tugas bedah 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugqs

Citation preview

BAB IMUNTAH

1.1. Patofisiologi dan Mekanisme Muntah Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui. Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf saraf yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf saraf ini menerima input dari :1a. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema.b. Central Vomiting Centre (CVC)c. Sistem vestibular.d. Nervus vagus.e. Sistem spinoreticular.f. Nukleus traktus.Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus.1a. Mekanoreseptor : Berlokasi pada dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus, kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.b. Kemoreseptor : Berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia.Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula oblongata, memperantarai refleks muntah. Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema. Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Area postrema terletak didasar ventrikel IV diluar sawar otak dan diidentifikasi sebagai sumber yang crucial untuk input yang menyebabkan vomiting.2

Gambar 1.1. Area PostremaRangsangan perifer dan sentral dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract, mediastinum, ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral dirangsang dari korteks serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus solitarius, CTZ, dan sistem vestibular di telinga dan pusat penglihatan dapat juga merangsang pusat muntah. Karena area postrema berada di luar sawar darah otak, obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat langsung merangsang CTZ.2Reseptor didaerah ini diaktivasi oleh bahan-bahan proemetik didalam sirkulasi darah atau di cairan cerebrospinal (CSF). Eferen dari CTZ dikirim ke CVC selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui vagal eferen splanchnic. CVC terletak dinukleus tractus solitarius dan disekitar formatio retikularis medulla tepat dibawah CTZ.2CTZ mengandung reseptor untuk bermacam-macam senyawa neuroaktif yang dapat menyebabkan mutah. Reseptor untuk, dopamine, acethylcholine, vasopressine, enkephalin, angiotensin, insulin serotonin, endhorphin, substance P, dan mediator-mediator yang lain. Mediator adenosine cyclic monophosphate (cyclic AMP) mungkin terlibat dalam respon eksitasi untuk semua peptide stimulator oleh karena theophylline dapat menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptic. Emesis sebagai respons terhadap gastrointestinal iritan misalnya copper, radiasi abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah sebagai akibat dari signal aferen vagal ke central pattern generator yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi, dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmitters eksitasi yang paling penting adalah serotonin dari sel entrochromaffin mukosa.2Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang berhubungan dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak nyaman. Nukleus traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan perangsangan simpatis dan parasimpatis melalui perangsangan jantung, saluran billiaris, saluran cerna dan saluran kemih. Sistem vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada vestibular telinga tengah.2Pada mabuk (motion sickness), signal aferen ke central pattern generator berasal dari organ vestibular, visual cortex, dan cortical centre yang lebih tinggi sebagai sensory input yang terintegrasi lebih penting dari pada aferen dari gastrointestinal. Rangsangan muntah berasal dari, gastrointestinal, vestibulo ocular, aferen cortical yang lebih tinggi, yang menuju CVC dan kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung.1 Muntah pada peningkatan tekana intra kranial terjadi karena adanya edema akibat cedera kepala, selanjutnya akan merangsang reseptor tekanan intrakranial. Ketika reseptor tekanan intrakranial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di dorsolateral formatio reticularis terangsang. Selanjutnya formatio retikularis akan menyalurkan rangsang motorik melalui nervus vagus. Selanjutnya nervus vagus akan menyebabkan kontraksi duodenum dan antrum lambung dan terjadi peningkatan tekanan intraabdomen, selain itu nervus vagus juga membuat spicnter esofagus membuka. Oleh karena itu terjadi muntah menyemprot.3

Tekanan Intrakranial Merangsang reseptor tekanan intrakranialMerangsang pusat muntah di dorsolateral formatio reticularisKontraksi duodenum dan antrum lambungTekanan Intraabdomen Peristaltik retrogradeLambung penuh, diafragma naikTekanan Intratoraks Sphincter esophagus membukaMuntah

Gambar 1.2. Mekanisme Muntah Pada Peningkatan Tekanan Intra Kranial3

1.2. Tipe Muntaha. Muntah siklik (Cyclic vomiting) Muntah-mutah yang hebat terjadi diantara kondisi yang sehat, penyebabnya tidak diketahui, diagnosa dengan cara eklusi, pengobatan biasanya simptomatik, dan prognosa tidak jelas. Hal yang perlu dicermati adalah adanya kelainan organik yang didiagnosa sebagai mutah siklik, misalnya intususepsi intermiten, volvulus, duplikasi intestinal, divertukulum, malrotasi, tekanan intrakranial yang meningkat, penyakit metabolik dan toksik.2b. Muntah psikogenik Penyebab kelainan organik tak ditemukan, sindroma ini menekankan pengaruh yang kuat dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah. Ciri-ciri mutah psikogenik adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau makan, tidak ada nausea dan anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan memaksakan mutah atau memasukan tangannya kedalam mulut. Mutah sembuh setelah dirawat di rumah sakit.2

