43
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh: Birgitta Fajarai 04111001090 Pembimbing : drg. Billy Sujatmiko, SpKG F A K U L T A S K E D O K T E R A N UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gigi mulut

Citation preview

Page 1: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh:

Birgitta Fajarai

04111001090

Pembimbing :

drg. Billy Sujatmiko, SpKG

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

1. White spot lession

Tanda-tanda awal karies secara umum adalah timbulnya white spot pada permukaan gigi.

White spot merupakan bercak-bercak putih pada permukaan gigi yang merupakan awal

terbentuknya karies.

Pada tahap awal, karies terlihat sebagai gambaran bercak putih kapur di permukaan gigi

(white spot). Daerah white spot ini akan terlihat jelas pada gigi karena gigi yang asli

berwarna putih transparan dan mengkilat serta dilapisi pelikel (lapisan tipis bening dan

tipis pada gigi). white spot lesion ini menandakan mulai terjadi proses karies awal (early

decay), namun belum terbentuk lubang gigi (kavitas). Biasanya white spot terlihat di

bagian gigi yang dekat dengan gusi (leher gigi). Pada keadaan ini bila didiamkan akan

menjadi lubang atau kavitas (moderate decay) atau bahkan proses karies yang lebih parah

(advanced decay).

2. Apa yang dimaksud lesi D1-D6 ?

Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah

suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat

terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh

pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-

komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.

Lesi D1-D6 merupakan klasifikasi dari karies gigi menurut ICDAS:

a. D1, merupakan suatu lesi dini yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi

pada saat gigi dalam keadaan kering.

b. D2, merupakan suatu lesi yang terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi pada

saat gigi dalam keadaan basah.

c. D3, terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.

d. D4, lesi email lebih dalam dengan tampaknya bayangan gelap dentin atau lesi sudah

menyerang bagian Dentino Enamel Junction (DEJ).

e. D5, lesi telah menyerang dentin.

f. D6, lesi sudah menyerang pulpa.

3. Perjalanan penyakit gigi sehat – gigi sakit – gigi dicabut

Pencabutan gigi merupakan suatu proses pengeluaran gigi dari alveolus, di mana pada

gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi. Indikasi ekstraksi gigi di antaranya,

Page 3: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

yaitu gigi yang karies, impaksi molar tiga, untuk tujuan perawatan ortodontik, gigi yang

trauma, supernumerary, fraktur akar, dan gigi decidui yang ankilosis.

Karies gigi adalah proses kerusakan yang dimulai dari email berlanjut ke dentin. Karies gigi

merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor yang saling memepengaruhi.

Terdapat empat etiologi penyebab karies, yaitu host, agent, substrat dan waktu. Faktor

tersebut merupakan faktor utama, dimana bila terdapat keempat faktor utama tersebut yang

saling berinteraksi dan dalam waktu tertentu maka terjadilah karies. Selain faktor tersebut di

atas ada juga beberapa faktor resiko seseorang terkena karies, antara lain penggunaan fluor,

oral hygiene, saliva,pola makan, keturunan, ras dan jumlah bakteri.

Semua permukaan gigi yang terbuka beresiko terserang karies dari gigi erupsi hingga gigi

tersebut tanggal. Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak (lapisan yang

menutupi permukaan gigi), dimana 70% dari volume plak terdiri dari bakteri.  Bakteri

tersebut berasal dari streptococcus mutans dan lactobacillus akan mengubah dan

menfermentasikan  gula dari sisa makanan yang tertinggal pada gigi dalam jangka waktu

tertentu sehingga berubah menjadi asam yang akan menurunkan pH mulut menjadi rendah

(sekitar pH 5,5) dan menyebabkan terganggunya keseimbangan kondisi di sekitar mulut,

diikuti dengan terjadinya demineralisasi yang akan yang akan berlanjut pada jaringan-

jaringan gigi didalamnya sehingga terbentuklah lubang yang sering disebut karies gigi.

Pada kondisi ini proses supersaturasi fisikokimia akan terjadi berulang kali dalam mulut dan

akan kecenderungan email untuk mendapatkan Ca dan P dari dalam rongga mulut dalam

upaya untuk mengganti elemen yang hilang pada proses demineralisasi. Bila proses tersebut

tercapai maka menghasilkan keadaan yang disebut remineralisasi email. Karies sebagai

akibat ketidakseimbangan demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi pada gigi. Jika gigi

dapat dipertahankan kebersihannya dari plak dan konsumsi gula dikurangi, maka proses

remineralisasi pada daerah tersebut dapat terjadi dengan adanya deposit kristal dari mineral-

mineral yang terdapat pada saliva. Dengan kata lain ada aliran mineral keluar dari gigi.

Namun jika lebih banyak kristal mineral yang larut pada suartu bagian permukaan gigi dapat

rusak. Apabila hal ini terjadi proses remineralisasi tidak mungkin terjadi dan lubang pada gigi

mulai terlihat.

Karies diawali dengan lesi karies berwarna putih akibat dekalsifikasi dan akan berkembang

menjadi lubang berwarna coklat atau hitam yang mengikis gigi. Warna putih terbentuk

karena hilangnya mineral interprismata dan larutannya mineral pada perifer prismata

sehingga garis-garis pertumbuhan yang bermuara pada permukaan email hilang sehingga

Page 4: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

mudah terjadi keausan. Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga

minggu menyebabkan terjadinya bercak putih.

Waktu berlangsungnya bercak putih menjadi kavitas tergantung pada mulut dan kondisi

individu.  Biasanya kavitas di dalam email tidak menyebabkan nyeri, email tidak sensitif

dalam rangsangan nyeri. Nyeri baru timbul apabila sudah mencapai dentin, dimana dentin

memiliki serabut syaraf dan saluran-saluran yang sangat halus, yang rentan terhadap asam

yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat.

Pada tahap akhir adalah saat kerusakan gigi sudah mencapai lapisan email dan dentin

kemudian mencapai bagian syaraf ditenggah gigi yaitu pulpa. Sewaktu bakteri dan plak

mencapai pulpa, bakteri tersebut menyebarkan infeksi kumannya dan gigi mulai terasa sakit.

