View
150
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
korosi
Citation preview
Disusun Oleh:
Dewi Lestari Natalia
(1006704530)
2012
Corrosion Monitoring
Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Corrosion Monitoring 2012
CORROSION MONITORING
I. Definisi Korosi
Korosi merupakan fenomena permukaan yang terjadi karena adanya interaksi
antara logam dengan lingkungan atau media yang korosif. Interaksi tersebut
menyebabkan terjadinya reaksi kimia dan elektrokimia menghasilkan suatu produk
korosi yang disebut dengan slag atau terak. Interaksi tersebut dapat terjadi dengan
adanya elektroda (katoda dan anoda), elektrolit sebagai media lingkungan serta
konduktor sebagai penghantar aliran elektron.
Korosi yang terjadi pada industri, dalam hal ini diambil contoh pada industri
minyak dan gas umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:
Suhu dan tekanan yang tinggi.
Adanya gas korosif (CO2 dan H2S).
Air yang terproduksi dari dalam sumur.
Adanya aktifitas bakteri.
Dari beberapa faktor utama tersebut, sekarang ini pengendalian korosi sangat
bertumpu pada aktifitas monitoring dan control terhadap gas korosif serta aktifitas
SRB, karena faktor lainnya merupakan parameter tingkat produksi yang
pengendaliannya akan berdampak terhadap produktifitas dari fasilitas minyak dan gas.
II. Corrosion Monitoring
Proses korosi yang alaminya terjadi pada komponen utama penggerak industri,
material logam, semakin penting untuk dapat dikendalikan dan berbagai usaha
dilakukan antara lain dengan adjustment pada parameter operasi dan faktor alam yang
terlibat. Proses monitoring korosi atau corrosion monitoring adalah usaha yang
dilakukan untuk mendeteksi gejala / proses korosi yang terjadi dari suatu sistem
dengan tujuan untuk menghindari akibat dari proses korosi.
Proses monitoring dan kontrol terpadu, untuk memonitor dan bahkan mengukur
ancaman korosi yang terjadi dilakukan dengan berbagai tipe mekanisme pelaksanaan
dan piranti. Ancaman korosi yang semakin meningkat disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu yang pertama adalah terkait dengan umur fasilitas dan perubahan
karakteristik fluida terproduksi, faktor yang kedua adalah fenomena dimana sumur –
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6
Corrosion Monitoring 2012
sumur gas yang sedang dikembangkan mengandung ikutan yang berupa gas korosif
(CO2 dan H2S) yang jumlahnya relatif besar dan sangat berpengaruh dalam
menimbulkan kegagalan akibat korosi.
Untuk menghadapi ancaman korosi, umumnya dilakukan proses monitoring dan
kontrol yang terpadu. Proses monitoring korosi merupakan aktivitas untuk memonitor
ancaman korosi yang terjadi dan juga sekaligus mengukur berapa kecepatan korosinya.
Sedangkan proses kontrol merupakan aktivitas untuk mengendalikan ancaman korosi
atau mengurangi kecepatan korosinya sehingga korosi berlangsung dalam batas yang
diijinkan untuk keberlangsungan integritas komponen fasilitas produksi.
Aktifitas monitoring korosi dilakukan untuk mengukur kecepatan korosi dari
internal pipa dan juga kondisi eksternal dari pipa tersebut akibat korosi atmosferik.
Untuk pengukuran kecepatan korosi internal dari pipa biasanya dilakukan dengan
metode intrusif dengan menggunakan kupon atau probe ataupun juga dengan
mengukur ketebalan pipa secara berkala sehingga bisa didapatkan laju penipisan
dinding pipa. Penggunaan software untuk mengkalkulasi kecepatan korosi juga sudah
banyak dilakukan dengan terlebih dahulu mendapatkan data – data operasional dan
juga data mengenai kandungan fluida atau gas yang bersifat korosif.
III. Metoda Corrosion Monitoring
Dalam proses monitoring korosi terdapat dua buah metode yang digunakan.
Metode ini dilakukan berdasarkan jalannya proses. Metode tersebut adalah:
1. On stream monitoring corrosion
Proses monitoring dilakukan pada saat proses sedang berlangsung.
a) Metoda kehilangan berat dengan coupon
b) Metoda pengukuran tahanan listrik dengan alat corrosometer
c) Metoda pengukuran dengan polarisasi linier dengan alat corrater
d) Ultrasonic
e) Radiography
2. Off stream monitoring corrosion
Proses monitoring ini merupakan kebalikan dari on stream monitoring
corrosion. Proses monitoring dilakukan pada saat proses berhenti.
a) Dengan menggunakan alat eddy current
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6
Corrosion Monitoring 2012
Gambar 2. Jenis-jenis coupon
b) Dengan liquid penetrant
c) Pengamatan secara visual
Berikut ini akan dibahas lebih detail mengenai beberapa metode monitoring
korosi seperti yang telah disebutkan di atas.
