Tugas Kelompok Peningkatan Tik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    1/20

    PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

    I. TINJAUAN TEORI

    A. Pengertian

    Tekanan intrakranial (TIK) didefiniskan sebagai tekanan dalam rongga kranial dan

    biasanya diukur sebagai tekanan dalam ventrikel lateral otak (Joanna Beeckler, 2006).

    Menurut Morton, et.al tahun 2005, tekanan intrakranial normal adalah 0-15 mmHg. Nilai

    diatas 15 mmHg dipertimbangkan sebagai hipertensi intrakranial atau peningkatan

    tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu otak (sekitar

    80% dari volume total), cairan serebrospinal (sekitar 10%) dan darah (sekitar 10%) (Joanna

    Beeckler, 2006). MonroKellie doktrin menjelaskan tentang kemampuan regulasi otak yang

    berdasarkan volume yang tetap (Morton, et.al, 2005). Selama total volume intrakranialsama, maka TIK akan konstan. Peningkatan volume salah satu faktor harus diikuti

    kompensasi dengan penurunan faktor lainnya supaya volume tetap konstan. Perubahan salah

    satu volume tanpa diikuti respon kompensasi dari faktor yang lain akan menimbulkan

    perubahan TIK (Morton, et.al, 2005). Beberapa mekanisme kompensasi yang mungkin

    antara lain cairan serebrospinal diabsorpsi dengan lebih cepat atau arteri serebral

    berkonstriksi menurunkan aliran darah otak (Joanna Beeckler, 2006).

    Salah satu hal yang penting dalam TIK adalah tekanan perfusi serebral/cerebral

    perfusion pressure (CPP). CPP adalah jumlah aliran darah dari sirkulasi sistemik yang

    diperlukan untuk memberi oksigen dan glukosa yang adekuat untuk metabolisme otak

    (Black&Hawks, 2005). CPP dihasilkan dari tekanan arteri sistemik rata-rata dikurangi

    tekanan intrakranial, dengan rumus CPP = MAP ICP. CPPnormal berada pada rentang

    60-100 mmHg. MAP adalah rata-rata tekanan selama siklus kardiak. MAP = Tekanan

    Sistolik + 2X tekanan diastolik dibagi 3. Jika CPPdiatas 100 mmHg, maka potensial terjadi

    peningkatan TIK. Jika kurang dari 60 mmHg, aliran darah ke otak tidak adekuat sehingga

    hipoksia dan kematian sel otak dapat terjadi (Morton et.al, 2005). Jika MAP dan ICP sama,

    berarti tidak ada CPP dan perfusi serebral berhenti, sehingga penting untuk

    mempertahankan kontrol ICP dan MAP (Black&Hawks, 2005).

    B. Anatomi Fisiologi

    Ruang intrakranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai dengan kapasitasnya

    dengan unsur yang tidak dapat ditekan: cairan serebrospinal ( 75 ml), dan darah ( 75 ml),

    otak (1400 g).

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    2/20

    1. Cairan Serebrospinal

    Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan jernih yang mengelilingi otak dan korda

    spinalis. CSS melindungi otak terhadap getaran fisik. Antara CSS dan jaringan saraf

    terjadi pertukaran zat-zat gizi dan produk sisa. Walaupun CSS dibentuk dari plasma yang

    mengalir melalui otak, konsentrasi elektrolit dan glukosanya berbeda dari plasma.

    CSS dibentuk sebagai hasil filtrasi, difusi, dan transport aktif melintasi kapiler-kapiler

    khusus kedalam ventrikel (rongga) otak, terutama ventrikel lateralis. Jaringan kapiler

    yang berperan dalam pembentukan CSS disebut pleksus koroideus. Setelah berada

    didalam ventrikel, CSS mengalir kebatang otak. Melalui lubang-lubang kecil dibatang

    otak, CSS beredar kepermukaan otak dan korda spinalis. Dipermukaan otak, CSS masuk

    ke sistem vena dan kembali ke jantung. Dengan demikian CSS terus-menerus mengalamiresirkulasi melalui susunan saraf pusat. Apabila saluran CSS diventrikel mengalami

    sumbatan, maka dapat terjadi penimbunan cairan. Akibatnya akan terjadi peningkatan

    tekanan didalam atau dipermukaan otak.

    2. Sawar Darah Otak

    Sawar darah otak mengacu kepada kemampuan sistem vaskular otak untuk memanipulasi

    komposisi cairan interstisium serebrum sehingga berbeda dibandingkan dengan cairan

    interstisium dibagian tubuh lainnya. Sawar darah otak terbentuk dari sel-sel endotel yang

    saling berkaitan erat dikapiler otak, dan dari sel-sel yang melapisi ventrikel yang

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    3/20

    yang halus dari pajanan bahan-bahan yang pontensial berbahaya. Banyak obat dan zat

    kimia tidak dapat menembus sawar darah otak.

