96
1 UBAH DUNIA DENGAN OPINIMU KIAT SUKSES MENULIS OPINI DI MEDIA MASA Penulis: ERI HARIYANTO Editor: RAHMAT DWI KURNIAWAN KATA PENGANTAR

UBAH DUNIA DENGAN OPINIMU KIAT SUKSES MENULIS …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

UBAH DUNIA DENGAN OPINIMU

KIAT SUKSES MENULIS OPINI

DI MEDIA MASA

Penulis:

ERI HARIYANTO

Editor:

RAHMAT DWI KURNIAWAN

KATA PENGANTAR

2

KATA PENGANTAR

Menulis merupakan pekerjaan luar biasa. Menulis bukan sekedar mencatat

atau merekam suatu peristiwa dengan tulisan. Lihatlah! Bagaimana kerja seorang

Utsman bin Affan bersama para sahabat Rasululullah yang melakukan penulisan

ulang mushaf Al Qur’an. Karya mereka hingga 1400 tahun dan lebih akan senantiasa

dipakai umat manusia. Milyaran manusia terbimbing dalam cahaya Tuhan dengan

membaca Al Qur’an. Jutaan manusia bahkan bersyahadat setelah mereka membaca

kitab Al Qur’an. Sesuai janji Sang Pemilik Al Qur’an, kitab ini akan hadir di Bumi

sampai kiamat tiba.

Lihatlah pula! Bagaimana para penulis Hadits Rasululllah SAW yang rela

berjalah ribuan kilometer demi mengumpulkan hadits-hadits murni yang berasal

dari para periwayat terpercaya. Kita lihat kitab yang dituliskannya telah berusia lebih

dari satu milenium namun tetap terjaga keasliannya. Milyaran manusia mengikuti

jejak langkah Rasululllah berdasarkan kitab hadits tersebut. Dari bangun tidur,

beribadah wajib atau sunnah, bermuamalah, dan aktivitas lainnya menjadi bernilai

ibadah karena mengikuti apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Lihatlah dahsyatnya sebuah tulisan yang mampu mengubah sistem

pemerintahan suatu negara! Voltaire seorang berkebangsaan Perancis yang pernah

mengenyam pendidikan di Inggris, begitu terpukau bagaimana Inggris menjalankan

sistem demokrasi sehingga terjadi pembagian peran antara pemerintahan dan

kerajaan secara serasi. Berbeda dengan negerinya saat itu yang dikuasai oleh

keluarga kerajaan. Voltaire kemudian menulikan ide-ide tentang demokrasi dalam

beberapa karya esainya. Karya tulisnya ini kemudian menginspirasi generasi

3

berikutnya hingga menjadi pendorong terjadinya Revolusi Perancis pada tanggal 14

Juli 1789. Akhirnya dinasti Bourbon tumbang dan Perancis berubah sistem

pemerintahannya dari Monarki menjadi Republik.

Lihatlah pula bagaimana karya tulis yang mendorong Indonesia menjadi

bangsa merdeka. Multatuli (bahasa Latin atinya banyak yang sudah aku derita)

merupakan nama pena dari Eduard Doewes Dekker seorang berkebangsaan

Belanda pengarang buku “Max Havelaar” tahun 1860. Buku ini mengkritik perlakuan

penjajah Eropa kepada negara jajahannya terutama Hindia Belanda. Menurutnya,

kemakmuran bangsa Eropa yang selama ini dinikmati adalah hasil keringat dan

darah dari rakyat yang dijajahnya. Bukunya menyadarkan kaum Borjuis Eropa hingga

kemudian lahirlah “Politik Balas Budi”. Melalui gerakan ini dibukalah akses

pendidikan untuk para pribumi yang akhirnya membuka mata rakyat Indonesia. Para

Bapak Bangsa memanfaatkan “Politik Etis” ini untuk memperoleh bekal intelektual

guna melawan imperialisme. Akhirnya Politik Etis menjadi bumerang bagi penjajah

dan Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Masih banyak lagi untuk dituturkan kisah-kisah karya tulis yang menginspirasi

dan akhirnya mendorong perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Masih

banyak yang dapat dijadikan bukti bahwa menulis merupakan pekerjaan yang luar

biasa, baik proses maupun hasilnya. Menulis merupakan proses mensintesa hasil

pemikiran, bukti-bukti empiris, bahkan mimpi menjadi suatu ramuan yang mampu

menjadi penggerak perubahan.

Di masa kini, hakikat menulis tetaplah sama dengan kegiatan serupa yang

telah berjalan ribuan tahun, meskipun menggunakan media yang berbeda. Menulis

bukan sekadar membuat orang lain mengagumi atau tulisannya menjadi populer

dan laku secara komersial. Namun yang lebih penting dari itu, menulis adalah

4

tentang kemampuan penulis secara kritis menangkap fenomena-fenomena yang

ada di sekitarnya menjadi sebuah artikel yang mampu memberikan inspirasi bagi

lingkungannya serta perubahan menuju arah yang lebih baik.

Melalui buku ini, Penulis tidak bisa menyulap para pembaca menjadi penulis

handal dalam waktu singkat. Penulis ingin mengajak pembaca yang ingin belajar

menulis atau mendalami ilmu menulis agar artikelnya semakin baik dan tajam. Untuk

menjadi penulis handal, membutuhkan kesabaran, keuletan dan kemauan untuk

berlatih dan mencoba.

Buku ini dikhususkan bagi pembaca yang ingin memahami seluk beluk

menulis opini dan langkah-langkah agar artikelnya mudah dimuat di media massa.

Para pembaca diajak secara bertahap berlatih menulis hingga mengirimkan

karyanya ke media massa.

Seperti judul buku ini, Penulis ingin mengajak pembaca menjadikan menulis

opini sebagai sarana untuk melakukan perubahan dan perbaikan di sekitar kita,

termasuk memberikan masukan bagi kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

Pemerintah. Tentu saran kebijakan yang diberikan bersifat konstruktif atau

membangun agar kebijakan tersebut semakin efektif dan berhasil mengangkat

kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Kita semua menyadari, bahwa di masa sekarang sulit untuk membuat sebuah

artikel yang mampu memberikan perubahan dengan sangat signifikan sebagai

halnya Utsman bin Affan, Voltaire, Multatuli dan lain sebagainya. Namun kita

meyakini bahwa artikel opini yang kita buat mampu mengubah dunia menjadi

semakin baik.

Di ujung pengantar, tiada rasa yang patut diungkap selain syukur kehadirat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala limpahan karunia yang tak terhingga

5

termasuk selesainya penulisan buku ini. Semoga buku ini menjadi wasilah ridhoNya

dan jalan manfaat bagi sesama manusia. Penghargaan tak terhingga penulis

sampaikan kepada keluarga, pimpinan dan rekan-rekan di Pusdiklat Keuangan

Umum BPPK Kementerian Keuangan. Semoga buku ini mampu menjadi

penyemangat bagi pembaca dalam menuangkan hasil pemikiran dan opini yang

dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Terima kasih.

Bogor, 23 November 2020

Eri Hariyanto

6

KATA SAMBUTAN

Kementerian Keuangan merupakan salah satu institusi Pemerintah yang

sangat dinamis. Dinamika tersebut dipicu oleh perubahan kebutuhan yang terjadi

pada masyarakat dan situasi global yang mendorong diterbitkannya berbagai

kebijakan fiskal dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi perubahan-perubahan

tersebut termasuk di dalam menghadapi era VUCA (Vulnerability, Uncertainty,

Complexity dan Ambiguity). Kebijakan-kebijakan tersebut diimplementasikan dalam

rangka menjaga kondisi perekonomian nasional agar tetap berada dalam jalur yang

diharapkan. Selain itu, ultimate goal dari kebijakan tersebut adalah upaya membawa

kondisi perekonomian sebagai jalan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

secara adil dan merata.

Setiap bentuk kebijakan adalah produk pemikiran yang sangat bernilai,

sehingga penting untuk didokumentasikan. Selain perlu didokumentasikan,

kebijakan tersebut juga perlu terus menerus dikawal serta diberi masukan (saran)

agar menjadi kebijakan yang sangkil dan mangkus. Kementerian Keuangan sangat

terbuka menerima saran dan ide-ide dari masyarakat agar kebijakan yang

diformulasikan sesuai dengan harapan masyarakat. Berbagai saluran aspirasi

tersebut telah dibuka oleh Kementerian Keuangan dan Pemerintah secara umum

sebagai pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Salah satu cara untuk memberikan masukan, saran, evaluasi dan kritik

konstruktif kepada Pemerintah adalah melalui opini yang ditulis di media massa baik

cetak maupun daring. Menulis opini di media massa memerlukan keterampilan

tersendiri dalam mengolah data dan kata, hingga menjadi sebuah artikel semi ilmiah

yang ringkas namun sarat dengan berbagai informasi. Menulis opini juga

7

memerlukan keahlian sehingga redaktur sebuah media massa yakin bahwa opini

yang ditulis layak untuk dimuat. Selain itu, jenis artikel ini juga menuntut kepiawaian

penulisnya dalam menarik pembaca untuk menyelami kalimat demi kalimat hingga

akhir tulisan.

Pudiklat Keuangan Umum Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK),

sebagai tempat pelatihan Pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan,

menyediakan pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan menulis jurnalistik,

termasuk penulisan opini. Pelatihan tersebut, selain menunjang Pegawai

Kementerian Keuangan di bidang kehumasan, juga memberi keterampilan Pegawai

lainnya yang ingin memiliki kemampuan dalam menulis opini. Secara khusus,

keterampilan menulis opini dapat digunakan untuk mempublikasikan kebijakan-

kebijakan di Kementerian Keuangan, sekaligus sarana menuangkan masukan dan

ide untuk kebijakan fiskal yang lebih baik.

Kami menyambut gembira ide Sdr. Eri Hariyanto yang menuliskan buku ini

berdasarkan pengalamannya dalam melatih penulisan jurnalistik di Pusdiklat

Keuangan Umum. Dengan terbitnya buku ini, harapan kami teknik-teknik menulis

artikel opini di media massa semakin mudah dipelajari khusunya insan Kementerian

Keuangan, dan khalayak publik pada umumnya. Ide-ide cemerlang dari ASN

Kementerian Keuangan dan masyarakat luas yang dimuat di media massa

diharapkan dapat menyempurnakan berbagai kebijakan yang ada untuk kebaikan

bangsa.

8

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, kami mengucapkan

selamat kepada penulis atas terbitnya buku ini dan teriring harapan semoga buku

ini memberi manfaat luas kepada masyarakat Indonesia.

9

Daftar isi

BAGIAN 1 ..................................................................................................................................................... 11

PILIH SEMANGATMU UNTUK MENULIS ...................................................................................................... 11

A. Menulis Untuk Mengangkat Tingkat Literasi Indonesia.................................................................. 11

B. Menulis Adalah Budaya Kita Sejak Nenek Moyang......................................................................... 13

C. Menulis Adalah Jalan Rezeki ........................................................................................................... 15

D. Menulis Adalah Bagian Beramal Kebaikan ...................................................................................... 17

E. Menulis Memperbaiki Kondisi Bangsa ............................................................................................ 19

MENGGALI IDE DAN KREATIVITAS MENULIS ............................................................................................. 20

A. Mengasah Kepekaan dan Memetik Hikmah peristiwa ................................................................... 21

B. Ide Muncul Setiap Waktu ................................................................................................................ 23

C. Inspirasi Tidak Boleh Ditunggu ........................................................................................................ 24

D. Berimajinasi untuk Menghasilkan Gagasan .................................................................................... 25

E. Kreatif Tetapi Tetap Realistis dan Rasional ..................................................................................... 26

F. Bercerita tentang Pengalaman Pribadi atau Pengalaman Hidup .................................................... 27

G. Menulis tentang Sesuatu yang Dikuasai Ilmunya ........................................................................... 28

H. Hobi atau Hal yang Disukai ............................................................................................................. 29

I. Memperluas Pergaulan dan Silaturahmi ........................................................................................ 29

J. Rajin Membaca ............................................................................................................................... 30

K. Berdiskusi atau Curah Pendapat (Brainstorming) ........................................................................... 32

L. Melakukan Perjalanan .................................................................................................................... 32

M. Petik Idenya, Kembangkan Tulisannya............................................................................................ 34

BAGIAN 3 ..................................................................................................................................................... 35

LANGKAH MUDAH LANCAR MENULIS ........................................................................................................ 35

A. Seni Menulis .................................................................................................................................... 35

B. Langkah Mudah Menjadi Penulis .................................................................................................... 36

C. Memulai Menulis Bagi Orang Awam .............................................................................................. 37

Bagian 4 ....................................................................................................................................................... 44

JENIS TULISAN DI MEDIA MASSA ................................................................................................................ 44

A. Jenis Karya Tulis Secara umum ....................................................................................................... 44

B. Karya Tulis Fiksi ............................................................................................................................... 45

C. Karya Tulis Nonfiksi ......................................................................................................................... 49

10

Bagian 5 ....................................................................................................................................................... 55

KARYA TULIS OPINI ...................................................................................................................................... 55

A. Jenis-jenis artikel opini di media massa .......................................................................................... 55

(1) Kolom: Opini Pakar.......................................................................................................................... 55

(2) Tajuk: Opini Redaksi ........................................................................................................................ 57

B. Struktur Umum Tulisan Opini ......................................................................................................... 57

BAGIAN 6 ..................................................................................................................................................... 59

KIAT MENULIS ARTIKEL OPINI ..................................................................................................................... 59

A. Ciri-ciri Artikel Opini ........................................................................................................................ 60

B. Bentuk Artikel Opini: Skripsi Mini ................................................................................................... 61

C. Langkah-Langkah Menulis Artikel Opini.......................................................................................... 62

BAGIAN 7 ..................................................................................................................................................... 72

TEKNIK EDITING: CARA MENYUNTING NASKAH OPINI ............................................................................... 72

A. Lingkup Tugas Editor ....................................................................................................................... 72

B. Tujuan Editing ................................................................................................................................. 73

C. Fokus Dalam Editing ........................................................................................................................ 74

D. Teknik Editing: Redaksional dan Substansial .................................................................................. 74

E. Kelengkapan Editor ......................................................................................................................... 75

BAGIAN 8 ..................................................................................................................................................... 76

KIAT SUKSES NASKAH OPINI DIPUBLIKASIKAN ........................................................................................... 76

A. Kiat Kompetensi Penulis Pemula .................................................................................................... 76

B. Kiat Opini dimuat di Media Masa ................................................................................................... 76

C. Kiat Opini Tampil Aktual = Kecepatan ............................................................................................. 77

D. Kiat Menghindari Dosa Besar Penulis ............................................................................................. 77

E. Kiat Singkat Menulis Opini yang Baik .............................................................................................. 78

BAGIAN 9 ..................................................................................................................................................... 80

PENGIRIMAN ARTIKEL KE MEDIA MASSA ................................................................................................... 80

A. Ketentuan Umum ............................................................................................................................ 80

B. Alamat Email Redaktur Opini Beberapa Media Cetak di Indonesia ................................................ 80

C. Alamat Email Redaktur Opini Beberapa Media Daring di Indonesia .............................................. 82

D. Daftar media online lain yang menerima tulisan dan berhonor adalah ......................................... 84

11

BAGIAN 1

PILIH SEMANGATMU UNTUK MENULIS

A. Menulis Untuk Mengangkat Tingkat Literasi Indonesia

Menulis merupakan budaya intelektual manusia yang telah dilakukan sejak ribuan tahun

sebelum masehi. Penemuan aksara dan munculnya budaya menulis menjadi babak terpenting bagi

manusia. Penggunaan aksara dalam kehidupan sehari-hari menjadi sebab manusia meninggalkan

zaman nirleka (prasejarah). Beberapa sumber menyebutkan awal mula tulisan diketahui pada masa

proto dengan sistem ideografik dan simbol mnemonik. Arkeolog menemukan tulisan pada dua tempat

yang berbeda yaitu Mesopotamia (khususnya Sumeria kuno) sekitar 3200 SM

dan Mesoamerika sekitar 600 SM. Dua belas naskah kuno Mesoamerika diketahui berasal

dari Zapotec, Meksiko. Sementara itu, tempat berkembangnya tulisan masih menjadi perdebatan

antara di Mesir yaitu sekitar 3200 SM atau di China pada 1300 SM. Pada masa tersebut tulisan

berkembang dengan variasi yang beraneka ragam. Bangsa Sumeria menciptakan

tulisan cuneiform sementara bangsa Mesir menciptakan tulisan hieroglif. Jenis tulisan lain yang

berkembang pada masa ini misalnya logograf Cina dan Naskah Olmec yang diciptakan oleh

Mesoamerika.

Jadi, menulis merupakan budaya yang sudah sangat lama dijalankan oleh manusia. Pada zaman

modern budaya menulis terus berkembang dan memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia.

Aktivitas menulis biasanya berkaitan erat dengan aktivitas membaca. Seseorang yang mampu

menulis dengan baik, biasanya juga merupakan seorang pembaca yang baik. Kemampuan membaca

dan menulis ini kemudian memiliki kaitan erat bagi kemajuan pengetahuan, pendidikan, kesehatan,

teknologi, karakter, kesejahteraan dan budaya suatu bangsa. Secara empiris masyarakat dari suatu

bangsa yang memiliki budaya membaca dan menulis dengan baik, biasanya memiliki derajat

kesejahteraan yang lebih baik. Kemampuan membaca dan menulis ini sering disebut dengan literasi.

Istilah literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus, memiliki arti orang yang belajar.

Secara umum, literasi merupakan istilah yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang

12

dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, serta memecahkan masalah di dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam

berbahasa. Sedangkan UNSECO memberikan pengertian literasi, yakni seperangkat keterampilan yang

nyata, khususnya keterampilan kognitif seseorang dalam membaca dan menulis yang dipengaruhi oleh

kompetensi di bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya, dan pengalaman.

Aktivitas literasi juga berkaitan dengan fungsi otak. Semakin meningkat aktivitas literasi tentu

akan meningkatkan daya pikir yang menjadi fungsi utama dari otak. Dengan banyak berpikir, daya nalar

manusia akan semakin berkembang. Hal ini akan menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat ketika

pemikirannya digunakan untuk mengembangkan sesuatu yang berguna bagi manusia. Aktivitas

berpikir, membaca dan menulis tentu akan meningkatkan kecerdasan sesorang.

Beberapa organisasi internasional pernah melakukan penelitian untuk memberikan peringkat

literasi kepada negara-negara yang menjadi responden. Organisasi tersebut diantaranya adalah

Program for International Student Assessment (PISA) dari Organisation for Economic Co-Operation

and Develompent (OECD) dan World's Most Literate Nations produk dari Central Connecticut State

University (CCSU). Penelitian PISA dirilis pada tahun 2015 sedangkan CCSU dirilis pada Maret 2016.

Sayangnya, berdasarkan penelitian mereka Indonesia selalu berada pada peringkat nyaris

paling bawah. Hasil penelitian PISA menunjukkan rendahnya tingkat literasi Indonesia dibanding

negara-negara di dunia. Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei. Demikian

halnya hasil penelitian CCSU, Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 negara yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian, rendahnya tingkat literasi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor,

diantaranya adalah budaya bertutur yang lebih dominan dibandingkan membaca dan menulis,

akibatnya minat membaca jadi rendah. Faktor kedua adalah belum meratanya akses ke fasilitas

pendidikan. Faktor ketiga adalah kualitas dan kuantitas buku di Indonesia masih kurang.

13

Peringkat Literasi menurut CCSU

Sumber: http://pustakawanjogja.blogspot.com/

Melihat kenyataan di atas, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia tentu tidak ingin

tingkat literasi negaranya terus terpuruk. Jika memang benar mencintai Indonesia, inilah salah satu

cara kita berjuang. Mari kita angkat tingkat literasi bangsa ini dengan banyak membaca, menulis, dan

menyebarkan ilmu pengetahuan dengan berbagai media yang ada. Kemajuan teknologi informasi

seharusnya dapat kita manfaatkan untuk mengangkat derajat literasi bangsa ini.

Mari kita mulai dari diri sendiri dan dari saat ini. Semoga bagian ini menjadi penyemangat

menulis yang pertama.

B. Menulis Adalah Budaya Kita Sejak Nenek Moyang

Nenek moyangku seorang pelaut. Begitulah lirik lagu anak-anak yang masih sering kita dengar.

Namun, sebenarnya budaya menulis juga budaya nenek moyang kita. Barangkali hal ini jarang

diungkap sehingga dapat lekang ditelan zaman. Banyak sekali karya sastra yang dapat menjadi bukti

bahwa budaya menulis telah berkembang di Indonesia sejak masa kerajaan Nusantara, sebelum

kemerdekaan, maupun era paska kemerdekaan dideklarasikan.

14

Dapat diambil contoh misalnya Babad Tanah Jawi. Kitab ini dalam bahasa Indonesia disebut

dengan “Sejarah Tanah Jawa”. Buku ini berbentuk kumpulan tembang macapat berbahasa Jawa yang

berisi sejarah raja-raja yang pernah bertahta di pulau Jawa. Babad Tanah Jawi ini memiliki banyak versi.

Menurut ahli sejarah Hoesein Djajadiningrat, keragaman versi itu dapat dipilah menjadi dua

kelompok. Pertama, babad yang ditulis oleh Carik Braja atas perintah Sunan Paku Buwono III. Tulisan

Carik Braja inilah yang kemudian diedarkan untuk umum pada tahun 1788. Sementara kelompok kedua

adalah babad yang diterbitkan oleh P. Adilangu II dengan naskah tertua bertanggal tahun 1722

(Moertono, 2017). Babad Tanah Jawi diakui sebagai kitab “marterpiece” yang sangat bermakna bagi

sejarah Indonesia.

Contoh lainnya kita bisa ambil Babad Diponegoro. Kitab ini berisi autobiografi kehidupan dan

perjuangan Pangeran Diponegoro yang ditulis ketika beliau dipenjara oleh Belanda di kota Manado

Sulawesi utara pada tahun 1832-1833. Menurut P. Swantoro, isi dari Babad Diponegoro dibagi menjadi

beberapa bagian kisah. “Sepertiga bagian dari Babad Diponegoro menceritakan sejarah Jawa dari

jatuhnya Majapahit (1527) sampai Perjanjian Giyanti (1755). Duapertiga lainnya memaparkan keadaaan

Kesultanan Yogyakarta dan riwayat hidup Pangeran Diponegoro sendiri dari saat kelahirannya pada

1785 sampai ia diasingkan ke Manado pada 1830,” tulis P. Swantoro dalam Dari Buku ke Buku: Sambung

Menyambung Menjadi Satu (Swantoro, 2002).

