TR 96 Disini Ada Iblis Dewi KZ

  • Upload
    akang

  • View
    345

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Seri Dewi Ular 96-Tara Zagita

Disini Ada IblisKarya : Tara Zagita Sumber DJVU : Jisokam Editor : Jisokam Ebook oleh : Dewi KZ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

DISINI ADA IBLIS Oleh Tara Zagita Serial Dewi Ular Cetakan pertama, 2008 Gambar sampul oleh Fan Sardy Penerbit Sinar Matahari, Jakarta Hak cipta pada Penerbit Dilarang mengcopy atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit . Petualangan putri tunggalnya Dewa Permana ini melibatkan dedengkot iblis yang sangat dihormati dan sekaligus ditakuti oleh bangsa iblis. Seorang janda membutuhkan banyak pemuda jantan untuk menjadi budak pemuas gairahnya. Pemuda tersebut diperas seluruh energinya sampai mati. Begitu juga halnya dengan Andrew, yang tiba-tiba lenyap dari pelukan istrinya secara gaib. Audy datang ke TKP melacak jejak gaib. la sangat yakin, bahwa "di sini ada iblis". Ketika iblis itu ditemukan, Audy justru lari ketakutan, karena iblis itu adalah ibunya sendiri : Nyimas Arumati. Sang iblis selalu berburu lelaki muda untuk dijadikan pemuas cintanya. Dewi ular mengejar Nyimas Arumati hingga ke alam gaib. Api amarahnya berkobar-kobar, karena pria terakhir yang diculik iblis itu adalah Rayo Pasca, sang kekasih pujaan. Kini Audy bimbang menghadapi pertarungan sengit itu, apakah ia harus memihak ibunya, atau berpihak pada Kumala Dewi yang tidak mempunyai hubungan keluarga sedikit pun dengannya? Simak kisah menegangkan ini. 0o-dw-234-o0

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

1ENERGI gaib dari alam kegelapan mulai menembus lapisan udara planet bumi. Hal itu membuat petualangan Dewi Ular alias Kumala Dewi semakin menegangkan, terutama setelah memasuki peristiwa yang mencekam jiwanya sendiri. Dalam kisah petualangan Dewi Ular berepisode: "Bocah Berdarah Hitam" disebutkan: Sisa cahaya biru gelap itu tetap meluncur ke arah Barbie. Anak itu berusaha melompat menghindarinya secara reflek pula, tapi tak berhasil menghindar dengan mulus. Pinggangnya terkena hantaman sinar biru gelap. Blaaammm...! "Kakaaaak..., ahgg...!" Gubraaak, br b ... !! Anak itu tertempar keluar dari kamar dengan sangat kuat. Kepalanya membentur dinding kaca tebal pemisah ruangan tengah dengan ruang makan. Kaca itu langsung pecah, dan Barbie pun terkapar tak sadarkan diri. "Barbieeeee...!!" Kumala Dewi menjerit sambil melesat bagaikan seberkas cahaya. Ia bermaksud menyambar tubuh Barbie yang tadi melayang keluar dari kamar, namun usahanya tak berhasil. Ia mendapatkan anak itu sudah terkapar di antara remukan kaca. Anehnya tak ada luka berdarah sedikit pun pada tubuh Barbie, walau pun ia pingsan di atas remukan kaca tajam. "Kau akan berhadapan dengan kesaktian Athila." "Aku sudah siap, Paman!" Dewa Jenaka menggeleng-gelengkan kepalanya . "Belum... kau belum siap, Nak..." "Kenapa Paman menilaiku belum siap?!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Ketahuilah, Kumala.... Anak ini adalah anaknya Auro...." Dewi Ular berkerut dahi, menatap Dewa Jenaka dengan tajam. "Anak inilah yang bemama Athila Darapura!" tegas Dewa Jenaka yang membuat Buron dan Sandhi ikut terperangah tegang. Seperti ditampar seribu dewa Kumala Dewi mendengar kata-kata Dewa Jenaka. Ia berusaha menyangkal dalam hati. Ia mencoba yakinkan diri bahwa Barbie bukan Athila Darapura. Bahwa gadis kecil yang ditemukan di alam hampa gaib dulu, adalah bukan bocah berdarah hitam yang dilahirkan oleh Auro, selir kesayangannya Dewa Kegelapan. Buron, si jelmaan Jin Layon, memindah Barbie yang masih dalam keadaan pingsan ke sofa panjang, atas perintah Kumala Dewi. Pada saat tubuh diangkat dari pecahan kaca, mereka baru tahu bahwa ternyata Barbie bukan tidak terluka, seperti dugaan semula, namun mengalami luka kecil di kepala bagian belakang. Luka itu memang tak berarti. Kecil. Tapi meninggalkan noda darah yang sangat berarti bagi keyakinan Kumala Dewi serta yang lain. Bahkan Sandhi pun ikut terperanjat ketika melihat noda darah dari luka Barbie. T ernyata darah anak itu berwarna hitam. Sangat hitam. Seperti tetesan aspal panas. Noda darah hitam itu pun mengepulkan asap tipis, menandakan adanya energi panas pada darah tersebut. "Apakah kau masih sangsi dengan penjelasanku, Dewi Ular?"tanya Dewa Jenaka. Dewi Ular masih terbungkam dengan dada bergemuruh, darah mendidih, dan energi kemarahannya itu membuat semua benda di sekelilingnya menjadi bergetar. Lantai dan atap rumah ikut bergetar. Pengaruh getarannya dapat dirasakan sampai ke rumah tetangga. Sepuluh rumah yang ada di kanan-kirinya ikut merasakan getarannya. Sangat

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mencemaskan manusia awam seperti Sandhi dan para tetangga sekitarnya. "Anak itu benar-benar berdarah hitam, bukan?" lanjut Dewa Jenaka. Ia bicara dengan hati-hati sekali. "Karena memang begitulah kenyataan yang sebenarnya, bahwa perkawinan Auro dengan Loka- pura, si Dewa Kegelapan itu, akan menghasilkan satu keturunan, yaitu bocah berdarah hitam. Dan, bocah itu mewarisi seluruh kesaktian kakeknya; si Penghulu Iblis, yang akan menjadi sangat sakti bila bercampur dengan darah kesaktiannya Dewa Kegelapan. Bocah inilah yang kelak akan menguasai alam kehidupan bumi, dan yang akan menjadi panglima perang dalam merebut wilayah kekuasaan Kahyangan." Dewi Ular masih diam dengan mata tajam tanpa senyum sedikit pun. ada yang berani men- dekatinya, karena dari tubuh wangi itu keluarlah hawa panas yang dapat menghanguskan kulit manusia biasa seperti halnya Sandhi. Itulah sebabnya Sandhi sengaja menjauh dengan perasaan cemas dan sangat tegang. ".... Dan para dewa sudah sepakat untuk menunjuk dirimu sebagai Senopati Perang dari pihak Kahyangan. Para dewa mengandalkan kesaktianmu, sebagai bidadari anak dewa yang masih suci dan terlahir sebagai anaktunggal. Jadi, bocah inilah yang kelak akan menjadi musuh utamamu dalam sejarah kehidupan alam semesta ini!" Pertentangan batin terjadi sangat seru sekali, yang membuat darah Dewi Ular terasa semakin mendidih. Bagaimana pun juga rasa kasih dan sayang sudah terlanjur lahir dari hati nurani yang paling dalam. Kasih dan sayang itu telah membuahkan cinta yang tulus antara Kumala Dewi dan Barbie. Segala daya upaya dikerahkan oleh Kumala untuk menyelamatkan jiwa anak itu, pada saat bahaya mengancamnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Seperti misalnya, ketika Barbie nyaris dibawa lari oleh muridnya Nyai Jalangayu di villanya Niko, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Terjerat Asmara Mistik"). Juga, ketika Kumala menyelamatkan anak itu dari sekelompok manusia bayangan yang ingin memakan Barbie, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Lorong Tembus Kubur"). Belum lagi membayangkan kepatuhan dan kesetiaan Barbie ketika menjaga Rayo Pasca, kekasihnya Kumala Dewi, yang saat itu sedang hamil dan nyaris dirampas oleh Mak Ayu, dukun sexy itu. Barbie melindungi Rayo atas dasar kepatuhannya pada Kumala. Barbie juga sangat membantu Kumala dalam memulihkan kesaktiannya Dewa Jenaka, sehingga sang dewa sekarang sudah bisa berdiri sebagai sosokdewa yang merniliki kesaktian seperti semula. Kedekatan mereka berdua sudah menjadi jalinan persaudaraan kakak-beradik yang saling menyayangi dan mencintai. Tetapi sekarang tali persaudaraan dan kasih sayang itu tercemari oleh kenyataan yang ada, bahwa Barbie adalah anak dari Auro yang sedang mengalami amnesia, yaitu lupa ingatan akibat benturan pada kepalanya ketika anak itu terperosok dalam lubang tembus ke alam hampa gaib. Barbie tak ingat dirinya adalah Athila Darapura yang diwajibkan oleh orang tuanya untuk membunuh Kumala Dewi kapan saja mereka bertemu. Hal itu pernah dilakukan oleh Athila ketika ia melihat Kumala dalam suatu perjalanan. Anak itu menyerang Kumala dengan sembunyi-sembunyi menggunakan kesaktiannya, yaitu Aji Cermin Neraka dan Aji Jeritan Iblis. Tetapi pada waktu itu Kumala Dewi bisa lolos dari serangan tersebut, namun tak dapat mengetahui siapa peiakunya, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Misteri Surat Setan ). "Kalau kita tidak membunuhnya dari sekarang juga, maka dia akan membunuh kita dalam waktu dekat nanti. Kaulah yang menjadi sasaran utama untuk dilenyapkan olehnya," kata