    Otak menerima aliran darah otak sekitar 15% curah jantung. Tingginya tingkat aliran arah

    ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan otak yang terus-menerus akan glukosa dan

    oksigen.

    3. Otak

    Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh

    manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak

    sangat rentan dan kebutuhan oksigen dan glukosa melalui aliran darah adalah

    konstan.metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat.

    Aktivitas otak yang tak pernah berhenti ini berkaitan dengan fungsinya yang kritis

    sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan system efektor perifertubuh, dan fungsi sebagai pengatur informasi yang masuk, simpan pengalaman, impuls

    yang keluar dan tingkah laku.

    Otak terdiri dari batang otak, serebelum, diensefalon, sistim limbik dan serebrum.

    Peningkatan volume salah satu diantara ketiga unsur utama ini mengakibatkan desakan

    pada ruangan yang ditempati oleh unsur lainnya dan menaikan tekanan intrakranial.

    C. Etiologi

    1. Volume intrakranial yang meninggi (Adams RD 1989)

    Volume intrakranial yang meninggi dapat disebabkan oleh:

    Tumor serebri

    Infark yang luas

    Trauma

    Perdarahan

    Abses

    Hematoma ekstraserebral

    2. Dari faktor pembuluh darah

    Meningginya tekanan vena karena kegagalan jantung atau karena obstruksi mediastinal

    superior, tidak hanya terjadi peninggian volume darah vena di piameter dan sinus

    duramater, juga terjadi gangguan absorpsi cairan serebrospinalis.

    3. Obstruksi pada aliran dan pada absorpsi dari cairan serebrospinalis, maka dapat terjadi

    hidrosefalus

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    4/20

    D. Patofisiologi

    Jika massa intrakranial membesar, kompensasi awal adalah pemindahan cairan serebrospinal

    ke kanal spinal. Kemampuan otak beradaptasi terhadap meningkatnya tekanan tanpa

    peningkatan TIK dinamakan compliance. Perpindahan cairan serebrospinal keluar dari

    kranial adalah mekanisme kompensasi pertama dan utama, tapi lengkung kranial dapat

    mengakomodasi peningkatan volume intrakranial hanya pada satu titik. Ketika compliance

    otak berlebihan, TIK meningkat, timbul gejala klinis, dan usaha kompensasi lain untuk

    mengurangi tekananpun dimulai (Black&Hawks, 2005).

    Kompensasi kedua adalah menurunkan volume darah dalam otak. Ketika volume darah

    diturunkan sampai 40% jaringan otak menjadi asidosis. Ketika 60% darah otak hilang,

    gambaran EEG mulai berubah. Kompensasi ini mengubah metabolisme otak, seringmengarah pada hipoksia jaringan otak dan iskemia (Black&Hawks, 2005).

    Kompensasi tahap akhir dan paling berbahaya adalah pemindahan jaringan otak melintasi

    tentorium dibawah falx serebri, atau melalui foramen magnum ke dalam kanal spinal.

    Proses ini dinamakan herniasi dan sering menimbulkan kematian dari kompresi batang

    otak.

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    5/20

    Mekanisme kompensasi

    dari peningkatan tekanan

    intrakranial

    Obstruksi sirkulasi

    cairan serebrospinal

    hidrosefalus

    Herniasi unkus atauserebelum

    Herniasi menekan

    mesensefalon

    Kompresi medulla oblongata

    Pola nafas tidak efektif,

    Nutrisi kurang dari kebutuhan

    Henti pernafasan, nausea,

    muntah proyektil

    Hilangnya kesadaran

    dan menekan saraf otak

    Traksi dan pergeseran struktur peka-

    nyeri dalam rongga intrakranial

    Bertambahnya

    massa dalam

    tengkorak

    Perubahan

    sirkulasi cairan

    serebrospinal

    Terbentuknya

    edema sekitar tumor

    Gangguan perfusi jaringan

    serebral,

    Bersihan jalan napas tidak

    efektif

    Nyeri kepala

    Papiledema

    Pembengkakan

    papila saraf optikus

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    6/20

    E. Manifestasi Klinik

    Kenaikan tekanan intra cranial sering memberikan gejala klinis yang dapat dilihat seperti :

    1. Nyeri Kepala

    Nyeri kepala pada tumor otak terutama ditemukan pada orang dewasa dan kurang

    sering pada anak-anak. Nyeri kepala terutama terjadi pada waktu bangun tidur, karena

    selama tidur PCO2 arteri serebral meningkat sehingga mengakibatkan peningkatan dari

    serebral blood flow dan dengan demikian mempertinggi lagi tekanan intrakranial. Juga

    lonjakan tekanan intrakranial sejenak karena batuk, mengejan atau berbangkis akanmemperberat nyeri kepala. Pada anak kurang dari 10-12 tahun, nyeri kepala dapat

    hilang sementara dan biasanya nyeri kepala terasa didaerah bifrontal serta jarang

    didaerah yang sesuai dengan lokasi tumor. Pada tumor didaerah fossa posterior, nyeri

    kepala terasa dibagian belakang dan leher.

