2
Trematoda Paru Paragonimus westermani a) Hospes dan Nama Penyakit Manusia dan binatang yang memakan ketam / udang batu, seperti kucing, musang, anjing, harimau, serigala dan lain-lain merupakan hospes cacing ini. b) Penyebran Geografik Cacing ini di temukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika dan Amerika latin. Di indonesia di temukan autokton pada binatang, sedangkan pada manusia hanya sebagai kasus impor saja. c) Morfologi 1. Cacing dewasa hidu dalam kista di paru 2. Bentuk bundar lonjong menyerupai biji kopi dengan ukuran 8-12 x 4-6 mm 3. Dengan warna coklat tua 4. Batil isap mulut hapir sama besar dengan batil isap prut 5. Teatis berlobus letaknya diantara batil isap perut dan ekor 6. Ovarium terletak di belakang batil isap perut d) Daur hidup Telur bersama tinja dan berisi sel telur. Telur menjadi matang dalam waktu 16 hari lalu menetas. Mirasidium mencari keong air , dan di dalam keong air terjadi perkembangan : M ->S->R1->R2->SK Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes perantara II, yaitu udng batu, lalu membentuk metaserkaria dalam tubuhnya. Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak di masak sampai matang.

Trematoda Paru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tre

Citation preview

Page 1: Trematoda Paru

Trematoda Paru

Paragonimus westermani

a) Hospes dan Nama Penyakit

Manusia dan binatang yang memakan ketam / udang batu, seperti kucing, musang, anjing, harimau, serigala dan lain-lain merupakan hospes cacing ini.

b) Penyebran Geografik

Cacing ini di temukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang, Filipina, Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika dan Amerika latin. Di indonesia di temukan autokton pada binatang, sedangkan pada manusia hanya sebagai kasus impor saja.

c) Morfologi

1. Cacing dewasa hidu dalam kista di paru2. Bentuk bundar lonjong menyerupai biji kopi dengan ukuran 8-12 x 4-6 mm3. Dengan warna coklat tua4. Batil isap mulut hapir sama besar dengan batil isap prut5. Teatis berlobus letaknya diantara batil isap perut dan ekor6. Ovarium terletak di belakang batil isap perut

d) Daur hidup

Telur bersama tinja dan berisi sel telur. Telur menjadi matang dalam waktu 16 hari lalu menetas. Mirasidium mencari keong air , dan di dalam keong air terjadi perkembangan :

M ->S->R1->R2->SKSerkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes perantara II, yaitu udng batu, lalu

membentuk metaserkaria dalam tubuhnya.Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak di masak sampai matang.Dalam hospes definitif, metaserkaria menadi cacing dewasa muda di duodenum. Cacing

dewasa muda bemigrasi menembus dinding usus, masuk ke rongga perut, menembus diafragma dan menuju ke paru. Jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing dewasa terbungkus dalam kista, biasanya di temukan 2 ekor di dalamya.

e) Diagnosis

Diagnosis di buat dengan menemukan telur dalam suputum atau cairan pleura. Kadang – kadang telur juga di temukan dalam tinja. Reaksi serologi sangat membntu untuk menegakan diagnosis. Prazikuantel dan bitionol merupakan obat pilihan.Penyakit ini berhubungan erat dengan makan ketam yang tidak di masak dengan baik. Penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan cara masak ketam dan pemakaian jamban yang tidak mencemari sungai dan sawah dapat mengurangi transmisi paragonimiasis.