Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    1/24

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan

    perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus kegawatdaruratan mata. Perlukaan

    yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan

    kehilangan mata. Alat rumah tangga sering menimbulkan perlukaan atau trauma

    mata. Di sini, kita akan membahas tentang trauma kimia pada mata yang melibatkan

    trauma akibat basa dan asam pada mata.(1)

    Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan

    oftalmologi karena dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat bahkan

    sampai kehilangan penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang

    mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau

    basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.Trauma kimia diakibatkan oleh

    zat asam dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7 yang dapat menyebabkan kerusakan

    struktur bola mata. Tingkat keparahan trauma dikaitkan dengan jenis, volume,

    konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia tersebut. Mekanisme

    cedera antara asam dan basa sedikit berbeda.Trauma bahan kimia dapat terjadi pada

    kecelakaan yang terjadi dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan

    kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan memakai bahan kimia serta paparan

    bahan kimia dari alat-alat rumah tangga. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan

    tindakan segera. Irigasi daerah yang terkena trauma kimia merupakan tindakan yang

    harus segera dilakukan.(1)

    Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat

    mengalami gangguan penglihatan akibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta

    pada satu mata, dan sekitar 50.000 menderita cedera serius yang mengancam

    penglihatan setiap tahunnya. Setiap hari lebih dari 2000 pekerja di amerika Serikat

    menerima pengobatan medis karena trauma mata pada saat bekerja. Lebih dari

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    2/24

    2

    800.000 kasus trauma mata yang berhubungan dengan pekerjaan terjadi setiap

    tahunnya. Dibandingkan dengan wanita, laki-laki memiliki rasio terkena trauma mata

    4 kali lebih besar. Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan

    unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan

    1,6 juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera mata. Sebagian besar (84%)

    merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1

    sampai 1:4. Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan

    karena pekerjaan. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di

    Amerika Serikat mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan

    di rumah. Lebih banyak pada laki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31 tahun.(2)

    Pada referat ini juga, kita akan membahas tentang anatomi mata yang penting

    kaitannya dengan trauma kimia pada mata ini.

    1.2. Tujuan Penulisan

    Tujuan Penulisan makalah Meet the Expert ini adalah untuk mempelajari dan

    mengetahui penatalaksanaan dari trauma alkali pada mata.

    1.3. Manfaat Penulisan

    Beberapa manfaat yang diharapkan dari penulisan refrat ini diantaranya :

    1. Memperkokoh landasan teoritis ilmu kedokteran di bidang ilmu penyakit

    mata, khususnya mengenai penatalaksanaan trauma alkali.

    2. Sebagai bahan informasi bagi pembaca yang ingin memahami lebih lanjut

    mengenai penatalaksanaan trauma basa.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    3/24

    3

    BAB 2

    ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

    Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata

    menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang

    dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera

    dihantarkan ke otak. Di sini akan di bahas struktur dan fungsi mata. Mata kita terdiri

    dari bermacam-macam struktur sekaligus dengan fungsinya. Struktur dari mata itu

    sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi sklera, konjungtiva, kornea,

    pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus, humor aqueus, serta humor vitreus yang

    masing-masingnya memiliki fungsi atau kerjanya sendiri.(3)

    Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarnaputih dan relatif kuat.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    4/24

    4

    Konjungtiva: selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata danbagian luar sklera.

    Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan

    pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskancahaya.

    Pupil: daerah hitam di tengah-tengah iris.

    Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakangkornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke

    mata dengan cara merubah ukuran pupil.

    Lensa: struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan

    vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

    Retina: lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola

    mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

    Saraf optikus: kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari

    retina ke otak.

    Humor aqueus: cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dankornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makananbagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

    Humor vitreus: gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depanretina (mengisi segmen posterior mata).

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    5/24

    5

    Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

    1. Segmen anterior: mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus yang

    merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anteriorsendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris,

    dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam keadaan normal,

    humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik

    anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung

    iris.

    2. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina,

    berisi humor vitreus yang membantu menjaga bentuk bola mata.

    Otot Mata, Saraf Mata, dan Pembuluh Darah

    Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja

    sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang

    orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu :(3)

    Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke

    otak

    Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

    Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan

    merangsang otot pada tulang orbita.

    Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

    sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh

    darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.(3)

    Fotoreseptor Mata.

    Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-sel batang

    dan sel-sel kerucut. Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan kurang lebih

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    6/24

    6

    125 juta sel batang untuk setiap mata. Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat

    peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel batang berperan dalam proses

    penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan ketajaman

    pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna.

    Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea. Di dalam sel-sel batang terdapat

    pigmen fotosensitif rodopsin (warna merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis,

    sehingga hanya ada 1 jenis sel batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya,

    rodopsin akan terurai menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya

    atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali.(3)

    Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh

    lebih cepat ketimbang pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin menghilang,

    sel-sel kerucutlah yang digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total,

    butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin sehingga kita dapat

    melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas ketika beralih

    dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap. Berbeda dengan sel-sel batang, sel-

    sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang

    gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-

    tempat terang.(3,4)

    Sel-sel kerucut menghasilka penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel

    kerucut hanya terdapat di fovea. Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    7/24

    7

    iodopsin. Berdasarkan bentuknya, iodopsin dibagi 3. Masing-masing peka terhadap

    panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga jenis iodopsin tersebut peka

    terhadap warna merah, miru dan hijau. Karena itu maka sel-sel kerucut mampu

    mendeteksi warna. Berdasarkan iodopsin yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi

    atas tiga jenis, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-

    nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap oleh sel-sel kerucut. Jika

    ketiga sel kerucut tersebut mendapatkan stimulasi yang sama, maka kita akan melihat

    warna putih.(3,4)

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    8/24

    8

    BAB 3

    TRAUMA KIMIA PADA MATA

    Trauma Asam Pada Mata.

    Asam dipisahkan dalam dua mekanisme, yaitu ion hidrogen dan anion dalam

    kornea. Molekul hidrogen merusak permukaan okular dengan mengubah pH,

    sementara anion merusak dengan cara denaturasi protein, presipitasi dan koagulasi.

    Koagulasi protein umumnya mencegah penetrasi yang lebih lanjut dari zat asam, dan

    menyebabkan tampilan ground glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma

    akibat asam. Sehingga trauma pada mata yang disebabkan oleh zat kimia asam

    cenderung lebih ringan daripada trauma yang diakibatkan oleh zat kimia basa.(2)

    Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan mengadakan denaturasi dan

    presipitasi dengan jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya buffer dari

    jaringan terhadap bahan asam serta adanya presipitasi protein maka kerusakannya

    cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai kornea juga mengadakan

    presipitasi sehingga terjadi koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea terlepas.

    Bahan asam tidak menyebabkan hilangnya bahan proteoglikan di kornea. Bila trauma

    diakibatkan asam keras maka reaksinya mirip dengan trauma basa. (2)

    Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi koagulasi protein

    epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan pada kornea, sehingga bila konsentrasi

    tidak tinggi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Biasanya

    kerusakan hanya pada bagian superfisial saja. Koagulasi protein ini terbatas pada

    daerah kontak bahan asam dengan jaringan. Koagulasi protein ini dapat mengenai

    jaringan yang lebih dalam.(2,5)

    Bahan kimia bersifat asam contohnya asam sulfat, air accu, asam sulfit, asam

    hidrklorida, zat pemutih, asam asetat, asam nitrat, asam kromat, asam hidroflorida.

    Akibat ledakan baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin

    merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimia pada mata. Asam Hidroflorida

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    9/24

    9

    dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan

    cairan pembersih yang kuat. Asam hidroflorida adalah satu pengecualian. Asam

    lemah ini secara cepat melewati membran sel, seperti alkali. Ion fluoride dilepaskan

    ke dalam sel, dan memungkinkan menghambat enzim glikolitik dan bergabung

    dengan kalsium dan magnesium membentuk insoluble complexes. Nyeri local yang

    ekstrim bisa terjadi sebagai hasil dari immobilisasi ion kalsium, yang berujung pada

    stimulasi saraf dengan pemindahan ion potassium. Fluorinosis akut bisa terjadi ketika

    ion fluoride memasuki sistem sirkulasi, dan memberikan gambaran gejala pada

    jantung, pernafasan, gastrointestinal, dan neurologik.(2,5)

    Patofisiologi dan Gejala Trauma Asam Pada Mata.(2,5)

    Bahan kimia asam

    Asam cenderung berikatan dengan protein

    Menyebabkan koagulasi protein plasma

    Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan kerusakan lebih

    lanjut

    Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.

