Upload
melda-amalia-sikumbang
View
301
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Psikologi Kebidanan
Citation preview
TUGAS MAKALAHPSIKOLOGI KEBIDANAN
“PENGELOLAAN PERUBAHAN PSIKOLOGI BAYI"
Kelompok XI
Nursyahid Siregar : 1420332013 Melda Amalia : 1420332026 Rika Armalini : 1420332040 Afrah diba Faisal : 1420332042
DOSEN MATA KULIAHUlvi Mariati, S.Kep, M.Kes`
PASCA SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TA. 2015/2016
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tentang “Pengelolaan Perubahan Psikologi Bayi”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada penulis
dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah “Psikososial
Kebidanan”. Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi
energi teleologis dalam penunjang pemahaman akan pentingnya pengetahuan
tentang Psikososial Kebidanan.
Akhirnya, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima
kritik dan saran yang menbangun agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Padang, 10 September 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................3
A. Karakteristik Pekembangan pada masa bayi.............................................3
1. Perkembangan Fisik..................................................................................3
2. Pola Tidur dan Bangun..............................................................................5
3. Pola Makan dan Minum............................................................................5
4. Pola Buang air...........................................................................................5
5. Perekembangan Inteligensi........................................................................6
6. Perkembangan Emosi................................................................................6
7. Perkembangan Bahasa...............................................................................7
B. Ciri-ciri masa Bayi....................................................................................7
C. Fenomena adaptasi perkembangan bayi....................................................9
1. Fenomena adaptasi masa prenatal.............................................................9
2. Fenomena adaptasi masa neonatal..........................................................19
3. Fenomena adaptasi masa babyhood........................................................25
BAB III KESIMPULAN........................................................................................50
A. Kesimpulan..............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi merupakan periode vital, di mana pada masa ini kondisi
fisik dan mental bayi menjadi fondasi kokoh bagi perkembangan dan
pertumbuhan bayi selanjutnya. Perkembangan dan pertumbuhan masa bayi
akan melewati beberapa tahapan-tahapan yang antara lain adalah ketika
bayi baru lahir bayi akan melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya, kemudian perkembangan fisik bayi yang ditandai dengan
gerakan-gerakan yang terus berkembang. Bayi dapat duduk, berdiri,
membungkuk, memanjat dan bahkan berjalan. Sementara itu, dalam
perkembangan organ-organ tubuhnya, bayi harus terbiasa makan dan tidur
secara teratur.
Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama setelah dua
minggu periode bayi baru lahir (postnatal). Meskipun masa bayi sering
dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan
digunakan untuk membedakannya dengan periode post natal, dimana pada
masa ini ditandai dengan keadaan yang sangat tidak berdaya. Umunya ahli
psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam dua tahun
pertama ini dengan menyebutnya sebagai periode vital, karena kondisi
fisik dan psikologis bayi merupakan fondasi yang kukuh bagi
perkembangan dan pertumbahan selanjutnya.
Perkembangan bayi selanjutnya adalah perkembangan refleks yang
merupakan gerakan-gerakan spontan dan bersifat otomatis. Setelah melalui
perkembangan refleks, bayi akan memasuki tahap perkembangan
intelegensi, keterampilan motorik, perkembangan sensor, perkembangan
otak, perkembangan emosi, perkembangan bahasa, perkembangan
psikososial, serta perkembangan moral. Di mana pada setiap
perkembangan-perkembangan tersebut ditandai dengan pola perilaku dan
pertumbuhan yang terjadi pada bayi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan suatu hal yang
penuh teka-teki dan pertanyaan karena bayi terlihat bagai makhluk yag
1
perilaku umumnya tampak tidak terorganisasi, ia akan menangis ketika
merasa tidak nyaman dan tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika
sebaliknya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja
yang bias ia lakukan apakah dengan terdiamnya serta kebiasaanya yang
selalu tidur hingga 16-17 jam per hari bayi juga bias melihat, mendengar
dan merasakan rangsangan dari sekitarnya.
Fungsi memahami bayi bagi praktik kebidanan adalah mempelajari
perkembangan dan pertumbuhan fisik dan psikologis. Mengetahui siapa
bayi yang sesungguhnya dengan berbagai fenomenanya akan membantu
bidan dalam melkaukan asuhan kebidanan, seperti memahami cara-cara
merawat, mendidik, melayani dan membimbing bayi untuk berinteraksi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan pda masa bayi
2. Untuk mengetahui Fenomena adaptasi masa prenatal
3. Untuk mengetahui Fenomena adaptasi masa neonatal
4. Untuk mengetahui Fenomena adaptasi masa babyhood
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Karakteristik Pekembangan pada masa bayi
Bayi baru lahir waspada dan sadar terhadap lingkungannya saat ia terbagun.
Jauh dari pasif, bayi bereaksi terhadap rangsangan dan mulai pada usia yang
sangat dini untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungannya.
1. Perkembangan Fisik
Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembanagn fisik bayi
berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lair, bayi memiliki kepala yang sangat
besar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Tubuhnyabergerak terus-
menerus kekiri dan kekanan sering tidak dapat dikendalikan. Bayi juga memiliki
reflex yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalm
waktu 12 bulan, bayi sudah dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, dan
bahkan berjalan. Kemudian selama tahun kedua, pertumbuhan fisiknya
melambat, tetapi aktifitas seperti berlari dan memanjat pertumbuhannya justru
berlangsung cepat.
Bayi setelah lahir akan menyesuaikan diri dengan kegiatan makan
melalui cara menghisap, menelan, dan mencerna sehingga fisiknya bertumbuh
dengan cepat. Pertumuhan otak bayi akan terliht dengan bertambahnya ukuran
tengkorak kepala. Diperkirakan ¼ dari berat otak dewasa dicapai pada usia 9
bulan dan ¾ pada akhir tahun kedua.
Organ keindraan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan telah
berfungsi dengan maksimal sejak berbulan-bulan pertama dari kehidupan.
Dengan berkembangnya koordinasi otot-otot mata pada bulan ketiga maka bayi
telah sanggup melihat dengan jelas. Alat indra lainnya yang juga berkembang
ialah pendengaran dan penciuman. Meskipun belum sempurna, struktur untuk
penglihatan telah berfungsi pada saat lahir. Bayi akan bereksi terhadap sinar
terang yang menyebabkan mereka mengerutkan dahi atau berkedip. Hal tersebut
memberikan bayi kemampuan untuk melakukan kontak mata dengan ibu mereka
selama disusui sehingga meningkatkan proses ikatan. Perkembangan Refleks
Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan yng disebut refleks.
Refleks adalah gerakan-gerkan bayi yang bersifat otomatis dan tidak
3
terkoordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi
respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang kehidupannya,
kebanyakan refleks menghilang dan menyatu dengan gerakan yang relative
disengaja atau penuh arti. Pada saat anak menguasai kemampuan tersebut maka
ia sudah memiliki skill atau keterampilan. Refleks dan skiil disebut juga
kemampuan motoric (motoric abilities).
Scifert dan Hoffnung (1994) menyebutkan ada gerakan refleks yang
dimiliki anak bru lahir yitu sebagai berikut :
a. Refleks mengisap dan mencari
Refleks mencari terlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut,
maka ia langsung merespon dengan memalingkan kepalanya kearah pipi
yang disentuh. Refleks inilah membantu bayi menemukan payudara ibunya
sebagai sumber makanan. Refleks mencari dan mengisap akan hilang
menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3 hingga 4 bulan, kemudian pada
usia 1 tahun refleks mengisap menyatu dan diperluas dengan aktifitas makan
yang disengaja.
b. Refleks moro (moro refleks)
Refleks moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai
akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Refleks moro ini juga
merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Oleh karena itu refleks
tersebut merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir.
Respon ini akan menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
c. Refleks menggenggam (Gasping reflex)
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi,
dan bayi akan merespon dengan cara menggenggam dengan kuat. Refleks
menggenggam merupakan langkah awal bayi untuk lebih memudahkan
melakukan aktifitas menggenggam selanjutnya yang lebih disengaja. Refleks
ini akan berkurang pada bulan ketiga.
d. Kemampuan merangkak
Kemampuan ini diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan
tangan dan kaki, sambil mengangkat badan dan dasar tempat menelungkup.
4
Kemampuan merangkak sibayi mulai bereksplorsi menjelajahi tempat
bermain dan rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya.
e. Kemampuan duduk
Kemampuan ini bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi
kepala, tubuh dan kedua belah tangan. Kemampuan ini membuat bayi bias
memperhatikan gerakan–gerakan tangan dan jari-jari sambil
memanipulasikan kepalanya.
f. Kemampuan berdiri dan berjalan
Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas
manusiawi
2. Pola Tidur dan Bangun
Bayi yang baru lahir menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur.
Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada beberapa
bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit, yaitu sekitar 10 hingga 11 jam perhari,
dan ada pula yang lebih lama, yaitu sampai 21 jam perhari. Biasanya tidur akan
berkurang secara teratur setiap bulan.
Dikenali dua tahap tidur yaitu : pada tidur dlam dan pola tidur dangkal.
Rentang terjaga yang lebih lama diamati, mulai mengantuk hingga menangis
yakni pada tahap mengantuk, pada tahap terjaga tenang, tahap terjaga aktif dan
tahap menangis aktif.
3. Pola Makan dan Minum
Perkembangan fisik bayi tergantung pada makanan yang baik selama 2
tahun pertama . bayi membutuhkan makanan yang mengandung sejumlh protein,
kalori, vitamin, dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama, ASI merupakan
sumber makanan dna energy yang utama karena ASI adalah susu yang bersih
dan dapat dicerna serta mengandung zat antibody bagi bayi. Setelah usia 6
bulan, secara berangsur-angsur bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat
seperti bubur susu, buah saring dan nasi tim saring.
4. Pola Buang air
Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk
keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan untuk
mengendalikan buang airnya tergantung pada kematangan otot dan motivasi
5
yang dimiliki. Pengendalian buang air besar rata-rata dimulai pada usia 6 bulan,
dan kebiasaan pengendalian buang air besar terbentuk pada akhir masa bayi.
Sedangkan pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15 bulan hingga 16
bulan, namun belum sempurna.
5. Perekembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai
tampak dalam tingkah lakunya, seperti dalam tingkah laku motoric dan
berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakn-gerakan yang lancer, serasi,
dan terkoordinasi. Berdasarkan perkembangan kognitif, menurut piaget, pada
usia ini bayi berada pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek
yang berada dilingkungannya melalui system penginderan (penglihatan dan
pendengaran) dan gerakan motoriknya.
6. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan tau efeksi yang melibatkan kombinasi antar
gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Untuk dapat memahami secara
pasti mengenai kondisi emosi bayi bukanlah hal yang muda, sebab informasi
mengenai aspek emosi yang subjektif hanya dapat diperoleh dengan cara
intropeksi, sedangkan bayi masih sangat muda tidak dapat menggunakan cara
cara tersebut dengan baik. Beberapa tahapan perkembangan emosi pada bayi
secara umum adalah sebagai berikut :
a. Usia 2 bulan pertama
Kepekaan bayi meningkat dan telah mampu menemukan cata untuk
menentramkan dirinya sendiri. Pada usia ini tipikal emosinya ialah heran,
senang, kejijikan, dan kesukaran (disgust dan distress). Bayi pada usia ini
juga menunjukkkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan
benda-benda disekitarnya
b. Usia 2-4 bulan
Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan kesenangannya terhadap
orangtua, terutama ibunya. Jika ia tidak menyukai suatu objek, ia akan
memalingkan muka dari objek tersebut dan menarik diri. Kesenangan dan
kemarahan adalah tipikal emosi yang paling sering muncul pada usia ini.
c. Usia 3-10 bulan
6
Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang sederhana, seperti
memberi dan menerima(give and take). Pada tahap ini, banyak anak mulai
menampakkan kesedihan dan ketakutan dalam penampilan emosional
mereka. Pada usia ini, emosi dasar akan muncul kepermukaan seperti,
marah, senang, jijik, sedih, terkejut, takut atau cemas.
d. Usia Tahun kedua
Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar, anak sering kali mennutun
tangan ibunya ketempat penyimapanan makanan. Anak juga akan mulai
menampakkan tingkah laku dan emosi yang semakin canggih. Perasaan ingin
disayangi mulai muncul bersaamaan dengan perasaan malu dan harga diri.
Anak juga sering menunjukan sikap negativism.
