31
MAKALAH GEOSTRATEGI DI INDONESIA Disusun Oleh: KELOMPOK 2 AGAM AMRULLAH 10508684 ANDREAN MARTDIANSYAH 105086 BABAN BAKTI NUGRAHA 10508654 ELNOPIN MARHANSYAH 105086 FAHMI DWIPAYANA 10508666 M. AGIL KURNIAWAN 105086 MOH. HABIBI 10508656 RIYAN FARISMANA 105086 UJANG MEMET SEPTIAWAN 105086 MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

Tugas PKNS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas PKNS

MAKALAH

GEOSTRATEGI DI INDONESIA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

AGAM AMRULLAH 10508684ANDREAN MARTDIANSYAH 105086BABAN BAKTI NUGRAHA 10508654ELNOPIN MARHANSYAH 105086FAHMI DWIPAYANA 10508666M. AGIL KURNIAWAN 105086MOH. HABIBI 10508656RIYAN FARISMANA 105086UJANG MEMET SEPTIAWAN 105086

MANAJEMEN INFORMATIKAFAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA2009

Page 2: Tugas PKNS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GEOSTRATEGI DI

NIDONESIA”, dimana dalam makalah ini penulis menjelaskan sedikit tentang strategi dalam

memanfaatkan kondisi geografi negara untuk menentukan tujuan , kebijakan di Indonesia.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terwujudnya pembuatan makalah ini. Semoga kebaikan anda semua dibalas oleh Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan banyak kritik ataupun saran yang bersifat membangun agar dapat

menjadi dorongan bagi penulis sehingga kedepannya penulis dapat memberikan atau

membuat makalah yang lebih baik dari ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya, amin.

Bandung, Desember 2009

Penulis

Page 3: Tugas PKNS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................

B. Tujuan .........................................................................................................................

C. Rumusan Masalah ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar belakang goestrategi

B. Definisi geostrategi

C. Ketahanan nasional

D. Peran geostrategi Indonesia

E. Stereoskopis geostrategi Indonesia

F. Anasir-anasir geostrategi

G. Strategi pewujudan geostrategi Indonesia

BAB III KESIMPULAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................

Page 4: Tugas PKNS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidupnya.

Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai

fungsi seebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian , pencapaian cita-cita

dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya

ke arah itu akan muncul energy baik yang positif maupun negative yang memaksa suatu

bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.

Untuk dapat menentukan kebijakan, tujuan agar dapat memperoleh hasil yang baik

sesuai dengan yang diinginkan tentunya diperlukan suatu rencana atau strategi yang telah

disusun dengan matang. Begitu pula halnya untuk menentukan kebijakan, tujuan, sarana

mencapai tujuan nasional suatu Negara maka diperlukan pula suatu strategi untuk meraihnya.

Pada makalah ini akan dibahas bagaimana Negara Indonesia menentukan strategi/metode dari

segi kondisi geografi/lingkungan untuk mewujudkan tujuan politiknya.

B. Tujuan

Pada makalah ini akan dibahas secara singkat tentang definisi Geostrategi dan

bagaimana penerapannya di Indonesia. Disamping itu pada makalah ini juga menjelaskan

sekilas tentang Ketahanan Nasional (tannas).

Pada akhir pembahasan, diharapkan pembaca dapat :

Memahami apa itu Geostrategi

Mengetahui bagaimana geostrategi yang terjadi di Indonesia

C. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang penulis angkat dalam makalah

ini, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang geostrategi?

2. Apa itu geostrategi?

3. Apa saja peran geostrategi?

4. Stereoskopis geostrategi?

5. Bagaimana strategi pewujudan geostrategi?

Page 5: Tugas PKNS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Geostrategi

Ide dasar adalah awal mula satu tatanan pemikiran yang pada ujung paling akhirnya

berupa tindakan nyata.  Dalam masyarakat yang menegara atas dasar commitment para

pendiri Republik ini, ide yang dijadikan acuan brsama adalah terbentuknya masyarakat yang

berazaskan kekeluargaan dengan atribut tata laku sebagaimana berlaku pada umumnya

diantara masyarakat timur. 

Paternalistik, gotong royong, mendahulukan kepentingan bersama, adalah diantara

atribut lainnya yang menjadi ciri khas masyarakat timur tadi.  Apabila selanjutnya ide dasar

harus dijadikan acuan masyarakat bangsa dalam bertatalaku, maka dapat dikatakan bahwa ia

telah berubah dari satu ide menjadi pandangan hidup yang operasional; dan apabila

pandangan hidup tadi diberikan kerangka ilmiah dan dikodifikasikan secara jelas maka

terbentuklah satu falsafah bangsa.

