18
TUGAS KHUSUS PEMBUATAN VCO DENGAN METODE PANCINGAN DAN PENAMBAHAN ENZIM Minyak kelapa merupakan minyak yang paling sehat dan aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak kanola. Minyak kelapa mampu mendukung system kekebalan tubuh dari mikroorganisme berbahaya. Jika mikroorganisme yang memakan energi tubuh dapat ditekan jumlahnya, sistem kekebalan tubuh bisa meningkat. Minyak kelapa dapat memberikan energi secara cepat dan merangsang metabolisme. VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat. Diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan essensial dari lemak kelapa. Proses yang tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan lemak–lemak rantai sedang tetapi juga dapat menjamin keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan pengawet, warna minyak sejernih air, beraroma khas

TUGAS KHUSUS VCO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tkvco

Citation preview

Page 1: TUGAS KHUSUS VCO

TUGAS KHUSUS

PEMBUATAN VCO DENGAN METODE PANCINGAN DAN

PENAMBAHAN ENZIM

Minyak kelapa merupakan minyak yang paling sehat dan aman

dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak sayur, seperti minyak

jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak kanola. Minyak

kelapa mampu mendukung system kekebalan tubuh dari mikroorganisme

berbahaya. Jika mikroorganisme yang memakan energi tubuh dapat ditekan

jumlahnya, sistem kekebalan tubuh bisa meningkat. Minyak kelapa dapat

memberikan energi secara cepat dan merangsang metabolisme.

VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari kelapa tua segar

sebagai bahan baku dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan

terbatas, bergizi tinggi dan mengandung 50-53% asam laurat. Diproses dengan

meniru cara alam sehingga tidak merusak kandungan essensial dari lemak kelapa.

Proses yang tidak melibatkan pemanasan bukan hanya menghasilkan lemak–

lemak rantai sedang tetapi juga dapat menjamin keberadaan vitamin E dan enzim-

enzim yang terkandung dalam buah kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan

pengawet, warna minyak sejernih air, beraroma khas kelapa dan telah diujilabkan

dan bisa dikonsumsi langsung atau dioleskan.

Virgin Coconut Oil (VCO) berdasarkan kandungan asam lemaknya

digolongkan ke dalam minyak laurat. Klasifikasi ini dilakukan karena kandungan

asam laurat VCO paling besar dibandingkan dengan asam lemak lainnya. VCO

mengandung 90% asam lemak jenuh yang terdiri atas asam laurat, miristat, dan

palmirat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO didominasi oleh asam laurat

dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya lebih rendah.

Tingginya asa, lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan

terhadap proses ketengikan akibat oksidasi. Komponen paling penting penyusun

prosuk VCO adalah asam laurat. Kandungan asam laurat yang tinggi merupakan

ciri khsa dari produk ini. Kunci suksesnya pembuatan extra virgin coconut oil

sangat ditentukan oleh metode pemecahan emulsi yang digunakan. Sedang

Page 2: TUGAS KHUSUS VCO

kualitas extra virgin coconut oil ditentukan oleh sifat kimia dan fisika minyak.

Sifat kimia yang harus dipenuhi adalah kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar

logam dan bakteri e.colii nya tidak terdeteksi dengan alat yang sensitifitanya

tinggi. Sedang sifat fisika yang dipersyaratkan adalah minyak harus jernih, encer

dan berbau harum. Kandungan vitamin E alami extra virgin coconut oil sekitar

3000 ppm dengan batas kadaluwarsa selama dua tahun lebih satu bulan.

Dalam tubuh, asam laurat diubah menjadi monolaurin yang mengandung

antibiotik alami sehingga mampu membunuh berbagai jenis kuman, virus,

mikroorganisme dengan cara merusak membran yang membungkus sel yang

terdiri dari asam lemak. Manfaat asam lemak jenuh dan Medium Chain Fatty Acid

(MCFA) pada VCO sama seperti pada air susu ibu (ASI), yaitu dapat emberi gizi

serta melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degeneratif. VCO

disamping mengandung asam laurat, juga mengandung vitamin E yang baik untuk

kesehatan. VCO yang diperoleh melalui proses basah memiliki efek yang

bermanfaat dalam menurunkan komponen lipid. Polifenol VCO juga mampu

mencegah antioksidasi LDL (Low Density Lipoprotein). VCO mengandung

koponen tidak tersabunkan seperti vitamin E dan polifenol yang berfungsi sebagai

anti oksidan dan mencegah peroksidasi lipid. Dalam tubuh MCFA dapat berperan

sebagai antioksidan dengan cara melindungi asam lemak tak jenuh dari oksidasi.

