12
Bab I Pendahuluan

Tugas Agama

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Agama Islam

Citation preview

Bab IPendahuluan

Bab II

Materi

I. Pengertian Iman

Secara etimologis, iman merupakan suatu keadaan sikap seseorang. Sedangkan secara umum iman dikatakan percaya. Maksudnya percaya yang menunjukan sikap yang terdapat di dalam hati. Orang yang percaya kepada Allah SWT dan lainnya yang tersebut di dalam rukum iman, walaupun dalam sikap keseharian tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih bisa disebut dengan orang yang beriman. Hal ini disebabkan karena keyakinan setiap manusia yang mengetahui urusan hatinya hanya Allah SWT yang mengetahui isi hatinya. Yang penting bagi mereka, mereka sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan telah menjadi Islam.

Di dalam surat Al Baqoroh : 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sanagt cinta kepada Allah SWT beserta ajaran Nya (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu, orang yang beriman kepada Allah SWT berarti orang yang sangat amat rindu terhadap ajaran Allah SWT, yaitu yang terdapat dalam Al Quran dan sunnah Rosul.

Sedangkan dalam hadits yang diriwayatkan menurut Ibnu Majah Atthabrani, iman merupakan tambatan hati yang diikrarkan dengan lisan dan dilanjutkan dengan amal perbuatan (Al iimaanu aqdun bil qalbi waiqraarun bilisaani waamalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan, dan tingkah laku atau perbuatan seseorang.

Iman dapat dibedakan menjadi 2, yaitu iman haq dan iman bathil. Iman haq merupakan iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya. Sedangkan iman bathil adlah iamn yang berpandangan dan bersikap selain dengan ajaran Allah.II. Pengertian Taqwa

Taqwa secara umum memiliki penegrtian melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang bertaqwa adlaah orang yang beriman, yaitu orang yang berpandanagn dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rosul, yakni orang yang melaksanakan sholat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.III. Wujud Iman dan Taqwa

Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya menjalankan seluruh perintah Nya dan menjauhi seluruh larangan Nya.IV. Tanda tanda Orang Beriman

Dalam Al Quran, orang orang yang beriman dapat dinyatakan sebagai berikut:a. Jika disebut nama Allah SWT (dengan ilmu), maka hatinya bergetar dan apabila dibacakan Al Quran maka hatinya bergejolak untuk melaksanakannya (Al Anfal : 2).

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

b. Senantiasa tawakal, yaitu bekerja keras berdasarakan kerangka ilmu Allah yang diiringi dengan doa.c. Tertib melaksanakan sholat dan selalu menjaga pelaksanaannya (Al Anfal : 3 dan Al Muminun : 2,7). Artinya : (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Al-Anfal) Artinya : (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya. (QS. Al-Muminun) Artinya : Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Maksudnya: zina, homosexueel, dan sebagainya.(QS. Al-Muminun)d. Menafkahkan rizki yang diterima (Al Anfal : 3 dan Al Muminun :4). Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi. Artinya : dan orang-orang yang menunaikan zakat (QS. Al-Muminun)e.Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Al Muminun : 3,5) Artinya : dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna

Artinya : dan orang-orang yang menjaga kemaluannyaf.Memelihara amanah dan menepati janji (Al Muminun : 6). Artinya : kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. Dalam peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan.g.Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (Al anfal : 74). Artinya : Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni'mat) yang mulia.h.Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An Nur : 62). Arinya : Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mu'min ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.V. Proses Terbentuknya Iman

1. Prinsip Pembinaan Berkesinambungan

Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus-menerus, dan tidak berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu proses motivasi agar membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif menghadapi nilai-nilai hidup yanhg patut diterima atau yang seharusnya ditolak.

1. Prinsip Internalisasi dan Individuasi

Internalisasi yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya. Dan Individuasi yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya. Prinsip ini menekankan pentingnya mempelajari iman sebagai proses internalisasi dan individualisasi. Implikasi metodologinya ialah bahwa pendekatan untuk membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak hanya mengutamakan nilai-nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai hidup tersebut

1. Prinsip Sosialisasi

Implikasi metodologi prinsip sosialisasi ialah bahwa usaha pembentukan tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya terbatas pada tingkat individual, tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan interaksi sosial orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi proses sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan proses individual, karena nilai iman yang diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi sosial.