Kemudian dari itu, apabila falsafah bangsa dijadikan landasan negara maka ia akan

mewujud sebagai satu ideologi negara.  Untuk Indonesia, pandangan hidup berbangsa,

falsafah bangsa, maupun ideologi negara semua diberi nama yang sama, yaitu Pancasila. 

Bagi bangsa/negara lain tidaklah demikian halnya, masing-masing mempunyai nama yang

berbeda-beda sehingga mengurangi kerancuan.

Tidak semua negara memiliki ideologi negara karena ia memang bukanlah salah satu

syarat untuk berdirinya satu negara.  Akan tetapi bagi negara yang memiliki ideologi, ia

selalu menjadi acuan bagi seluruh sistem yang ada maupun tata-laku masyarakatnya.

Kalau disimak benar maka ideologi negara kita bukanlah berupa satu uraian ilmiah

yang panjang akan tetapi lebih merupakan patok-patok yang membatasi koridor diantara

mana dinamika masyarakat kita sangat diharapkan berada diantaranya.  Apabila dilihat dari

segi itu maka dapat juga ditafsirkan bahwa kelima sila tersebut lebih berupa sebagai uraian

cita-cita nasional daripada satu rangkuman pemikiran atau falsafah secara rinci dan ilmiah.

Sebagai satu kumpulan cita-cita ia harus dikejar dan diupayakan agar secara bertahap dapat

diwujudkan.  Misalnya saja Sila Persatuan Indonesia, keadaan kita saat ini memang amat jauh

dari cita-cita itu, akan tetapi tidak berarti bahwa hal tersebut tidak dapat diwujudkan

dikemudian hari, entah kapan.  Itulah cita-cita, yang pencapaiannya merupakan satu never

ending goal.

Page 6: Tugas PKNS

Dalam rangka pencapaian cita-cita tersebut di atas kita sekalian seluruh bangsa

dihadapkan pada berbagai jenis kendala, pluralisme masyarakatnya, konfigurasi geografis

maupun keadaan dinamika lingkungan strategis yang dampaknya tidak mungkin diabaikan.

Oleh karena itu berbagai prasyarat harus dipenuhi agar perjalanan pencapaian cita-cita

itu terjamin.  Prasyarat semacam itu disebut geopolitik, yang bagi  kita dirumuskan secara

singkat dalam bentuk Wawasan Nusantara.

Pada intinya Wawasan Nusantara mengisyaratkan perwujudan kesatuan politik,

ekonomi, sosial-budaya dan hankam sebagai satu prasyarat seutuhnya.   Makna

sesungguhnya akan pentingnya inti sari geopolitik kita itu amat terasa pada saat menjelang

maupun setelah berakhirnya Orde Baru dimana seakan-akan segala bentuk kesatuan (dan juga

persatuan)  ditenggelamkan dibawah emosi kesukuan, keagamaan maupun kepolitikan. 

Bahkan seolah-olah negara kesatuan pun akan ditelan habis oleh emosi tersebut. 

Apakah kita lalai melaksanakan nation and character building sehingga kefahaman

tentang kebangsaan dan negara bangsa dikalangan generasi muda sama sekali tidak ada

bekasnya.

Ataukah sistem pendidikan kita telah mencair, dan yang tinggal hanyalah sekadar

sistem pengajaran saja (dan itupun dalam kondisi yang memerlukan perhatian besar).

Apapun juga penyebabnya atas kejadian-kejadian saat itu, nyatanya bangsa dan

negara kita telah terpuruk dalam pergaulan antar bangsa dan terkesan tentang  adanya

kemerosotan etik dan moral yang ditandai antara lain oleh saling membunuh sesama anak

bangsa.

Keterpurukan ini menandakan bahwa apabila prasyarat geopolitik tidak terpenuhi

maka janganlah diharapkan cita-cita proklamasi akan tercapai.

Apabila kita telusuri lebih jauh lagi maka dapatlah difahami bahwa setelah prasyarat

dipenuhi maka diperlukan satu metode umum atau strategi guna mewujudkan cita-cita diatas. 

Metode tersebut dinamakan geo-strategi, yaitu satu strategi dalam memanfaatkan kondisi

lingkungan didalam upaya mewujudkan tujuan politik (cita-cita nasional).