7. Perkembangan Bahasa
Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusai segera
mengalami perkembangan setelah kelahirannya. Menurut Havighurst (1984) ,
kemampuan menguasai bahasa dalam arti belajar membuat suara-suara yang
berarti dan berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu
merupakan salah stu tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi.
Pada tahun pertama bayi disebut msa permulaan yakni usia 6-12 bulan
disebut juga masa meraban. Masa meraban yaitu masa mengeluarkan bermacam-
macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan, pelatihan alat-alat
suara: kerongkongan, mulut dan bibir. Pada masa ini anak sering mengulang
beberapa suku kata, seperti ba-ba, ma-ma, pa-pa.
A. Ciri-ciri masa Bayi
Ciri-ciri masa bayi yakni :
1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya
Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada
saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat
Bayi berkembang pesat baik secara fisik maupun psikologis. Cepatnya
pertumbuhan, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga
dalam kemampuan. Pertumbuhan dan perubahan intelektual berjalan sejajar
7
dengan pertumbuhan fisik. Tidak ada perubahan yang menonjol selain dalam
kemampuan untuk mengenali dan bereaksi kepada orng-orang dan objek
dalam ligkungan.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan
Berkurangnya ketergantungan pada orang lain merupakan efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk, berdiri,
berjalan, dan menggerakkan benda-benda. Kemandirian juga meningkatkan
dengan berkembangnya kemampuan bayi untuk mengomunikasikan
kebutuhan-kebutuhannya kepada orang lain.
4. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas
Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang
sama atau adanya jadwal makan atau tidur yang sama. Tidak dapat
menerapkan teknik-teknik latihan anak yang sama untuk semua bayi. Oleh
karena itu bayi diperlakukan sebagai individu.
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi
Egosentris yaitu diri bayi yang muda belia akan cepat berubah dan bayi akan
mempunyai keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok social. Hal itu
ditunjukan dengan memprotes jika dibiarkan sendiri selama beberapa waktu
dan dengan mencoba memperoleh perhatian dari orang-orang sekitar melalui
segala macam cara yang dilakukannya.
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran seks
Hampir sejak dilahirkan anak laki-laki diperlakuakn sebagai laki-laki dan anak
perempuan sebagai perempuan. Tekanan pada anak perempuan untuk bersikap
sesuai dengan jenis kelaminnya sejak masa bayi tidak terlampau kuat seperti
anak laki-laki, meskipun penggolongan peran seks merupakan bagian dari
awal pendidikan anak perempuan.
8
B. Fenomena adaptasi perkembangan bayi
Secara garis besar, perkembangan bayi dikelompokkan atas tiga bagian,
yakni:
a. Periode prenatal
b. Periode neonata
c. Periode babyhood
1. Fenomena adaptasi masa prenatal
a. Adaptasi masa prenatal Usia Gambaran perkembangan fisik
Bulan
pertama (0-4
minggu)
Terjadinya proses pembentukan konsepsi. Embrio akan
membentuk lapisan luar dan dalam. Lapisan luar menjadi
plasenta dan lapisan dalam menjadi janin. Lapisan dalam
terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan terbagian terluar
menjadi syaraf dan kulit janin, lapisan tengah menjadi
tulang, tulang rawan, sistem sirkulasi ginjal dan seks.
Lapisan terdalam akan menjadi organ pernafasan dan
pencernaan janin.
Bulan kedua
(4-8 bulan)
Terjadinya proses pembentukkan tulnag punggung,
sistem syaraf, otak, jantung, rongga dada (minggu ke 5)
dan pembentukkan wajah, seperti hidung, bibir, lidah dan
gigi (minggu ke 7)
Bulan ke tiga
(8-12 bukan)
Pada bulan ketiga struktur tubuh janin semakin mirip
dengan tubuh bayi. Kini ibu mulai merasakan adanya
gerakan-gerakan halus, seperti gerakan salto,
membalikkan tubuh dan membuat kepala janin. Sxpresi
wajah mulai muncul (minggu ke 18 dan 20). Detak
jantung bayi berkisar antara 110-160 kali permenit.
Sementara itu, jari-jari tangan dan kaki sudah terbentuk
dengan sempurna.
Bulan
keempat (12-
16 minggu)
Bentuk kerangka janin semakin proporsional, seperti
bentuk kaki yang lebih panjang dari tangan. Kini rambut
dikepala bertambah tebal, lebat, dan mulai tumbuh bulu-
9
bulu halus di mata. Berat janin diperkirakan 100 gr. Usia
14 minggu, hampir seluruh otot besar janin mulai
merespon stimulus yang diperintahkan otak, seperti
menekuk lengan. Pergelangan tangan dan jari-jari telah
bisa menekuk dan mengepal. Janin sudah mampu
mendengarkan detak jantung ibu yang diikuti dengan
expresi wajah, gerakan posisi kepala dan membuka
mulut. Diperkirakan janin sekitar 16-18 cm
Bulan ke
lima (16-20
minggu)
Pada minggu ke 17 janin mulai mengisap jari jempol
sebagai awal belajar ketrampilan makan. Kini kantong
amnion semakin sempit sehingga ibu semakin sering
merasakan adanya gerakan janin. Pertumbuhan gigi susu
dan tunas-tunas gigi mulai berkembang.
Kebutuhan nutrisi bayi diperoleh dari cairan amnion.
Adapun cairan zat sampah akan diolah oleh ginjal.
Memasuki bulan ke 5, kegiatan dan gerakan janin
semakin teratur. Hal ini ditandai dengan waktu tidur dan
bangun janin yang makin terpola. Selama waktu tidur,
gerakan-gerakan bayi akan sangat jarang terjadi. Hampir
seluruh sistem tubuh janin mulai berjalan sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Kini jantung dapat bekerja
sekalipun sangat terbatas. Jenis kelamin bayi sudah
diketahui. Kulit janin semakin tebal dan janin sudah
dapat mendnegarkan suara-suara luar, terutama suara
ibunya. Janin sudah mampu membedakan rasa pahit dan
manis.
Bukan ke
enam ( 20-24
minggu)
Kini janin sudah semakin mampu mendengarkan suara-
suara aktivitas organ tubuh bagian dalam ibunya dan
diperkuat dengan perkembangannya fungsi
pendengarannya. Pertumbuhan sel-sel otak semakin baik.
Janin terus belajar bernafas. Koni kelopak mata janin
sudah berfungsi dengan baik sehingga bayi sudah bisa
10
membuka dan menutup kelopak matanya.
Bulan
ketujuh (24-
28 minggu)
Bentuk janin semakin berisi. Rambut-rambut halus
semakin tampak disekujur tubuh. Jaringan kulit sudah
dialiri pembuluh darah kapiler sehingga kulit tampak
berwarna kemerahan dan janin sudah mulai dapat
merasakan bayi. Kini gerakan-gerakan janin semakin
banyak sehingga dia selalu berpindah-pindah. Pada
keadaan normal kepala janin selalu berada dibawah
sehingga janin terkadang sudah mempersiapkan diri
untuk dilahirkan. Kebutuhan oksigen bayi disuplai
melalui tubuh ibu, yakni melalui aliran darah tali pusat.
Denyut janin akan lebih cepat ketika ibunya sedang
berbicara. Diperkirakan berat janin sekitar 2 kg dan
panjang 35 cm.
Bulan
kedelapan
(28-32
minggu)
Tubuh janin semakin besar sehingga ibu merasa sesak
atas gerakan bayi yang semakin terbatas. Struktur tubuh
bayi semakin lengkap. Janin sudha mapu mengedipkan
mata dan melihat cahaya luar. Panjang janin diperkirakan
sekitar 45 cm dengan berat rat-rata 2,75 kg. Sistem
pendengaran janin sudah semakin sempurna sehingga
semakin jelas mendengarkan suara-suara ibunya dan
lingkungan luar. Pada akhir bulan ke -8 kepala janin
berada dirongga panggul dan siap lahir
Bulan
kesembilan
(32-36
minggu)
Terjadi penambahan lemak sebagnyak 14 kali setiap
harinya. Usia 3 Minggu, janin bisa menjalankan fungsi
organ tubuhnya, seperti sistem pencernaan. Kini usus
janin dipenuhi mekonium (tinja awal). Posisi janin juga
sudah siap dilahirkan karena janin sudah turun
menempati rongga panggul
b. Fenomena adaptasi psikologis masa bayi
11
Janin bukanlah penumpang pasif didalam rahim ibu karena sekalipun
berada didalam rahim, janin juga melakukan tugas-tugas fisiologis, seperti
bernafas, menendang, berputar, mengepal, cegukan dan mengisap jari.
Semua bentuk aktivitas ini membuktikan bahwa bayi pranatal merupakn
individu yang bergerak.
Pada usia 12 minggu kehamilan, janin menelan dan mengisap cairan
ketuban tempatnya mengapung. Cairan ketuban mengandung substansi yang
menghubungkan plasenta dari aliran darah ibu yang akan masuk kedalam
aliran darah janin. Penggabungan kedua substansi ini mengembangkan
sensor perasa dan penciuman yang memungkinkan adanya kontribusi
perkembangan organ untuk bernafas dan mencerna.
a) Adaptasi Pendengaran
Sensori kedua yang digunakan bayi sebelum dilahirkan maupun
sesudah dilahirkan ialah indera pendengaran. Janin merespon suara
melalui detak jantung dan getara-getaran suara ibunya. Keintiman bayi
dalam rahim merupakan fondasi utama hubungan orangtua dan anak.
Respon terhadap suara dan getaran ibunya dimulai pada 26 minggu
kehamilan dan terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada usia 32
minggu kehamilan.
Kemampuan diskriminasi auditori berkembang dengan pesat
setelah kelahiran. Bagi janin yang mengalami kesulitan atau kurang
mampu menerima stimulus besar, kemungkinan janin tersebut
mengalami gangguan pendengaran sehingga akan mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
b) Adaptasi sensor perasa dan penciuman
Sel perasa dan penciuman pada janin akan mulai matang pada usia
14 minggu kehamilan. Demikian juga organ yang berkaitan atau
mengontrol penciuman mengalami perkembangan dengan baik sebelum
lahir. Bayi telah mampu mencium dan merasa aroma yang dikonsumsi
ibunya. Rasa dan bau makanan yang dikonsumsi ibu ditransmisikan
kepada janin melalui cairan amniotic. Pemilihan aroma yang
12
menyenangkan dipelajari janin hingga menjelang hari pertama setelah
kelahiran.
c) Adaptasi belajar dan mengingat
Dugaan bahwa janin belajar dan mengingat telah dibuktikan
melalui percobaan terhadap bayi usia 3 hari. Dia lebih sering mengisap
puting ibunya yang mengaktifkan rekaman cerita yang biasa dibacakan
dengan keras oleh ibu 6 minggu sebelum kelahiran. Ibu yang sering
membacakan cerita dengan keras pada masa kehamilan akan lebih
mengaktifkan rekaman ingatan bayi dibandingkan dengan ibu yang sama
sekali tak pernah membacakan cerita pada masa kehamilan. Oleh dasar
inilah, dalam dunia kebidanan dianjurkan agar para ibu hamil aktif
memberikan rangsangan (sentuhan) psikologis.
c. Masalah-masalah yang mempengaruhi pada masa prenatal.Karena lingkungan prenatal bayi adalah rahim ibunya maka faktor-
faktor yang mempengaruhi kehidupan bayi prenatal tidak terlepas dari
genetik, penyakit, usia ibu saat hamil, aktivitas fisik saat hamil, pengaruh
obat-obatan, narkoba, perilaku merokok, kondisi piskologis ibu dan
lingkungan fisik.
a) Faktor genetik
Gen yang diwariskan orangtua kepada bayi memiliki pengaruh
kuat terhadap pertumbuhan dan perkmbangan bayi, apakah dia akan
menjadi tinggi atau pendek, langsing atau montok atau level tengah
diantara kondisi itu. Genetik akan menjadi dasar pertumbuhan yang
ersifat permanen dan perkembangannya dapat dirubah sebagai akibat
dari pengaruh lingkungan luar, seperti nutrisi, tempat tinggal,
kesehatan dan kesejahteraan umum. Sebagai contoh, perbedaan genetik
pada bentuk tubuh (tinggi dan berat tubuh) antara ras Asia dan Eropa
dengan ras Mongoloid yang di Asia, khususnya asia tenggara.
b) Jenis penyakit
Jenis penyakit yangs ering tampak pada trimester kedua ialah
pengaruh regulasi metabolisme tubuh ibu, terutama pengidap diabetes.
