Keywords: mass movement, schlumberger geoelectric method, slip surface.

I. PendahuluanLokasi penelitian terletak di

blok 17 kawasan industri Candi, KotaSemarang, Jawa Tengah. Lokasipenelitian merupakan lokasi akandibangunnya kantor PT.AstraOtoparts (Persero). Lokasipembangunan kantor ini mengalamimasalah pergerakantanah lokal padasisi lereng bagian belakang. Lokasipenelitian juga terdapat lerengdengan kemiringan > 45° sehinggarawan terjadinya gerakantanah.

Gerakantanah pada lokasipenelitian membutuhkanpenanggulangan efektif agar tidakterjadi kembali setelah dilakukanpembangunan kantor PT.AstraOtoparts (PERSERO) Tbk dan jugatidak terjadi kembali kerusakan padadinding penahan pada sisi utaralokasi. Gerakantanah ini perludipelajari lebih lanjut dengan salahsatu caranya menggunakan geolistrikagar dapat diketahui metodepenanggulangan yang lebih efektif,efisiensi waktu dan biaya murah.

Geolistrik merupakan metodegeofisika yang sering digunakanuntuk survei bawah permukaan. Halini disebabkan karena geolistrik dapatdigunakan untuk mengetahui kondisilitologi bawah permukaanberdasarkan variasi nilai tahananjenis batuan. Geolistrik ini sangatberguna untuk mendapatkaninformasi awal kondisi lokasipenelitian. Hasil pengukurangeolistrik ini akan mendapatkan nilairesistivitas batuan. Nilai resistivitasinilah yang akan digunakan sebagaipetunjuk pendugaan kondisi bawahpermukaan seperti penyusun batuan,keretakan-keretakan yang mungkinterjadi pada batuan.

II. Tinjauan Lokasi PenelitianDaerah penelitian berada

terletak di Provinsi Jawa Tengahtepatnya di Kota Semarang.Sedangkan, lokasi penelitian tugasakhir ini berada di proyekpembangunan gedung kantor PTAstra Otoparts (Persero) Tbk, kantorcabang Semarang. Lokasi penelitian