    Asam masuk ke bilik mata depan menimbulkan iritis dan katarak.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    10/24

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    11/24

    11

    Gambar menunjukkan mata yang pada bagian konjungtiva bulbi yang hiperemis dan

    pupil yang melebar karena peningkatan tekanan intraokular.

    Penangganan Trauma Asam.

    Pada saat mata terkena asam di tempat kejadian, tindakan pertama yang harus

    diambil adalah dengan irigasi bagian mata yang terkena dengan menggunakan air

    keran yang mengalir atau menggunakan garam fisiologis jika ada selama 15-30menit.

    (5)

    Pada saat di rumah sakit, dapat diberikan anestesi topikal, larutan natrium

    bikarbonat 3% dan kemudian bisa diberi antibiotic. Pada trauma asam, karena

    terbentuknya barrier proteksi, mata yang terkena pada dasarnya akan kembali

    normal.(5)

    Trauma Basa Pada Mata.

    Trauma basa biasanya lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan

    basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk

    penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan sampai retina.Trauma

    basa akan memberikan iritasi ringan pada mata apabila dilihat dari luar. Namun,

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    12/24

    12

    apabila dilihat pada bagian dalam mata, trauma basa ini mengakibatkan suatu

    kegawatdaruratan. Basa akan menembus kornea, kamera okuli anterior sampai retina

    dengan cepat, sehingga berakhir dengan kebutaan. Pada trauma basa akan terjadi

    penghancuran jaringan kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan

    terjadi proses safonifikasi, disertai dengan dehidrasi.(5)

    Bahan alkali atau basa akan mengakibatkan pecah atau rusaknya sel jaringan.

    Pada pH yang tinggi alkali akan mengakibatkan safonifikasi disertai dengan disosiasi

    asam lemak membrane sel. Akibat safonifikasi membran sel akan mempermudah

    penetrasi lebih lanjut zat alkali. Mukopolisakarida jaringan oleh basa akan

    menghilang dan terjadi penggumpalan sel kornea atau keratosis. Serat kolagen kornea

    akan bengkak dan stroma kornea akan mati. Akibat edema kornea akan terdapat

    serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma kornea. Serbukan sel ini cenderung

    disertai dengan pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi. Akibat

    membran sel basal epitel kornea rusak akan memudahkan sel epitel diatasnya lepas.

    Sel epitel yang baru terbentuk akan berhubungan langsung dengan stroma

    dibawahnya melalui plasminogen aktivator. Bersamaan dengan dilepaskan

    plasminogen aktivator dilepas juga kolagenase yang akan merusak kolagen kornea.(5)

    Selain itu gangguan penyembuhan epitel yang berkelanjutan dengan ulkus

    kornea dan dapat terjadi perforasi kornea. Kolagenase ini mulai dibentuk 9 jam

    sesudah trauma dan puncaknya terdapat pada hari ke 12-21. Biasanya ulkus pada

    kornea mulai terbentuk 2 minggu setelah trauma kimia. Pembentukan ulkus berhenti

    hanya bila terjadi epitelisasi lengkap atau vaskularisasi telah menutup dataran depan

    kornea. Bila alkali sudah masuk ke dalam bilik mata depan maka akan terjadi

    gangguan fungsi badan siliar. Cairan mata susunannya akan berubah, yaitu terdapat

    kadar glukosa dan askorbat yang berkurang. Kedua unsur ini memegang peranan

    penting dalam pembentukan jaringan kornea.(5)

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    13/24

    13

    Bahan kimia bersifat basa contohnya NaOH, CaOH, amoniak, Freon/bahan

    pendingin lemari es, sabun, shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan

    pembersih dalam rumah tangga, soda kuat.

