TOR Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia Vol 3 Issue 1 (Juli 2016)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 TOR Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia Vol 3 Issue 1 (Juli 2016)

    1/3

    Term of ReferenceJurnal Hukum LingkunganVol. III Issue 1, Juli 2016

    Kembali Mengawal Pencemaran:

    Menjaga Tanah, Air dan Udara Bumi Pertiwi

    Latar Belakang

    And do not think that the oceans and the seas will protect us.

    The food that we eat, the water that we drink, yes, even the very air that we breathe can be contaminated by poisons

    originating from thousands of miles away. And it could be that, even if we ourselves escaped lightly, the unborngenerations of our children would bear on their distorted bodies the marks of our failure to control the forces which have

    been released on the world.

    Soekarno: Pembukaan Konferensi Asia Afrika, 1955

    Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2012 menyajikan gambaran yang

    mengkhawatirkan mengenai kualitas air, udara dan laut Indonesia. Dalam hal pencemaran air, dari

    411 titik pantau di 52 sungai strategis nasional, 75,2% titik pantau menunjukkan status tercemar

    berat, 22,52% tercemar sedang dan 1,73% tercemar ringan. 1 Dalam hal pencemaran udara,

    sekalipun polutan kriteria CO, NO2, TSP, SO2, HC, dan O3tidak tercemar secara signifikan, terlihat

    40% sampel PM2,5 melebihi baku mutu, sementara 100% PM10 melampaui baku mutu ambien

    udara.2Pencemaran laut pun tidak terkontrol dengan baik, dengan 36 kasus tumpahan minyak

    sepanjang kurun 1997-2012 (15 tahun) dan sebagian besar parameter kecerahan, amonia, TSS, dan

    DO di atas baku mutu. 3Lebih mengkhawatirkan, Indonesia tidak memiliki data nasional yang

    komprehensif dan terintegrasi mengenai semua kualitas air, udara, dan tanah yang mencakup semua

    kabupaten/kota. Hal ini misalnya tercermin dari ketimpangan data peredaran merkuri di Indonesia

    pada 2012, di mana UNCOMTRADE merekam 368 ton merkuri diekspor ke Indonesia, sementara

    data impor Kementerian Perindustrian hanya merekam kurang dari 1 ton.4Selain itu, SLHI 2013

    dan 2014 masih belum terbit juga hingga kini.

    Lahirnya hukum lingkungan di Indonesia berasal dari isu pencemaran. Sekalipun mencakup

    substansi yang luas, perlindungan dan pengendalian terhadap pencemaran di Indonesia bertujuan

    sama: mempertahankan kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi manusia. Dalam

    perkembangannya, pendekatan kontrol pencemaran dilakukan berdasarkan media lingkungan, yaitu

    pencemaran air, udara, dan laut. Pencemaran bahan beracun dan berbahaya yang kerap lintas media

    kemudian berkembang menjadi satu cabang tersendiri dalam ilmu hukum lingkungan. Selain itu,

    dimensi lain yang menarik ditelusuri adalah keadilan dalam distribusi beban lingkungan, di mana

    golongan ekonomi lemah beresiko lebih tinggi menanggung beban pencemaran lingkungan.

    Perkembangan terkini landasan hukum mengenai pencemaran ini dirangkum UU No. 32 Tahun

    2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup baik dalam aspek hukum

    administrasi, perdata maupun pidana.

    Sebagai wadah akademik perdebatan hukum dan kebijakan lingkungan hidup, JHLI

    mengundang akademisi dan praktisi hukum dan kebijakan lingkungan hidup untukmenyumbangkan gagasan mengenai isu pencemaran tanah, air maupun udara. Redaksi menerima

    dua jenis tulisan: (1) hukum lingkungan murni (aspek pidana / perdata / administrasi / hukum

    internasional terkait lingkungan) dan kebijakan publik yang terkait dengan lingkungan; atau (2)

    tinjauan hukum dari ilmu lingkungan yang bersifat teknis.

    1Kementerian Lingkungan Hidup, Status Lingkungan Hidup Indonesia (Jakarta: KLH, 2012), hlm. 35-38.2Id., hlm. 23-29.3Id., hlm. 75-76.4Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Study on Regulations of Mercury Management in Indonesia,

    (Jakarta: ICEL, 2012), hlm. 11.

