32
TUGAS REFERAT GIGI DAN MULUT GLOSITIS DISUSUN OLEH : ALFONSIUS RICHY NATAM S.ked (08700282) AFDOL TRIATMOJO S.ked (09700165) PEMBIMBING : Drg. Wahyuni Dyah Permasari, Sp.Ort SUB DEPARTEMEN GIGI DAN MULUT SMF BAGIAN GIGI DAN MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA-SURABAYA

tugas_referat_gilut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kedokteran

Citation preview

Page 1: tugas_referat_gilut

TUGAS REFERAT GIGI DAN MULUT

GLOSITIS

DISUSUN OLEH :

ALFONSIUS RICHY NATAM S.ked (08700282)

AFDOL TRIATMOJO S.ked (09700165)

PEMBIMBING :

Drg. Wahyuni Dyah Permasari, Sp.Ort

SUB DEPARTEMEN GIGI DAN MULUTSMF BAGIAN GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA-SURABAYA

Periode 2013-2014

Page 2: tugas_referat_gilut

BAB I

PENDAHULUAN

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak

fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa,

bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. Lidah dapat mencerminkan kondisi kesehatan

seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan

umum pasien.

Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan

enviromental. Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah dan

menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi organ ini. Lesi

pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar dari proses benigna yang

idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif. Bagaimanapun, lesi lidah yang

terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai.

Lidah juga bisa menderita kelainan atau penyakit. Kelainan pada lidah antara lain terdiri

dari kelainan perkembangan, perubahan selaput dan warna lidah, indentation markings,

gangguan gerakan lidah, gangguan persarafan lidah, pembesaran lidah dan peradangan.

Penyakit lidah paling sering ditemui akibat kondisi sistemik glossitis median rhomboid,

glositis atrofi, lidah pecah-pecah, dan lidah geografis, sementara di antara kondisi lokal, ada

papiloma, lidah berbulu dan leukoplakia dengan evolusi ganas mereka mungkin . Glositis atrofi

(AG) adalah penyakit inflamasi dari mukosa lidah yang menunjukkan penampilan yang halus,

mengkilap dengan latar belakang merah atau pink.

Page 3: tugas_referat_gilut

Glositis merupakan suatu kondisi yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan terjadinya

deskuamasi papilla filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang mengkilat. Glositis

dapat menyerang umur tapi biasanya lebih banyak menyerang laki-laki dari pada perempuan.

Dalam beberapa kasus, glositis dapat mengakibatkan pembengkakan lidah parah yang

menghalangi jalan nafas.

Penyebab glositis antara lain Infeksi bakteri atau virus (termasuk mulut herpes

simpleks)Mekanik iritasi atau cedera dari luka bakar, tepi kasar gigi atau gigi peralatan, atau

trauma lainnyaPaparan iritasi seperti tembakau, alkohol, makanan panas atau rempah-

rempahReaksi alergi terhadap obat kumur, pasta gigi, penyegar napas, pewarna dalam permen,

plastik gigi palsu atau pengikut, atau obat tekanan darah tertentu (ACE inhibitor)Gangguan

seperti anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa dan kekurangan B vitamin lainnya, lisan lichen

planus, eritema beraneka ragam, sariawan, pemphigus vulgaris, sifilis, dan lain-lain.

Page 4: tugas_referat_gilut

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Lidah

Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan

tertentu pada manusia. Serabut syaraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang

membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indra menuju otak, dimana perasaan itu

ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan,

penciuman dan suara.

Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna

mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu, dimana setiap organ berhubungan.

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu

pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap

yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan

bicara.Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa

Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor

untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke

dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.

Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus

pengecap. , lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang

bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok

Page 5: tugas_referat_gilut

otot yaitu otot intrinsik dan ektrinsik. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan

halus,sementara otot ektrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian  sekitarnya serta

melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.

Lidah mengaduk-aduk makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi dan akhirnya

mendorongnya masuk farinx.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan

keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah,

sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah

digulung kebelakang maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae,

sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada bagian dasar mulut.

Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila

terletak tenang didasar mulut,maka ujung lidah berbentuk bulat.

Lidah ini, juga dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste

buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di

sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan

tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.