    Patofisiologi Trauma Basa Pada Mata.(5,6)

    Proses perjalanan penyakit pada trauma kimia ditandai oleh 2 fase, yaitu fase

    kerusakan yang timbul setelah terpapar bahan kimia serta fase penyembuhan:

    Kerusakan yang terjadi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti oleh hal-hal

    sebagai berikut:

    Terjadi nekrosis pada epitel kornea dan konjungtiva disertai gangguandan oklusi pembuluh darah pada limbus.

    Hilangnya stem cell limbus dapat berdampak pada vaskularisasi dan

    konjungtivalisasi permukaan kornea atau menyebabkan kerusakan

    persisten pada epitel kornea dengan perforasi dan ulkus kornea bersih.

    Penetrasi yang dalam dari suatu zat kimia dapat menyebabkan

    kerusakan dan presipitasi glikosaminoglikan dan opasifikasi kornea.

    Penetrasi zat kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat

    menyebabkan kerusakan iris dan lensa.

    Kerusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang

    dibutuhkan untuk memproduksi kolagen dan memperbaiki kornea.

    Hipotoni dan phthisis bulbi sangat mungkin terjadi.

    Penyembuhan epitel kornea dan stroma diikuti oleh proses-proses berikut:

    Terjadi penyembuhan jaringan epitelium berupa migrasi atau

    pergeseran dari sel-sel epitelial yang berasal dari stem cell limbus

    Kerusakan kolagen stroma akan difagositosis oleh keratosit terjadi

    sintesis kolagen yang baru.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    14/24

    14

    Patofisiologi trauma basa yang merusak mata :

    Bahan kimia alkali

    Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak

    membran sel penetrasi lebih lanjut

    Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea

    Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati

    Edema terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma, cenderung

    disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi)

    Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea)

    Terjadi gangguan penyembuhan epitel

    Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam

    Klasifikasi Trauma Basa Pada Mata.(6)

    Menurut klasifikasi Thoft, truma basa dapat dibedakan dalam :

    Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    15/24

    15

    Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan terdapat

    kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)

    Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris tidak jelas

    dan sudah terdapat iskemik limbus (prognosis kurang)

    Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari limbus (prognosis

    sangat buruk)

    Gambar Klasifikasi Trauma Kimia, (a) derajat 1, (b) derajat 2, (c) derajat 3, (d)

    derajat 4

    Klasifikasi ini juga bertujuan untuk penatalaksaan yang sesuai dengan

    kerusakan yang muncul serta indikasi penentuan prognosis. Klasifikasi ditetapkan

    berdasarkan tingkat kejernihan kornea dan keparahan iskemik limbus.

    Menurut klasifikasi Hughes :

    Ringan

    Prognosis baik

    Terdapat erosi epitel kornea

    Kekeruhan yang ringan pada kornea

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    16/24

    16

    Tidak terdapat iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva

    Sedang

    Prognosis baik

    Kornea keruh, sehingga sukar melihat iris dan pupil secara terperinci

    Terdapat nekrosis dan iskemi ringan pada konjungtiva dan kornea

    Berat

    Prognosis buruk

    Akibat kekeruhan kornea, pupil tidak dapat dilihat

    Konjungtiva dan sklera pucat

    Diagnosis dan Penangganan Trauma Kimia Pada Mata.

    Diagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis

    dan pemeriksaan fisik dan penunjang. Namun hal ini tidaklah mutlak dilakukan

    dikarenakan trauma kimia pada mata merupakan kasus gawat darurat sehingga hanya

    diperlukan anamnesa singkat.(6)

    Gejala Klinis.

    Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epifora,

    blefarospasme, dan nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersifat asam biasanya

    dapat segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis superfisial kornea.

    Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermanifestasi beberapa

    hari sesudah kejadian. Namun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma basa

    lebih berat dibanding trauma asam.(6)

    Anamnesis.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    17/24

    17

    Pada anamnesis sering sekali pasien menceritakan telah tersiram cairan atau

    tersemprot gas pada mata atau partikel-partikelnya masuk ke dalam mata. Perlu

    diketahui apa persisnya zat kimia dan bagaimana terjadinya trauma tersebut

    (misalnya tersiram sekali atau akibat ledakan dengan kecepatan tinggi) serta kapan

    terjadinya trauma tersebut.(6)

    Perlu diketahui apakah terjadi penurunan visus setelah cedera atau saat cedera

    terjadi. Onset dari penurunan visus apakah terjadi secara progresif atau terjadi secara

    tiba tiba. Nyeri, lakrimasi, dan pandangan kabur merupakan gambaran umum trauma.