Pada tanggal 21 Juni 2013, Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya

(UNESCO) menetapkan Babad Diponegoro sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World). Kita

patut bersyukur dan berbangga atas apresiasi dari dunia terhadap warisan Indonesia yang terkadang

justru dilupakan oleh bangsanya sendiri.

Selepas itu, muncullah sastra-sastra karangan para “Pujangga Lama”. Nama ini merupakan

bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini

karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik

dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung

Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-

karya bernuansa keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama

angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik

selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta

Nuruddin ar-Raniri (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Indonesia#).

15

Demikianlah, masih banyak untuk dikisahkan kepiawaian para pendahulu kita dalam tulis

menulis. Barangkali perlu satu buku tersendiri untuk mengulas lengkap karya nenek moyang kita.

Sebagai generasi penerus, kita tidak memiliki alasan tidak dapat menulis karena tidak memiliki

kemampuan. Meski menulis bukan urusan bakat, tapi para pendahulu kita sudah memberi contoh,

bahwa kita bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki budaya menulis. Dalam suasana yang

dilingkupi oleh kemudahan untuk memperoleh informasi, maka kita juga tidak memilki alasan jika

menulis sulit untuk dilakukan. Banyak sekali hal yang dapat ditulis dan dibagi kepada khalayak ramai.

Mari kita lanjutkan budaya nenek moyang kita dalam hal tulis menulis. Budaya ini bukan saja

mengangkat daya nalar seseorang, tetapi juga menjadi barometer kemajuan bangsa.

C. Menulis Adalah Jalan Rezeki

Rezeki memang tidak selalu berbentuk uang dan menulis dapat mendatangkan rezeki baik

berupa uang maupun bentuk rezeki lainnya.

Jika menulis mendatangkan rezeki, maka kita bisa tengok J.K. Rowling dengan karya novelnya

yaitu Harry Potter. Perempuan lulusan Universitas Exeter, Inggris ini menjadi salah satu penulis buku

terkaya di dunia setelah novel Harry Potter sukses terjual lebih dari 450 juta kopi dan diadaptasi

menjadi film layar lebar. Estimasi kekayaannya lebih dari 1 miliar USD atau sekitar 14.4 triliun Rupiah.

Dengan jumlah kekayaan ini, Rowling bahkan melewati jumlah harta kekayaan yang dimiliki ratu

Inggris, Ratu Elizabeth II. Dengan kekayaan yang melimpah ini, J.K Rowling memutuskan menjadi salah

satu filantropis yang gemar menyumbangkan hartanya untuk kegiatan-kegiatan sosial, terutama yang

menyangkut kegiatan di bidang literatur dan penulisan. Inilah rezeki berupa uang dan bukan uang.

Bukankah dapat beramal kebaikan juga merupakan rezeki?

Bagaimana di Indonesia? Penulis Indonesia tidak kalah menginspirasi. Banyak penulis produktif

di Indonesia yang memperoleh rezeki dari menulis. Sebutlah Andrea Hirata, Tere Liye, Habiburrahman

El Shirazy, Mira W, Asma Nadia, Raditya Dika, dll.

Andrea Hirata adalah penulis sukses best seller Laskar Pelangi dan beberapa buku lainnya

seperti Sang Pemimpi, Maryamah Karpov, Edensor, dll. Beberapa sumber menyebutkan, Andrea

menjual lebih dari 600.000 kopi eksemplar bukunya dan dengan total keuntungan lebih dari Rp 3,6

miliar saja dalam satu judul laskar pelangi. Bila ditambah dengan beberapa bukunya yang mencetak

16

best seller, kita bisa membayangkan berapa penghasilan pria asal Belitung tersebut. Belum lagi hasil

dari karya yang difilmkan, seperti Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.

Rezeki menulis Andrea Hirata ini tidak dinikmatinya seorang diri. Royalti yang berhasil

dikantongi dari novel pertamanya mencapai Rp4 Milyar. Sebuah jumlah yang sangat banyak. Angka

tersebut ternyata tidak digunakan serta merta untuk kantong pribadinya. Ternyata sebagian besar

digunakan untuk kegiatan sosial. Seperti yang dikutip oleh liputan6.com bahwa dari hasil royaltinya,

Andrea Hirata menanggung beasiswa 30 anak.

Tidak hanya itu, uangnya juga disumbangkan untuk membuka rumah singgah di Bandung.

Rumah singgah tersebut digunakan untuk memberikan pembelajaran seperti beberapa cabang ilmu

seperti kimia, fisika dan bahasa Inggris dsb.

Belum lagi pulau Belitung, lokasi kisah Laskar Pelangi bermula yang ikut menjadi terkenal dan

saat ini menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Masyarakat pulau Belitung ikut merasakan

berkah dari penulisan kisah Laskar Pelangi.

Apakah para penulis ulung saja yang memperoleh bagian rezeki dari menulis? Kadar rezeki,

besar-kecilnya dan banyak-sedikitnya, memang telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah.

Namun siapapun dapat memperoleh rezeki dari menulis baik berupa uang maupun bukan uang.

Jika Anda menulis dalam dua atau tiga halaman artikel, kemudian tulisan itu dikirimkan ke

media massa dan ditayangkan, besar kemungkinan Anda akan memperoleh honor dari penulisan

tersebut. Memang tidak semua media massa memberikan honor.

Kita juga bisa melihat bagaimana aktivitas menulis yang dilakukan oleh para dosen, peneliti

atau widyaiswara pada jurnal-jurnal terakreditasi yang dapat mendatangkan rezeki berupa uang dan

angka kredit. Banyak sekali diantara mereka yang karirnya melaju dengan cepat karena menulis.

Menulis juga akan sangat penting bagi para Aparat Sipil Negara (ASN). Pemerintah dalam

waktu dekat akan mengurangi jabatan struktural menjadi jabatan fungsional (delayering). Seperti

jabatan fungsional lainnya, aktivitas menulis akan menjadi aktivitas penting bagi para ASN untuk

memperoleh angka kredit.

Untuk itu, mari singsingkan lengan baju, gelorakan semangat, dan jaga stamina. Kita mulai

menulis dari sekarang. Kalahkan rasa malas, jangan sampai menjajah kita. Seperti petuah Buya Hamka

berikut ini.

17

Sumber: https://www.merdeka.com/jateng/33-kata-kata-bijak-buya-hamka-tentang-

kehidupan-penuh-makna-dan-inspiratif-kln.html

D. Menulis Adalah Bagian Beramal Kebaikan

Nabi Muhammad memerintahkan kepada ummatnya agar menulis ilmu yang dikuasainya.

Beliau bersabda: “Ikatlah ilmu dengan kitab (menuliskannya)”. Ilmu yang ditulis ke dalam sebuah buku

(kitab) tentu akan membuat ilmu tersebut bertahan lama dan tidak hilang begitu saja bahkan hingga

penulisnya tiada ilmu yang terikat di dalam sebuah buku tidak akan hilang bersama penulisnya.

Kita dapat melihat bagaimana buku-buku yang ditulis oleh para ilmuwan atau alim ulama

ribuan tahun lalu yang masih dapat kita baca sampai saat ini. Kaum Muslimin sangat berhutang jasa

dengan para Khulafaur Rasyidin dan para penulis ayat-ayat Alquran yang telah bersusah payah

mengumpulkan manuskrip Al Qur’an kemudian membuatnya dalam sebuah kitab.

Kita juga dapat melihat bagaimana para penulis kitab hadis yang berjuang mengumpulkan

hadis yang terserak dari satu tempat ke tempat lain. Mereka mengumpulkan hadis dari sumber-sumber

terpercaya dengan jarak ribuan kilometer merentang, bagaikan mengumpulkan mutiara dari satu

18

lembah ke lembah lainnya. Imam Bukhari, sang penulis kumpulan hadits Shahih Bukhari, melakukan

perjalanan ribuan kilometer di negara-negara Islam untuk bertemu langsung dengan para perawi

hadits. Beliau membutuhkan waktu 16 tahun untuk mengumpulkan, membandingkan, menyeleksi, dan

menuliskannnya dalam sebuah buku. Kini buku yang Beliau tulis telah dibaca oleh jutaan manusia di

dunia dan memberikan manfaat yang luar biasa baik dalam ibadah maupun muamalah manusia.

Inilah rahasia diperintahkannya menulis ilmu yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw. Tidak

lain agar ilmu tersebut dapat bertahan lama dan memberi manfaat kepada manusia yang jumlahnya

tidak terkira. Ilmu tersebut dapat melintasi waktu dan tempat yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Al Qur’an dan Al Hadits yang telah berusia 14 abad itu terus menerus menebar ilmu, manfaat dan

pahala bagi siapa yang yang membaca dan mengamalkannya.

Setelah itu, kita juga dapat melihat bagaimana para cerdik cendekia menyusun buku-buku

panduan kehidupan berdasarkan fenomena alam, penemuan dan pemikiran.

Lantas bagaimana dengan kita?

Tentu kita tidak dapat menyaingi kitab hadits atau mungkin kitab-kitab yang ditulis oleh para

alim ulama dan ilmuwan pada masa lalu. Tetapi kita juga tetap memilki peluang untuk menuliskan

segala pengetahuan yang dimiliki dan menyebarluaskannya melalui berbagai jenis tulisan serta media

yang ada.

Berbagai jenis media yang tersedia untuk menulis, misalnya melalui menulis pada buku, jurnal,

artikel ilmiah dan lainnya, dapat menjadi sarana untuk menebar ilmu pengetahuan. Bagi para akademisi

yang rajin menulis buku atau jurnal tentu dapat mengecek melalui piranti yang ada (misalnya: Google

Scholar) berapa kali jumlah tulisannya telah dikutip oleh orang lain untuk menjadi bagian sebuah karya

ilmiah dalam bentuk yang berbeda. Meskipun tidak sedahsyat manfaatnya dengan tulisan para

cendekia atau ulama terdahulu, namun setidaknya tulisan kita dalam buku, jurnal atau karya tulis

lainnya telah membantu seseorang untuk menyelesaikan jenjang sarjana, master ataupun doktor. Kita

tidak bisa meremehkan hasil karya kita meskipun hanya sedikit. Siapa tahu karena keikhlasan

menyumbangkan ilmu kepada orang lain dapat menyebabkan nilai pahalanya menjadi sangat besar di

sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.

Oleh karena itu, mari kita jadikan menulis menjadi sarana berbuat kebaikan. Menulis dapat

menjadi sarana menebar ilmu pengetahuan. Menulis juga menjadi sarana menebar manfaat. Tentu

19

saja, menulis juga dapat menjadi sarana memperoleh kebaikan dari Sang Pencipta berupa pahala yang

melimpah.

E. Menulis Memperbaiki Kondisi Bangsa

Bukan hanya lidah yang dapat lebih tajam dari sebilah pisau. Tulisan juga dapat lebih tajam dari

sebuah silet. Seseorang dapat saja melukai perasaan seseorang dengan goresan tulisan. Bahkan,

tulisan juga dapat mengundang murka dari penguasa. Sebaliknya pula, tulisan juga dapat digunakan

untuk memperbaiki kondisi masyarakat atau bangsa.

Seorang penulis dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga dia dapat

memahami kondisi-kondisi yang sesuai dengan harapan atau aturan. Selain itu, penulis sebaiknya

memahami kondisi-kondisi yang belum sesuai dengan harapan.

Penulis dapat menangkap fenomena-fenomena yang ada disekitarnya menjadi sebuah tulisan.

Melalui tulisan inilah penulis dapat menyampaikan fakta dan data yang dijumpai. Kondisi tersebut

kemudian dapat disebarluaskan melalui berbagai media massa yang ada.

Seorang penulis yang baik tentu selain mengungkap data dan fakta secara terukur, juga

disertai dengan analisis yang menyebabkan para pembacanya paham mengenai kondisi yang sedang

terjadi. Tentu yang paling baik ketika seorang penulis dapat menyumbangkan gagasan-gagasan untuk

perbaikan terhadap kondisi yang ada.

Penulis yang telah mencapai tahap ini tentu akan sangat bermanfaat bagi negara dan bangsa.

Sumbangsihnya berupa karya-karya yang mengkritisi kondisi yang ada, diserta dengan analisis yang

memadai dan solusi yang tepat, akan menjadi sebuah oase yang memberikan kekuatan bagi para

penguasa untuk membuat kebijakan-kebijakan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Disinilah peran sebuah tulisan bukan hanya sekedar pisau tetapi juga obat untuk memperbaiki

kondisi suatu bangsa. Dengan tulisan, seseorang bukan hanya menyampaikan kondisi yang ada tetapi

juga dapat memperbaiki kondisi yang ada.

Mari kita jadikan menulis sebagai sarana memperbaiki bangsa ini. Sehebat apapun sebuah

bangsa tetap memerlukan gagasan rakyatnya agar bangsa tersebut semakin baik.

20

BAGIAN 2

MENGGALI IDE DAN KREATIVITAS MENULIS

Perkembangan teknologi membuat pilihan-pilihan profesi menjadi semakin berkembang dan

mudah. Saat ini, perkembangan teknologi menyebabkan banyak orang memilih pekerjaan yang

berbasis teknologi. Menjadi penulis juga merupakan pilihan profesi sebagian orang yang dapat

dikerjakan dengan basis teknologi informasi. Kemudahan akses internet dapat dimanfaatkan para

penulis untuk memperoleh ide dan bahan tulisan dari dunia maya. Pilihan pada profesi penulis juga

disebabkan karena profesi ini dapat dikerjakan di mana saja bahkan tanpa meninggalkan rumah

sekalipun. Kondisi jalanan yang semakin macet, jarak tempuh dari rumah ke tempat pekerjaan yang

semakin banyak memerlukan waktu, menjadi pertimbangan sebagian orang memilih berprofesi

sebagai penulis yang dapat dikerjakan secara domestik.

Banyak orang beranggapan menulis adalah pekerjaan yang sulit. Sebenarnya menjadi penulis

tidak sesulit dalam pandangan orang. Memang ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk

menekuni bidang ini. Berkarir sebagai penulis membutuhkan kesabaran, keuletan, dan ketekunan.

Sebelum menjadi penulis handal, seseorang dapat memulai langkahnya dari menulis yang sederhana

terlebih dahulu. Seiring dengan waktu dan usaha yang dilakukan secara terus menerus, keahlian itu

akan muncul.

Bagi orang awam yang ingin memulai menjadi penulis, terkadang banyak dijumpai hambatan

yang sepertinya sepele. Tetapi jika hambatan itu tidak diatasi, bukan hanya menyebabkan karya

tulisnya terlambat diselesaikan bahkan bisa jadi karya tulisnya tidak dapat dimulai alias “mogok

ditempat”. Hambatan yang terlihat sepele tersebut adalah: IDE MENULIS.

Seorang penulis pemula terkadang mengalami kesulitan untuk memulai menulis karena tidak

adanya ide untuk mengawali sebuah tulisan. Ide sebenarnya sangat penting, karena berawal ide tulisan

bisa menjadi sangat hebat. Jika dicermati, sebenarnya ide itu berada di sekitar penulis. Dengan bahasa

konotatif, ide itu bagaikan kupu-kupu yang beterbangan di sekitar penulis. Namun penulis sendiri

seakan tidak melihat ide yang beterbangan itu. Perlu ilmu tersendiri agar penulis bisa melihat ide-ide

21

yang beterbangan tersebut, kemudian menangkapnya, mengolahnya dan menyajikannya menjadi

sebuah karya tulis yang layak untuk dinikmati oleh para pembacanya.

Kreativitas dalam melakukan teknik menulis membuat hasil tulisan terlihat lebih menarik dan

disukai banyak orang. Narasi yang kreatif akan membangun daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk

terus mengikuti perkembangan tulisan yang dibuat.

Ide atau gagasan untuk membuat tulisan kreatif bisa muncul dari mana saja. Namun, bagi

seorang pemula yang ingin melakukan teknik menulis buku dengan kreatif mungkin akan kesulitan

untuk mendapatkan ide agar hasil tulisannya kreatif dan berbeda.

Berikut ini disajikan beberapa tips dan trik kreatif agar para penulis pemula dapat menemukan

ide menulis dengan baik dan cepat.

A. Mengasah Kepekaan dan Memetik Hikmah peristiwa

Ide menulis terkadang melintas begitu saja dalam pikiran. Namun terkadang ide itu juga begitu

sulit ditemukan. Jika seseorang hanya menunggu ide saja, mungkin langkah-langkah menulis tidak

akan pernah dimulai. Seorang penulis pemula kadang tidak menyadari jika ide-ide itu berada di

sekitarnya. Seseorang kadang terjebak dengan rutinitas sehingga memandang sekitarnya begitu saja

setiap waktu dan setiap harinya.

Matahari yang terbit dari timur dan tenggelam di ufuk barat adalah rutinitas yang disaksikan

oleh semua orang. Berangkat pagi untuk bekerja dan pulang di sore hari, kepadatan angkutan umum,

kemacetan jalan raya, polusi udara dari kendaraan semua adalah keseharian yang dijumpai.

Menjalankan tugas kantor bagi para pegawai, berjualan bagi para pedagang, mengajar bagi para guru

dan dosen, semuanya adalah kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari. Semua seolah tiada bedanya.

Namun jika kita amati dari semua rutinitas keseharian tersebut pasti ditemukan hal-hal yang

berbeda. Matahari yang terbit di ufuk timur, terkadang tertutup awan. Jika senja hari tiba, terkadang

matahari begitu indahnya terbenam di lazuardi. Namun adakalanya cakrawala tertutup awan sehingga

keindahan matahari yang tenggelam tidak nampak. Para pekerja kantoran terkadang merasakan

pekerjaannya membosankan dan sangat membebani. Para pedagang terkadang merasakan hari-hari

ketika banyak sekali pembeli, namun terkadang para pedagang juga merasakan hari-hari ketika

pembeli tiada menghampiri.

22

Sumber: https://www.antarafoto.com/spektrum/v1305256218/pedagang-kangkung

Kita bisa merasakan perbedaan-perbedaan itu. Jika kepekaan yang dimiliki kita latih

sedemikian rupa sehingga mampu merasakan perbedaan-perbedaan suasana dari rutinitas yang

terjadi setiap hari. Kepekaan, dalam Bahasa Inggris disebut sebagai sensitivity, kemudian diserap

dalam bahasa Indonesia menjadi sensitif. Peka atau sensitif memiliki arti mudah merasakan, atau

mudah terangsang.

Seseorang yang peka berarti mudah merasakan kondisi sekitarnya. Misalnya: seorang

pedagang yang merasakan dagangannya sepi pembeli kemudian bertanya-tanya. Mengapa sepi

pembeli? Apakah dagangan saya saja yang sepi pembeli? Jika benar, apa penyebabnya? Jika semua

pedagang merasakan hal yang sama, apa penyebabnya? Dan seterusnya.

Kepekaan seperti inilah yang dapat dimanfaatkan oleh para penulis untuk mendatangkan ide.

Setiap penulis dapat mengasah kepekaan dan sensitivitasnya pada bidang yang menjadi latar belakang

pendidikan, disenangi atau dikuasai oleh penulis.

Seorang penulis yang menyenangi pada bidang ekonomi dapat memanfaatkan kepekaannya

untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi sehari-hari. Misalnya, adanya fenomena pusat-

23

pusat perbelanjaan (mall) yang sepi pengunjung dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini kemudian

dapat mendatangkan beragam pertanyaan untuk mengungkap fenomena tersebut secara lebih jauh:

- Mengapa pusat perbelanjaan/mall menjadi sepi pengunjung?

- Apa penyebabnya?

- Apakah akan terjadi sesaat atau seterusnya?

- Kemana masyarakat saat ini berbelanja?

- Bagaimana dampak dari kondisi ini?

- Dan seterusnya.

Penulis kemudian dapat mengembangkan jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut menajdi sebuah

narasi yang dapat menjelaskan dari sebuah peristiwa.

Melalaui cara-cara tersebut, disamping dapat menjawab atas berbagai pertanyaan yang

muncul, penulis juga akan mendapat hikmah dari sebuah peristiwa yang terjadi. Seorang penulis akan

dapat memetik pelajaran dari sebuah kejadian. Hikmah inilah yang sebenarnya merupakan “harta” tak

ternilai yang dapat ditangkap oleh seorang penulis.

B. Ide Muncul Setiap Waktu

Para penulis pasti sering merasa gelisah dan bingung apabila belum mampu memperoleh ide

yang terbaik dengan cepat untuk menulis sebuah artikel. Padahal kenyataannya, ide menarik akan

muncul setiap waktu dalam hidup setiap orang. Jika seorang penulis sudah pandai mengasah

kepekaannya, maka ia akan merasakan bahwa sebenarnya ide menulis itu muncul di mana saja dan

kapan saja.

Ide-ide menarik itu bisa saja muncul ketika kita membaca koran, majalah, atau berita dari media

daring. Ide menarik dapat juga muncul ketika kita sedang berjalan, bersepeda, menggunakan

angkutan umum, atau menyetir mobil. Ide-ide itu bisa juga muncul ketika kita mencari-cari buku di toko

buku, di perpustakaan, dll. Semua kegiatan baik di rumah, di kantor, di tempat umum atau di tempat

lainnya sesungguhnya dapat kita jadikan sebagai ide cerita dalam penulisan artikel. Terkadang kita

masih kurang menyadarinya, sehingga ide itu terlewat begitu saja.

Misalnya:

24

Seorang penulis yang bekerja di Kementerian Keuangan sedang membaca berita tentang korupsi di

sebuah perusahaan negara. Akibatnya perusahaan tersebut tidak dapat menepati janjinya kepada

masyarakat yang telah menitipkan uangnya di sana. Penulis tersebut kemudian bertanya-tanya, jika

uangnya habis dikorupsi, dari mana perusahaan tersebut akan membayar tagihan masyarakat? Jangan-

jangan akan dibenakan kepada Pemerintah dan berakibat memberatkan keuangan negara?

Nah dari sini ide sudah muncul. Sebagai contoh, penulis kemudian bisa mengambil topik tentang risiko

keuangan negara terhadap perusahaan milik negara.

C. Inspirasi Tidak Boleh Ditunggu

Danny Strong seorang penulis naskah film mengatakan “Don’t wait for inspiration” atau jangan

tunggu datangnya inspisrasi. Inspirasi atau ide memang tidak bisa ditunggu, tetapi harus dicari dan

ditemukan. Jika hanya menunggu datangnya inspirasi maka kita seperti “menunggu datangnya hujan

di musim kemarau”. Pepatah ini sesungguhnya ingin menjelaskan bahwa apabila kita benar-benar ingin

menjadi seorang penulis yang profesional, kita harus mampu untuk menulis sesuatu setiap harinya dan

jangan pernah menunggu hingga inspirasi datang kepada Anda. Inspirasi harus dicari, ditemukan,

kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan.

