Upload
almahdy25051976
View
347
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas Ekologi Pangan Dan Gizi
Citation preview
TUGAS EKOLOGI PANGAN DAN GIZI
SAYUR DAN BUAH
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Ekologi Pangan dan Gizi
Disusun Oleh
Kelompok IV
Indah Kurniasari (101211123006)
Moch Ircham A (101211123030)
Ery Mufida (101211123055)
Olvi Oksita R (101211123081)
Fitria Nurlinda (101211123105)
Neny Ahnafiya M (101211123129)
Vietriana A (101211123063)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012/2013
1. Bagaimana potensi buah dan sayur di Jawa Timur?Jawab :
Perdagangan sayur mayur dan buah-buahan di dalam negeri cukup segar potensinya. Jawa Timur yang dikenal memiliki potensi buah dan sayur terbesar di Indonesia,”Wortel,buncis,sawi,kentang dan buah buahan seperti mangga, jeruk, ,apokat,dan lainnya bisa mencukupi kebutuhan lokal.
Provinsi Jawa Timur memiliki keanekaragaman tanaman buah-buahan yang tinggi dan berpotensi dikembangkan dan didayagunakan untuk mendukung ketahanan pangan. Setidaknya terdapat sekitar 24 jenis tanaman buah yang bernilai ekonomi yang telah dikembangkan masyarakat di beberapa daerah Jawa Timur (Dinas Pertanian Jawa Timur, 2005). Kontribusi Jawa Timur terhadap penyediaan buah-buahan secara nasional sekitar 20%. Jenis-jenis buah-buahan yang bernilai ekonomi tinggi yang terdapat di provinsi ini antara lain: mangga, pisang, dan jeruk (http://www.indonesia go.id, 2009). Walaupun demikian buah-buahan impor banyak beredar bebas di pasaran yang pada akhirnya akan mendesak dan mengancam keberadaan dan kelestarian jenis-jenis buah lokal. Hal ini dapat dijumpai di lapangan bahwa beberapa jenis buah lokal, terutama jenis-jenis yang kurang populer di masyarakat mulai berkurang dan terancam keberadaannya. Upaya konservasi dan pengembangan tanaman buah lokal sangat penting dalam penyediaan sumber genetik tanaman, pemuliaan tanaman, konservasi lingkungan dan untuk keanekaragaman jenis tanaman dalam rangka untuk mendukung ketahanan pangan apalagi di Indonesia terdapat sekitar 400 jenis tanaman buah-buahan yang dapat dimakan.
2. Mengapa Buah dan sayur sering mengalami rusak sebelum dikonsumsi?Jawab: Banyak faktor yang mempengaruhi antara lain yaitu:a. Suhu
Tergantung pada jenis bahan pangan, suhu yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi dapat mempercepat kerusakan bahan pangan. Oleh karena
itu, jika proses pendinginan atau proses pemanasan tidak dikendalikan
dengan benar, maka dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan
Beberapa jenis buah-buahan dan sayuran akan mengalami kerusakan yang
disebut chilling injury atau kerusakan karena suhu rendah yang
mengakibatkan perubahan warna atau tekstur cepat menjadi lunak.
Demikian juga buah-buahan atau sayuran tropis yang dibekukan akan
mengalami kerusakan, khususnya tekstur akan menjadi lunak. Jika
dikeluarkan dari lemari pembeku buah-buahan atau sayuran tersebut akan
menjadi lembek karena jaringannya rusak dan tidak layak lagi untuk
dimakan.
b. Mekanis
Kerusakan mekanis disebabkan karena ada benturan-benturan mekanis
selama pasca panen, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan
pangan. Benturan mekanis dapat mengakibatkan memar pada permukaan
kulit dan jaringan pangan, memicu kerusakan lebih lanjut akibat
tumbuhnya mikroorganisme.
Banyak kerusakan mekanis tersebut terjadi selama pengangkutan.
Barang-barang yang diangkut secara bulk transportation, bagian bawahnya
akan tertindih dan tertekan dari bagian atas dan sampingnya sehingga
mengalami pememaran, apalagi dalam kendaraan yang sedang berjalan
seolah-olah, bahan-bahan yang ada di dalam digoncang dengan kuat,
sehingga banyak mengalami kerusakan mekanis.
Kerusakan mekanis juga dapat disebabkan karena bahan jatuh dari
tangan atau alat pengangkutan, sehingga terbentur dengan benda-benda
keras seperti batu atau tanah, yang dapat mengalami pememaran dan
kerusakan. Semua bentuk kerusakan tersebut direbut kerusakan mekanis.
c. Fisik
Buah mempunyai kandungan air antara 80-95% sehingga sangat rentan
terhadap kerusakan fisik. Kerusakan fisik dapat terjadi pada seluruh
tahapan, mulai dari kegiatan sebelum panen, pemanenan, penanganan,
grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan, dan pemasaran.
Kerusakan yang umum terjadi adalah memar, terpotong, adanya tusukan
tusukan, bagian yang pecah, lecet dan abrasi. Kerusakan dapat pula
ditunjukkan oleh dihasilkannya stress metabolat (seperti getah), terjadinya
perubahan warna coklat dari jaringan rusak, menginduksi produksi gas
etilen yang memacu proses kemunduran produk.
d. Mikrobiologis
Sayuran dan buah banyak mengandung air dan nutrisi yang sangat baik
untuk pertumbuhan mikroorganisme. Buah yang baru dipanen sebenarnya
telah dihinggapi oleh berbagai macam mikroorganisme (mikroflora), baik
yang dapat menyebabkan pembusukan maupun yang tidak menyebabkan
pembusukan. Mikroorganisme pembusuk dapat tumbuh bila kondisinya
memungkinkan seperti adanya kerusakan fisik pada sayuran atau buah,
kondisi suhu, kelembapan dan faktor-faktor lain yang mendukung.