Sedangkan upayanya itu sendiri akan terwujud sebagai program-program di dalam

pembangunan nasional.  Bagan berikut menunjukan tatanan dan sekaligus tataran pemikiran

yang ada mulai dari ide tentang kekeluargaan dan kebersamaan hingga metode pelaksanaan

pembangunan.

Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional yang unsur-

unsur utamanya terdiri dari kualita keuletan dan kualita kekuatan/ketangguhan.

Page 7: Tugas PKNS

Keuletan sesungguhnya merupakan satu kualita integratif yang menunjukan adanya

kebersamaan diantara sesama komponen yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan.  Keuletan

diperlukan dalam menghadapi tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara elastis

konsisten dan berlanjut.

Tanpa adanya kualita keuletan maka jaringan sosial masyarakat akan retak, atau

bahkan putus, apabila dihadapkan pada tantangan/tekanan yang berkepanjangan. memerlukan

keuletan masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang mengakibatkan perpecahan dalam

masyarakat karena masyarakat memiliki “kelenturan” yang mampu meng-absorbir tekanan

kesulitan ekonomi.

Memang, keuletan masyarakat dapat diandaikan dalam bahasa mekanika seolah-olah

sebagai koefisien  kelenturan pegas, yang sudah barang tentu memiliki ambang batas, diatas

mana tekanan dari luar tidak lagi dapat ditahan dan pegaspun akan kehilangan kelenturannya

dan patah.

Sebaliknya, unsur kekuatan/ketangguhan merupakan kemampuan untuk tumbuh dan

berkembang dari masyarakt bangsa ke arah tata kehidupan yang lebih baik dikemudian hari.

Semakin tinggi kualita/ketangguhan maka semakin besar pula tekanan yang dapat ditahan

dan dilawan tanpa adanya kualita ini masyarakat akan stagnan, dan apabila hal ini terjadi

maka lama kelamaan akan mundur dimakan waktu.

Kekuatan atau ketangguhan untuk berkembang merupakan kualita kemampuan yang

harus memiliki setiap masyarakat bangsa, sebab kebutuhan dan kepentingan meningkat setiap

saat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk maupun tingkat kesejahteraannya.

Tiap generasi anak bangsa mengharapkan, dan  ini sangat wajar, bahwa kehidupannya

dikemudian hari lebih baik dari generasi diatasnya.  Ini adalah sikap positif terhadap

kemampuan bangsa secara keseluruhan karena dengan demikian tiap generasi termotivasi

secara positif untuk mengembangkan dirinya sejalan dengan tuntutannya sendiri.  Pemenuhan

kebutuhan itu merupakan bagian dari penciptaan rasa aman dan keamanan (sekuriti) bangsa. 

Namun demikian dalam pencapaian cita-cita itu satu masyarakat bangsa tidak berada dalam

ruang hampa, melainkan berada ditengah-tengah masyarakat kawasan (atau sub-kawasan)

disekitarnya.  Karena itu pencapaian cita-cita harus didasarkan atas pertimbangan lingkungan,

apalagi dalam zaman global yang tanpa batas ini.

Selain dari itu perlu juga disadari bahwa peningkatan keamanan, dari sisi militer,

untuk pengamanan satu bangsa pada dasarnya dapat meningkatkan rasa tidak aman (in-

security feeling) dari bangsa sekitarnya sehingga kesadaran ruang amat diperlukan.

Page 8: Tugas PKNS

B. Definisi Geostrategi

Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi merujuk kepada ruang

hidup nasional, wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartikan

sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan

kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun damai. Bangsa Indonesia memandang

geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara

Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita

proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia

Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau

perang.  Di Indonesia, geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita

proklamasi, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

melalui proses pembangunan nasional.  Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin

pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia memberikan

arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan

yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya.

C. Perkembangan dan Tujuan Geostrategi Indonesia

Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini

mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan

mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa.  Dalam era kepemimpinan B.J. Habibie

dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya.  Tidak hanya itu

saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka

serentak pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum

internasional.  Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional,

yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.

Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali

memberi peluang pada anasir-anasir pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik

persatuan dan kesatuan nasional.  Sentimen SARA yang membabi buta harus ditiadakan,

yang mayoritas harus berlapang dada sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional

tanpa harus mengurut dada.  Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani

serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan.