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewa Jenaka dalam petuahnya. "Jadi, anak ini harus dihancurkan sekarang juga selagi kita punya kesempatan. Kalau kau tak tega melakukan, biarlah aku yang melakukan, mumpung dia masih dalam keadaan tak berdaya seperti sekarang ini!" Mata tajam Dewi Ular menatap Dewa Jenaka. "Apakah aku saat ini sudah mati, sehingga Paman berani punya niat untuk menghancurkan dia?" Dewa Jenaka mundur satu langkah. Ngeri menghadapi kemarahan Dewi Ular. Tetapan matanya yang tajam telah membuat Dewa Jenaka merasa seperti didorong dengan ujung tombak pada bagian uluhatinya. "Gawat nih...!" bisik sang dewa dalam hatinya. "Kalau sampai dia menyerangku, bisa-bisa aku akan keteter menghadapi kesaktiannya. Aduuh, mesti bagaimana aku enaknya, ya?" Terdengar kembali suara Kumala Dewi bernada berat, mirip seperti orang menggeram dalam kemarahan yang tertahan. "Anak ini dalam tanggung jawabku! Hidup atau mati, akulah yang memutuskan. Bukan siapa-siapa!" Terdengar suara erangan kecil. Suara itu lemah. Dan, semua mata memandang ke arah Barbie yang tadi dibaringkan oleh Buron di sofa. Rupanya anak itu sudah mulai siuman. Ia mengerang karena merasakan sakit di belakang kepalanya. Dewa Jenaka menjauh dengan wajah tuanya yang tampak menyembunyikan ketegangan. Tapi Kumala Dewi justru hampiri anak itu dan membantunya untuk bangkit. "Jangan sentuh luka di belakang kepalamu...," nada ucapan Kumala terasa hambar dan datar. Mungkin karena hati masih diliputi kebimbangan dalam menentukan sikapnya terhadap Barbie.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Eeuuhhk...!" anak itu menyeringai sambil tangannya tetap memegang bagian yang terluka. "Berbaliklah, biar kusembuhkan lukamu..," kata Kumala sambil agak memaksa anak itu agar membalikkan badan. Ketika anak itu sudah memunggungi Kumala, tangannya sudah tidak memegangi luka, maka Kumala merasa tak ada yang perlu lagi dilakukan saat itu. Ternyata luka kecil yang tadi meneteskan noda darah hitam sudah merapat dan lenyap tanpa bekas. Proses lenyapnya luka itu terlihat dengan jelas oleh mata Dewi Ular. Rupanya tangan Barbie yang tadi memegang lukanya telah mengalirkan hawa sakti yang mampu melenyapkan luka dalam tempo sangat cepat. Kumala Dewi merasa sedikit kecewa. Bahkan sempat merasa kesal karena seolah-olah kesaktiannya dikalahkan oleh kesaktian Barbie. Kalah cepat dalam melakukan penyembuhan. "Ah, jangan. Aku jangan merasa kesal," ujarnya dalam hati. "Rasa jengkel ini hanya akibat dari perasaanku yang sedang sensitif aja. Lupakan soal itu!" Ia hanya berkata pelan, "Lukamu sudah sembuh, Barbie. Kau..." Barbie berbalik cepat. Menatap dengan dahi berkerut tajam. Reaksi itu yang membuat kata-kata Kumala terputus secara tiba-tiba. "Siapa kamu?!" tanya Barbie dengan nada ketus. Ia tampak semakin bingung setelah menatap mereka yang memperhatikan dirinya dari jarak tak terlalu jauh. "Barbie, kau...." "Aku bukan Barbie!" sentaknya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wuuut...! Tiba-tiba anak itu melambung ke atas dengan cepatnya. Ia bersalto ke balakang dan mendaratkan kakinya di atas guci keramik penghias ruangan. Kaki itu berdiri di tepian guci keram ik tanpa membuat guci itu pecah atau bahkan bergerak sedikit pun tidak. "Kalian siapa?!"cukup lantang suaranya. "Mengapa aku ada di s ini? Mengapa kalian mengepungku?!" "Barbie, aku Mala...! Apakah kau...." "Aku bukan Barbie!" sentaknya lagi. "Aku putri mahasakti Dewa Kegelapan. Namaku... Athila Darapura!" Semakin terperangah Sandhi dan Buron. Keduanya saling beradu pandang, lalu sama-sama menatap Dewa Jenaka yang sedang tertegun bungkam menatap tajam ke arah Barbie. Sementara itu Kumala Dewi tampak bingung menyikapi keadaan seperti itu. Tapi mereka semua segera mengerti bahwa Barbie sudah terbebas dari amnesianya. Ingatan jati dirinya telah pulih akibat benturan kepalanya dengan kaca tebal tadi. "Celaka! Dia sudah sadar akan dirinya!" bisik Sandhi pada Buron. "Gawat! Kumala harus diberitahu!" Sebelum Buron membisikkan kata menggunakan suara gaibnya, Kumala Dewi sudah lebih dulu berkata kepada Barbie. "Ooh, syukurlah kalau kau sudah sadar dan sudah menemukan jati dirimu sebenarnya. Tapi yang jelas, kami tidak bermaksud jahat padamu, Barbie..." "Jangan panggil aku, Barbie!!" bentak anak itu dengan suara makin melengking tinggi. Gelombang suaranya itu mengandung radiasi gaib yang dapat membuat gendang telinga seperti tertusuk jarum.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Sandhi dan Buron mengerang dalam satu sentakan pendek. Mereka menutup lupang telinga dengan tangan. Menyeringai menahan sakit. Dewa Jenaka hanya terdorong mundur dengan kepala tertunduk. Ia menahan energi sakti yang menembus gendang telinganya itu. Sementara di pihak Kumala Dewi hanya menarik napas dengan dahi sedikit berkerut, juga menahan gelombang energi gaib yang menghujam lubang telinganya. "Aku tidak mengenal kalian semua! Jangan coba- coba mengusik diriku lagi, ya?!Hiiiiaaaaaaakkkrrrr...!!" Sambil menjerit keras, menyakitkan telinga, Barbie melambung ke atas dengan berputar tegak lurus. Lalu,menembus atap rumah tanpa merusak eternit. Wuuustt, sllaaaaaap...! Putaran mirip mata bor itu menimbulkan angin kencang yang membuat semua menjadi terpental. Barang-barang yang ada menjadi berantakan. Bufet dan benda berat lainnya menjadi bergeser seperti tersapu badai. Dewa Jenaka sendiri terhempas ke meja telepon, membuat meja itu rubuh seketika. Buron dan Sandhi terhempas hingga ke ruang tamu. Sementara itu, Kumala Dewi yang cukup sigap segera menahan hembusan angin badai itu dengan tangan kanan menghentak ke depan. Namun tubuhnya tetap terdorong satu langkah, hampir membentur pintu kamar tidurnya sendiri. Tanpa gerak cepat tangan Kumala maka hembusan angin kencang itu akan berkepanjangan. Tidak hanya sekejap seperti yang terjadi saat itu. "Dia kabur...!"sentak Dewa Jenaka. Dalam sekejap sang Dewa berubah menjadi cahaya biru berbentuk seperti lidah api. Cahaya itu melesat ke atas, hendak mengejar kepergian Barbie. Namun dengan cepat jari telunjuk Kumala dikibaskan dan melesatlah sinar hijau seperti laser yang menghantam sinar birunya Dewa Jenaka.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Biarkan dia...!" Deess...! Buuubbb...! Letupan yang terjadi seperti tanpa suara keras. Cahaya biru itu segera berubah menjadi Dewa Jenaka kembali. Terengahengah dan terpuruk di lantai akibat hantaman sinar hijaunya Kumala Dewi. Ia hanya bisa menatap Kumala dengan geram kemarahan yang tertahan. "Biarkan dia pergi, Paman! Seperti yang kubilang tadi, dia dalam tanggung jawabku! Kalau toh harus mengejarnya, biar aku yang kejar dia, dan aku tentukan nasib hidupnya!" Di ruang tamu Sandhi mengerang pelan. Buron sedang membantu si sopir kesayangan Kumala itu. Buron sempat berseru. "Telinga Sandhi berdarah...!" Belum sempat Kumala dan Dewa Jenaka bergerak, mereka sudah mendengar suara lain. "Saya juga berdarah, Non ....! " Bariah muncul dari ruang makan. Telinga dan hidungnya mengucurkan darah akibat tak tahan menerima gelombang suara jeritan Barbie tadi. Ia berjalan dengan sempoyongan, karena kedua kakinya sangat lemas, sekujur tubuhnya gemetar ketakutan sewaktu mendengar suara jeritan dan hembusan angin kencang tadi. "Lihat, Kumala...," kata Dewa Jenaka. "...hanya dengan gebrakan kecil seperti itu saja, dia sudah bisa membuat orangorangmu celaka. Apalagi kalau sampai ia melakukan gebrakan besar, seluruh penghuni bumi ini akan mengalami penderitaan mengerikan. Apakah kau tetap biarkan anak itu kabur?!" Dewi Ular menyembuhkan terbungkam seribu bahasa. Sambil Bariah dan Sandhi, hatinya berkecamuk

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sendiri. Menimbulkan getaran bergemuruh yang membuat lantai dan seisi rumah ikut bergetar pula. Tiba-tiba mereka mendengar suara ledakan cukup keras di luar sana. Suara ledakan itu menggema, seakan memenuhi angkasa malam. Bleggaaaaaaarrrr....!! Buuuuummmmmm...! " itu?!" sentak Dewa Jenaka. Sama kagetnya dengan Buron dan Sandhi. Sama herannya dengan Bariah. Tapi sikap Kumala tetap tenang. Buron yang menyimpulkan sikap tenangnya Kumala Dewi, sehingga ia dapat berkata dengan suara tak terlalu tegang. "Anak itu merasa kesulitan menembus lapisan pagar gaib kita. Jadi, dia gunakan kekuatan yang lebih besar untuk dapat menembus dan keluar dari pagar gaib kita." "Ooo, ya, ya, ya... masuk akal juga pendapat lu, Ron," kata Sandhi yang sudah dipulihkan kesehatannya oleh Kumala Dewi. Setelah memulihkan keadaan Bariah, Kumala Dewi bergegas masuk ke kamarnya. Tanpa senyum sendikit pun. Hanya saja, sebelum ia masuk ke kamarnya, suara ledakan terdengar kembali mengejutkan mereka. Termasuk membuat Kumala menghentikan langkahnya. Blegggaaaaar, bluuuuuuooommm...!! Buron bicara lebih dulu. "Waah, ini sih bukan benturan pagar gaib kita!" "Ada yang bentrok dengan anak itu, maksud lu?!" tanya Sandhi. Dewa Jenaka yang menjawab, "Ya, kurasa ada yang adu kesaktian dengan anak itu."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Seketika itu Kumala Dewi melontarkan suara wibawanya yang dapat menciutkan nyali s iapa saja. "Jangan ada yang meninggalkan rumah ini!" Dalam sekejap gadis cantik yang kala itu mengenakan celana kulot ketat,dan tank-top ketat juga sebatas perut, segera berubah menjadi sinar hijau kecil berbentuk seperti naga. Claaap...! Sinar itu melesat seperti roket, menembus eternit dan atap rumah tanpa meninggalkan suara ataupun getaran. Zlaaaap...! Buron berlari keluar, menuju teras, dan berdiri di halaman depan. Matanya memandang ke langit ma lam. Sandhi ikutikutan pergi ke sana. Bahkan sang dewa PenaburTawa itu tak mau ketinggalan juga. Bariah penasaran, dia ikut keluar karena takut sendirian di dalam dan karena ingin melihat yang terjadi di atas sana. "Waaaoww...?!" suara Sandhi menandakan kekaguman hatinya. Mereka melihat langit gelap menjadi seperti bentangan kanvas hitam. Lukisan yang timbul di bentangan langit gelap berupa serpihan cahaya warna- warni. Karena saat itu mereka melihat cahaya merah seperti bara berbintik-bintik putih sedang beradu dengan sinar ungu bening berekor panjang, Gerakan keduanya tampak gesitdan saling menyilang, meliuk, akhirnya beradu dengan menimbulkan ledakan sangat kuat. Blagggeeerrr...! "Sinar merah itu milik siapa, Ron?" "Mana gue tau...?! Yang jelas bukan punya gue." Dewa Jenaka menyahut, "Sinar merah itu si Athila, bocah tadi." "Ooo... Lalu, yang ungu itu punya siapa, Paman?" sadar atau pun tidak Sandhi jadi ikut-ikutan memanggil 'paman'

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

pada Dewa Jenaka. Dan, hal itu tak jadi masalah bagi sang dewa. "Sinar ungu itu... memang belum jelas milik siapa, tapi .sepertinya memiliki kesaktian yang cukup tinggi juga " kata Dewa Jenaka. Tangannya segera diangkat ke atas. Tangan kanannya. Seperti ingin memetik buah dari pohon. Tapi tangan itu memancarkan arus gaib yang berguna untuk mendeteksi kekuatan di balik sinar ungu itu. Jgaaaarr...! Kedua sinar itu bertabrakan kembali. Ledakan keras menimbulkan bunga api yang memercik warna-warni, menyebar luas, membuat langit hitam seperti bentangan permadani. "Ooh, sinar ungu itu milik iblis...?!" sentak suara Dewa Jenaka setelah berhasil mengenali jenis energi gaibnya. Sinar ungu itu segera berubah menjadi biru kemerahmerahan. Melesat jauh meninggalkan sinar merahnya Barbie. Dan, sinar merah itu mengejar seperti penasaran pada lawannya. Namun, pada saat itu sinar hijau seperti naga menghadang sinar merah tadi. Kumala Dewi tampak berusaha menghentikan pertarungan tersebut. Tapi, ia justru dihajar juga oleh sinar merah. Blegaaaarrr...! Sinar merah pecah menjadi lima gumpalan seperti bola api, dan sinar hijau juga pecah menjadi enam bagian, masingmasing berberituk seperti naga kecil. Salah satu sinar hijau melesat menyambar sinar biru kemerahan yang tampak limbung dan hampir redup. Wuuussst. Keduanya menyatu. Lima sinar hijau lainnya menghadapi lima sinar merah. Mereka diam di udara saling berhadapan. Tapi tiba- tiba kelima sinar merah melesat ke atas dan menjadi satu, lalu pergi meninggalkan kelima s inar hljaunya Kumala yang segera bergerak menyatu dengan sinar hijau yang tadi menyambar

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sinar biru kemerahan, yang dika- takan Dewa Jenaka sebagai kekuatan gaib milik iblis itu. Zlaaap, weeesssttt...! Sinar hijaunya Kumala Dewi tampak kombali ke rumah sambil tetap menyatu dengan sinar biru kemerahan tadi. Tapi agaknya sinar itu tidak masuk ke rumah melainkan me luncur ke arah belakang rumah. Di halaman belakang terdapat bangunan berupa pendapa yang biasa untuk melakukan pertemuan dengan beberapa tamu pribadi. "Siapa sih yang ditolong Kumala itu?!" kata Sandhi seraya berlari ke arah belakang, demikian juga yang lainnya. 0o-dw-234-o0

2TUBUH mulus terbujur lunglai tak berdaya. Dewa Jenaka tidak tahu kalau tubuh itu sebenarnya mulus dan sexy. Tapi Sandhi dan Buron tahu, sebab pernah melihat keelokan tubuh sekal berdada montok. Sayangnya, malam ini tubuh itu terkelupas kulitnya. Hampir semua kulitnya terbakar, dengan luka koyak di beberapa tempat. Darahnya jelas-jelas berwarna hitam. Tapi tidak sehitam darah Barbie tadi. "Iblis dari mana dia? Mengapa harus diselamatkan oleh Kumala?" Dewa Jenaka bertanya pada Buron. Dengan sopan sekali, karena merasa berhadapan dengan dewa, Buron menjawab sekaligus menjelaskan alasan mengapa Kumala Dewi menyelamatkan wanita muda berdarah hitam itu. "Hyang Dewa memang benar, perempuan muda itu memang berasai dari bangsa iblis, tapi sekarang dia sudah menjadi pengikut Dewi Ular. Seperti halnya saya, dia merubah

