Upload
hrtno-yuri-seehan
View
221
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Trip Distribution
Citation preview
Trip Distribution
The Conventional Four Step Modelling Process Hutchinson, 1973Shall I travel somewhere?The Trip Generation StepWhere shall I go?The Trip Distribution StepWhich mode of transport shall I use?The Modal Choice StepWhich route shall I take?The Traffic Assignment Step
Model Sebaran PergerakanPola pergerakan dalam sistem transportasi sering dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan (kendaraan, penumpang, dan barang) yang bergerak dari zona asal ke zona tujuan didalam daerah tertentu dan selama periode waktu tertentu.
Model Sebaran PergerakanMatriks Asal-Tujuan (MAT) sering digunakan oleh perencana transportasi untuk menggambarkan pola pergerakan tersebut
Model Sebaran PergerakanMAT adalah matriks berdimensi dua yang berisi informasi mengenai besarnya pergerakan antar zona didalam daerah tertentu.Baris menyatakan zona asal dan kolom menyatakan zona tujuan, sehingga setiap sel matriksnya menyatakan besarnya arus pergerakan yang bergerak dari zona asal i menuju ke zona tujuan d.
Desire Lines Pk. 7:00 Tahun 2003
Traffic Flow Pk. 7:00 Tahun 2003
Desire Lines Pk. 15:30 Tahun 2003
Desire Lines Pk. 15:30 Tahun 2003
Desire Lines 15 Jam Tahun 2003
Metode AnalogiMetode Tanpa-Batasan (unconstrained)Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)Metode Batasan-Tarikan (attraction constrained)
Metode AnalogiMetode Rata-rataMetode FratarMetode DetroitMetode Furness
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
T = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajiant = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajianE = tingkat pertumbuhan
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
T = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajiant = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajianEi = tingkat pertumbuhan pada zona asal i
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
T = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajiant = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajianEd = tingkat pertumbuhan pada zona tujuan d
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
Metode Rata-rata
T = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajiant = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajianEi = tingkat pertumbuhan pada zona asal iEd = tingkat pertumbuhan pada zona tujuan d
Metode Rata-rata
Metode Rata-rata (Pengulangan 1)
Metode Rata-rata (Pengulangan 2)
Metode Rata-rata (Pengulangan 20)
Metode Fratar
Metode Fratar
Metode Fratar
Metode Fratar
Metode Fratar
Metode Fratar
Metode Fratar (Pengulangan 1)
Metode Fratar (Pengulangan 2)
Metode Fratar (Pengulangan 10)
Metode Detroit
T = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajiant = total pergerakan pada masa mendatang didalam daerah kajianEi = tingkat pertumbuhan pada zona asal iEd = tingkat pertumbuhan pada zona tujuan d
Metode Detroit
Metode Detroit (Pengulangan 1)
Metode Detroit (Pengulangan 2)
Metode Detroit (Pengulangan 8)
Metode Furness
Metode Furness
Metode Furness (Pengulangan 1)
Metode Furness (Pengulangan 2)
Metode Furness (Pengulangan 8)
Metode AnalogiMudah dimengerti dan digunakanProses pengulangan sederhanaTidak perlu data aksesibilitasPenggunaannya fleksibelAkurasi cukup tinggi
Metode AnalogiData pergerakan tid harus lengkapJumlah zona selalu tetapZona dengan tid 0 tidak dapat diramalkanPergerakan intrazona diabaikanTergantung akurasi pergerakan saat iniMengabaikan perubahan jaringan jalanTidak cocok untuk perkembangan pesat
Model GravityModel Gravity adalah model sintetis (interaksi spasial) yang paling terkenal dan paling sering dipergunakan karena sangat sederhana, mudah dimengerti dan digunakan.Model ini berasumsi bahwa ciri bangkitan dan tarikan pergerakan berkaitan dengan beberapa parameter zona asal.
Model Gravity
Fungsi HambatanFungsi Pangkat
Fungsi Eksponensial-negatif
Fungsi Tanner
Fungsi Hambatan
Fungsi Hambatan
Metode Sintetis Model GravityMetode Tanpa-Batasan (unconstrained)Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)Cost Matrix
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Tanpa-Batasan (unconstrained)
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan (production-constrained)
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
Metode Batasan-Tarikan (attraction-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Metode Batasan-Bangkitan-Tarikan (double-constrained)
Trip Distribution