    Dan harus dicurigai adanya benda asing intraokular apabila terdapat riwayat salah

    satunya apabila trauma terjadi akibat ledakan.(3,6)

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan yang seksama sebaiknya ditunda sampai mata yang terkena zat

    kimia sudah terigasi dengan air dan pH permukaan bola mata sudah netral. Obat

    anestesi topikal atau lokal sangat membantu agar pasien tenang, lebih nyaman dan

    kooperatif sebelum dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan irigasi, pemeriksaan

    dilakukan dengan perhatian khusus untuk memeriksa kejernihan dan keutuhan

    kornea, derajat iskemik limbus, tekanan intra okular, konjungtivalisasi pada kornea,

    neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang.(6)

    Pemeriksaan Penunjang.

    Pemeriksaan penunjang dalam kasus trauma kimia mata adalah pemeriksaan

    pH bola mata secara berkala dengan kertas lakmus. Irigasi pada mata harus dilakukan

    sampai tercapai pH normal. Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit

    lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka. Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan

    indirek juga dapat dilakukan. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan tonometri

    untuk mengetahui tekanan intraokular.(6)

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    18/24

    18

    Penatalaksanaan.

    Tatalaksana Emergensi.(5)

    1.Irigasi

    Merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan

    bahan kimia dan untuk menormalisasi pH pada saccus konjungtiva yang harus

    dilakukan sesegera mungkin. Larutan normal saline (atau yang setara) harus

    digunakan untuk mengirigasi mata selama 15-30 menit samapi pH mata menjadi

    normal (7,3). Pada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit

    2000 ml dalam 30 menit. Makin lama makin baik.Jika perlu dapat diberikan anastesi

    topikal, larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik. Irigasi dalam waktu yang lama

    lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa (lensa yang terhubung dengan

    sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan.

    2.Double eversi pada kelopak mata

    Dilakukan untuk memindahkan material yang terdapat pada bola mata. Selain

    itu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya perlengketan antara konjungtiva

    palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.

    3.Debridemen

    Pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re-

    epitelisasi pada kornea.Trauma kimia ringan (derajat 1 dan 2) dapat diterapi dengan

    pemberian obat-obatan seperti steroid topikal, sikloplegik, dan antibiotik profilaksis

    selama 7 hari. Sedangkan pada trauma kimia berat, pemberian obat-obatan bertujuan

    untuk mengurangi inflamasi, membantu regenerasi epitel dan mencegah terjadinya

    ulkus kornea.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    19/24

    19

    Medikamentosa.(5)

    Steroid bertujuan untuk mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil. Namun

    pemberian steroid dapat menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan

    sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblas. Untuk itu steroid hanya

    diberikan secara inisial dan di tappering offsetelah 7-10 hari. Dexametason 0,1% ED

    dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan

    Prednisolon IV 50-200 mg

    Sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia posterior.

    Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali sehari.

    Asam askorbat mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan meningkatkan

    penyembuhan luka dengan membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas

    kornea. Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk dosis sitemik

    dapat diberikan sampai dosis 2 gr.

    Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitoruntuk menurunkan tekanan intra okular

    dan mengurangi resiko terjadinya glaukoma sekunder. Diberikan secara oral

    asetazolamid (diamox) 500 mg.

    Antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman oportunis. Tetrasiklin

    efektif untuk menghambat kolagenase, menghambat aktifitas netrofil dan mengurangi

    pembentukan ulkus. Dapat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik

    (doksisiklin 100 mg).

    Pembedahan.(3,5)

    Pembedahan Segera: sifatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi

    limbus, mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks.

    Prosedur berikut dapat digunakan untuk pembedahan:

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    20/24

    20

    Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk

    mengembalikan vaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus

    kornea.

    Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft)atau dar

    donor (allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi

    normal.

    Graft membran amnion untuk membantu epitelisasi dan menekan fibrosis

    Pembedahan Lanjut: pada tahap lanjut dapat menggunakan metode berikut:

    Pemisahan bagian-bagian yang menyatu pada kasus conjungtival bands dan

    simblefaron.