Dampak buruk yang ditimbulkan ialah rendahnya kualitas kemampuan
13
kognitif bayi. Resiko kehamilan diabetes bisa ditekan tajam jika
melakukan pengujian diabetes yang diikuti diet yang dimonitor terus
menerus dan terkontrol. Sementara itu, penyakit yang terjadi pada masa
kehamilan ialah:
Penyakit yang berasal dari infeksi, seperti tyroid deficiencyyang
berefek terhadap prestasi kognitif janin
Rubella yang berdampak pada ketulian dan cacat jantung pada bayi
Taxoplasmosis yang berdampak pada kerusakan otak, kebutaan,
epilepsi, keguguran, lahir mati, ketulian dan kesulitan-kesulitan
belajar.
Pengaruh virus, seperti HIV berdampak pada kekuatan
pembentukan kepala kecil dan perkembangan syaraf yang lamban.
Pengaruh virus herpes simplex yang berdampak pada kebutaan dan
kematian
c) Usia saat hamil
Usia ibu yang cukup tua untuk hamil pertama kali, usia 35-
40tahun biasanya sangat rentan untuk menderita komplikasi diabetes,
tekanan darah tinggi, keguguran, kesehatan bayi yang semakin lemah,
bayi prematur, bayi meninggal saat dilahirkan, keterlambatan dalam
perkembangan tubuh bayi, cacat lahir atau down sindrome.
d) Aktivitas fisik
Ibu hamil yang melakukan latihan fisik ringan biasanya tidak
akan membahayakan janin dalam kandungan ibu. Bahkan adanya
latihan fisik ringan secara rutin dapat mencegah terjadi sembelit,
meningkatkan pernafasan, peredaran darah, melenturkan otot dan
membuat kulit lebih elastis. Semua ini memberi kontribusi pada
kehamilan yang lebih nyaman dan proses persalinan lancar. ACOG
(American collage on obstetric) merekomendasikan agar ibu hamil
senantiasa melakukan latihan fisik secara rutin, tidak mendadak, tidak
memaksa diri dan tidak meningkatkan detak jantung diatas 150.
14
e) Asupan dan kualitas Nutrisi
Seorang wanita hamil biasanya membutuhkan tambahan 300-500
kalori sehari, termasuk protein extra. Mereka yang berat badannya
bertambah diatas rata-rata 26 poun kecil kemingkinan melahirkan bayi
dengan kekurangan berat yang membahayakan. Namun berat badan
bayi yang dikehendaki bergantung pada faktor individu seperti berat
dan tinggi sebelum melahirkan. Bayi yang mendapatkan nutrisi baik
akan mempercepat pertumbuhan fisik dan psikologisnya untuk
memasuki fase berikutnya. Nutris makanan dan perhatian yang baik
akan membuat anak menjadi lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan
dengan anak yang tidak mendapatkan perlakuan demikian. Secara
seksual mereka yang memperoleh nutrisi baik akan lebih cepat matang
pada usia mudanya.
Ibu hamil yang menderita malnutrisi, tetapi mengkonsumsi
makan suplemen cenderung akan memiliki bayi yang lebih besar,
sehat, dan aktif. Akan tetapi dalam jumlah yang berlebihan beberapa
vitamin (termasuk A, B, C, D, dan K) dapat berbahaya. Dampak buruk
kekurangan nutrisi bagi bayi dari ibu yang menderita kekurangan
nutrsisi adalah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tubuh
dan otak bayi dan meningkatkan gangguan psikiatrik, seperti resiko
dari kelainan kepribadian anti sosial dan gangguan schizipherenia.
f) Penyalahgunaan obat-obatan dan narkoba
Secara praktis semua yang dikonsumsi ibu akan mengalir ke
uterus (sistem peredaran darah janin). Obat bisa menyebrangi plasenta
sebagaiman yang dilakukan oksigen, karbondioksida atau air.
Kerentanan terbesar terjadi pada bulan pertama kehamilan saat
perkembangan berlangsung pesat. Semula diduga plasenta melindungi
janin pada pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama hamil
tidak selalu muncul seketika. Walaupun demikian American of
Pediatric (AAP) mencatat bahwa tidak ada obat yang diresepkan bagi
wanita hamil kecuali apabila obat itu sangat esensial bagi kesehatan ibu
15
dan bayinya. Ibu hamil seharusnya tidak mengkonsumsi obat “warung”
tanpa konsultasi ke dokter.
Dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan obat-obatan
terjadap janin ialah:
Kelahiran prematur, keguguran atau kematian bayi
Bayi perempuan, rentan terkena penyakit kanker servix dan kanker
payudara
Bayi laki-laki, akan rentan terkena penyakit kanker zakat dan
keterlambatan perkembangan testis dan fungsi sperma.
Sangat rentan terkana tumor genital.
Sementara dampak buruk terhadap janin dari ibu hamil yang
kecanduan narkoba adalah:
Rentan terhadap kelahiran prematur, tidak bisa tenang, sensitif,
sering gemetar atau gerakan tidak terkontrol, sering demam,
muntah-muntah, kesulitan bernafas.
Lebih sering menangis, kurang responsif dan cenderung menjadi
anak yang selalu waspada.
Menunjukan sindrom withdrawl akut dan sulit tidur
Gangguan psikomotorik.
Bobot tubuh lebih ringan dan pendek,sulit beradaptasi, prestasi
belajar yang rendah (G.Wilson, dalam Papalia, 2008).
Sulit bersosialisasi dengan orang lain (Householder, dkk, 1982).
g) Perilaku Ibu yang Merokok
Penggunaan tembakau selama masa kehamilan bisa menyebabkan
keguguran, kematian janin, perkembangan dan pertumbuhan janin
yabg terlambat, keterbelakangan mental dan masalah-masalah kognitif
dan perilaku jangka panjang (Martin, dkk, 2002).Biasanya wanita yang
merokok selama hamil cenderung meneruskan perilaku merokok
hingga melahirkan.Sulit bagi ibu untuk memisahkan antara perilakunya
dengan perkembangan janinnya.\
Dampak buruk yang di timbulkan bagi bayi dari ibu yang
merokok ialah bayi dilahirkan dari ibu yang merokok cenderung:
16
Memiliki bobot tubuh yang lebih ringan dan lebih pendek.
Sering mengalami gangguan pernafasan (Papalia, 2008).
Rentan terkena penyakit kanker.
Memili masalah dan gangguan perut (Sondergaard, 2001).
Memiliki perhatian yang buruk ,hiperaktif, mudah mengalami rasa
cemas (Papalia, 2008).
Memiliki masalah belajar ,perilaku,bahasa dan perceptual motorik.
Memiliki IQ lebih rendah dan masalah neurologi (Milberfer, dkk,
1996, Naeye, dkk, 1984;Weitzman, dkk, 1992).
h) Promblem Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis yang berkaitan dengan kehidupan janin dalam
rahim ialah kehidupan penuh tekanan (stressfull) dan perasaan ibu.
Kondisi kerja yang penuh tekanan, kelelahan dalam bekerja, dan jam
kerja yang panjang bagi ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran
prematur (Luke, 1995), berat badan di bawah rata-rata, hiperaktif dan
mudah marah, aktifnya sistem kelenjar endokrin yang memengaruhi
perkembangan otak bayi, memungkinkan adanya perilaku menyimpang
dan perubahan karakter bayi (Deepak Chopra, dalam Piter dan Namora,
2010).
Adapun yang berhubungan dengan perasaan ibu ialah adanya
kehidupan emosional yang tidak meyenangkan yang di sertai dorongan
pribadi dan sosial ,seperti konflik, tekanan batin, frustasi,kecemasan,
sensitivitas, dan sebagainya.Semua konflik emosional ibu hamil akan
berdampak pada kehidupan psikologis janin yang dikandung.
Misalnya, anak yang dilahirkan oleh ibu hamil akan dirundung
perasaan sedih kemungkinan memiliki kehidupan psikologis mudah
putus asa, kurang percaya diri,penakut,sulit bersosialisasi,dan lambat
dalam perkembangan bicara.
i) Promblem Lingkungan Fisik
Bahaya lingkungan yang ada tidak memiliki resiko yang sama
bagi semua janin. Bahan kimia, radiasi, panas yang tinggi, kelembapan
atau ancaman kehidupan modren lainnya dapat menyebabkan bayi
17
pranatal (Pappalia, 2008). Wanita yang bekerja pada perusahaan chip
semikonduktor yang mengunakan bahan kimia memiliki resiko tingkat
keguguran dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan para pekerja
wanita yang tidak bersinggungan dengan bahan kimia.
Demikian pula, pengaruh radiasi diduga turut menyebabkan
mutasi genetik, seperti terpaparnya bagian dalam uterus yang berkaitan
dengan resiko keterbelakangan mental, ukuran kepala yang lebih kecil
dari normalnya, malfungsi kromosom, down syndrome, epilepsi,
prestasi belajar yang rendah, IQ rendah. Periode krisis ini sering terjadi
antara minggu ke-8 hingga 15 setelah pembuahan (Yamazaki dan
Schull, 1990).
Anak-anak yang terpapar logam berat pada masa prenatal akan
memiliki tingkat resiko terkena penyakit pada masa kanak-kanak yang
lebih tinngi dan memiliki kecerdasan IQ yang lebih rendah
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpapar logam berat
(Lewis, ddk, 1992).
j) Bahaya Fisik pada Masa Prenatal
Menurut hurlock(1980), beberapa bahaya fisik yang mungkin
terjadi pada pranatal ialah:
Kematiaan zigor, yang berasal dari ketidak siapan dinding uterin
untuk menerima zigot, atau zigot yang kelaparan dan lemahnya
sistem pertahanan dari zigot;
Keguguran dan ketidak teraturan perkembangan embrio sebagai
akibat kekurangan gizi, vitamin, gangguan kelenjar, pneumonia,
diabetes, embrio yang keluar dari uterin;
Hambatan pada perkembangan otak;
Kematian janin, lahir prematur, komplikasi melahirkan,
ketidakteraturan perkembangan embrio, keterlambatan
perkembangan tubuh janin, cacat mental, epilepsi dan
cerebralpalsy;
Cacat fisik yang ditandai cacat pembentukan mata, telinga,
kelainan jantung bawaan dan kelahiran prematur;
18
Gangguan endokrin dan ketidakteraturan perkembangan pada
embrio dan fetus, seperti down syndrome dan hydrocephalus,
Keguguran dan kerusakan genetik sebagai akibat bekerja pada
tempat yang banyak mengandung bahan kimia;
Malnutrisi ibu berdampak pada perkembangan janin;
k) Bahaya Psikologis pada Masa Prenata;
Bahaya-bahaya psikologis yang mungkin akan terjadi pasa fase
prenatal ialah:
Kepribadian dan kondisi emosi ibu, seperti ibu yang berperilaku
tempramental, stres, frustasi dan depresi.
Sikap ibu tidak menghendaki kehadiran anak.
Sikap penolakan keluarga atau lingkungan sekitarnya.
Ibu yang mengalami kekerasan fisik atau seksual.
Ibu yang memiliki pengalaman traumatis, seperti akibat konflik
militer atau peperangan etnis.
Ibu yang memiliki kepribadian, seperti histeria.
Latar belakang keluarga yang memiliki ganguan skizophrenia.
2. Fenomena adaptasi masa neonatal
Secara umum masa bayi baru lahir (neonatal) dikolompokkan pada dua
periode:
o periode partunate, yang dimulai saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit
setelah kelahiran dan
o periode neonate, yakni dimulai dari pemotongan dan mengikat tali pusar
sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pasca matur. Oleh karena
itu, masa neonatal merupakan periode yang singkat dari semua priode
perkembangan manusia
Pada masa bayi neonatal terjadi proses penyesuaian diri yang bersifat
radikal, yakni perlahian dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. Pada masa
bayi neonatl terjadi penghemntian perkembangan untuk sementara waktu
sehingga periode ini dianggap sebagai periode yang paling berbahaya, terutama
19
meninggal akibat ketidakmampuan bayi menyesuaikan diri dalam lingkungan
baru. Proses adaptasi yang dilakukan bayi neonat ialan
Adaptasi pada perubahan suhu, dari suhu rahim berkisar 100 F atau 37 C ke
suhu diluar berkisar 16-21 C.
