28
RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN LOKAL BSPGL (Blok Suplemen Pakan Gula Lontar) OLEH: KELOMPOK III Marselinus Hambakodu Paulus J. Bau Unsain Umbu Neka Jara Woli Onisimus Kikhau Daniel Ndara Danga PRODI ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Tugas Industri Pakan1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Industri Pakan1

RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PAKAN LOKAL BSPGL

(Blok Suplemen Pakan Gula Lontar)

OLEH:

KELOMPOK III

Marselinus Hambakodu

Paulus J. Bau Unsain Umbu Neka Jara Woli

Onisimus Kikhau Daniel Ndara Danga

PRODI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2013

Page 2: Tugas Industri Pakan1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya

ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas bahan pakan yang

diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan

produktifitas ternak yang dipelihara.

Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat dipengaruhi oleh

total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60 - 70 % dari

seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak.

Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh perusahaan

pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut masih diimpor. Apabila

terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan

jadi.

Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara terus menerus

di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu

diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan

usaha budidaya yang dilakukan.

Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat diperlukan

karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal penting yang perlu

diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada aspek kualitas saja, tetapi perlu

diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan yang dihasilkan dapat terjangkau oleh

kemampuan peternak. Agar pakan dapat tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau,

maka pemerintah maupun swasta terus melakukan upaya-upaya pembangunan pabrik pakan

skala kecil.

Page 3: Tugas Industri Pakan1

1.2 Tujuan

Adapun nyang menjadi tujuan dari npenyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui

kelayakan usaha industri pakan lokal BSPGL (Blok Suplemen Pakan Gula Lontar) di

Kabupaten Belu dan sebagai bentuk perencanaan pendirian industri pakan skala kecil.

Page 4: Tugas Industri Pakan1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Industri Pakan

Industri pakan adalah sebuah usaha untuk menghasilkan pakan termasuk semua aktifitas

seperti penyediaan bahan baku pakan, penanganan dan penyimpanan bahan baku pakan,

pengolahan bahan baku menjadi bahan pakan jadi, penyimpanan bahan jadi, uji mutu bahan

baku dan bahan jadi, transportasi, dan cara-cara melakukan pemasaran bahan jadi

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berdirinya Suatu Industri Pakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi berdirinya suatu industri pakan yaitu

1. Kebijakan Pemerintah.

Pemerintah banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan

pemerintah untuk melindungi industri pakan dan konsumen atau usaha peternakan, sangat

menentukan maju mundurnya usaha industri pakan dan usaha peternakan. Contoh :

Pemerintah membuat aturan tentang pembebasan atau keringanan bea masuk untuk impor

tepung ikan dan bunghkil kedele, serta aturan tentang quality control untuk melindungi

usaha peternakan. Di negara-negara maju campur tangan pemerintah semakin kecil

sedangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia sangat diperlukan untuk

melindungi industri pakan skala kecil.

2. Budaya dan Agama.

Budaya dan agama di suatu daerah akan menentukan jenis ternak yang akan diusaha

kan, seperti di daerah Timur Tengah, khususnya di Arab dan Israel atau di daerah-daerah

yang mayoritas penduduknya beragama muslim dan yahudi usaha ternak babi tidak

diperbolehkan sehingga industri pakan yang menghasilkan pakan untuk ternak babi tidak

akan berkembang.

3. Konsumen

Konsumen industri pakan adalah peternak. Antara industri pakan dan peternak

mungkin dipisahkan oleh jarak tetapi mereka dipertemukan dalam suatu pasar karena

adanya aktifitas penawaran dan permintaan. Pengaruh konsumen atau peternak terhadap

Page 5: Tugas Industri Pakan1

industri pakan hanya terlihat mungkin pada salah satu unit kegiatan di dalam industri

pakan sehingga tidak mempengaruhi industri pakan secara keseluruhan.

2.3 Kelayakan Usaha Industri Pakan

Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Ada 3 kriteria yang

sering digunakan yaitu :

1. Payback periode

Payback Periode juga disebut masa pembayaran kembali yang dihitung mulai pabrik

menghasilkan sampai seluruh ongkos pabrik tertutup oleh net cash inflow yang diterima.

