12
ANALISIS BUKU BOROBUDUR DAN PENINGGALAN NABI SULAIMAN Dosen Pengampu : Dr. Muchlas Suseno, M. Pd. Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Oleh : 1. Jayanto – 7816130663 2. Zaimul Ihsany – 7816130673 PROGRAM PASCASARJANA PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013

Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

  • Upload
    jayanto

  • View
    57

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat IlmuANALISIS BUKU BOROBUDUR DAN PENINGGALAN NABI SULAIMAN

Citation preview

Page 1: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

A NA L I S I S B U KU

B O R O B U DU R D A N

P ENI NG G A L A N NA B I SU L A I M A N

Dosen Pengampu :

Dr. Muchlas Suseno, M. Pd.

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Oleh :

1. Jayanto – 7816130663

2. Zaimul Ihsany – 7816130673

P R O G R A M P A SC A SA R J A NA

P ENEL I T I A N D A N EV A L U A SI P E ND I D I KA N

U NI V ER S I T A S N EG ER I J A KA R T A

2 0 1 3

Page 2: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 1 of 12

BAB I

PENDAHULUAN

Ketika pertama kali berjumpa dan berkenalan dengan buku yang berjudul ―Borobudur

dan Peninggalan Nabi Sulaiman‖ karya KH. Fahmi Basya ini, yang terlintas dalam pikiran adalah

perasaan sinis. Bagaimana mungkin sejarah yang sudah melekat selama puluhan tahun, tiba – tiba

dimentahkan ?. Jika selama ini banyak ilmuwan-ilmuwan mengatakan bahwa negeri saba’ yang

diceritakan dalam alquran itu berada di daerah yang sekarang adalah Yaman, maka menurut KH.

Fahmi Basya, negeri saba’ itu sebenarnya berada di Indonesia. Benarkah?

Perasaan buruk sangka inilah yang menghiasi hati penulis ketika pertama kali berjumpa

dengan buku karya KH. Fahmi Basya ini. Didorong oleh rasa penasaran dan keyakinan ―uit de

slechte boeken is altijd noch wat te leren!‖—bahwa dari buku terjelek sekalipun pasti masih ada

yang untuk dipelajari—maka terbacalah semua isi buku ini. Apa yang terjadi? Dari benci tumbuh

cinta! Dari buku inilah, penulis tersadarkan bahwa KH. Fahmi Basya mengungkapkan dengan bukti-

bukti ilmiah bahwa candi borobudur bukanlah hasil kebudayaan hindu, sebagaimana kita ketahui

selama ini. Candi borobudur sudah ada sejak lama, jauh sebelum hindu ada di nusantara ini.

Dengan latar belakang yang semacam inilah, maka pada kesempatan ini penulis

berusaha untuk memaparkan isi dan analisis terhadap buku karya KH. Fahmi Basya ini. Mungkin

pada sebagian pembaca buku ini akan terasa absurd dan menolak mentah-mentah apa yang

disampaikan oleh KH. Fahmi Basya. Namun bagi sebagian orang, buku ini akan menyadarkan

pembaca bahwa ada benarnya pula apa yang telah ditulis oleh KH. Fahmi Basya.

Page 3: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 2 of 12

1. Identitas Buku

Judul Buku : Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman

Pengarang : KH. Fahmi Basya

Tahun terbit : 2012

Penerbit : Ufuk Press

Tebal halaman : Paperback, 296 halaman

Ukuran buku :

ISBN : 6021835131 (ISBN13: 9786021835135)

Harga : Rp. 52.000,-

Page 4: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 3 of 12

2. Kepengarangan

Nama Lengkap : KH. Fahmi Basya Hamdi

Tempat/Tgl. Lahir : Padang, 3 Februari 1952 (Asal Banjarmasin)

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : WNI

PENDIDIKAN FORMAL

Jurusan Matematika, Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas

Indonesia, tahun 1983 (berijazah)

Sekolah Menengah Atas Negeri 24, Jakarta, lulus tahun 1971 (berijazah)