Adaptasi pada pernafasan, yaitu ketika tali pusar diputus maka bayi harus
bernafas sendiri
Adaptasi pada pola menghisap dan menelan, yaitu bayi sudah tidak lagi
mendaptkan makanan melalui tali pusar tetapi menggunakan cara
menghisap dan menelan dan
Adaptasi sistem pembuangan
a. Fenomena adaptasi fisologis bayi neonatalMerujuk pada prinsip cefalokaudal, yakni prinsip pertumbuhan
bergerak dari ketas kepala, makan pertumbuhan yang sangat cepat sebelum
lahir hingga pasca natal ialah bagian otak dan kepala. Besar kepala bayi yang
belum lahir tidka proporsional. Kepala akan menjadi proporsional se-
Diiringi dengan pertumbuhan tinggi dan perkembangan tubuh bagian
bawah (Papilia, 2008). Ukuran kepala bayi kira-kira ¼ panjang tubuhnya.
Daerah tengkorak dan mata dibandingkan dengan ukurannya akan terlihat
lebih besar. Namun, ukuran dagu, mulut dan hidung sangat kecil. Ukuran
mata hampir sempurna, sementara leher hampir tidak terlihat. Bentuk bahu
bayi terlihat sempit dengan perut terlihat buncit. Ukuran lengan dan tungkai
sangat pendek dibandingkan kepala dan badan. Demikian juga dengan
ukuran tangan dan kaki bayi yang sangat kecil (Hurlock, 1980).
Terjadi ketidakseimbangan fungsi fisiologis pada saat bayi tidur. Hal
ini terlihat dari irama tidur bayi yang terputus-putus dan berlangsung singkat
yakni setiap 2-3 jam. Pada malam hari saat terjaga lebih sedikit dan lebih
singkat dibandingkan dengan siang hari. Tangisan saat lahir yang memompa
paru-paru bayi ( 40-50 gerakan/menit) dianggap sebagai awal penggunaan
pernapasan diikuti dengan denyut jantung awal kelahiran yang lebih cepat,
karena jantung bayi lebih kecil, daripada pembuluh nadi. Bila gerakan tubuh
bayi dibatasi dengan kain pembungkus atau selimut, denyut jantung lebih
stabil dan bayi merasa lebih tenang.
20
Irama rasa lapar bayi neonatal belum berkembang baik hingga
beberapa minggu setelah lahir. Tuntutan lapar bayi tidak teratur, tidak hanya
waktu antara makan, tetapi juga jumlah makanan yang akan dibutuhkannya.
System pembuangan kotoran mulai berlangsung dengan baik. Bayi akan
sering buang air saat terjaga, tenang atau beberapa jam setelah makan.
Sementara itu, pertumbuhan dan pergerakan otot-otot bayi terlihat
kecil, halus dan tidak terkendali. Pada saat dilahirkan hanya sedikit
perkembangan otot leher dan lengan. Tulang-tulang dan otot-otot terlihat
lentur, lunak dan gampang retak. Kulit dan daging sangat lastis dan gampang
infeksi. Mata bayi berwarna keabu-abuan, tetapi lambat laun akan berwarna
menetap.
b. Fenomena Adaptasi Psikologis Bayi Neonatal Menrujuk pada prinsip cephalocaudal, awal perkembangan bayi
neonatal ialah perkembangan otak yang pada gilirannya akan mempengaruhi
perkembangan psikologis, seperti perkembangan intelektual, sensoris,
motoric (Papalia, 2008), kemampuan bayi menerima stimulus,
mengekspresikan emosinya, seperti rasa takut, menangis, senang, atau
merasakan orang lain ketika memberikan pemenuhan kebutuhannya
(Hurlock, 1980).
c. Masalah-masalah yang terjadi pada masa neonatalMenurut Hurlock dalam buku pendidikan Psikologi Bidan beberapa
factor yang turut serta mempengaruhi kehidupan bayi neonatal ialah :
Lingkungan prenatal, yaitu pada waktu dilingkungan prenatal tidak
dirawat oleh ibunya sehingga lingkungan pascanatal berdampak buruk
pada perkembangan berikutnya.
Jenis persalina, yaitu mudah atau sulitnya persalinan yang akan
berdampak pada kemampuan bayi untuk melakukan penyesuaian diri
saat pascanatal.
Pengalaman yang berkaitan dengan persalinan
Lamanya periode kehamilan
21
Sikap orang tua, seperti sikap menyenangkan orangtu yang
memperlakukan bayi sebagai individu berharga akan mendorong bayi
lebih mudah menyesuaikan diri
d. Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian kehidupan postnatal Banyak kondisi yang mempengaruhi keberhasilan bayi untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan postnatal. Kondisi terpenting antaralain
seperti yang ditunjukkan oleh riset-riset persalinan dan pengalaman yang
berkaitan dengan persalinan, lamanya periode kehamilan, serta sikap orang
tua dan perawatan postnatal.
1) Lingkungan prenatal
Kondisi pertama yang mempengaruhi jenis penyesuaian diri yang
dilakuakukan bayi pada kehidupan postnatal adalah jenis lingkungan
prenatal yang dialaminya. Lingkungan prenatal yang sehat akan
memberikan penyesuaian diri yang baik pada kehidupan postnatal..
Terdapat banyak macam gangguan didalam Rahim yng
menyebabkan bayi terpaksa lahir (premature), misalnya perawatn ibu
yang kurang baik selama kehamilan yang disebabkan kondisi-kondisi
yang kurang menyenangkan sehingga mengganggu perkembangan
janin didalam Rahim dan akhirnya menyebabkan komplikasi
persalinan. Selain itu, tekanan yang diaalami ibu dapt menyebabkan
janin menjadi hiperaktif selama bulan-bulan terkhir kehamiln dan
kondisi ini cendrung stbil setelah lahir yang gejalanya dapat terlihat
seperti kesulitan makan, gagal menambah berat badan, sush tidur,
sensitive, cepat terganggu dan kodisi lain yang mebuat penyesuian
kehidupan postnatal menjadi sulit.
2) Jenis Persalinan
Bayi dengan persalinan normal biasanya lebih cepat dan lebih
berhasil meneysuaikan diri pada lingkungan postnatal daripada bayi
yng persalinannya cukup sulit, sehingga harus menggunakan alat atau
dilakukan operasi caesaria. Bayi yang lahir dengan SC cenderung
menjadi bayi pendiam, tidak banyak menangis dibandingkan dengan
22
yang lahir secara spontan atau dengan dengan bntuan alat, selain itu
bayi juga terlihat lebih lesu dan reaktivitasnya menurun.
3) Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan
Ada dua pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian
postnatal yaitu seberapa jauh ibu berpengaruh oleh obat-obatn selama
proses persalinan menunjukkan selama proses persalinan dan mudah
atau sulitnya bayi bernapas. Bayi yang ibunya harus banyak minum
obat selama proses persalinan menunjukkan perilaku yang kurang
teratur dan tampak mengantuk selama tiga hari atau lebih stelah
melahirkan. Hal ini tidak ditunjukkan pada mereka yang tidak
mengkonsumsi obat atau tidak menerima obat-obatan sama sekali .
4) Lamanya Periode Kehamilan
Bayi postmatur biasanya lebih cepat dan lebih berhasil
menyesuaikan dengan lingkungan postnatal daripada yang dilahirkan
tidak cukup bulan kecuali jika terjadi kerusakan pada persalinan. Bayi-
bayi yang belum cukup umur biasanya mengalami komplikasi dalam
menyesuaikan dengan lingkungan postnatal, dan ini dapat sangat
mempengaruhi penyesuain dimasa mendatang
5) Sikap Orang tua
Bila orang tua kurang menyenangkan, apapun alasannya, akan
tercermin dalam perlakuan terhadap bayi yang nantinya dapat
menghalangi keberhasilan penyesuaian daripada kehidupan postnatal.
Sebaiknya orangtua yang sikapnya menyenangkan
6) Sikap postnatal
Secara keseluruhan mutu perawatan postnatal amt penting dalam
menentukan jenis penyesuaian diri yang akan dilakukan bayi, namun
ada tiga aspek yang terpenting yakni
Banyaknya perhatian yang diperoleh bayi untuk meyakinkan
bahwa kebutuhannyaakan dipenuhi dalam waktu relative cept,
serta bnyak rasangsangan yang diperoleh dari waktu kewaktu
sejak dilahirkan dan derajat kepercayaan orang tua, terutama ibu
dalam memenuhi kebutuhan bayi.
23
Jenis dan banyaknya rangsangan yang diberikan
Derajat kepercayaan orang tua terutama para ibu dalam
menjalankan tugas sebagai orang tua yang kurang yakin pada
kemampuan mereka untuk merawat bayi-bayi mereka setelah
keluar dari rumah sakit, terutama terhadap bayi pertama atau
belum cukup umur ataupun bayi yang mengalami cacat fisik.
e. Jenis perawatan pascanatal.Bahaya fisik dan Psikologis pada bayi Neonatal terkadang ada yang
bersifat sementara, tetapi ada pula yang terus mempengaruhipola kehidupan
anak tersebut. Bahaya fisik yang paling parah ialah lingkungan prenatal yang
tidak baik, persalinan yang sulit dan kompleks, kelahiran kembar, postmatur,
prematur dan kematian bayi.
Adapun bahaya-bahaya psikologis yang akan mempengaruhi pola
kehidupan bayi pada fase perkembangan berikutnya ialah :
Bekaitan dengan adanya paradigm atau kepercayaan mitos dan
masyarakat mengenai efek kelahiran pada perkembangan bayi.
Ketidakberdayaan bayi neonatal yang sering membuat para orang tua
ketakutan, terutama pasangan muda.
Sikap individualitas bayi sebagai akibat kegelisahan orangtua.
Terhentinya perkembangan bayi untuk sementara waktu sebagai awal
proses penyesuaian diri.
Kurangnya penerimaaan rangsangan, terutama bagi bayi-bayi yang
selalu dalam perawatan rumah sakit.
Dampak buruk kemurungan orangtua atas kondisi fisik dan psikologis
anaknya.
Sikap kurang menyenangkan dari orang-orang sekitarnya baik dai
anggota keluarga atau anggota masyarakat.
3. Fenomena adaptasi masa babyhood
Tugas-tugas perkembangan pada masa babyhood sangat berat, tetapi
kondisi ini harus dilalui sebagai dasar menuju masa kanak-kanak. Jika bayi bisa
menyelesaikan dengan baik, kemungkinan besar dia akan merasa bahagia.
24
Sebaliknya jika uslit atau tidak bisa menyesuaikan diri, kemungkinana
perkembangan fisik, psikologis, social dan spiritual mereka akan lamban
memasuki periode berikutnya.
a. Fenomena Adaptasi Fisiologis babyhoodBeberapa perkembangan fisik yang penting untuk dipelajari ialah
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi berbeda-beda. Meskipun
secara umum perkembangan bayi tampak memiliki kesamaan dan
perbedaan, tetapi perkembangan fisik memiliki ciri khas tersendiri, seperti
berat badan, tinggi badan, proporsi fisik, pertumbuhan tulang, otot, lemak
dan pada bagian tubuh atau proporsi tubuh, pertumbuhan gigi,
perkembangan syaraf, organ perasa dan mulai berfungsinya berbagai
gerakan reflek bayi.
1) Adaptasi pengendalian Otot pada bayi
Dalam keadaan tidur, tubuh bayi mengalami gerakn-gerakan acak
seperti kepala, badan, tangan dan juga kaki. Gerakan ini akan
terkoordinasi jika dilakukan pengendalian otot yang berhubungan dengan
kematangan dan factor belajar. Pengendalian otot banyak terjadi
dikepala, mata, bibir, badan, lengan, dan daerah tungkai.
2) Adaptasi pertumbuhan Fisik
Pada pertumbuhan bayi baik laki-laki maupun perempuan adalah
sama. Namun, pada bagian tertentu terdapat perbedaan yang menonjol.
Misalnya, selama tahun pertama terdapat sedikit perbedaan dalam tinggi
dan berat tubuh antra bayi kulit hitam dan kulit putih dari tingkat
ekonomi yang sama. Perbedaanya tampak dalam tahun kedua. Anak kulit
hitam umumnya tumbuh lebih kesamping daripada anak kulit putih.
Juga terdapat perbedaan dalam ukuran tubuh bayi dari tingkat social
ekonomi yang berlainan. Bayi yang orangtuanya dari tingkat social
ekonomi rendah cenderung lebih kecil baik dalam berat maupun tinggi
daripada bayi yang orangtuanya berasal dari tingkat social ekonomi yang
lebih tinggi. Bentuk tubuh mulai tampak dalam tahun kedua yang
menyebabkan adanya perbedaan dalam tinggi dan berat.