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

diri menjadi manusia agar dapat menyatu dengan kehidupan manusia dan membantu kesulitan umat manusia, sesuai tugas mulia sang Dewi Ular..." "Oo, begitu?" "Sesungguhnya dia adalah mantan pelindung para selimya Dewa Kegelapan. Dia te lah lakukan boikot, istilah politik bumi. Dia tinggaikan Lokapura dan berpihak pada Kumala Dewi, karena ia telah merasa tertipu oleh janji- janjinya Lokapura, sementara Kumala Dewi tidak pemah mendustainya hingga sekarang..." "Namanya siapa?" "Audy, itu namanya di bumi ini, Hyang Dewa." "Yang kutanyakan namanya sewaktu dia jadi iblis?!" "Oo, maaf... Nama dia sewaktu menjadi pelindung para selir Dewa Kegelapan adalah... Nyimas Kembangdara. Wajahnya menyeramkan..." "Nggak usah kamu jelasin soal wajah, aku sudah tahu kalau iblis itu wajahnya menyeramkan semua. Nggak ada yang cantik kayak gadis-gadis di bumi," sahut Dewa Jenaka. Buron malu hati sendiri. Terlepas dari kebodohannya rnenjelaska wajah tadi, tapi Dewa Jenaka mengakui kebenaran kata kata Buron. Sebab, ia juga pernah mendengar nama Nyimas Kembangdara sebagai pelindung selir-selii nya Dewa Kegelapan. T api ia baru dengar sekarang kalau Nyimas Kembangdara sekarang sudah menjadi penghuni bumi dan berpihak pada Kumala Dewi, (Baca serial Dewi Ular dalam episode : "Kupu Kupu Iblis "). Pantaslah kalau Kumala Dewi menghalangi sinar merahnya Barbie saat Audy ingin dikejarnya. Agaknya melindungi Audy merupakan satu kewajiban bagi Kumala daripada harus membiarkan Barbie menghabisi riwayat Nyimas Kembangdara. Bahkan, sekarang pun kesetiaan Kumala Dewi kepada seorang

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

sahabat semakin tampak nyata, yaitu dengan cara mengerahkan seluruh kesaktiannya untuk memulihkan keadaan Audy. Sekujur tubuh Audy yang luka parah itu disinari. dengan cahaya sejuk dari kesaktian dasarnya, sehingga dalam waktu singkat seluruh luka koyak itu bergerak merapat dan menutup kembali. Kekuatan Audy pun dapat dipulihkan. heran jika dalam waktu kurang dari lima menit, Audy sudah dapat bangun dari berbaringnya. Sehat seperti sediakala. Bahkan merasa lebih sehat dari sebelumnya. "Maafkan, aku sudah merepotkan dirimu, Kumala." "Nggak masalah. Tapi kenapa hal itu kau lakukan? Bukankah kau tahu anak itu memiliki kesaktian yang membahayakan?!" "Yaaah, mungkin itulah kebodohanku. T api sebenarnya aku hanya ingin menepati janjiku padamu, bahwa aku akan kembali lagi ke s ini untuk membantumu memulihkan kesaktian Dewa Jenaka. , aku datang kemari. Dan, kulihat sesuatu keluar dari rumahmu, merobek lapisan pagar gaibmu. Jelas itu suatu tindakan yang nggak beres, pikirku. kuterjang saja dia, tanpa kutahu siapa sebenarnya dia. Setelah ketahuan dia adalah anak itu, timbul dugaanku bahwa dia me larikan diri setelah mencelakai dirimu. Semakin kuhajar dia dengan resiko apapun. Ternyata..." "Ternyata kau masih perlu berguru lagi dengan Dewi Ular, Nyimas Kembangdara!"sahut Dewa Jenaka, tegas tapi sambil cengar-cengir. "Dewa Jenaka...? Kau sudah pulih kembali, rupanya." "Ya. Berkat usaha dia, akhirnya aku bisa pulih kembali seperti..." "Bukan cuma usahaku, Paman!"sahut Dewi Ular. "T api juga berkat sumbang saran Audy, dan... Barbie!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dewa Jenaka merasa disentil hatinya. Bungkam sesaat. berani melakukan sanggahan apapun.Karena ia tahu, saat ini Kumala Dewi masih sangat sensitif apabila mendengar siapapun menyudutkan Barbie. "Lalu, kenapa anak itu kau biarkan kabur?" tanya Audy. "Dia adalah Athila Darapura," jawab Kumala pelan sekali dengan wajah menunduk sedih. "Sudah kuduga, dia ada hubungannya dengan Lokapura, terutama sejak kurasakan kekuatan gaibnya menyengatku tadi pagi." Audy bicara pelan, sambil menerawang dengan sedih pula. Ia tak tega melihat wajah Kumala yang merasa terkecoh oleh kasih sayangnya sendiri kepada anak itu. Ia dapat merasakan seperti pedih dan kecewanya perasaan Kumala Dewi saat ini. Dewa Jenaka agak heran mendengar kata-kata Audy. Lalu, Buron menjelaskan bahwa Audy tadi pagi sempat terpental akibat berjabatan tangan dengan Barbie, sewaktu Kumala dewi memperkenalkan Audy kepada anak itu. Arus gaibnya menyengat: Audy seperti aliran listrik tegangan tinggi. dapat ditahan sedikit pun oleh Audy, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Bocah Berdarah Hitam"). "Sekali lagi maafkan keterlambatanku datang, Kumala. Aku harus membantu klienku yang terlibat urusan gaib, dan..." "Mestinya kau bisa kemari dengan menggunakan mobilmu, sehingga kau tak akan bertemu dengan anak itu tadi, Audy." "Karena persoalan yang kuhadapi sangat penting," Kata Audy. " k kuputuskan untuk segera datang kemari, meminta bantuanmu. Agar perjalananku kemari tidak memakan waktu, maka kutempuh jalur gaib dan... terjadilah peristiwa tadi."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Karena dilihatnya Kumala lebih banyak bicara dengan Audy, maka Dewa Jenaka merasa keberadaannya tidak lagi menjadi sesuatu yang amat penting bagi Dewi Ular. Dengan cengarcengir getir, dewa yang merasa dicuekin itu menyatakan diri untuk pulang ke Kahyangan. "Biar kehadiranku tidak mengganggu keasyikan kalian bicara, aku merasa lebih baik pulang ke Kahyangan saja, Kumala." Wajah gadis cantik jelita itu masih tetap dingin. "Baik. Salamku kepada ayahanda dan ibundaku Paman. Jelaskan semua yang terjadi sebenarnya." "Ya, akan kujelaskan adanya. Termasuk sikapmu terhadap calon musuh utamamu itu." Sindiran itu tidak membuat Kumala Dewi tersinggung dan juga tidak membuatnya memperpanjang pembicaraan. Namun ketika Dewa Jenaka ingin melesat pergi, Dewi Ular segera menyambar tangannya dengan cepat dan tangkas sekali. Teeb...! "Ada ?!" sentak suara Dewa Jenaka. Dari jari tangan Kumala Dewi keluar sinar hijau yang menghantam punggung telapak tangan Dewa Jenaka. Claaap...! Zuuub...! "Aauh...!" pekik suara Dewa Jenaka sambil mengibaskan tangan dan melompat mundur sejauh lima meter. Ia mengayun-ayunkan tangan yang terkeijia sinar hijaunya Kumala Dewi seraya menyeringai kecil. " maksudmu, Kumala?! Kau mau bikin persoalan denganku?!" Dewi Ular menjawab dengan kalem dan terkesan datar.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kahyangan sedang menunggu kedatanganmu, Paman. Bukan hanya Eyang Dewa Nathalaga, sebagai Dewa Perang yang mengutus Paman kemari, tapi juga sebuah hukuman sedang menanti Paman di sana.Paman dinilai tidak bertanggung jawab dalam tugas, karena terlambat membawaku ke Kahyangan." "Benarkah begitu?!" "Untuk itu, supaya Paman bebas dari hukuman para dewa senior, maka kutitipkan meteraiku berupa tato di tanganmu itu. Tidak ada pihak mana pun yang berani menghukum Paman selama Paman mempunyai tato seperti itu!" Punggung telapak tangan, dekat dengan ibu jari, kini diperhatikan oleh Dewa Jenaka. Yang lain pun ikut memperhatikan dari tempatnya masing-masing. Ada tato warna hijau di tangan tersebut. Tato itu berbentuk seekor naga kecil yang berpendar-pendar, sepertinya memiliki unsur fosfor yang makin menyala terang dalam kegelapan. Lalu, Dewa Jenaka teringat tentang tato seperti itu yang dimiliki oleh Dewa Ardhitaka. Ia juga ingat bahwa Dewa Ardhitaka alias Dewa Bencana itu bebas dari hukuman karena gagal memaksa Kumala Dewi menghadap petinggi Kahyangan, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Bulan Berdarah"). Menyadari hal itu, lega hati Dewa Jenaka, dan segera pergi meninggalkan alam kehidupan manusia. Dewi Ular mengajak Audy duduk di tengah lantai pendapa yang menyerupai rumah panggung tanpa dinding itu. Buron dan Sandhi diberi tugas untuk merapikan ruangan yang tadi berantakan akibat hembusan angin kepergian Barbie. Dengan kesaktian Buron sebagai jelmaan Jin Layon, semua barang yang bergeser dari tempatnya dapat berubah tertata rapi seperti sediakala dalam waktu sekejap. Tetapi kotoran dan pecahan kaca harus dibersihkan oleh Sandhi dan Bariah.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kenapa nggak sekalian kotorannya lu sapu bersih?! Kesaktian lu kan bisa buat lenyapin serpihan kayak gini, Ron."gerutu Sandhi kepada Buron. Pemuda agak kurus berambut kucai itu menjawab dengan mulutnya sedikit mencibir. "Keenakan elu! Nggak ada kerjanya," lalu ia masuk ke kamar meninggalkan Sandhi menggerutu lagi bersama Bariah. Tapi di dalam kamar Buron ingat percakapan Kumala dengan Audy tadi. Bahwa. jelmaan iblis betina itu punya masalah yang tidak bisa diselesa lkan sendiri. Perlu bantuan Kumala Dewi. "Masalah apaan sih yang dihadapi iblis betina itu?! Gue jadi pengen tahu," kata Buron dalam hati. Lalu, dengan kesaktiannya Buron menciptakan lorong udara yang dapat tembus ke tempat Kumala Dewi dan Audy membicarakan hal itu. Lewat lorong gaib itulah Buron berhasil menguping pembicaraan tersebut tanpa diketahui oleh Sandhi maupun yang lain. Malam sebelumnya, seorang perempuan berperawakan tinggi, berbadan besar tapi bukan gemuk, pulang dari ziarah di sebuah makam keramat. Letak makam itu di luar Jakarta. Pada malam dan hari tertentu, makam itu ramai dikunjungi orang yang ingin mendapat berkah penunggu makam keramat itu. Perempuan berambut pendek sebatas tengkuk kurang itu sering dipanggil dengan julukan: Tante Wow. Nama aslinya Wollyda. Tapi justru orang banyak yang mengenalnya dengan nama Tante Wow. Hal itu disebabkan karena dia memiliki postur tubuh yang cukup besar untuk ukuran wanita. Mencengangkan. Membuat orang akan berkata: "Wow... besar sekali dia...?!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Maka, nama Tante Wow pun lebih akrab di kalangan kerabat dan teman dekatnya. Tingginya 176 centimeter beratnya lebih dari 80 kilogram. Badannya besar, tapi tidak bisa dibilang gemuk jika disesuaikan dengan tinggi badannya. Punggungnya lebar, dadanya besar walau tidak terlalu kencang, karena ia sudah berusia hampir 50 tahun. Meski usianya sudah setengah abad, namun Tante Wow masih memiliki sisa kecantikan klasiknya. Matanya yang agak belok masih jemih dan berbulu lebat. Hidungnya masih tampak mancung. Bibirnya juga masih tampak segar walau agak tebal. Dan, hebatnya lagi... kulitnya masih tampak kencang dan bersih. Kuning langsat. Kerut ketuaan nyaris tak terlihat. "Tadi waktu di makam, lu dengar suara apaan, Tin?" tanya Tante Wow yang selalu berpemampilan tomboy sejak remajanya. "Nggak denger suara apa-apa tuh. Kan memang di makam kita nggak boleh bicara apa-apa," kata juru kuncinya. "Iya sih, gue juga tahu larangan Itu. Tapi gue kok denger suara perempuan ngomong di belakang gue, Tin." "Ah, masa'sih...?!" Tante Hestin agak kaget, Perempuan yang usianya lebih muda enam tahun dari Tante Wow itu menatap ke arah kanan, memperhatikan Tante Wow yang sedang mengemudikan mobilnya dengan tenang. Ia melihat wajah sahabat karibnya itu cukup serius. Berarti yang dikatakanrtya tadi memang benar. Bukan sekedar canda atau iseng belaka. "Seinget gue sih, nggak ada suara perempuan ngomong tuh. Tapi elu dengar jelas suara itu?" "Yaaah, dibilang jelas... nggak juga sih, agak samarsamar. Tapi tiap kata-katanya bisa gue denger, sampai sekarang pun hampir semua kata-katanya gue masih ingat."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" yang elu denger?" tanya Tante Hestin yang memiliki postur tubuh beriawanan; langsing, tidak terlalu tinggi, rambut ikal sebahu. Tante Wow diam, seperti agak ragu menjawabnya. Tante Hestin jadi penasaran, ia mengulangi pertanyaan yang sama sambil palingkan wajah ke kanan. Terang-terangan menatap Tante Wow dengan kesan tak sabar menunggu jawabannya. Tapi sampai beberapa saat Tante Wow masih belum menjawab sepatah kata pun. "Wow...!"Tante Hestin menyapa sambil menepuk, fJundak Tante Wow. "Kenapa elu diem aja? Emang, kata-kata yang elu denger nggak boleh didengerin orang lain, ya? Rahasia?!" "Hmmm, sebenarnya nggak ada perintah merahasiakan. Tapi .... setelah gue pelajari baik-baik, kayaknya emang nggak boleh didengar ama orang lain, termasuk elu. Kecuali elu dengar sendiri. Kayaknya kata- kata itu emang buat gue pribadi deh, Tin." Tante Hestin menghembuskan napas panjang. Mengendurkan ketegangan akibat menanti jawaban. "Yaaah, kalau emang kondisinya kayak gitu, gue juga nggak berani maksain diri pengen tahu." "Sorry, Tin. Elu paham kan maksud gue?" "Iya, iya... gue paham," jawabnya agak kecewa juga rupanya. Mereka mempunyai usaha bersama di bidang perdagangan suku cadang kendaraan produk Asia. Usaha itu mereka awali 6 tahun yang lain, sejak Tante Wow cerai dengan suaminya dan 3 tahun kemudian Tante Hestin ditinggal mati sang suami. Dalam tahun belakangan ini usaha mereka mengalami penurunan yang cukup drastis, sehingga kedua janda tua bergaya muda itu sepakat untuk menggunakan bantuan alternatif lain. Yaitu, berziarah ke makam kramat, yang konon