Bagian-Bagian Lidah

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang

rahang bawah dan processus styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu

otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat

tiga jenis papila yaitu:

a. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;

Page 6: tugas_referat_gilut

b. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang

lidah;

c. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan

pengerat.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel

penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong

berfungsi untuk menopang.

Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor

ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut

adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan

terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-

langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali. Kuncup-kuncup pengecap ini ada

yang tersebar dan ada pula yang

Berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papilla.

Terdapat empat jenis papilla:

            a.       Filiformis

            b.      Fungiformis

            c.       Foliatel

            d.      Circumfalate

Page 7: tugas_referat_gilut

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang,

pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat

kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap

melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon

empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda

yaitu :

a.       Rasa Asin = Lidah Bagian Depan

            b.      Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi

            c.       Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping

d. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang

Page 8: tugas_referat_gilut

Fungsi Lidah

  a.    Menunjukkan kondisi tubuh

Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan

tubuh manusia.

1.      Warna Lidah

Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan adanya infeksi

bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah

berarti adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan

ginjal dan kandung empedu. Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan

ada gangguan. Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.

2.      Bentuk Lidah

Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah

yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal ,sirkulasi darah

tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku ,menandakan masuk angin

panjang,adanya akivitas panas pada jantung Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan

jantung

  b.    Membasahi makanan di dalam mulut

Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah

  c.   Mengecap atau merasakan makanan

  d.  Membolak-balik makanan

  e.   Menelan makanan

  f.    Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata

Page 9: tugas_referat_gilut

2.2 Definisi Glositis

Glositis merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai

dengan terjadinya deskuamasi papila filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan

yang mengkilat.Glositis adalah suatu keradangan pada lidah. Glositis bisa bisa terjadi akut

atau kronis. Penyakit ini juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan

cerminan dari penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Biasanya kondisi ini

bisa menyerang pada semua tingkatan usia.

2.3 Insidensi

Prevalensi glositis jinas bermigrasi pada populasi umum ialah antara 1-2,5% dengan

kategori umur yang bervariasi. Rasio perbandingan penderita glositis jinak bermigrasi pada

wanita lebih tinggi disbanding dengan pria yaitu 5:3. Sedangkan tingkat prevalensi glositis

jinak untuk kategori anak-anak hanya sebesar 1% dengan tingkat perbandingan yang sama

antara pria dengan wanita.

Page 10: tugas_referat_gilut

2.4 Etiologi Glositis

Penyebab glositis bermacam-macam, bisa local dan sistemik. Penyebab glositis bisa

diuraikan sebagai berikut:

a. Sistemik:

1. Malnutrisi (kurang asupan vitamin B12, niacin, riboflavin, asam folic)

2. Anemia (kekurangan Fe)

3. Penyakit kulit (lichenplanus, erythema multiforme, syphilis, lesi apthous)

4. HIV (candiasis, HSV, kehilangan papillae)

5. Obat lanzoprazole, amoxicillin, metronidazole.

b. Lokal:

1. Infeksi (streptococcal, candiasis, Tb, HSV, EBV)

2. Trauma (luka bakar)

3. Irritant primer (alcohol, tembakau, makanan pedas, permen berlebihan)

4. Kepekaan (irritant kimiawi, pasta gigi, obat sistemik)

5. Penyakit yang berbahaya

Factor resiko:

1. Nutrisi yang kurang bagus

2. Merokok

3. Mengkomsumsi alcohol

4. Usia meningkat

Page 11: tugas_referat_gilut

5. Stress, gelisah, depresi

2.5. Gejala dan Tanda

Tanda dan gejala dari glossitis bervariasi oleh karena penyebab yang bervariasi

pula dari kelainan ini, tanda dasar kelainan ini adalah bahwa lidah menjadi berubah

warnanya dan terasa nyeri.Warna yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai

dengan merah terang.Lidah yang terkena mungkin akan terasa nyeri dan menyebabkan

sulitnya untuk mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Lidah yang mempunyai

kelainan ini permukaannya akan terlihat halus.Terdapat beberapa ulserasi atau borok yang

terlihat pada lidah ini.Perawatan dari glosotis ini tergantung dari kasusnya. Selain itu, warna

lidah menjadi pucat jika oleh anemia pernisiosa dan merah berapi-api jika oleh kekurangan

vitamin B.