Dilain pihak masyarakat perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam

menghadapi provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics.  Atas dasar

adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi Indonesia

Page 9: Tugas PKNS

sebagai doktrin pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan

ketangguhan bangsa dan negara.  Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan

secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga

kepada sistem, lembaga dan lingkungan.

Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar

mampu memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah

bangsa dan negara.  Dapat diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten

atau hadir sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah dikedepankan. 

Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan pentingnya

kedua kualita tersebut.

Kita dapat saksikan bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur

bagi upaya-upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di

Indoensia saja.  Kemajuan yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar, saat ini

lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya

falsafah dan konsepsional.

Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta

efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi.  Setidak-tidaknya

secara bergotong-royong dalam lingkungannya masing-masing mampu menangkal

ancaman/bahaya laten itu.

Ketangguhan/kekuatan antara lain dapat berupa keberanian dari massa masyarakat

menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir pemecah belah

bangsa.  Ini tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif sebagai

kekuatan penangkalan. Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bertujuan untuk :

- Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada

aspek ideologi, politik, sosial budaya dan hankam dan aspek-aspek alamiah bagi upaya

kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita

proklamasi dan tujuan nasional.

- Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam :

• Menegakkan hukum dan ketertiban

• Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran

• Terselenggaranya pertahanan dan keamanan

• Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial

• Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri

Page 10: Tugas PKNS

D. Stereoskopis Geostrategi Indonesia

Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi dengan

memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu sama lain dengan

derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran

bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin rasa aman rakyat maupun

kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Atas

dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut

Ketahanan.

Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama, yang pada

bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spasial sedangkan pada bidang vertikalnya

adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan secara kawasan. Kerucut

Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat terwujud yaitu berupa

“penyangga” atau “selubung” bagi Ketahanan Nasional kita. Arsitektur demikian ini adalah

representasi dari kesadaran ruang yang harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi

politik luar negeri, termasuk politik perekonomian dan politik pertahanan.

Ketahanan tingkat regional, dimana unsur para pelakunya merupakan negara-negara

berdaulat hanya bisa terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang

diwujudkan dalam bentuk kerjasama se-erat-eratnya atas dasar manfaat bersama.

Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan

keamanan. Mengingat luasnya ruang yang ada maka arsitektur kerjasama diwujudkan secara

tiga dimensional sebagai berikut :

a. Spasial

Secara spasial, ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama,

Kawasan Strategis pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing

kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita.

Adalah Asean / Asia Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki dampak

paling langsung seandainya terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut. Oleh karenanya,

kepentingan kita amat vital untuk menciptakan kebersamaan dalam kawasan ini. Karena

itu seyogyanyalah kawasan Asean atau proses Asean pada umumnya dijadikan “corner

stone“ dari politik Luar Negeri Indonesia. Demikianlah seterusnya dengan kawasan-

kawasan berikutnya yaitu B dan C yang memiliki tingkat kesegeraan dari dampak yang

timbul di masing-masing kawasan terhadap Indonesia.

b. Fungsional

Page 11: Tugas PKNS

Secara fungsional/vertikal, ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama

yang saling mendukung dengan ruang kerjasama sub-regional (misalnya Asean) dan

pada gilirannya juga harus saling mendukung dengan ruang kerjasama regional

(misalnya APEC, ARF dan sebagainya). Kita mengetahui bahwa tiap anggota Asean

menjalin kerjasama bilateral dengan banyak negara ataupun secara multilateral. Akan

tetapi, mengingat tiap anggota Asean mematuhi traktat Asean dan TAC, maka diharap

atau bahkan dapat diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang dilakukan tidak

merugikan Asean ; dan bahkan memperkokoh posisi Asean. Demikian juga pada

gilirannya tiap anggota Asean  juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka

diharapkan kedua forum dalam cakupan ruang yang berbeda luasnya itu dapat saling

menunjang dan menambah kredibilitas Asean.

Apabila pembentukan kerucut ketahanan merupakan geostrategi Indonesia

didalam menangkal anasir-anasir luar, maka didalamnya harus dilandasi oleh saling

percaya dan saling menghargai tadi. Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur

kerucut pada dasarnya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1) Ketahanan Nasional

Tiap negara di dalam kerucut perlu diupayakan se-optimal mungkin, agar

dapat memberikan kontribusi positif pada kawasannya. Asumsinya adalah bahwa

hanya dengan Ketahanan Nasional yang baik sajalah satu negara akan dapat 

memberikan  peran  yang  bermakna pada kawasan. Sebaliknya, apabila in-stabilitas

politik dan ekonomi terus mengguncang satu negara mana mungkin negara

bersangkutan menyisakan waktu untuk menopang kepentingan kawasan.