Rasa sakit itu disebabkan oleh adanya peradangan pada pulpa yang menyebabkan

peningkatan tekanan di dalam ruang pulpa. Tekanan tersebut menyebabkan pembuluh darah

di dalam pulpa rusak sehingga rasa sakit bertambah. Karies yang timbul sampai pulpa

menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Tergantung kepada lokasinya, pembusukan gigi dibedakan menjadi:

1. Pembusukan permukaan yang licin/rata.

Merupakan jenis pembusukan yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling

lambat. Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan kalsium

dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada usia 20-30 tahun.

2. Pembusukan lubang dan lekukan.

Biasanya mulai timbul pada usia belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat.

Terbentuk pada gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan gigi

untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan pipi. Daerah ini sulit

dibersihkan karena lekukannya lebih sempit daripada bulu-bulu pada sikat gigi.

3. Pembusukan akar gigi.

Berawal sebagai jaringan yang menyerupai tulang, yang membungkus permukaan akar

(sementum). Biasanya terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi

karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah akar gigi dan karena

makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar merupakan jenis pembusukan yang

paling sulit dicegah.

4. Pembusukan dalam email.

Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi yang paling luar dan keras, tumbuh secara

perlahan. Setelah menembus ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan

Page 5: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

akan menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling dalam yang

mengandung saraf dan pembuluh darah).

Dibutuhkan waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari dentin ke

pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. Karena itu pembusukan akar yang berasal dari

dalam dentin bisa merusak berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat. Struktur gigi

yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang

sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang kecil,

florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar

dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur

lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut. Amalgam dapat digunakan sebagai media

untuk penyembuhan karies. Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan

murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal,

oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan dengan bor dapat

membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat

membersihkan lubang dengan baik. Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan

sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.

Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas.

Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih

sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown

yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam. Pada kasus

tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi endodontik,

direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa,

termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material

seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi

pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.

5. Macam-macam obat kumur

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas rongga mulut

dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai

penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan

infeksi atau mencegah karies gigi. Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam

bentuk kumur dan spray. Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode

yang simpel dan dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.

Page 6: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Komposisi yang terkandung dalam obat kumur

Hampir semua obat kumur mengandung lebih dari satu bahan aktif dan hampir semua

dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna. Masing-masing obat kumur

merupakan kombinasi unik dari senyawa-senyawa yang dirancang untuk mendukung

higiena rongga mulut. Beberapa bahan-bahan aktif beserta fungsinya secara umum dapat

dijumpai dalam obat kumur, antara lain:

a) Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme dalam rongga

mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol, benzethonium, cetylpyridinium

chloride, boric acid, benzoic acid, hexetidine, hypochlorous acid

b) Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam rongga mulut dan

busanya membantu menyingkirkan jaringan yang tidak sehat, contoh: hidrogen

peroksida, perborate

c) Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal berkontraksi dengan

demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan, contoh: alkohol, seng klorida,

seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat

d) Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol, minyak eukaliptol,

minyak watergreen

e) Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari fermentasi

sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate

f) deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang dihasilkan dari

proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil

g) deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian menyebabkan bahan-

bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan juga dapat menghancurkan dinding

sel bakteri yang menyebabkan bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen

membantu mencuci mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel

sulfate

Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:

a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan

b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin

c. Bahan pewarna

d. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

Page 7: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Efek samping alkohol sebagai komposisi dalam obat kumur

Menurut Witt dkk, dengan adanya alkohol sebagai kandungan dari obat kumur, akan

membatasi penggunaan obat kumur tersebut untuk golongan-golongan tertentu, antara

lain anak-anak, ibu hamil/menyusui, pasien dengan serostomia, dan golongan-golongan

yang menganut keyakinan religius tertentu. Eldridge dkk (1998) menyatakan bahwa

orang-orang dengan mukositis, pasien-pasien yang mengalami irradiasi kepala dan leher

dan gangguan sistem imunitas tidak disarankan menggunakan obat kumur yang

mengandung alkohol.

Para ahli telah melaporkan dan kemudian dipublikasikan dalam Dental Journal of

Australia bahwa obat kumur yang mengandung alkohol memberi kontribusi dalam

peningkatan risiko perkembangan kanker rongga mulut.

Risiko perokok yang mengunakan obat kumur 9 kali lebih besar, demikian juga halnya

dengan peminum alkohol yang menggunakan obat kumur risiko yang terjadi 5 kali lebih

besar, dan pada pengguna obat kumur yang tidak perokok dan peminum alkohol,

peningkatan risiko terjadinya kanker adalah 4-5 kali. Tim peneliti dari university of Sao

Paulo mengatakan bahwa produk-produk obat kumur berkontak langsung dengan mukosa

rongga mulut sebanyak pecandu minuman beralkohol, dan dapat menyebabkan agregasi

kimia dari sel-sel.

Mekanisme alkohol dalam meningkatkan risiko kanker rongga mulut adalah melalui

etanol dalam obat kumur yang berperan sebagai zat karsinogen. Zat karsinogen

berpenetrasi dalam lapisan rongga mulut dengan demikian kerusakan terjadi. Di samping

itu asetaldehid yang merupakan racun dari alkohol, dapat berakumulasi dalam rongga

mulut ketika seseorang berkumur-kumur. Karena hal tersebut di atas risiko kanker

meningkat karena senyawa ini merupakan penyebab kanker.

Contoh Obat Kumur

Untuk menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut tidak cukup hanya dengan menyikat gigi

saja, obat kumur jadi penyempurna perawatan sehari-hari.

Beberapa kondisi yang disarankan agar menggunakan obat kumur yaitu ; sariawan,

karang gigi,dan adanya radang.

Dalam memilih obat kumur yang dijual bebas terbatas memang tidak bisa dilakukan

dengan mengujinya lebih dahulu. Karena itu, kalau anda tidak mengalami gangguan

tertentu pada rongga mulut, sebaiknya pilih obat kumur dengan kandungan Tanpa

Page 8: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Alkohol, Chlorhexidine, Fluoride, Antiplaque, Deodorizing dan Oxidizing, Agents,

Oxygenating Agents, Astringents.