Konsumsi VCO secara teratur dapat membantu melindungi tubuh dari radikal

bebas. Beberapa keunggulan minyak kelapa dibandingkan dengan minyak nabati

lain adalah sebagai berikut:

a) Tidak menimbun lemak dan kolestrol.

b) Tidak bersifat toksik.

c) Tidak menghasilkan radikal bebas.

d) Tidak mudah menjadi tengik.

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan VCO yaitu daging buah

kelapa tua. Kualitas bahan (kelapa) yang digunakan akan sangat berpengaruh

teradap kualitas VCO yang dihasilkan, disamping juga dipengaruhi oleh proses

produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap

rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan,

Page 3: TUGAS KHUSUS VCO

semakin baik juga kualitas VCO yang akan dihasilkan, disampping juga

rendemennya yang tinggi, demikian sebaliknya. Adapun ciri-ciri kelapa yang baik

untuk digunakan sebagai bahan baku embuatan VCO adalah sebagai berikut:

a) Berasal dari varietas kelapa dalam arau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang

diperoleh dari varietas ini akan lebih banyak dibandingkan dengan kelapa

hibrida.

b) Telah berumur 11-13 bulan. Jangan terlalu tua atau terlalu muda.

c) Kulit sabut kelapa sudah berwarna coklat. Hal ini menandakan bahwa elapa

tersebut sudah cukup tua.

d) Apabila diketok bunyinya terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat

ber

hubungan dengan jumlah air yang terdapat didalamnya. Apabila diketok

terdengar nyaring, menandakan bahwa jumlah air didalamnya telah berkurang.

Berkurangnya jumlah air kelapa ini berhubungan dengan dekomposisi

kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi air kelapa yang

berpindah ke dalam daging kelapa. Dengan demikian kandungan gizi dalam

daging kelapa akan bertambah banyak, terutama kandungan minyak atau

lemaknya.

e) Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut

sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya sudah banyak berubah.

Pembuatan VCO dapat dilakukan melalui dua proses, yaitu proses basah

(menggunakan santan) dan proses kering (menggunakan kopra). Proses basah

merupakan cara paling sederhana untuk mendapatkan bahan pembuatan VCO,

yaitu santan. Secara umum sendiri cara pembuatan minyak kelapa murni

dibedakan menjadi beberapa cara, yaitu pemanasan, fermentasi, penambahan

enzim, dan pancingan. Berikut pembuatan VCO dengan metode pancingan dan

penambahan enzim:

1. Metode Pancingan

Tahapan metode pancingan dilakukan dengan cara kelapa segar diubah

menjadi santan terlebih dahulu, lalu krim kental (kanil) yang berupa cairan kental

putih dipisahkan dari air dengan cara mendiamkannya selama 1 jam. Kemudian

Page 4: TUGAS KHUSUS VCO

krim itu dicampur dengan munyak kelapa murni sebagai pancingan dengan

perbandingan tertentu lalu diaduk hingga rata dan didiamkan selama 7-8 jam. Lalu

aan terbentuk tiga lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni, lapisan tengah

berupa blondo dan lapisan bawah berupa air. Pada prinsipnya, santan adalah

campuran antara moleekul minyak, molekul air, dan protein. Ikatan tersebut

terbentuk karena adanya protein yang mengalilingi molekul minyak. Dengan

metode pancingan, molekul minyak dan santan akan ditarik olek minyak umpan

sampai akhirnya bersatu. Tarikan tersebut membuat air dan protein yang

sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi terlepas. Jadi, model

pancingan ini merubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak.