    2. Muntah

    Muntah dijumpai pada 1/3 penderita dengan gejala tumor otak dan biasanya disertai

    dengan nyeri kepala. Muntah tersering adalah akibat tumor di fossa posterior. Muntah

    tersebut dapat bersifat proyektil atau tidak dan sering tidak disertai dengan perasaan

    mual serta dapat hilang untuk sementara waktu.

    3. Kejang

    Kejang umum/fokal dapat terjadi pada 20-50% kasus tumor otak, dan merupakan gejala

    permulaan pada lesi supratentorial pada anak sebanyak 15%. Frekwensi kejang akan

    meningkat sesuai dengan pertumbuhan tumor. Pada tumor di fossa posterior kejang

    hanya terlihat pada stadium yang lebih lanjut. Schmidt dan Wilder (1968)

    mengemukakan bahwa gejala kejang lebih sering pada tumor yang letaknya dekat

    korteks serebri dan jarang ditemukan bila tumor terletak dibagian yang lebih dalam dari

    himisfer, batang otak dan difossa posterior.

    4. Papil edema

    Papil edem juga merupakan salah satu gejala dari tekanan tinggi intrakranial. Karena

    tekanan tinggi intrakranial akan menyebabkan oklusi vena sentralis retina, sehingga

    terjadilah edem papil. Barley dan kawan-kawan, mengemukakan bahwa papil edem

    ditemukan pada 80% anak dengan tumor otak.

    5 Gejala lain yang ditemukan:

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    7/20

    False localizing sign: yaitu parese N.VI bilateral/unilateral, respons ekstensor yang

    bilateral, kelainann mental dan gangguan endokrin

    Gejala neurologis fokal, dapat ditemukan sesuai dengan lokalisasi tumor yaitu :

    i. Tumor lobus frontalis

    Karakteristik dari tumor lobus frontalis adalah ditemukannya gangguan fungsi

    intelektual. Ada 2 tipe perubahan kepribadian:

    - apatis dan masa bodoh

    - euforia

    Tetapi lebih sering ditemukan adalah gabungan dari kedua tipe tersebut. Bila

    masa tumor menekan jaras motorik maka akan menyebabkan hemiplegi

    kontralateral. Tumor pada lobus yang dominan akan menyebabkan afasia

    motorik dan disartri.

    ii. Tumor lobus parietalis

    Tumor pada lobus parietalis dapat menyebabkan bangkitan kejang umum atau

    fokal, hemianopsia homonim, apraksia. Bila tumor terletak pada lobus yang

    dominan dapat menyebabkan afasia sensorik atau afasia sensorik motorik,

    agrafia dan finger agnosia.

    iii. Tumor lobus temporalis

    Tumor yang letaknya dibagian dalam lobus temporalis dapat menyebabkanhemianopsia kontralateral, bangkitan psikomotor atau bangkitan kejang yang

    didahului oleh auraolfaktorius, atau halusinasi visual dari bayangan yang

    kompleks. Tumor yang letaknya pada permukaan lobus dominan dapat

    menyebabkan afasia sensorik motorik atau disfasia.

    iv. Tumor lobus oksipitalis

    Tumor lobus oksipitalis umumnya dapat menyebabkan kelainan lapangan

    pandang kuadrantik yang kontralateral atau hemianopsia dimana makulamasih baik. Dapat terjadi bangkitan kejang yang didahului oleh aura berupa

    kilatan sinar yang tidak berbentuk.

    v. Tumor fossa posterior

    Tumor pada ventrikel IV dan serebelum akan menggangu sirkulasi cairan

    serebrospinalis sehingga memperlihatkan gejala tekanan tinggi intrakranial.

    Keluhan nyeri kepala, muntah dan papil edem akan terlihat secara akut,

    sedangkan tanda-tanda lain dari serebelum akan mengikuti kemudian.

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    8/20

    Pengkajian keperawatan yang perlu dilakukan terkait dengan peningkatan TIK yaitu

    (Black&Hawks, 2005) :

    1. Pemeriksaan GCS.

    GCS adalah pengkajian neurologi yang paling umum dan terdapat tiga komponen

    pemeriksaan yaitu membuka mata, respon verbal dan respon motorik. Nilai tertinggi

    15 dan nilai terendah 3. pemeriksaan GCS tidak dapat dilakukan jika klien diintubasi

    sehingga tidak bisa berbicara, mata bengkak&tertutup, tidak bisa berkomunikasi,

    buta, afasia, kehilangan pendengaran, dan mengalami paraplegi/paralysis. Pemeriksaan

    GCS pertama kali menjadi nilai dasar yang akan dibandingkan dengan nilai hasil

    pemeriksaan selanjutnya untuk melihat indikasi keparahan. Penurunan nilai 2 poin

    dengan GCS 9 atau kurang menunjukkan injuri yang serius (Black&Hawks, 2005).