Sekolah Menengah Pertama Negeri 58, Jakarta, lulus tahun 1968

(berijazah)

Sekolah Dasar Negeri 27, Padang, Sumatera Barat, lulus tahun 1965

(berijazah)

PENGALAMAN ORGANISASI

Th 1966 Sebagai anggota KAPPI di SMP 4 Pulau Karam, Padang, Sumatera Barat

Th 1971 Sebagai ketua OSIS SMU 24 Jakarta

Th 1975 Sebagai Dosen Matematika Sekolah Tinggi Teknik Jakarta

Th 1975 Sebagai Ketua Masjid Arif Rahman Hakim Universitas Indonesia , di

Salemba

Th 1982 Bergabung dengan Korp Mubaligh Jakarta

Th 1998 Sebagai Sekretaris Umum ICMI ORSAT Kebon Jeruk Jakarta Barat

Th 2004 Sebagai Dewan Pakar ICMI ORDA Jakarta Barat

PRESTASI YANG TELAH DICAPAI

Th 1984 Menerbitkan buku ―One Million Phenomena‖

Th 1986 – Th 2000 Memberikan Studium General tentang Matematika Islam di Jurusan

Matematika, Fakultas Tarbiyah, IAIN Jakarta

Th 1989 Menjadi pembicara utama dalam Seminar Al-Qur’an dan Matematika di

IAIN Jakarta

Th 1989 Menerbitkan buku ―Al-Baiyyinah 1 dan 2‖, bekerjasama dgn PT. Pustaka

Antara Jakarta

Page 5: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 4 of 12

Th 1993 Menemukan ―Haji di dunia pra embrio‖ disiarkan RRI programa 2

Th 1994 Menunaikan Ibadah Haji.

Th 1995 Melukis Bumi itu Al-Quran

Februari 14 1999 Siaran di TVRI membawakan hasil penemuan ―Bumi Itu Al-Quran‖

Juni 14, 2000 Mengadakan Pameran ―Bumi Itu Al-Quran‖ di Hotel Sahid Jakarta,

dibuka oleh Menteri Agama

Th 2001 Dakwah secara online lewat internet melalui tulisan Flying Book

Juli 2003 Menerbitkan buku ―Matematika Al-Qur’an‖, bekerjasama dengan

Pustaka Quantum Jakarta

Th 2003/ Ramadhan 1424 Menjelang 2 gerhana menurunkan tulisan : Deklarasi Ahad

Januari 2004 Menerbitkan CD Flying Book dan buku ―Bumi itu Al-Quran (1)‖

Maret 2004 Dosen Matematika-Islam di Universitas Islam Jakarta

September 14, 2004 Mengisi Acara Islam Aktual di RCTI

Oktober 2004 Menerbitkan buku Matematika Islam bekerja sama dengan PT.

Republika

Maret 2005 Bedah Buku ―Matematika Islam di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta

Maret 2005 Sebagai pembicara pada Seminar Nasional Matematika di Universitas

Pasundan, Bandung

Maret 2005 Membawakan Roda Gigi Shalat pada acara Hikmah Fajar di RCTI

13 Mei 2005 Menyampaikan The Great Calendar di Makamah Agung RI

November 2005 DIKNAS Pilih Buku MAT ISLAM sebagai Buku terbaik, bagikan kpd 6000

Sekolah.

31Januari 2006 Mengawali Pelatihan SSQ di Surabaya (1 Muhrram 1427) SSQ-1

2006 sampai sekarang pelatihan SSQ

2008 Jumlah Flying Book sudah pada No 223

Page 6: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 5 of 12

BAB II

ANALISIS BUKU

1. Candi Borobudur adalah Peninggalan Nabi Sulaiman

Dalam buku ini, KH Fahmi Basya mengungkapkan dengan bukti-bukti ilmiah bahwa

candi borobudur bukanlah hasil kebudayaan hindu, sebagaimana kita ketahui selama ini. Candi

borobudur sudah ada sejak lama, jauh sebelum hindu ada di nusantara ini. Berdasarkan

penelitiannya, candi borobudur itu bahkan di bangun oleh nabi sulaiman dengan bantuan para

jin pada jaman ketika nusantara belum berbentuk seperti sekarang, yaitu masih berupa daratan

yang luas. Banyak data dan analisis yang dipaparkan dalam buku iniitu sebagai bukti terhadap

argumen ini.

