1
TRI GUNA Tri guna adalah tiga guna/manfaat dalam hidup setiap manusia. Dengan adanya dua badan, yaitu badan jasmani dan badan roh maka keduanya itu akan mempunyai kepentingannya masing-masing. Jasmani dengan sifat Tamah, rohani dengan sifat Sattwam. Diantara keduanya itu adalah Rajah. Jadi Tri Guna itu adalah Sattwam, Rajah, Tamah. Sattwam akan meminta semua yang tak bermateri yang merupakan tanpa jazad dengan permintaan agar segera meninggalkan materi sebagai tali dalam menuju Moksa. Tamah selalu meminta yang bersifat materi dengan segala kenikmatannya dan agar selalu hidup di dunia. Rajah adalah suatu tenaga pemberi kedua kepentingan itu. Inilah sebagai sebab mengapa manusia itu kebanyakan yang loba, dengan suatu penyesalan hidup yang tak dapat mengisi kedua permintaan yang kontradiksi. Bagaimana memberikan keduanya dengan sepuas dari permintaan yang selalu bertentangan. Ada yang memerlukan kenikmatan materi, ada yang tidak mau menikmati kenikmatan materi. Sulit bukan? Inilah sumber pertama dari kebingungan dalam hidup di dunia sebagai manusia hidup. Sifat tamah adalah untuk memenuhi unsur yang diperlukan oleh keinginan jasmani, dengan menikmatinya melalui alat indria. Alat indria itu ada sepuluh yang terdiri dari Panca bhudindriya dan Panca Karmendrya. Dari kesepuluhnya itu, jasmani meminta dengan alat-alat yang dimilikinya seperti : mata, telinga, hidung, mulut dengan lidahnya dan alat perasa kulit. Ini termasuk Panca (budhi) indrya. Yang kedua sebagai alat motorik (karmendrya) seperti : dubur, penyalur air seni kemaluan, tangan dan kaki. Di samping yang sepuluh itu ada yang disebut sifat AKU. Kesepuluh yang tersebut tadi itu minta dipuaskan menurut seleranya masing-masing, dan sifat AKU akan memberikan petunjuk untuk menentukan mana yang cocok atau tidak cocok. Cocok berarti baik, tidak cocok berarti jelek. Hidup adalah suatu gerak yang melingkar tanpa ujung, sebagai lingkaran setan. (Cuplikan Renungan Malam Purnama di Taman Mayura, oleh Wiswamurti).

TRI GUNA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tri guna adalah tiga guna/manfaat dalam hidup setiap manusia. Dengan adanya dua badan, yaitu badan jasmani dan badan roh maka keduanya itu akan mempunyai kepentingannya masing-masing. Jasmani dengan sifat Tamah, rohani dengan sifat Sattwam. Diantara keduanya itu adalah Rajah. Jadi Tri Guna itu adalah Sattwam, Rajah, Tamah. Sattwam akan meminta semua yang tak bermateri yang merupakan tanpa jazad dengan permintaan agar segera meninggalkan materi sebagai tali dalam menuju Moksa. Tamah sela

Citation preview

Page 1: TRI GUNA

TRI GUNA Tri guna adalah tiga guna/manfaat dalam hidup setiap manusia. Dengan

adanya dua badan, yaitu badan jasmani dan badan roh maka keduanya itu akan

mempunyai kepentingannya masing-masing. Jasmani dengan sifat Tamah, rohani

dengan sifat Sattwam. Diantara keduanya itu adalah Rajah. Jadi Tri Guna itu

adalah Sattwam, Rajah, Tamah. Sattwam akan meminta semua yang tak

bermateri yang merupakan tanpa jazad dengan permintaan agar segera

meninggalkan materi sebagai tali dalam menuju Moksa. Tamah selalu meminta

yang bersifat materi dengan segala kenikmatannya dan agar selalu hidup di dunia.

Rajah adalah suatu tenaga pemberi kedua kepentingan itu. Inilah sebagai sebab

mengapa manusia itu kebanyakan yang loba, dengan suatu penyesalan hidup yang

tak dapat mengisi kedua permintaan yang kontradiksi. Bagaimana memberikan

keduanya dengan sepuas dari permintaan yang selalu bertentangan. Ada yang

memerlukan kenikmatan materi, ada yang tidak mau menikmati kenikmatan

materi. Sulit bukan? Inilah sumber pertama dari kebingungan dalam hidup di

dunia sebagai manusia hidup. Sifat tamah adalah untuk memenuhi unsur yang

diperlukan oleh keinginan jasmani, dengan menikmatinya melalui alat indria. Alat

indria itu ada sepuluh yang terdiri dari Panca bhudindriya dan Panca

Karmendrya. Dari kesepuluhnya itu, jasmani meminta dengan alat-alat yang

dimilikinya seperti : mata, telinga, hidung, mulut dengan lidahnya dan alat

perasa kulit. Ini termasuk Panca (budhi) indrya. Yang kedua sebagai alat motorik

(karmendrya) seperti : dubur, penyalur air seni kemaluan, tangan dan kaki. Di

samping yang sepuluh itu ada yang disebut sifat AKU. Kesepuluh yang tersebut

tadi itu minta dipuaskan menurut seleranya masing-masing, dan sifat AKU akan

memberikan petunjuk untuk menentukan mana yang cocok atau tidak cocok.

Cocok berarti baik, tidak cocok berarti jelek. Hidup adalah suatu gerak yang

melingkar tanpa ujung, sebagai lingkaran setan. (Cuplikan Renungan Malam

Purnama di Taman Mayura, oleh Wiswamurti).