    2. Tingkat kesadaran.Perubahan pertama pada klien dengan gangguan perfusi serebral adalah perubahan

    tingkat kesadaran. Pengkajian tngkat kesadaran berlanjut dan rinci perlu dilakukan

    sampai klien mencapai kesembuhan maksimal (Black&Hawks, 2005).

    3. Respon pupil.

    Pupil diperiksa tampilan dan respon fisiologisnya.pupil yang terpengaruh biasanya pada

    sisi yang sama (ipsilateral) dengan lesi otak yang terjadi, dan defisit motorik dan

    sensorik biasanya pada sisi yang berlawanan (kontralateral). Pemeriksaan pupil

    meliputi: kesamaan ukuran pupil, ukuran pupil, posisi pupil (ditengah atau miring),

    rekasi terhadap cahaya, bentuk pupil (pupil oval bukti awal peningkatan TIK),

    akomodasi pupil (Black&Hawks, 2005).

    4. Gerakan mata.

    Gerakan mata normalnya bersamaan. Jika bergerak tidak bersamaan (diskonjugasi),

    catat dan segera laporkan.

    5. Tanda tanda vital.

    Tanda-tanda vital diperiksa setiap 15 menit sampai keadaan klien stabil. Suhu tubuh

    diukur setiap 2 jam.pola nafas klien dikaji dengan cermat. Jika TIK meningkat dan

    herniasi terjadi di medulla, maka Chusing response dapat terjadi, sehingga respon ini

    perlu juga diperiksa.

    6. Pemeriksaan saraf kranial.

    Pemeriksaan ini misalnya berupa memeriksa gerkaan ekstraokular, gag refleks,

    pemeriksaan otot wajah, dan lain sebagainya.

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    9/20

    Selain pemeriksaan diatas, pengkajian menyeluruh terhadap semua data-data lain dari

    klien tetap diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, sehingga dapat disusun

    rencana keperawatan dengan akurat dan tepat.

    G. Pemeriksaan Diagnostik

    1. Foto Polos Kepala

    Pada Anak:

    a. Sutura melebar

    Pada umur 7 tahun sutura mulai mendekati dimana hal ini mungkin terlihat setelah

    umur 14 atau 15 tahun. Keadaan ini tidak terlihat setelah umur 25 atau 30 tahun.

    (Meschan, 1985)

    Satura yang melebar ini terutama jelas terlihat pada sutura koronaria dan sutura

    sagitalis serta jarang terlihat pada sutura lambdoidea (Sutton D,1980; Chapman S,1985)

    b. Ukuran kepala yang membesar

    Ukuran kepala yang membesar dijumpai pada:

    Ventrikel yang membesar

    Pada hidrosefalus ditemukan ventrikel yang membesar, misalnya disebabkan

    oleh suatu stenosis aquaduktus Sylvii, Arnold Chiari Malfornation atau Dendy

    Walker Cyst

    Ventrikel yang normal

    Dijumpai pada oedema serebri, space ocuping lesion dan megalencephaly

    c. Craniolacunia

    Craniolacunia adalah suatu gambaran menyerupai alur yang berbentuk oval atau

    seperti jari pada tabula interns dengan diantaranya terdapat bony ridge. Tanda ini

    terlihat pada neonatus sampai bayi berumur 6 bulan.

    Keadaan ini berhubungan dengan myelomeningocele, ecephalecele, stenosisaquaductus sylvii dan arnold chiari malformation (Sutton D, 1980; Chapman S,

    1985)

    d. Erosi dorsum sellae

    Pada anak-anak erosi dorsum sellae merupakan tanda lanjut dari tekanan tinggi

    intrakranial. Untuk terjadinya erosi dorsum sellae membutuhkan waktu

    beberapa minggu. Keadaan ini hanya terlihat pada 30% kasus dengan tekanan

    tinggi intrakranial. Jika erosi dorsum sellae tidak disertai dengan sutura yangmelebar, umumnya hal ini disebabkan oleh lesi fokal pada daerah sella (Sutton D,

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    10/20

    e. Bertambahnya convolutional marking

    Untuk suatu tekanan tinggi intrakranial bertambahnya convolutional marking

    tidak dapat dipercaya. Dalam keadaan normal keadaan inibervariasi antara umur

    4-10 tahun (Chapman S, 1985)

    Pada dewasa

    a. Erosi dorsum sellae

    Pada orang dewasa biasanya terjadi erosi dorsum sellae dan merupakan gambaran

    yang khas. Pada tekanan tinggi intracranial yang lama seluruh dorsum sellae

    mungkin tidak jelas terlihat. Sebenarnya erosi prossesus posterio dan dorsum

    sellae disebabkan oleh tekanan dari dilatasi ventrikel III dan pada umumnya

    ditemukanpada penderita dengan tumor pada fossa posterior dan hidrosefalus.