Untuk mengetahui salah satu bukti argumen itu, sebelumnya ada baiknya kita

mengetahui simbol lafadz bismillah. Simbol itu bisa dibuat dengan melukis sebuah 7 buah

lingkaran sama besar yang salah satu lingkaran berada di tengah dan dikelilingi oleh 6

lingkaran lainnya.

Masing-masing lingkaran mewakili satu huruf pada lafadz bismillah yaitu ba, sin,

mim, alif, lam, lam, dan ha’ . Jika keenam lingkaran di luar masing-masing titik pusatnya secara

berurutan dihubungkan dengan garis kemudian lingkaran-lingakaran yang diluar itu dihapus,

jadilah bentuk itu sebagai segi enam dengan lingkaran di tengahnya. Itulah simbol lafadz

bismillah.

Sekarang mari kita amati salah satu kontur yang banyak terukir di batu-batu candi

Borobudur. inilah kontur itu.

Page 7: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 6 of 12

Ternyata bentuk itu banyak sekali kita temukan pada batu-batu di candi Borobudur.

Segi enam dengan lingkaran ditengahnya. Apakah arti bentuk itu? Ternyata simbol segi enam

dengan lingkaran di bawahnya adalah simbol lafadz bismillah. Demikianlah salah satu bukti

analisa yang disampaikan oleh KH Fahmi Basya dalam flying booknya.

Selain itu, dalam buku initersebut juga diungkapkan secara ilmiah bahwa candi

borobudur dahulunya bukan di tempat seperti yang sekarang, melainkan sempat mengalami

pemindahan dengan kecepatan pemindahan melebihi kecepatan cahaya (60.000 kali). Hal ini

mengakibatkan kontur candi borobudur mengalami peluruhan. Pemindahan candi ini sesuai

cerita dalam alqur’an : ―Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: ―Aku akan

membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip‖. Maka tatkala Sulaiman

melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: ―Ini termasuk kurnia Tuhanku

untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan

barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri

dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia‖.

(QS.An Naml:40)

Selama ini yang sering diungkapkan adalah bahwa pemindahan itu dari yaman ke

palestina, namun sesungguhnya bukti nyatanya belum pernah ditemukan.

Lalu menurut penelitian KH Fahmi Basya, dimana letak candi Borobudur sebelum

dipindahkan? Jawabannya adalah di kawasan candi boko yang terletak di kabupaten bantul. Di

kawasan itu nampak bekas-bekas adanya candi besar. Namun, candi besar itu hilang, entah

bagaimana hilangnya, yang jelas bukan karena hancur atau runtuh. Bahkan di kawasan candi

boko ditemukan serpihan-serpihan sisa candi yang konturnya mirip dengan kontur candi

borobudur. Hanya saja, kontur yang ada di kawasan candi boko ini tampak lebih jelas

dibandingkan dengan kontur yang ada di candi borobudur. Hal ini disebabkan peluruhan yang

terjadi akibat pemindahan dengan kecepatan 60.000 kali kecepatan cahaya tadi.

Page 8: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 7 of 12

Lebih jauh lagi KH Fahmi Basya membahas sisi lain dari candi borobudur, yaitu

bahwa desain candi borobudur sangat kompleks dan memiliki makna yang dalam. Misalnya

relief yang ada di dinding-dindingnnya, ukuran volume candi yang membentuk balok al quran (

23x23x12 = 6348 = jumlah ayat dalam alqur’an berserta basmalah), bahkan bukti foto google

art yang menunjukkan bahwa puncak candi membentuk sebuah sebuah garis lurus yang

menghubungkannya dengan rukun syaam dan hajar aswad ka’bah. Dan banyak lagi fakta-fakta

yang dikemukakan dalam buku ini.