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

dapat melancarkan peziarahnya.

segala

macam

usaha

bagi

para

Namun agaknya hanya Tante Wow yang memperoleh tanda-tanda gaib secara langsung dari makam keramat tersebut. Tanda-tanda gaib itu berupa suara aneh yang didengarnya ketika ia bersama peziarah lain melakukan ritual bersama di samping makam keramat tersebut. "Tapi suara yang gue dengar tadi termasuk keberuntungan atau bukan, ya?" pikir T ante Wow sambil tetap mengemudikan mobil X-TRAIL hitamnya yang menuju ke rumah Tante Hestin. Ia harus antarkan Hestin sampai rumah. tega jika harus menurunkan Hestin di persimpangan jalan dan melanjutkannya dengan taxi, meski jaraknya tak terlalu jauh. Apalagi malam sudah larut, hampir pukul satu. ada alasan untuk memaksa Hastin turun di persimpangan jalan. Dalam telinganya masih terngiang kata-kata dari suara aneh,mirip seorang perempuan sedang menggerutu pelan. "Ngapain situ sampai ke sini segala... Aku bisa kasih yang lebih.. Situ bisa buktikan sekarang atau kapan... Sebut namaku tiga li ... Aku masuk selesai semua.... Arumpati, Arumpati, Arumpati... Ngaak sulit kan..." Memang tidak terlalu jelas maksud kata-kata itu. Tetapi secara samar-samar Tante Wow bisa menduga bahwa ada pihak yang merasa tidak suka atas kedatangan Tante Wow ke makam keramat itu. Pihak tersebut mengecam kedatangan Tannte Wow dan Tante Hestin, karena ia merasa punya kemampuan untuk memenuhi keinginan Tante Wow. Tapi benarkah begitu maksud kata-kata tersebut? Tante Wow masih menyangsikan yang tersimpulkan oleh benaknya sendir. "Lalu, maksudnya sebut nama dia? Arumpati, benarkah itu nama dia? Dia tuh siapa sih? Gue nggak ngerti, gimana pastinya."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Setibanya di rumah Tante Hestin, sebenarnya Tante Wow ingin membicarakan masalah itu lagi. Tapi, niatnya untuk singgah terpaksa ditangguhkan Ru sejak tadi sudah ada tamu yang menunggu kedatangan Tante Hestin, yaitu pemuda berusia 27 tahun, berperawakan tegap, gagah, dan memiliki kumis tipis. Pemuda berwajah cukup ganteng itu tidak asing lagi bagi Tante Wow. Dia dikenal dengan nama panggilan: Boy. "Gila, si Boy udah nunggu rupanya," ujar Tante Wow sebelum mereka turun dari mobil. "Gue nggak tahu kalau dia ada di sini." "Gacoan lu kayaknya udah nggak bisa lepas dari lu, Tin. Maunya nempel terus kayak penangko. Lu pelet pake sih dia, ha, ha, ha...!" "Pelet pake CD gue," jawab Hestin seenaknya, kalakar mereka memang kadang tak memperdulikan jorok atau tidak, sopan atau tidak, semakin jorok ma lahan dapat semakin membuat mereka tertawa Iepas dalam kepuasan candanya. "Elu nggak mampir dulu, Wow?" "Nggak enak, kayaknya..." ah. Kasihan si Boy udah ngebettuh

Tante Hestin tertawa geli sambil memukul lengan besamya Tante Wow. Kemudian, X-TRAIL hitam itu me luncur menuju rumah Tante Wow yang hanya berjarak 3 kilometer dari rumah Tante Hestin. Di perjalanan sempat berkecamuk benak Tante Wow membayangkan yang malam ini akan diperbuat Hestin dengan Boy. Bagaimana pun juga Tante Wow mengakui kehebatan Hestin yang dapat membuat pemuda sejantan Boy menjadi terpikat dan bertekuk lutut padanya. Beberapakali Hestin ganti-ganti pasangan kencan, tapi baru Boy inilah yang menurut Tante Wow dan ideal untuk diajak berpacu dalam kemesraan.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Gue pengen banget dapat teman bercinta kayak Boy," pikirnya. "Apalagi Hestin sering cerita kehebatan Boy saat bercinta, huummm.... Pantas aja kalau Hestin nggak mau ngelepasin anak itu: Kalau Boy kayak cowok lainnya, pasti Hestjn udah bosan selama setengah tahun pacaran sama Boy. Duuuhh... jadi pengen dapetin yang kayak gitu..." Setelah tiba di rumahnya, Tante Wow masuk ke kamarnya. Ia merebahkan badannya yang besar, membuang kepenatan. Tapi bayangan Boy dan cerita Hestin tentang pacarannya dengan Boy masih menari- nari di benak Tante Wow. "Gue udah setahun lebih nggak ngerasain pacaran sama cowok nih, jadi kepengen juga ngerasain yang kayak Boy. Sialan! Kenapa gue jadi begini, ya? Emang kalau gue nyebutin nama: Arumpati, Arumpati , Arumpati... sampai tiga kali begitu, terus gue bisa dapetin Boy? Tau-tau Boy bisa ada di sisi gue ini, gitu ? Nggak mungkin kan ?Terus, makna dari. .." Tante Wow tiba-tiba tak dapat meneruskan kecamuk benaknya. Ia seperti mengalam i sesak napas. Jantungnya seperti berhenti dua detik. Ia menggeragap dan gelagapan. Sulit menarik napas. Hatinya sempat bertanya dalam ketegangan. "Ada ini?! Kenapa gue nggak bisa napas? Aduh, gawat !" Pandangan mata menjadi gelap. Tante Wow berusaha bangkit, tapi jatuhi terhempas lagi di ranjangnya. Blluuk...! Hempasan itu membuat napasnya justru menjadi iega. Tubuhnya menjadi ringan. Seperti me layang cepat, kemudian kembali turun ke ranjang. Dan, setelah merasakan keanehan itu dalam beberapa detik, ia pun sadar kembali dengan napas terengah-engah. "Aduuhh, untung gue masih bisa bernapas lagi. gue tadi mengalami serangan jantung, ya?" pikirnya sambil masih

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

terlentang dengan mata memandangi langit-langit kamar. Tangannya mengusap-usap dada. Menenangkan kepanikannya sesaat. Belum sempat kepanikannya tadi hilang sama sekali, tahutahu ia dikejutkan dengan gerakan kasur empuknya. Ia tidak bergerak, tapi ada gerakan yang timbul pada kasur empuknya itu. Seperti ada seseorang yang naik ke ranjangnya. Tante Wow segera bangkit dengan tegang. "Hahh...?!" ia tersentak kaget. "Lho..??!"ada suara balasan yang juga bernada kaget. "Boy. ?! Kamu... kamu kok ada di sini?!" "Hmm, eeh, hmmm... saya... saya nggak tahu, Tante...?!" Ternyata pemuda berkumis tipis yang tadi ada di rumah Hestin saat ini sudah berada di sudut ranjangnya. Boy sendiri sangat bingung dan salah tingkah. "Kamu ke sini sama siapa?" "Nggaaak... nggaaak tahu, Tante Wow... saya... saya tadi sedang berada di kamar Tante Hestin... sedang berbaring menunggu Tante Hestin keluar dari kamar mandi... Sungguh, Tante, Dan... dan... begitu Tante Hestin keluar dari kamar mandi dan mau menghampiri saya di ranjang... tahu-tahu tubuh saya seperti terbang ke atas dalam sekejap, wweesss...! Gitu. Dan, dan.... Tahu-tahu saya udah ada di sini...?!" Pemuda itu tampak pucat wajahnya. Selain kebingungan juga diliputi rasa takut dan malu. Tante Wow segera menguasai diri, menenangkan sikapnya, supaya pemuda berdada bidang dengan tinggi badan hanya sekitar 165 cm itu ikut-ikutan menjadi tenang juga. "Anggap saja ini mimpi, Boy. Kita sama-sama nggak tahu kenapa ada kejadian kayak begini," seraya Tante Wow berjalan untuk berada lebih dekat dengan Boy.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Anak itu segera meraih bantal dan menutupi pangkuannya dengan bantal. Ia takut dinilai tak tahu sopan santun. "Nggak usah malu. Biasa ajalah, Boy." "Saya... saya bukan bermaksud nggak sopan, berada di sini hanya dengan pakaian seperti ini, tapi..," "Boy, gue suka elu pake pakaian kayak gitu ! " sahut Tante Wow. Mereka sudah berada dalam jarak satu jangkauan kurang. Tante Wow duduk di tepi ranjang dengan senyum dan tatapan mata yang punya makna sangat pribadi. Tatapan mata itu dirasakan Boy seperti sesuatu yang menghanyutkan, bahkan makin dipandang semakin membuat rasa malu, takut dan sebagainya, hilang dari dalam hatinya. Yang ada pada saat itu hanya perasaan indah. Hasrat ingin bercinta mulai membara di hati Boy. "Kenapa aku jadi kepingin banget bercinta dengan dia, ya? Padahal dari dulu aku takut sama badan besarnya itu. Tapi mengapa sekarang aku malah kepingin merasakan pacaran dengan dirinya?!" pikir Boy saat mereka beradu pandang dalam kebisuan sesaat. "Tadi memang aku berkhayal ingin membawamu ke sini, Boy. Tapi aku tahu, itu nggak mungkin, sebab..." "Kenapa Tante Wow berkhayal begitu?" tanya Boy. "Karena... terus terang aja, ya ... Aku kepingin merasakan nikmatnya pacaran denganmu, Boy. Tapi aku sadar bahwa kau milik Hestin, dan Hestin itu sahabatku. Hestin suka sama kamu, nggak mungkin dia akan berikan pujaannya kepadaku. Aku rasa...." "Di sini kan nggak ada Tante Hestin," potong Boy mulai tampak berani. Bahkan tatapan matanya terkesan menantang. Tante Wow menjadi berdebar- debar.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Yaah, di sini memang nggak ada Hestin, Boy," guman Tante Wow perlahan. Tante Wow mengenakan kemeja lengan panjang motif kotak-kotak. Boy memandang dengan makin berdebar. "Ooh, Boy...," lirih suara Tante Wow. Tangannya mengusap kepala Boy yang berambut pendek itu. "Aaaoohhgggrrr.. oouuhhggrrrmmm. aaah hhkkkrr.!!" Suara Tante Wow terdengar sangat liar. Suaranya yang besar membuat ia menyerupai singa betina yang buas dan lapar. Boy sama sekali tak meronta atau menolak segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tante Wow dengan kesan memaksa itu. Di rumah itu, Tante Wow tinggal bersama dua anaknya. Juga seorang keponakan yang sebaya dengan anak pertamanya. Anak sulungnya itu sudah bekerja di sebuah bank. Rinna, berusia 25 tahun. Sudah punya cowok yang juga sudah berniat untuk hidup berumah tangga. Keponakan Tante Wow juga berusia 25 tahun, Cecen, namanya. Sedangkan anak keduanya bernama Robin, berusia 20 tahun. Malam itu, Robin tidak tidur di rumah. Dia memang sering tidur di rumah temannya yang memiliki studio band. Selain e dan Rinna, ada pelayan yang bernama Bi Supin yang kamarnya ada di belakang, Bi Supin sampai terbangun dari tidurnya mendengar suara teriakan T ante Wow saat bercinta. Apalagi Cecen dan Rinna. Mereka berdua keluar dari kamar masing- masing dan saling berkasak-kusuk dengan gelisah. Mereka malu mendengar suara Tante Wow, karena mereka dapat membayangkan sebenarnya yang sedang dilakukan Tante Wow di kamarnya. "Rin, elu gedor pintu kamar mama lu, biar dia tahu kalau suaranya kedengaran sampai luar. Malu kan kalau sampai ada tetangga yang dengar suara kayak gitu."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Elu aja, Cen. Gue takut kena marah Mama," kata Rinna dengan wajah penuh prihatin menahan rasa malu. Tidak ada yang berani menegur mamanya Rinna yang berbadan besar, yang jika marah mengerikan anak-anaknya itu. Rinna dan Cecen mendengar nama Boy disebut-sebut, sementara Rinna dan Cecen tidak pernah tahu seperti pra bernama Boy itu. Celakanya lagi, adegan pacaran itu berlangsung cukup lama. Rinna dan Cecen merasa risih mendengarnya. Bi Supin tidak berani memberi teguran lewat ketukan pintu walau pun didesak oleh Cecen dan Rinna. Akibatnya, mereka sama-sama diliputi keresahan dan kecemasan. Sementara itu, Boy mulai menyimpan kecemasan juga. Perempuan itu terkesan kasar. Pandangan matanya aneh. Mengerikan. "Jangan-jangan dia kesurupan?! Waah, gawat kalau benar begitu " pikir Boy. "Tapi, aaah... biarinlah... mau kesurupan nggak, yang penting buat aku happy." Sulit bagi Boy untuk menghindar atau menghentikan pelayaran cinta itu. Hati kecilnya selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya wanita yang dipacarinya malam itu? Benarkah dia adalah sosok Tante Wow, atau ada pibak lain yang memanfaatkan Tante Wow . 0o-dw-234-o0