2) Komitmen Asosiasi

Komitmen terhadap asosiasi negara sekawasan haruslah utuh dan konsisten

(misalnya sesuai TAC) agar kepentingan bersama (misalnya saja Asean)  tidak

disubordinasikan pada kepentingan lainnya (misalnya saja kepentingan FPDA).

Komitmen terhadap Asean akan menguat apabila organisasi ini dapat memberikan

manfaat bagi anggotanya ; setidak-tidaknya mampu memberikan exposure

internasional yang bergengsi. Sebaliknya apabila kemanfaatan rendah (seperti

SAARC) maka jangan diharapkan terwujud komitmen yang solid. Disini nampak

bahwa manakala komitmen bagus dari seluruh anggota asosiasi, maka kawasan yang

bersangkutan tidak akan kondusif bagi persemaian anasir-anasir negatif bagi tiap

negara anggota.

3) Kualitas Interaksi

Page 12: Tugas PKNS

Kualitas Intraksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah tingkat

kerjasama (dalam arti kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan

kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan nasional. Terutama yang

terakhir ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling percaya.

Sebagai contoh : kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan penerbangan

dari dan ke Singapura telah diakomodasikan oleh Indonesia dalam bentuk pemberian

delagasi atas sebagian FIR Indonesia. Selain saling percaya, kualitas interaksi juga

menunjukkan adanya komitmen yang kuat.

4) Kemampuan Adaptasi

Kemampuan adaptasi dari asosiasi terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan

lingkungan. Sesungguhnya hal ini merupakan indikator terhadap kualitas   

kebersamaan yang telah terjalin.

E. Anasir-Anasir Geostrategi Indonesia

1. Anasir Dalam

Modernisasi di segala bidang ternyata telah memperlebar irisan pemilahan (social

cleavage) ditengah-tengah masyarakat; sesuatu yang selalu menjadi kekhawatiran dan obsesi

para pendiri Republik.  Mulai dari pemilihan bahasa nasional, yang bukan berasal dari bahasa

daerah suku yang mayoritas dapat merupakan unsur integratif karena tidak lagi suku bangsa

ini.  Kita harus selalu ingat dan waspada bahwa bangsa kita menegara adalah berkat

kesepakatan, karena itu tidaklah tepat apabila demi kemajuan demokrasi (agar mendapatkan

pujian dari luar negara) semua kesepakatan diabaikan.

Kerawanan yang melekat pada diri bangsa setiap saat dapat mengemuka menjadi

unsur disintegratif yang mematikan, mereka antara lain adalah:

a. Ketimpangan pertumbuhan antara Indonesia bagian barat dengan pertumbuhan bagian

timur; dan juga antara Jawa dengan luar Jawa.  Sesungguhnya hal ini bukan merupakan

kesengajaan pemerintah (sejak zaman kolonial) akan tetapi dapat dipersepsikan secara

keliru bahwa ada unsur kesengajaan dari pihak Pusat untuk menelantarkan daerah-daerah

yang kurang maju.  Lebih buruk lagi, ketimpangan yang terjadi diinterpretasikan sebagai

ketidakadilan pemerintah Pusat.  Bukankah  hal ini pernah memicu berbagai jenis

pemberontakan bersenjata dimasa lalu?  Apa yang terjadi di Aceh, Maluku dan Irian Jaya

adalah merupakan pengulangan dari yang pernah terjadi, atau dapat juga dikatakan

bahwa Pusat tidak pernah belajar dari kesalahan masa lalunya.  Padahal kalau dilihat

secara jernih, faktor curah hujan yang lebih banyak, tanah yang lebih subur, tersedianya

Page 13: Tugas PKNS

tenaga terampil yang cukup mendorong Indonesia bagian barat lebih mudah

berkembang.  Sedangkan untuk masalah pemasaran, jumlah penduduk yang besar

merupakan sesuatu hal yang mendorong kegiatan perekonomian yang lebih cepat dari di

timur; belum lagi sistem sirkulasi yang baik untuk distribusi dalam negeri maupun untuk

eksport.  Akan tetapi memang harus diakui bahwa kenyataan-kenyataan semacam ini

akan selalu terbenam dibawah timbunan kemarahan terhadap pemerintah pusat apalagi

kalau dicampuri oleh kehadiran para provokator seperti di Ambon dan tempat-tempat

lainnya.  Rasa tentang adanya ketidakadilan (belum tentu seluruhnya benar) ditangan

para petualang poitik dapat memicu konflik SARA yang memang merupakan social

clearage bangsa kita.

b. Mencairnya perekat kesatuan dan persatuan bangsa dibawah tekanan globalisasi dan

modernisasi yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat kasat mata.