Berikut merek dan Kandungan Obat kumur yang baik di gunakan sehari-hari.

1. ALPHADINE

Komposisi : Povidone-iodine.

Indikasi :

Antiseptik dan desinfektan pada rongga mulut dan tenggorokan.

Pencegahan infeksi setelah pencabutan gigi atau pembedahan mulut.

Sariawan.

2. KIN

Komposisi : mouthwash mengandung chlorhexidine 0,12% dan Natrium Fluoride 0,05%.

Chlorhexidine sebagai bahan utama mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri

plak, sehingga meningkatkan fungsi jaringan gingiva. Chlorhexidine merupakan jenis

antiseptik yang broad spektrum sehingga bisa membunuh bakteri gram positif, negatif,

aerob dan anaerob, yeast serta fungi.

Pada pasien rawat ICU, chlorhexidine berfungsi untuk antiseptik di 3 reservoir VAP

(Ventilator Associated Pneumonia) yaitu di oral, nasal dan mencegah bakteri dental plak.

Fluoride sebagai bahan sekunder KIN GINGIVAL membuat enamel gigi lebih resisten

terhadap aksi pelarutan asam yang dihasilkan oleh plak, memblokir mekanisme terjadinya

karies, dan secara bersamaan membuat gigi menjadi tidak terlalu sensitif.

Komposisi :

Chlorhexidine digluconate………………0,12 g

Sodium fluoride…………………………0,05 g

Sodium Saccharin………………………..0,06 g

Exipient s.q.f……………………….……100 ml

3. FORINFEC OBAT KUMUR

Komposisi : Iodin Povidon.

Indikasi :

Antiseptik lokal.

4. DACTYLEN KUMUR

Komposisi :

Alkohol 23,1%, Eucalyptol 0,09%, Mentol 0,04%, Metil salisilat 0,05%, Timol 0,06%.

Page 9: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Indikasi :

Kebersihan mulut, stomatitis (radang rongga mulut), gingivitis (radang gusi),

periodontitis (radang jaringan ikat penyangga akar gigi), faringitis (radang faring/tekak).

5. GARGLINCOOL & FRESH

Komposisi:

Active ingredients:

Chlorhexidine gluconate……… 0,04 % (w/v)

Sodium Chloride………………… 100 mg

Other ingredients:

Sodium bicarbonate, kollidone, acesulfame-K, menthol, honey liquid, sorbitol,

peppermint oil, gliserin, sodium benzoate, perisa lime, brillian blue, tartrazine.

6. SANORINE

Komposisi :

hyaluronic acid……………..0,1 %

Zat Tambahan :

eucalyptol,methyl salicylate,thymol,menthol,sodium fluoride,sodium soccharin, sodium

cydamate,sodium benzoate,eurocert green light,barley mint,sorbitol, alcohol

21,85%,purifed water.

Kegunaan :

Mempercepat penyenbuhan sariawan,mencegah radang gusi dan pertumbuhan plak.

7. ALOCLAIR PLUS ORAL RINSE

Komposisi :

Aqua maltodextrin, propylene glycol, polyvinylpyrrolidone (PVP), aloe yera extract,

potassium sorbate, sodium benzoate, hydroxyethylcellulose, PEG-40 hydrogenated castor

oil, disodium edetate, benzalkonium chloride, aroma, saccharin sodium, sodium

hyaluronate, glycyrrhetinic acid.

Indikasi :

Aloclair membantu dalam penatalaksanaan nyeri yang disebabkan oleh iritasi pada mulut:

stomatitis aftosa, ulkus aftosa, lesi kecil, termasuk lesi traumatik yang disebabkan oleh

kawat gigi dan gigi tiruan yang tidak sesuai. Juga diindikasikan untuk ulkus aftosa difus.

Aloclair membentuk selaput pelindung yang melekat pada mukosa rongga mulut dan

menghasilkan suatu barier mekanik terhadap daerah yang terkena.

Page 10: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

8. ENKASARI LOZENGES

Komposisi

Tiap takaran untuk dewasa mengandung :

Sari daun Saga (arbrus Precatorius Folia) : 0,167 %.Setara dengan bubuk daun kering

Sari Daun Sirih (Piper Betle Folia) : 1,00 %. Setara dengan daun segar

Sari Akar Kayu Manis (Liquiritiae Radix) : 0,044 %. Setara dengan bubuk akar

kering

Mentholum : 0,022 %

Sariawan disebabkan oleh gangguan-gangguan pada alat-alat pencernaan. Obat asli

Indonesia masih banyak yang belum diselidiki meskipun khasiatnya sudah banyak

diketahui. Sebagai contoh dapat dikemukakan daun saga dan akar kayu manis.Kedua obat

ini sudah lama digunakan oleh nenek moyang kita sebagai obat sariawan. Meskipun

demikian  sampai sekarang  orang  masih bertanya-tanya zat-zat apa dan bagaimana

bekerjanya zat-zat yang ada dalam kedua bahan ini.Akhir-akhir ini ternyata bahwa akar

kayu manis misalnya, kecuali Glycyrrhizin terdapat suatu zat lain yang bekerja

spasmolitik, zat mana masih harus ditentukan identitasnya. Zat ini ternyata efektif untuk

menghilangkan gangguan-gangguan dalam lambung dan duodenum (usus dua belas

jari).Daun sirih terkenal khasiatnya sebagai antiseptikum. Dalam obat sariawan

ENKASARI, antiseptikum ini adalah untuk mencegah superinfeksi, yang mudah timbul

pada radang-radang sariawan di mulut kalau dibiarkan tanpa pengobatan.Mentholum

menyegarkan, menghilangkan bau dalam mulut serta meniadakan rasa nyeri yang

disebabkan oleh radang sariawan. Maka kombinasi daun saga – akar kayu manis – daun

sirih – mentholum dalam larutan optimum sangat baik untuk mengobati sariawan.

