Upload
rani-zafira
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 1/15
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
Kimia Bahan Alam II
“Isolasi Senyawa Triterpen dari Tumbuhan Pegagan
(Centella asiatica L.)”
Oleh:
Rani Zafira Arman
1211011006
Kelompok:1
Shift: Selasa Siang
Laboratorium Kimia Bahan Alam
Fakultas Farmasi
Universitas Andalas
Padang
2014
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 2/15
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Tinjauan Botani Centell a asiatica
1.1.1. Klasifikasi
Menurut Conqruist (1981), tumbuhan paku terbagi atas klasifikasi yaitu:
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Bangsa : Apiales
Suku : Apiaceae
Marga : Centella
Jenis : Centella asiatica (L.) Urb.
Gambar 1.1 Tumbuhan Pegagan (bekamherbal.com)
1.1.2. Morfologi
Pegagan merupakan tumbuhan tropis yang dapat dijumpai di ketinggian 1-
2500 meter di atas permukaan laut. Pegagan pada umumnya hidup secara liar di
tempat terbuka seperti padang rumput, kebun, tepi jalan, dan tepi parit (Backer &
van den Brink 1965). Pegagan berasal dari Asia tropis dan menyebar di seluruh
dunia, termasuk Indonesia, Malaysia, Philipina, India,Srilanka, Cina, dan Meksiko
(Lasmadiwati dkk.2003).
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 3/15
Daun pegagan atau kaki kuda berupa tumbuhan terna menahun, batangnya
merayap. Banyak menghasilkan cabang-cabang yang membentuk tumbuhan baru
hingga tumbuhan membentuk rumpun yang menutupi tanah. Daunnya bundar,
berbentuk seperti ginjal, tepinya beringgit atau bergerigi, letaknya menggerombol
seputar batang. Bunganya berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam
karangan berupa payung yang muncul pada ketiak daun. Pada tiap karangan
biasanya terdapat 3 bunga. Buahnya kecil-kecil berupa buah buni yang bentuknya
lonjong, berbau agak wangi, rasanya pahit (Setijati, 1980).
Pangkal daun berbentuk lebar, panjang daun sekitar 1 cm sampai 7 cm,
lebar 1,5 cm sampai 9 cm, dengan tangkai yang panjang. Daun-daun pegagan
berkandungan 9% campuran minyak astiri dan damar (campuran ini sering
dikenal sebagai velarin), dan 12% zat mineral (alkali sulfat) serta zat penyamak.
(Kartasapoetra, 1992)
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang
banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di
ladang agak basah (Besung, 2009). Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah,
tidak memiliki batang, tinggi tanaman antara 10 – 50 cm. Pegagan memiliki daun
satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2 – 10 helai daun.
Daun berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah berbentuk pinggang atau
ginjal. Pegagan juga memiliki daun yang permukaan dan punggungnya licin,
tepinya agak melengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-kadang berambut,
tulangnya berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung serta daunnya memiliki
diameter 1-7cm (Winarto, 2003).
1.1.3.
Nama daerah pegagan (Aceh), daun kaki kuda, daun penggaga, penggaga, rumput kaki
kuda, pegagan, kaki kuda (Melayu), pegago, pugago (Minangkabau), cowet
gompeng, antanan, antanan bener, antanan gede (Sunda), gagan-gagan,
ganggangan kerok batok, panegowang, panigowang, rending, calingan rambat,
pacul gowang (Jawa), gan gagan (Madura), bebele (Sasak), paiduh, panggaga
(Bali), kelai lere (Sawo), sarowati (halmahera), kolotidi manora (Ternate), pagaga,
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 4/15
wisu-wisu (makasar), cipubalawo (Bugis), hisu-hisu (Salayar), dogauke, gogauke,
sandanan (Irian). (Materia Medika Indonesia, 1977)
1.2.