  • 7/25/2019 TOR Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia Vol 3 Issue 1 (Juli 2016)

    2/3

    Tema dan Topik

    JHLI Vol III Issue 1 (Juli 2016) mengangkat tema:

    Kembali Mengawal Pencemaran:

    Menjaga Tanah, Air dan Udara Bumi Pertiwi

    Tema tersebut difokuskan dalam beberapa topik yaitu sektor relevan dalam isu perlindungan dan

    pengelolaan lingkungan hidup dalam hal pencemaran: (1) Pencemaran air (mencakup sungai,

    danau, air tanah); (2) Pencemaran laut (mencakup pencemaran laut bersumber dari daratan/kapal

    laut); (3) Pencemaran udara; (4) Pencemaran bahan beracun dan berbahaya; (5) Pengelolaan

    sampah dan limbah; (6) Pencemaran pada makhluk hidup (termasuk pencemaran persisten melalui

    rantai makanan pada ikan/binatang/tumbuhan).

    Untuk setiap topik, diharapkan ulasan dapat menjawab satu atau lebihpertanyaan kunci berikut:

    1.

    Bagaimana permasalahan hukum / kebijakan dari topik yang bersangkutan dalam tataran

    norma?2.

    Bagaimana persoalan-persoalan yang dihadapi dalam mengimplementasikan norma hukum

    / kebijakan dari topik yang bersangkutan?

    3. Bagaimana gagasan-gagasan dalam memperbaiki dan mengembangkan hukum dan

    kebijakan terkait topik yang bersangkutan?

    *) Topik tidak bersifat wajib/mutlak, melainkan hanya sebagai panduan untuk mempermudah penulis dalam

    memilih isu terkait. Penulis dapat memilih topik apa saja yang masih relevan dan termasuk dalam ruang

    lingkup tema besar di atas.

    Prosedur Pengiriman**

    Untuk Vol. III Issue 1 (Juli 2016), Penulis diharapkan mengirimkan abstrak sebelum 15 Februari2016 dengan menyertakan (1) nama lengkap; (2) institusi asal; (3) nomor telepon yang dapat

    dihubungi. Redaksi akan menghubungi penulis yang naskahnya yang diterima. Naskah final

    diterima redaksi paling lambat 30 April 2016.

    Abstrak maupun naskah artikel dapat dikirimkan melalui E-mail maupun melalui pos. Pengiriman

    melalui E-mail ditujukan ke [email protected] dengan di-cc ke [email protected].

    Pengiriman melalui pos disertai dengan tulisan Jurnal Lingkungan Hidup Indonesia di sudut kiri

    atas amplop, ditujukan ke alamat berikut:

    Indonesian Center for Environmental Law (ICEL)Jl. Dempo II no. 21, Kebayoran Baru

    Jakarta Selatan 12120

    DKI Jakarta

    Pemilihan Tulisan

    Pemilihan abstrak bersifat prosedural untuk menyaring artikel yang relevan dengan aspek hukum

    dan kebijakan, dilakukan secara internal oleh para peneliti ICEL. Redaksi akan menghubungi

    penulis yang abstraknya diterima selambat-lambatnya pada 29 Februari 2016.

    Pemilihan tulisan akhir melalui Sidang Redaksi yang terdiri dari para peneliti ICEL dan Mitra

    Bebestari. Tulisan yang dimuat akan diberikan honorarium yang layak, sementara tulisan yang tidak

    dimuat akan diberikan notifikasi pada tanggal 30 Mei 2016 dan merupakan hak Penulis

    sepenuhnya. Sidang Redaksi dapat meminta Penulis untuk melakukan perbaikan substansi maupun

    teknis terhadap tulisannya.

    Persyaratan Formil

    1.

    Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris). Panjang abstrak

    tidak lebih dari 150 kata yang ditulis dalam satu alinea yang mengandung ringkasan dari

    latar belakang, tujuan, metodologi, hasil, maupun kesimpulan;

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/25/2019 TOR Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia Vol 3 Issue 1 (Juli 2016)

    3/3

    2.

    Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD dengan

    kalimat yang efektif;

    3.

    Naskah diketik dengan Microsoft Word, ukuran halaman A4 dengan margin kiri 4 cm;

    kanan, atas, dan bawah 3 cm. Tulisan menggunakan huruf Times New Roman (TNR) 12 pt,

    spasi satu setengah tanpa spasi antar paragraph, dengan panjang naskah 40005000 kata.;

    4.

    Tabel atau gambar harus jelas, dan ditempatkan di dalam naskah dengan keterangan daftartabel dan/atau gambar pada bagian akhir naskah setelah daftar pustaka;

    5.

    Artikel yang pernah disajikan dalam pertemuan ilmiah/seminar/lokakarya namun belum

    pernah diterbitkan dalam bentuk prosiding, perlu disertai keterangan mengenai pertemuan

    tersebut sebagai catatan kaki;

    6. Judul artikel singkat dan jelas (maksimal 15 kata), diketik dengan huruf kapital. Nama

    ilmiah dan istilah asing lainnya diketik dengan huruf miring;

    7. Semua kutipan harus mencantumkan referensi, dengan catatan kaki atau catatan akhir

    dengan format Chicago style sebagaimana dijelaskan dalam poin 7 dan 8, dan daftar pustaka

    pada bagian akhir naskah.

    8. Tabel dan/atau gambar juga harus mencantumkan sumber. Untuk memudahkan koreksi

    naskah, diharapkan penulisan catatan kaki (footnote) mengikuti ketentuan:

    a.

    Phillipe Sands, Principles of Environmental Law, (Cambridge: Cambridge University

    Press, 2007), hlm. 342344;

    b. Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Cetakan ke-8, Edisi ke-5,

    (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991), hlm. 201208;

    c.

    Paul Scholten, Struktur Ilmu Hukum, Terjemahan dari De Structuur der

    Rechtswetenschap,Alih bahasa: Arief Sidharta, (Bandung: PT Alumni, 2003), hlm. 7;

    d.

    Peningkatan Kualitas Hakim Lingkungan Mendesak, Sinar Harapan, 15 Januari

    2014;

    e. Prijono Tjiptoherijanto, Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia,

    http://www.pk.ut.ac.id/jsi,diakses tanggal 2 Januari 2005.Sedangkan untuk penulisan Daftar Pustaka sebagai berikut:

    a.

    Sands, Phillipe. 2007. Principles of Environmental Law. Cambridge: Cambridge

    University Press.

    b.

    Burchi, Tefano. 1989. Current Developments and Trends in Water Resources

    Legislation and Administration. Paper presented at the 3 rd Conference of the

    International Association for Water Law (AIDA). Alicante, Spain: AIDA,

    December 11-14.

    c. Dewiel, Boris. 2000. What Is the People? A Conceptual History of Civil Society,

    dalamDemocracy, A History of Ideas. Vancouver: University of British Columbia Press.

    d.

    Rahayu, Muji Kartika. 2006. Sistem Peradilan Kita Harus Dibenahi: AnalisisPutusan MK tentang UU Komisi Yudisial, Jurnal Konstitusi, Volume 3, Nomor 3,

    September 2006. Jakarta: Mahkamah Konstitusi.

    e.

    Indonesia. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup.

    f. Sinar Harapan. Peningkatan Kualitas Hakim Lingkungan Mendesak. 15 Januari

    2014.

    g.

    Tjiptoherijanto, Prijono. Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia,

    http://www.pk.ut.ac.id/jsi,diakses tanggal 2 Januari 2005.

    9.

    Identifas penulis meliputi:

    a.

    Nama lengkap penulis (dengan gelar akademis)

    b.

    Nama dan alamat lembaga penulis

    c.

    Keterangan mengenai penulis untuk korespondensi disertai nomor telepon,

    handphone dan fax, serta alamat e-mail;

    d. Nomor rekening Bank yang masih aktif;

    http://www.pk.ut.ac.id/jsihttp://www.pk.ut.ac.id/jsihttp://www.pk.ut.ac.id/jsihttp://www.pk.ut.ac.id/jsihttp://www.pk.ut.ac.id/jsihttp://www.pk.ut.ac.id/jsi