    Erosi sellae oleh karena tekanan tinggi intrakranial harus dibedakan dari lesi

    destruksi lokal. Selain daripada adenoma pituitaria yang terdiri atas

    meningioma, chordoma, craniopharyngioma dan aneurisma (Sutton D, 1980)

    b. Pergeseran kelenjar pineal

    Pada proyeksi Towne dengan kualitas filma yang baik, kelenjar pineal terlihat

    terletak di garis tengah. Jika terjadi pergeseran dari kalsifikasi kelenjar pineal lebih

    dari 3 mm pada satu sisi garis tengah,menunjukkan adanya massa intrakranial.

    Pada umumnya sebagai penyebabnya adalah tumor intrakranial, tetapi lesi

    seperti subdural hematom dan massa non neoplastik dapat menyebabkan hal yang

    sama (Sutton D dan Chapman S)

    c. Kalsifikasi Patologi

    Pada space occupying lession dapat terlihat adanya kalsifikasi yang patologik.

    Keadaan ini terlihat dengan gambaran radiologik kira-kira pada 5%-10% kasus

    (Sutton D, 1980)

    2. COMPUTERIZED TOMOGRAPHY / CT SCANCT Scan merupakan pemeriksaan yang aman dan tidak invasif serta mempunyai

    ketepatan yang tinggi. Masa tumor menyebabkan kelainan pada tulang tengkorak yang

    dapat berupa erosi atau hiperostosis, sedang pada parenkhim dapat merubah struktur

    normal ventrikel, dan juga dapat menyebabkan serebral edema yang akan terlihat

    berupa daerah hipodensiti. Setelah pemberian kontrast, akan terlihat kontrast

    enhancement dimana tumor mungkin terlihat sebagai daerah hiperdensiti.

    Kelemahan CT Scan menurut Davuis (1976) kurang mengetahui adanya tumoryang berpenampang kurang dri 1,5 cm dan yang terletak pada basis kranii (Wesiberg L)

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    11/20

    MRI dapat mendeteksi tumor dengan jelas dimana dapat dibedakan antara tumor dan

    jaringan sekitarnya. MRI dapat mendeteksi kelainan jaringan sebelum terjadinya

    kelainan morfologi.

    4. Angiografi serebral.

    Untuk mengetahui deviasi pembuluh darah.

    H. Penatalaksanaan Medis

    A. Penatalaksanaan Umum

    Tujuannya adalah menghindari hipoksia (pO2 < 60 mmHg) dan menghindari hipotensi

    (tekanan darah sistol 90 mmHg). Beberapa hal yang berperan besar dalam menjaga

    agar TIK tidak meninggi antara lain adalah :

    1. Mengatur posisi kepala lebih tinggi sekitar 30-45, dengan tujuan memperbaiki

    venous return2. Mengusahakan tekanan darah yang optimal

    Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan edema serebral, sebaliknya

    tekanan darah terlalu rendah akan mengakibatkan iskemia otak dan akhirnya juga

    akan menyebabkan edema dan peningkatan TIK.

    3. Mencegah dan mengatasi kejang

    4. Menghilangkan rasa cemas, agitasi dan nyeri

    5. Menjaga suhu tubuh normal < 37,5C

    Kejang, gelisah, nyeri dan demam akan menyebabkan ketidakseimbangan antara

    suplai dan kebutuhan akan substrat metabolisme. Di satu sisi terjadi peningkatan

    metabolisme serebral, di lain pihak suplai oksigen dan glukosa berkurang,

    sehingga akan terjadi kerusakan jaringan otak dan edema. Hal ini pada akhirnya

    akan mengakibatkan peninggian TIK.

    6. Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit

    Hiponatremia akan menyebabkan penurunan osmolalitas plasma sehingga akan

    terjadi edema sitotoksik, sedangkan hipernatremia akan menyebabkan lisisnya sel-

    sel neuron.

    7. Hindari kondisi hiperglikemia

    8. Pasang kateter vena sentral untuk memasukkan terapi hiperosmolar atau vasoaktif

    jika diperlukan. MAP < 65 mmHg harus segera dikoreksi.

    9. Atasi hipoksia

    Kekurangan oksigen akan menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob,

    sehingga akan terjadi metabolisme tidak lengkap yang akan menghasilkan asam

    laktat sebagai sisa metabolisme Peninggian asam laktat di otak akan

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    12/20

    menyebabkan terjadinya asidosis laktat, selanjutnya akan terjadi edema otak dan

    peningkatan TIK.

    10. Pertahankan kondisi normokarbia (PaCO2 35 - 40 mmHg)

    11. Hindari beberapa hal yang menyebabkan peninggian tekanan abdominal seperti

    batuk, mengedan dan penyedotan lendir pernafasan yang berlebihan.

    B. Tatalaksana khusus

    1. Mengurangi efek massa

    Pada kasus tertentu seperti hematom epidural, subdural maupun perdarahan

    intraserebral spontan maupun traumatik serta tumor maupun abses intrakranial

    tentunya akan menyebabkan peninggian TIK dengan segala konsekuensinya.