Kemajuan yang antara lain ditandai oleh GNP, Income per capita, produktivitas dalam

ton/jam atau ton/luas tanah, dan sebagainya, tidaklah mudah untuk memompakan hal-hal

yang sifatnya mental ideologis.  Terlebih lagi dengan tingkah laku para remaja yang

sangat menggandrungi budaya global, maka masa depan wawasan kebangsaan sebagai

perekat sosial kelihatannya tidak terlalu menggembirakan; apalagi kalau dikaitkan

dengan adanya kenyataan bahwa lembaga  pendidikan hanya menyuguhkan pengajaran

saja.  Keadaan semacam ini membuka peluang yang amat luas bagi kemerosotan

kedaulatan bangsa didalam menghadapi tantangan mendatang yang antara lain berbentuk

individualisme yang sangat diametral dengan azas kekeluargaan.  Tidaklah terlalu

mengherankan bahwa rasa dilibas oleh logika dalam kaitannya dengan Pancasil, antara

dengan mengatakan bahwa ideologi bukanlah merupakan salah satu syarat bagi

berdirinya satu negara karena itu buat apa dipertahankan, apalagi dikeramatkan.  Itulah

kira-kira argumentasi dari generasi mendatang yang hidup dalam dunia tanpa batas.

c. Primordialisme sebagai strategi politik dengan tujuan untuk menekan lawan atau

pemaksaan kehendak.  Ini adalah pemanfaatan secara licik kerawanan bangsa yang amat

mengkhawatirkan oleh kelompok politik yang tidak yakin bahwa tujuan politiknya dapat

tercapai, apapun penyebabnya.

Pada saat kampanye pemilu tiba atau pada saat menjelang dan selama sidang umum

MPR maka terjadilah tontonan yang berupa pemanfaatan kelompok-kelompok

primordial sebagai pressure group dengan berbagai caranya.  Di tingkat daerah terjadi

hal yang sama pada saat pemilihan kepala daerah, terutama ditingkat satu.  Apabila

kejadian semacam ini berlangsung lama atau dalam frekuensi yang semakin meninggi

Page 14: Tugas PKNS

maka irisan pemilahan sosial dapat berubah menjadi jurang lebar yang menghalangi

persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Anasir Luar

Sejak runtuhnya Uni Soviet, Barat muncul sebagai pemenang ideologi dan sekaligus

merasa sebagai pemenang “budaya”.  Dalam suasana ephoria semacam itu muncullah

keyakinan dalam masyarakat Barat bahwa nilai-nilai yang mereka anut adalah superior dan

harus dipaksakan ke seluruh jagat raya dengan rumusan bahwa sistem nilai yang mereka anut

memiliki kebenaran dan karenanya juga validitas universal.  Sebagai contoh salah satu tujuan

strategi Amerika Serikat di kawasan Asia Pacific adalah mendorong dan mendukung proses

demokratisasi (tentu saja demokratisasi sesuai dengan yang berlaku di sana).  Ini adalah

bagian dari dokumen Pentagon yang logikanya hanya berwarna militer.  Sudah barang tentu

tujuan itu dapat dijabarkan menjadi tindakan nyata dalam bentuk terbuka maupun tertutup

(subversi) dengan menghalalkan segala cara, dan yang paling murah dan kecil resiko fisiknya

adalah melalui uang.

Tindakan terbuka antara lain memberikan bantuan peningkatan kualitas SDM

Indonesia, khususnya generasi muda, melalui penyediaan informasi secara luas dan terbuka,

bantuan pendidikan di luar negeri, pertukaran siswa, tenaga professional, dan sebagainya. 

Upaya terbuka ini dengan sangat mudah ditumpangi dengan muatan kebebasan berfikir dan

mengemukakan pendapat, supremasi budaya Barat, dan sebagainya.  Bahkan pertukaran misi

kebudayaanpun dapat dijadikan wahana yang baik untuk maksud tersebut; apalagi film atau

sinetron.  Sedangkan tindakan tertutup, antara lain, bisa berupa pengadudombaan antar

kekuatan dalam masyarakat, mempengaruhi pemilihan pejabat penting (apalagi jabatan

Presiden), perumusan kebijaksanaan dan sebagainya.