2. R / C Ratio

Return Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan nisbah antara penerimaan dan biaya.

Semakin tinggi penerimaan semakin tinggi pula pendapatan yang diterima.

3. Break Event Point ( BEP )

Break Event Point atau biasa disebut dengan analisis titik impas adalah suatu biaya

sama dengan beasarnya penerimaan hasil penjualan produk, sehingga pada titik tersebut

keuntungannya adalah nol atau dengan kata lain adalah suatu analisis untuk mempelajari

hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volum kegiatan.

4. Net Present Value ( NPV )

Net Present Value digunakan untuk menghitung selisih antara nilai sekarang

investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih operasional di masa

yang akan datang. Net Present Value adalah salah satu cara untuk menilai investasi

dengan jalan menghitung nilai saat ini dari keseluruhan aliran kas dengan nilai saat ini

dari pengeluaran modal investasi.

5. Internal Rate Return ( IRR )

Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menunjukkan bahwa NPV sama

dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan suatu bahan pakan

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain tingkat pendapatan; semakin

tinggi tingkat pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula permintaan terhadap suatu

barang dan semakin tinggi jumlah penduduk semakin tinggi pula permintaan terhadap suatu

Page 6: Tugas Industri Pakan1

barang. Dalam hal tingginya pendapatan terhadap permintaan bahan pakan diartikan bahwa

apabila dalam suatu usaha peternakan berbasis komersil maka kebutuhan suatu produk pakan

akan semakin tinggi guna meningkatkan produktivitas ternak yang diusahakannya. Hal ini

dapat ditunjang bila pengusaha ternak mempunyai tingkat pendapatan yang cukup tinggi.

Sedangkan dari segi jumlah penduduk terlihat nyata bahwa semakin tinggi jumlah penduduk

suatu wilayah maka akan semakin tinggi permintaan terhadap suatu produk. Di Indonesia

permintaan produk pangan asal ternak meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.

Untuk memenuhi permintaan ini maka perlunya peningkatan jumlah produksi ternak yang

kemudian berdampak pula pada meningkatnya jumlah permintaan bahan pakan

2.5 Pemasaran

Hubungan antara industri pakan dan konsumen terjadi melalui satu sistem pemasaran

atau jalur tataniaga. Dalam ilmu ekonomi jalur pemasaran ada 3 macam, yaitu :

a. Sistem Pemasaran Monopoli.

Banyak industri pakan menghasilkan produk yang sama yaitu pakan ternak tetapi

mutunya tidak mungkin sama sehingga industri pakan yang memiliki produk dengan

mutu yang baik akan menguasai pasar, seperti di Indonesia banyak sekali industri pakan

unggas tetapi yang paling menguasai pasar adalah industri pakan Charoen Pokhpand dari

Jakarta dan Cargill dari Surabaya.

b. Sistem Pemasaran Oligopoli.

Dalam sistem ini beberapa unit usaha dalam industri pakan memproduksikan pakan

dengan mutu yang sama sehingga akan menguntungkan pihak industri pakan bukan

konsumen. Sistem pemasaran cara ini tidak terdapat di Indonesia.

c. Sistem Pemasaran Normal.

Dalam sistem ini, pemasaran yang dilakukan industri pakan dan kondisi dari

konsumen tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasar.

2.6 Sumber Dana

Sumber pendanaan dalam suatu usaha dapat berasal dari pengusaha itu sendiri, kelompok

usaha, dan sumber pendanaan yang dipinjamakan pada suatu usaha dari badan usaha milik

swasta maupun pemerintah.

Page 7: Tugas Industri Pakan1

2.7 Tipe Industri Pakan

Industri pakan digolongkan dalam beberapa tipe, berdasarkan pada :

1. Kemampuan Produksi :

Berdasarkan kemampuan produksi, industri pakan dibedakan atas :

1. Industri pakan besar; Industri tipe ini memproduksi lebih dari 20 ton per hari.

2. Industri pakan sedang; Industri tipe ini memproduksi 5-20 ton per hari.

3. Industri pakan kecil; Industri tipe ini memproduksi kurang dari 5 ton per hari.

2. Jumlah tenaga kerja :

Berdasarkan jumlah tenaga kerja, maka industri pakan dibedakan atas :

1. Industri pakan besar; Jumlah tenaga kerja dalam industri tipe ini adalah lebih dari

100 orang.