3KASUS percintaan Tante Wow tidak berhenti sampai di situ saja. Karena, pada malam itu juga Tante Hestin datang ke rumah Tante Wow dengan wajah memancarkan kemarahan. Rinna dan Cecen yang membukakan pintu dan menyambut kedatangan Tante Hestin.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Mana mamamu?! Suruh keluar dia!" "Ad... ada ini, Tante? Kenapa datang-datang Tante Hestin marah sama Mama?" "Elu anak kecil, riggak usah banyak ngomong! Suruh keluar mamamu dan suruh lepaskan cowok yang bernama Boy itu! Jangan dikerem in di dalam kamarnya terus? " "Boy...?!" Rinna dan Cecen beradu pandang. "Tadi ada cowok yang bernama Boy datang kemari kan?!" "Tadi... tadi sih Mama datang sendirian, Tante. Saya lihat sendiri, Mama masuk kamar juga sendirian, tapi... tapi..." Rinna sulit melanjutkan kata-katanya, dan hal itu membuat Tante Hestin semakin marah. Anak itu didorong ke samping, Tante Hestin menghampiri kamar tidur T ante Wow yang sudah ia ketahui letaknya. Ia memang sering ngobroi berdua di dalam kamar itu. Jadi, dia tahu di mana letaknya. Di lantai dua. Rinna sempat bermaksud mencegah Tante Hestin, tapi buru-buru diingatkan oleh Cecen. "Biar saja. Kita nggak ngerti urusan mereka." "Tapi kalau sampai..." "Mamamu pasti menang kalau sampai saling baku hantam. Mamamu lebih besar. Tante Hestin bisa remuk sekali kena tampol." Benar juga pertimbangan Cecen, pikir Rinna. Paling tidak Tante Hestin akan berpikir tujuh kali kalau harus menantang ribut fisik dengan sahabat karibnya yang berbadan besar itu. Bahkan Rinna menyangsikan keberanian Tante Hestin untuk melakukan gebrakan di depan kamar mamanya. Dan, ternyata.... kesangsian Rinna itu tidak berlaku.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Dari depan pintu terdengar dengan jelas suara kemesraan Tante Wow yang menyerupai ribuan tombak menghujam hati Hestin. Braak, braaak, braak...!! Pintu digedor oleh Tante Hestin. "Wow...! Keluar...! Buka pintunya! Kembalikan Boy, Setan! Ayo, buka pintunya, Wow...!! Gue mau ambil Boooyy...! Dia bukan punya elu, dia punya gue, tauuu...?!!" Braak, braaak, braaak...! Daarrr, daarrr, daarrr...!! "Diaaarn luu, Hestiiin ..... !!" Teriak suara Tante Wow dari dalam kamar. Keras sekali. Pintu kamar sampai bergetar akibat gelombang suara teriakannya. Tante Hestin mulai ciut nyalinya. Mundur beberapa langkah. Tapi ia tak mau mengalah begitu saja. "Lu mulai jahat ama gue, Wow! Kenapa lu ambil Boy?! Kenapa nggak cari cowok lain aja, hah?!" "Nggak ada Boy di sini, tauuu...?!" "Bohong! Gue dengar suara pacaran elu tadi!" "Nggak ada, Boy! Dengar nggak sih elu. ..?!!" "Buka pintu kamar lu kalau berani!" Braak...! Tiba-tiba pintu kamar terbuka secara cepat dan kuat. Seperti ada yang menarik dengan tenaga besar. Tapi pada saat itu Tante Hestin melihat Tante Wow tetap berada di atas ranjang sendirian. Ia seperti sedang bersimpuh dengan kedua lutut ditekuk. Tubuhnya yang besar dengan wajahnya yang sangar.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Pandangan matanya menakutkan sekali. Hal itu membuat Tante Hestin gemetar walau matanya tetap menyusuri tiap sudut kamar, mencari Boy yang diduga bersembunyi. "Masuk...! Cepat, masuk dan cari Boy...!!" bentak Tante Wow dengan suara menggetarkan tiap jantung yang mendengarnya. Meskipun takut, kaki gemetar dan jantung deg-degan, tapi Tante Hestin benar-benar penasaran, sehingga ia nekat masuk dan memeriksa seluruh jengkal kamar tersebut. Sampai ke kamar mandi pun diperiksa juga, tetapi ternyata ia tidak menemukan jejak Boy di situ. Maka, timbul pertanyaan dalam hatinya: jika tak ada lelaki siapa pun di dalam kamar, lalu dengan siapa Tante Wow tadi bercinta? "Puas elu, hah...??!" bentak Tante Wow. Hati yang dibentak seperti rontok sesaat Tante Hestin buru-buru ke pintu. "Jadi... elu tadi bercinta sama siapa, hah?!" rupanya ia masih memaksakan diri untuk bersikap berani. "Pikir pake otak elu sendiri, Bangsat!!" Braaak...! Tiba-tiba pintu mengbentak kuat, menutup sendiri. Tante Hestin yang berdiri di ambang pintu hampir terhantam daun pintu. Ia sempat mundur menghindari hantaman daun pintu. Tapi hembusan angin daun pintu itu membuatnya terlempar mundur dan jatuh terhempas membentur kaki meja telepon. Rinna dan Cecen menolongnya. Keduanva juga gemetar dan berwajah pucat pasi, karena tadi ketika pintu kamar terbuka, mereka melihat keadaan Tante Wow. Dan, Rinna sempat berbisik pada Cecen bahwa wajah itu seperti bukan wajah mamanya sendiri. ."Udah, Tante... jangan terusin... ada yang nggak beres kayaknya," bisik Rinna pada Tante Hestin. Cecen menimpali juga.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Benar, Tante. Ada yang aneh pada diri Tante Wow. Saya dan Rinna tadi juga melihat keanehan itu pada wajah dan matanya." Hestin ngos-ngosan menahan amarah dan ketakutannya. "Yaah, aku tahu dia seperti iblis! Tapi aku nggak mau membiarkan Boy direbut oleh iblis itu!" "Tapi... bukankah tadi T ante sudah mencari ke dalam?" "Iya, Tante," timpal Cecen lagi. "Apakah ada cowok yang bernama Boy, atau cowok lain yang ... yang sedang bersembunyi di dalam sana?" . Setelah meredakan napasnya, Hestin menjawab, "Iya. .. memang nggak ada sih. Terus, suara cowok tadi siapa dong? Darimana datangnya suara cowok yang kudenga rtadi?!" Rinna dan Cecen sama-sama bingung tak bisa menjawab. Bersamaan dengan kebingungan mereka, terdengar lagi suara mesra Tante Wow yang sedang bercinta. Seketika itu juga Hestin berkata kepada kedua gadis itu. "Tuh, dengar... itu suara Boy! Aku hapal betul, itu suara pacar Tante yang namanya Boy..!!" Lalu, serta merta Hestin menggedor pintu kamar kembali. Daar, daaarr, daarr !! "Gue dengar suara Boyy...!! Ayo, buka pintu sekarang juga kalau elu berani, Wooow. Buka pintu seka ......." Braaaak...! Pintu terbuka seperti dihempas badai. Keras sekali, Dan, baik Hestin maupun Rinna serta Cecen melihat Tante Wow berbaring di ranjang. Perempuan itu mengangkat punggungnya agar dapat memandang ke arah luar kamar. "Biadab elu, T in...! lagi yang elu cari, hah?!!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Kedua bola matanya tampak mulai berkilauan, seperti mau terbakar. Mengerikan sekali. Dan, di ranjang itu memang tidak ada seorang pria pun, baik Boy maupun yang lain. T idak ada. Hal inilah yang membuat Tante Hestin dan kedua gadis itu terbengong melompong, tak mampu bergerak sedikit pun. Sampai pintu terhempas kuat menutup lagi, dan suara kemesraan Tante Wow terdengar lagi, mereka masih terpaku di tempat masing-masing. "Bener, ada yang nggak beres dalam diri Wollyda," pikirTante Hestin tanpa ragu-ragu lagi. "Tante mau pulang aja. Mau panggil teman Tante yang jago melawan kekuatan iblis! Mama kamu itu sudah kemasukan roh iblis, Rin. Kalian hati-hati, jangan dekatin dia!" "Yaaah, Tante... terus kami gimana dong kalau begini? Tante jangan pulang deh. Saya sama Cecen takut nih...!" "Kalian ikut T ante aja. Ngungsi ke rumah Tante dulu!" Buat mereka agaknya memang ajakan itu merupakan pilihan terbaik, daripada mereka harus serba tidak tahu menghadapi keanehan Tante Wow di dalam kamarnya. Bahkan, pelayan berusia 42 tahun itu pun merasa lebih baik ikut mengungsi ke rumah Tante Hestin daripada di rumah sendirian mendengarkan suara-suara aneh dari kamar majikan. "Darimana Tante tahu kalau yang bernama Boy itu bersama Tante Wow di kamarnya? Kami saja nggak tahu, karena seingat kami nggak ada tamu yang datang setelah Tante Wow pulang, dan kami lihat Tante Wow pulang sendirian," tanya Cecen yang masih penasaran. "Tante pas keluar dari kamar mandi, ngelihat ada bayangan nyamber tangan Boy. Bayangan itu sekelebat, tapi Tante sempat kenalin wajah tantemu itu. Tante sempat shock dan hampir pingsan begitu lihat Boy lenyap seperti masuk ke lapisan udara. Slaaap...!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Maksudnya, lenyap seperti... seperti sulap, begitu?" "Iya. Lenyap kayak hantu. Dan, yang nyamber tubuh Boy itu jelas-jelas tantemu; Wow. Sampai dalam hati T ante bilang: ya, ampun... kok kayak Wollyda yang bawa kabur Boy? Aah, tapi bener Boy ilang s ih? Maka, setelah agak tenang Tante berusaha cari Boy ke sana-sini, eeh... nggak ada. Tante jadi yakin, pasti Boy ada bersama Wollyda." "Seyakin itu, ya?" sahut Rinna. "Iya, sebab.. Tante curiga dengan sesuatu yang aneh sejak kami pulang dari makam keramat yang kami ziarahi. Mamamu mendengar suara aneh, sementara Tante nggak, dan dia nggak mau cerita suara aneh yang didengarnya ...!" Sampai di rumah Hestin bergegas menelepon seorang teman yang dikenalnya memiliki kekuatan supranatural. Tapi ia lupa nomor telepon sang teman, sehingga ia harus mengambil agenda di kamarnya. Nomor telepon temannya itu ada dalam agenda tersebut. Namun ketika Hestin masuk ke kamar tidurnya di lantai atas juga, saat itulah ia terpekik kaget melihat sesosok tubuh tergeletak lunglai di atas ranjangnya. Tubuh seorang lelaki bermandikan peluh. Dan, ketika ia dekati, maka tampaklah wajah yang amat dikenali dalam keadaan pucat, mata terbelalak dan mulut ternganga. Lelaki itu tak lain adalah Boy, yang kini sudah dalarn keadaan tak bemyawa lagi. "Aaaaaaahhh..,!!" jeritnya lengking dan panjang, membuat mereka yang ada di lantai bawah berlari naik ke lantai atas semua. Maka hebohlah suasana menjelang fajar itu, Jeritan histeris Tante Hestin sempat membangunkan beberapa tetangga. Mereka mulai berdatangan. Tante Hestin tak menyadari keadaan seperti itu membuat banyak orang yang tahu hubungan gelapnya dengan Boy. Tanpa merasa malu Tante Hestin menuturkan kejadian yang sebenarnya, sehingga

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

banyak yang menduga cerita itu hanya isapan jempol belaka, namun ada juga yang menyimpulkan mayat Boy dikirim dari rumah Tante Wow rnenggunakan kekuatan gaib. Boy seolaholah dibuang setelah pemuda itu dijadikan budak cintanya sampai mati. Kepanikan dan kondisi shock yang dialamiTante Hestin mulai terkendali setelah pagi mulai merayap mendekati siang. Itulah saatnya Tante Hestin ingat teman yang semula mau dihubungi, namun nomor teleponnya tertinggal dalam agendanya. Kali ini agenda sudah didapatkan dan kenalannya yang mempunyai kekuatan supranatrual pun segera dihubungi. Pada saat itulah, di rumah Kumala Dewi terdengar ringtone sebuah handphone, yang ternyata handphone milik Audy. Memang Audy yang dihubungi Tante Hestin, karena Tante Hestin pemah melihat sendiri kehebatan Audy dalam menangani kasus gaib di rumah seorang teman. Dalam kasus itulah ia berkenalan dengan Audy, beberapa bulan yang lalu. Tapi karena Audy sering pergi ke sana-sini dan sulit ditemui, maka Tante Hestin sempat melupakan keberadaan Audy di dunia supranatural . "Apakah sudah dilihat di rumahnya sana, orang itu masih ada atau sudah pergi?" tanya Audy kepada keluarga Hestin yang setuju meminta bantuan supranatural. "Kami sudah ke rumah sana, tapi perempuan itu sudah tidak ada di tempatnya. Maksud saya... di kamarnya sudah tidak ada dia." "Hmmm...," Audy manggut-manggut. "Entah pergi ke mana, kami kehilangan jejaknya. Karena pada waktu itu, anak, keponakan dan pembantunya ada di rumah kami. Mereka memang mengungsi kemari karena ketakutan."