Ilmu “kepepet” dengan adanya tenggat waktu (deadline) terkadang menjadi pendorong

munculnya sebuah ide. Penulis profesional biasanya memiliki deadline untuk mengumpulkan hasil

tulisannya. Apabila penulis hanya menunggu inspirasi untuk menulis maka akan banyak waktu

terbuang dalam menunggu. Waktu yang terbatas tersebut sebaiknya segera digunakan untuk mencari

ide dan menulis. Jangan sampai waktu terbuang yang menyebabkan artikel yang ditulis menjadi basi

karena terlewat “moment” nya.

Bila kita sudah dapat menangkap datangnya sebuah inspirasi, maka catatlah inspirasi tersebut.

Inspirasi atau Ide yang tidak dicatat terkadang dapat hilang begitu saja karena kesibukan atau

dilalaikan oleh peristiwa lainnya. Jika tidak membawa catatan, kita dapat merekam suara kita tentang

ide tersebut melalui perekam dalam HP. Begitu memiliki keluangan waktu, maka segera tuangkan ide

tersesut menjadi tulisan.

25

D. Berimajinasi untuk Menghasilkan Gagasan

Seorang penulis artikel bukan hanya sekedar sebagai seorang yang dapat menangkap sebuah

realita dari kehidupan sehari-hari. Seorang penulis diharapkan juga mampu menganalisis hubungan

dari satu faktor dengan faktor lainnya. Dengan begitu seorang penulis dapat mengetahui apa

menyebakan apa atau siapa menyebabkan apa, dan seterusnya. Dengan pengamatan dan analisis yang

dilakukan oleh seorang penulis, maka penulis akan dapat menemukan apa yang sedang terjadi.

Kemudian menghubungkan realita tersebut dengan yang seharusnya terjadi atau menanyakan apakah

realita yang terjadi sesuai dengan yang diharapkan atau seharusnya?

Misalnya:

Seorang penulis yang sehari-hari menggunakan angkutan umum, seperti kereta rel listik (KRL) jurusan

Jakarta dan Bogor akan merasakan padatnya naik kendaraan umum itu ketika bertepatan dengan

masyarakat berangkat atau pulang bekerja. Berdasarkan kondisi ini, di benak seorang penulis

kemudian muncul berbagai pertanyaan: mengapa terjadi seperti ini? Apakah akan seperti ini

seterusnya? Bagaimana cara mengatasi kepadatan ini? Siapa yang bertanggung jawab?

Sumber: https://independensi.com/2019/04/04/jumlah-penumpang-krl-capai-11-juta-dan-nilai-transaksi-

rp-33-miliar-perhari/

26

Jika sudah mencari jawaban terhadap sebuah solusi, maka seorang penulis harus memiliki

kemampuan untuk berimajinasi. Seorang penulis harus mampu memikirkan atau menggambarkan

solusi apa yang tepat untuk mengatasi hal tersebut. Tentu imajinasi yang dilandasi oleh kekayaan ilmu

pengetahuan serta pengalaman dari Sang Penulis akan melahirkan suatu solusi yang baik dan realistis.

Imajinasi merupakan kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari

sesuatu yang pernah dilihat, didengar, dan dirasakan. Berkat imajinasi, manusia mengembangkan

sesuatu dari hal yang sederhana menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan

sesuatu dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang

lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekadar pikiran yang terlintas dalam benak

(https://id.wikipedia.org/wiki/Imajinasi).

E. Kreatif Tetapi Tetap Realistis dan Rasional

Seorang penulis, terutama penulis karya tulis ilmiah populer seperti berita, feature dan artikel

opini memang dituntut kreatif. Namun perlu diingat bahwa jenis tulisan tersebut diatas adalah jenis

tulisan non-fiksi. Berbeda dengan tulisan fiksi, maka tulisan non-fiksi harus tetap berdasarkan fakta

dan data. Tulisan ilmiah populer seperti di atas harus tetap realistis dan rasional. Pada bagian lain, jenis-

jenis tulisan ini akan dibahas secara lebih detil.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) realistis berarti bersifat nyata atau bersifat wajar.

Sedangkan rasional dalam KBBI diartikan menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut

pikiran yang sehat atau cocok dengan akal.

Tulisan yang kreatif atau yang diciptakan berbeda dengan tulisan pada umumnya memang

akan menjadi tulisan yang menarik. Jika kita sering membaca koran atau majalah, maka akan kita

jumpai beberapa pakar dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan menyampaikan pendapatnya dalam

sebuah tulisan dengan gaya yang kreatif, berbeda dengan penulis lainnya. Kreatifitas itu bisa saja

membuat pembacanya takjub, senang atau nyaman ketika membaca tulisan yang kreatif.

Namun yang perlu diingat, tulisan kita harus tetap realistis, sesuai dengan kenyataan yang

terjadi, serta tetap rasional atau sesuai dengan akal sehat.

Kreatifitas, rasionalitas dan realistis ini juga berhubungan dengan analisis dan solusi yang akan

ditulis oleh seorang penulis artikel opini. Misalnya saja, ketika menawarkan solusi terhadap kondisi

27

Bumi yang semakin padat, bisa saja seorang penulis yang kreatif akan menawarkan untuk pindah ke

planet Mars. Namun dalam kondisi saat ini, tentu akan menimbulkan kontroversi dan menganggap

gagasan tersebut kurang realistis dan rasional. Contoh lainnya, ketika menawarkan solusi untuk

kepadatan angkutan umum di Jakarta, penulis bisa menawarkan ide membuat jenis angkutan umum

baru misalnya kereta bawah tanah (subway). Saat ini, subway sudah banyak diimmplementasikan di

berbagai negara dunia, sehingga ide tersebut dapat dianggap realistis dan rasional.

F. Bercerita tentang Pengalaman Pribadi atau Pengalaman Hidup

Pada saat tertentu, kita terkadang benar-benar merasa sangat tidak lagi memiliki ide yang

harus ditulis dalam lembar naskah. Sebenarnya ada cara paling mudah untuk menggali ide yaitu

dengan menuliskan pengalaman kita sehari-hari. Pengalaman yang berisi perasaan-perasaan hati

seperti senang dan sedih, suka dan duka, serta keluh kesah. Selain perasaan, lintasan-lintasan gagasan

atau ide yang ada dalam benak pikiran juga dapat dituangkan menjadi sebuah tulisan. Semua hal

tersebut dapat dijadikan sebagai naskah artikel. Dengan begitu, kita jangan pernah merasa kehabisan

mendapatkan ide untuk menulis.

Banyak penulis yang memulai keterampilannya melakukan teknik menulis buku melalui

pengalaman hidup. Pengalaman yang pernah dilalui dan pernah Anda rasakan dapat dituangkan

kedalam sebuah tulisan. Bisa juga pengalaman perjalanan Anda yang sangat mengesankan dapat

dituangkan dalam sebuah tulisan, sehingga pembaca merasakan seolah-olah berada di tempat yang

Anda tulis.

28

Desa Edensor di East Midland Inggris yang Diceritakan dalam novel Edensor karya Andrea Hirata

Sumber: https://www.hipwee.com/list/tidak-terkenal-di-negerinya-tetapi-desa-di-uk-ini-populer-di-

indonesia/

Jadikanlah pengalaman Anda yang menarik sebagai sebuah gagasan untuk dituangkan

menjadi sebuah buku. Kemudian buat tulisan Anda sekreatif mungkin agar orang lain tertarik untuk

mengetahui tentang pengalaman berharga yang pernah Anda lalui.

G. Menulis tentang Sesuatu yang Dikuasai Ilmunya

Pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yang dikuasai atau dipahami dengan baik akan

menciptakan suatu ide yang terus mengalir tanpa henti. Menulis tentang sesuatu yang dikuasai akan

membuat tulisan yang dibuat menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Menulis

sesuatu yang dipahami membuat kita dapat menguraikan pengetahuan yang kita miliki dengan mudah

dan bebas hingga menjadi sebuah tulisan yang kreatif dan mampu memberikan informasi dengan

benar.

Jika Anda seorang yang berlatar belakang pendidikan ekonomi, bekerja di bidang

perekonomian, maka ketika Anda menulis tentang masalah tersebut para pembaca langsung mudah

29

memahaminya dan memercayai apa yang disajikan. Sebaiknya jika anda seorang ekonom kemudian

menulis tentang masalah biologi, mungkin tulisan Anda terasa datar dan kurang mendalam. Pembaca

pun kurang tertarik dengan tulisan Anda.

Akhirnya, jangan sampai Anda mengambil ide yang disukai namun Anda belum menguasainya.

Hal ini akan membuat Anda kesulitan untuk mengembangkan gagasan Anda. Biasanya jika naskah

Anda dapat diselesaikan, nuansa pembahasan dan analisisnya menjadi datar dan kurang mendalam.

Sebaliknya, jika Anda mengambil ide tulisan berdasar keahlian Anda, biasanya tulisan akan mudah

diselesaikan dan analisisnya pun mendalam. Yang lebih pentng lagi, sebagai orang yang menguasai

bidang tersebut, Anada dapat memberi saran atau solusi yang tepat untuk sebuah permasalahan.

H. Hobi atau Hal yang Disukai

Hobi biasanya dijalankan oleh seseorang dengan perasaan gembira. Tanpa terasa orang yang

menyukai hobi tertentu akan mendalami pengetahuan yang terkait dengan hobi tersebut sehingga

tanpa sadar orang tersebut memiliki keahlian tentang hobi yang ditekuninya.

Menulis berdasarkan hobi bisa jadi sangat mudah, sebagaimana halnya menulis tentang

pengalaman diri sendiri. Menceritakan sesuatu melalui tulisan mengenai hal-hal yang gemar dilakukan

(passion) akan menjadi lebih mudah. Setiap orang pasti memiliki hobi yang disukai. Anda dapat

mengambil ide atau gagasan dari hobi yang Anda sukai. Dengan menulis sesuatu yang Anda gemari,

maka Anda akan mudah untuk menemukan ide kreatif untuk membangun sebuah tulisan.

Misalnya:

Anda adalah seorang yang mempunyai hobi fotografi. Maka Anda akan dengan mudah menceritakan

bagaimana teknik mengambil foto yang terbaik sehingga memiliki nilai sebagai foto jurnalistik. Anda

juga akan dengan mudah menuliskan bagaimana teknik memotret yang baik sehingga dapat

menghasilkan foto yang indah. Bisa juga Anda menuliskan tinjauan (review) mengenai kamera-kamera

yang beredar di pasaran berkenaan dengan kelebihan dan kekurangannya.

I. Memperluas Pergaulan dan Silaturahmi

Untuk menjadi penulis yang berwawasan luas maka kita tidak boleh membatasi pergaulan.

Misalnya saja, Anda adalah seorang ahli lingkungan hidup. Maka jangan batasi pergaulan Anda dengan

30

kolega yang memiliki ilmu serumpun. Perluaslah pergaulan Anda dengan beragam pribadi yang

memiliki berbagai latar belakang ilmu, pendidikan, taraf ekonomi, tempat tinggal, dll. Pergaulan yang

luas akan memberikan ide yang luas pula. Dapat diibaratkan jika Anda memiliki seribu teman maka ada

seribu kemungkinan ide yang dapat Anda ambil sebagai gagasan atau ide menulis. Dengan luasnya

pergaulan maka tulisan Anda akan semakin kaya dengan berbagai ilmu dan pembahasan dari berbagai

sudut wawasan yang berbeda. Luasnya pergaulan juga memungkinkan Anda memahami

permasalahan dari cara pandang yang berbeda.

Anda juga dapat memanfaatkan silaturahmi dengan berbagai kalangan untuk berdiskusi.

Dengan berdiskusi, maka Anda akan memperoleh banyak pengetahuan dan cara menyelesaikan

masalah dari sudut pandang yang berbeda. Silaturahim dengan berbagai kalangan yang memiliki

ragam pengetahuan dan keahlian akan menambah kebijaksanaan pada diri kita. Keragaman tersebut

memberikan pendapat dan solusi yang berbeda ketika berhadapan dengan sebuah masalah yang

sama.

J. Rajin Membaca

Menulis dan membaca ibarat sebuah koin yang memiliki dua wajah. Menulis dan membaca

adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang ingin mahir dalam menulis, sebaiknya juga

memiliki kegemaran membaca.

Membaca memiliki banyak manfaat bagi seorang penulis. Kegiatan membaca menjadi pintu

pembuka ilmu pengetahuan. Dengan membaca, penulis akan memperoleh tambahan wawasan dari

para penulis lain. Sepandai apapun seorang penulis, dia tidak memiliki dan mampu menguasai semua

ilmu pengetahuan yang ada. Meskipun ia membaca pengetahuan yang sama dari penulis lain dengan

ilmu yang sama ditekuni oleh penulis, tetap saja dia akan memperoleh tambahan-tambahan

pengetahuan baru dari penulis lain.

Manfaat selanjutnya, membaca juga mendatangkan ide bagi para penulis. Dengan membaca,

seorang penulis dapat mengetahui apa saja yang telah dan belum dibahas oleh penulis lain. Dengan

kondisi tersebut, seorang penulis dapat melakukan modifikasi tulisan yang telah dibuat oleh orang lain

dengan menuliskan apa yang belum dibahas oleh penulis tersebut.

Membaca juga merupakan proses mengamati gaya menulis orang lain. Beberapa penulis

pemula sangat mengidolakan gaya menyampaikan gagasan penulis lain dalam sebuah tulisan. Teknik

31

seperti ini dapat saja dilakukan jika dirasa cocok dengan gaya penulis. Hal lain perlu menjadi

pertimbangan adalah pembaca juga menyukai gaya penulisan tersebut. Beberapa jurnalis senior

seperti Dahlan Iskan mempunyai gaya menulis yang menarik. Para ekonom senior seperti Khatib Basri

(mantan Menteri Keuangan) juga memilki gaya menulis yang sangat menarik. Mereka memerlukan

pengalaman hidup yang sangat kaya dan rekam jejak menulis yang sudah cukup lama untuk dapat

mencapai tahap mahir dalam menulis. Sebagai penulis pemula, kita dapat meniru mereka dengan

syarat tidak pernah bosan menambah wawasan dan berlatih menulis.

Selain mengatahui gaya menulis, membaca tulisan orang lain juga memberi pengetahuan

tentang bagaimana penulis tersebut melihat sudut pandang suatu permasalahan sehingga menarik

untuk dibaca. Selain itu, membaca juga akan memperkaya pengetahuan bagaiman melakukan

terhadap suatu permasalahan, serta membuat kesimpulan dan merekomendasikan suatu solusi dari

sebuah peristiwa.

Selain itu, satu hal yang tidak kalah penting dari membaca adalah dapat memperkaya kosakata.

Kekayaan kosakata sangat diperlukan bagi penulis. Kosakata ibarat sebuah kekayaan yang akan

menjadi bekal dalam menulis. Perbendaharaan kosakata yang mencukupi akan membuat sebuah

tulisan menarik dan tidak membosankan untuk dibaca.

Selain itu, membaca buku juga dapat membuat kita menemukan berbagai inspirasi dan ide unik

untuk bahan tulisan. Sekali lagi saya tekankan, jika Anda memang serius untuk bisa melakukan teknik

menulis buku, maka mau tidak mau, Anda harus banyak-banyak “melahap” buku bacaan.

Membaca tentu tidak sebatas membaca buku, majalah, atau koran saja. Kita juga dapat

membaca dari sumer lainnya, misal: sumber-sumber informasi yang berasal dari internet. Kemajuan

teknologi informasi memudahkan kita untuk memperoleh informasi dari mana saja dan kapan saja.

Kita tidak hanya dapat melihat perkembangan suatu teknologi dari dalam negeri saja, tetapi kita juga

bisa membandingkan dengan perkembangan yang terjadi di negara lain dengan sangat mudah.

Internet menjadi sarana semua informasi ada dalam genggaman kita. Manusia yang menentukan

bagaimana dan untuk apa informasi yang ada dalam genggamannya itu digunakan.

Dengan membaca sebanyak mungkin tentang berbagai macam topik, otak Anda menjadi

terlatih. Otak, seperti juga tubuh butuh latihan untuk membuatnya tetap fit. Tanpa latihan yang cukup

otak akan menjadi lembek dan tidak berguna. Latih otak Anda dengan banyak membaca, ngobrol

32

dengan orang pintar, dan berdebat dengan orang lain. Berdebat dan diskusi bisa menjadi sebuah

latihan yang luar biasa bagi sel otak.

K. Berdiskusi atau Curah Pendapat (Brainstorming)

Menurut Mohammad Uzer Usman (2005:94), arti diskusi adalah suatu proses komunikasi yang

teratur dengan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan

berbagi pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan solusi/pemecahan masalah. Diskusi

bisasanya dilakukan untuk memecahkan persoalan tertentu. Namun, dalam upaya memperoleh ide

seorang penulis dapat menggunakan media diskusi untuk memperoleh ide.

Penulis dapat mengundang kolega, teman kerja, sahabat, para pakar, atau siapan untuk

mendiskusikan suatu topik yang menarik atau permasalahan yang sedang menjadi perhatian

masyarakat umum. Dengan berdiskusi biasanya terjadi saling bertukar pikiran dan ide antar sesama

peserta diskusi. Para peserta berdiskusi dengan mengeluarkan hasil pemikiran mereka sesuai dengan

sudut pandang masing-masing. Penulis sebagai peserta diskusi secara tidak langsung sudah

memperoleh bahan-bahan penulisan bersumber dari diskusi yang dilakukan. Penulis kemudian dapat

menyeleksi mana hasil diskusi yang layak untuk ditulis atau hanya sekedar menjadi wawasan penulis.

Jika dilakukan dengan benar, brainstorming bisa membantu Anda memunculkan banyak ide

segar. Selain itu, Anda juga dapat memilih pendapat terbaik dari teman diskusi.

Ketika berlangsung diskusi jangan lupa untuk mencatat atau merekamnya. Penulis dapat

membawa catatan kecil dan pulpen atau pensil. Penulis juga dapat memanfaatkan alat perekam yang

tersedia pada handphone. Agar tidak kehilangan ide-ide dari hasil diskusi, maka sebaiknya sgera

dirumuskan hasil diskusi tersebut dalam sebuah karya tulis.

L. Melakukan Perjalanan

Ide menulis juga bisa diperoleh dengan cara melakukan perjalanan. Dengan melakukan

perjalanan, kita dapat menjumpai berbagai keadaan yang belum pernah kita jumpai sebelumnya.

Perjalanan ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi tentu akan mempertemukan kita dengan

suasana yang baru, tradisi yang berbeda, masyarakat dengan budaya yang berbeda, suasana alam

yang tidak biasanya kita jumpai, dan hal-hal baru lainnya.

33

Misalnya saja, kita berkunjung ke Kampung Baduy Luar, sebuah kampung yang berada di

Kabupaten Lebak Banten. Kita akan menjumpai banyak hal baru yang belum pernah ditemui,

budayanya, alamnya, penduduknya, mata pencaharian mereka, keterampilan mereka, dan lain

sebagainya. Kebaruan inilah yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis. Kita dapat mengambil dari

sudut keilmuan apa yang dikuasai oleh penulis. Jika seorang penulis adalah pemerhati masalah

lingkungan, maka penulis dapat melakukan eksplorasi berkaitan tersebut. Jika penulis seorang

ekonom, penulis dapat menggali tentang kondisi ekonomi masyarakat setempat.

Kampung Baduy Luar

Sumber: https://genpi.id/mengenal-keunikan-budaya-suku-baduy/

34

Perlu diingat, melakukan perjalanan tidak harus ke tempat yang jauh dari domisili kita. Penulis

dapat saja mengunjungi pasar tradisional, masjid raya, museum, perpustakaan, atau bahkan pusat

perbelanjaan (mall). Jika kita peka, banyak juga hal-hal menarik yang dapat diangkat sebagai artikel

dari tempat-tempat yang ada di sekitar kita.

M. Petik Idenya, Kembangkan Tulisannya

Uraian di atas telah menjelaskan berbagai kegiatan yang dapat digunakan untuk membantu

memunculkan ide di dalam menulis. Anda dapat melakukan satu atau beberapa kegiatan di atas untuk

memeunculkan ide dalam menulis. Jika Anda seorang yang gemar melakukan perjalanan, maka Anda

menggunakan hobi traveling atau bersilaturahim untuk mendatangkan ide menulis. Jangan lupa ketika

melakukan kegiatan, Anda harus menyiapkan peralatan untuk mencatat atau merekam ketika inspirasi

itu tiba-tiba menghampiri. Siapkan selembar kertas, bawa selalu netbook, laptop, HP, atau apa saja

yang bisa digunakan untuk membuat catatan.

Jika Anda seorang yang gemar membaca, bawalah selalu alat tulis dan kertas. Teknologi

Informasi juga dapat kita manfaatkan utk merekam atau mencatat. Bila Anda sedang berkunjung ke

perpustakaan, kemudian menemukan pragraf yang menarik dari sebuah buku, Anda dapat membaca

sambil merekamnya. Jangan lupa catat siapa pengarang dan penerbitnya sebagai bahan daftar

pustaka.

Jika ide-ide menarik tersebut telah Anda tangkap, jangan lupa segera tuangkan ide tersebut ke

dalam laptop atau komputer. Jika Anda belum memiliki kesempatan untuk menulis secara penuh,

maka tulislah terlebih dahulu hal-hal yang pentung menurut Anda. Setidaknya Anda telah membuat

sebuah kerangka karangan dan siap untuk melengkapi kerangka karangan tersebut dengan data, fakta

dan informasi yang sudah Anda miliki.

Video Pembelajaran Memancing Ide Menulis

Selain yang telah dijelaskan di atas, pembaca juga dapat melihat video berikut ini untuk mempelajari

lebih dalam mengenai langkah-langkah untuk memperoleh ide-ide dalam menulis. Selamat

menyaksikan!

https://klc.kemenkeu.go.id/pusku-bagaimana-cara-memancing-ide/

35

BAGIAN 3

LANGKAH MUDAH LANCAR MENULIS

Jika menyaksikan film-film romantisme Indonesia zaman dulu, kita akan disuguhkan adegan

seseorang sedang menulis surat pada selembar kertas. Tak lama kemudian, aktor tersebut meremas

kertas yang sudah ditulisnya dan membuangnya ke tempat sampah sampai berkali-kali. Adegan

tersebut tentu tidak akan dijumpai saat ini, di zaman modern yang serba paperless ini.

Namun masalahnya bukan pada meremas kertas atau menghapus tulisan pada layar laptop.

Masalahnya adalah bagaimana agar kita dapat menuangkan isi pikiran dan hati dalam sebuah tulisan

dengan lancar?