2. Industri pakan sedang; Jumlah tenaga kerja dalam industri tipe ini adalah 20-99

orang.

3. Industri pakan kecil; Jumlah tenaga kerja dalam industri tipe ini adalah 5-19

orang.

4. Industri pakan skala rumah tangga; Jumlah tenaga kerja dalam industri tipe ini

adalah 1-4 orang.

3. Permodalan :

Berdasarkan modal yang dimiliki, maka industri pakan dibedakan atas :

1. Usaha kecil.

Berdasarkan UU no. 9 tahun 1995, kriteria usaha kecil adalah memiliki kekayaan

maksimal Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan pabrik dan

memiliki hasil penjualan sebesar Rp 1.000.000.000,-

2. Industri kecil.

Berdasarkan Kep. Kemperindag No. 254/MPP/Kep/7/1997, industri tipe ini

memiliki investasi sebesar Rp 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.

3. Industri kecil menengah.

Berdasarkan Kep. Memrindag No. 257/MPP/Kep/17/1997 industri tipe ini

memiliki investasi sebesar Rp 5.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan

bangunan.

Page 8: Tugas Industri Pakan1

BAB III

PEMBAHASAN

1. GAMBARAN UMUM

Setiap usaha yang dibangun atau dibuat selalu berorientasi pada keuntungan atau laba,

oleh karena itu faktor lokasi merupakan hal yang sangat penting untuk di pertimbangkan

dalam membuat suatu perencanaan usaha karena berhubungan dengan akses ke berbagai

hal misalnya mudah dijangkau oleh konsumen, dekat dengan bahan baku, mudah dijangkau

oleh transportasi dan lain – lain.

Lokasi yang tepat untuk membangun industri pakan mini ini adalah di Kabupaten Belu,

sebab letaknya yang strategis dimana selain bertujuan untuk mensuplai kebutuhan pakan

bagi usaha peternakan di Kabupaten Belu juga diharapkan dapat mensuplai kebutuhan bagi

peternak atau usaha peternakan di berbagai Kabupaten di NTT. Selain itu, Kabupaten Belu

mempunyai populasi ternak yang tinggi terutama sapi (urutan 3 terbanyak di Propinsi NTT)

Berikut adalah data populasi ternak ruminansia berbagai Kabupaten / Kota di NTT :

Kabupaten/ Kota Sapi Kerbau Kambing Domba

Sumba Barat 1 208 11 203 3 560 85

Sumba Timur 53 051 37 052 45 649 982

Kupang 151 250 1 188 36 522 28

Timor Tengah Selatan 167 834 474 39 925 -

Timor Tengah Utara 98 631 501 20 203 37

Belu 111 180 1 686 16 564 24

Alor 4 351 60 32 075 5

Lembata 3 607 - 35 358 478

Flores Timur 1 591 11 64 522 2 182

Sikka 11 271 1 512 42 692 214

Ende 29 447 2 387 26 199 49

Ngada 21 523 7 585 12 681 723

Manggarai 21 870 6 767 20 960 6

Rote Ndao 39 479 11 535 44 431 34 554

Manggarai Barat 10 312 22 557 11 738 53

Page 9: Tugas Industri Pakan1

Sumba Tengah  5 462 7 937 3 943 4

Sumba Barat Daya 2 773 13 709 4 577 102

Nagekeo  24 301 6 396 38 354 2 731

Manggarai Timur 12 062 10 243 18 800 52

Sabu Raijua 2 646 7 216 35 991 19 999

Kota Kupang 4 784 19 5 011 42

Jumlah 778 633 150 038 559 755 62 350

2010 599 279 150 357 544 829 61 683

2009 577 552 150 405 511 211 40 849

Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, BPS Tahun 2012

A. Nama dan Alamat Pemrakarsa Proyek

Nama industri pakan adalah Uber Alles Jaya Farm

Alamat pemrakarsa proyek adalah Kecamatan Atambua Selatan, Kabupaten Belu.