    Sebagian dari kondisi tersebut memerlukan tindakan pembedahan untuk

    mengurangi efek massa.Kraniektomi dekompresi dapat dilakukan untuk peningkatan yang refrakter

    terhadap terapi konservatif dan menunjukkan penurunan TIK mencapai 70%.

    2. Sedasi dan/atau paralisis bila diperlukan, misalnya pada pasien agitasi, atau

    terjadinya peningkatan TIK karena manuver tertentu seperti memindahkan pasien

    ke meja CT scan. Paralitik dapat digunakan untuk menurunkan TIK refrakter,

    tetapi beresiko terjadinya myopati/neuropati dan dapat mengaburkan kejang.

    3. Mengurangi volume cairan serebrospinal

    Mengurangi cairan serebrospinal biasanya dilakukan apabila didapatkan

    hidrosefalus sebagai penyebab peningkatan TIK seperti halnya pada infeksi

    meningitis atau kriptokokkus. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam hal ini

    yaitu : memasang kateter intraventrikel, lumbal punksi, atau memasang kateter

    lumbal. Pemilihan metode yang dipakai tergantung dari penyebab hidrosefalus atau

    ada/tidaknya massa intrakranial.

    Pengaliran cairan serebrospinal dengan kateter lumbal dapat dikerjakan apabila

    diyakini pada pemeriksaan imaging tidak didapatkan massa intrakranial atau

    hidrosefalus obstruktif. Biasanya dipakai kateter silastik 16 G pada intradura

    daerah lumbal. Dengan kateter ini disamping dapat mengeluarkan cairan

    serebrospinal, dapat juga dipakai untuk mengukur TIK. Keuntungan lainnya adalah

    teknik ini tidak terlalu sulit dan perawatan dapat dilakukan di luar ICU.

    4. Mengoptimalkan CPP dengan menambahkan vasopressor dan /atau cairan isotonik

    jika CPP

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    13/20

    Hiperventilasi akan menyebabkan alkalosis respiratorik akut, dan perubahan pH

    sekitar pembuluh darah ini akan menyebabkan vasokonstriksi dan tentunya akan

    mengurangi CBV sehingga akan menurunkan TIK. Efek hiperventilasi akan terjadi

    sangat cepat dalam beberapa menit. Tindakan hiperventilasi merupakan tindakan

    yang efektif dalam menangani krisis peningkatan TIK namun akan menyebabkan

    iskemik serebral. Sehingga hal ini hanya dilakukan dalam keadaan emergensi saja.

    Hiperventilasi dilakukan dalam jangka pendek hingga mencapai PaCO2 25-30

    mmHg. Penurunan PaCO2 1 mmHg akan menurunkan CBF 3%. Efek

    hiperventilasi dapat menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan resiko iskemik

    jaringan sehingga tindakan ini hanya dilakukan untuk waktu yang singkat.

    Indikasi hiperventilasi

    a. Untuk periode singkat (beberapa menit) pada waktu berikut :Sebelum insersi monitor TIK : jika ada tanda klinis hipertensi intrakranial.

    Setelah insersi monitor : jika ada peningkatan TIK tiba-tiba dan/atau akut

    kemunduran neurologis.

    b. Untuk periode yang lebih panjang jika hipertensi intrakranial tidak responsif

    terhadap sedasi, paralitik, drainase CSF dan diuretik osmotik.

    Hindari ventilasi bila :

    a. Jangan digunakan untuk profilaksis

    b. Hindari hiperventilasi yang panjang

    Jika hiperventilasi diperpanjang pada pCO2=25-30 mmHg dianggap perlu,

    pertimbangkan untuk monitor SjvO2, AVdO2, atau CBF untuk menghindari

    iskemik serebri

    c. Hipertensi intrakranial yang tidak responsif dengan terapi lain, lakukan

    hiperventilasi jika pCO2 =30-35 mmHg

    d. Jangan pernah turunkan pCO2 < 25 mmHg

    Hemodilusi dan anemia mempunyai efek yang menguntungkan terhadap CBF

    dan penyampaian oksigen serebral. Hematokrit sekitar 30% (viskositas darah

    yang rendah) akan lebih berefek terhadap diameter vaskuler dibanding terhadap

    kapasitas oksigen, sehingga akan terjadi vasokonstriksi dan akan mengurangi

    CBV dan TIK. Namun, bila hematokrit turun dibawah 30% akan berakibat

    menurunnya kapasitas oksigen. Hal ini justru akan mengakibatkan vasodilatasi

    sehingga TIK akan meningkat. Dengan demikian strategi yang sangat penting

    dalam menjaga TIK adalah mencegah hematokrit jangan sampai turun dibawah

    30%

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    14/20

    6. Terapi osmotik

    Terapi osmotik menarik air ke ruang intravaskuler. Baik mannitol maupun salin

    hipertonik memiliki manfaat rheologik tambahan dalam menurunkan viskositas

    darah dan menurunkan volume dan rigiditas sel darah merah.