Kandungan Kimia dan Kegunaan
1.2.1. Kandungan Kimia
Terpenoid : triterpen, , asiatikosid, sentelosid, madekasosid, brahmosid,
brahminosid, asam asiatisentoat, asam sentoat, asam madekasat, asam brahmat,
asam asiatat, thankunisid, isothankunisid, asam madasiatat, asam sentat, asam
senelat, asam betulinat, asam indosentat, centellasaponin B, C dan D.
(Barnes, 2002)
Flavonoid : kuersetin, kaemferol, macam-macam glikosida, (Barnes,
2002), katekin, rutin, naringin. Minyak atsiri : β-kariofilen, trans-β-farnasen, dan
germakren D(seskuiterpen) sebagai komponen utama, α- pinen dan β-pinen. Asam
amino : alanin dan serin (aminobutirat, aspartat, glutamat, histidin, lisin, dan
treonin). Kandungan lain : hidrokotilin (alkaloid), valerin, asam lemak (asam
linoleat, asam linolenat, lignosen, asam oleat, asam palmitat, asam stearat),
fitostenol (Barnes, 2002), polisakarida, polyyne-alkene, alkaloid, sterol,
karotenoid, tanin, klorofil, pektin, garam anorganik, dll. (Barnes, 2002)
Gambar 1.1 Asam asiatat Gambar 1.2 Asiatikosida
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 5/15
OH
OH
CH3OH
COOH
HO
Gambar 1.3 Asam madekasat (Barnes, 2002)
1.2.2. Kegunaan
Tanaman pegagan merupakan tanaman obat yang masih tumbuh secara
liar. Selain sebagai tanaman obat, pegagan juga banyak dimanfaatkan sebagai
sayuran (lalapan mentah atau dimasak) di berbagai negara di Asia Tenggara
(kecuali Philippina) dan di Sri Lanka. Di Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam
daun pegagan dibuat minuman jus yang ditambahkan sedikit gula untk
menghilangkan rasa pahit (Bermawie et al ., 2006).
1.3. Metode Isolasi
1.3.1 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh
kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Ekstrak adalah
sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau
hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung,
ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang
digunakan air, etanol dan campuran air etanol (Depkes RI, 1979).
1.3.2 Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Maserasi
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang
dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya terpotong-potong atau
berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya
rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 6/15
reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali.
Waktu lamanya maserasi berbeda-beda antara 4-10 hari. Secara teoritis pada
suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute. Semakin
besar perbandingan cairan pengekstraksi terhadap simplisia, akan semakin banyak
hasil yang diperoleh (Voigt, 1995).
1.4 Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari
campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan
kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat
pencampur/pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama lain,
kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam
suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan
zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total
impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin,
maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk
yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).
Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian
komponen larutan organic. Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih
pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat
padat, mengkristalkan larutan, mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan
produknya (hasil) (Williamson, 1999).Prinsip dasar dari proses ini adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
dimurnikan dengan zat pencemarnya dan hanya molekul-molekul yang sama yang
mudah masuk kedalam struktur kristalnya, sedangkan molekul-molekul lain atau
pengotor tetap di dalam larutan atau berada di luar kristalnya (Keenan, 1999).
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 7/15
1.5 Prinsip KLT
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran
senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yangmenggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan
bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.KLT dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida –
lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT
juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi
yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara
kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk
pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis.(Roy J.
Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991)
Identifikasi dari senyawa-senyawa hasil pemisahan KLT dapat dilakukan
dengan penambahan pereaksi kimia dan reaksi-reaksi warna. Tetapi lazimnya
untuk identifikasi digunakan harga Rf. Harga Rf didefenisikan sebagai berikut:
Rf = Jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik penotolan
Jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik penotolan
(Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991)
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 8/15
BAB II
PROSEDUR PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
a. Vakum
b. Beaker glass 250 ml
c.
Penangas air (Water bath)
d. Pipet tetes
e.
Botol infus 500 ml
f.
Rotary Evaporator
g. Vial
i.
Corong
j. Timbangan
k. Gelas ukur
l. Kertas saring
m. Aluminium foil
n.
Chamber dan plat KLT
o.
penotol
2.1.2 Bahan
a. Daun pegagan kering (100 g)
b. Metanol
c. Etil asetat
d.