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Antarkan dia ke rumah Wollyda... antarkan dia memeriksa ke sana, Jim..." kata Tante Hestin kepada adiknya yang bernama Jimmy, yang tinggal serumah dengannya namun menempati kamar belakang. Selama tinggal bersama kakaknya, pemuda berusia sekitar 30 tahun itu memang tak mau ikut campur segala urusan sang kakak, terutama yang menyangkut urusan pribadi, sehingga kehadiran Boy selama ini pun tak pernah terusik sedikit pun olehnya. Bahkan siapa pun pria yang datang ke rumah itu tak pernah dipedulikan, karena Jimmy punya jalan dan pintu masuk sendiri menuju ruang belakang yang langsung berhubungan dengan kamarnya. Tapi dalam kasus kematian Boy, tentu saja ia tak bisa tinggal diam ia tak ingin kakaknya terlibat urusan kriminal,. apalagi sampai dituduh sebagai penyebab kematian Boy. Jimmy sangat harus melakukan pembelaan terhadap sang kakak, yang selama ini juga tidak pemah mengusik urusan pribadinya. Oleh sebab itu, dengan penuh semangat ia mengantarkan Audy memeriksa rumah Tante Wow yang sudah kosong sejak dini hari tadi. Sasaran pertama kunjungan Audy adalah kamar tidur Tante Wow. Ia tak menemukan tanda-tanda kehidupan di kamar itu. Tapi suasana kacau tampak di kamar itu. Dari peluh itu Audy dapat mendeteksi bahwa memang benar peluh itu milik korban. Tapi sebagian lagi milik seseorang yang berjenis kelam in perempuan. Audy sengaja mengambil tissue, lalu menyerap peluh yang telah membuat kasur basah kuyup, seperti habis terkena guyuran air seember kecil. Peluh yang menempel di tissue itu diciumnya. Audy melakukan pendeteksian gaib menggunakan penciumannya. Tiba- tiba kepalanya tersentak mundur setelah rnencium tissue tersebut. Seperti ada sesuatu yang sangat menyengat penciumannya, dan seakan ada yang cukup

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

mengejutkan hatinya ketika ia merasa mengenali aroma peluh tersebut. "Siapa yang telah masuk kealam sini ? " gumamnya pelan seraya berjalan mengelilingi ranjang, dengan matanya yang tajam menatap setiap jengkal tempat di sekitar kamar itu jendela diperiksa, tapi dalam keadaan terkunci. Kamar mandi juga diperiksa. Tidak ada tanda-tanda yang berarti baginya. Tapi Audy tahu, wanita yang bernama Tante Wow itu sempat masuk kamar mandi dan membersihkan badan, untuk kemudian pergi setelah mengenakan pakaian bersih. Terbukti aroma keringatnya masih tersisa juga di depan almari pakaian. Jimmy yang berada tak jauh darinya juga ikut memeriksa suasana kamar tersebut, siapa tahu ia mendapatkan sesuatu yang berguna bagi sang paranormal sexy itu. Maka, Jimmy pun mendengar Audy bicara sendiri dengan suara seperti orang menggumam. "Aku tahu, kau ada bersamanya. Tapi di mana kau berada sekarang ini, hm?! Ayo, tunjukkan batang hidungmu. Kau bukan dari alam sini. Aku tahu kau datang dari sana .!" "Hmm, maaf. .. siapa yang datang dari sana, Zus Audy?" Jimmy yang penasaran akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. "Perempuan pemilik rumah ini tidak sendirian. Ada roh lain yang mengendalikan seluruh kehidupan pribadinya saat ini. Roh lain itu berasal dari alam sana." "Maksudnya:,. hmmm.. sebangsa jin atau silumari?" Tanpa menatap Jimmy suara Audy terdengar pelan tapi bernada geram. "Iblis....!" "0, ya...?!" "Aku yakin sekali, ada kekuatan iblis yang menyertainya. Aku mencium bau keringat iblis di antara keringat perempuan itu," seraya ia menunjukkan tissue yang masih dipegangnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Jimmy tak tahu bahwa Audy sebenarnya bukan manusia biasa. Seandainya Jimmy tahu bahwa Audy juga berasal dari bangsa iblis yang sudah bersekutu dengan manusia, maka ia tak menganggap pendapat Audy, itu terlalu mengada-ada. Andai ia tahu hal itu, pasti mengganggap wajar jika Audy mengenali bau keringat iblis membaur dengan bau keringat manusia, dalam hal ini adalah keringatnya Tante Wow. "Hebat juga dia, bisa mengaburkan jejaknya dari pemantauanku?" gumam Audy lagi setelah rnenyusuri seluruh rumah itu. Rupanya, Audy tak berhasil melacak keberadaan Tante Wow yang sudah dirasuki roh iblis itu. Penciuman Audy selalu putus di tengah jalan ketika ia mulai mencium aroma peluh ibiis. Setiap kali ia kehilangan jejak peluh iblis, ia berhasil menemukan lagi di bempat lain. Di ruang makan ia kehilangan jejak itu, tapi di untuk menjemur pakaian ia temukan kembali peluh iblis. Lalu, dilacaknya pelan-pelan, diikuti ketajaman aromanya, dan hilang lagi sete lah sampirig rumah. Selalu begitu, sehingga Audy menggunakan energi gaibnya untuk mendeteksi energi gaib iblis yang dimaksud. "Jahanaaam...!!"geram Audy sangat dalam, hanya Jimmy yang mendengar suara geraman itu. tak jelas ditujukan pada siapa. Jimmy hanya memandang Audy sebentar, setelah tahu tatapan mata Audy tidak tertuju padanya, Jimmy pun merasa lega. Geraman itu bukan untuk dirinya. Pasti ada sesuatu yang membuat hati Audy jengkel sekali. "Bukan kamu yang jahanam," kata Audy kepada Jimmy. "Di sini ada iblis. Iblis itu yang jahanam. Dia dapat memutus alur gelombang gaibnya sehingga menjadi hanya membekas di sekitar rumah ini. Lewat dari sini nggak ada jejak gelombang gaibnya yang tersisa." "Apakah itu berarti Zus Audy sudah merasa nggak sanggup lagi untuk melacaknya?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Audy mendekati Jimmy. Sangat dekat, seperti mau menciumnya. Dan, saat itu Audy berkata dengan nada datar, seperti berbisik jengkel. "Jangan mengukur kesanggupanku dengan akal sehatmu, Bung! Dan, jangan coba-coba menguji kemampuanku dengan diplomasi seperti tadi. Kau akan menyesal sendiri nanti. Paham?!" "Eehh, hmmm... ya, ya .. sorry, atas kelancanganku bicara tadi..." Jimmy gemetar pada saat itu, karena ia seperti diremas jantungnya selama mendengar suara Audy. Ia sukar bernapas. Namun ketika Audy berhenti bicara, jantungnya terasa seperti dilepaskan dan pernapasan menjadi lega kembali. "Cantik-cantik tapi suaranya mengerikan sekali cewek ini?!" pikir Jimmy saat Audy rnelangkah ke tempat lain. Pada saat itu, Cecen datang menghampiri Jimmy dengan wajah tegang dan napas terengah-engah. "Bang, di rumah Nyonya Lissa juga terjadi keanehan!" "Di rumah yang mana?!" "Tiga rumah dari sini. Baru saja saya lewat depan rumah itu. Di sana sedang terjadi keanehan yang membuat semua penghuni rumah kebingungan, mereka..." "Keanehan ?!" tanya Jimmy me pembicaraan Cecen, sementara Audy memperhatikan dari jarak 25 meter. "Nyonya Lissa kehilangan rnenantunya bernama Andrew. Fifien, istrinya Bang Andree sempat pingsan melihat suaminya tahu-tahu lenyap dari pelukannya." "Siang-siang begini mereka berpelukan?! Bener nggak tuh?!"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kita ke sana!" tegas Audy sambil bergegas melintasi Jimmy dan Cecen. Bahkan ia menarik tangan Cecen agak kasar . "Antarkan aku ke rumah itu!" Andrew dan Fifien adalah pasangan pengantin baru. Mereka menikah tiga minggu yang lalu. Bahkan belum genap tiga minggu persis. Siang itu Andrew senga meliburkan diri dari kantornya, karena ia baru pulang dari tugas ke luar kota tadi pagi. Mungkin kerinduan asmara telah membuat keduanya menuntut pelampiasannya, sehingga tak peduli siang atau malam, kamar pengantin terkunci dan kemesraan pun berlangsung dengan hangat Ketika kemesraan itu baru mencapai separoh perjalanan, tiba-tiba Andrew yang ganteng mirip bule lenyap dalam pelukan istrinya. Fifien tahu-tahu kehilangan, pelukannya menjadi kosong, tidak ada beban apapun. Ia segera bangkit dan mencari Andrew. Namun, pria berbadan atletis itu benarbenar lenyap dari pelukannya. Yang tersisa hanya pakaian Andrew, berserakan di sekitar ranjang. Fifien menjerit histeris menyadari hal itu, sampai akhirnya ia terkulai lemas dan pingsan. Pihak keluarga mendobrak pintu kamar pengantin, dan menemukan Fifien, kemudian menyadarkannya. Mereka menjadi kalang kabut sete lah rnendengar cerita F ifien yang semula tidak bisa diterima oleh akal sehat mereka. Namun, pada akhirnya mereka mempercayai setelah menghubungkan peristiwa mistikyang terjadi di rumah Tante Wow. Cecen dan Jimmy meyakinkan keluarga Fifien tentang siapa Audy. Lalu, mereka mengizinkan Audy memeriksa kamar pengantin itu. Lagi-lagi Audy kehilangan jejak gaib yang seharusnya bisa menjadi bahan pelacakannya: Tapi di kamar itu ia juga mencium bau keringat iblis yang sangat dikenalinya. Gelombang energi gaib tak berhasil dipantau melalui sinyal gaibnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hmmrn, di s ini juga ada iblis" Tapi dia sudah kabur, dan... oooh,ya... aku yakin ia pasti bersembunyi di lapisan dimensi gaib sekitar sini!" ujarnya seperti bicara pada Jimmy. tapi wajahnya tak memandang kearah Jimmy. "Akan kulacak ke sana !" tegasnya, membuat Jimmy berpaling memandangnya. Tapi ketika Jimmy me- natapnya, saat itulah Audy lenyap bagaikan ditelan udara kamar penqantin. "Haahh...?!" Jimmy terpekik kaget dan tegang. Cecen dan dua orang anggota keluarga Fifien juga menyaksikan raibnya Audy dari tempatnya bediri tadi. Mereka berlarian keluar kamar dalam keadaan takut. Lalu, mengabarkan peristiwa yang sangat sulit diterima akal sehat siapa pun. Audy memasuki dimensi alam gaib yang masih berdekatan dengan alam nyata di sekitar rumah Fifien. Akhirnya ia menemukan jejak gaib yang diharapkan. Jejak gaib itu diawali dengan munculnva suara yang tertangkap oleh pendengaran gaibnya. Suara itu adalah suara seorang wanita yang sedang menikmati indahnya bercinta. Di antara celah batu besar dan panjang seperti lorong tebing, Audy melihat seorang wanita berperawakan tinggi, besar, sedang berpacaran dengan pria muda berwajah seperti bule. Pria muda itu tak lain adalah Andrew. Dan, perempuan itu adalah Tante Wow yang telah berhasil menculik Andrew dari dekapan istrinya, lalu dibawa ke situ dan dijadikan budak cintanya. Andrew tampak patuh kepada semua perintah T ante Wow, tanpa punya kemampuan untuk menolak atau membangkang sedikit pun. Tentu saja, kondisi tersebut disebabkan oleh kekuatan magis dari roh iblis yang merasuki raga Tante Wow pada saat itu. "Rupanya kan bersembunyi di sini, Jahaaanaaam...!!" geram suara Audy sambil berkelebat cepat menerjang Tante Wow.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wuuuut...! Terjangan yang dilakukan dari belakang Tante Wow itu ternyata tidak berhasil mengenai punggungnva, karena dengan cepat tangan tante Wow dikibaskan ke belakang. Wuuuuung...! Kibasan itu menimbulkan angin badai yang amat besar dan kuat, sehingga Audy pun terpental ke arah belakang. Wuuuusss ..!! Audy terhempas kuat membentur dinding batu besar. Dadanya didekap dengan kedua tangan; karena merasa sangat sakit. Dada itu ternyata menjadi hangus akibat hembusan angin dahsyat dari kibasan! tangan Tante Wow. Audy segera. menetralisir rasa sakitnya dengan menyalurkan hawa sejuk ke dada. "Lepaskan dia, Jahanaaam...!!" teriak Audy tanpa rasa jera sedikit pun. Kemudian, ia lepaskan pukulan saktinya berupa cahaya merah api dari telapak tangannya. Zlaaap...! Cahaya merah yang harusnya menghantam punggung Tante Wow tiba-tiba meledak di pertengahan jarak, karena punggung Tante Wow seperti mengeluarkan cahaya perak yang menyebar membentuk perisai dan berbenturan denga cahaya merah apinya Audy. Jegaaaarrr .... ! "Hebat sekali dia!'' gumam hati Audy saat melambung cepat ke atas dan berjungkir balik di udara. Serangan berikutnya tetap dilepaskan oleh Audy yang pada akhirnya Audy berhasil membuat Tante Wow terlempar sejauh 300 meter dari tempat Andrew berbaring. Wuuuusss. wuuut...? Audy berkelebat rrenyambar tubuh Andrew. Lalu dengan kekuatan energi gaibnya pria muda itu dilemparkan hingga menembus lapisan dimensi, dan akhirnya jatuh terhempas di atap teras rumah tatangga.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Gubraaaak...!! Braaaanggg...!? "Aaahhhkk...!!" Suara gaduh dan erangan Andrew didengar oleh mereka. Maka, merekapun buru-buru memberi pertolongan pada Andrew. Tentu saja Andrew tak dapat bercerita tentang apa yang sedang terjadi di alam sana, karena Andrew segera dilarikan ke rumah sakit. Tulang punggung tampaknya patah, dan kepalanya berdarah. Pertarungan di alam gaib itu tetap berlangsung tanpa memikirkan apa yang terjadi pada diri Andrew. Audy tampak terdesak berkali-kali oleh serangan lawannya yang dirasakan cukup tangguh dan ganas. Audy merasa kalah ilmu dengan lawannya. la sempat babak belur dihajar Tante Wow yang kedua bola matanya telah menjadi merah, menandakan mata itu adalah mata iblis berbahaya. Kini keduanya hinggap di atas dua bongkah batu besi warna hitam, berjarak sekitar 50 meter. Mereka adu cahaya kesaktian hingga berkali-kali menimbulkan dentuman besar yang menggetarkan alam gaib beserta isinya. "Kau tak akan mampu mengungguli kesaktianku, Kembangdara" seru tante Wow dengan menyebutkan nama asli Audy sebagai Nyimas Kembangdara. Audy tidak beran, karena yang berseru pasti iblis yang menggunakan tubuh besarnya Tante Wow, dan iblis itu pasti mengenali dirinya. Namun, Audy masih belum bisa mengenali siapa iblis yang bersemayam di dalarn raga Tante Wow itu. "Keluarlah kau dari raga itu kalau kau memang merasa mampu mengungguli kesaktianku, Keparaaat.!!" teriak Audy, memancing emosi lawannya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Dasar anak biadaaab...!!" teriak Tante Wow kemuudian tangannya melemparkan petir biru yang segera menyambar tubuh Audy. Jegaaaarrr, bleeeegeeerr....! Audy menangkisnya dengan serbuk cahaya emas dari kedua tangannya, sehingga terjadilah dentuman dahsyat tadi. Tubuh Audy memang terlempar keudara. Namun kesaktiannya dikerahkan kembali sehingga dalam waktu singkat ia sudah bisa berdiri diatas gugusan batu coklat menyerupai cadartapi jerasnya sama dengan bongkahan besi baja. "Kau iblis pengecut!" seru Audy. "Kau tahu siapa diriku, bukan? Mari kita bertarung dalam sosok asli kita, sesama iblis!" "Hhgggirr...! Kau benar-beriar terkutuk, Kembangdara. .!" Tante Wow rnenggeram dengan suara besar dan menggema, membuat semua bebatuan sekeras apapun bergetar dan mengalami keretakan pada salah satu sisinya. Audy berkerut dahi. Ia curiga dengan keadaan itu. Suara rnenggeram besar yang dapat meretakkan bebatuan besar sepertinya pernah ia kenal. Audy mulai was-was menghadapi lawannya. Namun rasa penasaran sebelum mendapatkan kepastian jati diri lawannya, telah membuat Audy berusaha untuk tetap tegar dalam pertartmgan itu. "Siapa kau sebenarnya, hahh...??! Keluar kau dari raga manusia!!" bentak Audy dengan suara lantang. Gelombang suaranya juga dialiri energi saktinya yang seharusnya bisa mendatangkan badai. Tapi, dengan mengangkat satu tangan ke atas, lawannya dapat menahan energi itu sehingga arus badai tak dapat keluar dari gelombang suara Audy. "Gawat...?!" keluh hati Audy semakin cemas.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Kembangdara..., iblis murtad biadab sepertimu sudah seharusnya kuhancurkan tanpa ampun lagi! Terimalah aji Samudra Bara-ku ini, haaaagggrrrr...!!" "Hahh, Samudra Bara...??!" Audy tersentak sangat kaget, Tanpa berpikir lagi ia segera melesat melarikan diri dari lawannya. Zlaaapp...! "Jangan lari kau, Kembangdaraaaa...!!" Lawannya mengejar, dan Audy tetap terus berlari. Ia sangat ketakutan. Panik sekali. Ia tahu siapa pemilik aji Samudera Bara yang ditakuti para iblis itu. Oleh karenanya, tak ada tempat lain bagi Audy untuk berlindung kecuali di balik kesaktiannya Dewi Ular. Mendengar cerita itu, Dewi Ular berkerut dahi dengan heran. "Apakah kau yakin nggak akan bisa menandingi aji Samudera Bara itu?! Bukankah kau belum mencobanya?" "Kumala, aku nggak akan menang melawan dia. Karena aku tahu, siapa dia sebenarnya." "Siapa dia?" "Dia adalah ibuku sendiri; Nyimas Arumpati..." Audy membungkukkan badan hingga wajahnya hampir menyentuh lantai pendapa. k lama kemudian terdengar suara isak samar-samar. Dewi Ular menarik napas mengetahui Audy menangis di depannya. 0o-dw-234-o0

