Upload
sri-darmayanti
View
54
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
analisis penelitian dalam menentukan suatu hubungan antara dua atau lebih variabel dapat menggunakan uji beda dua mean, yaitu dengan menggunakan uji-t dan uji Anova.
Citation preview
Mata Ajar Manajemen dan Analisis Data
UJI BEDA DUA MEAN
Sri Darmayanti, 1106089022
Uji beda dua mean merupakan analisis bivariat hubungan dua variabel. Variabel
yang dianalisis dapat berupa kategorik dengan numerik atau kategorik dengan kategorik. Uji
beda dua mean yang menganalisis dua data menggunakan uji-t, sedangkan uji Anova
digunakan untuk menganalisis beda lebih dari dua mean. Uji-t dibagi menjadi dua jenis, yaitu
uji-t independen dan uji-t dependen. Jenis analisis yang digunakan ditentukan oleh asal data
yang ada. Uji-t independen digunakan pada data yang berasal dari dua kelompok independen.
Uji-t dependen digunakan pada data yang berasal dari dua kelompok dependen/pasangan.
Kelompok dikatakan independen apabila data kelompok satu tidak dipengaruhi atau tidak
tergantung oleh data kelompok dua, dengan kata lain, dua data berasal dari kelompok yang
berbeda. Sebaliknya, suatu kelompok data dikatakan dependen apabila dua kelompok data
yang akan dianalisis memiliki ketergantungan, misalnya menganalisis hubungan antara satu
kelompok sebelum dan sesudah diberi intervensi.
1. Uji-t independen
Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui perbedaan mean dua kelompok dengan data
independen. Syarat yang harus dipenuhi antara lain:
a. Distribusi data normal/simetris
b. Kedua kelompok data independen
c. Variabel yang dihubungkan berbentuk kategorik dan numerik.
Prinsip pengujian dua mean adalah melihat perbedaan variasi pada kelompok data. Karena
varian kedua kelompok data berpengaruh pada nilai standar eror, dalam pengujian
diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Informasi
tersebut dapat diperoleh dengan melakukan uji homogenitas varian. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
F=S1
2
S22
df1 = n1 – 1 dan df2 = n2 – 2
Ket:
S1 atau S2 = standar deviasi sampel kelompok 1 atau 2
Pada uji ini, varian yang lebih besar menjadi pembilang dan varian yang lebih kecil
menjadi penyebut.
1) Uji untuk varian sama
Karena biasanya nilai standar deviasi populasi (σ) sulit diketahui, maka uji beda dua
mean biasanya menggunakan uji-t. Untuk varian yang sama maka rumus ujinya adalah
sebagai berikut:
T=X 1−X2
S p √( 1n1 )+( 1
n2 )
Sp2=
(n1−1 ) S12+( n2−1 ) S2
2
n1−n2−2
df = n1 – n2 – 2
Ket:
n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 atau 2
2) Uji untuk varian berbeda
T=X1−X2
√( S12
n1)+( S2
2
n2)
Sp2=
[( S12
n1)+( S2
2
n2)]
2
[( S12
n1)
2
+( n1−1 )]+[( S22
n2)
2
+(n2−1 ) ]Pada SPSS, untuk melakukan analisis uji-t independen adalah sebagai berikut:
Contoh: akan dilakukan analisis apakah ada perbedaan kadar Hb antara ibu yang menyusui
eksklusif dengan ibu yang menyusui tidak eksklusif. Misal nama file adalah ASI.sav,
denganvariabel Hb1.
1) Aktifkan SPSS, buka file ASI.sav
2) Dari menu utama, pilih menu Analyze => Compare Means => Independent-samples T
Test.
3) Pada kotak dialog tampak di dalamnya ada kotak Test variable(s) (masukkan variabel
numerik di sini) dan Grouping Variable (masukkan variabel kategorik di sini)
4) Klik “Hb1” dan masukkan ke kotak Test variables
5) Klik variabel “eksklu” dan masukkan ke kotak Grouping variable
6) Klik “Define Group”, akan nampak kotak isian dimana kita diminta untuk mengisi kode
variabel “menyusui” ke dalam kedua kotak. Pada contoh ini, kita tahu bahwa “0” kode
untuk yang tidak eksklusif, dan “1” untuk kode yang eksklusif. Jadi ketiklah 0 pada
Group 1 dan 1 pada Group 2
7) Klik Continue
8) Klik OK untuk menjalankan prosedur perintah.
2. Uji-t dependen
Tujuan analisis ini adalah untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data
dependen. Syarat dilakukan uji ini adalah:
a. Distribusi data normal
b. Kedua kelompok data dependen/berpasangan
c. Jenis variabel data kategorik dan numerik
Formulanya adalah sebagai berikut:
T= dS¿d /√n
Ket:
d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
S_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2.