Plat KLT
e. Kapas
f. Norit
g.
Penampak noda untuk triterpenoid
2.2 Cara Kerja
a.
Grinder sebanyak 100 g daun pegagan kering, dimasukkan kedalam botol
500 ml masing-masing 50 gram
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 9/15
b. Maserasi dengan metanol masing-masing 250 ml selama 1x3 hari, saring
c. Norit sebanyak 200 gr dimasukkan kedalam kolom. Norit dilewatkan
dengan metanol sehingga membasahi norit sampai norit telah tercuci bersih
yang dilihat dari hasil cucian norit yang telah jernih. Setelah itu, sampel
dilewatkan ke norit yang telah dicuci tadi dan didapatkan hasil yang jernih.
d.
Uapkan hasil saringan tadi dengan rotary evaporator hingga kering
e. Dilakukan deflating dengan metanol dan n-heksan sehingga minyak larut
dalam n-heksan.
f.
KLT senyawa hasil isolasi menggunakan fase diam silika gel 60 F254, fase
gerak etil asetat : metanol : aquadest (4:1:0,5). Semprotkan reagen vanillin
asam sulfat pada plat KLT yang sudah dielusi kemudian panaskan untuk
melihat noda pada fase diam.
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 10/15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAAN
3.1 HASIL
3.1.1 Hasil perhitungan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Uji organoleptis
a.
Bentuk : Serbuk amorf
b. Warna : Coklat
b.
Berat senyawa isolat
Berat isolat = (berat vial + hasil isolate) – berat vial kosong
= (11,855) gram – 11,5476 gram
= 0,2679 gram
Rendemen = Berat akhir
Berat awal
= 0,2679 gram
100 gram
= 0,2679 %
3.1.2 Gambar KLT
Gambar 3.1 Profil KLT
X 100%
X 100%
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 11/15
3.2 Pembahasan
Pada praktikum isolasi triterpenoid dari pegagan (Centella asiatica L).
Dalam proses isolasi ini, bagian tanaman yang digunakan untuk isolasi adalah
daunnya yang telah digerinder sampai halus. Sampel yang digunakan dalam
keadaan halus dengan tujuan adalah agar luas permukaan sampel bertambah
sehingga mempermudah proses pelarutan senyawa-senyawa yang terkandung
didalam sampel. Isolasi triterpen ini dilakukan dengan menggunakan metode
ekstraksi yaitu maserasi. Maserasi adalah proses penyarian sederhana dengan cara
merendam sampel dalam pelarut tertentu dan waktu tertentu. Pada proses maserasi
akan terjadi proses penarikan hampir semua zat organik karena pada perendaman
terjadi dialisis, yaitu proses masuknya pelarut kedalam sel sehingga sel akan
pecah dan membebaskan zat ke dalam pelarut.
Pelarut yang digunakan untuk maserasi adalah metanol karena merupakan
pelarut universal yang dapat melarutkan semua senyawa. Selain itu harga pelarut
metanol relatif lebih terjangkau. Selama maserasi diperlukan pengocokkan
sesering mungkin agar senyawa triterpenoid dapat masuk ke dalam pelarut.
Setelah maserasi selama 3 hari, dilakukan penyaringan dengan
menggunakan kertas saring untuk memisahkan maserat dengan ampasnya.
Kemudian maserat dilewatkan ke dalam norit dengan menggunakan alat vakum.
Norit yang digunakan harus norit yang sudah dibebaskan dari garam. Garam yang
ada di norit adalah asam sulfat sisa pembakaran. Oleh karena itu, sebelum
digunakan norit harus dilewatkan dengan metanol sampai hasil tetesannya jernih
dan norit benar-benar kering.
Setelah itu, maserat dapat dilewatkan kedalam norit. Hal ini bertujuan
untuk menarik senyawa klorofil yang ada pada maserat. Norit bersifat planar danklorofil juga bersifat planar, jadi norit dapat menarik klorofil yang ada pada
maserat.
