12
TUGAS I SISTEM KOMUNIKASI SATELIT Overview of Satellite Systems KELOMPOK 4 I Gede Pande Mastra Sedana 1204405012 Ketut Alit Sukertha Winaya 1204405043 Made Dita Rahayu Putri 1204405078 Bidang Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana 25 Februari 2015

Tugas i Komsat Reg Kel 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas I KOMSAT

Citation preview

  • TUGAS I

    SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

    Overview of Satellite Systems

    KELOMPOK 4

    I Gede Pande Mastra Sedana 1204405012

    Ketut Alit Sukertha Winaya 1204405043

    Made Dita Rahayu Putri 1204405078

    Bidang Studi Teknik Telekomunikasi

    Jurusan Teknik Elektro

    Universitas Udayana

    25 Februari 2015

  • 1. Describe briefly the main advantages offered by satellite communication.

    Answer :

    a. Cost Effectiveness - Cost of satellite capacity does not increase with

    the number of users/receive sites, or with the distance between

    communication points. Whether crossing continents or staying local,

    satellite connection cost is distance insensitive.

    b. Global Availability - Communications satellites cover all land masses

    and there is growing capacity to serve maritime and even aeronautical

    markets. Customers in rural and remote regions around the world who

    cannot obtain high speed Internet access from a terrestrial provider are

    increasingly relying on satellite communications.

    c. The satellite can form the star point of a communications net,

    simultaneously linking many users who may be widely separated

    geographically.

    d. The same feature enables satellites to provide communications links to

    remote communities in sparsely populated areas that are difficult to

    access by other means.

    e. Satellites are also used for remote sensing, examples being the

    detection of water pollution and the monitoring and reporting of

    weather conditions.

    Explain what is meant by a distanceinsensitive communication system.

    Answer :

    Meaning that it costs about the same to provide a satellite communications

    link over a short distance as it does over a large distance. Thus a satellite

    communications system is economical only where the system is in continuous

    use and the costs can be reasonably spread over a large number of users.

    Sumber :

    a. Satellite Communications-Fourth Edition, Dennis Roddy

    b. https://www.telesat.com/about-us/why-satellite/advantages-satellites

  • 2. Give reasons why the Ku band is used for the DBS service.

    Answer :

    Ku band mempunyai rentang frekuensi dari 12 sampai 18 GHz. Ketika

    membicarakan Ku-band kita hanya mepersoalkan frekuensi di kisaran antara

    11,7 dan 12,7 GHz. Rentang frekuensi 11,7-12,2 GHz disebut FSS-band dan

    kisaran GHz 12,2-12,7 disebut DBS band.

    Sebuah DBS, atau Direct Broadcasting Satellite, adalah satelit dengan

    kekuatan transmisi tinggi, dirancang khusus untuk mengirimkan program

    radio dan TV. Karena kekuasaan yang tinggi (hingga sepuluh kali kekuatan

    satelit FSS), sinyal dapat diterima dengan dish antena yang lebih kecil dari

    25-40 cm di daerah penerima pusat.

    Sistem Ku-band memiliki energi yang lebih besar untuk mencegah campur

    aduknya dengan sistem gelombang mikro bumi dibandingkan sistem C-band,

    dan besarnya energi untuk melakukan pengiriman sinyal balik ke bumi juga

    dapat lebih ditingkatkan. Dengan sistem ini energi pengiriman sinyal

    berhubungan dengan ukuran piringan penangkap sinyal. Jadi semakin besar

    energinya maka ukuran piringan yang dibutuhkan untuk menangkap sinyal

    tersebut akan semakin kecil.

    Sistem Ku-band menawarkan fleksibilitas yang lebih besar. Selain itu, Ku-

    band juga lebih tahan terhadap hujan dibandingkan dengan Ka-band. Sistem

    Ku-band juga lebih terjangkau dari segi biaya karena hanya memakai satu

    piring saja dan dapat menggunakan antena yang kecil.

    Sumber :

    a. Satellite Communications-Fourth Edition, Dennis Roddy

    b. http://kupisanger.blogspot.com/2013/02/istilah-istilah-seputar-

    dunia_7636.html

    c. http://jojor.blogspot.com/2004_10_01_archive.html

    d. http://sats-parabola.com/about-satellite

    e. https://poer26.wordpress.com/tag/ku-band/

  • 3. Find information about the evolution of Palapa Satellite in covering Indonesia

    Area.