Disuatu waktu dalam sebuah pelatihan menulis, ada seorang peserta pelatihan yang diberi

waktu sekian jam untuk menulis. Namun panjang tulisannya hanya 3 kalimat saja. Waktunya banyak

digunakan untuk melihat layar laptop dan mengawang-awang. Hanya sedikit dari imajinasinya yang

dapat dituangkan menjadi tulisan. Berbeda dengan peserta lain yang begitu lancar menulis. Hanya

membutuhkan beberapa jam untuk menulis dalam dua halaman. Bagaimana mengatasi hal ini?

A. Seni Menulis

Pengertian seni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keahlian membuat

karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya). Seni juga

didefinisikan sebagai sebuah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari,

lukisan, ukiran, dan sebagainya.

Sedangkan menulis menurut KBBI adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti

mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam

bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang melalui tulisan yang

dituliskan.

Disamping pengetian dari KBBI, ada beberapa pengertian menulis lainnya. Pada intinya

menulis merupakan bagian dari sarana komunikasi. Menulis merupakan aktivitas untuk menyatakan

36

pikiran (ide) dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan

berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung

Menulis adalah seni. Hal ini disebabkan menulis membutuhkan keahlian untuk menuangkan

pikiran atau perasaan dengan tulisan. Tidak setiap orang memiliki keahlian menulis dengan baik.

Namun demikian, menulis dapat dilatih sehingga memunculkan keahlian menulis pada diri seseorang.

Aktivitas sehari-hari, profesi, pengalaman hidup dan keinginan yang kuat sangat menentukan

seseorang untuk memiliki keahlian dalam menulis.

Emha Ainun Nadjib dalam bukunya “Gelandangan di Kampung Sendiri” menyebutkan modal

untuk menjadi penulis adalah:

“Pertama anugerah Allah. Kedua, belajar dan bekerja keras. Ketiga, keikhlasan doa

ibu saya dan Anda semua. Apa yang kita perjuangkan adalah etos kerja, kesediaan

untuk bekerja keras dan “kejam” kepada diri sendiri…”

B. Langkah Mudah Menjadi Penulis

1. Tetapkan Niat dan Bulatkan Tekad

Tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Demikian kesimpulan yang diperoleh setelah

mengikuti berbagai pelatihan menulis dan penelitian. Namun, ungkapan tersebut tidak semudah

diucapkan. Pada kenyataannya untuk menyelesaikan sebuah tulisan baik itu artikel opini, skripsi, thesis,

dan jenis tulisan lainnya dibutuhkan sebuah niat dan tekad yang kuat. Seorang penulis tidak bisa

mengatakan “sedang tidak mood” sehingga berhenti menulis. Terkadang, penulis harus memaksakan

diri sehingga bisa terus menulis. Bentuk pemaksaan ini dapat bermacam-macam, misalnya

memaksakan menulis diantara kesibukan yang ada, memaksakan menulis diantara minimnya sarana,

dll.

2. Membaca dan Menulis Setiap Hari

Stephen King, seorang pengarang fiksi terkenal dari Amerika Serikat mengatakan: “If you don’t

have time to read, then you will don’t have the time to write.” Membaca ibarat nutrisi bagi penulis.

Menulis ibarat memanfaatkan nutrisi menjadi energi dan prestasi. Melalui membaca kita dapat

mempelajari bagaimana para penulis menyusun kata, memilih kata (diksi), dan mengolah tulisan

hingga memiliki rasa. Dengan membaca kita akan memperoleh ilmu dan pengalaman dari penulis lain

37

yang lebih mumpuni. Berdasarkan pengalaman tersebut, kita ambil dan tuangkan dalam tulisan.

Sempatkanlah setiap hari untuk menulis meski hanya beberapa paragraf. Kita dapat menentukan

sendiri waktu yang tepat untuk menyempatkan diri menulis setiap hari.

Jika itu belum cukup untuk mendorong semangat Anda, maka jadikanlah menulis seolah-olah

pekerjaan Anda. Anda terpicu untuk menulis karena jika tidak menulis Anda seolah-olah tidak akan

memperoleh “gaji” pada hari itu. Saat kita mulai terbiasa menganggap menulis adalah pekerjaan,

bukan sekadar hobi pengisi waktu luang, maka kita pun akan terpacu untuk selalu lebih baik.

Kita akan rela menginvestasikan segalanya untuk bisnis atau pekerjaan yang dimiliki. Kita akan

mau “menginvestasikan” waktu untuk belajar teknik menulis yang lebih baik. Selanjutnya, kita akan

berkomitmen untuk menyelesaikan tulisan yang sudah dimulai.

3. Berkawan dengan pemilik hobi yang sama

Bergabung dalam sebuah komunitas yang memiliki hobi yang sama dapat menjaga semangat menulis

dan memunculkan ide-ide baru. Interaksi dan komunikasi yang timbul biasanya menjadi sarana berbagi

pengalaman serta mendorong anggota komunitas agar lebih semangat menulis.

C. Memulai Menulis Bagi Orang Awam

Suatu waktu, kita pasti pernah memiliki pengalaman “mogok” ketika menulis, yaitu kondisi

ketika menulis baru satu kalimat kemudian berhenti lama sekali. Kita seolah tidak memiliki ide lagi

untuk ditulis. Mungkin juga, tulisan yang dibuat terasa janggal kemudian dihapus sampai berulang kali.

Kita tidak perlu berkecil hati dengan kondisi tersebut. Siapapun dapat mengalami hal tersebut.

Sebagai solusi, kita dapat melakukan beberapa tahapan latihan yang mendorong tahap demi tahap

menjadi ahli dalam menulis. Berikut ini beberapa langkah yang digunakan sebagai teknik untuk

memulai menulis.

1. Teknik menulis buta (blind writing technique)

Teknik menulis buta adalah sebuah teknik menulis bebas dengan tanpa melihat hasil tulisan.

Gaya menulis ini digunakan untuk merangsang otak kanan berimajinasi kemudian Anda menyalin

imajinasi tersebut dalam tulisan. Anda dapat berlatih menulis apapun yang disukai. Kegiatan ini

38

dilakukan terutama untuk melatih berimajinasi dan berani menuangkan ide Anda menjadi sebuah

tulisan. Anda dapat mengetik selama Anda mau atau membatasinya dalam waktu tertentu.

Contoh:

- Untuk memulai berimajinasi, Anda dapat membayangkan ketika sedang berwisata dengan

keluarga di sebuah pegunungan yang sejuk dan asri.

- Gunakan laptop atau komputer Anda. Tutuplah layar komputer dengan kertas putih.

- Mulailah mengetik bebas berdasarkan imajinasi Anda.

- Hiraukan hasil tulisan Anda. Jangan lakukan editing selama waktu menulis.

- Anda bisa membatasi waktu yang digunakan misalnya 15 menit.

- Setelah selesai menulis, bacalah tulisan Anda. Rasakan tulisan Anda.

- Anda Boleh melakukan penyuntingan setelah selesai membaca.

- Cara ini dapat Anda lakukan berulangkali hingga Anda telah merasakan keberanian dan

kebebasan menulis.

Contoh hasil tulisan:

Minggu lalu kami sekeluarga berkemah di Puncak. Anak-anak kami ikut semua dalam perkemahan

tersebut. Kami sangat bahagia dapat pergi bersama menghasiskan liburam. Tempat berkemahnya

cukup nayaman berada di lereng bukit yang berhawa dingin. Disekeling perkemahan terdapat banyak

phon pinus yang menjulang tinggi. Meskupun berada di alam bebas, kami merasa aman karen

adisekeliling bumi perkemahan tersebut terdaoat sekuriti yang ikut menjaga.

Malam hanrinya kami menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh. Kami duduk berkeling

menikmati makan malam sambil bercerita dan berbincang tentang apa saja. Suasana bahagoa dan

gelak tawa menghisasi suasana malam itu. Dst…

Tulisan di atas banyak memiliki kesalahan ketik karena ditulis dengan metode “blind writing”. Setelah

membaca kembali, Anda dapat menyuntingnya.

2. Mudah Menulis dengan Mind Mapping

Penulis pemula biasanya menemui tantangan untuk menemukan kalimat menarik dan

informatif, serta saling terkoneksi antar paragraf. Seorang penulis terkadang kehilangan arah, hingga

membuat kalimat berulang yang tentunya membuat tulisan tidak efektif dan bertele-tele. Mind

Mapping dapat menjadi salah satu solusi untuk memudahkan penulis pemula membuat kerangka

39

penulisan secara menyeluruh. Selain itu, metode ini juga membantu membuat kalimat yang

berhubungan antar paragraph padu dan menarik.

Menulis merupakan aktivitas seluruh otak, baik belahan otak kanan (emosional) maupun

belahan otak kiri (logika) sehingga ketika menulis seluruh belahan otak bekerja secara maksimal. Ini

berarti bahwa siapa pun yang menulis, tidak terkecuali penulis pemula, pasti menggunakan pikiran-

pikirannya secara logis. Untuk membantu penulis pemula agar menghasilkan tulisan dengan mudah,

perlu ditumbuhkan dua hal utama dalam diri mereka. Kedua hal tersebut adalah penguasaan topik

yang akan ditulis dan penguasaan struktur tulisan.

Penumbuhan kedua hal tersebut dapat dilakukan melalui pemetaan pikiran (mind mapping)

tentang gagasan, pikiran, ide yang telah ada dalam perbendaharaan pengalaman mereka. Mind

mapping atau pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap pembelajar untuk menghasilkan

gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru (Silberman, 1996). Pikiran-

pikiran yang dipetakan tersebut kemudian dikembangkan sedemikian rupa, sehingga urutannya

menjadi logis-sistematis. Proses tersebut dapat berfungsi untuk membangkitkan ingatan pembelajar

tentang pengalaman yang akan ditulis. Selain itu, pemetaan pikiran juga memberikan gambaran

tentang jangkauan isi dan struktur tulisan yang akan dikembangkan. Pemetaan pikiran dapat

menuntun penulis untuk menghasilkan tulisan dengan susunan yang lebih logis sistematis.

Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris.

Beliau adalah penemu Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust)

dan pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik,

sekolah, artikel serta menghadapi ujian.

Mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap

berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen dan

berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat berpikir

organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi

ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan, 2008:4)

DePorter (2005) mengemukakan beberapa kiat dalam membuat peta pikiran. Kiat-kiat

tersebut adalah:

(1). tulis gagasan utamanya di tengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi, atau

bentuk lain.

40

(2). tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama.

Jumlah cabang-cabangnya akan bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan atau segmen.

Gunakan warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.

(3). tuliskan kata kunci atau frasa pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk detail. Kata-kata

kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan pembelajar.

(4). tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.

Contoh Gambar Mind Mapping

Sumber: https://www.tehrantimes.com/news/451235/How-to-determine-a-good-online-mind-

mapping-software

Setelah peta pemikiran selesai dibuat, maka kita dapat mengembangkan peta tersebut menjadi

sebuah naskah dengan langkah-langkah berikut ini.

(1). Dimulai dari tengah atau gagasan utama. Gagasan utama dapat juga dijadikan judul dari naskah

tersebut;

(2). Kita dapat mengembangkan tulisan sesuai urutan cabang yang dibuat. Kembangkan frasa-frasa

yang dibuat menjadi kalimat-kalimat yang berpadu satu dengan lainnya dalam satu gagasan

utama. Sebagai penulis, kita diharapkan mampu memilih kata dan istilah yang tepat sehingga

gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata disusun menjadi kalimat-kalimat

yang efektif, selanjutnya kalimat-kalimat disusun menjadi paragraf-paragraf yang memenuhi

persyaratan;

(3). Lakukan langkah ke 2) untuk mengembangkan gagasan pada cabang-cabang pemikiran lainnya;

41

(4). Jika penulisan telah selesai dilakukan, kita dapat meninjau kembali naskah dari awal sampai

dengan akhir untuk memastikan bahwa naskah yang dibuat sesuai dengan gagasan utama dan

informasi yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca.

Contoh Pembuatan Mind Map:

Judul: Ide Gila Penanganan Banjir Ibu Kota

Contoh pembuatan narasi dari mind map

Ide Gila Penanganan Banjir Jakarta

Tahun baru 2020 merupakan momen yang tidak terlupakan bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

Hujan lebat pada awal tahun tersebut akhirnya berbuah banjir yang mengagetkan warga. Berbagai

pendapat muncul di media massa terkait banjir dan penanganannya. Banyak yang menyalahkan

pemerintah yang masih kurang waspada dengan banjir yang sudah rutin menyapa. Banyak juga yang

memuji karena pemerintah telah berusaha keras untuk menolong warganya. Banyak warga yang

memaklumi bahwa banjir kali ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrem.

Dam

Waduk

Terowongan Air

Pengelolaan Kawasan

42

Namun yang menjadi pemikiran bersama adalah sampai kapan kondisi ini akan dibiarkan terjadi? Akankah

banjir menjadi tradisi tahunan di Jakarta dan kota-kota sekitarnya? Berapa kerugian jiwa dan harta benda

yang ditimbulkan jika kondisi ini dibiarkan berlarut?

Banjir di Jakarta memang bukan hal baru. Sejak jaman gubernur jenderal sampai gubuernur Anies banjir

tetap terjadi. Satu hal yang pasti, tantangan penanganan banjir dari waktu ke waktu akan semakin berat.

Disamping menghadapi pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan iklim juga menjadi tantangan

tersendiri. Berbagai pemikiran mengenai solusi banjir di Jakarta masih berfokus pada tindakan reaktif,

penanganan ketika dan paska banjir. Belum ada pemikiran komprehensif mengenai pencegahan banjir

secara simultan dan berkesinambungan.

Perlu ide-ide berbeda dari ide-ide penanganan banjir yang telah ada. Barangkali lebih tepat disebut ide

gila. Pemerintah perlu masukan Ide-ide yang tidak biasa, ide-ide yang unik, mungkin berbiaya sangat

mahal, mungkin mendapatkan pertentangan banyak pihak, namun memberi dampak yang signifikan.

Ada banyak ide yang dapat dipertimbangkan sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

1. Pengembalian Fungsi Tata Ruang

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) menyatakan, pelanggaran terbesar tata ruang di

Indonesia terjadi di Jakarta Selatan. Wilayah itu terletak di lokasi strategis ekonomi yang kerap

menimbulkan kemacetan (Republika, 27 Agustus 2019). Artinya, wilayah lain di Jakrta juga banyak

pelanggaran namun yang terbesar adalah Jakarta Selatan. Dalam berbagai media massa

diberitakan juga bahwa pemerintah seolah tidak berdaya dengan berbagai pelanggaran tersebut.

Jika pemerintah dan masyarakat benar-benar ingin memperbaiki kondisi yang ada, maka sudah

sewajarnya jika terjadi perubahan kebijakan yang mendorong tindakan tegas yang sesuai aturan

dalam penggunaan lahan. Ketegasan ini memungkinkan dampak yang tidak disenangi oleh para

pelaku pelanggaran. Sesuai aturan, pelanggaran penggunaan tata ruang dapat menyebabkan

dirobohkannya suatu bangunan yang sudah ada. Dan seterusnya….

2. Pembangunan Beberapa Waduk di Bogor

3. Dst…

Penulis berdasarkan peta pemikiran dapat terus melanjutkan penulisan naskah sampai semua peta

pemikiran selesai dijabarkan. Setelah itu, penulis dapat melakukan peninjauan kembali atas tulisannya

dan melakukan proses penyuntingan (editing).

43

Setelah mahir menggunakan model mind mapping, penulis dapat menyusun peta pemikiran

tanpa membuat gambar peta pemikiran. Penulis dapat membuat kerangka pemikiran secara vertical

sebagai mana pembuatan sebuah daftar isi. Seorang penulis juga dapat membuat peta pemikiran

tersebut dalam bentuk daftar pertanyaan yang berkembang dari satu pikiran utama. Untuk

mengembangkan tulisan, penulis dapat menjawab daftar pertanyaan tersebut hingga selesai.

Contoh:

Ide Gila Penanganan Banjir Jakarta

1. Pengembalian Fungsi Tata Ruang

- Apa saja pelanggarannya?

- Bagaimana kondisi saat ini?

- Harusnya bagaimana?

- Bagaimana solusinya?

- Apa dampak yang mungkin timbul?

2. Pembuatan beberapa waduk

Mengapa membuat waduk?

Di mana lokasinya?

Berapa kemungkinan biayanya?

Apa dampak yang mungkin timbul?

Bagaimana mitigasi risikonya?

Dst…

44

Bagian 4

JENIS TULISAN DI MEDIA MASSA

A. Jenis Karya Tulis Secara umum

Buku ini sebenarnya hanya akan fokus membahas teknik penulisan artikel opini di media massa. Namun

demikian, kita akan coba bahas jenis-jenis tulisan tersebut secara sekilas pada bagian ini. Kita akan lebih

banyak mengupas tentang penulisan artikel opini pada bagian selanjutnya.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai artikel opini, sebaiknya kita kupas terlebih dahulu pengertian

dari jenis-jenis dari karya tulis serta pengertiannya. Karya tulis merupakan sebuah hasil karangan dalam

bentuk tulisan. Karya tulis dapat berupa hasil dari sebuah penelitian, pengamatan, tinjauan dalam

bidang tertentu yang disusun secara sistematis.

Karya tulis disusun dari dua kata yang berbeda yaitu karya dan tulis. Kata karya dalam KBBI memiliki

arti pekerjaan, buatan, ciptaan dan hasil perbuatan (terutama untuk hasil karangan). Sedangkan tulis

berarti sebuah huruf atau angka yang dibuat dengan pena atau alat tulis lainnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa karya tulis adalah

sebuah karangan yang kita tuliskan dalam suatu bidang. Karya tulis dapat dikatakan juga sebuah

karangan hasil dari sebuah pemikiran, pengamatan dalam bidang tertentu yang ditulis secara terarah.

Pihak lain juga yang mengatakan bahwa karya tulis adalah gagasan seseorang yang dituangkan ke

dalam bentuk tulisan. Perlu kita ketahui bahasa Indonesia bukan ilmu pasti seperti halnya matematika,

kimia, atau fisika. Dengan demikian, wajar apabila terjadi sebuah perbedaan dalam menjelaskan,

namun pada dasarnya tetap memiliki makna yang sama.

Demikian halnya dalam klasifikasi karya tulis, ada beberapa perbedaan klasifikasi namun intinya

memiliki beberapa kesamaan. Penulis sendiri mengkategorikan karya tulis dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

karya tulis fiksi dan karya tulis nonfiksi. Karya tulis popular yang sedang tren saat ini, merupakan bagian

dari karya tulis nonfiksi. Setiap jenis karya tulis memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.

Perbedaan itu baik dari ciri-ciri karangannya atau dari fungsi dan kegunaan karya tulis itu sendiri.

Bagan berikut ini dapat menjelaskan jenis-jenis tulisan yang akan dibahas pada bagian ini.

45

Sumber: Slide Presentasi Pelatihan Menulis untuk Media Massa dan https://akutahu.com/post/fiksi-

nonfiksi

Gambar

Jenis-Jenis Karya Tulis

Mari kita uraikan satu per satu jenis-jenis karya tulis berdasarkan bagan di atas:

B. Karya Tulis Fiksi

Kata “Fiksi” bersal dari bahasa Inggris yaitu “Fiction” yang artinya rekaan atau khayalan. Sehingga

karya tulis fiksi merupakan sebuah karya sastra (prosa) naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan

non-ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan. Dengan kata lain, fiksi tidak terjadi di dunia

nyata dan hanya berdasarkan imajinasi atau pikiran seseorang. Meskipun fiksi merupakan imajinasi

penulis, namun fiksi tetap masuk akal dan bisa mengandung kebenaran yang bisa mendramatisasikan

hubungan-hubungan antar manusia.

Pembuatan karya tulis fiksi biasanya tidak memerlukan pengamatan atau penelitian dari penulisnya,

karena lebih didominasi oleh hasil imajinasi saja. Penulis fiksi juga tidak perlu

46

mempertanggungjawabkan data dan fakta yang ditulisnya karena tulisannya bersifat fiksi. Penulis fiksi

memiliki keleluasaan dalam mengungkapkan ekspresinya.

Pada perkembangannya, penulis masa kini banyak yang mengembangkan tulisan fiksi berdasarkan

kenyataan atau berdasarkan fakta sejarah. Penulis harus melakukan penelitian yang cukup lama untuk

menyelami data dan fakta yang ada di dalamnya. Berdasarkan pengamatan tersebut, penulis

kemudian menulis sebuah prosa yang berdasarkan data dan fakta yang sebenarnya. Pembaca akan

merasa lebih nyaman dengan tulisan sejenis ini dan diajak untuk menelusuri kejadian demi kejadian

berdasarkan setting waktu. Novel sejarah adalah contoh dari karya tulis ini.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kita dapat mengenali tulisan fiksi dari karakteristik yang ada di

dalamnya seperti tersebut di bawah ini.

a. Karangan fiksi merupakan hasil rekayasa atau imajinasi dari penulisnya.

b. Isi cerita yang dijabarkan di dalamnya mengandung kebenaran relatif atau tidak mutlak.

c. Pilihan kata yang digunakan sebagian besar menggunakan kata-kata bermakna konotatif (tidak

sebenarnya).

d. Penulisan prosa fiksi tidak memiliki sistematika yang baku.

e. Karya tulis fiksi lebih banyak ditujukan pada emosi atau perasaan pembacanya, bukan pada logika.

f. Penulis karya fiksi biasanya menyelipkan pesan moral, sindiran, atau kritik secara terselubung.

Setelah memahami pengertian karangan fiksi beserta ciri-cirinya berikut ini disampaikan beberapa

jenis karya sastra yang termasuk dalam fiksi. Jenis tulisan fiksi tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Fabel

Bersumber dari Wikipedia.com disebutkan bahwa fabel (bahasa Inggris: fable) adalah cerita yang

menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau

khayalan belaka (fantasi). Kadang kala fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Cerita

fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral.

Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal,

tingkah laku, dan dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan

sedemikian rupa melalui tokoh binatang tersebut. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral

dengan menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh

binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh

yang tidak baik.

47

Contoh:

- Kancil dan Buaya

- Kura-Kura Cerdik, dll.

2. Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama pada Bahasa Melayu yang berisikan mengenai

suatu kisah, cerita, dan juga dongeng. Umumnya mengisahkan mengenai kehebatan maupun

kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian dan juga mukjizat dari tokoh utama.

Sebuah hikayat itu dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau pun juga untuk membangkitkan

semangat juang.

Pengertian hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang memiliki bentuk prosa yang

didalamnya mengisahkan mengenai kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau pun juga

orang-orang ternama dengan segala kegagahan, kehebatan, kesaktian ataupun juga

kepahlawanannya. Selain dari itu, dalam hikayat tersebut juga diceritakan mengenai kekuatan,

mukjizat dan semua tentang keanehannya.

Contoh Hikayat:

- Hikayat Malin Kundang

- Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)

- Hikayat 1001 Malam, dll.