Adanya mikroorganisme pembusuk pada buah dan sayuran adalah
merupakan faktor pembatas utama di dalam memperpanjang masa simpan
buah dan sayuran.Mikroorganisme pembusuk yang menyebabkan susut
pasca panen buah dan sayuran secara umum disebabkan oleh jamur dan
bakteri. Infeksi awal dapat terjadi selama pertumbuhan dan perkembangan
produk tersebut masih dilapangan akibat adanya kerusakan mekanis
selama operasi pemanenan, atau melalui kerusakan fisiologis akibat dari
kondisi penyimpanan yang tidak baik. Pembusukan pada buah-buahan
umumnya sebagai akibat infeksi jamur sedangkan pada sayur-sayuran
lebih banyak diakibatkan oleh bakteri.
e. Kimia
Kerusakan buah dan sayur yang disebabkan perlakuan kimia biasanya
saling terkait dengan jenis kerusakan lainnya. Misalnya adanya panas yang
tinggi pada pemanasan minyak mengakibatkan rusaknya beberapa asam
lemak yang disebut “thermal oxidation”.Adanya oksigen dalam minyak
menyebabkan terjadinya oksidasi pada asam lemak tidak jenuh, yang
mengakibatkan pemecahan senyawa tersebut atau menyebabkan terjadinya
ketengikan minyak. Pencetus kerusakan pangan yang menyebabkan
perubahan kimia pangan dapat dipengaruhi suhu selama reaksi
berlangsung, oksigen yang mempercepat reaksi oksidasi, reaksi biologis
seperti enzimatik, pH yang mempengaruhi denaturasi protein atau
perubahan warna dan adanya logam yang menjadi prekursor reaksi.
3. Bagaimana menurut kelompok anda penanganan buah dan sayur seperti yang anda lihat di video tersebut?Jawab:
a) Penanganan mana yang sudah benar?
Pengangkutan buah dan sayur dari produsen ke penjual, dimana
diangkut dengan menggunakan keranjang yang dilapisi dengan lapisan
karung supaya buah dan sayur tidak rusak (mengalami benturan
langsung dengan keranjang)
Sayur dan buah yang sudah layu dan rusak dikumpulkan di suatu
tempat khusus (rumah kompos), dimana dilakukan pengolahan
sampah organik menjadi pupuk kompos sehingga dapat bermanfaat
b) Penanganan mana yang tidak benar?
Sampah buah dan sayur berserakan di jalanan pasar, sehingga terlihat
kotor dan mengganggu pejalan kaki.
Proses pengambilan sayur dan buah dari mobil pengangkut
menggunakan gancu yang dapat mengakibatkan kerusakan pada buah
dan sayur
c. Resiko kontaminan apa yang mungkin terjadi? Secara mekanik, pengangkutan buah dan sayur yang tidak sesuai
misalnya menggunakan keranjang atau karung yang tidak ada pelindungnya menyebabkan terjadinya benturan langsung sehingga terjadi kerusakan pada sayur atau buah saat proses pendistribusian.
Secara mikrobiologis, pada salah satu buah dan sayur yang sudah mengalami pembusukan akan mengkontaminasi buah dan sayur yang lainnya.
Secara suhu, sayur dan buah yang ditumpuk tidak beraturan bias menyebabkan kelembapan sehingga dapat merubah warna dan tekstur dari sayur dan buah.
Pekerja yang sakit atau yang terinfeksi (tanpa terlihat sakit) oleh patogen merupakan sumber kontaminasi utama dari beberapa mikroba patogen seperti norovirus, virus hepatitis A, Shigella, Staphylococcus dan Salmonella yang dapat mengkontaminasi konsumen buah sayur. Sehingga, kesehatan dan higiene pekerja penting diperhatikan selama menangani buah dan sayur yang akan dikonsumsi segar.
4. Solusi apa yang anda berikan agar harapan sayur dan buah hasil pertanian tidak banyak mengalami kerusakan sebelum dikonsumsi sehingga sayur dan buah benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai sumber vitamin, mineral dan serat bagi kesehatan masyarakat? Jawab:
Waktu panen yang tepat saat masak fisiologis dengan indikator/penanda
yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat meliputi
kenampakan visual, indikator fisik, analisis kimiawi, indikator fisiologis,
dan komputasi.
Melakukan Penanganan Pasca Panen
- Pendinginan pendahuluan: menurunkan suhu komoditas menjadi lebih
rendah dari suhu di lapangan, sehingga suhu komoditas mendekati suhu
ruang simpan
- Pencucian: membersihkan komoditas dari kotoran yang melekat,
menghilangkan bibit-bibit penyakit yang masih melekat
- Pengeringan: menghilangkan air yang berlebihan pada permukaan
komoditas
- Pelapisan dengan lilin: khususnya untuk komoditas buah, tujuannya:
mengurangi suasana aerobik dalam buah, memberikan perlindungan yang
diperlukan terhadap organisme pembusuk
- Sortasi mutu/grading menurut ukuran
- Pengepakan/pengemasan
Penyimpanan pada suhu rendah (sekitar 20 C), dan penyimpanan dilakukan
pada suhu optimum yang berbeda-beda untuk setiap jenis produk. Buah dan
sayur harus diperlakukan sebagai produk yang masih hidup, berbeda dengan
biji-bijian yang sudah mengalami proses pengeringan dengan kriteria tempat
:
- Sanitasi ruang simpan: bebas hama dan penyakit gudang
- Suhu ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi dan respirasi)
- Kelembaban udara ruang simpan (untuk menghambat laju transpirasi)
- Komposisi udara ruang simpan (untuk menghambat laju respirasi)