3

Click here to load reader

Trauma mata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Trauma mata

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trauma alkali adalah trauma yang disebabkan oleh bahan kimia berupa cairan,

gas, atau zat padat yang mempunyai tingkat keasaman(pH) lebih tinggi dari 7,0 dan

menyebabkan proses penyabunan. Trauma kimia alkali termasuk dalam kegawatan mata.

Di Jerman, 10% dari 52.142 kasus trauma mata yang dilaporkan adalah trauma kimia.

Trauma kimia basa akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah apabila

dibandingkan dengan trauma basa.

Zat alkali dpat berubah menjadi ion hidroksil dan kation di permukaan okuli. Ion

hidroksil ini menimbulkan reaksi saponifikasi asam lemak membrane sel yang dapat

mengakibatkan kematian sel; sedangkan kation berinteraksi dengan kolagen stoma dan

glikosaminoglikan. Interaksi yang terjadi akan penetrasi ke kornea dan hidrolisis luas ke

dalam segmen anterior mata. Keadaan inilah yang mengakibatkan kerusakan pada mata

dengan trauma basa menjadi lebih parah. Banyak penelitian mengenai penatalaksanaan

trauma kimia basa seperti: penghambat enzim, obat anti inflamasi, antikoagulan, barrier

mekanik, antiokasidan, imunosupresan dan berbagai bahan untuk mempercepat

penyembuhan luka, akan tetapi bahan-bahan tersebut masih belum dipergunakan secara

luas.

Sodium hyaluronat adalah material viskoelastis yang tidak memicu reaksi

inflamasi. Material ini disintesa di membrane sel dan dilaporkan mempengaruhi

perlindungan sel, migrasi sel, mengontrol pertumbuhan, berpengaruh pada diferensiasi sel

dan pembentukan jaringan. Materi ini terdapat pada jaringan ikat dan berperan penting

sebagai unsur penyusun matrik ekstraseluler. Sodium hyaluronat telah banyak digunakan

sebagai terapi dry eye syndrome. Pada penelitian Tokoyasu et al sebelumnya, sodium

hyaluronat 1% telah diteliti sebagai bahan standar terapi pada model trauma alkali dan

dilaporkan mempunyai efek yang menguntungkan dalam penyembuhan luka epitel

kornea akibat trauma alkali. Mekanisme pemberian topical sodium hyaluronat dalam

mempengaruhi penyembuhan luka akibat trauma alkali belum dapat dijelaskan.

Page 2: Trauma mata

Epidermal growth factor (EGF) merupakan salah satu factor yang berpengaruh

terhadap terjadinya interaksi seluler dalam proses epitelisasi luka. Penggunaan topical

human EGF (h-EGF) telah terbukti meningkatkan reepitelisasi kornea setelah terjadi

luka. EGF didapatkan pada berbagai jaringan dan identifikasinya dapat dilakukan melalui

pengenalan reseptor EGF (EGFR atau erbB) yang terdapat pada permukaan sel.

Pada penelitian ini, efek dari sodium hyaluronat 1% pada penyembuhan luka

kornea akibat trauma alkali pada epitel dan stroma dievaluasi secara kuantitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sodium hyaluronat 1%

topical pada ekspresi EGFR melalui metode pemeriksaan imunohistokimia selama proses

penyembuhankornea akibat trauma alkali.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut: Bagaimana pengaruh pemberian topical sodium hyaluronat 1% terhadap ekspresi

EGFR pada kornea kelinci yang dilakukan defek dengan bahan alkali.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui efek pemberian topical sodium hyaluronat 1% terhadap

ekspresi EGFR pada kornea kelinci yang dilakukan defek dengan bahan alkali.

1.4 Manfaat

1. Sodium hyaluronat 1% dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada pasien dengan

trauma alkali.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian berikutnya tentang

pemberian sodium hyaluronat1% pada pasien dengan trauma alkali.