1.3. Tatalaksana MuntahTujuan terapi mual muntah adalah mencegah mual muntah terjadi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan menghilangkan penyebab psikologis jika mual muntah diinduksi faktor psikologi.Terapi dengan obat obat antiemetik meliputi:2a. AntasidaObat ini digunakan untuk mual muntah ringan yang terkait kelebihan asam lambung dengan cara menetralkan asam lambung. Efek samping yang mungkin terjadi adalah konstipasi/sembelit akibat kandungan alumunium hidroksida maupun garam kalsium, serta diare osmotik karena adanya magnesium hidroksida. Efek samping ini tidak selalu terjadi. Dosis pemberian 15-30 ml setiap 4 jam jika perlub. Antagonis reseptor histaminSesuai namanya, golongan obat ini bekerja dengan mengantagonis atau menghambat reseptor histamin yang terlibat dalam patofisiologi muntah. Obat obat golongan ini meliputi ranitidin 75 mg, simetidin 200 mg, nizatidin 75 mg, dan famotidin10 mg dengan dosis masing masing 2x sehari jika perlu saja. Obat ini diberikan jika mual muntah terkait dengan adanya heartburn atau seperti rasa panas terbakar di dada.c. Antihistamin-AntikolinergikAgen ini meliputi siklizin, dimenhidrinat, difenhidramin, meklizin, hidroksizin, scopolamin, dan trimethobenzamid. Sesuai namanya, mekanisme obat golongan ini adalah mengantagonis reseptor histamin dan kolinergik yang ada pada CTZ. Efek samping dari penggunaan obat obat ini meliputi mengantuk, penglihatan kabur, mulut kering, retensi urin ataupun takikardi. Efek samping tersebut memang khas akibat penggunaan obat antikolinergik. Dosis dimenhidrinat yang dipakai adalah 50-100 mg setiap 4-6 jam jika perlu. Sedangkan dosis difenhidramin adalah 25-50 mg setiap 4-6 jam jika perlu.d. FenotiazinObat - obat golongan ini paling banyak digunakan, meliputi klorpromazin, proklorperazin, prometazin. Golongan obat ini bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di CTZ. Efek samping yang muncul dari obat ini adalah reaksi ekstrapiramidal ataupun reaksi hipersensitivitas.e. ButirofenonObat-obat golongan ini adalah haloperidol dan droperidol yang keduanya bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamin di CTZ.f. KortikosteroidDexametason merupakan contoh golongan ini yang sering digunakan untuk mual muntah dikarenakan kemoterapi ataupun pasca operasi. Deksametason dapat digunakan sendiri ataupun dikombinasikan bersama golongan SSRI.g. MetoklopramidObat ini bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di CTZ. Obat ini bersama kombinasi dengan deksametason digunakan untuk terapi profilaksis/pencegahan pada mual muntah yang diinduksi kemoterapi.h. Antagonis Reseptor Substansi P/ Neurokinin 1Mual muntah karena induksi kemoterapi dapat terjadi langsung ataupun tertunda. Substansi P merupakan neurotransmiter yang dipercaya merupakan mediator utama pada mual muntah yang tertunda tersebut.Aprepitan merupakan contoh obat golongan ini, dan penggunaannya dikombinasikan dengan deksametason dan golongan SSRI untuk mencegah mual muntah fase akut dari pemberian obat sitotoksik yang berdaya emetogenik tinggi.i. Antagonis Reseptor SerotoninContoh obat golongan ini meliputi ondansetron, granisetron, palonosetron, dan dolasetron. Golongan ini biasa digunakan untuk mencegah mual muntah akibat kemoterapi ataupun pasca operasi. Efek samping utama dari obat tersebut adalah sakit kepala dan konstipasi.Sebagai pilihan utama terapi yang aman bagi ibu hamil adalah menggunakan piridoksin (vitamin B6) baik digunakan sendiri ataupun bersama dengan doksilamin. Dosis piridoksin adalah 10-25 mg 1-4 x sehari, sedangkan doksilamin menggunakan dosis 12,5-20 mg 1-4 x sehari.Jika gejala belum teratasi, maka dapat ditambah dengan difenhidramin atau dimenhidri.29