Setelah didapat maserat bening bebas klorofil, kemudian diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator sampai didapatkannya serbuk. Setelah dilakukan
penguapan, zat yang didapat berupa serbuk kuning kecoklatan, hal ini berarti
senyawa masih banyak mengandung zat pengotor. Oleh karena itu perlu
dilakukan deflating dengan menggunakan n-heksana untuk menarik senyawa
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 12/15
lemaknya. Setelah didapatkan isolat bebas pengotor yang diduga triterpen,
kemudian di cek dengan menggunakan KLT, dengan eluen etil asetat : metanol :
aquadest (4:1:0,5). Setelah plat klt dimasukkan kedalam chamber yang berisi
eluen naik sampai tanda batas, kemudian noda dilihat dengan menggunakan
penampak noda vanilin sulfat dengan perbandingan 1 : 2. Setelah dikeringkan
didapatkanlah 3 noda dengan Rf = 0,32; 0,58; dan 0,64.
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 13/15
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Dalam melakukan maserasi pilih metode yang mudah dan efektif.
2. Pelarut yang digunakan saat maserasi harus cocok dan dapat melarutkan
sampel yang akan di maserasi
3. Jumlah isolat fenolik (α-mangosteen) dari kulit buah manggis, diperoleh
sebanyak 0,2679 gram.
4. Jumlah randemen yang diperoleh sebanyak 0,2679 %
5. Hasil identifikasi dengan KLT didapatkan 3 bercak noda, dengan nilai Rf
0,32; 0,58; dan 0,64.
6. Dari hasil KLT menunjukkan senyawa tersebut murni dan bebas zat
pengotor.
4.2. Saran
1. Pada saat praktikum, kita harus tahu pelarut yang akan kita gunakan selama
isolasi zat, ini untu mengurangi tingkat kesalahan dan kecelakaan kerja.
2. Setiap melakukan pengerjaan kita harus tahu kegunaan alat-alat yang kita
gunakan dan tujuannya.
3. Selama praktikum kita harus menggunakan perlengkapan pribadi seperti
jas labor, sarung tangan dan masker.
4. Apabila ada yang kurang paham, tanyakan ke asistent labor.
5. Jangan menggunakan pelarut secara berlebihan.
6. Sebelum dan sesudah sampel dilewatkan pada norit, norit harus dicucidengan metanol.
7. Oven yang digunakan harus diatur suhu optimumnya.
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 14/15
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia,
Jakarta.
Barnes, S.J. dan R. Vidgen. 2002. An Integrative Approach to the Assessment of
E-Commerce Quality. Journal of Industrial Management and Data Systems
Bermawie, N., et al. 2006. Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Pegagan.
Laporan Pelaksanaan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik..
Conqruist, A. 1981. An integrated System of Classification of Flowering Plants.
New York: columbia university press
Departemen Kesehatan Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III . Depkes :
Jakarta
Depkes RI. (1977). Materia Medika Indonesia. Jilid I. Cetakan 1. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Kartasapoetra G.1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Hebat . Rineke Cipta.
Jakarta.
Keenan,W.C. 1999. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Edisi Keenam. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Lasmadiwati, E., 2003, Pegagan Meningkatkan Daya Ingat, Membuat Awet
Muda, Menurunkan Gejala Stres, Meningkatkan Stamina, hal. 18-20,
Penebar Swadaya, Jakarta.
8/10/2019 triterpen
http://slidepdf.com/reader/full/triterpen 15/15
Mesotheliomahealty. 2013. Gambar pegagan. Aviable from :
http://mesotheliomahealty.blogspot.com/2013/04/khasiat-dan-manfaat-
daun-pegagan-bagi.html. Accesed : 2014, Juni 06.
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi.
Penerbit ITB : Bandung
Setijati, S., dkk. 1980. Tumbuhan Obat . Jakarta. Balai Pustaka.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendani,
Noerono.S.Edisi kelima. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Williamson. 1999. Macroscale and Microscale Organic Experiments. Houghton
Winarto, W.R dan Maria Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan. Jakarta:
Agromedia Pustaka.