4TERLEPAS dari skandal gelapnya T ante Hestin dengan Boy, dalam kasus kematian Boy sebenarnya Tante Hestin bukan berada di pihak yang salah. Hastin bukan pelakunya. Tetapi,

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

secara hukum yang berlaku di negeri ini, Hestin tetap tertibat dan bisa dikenai sangsi hukuman tersendiri. Apalagi pihak keluarga Boy menuntut pada Hestin atas kematian pemuda tersebut. Atas permohonan Audy yang ingin menyelamatkan kliennya dari kejahatan gaib itu, Kumala Dewi akhirnya datang juga ke rumah keluarga Boy. Hal itu dilakukan setelah mendengar kabar bahwa jenazah Boy akan dimakamkan setelah kedatangen mamanya dari Singapore. Sebab, pada waktu itu mamanya sedang berada di rumah kakak sulung Boy yang tinggal di Singapore. "Masih ada kesempatan untuk merubah keadaan. Kau dapat gunakan kesaktianmu, Kumala. Karena, Boy tewas bukan karena kodrat atau bunuh diri," bujuk Audy mengingatkan kesaktian Kumala Dewi yang tidak dimiliki oleh kesaktian para penghuni alam lain. Kumala Dewi pun mengerti maksud bujukan Audy itu. k , ia tak keberatan dibawa oleh Audy ke rumah Boy. Tentu saja setelah mereka mendapatkan alamat rumah tersebut melalui relasinya Kumala yang dinas di kepolisian, yaitu Sersan Burhan. Karena, tempat kejadian perkara kasus kematian Boy itu berada dalam wilayah hukumnya Sersan Burhan. Sersan muda yang ganteng itu, bukan orang asing bagi Kumala, karena ia sering terlibat dalam kasus misteri, dan mendapat bantuan dari kesaktiannya Kumala Dewi. Wajarlah jika Sersan Burhan tidak keberatan diminta bantuannya untuk mendampingi Kumala dan Audy menemui pihak keluarga Boy. Kumala Dewi pun diizinkan menengok kondisi jenazah Boy yang waktu Itu sudah dimasukkan dalam ti mati.Bahkan sudah ditutup rapat, karena aroma busuk mulai menyebar dari jenazah tersebut. Tapi atas perintah Sersan Burhan, mewakili pihak kepolisian, peti mati itu dibuka kembali, dan Kumala Dewi dipersilakan memeriksa jenazah Boy.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Mereka heran, bau busuk dari jenazah Boy ternyata tidak tercium sama sekali walau pun tutup peti mati dibuka lebarlebar. Yang mereka cium adalah aroma wangi yang lembut, nyaman, dan seolah-olah menyejukkan hati mereka. Aroma wangi itu datang dan tubuh gadis cantik berlesung pipit yang menjadi putri tunggalnya Dewa Permana. Wangi bunga cendanagiri adalah ciri khas bau badannya Dewi Ular, yang dapat mengalahkan bau sebusuk apapun. Kumala dewi menyentuhkan punggung jari tangannya ke pipi jenazah tersebut, setelah itu berkata kepada Sersan Burhan dan beberapa sanak keluarga Boy yang ada di sekitar peti mati. "Dia tewas karena kehilangan energi kehidupan. Energi itu diserap oleh kekuatan gaib melalui... melalui cara yang kurang layak dijelaskan di depan umum begini." Kumala Dewi dan Audy segera meninggalkan peti mati. Mereka ingin bicara dengan kakak keduanya Boy yang sudah berurnah tangga, dan yang selama ini bertanggung jawab merawat Boy. Tetapi ketika peti mati itu ingin ditutup kembali, Kumala buru-buru mencegah hal itu agar jangan dilakukan, "Jangan tutup peti matinya." "Kenapa nggak boleh ditutup?" "Siapa tahu ada yang ingin me lihat Boy untuk terakhir kalinya," jawab Kumala Dewi dengan ramah dan menyenangkan hati lawan bicaranya. Tentu saja lawan bicaranya tidak tahu alasan yang sebenarnya, sehingga ia mencoba mengajukan alasannya supaya peti mati boleh ditutup rapat-rapat seperti tadi. "Bukan apa-apa, Nona. Kalau nggak ditutup ke...." "Jangan khawatir," sahut Audy. "Bau busuk itu akan muncul beberapa hari lagi. Apakah sekarang Anda mencium bau busuk?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Hmmm; nggak sih." "Padahal peti mati belum ditutup, bukan? Nah, karena itu Anda jangan khawatir, jenazah ini nggak akan menyebarkan bau busuk seperti tadi, kecuali jika sampai empat hari belum dikuburkan juga." Sebenarnya larangan menutup peti mati itu punya alasan tersendiri. Hanya Audy, Kumala dan Sersan Burhan yang mengetahui alasan sebenarnya. Kumala memang sudah berpesan sebelumnya agar alasan tersebut tidak diberitahukan kepada siapa pun. Kumala tak ingin terkesan arogan atau pamer kesaktian untuk dapatkan pujian. Oleh karena itulah, Sersan Burhan juga ikut menyarankan pihak keluarga jenazah agar peti mati jangan ditutup kembali seperti tadi. Beberapa saat kemudian, ketika Kumala Dewi bicara dengan kakaknya Boy di teras, didampingi oleh Audy dan Sersan Burhan, tiba-tiba suasana di ruang dalam mulai gaduh. Beberapa orang yang semula ada di ruang tengah berhamburan keluar dengan wajah ketakutan. "Ada halaman. sih?! Ada ...?!" tanya mereka yang di