9. HEMISEAL MOUTH RINSE

Komposisi

Feracrylum...1% w/v Aqua... G.s

Indikasi

Perdarahan Gusi

Perdarahan kapiler selama bedah mulut minor

Memiliki efek anti Mikroba

Onset Kerja Cepat

Non Alkohol

Non Staining

Page 11: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Efek Hemostatik Hemiseal menghentikan perdarahan pada gusi (gingiva) akibat

penyakit periodontal atau operasi minor rongga mulut.

Efek antimikroba Hemiseal melindungi gusi (gingiva) yang terluka dari infeksi

bakteri patogen

Hemiseal mengandung feracrylum yang merupakan polimer asam poliakrilikyang larut

dalam air namun tidak terabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik.

Feracrylum bereaksi dengan albumin (protein yang terdapat dalam darah) dan mengubah

fibrinogen menjadi fibrin yang tidak larut, sehingga terbentu koagulum (bekuan) yang

akan menghentikan perdarahan. Waktu rata-rata yang di butuhkan untuk terbentuk nya

koagulum adalah 30 detik

6. Aloclair gargle dan kenaloc

Aloclair adalah obat untuk membantu mengurangi rasa sakit akibat sariawan sekaligus

mencegah keparahan sariawan lebih lanjut. Aloclair membantu meredakan rasa nyeri

yang disebabkan oleh iritasi pada mulut seperti sariawan, luka tergigit, dll. Aloclair dapat

membentuk lapisan pelindung di atas luka yang terjadi di mukosa rongga mulut dan

melindungi ujung saraf yang terkena.

Aloclair tidak mengandung alkohol, sehingga tidak membuat sensasi menyengat saat

diteteskan dan dapat mengurangi rasa sakit pada luka di mukosa rongga mulut dalam

hitungan menit dan berlangsung hingga 6 jam.

Cocok untuk digunakan pada orang dewasa, anak-anak dan bayi. Aloclair aman jika

tertelan dan memiliki rasa manis yang sangat ringan. Aloclair tidak bereaksi dengan obat

lain, sehingga aman jika digunakan bersamaan dengan obat lain.

Komposisi

Aqua, polyvinylpyrrolidone (PVP), maltodextrin, propylene glycol, PEG-40

hydrogenated castor oil, xanthan gum, potassium sorbate, sodium benzoate, aroma,

disodium edetate, benzalkonium chloride, sodium hyaluronate, saccharin sodium,

glycyrrhetinic acid, ekstrak aloe vera.

Bentuk sediaan

- Oral rinse (60 mL)

- Gel (8 mL)

- Spray (15 mL)

Farmakologi

Page 12: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Membentuk selaput pelindung/lengketan pada lesi dan memberikan efek analgesik,

antiseptik, antiinflamasi serta wound healing.

Indikasi

Aloclair meredakan rasa nyeri yang disebabkan oleh iritasi pada mulut, seperti:

1. Sariawan (stomatis aphthosa)

2. Luka karena trauma (lesi traumatik) yang disebabkan oleh

kawat gigi dan gigi tiruan yang tidak sesuai.

Kontraindikasi

Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini.

Petunjuk penggunaan

1. Oral rinse: 10 ml dikumur 1 menit 3-4 x/hari

2. Gel: Oles 1-2 cm 3-4 x/hari

3. Spray: 3-4 semprot 3-4 x/hari

Kenalog

Kenalog adalah nama dagang dari triamsinolon acetonid, yaitu kortikosteroid sintetik

yang secara umum mempunyai efek antiperadangan, anti gatal dan anti alergi. Istilah

orabase menunjukkan bahwa obat ini diaplikasikan ke dalam mulut.

Fungsi utama kenalog in orabase adalah untuk mengobati nyeri, bengkak, peradangan,

dan luka pada mulut atau gusi. Luka bisa terjadi akibat tergigit, jatuh, atau terkena benda

asing, misalnya tulang ikan. Dengan pemberian kenalog in orabase diharapkan proses

penyembuhan berlangsung lebih cepat. Kenalog in orabase dikontraindikasikan pada

pasien dengan riwayat hipersensitifitas terhadap triamsinolon asetonid atau kortikosteroid

lainnya. Selain itu, kenalog in orabase juga tidak boleh diberikan dengan pasien yang

menderita infeksi virus, bakteri, jamur di mulut atau tenggorokan.

Efek samping

Efek samping kenalog in orabase jarang terjadi. Efek samping biasanya berupa

memburuknya bengkak di dalam mulut, iritasi mulut atau gusi. Selain itu dapat muncul

rasa gatal, kering, kemerahan, dan rasa terbakar pada daerah yang diobati dengan kenalog

in orabase.

Pada penggunaan lama dan dalam dosis besar, dapat terjadi efek samping sistemik seperti

gangguan metabolisme gula, metabolisme protein, luka lambung, dan lain-lain. Efek

Page 13: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

sistemik ini sangat jarang terjadi. Pada ibu hamil, penggunaan obat ini secara jangka

panjang karena dapat menyebabkan penumpukan air di dalam tubuh dan janin yang

dikandung ibu dapat ikut terpangaruh.

Dosis

Kenalog in orabase berbentuk pasta. Cara pemberiannya dengan mengoleskan pasta

tersebut langsung ke luka pada dinding mulut atau gusi. Saat mengoleskan sebaiknya

seluruh luka tertutupi dengan pasta kenalog in orabase secara keseluruhan. Selain

mengoleskan secara langsung, kenalog in orabase juga dapat diberikan dengan

menggunakan cotton buds.

Waktu pengolesan sebaiknya diberikan menjelang tidur sehingga obat dapat berkontak

dengan luka secara maksimal sepanjang malam. Pemberian dilakukan dua atau tiga kali

sehari. Jika penyakit tidak membaik selama 7 hari, maka pengobatan harus dievaluasi

lagi. Kenalog in orabase hanya untuk dioleskan ke dalam mulut, tidak boleh dioleskan ke

mata atau kulit.

7. Perjalanan saraf gigi ke otak

Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus

trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf

trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit

bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi, dan meningen. Saraf trigeminus

memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang bawah/mandibula)

yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula

terdapat juga serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam

mengunyah. Saraf trigeminus merupakan saraf campuran di mana sebagian besar

merupakan serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf

motoris dari otot mastikasi.