3. Novel

Novel adalah karangan fiksi yang menceritakan tentang seorang tokoh utama dengan dinamika pro

dan kontra di dalam ceritanya. Novel dikisahkan dari awal hingga akhir biasanya ditutup dengan

klimaks atau ending.

Novel masa kini tidak hanya merupakan hasil imajinasi dari penulisnya saja. Banyak juga novel yang

ditulis dengan berdasarkan sejarah atau kisah nyata dari seseorang yang kemudian ditulis dengan gaya

novel. Selain itu, penulis juga dapat menambah dialog atau narasi yang membuat novel tersebut lebih

bermakna dan melibatkan sisi emosi pembacanya.

48

Contoh novel:

- Serial Harry Potter, karya J.K. Rowling

- Serial Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata

- Pangeran dan Janissary Terakhir, karya Salim A. Fillah

4. Roman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah roman dimaknai sebagai sebuah karangan prosa yang

melukiskan perbuatan pelakunya menurut karakter dan isi jiwa masing-masing, lebih banyak

membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi. Matzkowski (1998) mengemukakan jika

istilah roman diambil dari Bahasa Perancis, ‘romanz’ yang penggunaannnya mengacu pada semua

karya sastra dari golongan rakyat biasa. Istilah roman juga identik dari ungkapan Latin ‘lingua romana’

yang artinya karya sastra dari golongan biasa.

Roman juga dapat diartikan sebagai adalah suatu karya fiksi yang menceritakan mengenai beberapa

tokoh dalam alur ceritanya. Prosa roman mengandung banyak hikmah dalam ceritanya dan cenderung

mengarah pada cerita klasik.

Contoh roman:

- Roman detektif dan kriminal: Mencari Pencuri Anak Perawan, karya Suman Hasibuan.

- Roman petualangan: Surapati, karya Abdul Muis.

- Roman psikologi: Katak Hendak Jadi Lembu, karya Nur Sutan Iskandar.

5. Cerpen

Cerpen merupakan suatu karang fiksi yang isinya jauh lebih pendek dibandingkan roman maupun

novel. Namun, cerpen memiliki daya tarik tersendiri karena bisa menjadi pembelajaran awal bagi para

penulis dalam membuat sebuah karya tulisan.

Menurut Nugroho Notosusanto, pengertian cerpen adalah cerita yang panjangnya berkisar 5000 kata

atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi, dimana isinya terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.

Sedangkan H.B. Jassin, memaknai cerpen sebgai sebuah cerita singkat yang harus memiliki 3 bagian

terpenting yakni perkenalan, pertikaian dan penyelesaiannya.

Contoh cerpen:

- Lelaki Perindu Hujan: cerpen religi, karya Eri Hariyanto.

49

- Kotak Cinta untuk Ibu: cerpen pendidikan, anonym.

- Dan lain-lain.

C. Karya Tulis Nonfiksi

Karya tulis nonfiksi dalah sebuah karangan atau laporan yang ditulis berdasarkan pemikiran atau

penelitian dalam masalah tertentu. Karaya tulis nonfiksi dikatakan juga sebagai karya tulis ilmiah

karena didasarkan pada pengkajian suatu masalah oleh seseorang dengan memenuhi kaidah dan etika

keilmuan.

Karya tulis nonfiksi merupakan karya tulis yang diciptakan berdasaran data dan fakta yang terjadi.

Karya tulis ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena ditulis berdasarkan sesuatu yang

faktual. Menulis pada jenis ini memang berbeda dengan menulia karya tulis fiksi yang banyak

menggunakan khayalan atau imajinasi penulis. Karya tulis nonfiksi meskipun memerlukan kreatifitas

penulis, tetapi tetap didasarkan pada data dan fakta yang terjadi di lapangan.

Berikut ini adalah jenis karya tulis nonfiksi.

1. Karya tulis ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis yang disajikan secara ilmiah dalam sebuah forum atau

media ilmiah. Karakteristik keilmiahan sebuah karya terdapat pada isi, penyajian, dan bahasa yang

digunakan. Isi karya ilmiah tentu bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak, dan

berbicara apa adanya.

Isi sebuah karya ilmiah harus fokus dan bersifat spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara

mendalam. Kedalaman karya tentu sangat disesuaikan dengan kemampuan sang ilmuwan.

Bahasa yang digunakan juga harus bersifat baku, disesuaikan dengan sistem ejaan yang berlaku di

Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa pergaulan, tetapi harus menggunakan bahasa

ilmu pengetahuan, mengandung hal-hal yang teknis sesuai dengan bidang keilmuannya.

Contoh karya tulis ilmiah:

- Skripsi, biasanya dibuat untuk memperoleh gelar sarjana.

- Thesis, biasanya dibuat untuk memperoleh gelar pasca sarjana.

- Disertasi, biasanya dibuat untuk memperoleh gelar doktor.

50

- Jurnal, biasanya dibuat untuk mempublikasikan hasil penelitian.

- Makalah, biasanya dibuat untuk disajikan pada forum ilmiah.

2. Karya tulis ilmiah populer

Satu yang membedakan karya tulis ilmiah populer dengan karya tulis ilmiah lainnya adalah pada sisi

penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh para pembacanya. Karya tulis ilmiah murni

ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara

karya tulis ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat mudah dipahami

oleh masyarakat umum.

Istilah populer sendiri artinya dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa populer berarti

dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada

umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah popular merujuk kepada penggunaan bahasa

yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh masyarakat pembacanya yang begitu

beragam.

Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan

kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh

masyarakat awam.

Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih

banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan,

pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi

pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal

kehidupan sehari-hari.

Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2005) diurutkan sebagai berikut:

- Bahan berupa fakta yang objektif

- Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun

secara sistematis; tidak memuat hipotesis.

- Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.

- Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

Masih menurut Hakim (ibid) karakteristik karangan ilmiah populer yaitu:

51

- Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu, maka

pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam bidang

lain.

- Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja serta

kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer menuliskan nama tanpa informasi

lain, kecuali ia adalah repoter.

- Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-emosional) demi

objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan gaya informal, anekdot, personal, serta

menghibur.

- Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta penuh

dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan

sederhana serta mudah dibaca.

- Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar

materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan

informasi-informasi tersebut.

- Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah populer

seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi, gambar, foto, dll.

- Apabila kebenaran isi artikel jurnal dievaluasi melalui reviu oleh sejawat atau dewan pakar sebagai

“referee”, maka pertanggungjawaban isi karangan ilmiah populer cukup diberikan oleh editor

majalah.

Karya tulis ilmiah populer biasanya banyak disajikan dalam media massa. Penulisan karya tulis ini selain

untuk menyampaikan informasi juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang

objek tertentu.

Karya tulis yang disajikan pada media massa termasuk dalam karya tulis ilmiah atau nonfiksi karena

informasi yang disajikan berdasarkan data dan fakta yang benar-benar terjadi. Namun, dari sisi Bahasa,

penulisan karya tulis dalam media massa lebih banyak menggunakan Bahasa yang lebih mudah

dipahami oleh khalayak yang membacanya.

William L Rivers (2003) mengatakan, “Kita punya kisah atas fakta-fakta telanjang dan itu kita sebutkan

sebagai ‘berita’. Disamping berita, kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan, yang kita

sebutkan ‘artikel’ atau ‘opinion pieces ‘. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang

disebutkan karangan khas (feature).”

52

Berdasarkan uraian yang disampaikan Rivers, maka tulisan jurnalistik dibagi dalam tiga kelompok

besar, yaitu berita (news), opini (views), dan karangan khas (feature).

Berikut ini jenis-jenis karya jurnalistik selengkapnya.

a. Berita

Berita (news) adalah laporan peristiwa berupa paparan fakta dan data tentang peristiwa tersebut. Isi

berita merupakan fakta peristiwa yang memiliki nilai berita. Data, fakta, atau informasi peristiwa

meliputi hal-hal yang terangkum dalam unsur berita 5W+1H:

- What – Apa yang terjadi

- Who – Siapa pelaku atau orang yang terlibat dalam kejadian itu

- Why – Kenapa hal itu terjadi

- When – Kapan kejadiannya

- Where – Di mana terjadinya

- How -Bagaimana proses kejadiannya.

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:

- Berita langsung (straight news)

- Berita mendalam (depth news)

- Berita opini (opinion news)

- Berita foto.

Struktur tulisan berita terdiri dari:

- Judul (head, headline)

- Baris tanggal (dateline)

- Baris penulis/wartawa/editor (byline)

- Teras berita (lead)

- Isi berita (body).

Prinsip penulisannya antara lain mengedepankan fakta terpenting (mode piramida terbalik, inverted

pyramid) sebagaimana terlihat dalam gambar. Etika penulisan berita antara lain tidak mencampurkan

fakta dan opini, akurat, lugas, dan berimbang (balance, covering both side).

53

Sumber: https://adipermana.com/komunikasi/jurnalistik/piramida-terbalik-pengertian-ciri-ciri-konsep-

dan-contoh/

Gambar

Piramida Terbalik Berita

b. Feature

Feature adalah karangan khas berupa laporan jurnalistik yang ditulis dengan gaya sastra (gaya

penulisan karya fiksi seperti cerpen).

Feature berkisah atau bertutur (story telling) tentang sebuah peristiwa faktual atau kejadian nyata.

Media cetak (majalah, tabloid) yang terbit mingguan atau bulanan biasanya menjadikan feature

sebagai sajian utama.

Koran atau suratkabar harian pun belakangan banyak menyajikan berita bergaya feature untuk

bersaing dengan berita straight news yang sudah lebih dulu muncul di media online.

Isi feature menonjolkan segi (angle) tertentu dalam sebuah peristiwa, biasanya unsur yang

mengandung segi human interest, yakni memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap

mampu menggugah emosi —keharuan, simpati, kegembiraan, atau bahkan amarah atau kejengkelan.

54

Feature mengedepankan unsur hiburan ketimbang informasi. Biasanya menggunakan “kata berona”

(colorful word) untuk menambah daya tulisan.

Jenis-jenis feature antara lain:

- Feature berita (news feature)

- Feature artikel (article feature)

- Feature tips (how to do it feature)

- Feature biografi

- Feature perjalanan atau petualangan (catatan perjalanan)

Jenis-jenis tulisan versi laman University of Richmond Writing Center berjudul “Various Types of

Assignments” adalah sebagai berikut:

1. Berita (News)

2. Analisis Berita (News Analysis) – berita mendalam yang menginformasikan secara detail sebuah

peristiwa; berita mendalam (depth news/indepth reporting); berita investigasi (investigative

news/reporting).

3. Editorials – tulisan berisi opini penulis, kolumnis, atau redaksi.

4. Features – tulisan khas yang menggunakan pendekatan kreatif dalam gaya penulisan,

memberikan hiburan, mengangkat sisi human interest sebuah peristiwa.

c. Opini

Disebut juga artikel opini. Opini adalah tulisan berisi pendapat, penilaian, pemikiran, atau pandangan

(views) subjektif penulisnya mengenai suatu masalah atau peristiwa. Masalah atau peristiwa yang

dibahas merupakan kejadian faktual.

Buku ini akan membahas penulisan opini secara lebih mendalam, oleh karena itu penjelasan tentang

opini akan disampaikan pada bagian selanjutnya.

55

Bagian 5

KARYA TULIS OPINI

Artikel dimaknai sebagai karya tulis yang dipublikasikan melalui sebuah media massa. Wikipedia

mendefinisikan artikel sebagai karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat

untuk dipublikasikan di media online maupun cetak (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan

bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai karya tulis lengkap, misalnya laporan berita

atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

semua tulisan yang dimuat di media massa dapat disebut dengan artikel.

Demikian halnya opini, pada awalnya opini dikenalkan dengan nama artikel opini. Seiring berjalannya

waktu, masyarakat kemudian menyebutnya opini saja.

A. Jenis-jenis artikel opini di media massa

Secara garis besar, artikel opini terdiri dari:

- Opini – Tulisan yang dibuat pembaca atau masyarakat umum.

- Kolom (column) – Tulisan opini yang dibuat oleh pakar atau yang ahli di bidang tertentu.

- Tajuk rencana – Tulisan opini yang dibuat redaksi media. Disebut juga “editorial”.

- Surat pembaca (letter to the editor) – Tulisan berbentuk surat yang dibuat pembaca.

- Karikatur – Gambar yang mengekspresikan opini.

- Pojok – Kalimat berisi sindiran atau humor tentang isu aktual.

Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis opini tersebut.

(1) Kolom: Opini Pakar

Media cetak yang menjadi rujukan masyarakat (media mainstream), biasanya menyediakan rubrik

khusus yang berisi tulisan opini para pakar keilmuan tertentu, pejabat yang ahli dalam kebijakan, atau

pengamat sesuai dengan keahlian masing-masing. Rubrik khusus tersebut bisanya disebut dengan

kolom (column).

56

Penulisnya disebut kolomnis (columnist). Dalam kamus bahasa, kolomnis diartikan sebagai seorang

penulis yang menyumbangkan karangan (artikel) pada suatu media massa secara tetap.

Media massa akan merasa senang dan eksistensinya diakui ketika para pakar bersedia memublikasikan

tulisannya melalui media tersebut. Secara tidak langsung pamor media tersebut akan terangkat karena

telah memuat tulisan para pakar yang telah dikenal luas oleh masyarakat.

Para pakar sebenarnya juga merasa bangga ketika tulisannya dapat dimuat di sebuah media yang

diakui kredibilitasnya oleh masyarakat. Demikian halnya para pejabat negara atau akademisi juga

merasa senang ketika tulisannya dapat ditayangkan. Pemuatan tulisan para pakar, akademisi atau

pejabat dapat mengangkat reputasi mereka di kalangan masyarakat luas.

Jadi, antara kolomnis dan media massa yang memuat tulisan mereka seperti terjalin sebuah “simbiosis

mutualis” karena kedua belah pihak sama-sama memperoleh keuntungan.

Contoh Kolom dalam sebuah media massa;

Sumber: https://mediaindonesia.com/kolom-pakar

57

(2) Tajuk: Opini Redaksi

Tajuk rencana (biasa disingkat “tajuk” saja) dikenal sebagai “induk karangan” sebuah media massa.

Tajuk rencana disebut juga “opini redaksi” karena berisi pandangan atau penilaian redaksi sebuah

media tentang suatu peristiwa atau masalah.

Tajuk merupakan “jatidiri” atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media

tersebut menunjukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di masyarakat.

Tajuk rencana berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh

pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai

suatu masalah aktual.

Sikap, opini, atau pemikiran yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilaian orang, kelompok,

atau organisasi yang mengelola atau berada di belakang media tersebut.

B. Struktur Umum Tulisan Opini

Struktur umum tulisan opini:

• Judul (head, title)

Judul dalam naskah Opini merupakan inti sari dari keseluruhan tulisan tersebut. Judul dibuat tidak

terlalu panjang, bahkan cenderung dalam bentuk yang pendek namun informatif. Panjang judul

biasanya sekitar 5-7 kata. Tidak jarang judul sebuah tulisan opini hanya menggunakan 1-2 kata saja.

• Nama penulis (by line)

Penulisan nama penulis dalam artikel opini biasanya tidak pernah mencantumkan gelar

pendidikan. Cukup menuliskan nama lengkap saja. Selain nama, biasanya juga dicantumkan

jabatan atau profesi dari penulis.

• Pembuka (opening)

Dalam tulisan jurnalistik, pembuka kalimat yang berada pada paragraf pertama juga disebut

dengan lead. Kedudukan paragraf pembuka sama pentingnya dengan judul. Paragraf utama akan

menentukan pembaca melanjutkan tulisan sampai habis atau meninggalkan tulisan tersebut

sebelum selesai dibaca. Dengan demikian, paragraf pembuka juga perlu dibuat semenarik

mungkin.

• Pengait (bridge)

58

Kalimat atau kata pengait biasanya dibuat agar paragraf-paragraf dalam naskah opini sambung

menyambung dari awal hingga akhir. Meskipun setiap paragraf mengandung satu pokok pikiran,

namun perlu dipikirkan kata atau kalimat yang dapat menjadi penghubung antar paragraf

sehingga naskah menjadi nyaman untuk dibaca.

• Isi (body) atau bahasan.

Isi dari naskah opini berisi pemaparan teori, data dan fakta serta pembahasan atau analisis dari

permasalahan yang menjadi topik tulisan.

• Penutup (closing).

Dalam naskah opini, kalimat atau paragraf penutup bukan sekedar sebuah kesimpulan. Namun

dalam model tulisan ini, paragraf penutup dapat berisi paragraf yang berisi pernyataan pendapat

dari penulis atau rekomendasi penyelesaian dari masalah yang dibahas dalam isi (body) tulisan.

Pembaca memiliki pilihan dari paragraf yang disajikan oleh penulis, yaitu sekedar setuju atau tidak

setuju dengan pernyataan penulis. Selain itu, pembaca bahkan dapat melakukan atau tidak

melakukan sesuatu sesuai dengan anjuan penulis yang dijabarkan pada paragraf penutup.

59

BAGIAN 6

KIAT MENULIS ARTIKEL OPINI

Pada bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa artikel opini adalah salah satu jenis tulisan yang ada

di dalam media massa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “artikel” didefinisikan sebagai

tulisan yang dimuat di surat kabar atau majalah. Jadi semua tulisan di surat kabar dan majalah,

termasuk berita, bisa disebut artikel.

Sedangkan opini, masih menurut KBBI, disinonimkan dengan pendapat, pikiran, atau pendirian.

Sehingga artikel opini dimaknai sebagai jenis tulisan yang berisi gagasan, ulasan, atau kritik terhadap

persoalan yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah populer.

Intinya, artikel opini adalah tulisan yang berisi pendapat atau analisis penulis tentang data, fakta,

fenomena, atau kejadian tertentu. Tulisan tersebut kemudian dipublikasikan melalui media massa

seperti surat kabar atau majalah baik daring (online) maupun luring (offline).

Berikut ini contoh-contoh kalimat opini yang belum dilengkapi dengan data dan fakta dari penulisnya.

- Tingggal di daerah pegunungan nampaknya lebih nyaman.

- Memperbanyak oleh raga dapat mengurangi kegemukan.

- Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan. Dengan meningkatnya tingkat

pendidikan, akan mempermudah mereka memperoleh pekerjaan yang layak.

- Dana Desa dimasa mendatang perlu ditingkatkan jumlahnya agar pembangunan di desa semakin

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

- Virus Corona dapat ditekan penyebarannya dengan mengurangi lalu lintas penduduk antarnegara.

- Dll.

Berdasarkan pembahasan bagian sebelumnya yang perlu diingat bahwa menulis opini itu:

1. Menulis untuk orang awam.

Pembaca opini adalah masyarakat luas yang terdiri dari beragam profesi, latar belakang keilmuan

dan tingkat pendidikan. Menulis opini berbeda dengan menulis jurnal yang dikhususkan untuk

kalangan tertentu. Sehingga menulis opini harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami

60

oleh masyarakat umum. Penggunaan istilah teknis pada bidang keilmuan tertentu sebaiknya

dihindari. Jika tidak memungkinkan untuk menghindarinya, berikan penjelasan singkat terhadap

istilah teknis yang digunakan.

2. Memerhatikan Kode Etik Jurnalistik sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 40

Tahun 1999 tentang Pers.

Beberapa kode etik yang perlu diperhatikan ketika menulis opini misalnya: tidak menulis atau

menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi SARA, menghormati kehidupan

pribadi, dan segera mencabut, meralat, atau memperbaiki berita yang keliru/tidak akurat disertai

dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

3. Menggunakan bahasa jurnalistik.

Selain berpedoman pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagaimana

dibahas pada bagian sebelumnya, penulisan opini juga mengacu pada penggunaan bahasa

jurnalistik. Ciri-ciri bahasa jurnalistik diantaranya sederhana, singkat, padat, tidak ambigu, tidak

berprasangka dan bahasanya dipahami oleh masyarakat (populis).

A. Ciri-ciri Artikel Opini

Penulisan karya jurnalistik dalam media massa berupa berita, feature, dan opini semuanya didasarkan

atas fakta dan data yang nyata. Namun berbeda dengan berita dan feature, artikel opini memiliki

beberapa ciri khusus diantaranya tersebut di bawah ini.

1. Bersifat faktual dan informatif.

Narasi yang disajikan dalam artikel opini berdasarkan kondisi nyata yang terjadi di lapangan, bukan

hasil mendengar dari seseorang atau sumber yang tidak jelas.

Narasinya mengungkapkan informasi berdasarkan hasil – hasil penelitian yang telah dilakukan,

dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk melengkapi narasi, penulis perlu

mengumpulkan data-data yang diperlukan dari berbagai sumber. Kredibilitas penulis sangat

bergantung pada tingkat validitas fakta dan data.

2. Memiliki opini atau analisis pemikiran penulis yang dikuatkan / didasari oleh data valid berupa hasil

penelitian sebelumnya, teori, maupun fakta yang ditulis ke dalam artikel. Opini dan analisis

pemikiran penulis inilah yang membedakan artikel opini dengan berita dan feature.

3. Meyakinkan pihak lain

61

Opini dapat menjadi sarana penulisnya untuk menyakinkan orang lain (pembaca) akan pentingnya

suatu masalah dibahas atau dianalisis. Dengan kata lain, sebuah opini bisa menjadi agenda

setter dan membentuk opini publik.

4. Memecahkan masalah

Artikel opini, selain menganalisis atau membahas suatu masalah biasanya disertai alternatif

pemecahannya atau jalan keluar (solusi). Pada praktiknya, banyak tulisan opini yang ditulis oleh

masyarakat akhirnya menjadi sebuah kebijakan publik.

5. Metode penulisan sistematis

Bertujuan agar semua informasi dalam arikel dapat di terima oleh masyarakat luas. Biasanya pada

paragraph awal dimulai dengan pendahuluan berupa pemaparan data dan fakta, kemudian

analisis atau opini dari penulis, rekomendasi atau usulan solusi, dan ditutup dengan kesimpulan.

6. Ragam bahasa yang resmi dan baku.

Hal ini dikarenakan dengan menggunakan bahasa resmi yang bercirikan komunikatif, lugas, logis,

denotatif, dan efektif, akan membuat bahasa artikel ilmiah terasa padat, dan berisi (berpedoman

pada ragam bahasa jurnalistik).

7. Nama penulisnya disebutkan dengan jelas (by line story).

B. Bentuk Artikel Opini: Skripsi Mini

Beberapa jurnalis mengatakan bahwa artikel opini bentuknya mirip dengan sebuah skripsi. Layaknya

sebuah skripsi, artikel opini juga mengandung latar belakang dan rumusan masalah (tema), kerangka

teori (rujukan/referensi), hipotesis (arah/sikap penulis artikel opini), dan pembahasan (dalam skripsi

biasanya berupa hasil penelitian, dalam artikel opini berupa ide/pendapat penulis).