"Mayatnya Boy hidup lagi...! Mayatnya bangkit lagi tuh...!!" Tentu saja hal itu membuat gempar suasana di rumah duka. Jenazah Boy memang benar-benar hidup lagi. Bahkan berusaha keluar dari dalam peti mati. Orang yang tadinya ngotot ingin menutup peti mati dengan baut penutup kuatkuat, kini mulai menyadari mengapa tadi ia disarankan untuk tidak menutup peti mati. "Gadis cantik itu tadi kayaknya udah tahu kalau Boy mau hidup lagi. Pantas aku dilarang menutup peti mati. Coba kalau tadi aku nekat menutupnya, waktu Boy hidup lagi, dia akan kehabisan oksigen dan akhirnya mati lagi," ujar orang itu kepada sanak keluarga lainnya.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Audy dan Sersan Burhan tidak tampak heran menanggapi situasi yang menurut orang-orang sangat ajaib itu. Karena, memang sudah terprogram sebelumnya, bahwa kedatangan Kumala Dewi ke situ; hanya untuk menghidupkan kembali jenazah Boy. Mayat orang yang mati tak bersalah, yang bukan mati karena kodrat, dan yang tidak mati karena bunuh diri, maka ia akan hidup kembali jika tangan Kumala Dewi menyentuhnya. Sejak dalam diri Kumala Dewi tersimpan pedang pusaka tua yang bernama Pedang Equador, maka energi kesaktian dari pedang pusaka itu dapat dipakai untuk menghidupkan orang mati, selama tidak me langgar tiga ketentuan tadi. Terutama bagi mereka yang mati karena kekuatan gaib, sebelum jenazahnya bersentuhan dengan bumi, masih bisa ditolong oleh energi gaib dari pedang pusaka tersebut, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Misteri Rona Asmara) Sebelum sanak saudara Boy mengetahui bahwa sentuhan tangan Dewi Ular adalah penyebab bangkitnya jenazah Boy dari kematian, rombongan Audy sudah mohon pamit pulang lebih dulu dari rumah duka. Memang tak ada ucapan terima kasih dari pihak keluarga Boy, karena memang mereka tidak tahu harus berterima kasih kepada siapa. Dan, karena Kumala Dewi sendiri tidak menginginkan pujian dari mereka, maka ia merasa tak perlu berlama-lama di tempat tersebut. Tujuan Kumala hanya menghidupkan kembali Boy. Dengan begitu maka Tante Hestin bebas dari tuntutan pihak keluarga Boy, dan bebas dari keterlibatannya atas kasus kematian Boy. Hal ini sengaja dilakukan Kumala semata-mata untuk membantu Audy dalam mempertahankan citranya di mata klien. Bahwa, bagaimana pun caranya Audy ternyata tetap berhasil membantu kliennya keluar dari gangguan gaib yang nyaris mencelakakan hidup mereka.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tante Hestin tidak tahu bahwa Kumala Dewilah yang berperan menyelamatkan dirinya dari kasus itu. Tante Hestin hanya tahu, bahwa Audy berhasil menyelamatkan dirinya dari jerat hukum dan kasus misteri yang sulit dipahami. Sedikit pun Dewi Ular tak merasa iri ketika ucapan terima kasih itu ditujukan oleh Tante Hestin kepada Audy seorang. Karena bagi anak tunggalnya Dewa Permana itu, kasus yang paling berbahaya dan harus segera ditangani bukan membangkitkan jenazah Boy dan menyelamatkan Hestin dari jeratan hukum, tapi menyelamatkan umat manusia dari ancarnan gaib Ny imas Arumpati. Dalam hal ini, keselamatan jiwa Audy pun merupakan tanggung jawab Kumala Dewi sebagaimana perjanjian mereka dulu, bahwa Audy akan berpihak pada Kumala, ikut membantu menyelamatkan kehidupan manusia, jika ia mendapat periindungan penuh dari Kumala Dewi. Oleh karenanya kewaspadaan Kumala pun sekarahg diprioritaskan untuk membayang-bayangi keselamatan Audy, sebab jelmaan iblis itu kini sedang terancam kemarahan ibunya sendiri. Nyimas Arumpati. "Jangan kembali ke apartemenmu dulu. Tinggallah di rumahku untuk beberapa saat, sampai situasimu benar-benar aman," kata Kumala Dewi kepada Audy. "Ya, akan kuturuti saranmu." "Buron...," sapa Kumala kepada asistennya untuk urusan gaib. "Berjaga-jagalah selama 24 jam, karena Audy dalam keadaan terancam oleh murka ibunya, yaitu Nyimas Arumpati." "Ya, ya... aku sudah tahu soal itu," Buron manggutmanggut dengan kalem. Tentu saja ia mengetahui masalah tersebut, karena ia sempat mencuri dengar penuturan Audy kepada Kumala pada malam itu.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

" yang kamu tahu tentang kelemahan ibumu, Audy? Bisa kau jelaskan padaku?" Wajah ntik jelmaan Nyimas Kembangdara itu terselimuti duka yang cukup dalam. Ternyata kesedihan hati Kumala Dewi atas kepergian Barbie alias Athila Darapura masih belum bisa mengungguli kesedihan di hati Audy. Karena, ia sangat tidak menduga bahwa ibunya akan turun ke bumi untuk melacak keberadaannya dan menghancurkan dirinya yang dianggap sebagai anak iblis murtad itu. Meski pun ia merasa aman dalam perlindungan Dewi Ular, namun sebagian kecil hatinya masih merasa tak rela jika ibunya dihancurkan oleh kesaktiannya Dewi Ular. "Bagaimana pun kejamnya Nyimas Arumpati, ia tetaplah ibuku. Ia yang menurunkan kesaktian padaku. Ia yang mengajarkan padaku bagaimana harus mempertahankan diri dari serangan musuh. Dan... tak ubahnya seperti peradaban manusia, di antara bangsaku pun mengenai prilaku hormat kepada orang tua. Inilah yang membuatku sangat sedih dan terpaksa harus menangis di depanmu, Kumala." "Ya, aku paham sekali," jawab Kumala pelan, seakan ikut merasa prihatin dan bersedih atas situasi buruk yang harus dihadapi Audy. Ketika Audy masih menjadi Nyimas Kembangdara, dia mendapat jabatan kehormatan yang membuatnya dihormati oleh para iblis sebangsanya, yaitu sebagai Pelindung Para Selir bagi semua selirnya Dewa Kegelapan. Tapi jabatan itu masih kalah tinggi dari jabatan yang disandang oleh ibunya sendiri. Sampai sekarang Nyimas Arumpati masih tetap menyandang gelar: Pelindung Para Iblis. Posisi itu berada satu tingkat di bawah kedudukan si Raja Iblis: Damasscus. Seluruh bangsa iblis tetap tunduk dan patuh di bawah perintah Dewa Kegelapan, alias Lokapura. Dalam keadaan darurat, Nyimas Arumpati akan mengerahkan kesaktiannya demi melindungi bangsa iblis.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Tetapi sekarang keadaan menjadi sangat ironis. Sebagai sang Pelindung Para Iblis, Nyimas Arumpati justru mengejar-ngejar iblis untuk dihancurkan, dan iblis yang diburunya itu adalah anaknya sendiri. Aksi mesumnya itu rupanya untuk memancing kemunculan Ny imas Kembangdara dari kedok penyamaran manusianya. Setidaknya, begitulah analisa yang diperoleh Audy pada saat ia dan Kumala membicarakan kemunculan ibunya ke bumi. Tapi sebagai jelmaan Jin Layon, Buron mempunyai pendapat sendiri. "Belum tentu kemunculan ibumu semata-mata untuk memburu anaknya dan menghancurkan dirimu. Mungkin ada missi lain yang dirahasiakan dari kemunculannya di alam kehidupan manusia ini." "Nggak ada," Audy gelengkan kepala dengan tatapan mata melamun. "Missi utama ibuku sebenarnya adalah melindungi para iblis dari ancaman yang diperkirakan dapat memusnahkan separoh dari jumlah para iblis yang ada. Itu tugas ibuku Ron! Mungkin sekarang ada tugas tambahan dari Damasscus, yaitu menghancurkan iblis yang memboikot dan menjadi pengikutnya Dewi Ular. Maka, ia datang ke bumi mencariku untuk..." Kata-kata itu terputus mendadak. Kumala Dewi dan Buron menatap Audy dengan heran. Audy menahan napas. Wajahnya tegang. "Ada ...?!" tanya Buron dengan dahi berkerut. "Uhhk...!" Audy mengejang dengan badan sedikit terbungkuk. Wajah tegangnya menjadi kaku. Pucat pasi. Mulutnya terkatup rapat karena giginya menggeletuk kuatkuat. Dewi Ular yang duduk di depannya segera menyentakkan dua jari tangan ke arah Audy

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Wuusst .... ! Tenaga intinya menotok tepat di bawah tulang belikatnya Audy. Deeeb,.! "Aahh...!" Audy tersentak tegak, melepaskan napas dari mulut. Kumala Dewi berseru kepada Buron, "Periksa sekitar kita, Ron!" Tanpa menjawab lagi Buron langsung melesat ke atas. Wuuut, blaaab...! Dalam sekejap saja ia telah berubah menjadi seberkas sinar kuning kecil, berbentuk seperti meteor. Sinar itu berkelebat menembus atap pendapa. Slaaap .....! Dewi Ular berpindah posisi dengan sekali sentakan tenaga ke tulang ekornya, wuut...! Kurang dari sedetik ia sudah berada di belakang Audy. Kemudian mengarahkan telapak tangannya ke punggung Audy. Telapak tangan itu memancarkan cahaya hijau bening berpendar-pendar. Cahaya tersebut menembus masuk ke punggung Audy. Tubuh yang masih mengejang dengan dada tegak membusung itu kini bergetar tanpa bisa bersuara. Mulutnya memang terbuka tapi tak mampu bicara sepatab kata pun. Yang keluar dari mulut Audy hanya suara desah napas berat, seperti suara binatang mendesis panjang. Napas yang dikeluarkan dari mulut Audy mulai tampak seperti kabur merah bara. Makin lama semakin banyak kabut yang keluar bersama napasnya. Aroma amis tak sedap pun tercium dari kabut merah membara itu. Dan, Kumala Dewi tetap mengerahkan tenaga inti saktinya hingga telapak tangan itu menghentak rapat ke punggung Audy.

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Deeb...! "Hoaaakkhh....!!" Audy muntah. Menyemburkan menyerupai serpihan besi panas. Brrruuwwll...! Pyoookk...! Benda seperti serpihan besi panas itu bercampur lumpur yang mendidih dan berwarna bara. Kumala Dewi mengenali betul jenis lumpur membara itu sebagai bagian dari unsur lahar gunung berapi. Terbukti ketika yang dimuntahkan Audy itu jatuh berhamburan di lantai pendapa yang terbuat dari kayu, maka lantai tersebut segera berasap. Dewi Ular buru-buru mengibaskan tangannya, mendatangkan angin salju yang membuat lahar panas itu padam seketika. Lantai kayu tak sempat terbakar total, Hanya membekas hitam karena sempat hangus saat menahan lahar yang panasnya lebih dari dua ratus derajat Celsius. Dan, setelah memuntahkan lumpur serta batuan lahar panas, Audy terkulai lemas dan terengah-engah. "Berbaringlah," kata Kumala Dewi. Audy menuruti perintah itu. Ia berbaring dalam posisi telentang, kedua tangan merentang ke samping. Dewi Ular segera melepaskan sinar hijau kecil dari ujung jarinya. Sinar itu sangat bening, besarnya hanya seukuran lidi. Tapi s inar itu mampu menembus ulu hati Audy, dan membuat tubuh Audy menyala hijau bening dari kepala hingga kaki. Hanya sebentar, kemudian tubuh Audy normal kembali. Sinar hijau kecil yang diarahkan Kumala ke ulu hati ternyata sinar penambah energi gaib dan energi fisik, yang membuat seluruh luka atau kerapuhan menjadi netral kembali. Bahkan, membuat Audy merasa lebih segar dari kondisi sebelum mengalami kejadian aneh tadi. Wuuusss, blaaaub...! butiran benda keras

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

Cahaya kuning seperti meteor tadi telah kembali dan segera merubah wujudnya menjadi pemuda berambut kucai dengan tubuh agak kurus. Buron telah berdiri di depan Audy yang kini dalam posisi duduk melonjor di lantai pendapa. Buron berkata kepada Kumala Dewi setelah menghela napas panjang. "Nggak ada getaran gaib asing yang kutemukan di sekitar sini. Energi panas pun nggak ada, kecuali energi panas yang datang dari tempat ini." Audy menyahut, "Kamu nggak akan bisa menemukan getaran energi yang menyerangku tadi, karena dia berada di tempat yang cukup jauh dari sini. Namun sangat mudah untuk melukaiku." "Kau tahu siapa yang tiba-tiba menyerangmu tadi?" tanya Kumala dengan suara pelan. Penampilan yang tenang sekali. "Ya. Tentu saja aku tahu siapa yang menyerangku, karena aku mengenali jenis energi saktinya. Kalau bukan karena kesigapanmu tadi, mungkin aku sudah hancur terbakar Panah Lahar, terutama bagian dalam tubuhku yang lebih dulu hancur." "Panah Lahar...?!" gumam Buron setelah memperhatikan lantai kayu yang membekas hangus itu. "Hanya ibuku yang memiliki kesaktian Panah Lahar." "Hmm, sudah kuduga" gumam lirih Kumala Dewi. Ia membiarkan Audy menjelaskan kepada Buron. "Panah Lahar yang dilepaskan oleh ibuku selalu tepat mengenai sasarannya, karena kekuatan itu menggunakan jejak gaib lawan sebagai penunjuk arah. Jadi, meski pun aku berada di liang kubur, tetap akan terkena Panah Lahar selama jejak gaibku ditemukan oleh ibuku." "Hebat juga ibumu, ya?"

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/

"Jauh lebih hebat dari ibumu," kata Audy kepada Buron. Wajah pemuda jelmaan Jin Layon itu sempat mengeras tegang merasa tersinggung atas pernyataan Audy. Namun, rasa tersinggungnya segera surut setelah Audy menambahkan kata-katanya. "Tapi jauh lebih mulia ibumu dibandingkan ibuku. Karena ibuku tega menghukum mati anaknya sendiri, sementara sebrengsek-brengseknya kamu, ibumu nggak akan tega menghukum mati dirimu! Bersyukurtah kau punya ibu yang baik, dan nggak pernah mau mengganggu kehidupan manusia atau bangsa lain." "Ya. Ibuku memang nggak suka mengumbar birahi," kata Buron pelan, semacam komentar yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Audy tampak menahan rasa malu dan sangat prihatin sekali atas yang diperbuat Nyimas Arumpati, yaitu menggunakan raganya Tante Wow untuk dapatkan kepuasan bercumbu dengan lawan jenisnya. Berbeda dengan ibunya Jin Layon, yaitu Nini Ganjarlangu. Sepanjang sejarah kehidupan alam gaib, belum pemah terdengar berita bahwa Nini Ganjarlangu manggunakan raga manusia untuk mengumbar napsu bir