19
TUGAS KHUSUS FERMENTASI ALKOHOL Fermetasi adalah proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh kerja enzim. Enzim yang berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik yang digunkan dan dikenal sebgai ragi alkohol (Sacharomyces caresivae). Selain itu, proses fermentasi adalah suatu proses pemecahan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Bahan makanan yang difermentasi biasanya menghasilkan suatu produk baru yang mudah dicerna, aroma yang baik serta rasa yang lebih sedap dengan nilai jual yang ekonomis. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat mikroba yang megandung komponen seperti: protein, karbohidrat, lemak dan mineral dalam jumlah tertentu. Fermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob. Sebagai substrat pada umumnya digunakan karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang bekerja sebgai pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD atau NADF, sedangkan sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik. Bahan organik yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhir pada umumnya adalah asam piruvat, sehingga sistem sitikrom tidak diperlukan. Istilah fermentasi sering juga dipakai untuk menyatakan proses aerob pada proses-proses

Tugas Khusus Cuka Apel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tkca

Citation preview

TUGAS KHUSUSFERMENTASI ALKOHOLFermetasi adalah proses perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh kerja enzim. Enzim yang berperan ini berasal dari mikroba atau jasad renik yang digunkan dan dikenal sebgai ragi alkohol (Sacharomyces caresivae). Selain itu, proses fermentasi adalah suatu proses pemecahan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Bahan makanan yang difermentasi biasanya menghasilkan suatu produk baru yang mudah dicerna, aroma yang baik serta rasa yang lebih sedap dengan nilai jual yang ekonomis. Hal ini dikarenakan dalam ragi terdapat mikroba yang megandung komponen seperti: protein, karbohidrat, lemak dan mineral dalam jumlah tertentu.Fermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob. Sebagai substrat pada umumnya digunakan karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang bekerja sebgai pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD atau NADF, sedangkan sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik. Bahan organik yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhir pada umumnya adalah asam piruvat, sehingga sistem sitikrom tidak diperlukan. Istilah fermentasi sering juga dipakai untuk menyatakan proses aerob pada proses-proses industri tertentu, dan penggunaan ini sebenarnya tidak tepat. Misalnya oksidasi alkohol menjadi asam cuka segar secara aerob oleh bakteri Acetobacter, sp. Dalam pengertian industri fermentasi disebut fermentasi asam cuka. Fermentasi dapat dilakukan oleh jasad-jasad fakultatif anaerob dalam keadaan tanpa oksigen, misalnya Sacharomyces cereviceae, mikroba obligat anaerob: bakteri genus Clostridium, sp atau mikroba indifferent terhadap oksigen seperti: Lactobacillus, sp dan hasil akhornya tidak dipengaruhi ada atau tidaknya oksigen. Pernafasan anaerob dapat terlaksana antarmolekul atau secara intermolekul. pernafasan anatr molekul itu hampir serupa dengan pernafasan anaerob, bedanya ialah bahwa pada pernafasan antarmolekul itu oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi substrat tidak diperoleh dari udara bebas, melainkan dari suatu senyawa. Sedangkan yang direduksi bukan oksigen melainkan dalam bentuk suatu senyawa juga. Penerima hidrogen dapat berupa zat-zat seperti nitrat, nitrit, karbonat atau sulfat. Energi yang ditimbulkan dalam proses ini tidak banyak. Proses fermentasi secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2Dalam mikrobiologi proses fermentasi ini dilakukan oleh mikroba tertentu yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai dengan proses tersebut. Proses fermentasi baik secara alkoholis maupun secara non-alkoholis merupakan proses yang unik yang dilakukan oleh mikroba, yaitu cepat, murah, aman, hemat energi, dan nilai organoleptik (nilai yang dapat dirasakan oleh lidah) hampir rata-rata sesuai dengan selera.Proses fermentasi yang melibatkan kemampuan mikroba sesuai dengan kondisi proses dan hasilnya terbagi dalam dua bentuk :1. Fermentasi non-alkoholis, yaitu fermentasi yang tidak menghasilkan alkohol sebagai produk akhir selain bahan lainnya. Contoh : antobiotika, Singel