Upload
adha-panca-wardanu
View
220
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Perhitungan Kecukupan Energi
Citation preview
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI PADA IBU MENYUSUI
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi sebagian persyratan kelulusan
Matakuliah Gizi Daur Kehidupan
Oleh
Uliyanti
S531508049
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Masa menyusui merupakan periode yang sangat
penting bagi seorang ibu dan bayinya. Pada masa inilah hubungan emosional antara ibu
dan anak akan terjalin dengan periode yang cukup panjang. Masa menyusui sangat baik
bagi perkembangan kesehatan mental dan psikis anak serta wanita/ ibu. Selama masa
menyusui, Ibu dianjurkan untuk meningkatkan asupan kalori, protein, kalsium, zat besi,
asam folat dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi kebutuhan zat gizi saat
menyusui (Simanjuntak, D. H, dan Sudaryati, E., 2005).
Kekurangan gizi pada Ibu selama masa menyusui sangat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas ASI yang di hasilkan. Menurut Simanjuntak, D. H, dan Sudaryati, E.,
(2005) Ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan
akhirnya berhenti. Hal ini menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan yang
dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam
tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai
sumber energi selama menyusui. Untuk itu, apabila ibu yang sedang menyusui bayinya
tidak mendapatkan tambahan makanan, tentu akan berakibat terjadinya kemunduran
dalam pembuatan dan produksi ASI. Dampak lebih jauh dari kekurangan gizi ibu
menyusui adalah menimbulkan gangguan kesehatan pada Ibu dan Bayinya. Gangguan
pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak seperti bayi mudah sakit dan mudah
terkena infeksi. Oleh sebab itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang
menyusui mutlak diperlukan (Nadimin, Baharuddin, A., Zakaria, A., 2010).
Pada masa menyusui kebutuhan zat gizi semakin meningkat. Apabila konsumsi
makanan sehari-hari kurang beraneka ragam maka akan timbul ketidakseimbangan
antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif
pada masa menyusui (Simanjuntak, D. H, dan Sudaryati, E., 2005). Faktor-faktor yang
menyebabkan kurang gizi yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung
yaitu tingkat komsumsi makanan dan penyakit infeksi, sedang faktor tidak langsung
adalah persediaan pangan, pelayanan kesehatan dan pengetahuan (Nadimin,
Baharuddin, A., Zakaria, A., 2010). Faktor langsung merupakan keadaan yang dapat
berpengaruh secara langsung pada individu yang bersangkutan seperti konsumsi energi,
konsumsi protein dan kebutuhan energi. Energi merupakan salah satu hasil metabolisme
2
karbohidrat, protein dan lemak. Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme,
pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. Besarnya kebutuhan energi
tergantung dari energi yang digunakan setiap hari.
Kebutuhan energi adalah konsumsi energi yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang sesuai ukuran dan komposisi tubuh yang disesuaikan
dengan tingkat aktivitas, kesehatan jangka panjang sehingga memungkinkan
pemeliharaan aktifitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi. Kebutuhan
energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi.
Komponen-komponen tersebut yaitu: (1) Basal Metabolic Rate (BMR), (2) Spesific
Dynamic Action (SDA), (3) Aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan (Hardiansyah,
Riyadi, H., dan Napitulu, V., 2011). Perhitungan kebutuhan energi salah satunya dapat
dihitung dengan menggunakan metode Harris Benedict Equation dan metode Faktorial
(Filipinos).
Harris Benedict Equation merupakan salah satu rumus yang biasa digunakan
untuk menentukan kebutuhan gizi orang dewasa. Kelebihan dari metode ini yaitu dalam
menghitung Basal Energy Expenditure (BEE) lebih banyak memperhitungkan faktor
dari individu seperti berat badan, tinggi badan, umur dan jenis aktivitas. Sedangkan
untuk menetapkan kecukupan energi secara faktorial pengeluaran energi tiap-tiap hari
dari tipe individu tertentu dengan menambah sejumlah pengeluaran energi untuk tidur,
bekerja dan rekreasi. Disamping itu observasi konsumsi makanan riil juga dilakukan.
Pada kondisi menyusui, jumlah energi yang harus ditambahkan selama menyusui adalah
650 Kkal. Dari jumlah ini, sekitar 200 Kkal dapat disediakan sampai bayi berumur 6
bulan oleh lemak yang terakumulasi selama kehamilan, sehingga harus ditambahkan
sekitar 450 Kkal per hari (Nadimin, Baharuddin, A., Zakaria, A., 2010). Berdasarkan
uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana perhitungan kebutuhan
energi pada Ibu menyusui dan hubungan aktifitas fisik deng kebutuhan energi.
II. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan karangan ilmiah ini adalah untuk :
1. Mengetahui kebutuhan energi yang diperlukan oleh Ibu Menyusui
2. Mengetahui hubungan antara kecukupan energi dengan produksi ASI pada Ibu
menyusui.
3
III. METODE PERHITUNGAN
Rumus Perhitungan Energi dengan Metode Harris Benedict
Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah angka
Metabolisme Basal (AMB) dan aktivitas fisik. AMB atau yang disebut sebagai Basal
Energi Expenditure (BEE) adalah pengeluaran energi dalam keadaan puasa atau sehat
tanpa stres (Hartono, 2000). Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan kalori per
berat atau dengan menggunakan persamaan Harris-Benedict Equation sebagai berikut :
Kebutuhan Energi = Basal Energy Expenditure (BEE) x Faktor Aktivitas x Faktor Stres
Basal Energy Expenditure (BEE)
Laki-laki : 66,47 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x U)
Perempuan : 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 x U)
Keterangan :
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan
U = Umur
Faktor Aktivitas
Tingkat Aktivitas Faktor AktivitasTidur (Bed rest) 1,2Aktivitas ringan 1,3Aktivitas sedang 1,4Aktivitas berat 1,5 atau lebih
Faktor Stress (injury factors)
Demam 0,13 per kenaikan 1 CPeritonitis 1,2 – 1,5Cedera jaringan lunak 1,14 – 1,37Patah tulang multipel 1,2 – 1,35Sepsis 1,4 – 1,8Luka bakar 0 - 20 % 1,0 – 1,5Luka bakar 20 - 40 % 1,5 – 1,85Luka bakar 40 - 100 % 1,85 – 2,05Puasa 0,7Payah/ gagal jantung 1,3 – 1,5Kanker 1,3
4
Rumus Perhitungan Energi dengan Metode Faktorial (Filipinos)
Total Energy Requirement = EBM + PA + SDA + Fisiologis Khusus
Keterangan :EBM = Energy Basal Metabolisme/ Angka Metabolisme BasalPA = Physical ActivitySDA = Specific Dynamic Action
EMB = 1 x 24 x BB Ideal
Koreksi Tidur = 0,1 x Jumlah Tidur x BB Ideal
Physical Activity (PA) = PA (%) x EBM
SDA (%) = 10 % x (EBM+PA)
Faktor Aktivitas :
Sangat Ringan = 10 %Ringan = 20 %Sedang = 30 %Berat = 40 %
IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Kasus 1.
Wanita meyusui bekerja sebagai guru, tinggi badan 160 cm, berat badan 64 kg, umur 28
tahun dalam keadaan sehat, tidur selama 6 jam sehari. Berapa energi yang diperlukan
wanita tersebut perharinya?
Diketahui :
Fisiologi Khusus = Wanita Menyusui
Tinggi Badan (TB) = 160 cm
Berat Badan (BB) = 64 kg
Status Gizi = Sehat/ Normal
Aktifitas = Ringan
Ditanya :
Energi yang dibutuhkan per hari ?
Penyelesaian :
Metode Harris Benedict Equation
Kebutuhan Energi = Basal Energy Expenditure (BEE) x Faktor Aktivitas x Faktor Stres
5
Basal Energy Expenditure = 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 x U)
= 655,1 + (9,56 x 64) + (1,85 x 160) – (4,67 x 28)
= 1431,34 Kalori
Faktor Aktivitas = Aktifitas Ringan
= 1,3
Fisiologis Khusus = Menyusui
= + 500 Kalori
Kebutuhan Energi Total = BEE + Faktor Aktivitas + Fisiologis Khusus
= 1431,34 + 1,3 + 500
= 2360,742 Kalori
Metode Faktorial (Filipinos)
Berat Badan Ideal (Metode Bracco)
= (TB – 100) – (10%)
= (160-100)-(10%)
= 54 kg
Perhitungan Energi Per Hari :
EMB = 1 x 24 x BB Ideal = 1296 Kalori
Koreksi Tidur = 0,1 x Jumlah Tidur x BB Ideal = 32,4 Kalori
= 1296 – 32,4 Kalori
= 1263,6 Kalori
Physical Activity (PA) = 30 (%) x 1263,6 Kalori = 379,08 Kalori
SDA (%) = 10 % x 1642,68 Kalori = 164, 268 Kalori
Kebutuhan Energi Sehari = 1642,68 + 164,268
= 1806,948 Kalori
Total Kebutuhan Energi = EMB + PA + SDA + Fisiologis Khusus (menyusui)
= 1263,6 + 379,08 + 164, 268 + 500
= 2306,948 Kalori
Data hasil perhitungan dengan menggunakan dua metode Harris Benedict dan
Faktorial menunjukkan perbedaan yang tidak terlalu berarti. Dari kedua hasil
6
perhitungan tersebut mengartikan bahwa kebutuhan kalori seorang ibu menyusui
dengan aktifitas ringan, status gizi normal/ sehat dengan umur 28 tahun, berat badan 64
kg dan tinggi 160 cm adalah berkisar antara 2306,948-2360,742 Kkal/ hari. Nilai
tersebut lebih tinggi di bandingkan kebutuhan energi wanita usia reproduksi yaitu
sebesar 2100 Kkal/ hari (Simanjuntak, D. H, dan Sudaryati, E., 2005). Hal ini didukung
pernyataan Krisdinamurtirin, dkk (1987) bahwa wanita menyusui membutuhkan energi
lebih banyak daripada dalam keadaan biasa (tidak hamil-tidak menyusui). Disamping
itu untuk kegiatan sehari-hari, wanita menyusui memerlukan tambahan energi untuk
pembentukan ASI.