2.6. Diagnosis

Penegakan diagnosis dimulai dari anamnesis. Dari anamnesis, dapat ditemukan keluhan

nyeri lidah, ada massa atau pembengkakan/ difus (massa focal; firoma, lipoma. Massa difus;

sengatan tawon, kista mukosa, erythema bollusum).

Pada pemeriksaan fisik, dilihat nodul pada permukaan atas lidah papilla tidak kelihatan.

Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsy, kikisan KOH, CBC,

tes serologic untuk shyphillis, tes untuk defisiensi vitamin B12, tes glukopostprandial, profil

kimiawi, lesi kultur dan smear bila diindikasi.

2.7. jenis Glositis

a. Atrofi Glositis

Page 12: tugas_referat_gilut

glositis atrofi juga dikenal sebagai hunter glositis adalah suatu kondisi yang

ditandai oleh lidah mengkilap halus yang sering menyakitkan yang disebabkan oleh atrofi

lengkap papila lingual (depapillation).  Permukaan lidah dorsal mungkin akan terasa panas,

nyeri dan / atau eritema. Atrophic glossitis adalah temuan non -spesifik dan memiliki banyak

penyebab yang besar, biasanya terkait dengan berbagai kekurangan nutrisi atau faktor lain

seperti xerostomia (mulut kering) atau anemia. Meskipun istilah Möller dan Hunter glositis

pada awalnya digunakan untuk merujuk secara khusus glossitis yang terjadi pada defisiensi

vitamin B12 sekunder terhadap anemia pernisiosa,

b.. Jinak bermigrasi Glositis ( Geografis Lidah)

Lidah Geografis (juga dikenal sebagai glossitis bermigrasi jina adalah kondisi

peradangan dari selaput lendir dari lidah , biasanya pada permukaan lidah.  Kondisi ini

mempengaruhi sekitar 2-3% dari populasi umum. Hal ini ditandai dengan daerah halus,

depapillation merah (hilangnya papila lingual ) yang bermigrasi dari waktu ke

waktu. Nama berasal dari penampilan peta-seperti lidah,  dengan patch menyerupai

pulau-pulau dari kepulauan.  Penyebabnya tidak diketahui, tetapi kondisi ini sepenuhnya

jinak (penting, tidak mewakili kanker mulut ) , dan tidak ada pengobatan kuratif.Jarang,

lidah geografis dapat menyebabkan sensasi terbakar pada lidah, yang berbagai perawatan

telah dijelaskan dengan bukti formal yang sedikit keberhasilan.

Lidah geografis dapat dianggap sebagai jenis glossitis .  Biasanya pada 2/3 dorsal

dan permukaan lateral lidah,  tetapi kondisi ini kurang identik dan dapat terjadi pada situs

lain di mukosa mulut, seperti permukaan ventral (undersurface) dari lidah, mukosa bukal

, mukosa labial, langit-langit lunak atau dasar mulut; biasanya selain keterlibatan

Page 13: tugas_referat_gilut

lidah.  Dalam kasus tersebut, istilah-istilah seperti migrans eritema stomatitis, lidah

geografis ektopik, stomatitis geografis, atau stomatitis migrasi digunakan sebagai

pengganti lidah geografis. Selain perbedaan lokasi presentasi di dalam rongga mulut dan

prevalensi di kalangan populasi umum, dalam semua aspek lain dari signifikansi klinis,

gejala, pengobatan, dan gambaran histopatologis, kedua bentuk ini adalah identik.Kondisi

ini kadang-kadang disebut (oral) migrans eritema, tapi ini tidak ada hubungannya dengan

penggunaan lebih umum istilah migrans eritema (migrans Eritema chronicum), untuk

menggambarkan munculnya lesi kulit pada penyakit Lyme .