Metode pancingan diperlukan minyak kelapa murni terlebih dahulu untuk

proses produksinya. Sehingga tidak cocok untuk dikembangkan menjadi skala

industri. Metode pancingan ini memiliki tahapan awal yang sama dengan metode

yang lain, yaitu pembuatan santan. Perbedaannya terletak pada proses pengolahan

krim. Pada metode ini, krim yang sudah jadi dicampur dengan minyak pancingan

dengan perbandingan tertentu. Minyak pancignan adalah minyak kelapa murni

hasil fermentasi. Campuran antara kri dengan minyak pancinga tersebut diaduk

hingga rata dan didiamkan selama 7-8 jam. Setelah didiakan, campuran ini agar

membentuk tiga lapisan seperti pada mmetode fermentasi.

Prinsip pembuatan VCO dengan metode ini adalah pengubahan emulsi

minyak-air menjadi minyak-minyak. Minyak umpan akan menarik minyak pada

krim yang masih berikatan dengan protein dan air. Metode pancingan juga dikenal

dengan metode fermentasi adalah proses pemidalah minyak dari santan yang

dilakukan oleh bakteri secara spontan maupun dengan bakteri tertentu

(pancingan). Contoh pembuatna minyak kelapa dengan metode pancingan adalah

pembuatan santan sama dengan yang lain. Air santan dituangkan dalam bejana

transparan yang memiliki kran dibawahnya (misal galon air dibalik, pantatnya

dilubangi dan bagian tutup diberi kran). Setelah sekitar satu jam santan

didiamkan, bagian kental putih berada di atas dan air di bawah. Air kemudian

dipisahkan dari bagian santan yang kental, cukup dengan membuka kran. Bagian

Page 5: TUGAS KHUSUS VCO

yang kental kemudian ditambahkan minyak virgin dalam jumlah perbandingan

dua bagian santan kental dan satu bagian minyak yang sudah jadi. Keduanya

dicampur dan diaduk menjadi emulsi sampai benar-benar merata dan homogen,

alatnya dengan menggunakan mixer roti. Campuran atau emulsi didiamkan dalam

wadah transparan sampai terpisah menjadi tiga atau empat bagian. Air paling

bawah, bagian padat putih di atasnya, minyak di atasnya lagi dan bagian kental

padat putih tipis berada paling atas. Jangan terburu-buru dalam memisahkan.

Tunggu sampai benar-benar semua butir-butir emulsi memecah dan memisah.

Biasanya sampai lima jam. Pertama buang air secara perlahan dengan membuka

kran. Selanjutnya tampung bagian padat dalam wadah sendiri dan terpisah dari

lainnya. Demikian juga tampung di wadah yang bersih minyak yang ada. Minyak

inilah yang disebut vico, tentunya setelah mengalami penyaringan dari partikel

padat lainnya. Bagian padat terakhir dikeluarkan dimasukkan dalam wadah yang

sama dengan lapisan kedua. Padatan berupa bubur putih sangat kental ini masih

cukup banyak mengandung minyak. Panaskan padatan ini dalam api kecil, maka

diperoleh minyak kelapa dengan kualitas yang sangat baik.

2. Metode Penambahan Enzim

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis

(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu

reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat

perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan

dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua

proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat

dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai

promoter. Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk

menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang

membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia

terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan

waktu lebih lama. Enzim terbagi ke dalam 7 golongan besar, yaitu :

Page 6: TUGAS KHUSUS VCO

a) Polimerase (tiokinase) berfungsi untuk menggabungkan monomer-monomer

sehingga terbentuk polimer.

b) Ligase/sintetase (tiokinase) berfungsi untuk menggabungkan dua molekul yang

disertai dengan hidrolisis ATP. 

c) Isomerase (epimerase) berfungsi untuk mengkatalisir perubahan isomer.  

d) Liase (fumarase) berfungsi untuk membentuk ikatan rangkap dengan

melepaskan satu gugus kimia. 

e) Hidrolase (protease, lipase, amilase) berfungsi untuk memutuskan ikatan

kimia dengan penambahan air. 

f) Transferase (Kinase) berfungsi untuk memindahkan gugus senyawa kimia. 

g) Oksidoreduktase (nitrat reduktase) berfungsi untuk memisahkan dan

menambahkan elektron atau hidrogen.  