Komponen yang berada dalam skripsi tersebut kemudian diramu menjadi lebih padat ke dalam bentuk

artikel yang biasanya berisikan empat bagian, yaitu:

1) judul,

2) alinea pembuka (lead),

3) alinea penjelas (batang tubuh), dan

4) alinea penutup (ending).

62

Perbedaan utama terletak pada jumlah halamannya. Skripsi memiliki keleluasaan dalam menyajikan

data, fakta, dan analisis karena tidak memiliki pembatasan halaman. Dalam artikel opini, pembahasan

unsur-unsur skripsi mungkin hanya muncul satu kalimat hingga beberapa paragraph saja. Latar

belakang, masalah, misalnya, dalam skripsi umumnya ditampilkan hingga beberapa halaman. Dalam

artikel opini, bagian ini mungkin hanya ditulis beberapa kalimat. Bahkan, mungkin saja hanya satu

kalimat.

Sebuah skripsi tak jarang terdiri atas beberapa puluh, bahkan ada yang ratusan, halaman. Artikel opini,

meski memiliki semua unsur dalam skripsi, biasanya hanya terdiri atas 3-8 halaman saja. Itupun

menyesuaikan dengan gaya selingkung masing-masing media.

C. Langkah-Langkah Menulis Artikel Opini

Penulis opini adalah seseorang yang peduli pada sekitarnya, lingkungannya, bahkan bangsanya. Ia rela

menggunakan tenaga dan pikirannya untuk memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya, mengapa

demikian, seharusnya bagaimana, lantar bagaimana baiknya? Kepedulian kepada kondisi sekitarnya ini

sebenarnya juga memberikan keuntungan bagi penulis opini. Kepedulian ini akan melahirkan berbagai

ide yang dapat dituangkan dalam naskah opini. Berikut ini langkah-langkah menulis artikel opini:

1. Pilih sebuah tema atau ide

Setiap hari kita akan disuguhkan berbagai informasi baik dari pengamatan, informasi dari kolega

atau media massa, dan kejadian yang dijumpai setiap hari.

“Virus Corona merebak…umroh dihentikan…gelombang PHK…pasokan bahan baku dari China

berhenti…European stocks thumble…Jiwasaryagate…banjir Jakarta…politisasi banjir”

...dan lain-lain

Semua informasi, fenomena yang mucul yang beredar disekitar, atau perenungan dapat menjadi

tema atau ide penulisan opini. Jika sudah memperoleh ide menarik untuk dikembangkan menjadi

naskah, maka segera catat ide tersebut.

Tema atau ide tentu dipilih sesuai dengan kemampuan, keilmuan atau keahlian yang dimiliki, serta

kapasitas dalam menulis. Jangan sekali-kali memilih tema atau ide yang didalamnya kita tidak

memiliki kapasitas atau keahlian. Kondisi ini hanya akan menghasilkan naskah yang kurang

berkualitas dan sulit diterima oleh media massa.

63

Setelah menetapkan tema, penulis artikel opini biasanya perlu memilih angle. Sebab, tema yang

ditetapkan biasanya masih terlalu luas untuk bisa ditulis dalam beberapa halaman. Angle

diperlukan agar tulisan kita lebih tajam, fokus, dan tidak melebar kemana-mana.

Sekadar contoh, kita hendak menulis tentang pemindahan ibu kota. Untuk mengupas tema itu,

seratus halaman mungkin tidak akan cukup. Jadi, harus dipilih angle yang lebih sempit. Misalnya,

dari sudut pembiayaannya, siapa yang bertanggung jawab, apa yang bisa digunakan sebagai

instrumen pembiayaan, dan seterusnya.

Hal yang perlu diperhatikan saat memilih angle adalah kompetensi kita dan ketersediaan referensi.

Tulisan kita akan lebih bernilai bila kita menguasai angle yang kita pilih. Kita juga akan lebih mudah

menyusun artikel opini yang menarik bila tersedia cukup referensi yang mendukung ide kita.

2. Siapkan Referensi

Setelah tema ditentukan, langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pengumpulan referensi.

Kegiatan ini termasuk menyiapkan berita-berita yang memuat fenomena masalah yang akan

dianalisis, pernyataan pejabat, pakar atau akademisi yang relevan dengan masalah, dan data-data

yang akan digunakan untuk menguatkan analisis. Referensi yang telah disiapkan akan

memudahkan kita untuk menulis sampai akhir, tanpa direpotkan mencari referensi ketika

penulisan sedang berlangsung.

3. Tentukan Segmen Pembaca Opini Kita

Menentukan pembaca tulisan sama dengan memilih media masa apa yang menjadi tujuan

pengiriman artikel opini kita. Setiap media masa memiliki segmen pembaca yang berbeda-beda.

Perbedaan itu bisa dari sudut tingkat ekonomi, pendidikan, pandangan hidup, prinsip politik,

lokasi, dll. Sebagai contoh segmen pembaca harian Kompas berbeda dengan segmen pembaca

harian Pos Kota. Ketika memilih media tertentu, hal itu berarti kita sudah memahami siapa

pembaca media masa tersebut. Langkah selanjutnya kita menyesuaikan dengan gaya media

tersebut dalam menyajikan opini.

4. Tentukan Model Pengembangan Tema

Kita bisa menentukan langkah menganalisis tema atau ide dengan kerangka berpikir induksi atau

deduksi. Pembahasan atau analisis bisa dari persoalan yang bersifat umum ke khusus (induksi) atau

dari yang bersifat khusus ke umum (deduksi).

64

Selain model analisis di atas, penulis juga dapat memilih model penulisan yang ada, yaitu bentuk

penulisan naratif, deskriptif, argumentatif atau persuatif.

a. Model penulisan naratif

Model penulisan dengan menceritakan peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam

kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Model penulisan ini juga dikenal

dengan model penulisan dengan gaya bercerita.

Contoh:

Indonesia pada awal tahun 1997 memiliki kondisi perekonomian yang cukup stabil. Namun

kondisi ini mulai goyah ketika pada pertengahan tahun 1997 nilai Baht Thailand terdepresiasi

sangat dalam. Akhirnya Indonesia ikut masuk dalam pusaran krisis pada tahun 1998 setelah

nilai Rupiah ikut terdepresiasi sampau ribuan persen.

b. Model penulisan deskriptif

Model penulisan berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah

melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh:

Suasana perundingan dua negara itu diwarnai ketegangan. Perwakilan masing-masing

negara menyampaikan berbagai argumentasi untuk mengajukan klaim kepemilikan atas

sumber daya alam berupa minyak bumi yang berada diperbatasan kedua negara.

Argumumentasi itu diiringi oleh sanggahan dari kubu yang berbeda.

c. Model penulisan argumentatif

Model penulisan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/

fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran

pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai

penyokong opini tersebut.

Contoh:

Inflasi merupakan suatu hal yang wajar dan tidak dapat dihindari oleh setiap negara. Inflasi

yang tidak terkendali akan membawa dampak yang negatif, seperti kurangnya hasrat untuk

berinvestasi, banyaknya usaha yang spekulasi terhadap barang-barang kebutuhan

masyarakat, mengurangi tabungan, dan memacetkan usaha. Oleh karena itu pemerintah

perlu mengambil kebijakan agar efek negatif inflasi bisa dihindari, seperti melakukan

kebijakan moneter, fiskal, dan non moneter. Kebijakan-kebijakan tersebut harus dilakukan

65

dengan sungguh-sungguh. Masa inflasi juga hendaknya pemerintah bisa menekan

pengeluarannya atau melakukan penghematan dan menaikkan pajak.

d. Model penulisan persuatif

Model penulisan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Persuasi dari

pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa berupa perbuatan yang dilakukan oleh

pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Contoh:

Salah satu penyebab bencana itu adalah ulah para penebang pohon. Mereka dengan

seenaknya mengambil kayu di hutan tanpa menanamnya kembali. Akibatnya, tanah

kehilangan kekuatannya sehingga amblas terkena air hujan dan mengubur pemukiman

warga. Oleh karena itu, agar alam tidak semakin rusak dan menyebabkan bencana lagi,

marilah kita lestarikan alam kita dimulai dari langkah kecil, yaitu menghijaukan lingkungan

sekitar dengan penanaman pohon. Apabila tidak sangup melakukannya, setidaknya

janganlah ikut merusak.

5. Meramu Judul yang Menarik

Ibarat sebuah toko, judul sebuah naskah diibaratkan wajah atau etalase sebuah toko. Bagi

pembaca, judul adalah daya tarik untuk memasuki atau mengeksplorasi suatu tulisan. Judul harus

memiliki gaya magnet sehingga pembaca tertarik dan berhasrat untuk membaca. Judul yang

menarik atau memikat menyebabkan pembaca masuk dan mulai membaca tulisan kita. Melalui

judul, pembaca dapat menakar jenis informasi atau pengetahuan tambahan yang diperoleh.

Selain itu, dari sisi penulis, judul adalah pengarah atau pemandu yang menuntun penulis untuk fokus

pada permasalahan yang dibahas. Data, fakta dan analisis harus terus mengacu pada judul sehingga

tidak kehilangan arah tulisan.

Untuk membuat sebuah judul menjadi menarik dan menjiwai seluruh karangan memang tidak ada teori

yang mengajarkannya. Keterampilan tersebut diperoleh setelah banyak membaca opini yang ditulis

oleh orang lain dan berlatih menulis sekian lama. Latihan secara berkesinambungan akan melahirkan

kepandaian dalam membuat judul yang menarik.

66

Tips Membuat Judul

1. Rajin membaca tulisan orang lain dapat menambah kemahiran dalam

membuat judul dan isi. Cara belajar paling mudah adalah dengan metode

ATM (amati, tiru dan modifikasi). Melalui metode ini kita dapat

mengamati gaya menulis orang lain, kemudian menirukannya dan

memodifikasinya sehingga melahirkan sebuah tulisan yang lebih baik.

2. Buatlah judul yang cukup pendek. Judul artikel opini bukan judul thesis

atau disertasi. Judul tulisan opini cukup pendek saja sekitar 1 s.d. 7 kata.

Ingat menulis dalam media massa dibatasi oleh rubrikasi (ruang

menulis).

3. Bualtlah judul yang menggugah minat pembaca. Kita bisa membuat judul

dengan menggunakan pertanyaan, kutipan, atau sindiran agar pembaca

penasaran dengan isi tulisan.

Contoh:

- Quo Vadis Kebijakan Ekonomi?

- Ekonomi Korona

- Dunia di Ambang Resesi?

- Dampak Omnibus Law pada Sektor Pajak

- Subsidi Gas Dihapuskan, Haruskah?

67

Contoh judul dari sebuah media masa:

6. Meracik Pendahuluan yang Memikat

Pendahuluan dalam sebuah opini juga disebut dengan lead atau intro. Pendahuluan biasanya terletak

pada paragraf pertama dari sebuah tulisan. Bagian ini juga merupakan bagian yang penting dan sering

dibaca setelah judul.

Jika judul diibaratkan etalase sebuah toko, maka bagian pendahuluan diibaratkan kesan pertama

setelah seseorang masuk ke dalam sebuah toko. Jika kesannya menarik, menyenangkan, atau

membuat penasaran, maka pembaca mau melanjutkan membaca pada bagian selanjutnya sampai

selesai. Demikian sebaliknya, pembaca dapat meninggalkan tulisan seketika intronya kurang menarik.

Jadi, peran intro atau lead dalam artikel opini sangat penting dan menjadi pertaruhan seseorang

pembaca akan “stay” atau “left”.

Seperti halnya dalam membuat judul, kemahiran dalam membuat intro juga ditentukan seberapa

tekun seorang penulis “berguru” dari tulisan orang lain dan berlatih. Penulis yang telah ahli membuat

intro biasanya mampu membuat sebuah paragraf pendahuluan yang menjembatani pembaca masuk

ke dalam tulisan secara lebih mendalam.

68

Tips Membuat Pendahuluan

1. Seperti halnya membuat judul, rajin membaca tulisan orang lain dapat

menambah kemahiran dalam membuat pendahuluan. Kita dapat belajar

dari para penulis terkenal, pejabat atau akademisi yang memiliki

kemampuan menulis lead sebuah opini dengan baik. Pada awalnya kita

bisa meniru cara mereka membuat intro, kemudian setelah mahir kita

akan menemukan gaya menulis pendahuluan yang sesuai dengan

pribadi kita.

2. Buatlah pendahuluan yang ringkas namun menarik, biasanya tidak lebih

dari 60 kata. Pembatasan ini selain untuk menghindari kebosanan

pembaca dengan intro yang bertele-tele juga menyesuaikan

keterbatasan rubrikasi dari setiap media masa.

3. Sebuah intro dapat menggunakan kalimat kutipan, pernyataan,

pertanyaan, persetujuan atau sanggahan terhadap suatu pernyataan.

Keberagaman model penulisan tersebut disesuaikan dengan

kemampuan penulis menyajikan permasalahan.

Contoh intro:

Flavio namanya, seorang sopir taksi di Milan. Usianya belum lagi 40

tahun. Ia mengantar saya dari Bandara Malpensa di Milan ke Bellagio.

Dengan nada masygul, ia mengeluh soal kondisi perekonomian yang

kian sulit, khususnya di Italia. Ia tak menyebut apa penyebabnya.

Disalin dari tulisan Opini oleh Muhammad Chatib Basri di harian Kompas

tanggal 2 Oktober 2019. Judul: Dunia di Ambang Resesi?

69

7. Menulis Batang Tubuh yang Sarat Isi

Menulis batang tubuh adalah menulis isi dari artikel opini itu sendiri. Setelah pembaca kita “rayu”

dengan judul dan “ditarik” ke dalam melalui intro, maka pada isi tulisan opini ini pembaca disuguhi

dengan penjelasan dan analisis suatu permasalahan yang dilengkapi dengan berbagai data dan fakta

yang memperkuat analisis penulis. Pembaca diajak menyelami suatu permasalahan dari sudut pandang

penulis.

Kemahiran penulis dalam memilih kata (diksi), merangkai kalimat, menjelaskan serta menganalisis

permasalahan ditunjukkan pada bagian ini. Kemampuan penulis dalam menguasai permasalahan yang

dibahas akan ditunjukkan melalui kelihaiannya menyuguhkan ragam informasi. Kekayaan referensi dan

luasnya pengetahuan penulis dari hasil membaca secara berkelanjutan tercermin pada isi naskah opini.

Penguasaan hal-hal tersebutlah yang membuat tulisan menjadi menarik dan berbobot.

Pengembangan batang tubuh opini dapat menggunakan “Mind Mapping” yang telah dijelaskan pada

bagian sebelumnya. Mind Mapping yang sudah dibuat dapat dipakai untuk mengarahkan tulisan agar

tetap fokus pada tema yang dibahas. Kita dapat membahas tema utama terlebih dahulu, kemudian

baru membahas sub-sub tema yang ada di bawahnya sesuai desain yang dibuat. Model ini

memungkinkan penulis menjelaskan isi batang tubuh secara runut, objektif dan mudah dimengerti

oleh pembaca.

70

Tips Membuat Batang Tubuh

1. Angkat permasalahan paling penting terlebih dahulu. Topik yang kita

angkat merupakan bagian kecil dari topik besar yang ada. Kita memilih

topik tersebut karena memandang hal tersebut sebagai hal yang penting

menurut keilmuan dan kemampuan analisis yang dimiliki.

2. Gunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dalam menyusun

naskah opini. Sebuah media masa biasanya sangat memperhatikan

penggunaan bahasa jurnalistik dan ketaatan pada pedoman umum ejaan

bahasa Indonesia.

3. Sebagaimana layaknya penulisan naskah jurnalistik, penulisan isi dari

naskah opini juga memperhatikan penggunaan bahasa yang sederhana,

tidak bertele-tele, dan jelas. Selain itu, hindari penggunaan kosa kata

yang sama secara berulang. Seorang penulis dituntut untuk memperluas

pengetahuannya sehingga memiliki kosa kata yang memadai. Untuk

mengatasi hal ini, penulis juga dapat menggunakan internet untuk

membantu mencari kosa kata atau padanan kata.

4. Menggunakan kalimat argumentatif. Analisis yang dilakukan pada bagian

batang tubuh biasanya disertai dengan kalimat argumentatif, yaitu

kalimat yang meminta pembaca untuk menyetujui pernyataan dari

penulis. Untuk meyakinkan pembaca, argumentasi tersebut dilengkapi

dengan alasan logis, teori yang mendukung, ahli lain yang berpendapat

sama dan data-data pendukung.

5. Jika kita mengutip tulisan dari penulis lain, jangan lupa untuk

mencantumkan sumbernya secara lengkap. Kutipan sebaiknya

mencantumkan informasi mengenai penulis, asal media, nomor halaman

dan waktunya.

6. Panjang batang tubuh menyesuaikan dengan rubrikasi dari media masa.

Media masa Koran biasanya sekitar 3 halaman kuarto. Sedangkan

majalah bisa mencapai 8-10 halaman kuarto.

71

8. Berikan Opini yang Menarik

Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, artikel opini adalah tulisan yang berisi pendapat

atau analisis penulis tentang data, fakta, fenomena, atau kejadian tertentu. Sebuah opini bisa juga

merupakan penilaian atau evaluasi atas fenomena tertentu. Kemudian, penulis opini bisa memberikan

berbagai pendapat atas fenomena tersebut. Sebaiknya pendapat tersebut:

(1) berisi gagasan baru (novelty). Gagasan yang diangkat belum pernah dikemukakan oleh orang

lain. Meskipun gagasannya ringan, namun benar-benar merupakan gagasan yang asli (orisinil).

(2) tidak memaksakan kehendak, opini yang dibuat bukan satu-satunya pilihan terbaik. Opini yang

baik tidak bersifat provokatif dan merasa paling benar. Opini yang baik menawarkan

rekomendasi solusi terhadap suatu permasalahan.

(3) jika memungkinkan, ide yang disampaikan bersifat bukan bersifat normatif (mengawang-

awang), tetapi teknis sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan.

9. Buatlah Penutup yang Elegan

Penutup (ending) sebuah artikel bukan sekedar kesimpulan, namun sebuah penegasan dari

penjelasan dan gagasan yang telah diuraikan sebelumnya. Sehingga, sebuah penutup sebuah

tulisan sebaiknya:

(1) berisikan kalimat yang membuat pembaca memperoleh sesuatu yang baru, misanya: pembaca

merasa menemukan “nilai baru”, merasa diingatkan, atau merasa semangatnya dibangkitkan

kembali;

(2) tidak menggunakan kalimat kesimpulan yang mutlak. Semenarik apapun ide dari penulis,

upayakan menggunakan bahasa yang lentur untuk menawarkan gagasan tersebut kepada

pembaca;

(3) Tidak lebih dari 60 kata.

72

BAGIAN 7

TEKNIK EDITING: CARA MENYUNTING NASKAH OPINI

Editing atau penyuntingan adalah pekerjaan intelektual dan teknis. Intelektual karena menyunting

membutuhkan wawasan memadai untuk validasi fakta dalam sebuah naskah. Orang yang bertugas

menyunting naskah disebut penyunting atau editor atau redaktur.

Teknis karena menyunting membutuhkan kecermatan dalam pilihan kata, kalimat, dan tanda baca.

Dengan intelektualitas dan kemampuan teknis, editor menjadikan sebuah naskah menjadi hebat, layak

siar, layak muat, enak dibaca, serta mudah dicerna pembaca.

“No writer can work without a good editor,” kata Gorney kepada Roy Peter Clark dalam “Best

Newspaper Writing 1980.”

“And I don’t think a great writer can work without a great editor. First of all, great editors are few and

far between,” tegasnya sebagaimana dikutip Chip Scanlan dalam “The Power of Editing”

(Poynteronline/Poynter Institute).

Editing efektif membutuhkan intelijensia, empati, fleksibilitas, kepercayaan diri, kemauan untuk

bereksperimen, ketajaman, ketelitian, kesabaran, guna membantu penulis dalam mencapai tujuannya.

Dalam dunia Jurnalistik, kegiatan menyunting mengandung arti:

- menyiapkan naskah siap cetak, dengan memperhatikan sistematika penyajian, dan bahasa (ejaan,

struktur kalimat); dan

- merencanakan dan mengarahkan penerbitan.

A. Lingkup Tugas Editor

Kegiatan editing, pada dasarnya dapat dilakukan oleh penulis sendiri. Akan tetapi, dalam dunia

jurnalistik, kegiatan penyuntingan biasa dilakukan oleh seorang editor. Seorang editor harus memiliki

kemampuan yang mumpuni dalam proses editing teks dengan baik. Editor bertanggung jawab atas

kelayakan naskah sebelum dipublikasikan.

Di media masa, editing adalah tugas redaktur, editor, atau penanggung jawab rubrik. Namun dalam

buku ini, sebagai penulis opini kita juga merangkap tugas sebagai editor. Tidak ada salahnya jika kita

73

memiliki kesempatan, hasil editing yang telah dilakukan diperlihatkan kepada orang lain dengan

maksud membantu memeriksa hasil editing naskah.

Aspek yang perlu dilakukan ketika editing:

- membaca teks dengan sebaik-baiknya dan memahaminya;

- memperhatikan unsur kosakata, kalimat, dan makna;

- mengecek kesesuaian kaidah ejaan dan tanda baca yang berlaku;

- memastikan aspek komunikatif bahasa yang digunakan;

- mengecek gaya bahasa yang digunakan

- menerapkan editing yang digunakan (berdasarkan kata, baris, atau paragraf), termasuk simbol

koreksi yang digunakan, dan

- membaca kembali dengan seksama hasil editing

B. Tujuan Editing

Editing bertujuan memperbaiki naskah tulisan sehingga lebih mudah dipahami, tidak ada salah eja atau

salah ketik (typo), juga tidak ada kalimat tidak logis. Selain tujuan ini, ada beberapa tujuan lain dalam

editing yaitu:

1. memperbaiki struktur kalimat yang ruwet agar lebih lancar dan komunikatif;

2. menjaga agar isi naskah dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan visi dan misi redaksi, serta

menarik perhatian pembaca/audience;

3. menyesuaikan naskah dengan gaya media bersangkutan, standar Bahasa serta kelayakan naik

cetak (fit to print) atau dipublikasikan;

4. menghindari masalah hukum maupun masalah pencemaran nama baik;

5. menyeleksi berita bohong;

6. menyeleksi berita yang sudah basi, atau berita yang tidak layak muat;

7. mengoperasionalkan kalimat yang kacau menjadi kalimat yang komunikastif, enak dibaca, benar

dan menarik;

8. menghindari masalah SARA;

9. menghindari kesalahan ejaan, atau salah cetak.