Nama saba’ sendiri, di dapat dari Alqur’an, dimana secara singkat Alqur’an (surat An

Naml dan surat Saba’) menceritakan bahwa negeri saba’ dahulu merupakan sebuah negeri yang

amat makmur, subur tanahnya dan maju bangsanya. Dalam negeri itu pernah hidup Nabi-Nabi

terdahulu seperti nabi daud AS, Nabi Sulaiman AS, dan juga seorang ratu perempuan yang

amat melegenda yaitu ratu Bilqis. Namun, negeri itu dimusnahkan oleh Allah SWT dengan

sebuah banjir yang amat besar karena kemusyrikan bangsa di negeri itu, yaitu kereka

melekukan ibadah menyembah matahari.

Sementara itu, dalam sebuah legenda yang sangat terkenal di dunia, konon pernah

ada sebuah negeri yang karakteristiknya hampir mirip dengan yang diceritakan alqur’an itu.

Negeri itu bernama negeri Atlantis. Negeri itu berada di sebuah daratan yang luas dan subur,

dan dihuni oleh bangsa maju dan makmur, unggul dalam hal irigasi pertanian. Daratan luas

itulah yang disebut sebagai benua Atlantis yang mana benua itu musnah pada jaman es.

Seiring tenggelamnya daratan Atlantis, maka musnahlah negeri Atlantis yang begitu makmur

itu.

Berdasarkan kemiripan kisah dalam Al Qur’an dan legenda yang berkembang di

hampir sekuruh oenjuru dunia itu, bisa jadi, negeri saba’ yang dimaksudkan dalam Al Quran itu

tak lain adalah negeri Atlantis yang dulu mendiami daratan Atlantis yang kini sudah musnah

akibat banjir besar di jaman es. Benar atau tidaknya memeang masih membutuhkan penelitian

lebih lanjut.

Selama ini hampir kebanyakan ilmuwan mengatakan bahwa negeri saba’ yang

disebutkan dalam Alquran itu terletak di daerah Yaman, bahkan dalam banyak tafsir Al Quran

pun mengatakan demikian. Namun, melalui ekspedisi dan penelitiannya, yang hasilnya dibuat

dalam bentuk buku, KH Fahmi Basya menyimpulkan bahwa bukanlah daerah Yaman letak

sebenarnya negeri Saba’ itu, melainkan ia berada di sebuah wilayah dengan pusatnya di pulau

Jawa, dimana dahulu wilayah itu mencakup wilayah Indonesia dan masih merupakan sebuah

Page 9: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 8 of 12

daratan yang luas atau berupa sebuah benua. Berikut saya tuliskan 14 bukti yang dikemukakan

oleh KH fahmi Basya yang mengungkapkan bahwa negeri saba’ dalam Al Qur’an itu bukan

terletak di Yaman melainkan di Indonesia.

2. Bukti Candi Borobudur adalah Peninggalan Nabi Sulaiman

Pertama. Nama saba’ itu sendiri. “..dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu

berita penting yang diyakini.” (QS. 27:22). Di Indonesia ada nama dan tempat bernama saba’

(tempat pertemuan) dan ada tempatnya. sementara di Yaman tidak ada. Yang ada hanya

sabuun(prasasti), tapi tidak ada a=nama tempat bernama saba’

Kedua. Hutan saba’. “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di

tempat kediaman mereka yaitu dua buah hutan (kebun) di sebelah kanan dan di sebelah kiri”

(QS.34:14). Disebutkan terdapat hutan sebagai tanda kekuasaan (ayat). Allah menyebut sesuatu

sebagai ayat maka berarti sesuatu tersebut tidak akan hilang dan tetap dapat di amati oleh

manusia. Sebagaimana dalam QS 54.15 Allah menyebut kapal nabi nuh sebagai ayat dan itu

kita temukan. Maka sesuai sebutan ―ayat‖ itu seharusnya hutan itu juga bisa ditemukan atau

pastilah hutan saba’ itu masih ditemukan. Kita bisa buka dalam kamus bahasa jawa kawi,

HUTAN dalam bahasa jawa adalah WANA, dan SABA’ berarti PERTEMUAN. Jadi hutan saba’ itu

ada di pulau jawa yaitu WANASABA=WONOSOBO Ada juga nama sleman yang berasal dari

kata sulaiman. Sementara di Yaman tidak diketemukan nama-nama semacam itu.