Anatomi Nervus Trigeminus

Nervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani arcus

branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat branchiomotorik dan aferen

somatik umum (yang terdiri atas komponen ekteroseptif dan komponen proprioseptif),

dengan nuclei sebagai berikut :

a. Nucleus Motorius Nervus Trigemini

Page 14: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung ke arah

ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius (fibrae

pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores melalui rami

motori nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m. Mylohyoideus.

b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi Trigemini

Kedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka dan

daerah calvaria bagian ventral sampai vertex.Di antara kedua nucleus di atas terdapat

perbedaan fungsional yang penting : di dalam nucleus Pontius berakhir serat-serat

aferan N. V yang relatif kasar, yang mengantarkan impuls-impuls rasa raba,

sedangkan nucleus spinalis N. V terdiri atas sel-sel neuron kecil dan menerima serat-

serat N. V yang halus yang mengantarkan impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

Saraf trigeminal atau saraf kranial ke 5 terutama memberi persarafan pada kulit

muka, konjungtiva dan kornea, mukosa dari hidung , sinus-sinus dan bagian frontal dari

rongga mulut, juga sebagian besar dari duramater. Saraf ini keluar dari bagian lateral pons

Page 15: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

berupa akar saraf motoris dan saraf sensoris. Akar saraf yang lebih kecil, yang disebut

juga portio minor nervi trigemini, merupakan akar saraf motoris.

Berasal dari nukleus motoris dari saraf trigeminal dibatang otak terdiri dari serabut-

serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot pengunyah. Dalam perjalanannya akar saraf

ini melalui ganglion disebelah medial dari akar sensoris yang jauh lebih besar, sebelum

bergabung dengan saraf mandibularis pada saat melalui foramen ovale dari os. Sphenoid.

Akar sensoris saraf trigeminal yang lebih besar disebut dengan portio major nervi

trigemini yang memberi penyebaran serupa dengan akar-akar saraf dorsalis dari saraf

spinal. Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal (ganglion gasseri)

dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi yaitu cabang optalmikus, cabang maksilaris dan

cabang mandibularis.Cabang pertama yaitu saraf optalmikus berjalan melewati fissura

orbitalis superior dan memberi persarafan sensorik pada kulit kepala mulai dari fissura

palpebralis sampai bregma (terutama dari saraf frontalis) dan suatu cabang yang lebih

kecil ke bagian atas dan medial dari dorsum nasi. Konjungtiva, kornea dan iris, mukosa

dari sinus frontalis dan sebagian dari hidung, juga sebagian dari duramater dan pia-

arakhnoid juga disarafi oleh serabut, saraf sensoris dari saraf ophtalmikus. Cabang kedua,

yaitu saraf maksilaris memasuki fossa pterygopalatina melalui foramen maksilaris

superior memberikan cabang saraf zygomatikus yang menuju ke orbita melewati fissura

orbitalis inferior. Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis menuju ke dasar orbita

melewati fissura yang sama.

Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini terbagi menjadi beberapa

cabang yang menyebar di permukaan maksila bagian atas dari wajah bagian lateral dari

hidung dan bibir sebelah atas. Sebelum keluar dari foramen infra orbitalis, didapat

beberapa cabang yang mensarafi sinus maksilaris dan gigi-gigi molar dari rahang atas,

ginggiva dan mukosa mulut yang bersebelahan. Cabang yang ketiga, merupakan cabang

yang terbesar yaitu saraf mandibularis. Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui

foramen ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari akar-akar saraf motoris dari saraf

trigeminal, juga membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah buccal, ke rahang bawah

dan bagian depan dari lidah, gigi mandibularis, ginggiva.

Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan diri sejak awal, mensarafi daearah

didepan dan diatas daun telinga maupun meatus akustikus eksternus dan membrana

tympani. Serabut – serabut sensoris untuk duramater yang merupakan cabang-cabang dari

ketiga bagian saraf trigeminal berperan dalam proyeksi rasa nyeri yang berasal dari

intrakranial. Terdapat hubungan yang erat dari saraf trigeminal dengan saraf

Page 16: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

otonomik/simpatis, di mana ganglia siliaris berhubungan dengan saraf ophtalmikus,

ganglion pterygopalatina dengan saraf maksilaris sedangkan ganglion optikus dan

submaksilaris berhubungan dengan cabang mandibularis

Nervus sensori yang terdapat pada bagian rahang dan gigi dalam tubuh kita berasal

dari suatu cabang nervus cranial yang ke-V atau dikenal juga sebagai nervus

trigeminal. N. trigeminus berasal dari permukaan anterolateral pertengahan ponsvaroli

sebagai 2 akar (radices) yaitu: Portio major: radix sensorial yang terdiri atas komponen-

komponen sensorik dan portio minor: radix motorik yang terdiri atas komponen motorik.

Serabut portio major n. trigeminus muncul dari sisi lateral permukaan ventral pons

varoli sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-kira 2-5mm di sebelah

medioanterior portio major. Radik ini kemudian akan berjalan ke anterior didalam fossa

crania anterior dimana berkas-berkas tersebut akan bergabung didalam ganglion

semilunare gasseri (ganglion trigeminal), ganglion ini terdapat di suatu lekukan pada

duramater yang dinamakan cavum trigeminus (cavum meckeli). Nervus trigeminus di

lepaskan dari ganglion semilunaris dan memiliki 3 cabang nervus yaitu N. ophtalmicus,N.

maxillaris dan N. mandibularis.

N. ophtalmicus terletak di sebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral dan N.

maxillaries di antara keduanya. N. ophtalmicus dan N. maxillaries bersifat sensorik,

sedangkan N. mandibularis bersifat sensorik dan motorik. Kemudian meninggalkan

cavum cranii melalui foramen ovale bersama-sama dengan N. mandibularis

a. N. Opthalmicus

Cabang terkecil dari ganglion gasseri keluar dari cranium melalui fissura orbitalis

superior. Inervasi struktur di dalam; orbita, dahi, kulit kepala, sinus frontalis, palpebra

superior.

b. N. Maxillaris

N. Maxillaris keluar dari cranium melalui foramen rotundum fossa pterygopalatina

terus berjalan melalui fissura orbitalis inferior ke anterior canalis infra orbitalis.

Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan

gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang

lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan

bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus

alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris

superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior

medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial,

Page 17: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian

distal serta molar II dan molar III.

Cabang N. Maxillaris

Saraf Lokasi Inervasi

1. 1. n. pharyngeus

2. n. palatinus mayus

3. n. palatinus minor

4. n. nasopalatinus

5. n. nasalis superior

n. palatinus mayus

keluar mell foramen

palatinus mayor

mucoperiosteum palatal molar & premolar RA

& beranastomosis dg n. nasopalatinal

n. nasopalatinus

keluar dari kanalis

nasopalatinus

mucoperiosteum palatal regio gigi anterior RA

(caninus ka-ki)

2. N. Alveolaris

Superior Posterior

semua akar gigi molar ke-2, 3 & akar gigi

molar 1 kec. Akar mesiobukal

3. N. Alveolaris

Superior Medius

gigi premolar 1 & 2 & akar mesiobukal gigi

molar 1 RA

4. N. Alveolaris

Superior Anterior

gigi insisivus sentral & lateral, caninus,

membran mukosa labial, periosteum, alveolus

semua pada satu sisi RA

5. N. Infra orbitalis

Keluar melalui

foramen infra

orbitalis.

palpebra inferior, sisi lateral hidung & labium

oris superior

c. N. Mandibularis

Cabang terbesar keluar dari ganglion gasseri. Dari cranium keluar melalui foramen

ovale membentuk 3 cabang; n. buccalis longus, n. Lingualis, n. alveolaris inferior

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus

alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi

molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan

sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang

membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.

Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan

mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada  mukosa pipi, saraf ini

juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal

di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari

caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan

memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus

mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot

Page 18: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline.

Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral

dan ligament periodontal.

Cabang N. Mandibularis

Saraf Lokasi Inervasi

I. N. Buccalis longus

Berjalan diantara kedua caput m.

pterygoideus externus menyilang

ramus dan masuk ke pipi melalui

m. buccinators

membran mukosa bukal,

mucoperiosteum lateral gigi molar atas

dan bawah

II. N. Lingualis

Berjalan ke bawah superfisial dari

m. pterygoideus internus berlanjut

kelingual apeks gigi molar ke-3

RB. Masuk ke basis lidah melalui

dasar mulut

2/3 anterior lidah, mucoperiosteum &

membran mukosa lingual

III.

Inferior

Cabang terbesar N. Mandibularis. Turun dibalik m. pterygoideus externus

disebelah posterior-lateral n.lingualis, berjalan antara ramus mandibula &

ligamentum sphenomandibularis masuk ke canalis mandibula.

Bersama arteri alveolaris inferior berjalan di dalam canalis mandibula &

mengeluarkan percabangan untuk inervasi geligi RB dan keluar melalui

foramen mentale

Cabang N. Alveolaris

Inferior1. n. Mylohyoideus

m. Mylohyoideus, venter anterior m.

digastrici di dasar mulut.

2. r. Dentalis brevismolar, premolar, proc. Alveolaris &

periosteum, membran mukosa bukal

3. r. Mentalis kulit dagu, membran mukosa labium oris

Page 19: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

inferior

4. r. Incisivus gigi incisivus sentral-lateral, caninus

8. Pemeriksaan subjektif, objektif, dan treatment sederhana dari:

a. Karies Email

Merupakan karies dini yang mengenai email gigi. Akibat dari demineralisasi lanjutan

dari email gigi. Terlihat daerah gelap pada permukaan email. Terdapat 2 jenis, yaitu

karies insipiens dan karies superfisialis. Karies insipiens merupakan karies yang

terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum

terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email, sedangkan karies

superfisialis merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan

kadang-kadang terasa sakit.

b. Karies Dentin

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian

pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa.

Subjektif: gigi biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan

asam dan manis.

Objektif: Terlihat mahkota sedikit keabu-abuan, kavitas coklat muda, sondase

menembus email dan mencapai dentin.

c. Iritasi Pulpa

Iritasi pulpa merupakan suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami

kerusakan sampai batas dentinoenamel junction

Subjektif : rasa ngilu sewaktu makan atau minum asam atau manis dan sikat gigi

Objektif :

- Inspeksi : karies (+), dapat di berbagai permukaan

- Sondasi : kedalaman superfisial, ngilu (+)

- Perkusi : (-)

- Palpasi : (-)

Pengobatan : penambalan atau konservasi

d. Hiperemia Pulpa

Page 20: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Hiperemia pulpa merupakan kelanjutan iritasi pulpa, sumber iritan berupa

toksik/metabolik dari mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan struktur

dentin lalu penetrasi ke dalam pulpa.

Subjektif : sakit atau sangat ngilu ketika ada rangsangan dari makanan dan segera

akan hilang jika rangsang dihilangkan. Tidak ada riwayat sakit spontan.

Objektif :

- Inspeksi : karies (+)

- Sondasi : kedalaman medial, sangat ngilu dan sakit (+++) tapi segera hilang

- Perkusi : (-)

- Palpasi : (-)

Pengobatan : penambalan atau konservasi ditambah dengan pulpa capping

menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

e. Pulpitis Reversible

Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang

yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan

tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung

sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang mengalami

inflamasi reversibel tapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan.

Subjektif : rasa sakit yang tajam hanya sebentar dan hilang setelah rangsangan

dihilangkan. Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin

daripada panas dan oleh udara dingin.