74

C. Fokus Dalam Editing

1. Mengoreksi naskah dan menghindari salah ketik

2. Menjadikan tulisan lebih menarik

3. Mengecek aspek kata, kalimat, dan penggunaan istilah.

4. Memperhatikan pilihan kata dan gaya bahasa

5. Menghindari pemakaian kata yang bermakna konotatif, dan

6. Berorinentasi pada bahasa populer agar mudah dipahami

D. Teknik Editing: Redaksional dan Substansial

1. Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya, di antaranya kekeliruan salah tulis

tentang nama, jabatan, gelar, tanggal peristiwa, nama tempat, alamat, dan sebagainya

2. Memperbaiki kesalahan dalam penggunaan tanda-tanda baca

3. Tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan singkatan, penggunaan gelar, tanda

baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan jenis huruf untuk judul, dan sebagainya

4. Mengetatkan tulisan atau menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia, termasuk

membuang atau memotong (cutting) paragraf yang tidak penting

5. Mengganti kata atau istilah yang tidak memenuhi prinsip ekonomi kata

6. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul (subjudul), di mana

diperlukan

7. Menulis atau menentukan judul dan lead atau teras berita jika dipandang perlu

8. Di beberapa suratkabar, editing juga termasuk menulis caption (keterangan gambar) untuk foto

dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disunting itu.

1. Memperhatikan apakah naskah berita sudah memenuhi nilai-nilai jurnalistik dan kriteria layak

muat —aktual, faktual, penting, dan menarik.

2. Meneliti apakah naskah berita sudah menaati doktrin kejujuran (fairness doctrine) serta asas

keberimbangan (cover both side).

3. Memperhatikan apakah opini, interpretasi, atau penilaian wartawan lebih menonjol daripada

fakta hasil liputan.

4. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dalam sebuah naskah.

5. Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda, dan tulisan yang memuakkan (bad taste).

75

6. Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang umur, taraf hidup, dan gaya hidup para pembaca utama

korannya, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum tersebut.

7. Memperbaiki tulisan opini (artikel) dengan segala upaya tanpa merusak cara penulisnya

menyatakan pendapatnya. Karenanya, redaktur harus membaca lebih dahulu seluruh

cerita/naskah untuk mendapatkan pengertian penuh tentang apa yang berusa dikatakan oleh si

penulis.

8. Menjaga masuknya iklan terselubung sebagai berita. Dengan demikian, editing tidaklah semata-

mata memotong (cutting) naskah agar sesuai atau pas dengan kolom yang tersedia, akan tetapi

juga membuat naskah enak dibaca, menarik, dan tidak mengandung kesalahan faktual. Ia

mengubah redaksional naskah tanpa mengubah makna atau substansinya. Jika perlu, editor

melakukan penulisan ulang (rewriting).

E. Kelengkapan Editor

1. Style Book –buku pedoman gaya bahasa khas media tempat editor bekerja

2. Kamus Bahasa

3. Kamus singkatan (akronim)

4. Peta.

5. Buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.

6. Ensiklopedi.

7. Buku telefon.

8. Buku atau koleksi ucapan atau pepatah terkenal.

9. Daftar di atas adalah kelengkapan dulu (konvensional) sebelum era internet. Kini, editor sangat

mudah cek dan cek ulang ejaan dan kata baku atau kata yang tepat dengan membuka KBBI Online.

10. Untuk cek data, misalnya nama atau jabatan, editor dengan mudah bisa “Googling” atau buka

Wikipedia.

76

BAGIAN 8

KIAT SUKSES NASKAH OPINI DIPUBLIKASIKAN

A. Kiat Kompetensi Penulis Pemula

Dalam menentukan tulisan mana yang akan dimuat, redaktur halaman opini biasanya sangat

memperhatikan nama penulis. Gelar biasanya jadi acuan. Tapi, urusannya lebih pada kompetensi.

Profesor ilmu kedokteran pun akan dianggap tidak kompeten bila dia menulis artikel opini tentang

jembatan layang.

Jabatan publik, misalnya seorang menteri, biasanya juga lebih disukai. Maklum, itu berkaitan dengan

prestise, gengsi. Seorang profesor, atau menteri, tentu tidak mau menulis di media massa dengan

reputasi kurang bagus. Jadi, bila ada profesor atau menteri mengirimkan artikel opini karyanya ke

media tertentu, itu bisa dianggap pengakuan atas reputasi media tersebut.

Pertanyaannya, tentu, bagaimana dengan penulis pemula? Kalau nama demikian diperhitungkan,

penulis pemula pasti tidak kebagian tempat? Jawaban atas pertanyaan itu hampir selalu “ya”.

Tapi, jangan berkecil hati dulu. Selalu ada pengecualian. Bagi penulis pemula, kuncinya adalah

produktivitas, kegigihan, dan orisinalitas. Asal Anda rutin mengirim tulisan ke media tertentu, misalnya

seminggu sekali, dan tulisan Anda menunjukkan tren menbaik dari hari ke hari, redaktur halaman opini

akan terbujuk untuk memuat tulisan Anda, sekalipun kualitas tulisan Anda masih sedikit dibawah

standar media tersebut. Demikian pula, bila tulis Anda terbukti orisinal, belum pernah ditulis orang,

nama umumnya menjadi kurang penting.

B. Kiat Opini dimuat di Media Masa

Ada beberapa syarat agar naskah opini yang ditulis menarik perhatian redaksi media masa, yaitu:

1) topik yang diangkat kekinian (aktual) dan/atau kontroversil;

2) tesis yang diajukan orisinal serta mengandung gagasan baru dan segar (novelty);

3) materi yang dibahas menyangkut kepentingan masyarakat luas (publik);

4) topik atau pokok bahasan yang dianalisis diyakini tidak bertentangan dengan aspek etis,

sosiologis, yuridis, dan ideologis;

5) ditulis dalam bahasa baku yang benar dan baik, lincah, dan segar, mudah dicerna dan ringan

dibaca (komunikatif);

77

6) mencerminkan visi dan sikap penulis sebagai seorang intelektual atau cendekiawan;

7) referensial, menggunakan teori atau fakta-fakta berdasarkan sumber yang terpercaya;

8) singkat, utuh, dan tuntas;

9) memenuhi kebutuhan sekaligus bisa mengikuti selera dan kebijakan redaksional media masa; dan

10) memenuhi kualifikasi teknik-administratif media masa bersangkutan.

C. Kiat Opini Tampil Aktual = Kecepatan

Aktual diartikan berkaitan dengan kejadian dalam masyarakat yang sedang hangat dibicarakan,

misalanya: berkaitan dengan hari besar nasional/internasional/agama, mengulas fenomena dalam

masyarakat, atau menganalisis peristiwa peristiwa yang memberikan dampak dalam kehidupan

masyarakat.

Kiat agar tulisan aktual tersebut di bawah ini.

1. Peristiwa yang diberitakan hari ini di media massa tak jarang langsung muncul artikel opininya di

koran yang sama esok hari. Hal ini berarti si penulis telah mengirimkan tulisannya pada hari yang

sama dengan tanggal pemuatan berita tersebut. Jadi, kalau Anda baru menulis tema itu dua hari

kemudian, kesempatan untuk dimuat hampir pasti nihil. Jadi, kecepatan merespon suatu peristiwa

menentukan dimuat tidaknya artikel opini.

2. Aktualitas juga berhubungan dengan kompetensi dan referensi. Kunci untuk memilikinya adalah

dengan banyak membaca dan mengamati. Misalnya: seseorang yang menguasai bidang kesehatan

masyarakat, akan dengan mudah menulis artikel opini saat terjadi peristiwa pandemi suatu

penyakit.

3. Banyak membaca. Dengan telah membaca banyak buku, artikel ilmiah, dan tulisan-tulian lain,

tahap mengumpulkan referensi bisa dilalui. Sebab, penulis sudah punya referensi itu. Jadi, saat

muncul peristiwa yang jadi perbincangan (tema aktual), bisa langsung menulisnya.

D. Kiat Menghindari Dosa Besar Penulis

Sebagai penulis opini, kita wajib menghindari beberapa larangan berikut ini.

1. Mengirimkan tulisan di dua media

78

Kalau sampai terjadi artikelnya muncul di dua penerbitan pada hari yang sama, amat mungkin

penulis akan di blacklist dua penerbitan tersebut hingga jangka waktu yang cukup panjang.

Karena itu, sebaiknya cabut dulu tulisan yang sudah dkirimkan ke surat kabar tertentu sebelum

mengirimkannya ke surat kabar lain. Kalau itu sudah dilakukan, bukan salah penulis bila masih

terjadi pemuatan di dua media berbeda.

2. Tidak mencantumkan sumber yang dikutip.

Hal ini merupakan permasalahan etika yang sering diabaikan penulis pemula. Barankali penulis

menganggap lebih hebat bila kutipan dari orang lain dianggap sebagai idenya. Padahal, sebuah

artikel tanpa referensi justru dianggap kurang bernilai. Jika ketahuan beberapa ide dalam tulisan

tersebut telah lebih dulu diungkapkan orang lain, maka kredibilitas penulis pasti menurun drastis.

3. Menjiplak tulisan orang lain.

Hal ini bisa dibilang ini dosa terbesar bagi penulis jenis apapun. Jika sampai tulisan penulis itu

dimuat di salah satu media masa, kemudian ada pihak yang menunjukkan bahwa tulisan tersebut

menjiplak hasil karya orang lain, hampir pasti dia akan di-black list selamanya di media tersebut.

E. Kiat Singkat Menulis Opini yang Baik

1. Gunakan kalimat pendek/sederhana

Kalimat yang pendek dan sederhana akan lebih mudah dipahami oleh pembaca dan tidak

membuatnya bosan. Sedangkan kalimat yang panjang memiliki kemungkinan lebih sulit dipahami

oleh pembaca.

2. Gunakan kata-kata umum

Seorang penuis opini hendaknya memahami pembacanya, sehingga perlu menghindari

penggunaan istilah-istilah teknis atau ilmiah yang kurang dipahami oleh publik. Penggunaan kata-

kata umum yang mudah dipahami akan membuat pembaca nyaman menyimak opini yang kita tulis.

3. Hindari kata-kata yang tidak perlu

Menulis opini bukan menulis prosa dengan untaian kata-kata indah yang berputar-putar. Menulis

opini merupakan kegiatan mengulas suatu peristiwa sehingga perlu dilakukan dengan cara yang

sederhana dan menghindari penggunaan kata atau kalimat yang tidak perlu.

4. Gunakan variasi kata (perkaya kosa kata)

79

Penggunaan kosa kata diperlukan untuk menghindari pengulangan kata yang memiliki makna

sama. Misalnya: untuk dengan bagi, adalah dengan merupakan, dll.

5. Gunakan kalimat aktif

Kalimat aktif biasanya menyampaikan makna dari sebuah fenomena atau peristiwa secara lugas

dan tidak berbelit. Hal ini lebih cocok bagi penulisan artikel di media massa. Ciri kalimat aktif

biasanya subjek atau agen menjadi fokus dari kalimat. Kalimat aktif biasanya menggunakan awalan

me-. Contoh: Jumlah penyintas pandemi Covid-19 meningkat secara drastis.

6. Gunakan gaya bertutur (write the way you talk)

Mengulas permasalah dengan menggunakan gaya bertutur (story telling) lebih digemari dan

mudah dicerna oleh para pembaca. Hal ini disebabkan karena pembaca seolah diajak berbicara

atau bercerita.

7. Gunakan istilah.

Penggunaan istilah tertentu yang berfungsi memperhalus atau mempertegas suatu kalimat dapat

dipakai dalam penulisan opini. Contoh: situasi memburuk untuk memperhalus permusuhan atau

pertetangan.

8. Kenali karakter pembaca

Sebagai penulis opini kita perlu mengenali karakter pembaca. Caranya adalah dengan mengetahui

segmen pembaca dari media massa yang kita gunakan untuk menayangkan tulisan kita. Misalnya:

pembaca media Republika berbeda dengan Pos Kota. Pengenalan karakter pembaca ini bertujuan

untuk menyesuaikan artikel yang akan dibuat, misalnya dari gaya bahasa, penggunaan isilah, tema

pembahasan, dan lainnya.

9. Menulis untuk mengekpresikan sesuatu, bukan memprovokasi

Perlu diingat bahwa menulis opini merupakan upaya penulis untuk melakukan telaah terhadap

suatu peritiwa, kemudian memberikan gagasan atau pendapat yang dapat memperbaiki kondisi

fenomena yang sedang dibahas. Gagasan yang disampaikan penulis boleh dikatakan sebuah saran

dan tidak ada kekuatan yang memaksa pendapat penulis harus dilaksanakan. Contoh: Sebaiknya

Pemerintah melihat kondisi di lapangan secara detail sebelum memutuskan sebuah kebijakan

(lebih baik). Pemerintah harus menetapkan kebijakan lockdown agar pandemi segera selesai

(sebaiknya dihindari).

80

BAGIAN 9

PENGIRIMAN ARTIKEL KE MEDIA MASSA

A. Ketentuan Umum

Artikel yang akan dikirim ke media massa sebaiknya memenuhi kriteria di bawah ini.

1) Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan

rangkuman pendapat/buku orang lain.

2) Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk Blog, dan juga tidak dikirim

bersamaan ke media atau penerbitan lain.

3) Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang actual, relevan, dan menjadi persoalan

dalam masyarakat.

4) Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komuninas

tertentu, karena media masa adalah media umum dan bukan majalah vak atau jurnal dari

disiplin tertentu.

5) Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya,

pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.

6) Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu

masalah atau fenomena.

7) Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah

ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda

atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.

8) Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.

9) Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup singkat (termasuk nomor telepon / HP), pass foto,

nama bank dan nomor rekening.

B. Alamat Email Redaktur Opini Beberapa Media Cetak di Indonesia

Berikut ini adalah alamat email beberapa redaktur media massa.

• Harian “Kompas”

[email protected]; [email protected]; [email protected]

• Harian “Koran Tempo”

81

[email protected] ; [email protected]

• Harian “Republika”

[email protected]

• Harian “The Jakarta Post”

[email protected]; [email protected]; [email protected];

[email protected]; [email protected]

• Harian “Suara Karya”

[email protected]

• Harian “Media Indonesia”

[email protected]

• Harian “Bisnis Indonesia”

[email protected]

• Harian “Seputar Indonesia”

[email protected] : [email protected]

[email protected] ; [email protected]

• Harian “Suara Pembaruan”

[email protected]

• Harian “Lampu Merah”

[email protected]

• Harian “Modal”

[email protected]

• Harian “Terbit”

[email protected]

• Harian “Warta Kota”

[email protected]

• Harian “Metro Bandung”

[email protected]

• Harian “Pikiran Rakyat”

[email protected]

• Harian “Harian Banten”

[email protected]

• Harian “Solo Pos”

82

[email protected]

• Harian “Suara Merdeka”

[email protected] ; [email protected]

• Harian “Wawasan”

[email protected]

• Harian “Kedaulatan Rakyat”

[email protected]

• Harian “Malang Pos”

[email protected]

• Harian “Jawa Pos”

[email protected] ; [email protected]

• Harian “Radar Bogor”

[email protected]

• Harian “Radar Cirebon”

[email protected]

• Harian “Radar Semarang”

[email protected]

• Harian “Radar Sorong”

[email protected]

• Harian “Pikiran Rakyat”

[email protected]

• Harian “Nusa”

[email protected]

• Harian “Kupang Pos”

[email protected]

C. Alamat Email Redaktur Opini Beberapa Media Daring di Indonesia

Media Online merupakan media yang hanya terbit secara daring (online) dan tidak ada

versi cetaknya. Beberapa alamat media daring tersebut di bawah ini:

• Detik.com

83

[email protected]

• Vivanews.com

[email protected]

• Inilah.com

[email protected]

• Okezone.com

[email protected]

Contoh mengirim tulisan ke harian Kompas dan Jawa Pos

1. Harian Kompas

a. Panjang artikel: antara 800 s.d 1000 kata

b. Alamat email: [email protected], [email protected], [email protected]

c. Honor artikel: sekitar Rp 1 (satu) juta

d. Agar dimuat : selain yang disebut dalam tips umum di atas:

(1). ikuti gaya tulisan opini di kompas;

(2). Topik opini bersifat aktual. Yang dimaksud aktual adalah sebagai respons/komentar

dari peristiwa yang baru saja terjadi, khususnya yang menjadi bahasan di Tajuk

Rencana/Editorial koran tersebut atau sebagai refleksi dari hari besar nasional dan

internasional.

2. Harian Jawa Pos

a. Panjang artikel: 850 kata

b. Alamat email: [email protected]

c. Honor artikel: Rp 750.000 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)

d. Agar dimuat: Agar dimuat : selain yang disebut dalam tips umum di atas,

(1). Ikuti gaya tulisan opini di kompas;

(2). Topik opini bersifat aktual. Yang dimaksud aktual adalah sebagai respons/komentar

dari peristiwa yang baru saja terjadi, khususnya yang menjadi bahasan di Tajuk

Rencana/Editorial koran tersebut atau sebagai refleksi dari hari besar nasional dan

internasional.

84

D. Daftar media online lain yang menerima tulisan dan berhonor adalah

Alamat situs

ideide.id

janang.id

gogirl.id

apajake.id

dnk.id

alif.id

berdikaribook.red

kurungbuka.com

nusantaranews.com

jejakpublisher.com

roemahcikal.com

malangvoice.com

simalaba.net

cendananews.com

cadik.co

buruan.co

balairungpress.com

bacapetra.co

satupena.id

hot.detik.com

Menulis itu seperti naik sepeda. Ribuan kali membaca teori naik sepeda, kita tidak akan pernah bisa

mengendarai kalau tidak pernah mencoba.

Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/kapan-saat-yang-tepat-mengajarkan-anak-main-sepeda

Jadi, menulislah. Itu satu-satunya cara belajar menulis.

SELAMAT MENULIS!

85

DAFTAR PUSTAKA

Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Swantoro. P.2002. Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi Satu. Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia.

Silberman, M.L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Boston: Allyn Bacon.

DePorter, B. dan Hernacki, M. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

L. Rivers, William et, All. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.

Buzan, Tony. 2008. Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hakim, M. Arief. 2005. Kiat menulis Artikel di Media; Dari Pemula Sampai Mahir (Edisi Revisi). Bandung:

Penerbit Nuansa Cendikia.

Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Bandar Lampung: UM Lampung Pres.

Isnawijayani. 2019. Menulis Berita di Media Massa dan Produksi Feature. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gunawan, Wawan. 2008. Tips Trik Menulis Artikel. Bandung: Harmax Publishing.

Website

http://writing2.richmond.edu/writing/wweb/journalism/types.html diunggah pada tanggal 30

September 2020 pukul 10:37

86

LAMPIRAN

Versi artikel asli:

Sukuk Tabungan: Instrumen Investasi Inklusif

Oleh: Eri Hariyanto, pegawai Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan*)

1. Konsistensi Pengembangan Pasar Sukuk Negara

Dalam waktu dekat, pemerintah kembali akan mengeluarkan instrumen investasi baru untuk investor

individu Warga Negara Indonesia yaitu Sukuk Tabungan. Instrumen investasi ini mirip dengan Sukuk

Negara Ritel yang telah terbit sebelumnya, yaitu memberikan imbal hasil tetap (fixed) dan imbal hasil

dibayarkan secara periodik setiap bulan. Disebut sebagai Sukuk Tabungan karena instrumen investasi ini

bisa menjadi sarana menyimpan dana masyarakat secara aman dan nyaman, sekaligus berinvestasi.

Pemerintah selaku penerbit berharap masyarakat dapat lebih lama menyimpan dananya sehingga

merasakan manfaat investasi berupa imbalan yang kompetitif dari pemerintah. Agar investasi masyarakat

tersebut bisa bertahan lebih lama, maka Sukuk Tabungan didesain non-tradeable (tidak dapat

diperdagangkan). Dengan begitu investor tidak dapat mencairkan investasinya setiap saat dengan cara

menjual kepada pihak lain. Namun demikian, pemerintah memberikan opsi kepada investor sehingga

dapat mencairkan pokok investasinya lebih awal (early redemption) dengan mengikuti ketentuan yang

ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai ilustrasi, A berinvestasi pada Sukuk Tabungan sebesar Rp 10 juta.

Lama investasi (tenor) yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 2 tahun dengan opsi early redemption 1

87

tahun sebesar maksimal 50% dari nilai investasi. Hal ini berarti bahwa A berinvestasi di Sukuk Tabungan

selama 2 tahun, tanpa bisa diperdagangkan atau dipindahnamakan sampai jatuh tempo. Dalam hal

diperlukan, A dapat mengambil opsi early redemtion yaitu dengan cara mencairkan investasinya ketika

telah berumur 1 tahun, dengan nilai maksimal yang dapat dicairkan sebesar 50% atau sebesar Rp 5 juta.

Bagi pemerintah, penerbitan Sukuk Tabungan selain dijadikan sebagai sarana pemenuhan target defisit

APBN juga dijadikan sebagai sarana pengembangan dan pendalaman pasar Sukuk Negara (SBSN).

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah melakukan upaya diversifikasi investor untuk mengembangkan

pasar SBSN baik itu investor domestik maupun asing, juga investor institusi (korporasi) maupun ritel.

Khusus untuk investor ritel, pemerintah telah menerbitkan Sukuk Negara Ritel yang telah memasuki seri

ke delapan (SR-008). Penerbitan Sukuk Negara Ritel telah mencatatkan sukses baik dari sisi kontribusi

terhadap pembiayaan defisit APBN maupun dari pencapaian target investor. Namun demikian,

pemerintah melihat sisi-sisi yang dapat lebih dikembangkan dari penerbitan instrumen investasi untuk

investor ritel dengan melihat catatan-catatan dari penerbitan Sukuk Negara Ritel. Beberapa catatan

tersebut diantaranya adalah investor Sukuk Negara Ritel ternyata masyarakat Indonesia dengan

kemampuan ekonomi menengah ke atas. Hal ini terbukti dari data penerbitan SR-008 bahwa mayoritas

investornya (37,7%) berinvestasi pada kisaran 100 juta hingga 600 juta rupiah. Mayoritas investor tersebut

berprofesi sebagai wiraswasta atau pegawai dari institusi swasta.

Dengan demikian, sebetulnya pasar Sukuk Negara dapat lebih dikembangkan lagi terutama untuk investor

ritel yang nilai investasinya di bawah 100 juta rupiah. Selain itu, berdasarkan masukan masyarakat melalui

sosialisasi Sukuk Negara yang dihimpun oleh Direktorat Pembiayaan Syariah, banyak sekali calon investor

individu yang mengharapkan agar nilai investasi terendah pada Sukuk Negara Ritel dapat diturunkan

sehingga dapat lebih terjangkau oleh para investor pemula. Sedangkan berdasarkan pengamatan penulis,

investor pemula dan investor dengan nilai investasi yang relatif kecil cenderung untuk melakukan hold to

maturity atau menahan investasinya sampai dengan jatuh tempo. Karakteristik investor tersebut, tentu

sangat sesuai untuk berinvestasi pada Sukuk Tabungan.

