6
Bagian 4 Maaf telat

toksikologi bagian 4 jurnal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ketoksikan metanol

Citation preview

Bagian 4

Bagian 4Maaf telatCara lain mengetahui informasi prognostik:ketika keadaan tanda dan gejala klinis terbukti berkorelasi dengan hasil klinis berikut dengan paparan racun tertentu.Contohnya:Seorang pekerja terkena paparan metanol signifikan secara topikal yang menunjukkan asidosis metabolik dengan rentang anion yang tinggi, dan rentang osmol (konsentrasi) dan gejala visual.Berdasarkan tanda dan gejala klinis, pasien ini kemungkinan akan menjalani hemodialisis (cuci darah) meskipun tanpa adanya konfirmasi pengukuran dari konsentrasi metanol dalam serum

Fase-faseefek toksik yang bisa terjadi akibat paparan metanol:Fase pertama:Penekanan sistem saraf pusat : Dapat terjadi dalam 30 menit- 2 jam, intoksikasi dapat terjadi dalam durasi yang lebih pendek daripada intoksikasi oleh etanolFase kedua : fase laten tanpa gejala, mengikuti depresi sistem saraf pusat : Dalam 48 jam setelah diminum, pasien mungkin belum menunjukkan tanda-tanda keracunan, walaupun gejalanya mungkin berbeda secara individual.Fase ketiga terjadi asidosis metabolik berat:Pada fase ini metanol telah dimetabolisme menjadiasam formatdan menyebabkan metabolik asidosis (meningkatnya keasaman darah), yang dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, dan mungkin sudah mulai ada tanda-tanda gangguan penglihatan.Fase keempat : toksisitas pada mata, diikuti dengan kebutaan, koma, dan mungkin kematian:Gangguan visual/penglihatan umumnya terjadi pada 12-48 jam setelah minum, dan range-nya bervariasi, dari mulai tidak tahan cahaya (fotofobia), kabur atau berkabut, sampai kebutaan.

Hubungan dari korelasi efek klinis yang serius dengan tingkat teofilin di atas 90 mg / l (Weissman, 1998) atau gejala visual pada pasien metanol keracunan metanol (ellenhorn, 1997) berasal dari studi observasional bertahun-tahun oleh peneliti di bidang toksikologi klinisSeri kasus atau meta-analisisjenis analisis ilmiah merupakan langkah penting untuk memajukan studi jika hasil klinis dan perawatan berkualitas disediakan kepada pasien keracunan.Contoh:studi kasus seri juga melingkupi publikasi yang menggambarkan hubungan interval QRS pada 12-lead EKG pasien dengan tingkat keparahan dari keracunan oleh obat-obatan antidepresan trisiklik (boehnerd dan Lovejoy, 1985). penelitian observasional ini penting untuk membantu mengelomokkan pasien keracunan dengan overdosis antidepresan trisiklik generasi pertama dalam kategori risiko terjadinya kejang atau aritmia jantung.