Objektif :

- Perkusi : (-)

- Karies mengenai dentin/karies profunda

- Pulpa belum terbuka

- Sondase (+)

- Chlorethyl (+)

Pengobatan : pulpitis reversible dapat dilakukan restorasi. Ada beberapa macam

restorasi yang dapat digunakan seperti amalgam, resin komposit, dan glass

ionomer cement (GIC)

f. Pulpitis Irreversible

Page 21: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Pulpitis irreversible merupakan kelanjutan dari pulpitis reversible. Kerusakan

pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif,

terganggunya aliran darah pada pulpa akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam

perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis irreversibel. Pulpitis irreversible

merupakan inflamasi yang tidak akan dapat pulih walaupun penyebabnya

dihilangkan.

Subjektif : nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau

difus dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam dan terjadi spontan

yang disebabkan oleh makanan manis atau asam..

Objektif :

- Perkusi : (-)

- Karies mengenai dentin/karies profunda

- Pulpa terbuka

- Sondase (+)

- Chlorethyl (+)

Pengobatan : pulpotomi, pulpektomi

g. Nekrose Pulpa

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis

irreversible yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai

darah ke pulpa.

Subjektif : gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan

gejala rasa sakit. Ada diskolorasi gigi, kadang gigi mengalami perubahan warna

keabu-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata.

Objektif : gigi dengan pulpa nekrotik tidak berekasi terhadap dingin, tes pulpa

listrik, atau tes kavitas.

Pengobatan : Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan akar

syaraf, untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan bila

ada keluhan.

a. Periodontitis

Periodontitis adalah penyakit inflamasi yang melibatkan struktur jaringan

periodontal dan mengakibatkan kerusakan dari jaringan perlekatan dan terdapat

perkembangan dari poket periodontal.

Subjektif : perdarahan gusi, perubahan warna gusi, bau mulut

Page 22: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Objektif: gusi akan tampak bengkak dan berwarna merah keunguan. Akan tampak

endapan plak atau karang di dasar gigi disertai kantong yang melebar di gusi.

Pengobatan : skaling dan root planing, antibiotika, kumur-kumur antiseptik, bedah

periodontal, dan ekstraksi gigi.

9. Trepanasi

Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang

untuk mengalirkan sekret luka serta untuk mengurangi rasa sakit. Jika timbul abses

alveolar akut, berarti infeksi telah meluas dari saluxan akar melalui periodontal apikalis

sampai ke dalam tulang periapeks. Nanah dikelilingi oleh tulang pada apeks gigi dan

tidak dapat mengalir ke luar. Pada stadium ini belum tampak suatu pembengkakan.

Perasaan sangat nyeri terutama bila ditekan sehingga untuk menghilangkannya perlu

segera dilakukan drainase.

Untuk itu dapat dipakai dua cara:

- Trepanasi melalui saluran akar.

- Trepanasi di daerah apeks akar.

Trepanasi melalui saluran akar

Usaha awal untuk memperoleh drainase adalah membuka saluran akar lebar-lebar sampai

melewati foramen apikalis dan saluran akar dibiarkan terbuka beberapa hari supaya sekret

dapat mengalir ke luar. Ke dalam kavum pulpa dimasukkan kapas yang longgar agar sisa

makanan tidak menutup jalan drainase. Setiap hari kapas diganti dan saluran dibersihkan

dengan larutan garam fisiologis utau NaOCl 5% bila sekret pus tidak ada lagi. Dalam hal

ini, Schroeder (1981) menganjurkan terapi altematif, yaitu pemberian preparat antibiotik

dan kortikosteroid (pasta Ledermix), dan menutup saluran dengan oksida seng eugenol.

Setelah rasa sakit berkurang dan drainase telah berhenti, saluran akar dipreparasi dengan

sempurna dan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.

Trepanasi melalui tulang

Trepanasi ini dikenal dengan nama fistulasi apikal.

Teknik:

1. Berikan anestesi lokal.

2. lnsisi (dalam bentuk semilunar panjangnya kira-kira 20 mm) sekitar daerah batas

mukogingival di mana terletak apeks, dilakukan dengan bantuan foto rontgen.

Perforasi dengan fistulator (Sargenti 1965) melalui mukosa dan tulang tidak

Page 23: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

dianjurkan karena lokasi apeks tidak dapat ditentukan dengan tepat dan luka yang

disebabkan sobekan akan meninggalkan bekas.

3. Pengambilan tulang alveolar langsung di atas apeks dan nanah mengalir keluar.

5. Kuretase dengan kuret secara hati-hati pada apeks dan irigasi

dengan larutan garam fisiologis.

6. Lakukan penjahitan (kira-kira dua jahitan)

7. Memasukkan sebuah pita kasa ke bawah selaput lendir.

8. Pemberian analgetik dan antibiotik.

Fistulasi apikal sebagai penanganan darurat dapat dianjurkan pada abses alveolar akut

atau infeksi periapeks akut yang disebabkan pengisian saluran akar yang tidak sempurna

atau pengisian yang berlebihan.

Pada beberapa buku tertentu, fistula apikal digambarkan sebagai prosedur sederhana yang

berlangsung hanya beberapa menit saja. Dalam hal ini sering tidak diperhatikan kalau

justru gjgi depan jarang sekali memerlukan fistulasi apikal karena gigi ini dapat ditangani

secara endodonti tanpa kesulitan. Dengan demikian, cara penanggulangan ini terutama

dilakukan pada gigi belakang yang apeksnya tidak selalu mudah ditemukan lokasinya.

Struktur anatomis seperti sinus maksilaris, kanalis mandibularis, foramen mentalis sering

terletak di daerah yang dekat apeks, sementara akar palatal gigi posterior atas berada di

tempat yang sulit dicapai, Dengan bantuan foto rontgen yang tepat, sedapat mungkin

tanpa perubahan bentuk serta ukuran yang benar, letak apeks itu dapat diketahui dengan

tepat. Hal tersebut menjadi alasan untuk selalu dibuat flap mukoperiosteal fistulasi apikal.

Namun, jika lokasi apeks itu sukar ditentukan, tulang dibor sedikit, sebuah karet (2 mm)

dimasukkan ke dalam lekukan, kemudian dilakukan foto rontgen sebagai pengontrol.