Tahap-tahap perkembangan Fisik Bayi menurut Usia adalah:
a) 1 bulan
25
Bayi sudah mampu melakukan gerakan reflex, seperti membuka
mulut, mencari putting susu ibu, mengisap, menelan. Bila
memegang sesuatu bayi selalu memegangnya denga cara
menggenggam.
b) 2 bulan
Bayi sudah mampu melakuakn gerakan motoric kekeanan dan
kekiri mengikuti gerakan benda yang terletak dekat mata. Bayi
sudah mampu memegang benda yang diberikan untuk beberapa
saat, lalu melepaskannya. Bayi sudah mampu meminta perhatian
dengan gerakn-gerakan lengan dan kaki. Bayi senang mengisap
setiap benda yang dipegang.
c) 3 bulan
Bayi sudah mampu mengangkat kepala dan tubuhnya jika
diletakkan pada possi tengkurap. Bayi senang memegang mainan
dengan kedua tangannya sembari melihat kesana kemari dan
berusaha untuk mencari suara-suara atau music yang didengarnya.
Bayi telah mampu duduk untuk sementara waktu jika ditompang.
d) 4 bulan
Bayi sudah mampu memegang erat benda-benda yang diberikan
kepadanya. Memasukan benda-benda kedalam mulut merupakan
ciri khas rasa ingin tahu bayi terhadap stimulus-stimulus luar. Jika
bayi diangkat dalam posisi berdiri, kaki bayi akan menjejak-jejak.
e) 5 bulan
Bayi sudah mampu memberiakan respon terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya. Bayi akan berhenti menangis mendengar
suara ibunya.
f) 6 bulan
Bayi sudah bias memberikan respon berbalik posisi, seperti dari
posisis terlentang menjadi posisi tengkurap ataupun sebaliknya.
Bayi telah mampu didudukkan dengan ditopang. Pada
perkembangannya diusia ini bayi senang menjatuhkan barang atau
benda yang ada disekitarnya dan meminta saudaranya untuk
26
mengambilnya. Kosakata dan perkembangan motoric pada kaki
bayi smeakin berkurang.
g) 7 bulan
Bayi sudah mampu mengangkat badan dengan tangan dan lututnya.
Mampu untuk menggeserkan badan kebelakang (mundur) atau
kedepan (maju), senang mengambil dan memegang benda-benda
kecil.
h) 8 bulan
Bayi sudah mampu merangkak, duduk tanpa bantuan orang lain,
mengangkat badan menggunakan bantuan books atau kursi hingga
berada pada posisi berdiri. Bayi senang bermain dnegan botol
minumannya. Respon tidak suka dari tondakananya mendorong
atau membuang benda yang tidak disukainya.
i) 9 bulan
Bayi dapat berdiri untuk esemntara disat tangannya dipegangi dan
mampu memasukan jari-jari kedalam lubang-lubang. Bayi mengerti
satu atau dua kata dan berekasi jika diperintahkan.
j) 10 bulan
Bayi sudah mampu duduk snediri tanpa bantuan orang lain.
Merangkak dengan baik dengan senangan naik kursi atau tangga
dirumah. Bayi belajar jalan dibantu orang dewasa.
k) 11 bulan
Bayi sudah mampu berdiri tanpa bantuan oranglain. Bayi mulai
belajar berjalan denga dipegangi. Bayi telah mampu mengubah
posisi dudukdan berdiri tanpa bantuan. Bayi mampu memegang
benda-benda kecil dengan ibu jari.
l) 12 bulan
Bayi sudah mulai banyak berjalan meskipun langkah-langkahbelum
stabil. Namun, terkadang pada sebagian bayi yang masih lebih
senang merangkak. Bayi sudah mulai belajar membuka pakaiannya
dan mulai belajar memegang pensil dan kapur untuk membuat
coretan.
27
3) Adaptasi pada fungsi Fisiologis
Bayi sangat berbeda dalam penampilan dan fungsi fisiologisnya
pada saat dilahirkan. Susunan saraf otonom belum berkembang saat
dilahirkan sehingga bayi sulit dipertahankan kesembangan (homeostatis).
Tangisan bayi merupakan awal pemopaan paru-parudan pernapasan.
Denyut jantung bayi lebih cepat daripada orang dewasa dikarenakan
ukuran jantung bayi lebih kecil daripada pembuluh nadi.
4) Adaptasi pada pola tidur
Bayi yang baru lahir biasanya tidur 16-17 jam sehari. Pada usia 4
bulan, bayi mendekati pola tidur orang dewasa. Aktivitas tidur pada
masa bayi seringkali ditandai dengan gerakan bola mata yang tidak
teratur saat mata mereka tertutup. Aktifitas ini disebut REM Slip .
tingginya presentasi tidur REM bayi merupakan alat rangsangan yang
bias menningkatkan perkembangan otak.
5) Adaptasi Pola Makan
Sejak kelahiran hingga usia 4-5 bulan, semua pola makan bayi
adalah dengan cara menghisap dan menelan. Olehkarena itu jenis
makanan bayi harus cair. Umunya pola mengunyak baru muncul pada
perkembangan menggigit.
6) Adaptasi Buang Air
Toilet training (latihan Buang air) adaalah suatu keterampil;an fisik
motoric yang umumnya dicapai pada usia 3 tahun. Pengendalian buang
air besar terbentuk pada akhir masa bayi. Tetapi periode ini belum
sempurna hingga akhir masa bayi sehingga bayi masih sering ngompol.
Adanya latihan ini memberikan kontribusi psikologis pada bayi berkaitan
dengan pengendalian dan pengajaran disiplin.
7) Adaptasi Sensoris
Ketika bagian pipi didekat mulut seoramng bayi baru lahir disentuh,
dia akan bereaksi dengan mencoba mencariputing. Ini merupakan isyarat
awal dari reflex pada perkembangan sensoris bayi. Menurut Haith (1986)
bayi akan lebih peka terhadap aroma manis ketimbnag rasa pahit.
28
Instrumen penglihatan bayi sngat sempit dan akan berkembang dua kali
lipat lebih luas pada usia 2-10 minggu.
8) Adaptasi Motorik.
Control kepala merupakan adaptasi motoric pertama bagi bayi.
Tahap-tahap perkembangan Motorik Bayi yakni :
a) Usia 0-3 minggu
Menyusu, gerakan reflex memegang dan menangis, mengakat kepala
dan bahu atau tengkurap
b) Usia 4-6 minggu
Menoleh kekanan atau kiri dan mulai tersenyum.
c) 3 bulan
Mengakat kepala dn bhu bil tengkurp
d) 4 buln
Menguasai gerakan tangan (dua tangan serentak). Menaruh benda
dan menoleh kearah suara.
e) 5 bulan
Tengkurap sendiri, meraih benda jauh, mengoceh
f) 6 bulan
Duduk dengan sandaran, mengambila mainan dari meja, menepuk-
menepuk, mengoyangkan, tau mengoceh
g) 7 buln
Duduk sendiri, mencoba merangkak.dapat makan biscuit dan
mengucapkan suku kata tunggal.
h) 8 bulan
Merangkak dan memindahkan mainan ketangan yang lain.
i) 9 bulan
Berdiri sambil berpegngan, menarik badan keatas, meniru nada dan
suara yang didengar
j) 10 bulan
29
Berjalan sambil berpegangan, bis menjepit dengan ibu jari dan bisa
mengucapkan suku kata ganda
k) 12 bulan
Menarik badan keatas hingga berdiri dan menhan badan lagi,
bertepuk tangan dapat menunjukkan keinginan dengan menangis.
Bisa mengucapakan mama dengan jelas.
9) Adaptasi Terhadap gerakan Refleks
Bayi yang dilahirkan telah memiliki gerakan-gerakan reflex sebagai
dasar tindakannya. Sifat gerakan reflex bayi terbagi dalam gerak
permanen (reflex urat Achilles) dan tidak permanenyang akan hilang
seiring bertambah usia. Gerakan ini disebut gerakan menusu. Bentuk
gerakan reflex menusu ialah reflex moro (reflex mengembangkan), reflex
mencium dan menghisap ( rooting reflex), reflek genggam (refleks
Darwin )dan refleks Babinski ( gerakan refleks akibat rangsangan pada
telapak kaki).
b. Fenomena Psikologis Babyhood1) Adaptasi Perkembangan kognitif
Bayi merupakana makhluk kosong yang harus diisi dengan cara-cara
yang tepat dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasannya. Bayi akan
lebih cepat mengetahui sesuatu melalui penjelasan sensorik, diikuti
kemampuan koordinasi dan gerak-gerakan otot, kemudian diarahkan
kepada pengertian dan penyusunan kata “apa. “
Menurut teori Piaget dalam buku pendidiakan psikologi untuk
bidan, perkembangan kognitif masa bayi berlangsung dari bayi lahir
hingga usia 2 tahun, meliputi kemajuan dan kemampuan
mengorganisasikan dan mengoordinasikan sesuai yang diterima melalui
gerakan fisik. Tahap ini memiliki 6 subtahap yakni :
a) Tahap gerakkan refleks (0-1 bulan)
Tahap awal dari perkembangan sensori motoric adalah periode
refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1
bulan. Pada periode ini tingkah laku bayi kebanyakan masih bersifat
gerakan refleks, spontan, tidak sengaja, dan tak terbedakan.
30
Tindakan bayi berdasarkan pada rangsangan apa yang diterimanya
dari luar yang ditanggapi secara refleks.
b) Tahap Kebiasaan (umur 1-4 bulan)
Pada periode ini, bayi yang mulai membentuk kebiasaan-kebiasaan
pertama, yakni mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan.
Gerakan refleks diasimilasikan dengan suatu skema yang telah
dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan yang menghasilkan
sesuatu. Bayi mulai membedakan benda-benda dan melakukan
diferensiasi atas benda yang dikenal atau dipegangnya. Koordinasi
tindakan bayi mulai berkembang diikuti penggunaan mata dan
telinga. Bayi mulai belajar mengikuti benda yang bergerak dengan
mata. Dia mulai menggerakkan kepala ke sumber suara yang
didengarnya. Suara dan penglihatan bayi bekerja berrsama dan
merupakan tahap awal untuk menumbuhkan konsep benda.
c) Tahap Reproduksi Kejadian yang Menarik (Umur 4-8 bulan)
Pada masa ini, bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek-
objek yang ada disekitarnya (Hurlock, 1980). Tingkah laku bayi
semakin berorientasi kepada objek-objek dan kejadian diluar
tubuhnya sendiri. Bayi mulai menunjukkan koordinasi penglihatan
dan perasaan terhadap objek yang dijamahnya. Bayi mulai
menciptakan kembali kejadian yang menarik perhatiannya. Bayi
sudah bisa melakukan pengamatan jika menghadirkan objeknya
dan dia akan suka mengulang peristiwa yang menyenangkan diri.
d) Tahap Koordinasi Skemata (Umur 8-12 bulan)
Pada periode ini, bayi mulai membedakan antara sarana dengan
hasil tindakannya. Dia telah menggunakan sarana unruk mencapai
suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan
atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang telah
diketahui. Bayi mulai memiliki kemampuan untuk membentuk
konsep-konsep yang bersifat permanen dan berhubungan dengan
ruang benda sehingga bayi bisa mencari benda-benda yang
tersembunyi.
31
e) Tahap Eksperimen (Umur 12-18 bulan)
Pada periode ini, bayi mulai mengembangkan cara-cara baru untuk
mencapai tujuan dengan mencoba-coba (Eksperimen) bila
dihadapkan pada suatu persoalan yang tidak bisa dipecahkan
dengan skema yang ada. Bayi akan terus mencoba-coba (trial and
error) sebagai usaha menemukan cara baru guna memecahkan
persoalan. Kini mulai mencoba mengembangkan skema yang baru
lagi. Bayi lebih suka mengamati benda-benda disekitarnya dan
mengamati bagaimana benda itu bertingkah laku dalam situasi yang
baru.
f) Tahap representasi (Umur 18-24 bulan)
Pada periode ini, bayi sudah mulai dapat menemukan cara-cara
baru, tidak lagi berdasarka rabaan fisik semata, melainkansudah
ada koordinasi internal dalam gambaraannya. Kini perkembangan
kognitif bayi berpindah dari perriode intelegensi sensori motorik ke
intelegensi representative sehingga bayi mulai dapat
menggambarkan suatu benda, kejadian dan bisa menyelesaika
persoalan dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini
sudah maju dan bayi sudah bisa mencari dan menemukan objek-
objek yang tersembunyi.