Beberapa enzim beroperasi dengan kinetika yang lebih cepat daripada laju

difusi. Hal ini tampaknya sangat tidak mungkin. Beberapa mekanisme telah

diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Beberapa protein dipercayai

mempercepat katalisis dengan menarik substratnya dan melakukan pra-orientasi

substrat menggunakan medan listrik dipolar. Model lainnya menggunakan

penjelasan penerowongan kuantum mekanika, walaupun penjelasan ini masih

kontroversial. Penerowongan kuantum untuk proton telah terpantau pada

triptamina. Reaksi enzim berbeda dengan reaksi kimia dalam hal berikut :

a) Katalis enzim sangat spesifik dan hanya mengkatalis satu atau sejumlah kecil

reaksi kimia. Sebagian besar enzim yang ada bisa mengkatalis reaksi dengan

jangkauan yang sangat luas.

b) Laju reaksi berkatalis enzim biasanya lebih cepat dari pada reaksi yang sama

dengan katalis non-biologis. Hanya sejumlah kecil enzim yang dibutuhkan

untuk menghasilkan pengaruh yang diinginkan.

c) Kondisi reaksi (temperatur, tekanan,pH dan lain-lain) untuk reaksi enzim

sangat terbatas.

d) Enzim sangat sensitif, atau merupakan molekul yang tidak stabil dan

membutuhkan perhatian dalam penggunaannya.

Page 7: TUGAS KHUSUS VCO

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa enzim yang digunakan dalam

suatu reaksi berperan untuk mempercepat dan membantu reaksi dalam hal ini

enzim yang digunakan dalam VCO berfungsi mempercepat dan membantu

pembuatan VCO yang dalam hal ini menggunkana enzim papin, yang berfungsi

untuk menguraikan protein yang terdapat dalam santan sehingga emulsi santan

bisa dipecahkan sehingga terbentuk tiga lapisan yaitu air, blondo dan minyak, dan

dapat diperoleh minyak kelapa yang murni. Jenis-jenis enzim yang digunakan

dalam pembuatan VCO dengan metode penambahan enzim adalah:

a) Enzim Papain

Enzim papin merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah

pepaya,baik dalam buah,batang dan daunnya. Sebagai enzim yang berkemampuan

memacahkan molekul protein,dewasa ini papain menjadi suatu produk yang

sangat bermanfaat bagi kehidupan,baik di rumah tangga maupun industri. Enzim

papain adalah enzim yang terdapat dalam getah pepaya, merupakan jenis enzim

proteolitik yaitu enzim yang mengkatalis ikatan peptida pada protein menjadi

senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptida dan asam amino.

Pemecahan emulsi santan berlangsung melalui reaksi hidrolisis yang dapat terjadi

dengan adanya enzim proteolitik. enzim papain merupakan enzim proteolitik yang

terdapat pada getah pepaya. Enzim ini dapat mengkatalis reaksi pemecahan rantai

peptida pada protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-

senyawa yang lebih sederhana.

Kualitas getah sangat menentukan aktivitas proteolitik dan kualitas tersebut

tergantung pada bagian tanaman asal getah tersebut. Berdasarkan penelitian yang

sudah dilakukan bagian tanaman yang mengandung getah dengan kulaitas

aktivitas proteolitik yang baik ada pada bagian buah, batang dan daun.

Sifat enzim papain antara lain dapat bekerja secara optimum pada suhu antara 50-

60oC dan pH antara 5-7, serta memiliki aktifitas proteolitik antara 70-1000

unit/gram. Aktivitas enzim selain dipengaruhi oleh proses pembuatannya juga

dipengaruhi oleh umur dan jenis varietas pepaya yang digunakan.

b) Enzim Bromelain

Page 8: TUGAS KHUSUS VCO

Enzim bromelin didapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan

daging. Aktifitasnya dipengaruhi oleh kematangan buah, konsentrasi pemakaian,

dan waktu penggunaan. Untuk memperoleh hasil yang maksimum sebaiknya

digunakan buah yang muda. Semakin banyak nenas yang digunakan, semakin

cepat proses bekerjanya.

Bromelain dapat merujuk pada salah satu dari dua protease enzim diekstraksi

dari keluarga tanaman Bromeliaceae atau bisa lihat kombinasi enzim tersebut

bersama dengan senyawa lainnya yang dihasilkan dalam ekstrak. Ekstrak

Bromelain adalah campuran protein-enzim proteolitik enzim yang disebut atau

protease dan beberapa zat lain dalam jumlah yang lebih kecil. Enzim proteolitik

yang disebut sebagai protease sulfhidril sejak sekelompok sulfhidril bebas dari

rantai-sisi sistein diperlukan untuk fungsi.