Prosedur ini sangat memudahkan usaha untuk menemukan apeks. Akan tetapi, perlu

diingat bahwa fistulasi apikal bukan merupakan suatu perawatan akhir karena walaupun

telah dilakukan drainase nanah, penyakit utama yang merupakan sumber infeksi pada

saluran akar belum diatasi. Setelah gejala rasa sakit berkurang, saluran akar harus

ditangani menurut prosedur yang tepat. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan karena

pemblokiran saluran, ujung akar harus direseksi dan dilakukan pengisian saluran akar

secara retrograd untuk menutup rapat saluran ke jaringan periapeks. Tindakan ini dapat

dilakukan selama kunjungan yang sama, tetapi boleh juga dilakukan setelah dua atau tiga

minggu. Fistulasi apikal tidak merangsang penyembuhan granuloma, tetapi berfungsi

untuk rnenciptakan drainase dan mengendalikan rasa sakit, dan tindakan ini hanya

Page 24: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

merupakan tindakan darurat. Hal ini diindikasikan pada infeksi apikal akut yang diikuti

dengan rasa sakit.

10. Antibiotik dan analgetik pada ibu hamil dan menyusui

Lactation Risk Categories Pregnancy Risk Categories

L1 (safest)

L2 (safer)

L3 (moderately safe)

L4 (possibly hazardous)

L5 (contraindicated)

A (controlled studies show no risk)

B (no evidence of risk in humans)

C (risk cannot be ruled out)

D (positive evidence of risk)

X (contraindicated in pregnancy)

NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.

FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang memerlukan perhatian khusus terhadap

kemungkinan efek terhadap janin.

Kategori A. Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak ada

risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu

hamil.

Kategori B. Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada efek

terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia. Obat

golongan ini bila diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil.

Kategori C. Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi dengan

hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada binatang terbukti ada efek

terhadap janin akan tetapi pada manusia belum ada bukti yang kuat. Obat golongan ini

boleh diberikan pada ibu hamil apabila keuntungannya lebih besar dibanding efeknya

terhadap janin.

Kategori D. Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin manusia. Obat

golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil. Terpaksa diberikan apabila

dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa ibu

Kategori X. Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia dan kerugian

dari obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya bila diberikan pada ibu hamil, sehingga

tidak dibenarkan untuk diberikan pada ibu hamil atau yang tersangka hamil.

Page 25: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090
Page 26: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Antibiotika

Amoxicillin Larotid, AmoxilApproved B L1

Aztreonam AzactamApproved B L2

Cefadroxil Ultracef, DuricefApproved B L1

Cefazolin Ancef, KefzolApproved B L1

Cefotaxime ClaforanApproved B L2

Cefoxitin MefoxinApproved B L1

Cefprozil CefzilApproved C L1

CeftazidimeCeftazidime, Fortaz, Taxidime Approved B L1

Ceftriaxone RocephinApproved B L2

Ciprofloxacin CiproApproved C L3

Clindamycin CleocinApproved B L3

ErythromycinE-Mycin, Ery-tab, ERYC, Ilosone Approved B

L1L3 early postnatal

Fleroxacin -Approved - NR

Gentamicin GaramycinApproved C L2

Kanamycin Kebecil, KantrexApproved D L2

Moxalactam MoxamApproved - NR

Nitrofurantoin MacrobidApproved B L2

Ofloxacin FloxinApproved C L2

Penicillin -Approved B L1

Streptomycin StreptomycinApproved D L3

Sulbactam -Approved - NR

Sulfisoxazole Gantrisin, Azo-GantrisinApproved C L2

TetracyclineAchromycin, Sumycin, Terramycin Approved D L2

Ticarcillin Ticarcillin, Ticar,

Page 27: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Timentin Approved B L1

Trimethoprim/sulfamethoxazole

Proloprim, TrimpexApproved C L3

Analgesik

Name of medication AAP approved?

Pregnancy Risk Category

Lactation Risk Category

Acetaminophen(Tylenol)

Approved B L1

Aspirin Caution C (1st, 2nd trim.)D (3rd trim.)

L3

Azapropazone(Rheumox)

Approved - L2

Butalbital(Fioricet, Fiorinal, Bancap, Two-dyne)

NR D L3

Butorphanol(Stadol)

Approved B (1st, 2nd trim.)D (3rd trim.)

L3

Celecoxib(Celebrex)

NR C L2

Codeine(in Tylenol #3, #4)

Approved C L3

Colchicine Approved D L4

Diclofenac(Cataflam, Voltaren)

NR B L2

Fentanyl(Sublimaze)

Approved B L2

Flurbiprofen(Ansaid, Froben, Ocufen)

NR B (1st, 2nd trim.)C (3rd trim.)

L2

Hydrocodone(Lortab, Vicodin)

NR B L3

Hydromorphone(Dilaudid)

NR C L3

Ibuprofen(Advil, Nuprin, Motrin, Pediaprofen)

Approved B (1st, 2nd trim.)D (3rd trim.)

L1

Indomethacin(Indocin)

Approved B (1st, 2nd trim.)D (3rd trim.)

L3

Ketorolac(Toradol, Acular)

Approved B (1st, 2nd trim.)D (3rd trim.)

L2

Page 28: Tugas Kepaniteraan Klinik Birgitta Fajarai 04111001090

Meperidine(Demerol)

Approved B L2;L3 early postpartum

Methadone(Dolophine)

Approved B L3

Morphine(Duramorph, Infumorph, Epimorph, MS Contin)

Approved B L3

Nalbuphine(Nubain)

NR B L2

Naproxen(Anaprox, Naprosyn, Naproxen, Aleve)

Approved B L3;L4 for chronic use

Nefopam(Acupan)

Approved - NR

Oxycodone(Tylox, Percodan,Oxycontin, Roxicet, Endocet, Roxiprin, Percocet)

NR B L3

Pentosan polysulfate(Elmiron)

NR B L2

Piroxicam(Feldene)

Approved B L2

Propoxyphene(Darvocet N, Propacet, Darvon)

Approved C L2

Rofecoxib(Vioxx)

Withdrawn from the market

Secobarbital(Seconal)

Approved D L3

Tolmetin(Tolectin)

Approved C L3

Tramadol HCL(Ultram, Ultracet)

NR C L3