Contoh penggunaan pada program SPSS:
Kasus: akan dilakukan uji beda mean kadar Hb antara kadar Hb pada pengukuran pertama
dan kadar Hb pada pengukuran kedua, untuk dilihat apakah ada perbedaannya, dengan
responden yang sama (misal nama file adalah ASI.sav). Langkah-langkahnya:
1) Bukalah file ASI.sav
2) Pilih menu Analyze pada menu bar dan pilih sub menu Compare Means, pilih Paired-
Samples T Test
3) Akan muncul kotak dialog, dimana kita diminta memasukkan variabel yang akan
dianalisis ke dalam kotak Paired Variables.
4) Klik hb1
5) Klik hb2
6) Klik tanda panah sehingga kedua variabel masuk ke kotak Paired Variables
7) Klik OK, maka hasil akan muncul.
3. Uji Anova
Sesuai penjelasan sebelumnya, uji Anova digunakan untuk menganalisis beda lebih dari
dua mean. Ini artinya, terdapat lebih dari 2 kelompok data yang akan dianalisis. Prinsip uji
Anova adalah melakukan telaah variabilitas data menjadi dua sumber variasi, yaitu variasi
dalam kelompok (within) dan variasi antarkelompok (between). Bila nilai perbandingan
kedua varian tersebut adalah 1, maka mean-mean yang dibandingkan tidak memiliki
perbedaan. Namun jika hasil perbandingan menunjukkan nilai >1, mean yang
dibandingkan memiliki perbedaan. Analisis uji Anova terbagi menjadi dua jenis, yaitu
analisis one way dan analisis two way. Asumsi yang harus dipenuhi pada uji Anova
adalah:
a. Varian homogen
b. Sampel/kelompok independen
c. Data berdistribusi normal
d. Jenis data yang dihubungkan adalah numerik dengan kategorik (untuk kategori yang
lebih dari 2 kelompok).
Formula untuk uji Anova adalah sebagai berikut:
F=Sb
2
Sw2
df = k-1 untuk pembilang, k-2 untuk penyebut
Sw2=¿¿
Sb2=n1¿¿
X=n1. X1+n1 . X1+…+nk . X k
N
Ket:
N = jumlah seluruh data
Jika hasil uji Anova menunjukkan ada perbedaan yang bermakna (H0 ditolak), maka
dilakukan analisis multi comparison (Posthoc test) untuk mengetahui kelompok mana saja
yang berbeda mean-nya. Ada beberapa metode untuk melakukan tes ini, seperti
Bonferroni, Honestly Significant Different (HSD), Scheffe, dan lain-lain. Namun
umumnya, yang dipakai adalah metode Bonferroni. Formulanya adalah sebagai berikut:
t ij=X i−X j
Sw2¿¿
df = n – k, dengan α:
α ¿= α
( k2 )
Contoh uji Anova: akan dilakukan analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan
berat badan bayi. Variabel pendidikan merupakan variabel kategorik dengan 4 kategori.
Variabel berat bayi berbentuk numerik (nama file ASI.sav). Langkah-langkahnya:
1) Buka file ASI.sav
2) Pilih menu Analyze, pilih Compare Means, pilih One-Way ANOVA
3) Dari menu One way ANOVA, tampak kotak Dependent List dan kotak Factor perlu
diisi variabel. Kotak Dependent diisi variabel numerik dan kotak Factor diisi variabel
kategorik. Pada contoh ini yang akan menganalisis hubungan antara berat badan bayi
dengan tingkat pendidikan, masukkan variabel berat badan bayi (misal bbbayi) ke kotak
Dependent dan variabel tingkat pendidikan (misal didik) pada kotak Factor
4) Klik tombol options, beri tanda centang pada kotak Descriptive
5) Klik Continue
6) Klik tombol Post Hoc, tandai dengan tanda centang pada kotak Bonferroni
7) Klik Continue
8) Klik OK, maka hasil akan muncul.
Penggunaan program SPSS walaupun mudah namun memerlukan ketelitian,
misalnya dalam memasukkan variabel yang dianalisis. Hasil dari ketiga uji tersebut akan
berupa tabel yang akan menunjukkan variabel yang dianalisis dengan p-value hasil yang
menentukan apakah terdapat perbedaan bermakna atau tidak. Namun, tabel hasil output tidak
boleh langsung dicantumkan pada penjelasan hasil penelitian, melainkan harus disajikan
melalui media penyajian data yang lebih mudah dimengerti oleh pembaca, misalnya tabel.
Selain itu, harus ada penjelasan mengenai hasil analisis dalam tabel tersebut.
Referensi:
Hastono, S. P. (2007). Basic data analysis for health research training: Analisis data
kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Sabri, L., Hastono, S. P. (2014). Statistik kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.