2) Adaptasi Perkembangan Bicara
Kemampuan perkembangan bicara setiap bayi berbeda-beda. Bayi
memiliki potensi melahirkan apa yang ada dalam dirinya melalui suara.
Pertumbuhan suara akan membentuk suatu bahasa. Bahasa bayi
berbentuk (a) bahasa agosentris, yaitu bahasa yang berfungsi untuk
melahirkan keinginan dan kehendak sendiri, seperti berbicara dengan
sendiri pada saat bermain sendiri dan (b) bahasa social, yakni bentuk
bahasa yang bertujuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
(piaget, dalm Hurlock, 1980)
Buhler (dalam rahayu, 1988) mengatakan bahwa fungsi bahasa
bagi bayi ialah (a) sebagai kundgabe, yaitu berfungsi sebagai ekspresi
perasaan, (b) auslosung, yaitu berfungsi sebagai proses interaksi social
32
yang dimanifestasikannya dalam menirukan tingkah laku orang lain dan
(c) darsterllung (intensional), yaitu bentuk bahasa yang menyatakan apa
yang menjadi daya tarik perhatiannya.
Menangis
Menangis adalah salah satu cara berkomunikasi dengan dunia pada
bayi. Berbagai nada, pola dan intensitas memberikan reaksi rasa
lapar, mengatur dan marah (lester dan boukydis, 1985). Meskipun
demikian, orang lain tidak selalu tepat menafsirkan yang akan
disampaikan bayi. Tangisan menandakan usaha komunikasi dengan
orang lain, baik untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan
psikologinya, seperti kasih saying.
Mengoceh (babbling)
Seiring berkembangnya mekanisme suara banyi, biasanya hal ini
akan berakhir dan berganti ocehan dan belajar menggabungkan
huruf-huruf hidup tertentu dengan bunyi huruf mati seperti kata
ma-ma, pa-pa.
Isyarat
Bayi menggunakan gerakan-gerakan isyarat sebagai pengganti
bicaranya. Namun, hal ini bukan pelengkap bicara seperti yang
dilakukan anak, remaja atau orang dewasa. Sekalipun bayi sudah
mengucapkan beberapa kata, bayi terus menggunakan isyarat yang
dikombinasikan dengan rata-rata untuk membuat kalimat.
Misalnya, sambil mengulurkan tangan dan tersenyum, bayi
menyampaikan gagasan bahwa ia ingin digendong, atau mendorong
piringnya sebagai bentuk penyampaian bahwa ia tidak mau makan.
Tabel tahap-tahap perkembangan bicara bayi
Usia Perkembangan
Lahir Dapat mengenali percakapan, menangis, membuat semacam
respon terhadap suara.
1-3 bulan Mengeluarkan suaru “uuu” dan tertawa. Pada usia 3 bulan bayi
33
sudah bicara (speech sound)
4-6 bulan Membuat suara konsonan dan mencoba menyesuaikan dengan
apa yang dia dengar.
6-10 bulan Mengoceh huruf konsonan dan vocal. Pada usia 9 bulan bayi
menggunakan gerakan tubuh sebagai bentuk kominikasinya.
10-12 bulan Bayi tidak lagi dapat membedakan suara yang bukan berasal
dari bahasa ibu. Bayi mulai mengurangi geraka tubuh.
12-14 bulan Bayi sudah bisa mengucapkan kata pertama. Pada usia 13 bula
bayi sudah memahami fungsi simbolis penamaan, melakukan
gerakan tubuh yang lebih rumit. (simbolik)
15-24 bulan Pada usia antara 10-18 bulan bayi sudah bisa mengucapkan
kata tunggal. Pada usia 16-24 bayi banyak belajar kata baru,
mengembangka kosa kata dengan cepat, dari 50 hinga 400 kata
dan mulai menggunakan kata sifat dan kata kerja.
Pada usia 18-24 bayi sudah bisa mengucapkan kalimat pertama.
Pada usia 20 bulan bayi sudah bisa menemani benda dan sedikit
menggunaka gerakan tubuh.
Pada usia 20-22 bulan bayi sudah mampu mengungkapkan
sesuatu secara komprehensif. Pada usia 24 bulan bayi
menggunakan banyak frasa dua kata, tidak lagi mengoceh, dan
ingin bicara.
25-35 bulan Pada usia 30 bulan, bayi banyak belajar kata baru setiap hari,
berbicara dengan kombinasi dua atau tiga kata, mengerti
dengan baik dan membuat kesalahan gramatikal.
36 bulan Bayi sudah bisa mengucapkan 1000 kata, dan 80 % dapat
dimengerti, membuat beberapa kesalahan sintaksis.
3) Adaptasi terhadap Emosi
Emosi ialah parasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan
gejolak fisiologis dengan perilaku. Emosi dipresentasikan baik dalam
afeksi positif ataupun negative. Fungsi emosi pada perkembangan bayi
adalah sebagai bentuk penyesuaian diri, kelangsungan hidup, pengeturan,
34
dan komunikasi. Namun, pada waktu lahir pola emosibayi masih
sederhana.
Komunikasi prabicara bayi adalah salah satu bentuk ungkapan
emosi bayi. Tidak ada yang lebih ekspresif daripada isyarat-isyarat wajah
bayi untuk menyatakan kondisi emosinya kepada orang lain. Bayi yang
baru lahir sudah bisa menunjukkan ketidaksenangan dengan cara yang
paling sederhana, misalnya dengan cara menangis, menendang atau
mengejangkan badannya. Pada bulan-bulan pertama, bayi lebih sering
diam ketika mendengarkan suara orang yang dikenal sebelumnnya atau
digendong. Bayi akan tersenyum saat keduan tangannya digerak-
gerakkan bersamaan untuk bermain.
Emosi bayi berhubungan erat dengan aspek perkembangan pada
fase berikutnya. Misal seorang yang baru dilahirkan diacuhkan secara
emosional, tidak dipeluk, tidak disayang atau tidak diajak bicara. Kondisi
ini kemungkinan akan menunjukkan kegagalan tumbuh non-organik,
yakni pertumbuhan atau berat badan yang tidak seharusnya sekalipun
sudah mendapatkan nutrisi yang tepat. Tipe bayi seperti ini akan
meningkat berat badannya bila dirumahsakitkan atau memperoleh
dukungan emosi (papalia, 2008). Jadi, reaksi emosi marah, takut, malu,
bersalah dan simpati merupakan dasar pembentukan perilaku moral bayi
pada periode berikutnya.
Reaksi Menangis
Awalnya tangisan menunjukkan ketidaknyaman fisik, kemudian
berubah sebagai reaksi tekanan psikologi (Sroufe, 1997). Menangis
merupakan cara yang ampuh dan terkadang menjadi satu-satunya
cara bayi untuk mengkomunikasikan kebutuhannya. Wolff (dalam
papalia, 2008) mengelompokkan 4 pola tangisan bayi, yakni
tangisan lapar, ialah tangisan ritmis yang selalu diasosiasikan
dengan rasa lapar, tangisan marah, ialah variasi dari tangisan ritmis
dengan mengeluarkan udara melalui pita suara; tangisan sakit, ialah
tangisan keras yang terjadi tiba-tiba tanpa ada sinyal isakan
sebelumnnya dan diikuti dengan penahanan nafas; tangisan frustasi,
35
ialah bentuk tangisan akibat adanya perasaan yang kurang
menyenangkan. Semakin tertekan kondisi bayi, semakin banyak
respons menangis bayi.
Reaksi Tersenyum dan Tertawa
Senyum lemah paling awal muncul setelah kelahiran bayi, dan
merupakan hasil aktivitas system syaraf subkortil. Senyum tanpa
maksud ini terkadang muncul saat tidur dalam kondisi REM.
Senyuman lemah makin berkurag diusia 3 bulan dan digantikan
dengan senyuman sadar. Senyuman sadar (waking smile) diperoleh
melalui sensesi lembut, sepertinya bunyi-bunyian lembut dan
tiupan dikepala bayi.
Usia minggu kedua, sebagian besar bayi sudah bisa tersenyum
mengantuk setelah menyusu. Pada minggu ketiga sudah bisa
tersenyum saat dia siaga dan memperhatikan suara atau aggukan
dari pengasuhnya. Pada bulan kedua bayi sudah mampu mengenal
ekspresi wajah orang yang sebelumnya telah dikenal.
Pada usia 4 bulan, bayi mulai mengeluarkan suara tertawa saat
perutnya dicium. Seiring bertambahnya usia, bayi semakin aktif
dalam pertukaran tawa. Bayi usia 6 bulan dapat tertawa terkekeh-
kekeh dalam merespons suara-suara aneh yang dibuat ibunya.
Tertawa merupakan salah satu cara terbaik bagi bayinya untuk
mengendurkan ketegangannya, seperti ketakutan terhadap suatu
benda (sroufe, 1997)
Rasa Bahagia
Secara normal, tahun pertama merupakan salah satu masa paling
bahagia dalam sebuah rentang kehidupan. Ketergatungan bayi
menarik anak lain atau orang dewasa sehingga banyak orang yang
ingin bermain dengannya. Adapun, orang dewasa tidak hanya ingin
bermain dengannya. Adapun, orang dewasa tidak hanya ingin
bermain, tetap juga menggendong dan menyayangi. Sebaliknya,
pada tahun kedua, hampir setiap bayi merasa kurang bahagia
dibandingkan dengan tuhan sebelumnya. Hal ini disebabkan
36
kondisi kesehatan yang buruk, adanya penyakit kronis atau
tumbuhnya gigi. Tumbuhnya gigi sering kali menimbulkan rasa
tidak enak dan menyebabkan rasa sakit. Dengan meningkatnya
pengendalian dan perkembangan terhadap tubuh, kebanyakan bayi
menolak bantuan orang lain atau campur tangan pada saat mereka
mencoba untuk mandiri. Ketidaksenangan ini ditunjukkan dengan
sikap mogok makan atau marah. Kondisi ini akan mendorong bayi
mencari perhatian lebih banyak dari oaring lain. Kalau orang tua
atau pengasuh tidak menanggapinya, biasanya bayi akan
menafsirkan bahwa dia tidak dicintai atau tidak dikehendaki.
Rasa Kebencian dan Rasa Ketakutan
Meningkatkannya kebencian antarsaudara sering berawal dari rasa
cemburu dan muncul anggapan bahwa adik bayi bukan lagi sebagai
boneka manis melainkan pengganggu.bayi akan cepat merasakan
kecemburuan kakaknya terhadap dirinya. Ekspresi wajah bukan
satu-satunya isyarat emosi bayi, bisa saja dalam bentuk aktivitas
motorik, bahasa tubuh dan perubahan psikologis lainnya. Bayi bisa
mengekpresikan rasa takutnya dengan wajah ketakutan dan
ditunjukkan dengan menjauh atau menolak untuk melihat atau
dengan detak jantung yang semakin cepat. Semua tanda ini tidak
harus bersamaan muncul (paplia, 2008)
Rasa Kecewa
Rasa kecewa dengan peran orang tua sering terjadi saat bayi
memasuki tahun kedua. Tidak jarang orang tua kecewa dengan
peran mereka sebagai orang tua, terutama mereka yang sebelumnya
sangat mengungkapkan peran. Rasa kecewa sering diungkapkan
dalam bentuk sikap kurang hangat. Perubahan sikap ini mudah
dirasakan bayi. Setelah bayi berusia 1 tahun, banyak orang tua
menganggap sudah waktunya untuk memulai disiplin, biasanya
dengan menepuk, memukul, kata-kata keras, dan ekpresi wajah
marah (Hurlock, 1980).
37
Tabel tahap-tahap perkembangan emosi bayi
Usia Bentuk Ungkapan emosi Bayi
Sejak lahir Minat, Ketegangan, dan rasa muak dan jijik.
4-6 minggu Senyum Sosial.
3-6 bulan Bayi mulai membangun perasaan sosialnya dengan pengasuhnya.
6-9 bulan Bayi mulai memberikan reaksi emosi yang lebih banyak da
menunjukkan perasaan marah, gembira, takut dan terkejut.
9-12 bulan Bayi mulai mengomunikasikan emosinya secara jelas dan
menunjukkan perasaan, ambivalensi dan gradasi perasaan.
12-18
bulan
Bayi mulai memiliki rasa percaya diri.
18-36
bulan
Bayi mengalami perasaan bingung, mulai mengidentifikasikan
dirinya dengan orang-orang dewasa dan pada usia 24 bulan, bayi
mulai memiliki rasa terhina dan bersalah.
