tugas 2 baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PARAGRAF DEDUKTIF

Citation preview

Tugas 2Nama : Vanya Anindia PutriNIM : 061240411484Kelas : 7 EGA

Paragraf Deduktif

Konsumsi Energi Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% pertahun. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun.Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012). Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah bagi Indonesia. Sebagai sumber energi tak terbarukan, cadangan BBM Indonesia sangat terbatas. Saat ini, Indonesia hanya memiliki cadangan terbukti minyak 3,7 miliar barel atau 0,3% dari cadangan terbukti dunia.Di seluruh dunia, minyak bumi juga menjadi sumber kebutuhan energi utama yaitu mencapai 36,7% dari total konsumsi energi, atau setara dengan 3.767,1 juta ton minyak. Sementara batubara dan gas alam menjadi sumber bagi kebutuhan energi dunia terbesar kedua dan ketiga sebesar masing-masing 27,2% dan 23,7% (2004).Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna (2012), potensi cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis mengakibatkan kendala dalam pemenuhan kebutuhan energi. Menurut prediksinya, tahun 2030 Indonesia akan menjadinett importerenergi.

Paragraf InduktifPengangguran di Kota DKI Jakarta

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, angka pengangguran di DKI Jakarta hingga bulan Agustus 2008 tercatat 580.510 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan 28.130 orang dibanding bulan yang sama pada tahun 2007 yang hanya mencapai 552.380 orang. Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju urbanisasi dari daerah yang merantauke Jakarta untuk mencari pekerjaanyang layak karena menurut mereka kota Jakarta sebagai Ibu kota negara Indonesia terdapat lapangan pekerjaan yang luas dan memiliki prospek yang baik bagi peningkatan kesejahteraan dan perekonomian mereka. Pemerintah DKI Jakarta sudah melakukan berbagai macam cara untuk mengurangi peningkatan angka pengangguran dengan cara membuka lapangan pekerjaan yang barudan mengurangi urbanisme dari desa ke Jakarta khususnya saat arus balik lebaran. Namun, hal ini belum cukup ampuh untuk mengatasi angka pengangguran di DKI Jakarta. Selain itu, ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah para pencari kerja dan semakin tidak terkontrolnya masyarakat yang merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Hal inilah yang menyebabkan angka penggangguran di DKI Jakarta selalu meningkat setiap tahun.