1. Prinsip Konsistensi dan Koherensi

Implikasi metodologinya adalah bahwa usaha yang dikembangkan untuk mempercepat tumbuhnya tingkah laku yang mewujudkan nilai iman hendaknya selalu konsisten dan koheren. Alasannya, caranya dan konsekuensinya dapat dihayati dalam sifat dan bentuk yang jelas dan terpola serta tidak berubah-ubah tanpa arah. Pendekatan demikian berarti bahwa setiap langkah yang terdahulu akan mendukung serta memperkuat langkah-langkah berikutnya1. Prinsip Integrasi

Hakikat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada problematika kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyuluruh. Jarang sekali fenomena kehidupan berdiri sendiri. Begitu pula dengan setiap bentuk nilai hidup yang berdimensi sosial. Oleh karena itu tingkah laku yang dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk terpisah-pisah. Implikasi metodologinya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah-pisah, tetapi melalui pendekatan yang integratif dalam kaitan problematika kehidupan yang nyata.VI. Korelasi Keimanan dan KetakwaanKeimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua, yaitutauhid teoritisdantauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.

Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.

Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.

Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadatasyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.VII. Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern ( Problematika, Tantangan, dan Resiko dalam kehidupan Modern ) Berbicara tentang masalah sosial budaya berarti berbicara tentang masalah alam pikiran dan realitas hidup masyarakat. Alam pikiran bangsa Indonesia adalah majemuk, sehingga pergaulan hidupnya selalu dipenuhi konflik baik sesama orang Islam maupun non-Islam. Secara ekonomi bangsa Indonesia semakin terpuruk. Hal ini karena diadopsinya sistem kapitalisme dan melahirkan korupsi besar-besaran. Sedangkan di bidang politik, selalu muncul konflik di antara partai dan semakin jauhnya anggota parlemen dengan nilai-nilai qurani, karena pragmatis dan oportunis.

Persoalan ini muncul karena wawsan ilmunya salah, sedang ilmu merupakan roh yang menggerakkan dan mewarnai budaya. Hal itu menjadi tantangan yang amat berat dan dapat menimbulkan tekanan kejiwaan karena kalau masuk dalam kehidupan seperti itu, maka akan melahirkan risiko yang besar.Untuk membebaskan bangsa Indonesia dari berbagai persoalan di atas, perlu diadakan revolusi pandangan. Dalam kaitan ini iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan problem dan tantangan kehidupan modern tersebut.VIII. Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problem dan Tantangan Kehidupan ModernBerikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia :1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasan benda2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.3. Iman menanamkan sikapself helpdalam kehidupan4. Iman memberikan ketentraman jiwa5. Iman memwujudkan kehidupan yang baik6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen7. Iman memberikan keberuntungan8. Iman mencegah penyakitBab III

Kesimpulan

Iman adalah percaya, yaitu dengan cara menyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Sedangkan taqwa adalah menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Dengan kata lain orang yang bertaqwa adalah orang yang sudah melalui proses beriman terlebih dahulu. Taqwa yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten.Oleh karena itu, keimanan dan ketaqwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seperti dalam surat Al Baqoroh : 2-3 dikatakan bahwa Al Quran merupakan pedoman hidup orang orang yang bertaqwa. Maka Kita sebagai umat Islam, harus meningkatkan mutu keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT agar mendapat ketenteraman lahir dan batin.Daftar Pustaka

Azra, Azyumardi, dkk. 2002.Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta. Departemen Agama RI

Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta. Departemen Agama RI

Muchamad Syihabulhaq.Definisi Takwa.http://pencerahqolbu.wordpress.com/2011/05/25/definisi-taqwa/diakses tanggal 17 Maret 2012 pukul 11.00 wib

Saepul Anwar.Keimanan dan Keyakwaan.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/198111092005011-SAEPUL_ANWAR/Bahan_Kuliah_%28Power_Point,_dll%29/Pendidikan_Agama_Islam/BAB_03_KEIMANAN_DAN_KETAKWAAN.pdfdiakses tanggal 17 Maret 2012 pukul 11.30 wib

http://www.indoquran.comdiakses tanggal 17 Maret 2012 pukul 12.00 wib