    a. Salin hipertonik: loading dose 30 ml salin 23% diberikan dalam 10-20 menit

    melalui CVC, dosis pemeliharaan adalah salin 3% 1 mg/kg/jam dengan kadar

    Na serum 150-155 mEq/jam. Na harus diperiksa tiap 6 jam. Pemasukan salin

    hipertonik ini berkaitan dengan edema. Salin hipertonik dihentikan setelah 72

    jam untuk mencegah terjadinya edema rebound.

    b. Mannitol 20% (dosis 0,25-1 gr/kg)2,3,4 : Loading dose 1gr/kg BB, diikuti dengan

    dosis pemeliharaan 0,5 gr/kg BB tiap 4-6 jam dengan kadar osmolaritas serum

    300-320 mOsm. Osmolalitas serum diperiksa tiap 6 jam. Waktu paruh mannitoladalah 0,16 jam. Efikasi terlihat dalam 15-30 menit, dan durasi efek adalah 90

    menit hingga 6 jam.

    Mekanisme mannitol memberikan efek yang menguntungkan dalam terapi ini

    masih kontroversial, tetapi mungkin meliputi kombinasi berikut:

    1. Menurunkan TIK :

    a. Ekspansi plasma segera : menurunkan hematokrit dan viskositas darah

    dimana akan meningkatkan CBF dan O2 delivery. Ini akan menurunkan

    TIK dalam beberapa menit.

    b. Efek osmotik : meningkatkan tonisitas serum menggambarkan edema

    cairan dari parenkim otak.

    2. Mendukung mikrosirkulasi dengan memperbaiki reologi darah.

    Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian

    mannitol yaitu sebagai berikut :

    a. Mannitol membuka sawar darah otak, dan mannitol yang melintasi

    sawar darah otak ke sistem saraf pusat dapat memperburuk edema otak.

    Jadi penggunaan mannitol harus diturunkan perlahan (tapering) untuk

    mencegah rebound TIK.

    b. Pemberian bolus yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi dan

    jika autoregulasi terganggu maka akan meningkatkan CBF dimana

    dapat mencetuskan herniasi daripada mencegahnya.

    c. Mannitol dosis tinggi beresiko untuk terjadinya gagal ginjal akut

    khususnya pada osmolaritas serum > 320 mOsm/L, penggunaan obat-

    obatan nefrotoksik lainnya sepsis adanya penyakit ginjal sebelumnya

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    15/20

    Tabel. Terapi osmotik

    Pemberian Efek samping Digunakan Hindari bila

    Salin

    hipertonik

    Dapat diberikan dg

    infus berlanjut,

    memperbaiki CPP,

    meningkatkan volume,

    efektif dlmmenurunkan TIK pada

    pasien yg refrakter dg

    mannitol

    Overload volume, edem

    pulmonal, hipernatremia

    ekstrim, rebound edema

    serebri saat tapering,

    insufisiensi renal, CPM(central pontine

    myenolysis)

    Ingin

    meningkatkan

    volume atau

    memperbaiki

    CPP

    CHF

    dekompensata,

    hati-hati jika

    hiponatremia

    baseline > 24jam.

    Mannitol Dapat digunakan

    melalui jalur perifer,

    bolus

    Deplesi volume, harus

    penuh urine output

    dengan salin, khususnya

    pada TBI dan SAH,

    hipotensi, rebound

    edema serebral,

    hipernatremia,

    insufisiensi renal

    Ingin untuk

    diuresis

    Gagal ginjal,

    hipotensi

    7. Pilihan lainnya :

    a. Totilac : merupakan cairan hipertonik sodium laktat dengan konsentrasi

    fisiologis potasium klorida dan kalsium klorida. Cairan ini memiliki osmolaritas

    1020 mOsm/L dengan pH 7.0. Cairan ini netral dan ketika laktat dimetabolisme, ia

    tidak menyebabkan asidosis. Dosis penggunaan 10 cc/kg BB selama 12 jam

    intravena. Totilac mengandung ion yang akan berdisosiasi menjadi anion (laktat

    dan klorida) dan kation (sodium, potasium, kalsium). Sodium, kation di

    ekstraseluler, jika konsentrasinya tinggi akan menjaga hipertonisitas sehingga

    memperbaiki hemodinamik. Laktat, metabolik fisiologis dimana akan dioksidasi di

    mitokondria, dimana oksidasinya akan menghasilkan energi yang sama dengan

    glukosa. Kalsium, memegang peranan pada kontraktilitas jantung. Potasium,

    mencegah hipokalemia, dimana dapat disebabkan infus sodium laktat.

    b. Barbiturat : bolus penobarbital 5-20 mg/kg diikuti 1-4 mg/kg/jam. Barbiturat

    menurunkan metabolic demanddan selanjutnya CBF, CBV dan TIK jika rantai

    metabolisme masih intak. Resiko penggunaan meliputi hipotensi, kesulitan menilai

    pasien karena efek sedatifnya, supresi jantung.

    c. Induksi hipotermia hingga 32-34C dapat menurunkan CBF dan TIK dengan

    menurunkan metabolic demand. Tiap penurunan temperatur 1C akan menurunkan

    metabolisme oksigen otak (CMRO2) 7%. Efek samping hipotermi meliputi infeksi

    sistemik, bakteremia, koagulopati, pneumonia, hipokalemia, dan aritmia

    d. Steroid : seperti deksametason tidak efektif digunakan pada pasien trauma kapitis.