Setelah satu tahun hidup tanpa disiplin, tidak mengherankan bayi
menafsirkan perubahan perilaku orang tua ini sebagai tanda tidak ada
rasa kasih saying lagi. Kalau penanama disiplin dilakukan dengan
hukuman badan yang keras, bayi memilki cukup alas an untuk merasa
tidak dicintai dan dikehendaki (papalia, 2008)
4) Adaptasi Sosial
Pengalaman social dini merupakan pengalama menuju masa depan
yang berpusat dilingkungan rumah. Pola perkembangan perilaku social
kepada bayi-bayi lainnya. Hubungan keluarga yang dini merupakan
unsure penting bagi perkembangan bayi sebab dapat menentukan pola
sikap dan perilaku sosialnya dengan orang lain.
Dari teori kepribadian Thomas (dalam Siti Rahayu, 1987)
dikatakan bahwa pada anak terdapat tingkah laku dekat (attachmen
behavior), yakni kecenderungan untuk mencari kedekatan dengan orang
lain dan bertujuan mendapatkan perlindungan dan kepuasan dalam relasi
dengan orang lain. Pembentukan perilaku lekat dimulai pada usia 5-15
38
bulan. Awal objek lekat dimulai kepada orang-orang yang memelihara
atau mengasuhnya (diperkirakan ada sekitar 20%)
Objek lekat bayi tergatung pada tingkat frekuensi relasi social,
objek yang memberikan minat dan perhatian bayi. Objek lekat bayi tidak
hanya pada satu orang. Sebanya 1/3 dari jumlah anak memiliki objek
kelekatan yang berbeda-beda dan pada usia 11/2 tahun perilaku
kelekatan menjadi sesuatu yang biasa. Hierarki objek kelekatan bayi
tertinggi adalah pada ibu. Namun, pada saat bayi berusia 11/2 tahun, 1/3
dari jumlah anak ternyata mempunyai objek kelekatan selain dari ibu
(Siti Rahayu, 1987).
Tabel tahap-tahap perkembangan social bayi
usia Karakteristik
0-3 bulan Bayi sudah mampu membuka diri terhadap rangsangan. Bayi mulai
menunjukkan ketertarikan dan sikap ingin tahu serta mulai
tersenyum kepada orang lain.
3-6 bulan Bayi dapat mengatisipasi apa yang akan terjadi dan merasakan
kekecewaan jika hal tersebut terjadi. Mereka kerap kali tertawa,
berceloteh dan tersenyum. Periode ini merupakan awal
terbangunnya perasaan social.
6-9 bulan Bayi memainkan permainan social dan mencoba mendapatkan
respons dari orang lain. Mereka memulai menyentuh dan
membujuk bayi lain untuk membuat mereka berespons.
9-12
bulan
Bayi mulai merasa takut dengan orang asing dan lemah bertindak
dalam situasi baru.
12-18
bulan
Bayi melakukan eksplorasi lingkungannya dengan menggunakan
orang lain dan mengikat diri sebagai landasan pengamanan diri.
Setelah menguasai lingkungannya, dia semakin percaya diri dan
lebih bersemangat untuk menilai dirinya.
18-36
bulan
Mereka mulai mengatasi kesadaran dan keterbatasannya. Bayi
mulai dapat bermain dan berfantasi dengan mengidentifikasika
dirinya dengan orang dewasa.
39
Factor-faktor penyebab timbulnya tingkah laku lekat pada bayi
adalah ketergantungan pemenuhan kebutuhan fisik, kontak social pada
orang tertentu, terutama kepada ibu, ayah atau anggota keluarga lainnya,
ketergantungan sifat kognitif perceptual yang berkaitan dengan rasa
ketertarikan pada objek luar dan pengamatan yang berulang-ulang dan
proses belajar. Kelekatan babyhood pada ibu akan dengan orang tua yang
ditandai dengan mulai mengadakan relasi baru dengan orang-orang yang
ada di lingkungannya, seperti temen sebayanya.
5) Adaptasi Pada Psikoseksual
Berdasarkan konsep teori Sigmund freud, fase perkembangan
psikoseksual babyhood ialah fase oral dan anal.
Fase Oral
Sumber kenikmatan seks oral ialah menerima rangsangan melalui
mulut, seperti ketenangan dalam menikmati putting susu ibu. Bayi
yang tidak pernah menikmati putting susu ibu kemungkinan akan
mengalami hambatan pada perkembangan oral sehingga saat dewasa
dia terlihat lebih cerewet daripada anak yang memiliki kepuasan seks
oral. Peran mulut adalah sebagai media pengenalan objek.
Fase anal
Fase anal ditandai pembuangan feses. Pengendalian pembuangan
feses merupakan salah satu bentuk pengendalian kepada dorongan
dalam diri. Disini si anak akan mendapatkan pengalaman pertama
tentang pengaturan impuls karena harus belajar menunda kenikmatan
yang timbul dari defekasi. Skap ibu yang keras dan menekan
menyebabkan bayi selalu menahan kotorannya. Reaksi ini pada fase
perkembangan berikutnya akan menyebabkan anak kurang berani,
kurang percaya diri,tertekan dan tertutup. Sebaliknya, jika sikap ibu
selalu membimbing, penuh kasih saying dan memberikan
penghargaan saat defekasi, maka anak bisa mengerti bahwa
memproduksi feses adalah aktivitas yang penting dan menjadi dasar
40
pembelajaran perkembangan kreatifitas dan produktivitasnya dimasa
akan datang.
6) Adaptasi kepribadian bayi
Masa bayi sering dianggap sebagai periode kritis perkembangan
kepribadian anak karena merpakan dasar pelekatan struktur kepribadian
yang akan dibangun. Perubahan pola kepribadian pada masa bayi dapat
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Erikson (dalam Hurlock,1988)
berpendapat bahwa pada tahun pertama ditandai oleh krisis rasa percaya
dan tidak percaya. Pada perkembangan tahun kedua, bayi
mengembangkan suatu rasa dirinya sendiri. Kemandirian menjadi tema
sentral pada tahun kedua kehidupan. Bayi akan menjauhkan diri dari
ibunya kemudian mengembangkan prilaku individualisasi dan pada tahun
kedua kehidupan bayi ditandai dengan tahap otonomi versus rasa malu
dan ragu-ragu.
Temperamen merupakan salah satu bagian kepribadian.
Temperamen didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara yang
berdasar biologis untuk mendekati dan bereaksi terhadap orang atau
situasi. Temperamen mendiskripsikan bagaimana perilaku seseorang,
bukan apa yang dilakukannya. Perkembangan individual dalam
temperamen akan membentuk inti perkembangan kepribadian. Pola
perasaaan, pemikiran dan perilaku yang cendrung konsisten dan
membuat orang tersebut menjadi unik.
Tabel Penggolongan Temperamen Pada Bayi
Tipe
kepribadian
Karakteristik
Temperamen
sedang
a) Memiliki perasaan dengan intensitas
lembut,moderat,positif.
41
b) Merespon sesuatu yang baru dengan baik.
c) Mengembangkan jadwal tidur dan makan yang regular.
d) Mudah menerima makanan baru.
e) Tersenyum pada orang asing.
f) Mudah beradaptasi dengan situasi baru. Menerima
perasaan frustasi dengan sedikit kemarahan.
g) Mudah beradaptasi pada rutinitas dan peraturan
permainan baru.
Temperamen
tinggi
a) Sering dan intens menunjukkan perasaan negatif, sering
menangis atau tertawa dengan suara keras.
b) Kurang baik dalam merespons sesuatu yang baru dan
perubahan.
c) Makan dan tidur yang tidak teratur. Lambat dalam
menerima makanan baru. Curiga terhadap orang asing.
d) Lambat beradaptasi terhadap situasi baru.
e) Bereaksi terhadap frustasi dengan kemarahan.
Temperamen
rendah
a) Memiliki reaksi dengan intensitas ringan, baik positif
maupun negatif.
b) Merespon perubahan dan menerima sesuatu dengan
lambat.
c) Tidur dan makan dengan teratur. Menunjukkan respons
awal negatif terhadap stimulus baru (pertemuan pertama
dengan orang, tempat atau situasi baru).
d) Secara gradual mengembangkan rasa suka kepada
stimulus baru setelah diperlihatkan berulang kali dan
tanpa paksaan.
7) Adaptasi perkembangan kata hati (moralitas) pada bayi
Kata hati merupakan rasa ketidaknyamanan emosional ketika
melakukan sesuatu yang salah dan kemampuan menahan diri untuk tidak
melakukan hal tersebut ( papalia, 2008). Pada awalnya, bayi tidak
42
memiliki hirarki nilai suara hati dan tergolong individu nonmoral. Tidak
bermoral maupun tidak amoral. Prilaku bayi tidak dibimbing norma
moral. Namun, lambat laun bayi akan mempelajari moral dari orang tua,
guru atau teman bermain. Belajar berprilaku moral agar diterima oleh
sekitarnya merupakan proses yang memakan waktu lama.
Dikarenakan bayi memiliki keterbatasan dalam kecerdasan, bayi
menilai benar salahnya suatu tindakan menurut kesenangan atau
kesakitan yang ditimbulkan, bukan menurut baik atau buruknya efek
suatu tindakan terhadap orang-orang lain. Bayi menganggap suatu
tindakan salah hanya bila dia sendiri mengalami akibat buruknya. Ia tidak
memiliki rasa bersalah karena kurang memiliki norma yang pasti tentang
benar salah. Bayi tidak merasa bersalah kalau mengambil benda-benda
milik orang lain karena tidak memiliki konsep tentang hak milik pribadi.
Tabel Tahap-Tahap Perkembangan Moraitas Bayi
Usia Deskripsi perkembangannya
Prenatal Perkembangan moral anak dipengaruhi oleh lingkungan
anak apakah lingkungan yang penuh kasih, suka cita,
kesehatan yang baik,atau tidak
Lahir – 1 tahun Anak membutuhkan suatu lingkungan yang dapat
diandalkannya, rasa aman,kasih sayang dari figur ibu dan
ayahnya. Kemampuan untuk memercayai orang lain akan
berkembang selama masa ini dan sangat penting bagi
pertumbuhan iman kepada Tuhan dan moralnya.
1 – 2 tahun Tahap mengembangkan sikap otonom versus rasa malu dan
ragu. Anak membutuhkan kasih sayang yang diimbangi
dengan disiplin secara konsisten (misalnya cara mengalihkan
perhatian anak harus dilakukan dengan bijaksana). Konsep
diri yang sehat merupakan dasar bagi berkembangannya
kemampuan dalam menjalin hubungan yang akrab dengan
orang lain dan Tuhan.
Peran disiplin pada bayi
43
Tujuan utama disiplin ialah mengajarkan tentang apa yang menurut
kelompok sosial benar atau salah, mengusahakan agar dia bertindak
sesuai dengan pengetahuan ini. Hal tersebut dicapai dengan cara
pengendalian diri dari luar maupun dalam terhadap prilaku. Selama
periode bayi mereka harus belajar melakuukan reaksi-reaksi khusus yang
benar terhadap berbagai situasi dirumah dan disekelilingnya. Tindakan
yang salah harus selalu dianggap salah terlepas siapa yang mengasuhnya.
Kalau tidak, bayi akan bingung dan tidak mengetahui apa yang
diharapkan dari dirinya
c. Masalah – masalah selama masa bayia) Bahaya fisik
bahaya fisik yang sering terjadi bagi bayi ialah kelahiran prematur,
kerusakan otak,cacat lahir, penyakit fisik atau kematian. Meredith
( dalam Harlock,1980) melaporkan bahwa kematian lebih banyak terjadi
dalam bulan pertama. Selama tahun pertama kematian disebabkan oleh
penyakit yang parah, sedangkan dalam tahun kedua kematian lebih
banyak disebabkan kecelakaan. Sepanjang masa bayi ebih banyak anak
laki-laki yang mati dari pada anak perempuan.
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi
sangat terlindung dalam tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun, dalam
tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak lebih bebas dan tidak terlalu
dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi. Kecelakaan seperti luka
memar atau luka garuk merupakan kecelakaan ringan dan tidak
meninggalkan akibat permanen. Kekurangan gizi yang disebabkan
kurang makan atau diet yang tidak seimbang turut merusak pertumbuhan
fisik dan mental.
b) Bahaya psikologis
Bahaya psikologis yang terjadi pada periode bayi adalah kegagalan
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Semakin
cepat bayi mengendalikan tubuh, semakin cepat pula dia tidak
bergantung pada bantuan orang lain. Penguasaan tugas-tugas
44
perkembanggannya ke tahap berikutnya.Sebagian besar hanya psikologis
berkaitan dengan tugas-tugas perkembangannya,seperti:
c) Bahaya dalam berbicara
Kelambatan dalam berbicara,seperti halnya kelambatan dalam
pengendalian motorik, menjadi serius dalam masa bayi karena pada masa
ini merupakan dasar-dasar alat komunikasi dan cakrawala sosial anak.