Munculnya lidah geografis adalah variabel dari satu orang ke orang lain dan

perubahan dari waktu ke waktu. Pada kedaan ini menunjukkan lidah pecah-

pecah dikombinasikan dengan lidah geografis. Adalah umum bagi kedua kondisi ini

untuk hidup berdampingan.Di bidang kesehatan, permukaan dorsal lidah ditutupi

seberkas seperti proyeksi yang disebut papila lingual (beberapa di antaranya berhubungan

dengan selera ), yang memberikan lidah tekstur permukaan yang tidak teratur dan warna

putih-merah muda. Lidah geografis ditandai dengan daerah atrofi dan depapillation

(hilangnya papila), meninggalkan eritematosa (merah gelap) dan permukaan halus dari

daerah tidak terpengaruh. Daerah yang depapillated biasanya juga ditandai, [4] dan

berbatasan dengan sedikit terangkat, putih, kuning atau abu-abu, serpiginous (mengular)

zona perifer.  Sebuah lesi lidah geografis mungkin mulai sebagai patch putih sebelum

depapillation terjadi. Kadang-kadang mungkin ada hanya satu lesi, tapi ini jarang terjadi

dan biasanya lesi dapat berada di beberapa lokasi yang berbeda di lidah, dan kemudian

seiring waktu daerah menyatu untuk membentuk khas peta-seperti penampilan. Lesi

biasanya berubah bentuk, ukuran dan bermigrasi ke daerah lain, kadang-kadang dalam

Page 14: tugas_referat_gilut

hitungan jam.  Kondisi ini dapat mempengaruhi hanya sebagian dari lidah, dengan

kecenderungan pada ujung dan sisi lidah, atau seluruh punggung permukaan pada satu

waktu. Kondisi ini berjalan melalui periode remisi dan kambuh.Kehilangan zona perifer

putih diduga menandakan periode penyembuhan mukosa. Biasanya tidak ada gejala,

tetapi dalam beberapa kasus orang mungkin mengalami rasa sakit atau terbakar misalnya

ketika makan panas, asam, pedas atau lainnya jenis makanan (misalnya keju, tomat,

buah).  Dimana ada gejala terbakar , penyebab lain dari rasa terbakar di lidah dianggap,

seperti kandidiasis oral.

Penyebabnya tidak diketahui.  lidah Geographic biasanya tidak menimbulkan

gejala apapun, dan dalam kasus-kasus di mana ada gejala, oral kebiasaan

parafunctional mungkin menjadi sebuah faktor penunjang.  Orang dengan kebiasaan

parafunctional terkait lidah mungkin menunjukkan scalloping di sisi lidah ( crenated

lidah ). Beberapa penyebab lain adalah faktor hormonal mungkin terlibat, karena salah

satu kasus yang dilaporkan pada wanita muncul bervariasi dalam tingkat keparahan

dalam korelasi dengan penggunaan kontrasepsi oral.  Orang-orang dengan lidah geografis

sering mengklaim bahwa kondisi mereka memburuk selama periode stres

psikologis.  Lidah Geografis berbanding terbalik dikaitkan dengan merokok dan

penggunaan tembakau.   Beberapa telah melaporkan hubungan dengan berbagai antigen

leukosit manusia , seperti peningkatan insiden HLA-DR5 , HLA-DRW6 dan HLA-

Cw6 dan penurunan kejadian di HLA-B51.  Kekurangan vitamin B2 (ariboflavinosis)

dapat menyebabkan beberapa tanda-tanda di mulut , mungkin termasuk lidah

geografis,  meskipun sumber-sumber lain menyatakan bahwa lidah geografis tidak

berhubungan dengan kekurangan gizi. Lidah pecah-pecah sering terjadi bersamaan

Page 15: tugas_referat_gilut

dengan lidah geografis  dan beberapa menganggap lidah pecah-pecah menjadi tahap akhir

geografis lidah. Di masa lalu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa lidah geografis

dikaitkan dengan diabetes , dermatitis seboroik danatopi , penelitian namun lebih modern

tidak menguatkan temuan ini. Beberapa penelitian telah melaporkan hubungan antara

lidah geografis dan psoriasis ,  meskipun 90 % anak yang didiagnosis dengan lidah

geografis tidak kontrak psoriasis.  Namun, studi penelitian modern tidak mendukung

adanya hubungan antara psoriasis dan lidah geografis.  Lesi yang secara histologis dapat

dibedakan dari lidah geografis juga dapat didiagnosis pada Sindrom

Reiter ( arthritis , uveitis / konjungtivitis dan uretritis ).

 Atrophic glossitis biasanya dibedakan dari glossitis bermigrasi jinak pada dasar

pola migrasi dari lesi dan adanya perbatasan keputihan, fitur yang tidak hadir dalam

glositis atrofi, yang justru menunjukkan lesi yang memperbesar daripada

bermigrasi. Jarang, tes darah mungkin diperlukan untuk membedakan dari glossitis

berhubungan dengan anemia atau kekurangan nutrisi lainnya. 