Gambar 1. Tabel penggunaan corrosion monitoring pada industrial aplication
a) Weight Loss Analysis (Metode Kehilangan Berat dengan Coupon
Metoda
pemasangan coupon
digunakan untuk
monitoring korosi pada
peralatan proses,
corrosion coupon ini
dipasang pada titik
yang sudah ditentukan
dan di analisa berdasarkan kehilangan berat untuk waktu ekspos tertentu.
Sebelum pemasangan coupon terlebih dahulu dilakukan preparasi seperti
pembersihan permukaan, penimbangan, dan sebagainya. Lokasi pemasangan
corrosion coupon ini sangat penting karena pada umumnya derajat korosi
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6
Corrosion Monitoring 2012
Gambar 3. Coupon holder
dari titik satu ke titik lainnya tidak sama. Pada umumnya dipilih lokasi
dimana akan terjadi laju korosi yang paling parah.
Setelah corrosion coupon di ekspos di dalam
media/fluida tertentu coupon dikeluarkan dan
dilakukan pengamatan seperti pemotretan sebelum
coupon dibersihkan, bentuk korosi dan sebagainya.
Untuk mengetahui laju korosi, coupon kemudian
dibersihkan dari produk korosi dengan cara cuci asam
(pickling) dengan penambahan inhibitor. Setelah bersih
dari produk korosi coupon ditimbang dan kehilangan
berat dapat ditentukan.
Namun metode penggunaan coupon ini mempunyai
beberapa keterbatasan, antara lain:
Pengukuran merupakan laju korosi rata-rata
selama waktu terekspos.
Laju korosi dapat dihitung setelah coupon
diambil.
Coupon yang terekspos dalam waktu yang singkat tidak dapat
mempresentasikan laju korosi, terutama untuk paduan yang
membentuk film pasif seperti baja tahan karat.
Perhitungan corrosion coupon dapat dilakukan dengan menghitung laju
korosi melalui metoda kehilangan berat, rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
dimana :
W = kehilangan berat (mg)
A = luas permukaan total (in2)
D = densitas specimen (gr/cm3)
t = waktu ekspos (jam)
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6
Corrosion Monitoring 2012
Gambar 4. Scale coupon
b) Metoda pengukuran tahanan listrik dengan alat corrosometer
Metoda corrosion monitoring yang selanjutnya adalah metoda dengan
cara mengukur tahanan listrik dengan menggunakan sebuah alat bernama
corrosometer. Corrosometer adalah salah satu cara monitoring untuk
mengetahui laju korosi berdasarkan sinyal listrik dimana sinyal ini
menunjukkan berapa banyak logam yang hilang. Sinyal yang di dapat dari
corrosion probe di proses pada alat corrosometer untuk mendapatkan
kumulatip dari kehilangan logam dan mengetahui besar laju korosi.
Gambar 5. Alat corrosometer
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6
Corrosion Monitoring 2012
IV. Kesimpulan
Korosi merupakan fenomena permukaan yang terjadi karena adanya interaksi
antara logam dengan lingkungan atau media yang korosif. Interaksi tersebut
menyebabkan terjadinya reaksi kimia dan elektrokimia menghasilkan suatu produk
korosi yang disebut dengan slag atau terak. Interaksi tersebut dapat terjadi dengan
adanya elektroda (katoda dan anoda), elektrolit sebagai media lingkungan serta
konduktor sebagai penghantar aliran elektron. Untuk mengontronya perlu dilakukan
corrosion monitoring. Proses monitoring dan kontrol terpadu, untuk memonitor dan
bahkan mengukur ancaman korosi yang terjadi dilakukan dengan berbagai tipe
mekanisme pelaksanaan dan piranti. Metoda monitoring korosi yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Metoda kehilangan berat dengan coupon
b) Metoda pengukuran tahanan listrik dengan alat corrosometer
c) Metoda pengukuran dengan polarisasi linier dengan alat corrater
d) dll
V. Referensi
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132891-T%2027755-Analisa%20laju-
Pendahuluan.pdf
Jones, Denny. Principles and Prevention of Corrosion. 1992. Macmillan Publishing
Company : New York, USA.
Lecturer Notes Ir. Andi Rustandi dan Ir. Rini Riastuti, M.Sc dalam mata kuliah
Korosi dan Degradasi Material.
Slide Basic Corossion Training, UNTIRTA 2012.
D e w i L e s t a r i N a t a l i a / D T M M F T U I 2 0 1 2 Page 6