Upload
afrida
View
230
Download
51
Embed Size (px)
Citation preview
FARMAKOKINETIKA KLINIK
FARMAKOKINETIKA KLINIKGANGGUAN FUNGSI GINJAL
DOSEN : DR. Muslim Suardi , MS, Apt.
Oleh Kelompok III :1. Yelfa 20 05 0112. Elfina Suryani 20 05 0123. Fatimatu Zahro 20 05 0134. Afrida Sari 20 05 0155. Khoirurakhman 20 05 014
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang penting dalam
pengaturan kadar cairan tubuh, keseimbangan
elektrolit, dan pembuangan sisa-sisa metabolit dan
obat dari tubuh.
Kerusakan atau degenerasi fungsi ginjal akan
mempunyai pengaruh pada farmakokinetika obat
(Shargel L, et al, 2012).
Fungsi Ginjal1. Proses filtrasi cairan tubuh dan elektrolit.
2. Reabsobsi air dan zat yang terlarut.
3. Fungsi endokrin, ginjal mengeluarkan banyak
hormon yang terlibat dalam mempertahankan
cairan homeostasis tubuh dan elektrolit .
4. Fungsi metabolik, seperti aktivitas vitamin D3,
glukoneogenesis dan metabolisme senyawa
endogen seperti insulin dan steroid.
(Dipiro, 2011)
Penyakit gagal ginjalPenyakit gagal ginjal merupakan suatu penyakit
dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak mampu bekerja, sama
sekali dalam hal penyaringan. Pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan
dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau produksi urin (Bauer, 2008)
Penyakit gagal ginjalPenyebab umum beberapa kondisi yang dapat menimbulkan
kegagalan ginjal akut atau kronik antara lain :
1. Pielonefritis.
Adalah peradangan dan kemunduran dari pielonefron yang
disebabkan oleh infeksi, antigen, atau penyebab lain yang
tidak diketahui asalnya.
2. Hipertensi.
Kelebihan muatan yang kronik dari ginjal dengan cairan dan
elektrolitdapat menimbulkan ketidak mampuan ginjal.
3. Diabetes melitus.
Gangguan metabolisme gula dan keseimbangan asam basa
dapat menimbulkan atau meningkatkan kemunduran
penyakit ginjal seseorang.
4. Obat-obat nefrotoksik/logam-logam
Obat-obat tertentu yang dipakai secara kronik
dapat menyebabkan kerusakan ginjal
irreversible yakni: aminoglikosida, fenasetin,
dan logam-logam berat.
5. Hipovolemia.
Setiap kondisi yang menyebabkan penurunan
aliran darah ginjal akan mengakibatkan iskemia
dan kerusakan ginjal (Shargel, L, 2012).
Lanjutan……….
Kerusakan atau degenerasi fungsi ginjal akan
mempunyai pengaruh pada farmakokinetika obat.
Kondisi dimana filtrasi glomerulus terganggu atau
menurun, menyebabkan akumulasi cairan dan
produk-produk nitrogen darah dalam tubuh yang
berlebihan yang secara umum dinyatakan sebagai
UREMIA .
Pada umumnya, obat-obat pada penderita
dengan uremia dan kerusakan ginjal mengalami
perpanjangan waktu paruh eliminasi dan perubahan
volume distribusi. (Shargel, 2012).
Pendekatan umum untuk penyesuaian dosis pada penyakit
ginjal
Waktu paruh eliminasiWaktu paruh eliminasi adalah :waktu yang
diperlukan untuk turunnya kadar obat dalam plasma
atau serum pada fase eliminasi (setelah fase absorbsi
dan distribusi) menjadi separuhnya (Bauer, 2008).
Waktu paruh umumnya meningkat sebagai akibat dari
efek utama filtrasi glomerulus yang berkurang
(Shargel, 2012).
Perhitungan T½ :
Ke= Laju eliminasi.
T½ =
Volume distribusi.Volume distribusi obat sangat bergantung pada
ikatan protein dalam plasma atau jaringan dan
cairan tubuh total. Penurunan ikatan obat protein
mengakibatkan kenaikan volume distribusi, dapat
memudahkan biotransformasi, dan ekskresi obat-
obat dalam tubuh (Shargel, 2012).
Volume distribusi menunjukkan volume penyebaran
obat dalam tubuh dengan kadar plasma atau serum
(Bauer, 2008).
Klasifikasi gagal ginjal1. Gagal ginjal akut (ARF /Acut Renal Failure)
Merupakan sindrom klinik akibat kerusakan
metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai
dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat.
2. Gagal ginjal kronik (CRF/Cronic Renal Failure)
Merupakan perkembangan gagal ginjal progresif
berlangsung beberapa tahun
(Bauer, 2008)
Pemeriksaan kimia darah untuk faal ginjal, antara lain :
1. Asam urat.
2. Kreatinin .
3. BUN (Blood Urea Nitrogen)
4. Ureum.
(Sutedjo, 2007)
1. Asam urat.
Peningkatan asam urat dalam serum dan urin
tergantung dari fungsi ginjal, metabolisme purin, dan
intake makanan yang mengandung purin.