Karena sebagian besar kasus tidak menimbulkan gejala, meyakinkan orang yang

terkena bahwa kondisi ini sepenuhnya jinak biasanya merupakan satu-satunya

pengobatan. Ketika gejala yang hadir, anestesi topikal dapat digunakan untuk

memberikan bantuan sementara. Obat lain yang telah digunakan untuk mengelola gejala

termasuk antihistamin , kortikosteroid atau anxiolytics , tetapi obat ini belum secara resmi

dinilai untuk keberhasilan dalam lidah geografis.

Page 16: tugas_referat_gilut

c. Median Rhomboid Glositis

Median rhomboid glossitis (MRG) juga dikenal sebagai atrofi papila

sentral, [1]atau yg berhubung dgn bahasa atrofi papiler pusat adalah suatu kondisi yang

ditandai oleh daerah kemerahan dan kehilangan lingual papila , terletak didorsum lidah

dalam garis tengah segera di depan papila sirkumvalata . Median rhomboid glossitis

diduga dibuat oleh infeksi jamur kronis, dan biasanya adalah jenis kandidiasis

oral .Madian rhombiod glositis pada anak.Perhatikan penampilan atipikal lesi, yang lebih

umum suatu eritematosa, area atrofi dari depapillation

Rasa sakit jarang terdapat pada kondisi tersebut. Terlepas dari penampilan lesi,

biasanya tidak ada tanda-tanda atau gejala lainnya. Penampilan khas lesi adalah daerah

berbentuk oval atau belah ketupat yang terletak di garis tengah permukaan dorsal lidah,

hanya anterior (depan) dari terminalis sulkus . Lesi biasanya simetris, baik batas-

batasnya, eritematosa dan depapillated, yang memiliki halus, permukaan

mengkilap. Kurang biasanya, lesi mungkinhiperplastik atau lobulated dan

exophytic. Mungkin ada lesi kandida di tempat lain di mulut, yang dapat menyebabkan

Page 17: tugas_referat_gilut

diagnosis kandidiasis oral multifocal kronis . . Kadang-kadang lesi eritematosa

aproksimasi hadir pada langit-langit.

Faktor predisposisi mencakup merokok, gigi tiruan mengenakan,

penggunaan kortikosteroid semprotan atau inhaler danhuman immunodeficiency

virus (HIV). Spesies Candida bahkan pada orang sehat terutama berkolonisasi lidah

bagian dorsal posterior.  Median rhombiod glossitis dianggap sebuah jenis atrofi

(eritematosa atau) kandidiasis kronis. Kultur mikrobiologi dari lesi biasanya

menunjukkan Candida dicampur dengan bakteri. 

Diagnosis biasanya dibuat pada penampilan klinis, dan jaringan biopsi biasanya

tidak diperlukan.  Pengobatan mungkin melibatkan berhenti merokok dan resep topikal

atau sistemik obat antijamur . Biasanya perubahan mukosa menyelesaikan dengan terapi

antijamur, tapi kadang-kadang lesi tahan untuk menyelesaikan resolusi. 

Page 18: tugas_referat_gilut

d. Geometric Glositis

Glossitis geometris, juga disebut herpetic glossitis geometris adalah istilah yang

digunakan oleh beberapa orang untuk merujuk pada lesi kronis yang berhubungan

dengan virus herpes simpleks (HSV) tipe I infeksi, dimana ada celah dalam di garis

tengah lidah dan mengeluarkan beberapa cabang. Lesi biasanya sangat menyakitkan, dan

mungkin ada erosi hadir di kedalaman celah. Lesi pecah-pecah sama yang tidak terkait

dengan HSV, yang mungkin terjadi pada lidah pecah-pecah, jangan cenderung

Page 19: tugas_referat_gilut

menyakitkan. Nama ini berasal dari pola geometris dari celah yang membujur,

menyeberang atau bercabang. Hal ini digambarkan sebagai terjadi pada orang

immunocompromized, misalnya yang memiliki leukemia . Namun, hubungan antara

herpes simpleks dan glossitis geometris ini dibantah oleh beberapa karena kurangnya

teknik standar emas untuk diagnosis lesi herpes intraoral, dan tingginya prevalensi

pelepasan virus asimtomatik pada individu immunocompromized. Pengobatan dengan

sistemik asiklovir .