B. Proyek yang Direncanakan

Proyek yang direncanakan dalam industri pakan ini adalah penentuan lokasi, pendirian

bangunan industri, proses pengolahan pakan serta rencana pemasaran.

C. Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan dalam pabrik ini adalah pakan suplemen berbentuk blok yang

tersusun atas berbagai bahan pakan lokal yang ada di daerah tersebut. Produk yang

dihasilkan disebut Blok Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL)

D. Potensi wilayah

Secara administratif, Kabupaten Belu yang memiliki luas wilayah mencapai 2.240,05

km2, terbagi atas 24 kecamatan serta 208 desa hasil pemekaran ke-2. Keadaan topografi

Kabupaten Belu bervariasi antara ketinggian 0 sampai dengan +1500 m.dpal (meter di atas

permukaan laut). Variasi ketinggian rendah (0-150 m.dpal) mendominasi wilayah bagian

selatan dan sebagian kecil di bagian utara. Sementara pada bagian tengah wilayah ini

terdiri dari area dengan dataran sedang (200-500 m.dpal). Dataran tinggi di Kabupaten

Page 10: Tugas Industri Pakan1

Belu ini hanya menempati kawasan pada bagian timur yang berbatasan langsung dengan

RDTL. Zona-zona dataran rendah di bagian selatan ini sebagian besar digunakan sebagai

areal pertanian dan kawasan cagar alam hutan mangrove (Bappeda Kab. Belu 2009).

Secara umum Kabupaten Belu beriklim tropis, dengan musim hujan yang sangat pendek

(Desember – Maret) dan musim kemarau yang panjang (April– Nopember). Temperatur di

Kabupaten Belu suhu rata-rata berkisar 27,6o C dengan interval 21,5o - 33,7o C.

Temperatur terendah 21,5o C yang terjadi pada bulan Agustus dengan temperatur tertinggi

33,7o C yang terjadi pada bulan Nopember (Bappeda Kab. Belu 2009). Komposisi

penggunaan lahan wilayah Kabupaten Belu saat ini secara garis besar terbagi atas dua

kelompok utama jenis penggunaan, yaitu penggunaan lahan basah/sawah dan penggunaan

lahan kering. Penggunaan lahan basah antara lain terdiri dari irigasi teknis setengah teknis,

irigasi sederhana, irigasi desa dan sawah tadah hujan. Dari seluruh lahan basah yang ada,

komposisi terbesar ditunjukan oleh irigasi setengah teknis dengan prosentase hanya

mencapai 1,29% dari luas lahan keseluruhan Kabupaten Belu. Sedangkan untuk

penggunaan lahan kering meliputi 11 jenis penggunaan, mulai dari penggunaan lahan

pekarangan untuk wilayah terbangun, tegalan/kebun, ladang, padang rumput, rawa,

tambak, kolam/empang, tanah kosong, hutan rakyat, hutan negara serta penggunaan

lainnya (Bappeda Kab. Belu 2009).

2. ASPEK PEMASARAN

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Jumlah penduduk di kabupaten Belu meningkat dimana sampai pada tahun 2012.

Berdasarkan data BPS provinsi NTT dalam buku Kabupaten Belu dalam angka 2012

bahwa populasi penduduk tahun 2011 berjumlah 357.650 jiwa dengan jumlah

penduduk perempuan 196.992 jiwa dan laki-laki 160.658 jiwa. Oleh karna itu,

pertambahan penduduk yang ada di daerah tersebut akan mempengaruhi tingkat

pendapatan dan permintaan akan kebutuhan masyarakat. Hal ini dikatakan bahwa

semakin banyak populasi di daerah tersebut maka semakin tinggi tingkat permintaan

masyarakat terhadap bahan pangan asal ternak. Tingkat permintaan ini dapat

terpenuhi jika adanya peningkatan produksi ternak, akibat dari hal ini yaitu

meningkat pula permintaan terhadap pakan.