Nilai kalori tersebut harus dipenuhi seorang ibu menyusui untuk memenuhi
kecukupan energinya perhari agar kualitas ASI yang di hasilkannya mencukupi
kebutuhan bayi yang disusuinya baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Seorang ibu
menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 Kkal dalam kesehariannya. Tambahan
sebesar 500-700 Kkal tersebut tidak lain diperlukan untuk keperluan biosintesis ASI.
Ekstra energi tersebut tidak semuanya harus didapatkan dari intake makanan yang
dikonsumsi ibu menyusui sehari-hari 200 Kkal ternyata telah tersedia ditubuh ibu
berupa cadangan deposit yang telah dibentuk sejak dimulainya proses kehamilan. Sisa
300-500 Kkal/hari diperoleh dari intake makanan keseharian ibu. Rata-rata volume ASI
ibu berstatus gizi baik sekitar 700-800 cc, sedangkan ibu yang berstatus gizi kurang
hanya berkisar 500-600 cc (Arisman, 2007) yang dapat menurunkan berat badan wanita
menyusui. Schurtz dalam Krisdinamurtirin, dkk (1987) menemukan penurunan berat
badan pada ibu menyusui dikarenakan ketidakcukupan masukan energi sepuluh kali
lebih cepat pada wanita menyusui dibandingkan pada wanita hamil.
V. KESIMPULAN
1. Kebutuhan energi Wanita menyusui dengan aktivitas ringan, tinggi badan 160 cm,
berat badan 64 kg, umur 28 tahun dalam keadaan sehat, tidur selama 6 jam sehari
dengan menggunakan metode Harris Benedict adalah 2360, 742 Kalori dan 2306,948
Kalori dengan menggunakan metode Faktorial (Filipinos).
2. Kekurangan energi pada Ibu menyusui akan menyebabkan penurunan kualitas dan
produksi ASI yang dihasilkan. Semakin baik kecukupan energi ibu menyusui maka
semakin baik pula produksi dan Kualitas ASI yang dihasilkan.
7
VI. SARAN
Untuk melengkapi kekurangan pada karangan ilmiah ini, maka disarankan :
1. Untuk membuat menu asupan makanan gizi seimbang untuk Ibu menyusui sesuai
dengan kebutuhan energinya.
2. Untuk perhitungan aktifitas fisik agar lebih detail agar tidak terjadi bias pada hasil
perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiansyah, Riyadi, H., dan Napitulu, V. 2011. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat. Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 17-19 Mei 2011, p317-329
Made Wiryana, 2007. Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis. Jurnal Penyakit Dalam Volume 8 [2] Mei 2007. p176-186.
Nadimin, Baharuddin, A., Zakaria, A., 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Menyusui Wilayah Kerja Puskesmas Moncobalang kabupaten Gowa. Jurnal Media Gizi Pangan Vol. IX [1] Januari 2010.p52-57.
Rosmalina, Y., 2011. Perbandingan Perhitungan Energi Basal Dan EnergyExpenditure Pada Lansia. PGM 2011 Volume 34 [1] : Hal 12-20.
Simanjuntak, D. H, dan Sudaryati, E., 2005. Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui. Hasil Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Krisdinamurtirin, Y., Yuniar R. Purwono, Sri Murni Prastowo, 1987. Kebutuhan Energi Wanita Menyusui Sehubungan Dengan Pola Kegiatan Mereka. Jurnal Penelitian Gizi dan Makanan. Badan Litbangkes RI. Jilid 10
8