Peningkatan kadar urin terjadi pada penyakit gout,
eklamsia berat,DM berat, gagal ginjal Glomerulonefritis.
2. Kreatinin .
Merupakan produk akhir dari metabolisme kreatinin
otot dan kreatin fosfat, disintesa dalam hati, ditemukan
dalam otot rangka
Lanjutan……
(Sutedjo, 2007)
dan diekskresikan dalam urin. Pemeriksaan kretinin serum berguna
untuk mengevaluasi fungsi glomerulus yang hasilnya lebih spesifik
daripada BUN. Peningkatan kadar kreatinin terjadi pada GGA, GGK,
Lupus eritematosus, CHF, AMI, nefropati diabetik, kanker.
4. BUN (Blood Urea Nitrogen)
Merupakan produk akhir dari metabolisme protein dibuat oleh hati,
sampai pada ginjal mengalami perubahan molekul dan diekskresikan
dmelalui urin. Peningkatan kadar BUN dapat terjadi pada dehidrasi,
kegagalan pre renal (suplai darah menurun) gagal ginjal, pielonefritis,
glomerulonefritis, DM, AMI, sepsis.
5. Ureum.
Merupakan senyawa amonia berasal dari metabolisme asam amino
yang diubah oleh hati menjadi ureum. Peningkatan kadar ureum
terjadi pada Shok, perdarahan , GGA, glumerulonefritis, nekrosis
kortek ginjal hipertensi maligna, Hipertropi prostat.
Lanjutan……
(Sutedjo, 2007)
No
Jenis pemeriksaan Nilai normal
Keterangan
1 Asam urat 3,4-8,5 mg/dl2,8-7,3 mg/dl3,5-8,5 mg/dl2,5-5,5 mg/dl
Pria dewasaWanita dewasaLansiaAnak.
2 Kreatinin serum 0,6-1,3 mg/dl0,4-1,2 mg/dl0,8-1,4 mg/dl
Orang dewasaAnakBayi baru lahir
3 BUN (Blood Urea Nitrogen)
8,0-20 mg/dl5,0-20 mg/dl5.0-15 mg/dl
Orang dewasaAnak Bayi
4 Ureum 10-50 mg/dl
-
Nilai normal kimia darah faal ginjal :
(Sutedjo, 2007)
Pengukuran laju filtrasi glomerulus (LFG=GFR)
Perubahan dalam GFR mencerminkan perubahan
fungsi ginjal yang dapat berkurang dalam kondisi
uremia. Sebagai pengukur GFR yang paling banyak
digunakan adalah Kliren Kreatinin (ClCr). Penderita
dengan dengan filtrasi glomerulus menurun kretinin
serum akan terakumulasi sesuai dengan derajat
hilangnya filtrasi glomerulus pada ginjal. Konsentrasi
kretinin serum sering digunakan untuk menentukan
kliren kreatinin, yang merupakan cara pemantauan
fungsi ginjal yang cepat dan sesuai. (Shargel, 2012)
Perhitungan Clcr dari konsentrasi kreatinin serum.
1. Metode Jellife.
Laki-laki Clcr =
Permpuan 90% dari hasil Clcr laki-laki.
2. Metode Cockroff dan Gault.
Laki-laki Clcr =
Perempuan 85% dari hasil Clcr laki-laki.
3. Metode nomogram.
Perhitungan Clcr dari konsentrasi kreatinin urin.Selain konsentrasi kreatinin serum, kliren
kreatinin juga dapat dihitung dengan konsentrasi
kretinin urin. (Shargel, 2012)
Ket :
Clcr : dalam ml/menit.
UCr : konsentrasi kreatinin urin (mg/dl)
V urin : volume urin yang dikumpulkan selama 24 jam
(ml).
T : waktu koleksi urin (menit).
Konsentrasi kreatinin serum (Cr serum) diambil pada
jam ke 12 .atau pada titik tengah
waktu pengumpulan urin.
Perubahan dalam GFR mencerminkan perubahan
fungsi ginjal yang dapat berkurang dalam kondisi
uremia. Sebagai pengukur GFR yang paling banyak
digunakan adalah Kliren Kreatinin (ClCr). Penderita
dengan dengan filtrasi glomerulus menurun kretinin
serum akan terakumulasi sesuai dengan derajat
hilangnya filtrasi glomerulus pada ginjal. Konsentrasi
kretinin serum sering digunakan untuk menentukan
kliren kreatinin, yang merupakan cara pemantauan
fungsi ginjal yang cepat dan sesuai. (Shargel, 2012)
Gangguan ginjal didasarkan atas Kliren kreatinin.
a. Tahap I : Fungsi ginjal normal, dengan GFR normal
atau GFR 80 ml/min.
b. Tahap 2 : kerusakan ginjal ringan dengan GFR 50-
80 ml/min.
c. Tahap 3 : kerusakan ginjal sedang, dengan GFR
30-50 ml/min.
d. Tahap 4 : kerusakan ginjal berat, dengan GFR < 30
ml/min.
e. Tahap 5 : Gagal ginjal terminal (End stage),
memerlukan .
dialisa.
. (Shargel,
2012)
DAFTAR PUSTAKA
. (Shargel,
2012)