Page 11: Tugas Industri Pakan1

b. Kebutuhan Pasar

Walaupun permintaan pasar di Kabupaten Belu tidak menunjukan gejala atau

tanda permintaan terhadap pakan suplemen (BSPGL) untuk meningkatkan

produktivitas ternak ruminansia, namun dari segi ilmiah dan nutrisi dipandang perlu

bagi suatu industri pakan untuk menghasilkan produk pakan berbentuk suplemen

guna meningkatkan nilai cerna pakan berkualitas rendah yang dikonsumsi oleh

ternak ruminansia di Kabupaten Belu dan pemasaran di wilayah tersebut.

c. Pemasaran

Produk yang dihsilkan akan dipasarkan secara langsung kepada peternak serta

menjualnya dipasar tradisional yang mudah diakses oleh para pengusaha atau petani

ternak

3. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

a. Pemilihan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pabrik pakan mini ini adalah bahan pakan

lokal yang ada pada daerah tersebut dan lainnya didatangkan dari luar. Sebelum

mengolah pakan dalam jumlah yang cukup besar, perlu diperhatikan informasi

tentang keberadaan bahan pakan. Pakan yang akan digunakan harus memenuhi

persyaratan antara lain : 1) Mengandung nilai nutrisi tinggi. 2) Mudah diperoleh.3)

Mudah diolah. 4) Tidak mengandung racun (antinutrisi),5) Harga murah dan

terjangkau,6) Butirannya halus atau bisa dihaluskan. Berdasarkan hal tersebut maka

bahan baku yang akan dibuat sebagai pakan suplemen (BSPGL) terdiri dari dedak

padi, tepung daun kembang sepatu, tepung daun lamtoro atau gamal,urea, garam,

kapur serta gula lontar.

Pertimbangan penggunaan bahan baku tersebut didasarkan karena dalam

pembuatan pakan seplemen (BSPGL) bahan yang digunakan adalah sebagaimana

yang telah disebutkan yaitu dedak padi, tepung daun kembang sepatu, tepung daun

lamtoro atau gamal,urea, garam, kapur serta gula lontar. Pertimbangan lainnya yaitu

dari sisi ketersediaan bahan-bahan tersebut cukup banyak tersedia di pasaran dalam

Page 12: Tugas Industri Pakan1

arti mudah diperoleh dengan biaya yang murah seperti garam, dedak padi, kapur dan

urea. Sedangkan untuk bahan lainnya seperti tepung daun kembang sepatu dan tepung

lamtoro atau gamal sudah dipasarkan secara komersil sehingga pengusaha dapat

membelinya berdasarkan harga pasarnya, namun karena dalam pembuatan Blok

Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL) tidak membutuhkan banyak tepung daun

kembang sepatu maupun tepung lamtoro atau gamal maka bahan tersebut dapat

diolah dengan sendirinya. Demikian halnya dengan kebutuhan tepung daun kembang

sepatu. Secara rinci komposisi bahan baku pembuatan Blok Suplemen Pakan Gula

Lontar (BSPGL) adalah sebagai berikut

Pertimbangan bahwa bahan baku gula lontar dipakai dalam pembuatan BSPGL ini

adalah karena ketersediaan pohon lontar yang cukup banyak, baik pohon yang sudah

disadap dan telah diolah menjadi gula maupun banayaknya pohon yang sama sekali

belum disadap atau di manfaatkan. Jumlah pohon lontar di Kabupaten Belu dan

kabupaten lainnya disajikan dalam tabel berikut

Berdasarkan data diatas, Kabupaten Belu mempunyai potensi produksi gula lontar

yang tinggi. Hal tersebut dilihat dari banyaknya pohon lontar yang belum disadap

atau dimanfaatkan untuk diolah menjadi gula. Dengan demikian, diasumsikan bahwa

dari ketersediaannya maka gula lontar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

pembuatan BSPGL dan jika pohon-pohon lontar tersebut disadap atau dimannfaatkan

seluruhnya maka akan ada kelebihan gula lontar di Kabupaten Belu. Dan kelebihan

inilah yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan Blok Suplemen Pakan

Gula Lontar (BSPGL).

b. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi industri pakan yang akan dibangun adalah 500 buah Blok

suplemen pakan Gula Lontar (BSPGL) per harinya. Ini dikarenakan tipe industri

pakan yang direncanakan adalah industri pakan skala usaha kecil dengan jumlah

Page 13: Tugas Industri Pakan1

tenaga kerja 5 orang dan modal awal yang akan digunakan adalah sebesar Rp.