2.8. Terapi Glositis

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan biasanya tidak

memerlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat parah. Kebersihan mulut sangat perlu,

termasuk menyikat gigi menyeluruh setidaknya dua kali sehari dan flossing sedikitnya setiap

hari. Kortikosteroid seperti prednisone dapat diberikan untuk mengurangi peradangan glositis.

Untuk kasus ringan, aplikasi topical (seperti berkumur prednisone yang tidak ditelan) mungkin

disarankan untuk menghindari efek samping dari kortikosteroid ditelan atau disuntik. Antibiotic,

obat anti jamur, atau anti mikroba lainnya mungkin diberikan jika penyebab glositis adalah

infeksi. Anemia dan kekurangan gizi harus diperlukan, sering dengan perubahan pola makan atau

suplemen lainnya. Hindari iritasi (seperti makan panas atau pedas, alcohol, dan tembakau) untuk

meminimalkan ketidaknyamanan.

2.9. Komplikasi

Komplikasi pada glositis antara lain bisa terjadi kegelisahan pada penderita, penyu,natan

jalan nafas, kesulitan berbicara, kesulitan mengunyah atau menelan, bahkan pada kondisi yang

berat bisa terjadi peradangan lidah yang kronis.

Page 20: tugas_referat_gilut

2.10 Pencegahan

Pencegahan pada glositis bisa dilakukan dengan cara;

Menjaga kesehatan mulut dengan baik (sikat gigi yang baik dan benar)

Flossing dan pembersihan professional regular dan pemeriksaan yang rutin

Minimalkan iritasi atau cedera mulut bila memungkinkan

Hindari penggunaan berlebihan makanan atau zat yang mengganggu mulut atau lidah

2.11. Prognosa

Dalam beberapa kasus, glositis bisa menyebabkan lidah bengkak yang dapat menghambat

jalan nafas.

Page 21: tugas_referat_gilut

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak

fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, menghisap, menelan, persepsi rasa,

bicara, respirasi dan perkembangan rahang.

Glositis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lidah yang ditandai dengan

terjadinya deskuamasi papilla filiformis sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang

mengkilat. Glositis biasanya dapat disebabkan oleh defisiensi zat besi (Fe), vitamin B kompleks,

infeksi, trauma, serta bisa karena hal-hal lain.

Glositis dapat dibedakan menjadi empat antara lain atrofi glositis, median rhomboid

glositis, jinak bermigrasi glositi dan geometric glositis.

Perawatan pada glositis ini tergantung dari kasusnya. Antibiotik dipergunakan bila

kelainan ini melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi gizi, maka diperlukan

supplement yang memadai yaitu harus diberikan zat besi yang merupakan cirri defisiensi utama

dari glositis.

Page 22: tugas_referat_gilut

3.2. SARAN

Menjaga kebersihan rongga mulut yaitu dengan sikat gigi dan penggunaan dental foss

atau benang gigu. Dan jangan lupa untuk membersihkan lidah setelah makan. Kemudian

kunjungi dokter gigi secara teratur. Jangan gunakan bahan-bahan obat atau makanan yang

merangsang lidah untuk terjadi iritasi atau agen sensitisasi. Selain itu juga hentikan merokok dan

hentikan penggunaan tembakau dalam jenis apapun serta hindari alcohol.

Page 23: tugas_referat_gilut

DAFTAR PUSTAKA

http://ic.steadyhealth.com/glossitis_symptoms

http://www.buzzle.com/articles/glossitis.html

http://www.thedoctor.com/disease/median_rhomboid_glossitis.html

http://www.jmedicalcasereports.com/content

Rahmadhan Ardyan Gilang. 2009. Glossitis. Available at http//www. Gigi sehat badan sehat.com

Ahira anne. 2010. Macam-macam penyakit pada lidah. Available at http//www.AnneAhira.com.

www. Journal of Medical Case Reports.com

Tim penyusun. 2008. Blog periodentistdrgDondy. GLOSSITIS: keradangan pada

lidah.http//www. Blog periodentist drgDondy. GLOSSITIS.