Ketiga. Tempat bersujud (menyembah) kepada matahari. “Aku mendapati dia dan

kaumnya menyembah (bersujud kepada) matahari…”(QS. 27:24). Di Yaman tidak dijumpai

tempat semacam itu, sementara di Indonesia tempat semacam itu ada yaitu di kawasan bukit

candi Boko. Disana ada tempat yang digunakan untuk menyembah matahari yang berupa

bangunan di atas bukit menghadap ketimur, ke arah matahari terbit.

Keempat. Bangunan di lembah semut. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu

dari AI Kitab[1097]: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.

Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini

termasuk kurnia Tuhanku …”(QS. 27:40). Di Yaman tidak ada bangunan semacam ini, tapi di

Indonesia ada, yaitu candi Borobudur. candi Borobudur terletak di sebuah lembah, dan itulah

lembah semut, lembah terindah di dunia.

Page 10: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 9 of 12

Kelima. Fakta pemindahan. Ada bekas stupa di candi Boko (36 km dari candi

Borobudur), dimana tekstur bekas stupa itu sangat mirip dengan yang ada di candi borobudur.

di Yaman tidak ada.

Keenam. Sidrin qolil. “…sesuatu yang disebut sidrin Qolil”(qs. 34:16). Di indonesia

sidrin qolil ini masih ada sampai sekarang, yaitu terdapat di candi Boko, sementara di Yaman

tidak ada.

Ketujuh. Buah yang rasanya pahit, dan menjadi buah mulut (cerita rakyat). “…dan

kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang

berbuah pahit…”(QS. 34:16). Di Indonesia ada buah yang rasanya pahit yaitu buah MAJAPAHIT,

di Yaman tidak ada.

Kedelapan. Sisa banjir. “… Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang

besar…”(QS.34:16). Di Yaman disebutkan banjir ini disebabkan runtuhnya bendungan Ma’rib

(sebesar bendungan situ gintung) tapi banjir yang semacam ini terlalu kecil untuk

memusnahkan sebuah negeri. Tapi di Indonesia banjir itu ada yaitu banjir sangat besar yang

menenggelamkan dataran/dangkalan sunda, mengakibatkan Indonesia terbagi menjadi banyak

pulau. Fakta sejarah mengungkapkan bahwa dulu nusantara merupakan satu wilayah daratan

yang luas sebelum menjadi wilayah kepulauan.

Kesembilan. Bukti bahwa negeri saba’ telah dihancurkan sehancur-hancurnya. “Maka

kami jadikan mereka buah mulut dan kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi

setiap orang yang sabar lagi bersyukur.” (QS.34:19). Di Indonesia fakta jelas mengatakan bahwa

wilayah nusan tara yang dulunya satu daratan, setelah banjir besar di jaman es terbagi menjadi

17.000 pulau. Dari 1 menjadi 17.000. dalam sejarah dunia belum pernah ada daratan yang

karena suatu kejadian kemudian menyebabkannya terbagi menjadi 17.000 bagian. Inilah

maksud dari dihancurkan sehancur-hancurnya. Semantara di Yaman tidak ada fakta semacam

itu.

Sepuluh. “…Kami bataskan padanya perjalanan…”(QS.34:18). Setelah banjir besar,

maka perjalana darat menjadi terbatas karena pulau-pulau dibatasi lautan. Sementara di Yaman

tidak ditemukakan fakta ini.