Usaha merekapun mendapat dukungan berbagai peluang dalam melancarkan tindakan

subversi, antara  lain, adanya bibit pertentangan yang multi dimensional di dalam negeri,

adanya kebiasaan korupsi dan money politics, dan sebagainya, serta ditambah lagi dengan

adanya kenyataan bahwa aparat intelegen serta TNI sedang terus dihujat sehingga tumpul

sekali.

Pertanyaan lanjutannya adalah : “Apakah Indonesia akan selalu menjadi sasaran

intervensi dan subversi asing?”  Jawabnya “ya”, karena beberapa hal:

a)    Secara geopolitik Indonesia “menduduki” Sea Lines of Communication (SLOC) atau

alur pelayaran vital diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindie, sehingga Indonesia

harus dibuat pro-Barat dan sekurang-kurangnya akomodatif terhadap kepentingan barat. 

Page 15: Tugas PKNS

Terlebih lagi diantara 7 (tujuh) selat strategis dunia, 4 (empat) berada dalam wilayah

kedaulatan Indonesia.  Sudah barang tentu, menurut pandangan geopolitik Alfred Thayer

Mahan Indonesia memiliki bargaining power yang kuat berupa choke-paints dalam

pengendalian lalu lintas laut yang melewati SLOC.

b)    Dalam suasana kecemasan pihak Barat terhadap perkembangan Islam yang dashyat,

mereka melihat Indonesia merupakan negara yang moderat.  Karena itu ada kepentingan

menjaga Indonesia, agar tetap moderat dan bersahabat.  Untuk itu harus dilakukan

berbagai bentuk subversi.

c)    Potensi Indonesia sebagai penjuru Asean (atau memiliki Power Position di Asia

Tenggara), dengan luas wilayah ½ (setengah) dari seluruh wilayah Asia Tenggara. 

“Memegang” Indonesia berarti “memegang” Asean dan ini merupakan aset politik yang

luar biasa dalam rangka membendung pengaruh Cina yang oleh pihak Barat

dipersepsikan sebagai ancaman masa depan.

Karena itulah kita sekalian tidak boleh naif, dengan mengganggap bahwa dalam

pemilihan Presiden tidak akan intervensi luar.  Indonesia terlalu “berharga” untuk dibiarkan

jatuh ke dalam lingkaran sphere of influence yang tidak/kurang bersahabat dengan Barat.

F. Strategi Pewujudan Geostrategi Indonesia

Dengan memahami anasir-anasir dalam dan luar negeri seperti diuraikan diatas, maka

hal yang paling jelek bagi Indonesia adalah apabila anasir dalam ditumpangi oleh anasir luar. 

Ada semacam kecurigaan bahwa hal itu bisa terjadi setiap saat apabila kondisi di dalam

negeri diwarnai oleh konflik politik berkepanjangan, dan rule of law tidak berjalan. 

Memahami itu semua maka diperlukan satu strategi pembinaan masyarakat.

Untuk mewujudkan pembinaan keuletan dan ketangguhan bangsa didalam

menghadapi tuntutan dan tantangan masa depan perlu disusun strategi sebagai berikut :

a.    Jalur Pembinaan

1)        Strategi pembinaan setiap individu, dimaksudkan untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berwawasan nasional, dilaksanakan dengan strategi 4

(empat) jalur, yaitu:

a) Jalur pembinaan keluarga, ditujukan untuk menjangkau para pemuda dan

remaja dalam menghayati norma-norma moralita bangsa didalam suasana

lingkungan keluarga. Upaya ini diharapkan agar sejak awal dapat

menanamkan masalah kebangsaan, rasa kebangsaan serta kerukunan hidup

berkeluarga dan bermasyarakat.

Page 16: Tugas PKNS

b) Jalur pembinaan pendidikan, ditujukan untuk secara formal membina

keuletan dan ketangguhan yang diselaraskan dengan tingkat serta

perkembangan daya pikir serta pemikiran anak didik.

c) Jalur pembinaan lingkungan kerja ditujukan untuk menjangkau lapisan

masyarakat yang berada pada tingkatan umur kerja.  Dengan menggunakan

pendekatan persuasif dan promotif terhadap pimpinan lingkungan kerja

secara tepat diharapkan jalur ini akan paling efektif.  Disini terdapat

kesempatan untuk menjangkau secara luas setiap kepala keluarga; sehingga

keberhasilan pada jalur ini akan membantu jalur pembinaan keluarga.

d) Jalur pembinaan lingkungan pergaulan, dimaksudkan untuk menjangkau

lapisan masyarakat yang tidak terjangkau melalui ketiga jalur pembinaan

lainnya.