Pengolahan minyak kelapa secara enzimatis memerlukan enzim untuk dapat

memepercepat reaksi pemecahan lapisan protein/molekul lemak yang terdapat

dalam santan. Enzim yang digunakan adalah enzim bromelin yang merupakan

golongan enzim protease, yang terkandung dalam buah nanas. Pada percobaan

pengolahan minyak kelapa dengan menggunakan enzim bromelin ini santan yang

dimanfaatkan adalah santan krim. Penambahan enzim bromelin pada santan krim

dilakukan dengan variasi volume dan dilakukan pemeraman santan krim dengan

perbedaan waktu pemeraman. Penambahan enzim bromelin pada pengolahan

minyak kelapa tradisional berpengaruh terhadap kuantitas minyak dan variasi

waktu pemeraman santan krim daari minyak yang dihasilkan.

c) Enzim Ficin

Ficain (atau ficin) adalah enzim yang berasal dari buah ara lateks. Ini adalah

dari keluarga protease yang dikenal sebagai endopeptidases sistein , kelompok

yang juga termasuk papain yang berasal dari getah pepaya, bromelase (

bromelain ) diekstraksi dari batang nanas, calpain , caspases , cathespisin B , dan

chymopapain . Ini adalah salah satu yang paling umum digunakan untuk

membedakan berbagai grup antigen darah: misalnya menghancurkan M, N, S,

Duffy a dan Duffy b dan meningkatkan beberapa antigen lainnya.

d) Enzim α-Amilase

Page 9: TUGAS KHUSUS VCO

Potensi penggunaan enzim α-amilase sangat besar, namun masih terdapat

kendala, yaitu enzim tersebut masih harus diimpor dengan harga relatif mahal.

Untuk memproduksi sendiri juga masih menghadapi beberapa kendala, antara lain

tidak tersedianya strain mikroba unggul penghasil enzim α-amilase dan kurangnya

pengetahuan tentang teknologi produksi enzim. Usaha untuk meningkatkan pro-

duksi enzim dari mikroorganisme telah dilakukan, baik dengan manipulasi ling-

kungan maupun sifat mikroba tersebut. Pemanfaatan bahan mutagen seperti sinar

ultra violet, sinar gamma, dan N-methyl-N-nitrosoguanidin (NTG) untuk

mengubah sifat mikroorganisme telah banyak dilakukan. Teknik kloning gen juga

telah berkembang dan banyak dimanfaatkan untuk memperoleh mikroba unggul

penghasil enzim.

Teknik rekayasa genetika telah terbukti dapat digunakan untuk melipat

gandakan produktivitas enzim sampai dengan 100-200 kali lipat (Ganter et al.,

1988). Mikroba yang sudah umum digunakan untuk menghasilkan enzim adalah

bakteri dan kapang, terutama Bacillus dan Aspergillus. Kedua mikroba dari genus

tersebut mensekresikan enzim dalam jumlah relatif besar (Aunstrup et al., 1979).

Kimura dan Chiba (1983) telah melakukan penelitian α-amilase yang diproduksi

oleh Bacillus subtilis dengan substrat pati ubi jalar dan barley. Sedangkan

Ratankhanokchai et al. (1992) mencoba Chloroflexus aurantiacus untuk mempro-

duksi α-amilase yang dapat menghidrolisis pati menjadi maltotetraosa dan malto-

triosa. Berdasarkan pertimbangan bahwa pustaka genom gen α-amilase telah

diperoleh, maka untuk meningkatkan ekspresi gen α-amilase dilakukan seleksi

positif koloni pembawa gen α-amilase dan pembentukan sistem over expression.

Bakteri rekombinan pembawa gen α-amilase tersebut selanjutnya digunakan da-

lam produksi α-amilase, sehingga produksi dan aktivitas enzimnya menjadi

tinggi.

e) Enzim Pektinase

Enzim pektinase merupakan enzim yang diperoleh dari limbah kulit jeruk.

Pektinase telah lama dikenal memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan.