Page 11: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 10 of 12

Sebelas. Jarak terbang ideal. “Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia

berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa

kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.”(QS.27:22). “Pergilah dengan

(membawa) suratku ini”(QS.27:28) jarak pemindahan istana adalah sejauh jarak terbang burung

(36 km). di Indonesia jarak ideal ini ada Yaitu jarak candi Borobudur-candi Boko. Sementara

kalo di Yaman, jarak antara Yaman-Palestina terlalu jauh.

Keduabelas. “Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (QS.34:21). Jadi

pastilah Allah memelihara negeri saba’ yang menjadi ayat (tanda kekuasaan) Nya itu. Di Yaman

sudah tidak ada, sementara di Indonesia masih ada.

Ketigabelas. Surat dari Nabi Sulaiman unutk ratu Balqis. “Berkata ia (Balqis): “Hai

pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “bismillahirrahmaanirrahiim”

(QS. 27:29-30). Di Indonesia ada bukti yang ditemukan di istana ratu boko berupa

lempengan/plat emas bertuliskan bismillahirrahmaanirrahiim. Di Yaman tidak ada.

Keempatbelas. Gedung yang tinggi. “Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang

dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang

(besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku).”(QS.34:13). Di Indonesia

jelas ada yaitu candi borobudur, sedangkan di Yaman tidak ada.

Page 12: Tugas Kelompok Analisis Buku - Filsafat Ilmu

Analisi Buku : Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman

Jayanto – 7816130663 | Zaimul Ihsany – 7816130673 Page 11 of 12

BAB III

KESIMPULAN

Tak salah kiranya saat kita katakan bahwa Nabi Sulaiman merupakan penduduk Jawa,

dari nama saja nabi Sulaiman merupakan satu satunya rasul yang namanya diawai ―Su‖, dari segi

bahasa jawa ―Su‖ diartikan dengan baik dan ―Man‖ orang dan ini sesuai dengan apa yang

dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa, ―Dan kami sudah berikan sebaik baik Hamba kepada Daud dan

Sulaiman‖ (38:30).

Al Qur’an ada ? secara global kita tau, bahwa al Qur’an pentujuk bagi umat manusia

dalam menjalani keihudapan ini, segala hal yang ada di dunia ini terdapat dalam al Qur’an

penjelasannya, seperti borobudur yang kita anggap selama ini makan bagi peradaban Hindu dulu

namun kenyataanya merupakan peninggalan dari nabi Sulaiman dan ini bisa terungkap dengan KH

Fahmi Baysa merujukan semua kepada apa yang terkandung dalam al Qur’an. Itu mungkin sisi lain

dari pesan yang disampaikan oleh KH Fahmi Baysa dalam bukunya tersebut, bahwa segala hal yang

terdapat dalam kehidupan ini terkandung dan sudah dijelaskan di al Qur’an.

KH. Fahmi Baysa merupakan Dosen Matematika Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Univeristas Indonesia dan beberapa Universitas lainya. Lelaki kelahiran Padang 61

tahnun silam ini sudah menerbitkan banyak buku yang berkaitan dengan Angka namun tak

terlepas dengan al-Qur’an. Menyandang title KH beliau tak jarang berdakwah dalam membumikan

Islam.

Tak ada gading yang tak retak itu benar, hukum alam itu pun tak luput dari buku ini,

penulis sering menguat pernyataan yang sudah ada sebelumnya, dan pemakain bahasa

matematika yang sangat sederhana hingga sedikit dibutuhkan penjelasan dari penjabaranya.

Kekurangan itu tertutup dengan kemasan buku ini yang sangat pandai dalam

memanjakan mata, penggunaan warna kuning yang membuat buku ini terkesan mewah serta

fakta-fakta yang diungkapkan dalam buku ini dijelaskan dengan ayat-ayat al Qur’an dan untuk

mempermudah pembacanya buku ini juga dilengkapi dengan DVD ekspedisi Borobudur yang

merupakan film dokumenter buku tersebut.