    Answer :

    1. Satelit Palapa A1 tahun 1976 Satelit pertama di Indonesia

    Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner

    Indonesia. Nama ini diambil dari Sumpah Palapa, yang pernah dicetuskan

    oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

    Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket

    Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83 BT. Satelit

    pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

    Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe

    Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur.

    Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya

    diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali

    oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

    2. Sateli Palapa A2 (1977)

    Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan

    oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan

    roket Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977

    hingga bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang

    direncanakan.

  • Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia

    memberikan 2 kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu

    dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat

    untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol

    utama untuk kedua satelit tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10

    stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat

    bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya

    untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden

    Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai

    cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami

    kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh

    Palapa A1.

    3. Satelit Palapa B2P (1987)

    Satelit Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous

    dan bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi

    Bumi. Satelit ini terletak pada ketinggian 36.000km diatas khatulistiwa pada

    lokasi 113BT dan dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya

    di daerah Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi

    yang selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder

    Palapa yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.

    Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan

    domestik serta ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu

    menjaring bisnis yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit

    rebutan. Para penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa

    B2P, sehingga masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4 dapat

    menerima program-progam mereka.

  • 4. Satelit Palapa C1 (1996)

    Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi

    Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia

    (Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan

    diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung

    Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini

    dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner

    slot 113 BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi

    kegagalan pengisian battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa

    C1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.

  • 5. Satelit Palapa C2 (1996)

    Satelit Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi

    Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia

    (Satelindo). Palapa C2 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan

    diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko

    ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L H10-3. Satelit ini beroperasi pada

    Orbit Geo Stasioner slot 113 BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan

    bumi. Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat

    penggabungan Satelindo dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit

    Palapa D, rencananya orbit satelit ini dipindah ke 105,5 BT.

    6. Satelit TELKOM-2 (2005)

    Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk

    menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan

  • menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal

    16 November 2005. Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan

    bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder

    Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar.

    Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom,

    satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung

    sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi

    sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional

    (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.

    Satelit ini akan beredar di orbit 118 BT dengan kapasitas 24

    transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai

    seluruh ASEAN, India dan Guam.

    7. Satelit INASAT-1 (2006) Satelit Pertama buatan Indonesia

    INASAT-1 adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain

    sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya. INASAT-1 merupakan satelit

    metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN.

    Selain itu INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang

    menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-

  • 15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan data yang

    berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet didefinisikan

    sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan untuk

    mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit. Adapun satelit

    itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga

    Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi

    Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN,

    Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian

    Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama

    Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).

    Dari segi dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor

    gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana

    perilaku geraknya. Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik

    untuk satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara 600-

    800 km.

    8. Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama di Indonesia.

    LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan

    Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama

    dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universitt Berlin; TU Berlin).

    Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT,

    namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT

    yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27

    sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi

    di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan

    meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi

    komunikasi bergerak.

  • LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan

    daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada

    ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya

    pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer.

    Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control

    system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic

    coil dan sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen

    inilah yang membedakannya dengan satelit mikro lain yang hanya

    mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradien gravitasi dan magneto

    torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal ke bawah.

    Sebagai satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk

    melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah

    longsor dan kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan

    sulit dilakukan karena kamera tidak bisa menembus awan tebal yang biasanya

    menyertai kejadian banjir.

  • 9. Indostar II / Cakrawarta II (2009)

    Indostar II atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT

    Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit

    Indovision. Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur

    Proton Breeze milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di

    Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal

    16 Mei 2009.

    10. Satelit Palapa D (2009)

    Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit komunikasi

    Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan

    diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang

  • Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang

    Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan

    dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner

    slot 113 BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

    Sumber :

    a. http://blendedlearning.itb.ac.id/web5/index.php/forum/detail/9623

    b. http://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_Palapa

    c. http://ridwanaz.com/umum/sejarah/sejarah-satelit-milik-indonesia/

    d. http://blogger-junior.mywapblog.com/satelit-palapa.xhtml

    e. http://blogger-junior.mywapblog.com/satelit-palapa.xhtml