Cell Protein (SCP), tempe, dan lain-lain.2. Fermentasi alkoholis, yaitu fermentasi yang menghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Contoh : wine, cider, tapai dan lain-lainBeberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan etanol dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme proses ini sama dengan glikolisis sampai dengan terbentuknya piruvat. Dua tahap reaksi enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan reaksi reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi pertama piruvat didekarboksilasi diubah menjadi asetaldehida dan CO2oleh piruvat dekarboksilase, suatu enzim yang tidak terdapat dalam hewan. Reaksi dekarboksilase ini merupakan reaksi yang tak reversible, membutuhkan ion Mg2+ dan koenzim tiamin pirofosfat. Reksi berlangsung melalui beberapa senyawa antara yang terikat secara kovalen pada koenzim. Dalam reaksi terakhir, asetaldehida direduksi oleh NADH dengan enzim alkohol dehidrogenase, menghasilkan etanol. Dengan demikian etanol dan CO2 merupakan hasil akhir fermentasi alkohol, dan jumlah energi yang dihasilkan sama dengan glikolisis anaerob, yaitu 2 ATP. Alkohol merupakan pelarut pada pembuatan pernis, juga pelarut bagi bahan organik lainnya seprti minyak wangi iodium tnetur, kamper spirtus, brand spirtus. Di laboratorium digunakan untuk melarutkan senyawa yang bersifat polar tetapi tidk diharapkan terjadinya hidrolisa. Kegunaan lainnya adalah sebagai bahan bakar, setelah terlebih dahulu didenaturasikan yaitu ditambahkan metanol yang racun dan piridina yang baunya busuk serta suatu zat pewarna, sehingga alkohol tersebut tidak dapat diminum dan harganya menajdi lebih ekonomis. Alkohol mempunyai bermacam-macam kegunaan, salah satu diantaranya adalah bahan baku dalam pembuatan senyawa-senyawa organik lain seperti asam asetat. Alkohol juga digunakan dalam minuman seperti bir 4% , anggur (12-15%) , wisky 30%, brendi 60%, arak, brem dsb. Dalam dunia kedokteran alkohol digunakan sebagai bahan anti beku dan desinfektan. Substrat yang baik untuk fermentasi adalah substrat yang mengandung komponen yang dibutuhkan seperti sumber C, N, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup. Substrat ini dimasak terlebih dahulu dengan air (perbandingan 1:1) dan didihkan selama kurang lebih 15 menit. Pemanasan ini bertujuan agar memudahkan kerja enzim pemecah amilum untuk mengekstraksikan bahan yang terlarut menjadi gula dan dekstrin.Alkohol, etanol khususnya, dapat dibuat dari berbagai hasil pertanian. Secara umum bahan-bahan tersebut dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu:a) Bahan yang mengandung turunan gula, antara lain : molase, gula tebu, gula bit dari buah yang biasanya adalah sari buah anggur.b) Bahan-bahan yang mengandung pati, antara lain biji-bijian (gandum misalnya), kentang, tapioka.c) Bahan yang mengandung selulosa, antara lain kayu dan beberapa limbah pertanian.Selain ketiga bahan tersebut diatas, dapat dibuat juga dari bahan bukan asli pertanian tetapi dari bahan yang merupakan hasil proses lain. Disakarida seperti gula pasir (C12H22O11) harus dihidrolisis menjadi glukosa. Pati merupakan komponen yang lebih kompleks daripada disakarida. Oleh karena itu proses pendahuluannya tidak sesederhana disakarida. Tahap pertama adalah pemecahan dengan digunakannya enzim amilase dimana banyak terdapat dalam gandum yang berkecambah) menjadi komponen disakarida yaitu maltosa. Dengan menggunakan enzim lain yaitu maltase, maltosa akan dihidrolisa menjadi glukosa. Terbentuknya glukosa berarti proses pendahuluan telah berakhir dan bahan selanjutnya siap untuk difermentasi. Kemudian dengan suatu enzim, disakarida kembali diubah menjadi monosakarida. Produk fermentasi yang terbentuk tergantung kepada berbagai faktor lain, antara lain :a) Jenis dan Konsentrasi RagiPemilihan mikroorganisme ini biasanya didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium. Pada pembuatan alkohol dari gula digunakan Sacharomyces cereviceae. Selain itu dapat juga digunakan Sacharomyces ellipsoidea. Konsentrasi optimum adalah 1 5%.b) Lama FermentasiLama fermentasi tergantung pada jenis karbohidrat yang digunakan serta raginya. Pada umumnya menbuthkan waktu 20 hari untuk memperoleh fermentasi yang sempurna.c) TemperaturKecepatan reaksi kimia umumnya akan bertambah jika terjadi kenaikan temperatur. Tetapi untuk reaksi enzimatis hal ini tidak berlaku. Suhu optimum proses fermentasi antara 19 29 C, pada interval suhu tersebut aktivitas khamir akan optimum sehingga fermentasi akan berlangsung sempurna.d) pHKeasaman yang optimum untuk pertumbuhan sel khamir adalah pada 44,5 karena pada interval tersebut pertumbuhan bakteri pembusuk terhambat.e) Konsentrasi SubstratSumber karbon yang biasanya dipakai adalah gula dengan konsentrasi 15 30%. Konsentrasi gula yang optimum untuk permulaan fermentasi adalah 16%. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan khamir. Apabila gula didalam ekstrak sudah habis, dapat ditambahkan lagi gula untuk memperoleh kandungan etanol yang besar.f) OksigenKebutuhan oksigen hanya pada saat awal fermentasi dan ini sudah cukup dengan oksigen terlarut dan yang ada pada permukaan. Pengguaan oksigen ini untuk merangsang pertumbuhan khamir, meningkatkan jumlah sel khamir dan memungkinkan metabolisme maltosa. Keadaan dalam fermentor bertahap menjadi anaerobik dan fermentasi alkohol mulai terjadi.Ragi merupakan stater yang digunakan dalam fermentasi alkohol. Ragi merupakan suatu substrat yang terbuat dari tepung beras dengan beberapa macam rempah. Ragi adalah suatu stater padat tradisional. Mikroba ini yang berperan adalah sejenis khamir (kapang). Spesies khamir yang dipakai adalah Sc. cereviceae, Sc. Ellipsoides, Sc. uvarum, Schizosacharomyces pombe, Kluyveromyces, sp, Sc. cereviceae var, dan Sc. anamensis untuk membuat alkohol. Spesies-spesies tersebut mempunyai syarat-syarat yang dibutuhkan untuk fermentasi alkohol, yaitu :1. Mempunyai kecepatan yang fermentasi tinggi.2. Mempunyai rendemen per unit substrat yang tinggi.3. Toleransi terhadap alkohol yang dihasilkan.4. Tahan terhadap pH rendah.5. Mempunyai karakteristik yang sama pada suhu inkubasi yang relatif tinggi.6. Tahan terhadap sulfit, gula pada konsentrasi tinggi.7. Sedikit memproduksi asam volatil.Berikut merupakan beberapa contoh produk yang dihasilkan dari proses fermentasi alkohol:1. Fermentasi WineKhamir adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi sari buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.Fermentasi wine adalah proses dimana sari buah anggur bersama-sama dengan bahan yang lain yang diubah secara reaksi biokimia oleh khamir dan menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi adalah gula ditambah khamir yang akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan dilepaskan dari campuran wine menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor. Jika semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telah mencapai sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama fermentasi sering ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi gas H2S. Jika gas ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.Selama fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut must. Guna mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai bergelembung pada jam ke 820. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine adalah 510 hari, white wine 1015 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan tahap kedua. Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang tidak boleh adanya oksigen asuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam kadar yang lebih tinggi. Tergantung dari bahan yang digunakan, wine dapat berasa lebih manis atau alkohol dan ini akan mempengaruhi pada harga di pasar.Penggunaan sistem sel amobil dengan fermentasi wine secara kontinyu kini menjadi pembahasan yang menarik. Sistem ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memperbaiki biaya bioproses. Banyak tipe bioreaktor yang digunakan dalam proses kontinyu, salah satunya adalah packed-bed bioreaktors yang populer karena biaya operasinya rendah dan mudah pengoperasiannya. Selama fermentasi minuman beralkohol, senyawa-senyawa volatil juga dihasilkan dengan berbagai konsentrasi. Senyawa-senyawa ini mempunyai peran penting dalam sifat-sifat flavor dan sensoris.Saccharomyces cerevisiae ditumbuhkan pada yeast extract dan malt extract broth dalam shaker inkubator dengan suhu 30oC selama 18 jam pada 100 rpm. Sel kemudian dipanen dan dicuci dengan sentrifugasi untuk amobilisasi. Sel khamir diamobilisasi dengan kalsium alginat 3 mm (sodium alginat 2% dan CaCl2 0,1 M) manik-manik alginat khamir ini kemudian ditumbuhkan dalam medium produksi etanol selama 24 jam.Aroma wine adalah hasil dari kombinasi kompleks banyak komponen terutama senyawa-senyawa volatil yang menjadi penciri wine. Pada wine mangga