    Pemasangan graft membran mukosa atau konjungtiva.

    Koreksi apabila terdapat deformitas pada kelopak mata.

    Keratoplasti dapat ditunda sampai 6 bulan. Makin lama makin baik, hal ini

    untuk memaksimalkan resolusi dari proses inflamasi.

    Keratoprosthesis bisa dilakukan pada kerusakan mata yang sangat berat

    dikarenakan hasil dari graft konvensional sangat buruk.

    Komplikasi.(3)

    Komplikasi dari trauma mata juga bergantung pada berat ringannya trauma,

    dan jenis trauma yang terjadi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus trauma basapada mata antara lain:

    1. Simblefaron, adalah gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus,

    sehingga kornea dan penglihatan terganggu.

    2.

    Kornea keruh, edema, neovaskuler3. Sindroma mata kering

    4. Katarak traumatik, trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan

    katarak. Komponen basa yang mengenai mata menyebabkan peningkatan pH

    cairan akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    21/24

    21

    terjadi akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia asam sukar masuk ke

    bagian dalam mata maka jarang terjadi katarak traumatik.

    5. Glaukoma sudut tertutup

    6.

    Entropion dan phthisis bulbi

    Simblefaron.

    Ptisis Bulbi.

    Prognosis. (5)

    Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab

    trauma tersebut. Derajat iskemik pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    22/24

    22

    merupakan salah satu indikator keparahan trauma dan prognosis penyembuhan.

    Iskemik yang paling luas pada pembuluh darah limbus dan konjungtiva memberikan

    prognosa yang buruk. Bentuk paling berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan

    gambaran cooked f ish eye dimana prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat

    terjadi kebutaan.

    Trauma kimia sedang samapai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat

    menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). Reaksi

    inflamasi pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaukoma

    sekunder.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    23/24

    23

    BAB 4

    KESIMPULAN

    Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam dengan

    pH < 7 dan bahan yang bersifat basa dengan pH > 7. Trauma basa biasanya

    memberikan dampak yang lebih berat daripada trauma asam, karena bahan-bahan

    basa memiliki dua sifat yaitu hidrofilik dan lipolifik dimana dapat masuk secara cepat

    untuk penetrasi sel membran dan masuk ke sudut mata depan, bahkan sampai retina.

    Sementara trauma asam akan menimbulkan koagulasi protein permukaan, dimana

    merupakan suatu barier pelindung sehingga zat asam tidak penetrasi lebih dalam

    lagi. Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme dan

    nyaei yang hebat. Trauma kimia merupakan satu-satunya jenis trauma yang tidak

    memerlukan anamnesa dan pemeriksaan yang lengkap.

    Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata

    dengan segera samapai pH mata kembali normal dan diikuti dengan pemberian obat

    terutama antibiotik, multivitamin, antiglaukoma, Selain itu dilakukan juga upaya

    promotif dan preventif kepada pasien. Menurut data statistik 90% kasus trauma dapat

    dicegah apabila dalam menjalankan suatu pekerjaan menggunakan pelindung yang

    tepat.

  • 8/10/2019 Trauma Alkali Mte Vinda Beneran

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2008.

    2. Randleman, J.B. Bansal, A. S. Burns Chemical. eMedicine Journal. 2009.

    3. Vaughan DG, Taylor A, and Paul RE. Oftalmologi Umum.Widya medika.

    Jakarta. 2000.

    4. Arthur Lim Siew Ming and Ian J. Constable. Color Atlat of Ophthalmology

    Third Edition. Washington. 2005.

    5. American College of Emergency Phycisians. Management of Ocular

    Complaints. Diunduh tanggal 28 Juni 2012 dari

    http://www.acep.org/content.aspx?id=26712

    6. American Academy of Ophtalmology. Chemical Burn.

    7. Dua, H. S., King, A.J., Joseph, A. 2001 New classification for ocular surface

    burns, 85: 1379-1383, British Journal of Ophthalmology. Diakses 28 Juni

    2012, dari http://bjo.bmj.com/content/85/11/1379.full.pdf new classification.

    http://www.acep.org/content.aspx?id=26712http://www.acep.org/content.aspx?id=26712http://www.acep.org/content.aspx?id=26712