200.000.000 (sumber modal ini akan dijelaskan kemudian). Selain itu, alasan lainnya

yaitu dalam pembuatan pakan suplemen ini dilakukan secara manual (tidak

menggunakan mesin) sehingga membutuhkan waktu. Mesin-mesin yang

diinvestasikan hanya untuk proses penepungan.

Pertimbangan lain yang juga diperhatikan adalah tentang prioritas usaha atau

sistem usaha peternakan apakah berbasis komersil ataukah lokal. Di Kabupaten

Belu, pada umumnya masyarakat masih menggunakan pola pemeliharaan secara

ekstensif tradisional dan tujuan pemelihaaraannya tidak untuk kepentingan ekonomis

melainkan untuk kepentingan lainnya seperti adat istiadat sehingga apabila jumlah

pakan suplemen yang dibuat melebihi permintaan dapat saja berdampak pada

meruginya usaha industri pakan tersebut. Dengan demikian, pada awal

beroperasinya, jumlah atau kapasitas produksi masih disesuaikan dengan jumlah

usaha ternak (usaha komersil) atau berdasarkan jumlah permintaan. Artinya kapasitas

produksi ini akan meningkat sewaktu-waktu jika terjadi peningkatan permintaan

pakan suplemen yang dibuat.

c. Proses Produksi

Proses produksi meliputi proses penepungan daun lamtoro atau gamal,

penepungan daun kembang sepatu. Apabila semua bahan sudah tersedia maka proses

selanjutnya adalah mencampur bahan-bahan tersebut dalam gula lontar yang

dipanaskan atau gula lontar yang sedang di didihkan sesuai komposisi setiap bahan

baku per satu buah Blok Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL). Setelah itu, bahan-

bahan yang telah dicampur kemudian dicetak menggunakan blok yang telah

disediakan (blok berbentuk kotak persegi dan lingkaran) dan dijemur atau

dikeringkan dibawah sinar matahari. BSPGL yang baik berbentuk padat berisi dan

mempunyai aroma yang khas sehingga disukai oleh ternak.

Setelah semua proses diatas dilaksanakan maka selenjtunya adalah proses

pengemasan, penyimpanan dan proses pemasaran. Kesemuanya ini dilaksanakan

sendiri oleh para pekerja yang adalah pendiri industri pakan.

Page 14: Tugas Industri Pakan1

4. ASPEK MANEJEMEN DAN SPONSOR

Industri pakan ini berskala kecil maka proses produksinya seluruhnya ditangani oleh

pemilik ( owner ) / kelompok.

Keunggulannya :

Aktivitas relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah.

Biaya organisasi rendah.

Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas.

Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik.

Manajemen relatif fleksibel.

Kelemahan :

Tanggung jawab pemilik tidak terbatas. Apabila kekayaan perusahaan tidak dapat

menutup utang perusahaan, maka kekayaan pribadi menjadi jaminan untuk menutup

kekurangan pembayaran utang perusahaan tersebut.

Status hukum Perusahaan Perorangan/ Perusahaan Dagang adalah bukan badan hukum.

Pada umumnya kemampuan investasi terbatas sehingga besar atau luas usaha juga

terbatas.

Apabila pemilik perusahaan meninggal dunia atau tidak dapat aktif untuk waktu yang

cukup lama maka kegiatan perusahaan akan terhenti.

Kemampuan manajerial yang terbatas.

Page 15: Tugas Industri Pakan1

Struktur sederhana industri pakan:

5. ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

a. Sumber Dana

Kebutuhan dan sumber dana dari pendirian industri pakan ini adalah berasal dari

pendiri usaha sebanyak 5 orang dan pinjaman dari koperasi. Besarnya pinjaman

disesuaikan dengan kebutuhan investasi. Besarnya biaya investasi dalam pembangun

industri pakan ini adalah sebesar Rp. 200.000.000. Direncanakan bahwa modal yang

berasal dari para pendiri industri pakan sebesar 40% dari biaya investasi, sedangkan

sisanya 60% berasal dari pinjaman koperasi.

b. Analisis Keuangan

Analisis keuangan dibawah ini bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah. Artinya

biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi blok suplemen ini disesuaikan dengan

ketersediaan bahan baku.