    Biasanya berguna untuk edema yang berhubungan dengan tumor dan infeksi. Dosis

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    16/20

    awal yang biasa digunakan adalah 10 mg deksametason intravena diikuti 4 mg tiap

    6 jam.

    Tabel. Langkah untuk terapi krisis peningkatan TIK akut

    Langkah Rasional

    Periksa jalan nafas, posisi dll (lihat langkah tatalaksana umum)

    Pastikan pasien disedasi dan paralisis Menurunkan peningkatan respon simpatis dan

    hipertensi karena gerakan, tensing abdominal

    musculature

    Drainase 3-5 ml cairan serebrospinal jika ada

    IVC (intraventricular catheter)

    Menurunkan volume intrakranial

    Mannitol* 1 gr/kg iv bolus atau 10-20 ml

    salin 23%

    volumeplasma CBF TIK,

    osmolalitas serum air di otak

    Hiperventilasi dengan ambu bag (jaga pCO2

    > 25 mmHg)

    Menurunkan pCO2 CBF TIK

    Penobarbital 100 mg iv pelan atau tiopental

    2,5 mg/kg iv 10 menit

    Sedatif, TIK, terapi kejang, kemungkinan

    neuroprotektif

    *lewati langkah ini dan langsung ke hiperventilasi jika hipotensi, deplesi volume, atau jika

    osmolalitas serum > 320 mOsm/L.

    II. ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    a) Identifikasi faktor resiko paparan dengan radiasi atau bahan bahan kimia yang bersifat

    carcinogenik.

    b) Identifikasi tanda dan gejala yang dialami: sakit kepala, muntah dan penurunan

    penglihatan atau penglihatan double.

    c) Identifikasi adanya perubahan perilaku klien.

    d) Observasi adanya hemiparase atau hemiplegi.

    e) Perubahan pada sensasi: hyperesthesia, paresthesia.

    f) Observasi adanya perubahan sensori: asteregnosis (tidak mampu merasakan benda

    tajam), agnosia (tidak mampu mengenal objek pada umumnya), apraxia (tidak mampu

    menggunakan alat dengan baik), agraphia (tidak mampu menulis).

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    17/20

    g) Observasi tingkat kesadaran menggunakan GCS dan tanda vital.

    h) Observasi keadaan keseimbangan cairan dan elektrolit.

    i) Psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku, kesulitan mengambil keputusan,

    kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan,

    adanya perubahan peran.

    j) Laboratorium:

    - Jika tidak ada kontraindikasi: lumbal pungsi.

    k) Radiografi:

    1. CT scan.

    2. Foto Polos Kepala

    3. MRI

    B. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Intervensi.

    1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan

    intrakranial.

    Intervensi

    a. Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.

    b. Pantau tanda vital tiap 4 jam.

    c. Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 200-300.

    d. Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran

    mukosa.

    e. Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang

    dipaksakan/mengejan.

    f. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku

    yang tidak sesuai lainnya.

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    18/20

    g. Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK

    dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan

    SSP.

    h. Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil.

    Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan

    menyeluruh.

    i. Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat

    aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.

    j. Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan

    perfusi jaringan.

    k. Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat

    meningkatkan TIK.

    l. Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan

    adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hudak, Gallo. 2001. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. EGC. Jakarta.

    Copyright 2010 Noertika Rustam.

    Ed. Harsono. 2005.Buku Ajar Neurologi Klinis. UGM. Yogyakarta.

    Elizabeth J. Corwin. 2001.Buku saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.

    Eliastam, Sternbach, Bresler. 2003.Buku Saku Penuntun Kedaruratan Medis. EGC. Jakarta.

    Prince, Wilson . 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC. Jakarta

    Satriawan, I Kadek Eric. Asuhan Keperawatan Peningkatanan Tekanan Intra Kranial. Available

    http://www.ericsatriawan.co.cc/2009/06/asuhan-keperawatan-peningkatanan.htmlhttp://www.ericsatriawan.co.cc/2009/06/asuhan-keperawatan-peningkatanan.html
  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    19/20

    Weisberg L. Cerebral computed tomography. 2nd

    ed. Philadelphia ; WB Sounders,1984; 193-202

    Adams RD, Victor M. Principles of neurology. 4th

    ed. New York: McGraw Hill, 1989: 501-508

  • 7/30/2019 Tugas Kelompok Peningkatan Tik

    20/20