Pektinase sebagai sumber dietary fiber dilaporkan berpotensi menurunkan kadar

Page 10: TUGAS KHUSUS VCO

kolesterol darah. Salah satu penyakit degeneratif yang banyak melanda

masyarakat di kota-kota besar adalah penyakit kardiovaskular yang ditandai

dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah.

Pengujian secara in vivo dengan menggunakan tikus percobaan dilakukan

untuk mengetahui pengaruh pektin kulit dalam menurunkan kadar kolesterol

darah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin kulit

jeruk

lemon dalam dalam ransum terhadap kadar total kolesterol, Low Density

Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL) dan trigliserida serum darah

tikus.

Proses pengolahan minyak kelapa murni dengan metode enzimatis

dilakukan dengan menggunakan enzim secara langsung atau melalui mikroba

penghasil enzim tertentu.  Penambahan enzim dilakukan dengan tujuan untuk

memecah protein yang berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga minyak

dapat terpisah dengan baik. Proses pengolahan VCO dengan metode enzimatis

diawali dengan pembuatan santan. Santan ditempatkan dalam wadah yang bersih,

kemudian dibiarkan beberapa saat hingga terbentuk kanil.  Kanil dipisahkan ke

dalam wadah lalu ditambahkan ragi atau larutan cuka nira secukupnya. Campuran

diaduk merata dan difermentasi selama 10–14 jam.

Proses fermentasi dinyatakan berjalan baik jika dari campuran tersebut

terbentuk tiga lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak, lapisan tengah berupa

protein dan lapisan terbawah berupa air.  Lapisan minyak kemudian dipisahkan

secara hati-hati. Beberapa penelitan pembuatan minyak kelapa dengan cara

fermentasi dan enzimatis telah dilakukan. Pada proses pembuatan VCO dengan

penambahan jamur tempe, ditambahkan jamur tempe 0,2% (b/v) pada kanil

dengan pemeraman selama 24 jam.  Rendemen minyak kelapa yang dihasilkan

sebesar 26,04%.  Pemecahan emulsi santan pada proses tersebut berlangsung

melalui reaksi hidrolisis oleh enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroba

yaitu jamur atau kapang. Pemecahan emulsi santan melalui pengadukan,

Page 11: TUGAS KHUSUS VCO

pemanasan dan penambahan 3M H3PO4.  Dengan proses enzimatis ini dihasilkan

rendemen sebesar 84%.

Mikroba pengasil asam, yang dibiakkan dan digiatkan metabolismenya,

sehingga didapatkan enzim dengan pH yang rendah. Mikroba yang umum

digunakan adalah ragi roti, yang dibiakkan dalam medium skim dan krim santan.

Penambahan enzim dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan protein yang

berikatan dengan minyak dan karbihidrat sehingga minyak dapat terpisah dengan

baik. Maka, munyak kelapa yang dihasilkan dari pengolahan minyak kelapa

dengan metode enzimatis disebut minytak kelapa murni (Virgin Coconut Ol).

Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori utama, yakni RBD

(Refined, Bleached, and Deodorised) dan Virgin. Pembagian ini didasarkan pada

proses pembuatannya. RBD dibuat dengan cara pemanasan sedangkan Virgin

Coconut Oil dibuat tanpa pemanasan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pembuatan Virgin Coconut Oil. Online: http://ummiatiko.blog

spot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_9.html. (Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015).

Febrianto, A. 2010. Teknologi Pembuatan VCO. Online: http://ariefebrianto.

blogspot.com/2010/10/teknologi-pembuatan-vco.html. (Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015).

Feto. 2013. Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil). Online: http://naha

krida.blogspot.com/2013/06/minyak-kelapa-murni-virgin-coconut-oil.

html. (Diakses pada tanggal 8 Maret 2015).

Novita. 2013. Cara Pembuatan Virgin Coconut Oil. Online: http://ndvivinovita.

blogspot.com/2013/01/cara-pembuatan-vco-virgin-coconut-oil.html.

(Diakses pada tanggal 8 Maret 2015).

Prasetyawan. 2014. Membuat Minyak Kelapa VCO dengan Metode Mixing.

Online: http://ikadaluprasetyawan.blogspot.com/2014/08/membuat-

minyak-kelapa

-vco-metode-mixing.html. (Diakses pada tanggal 8 Maret 2015).

Page 12: TUGAS KHUSUS VCO