Dalam masa awal kanak-kanak, ketika minat teradap orang-orang di luar
rumah mulai timbul,anak-anak yang mengalami kelambatan bicara akan
merasa dikucilkan.
Kelambatan bicara disebabkan tingkat inteligensi yang
rendah,kurangnya perangsangan (terutama dalam tahun pertama) dan
kelahiran kembar. Kalau orangtua atau pengasuh tidak merangsang anak
untu berceloteh atau mencoba mulai berbicara maka kemungkinan besar
bayi akan kehilangan minat bicara. Sebaliknya, kalau bayi didorong
mengoceh dan belajar mengucapkan kata-kata, perkembangan bicara
akan mengikuti pola normal dan seringkali dipercepat.semakin banyak
hal-hal baru dalam lingkungan, semakin besar motivasi bayi untuk
bersuara.
d) Perkembangan motorik
Kalau perkembangan motorik terlambat maka bayi akan semakin
lama untuk memperoleh keterampilan yang di miliki anak-anak pada
umumnya Yang juga sangat mengganggu dalam penyesuaian diri anak
ialah tekanan dari orangtua untuk mencapai pengendalian motorik dan
belajar ketrampilan motorik sebelum cukup matang untuk melakukannya.
e) Bahaya sosial
Bahaya sosial utama ialah kurangnya kesempatan dan motivasi
untuk belajar sosial. Kondisi ini mendorong terlambatnya reduksi sifat-
sifat egosentris. Kurangnya kesempatan kontak sosial dalam setiap usia
akan mengganggu,terutama dari usia enam minggu sampai enam bulan
yang merupakan priode kritis perkembangan sikap sosial. Meskipun
sikap sosial berubah-ubah, pada kenyataannya banyak individu yang
gagal membentuk sikap sosial pada priode perkembangan berikutnya.
45
Yang berbahaya ialah yang disebut malu.Sifat ini terbawak sejak
masa bayi ketika mereka dihadapkan pada terlalu banyak orang asing dan
pengasuh asing.Akibat buruk jangka panjang pada sifat malu ialah
timbulnya penyakit sosial, seperti kesepian, sadar diri dan penilaian
sosial yang kurang baik. Orang pemalu dianggap sebagai pembosan,
menarik diri, rendah diri bahkan tidak ramah. Penilaian tersebut tidak
menunjang penyesuaian diri dan penesuaian sosial yang baik di setiap
tahap usia.
f) Bahaya emosi
Bayi yang tidak di beri kesempatan untuk mengalami emosi yang
normal, terutama masalah kasih sayang, keingintahuan dan rasa gembira,
secera fisik mereka mengalami keterlambatan dalam perkembangan.
Kalau kekuranggan kasih sayang berlangsung lama, pada tingkat tinggi
akan menyebabkan
Terjadinya penghambatan dalam pengeluaran hormon pituitary,
yang menyebabkan tubuh kerdil,
Bayi mundur dalam perkembanggan motorik, bicara dan
Gagal menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial.
Bentuk kekuranggan kasih sayang pada bayi terlihat dalam sikap bayi
menjadi lesu, murung, acuh tak acuh,dan sering menggembangkan
gerakan-gerakan gelisah mengisap ibu jari.Sebaliknya pula, anak yang
mendapakkan kasih sayang berlebihan dari orangtuanya menyebabkan
anak menjadi terikat pada diri sendiri dan meningkatkan diri sendiri.
Dengan demikian, bayi mengharapkan agar orang lain memberikan kasih
sayang, tetapi dia sendiri sulit atau tidak sanggup memberikan kasih
sayang kepada orang lain.
g) Bahaya moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembanggan moral di
masa depan ialah bila bayi menyadari bahwa dirinya lebih banyak
memperoleh perhatian saat melakukan sesuatu yang mengganggu atau
melawan orang lain daripada saat melakukkan tindakan yang lebih di
terima.
46
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan babyhoodSecara umum bayi memiliki pola-pola pertumbuhan dan
perkembangan yang normal sebagai interelasi dalam diri dengan luar diri
sehingga pertumbuhan dan perkembangganya berkaitan dengan erat:
a) Genetik
Gen dibawa anak sejak dalam konsepi dan akan menjadi ciri khas
dan menjadi potensi dirinya.Adanya kelainan genetik akan memengaruhi
tumbuh kembang anak,misalnya ada anak yang bertumbu besar, sedang
dan kerdil. Demikian juga halnya dengan faktor genetik dari orangtua
sehingga bisa kita temukan ada sebagian keluarga yang memiliki postur
tubuh besar,tinggi dan sebagian lagi berpostur tubuh kecil,pendek
sebagianya.
b) Faktor kondisi fisik dan psikologis bayi
Faktor ini meliputi faktor gizi, daya tahan atau kesalahan bayi,
penyakit dan struktur bangun tubuh dan fisiologis
bayi.misalnya,perbedaan daya imunologi bayi terhadap berbagi
infeksi.Terjadi infeksi di trimester pertama dan kedua yang disebabkan
virus TORCH dapat menyebabkan kelainan pada janin, seperti
katarak,bisu dan tuli,retardasi mental atau pun kelainan jantung.
Demikian pula dengan kondisi lingkungan fisik tempat anak itu
tinggal misalnya,sanitasi lingkungan yang yang kurang baik, minimnya
sinar matahari, sinar radioaktif, atau zat-zat kimia tertentu. Kondisi
seperti ini mempengaruhi kecepatan tumbuh kembang anak. Di lain
pihak, dampak kemiskinan ekonomi memungkinan terlambatnya
pertumbuhan dan perkembangan bayi, seperti kekuranggan makanan,
kurang gizi, kondisi lingkungan yang jelek dan minimnya pengetahuan
tentang kesehatan.
Adapun faktor-faktor psikologis bayi yang berkaitan erat ialah
kecakapan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, tingkat stres
dan kondisi emosi bayi, kasih sayang, pola asuh, disiplin keluarga dan
sikap keluarga,seperti konsep anak impian,tingkat ketetergantungan bayi,
kekhawatiran orangtua, merosotnya hubungan keluarga, perceraian, ibu
47
bekerja, ibu yang teralalu sibuk dan sikap orangtua yang membeda-
bedakan terhadap anggota keluarga.
c) Jenis kelamin dan umur
Fungsi reproduksi dan pertumbuhannya pada anak perempuan lebih
cepat tumbuh kembang dari anak laki-laki. Hal ini akan memengaruhi
kecepatan perkembangan dan kematangan anak perempuan. Namun,
hormon pertumbuhan pada laki-laki lebih lama bertahan sehingga
kondisi ini juga memengarui kematangan emosi anak laki-laki.
Kecepatan pertumbuhan terjadi pada masa prenatal sehingga pada masa
prenatal sudah seyogianya menjadi perhatian khusus dalam kesehatan
dan perkembangan bayi.
e. Masalah – masalah hubungan keluarga yang berkaitan pada masa bayia) Perpisahan dengan ibu
Biasanya bayi yang di pisahkan dengan ibunya akan mengembangkan
perasaaan tidak aman yang di tampilkan dalam gangguan pribadi. Hal ini
awal anak mengalami kesulitan penyesuaian diri pada fase-fase
perkembangan berikutnya.
b) Gagal mengembangkan perilaku akrab
Bayi yang gagal mengembangkan perilaku akrab dengan ibunya atau
dengan pengganti ibunya yang stabil,akan mengalami perasaan tidak
aman seperti halnya dengan bayi yang dipisahkan dengan ibunya. Bayi
tidak akan mengalami kegembiraan. Kekurangan ini menyulitkan bayi
dalam mengembangkan persahabatan di kemudian hari.
c) Merosotnya hubungan keluarga
Merosotnya hubungan keluarga hampir selalu terjadi dalam tahun kedua.
Secara psikologis kondisi ini sangat berbahaya karena bayi kerap
memperhatikan sikap dan perlakuan anggota keluarga kepadanya.Jika
bayi merasa ada perubahan sikap dan di perlakukan secara berbeda, bayi
akan merasa dirinya tidak lagi dicintai dan di tolak. Perasaan seperti ini
dapat mengembangkan kebencian dan rasa tidak aman.
d) Sikap orangtua yang terlampau melindungi
48
Bayi yang sangat dilindungi dan dilarang melakukan sesuatu yang
sebenarnya dapat dilakukannya akan menyebabkannya menjadi orang
yang sangat bergantung atau takut melakukan hal-hal yang sesungguhnya
masih dalam batas kemampuannya. Jika hal ini di teruskan, kemungkinan
besar di masa remaja atau dewasanya dia menjadi sangat takut, bahkan
memberikan resiko kurang percaya diri bila berhadapan dengan orang
lain.
e) Penganiayaan anak
Penganiayan anak biasanya bersumber ketika orang tua tidak
menyenangi peranannya sebagai orang tua atau pertentangan antar orang
tua. Bayi kerap kali menjadi sasaran empuk atas luapan marah dan
kebencian. Bayi akan di abaikan atau dianiaya. Penganiayaan bayi sering
terjadi pada tahun kedua karena bayi pada saat itu sering menyulitkan
orangtua dan memancing rasa marah, benci dan emosi.
49
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Bayi baru lahir waspada dan sadar terhadap lingkungannya saat ia
terbagun. Jauh dari pasif, bayi bereaksi terhadap rangsangan dan mulai
pada usia yang sangat dini untuk mengumpulkan informasi tentang
lingkungannya.
2. Secara garis besar, perkembangan bayi dikelompokkan atas tiga bagian,
yakni: Periode prenatal, Periode neonatal, Periode babyhood
3. Janin bukanlah penumpang pasif didalam rahim ibu karena sekalipun
berada didalam rahim, janin juga melakukan tugas-tugas fisiologis,
seperti bernafas, menendang, berputar, mengepal, cegukan dan mengisap
jari. Semua bentuk aktivitas ini membuktikan bahwa bayi pranatal
merupakn individu yang bergerak.
4. Karena lingkungan prenatal bayi adalah rahim ibunya maka faktor-faktor
yang mempengaruhi kehidupan bayi prenatal tidak terlepas dari genetik,
penyakit, usia ibu saat hamil, aktivitas fisik saat hamil, pengaruh obat-
obatan, narkoba, perilaku merokok, kondisi piskologis ibu dan
lingkungan fisik
5. Secara umum masa bayi baru lahir (neonatal) dikolompokkan pada dua
periode:
o periode partunate, yang dimulai saat kelahiran sampai 15 dan 30
menit setelah kelahiran dan
o periode neonate, yakni dimulai dari pemotongan dan mengikat tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pasca
matur. Oleh karena itu, masa neonatal merupakan periode yang
singkat dari semua priode perkembangan manusia
6. Pada masa bayi neonatal terjadi proses penyesuaian diri yang bersifat
radikal, yakni perlahian dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. Pada
masa bayi neonatl terjadi penghemntian perkembangan untuk sementara
waktu sehingga periode ini dianggap sebagai periode yang paling
50
berbahaya, terutama meninggal akibat ketidakmampuan bayi
menyesuaikan diri dalam lingkungan baru.
7. Tugas-tugas perkembangan pada masa babyhood sangat berat, tetapi
kondisi ini harus dilalui sebagai dasar menuju masa kanak-kanak. Jika
bayi bisa menyelesaikan dengan baik, kemungkinan besar dia akan
merasa bahagia. Sebaliknya jika uslit atau tidak bisa menyesuaikan diri,
kemungkinana perkembangan fisik, psikologis, social dan spiritual
mereka akan lamban memasuki periode berikutnya
51
DAFTAR PUSTAKA
Chudleigh, Jane. 2012. Positive parental attitudes to participating in research involving
newborn screened infants with CF. www.elsevier.com di unduh pada tanggal 10
september 2015
Fraser, Dine M. 2009. Myles Buku Ajar Bidan edisi 14. Jakarta: EGC
Janiwarty, B dan Pieter. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Yogyakarta: Andi.
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jogyakarta:
Salemba Medika
Marmi dan Margiayati. 2013. Pengantar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Singla R. 2015. Effects of a parenting intervention to address maternal psychological
wellbeing and child development and growth in rural Uganda. www.elsevier.com
di unduh pada tanggal 10 September 2015
52