Page 16: Tugas Industri Pakan1

1. Biaya Produksi      

Page 17: Tugas Industri Pakan1

A. Bahan Pakan Satuan Harga satuan Jumlah (Rp)

Gula Lontar 200 liter @ Rp. 7.000 Rp. 1.400.000

Tepung Lamtoro 100 Kg @ Rp. 5.000 Rp. 500.000

Tepung Kembang

Sepatu 100 Kg @ Rp. 5.000 Rp. 500.000

Dedak Padi 100 Kg @ Rp. 7.000 Rp. 700.000

Urea 50 Kg @ Rp. 3.000 Rp. 150.000

Garam 20 Kg @ Rp. 10.000 Rp. 200.000

Kapur 20 Kg @ Rp. 5.000 Rp. 10.000

Jumlah     Rp. 3.460.000

B. Alat      

Blok 20 buah @ Rp. 20.000 Rp. 400.000

Mesin Mol 1 buah @ Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000

Generator 1 buah @ Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

Gergaji 1 buah @ Rp. 25.000 Rp. 25.000

Parang 1 buah @ Rp. 50.000 Rp. 20.000

Bahan bakar - - Rp. 30.000

Jumlah     Rp. 7.475.000

C. Biaya Tenaga Kerja 5 orang Rp.1.000.000 Rp. 5.000.000

Total A + B+C     Rp. 15.935.000

2. Pendapatan    

BSPGL 500 buah @ Rp. 50.000 Rp.25.000.000

       

3. Keuntungan (2 - 1) - - Rp. 9.065.000

Parameter kelayakan usaha:

Benefit cost ratio (B/C ratio)

Total penerimaan

B/C ratio =

Total Biaya

= 25.000.000

Page 18: Tugas Industri Pakan1

15.935.000

= 1,57

Karena nilai BCR > 1, maka investasi dalam usaha industri pakan layak secara

ekonomis. Dengan besarnya BCR = 1,57 berarti setiap Rp. 1 yang diinvestasikan

maka akan memberikan manfaat sebesar Rp. 1,57 ,- Dengan demikian investasi usaha

pabrik pakan mini tersebut sangat layak, karena apabila BCR < 1 maka, dari segi

ekonomis akan memberikan kerugian.

Break event point (BEP)

Total biaya

BEP harga = -----------------------

Jumlah produksi

= 1 5 .935.000

500

= 31.870

Angka diatas berarti dengan produksi BSPGL sebanyak 500 buah , titik balik

modal tercapai jika harga BSPGL Rp. 31.870/ buah

.

Total biaya

BEP jumlah = ---------------------

Harga jual

= 1 5 .935.000

50.000

= 318,7 atau 319

Page 19: Tugas Industri Pakan1

Angka diatas berarti dengan BSPGL Rp. 50.000,-, titik balik modal tercapai

apabila jumlah sapi dara yang dihasilkan sebanyak 319 buah.

6. ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL BUDAYA

Ditinjau dari aspek lingkungan maka industri pakan ini dapat dibangun sebab limbah

yang dihasilkan dari hasil produksi tidak membahayakan atau tidak menimbulkan polusi

terhadap lingkungan (air, tanah dan udara). Sedangkan dilihat dari aspek sosial budaya,

usaha ini dapat berjalan lancar karena tujuan pembangunan industri pakan yang bertujuan

memproduksi pakan suplemen (BSPGL) adalah untuk memenuhi nutrisi atau meningkatkan

kecernaan pakan berserat kasar tinggi dengan kandungan nutrisi yang rendah terutama pakan

jenis limbah dan hijauan kering oleh ternak ruminansia.

Page 20: Tugas Industri Pakan1

BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan industri pakan di

Kabupaten Belu dapat berjalan lancar dan layak untuk dilaksanakan dilihat dari potensi bahan

baku pakan yang banyak tersedia, aspek sosial budaya yang mendukung serta tidak adanya

masalah lingkungan akibat pembangunan industri pakan tersebut serta faktor ekonomi.

Page 21: Tugas Industri Pakan1