2)        Strategi pembinaan masyarakat dimaksudkan untuk mengendalikan agar

perkembangan masyarakat dan pergeserannya tidak menyimpang dari moralita

bangsa serta kondusif bagi terlaksanakannya kebijaksanaan pokok.

Strategi pembinaan 2 (dua) jalur mencakup:

a) Jalur pembinaan langsung, ditujukan untuk memperoleh hasil langsung

secara lebih cepat dengan menggunakan/melalui perangkat organisasi

pemerintahan, organisasi kemasyarakatan yang ada.  Peranan pemerintah

sangat aktif dan besar dalam rangka pencapaian hasil segera.  Metode yang

digunakan antara lain berupa tatap muka, pemerataan, pengaturan, perijinan

dan kewenangan-kewenangan lain yang dimiliki pemerintah.

b) Jalur pembinaan tidak langsung, ditujukan untuk merangsang dan

menumbuh-kembangkan kesadaran masyarakat.  Penumbuhan motivasi ini

dilaksanakan melalui media massa, tokoh-tokoh pimpinan informasi, ormas

serta orpol dan sebagainya.

3)         Strategi Pembinaan Kelembagaan

Pembinaan kelembgaan dimaksudkan untuk menciptakan kelancaran

pembangunan nasional dan dengan demikian juga pemantapan dan peningkatan

Ketahanan Nasional. Keberhasilan pembangunan nasional hanya mungkin

diwujudkan manakala lembaga-lembaga yang terlibat dalam pembangunan

nasional yang terancam secara komprehensif integral.

Strategi pembinaan kelembagaan ditempuh melalui 2 (dua) jalur yaitu:

Page 17: Tugas PKNS

a) Jalur pembinaan perangkat lembaga, ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan setiap lembaga yang terlibat dalam proses pembangunan

pada semua aspek berbangsa dan bernegara. Termasuk didalamnya adalah

pengembangan kelengkapan personil, keahlian personil, mekanisme kerja

dan memantapkan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal.

Pemantapan peranan tiap lembaga juga mendapatkan prioritas

pembinaannya agar terwujud semua mata rantai lembaga yang utuh.

b) Jalur pembinaan kemampuan manajerial, ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan manajerial tiap pejabat pemerintah maupun swasta di dalam

bidang pekerjaan masing-masing. Khusus untuk sektor swasta pembinaan

kemampuan manajerial ini  juga ditujukan untuk menumbuhkan

kewiraswataan dikalangan masyarakat.

4)         Strategi Pembinaan Lingkungan

Pembinaan lingkungan dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang

kondusif terhadap pembangunan nasional maupun terhadap kehidupan

masyarakat.

Strategi pembinaan 2 (dua) jalur meliputi:

a) Jalur pembinaan dampak positif dari lingkungan guna menciptakan dan

memperbesar peluang-peluang yang bermanfaat bagi upaya pembangunan

maupun bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat.

b) Jalur penggalangan dampak negatif dari lingkungan untuk menekan akibat

dari dampak negatif tersebut agar tetap berada dibawah ambang toleransi

keamanan dan pengamanan.

Page 18: Tugas PKNS

BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Geostrategi merupakan suatu metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi,

sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, melalui

proses pembangunan nasional.

2. Bangsa Indonesia memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan

keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan,

tujuan dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional

bangsa Indonesia

3. Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan

dlm menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare

and prosperity, Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of

the people.

4. Geostrategi Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan

5. Pengembangan konsep geostrategi Indonesiabertujuan untuk :

Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang

berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya dan hankam dan aspek-

aspek alamiah bagi upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan bangsa

untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional

Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia

6. Stereoskopis Geostrategi

Spasial

Ruang kepentingan dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan Strategis

pertama, Kawasan Strategis kedua dan ketiga

Masing-masing kawasan strategis memiliki dampak yang berbeda terhadap

Ketahanan Nasional kita

Funsional / Vertikal

Ruang kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama yang saling mendukung

dengan ruang kerjasama sub-regional dan pada gilirannya juga harus saling

mendukung dengan ruang kerjasama regional