setidaknya ada 18 senyawa volatil dengan berbagai konsentrasi. Ada delapan senyawa yang potensial sebagai aroma yaitu: asetaldehida, dietil suksinat, atil asetat, etil butirat, isoamil alkohol, l-heksanol, etil dekanoat dan asam kaproat.2. Fermentasi TapaiTapai adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan singkong. Tapai bisa dibuat dari singkong (ubi kayu) dan hasilnya dinamakan tapai singkong. Bila dibuat dari singkong hitam maupun singkong putih, hasilnya disebut tapai pulut atau tapai singkong. Dalam proses fermentasi tapai, digunakan beberapa jenis mikroorganisme seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis fibuligera, Pediococcus sp. dan lain-lain. Tapai merupakan makanan yang sudah dikenal baik oleh masyarakat. Selain dapat dikonsumsi secara langsung, tapai dapat dijadikan olahan lain atau dicampur dengan makanan dan minuman lainnya. Contohnya: tapai pulut untuk campuran cendol dan es campur, atau dapat juga diolah kembali menjadi wajik dan dodol. Oleh karena bioteknologi berperan sangat penting dalam pembuatan produk makanan yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat, maka kami mencoba membuat langsung produk makanan hasil bioteknologi yaitu tapai singkong.Pada dasarnya ada dua tipe tapai, tapai singkong dan tapai singkong. Tapai memiliki rasa manis dan sedikit mengandung alkohol, memiliki aroma yang menyenangkan, bertekstur lunak dan berair. Tapai sebagai produk makanan cepat rusak karena adanya fermentasi lanjut setelah kondisi optimum fermentasi tercapai, sehinngaharus segera dikonsumsi. Namun demikian jika disimpan dalam tempat yang dingin makaakan dapat bertahan selama dua minggu. Hasil dari fermentasi lanjut adalah produk yangasam beralkohol, yang tidak enak lagi untuk dikonsumsi.Fermentasi tapai paling baik dilakukanpada kondisi mikro aerob. Pada kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh sehingga tidakdapat menghidrolisis pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang merupakan kondisipaling baik bagi kapang dan kahamir, aroma tidak berkembang dengan baik karenatergantung dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini fermentasi alkohol menurun. Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya kontaminasi. Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik serta menurunkan zat anti nutrisinya.Starter yang digunakan untuk produksi tapai disebut ragi, yang umumnyaberbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukanperalatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan pada umumnya tetap menjadi rahasia di setiap pengusaha ragi. Ragi dipanen setelah 2-5 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Produk akhir akan berbentuk pipih kering dandapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama.Namun demikian pada ragi yang dibuat pada musim hujan akan dapat dijumpai Mucor sp. dan Rhizopus sp. dalam jumlah yang lebih banyak dan membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama. Ragi tapai atau yang sering disebut sebagai `ragi adalah starter untukmembuat tapai.Di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae, Saccharomycesverdomanii, dan lain-lain. Pada dasarnya pembuatan ragi merupakan teknik dalammemperbanyak mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tapai. Perbanyakan inidilakukan dalam suatu medium tertentu dan setelah cukup banyak mikroba yang tumbuh,pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel maupun dalam bentuk sporanya. Penghentian pertumbuahn mikroba tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya.Fermentasi tapai dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1 hingga tiga kali lipat. Vitamin ini diperlukan oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri baik yang aman dikonsumsi, tapai dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh.Cairan tapai dan tapai ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat sebanyak kurang lebih satujuta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efekmenyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahatKelebihan lain dari tapai adalah kemampuannya tapai mengikat danmengeluarkan aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus.Toksik ini banyak kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap. Konsumsi tapai dalam batas normal diharapkan dapat mereduksi aflatoksin tersebut. Di beberapa negara tropis yang mengkonsumsi singkong sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini dikarenakan singkong mengandung sianida yang bersifat toksik dalam tubuh manusia. Konsumsi tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.Konsumsi tapai yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dangangguan sistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri yang digunakan dalampembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV. Untukmengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.3. Fermentasi TuakTuak telah dikenal di Indonesia sejak zaman dahulu. Tuak mengandung alkohol (etil alkohol), sehingga kalau diminum terlalu banyak dapat menyebabkan mabuk. Tuak di Bali selain sebagai minuman, tuak juga tidak lepas dari upacara keagamaan. Tuak sering/biasanya digunakan sebagai sajian yaitu sebuah persembahan tabuhan bersama dengan minuman lain seperti arak dan berem. Proses pembuatannya melibatkan mikroorganisme yaitu Saccaromyces tuac. Di daerah Bali minuman tuak ini di produksi hampir diseluruh kabupaten yang memiliki pohon enau atau pohon kelapa. Salah satu produsen tuak di kabupaten Karangasem adalah di Desa Tenganan. Tuak dari Desa Tenganan dibuat dari nira enau yang dibiarkan secara alami. Pohon enau yang menghasilkan air, lazimnya telah berumur dua tahun. Cabang yang produktif, dapat menghasilkan air selama enam bulan terus menerus. Ketika mencapai umur tiga tahun, biasanya pohon enau tidak lagi produktif. Pada saat penampungan dipohon enaunya, wadah tempat menampung nira diisi dengan lau yaitu suatu bahan yang dibuat dari sabut kelapa kering dan kulit kayu kutat. Dengan pemberian lau ini warna tuak menjadi kemerahan. Lau juga berperanan sebagai zat pengawet terutama dapat mencegah terjadinya proses fermentasi pada tuak, sehingga tuak tidak cepat menjadi masam, karena tuak yang lama diperam akan terus mengalami fermentasi dan menghasilkan asam tuak yang dikenal dengan nama cuka. Tuak di Bali digunakan sebagai sajian yaitu sebagai tabuhan bersama-sama dengan minuman lainnya yaitu arak dan brem pada upacara keagamaan. Disamping itu tuak digunakan sebagai minuman terutama setelah makan nasi dengan lauk pauk seperti lawar, pada saat upacara keagaman dan upacara adat. Tuak ini biasanya diminum oleh orang dewasa dan wisatawan.Nira enau yang dihasilkan dari penyadapan tangkai bunga enau, tidak banyakmengalami proses sampai menjadi minuman tuak, nira yang ada pada wadah penampung yang sudah diisi dengan lau, dikumpulkan dengan cara menuangkannya kedalam wadah tertentu misalnya ember plastik atau jerigen. Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada pada nira. Nira yang bersih ini selanjutnya dibotolkan dan didiamkan sekitar 5-6 jam, selanjutnya baru siap dikonsumsi sebagai minuman tuak.Pembuatan tuak tidak terlepas dari proses fermentasi. Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi Asetil-KoA tetapi dirubah menjadi etanol (etil alkohol) dalam dua langkah. Langkah pertama dengan melepas CO2dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah kedua asetal dehida di reduksi oleh NADH menjadi etanol. Enzim yang mengkatalisis adalah karboksilase dan dehidrogenase. Proses fermentasi glukosa menjadi etanol hanya menghasilkan 2 ATP.Rasa manis pada tuak disebabkan karena adanya gula-gula reduksi seperti dekstrosa, fruktosa, dan sukrosa. Rasa manis dari tuak lama kelamaan akan hilang atau berkurang bahkan rasa tak menjadi keras karena gula reduksi yang terdapat pada tuak ini akan mengalami fermentasi oleh mikroorganisme menjadi asam cuka dan air, organisme yang berperan adalah Acetobacter.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2012. Fermentasi. Online: http://ummiatiko.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_9.html. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).Dara, Widya. 2013. Pembuatan Wine dengan Fermentasi. Online: http://widyadarablog.blogspot.com/2013/01/pembuatan-wine-dengan-fermentasi.html. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).Septiadji. 2013. Fermentasi Alkoholik. Online: https://adji55.wordpress.com/fermentasi-alkoholik.html/. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).Nugraha, Hadi 2010. Pembuatan Tuak. Online: http://nugrahadi.web.ugm.ac.id/baca/18/pembuatan-tuak.html. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).Zulhakim, Aziz. 2013. Jenis-Jenis Fermentasi. Online: http://azizulhakim91.blogspot.com/2013/06/jenis-jenis-fermentasi.html. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2015).