2. Instrumen Investasi Inklusif

Sebuah instrumen investasi dapat dikatakan inklusif apabila instrumen investasi tersebut dapat

mengikutsertakan semua orang dari berbagai lapisan untuk berkontribusi karena minimnya hambatan

baik bersifat administratif maupun ekonomi. Sukuk Tabungan yang akan diterbitkan oleh pemerintah

dalam waktu dekat diharapkan dapat memenuhi kriteria inklusifitas tersebut. Dari sisi administratif,

persyaratan untuk berinvestasi pada Sukuk Tabungan adalah Warga Negara Indonesia yang dibuktikan

dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Persyaratan ini tentu dengan mudah dapat dipenuhi karena setiap

warga negara resmi tentu mempunyai KTP. Sedangkan dari sisi ekonomi, pemerintah berencana membuat

nilai investasi terendah dari Sukuk Tabungan ini jauh dibawah Sukuk Negara Ritel yaitu hanya sebesar 2

juta rupiah (Sukuk Negara Ritel minimal investasi 5 juta rupiah). Nilai investasi tersebut, diharapkan akan

lebih banyak menjangkau kalangan masyarakat dan memenuhi nilai ekonomis terendah suatu investasi

(apabila lebih rendah, hasil investasi tidak dapat menutup biaya administrasi).

Rencananya Sukuk Tabungan masih akan menggunakan selling agents (agen penjual) yang sama dengan

Sukuk Negara Ritel yaitu perbankan dan perusahaan sekuritas. Dalam rangka meningkatkan peran Sukuk

Tabungan sebagai instrumen investasi yang inklusif dan merubah pola dari saving oriented society ke

investmen oriented society, maka perlu dipikirkan untuk membuat channel distribution/selling agents

yang bisa menjangkau kalangan masyarakat yang lebih luas dan lebih mudah. Bila mengutip data dari

88

TechiAsia, disebutkan bahwa saat ini pengguna smartphone di Indonesia telah mencapai 55 juta orang.

Pemerintah sebenarnya dapat memanfaatkan hal tersebut untuk keperluan sosialisasi, maupun

mempermudah masyarakat untuk melakukan investasi (web base investment) seperti halnya internet

banking yang telah dilaksanakan dunia perbankan. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula untuk dapat

menerbitkan instrumen ini secara periodik sehingga lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk

berinvestasi.

Perubahan pola masyarakat menuju investment oriented society sebaiknya juga diikuti dengan edukasi

untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa dalam setiap investasi selain memperoleh manfaat

juga selalu ada risiko yang mengikuti bahkan untuk investasi yang bersifat zero risk seperti Sukuk Negara

atau Surat Utang Negara. Dalam hal Sukuk Tabungan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh

masyarakat sebagai calon investor, yaitu:

1. Risiko Likuiditas (liqudity risk). Sukuk Tabungan merupakan instrumen yang tidak diperdagangkan

sehingga investor yang berinvestasi pada instrumen ini tidak dapat menguangkan investasinya

dengan menjualnya di pasar sekunder. Akibatnya, apabila investor membutuhkan likuiditas harus

menunggu saat pencairan lebih awal (early redemption) atau pada waktu investasi jatuh tempo

(maturity date).

2. Risiko Perubahan Tingkat Bunga (interest rate risk). Sukuk Tabungan merupakan instrumen

investasi yang memberikan imbalan tetap (fixed return) dan tidak dapat diperdagangkan atau

dipindahtangankan, apabila terjadi perubahan kondisi ekonomi makro yang menyebabkan

perubahan suku bunga yang dijadikan acuan(misal: tingkat suku bunga SBI), yang diikiuti dengan

perubahan imbalan instrumen investasi, maka investor Sukuk Tabungan akan kehilangan

kesempatan untuk menganti instrumen investasi dengan tingkat imbalan yang lebih menarik.

Banyak pihak berharap agar masyarakat dapat lebih banyak berkontribusi pada instrumen investasi yang

diterbitkan oleh pemerintah, seperti Sukuk Negara. Seperti diketahui bahwa dana yang dihimpun dari

masyarakat melalui Sukuk Negara, termasuk Sukuk Tabunga, dipergunakan untuk memperbanyak

pembangunan infrastruktur yang memberikan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi.

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja

89

Versi Artikel Asli:

SBN sebagai Instrumen Repatriasi Dana Tax Amnesty

Oleh: Eri Hariyanto, pegawai Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan*)

Kebijakan Tax Amnesty (TA/pengampunan pajak) merupakan terobosan strategis untuk

memperoleh tambahan penerimaan negara di tengah lesunya perkonomian global. Beberapa analis

ekonomi menilai bahwa kondisi perekonomian global pada tahun 2016 tidak berbeda jauh dengan tahun

2015, dimana negara-negara yang memiliki porsi Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar dunia sekaligus

mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat, Zona Eropa, Tiongkok dan Jepang, masih dilanda

kelesuan ekonomi. Negara-negara tersebut diprediksikan masih mengalami perlambatan pertumbuhan

ekonomi pada tahun 2016.

Kondisi ini tentu akan berpengaruh terhadap potensi penerimaan negara yang bersumber dari

komoditi seperti minyak, gas dan sumber daya alam lainnya. Seperti diketahui bahwa penerimaan negara

yang bersumber dari pajak, bagi hasil dan royalti minyak dan gas mencapai seperempat dari total

90

penerimaan negara. Penurunan pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia tentu

menyebabkan berkurangnya impor komoditi dari Indonesia dan penurunan penerimaan negara.

Sehingga, banyak sekali pihak yang berharap agar TA menjadi angin segar bagi penerimaan negara dan

pertumbuhan ekonomi. TA adalah upaya Pemerintah untuk membawa para partisan potensial ke dalam

sistem perpajakan nasional bersamaan dengan aset yang dimiliki, sehingga selain menambah penerimaan

pajak diharapkan juga menambah likuiditas dalam negeri.

Berdasarkan data Global Financial Integrity tahun 2015 disebutkan bahwa sebenarnya dana warga

Indonesia tercatat di luar negeri sebesar Rp3.147 triliun. Dana-dana tersebut biasanya ‘diparkir’ di wilayah

yang menetapkan pajak sangat kecil atau bebas pajak (tax haven countries). Namun dari total dana

tersebut hanya 60 persen yang bisa masuk TA. Hal ini disebabkan karena sekitar 30 persen terkait dengan

tindak pidana narkoba, human trafficking, dan terorisme, dan 10 persen lainnya termasuk dalam tindak

korupsi. Apabila TA dapat diimplementasikan, dana yang dapat “dibawa pulang” diperkirakan sebesar

Rp560 triliun, hal ini berarti potensi tambahan penerimaan negara sebesar Rp60 triliun. Selain keuntungan

berupa penerimaan negara, repatriasi dana tersebut akan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar

0,3% dan nilai tukar rupiah akan menguat Rp120/dolar AS.

Sebagai syarat untuk memperoleh pengampunan pajak, dana tersebut harus dibawa masuk ke

Indonesia serta diinvestasikan dalam berbagai instrumen baik keuangan maupun sektor riil minimal dalam

waktu 3 tahun. Tentu pemerintah harus menyiapkan berbagai instrumen agar dana yang masuk tersebut

dapat bertahan lebih lama dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih banyak. Pemerintah dapat

mengarahkan dana-dana tersebut pada bidang investasi langsung yang sangat diperlukan misalnya

investasi di bidang energi, transportasi, pariwisata atau properti. Selain itu pemerintah dapat pula

mengarahkan dana-dana tersebut untuk diinvestasikan pada instrumen keuangan seperti deposito,

saham, atau obligasi yang diterbitkan oleh BUMN. Melihat potensi dana repatriasi yang cukup besar,

timbul harapan dana tersebut akan menambah likuiditas sehingga pembiayaan ke sektor riil menjadi lebih

murah dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya agar dana-dana tersebut dapat bermanfaat dari sisi fiskal, pemerintah dapat

mengarahkannya untuk diinvestasikan pada Surat Berharga Negara (SBN) baik Surat Utang Negara (SUN)

maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi Rupiah maupun valuta asing (misalnya

US Dollar). Dengan melimpahnya dana yang tersedia diharapkan dapat menekan imbalan (bunga) SBN

yang diberikan, sehingga Pemerintah dapat menerbitkan SBN dengan biaya yang lebih murah.

91

Masing-masing instrumen SBN tersebut memiliki keunggulan, bila diinvestasikan dalam SUN maka

pemerintah mempunyai fleksibilitas menggunakan dana tersebut untuk berbagai jenis belanja di dalam

APBN baik belanja pegawai, belanja modal, belanja barang, dll. Selain itu, Pemerintah dapat pula

mengarahkan dana tersebut untuk diinvestasikan pada pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh

pemerintah melalui SBSN atau Sukuk Negara. Seperti diketahui bahwa saat ini mayoritas Sukuk Negara

yang diterbitkan oleh Pemerintah digunakan untuk pembiayaan berbagai proyek pemerintah. Agar

semakin banyak dana yang terserap melalui Sukuk Negara, tentu Pemerintah harus menyiapkan sebanyak

mungkin proyek infrastruktur yang dapat dijadikan underlying asset. Untuk menyiapkan hal ini, tentu

membutuhkan koordinasi yang erat baik internal Kementerian Keuangan maupun unit eksternal seperti

Bappenas.

Di samping berbagai keuntungan yang akan diperoleh dengan masuknya dana repatriasi tersebut,

Pemerintah juga perlu mempertimbangkan berbagai langkah untuk mengantisipasi risiko. Diantaranya

adalah dengan memberikan pilihan SBN dalam berbagai tenor dan tingkat imbalan yang menyesuaikan

dengan panjangnya tenor. Diversifikasi tenor SBN ini bertujuan agar dana repatriasi dapat bertahan lebih

lama dan menghindari penarikan dana dalam waktu yang sama. Terjadinya penarikan dana dalam waktu

yang sama tentu akan meningkatkan risiko pembiayaan kembali (refinancing risk) yang menyebabkan

pembayaran utang lama dengan menerbitkan utang baru berbiaya lebih besar.

Selain itu, dengan diversifikasi tenor juga dapat menghidarkan risiko pasar (market risk) akibat

pembalikan dana secara bersamaan yang menyebabkan tekanan harga SBN di pasar sekunder. Perlu lebih

diwaspadai apabila dana tersebut kembali ke luar negeri karena dapat menyebabkan tekanan terhadap

nilai tukar rupiah dan mengurangi cadangan devisa. Akhirnya, potensi dana repatriasi merupakan peluang

bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun Pemerintah perlu menerapkan

kebijakan yang sangat prudent agar moment tersebut tidak menjadi bumerang bagi perekonomian.

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis

bekerja

92

Reputasi Sukuk Global Indonesia

Oleh: Eri Hariyanto, pegawai Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko*)

Ekonomi syariah, sebagai sistem ekonomi jalan tengah antara sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, saat

ini telah menunjukkan perkembangannya secara global. Perkembangan ekonomi syariah bukan lagi secara

sporadic di wilayah-wilayah yang di dominasi oleh negara berpenduduk mayoritas muslim seperti

kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara, namun telah menjadi perkembangan yang

mendunia. Diantara implementasi praktik ekonomi syariah, perkembangan keuangan syariah menjadi

motor penggerak ekonomi syariah yang menghubungkan antara sektor keuangan dan sektor riil.

Meskipun praktik keuangan syariah berdasarkan kaidah-kaidah muamalah dalam hukum Islam, namun

keuangan syariah dapat dipraktikkan oleh seluruh pelaku ekonomi dunia. Sistem keuangan syariah saat

ini telah menjadi alternatif pilihan untuk mengembangkan ekonomi yang lebih berkeadilan dan

berkesinambungan.

Salah satu indikasi meningkatnya pengembangan praktik keuangan syariah global yaitu semakin

bertambahnya lembaga-lembaga keuangan syariah seperti bank, asuransi, reksadana dan dana pensiun

yang didirikan. Selain itu semakin berkembang pula instrumen-instrumen keuangan syariah seperti sukuk,

deposito, tabungan, instrumen hedging dan lain-lain. Melihat potensi pertumbuhannya di masa yang akan

datang, saat ini telah banyak negara yang mengumumkan dirinya sebagai hub keuangan syariah di

kawasan tertentu untuk menarik dana-dana dari potensial investor. Diantara negara-negara tersebut

93

adalah United Kingdom untuk kawasan Eropa, United Arab Emirates untuk kawasan Timur Tengah dan

Nigeria untuk kawasan Afrika.

Salah satu instrumen keuangan syariah yang saat ini tengah berkembang pesat adalah sukuk.

Sukuk sebenarnya merupakan instrumen keuangan yang telah lama dikenal oleh masyarakat muslim pada

abad pertengahan, dalam bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari

perdagangan dan kegiatan komersil lainnya (Huda dan Nasution, 2007:122). Kebangkitan penggunaan

sukuk seiring dengan tumbuhnya industri keuangan syariah dalam dua dekade terakhir. Sukuk menjadi

solusi keuangan inovatif bagi para pihak yang membutuhkan pembiayaan dan investasi. Saat ini sukuk

telah diterbitkan oleh negara-negara yang bukan berpenduduk mayoritas muslim seperti United Kingdom,

Saxony Anhalt (Jerman), Jepang, dll. Sampai dengan awal bulan Oktober 2015 nilai sovereign sukuk (sukuk

pemerintah) yang telah diterbitkan mencapai USD 37,31 miliar.

I. Reputasi Sukuk Global Indonesia

Pemerintah memandang bahwa perkembangan keuangan syariah global merupakan peluang untuk

menghubungkan investor global dengan sektor keuangan dan riil domestik. Selain itu, perkembangan

keuangan syariah merupakan kesempatan bagi pemerintah untuk menyediakan instrumen-instrumen

keuangan yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan syariah domestik maupun global agar dapat

mengembangkan investasinya. Di sisi lain dana yang dimiliki oleh lembaga keuangan syariah tersebut

dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari pengelolaan pembiayaan APBN. Sehingga penerbitan instrumen

investasi berbasis syariah tersebut menjadi simbiosis mutualis yang memberikan keuntungan bagi pemilik

dana maupun pemerintah.

Untuk memanfaatkan perkembangan keuangan syariah global tersebut, sejak tahun 2009 pemerintah

secara rutin telah menerbitkan instrumen investasi bagi institusi keuangan syariah global yang disebut

Sukuk Negara Indonesia (SNI) atau Sukuk Global Indonesia. Penerbitan Sukuk Global juga merupakan salah

satu upaya untuk melakukan diversifikasi sumber-sumber pembiayaan APBN. Selain itu, penerbitan Sukuk

Negara di pasar internasional dipandang lebih efisien bila dibandingkan dengan penerbitan domestik. Hal

tersebut dapat dilihat dengan membandingkan nilai imbal hasil yang diberikan Sukuk Global dengan Sukuk

Negara yang diterbitkan di pasar domestik dengan tenor sama. Berdasarkan data yang ada, terdapat

perbedaan selisih imbal hasil pada kisaran 300 s.d. 500 basis points (3-5 persen).

Penerbitan Sukuk Global juga mendapat sambutan yang sangat baik dari para investor. Hal tersebut

terlihat dari minat investor yang sangat tinggi setiap penerbitan Sukuk Global sehingga selalu mengalami

kelebihan permintaan (over subscribed). Selain itu, dari sisi distribusi geografi investor Sukuk Global juga

menyebar di seluruh dunia. Dalam penerbitan Sukuk Global seri SNI 25 yang diterbitkan pada tahun 2015,

41% investor berasal dari Timur Tengah kemudian disusul Amerika Serikat 21%, Eropa 16%, Asia 12% dan

Indonesia 10%. Berdasarkan sebaran investor terseut dapat diambil kesimpulan bahwa Sukuk Global

Indonesia diterima oleh investor global baik dari sisi hukum posistif maupun dari sisi hukum syariah.

Konsistensi pengembangan pasar Sukuk Negara mulai membuahkan hasil. Di pasar keuangan syariah

internasional, Indonesia telah diakui sebagai issuer sukuk yang terpercaya. Berdasarkan data dari

Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR, pada bulan Juni 2015 Indonesia menduduki peringkat kedua di

dunia dalam jumlah penerbitan Global Sukuk. Posisi Indonesia berada di atas Malaysia dan di bawah Uni

Arab Emirate sebagai penerbit Sukuk terbesar. Jika dihitung berdasarkan outstanding (Sukuk yang belum

jatuh tempo), maka Indonesia adalah penerbit Global Sukuk terbesar di dunia, di atas Malaysia dan Uni

94

Arab Emirate. Kepercayaan dunia internasional kepada Sukuk Negara tidak terlepas dari kebijakan

Pemerintah yang sangat berhati-hati (prudent) dalam mengelola utang serta kebijakan fiskal dan ekonomi

makro. Tantangan Sukuk Global Indonesia

Penerbitan Sukuk Global Indonesia saat ini telah menjadi success story bagi pengelolaan pembiayaan di

Indonesia. Sampai tahun 2015, Pemerintah telah enam kali menerbitkan Global Sukuk secara sukses.

Namun, dalam kondisi ekonomi global yang penuh dengan dinamika, pemerintah perlu mewaspadai

berbagai kondisi agar tidak menjadi gangguan bagi pengelolaan Sukuk Global. Berbagai kondisi yang perlu

mendapat perhatian diantaranya adalah:

a. Pasar keuangan global

Dalam sistem ekonomi terbuka saat ini, kondisi perekonomian global saling berkaitan yang menimbulkan

berbagai dinamika. Kekuatan negara-negara adi daya seperti: China dan Amerika Serikat sangat

mempengaruhi kondisi perekonomian global. Berbagai kebijakan atau ekspektasi kondisi perekonomian

yang terjadi di negara-negara tersebut dapat berdampak terhadap instabilitas perekonomian negara-

negara di dunia dan menuntut adanya penyesuaian agar terjadi keseimbangan. Sebagai contoh: kondisi

perekonomian Amerika Serikat yang mulai membaik dan ditandai dengan meningkatnya inflasi,

menimbulkan ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika (the Fed rate) untuk

mengurangi laju inflasi. Ekspektasi tersebut biasanya menimbulkan instabilitas perekonomian dunia.

Kenaikan suku bunga acuan akan mempengaruhi permintaan yield obligasi atau imbalan sukuk yang akan

diterbitkan di pasar perdana dan harga obligasi/sukuk di pasar sekunder. Sebagai mana disampaikan

Rudiyanto (2012), bahwa apabila yield Obligasi diekspektasikan akan naik, maka harga obligasi akan turun,

dan sebaliknya apabila yield obligasi diekspektasikan akan naik, maka harga obligasi akan naik.

Sukuk Global tidak terlepas dari risiko pasar yang terjadi. Kondisi perekonomian yang sedang memburuk

akan meningkatkan risiko berinvestasi sehingga investor meminta yield yang lebih tinggi pada saat

penerbitan Sukuk Global di pasar perdana. Permintaan yield yang tinggi juga akan menurunkan harga

sukuk di pasar sekunder. Penurunan harga Sukuk Global di pasar sekunder ini menuntut pemerintah untuk

melakukan penetrasi pasar agar harga sukuk tidak semakin turun. Apabila harga dibiarkan semakin turun,

maka akan semakin banyak investor yang menjual sukuk. Hal ini akan menjatuhkan kredibilitas dan

menyulitkan pemerintah untuk melakukan penerbitan selanjutnya. Kondisi ini dapat menyebabkan biaya

tinggi dalam memperoleh dana untuk pembiayaan APBN dan mengganggu pencapaian target penerbitan

Sukuk Global.

b. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain

Dengan rezim nilai tukar mengambang dan integrasi perekonomian dunia, maka

penerbitan Sukuk Global menjadi rentan terhadap risiko mata uang yaitu risiko penurunan nilai tukar mata

uang rupiah terhadap mata uang negara lain. Krugman (2000) menyebutkan, bahwa depresiasi nilai tukar

yang tajam membuat utang (kewajiban) luar negeri menjadi berlipat-lipat dalam waktu singkat dan

memperburuk neraca keuangan di dalam negeri. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

dapat menjadi tekanan bagi APBN, terutama ketika Sukuk Global yang diterbitkan memasuki masa jatuh

tempo pada saat mata uang rupiah mengalami pelemahan. Kondisi ini menyebabkan pemerintah harus

menyediakan dana yang lebih banyak untuk membeli kembali Sukuk Global yang telah jatuh tempo.

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja

95

Biodata Penulis

Penulis lahir di Yogyakarta, 1 September

1973. Berkarir di Kementerian

Keuangan sejak tahun 1995. Setelah

berpindah-pindah dalam jabatan

struktural, sejak tahun 2018 penulis

bekerja di Pusat Pendidikan dan Latihan

Keuangan Umum, Badan Pendidikan dan

Latihan Keuangan (BPPK), Kementerian

Keuangan RI sebagai Widyaiswara Ahli

Madya.

Riwayat pendidikan penulis adalah Program Diploma III Keuangan/STAN, S1 di Fakultas

Ekonomi Univesitas Mahasaraswati Denpasar, dan S2 di Magister Administrasi Publik (MAP)

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Selain sebagai pegawai di Kementerian Keuangan, diluar jam kedinasan penulis juga menjadi

dosen di Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) dan

Institut Agama Islam TAZKIA Bogor. Penulis juga tergabung sebagai anggota Ikatan Ahli

Ekonomi Islam (IAEI) dan Ikatan Profesi Widyaiswara Indonesia (IPWI).

Saat ini penulis aktif mengirimkan artikel untul jurnal, majalah ilmiah, koran nasional,

maupun website instansi di mana penulis bekerja. Penulis juga merupakan Redaktur Majalah

Edukasi Keuangan, BPPK.

Buku yang pernah diterbitkan oleh penulis yaitu:

1. Mengenal Sukuk Negara Instrumen Pembiayaan APBN dan Sarana Investasi

Masyarakat (2017)

2. Evaluasi Kebijakan Penerbitan Sukuk Negara sebagai Instrumen Pembiayaan APBN

(2017)

3. Potensi Penerapan Lindung Nilai Syariah Terhadap Sukuk Negara (2017)

4. Mewaspadai Terulangnya Krisis Ekonomi dan Upaya Pencegahannya (2018)

5. Paradigma Baru Komunikasi Pemerintah Di Era Revolusi Indutri 4.0, Memetik

Pelajaran dari Strategi Komunikasi Utang Pemerintah (2019)

6. Kebijakan Fiskal Dinamis, bersama Ali Said (2019)

96